3. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin
yang artinya seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/
kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-
sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Selain itu
pemimpin dapat didefinisikan sebagai orang yang
mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap,
dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain
4. Berpakaian rapi dan sederhana
Mengajar dengan penuh kesungguhan
Bertutur kata dengan lantang, tegas,
lugas dan meyakinkan
Disiplin
Kemampuan menguasai kelas.
Teladan.
5. 1. Pandangan ke masa depan dan
memiliki visi
2. Berkemampuan bekerja keras
3. Tekun , tabah, tak mudah putus asa
4. disiplin
5. Memiliki sikap kepelayanan
6. 1. Idealized influence (pengaruh ideal)
2. Inspirational motivation (motivasi inspirasi).
3. disebut intellectual stimulation (stimulasi
intelektual).
4. Dimensi yang keempat adalah individualized
consideration (konsiderasi individu).
7. 1. Model Kepemimpinan Kontingensi
Fielder
2. Model Kepemimpinan Empat Dimensi
3. Model kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan :
1)Gaya Mendikte (Telling).
2)Gaya Menjual (Selling).
3)Gaya Melibatkan Diri (Participating).
4)Gaya Mendelegasikan (Delegating).
9. Peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang
dalam posisi tertentu. Aspek dinamika dari status (kedudukan)
apabila seseorang atau beberapa orang atau sekelompok orang atau
organisasi yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
jabatanya
Pemimpin adalah seseorang yang mampu untuk beraktifitas,
memimpin, menggerakkan, atau mempengaruhi bawahan,
melakukan koordinasi serta mengambil keputusan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
10. 1. Peran Pemimpin dalam Manajemen Sumber
Daya Manusia
2. Peran Pemimpin Dalam Pengambilan
Keputusan
3. Peran Pemimpin Dalam Pembangunan Tim
4. Peranan kepemimpinan dalam tim
5. Peran Pemimpin Sebagai Pembangkit
Semangat
6. Peran Menyampaikan Informasi
11. 1. Educator
2. Manajer
3. Administrator
4. Supervisor (penyelia)
5. Leader (pemimpin)
6. Pencipta iklim kerja
7. Wirausahawan
13. administrasi pendidikan dalam arti seluas-
luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari
penataan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara produktif.
Tujuan administrasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan kegiatan operasional
kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan
14. Fungsi administrasi pendidikan Ruang lingkup administrasi
Fungsi perencanaan
Fungsi organisasi
Fungsi koordinasi
Fungsi motivasi
Fungsi pengawasan
Administrasi kesiswaan
Administrasi personal
Administrasi kurikulum
Administrasi keuangan
Administrasi pelayanan
khusus
17. Memenuhi keinginan pegawai-pegawai
bawahannya dan selalu memberi keterangan
yang sebaik-baiknya kepada pegawainya.
Mengizinkan pegawainya menggunakan
kebijaksanaan dan putusannya sendiri sebanyak
yang mereka sanggup membuatnya.
Tidak melampaui wewenang dari para ahli dan
selalu mebuka pintu selebar-lebarnya untuk
keperluan konferensi dan pembicaraan dengan
para bawahannya.
18. Supervisi dapat menemukan kegiatan yang
sudah sesuai dengan tujuan
Supervisi dapat menemukan kegiatan yang
belum sesuai dengan tujuan.
Supervisi dapat memberi keterangan tentang
apa yang perlu dibenahi lebih dahulu
(diprioritaskan).
Melalui supervisi dapat diketahui petugas
(guru, kepala sekolah) yang perlu ditatar.
20. Sebagai salah satu dari fungsi
manajemen, pengertian supervisi telah
berkembang secara khusus. Secara umum
yang dimaksud dengan supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian
apabila ditemukan masalah, segera diberikan
petunjuk atau bantuan yang bersifatlangsung
guna mengatasinya (Azwar, 1996).
21. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas
kerja.
Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi
kerja.
23. 1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan
kinerja bawahan, bukan untuk mencari kesalahan.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat
supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga
terjalin kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan,
terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan untuk
lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus
sesuai dengan kebutuhan masing-masing bawahan secara
individu.
6. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu
disesuaikan dengan perkembangan.
24. 1. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi. Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk
staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab
yang jelas.
2. Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan
disupervisi.
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan
supervisi artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik
supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif,
bukan otoriter.
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar
dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan perilaku bawahan yang disupervisi.
25. 1. Pengamatan langsung
a. Sasaran pengamatan.
b. Objektivitas pengamatan.
c. Pendekatan pengamatan.
