SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
BAB I

                         PENDAHULUAN

I.1   LATAR BELAKANG

I.2   RUMUSAN masalah

I.3   batasan masalah

I.4   tujuan penulisan
BAB II

                                        PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Dewasa( adulthood)

        Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dikatakan masa peralihan
   (transisi) dari masa remaja akhir menuju masa dewasa awal. Pada masa remaja mengira
   bahwa masa dewasa awal banyak enaknya yang berhubungan dengan masa reproduksi,
   beranak dan enak, padahal masa dewasa terdapatnya masalah-masalah yang sehubungan
   dengan soal-soal perkawinan,social, jabatan dan keuangan. maka dari itu anggapan remaja
   tentang masa dewasa itu enak salah besar. pada masa pra dewasa kita harus
   mempersiapkan diri sematang-matangnya untuk menghadapinya.

        Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu
   bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan
   khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud menjelaskan bahwa seseorang dikatakan
   dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku,
   pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.

        Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
   yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
   komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk
   keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang
   lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).

        Hurlock (“Developmental Psychology,”1968) mengatakan bahwa dewasa awal
   dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, disebut sebagai “adult”
   (dewasa) atau “adulthood “ (status dalam keadaan dewasa) yaitu saat perubahan-perubahan
   fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

        Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa
   pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia
   20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
   membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa
   konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat
   ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa
   meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah
   diperoleh.

       Menurut kami, semua orang yang berumur 20-40 tahun sudah dikatakan dewasa, tapi
   dewasa dalam apa yang dipertanyakan. dewasa adalah aktifnya semua fungsi organ dan
   selubung pada manusia untuk melakukan tugas dan kewajiban dengan dasar tanggung
   jawab penuh. ibarat orang yang mau mengendarahi sepeda motor, ada yang harus
   dipersiapkan secara matang begitu juga orang pra dewasa, segalanya harus dipersiapkan.
dari mulai helm ( yang berarti sifat), penutup mulut (cara berbicara), kaca mata (cara
   berpandangan kedepannya), jaket (panglima=sikap, sifat seperti panglima), sarung tangan
   (pengambilan keputusan), celana (kematangan seksualnya, cara melangkah kedepannya),
   kaki dan sepatu (karier,dll), surat-surat ex. STNK dan SIM( pengakuan dari orang lain dan
   masyarakat).

       Definisi masa dewasa dapat dilihat dari sisi dibawah ini:

   a. Sisi Biologis.

        Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian
      kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan)

   b. Sisi psikologis.

         Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau
      kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang
      lain jika menghadapi kegagalan, toleransi dan optimistis.

   c. Sisi pedagogis.

         Suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan :

          Sense of responsibility.
          Prilaku normatif (nilai-nilai agama)

          Memiliki pekerjaan untuk penghidupan.

          Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat.

B. Periode Perkembangan Masa Dewasa.

   1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 18/20 tahun – 40 tahun).

      • Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia
        tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population)
        karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat,olah raga
        cukup,makanan bergizi).
      • Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat
        banyaknya masalah yang dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun
        setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah
        anak, keharmonisan keluarga, dll.

      • Tugas-tugas perkembangan (development task) pada usia ini meliputi : pengamalan
        ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki
        pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola
rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan aktif dalam masyarakat,
        mencari kelompok sosial yang menyenangkan.



C. Karakteristik DEWASA AWAL

                      1. perkembangan fisik
                             a. perkembangan fisik masa dewasa awal

      Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam
   Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:

       1.   Ciri kematangan Psikologis

     b. Berorientasi pada tugas: bukan pada diri atau ego, minat orang matang berorientasi
        pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri
        sendri atau untuk kepentingan pribadi.
     c. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien: seseorang
        yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-
        tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta
        bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
     d. Mengendalikan perasaan pribadi: seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-
        perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaan emosi dalam
        mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan
        dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
     e. Keobjektifan: orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai
        keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
     f. Menerima kritik dan saran: orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
        bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-
        saran orang lain demi peningkatan dirinya.
     g. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi: orang yang matang mau
        memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai
        tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu
        dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain,
        tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
     h. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki
        cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang
        dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan
harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja.
Ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja.



