SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
MAKALAH PROSES PEMBENTUKAN
(METAL FORMING)
Disusun oleh:
1. Muhammad Luthfi (15)
2. Muhammad Adi Sofyan (14)
3. Faizal Ridho ()
4. Bena Aldiyansah ()
PROGRAM TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat danhidayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.Adapun tujuan penulisanlaporan ini
untuk memenuhi sebagian prasyarat dalam tugas mata kuliah Teknik
Bahan. Di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri
Semarang. Disampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
dan permohonan maaf atas segala kesalahan kepada semua pihak, semoga
amal baik kita senantiasa di terima AllahSWT dan kita senantiasa
memperoleh rahmat, perlindungan serta ridho dari AllahSWT. Amiin
PENDAHULUAN
Misalkan Saudara bekerja di industri manufaktur logam, di mana Saudara diminta
untuk mendisain suatu proses pembentukan logam, baik primer maupun sekunder,
seperti pengerolan (rolling), penempaan (forging), ekstursi (extursion), penarikan
(drawing).
Sebagai seorang insinyur, salah satu pekerjaan yang harus Saudara lakukan adalah
menentukan atau memilih kapasitas mesin (energi, gaya, torsi) serta perkakas dan
peralatan yang akan digunakan untuk proses tersebut. Untuk dapat menentukan
kedua hal tersebut, Saudara perlu memprediksi berapa beban eksternal yang
diperlukan agar logam dapat mulai mengalir dan terdeformasi plastis serta
bagaimana distribusi tegangan dan regangan pada permukaan benda kerja maupun
perkakas. Dengan kata lain, di dalam mendisain proses pembentukan logam,
Saudara perlu melakukan analisis untuk dapat memprediksi beban eksternal yang
dibutuhkan serta distribusi regangan dan tegangannya, sehingga Saudara dapat
menentukan atau memilih kapasitas mesin, perkakas, dan peralatan yang paling
sesuai untuk proses tersebut.
Metode-metode analisis yang telah dikembangkan, pada dasarnya ditujukan untuk
membantu pekerjaan insinyur di dalam mendisain proses pembentukan logam,
terutama di dalam menentukan hubungan kinematik dan batas-batas pembentukan,
memprediksi gaya-gaya eksternal atau tegangan internal yang diperlukan untuk
mengeksekusi proses pembentukan logam, serta menentukan perkakas dan
peralatan yang diperlukan.
Di dalam proses pembentukan logam terjadi berbagai macam fenomena fisik, seperti
aliran logam, friksi, panas yang timbul maupun ditransfer selama terjadi aliran
plastis, hubungan antara mikrostruktur dan sifat-sifat, serta kondisi proses. Oleh
karena itu, secara teoritis akan sulit untuk dapat melakukan analisis secara
kuantitatif. Berbagai ketidakpastian yang terjadi, seperti efek-efek gesekan,
deformasi non homogen, dan pengerasan regangan misalnya, dapat menyebabkan
terjadinya kesulitan di dalam memprediksi suatu nilai yang eksak.
Teori-teori analisis proses pembentukan logam secara garis besar dapat dibagi
menjadi menjadi dua bagian, yaitu teori klasik dan teori non klasik. Metode klasik,
pada dasarnya tetap perlu untuk dipelajari, walaupun saat ini telah berkembang
metode analisis yang lebih cepat dan akurat. Teori-teori tersebut diperlukan di
dalam kondisi di mana tidak tersedia fasilitas komputasi yang memadai. Di samping
itu, teori-teori tersebut umumnya lebih baik di dalam memahami proses
pembentukan logam terutama dalam kaitannya dengan materi kuliah yang telah
dipelajari sebelumnnya.
Sebagai pendahuluan, dalam Bab ini akan dibahas tentang proses-proses pembentukan yang
terjadi dalam pembuatan logam yang terjadi secara panas atau secara pengerjaan dingin.
PROSES PEMBENTUKAN
1. Proses Pembentukan
Proses pembentukan adalah Proses pembentukan logam dengan mempergunakan gaya tekan
untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari logam yang dikerjakan. Berdasarkan proses
pengerjaan, dibagi 2 bagian :
1.HOT WORKING PROCESS
2.COLD WORKING PROCESS
A. Pengerjaan secara panas (Hot Working)
Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses deformasinya
dilakukan dibawah kondisi temperatur dan laju regangan dimana proses rekritalisasi dan
deformasi terjadi bersamaan.
Proses pengerjaan panas dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan yang
dilakukan pada daerah temperatur rekristalisasi logam yang diproses. (agar lebih singkat
daerah tamperatur diatas temperatur rekristalisasi untuk selanjutnya disebut sebagai daerah
temperatur tinggi). Dalam proses deformasi pada temperatur tinggi terjadi peritiwa pelunakan
yang terus menerus, khususnya akibat terjadinya rekristalisasi. Akibat yang konkret ialah
bahwa logam bersifat lunak pada temperatur tinggi. Kenyataan inilah yang membawa
keuntungan-keuntungan pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa deformasi yang
diberikan kepada benda kerja dapat relative besar. Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan
sifat ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja
mampu menerima perubahaan bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah keuntungan
proses pengerjaan panas biasanya digunakan pada proses-proses pembentukan primer yang
dapat memberikan deformasi yang besar, misalnya: proses pengerolan panas, tempa dan
ekstrusi.
Akibatnya adalah kurva tegangan – regangan sebenarnya secara garis besar berupa
garis mendatar pada regangan diatas titik luluh. Hal ini merupakan perbadaan yang jelas
apabila perbandingan dengan kurva tegangan – regangan sebenarnya yang naik keatas pada
deformasi dibawah temperatur rekristalisasi.
Dengan demikian proses pengerjaan panas secara drastis mampu mengubah bentuk
material tanpa akan timbulnya retak pembentukan yang berlebihan.
Disamping itu, temperatur tinggi memacu proses difusi sehingga hal ini dapat
menghilangkan ketidak homogenan kimiawi, pori-pori karena efek pengelasan dapat tertutup
atau ukurannya berkurang selama derformasi berlangsung serta struktur metalurgi dapat
diubah sehingga diperoleh sifat-sifat akhir yang lebih baik. Dilihat dari segi negatif,
temperatur tinggi dapat mengakibatkan reaksi yang tidak dikehendaki antara benda kerja
dengan lingkungannya.
Toleransi menjadi rendah sebagai akibat adanya penyusutan /pemuaian thermal
ataupun akibat pendinginan yang tidak seragam. Secara metalurgis dapat terjadi sehingga
ukuran butir produk akan bervariasi tergantung pada basar reduksi yang alami, temperatur
deformasi yang terakhir, setelah doformasi dan faktor-faktor lainnya.
Keberhasilan dan kegagalan proses pengerjaan panas sering sangat tergantung pada
keberhasilan mengatur kondisi termal, karena hampir 90% energi yang diberikan kepada
benda kerja akan diubah menjadi panas maka temperatur benda kerja akan naik jika
deformasi berlangsung sangat cepat. Meskipun demikian, pada umumnya pemanasan benda
kerja dipanaskan pada temperature yang lebih rendah.
Panas banda kerja hilang melalui permukaan-permukaannya dan panas paling besar
melalui permukaan yang bersentuhan dengan dies yang bertemperatur lebih rendah begitu
permukaan benda kerja menjadi dingin ketidak seragaman temperatur akan terjadi. Adanya
aliran benda kerja yang panas dan lunak pada bagian dalam akan mengakibatkan retakan
pada permukaan benda kerja yang dinging dan getas. Oleh kerena itu temperatur benda kerja
perlu dijaga agar kesseragam mungkin.
Guna mendapatkan toleransi produk yang lebih baik maka temperatur dies dinaikan
dan waktu kontak yang lebih lama (kecepatan deformasi yang lebih rendah). Namun dengan
cara seperti ini juga akan semakin memperpendek umur dies. Pada saat memproses forming
produk yamg bentuknya rumit, seperti pada hot forging, bagian tipis akan mendingin lebih
cepat dari pada bagian yang tebal sehingga hal ini akan semakin memperumit perilaku aliran
benda kerja.
Lebih jauh lagi ketidak seragaman pendinginan benda karja akan menimbulkan tegangan sisa
pada produk akhir hasil proses hot working
B. Pengerjaan secara dingin (Cold Working)
Proses pengrjaan dingin didefinisikan sebagai proses pambantukan yang dilakukan
pada daerah temperatur dibawah temperatur rekristalisasi. Dalam praktek memang pada
umumnya pangerjaan dingin dilakukan pada temperatur kamar, atau dengan lain perkataan
tanpa pemanasan benda kerja.