2. Kerja sama
27. Super berarti diatas
vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti
kegiatan yang dilakukan oleh atasan /
orang yang berposisi diatas, pimpinan –
terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
28. Supervisi pendidikan :
pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan
ke arah perbaikan situasi
pendidikan pada umumnya
dan peningkatan mutu
mengajar dan belajar pada
29. Penelitian (research)
Penilaian (evaluation)
Perbaikan ( improvement )
Pembinaan berupa bimbingan (guidance)→
30. Teknik supervisi Model supervisi
Individual
Kelompok
Pola konvensional
Pola supervisi klinis
31. Perilaku supervisi Program supervisi
Ada dua
kegiatan yang
terdapat
dalam
supervisi,
yaitu kegiatan
pengumpulan
data dan
pembinaan
Perancanaan
organisasi program
evaluasi
alat-alat
33. Modul pembelajaran merupakan satuan program
belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh
siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh
siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional)
(Winkel, 2009:472).
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun
secara sistematis dan menarik yang mencakup isi
materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan
secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan (Anwar, 2010).
34. 1. Modul merupakan unit pengajaran terkecil dan
lengkap.
2. Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang
direncanakan dan sistematik
3. Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan
secara jelas dan spesifik (khusus)
4. Modul memungkinkan siswa belajar sendiri
(independent).
5. Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan
individual dan merupakan salah satu
perwujudan dan pengajaran individual.
35. 1. Dapat belajar sesuai dengan
kesanggupan
dan menurut lamanya waktu yang
digunakan mereka masing-masing.
2. Dapat belajar sesuai dengan cara dan
teknik mereka masing-masing.
3. Memberikan peluang yang luas untuk
memperbaiki kesalahan dengan remedial
dan banyaknya ulangan.
4. Siswa dapat belajar sesuai dengan topik
yang diminati.
36. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip Balikan (feedback)
Prinsip Penguasaan Tuntas (mastery
learning)
Prinsip Remidial
Prinsip motivasi dan kerja sama
Prinsip Pengayaan
38. (Suryaningsih, 2010:31), keuntungan yang
diperoleh dari pembelajaran dengan
penerapan modul adalah sebagai berikut :
Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap
kali mengerjakan tugas pelajaran yang
dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan
kemampuan.
39. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa
mengetahui benar, pada modul yang mana
siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang
mana mereka belum berhasil.
Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu
semester.
Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan
pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
40. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan
bahwa bentuk kegiatan belajar mandiri ini
Mempunyai kekurangan-kekurangan
sebagai berikut :
Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu
yang dibutuhkan
Menentukan disiplin belajar yang tinggi
yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa
pada umumnya dan siswa yang belum
matang pada khususnya.
41. Membutuhkan ketekunan yang lebih
tinggi dari fasilitator untuk terus menerus
memantau proses belajar siswa, memberi
motivasi dan konsultasi secara individu
setiap waktu siswa membutuhkan.
43. Pembelajaran tuntas (mastery learning)adalah pendekatan
dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik
menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi
maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
44. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik
dirumuskan dengan urutan yang hirarkis.
Evaluasi yang digunakan adalah penilaian
acuan patokan, dan setiap kompetensi harus
diberikan feedback,
Pemberian pembelajaran remedial serta
bimbingan yang diperlukan,
Pemberian program pengayaan bagi peserta
didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih
awal. (Gentile & Lalley: 2003)
45. agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh
seluruh siswa. Penerapan konsep pembelajaran tuntas
dalam pembelajaran dapat mempertinggi rata-rata
prestasi siswa dalam belajar dengan memberikan kualitas
pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan serta perhatian
khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang di
tetapkan.
48. Kepala sekolah adalah tenaga
fungsional guru yang diberikan tugas
tambahan untuk memimpin suatu sekolah
di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar atau tempat di mana terjadi
interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
49. a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di
sekolah yang sejenis dengan sekolah yang
dipimpinnya.
c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama
sikap dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi
kepentingan pendidikan.
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas,
terutama mengenai bidang-bidang pengetahuan
pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang
dipimpinnya.
e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan
50. Sepervisi adalah salah satu tugas pokok
dalam administrasi pendidikan bukan hanya
merupakan tugas pekerjaan para inspektur
maupun pengawas saja melainkan juga
tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap
pegawai-pegawai sekolahnya.
51. 1. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada
yang dibimbing dan diawasi harus menimbulkan
dorongan untuk bekerja
2. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan
kenyataan yang sebenarnya (realistis, mudah
dilaksanakan).
3. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada
guru-guru/pegawai sekolah yang disupervisi.
4. Supervisi harus sederhana dan informal dalam
pelaksanaannya.
5. Supervisi harus didasarkan pada hubungan
profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi.