2. Ciri-ciri dewasa awal



  a. Usia reproduktif (Reproductive Age)

          Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan
     membentuk rumah tangga (atau adanya pernikahan). Tetapi masa ini bisa ditunda
     dengan beberapa alasan. misal seseorang belum mau menikah karena ingin
     menyelesaikan pendidikannya atau ingin memulai karir, dan biasanya karena belum
     memiliki pekerjaan tetap (mapan).



  b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)

           Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola
     hidupnya secara individual. yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai
     akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup
     tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan
     kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.

           Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup, mematangkan karir dan
     bertanggungjawab dengan kehidupannya sampai akhir hayat, sedangkan wanita
     muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah
     tangga.

  c. Usia Banyak Masalah (Problem age)

           Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap
     memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
     perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
     persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
     penyesuaian di dalamnya.

  d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)

          Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan
     dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan,
     keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
           yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
           persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses
           atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.

Masa keterasingan sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang
dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok
sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi
semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang
disebut krisis keterasingan (Erikson:34).

f. Masa komitmen

Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin
orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu
tanggungajwab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat
demikian: Jika anda menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat
dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda
mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar
kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”.

g. Masa Ketergantungan

Masa dewasa awal adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut.
Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa
sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk
membiayai pendidikan mereka.

h. Masa perubahan nilai

Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada
kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

i. Masa Kreatif

Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan
kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang
memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi,
ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
kesimpulannya bahwa dewasa awal merupakan usia reproduktif,usia pemantapan
        letak kedudukan dan usia banyak masalah. bahwa suatu masa yang juga memiliki cirri
        adanya ketegangan dalam hal emosi, tidak ada salahnya di ketahui oleh remaja akhir.
        pertama mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi hal emosi dan penyesuaian
        penyasuaian diri yang dituntutnya. kedua dalam masa remaja mereka dapat juga
        mengetahui bahwa orang tua mereka dan kakak mereka yang sedang berada dalam masa
        dewasa awal itu diliputi oleh banyak hal yang menimbulkan ketegangan emosi. dengan
        pengetahuan ini remaja dapatlah menyesuaikan diri.



D. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa.

   1.                      Usia Mahasiswa sebagai Fase Usia Dewasa awal.

        a. Kenniston (Santrock dalam Chusaini, 1995: 73).

          Masa dewasa awal adalah masa muda yang merupakan periode transisi antara masa
          dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan
          pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian ekonomi dan kemandirian
          membuat keputusan.

        b. Lerner (1983 : 554).

          Fase dewasa awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan yang berbeda dengan
          fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase usia untuk membuat suatu
          komitmen pada diri individu.

        c. Erikson (1959, 1963).

          Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan
          menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil serta mampu
          mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut.

          Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991: 247-252) :

          1. Masa pengaturan (mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa),
          2. Usia reproduktif (masa produktif memiliki keturunan),
          3. Masa bermasalah (muncul masalah-masalah baru seperti pernikahan),
          4. Masa ketegangan emosional (pada wilayah baru dgn permasalahan baru),
          5. Masa keterasingan sosial (memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga),
          6. Masa komitmen (menentukan pola hidup dan tanggung jawab baru),
          7. Masa ketergantungan (masih tergantung pada pihak lain),
8. Masa perubahan nilai (orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok
             orang dewasa),
          9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru,
          10.Masa kreatif (masa dewasa awal adalah puncak kreatifitas).

             Fase dewasa awal jika dikaitkan dengan usia mahasiswa pada fase ini
          menunjukkan bahwa peran, tugas dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya
          pencapaian keberhasilan akademik, melainkan mampu menunjukkan perilaku dan
          pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai-nilai secara cerdas dan
          mandiri, yang menunjukkan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
          harapan sosial yang baru sebagai orang dewasa.

2.                         Aspek-aspek Perkembangan Dewasa Awal.

          Aspek-aspek perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase usia
     dewasa awal adalah:

     1.    Perkembangan fisik. Pada fase dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan
           juga penurunan perkembangan individu secara fisik.
     2.    Perkembangan seksualitas. Terjadi sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual
           dan homoseksual.
     3.    Perkembangan kogitif. Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi
           yang baru, berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu.
     4.    Perkembangan karir. Suatu individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus
           menyesuaikan diri dengan peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir.
     5.    Perkembangan sosio-emosional. Menggambarkan hubungan sosial individu dengan
           lingkungannya yang terdiri dari 3 fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan
           hidup mandiri), fase kedua (pasangan baru yang membentuk keluarga baru), dan
           fase ketiga (menjadi keluarga sebagai orang tua dan memiliki anak).