Agar lebih singkat, untuk selanjutnya daerah temperatur dibawah temperature
rekristalisasi disebut saja sebagai daerah temperatur rendah. Pada kondisi ini pada logam
yang diderformasi terjadi peristiwa pengrasan regangan. Logam akan bersifat makin keras
dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi. Hal ini menyebabkan relatif
kecil deformasi yang dapat diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya
suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya.
Meskipun demikian, proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan yang khas,
dalam rangkaian proses pengerjaan. Langakah deformasi yang awal biasanya adalah pada
temperature tinggi, misalnya proses pengerolan panas. Billet ataupun slab di rol panas
menjadi bentuk yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada tahapan tersebut deformasi yang dapat
diberikan adalah relatif besar. Namun proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjukan
pada pelat yang relative lebih tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan
terlebih dahulu pada tungku sampai temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan
tetapi bila pelat tersebut dirol, maka temperaturnya akan cepat turun sampai dibawah
temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah dari pelat ke
sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan temperatur dari pada pelat
yang tebal.
Dari uraian tersebut jelaslah behwa proses deformasi yang dapat dilakukan pada
benda kerja yang luas permukaan spesifiknya besar hanyalah proses pengerjaan dingin.
Beberapa contohnya adalah proses pembuatan pelat tipis dengan pengerolan dingin, proses
pembuatan kawat dengan proses panarikan (wire drawing), serta seluruh proses pembentukan
terhadap pelat (sheet metal forming).
Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja yang
lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan.
Keunggulan lainya ialah kekerasa dan kekuatan logam sebagai akibat pengerjaan dingin.
Namun hal ini diikuti pula oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang dideformasi
dingin.
Sifat-sifat logam dapat diubah dengan proses perlakuan panas (heat treatment). Perubahan
sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat dilunakan dan diuletkan kembali dengan
proses anil (annealing).
Ditinjau dari segi proses pembuatan (manufacturing), proses pengerjaan dingin mempunyai
sejumlah kelebihan yang jelas sehingga bebagai Jenis proses pengerjaan dingin menjadi
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apabila dibandingkan dengan proses pengerjaan
panas maka proses pengerjaan dingin mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
1. Tidak perlu pemanasan
2. Permukaan akhir lebih baik
3. Pengaturan dimensi lebih bisa terkendali, sehingga walaupun ada sangat sedikit sekali
proses pemesinan lanjut
4. Produk yang dihasilkan mempunyai reproducibility (mammpu diproduksi kembali
dengan kualitas yang sama) interchangeability (mampu tukar) yang lebih baik
5. Kekuatan, kekuatan lelah (fatigue strength) dan ketahanan ausnya lebih baik
6. Sifat-sifat terarah (directional properties) dapat dimunculkan
7. Masalah kotaminasi dapat dikurangi
Adapun kerugianya adalah
1. Diperlukan gaya yang besar untuk melakukan deformasi
2. Perlu peralatan yang berat dan berdaya besar
3. Produk menjadi kurang ulet
4. logam harus bersih dan bebas kerak
5. Terjadi pengeras regangan (strain hardening) sehingga perlu poses pelunakan
(annealing) antara proses bila digunakan proses deformasi
6. Rusaknya directional properties
7. Timbulnya tegangan sisa
Dari fakta-fakta diatas seperti yang telah dipaparkan diatas. Terlihat bahwa proses
pengerjaan dingin khusus cocok untuk produksi dalam jumlah yang banyak, dimana kuantitas
produk dapat mengimbangi ongkos peralatan yang mahal.
Cocok tidaknya logam diproses pambentukan dingin ditentukan olah sifat-sifat
tariknya yang mana hal ini langsung berkaitan dengan struktur metalurginya. Dengan
penjelasan yang sama maka proses pengerjaan dingin akan mengubah sifat material pada
produk yang dihasilkan. Defomasi plastis pada suatu logam hanya dapat terjadi jika batas
elastis logam dilewati.
5.3. Penggilingan (Rolling)
Penggilingan diterapkan untuk pembuatan benda setengah jadi dengan bentuk
penampang seragam (lembaran, batang, pipa, profil). Penggilingan dapat dilakukan
secara hot working dalam keadaan pijar dan cold working pada suhu ruang.
Pada proses penggilingan panas, dua roll yang ditumpu mendatar dan digerakkan berputar
berlawanan arah, menangkap blok baja (slabs, blooms, billets) yang didatangkan dalam
keadaan pijar putih di atas jalur gelinding, dan menariknya melalui antara keduanya. Selama
pelaluan, maka benda gilingan tersebut direntangkan pada arah memanjang dengan tekanan
gilingan, strukturnya dimampatkan, penampangnya diperkecil, dan diberi bentuk dan ukuran.
Gambar 5.4 Penggilingan panas (hot working) a). proses perentangan pada penggilingan
b). proses penggilingan c). mesin penggerak gilingan.
Penggilingan dingin dilakukan sebagai kelanjutan penggilingan panas jika dikehendaki
permukaan yang mengkilap dan ukuran yang tepat. Kulit terak disingkirkan sebelumya
melalui pengetsaan. Pada penggilingan dingin, kekuatan meningkat dan keuletan menurun.
Menurut tata susun gilingan, maka dapat dibedakan; instalasi giling duo,instalasi giling duo
ganda, instalasi giling trio, dan instalasi giling kwarto.
Gambar 5.5 Tata susun gilingan di dalam instalasi giling blok dan gelondongan a).
instalasi giling duo b). instalasi giling trio c). instalasi giling kwarto d).
instalasi giling duo ganda.
Gambar 5.6 Profil giling (a). profil antara untuk gelegar I (b). profil antara untuk
gelegar L (c). berbagai hasil akhir.
Jenis-jenis proses pengerollan :
ROLLING MILL
Prinsip : mengurangi ketebalan bisa dilakukan dengan pengerjaan panas maupun pengerjaan
dingin
ROLLING FORGING
Pada proses ini roll dapat dibagi 2 bagian, yaitu SHAPE ROLLING dan ROLLING
FORGING
A. SHAPE ROLLING
Umumnya mengerjakan bagian-bagian yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada
pengerjaan panas.
Sedangkan ROLLING FORGING dikhususkan pada pengerjaan dingin dan mengerjakan
bagian yang besar.
Keuntungannnya : benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi lebih rendah dan
laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cutting.
B. ROLL FORMING
Proses ini memproduksi lembaran logam untuk pembuatan pipa, plat strip.
ROLL FORMING dikerjakan pada pengerjaan dingin untuk pembuatan lembaran kecil,
lembaran dengan penampang tipis dan material yang lunak, misal aluminium, tembaga
5.4. Penempaan (Forging).
FORGING adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan gaya tekan
pada logam yang akan dibentuk .
Gaya tekan yang diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (HIDROLIS ataupun
PNEUMATIS)
Proses FORGING bopisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam proses forging :
A. DRAWN OUT
B. UPSET
C.SQUEEZED
Proses FORGING dapat dikelompokkan :
1.HAMMER FORGING
2.DROP FORGING
3.PRESS FORGING
4.UPSET FORGING
5. SWAGING
6. ROLL FORGING
1. HAMMER FORGING
Metal forging adalah salah satu proses dari pembentukan logam yang dalam prosesnya
dilakukan dengan cara ditempa. Dan dilakukan dengan tahapan yang lama dan membutuhkan
biaya yang sedikit
Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya landasan (ANVIL) dan
HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses ini diprioritaskan untuk membuat
benda kerja yang sederhana dan skala produksi kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung
dari skill operator.
2. DROP FORGING
PRINSIP : Memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk die dengan
cara penempaan. Proses ini yang diperlengkapi dengan die. Die umumnya dibagi dua bagian
dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada anvil.
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban impact,keausan, dan
temperatur umumnya terbuat dari campuran baja denga nkrom, molibdenum dan nickel.
Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan tenaga hidrolis
sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer mampu bekerja sangat cepat,