52. 6. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan,
sikap dan mungkin prasangka guru-guru/pegawai
sekolah.
7. Supervisi tidak bersifat mendesa (otoriter), karena
dapat menimbulkan perasaan gelisah atau antisipasi
dari guru-guru/pegawai.
8. Supervisi tidak boleh didasaran atas kekuasaan
pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi.
9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan
kekurangan (ingat bahwa supervisi tidak sama dengan
inspeksi).
10. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan
hasil dan tidak boleh lekas merasa kecewa.
53. 1. Lingkungan masyarakat di mana sekolah
berada.
2. Besar kecilnya sekolah yang menjadi
tanggung jawab kepala sekolah.
3. Tingkatan dan jenis sekolah.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai
yang tersedia.
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu
sendiri.
54. Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru
Membimbing dan mengawasi guru-guru
Menyelenggarakan rapat-rapat dewan guru
Mengadakan kunjungan kelas (class visit) yang teratur
Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru (inter
class visit).
Setiap permulaan tahun ajaran guru diwajibkan
menyusun suatu silabus mata pelajaran.
Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru
mengadakan penilaian cara dan hasil, kerjanya.
Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian
bersama guru-guru mengenai situasi dan kondisi sekolah
56. 1. Menghormati kepribadian orang-seorang;
2. Memperhatikan hak kebebasan orang lain;
3. Kerja sama dengan orang lain;
4. Menggunakan kecakapan-kecakapan mereka untuk
memajukan kesejahteraan umum dan kemajuan sosial;
5. Lebih menghargai penggunaan kecerdasan secara efektif
dalam memecahkan masalah-masalah dari pada
penggunaan kekerasan atau emosi;
6. Menyelediki, menemukan, dan menerima kekurangan-
kekurangan diri sendiri dan berusaha memperbaikinya;
7. Mereka memimpin dan mengikuti sesuai dengan
kesanggupan mereka bagi keungtungan
kelompok/bersama;
57. 8. Memikul tanggung jawab terhadap tercapainya cita-cita
dan tujuan-tujuan bersama dan mendahulukan kewajiban
dari pada hak;
9. Mereka memerintah diri sendiri untuk kebaikan semua;
10. Bersikap toleran;
11. Menghargai musyawarah untuk memperoleh kata
sepakat;
12. Senantiasa berusaha untuk mencapai cara hidup
demokratis yang paling efektif;
13. Berusaha dengan contoh sendiri untuk membimbing
orang-orang lain supaya hidup secara demokratis,
14. Menyesuaikan diri kepada kondisi-kondisi yang selalu
berubah dan berkembang ke arah perbaikan dan
58. a. Arti dan perlunya orientasi
Bagi guru-guru baru yang mulai menjalankan
tugasnya, ada masa orientasi sangat diperlukan.
Yang dimaksud dengan masa orientasi ialah
suatu kesepakatan yang diberikan kepada
seorang pegawai guru yang baru mulai bekerja,
untuk mengadakan observasi dan berpastisipasi
langsung dengan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan tugasnya sebagai guru di
sekolah itu. Agar waktu yang relatif singkat ia
dapat segera mengenal dan menyesuaiakn diri
dengan lingkungan tempat ia bekerja.
59. Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru-guru baru pada
umumnya dapat di kelompokkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan perumahan/tempat tinggal yang sesuai
atau wajar bagi seorang guru.
2. Memperoleh perkenalan dengan personel sekolah (guru-
guru dan pegawai).
3. Memperoleh pengertian tentang sistem dan tujuan
sekolah.
4. Mengerti tentang peraturan-peraturan dan tata tertib
yang berlaku di sekolah itu.
5. Mengerti dan dapat mengenal masyarakat serta
lingkungan sekitar.
6. Mengenal organisasi-organisasi profesional dan etika
60. b. Tujuan Orientasi
Tujuan orientasi yang terutama ialah
membawa guru baru untuk dapat segera
mengenal situasi dan kondisi serta
kehidupan sekolah pada umumnya, agar
selanjutnya dapat mendorong/memberi
motivasi kepada mereka untuk bekerja lebih
baik dan bergairah.
61. Untuk mencapai tujuan pokok ini maka program orientasi
paling sedikit haruslah berisi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1. Mengenalkan kepada guru-guru baru itu secapat mungkin agar
mereka segera dapat mengenal sistem sekolah dan
masyarakat lingkungan sekolah.
2. Menyediakan bantuan secukupnya agar mereka segera dapat
mengenal dan menyesuaikan diri dengan personel sekolah
(guru-guru dan pegawai).