3.                         Perkembangan Intelektual.

     a.    Perkembangan Intelektual Dewasa Awal

           Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
           Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
           operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal
           (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
           memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan
           rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan
           masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat
           universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam
           pekerjaannya dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka
yang bekerja, sambil terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
         pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan
         zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam
         pekerjaan di lingkungan sosialnya. Sementara itu, para ahli (seperti Baltes dan
         Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan ada beberapa tipe
         intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas kognitif
         (cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flex¬ibility], dan
         visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995).

                      1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat
                         dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang
                         diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan.
                         Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif
                         verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka
                         (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning).
                         Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman
                         individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun
                         nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya
                         cenderung bersifat teoretis-praktis (text book thinking).
                      2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me-masuki dan
                         menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang
                         lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas
                         reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan
                         lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah
                         (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis
                         tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan
                         berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
                         pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
                         rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
                         pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat
                         pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
                         berbeda-beda.
                      3. fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi
                         suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit yang
                         memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan,
                         pengamatan, dan keterampilan tangan).
                      4. Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses
                         visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar
                         yang sederhana sampai yang lebih kompleks.

E. Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal.

   Menurut Havigurst (1961:259-265), tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah:

   a. Memilih Pasangan Hidup.
•   Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan menemukan yang cocok, selaras
       dengan kepribadian masing-masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar
       belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing.
   •   Keputusan memilih sampai menentukan pasangan hidup adalah tanggung jawab baik
       pihak laki-laki maupun perempuan dengan pertimbangan dari pihak orang tua, keluarga
       dan bantuan pihak-pihak lain yang dipandang mampu.
   •   Menurut Norman (1992) :

- Pemenuhan kebutuhan merupakan faktor utama dalam memilih pasangan pernikahan, karena
kebutuhan dan sifat individu dapat berlainan satu sama lain, beberapa orang akan lebih memilih
pasangan yang melengkapi dirinya.

- Pernikahan yang dilandasi kebutuhan saling melengkapi terjadi akibat daya tarik lawan jenis
(opposites attract). Akibatnya ada individu dengan peran/figur dominan (memberikan simpati,
cinta dan perlindungan) terhadap pasangannya yang bersifat patuh atau submissive (memperoleh
simpati, cinta dan perlindungan). Peran dominan lazimnya oleh suami dan peran isti bersifat
submissive, apabila yang terjadi kebalikannya maka akan terjadi konflik sosial.

- Dalam suatu pasangan, sifat saling melengkapi tidak menuntut adanya kompromi antarindividu
sebaliknya individu yang karakternya bertentangan dengan pasangannya harus mengadakan
kompromi dengan pasangannya.

- Kebudayaan sangat berpengaruh dalam penentuan pasangan hidup, dimana definisi kebudayaan
melahirkan istilah kriteria ideal dan standar ideal seleksi calon pasangan. Pertama menetapkan
kriteria ideal bagi calon pasangan, jika tidak terpenuhi maka ditetapkan standar ideal pada
individu yang dicintai.

b. Belajar Hidup Dengan Pasangan Nikah.

Pada dasarnya adalah proses menyesuaikan dua kehidupan individu secara bersama-sama dengan
cara belajar menyatakan dan mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti kemarahan,
kebencian, kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan biologis, sehingga seseorang hidup dengan
hangat dan harmonis. Perbedaan latar belakang orang tua dan keluarga harus diperhatikan dalam
proses penyesuaian dan pembelajaran lebih lanjut dalam menempuh keluarga bahagian dan
sejahtera.

c. Memulai Hidup Berkeluarga.

   •   Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan memperoleh banyak
       pengalaman baru yang penting bagi pasangan dan kehidupan keluarga, seperti hubungan
       seksual pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama dan interaksi sosial
       dengan keluarga pasangan.
   •   Dalam tugas perkembangan ini, Havigurst menguraikannya dari berbagai sudut pandang
       sebagai berikut:
1. Sifat tugas.

Memiliki anak pertama dengan sukses merupakan manifestasi keberhasilan pernikahan dan
cenderung ukuran kesuksesan hadirnya anak berikutnya.