mudah dikontrol dan otomatis.
Impact forging juga merupakan bagian dari closed die forging hanya saja gerakan
hammernya horisontal dan bisa dikerjakan dalam pengerjaan panas maupun dingin.
Gambar Perbandingan Drop Forging dengan Impact Forging
3. PRESS FORGING
Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada saat penempaan
sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan luar benda kerja sedangkan
bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. karena itu untuk benda kerja dengan
penampang tebal dan besar digunakan press forging.
Prinsip press forging : dilakukan penekanan secara perlahan-lahan pada benda kerja sampai
menghasilkan aliran logam yang uniform.
Press forging biasanya dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya berbentuk datar.
4. UPSET FORGING
Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung batang logam
ditekan dalam arah memanjang.
Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa bar bulat, wire ataupun benda kerja berbentuk
silindris.
Ada 3 hal yang diperhatikan pada saat melakukan upset forging :
1. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang
2.Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang
3.Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari diameter batang
5. SWAGING
SWAGING adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang berbentuk bulat baik solid
meupun berongga dengan cara penempaan berulang kali.
GAMBAR PROSES SWAGING
Disini die berfungsi sebagai hammer
Proses swaging juga dapat membentuk bentuk kerucut dan mengurangi diameter dalam
maupun diameter luar penampang
6. ROLL FORGING
Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk bulat atau datar sehingga
mengalami perpanjangan ke arah sumbu axisnya.
Roll forging biasanya memproduksi poros, batang taper dan pegas daun.
Roll forging terdiri dari dua roll semisilindris dengan bentuk groove sebesar 25-75 % sumbu
putaran.
5.5. Penekanan (Ekstrusi)
Ekstrusi bisa dilaksanakan secara hot working dan cold working. Logam-logam
yang bisa dikerjakan pada proses ini adalah umumnya logam-logam lunak seperti ;
timah, tembaga, aluminium, magnesium, dan logam-logam paduannya.
Keuntungan proses ekstrusi antara lain ; kemungkinan membuat berbagai jenis
bentuk berkekuatan tinggi, ketepatan ukuran, penyelesaian permukaan yang baik pada
kecepatan produksi yang tinggi, dan harga dies yang relatif murah.
Prinsip ekstrusi seperti halnya mengeluarkan pasta dari tubenya. Prinsip ini ada
dua cara yaitu ekstrusi langsung (forward) dan elstrusi tak langsung (backward).
Pada ekstrusi langsung, billet bulat yang telah dipanaskan dimasukkan dalam ruang die, balok
dummy dan ram kemudian ditempatkan pada posisi masing-masing. Logam diekstrusi
melalui lubang pada die sampai tersisa bahan sedikit saja. Pada ekstrusi tak langsung, hampir
sama dengan ekstrusi langsung hanya disini bagian yang diekstrusi ditekan keluar melalui
bagian dalam ram. Gaya yang diperlukan lebih rendah karena tidak ada gesekan antara billet
dan dinding kontiner.
Gambar 5.8 Diagram ekstrusi langsung dan ekstrusi tak langsung
5.6. Drawing
Definisi Drawing
Deep Drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan logam,
dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu,
sedangkan definisi menurut P.CO Sharma seorang professor production technology drawing
adalah Proses drawing adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam
bentuk tabung (hallow shape)
(P.C. Sharma 2001 : 88)
Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar
1.BAR AND TUBE DRAWING
2.WIRE DRAWING
3.STRETCH FORMING
4.DEEP DRAWING
5.FORMING WITH RUBBER
BAR AND TUBE DRAWING
Hasil dari bar drawing adalah pengecilan penampang melintang dan pemanjangan batang
dengan konsekuensinya timbul strain.
Hardening pada umumnya proses ini dilakukan secara bertahap
Proses bar drawing ini biasanya diikuti dengan proses annealing jika reduksi penampangnya
melebihi 30-50 %
Proses tube drawing digunakan untuk membuat pipa tanpa sambungan.
Bahan dasar yang digunakan berbentuk pipa sehingga kualitas pipa yang dihasilkan memiliki
permukaan yang halus, berdinding tipis dan keakuratannya tinggi serta kekuatannya naik.
Mandrel dipergunakan dalam proses ini untuk diameter tube 1/2″-10″
WIRE DRAWING
Prinsipnya sama dengan bar drawing. Hanya saja diameternya lebih kecil, dan dikerjakan
secara kontinu melalui beberapa die.
Jika diperlukan kawat yang lunak, annealing dilakukan didalam dapur dengan mengontrol
temperaturnya setelah proses drawing terakhir.
Pada proses penarikan kontinu, kawat ditarik melalui beberapa die dan rol penarik yang
disusun seri.
STRETCH FORMING
Pada proses ini, die (form block) hanya dikenai tegangan kompresi, benda kerja yang diikat
dengan grip dan ditarik ke arah horisontal. Die umumnya terbuat/dapat dibuat dari kayu atay
plastik.
Stretch forming merupakan proses yang dikembangkan dari aerospace dalam pembuatan
penampang yang lebar dari sheet dan ditarik untuk membentuk lengkungan penampang.
DEEP DRAWING
Proses ini ditujukan untuk membuat tangki dengan berbagai bentuk dimana kedalamannya
lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter, dan disamping itu dikenal juga istilah
shallow drawing.
Pada dasarnya proses ini ada dua, yaitu:
1.SHRINK FORMING
Pada proses ini terjadi kompresi melingkar selama proses dengan pengurangan diameter dan
logam cenderung tipis. Karena material cukup tebal maka pada dinding produk akan
berakibat terjadi kerutan.
2.STRETCH FORMING
Pada proses ini terjadi pengecilan benda kerja sebagi akibat tarikan melingkar yang
digunakan untuk memperbesar diameter.
Guna mencegah kerutan dna ketebalan dinding yang tidak merata, aliran logam harus
dikontrol. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan ring penakan. Perhatikan gambar
dibawah ini.
FORMING WITH RUBBER
Pada proses ini karet dipakai sebagai penekan, ditujukan untuk mengeliminir salah satu die
aas atau bawah.
Proses guerin forming didasarkan pada kenyataan bahwa sifat konsisten dari karet dapat
mentransfer seluruh tekanan yang diberikannya secara uniform ke segala arah.
Proses bulging didasarkan bahwa fluida atau karet dimanfaatkan untuk memindahkan tekanan
yang dibutuhkan untuk mengembangkan bahan baku ke arah luar sehingga menempel pada
die.
5.7. Pembengkokan (Bending)
Bending merupakan proses forming secara cold working yang menyebabkan
perubahan plastis dari logam sekitar garis sumbunya dengan sedikit atau tidak ada
perubahan penampang sama sekali.
Gambar 5.13 Jenis-jenis proses pembengkokan (forming)
5.8. Pembuatan pipa dan tabung (Pipe and Silinder Production)
Pipa dan tabung dapat dibuat secara hot working dengan sistem penyambungan
butt-welded pipe (las lantak) dan lap-welded pipe (las tumpuk).
A. Lap welded pipe
Proses ini terutama digunakan untuk pipa-pipa dengan diameter yang lebih besar
dari 50 sampai 400 mm dengan panjang 7 meter. Perbedaannya dengan buttwelding
adalah disamping tepi dari skelp yang tirus, juga terdapat madrel dan
pasangan roll untuk membentuk sambungan las.
Gambar 5.14 Skema proses pembuatan lap-welded pipe.
B. Butt-welded pipe
Proses butt-welded pipe menggunakan bahan dasar pipa dari skelp. Pipa tidak
dibentuk dari suatu gelondongan, tetapi dari sklep yang telah dipanaskan sampai
temperatur tempa melalui suatu dapur kemudian ditarik memasuki sebuah roll yang
membentuknya jadi silinder
Gambar 5.15 Skema pembuatan butt-welded pipe.
C. Pelubangan tembus (piercing)
Piercing digunakan untuk membentuk tube berdinding tebal tanpa sambungan dan
dilaksanakan secara hot working. Tube tersebut dibentuk dari billet berpenampang
bulat, ujung billet ditandai dengan centre punch kemudian dipanaskan serta
didorong dalam arah longitudinal diantara dua buah roll besar berbentuk tirus dan
cembung yang berputar dengan arah yang sama.
Putaran roll-roll menyebabkan billet tertarik dan berputar, selain itu billet juga
tertekan sehingga meyebabkan crack pada sumbu utamanya (bersamaan dengan itu
mandrel ditekan masuk menembus cracking) sehingga terbentuklah lubang tabung
tersebut.