3. Memberikan bimbingan yang konstruktif dalam
mengembangkan kecakapan-kecakapan mengajar dan sikap-
sikap profesional mereka.
62. C. Kegiatan-Kegiatan Orientasi
1. Bantuan mendapat perumahan/tempat tinggal yang
sesuai
2. Mengenalkan guru baru kepada sistem dan tujuan
sekolah
3. Mengenalkan guru baru kepada kondisi dan situasi
masyarakat lingkungan sekolah
4. Membantu guru baru dalam perkenalan dan
penyesuaiannya terhadp personel sekolah
5. Membantu guru baru dalam usaha memperbaiki dan
mengembangkan kecakapan-kecakapan mengajarnya
6. Membangkitkan sikap-sikap danminat profesional
7. Menyediakan kesemapatan untuk bertukar ide-ide
63. 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya
untuk membentuk manusia pembangunan yang
ber-pancasila.
2. Guru ememiliki kejujuran profesional dalam
menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam
memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah
dan memelihara hubungan dengan orang tua murid
64. 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya
untuk membentuk manusia pembangunan yang
ber-pancasila.
2. Guru ememiliki kejujuran profesional dalam
menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam
memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah
dan memelihara hubungan dengan orang tua murid
65. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di
sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas
untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara
sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja sama
maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan
meningkatkan organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
67. sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan
tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu
berinteraksi dengan lingkungan. Dengan begitu disana kita bisa
belajar bagaimana cara menyikapi diri kita ketika berhadapan
dengan suatu masalah sehingga kita bisa menyelesaikannya.
68. Pengertian Pembagian
Wewenang dan tanggung jawab
sekolah adalah hak dari
organisasi sekolah untuk
memerintah orang lain untuk
melakukan sesuatu di sertai
pertanggung jawaban dari
organisasi sekolah dalam
mengambil keputusan agar
tujuan dapat tercapai.
1.Kepala sekolah
2.Komite sekolah
3.Kepala tatausaha
4. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
5. Wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan
6. Wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana
7.Wakil kepala sekolah bidang HUMAS
8. Koordinator BK
9.Guru
10.SISwa
70. iklim sekolah merupakan suatu
kondisi,dimana keadaan sekolah dan
lingkungannya dalam keadaan yag sangat
aman,nyaman, damai dan menyenangkan
untuk kegiatan belajar mengajar
71. Dimensi hubungan
Dimensi lingkungan fisik
Dimensi Pertumbuhan atau Perkembangan
Pribadi
Dimensi perubahan dan perbaikan sistem
72. Iklim terbuka
Iklim bebas
Iklim terkontrol
Iklim tertutup
Iklim keayahan
Iklim yang familiar
73. 1. Saling memberi informasi, ide, persepsi, dan wawasan.
2. Kerja sama dalam kelompok mereka
3. Membuat para personalia pendidikan khususnya para
pengajar sebagaimasyarakat paguyuban di lembaga
pendidikan.
4. Mengusahakan agar fungsi kepemimpinan dapat
dilakukan secara bergantian,sehingga tiap orang
mendapat kesempatan mengalami sebagai
pemimpinuntuk menunjukkan kemampuannya.
5. Menciptakan jaringan komunikasi yang memajukan
ketergantungan paraanggota satu dengan yang lain.
74. 6. Perlu diciptakan situasi-situasi yang membutuhkan
pengambilan keputusanyang membuat para anggota tertarik
pada kegiatan-kegiatan pengambilankeputusan untuk
kepentingan bersama.
7. Usahakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan menyerupai hidup
dalamkeluarga dan hilangkan situasi tegang.
8. Kalau ada permasalahan, berilah kesempatan orang atau
kelompok yangpaling bertalian dengan masalah itu
menyelesaikan terlebih dahulu
9. Para pegawai yang baru diberi penjelasan tentang bagaimana
mengerjakansesuatu dan menyelesaikan masalah.
10. Wujudkan tindakan dalam setiap kegiatan yang
mnggambarkan bahwalembaga pendidikan adalah milik
setiap warga paguyuban.
75. Lingkungan yang aman, nyaman dan tertib
Ditunjang oleh optimisme dan harapan warga sekolah
Kesehatan sekolah
Kegiatan-kegiatan yang berpusat pada perkembangan
peserta didik
Seperti halnya iklim fisik, suasana kerja yang tenang
dan menyenangkanjuga akan membangkitkan kinerja para
tenaga kependidikan Mulyasa (2004:120).Untuk itu semua
pihak sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja
yangharmonis, serta menciptakan lingkungan sekolah yang
aman dan menyenangkan.