2. Dasar biologis.

Melahirkan anak adalah suatu proses biologis, terlebih tugas melahirkan anak pertama
merupakan suatu proses biologis dan psikologis.

3. Dasar psikologis.

Secara psikologis, pria dan wanita memiliki suatu tugas untuk menjadi ayah dan ibu. Tugas ini
akan sulit bagi wanita yang takut atau benci ide mengenai kehamilan, sebaliknya akan mudah
bagi wanita dengan sosok keibuan.

4. Dasar budaya.

Masalah kehamilan pertama merupakan masalah yang muncul secara pandangan budaya bagi
kelompok sosial ekonomi kelas menengah dan kelas bawah dari suatu kelompok budaya tertentu.

5. Implikasi sosial dan pendidikan.

Keberhasilan pada aspek ini memerlukan jenis pengetahuan tertentu bagi suami dan istri, sikap
serta peran dan tanggung jawab yang sepenuhnya dalam kehidupan berkeluarga serta memiliki
keturunan.

d. Memelihara anak.

Hadirnya anak menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab yang lebih besar bagi pasangan
suami istri karena mereka tidak hanya memikirkan lagi kehidupan mereka sendiri, tetapi juga
belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai perkembangan secara optimal.

e. Mengelola rumah tangga.

Kehidupan keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik fisik dan mental yang
bergantung pada kesiapan dan keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai peran, tugas
dan tanggung jawab masing-masing.

f. Mulai bekerja.

Dalam menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal sering menunda mencari calon
pasangan hidup sebelum memperoleh pekerjaan. Berbeda dengan wanita dewasa awal yang
cenderung belum aktif menghadapi tuntutan pekerjaan.

g. Bertanggung jawab sebagai warga negara.
Individu dewasa awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa tanggung jawab bagi kesejahteraan
baik bagi keluarga, tetangga, kelompok masyarakat, sebagai warga negara atau organisasi
politik.

h. Menemukan kelompok sosial yang serasi.

Pernikahan menunjukkan tujuan dan langkah awal menemukan kelompok sosial yang serasi.
Bersama-sama sebagai pasangan mencari teman baru, orang-orang seumur mereka dan dengan
orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu kehidupan sosial jenis baru




Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal

Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri.
Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung
jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah
dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:

a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas

Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang
harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami
kekaburan identitas.

b. Kemandirian vs tidak mandir

c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.

d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)

e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri

Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat
perkembangan. Diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan
tugas-tugas perkembangan, diantranya:

1. Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat
penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman-
pengalaman belajar dan latihan masa lalu.

2. Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola asuh orangtua
yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
3. Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu
diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan.
Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.

4. Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa
awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal
(yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat
dicapai.

Contenu connexe

Tendances

PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasMichelle Rumawir
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidikIg Fandy Jayanto
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyahaqiemisme
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1JsHomeIndustry
 
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaPsikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaAlmazCappucino
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIALutfi Koto
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakHamidah Ibrahim
 
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUTKARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUTNur Arifaizal Basri
 
Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)syarifah irmadani
 
Tahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganTahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganameliaresti
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpNovia Senja
 

Tendances (20)

5. gejolak masa remaja
5. gejolak masa remaja5. gejolak masa remaja
5. gejolak masa remaja
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
 
Masa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosial
Masa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosialMasa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosial
Masa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosial
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnya
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaPsikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anak
 
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUTKARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
 
Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)
 
Masa Remaja
Masa RemajaMasa Remaja
Masa Remaja
 
Tahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganTahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembangan
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
 
Perkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksiPerkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksi
 
Karakteristik siswa sd
Karakteristik siswa sdKarakteristik siswa sd
Karakteristik siswa sd
 

Similaire à Dewasa Awal

TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxYusufLangsa
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualValny Majid
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remajawahyusrisayekti
 
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awalwahyuhidayat330
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaROSIDAKUSFAJARINI
 
9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat 9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat NurIndahS3
 
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptKONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptRasyAlam
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia RidhoRizkiFirmansyah
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1elfachruz
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
PERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptx
PERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptxPERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptx
PERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptxLuckyNugrah
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajafannyariza1
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan dhiancahyani1
 
308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf
308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf
308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdfNyomanSugiartono
 

Similaire à Dewasa Awal (20)

TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
keperawatan keluarga
keperawatan keluargakeperawatan keluarga
keperawatan keluarga
 