Untuk mencapai ukuran yang diinginkan, tabung yang dihasilkan tadi dimasukkan
lagi kedalam roll dan mandrel yang berbeda.
Gambar 5.16 Skema proses pelubangan tembus (piercing).
Pembentukan tambahan:
A. Spinning
Spinning bisa dilakukan dengan cara hot working atau cold working, proses ini digunakan
untuk membentuk barang-barang yang menyerupai cakram, dibuat dari sheet metal yang
dibentuk diatas semacam piringan berputar dengan diberi tekanan pada salah satu sisinya.
Shear spinning merupakan proses pembentukan lembaran logam menjadi
bentuk setengah bola, tembereng dengan kombinasi putaran dan gaya,
pembentukan dengan tekanan-tarik, dimana tegangan compresive tangensial
dan tegangan tarik radial terjadi hanya pada daerah devormasi.
Conventional spinning. Pada konvensional spinning , suatu lingkaran yang kosong untuk
pelat logam preformed atau rata ditempatkan dan dipegang menahan terhadap suatu
penekanan dan putaran saat alatnya mengubah bentuk dan membentuk material pada
penekanan . Alat yang digunakan mungkin digerakkan dengan tangan atau oleh mekanisme
computer-controlled. Proses yang secara khas melibatkan suatu urutan , dan itu memerlukan
ketrampilan yang harus dipertimbangkan. Spinning konvensional ini diutamakan untuk yang
berbentuk kerucut dan bentuk curvilinear , kalau tidak akan bersifat tidak ekonomis atau sulit
untuk menghasilkan. Garis tengah bagian bisa mencakup sampai 6m ( 20ft). Walau memutar
preformed pada suhu ruangan , batang-batang rel dan komponen tebal dengan kekuatan tinggi
atau ductilas rendah memerlukan penggulungan pada temperatur yang dinaikkan.
Shear spinning. Juga dikenal sebagai power spinning , flow turning,hydrospinning dan spin
forging, operasi ini menghasilkan suatu yang berbentuk kerucut axisymmetric atau
curvilinear shape, reducing ketebalan lembaran selama pemeliharaan yang maksimum pada
titik tengah ( Gambar 16.43a). Alat penggulung pembentukan tunggal dapat digunakan,tapi
dua alat penggulung lebih baik
Mengimbangi permintaan lebih baik adalah kekuatan bertumpu pada penekanan itu.
Komponen khas dibuat adalah ujung roket proyektil dan selubung motor roket. Komponen
sampai 3m pada titik tengah dapat dibentuk oleh pemotong besar yang memutar. Operasi ini
memboroskan material yang kecil, dan itu dapat diselesaikan di dalam suatu waktu yang
pendek, beberapa di antaranya kecil seperti beberapa detik /unit. berbagai bentuk dapat
diputar dengan hasil yang dibuat mesin yang sederhana, yang mana biasanya dibuat dari alat
baja.
Spinnabilas dari suatu logam pada proses ini biasanya adalah menggambarkan ketika
reducation yang maksimum di dalam ketebalan untuk sebagian dapat diperlakukan dengan
spinning tanpa retak. Spinnabilas ditemukan untuk; menjadi dihubungkan dengan
pengurangan area yang yang dapat diregangkan dari material, sama halnya benda yang tidak
digunakan. Begitu, jika suatu logam mempunyai suatu pengurangan area yang yang dapat
diregangkan 50% atau yang lebih tinggi , ketebalan nya dapat dikurangi sebanyak itu . seperti
80% pada orang memutar pass. Karena batang-batang rel dengan ductilas rendah , operasi
dilaksanakan pada tingkat temperatur meningkat oleh pemanasan yang kosong di dalam suatu
tungku perapian dan pemindahan itu dengan cepat kepada mondrel.
Tabung yang memutar. Di dalam tabung yang memutar, ketebalan dari silindris yang kosong
dikurangi atau dibentuk oleh spinnning pada suatu kepadatan, mondrel bulat yang
menggunakan gulungan. Pengurangan pada ketebalan permukaan mengakibatkan suatu pipa
lebih panjang. Operasi ini mungkin dilaksanakan secara eksternal atau secara internal,
berbagai profil internal dan eksternal dapat diproduksi dari cyllindrical yang kosong dengan
ketebalan permukaan yang tetap. Komponen digerakkan dengan diputar ke depan atau
mundur; secara langsung atau tidak dengan tekanan, sebagai descripted. pengurangan
ketebalan yang maksimum menggunakan spinning pipa dihubungkan dengan pengurangan
area yang dapat diregangkan dari material, karena adanya shear spinning.Pipa memutar
dapat digunakan untuk membuat roket, proyektil, dan rancang-bangun pancaran
parts,pressures kapal, dan permobilan components,such pada roda/kemudi truk dan mobil
B. Strecth forming
Pada stretch forming, pelat logam adalah diclamping sepanjang tepinya dan yang
diregangkan pada male dies( dari blok atau dari pukulan). Die bergerak ke atas, mengarah ke
bawah atau jalan sisi yang tergantung pada disain tertentu dari mesin ( buah ara 16.30)
pembentukan peregangan digunakan terutama untuk membuat pesawat terbang panel kulit
pesawat ,badan pesawat terbang, dan sarung kapal. alumunium kulit untuk boeing 767 dan
757 pesawat terbang, sebagai contoh, adalah dibuat oleh stretch forming dengan suatu
kekuatan tekanan 9 MN. lembar segi-empat adalah 12mx 2.5 x 6.4 mm. walaupun proses ini
biasanya digunakan untuk produksi volume rendah, adalah hemat dan serbaguna, terutama
sekali untuk industri pesawat terbang.
Pada kebanyakan operasi, yang kosong adalah lembar segi-empat yang diclamping sepanjang
tepi lebih dangkal nya dan meregangkan menurut panjang, begitu membiarkan material
untuk menyusutkan pada jarak. mengendalikan jumlah peregangan adalah penting dalam
rangka mencegah retakan. Pembentukan peregangan tidak bisa menghasilkan komponen
dengan pinggiran yang jelas dengan sudut kembali ( tekanan pada permukaan dari die.)
berbagai accesorry peralatan dapat menggunakan bersama dengan peregangan membentuk,
mencakup lebih lanjut pembentukan dengan kedua-duanya female dan male die part di
bawah tegangan. dies untuk stretch forming biasanya dibuat dari campuran logam seng, baja,
plastik, atau kayu. kebanyakan aplikasi tidak memerlukan minyak pelumas.
Gambar 16.30 Ilustrasi skema dari proses stretch forming. Lapisan alumunium untuk pesawat dapat dibuat
dengan metode ini. Sumber : Courtesy of Cyril Bath Co.
C. Heaming dan seaming. Pada proses heaming ( juga disebut perataan), tepi dari lembar
dilipat di atas bagian itu sendiri ( gambar 16.23c). heaming meningkatkan kekakuan part,
meningkatkan penampilan nya, dan menghapuskan tepi yang tajam. seaming melibatkan
sambungan dua tepi pelat logam heaming (gambar.16.23d) seaming ganda adalah dibuat
oleh proses serupa menggunakan bentuk secara khusus alat penggulung untuk kedap dan
sambungan kedap udara, seperti diperlukan di kotak makanan dan minuman.
D. Bulging. proses ini melibatkan penempatan suatu bentuk tabel, yang berbentuk kerucut, atau
curva linear die ke dalam suatu split female die dan kemudian mengekspandingnya, pada
umumnya dengan suatu penyumbat polyurerthane ( gambar.16.28a). punch kemudian ditarik
kembali, penyumbat kembali ke bentuk asli, dan part yang dibentuk dipindahkan dengan
pembukaan die yang memisah. produk khas dibuat adalah pitchers air, barrel bir dan manik-
manik drum minyak. karena komponen dengan bentuk kompleks, busi ( sebagai ganti
menjadi silindris) mungkin dengan tujuan menerapkan tekanan yang lebih tinggi pada daerah
part yang kritis. keuntungan utama menggunakan busi polyurethane adalah bahwa mereka
adalah sangat bersifat tahan abrasi , melicinkan ,and pelumas, lagipula, tidak merusakkan
ujunh permukssn yang sedang dibentuk.
E. Segmented dies. Ini adalah dies yang terdiri dari segmen individu yang ditempatkan di
dalam part itu dibentuk dan diperluas dengan mesin dalam satu arah radial. mereka kemudian
ditarik kembali untuk memindahkan part yang dibentuk itu. Segmented dies secara relatif
mahal, dan dapat digunakan untuk produksi masal.
Daftar Pustaka
Eugene, D, Ostergaard ;1967; Advanced Die Making; Prentice Hall; New Jersey.
harma, P.C.; 2002; A Textbook of Production Engineering; S. Chand & Company
Ltd, New Delhi.
http://www.teledometalspinning.com : September 2005
http://www.thefabricator.com : September 2005
http://gnatchung.tripod.com; September 2005
Buku Bahan Ajar “Teknologi Bahan I oleh MSR
http://www.1.3. Forging Processes _ Forging Industry Association.com
pipingsystem 2009 rudy setyawan.ppt
http://www. METAL FORMING PROCESS _ Afri Sujarwanto's Weblog
http://www. Spinning _ Shear forming.com
http://www. prapss Dasar-dasar Pembentukan Logam.com

