Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, fungsi, komponen, dan pengembangan kurikulum dalam pendidikan. Secara garis besar, kurikulum merupakan pedoman pembelajaran yang terdiri atas tujuan, materi pelajaran, dan evaluasi yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum memerlukan analisis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan materi, dan pengorganisasian pembelajaran yang sesu
1. NAMA : ATUN ZAITUN AZKIA
KELAS : 2B PENDIDIKAN EKONOMI
NIM : 20080211000
TUGAS : KURIKULUM dan PEMBELAJARAN
Jdl Buku: PENGEMBANGAN KURIKULUM dan
PEMBELAJARAN
Penulis : ASEP HERRY HERMAWAN, DKK.
2. BAB 1
PENGERTIAN DAN FUNGSI KURIKULUM
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang
terjaaadi dalam dunia pendidikan. Dalam pengertian sederhana, kurikulum
dianggap sebagai sejumlah mata pelajaran (subjects) yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh
ijazah, sedangkan dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua
pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi
perkembangan pribadinya.
Menurut Hamid Hasan (1988) sebenarnya kurikulum ini bukanlah
merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukan berbagai
dimensi pengertian. Yang menurut beliau ada empat, keempat dimensi kurikulum
tersebut adalah sebagai berikut:
kurikulum sebagai suatu ide
kurikkkulum sebagai suatu rencana tertulis
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum
kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.
3. IDE
hidden
curriculum
Ideal/potensial
curriculum
RENCANA TERTULIS IMPLEMENTASI HASIL
Actual/real
curriculum
PBM
GAMBAR 1.1
Dimensi kurikulum
4. B. PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu
peran konservatif, perana kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Ketiga peranan
kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat, dan
pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa, kurikulum memiliki
enam fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi
diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan/seleksi, dan fungsi diagnostik.
C. KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem (system), artinya
kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari
beberapa komponen, di mana antara komponen satu dengan komponen lainnya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.
Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu tujuan, isi/materi, strategi
pembelajaran dan evaluasi.
5. a. Tujuan kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan
terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikian suatu tujuan
memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari
suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula
terhadap pemilihan isi/bahan ajar, strategi pembelajaran, media, dan
evaluasi. Bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan
dianggap sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen-
komponen yang lainnya. Tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan di
Indonesia bersifat hierarkis, yang terdiri atas Tujuan Pendidikan
Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan Mata Pelajaran, dan Tujuan
Instruksional (Umum dan Khusus).
b. Isi/materi kurikulum menempati posisi yang penting dan turut
menentukan kwalitas pendidikan. Secara umum isi/materi kurikulum
merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan
keterampilan yang diperlukan oleh siswa.
Strategi pembelajaran merupakan bagian integral dalam pengkajian
tentang kurikulum, berkaitan dengan siasat, cara atau sistem penyampaian
isi kurikulum. Pada dasarnya ada dua jenis strategi pembelajaran, yaitu
yang berorientasi kepada guru, dan yang berorientasi pada siswa.
C. Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan
kurikulum dan menilai proses implementasikurikulum secara keseluruhan.
Hasil evaluasi kurikulum dapat dijadikan umpan balik untuk mengadakan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selain itu, hasil evaluasi dapat
dijadikan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan
6. Refleksi
semua pembelajarang ada dalam lingkungan sekolah sering
disebut sebagai pendidikan formal, karena sudah memiliki
rencana dan rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis
yang tertulis secara sistematis, jelas dan terperinci. Dalam
pelaksanaannya dilakukan pengawasan dan penilaian untuk
mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut. Peranan
kurikulum dalam pendidikan sangat menentukan bagi
tercapainya tujuan pendidikan.
7. BAB II LANDASAN DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum lembaga
pendidikan, baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah. Secara umum terdapat tiga
aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut, yaitu landasan
filosofis, landasan fsikologis, dan landasan sosiologis.
A. landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan
mengembangkan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan. Filsafat ini menjadi landasan
utama bagi landasan lainnya. Perumusan tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya
bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda
akan mempengaruhi dan mendorong aflikasi pengembangan kurikulum yang berbeda
pula. Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan bidang studi, dan tujuan instruksional.
B. Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi/teori belajar
(psychology/theory of learning) dan psikologi perkembangan (development psychology).
Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaiman kurikulum itu disampaikan
kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
C. Landasan sosiologis dijadikan sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan
dalam perkembangan kurikulum karena pendidikan selalu mengandung nilai atau norma
yang berlaku dalam masyarakat. Disamping itu, keberhasilan suatu pendidikan
dipebgaruhi oleh lingkungan kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan
kekayaan budayanya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan / kurikulum. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai produk kebudayaan diperlukan dalam
pengembangan kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia
iptek.
8. Refleksi
setiap kegiatan pengembangan kurikulum pada jenjang manapun
selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan
pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam karena
kurikulum menempati posisi atau kedudukan yang sangat strategis
dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum akan menjadi
penentu bagi proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai
oleh pendidikan. Dengan posisi yang penting itu maka penyusunan
dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, tetapi harus didasarkan kepada berbagai landasan
yang kokoh dan kuat.
9. BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM
(LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM)
A. LANDASAN DAN DIAGNOSIS KEBUTUHAN
langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan mendiagnosis
kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu
kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah
(kebijakan pemerintah). Kebutuhan siswa dapat dianalisis dari aspek-aspek perkembangan
psikologis siswa, tuntutan masyarakat dan dunia kerja dapat dianalisis dari berbagai
kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan masyarakat di masa
yang akan datang, sedangkan harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan-
kebijakan pendidikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Hasil analisis dari
ketiga aspek tersebut kemudian ddiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian kebutuhan
sebagai bahan masukan bagi kegiatan pengembangan tujuan.
B. PERUMUSAN TUJUAN
tujuan-tujuan dalam kurikulum dalam heararki, mulai dari tujuan yang paling umum
sampai kepada yang khusus dan operasional. Tujuan tersebut meliputi: tujuan pendidikan
nasional, institusional, kulikuler dan intruksional. Benyamien S. Bloom dalam taxonomy of
education objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan
psikomotor. Terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara hierarkis. Kognitif
berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual/berfikir, afektif berkenaan dengan
penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat dll. Psikomotor berkenaan dengan
penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik.
10. C. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI
kriteria dalam pemilihan materi kurikulum antara lain:
1. dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
2. dipilih karena dianggap berharga sbgi warisan budaya (positif) dari generasi masa lalu
3. dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu
4. dipilih karena bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, untuk bekal dimasa kini dan
masa yang akan datang
5. dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik (siswa) dan kebutuhan
masyarakat
ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyusun skuens bahan ajar, yaitu skuens
kronologis (urutan kejadian), skuens kausal (sebab-akibat), skuens struktural, skuens logis
dan psikologis, skuens spiral.
Dalam penyusunan sequens, perlu dipertimbangkan beberapa hal sbb:
1. taraf kesulitan materi pelajaran/isi kurikulum
2. apersepsi atau pengalaman masa yang lalu
3. kematangan dan perkembangan siswa
4. minat dan kebutuhab siswa
D. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN PENGALAMAN BELAJAR
cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, serta teknik yang disesuaikan dengan
tujuan dan sifat materi yang akan diberikan. Pengalaman belajar siswa bisa bersumber
dari pengalaman visual, suara , perabaan, dan penciuman. Pengalaman belajar yang dipilih
harus mencakup berbagai kegiatan mental-fisik yang menarik minat siswa, sesuai dengan
tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa untuk belajar aktif dan kreatif.
11. E. PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu
sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi dari hasil yang dicapai.
F. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. prinsip berorientasi pada tujuan berkenaan bahwa setiap komponen yang
dikembangkan harus mengacu pada tujuan
2. prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antar
berbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas
3. prinsip fleksibilitas berkenaan kebebasan/keluesan yang dimiliki guru dalam
mengimplementsikan kurikulum
4. prinsip integritas berkenaan dengan mampu membentuk manusia yang utuh.
REFLEKSI
dalam langkah-langkah pengembangan kurikulum ada banyak hal-hal yang harus
diperhatikan baik itu dengan menganalisis maupun mendiagnosis kebutuhan kurikulum itu
sendiri, yang anantinya disesuaikan dengan perkembangan pembelajaran, supaya
semuanya dapat tersosialisasikan dengan baik, maka pihak-pihak yang terkait dengan
pembuatan kurikulum dan pembelajaran ini harus lebih memahami seperangkat
kebutuhan, tujuan, pemilihan sampai pada alat evaluasi.
12. BAB IV PRAXIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
A. PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
1. tahap pengembangan kurikulum
pengembangan kurikulum dalam tahap makro
pengembangan kurikulum dalam tahap institusi
pengembangan kurikulum dalam tahap mata pelajaran
pengembangan kurikulum dalam tahap program pengajaran
2. keterterapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum biasanya di tulus secaraeksplisit didalam buku atau
dokumen kurikulum sekolah. Implementasi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut
dapat di kaji atau di pelajari dalam keseluruhan isi buku kurikulum tersebut, didalam pelaksanaan
dan evaluasi kurikulum.
3. kualitas keterlibatan unsur-unsur dalam pengembangan kurikulum
keterlibatan administator pendidikan
keterlibatan para ahli
keterlibatan guru
keterlibatan masyarakat
B. PROSES SOSIALISASI DAN PEMBINAAN KURIKULUM
1. sosialisasi kurikulum
sosialisasi kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses pemasyarakatan ide atau gagasan yang
terdapat pada suatu kurikulum terhadap para pelaksana kurikulum, terutama sekali pada tingkat
mata pelajaran. Mekanisme sosialisasi atau pemasyarakatan kurikulum ini biasanya berjenjang, yaitu
dari tingkat nasional ke tingkat propinsi, dari tingkat propinsi ke tingkat kabupaten, dan dari tingkat
kabupaten ke tingkat kecamatan dan sekolah.