Perkembangan Remaja
Perkembangan RemajaPerkembangan Remaja
Perkembangan Remaja
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat 9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat
 
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptKONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
4870228.ppt
4870228.ppt4870228.ppt
4870228.ppt
 
PERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptx
PERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptxPERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptx
PERT 1-X-22 JULI- BERTUMBUH DALAM SEGALA ASPEK.pptx
 
PIO Well being
PIO Well beingPIO Well being
PIO Well being
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
P Si Kologi Remaja
P Si Kologi RemajaP Si Kologi Remaja
P Si Kologi Remaja
 
308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf
308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf
308485056-Askep-Keluarga-dengan-Anak-Remaja.pdf
 

Dewasa Awal

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.2 RUMUSAN masalah I.3 batasan masalah I.4 tujuan penulisan
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Masa Dewasa( adulthood) Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dikatakan masa peralihan (transisi) dari masa remaja akhir menuju masa dewasa awal. Pada masa remaja mengira bahwa masa dewasa awal banyak enaknya yang berhubungan dengan masa reproduksi, beranak dan enak, padahal masa dewasa terdapatnya masalah-masalah yang sehubungan dengan soal-soal perkawinan,social, jabatan dan keuangan. maka dari itu anggapan remaja tentang masa dewasa itu enak salah besar. pada masa pra dewasa kita harus mempersiapkan diri sematang-matangnya untuk menghadapinya. Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud menjelaskan bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari. Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain). Hurlock (“Developmental Psychology,”1968) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, disebut sebagai “adult” (dewasa) atau “adulthood “ (status dalam keadaan dewasa) yaitu saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh. Menurut kami, semua orang yang berumur 20-40 tahun sudah dikatakan dewasa, tapi dewasa dalam apa yang dipertanyakan. dewasa adalah aktifnya semua fungsi organ dan selubung pada manusia untuk melakukan tugas dan kewajiban dengan dasar tanggung jawab penuh. ibarat orang yang mau mengendarahi sepeda motor, ada yang harus dipersiapkan secara matang begitu juga orang pra dewasa, segalanya harus dipersiapkan.
  • 3. dari mulai helm ( yang berarti sifat), penutup mulut (cara berbicara), kaca mata (cara berpandangan kedepannya), jaket (panglima=sikap, sifat seperti panglima), sarung tangan (pengambilan keputusan), celana (kematangan seksualnya, cara melangkah kedepannya), kaki dan sepatu (karier,dll), surat-surat ex. STNK dan SIM( pengakuan dari orang lain dan masyarakat). Definisi masa dewasa dapat dilihat dari sisi dibawah ini: a. Sisi Biologis. Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan) b. Sisi psikologis. Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang lain jika menghadapi kegagalan, toleransi dan optimistis. c. Sisi pedagogis. Suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan :  Sense of responsibility.  Prilaku normatif (nilai-nilai agama)  Memiliki pekerjaan untuk penghidupan.  Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat. B. Periode Perkembangan Masa Dewasa. 1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 18/20 tahun – 40 tahun). • Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population) karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat,olah raga cukup,makanan bergizi). • Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya masalah yang dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll. • Tugas-tugas perkembangan (development task) pada usia ini meliputi : pengamalan ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola
  • 4. rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan aktif dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan. C. Karakteristik DEWASA AWAL 1. perkembangan fisik a. perkembangan fisik masa dewasa awal Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut: 1. Ciri kematangan Psikologis b. Berorientasi pada tugas: bukan pada diri atau ego, minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi. c. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien: seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan- tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya. d. Mengendalikan perasaan pribadi: seseorang yang matang dapat menyetir perasaan- perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaan emosi dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain. e. Keobjektifan: orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan. f. Menerima kritik dan saran: orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran- saran orang lain demi peningkatan dirinya. g. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi: orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya. h. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