Contenu connexe

Tendances

Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin KonvensionalElis Wahyuni
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linierndirocket
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Endang Saefullah
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonFixri Pupone
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarrandy suwandy
 
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )Adhitya Wisnu Perdana
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 

Tendances (20)

Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
 
heat treatment
heat treatmentheat treatment
heat treatment
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Material teknik (2)
Material teknik (2)Material teknik (2)
Material teknik (2)
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasar
 
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 

Similaire à MAKALAH PROSES PEMBENTUKAN (METAL FORMING

Aging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeAging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeviolabonver
 
Hot rolling and cold rolling
Hot rolling and cold rollingHot rolling and cold rolling
Hot rolling and cold rollingnoussevarenna
 
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxTeknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxDhikaPurnomo
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggidaswan wawan
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamAhmad Faozi
 
Hot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptxHot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptxIpan Imade
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatmentNiko Sh
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebMuhammad Zakir
 
Transformasi fasa
Transformasi fasaTransformasi fasa
Transformasi fasarombang
 
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESINSoal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESINNapoleon Tampubolon
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4fHandry J
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturingNiko Sh
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-trSerdadu Syahrul
 
this is material
this is materialthis is material
this is materiallathifnurul
 

Similaire à MAKALAH PROSES PEMBENTUKAN (METAL FORMING (20)

Aging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeAging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp oke
 
39113
3911339113
39113
 
Hot rolling and cold rolling
Hot rolling and cold rollingHot rolling and cold rolling
Hot rolling and cold rolling
 
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxTeknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
 
Pembentukan 1 2
Pembentukan 1 2Pembentukan 1 2
Pembentukan 1 2
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggi
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Hot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptxHot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptx
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
 
Transformasi fasa
Transformasi fasaTransformasi fasa
Transformasi fasa
 
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESINSoal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4f
 
BAB_II (1).pdf
BAB_II (1).pdfBAB_II (1).pdf
BAB_II (1).pdf
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturing
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
 
this is material
this is materialthis is material
this is material
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 

Dernier

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Dernier (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

