Dokumen tersebut membahas berbagai teori perkembangan antara lain teori biologis, psikodinamika, lingkungan, kerohanian, empirisme, nativisme, konvergensi, rekapitulasi, kemungkinan berkembang, perkembangan menurut psikologi fenomenologis, interaksionisme, psikologi kognitif, serta behavior dan belajar sosial.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Teori teori psikologi perkembangan
1. DISUSUN OLEH:
SETYA UTAMI (111-11-044)
AHMAD NOOR MUHIB H. (111-11-069)
NURUL FADLILAH (111-11-186)
DADANG KURNIAWAN (111-11-191)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA
TAHUN 2012
2. MACAM-MACAM TEORI
PERKEMBANGAN
teori biologis, psikodinamika, lingkungan,
kerohanian, empirisme, nativisme,
konvergensi, rekapitulasi, kemungkinan
berkembang, perkembangan menurut
psikologi fenomenologis, interaksionisme,
perkembangan menurut pskologi kognitif,
serta behavior dan belajar sosial.
3. TEORI BIOLOGIS
Teori ini menitik beratkan pada pengaruh
bakat,perkembangan tidak secara spontan, dan jika
perkembangan telah maju tidak dapat mundur lagi.
Pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan ikut menetukan sifat dapat terlihat yang
dimiliki organisme dalam periode tertentu ( fenotype ).
Kelemahan teori nampak pada penelitian anak
kembar. Anak kembar identik yang dibesarkan dalam
lingkungan berbeda, mengalami proses perkembangan
yang berbeda pula.
Anak bukan merupakan makhluk relatif, tetapi ia juga
secara aktif mencari dan menemukan kesempatan untuk
mengembangkan pribadinya.
4. TEORI PSIKODINAMIKA
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan
oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif,yakni keteganggan yang ada dalam diri
seseorang itu ikit menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya.
Unsur-unsur yang sangat ditentukan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan
aspek-aspek internal lainya. Para teoritis psikodinamika percaya bahwa perkembangan
merupakan suatu proses aktifdan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-
dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman-
pengalaman sosial dan emosional mereka.
Menurut teori Freud, seorang anak dilahirkan dengan dua macam kekuatan
(energi) biologik : libido dan nafsu mati. Kekuatan atau energi ini menguasai semua
orang atau semua benda yang berarti atau yang penting bagi anak, melalui proses yang
oleh Freud disebutkhatexis, khatexis berarti konsentrasi energi psikis terhadap suatu
obyek atau suatu ide yang spesifik atau terhadap suatu person yang spesifik.
Erikson (1964) meluaskan teori Freud dengan mencoba meletakan hubungan
antara gejala-gejala budaya masyarakat dipihak lain. Erikson juga membagi hidup
manusia dalam fase-fase berdasarkan proses-proses tertentu beserta akibat-akibatnya.
Proses-proses tadi bisa berakibat baik atau tidak baik. Bila berakhir baik dapat
memperlancar perkembangan,bila berakhir tidak baik dapat menghambatnya.
5. TEORI LINGKUNGAN
Dalam kelompok teori yang mementingkan pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan anak termasuk teori-
teori belajar dan teori-teori mengenai sosialisasi yang
bersifat sosiologis. Kedua macam teori ini sebetulnya sama
karena prinsip sosialisasi itu adalah suatu bentuk belajar
sosial. Hal ini juga berlaku bagi enkulturasi, yaitu
memperolehnya pola-pola tingkah laku kulturnya sendiri.
Yang banyak ditulis oleh para anpolog budaya misalnya
Benedict (1934), Kardiner (1945), M. Mead (1953), dll.
Teori ini kurang memperhatikan pengaruh pembawaan
yang juga relative kuat terhadap perkembangan seseorang.
6. TEORI ILMU KEROHANIAN
Menurut pendapat Dilthey (1833-1911) ia
mengemukakan bahwa gejala-gejala psikis seseorang
tidak mungkin dapat diterangkan seperti halnya
dilakukan pada gejala-gejala fisik. Hal itu dapat
dilakukan pada gejala fisiologi seperti misalnya pada
permulaan pemasakan sesuak (pubertas atau
permulaan masa remaja). Pemasakan seksual adalah
suatu gejala psikologis tetapi remaja memberikan
suatu arti dalam keseluruhan struktur psikologinya.
7. TEORI EMPIRISME
Tokoh utama teori empirisme adalah Francis Bacon (Inggris 1632 – 1704).
Pandangan dari teori ini yaitu, saat anak lahir ke dunia, perkembangan
ditentukan karena adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan
pengajaran. Anak yang lahir dianggap dalam kondisi kosong, putih bersih
seperti meja lilin ( tabularasa ) ,maka pengalaman ( empiris ) anaklah yang
menentukan corak dan bentuk perkembangan jiwa anak. Dengan demikian
menurut teori ini, pendidikan atau pengajaran anak pasti berhasil dalam
usahanya membentuk teori lain seperti :
Teori Optimisme ( pedagogis optimisme ),alasanya karena teori ini sangat
yakin dan optimis akan keberhasilan upaya pendidikan dalam membina
kepribadian anak.
Teori yang berorientasi pada lingkungan ( enviromentalisme ) , dinamakan
demikian karena lingkungan lebih banyak menentukan corak perkembangan
anak.
Teori Tabularasa, karena peham ini mengibaratkan anak lahir dalam kondisi
putih bersih seperti meja lilin ( tabula/table = meja ;rasa = lilin ).