  • 5. Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. 2. Ciri-ciri dewasa awal a. Usia reproduktif (Reproductive Age) Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga (atau adanya pernikahan). Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. misal seseorang belum mau menikah karena ingin menyelesaikan pendidikannya atau ingin memulai karir, dan biasanya karena belum memiliki pekerjaan tetap (mapan). b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age) Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola hidupnya secara individual. yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup, mematangkan karir dan bertanggungjawab dengan kehidupannya sampai akhir hayat, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. c. Usia Banyak Masalah (Problem age) Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya. d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension) Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
  • 6. ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan. Masa keterasingan sosial Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis keterasingan (Erikson:34). f. Masa komitmen Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”. g. Masa Ketergantungan Masa dewasa awal adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. h. Masa perubahan nilai Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa. i. Masa Kreatif Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
  • 7. kesimpulannya bahwa dewasa awal merupakan usia reproduktif,usia pemantapan letak kedudukan dan usia banyak masalah. bahwa suatu masa yang juga memiliki cirri adanya ketegangan dalam hal emosi, tidak ada salahnya di ketahui oleh remaja akhir. pertama mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi hal emosi dan penyesuaian penyasuaian diri yang dituntutnya. kedua dalam masa remaja mereka dapat juga mengetahui bahwa orang tua mereka dan kakak mereka yang sedang berada dalam masa dewasa awal itu diliputi oleh banyak hal yang menimbulkan ketegangan emosi. dengan pengetahuan ini remaja dapatlah menyesuaikan diri. D. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa. 1. Usia Mahasiswa sebagai Fase Usia Dewasa awal. a. Kenniston (Santrock dalam Chusaini, 1995: 73). Masa dewasa awal adalah masa muda yang merupakan periode transisi antara masa dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan. b. Lerner (1983 : 554). Fase dewasa awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan yang berbeda dengan fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase usia untuk membuat suatu komitmen pada diri individu. c. Erikson (1959, 1963). Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil serta mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut. Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991: 247-252) : 1. Masa pengaturan (mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa), 2. Usia reproduktif (masa produktif memiliki keturunan), 3. Masa bermasalah (muncul masalah-masalah baru seperti pernikahan), 4. Masa ketegangan emosional (pada wilayah baru dgn permasalahan baru), 5. Masa keterasingan sosial (memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga), 6. Masa komitmen (menentukan pola hidup dan tanggung jawab baru), 7. Masa ketergantungan (masih tergantung pada pihak lain),
  • 8. 8. Masa perubahan nilai (orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa), 9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru, 10.Masa kreatif (masa dewasa awal adalah puncak kreatifitas). Fase dewasa awal jika dikaitkan dengan usia mahasiswa pada fase ini menunjukkan bahwa peran, tugas dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya pencapaian keberhasilan akademik, melainkan mampu menunjukkan perilaku dan pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai-nilai secara cerdas dan mandiri, yang menunjukkan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru sebagai orang dewasa. 2. Aspek-aspek Perkembangan Dewasa Awal. Aspek-aspek perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase usia dewasa awal adalah: 1. Perkembangan fisik. Pada fase dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan juga penurunan perkembangan individu secara fisik. 2. Perkembangan seksualitas. Terjadi sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual dan homoseksual. 3. Perkembangan kogitif. Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi yang baru, berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu. 4. Perkembangan karir. Suatu individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus menyesuaikan diri dengan peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir. 5. Perkembangan sosio-emosional. Menggambarkan hubungan sosial individu dengan lingkungannya yang terdiri dari 3 fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan hidup mandiri), fase kedua (pasangan baru yang membentuk keluarga baru), dan fase ketiga (menjadi keluarga sebagai orang tua dan memiliki anak). 3. Perkembangan Intelektual. a. Perkembangan Intelektual Dewasa Awal Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka
  • 9. yang bekerja, sambil terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya. Sementara itu, para ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan ada beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flex¬ibility], dan visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995). 1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text book thinking). 2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me-masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. 3. fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan, pengamatan, dan keterampilan tangan). 4. Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks. E. Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal. Menurut Havigurst (1961:259-265), tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah: a. Memilih Pasangan Hidup.