MAKALAH PROSES PEMBENTUKAN (METAL FORMING

  • 1. MAKALAH PROSES PEMBENTUKAN (METAL FORMING) Disusun oleh: 1. Muhammad Luthfi (15) 2. Muhammad Adi Sofyan (14) 3. Faizal Ridho () 4. Bena Aldiyansah () PROGRAM TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013
  • 2. Kata Pengantar Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat danhidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Adapun tujuan penulisanlaporan ini untuk memenuhi sebagian prasyarat dalam tugas mata kuliah Teknik Bahan. Di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri Semarang. Disampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan. dan permohonan maaf atas segala kesalahan kepada semua pihak, semoga amal baik kita senantiasa di terima AllahSWT dan kita senantiasa memperoleh rahmat, perlindungan serta ridho dari AllahSWT. Amiin
  • 3. PENDAHULUAN Misalkan Saudara bekerja di industri manufaktur logam, di mana Saudara diminta untuk mendisain suatu proses pembentukan logam, baik primer maupun sekunder, seperti pengerolan (rolling), penempaan (forging), ekstursi (extursion), penarikan (drawing). Sebagai seorang insinyur, salah satu pekerjaan yang harus Saudara lakukan adalah menentukan atau memilih kapasitas mesin (energi, gaya, torsi) serta perkakas dan peralatan yang akan digunakan untuk proses tersebut. Untuk dapat menentukan kedua hal tersebut, Saudara perlu memprediksi berapa beban eksternal yang diperlukan agar logam dapat mulai mengalir dan terdeformasi plastis serta bagaimana distribusi tegangan dan regangan pada permukaan benda kerja maupun perkakas. Dengan kata lain, di dalam mendisain proses pembentukan logam, Saudara perlu melakukan analisis untuk dapat memprediksi beban eksternal yang dibutuhkan serta distribusi regangan dan tegangannya, sehingga Saudara dapat menentukan atau memilih kapasitas mesin, perkakas, dan peralatan yang paling sesuai untuk proses tersebut. Metode-metode analisis yang telah dikembangkan, pada dasarnya ditujukan untuk membantu pekerjaan insinyur di dalam mendisain proses pembentukan logam, terutama di dalam menentukan hubungan kinematik dan batas-batas pembentukan, memprediksi gaya-gaya eksternal atau tegangan internal yang diperlukan untuk mengeksekusi proses pembentukan logam, serta menentukan perkakas dan peralatan yang diperlukan. Di dalam proses pembentukan logam terjadi berbagai macam fenomena fisik, seperti aliran logam, friksi, panas yang timbul maupun ditransfer selama terjadi aliran plastis, hubungan antara mikrostruktur dan sifat-sifat, serta kondisi proses. Oleh karena itu, secara teoritis akan sulit untuk dapat melakukan analisis secara kuantitatif. Berbagai ketidakpastian yang terjadi, seperti efek-efek gesekan, deformasi non homogen, dan pengerasan regangan misalnya, dapat menyebabkan terjadinya kesulitan di dalam memprediksi suatu nilai yang eksak. Teori-teori analisis proses pembentukan logam secara garis besar dapat dibagi menjadi menjadi dua bagian, yaitu teori klasik dan teori non klasik. Metode klasik, pada dasarnya tetap perlu untuk dipelajari, walaupun saat ini telah berkembang metode analisis yang lebih cepat dan akurat. Teori-teori tersebut diperlukan di dalam kondisi di mana tidak tersedia fasilitas komputasi yang memadai. Di samping itu, teori-teori tersebut umumnya lebih baik di dalam memahami proses pembentukan logam terutama dalam kaitannya dengan materi kuliah yang telah dipelajari sebelumnnya. Sebagai pendahuluan, dalam Bab ini akan dibahas tentang proses-proses pembentukan yang terjadi dalam pembuatan logam yang terjadi secara panas atau secara pengerjaan dingin.
  • 4. PROSES PEMBENTUKAN 1. Proses Pembentukan Proses pembentukan adalah Proses pembentukan logam dengan mempergunakan gaya tekan untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari logam yang dikerjakan. Berdasarkan proses pengerjaan, dibagi 2 bagian : 1.HOT WORKING PROCESS 2.COLD WORKING PROCESS A. Pengerjaan secara panas (Hot Working) Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses deformasinya dilakukan dibawah kondisi temperatur dan laju regangan dimana proses rekritalisasi dan deformasi terjadi bersamaan. Proses pengerjaan panas dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperatur rekristalisasi logam yang diproses. (agar lebih singkat daerah tamperatur diatas temperatur rekristalisasi untuk selanjutnya disebut sebagai daerah temperatur tinggi). Dalam proses deformasi pada temperatur tinggi terjadi peritiwa pelunakan yang terus menerus, khususnya akibat terjadinya rekristalisasi. Akibat yang konkret ialah bahwa logam bersifat lunak pada temperatur tinggi. Kenyataan inilah yang membawa keuntungan-keuntungan pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa deformasi yang diberikan kepada benda kerja dapat relative besar. Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan sifat ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja mampu menerima perubahaan bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah keuntungan proses pengerjaan panas biasanya digunakan pada proses-proses pembentukan primer yang dapat memberikan deformasi yang besar, misalnya: proses pengerolan panas, tempa dan ekstrusi. Akibatnya adalah kurva tegangan – regangan sebenarnya secara garis besar berupa garis mendatar pada regangan diatas titik luluh. Hal ini merupakan perbadaan yang jelas apabila perbandingan dengan kurva tegangan – regangan sebenarnya yang naik keatas pada deformasi dibawah temperatur rekristalisasi.
  • 5. Dengan demikian proses pengerjaan panas secara drastis mampu mengubah bentuk material tanpa akan timbulnya retak pembentukan yang berlebihan. Disamping itu, temperatur tinggi memacu proses difusi sehingga hal ini dapat menghilangkan ketidak homogenan kimiawi, pori-pori karena efek pengelasan dapat tertutup atau ukurannya berkurang selama derformasi berlangsung serta struktur metalurgi dapat diubah sehingga diperoleh sifat-sifat akhir yang lebih baik. Dilihat dari segi negatif, temperatur tinggi dapat mengakibatkan reaksi yang tidak dikehendaki antara benda kerja dengan lingkungannya. Toleransi menjadi rendah sebagai akibat adanya penyusutan /pemuaian thermal ataupun akibat pendinginan yang tidak seragam. Secara metalurgis dapat terjadi sehingga ukuran butir produk akan bervariasi tergantung pada basar reduksi yang alami, temperatur deformasi yang terakhir, setelah doformasi dan faktor-faktor lainnya. Keberhasilan dan kegagalan proses pengerjaan panas sering sangat tergantung pada keberhasilan mengatur kondisi termal, karena hampir 90% energi yang diberikan kepada benda kerja akan diubah menjadi panas maka temperatur benda kerja akan naik jika deformasi berlangsung sangat cepat. Meskipun demikian, pada umumnya pemanasan benda kerja dipanaskan pada temperature yang lebih rendah. Panas banda kerja hilang melalui permukaan-permukaannya dan panas paling besar melalui permukaan yang bersentuhan dengan dies yang bertemperatur lebih rendah begitu permukaan benda kerja menjadi dingin ketidak seragaman temperatur akan terjadi. Adanya aliran benda kerja yang panas dan lunak pada bagian dalam akan mengakibatkan retakan pada permukaan benda kerja yang dinging dan getas. Oleh kerena itu temperatur benda kerja perlu dijaga agar kesseragam mungkin. Guna mendapatkan toleransi produk yang lebih baik maka temperatur dies dinaikan dan waktu kontak yang lebih lama (kecepatan deformasi yang lebih rendah). Namun dengan cara seperti ini juga akan semakin memperpendek umur dies. Pada saat memproses forming produk yamg bentuknya rumit, seperti pada hot forging, bagian tipis akan mendingin lebih cepat dari pada bagian yang tebal sehingga hal ini akan semakin memperumit perilaku aliran benda kerja.