13. Apabila digambarkan dalam bentuk bagan maka akan membentuk proses sosialisai sebagai berikut:
MENTERI/DIRJEN
TINGKAT NASIONAL
DIKDAS/PUSKUR
DINAS DIKNAS
TINGKAT PROVINSI
PROVINSI
DINAS DIKNAS
TINGKAT KAB./KOTA
KABUPATEN/KOTA
CABANG DINAS
TINGKAT KECAMATAN
DIKNAS KECAMATAN
KEPALA SEKOLAH
TINGKAT SEKOLAH DAN GURU
PROSES SOSIALISASI KURIKULUM
14. 2. Pembinaan kurikulum
pembinaan kurikulum merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk
menjaga dan mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan sebagaimana seharusnya.
Pembinaan kurikulum mengusahakan pelaksanaan kurikulum sesuai program dan
ketentuan yang telah di tetapkan. Tujuan pembinaan kurikulum adalah agar diperolehnya
pelaksanaan kurikulum yang mantap, serta mem[erkecil atau meniadakan kesenjangan
antara kurikulum ideal dengan aktual.
REFLEKSI
keberhasilan kurikulum itu sangat tergantung kepada bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan atau diimplementasikan. Sebaik apapun kurikulum secara tertulis
itu dirancang (ideal/potentialcurriculum), namun apabila dalam pelaksanaannya
(actual/real curriculum) tidak di dukung oleh berbagai unsur maka kurikulum itu
akan sulit mencapai hasil yang diharapkan.
15. BAB V PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN
A. HAKIKAT PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN
1. HUBUNGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
a. hakikat kurikulum
istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculum yang artinya a running course, or race
course, especially a chariot race course. sehingga pengertian kurikulum itu adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapia suatu gelar atau ijazah.
b. hakikat pembelajaran
pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat
timabal-balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
c. hubungan kurikulum dan pembelajaran
kurikulum sebagai program atau rencana yang dicita-citakan sedangkan pembelajaran sebagai
implementasi dari rencan yang telah ditetapkan. Kurikulum dan pembelajaran merupakn satu
kesatuan, dimana kurikulum berbicara pada tataran konsep, rancangan, desain, sedangkan
pembelajaran berbicara pada tataran implementasi, proses dan aplikasi.
2. PENGERTIAN RENCANA PEMBELAJARAN
rencana pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh
suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
tersbut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta
media atau alat apa yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.
3. KARAKTERISTIK RENCANA PEMBELAJARAN
karakteristik yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun suatu rencan pembelajaran yaitu:
ditujukan untuk siswa belajar
memiliki tahap-tahap
tahap persiapan
16. Tahap pelaksanaan
tahap evaluasi
tahap tindak lanjut
sistematis
pendekatan sistem
didasarkan pada proses belajar manusia
2. LANGKAH-LANGKAH UMUM PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN
langkah-langkah umun dalam pengembangan rencana pembelajaran, yaitu perumusan
tujuan, pengembangan alat evaluasi, perencanaan materi/bahan pelajaran, dan perncanaan kegiatan
pembelajaran. Ada dua format yang sering digunakan dalam pengembangan rencana pembelajaran
yaitu format matriks dan format lajur.
REFLEKSI
pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode dan
evaluasi. Dari keempat komponen-komponen tersebut tujuan yang dijadikan fokusnya
yaitu kepada penembangan, artinya ketiga lainnya harus dikembangkan dengan mengacu
pada komponen-komponen tjuan.
17. BAB VI PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PRINSIP-PRINSIP MERANCANG PENGALAMAN BELAJAR
1. prinsip mengaktifkan siswa
2. prinsip kesesuian
3. prinsip memberikan kepuasan
4. prinsip pengalaman belajar yang sam menimbulkan hasil yang berbeda
5. prinsip variasi pengalaman belajar
B. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MERANCANG KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1. siswa
2. kemampuan guru
3. tujuan pembelajaran
4. sarana dan prasarana
5. materi
C. PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN
1. pra-kegiatan pembelajaran
2. kegiatan awal
3. kegiatan inti
4. kegiatan penutup
D. KOMPONEN-KOMPONEN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. metode mengajar adalah cara menyajikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu
2. media pembelajaran adalah sarana yang dapat membantu proses belajar siswa
3. sumber belajar adalah sumber belajar yang berupa data, orang maupun wujud. Untuk
mempermudah siswa belajar.
18. E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN METODE MENGAJAR
1. tujuan khusus pembelajaran
2. karakteristik materi pelajaran
3. kemampuan guru
4. fasilitas yang tersedia
REFLEKSI
tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil ujian belajar atau kemempuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti waktu pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, tujuan yang harus dirumuskan guru adalah tujan instruksional
khusus TIK atau tujuan pengeimbangi tujuan yang khusus. Maka dari itu seorang
guru harus bisa mengetahui dan memahami tentang kurikulum dan tujuan dari
pembelajaran itu sendiri.