  • 10. Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan menemukan yang cocok, selaras dengan kepribadian masing-masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing. • Keputusan memilih sampai menentukan pasangan hidup adalah tanggung jawab baik pihak laki-laki maupun perempuan dengan pertimbangan dari pihak orang tua, keluarga dan bantuan pihak-pihak lain yang dipandang mampu. • Menurut Norman (1992) : - Pemenuhan kebutuhan merupakan faktor utama dalam memilih pasangan pernikahan, karena kebutuhan dan sifat individu dapat berlainan satu sama lain, beberapa orang akan lebih memilih pasangan yang melengkapi dirinya. - Pernikahan yang dilandasi kebutuhan saling melengkapi terjadi akibat daya tarik lawan jenis (opposites attract). Akibatnya ada individu dengan peran/figur dominan (memberikan simpati, cinta dan perlindungan) terhadap pasangannya yang bersifat patuh atau submissive (memperoleh simpati, cinta dan perlindungan). Peran dominan lazimnya oleh suami dan peran isti bersifat submissive, apabila yang terjadi kebalikannya maka akan terjadi konflik sosial. - Dalam suatu pasangan, sifat saling melengkapi tidak menuntut adanya kompromi antarindividu sebaliknya individu yang karakternya bertentangan dengan pasangannya harus mengadakan kompromi dengan pasangannya. - Kebudayaan sangat berpengaruh dalam penentuan pasangan hidup, dimana definisi kebudayaan melahirkan istilah kriteria ideal dan standar ideal seleksi calon pasangan. Pertama menetapkan kriteria ideal bagi calon pasangan, jika tidak terpenuhi maka ditetapkan standar ideal pada individu yang dicintai. b. Belajar Hidup Dengan Pasangan Nikah. Pada dasarnya adalah proses menyesuaikan dua kehidupan individu secara bersama-sama dengan cara belajar menyatakan dan mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti kemarahan, kebencian, kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan biologis, sehingga seseorang hidup dengan hangat dan harmonis. Perbedaan latar belakang orang tua dan keluarga harus diperhatikan dalam proses penyesuaian dan pembelajaran lebih lanjut dalam menempuh keluarga bahagian dan sejahtera. c. Memulai Hidup Berkeluarga. • Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan memperoleh banyak pengalaman baru yang penting bagi pasangan dan kehidupan keluarga, seperti hubungan seksual pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama dan interaksi sosial dengan keluarga pasangan. • Dalam tugas perkembangan ini, Havigurst menguraikannya dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
  • 11. 1. Sifat tugas. Memiliki anak pertama dengan sukses merupakan manifestasi keberhasilan pernikahan dan cenderung ukuran kesuksesan hadirnya anak berikutnya. 2. Dasar biologis. Melahirkan anak adalah suatu proses biologis, terlebih tugas melahirkan anak pertama merupakan suatu proses biologis dan psikologis. 3. Dasar psikologis. Secara psikologis, pria dan wanita memiliki suatu tugas untuk menjadi ayah dan ibu. Tugas ini akan sulit bagi wanita yang takut atau benci ide mengenai kehamilan, sebaliknya akan mudah bagi wanita dengan sosok keibuan. 4. Dasar budaya. Masalah kehamilan pertama merupakan masalah yang muncul secara pandangan budaya bagi kelompok sosial ekonomi kelas menengah dan kelas bawah dari suatu kelompok budaya tertentu. 5. Implikasi sosial dan pendidikan. Keberhasilan pada aspek ini memerlukan jenis pengetahuan tertentu bagi suami dan istri, sikap serta peran dan tanggung jawab yang sepenuhnya dalam kehidupan berkeluarga serta memiliki keturunan. d. Memelihara anak. Hadirnya anak menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab yang lebih besar bagi pasangan suami istri karena mereka tidak hanya memikirkan lagi kehidupan mereka sendiri, tetapi juga belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai perkembangan secara optimal. e. Mengelola rumah tangga. Kehidupan keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik fisik dan mental yang bergantung pada kesiapan dan keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing. f. Mulai bekerja. Dalam menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal sering menunda mencari calon pasangan hidup sebelum memperoleh pekerjaan. Berbeda dengan wanita dewasa awal yang cenderung belum aktif menghadapi tuntutan pekerjaan. g. Bertanggung jawab sebagai warga negara.
  • 12. Individu dewasa awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa tanggung jawab bagi kesejahteraan baik bagi keluarga, tetangga, kelompok masyarakat, sebagai warga negara atau organisasi politik. h. Menemukan kelompok sosial yang serasi. Pernikahan menunjukkan tujuan dan langkah awal menemukan kelompok sosial yang serasi. Bersama-sama sebagai pasangan mencari teman baru, orang-orang seumur mereka dan dengan orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu kehidupan sosial jenis baru Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain: a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas. b. Kemandirian vs tidak mandir c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir. d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah) e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat perkembangan. Diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas perkembangan, diantranya: 1. Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman- pengalaman belajar dan latihan masa lalu. 2. Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
  • 13. 3. Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal. 4. Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.