  • 6. Lebih jauh lagi ketidak seragaman pendinginan benda karja akan menimbulkan tegangan sisa pada produk akhir hasil proses hot working B. Pengerjaan secara dingin (Cold Working) Proses pengrjaan dingin didefinisikan sebagai proses pambantukan yang dilakukan pada daerah temperatur dibawah temperatur rekristalisasi. Dalam praktek memang pada umumnya pangerjaan dingin dilakukan pada temperatur kamar, atau dengan lain perkataan tanpa pemanasan benda kerja. Agar lebih singkat, untuk selanjutnya daerah temperatur dibawah temperature rekristalisasi disebut saja sebagai daerah temperatur rendah. Pada kondisi ini pada logam yang diderformasi terjadi peristiwa pengrasan regangan. Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi. Hal ini menyebabkan relatif kecil deformasi yang dapat diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya. Meskipun demikian, proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan yang khas, dalam rangkaian proses pengerjaan. Langakah deformasi yang awal biasanya adalah pada temperature tinggi, misalnya proses pengerolan panas. Billet ataupun slab di rol panas menjadi bentuk yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada tahapan tersebut deformasi yang dapat diberikan adalah relatif besar. Namun proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjukan pada pelat yang relative lebih tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu pada tungku sampai temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan tetapi bila pelat tersebut dirol, maka temperaturnya akan cepat turun sampai dibawah
  • 7. temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan temperatur dari pada pelat yang tebal. Dari uraian tersebut jelaslah behwa proses deformasi yang dapat dilakukan pada benda kerja yang luas permukaan spesifiknya besar hanyalah proses pengerjaan dingin. Beberapa contohnya adalah proses pembuatan pelat tipis dengan pengerolan dingin, proses pembuatan kawat dengan proses panarikan (wire drawing), serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal forming). Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Keunggulan lainya ialah kekerasa dan kekuatan logam sebagai akibat pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti pula oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang dideformasi dingin. Sifat-sifat logam dapat diubah dengan proses perlakuan panas (heat treatment). Perubahan sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat dilunakan dan diuletkan kembali dengan proses anil (annealing). Ditinjau dari segi proses pembuatan (manufacturing), proses pengerjaan dingin mempunyai sejumlah kelebihan yang jelas sehingga bebagai Jenis proses pengerjaan dingin menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apabila dibandingkan dengan proses pengerjaan panas maka proses pengerjaan dingin mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: 1. Tidak perlu pemanasan 2. Permukaan akhir lebih baik 3. Pengaturan dimensi lebih bisa terkendali, sehingga walaupun ada sangat sedikit sekali proses pemesinan lanjut 4. Produk yang dihasilkan mempunyai reproducibility (mammpu diproduksi kembali dengan kualitas yang sama) interchangeability (mampu tukar) yang lebih baik 5. Kekuatan, kekuatan lelah (fatigue strength) dan ketahanan ausnya lebih baik 6. Sifat-sifat terarah (directional properties) dapat dimunculkan
  • 8. 7. Masalah kotaminasi dapat dikurangi Adapun kerugianya adalah 1. Diperlukan gaya yang besar untuk melakukan deformasi 2. Perlu peralatan yang berat dan berdaya besar 3. Produk menjadi kurang ulet 4. logam harus bersih dan bebas kerak 5. Terjadi pengeras regangan (strain hardening) sehingga perlu poses pelunakan (annealing) antara proses bila digunakan proses deformasi 6. Rusaknya directional properties 7. Timbulnya tegangan sisa Dari fakta-fakta diatas seperti yang telah dipaparkan diatas. Terlihat bahwa proses pengerjaan dingin khusus cocok untuk produksi dalam jumlah yang banyak, dimana kuantitas produk dapat mengimbangi ongkos peralatan yang mahal. Cocok tidaknya logam diproses pambentukan dingin ditentukan olah sifat-sifat tariknya yang mana hal ini langsung berkaitan dengan struktur metalurginya. Dengan penjelasan yang sama maka proses pengerjaan dingin akan mengubah sifat material pada produk yang dihasilkan. Defomasi plastis pada suatu logam hanya dapat terjadi jika batas elastis logam dilewati.
  • 9. 5.3. Penggilingan (Rolling) Penggilingan diterapkan untuk pembuatan benda setengah jadi dengan bentuk penampang seragam (lembaran, batang, pipa, profil). Penggilingan dapat dilakukan secara hot working dalam keadaan pijar dan cold working pada suhu ruang. Pada proses penggilingan panas, dua roll yang ditumpu mendatar dan digerakkan berputar berlawanan arah, menangkap blok baja (slabs, blooms, billets) yang didatangkan dalam keadaan pijar putih di atas jalur gelinding, dan menariknya melalui antara keduanya. Selama pelaluan, maka benda gilingan tersebut direntangkan pada arah memanjang dengan tekanan gilingan, strukturnya dimampatkan, penampangnya diperkecil, dan diberi bentuk dan ukuran. Gambar 5.4 Penggilingan panas (hot working) a). proses perentangan pada penggilingan b). proses penggilingan c). mesin penggerak gilingan. Penggilingan dingin dilakukan sebagai kelanjutan penggilingan panas jika dikehendaki permukaan yang mengkilap dan ukuran yang tepat. Kulit terak disingkirkan sebelumya melalui pengetsaan. Pada penggilingan dingin, kekuatan meningkat dan keuletan menurun. Menurut tata susun gilingan, maka dapat dibedakan; instalasi giling duo,instalasi giling duo ganda, instalasi giling trio, dan instalasi giling kwarto.
  • 10. Gambar 5.5 Tata susun gilingan di dalam instalasi giling blok dan gelondongan a). instalasi giling duo b). instalasi giling trio c). instalasi giling kwarto d). instalasi giling duo ganda. Gambar 5.6 Profil giling (a). profil antara untuk gelegar I (b). profil antara untuk gelegar L (c). berbagai hasil akhir. Jenis-jenis proses pengerollan : ROLLING MILL Prinsip : mengurangi ketebalan bisa dilakukan dengan pengerjaan panas maupun pengerjaan dingin ROLLING FORGING Pada proses ini roll dapat dibagi 2 bagian, yaitu SHAPE ROLLING dan ROLLING FORGING
  • 11. A. SHAPE ROLLING Umumnya mengerjakan bagian-bagian yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada pengerjaan panas. Sedangkan ROLLING FORGING dikhususkan pada pengerjaan dingin dan mengerjakan bagian yang besar. Keuntungannnya : benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi lebih rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cutting. B. ROLL FORMING Proses ini memproduksi lembaran logam untuk pembuatan pipa, plat strip. ROLL FORMING dikerjakan pada pengerjaan dingin untuk pembuatan lembaran kecil, lembaran dengan penampang tipis dan material yang lunak, misal aluminium, tembaga 5.4. Penempaan (Forging). FORGING adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (HIDROLIS ataupun PNEUMATIS) Proses FORGING bopisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam proses forging : A. DRAWN OUT B. UPSET C.SQUEEZED Proses FORGING dapat dikelompokkan : 1.HAMMER FORGING 2.DROP FORGING 3.PRESS FORGING 4.UPSET FORGING 5. SWAGING 6. ROLL FORGING 1. HAMMER FORGING Metal forging adalah salah satu proses dari pembentukan logam yang dalam prosesnya dilakukan dengan cara ditempa. Dan dilakukan dengan tahapan yang lama dan membutuhkan biaya yang sedikit Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya landasan (ANVIL) dan HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses ini diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan skala produksi kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill operator.
  • 12. 2. DROP FORGING PRINSIP : Memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk die dengan cara penempaan. Proses ini yang diperlengkapi dengan die. Die umumnya dibagi dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada anvil. Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban impact,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja denga nkrom, molibdenum dan nickel. Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan tenaga hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer mampu bekerja sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis. Impact forging juga merupakan bagian dari closed die forging hanya saja gerakan hammernya horisontal dan bisa dikerjakan dalam pengerjaan panas maupun dingin.