8. TEORI NATIVISME
Teori nativisme mengemukakan bahwa anak yang lahir
telah dilengkapi pembawaan bakat alami. Dan
pembawaan (nativus=pembawaan) inilah yang akan
menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh
lain dari luar tidak akan mampu mengubah pembawaan
anak. Dengan demikian maka pendidikan bagi anak akan
sia-sia dan tidak perlu dihiraukan.
Istilah lain dari aliran ini disebut dengan :
Teori pesimisme (pedagogis – pesimistis ), karena teori ini
menolak pengaruh luar.
Teori bioogisme,disebabkan menitikberatkan pada faktor
biologis, faktor keturunsn (genetic) dan konstitusi atau
keadaan psikolofisik yang dibawa sejak lahir.
9. TEORI KONVERGENSI
Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih
banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling
menopang, yakni faktor bakat dan pengaruh
lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan seolah-
olah memadu, bertemu dalam satu titik. Di sini dapat
dipahami bahwa kepribadian seorang anak akan
terbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu
pendidikan (pengalaman) yang baik serta ditopang
oleh bakat yang merupakan pembawaan lahir.
10. TEORI REKAPITULASI
Rekapitulasi berarti ulangan, maksudnya bahwa perkembangan jiwa anak adalah
merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia.
Disimpulkan bahwaseorang manusia akan mengalami tingkatan masa sebagai
berkut :
Masa berburu (merampok) sampai umur kurang lebih 8 tahun,contohnya menangkap
binatang,bermain panah,dll.
Masa menggembala kurang ebih 8-10 tahun, seorang anak senang memelihara
binatang,ikan,kambing,dll.
Masa bertani krang lebih 10-12 tahun, suka berkebun, memelihara dan menanam
tanaman,bunga,dll.
Masa berdagang kurang lebih 12-14 tahun,gemar bermain pasar-pasaran,tukar menukar
perangko,tukar gambar,dll.
Masa industri 14 tahun keatas, anak mulai mencoba berkarya sendiri,membuat mainan
dll.
Pernyataan terkenal dari teori ini adalah “Onogenese Recapitulatie Philogenese”
(perkembangan satu Mkhluk Adalah mengulangi perkembangan seluruhnya). Sponsor
utama teori ini adalah Hackel (1834-1919) dan diikuti oleh Stanley Hall (1846-1926).
11. TEORI KEMUNGKINAN
BERKEMBANG
Teori ini berlandaskan pada alasan-alasan :
Anak adalah makhluk manusia yang hidup.
Waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya,
sehingga ia membutuhkan perlindungan.
Dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang
bersifat pasif (menerima) dan aktif (eksplorasi).
Yang menyampaikan teori ini adalah Dr. M.J.
Langeveld salah seorang ilmuwan dari Belanda.
12. Teori Perkembangan Menurut
Fenomenolofis
Keutamaan dari Fenomenologis adalah bahwa setiap
pelajaran harus meaningful bagi manusia dan
kemanusiaan, karena manusia adalah makhluk social di
samping juga sebagai makhluk individual. Materi
pendidikan yang baik adalah yang sebanyak-banyaknya
memiliki fungsi pengembangan proses sosialisasi anak,
sehingga proses belajar itu tidak bersifat individual saja,
melainkan juga harus berlangsung secara kompak. Sebab
secara kodrati manusia membutuhkan bantuan atau
pertolongan orang lain. Karena itu dengan belajar
kelompok, anak akan saling bantu dan saling tolong-
menolong. Selanjutnya, untuk mengembangkan
kemampuan eksplorasi pada anak, ia harus diberi
kesempatan untuk bekerja mandiri.
13. Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku
anak ditentukan oleh adanya dialektif dengan
lingkungannya. Maksud perkembangan kognitif
seorang anak bukan merupakan perkembangan yang
wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya.
Pengaruh datang dari pengalaman dalam
berinteraksi budaya serta dari penamaan nilai-niai
lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu
diharapkan mencapai suatubstadium yang disebut
ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi pada diri anak.
14. Teori Perkembangan Menurut
Psikologi Kognitif
Teori ini lebih menitikberatkan pada proses kognisi atau
proses menta seseorang juga pada proses aktivitas internal
manusia. Aktivitas manusia menurut psikoogi kognitif
adalah suatu proses mental yang berkaitan dengan
thinking (berfikir) dan memori (ingatan). Teori ini bisa
disebut dengan “information processing theory” karena
proses mental ini berkaitan dengan bagaimana manusia
memproses informasi yang masukm ke dalam jaringan
pikiran dan ingatan untuk selanjutnya direproduksi
kembali.
Perkembangan psikis manusia adalah perkembangan
kognisi atau pikir. Karenanya, kemasakan seseorang
ditentukan oleh kognusnya.
15. Teori Behavior dan Belajar Sosial
Behavior (perilaku) adalah kegiatan organisme yang
dapat diamati dan yang bersifat umum mengenai otot-
otot dan kelenjar-kelenjar sekresi eksternal
sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian
tubuh atau pada pengeluaran air mata, keringat. Di
luat tradisi behavioral, berkembang kayakinan bahwa
perkembangan adalah perilaku yang dapat diamati,
yang dipelajari melalui pengalaman dan lingkungan.
Mempunyai 3 versi: Pavlov dan Kondisioning Klasik
B. F. Skinner dan kondisioning Operant
Bandura dan Teori Belajar Sosial