76. Ciri-ciri rapat yang efektif
di sekolah
Dalam hal perencanaan
punya waktu yang rutin, berlangsung dalam waktu yang
paling lama 2 jam
jika mendadak bisa dilakukan sambil berdiri, hanya untuk
menyampaikan hal yang penting
punya agenda yang diberitahu 3 hari sebelumnya, dikirim
lewat email dan tertulis.
meminta secara khusus pada pesertanya jika diminta
membawa sesuatu.
Jika berlangsung lama disiapkan siapa yang akan
menggantikan guru jika punya jadwal mengajar
77. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyelenggaraan rapat
1. Melihat tujuan rapat
2. Mempersiapkan peserta rapat
3. Mempersiapkan ruangan
4. Membuat daftar acara
5. Mempersiapkan bahan rapat
6. Mempersiapkan peralatn rapat
7. Mengirimkan hasil rapat
8. Melakukan pekerjaan2 tindak lanjut
78.
79. Layanan bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang terencana
berdasarkan pengukuran kebutuhan (need
asessment) yang diwujudkan dalam bentuk
program bimbingan dan konseling.
80. layanan dasar bimbingan
layanan responsif
layanan perencanaan individual
layanan dukungan sistem. Keterkaitan
keempat komponen program bimbingan dan
konseling.
81. Fungsi pemahaman
Fungsi preventif
Fungsi pengembangan
Fungsi penyembuhan
Fungsi adaptasi
Fungsi adaptasi
Fungsi perbaikan
Fungsi fasilitasi
Fungsi pemeliharaan
82. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai
dengan minat dan kecakapan anak-anak
Memberi nasihat kepada anak yang akan
berhenti dari sekolahnya
Memberi petunjuk kepada anak-anak yang
melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
83. Pengertian :
Menurut pendapat Hotch dan Costor yang
dikutip oleh Gipson dan Mitcheell (1981)
program yang memberikan layanan khusus
yang dimaksudkan untuk membantu individu
dalam mengadakan penyesuaian diri.
84. 1. Tugas guru dalam layanan bimbingan di
dalam kelas
2. Tugas guru dalam layanan bimbingan di luar
kelas.
85. Sasaran layanan
Berkenaan dengan permasalahan yang
dialami individu
Program pelayanan bimbingan dan konseling
Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
pelayanan
86. 1. Orientasi
2. Informasi
3. Penempatan dan penyaluran
4. Penguasaan konten
5. Konseling perseorangan
6. Bimbingan kelompok
7. Konseling kelompok
8. Konsultasi
9. meditasi
87. 1. Aplikasi instrumentasi
2. Himpunan dana
3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah
5. Tampilan kepustakaan
6. Alih tangan kasus
88. Kepala sekolah
1. Edukator,
2. Manager,
3. Administrator,
4. Supervisor,
5. Leader,
6. Inovator
7. dan Motivator
(EMASLIM).
Wakil kepala
sekolah
Guru mata
pelajaran
Guru BK
Pustakawan
sekolah
89. Pengelola laboratorium
Kepala tata usaha
Urusan kurikulum
Urusan kesiswaan
Urusan sarana dan prasarana
Urusan hubungan masyarakat
90.
91. Hubungan dengan masyarakat bagi suatu
sekolah adalah hubungan dua arah antara
sekolah dengan masyarakat untuk
memusyawarahkan ide-ide dan informasi-
informasi tertentu yang berguna bagi
peningkatan pendidikan
92. Bagi masyarakat:
Tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang
pendidikan lebih mudah diwujudkan.
Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam
pendidikan.
Melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah.
93. Memudahkan memperbaiki pendidikan.
Memperbesar usaha meningkatkan profesi staf.
Konsep masyarakat tentang guru menjadi benar.
Mendapat dukungan moral dari masyarakat.
Memudahkan meminta bantuan dan material dari
masyarakat
Memudahkan pemakaian media pendidikan di
masyarakat.
94. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
Meningkatkan mutu pendidikan disekolah yang
bersangkutan.
Memperlancar proses belajar mengajar.
Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat
yang diperlukan dalam pengembangan dan
pelaksanaan program sekolah.
95. Laporan kepada orang tua murid
Buletin Bulanan
Pameran Sekolah
Kunjungan ke sekolah (“school visitation”)
Kunjungan ke rumah murid (”home visitation”)
Melalui penjelasan oleh staf sekolah
Laporan Tahunan
97. Aktivitas para siswa/kelas atau tingkat kelas.
Aktivitas guru, beberapa guru, atau guru-guru satu
bidang studi.
Kunjungan warga masyarakat atau orangtua siswa
ke sekolah.
Pertemuan dengan kelompok masyarakat yang
menaruh perhatian kepada pendidikan di sekolah.