  • 13. Gambar Perbandingan Drop Forging dengan Impact Forging 3. PRESS FORGING Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada saat penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan luar benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. karena itu untuk benda kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging. Prinsip press forging : dilakukan penekanan secara perlahan-lahan pada benda kerja sampai menghasilkan aliran logam yang uniform. Press forging biasanya dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya berbentuk datar. 4. UPSET FORGING Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung batang logam ditekan dalam arah memanjang. Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa bar bulat, wire ataupun benda kerja berbentuk silindris. Ada 3 hal yang diperhatikan pada saat melakukan upset forging : 1. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang 2.Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang 3.Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari diameter batang 5. SWAGING SWAGING adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang berbentuk bulat baik solid meupun berongga dengan cara penempaan berulang kali.
  • 14. GAMBAR PROSES SWAGING Disini die berfungsi sebagai hammer Proses swaging juga dapat membentuk bentuk kerucut dan mengurangi diameter dalam maupun diameter luar penampang 6. ROLL FORGING Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk bulat atau datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah sumbu axisnya. Roll forging biasanya memproduksi poros, batang taper dan pegas daun. Roll forging terdiri dari dua roll semisilindris dengan bentuk groove sebesar 25-75 % sumbu putaran. 5.5. Penekanan (Ekstrusi) Ekstrusi bisa dilaksanakan secara hot working dan cold working. Logam-logam yang bisa dikerjakan pada proses ini adalah umumnya logam-logam lunak seperti ; timah, tembaga, aluminium, magnesium, dan logam-logam paduannya. Keuntungan proses ekstrusi antara lain ; kemungkinan membuat berbagai jenis bentuk berkekuatan tinggi, ketepatan ukuran, penyelesaian permukaan yang baik pada kecepatan produksi yang tinggi, dan harga dies yang relatif murah. Prinsip ekstrusi seperti halnya mengeluarkan pasta dari tubenya. Prinsip ini ada dua cara yaitu ekstrusi langsung (forward) dan elstrusi tak langsung (backward). Pada ekstrusi langsung, billet bulat yang telah dipanaskan dimasukkan dalam ruang die, balok dummy dan ram kemudian ditempatkan pada posisi masing-masing. Logam diekstrusi melalui lubang pada die sampai tersisa bahan sedikit saja. Pada ekstrusi tak langsung, hampir sama dengan ekstrusi langsung hanya disini bagian yang diekstrusi ditekan keluar melalui bagian dalam ram. Gaya yang diperlukan lebih rendah karena tidak ada gesekan antara billet dan dinding kontiner.
  • 15. Gambar 5.8 Diagram ekstrusi langsung dan ekstrusi tak langsung 5.6. Drawing Definisi Drawing Deep Drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan definisi menurut P.CO Sharma seorang professor production technology drawing adalah Proses drawing adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung (hallow shape) (P.C. Sharma 2001 : 88) Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar 1.BAR AND TUBE DRAWING 2.WIRE DRAWING 3.STRETCH FORMING 4.DEEP DRAWING 5.FORMING WITH RUBBER BAR AND TUBE DRAWING Hasil dari bar drawing adalah pengecilan penampang melintang dan pemanjangan batang dengan konsekuensinya timbul strain. Hardening pada umumnya proses ini dilakukan secara bertahap
  • 16. Proses bar drawing ini biasanya diikuti dengan proses annealing jika reduksi penampangnya melebihi 30-50 % Proses tube drawing digunakan untuk membuat pipa tanpa sambungan. Bahan dasar yang digunakan berbentuk pipa sehingga kualitas pipa yang dihasilkan memiliki permukaan yang halus, berdinding tipis dan keakuratannya tinggi serta kekuatannya naik. Mandrel dipergunakan dalam proses ini untuk diameter tube 1/2″-10″ WIRE DRAWING Prinsipnya sama dengan bar drawing. Hanya saja diameternya lebih kecil, dan dikerjakan secara kontinu melalui beberapa die. Jika diperlukan kawat yang lunak, annealing dilakukan didalam dapur dengan mengontrol temperaturnya setelah proses drawing terakhir. Pada proses penarikan kontinu, kawat ditarik melalui beberapa die dan rol penarik yang disusun seri.
  • 17. STRETCH FORMING Pada proses ini, die (form block) hanya dikenai tegangan kompresi, benda kerja yang diikat dengan grip dan ditarik ke arah horisontal. Die umumnya terbuat/dapat dibuat dari kayu atay plastik. Stretch forming merupakan proses yang dikembangkan dari aerospace dalam pembuatan penampang yang lebar dari sheet dan ditarik untuk membentuk lengkungan penampang. DEEP DRAWING Proses ini ditujukan untuk membuat tangki dengan berbagai bentuk dimana kedalamannya lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter, dan disamping itu dikenal juga istilah shallow drawing.
  • 18. Pada dasarnya proses ini ada dua, yaitu: 1.SHRINK FORMING Pada proses ini terjadi kompresi melingkar selama proses dengan pengurangan diameter dan logam cenderung tipis. Karena material cukup tebal maka pada dinding produk akan berakibat terjadi kerutan. 2.STRETCH FORMING Pada proses ini terjadi pengecilan benda kerja sebagi akibat tarikan melingkar yang digunakan untuk memperbesar diameter. Guna mencegah kerutan dna ketebalan dinding yang tidak merata, aliran logam harus dikontrol. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan ring penakan. Perhatikan gambar dibawah ini.
  • 19. FORMING WITH RUBBER Pada proses ini karet dipakai sebagai penekan, ditujukan untuk mengeliminir salah satu die aas atau bawah. Proses guerin forming didasarkan pada kenyataan bahwa sifat konsisten dari karet dapat mentransfer seluruh tekanan yang diberikannya secara uniform ke segala arah. Proses bulging didasarkan bahwa fluida atau karet dimanfaatkan untuk memindahkan tekanan yang dibutuhkan untuk mengembangkan bahan baku ke arah luar sehingga menempel pada die.
  • 20. 5.7. Pembengkokan (Bending) Bending merupakan proses forming secara cold working yang menyebabkan perubahan plastis dari logam sekitar garis sumbunya dengan sedikit atau tidak ada perubahan penampang sama sekali. Gambar 5.13 Jenis-jenis proses pembengkokan (forming) 5.8. Pembuatan pipa dan tabung (Pipe and Silinder Production) Pipa dan tabung dapat dibuat secara hot working dengan sistem penyambungan butt-welded pipe (las lantak) dan lap-welded pipe (las tumpuk). A. Lap welded pipe Proses ini terutama digunakan untuk pipa-pipa dengan diameter yang lebih besar dari 50 sampai 400 mm dengan panjang 7 meter. Perbedaannya dengan buttwelding adalah disamping tepi dari skelp yang tirus, juga terdapat madrel dan pasangan roll untuk membentuk sambungan las. Gambar 5.14 Skema proses pembuatan lap-welded pipe.
  • 21. B. Butt-welded pipe Proses butt-welded pipe menggunakan bahan dasar pipa dari skelp. Pipa tidak dibentuk dari suatu gelondongan, tetapi dari sklep yang telah dipanaskan sampai temperatur tempa melalui suatu dapur kemudian ditarik memasuki sebuah roll yang membentuknya jadi silinder Gambar 5.15 Skema pembuatan butt-welded pipe. C. Pelubangan tembus (piercing) Piercing digunakan untuk membentuk tube berdinding tebal tanpa sambungan dan dilaksanakan secara hot working. Tube tersebut dibentuk dari billet berpenampang bulat, ujung billet ditandai dengan centre punch kemudian dipanaskan serta didorong dalam arah longitudinal diantara dua buah roll besar berbentuk tirus dan cembung yang berputar dengan arah yang sama. Putaran roll-roll menyebabkan billet tertarik dan berputar, selain itu billet juga tertekan sehingga meyebabkan crack pada sumbu utamanya (bersamaan dengan itu mandrel ditekan masuk menembus cracking) sehingga terbentuklah lubang tabung tersebut. Untuk mencapai ukuran yang diinginkan, tabung yang dihasilkan tadi dimasukkan lagi kedalam roll dan mandrel yang berbeda. Gambar 5.16 Skema proses pelubangan tembus (piercing).
  • 22. Pembentukan tambahan: A. Spinning Spinning bisa dilakukan dengan cara hot working atau cold working, proses ini digunakan untuk membentuk barang-barang yang menyerupai cakram, dibuat dari sheet metal yang dibentuk diatas semacam piringan berputar dengan diberi tekanan pada salah satu sisinya. Shear spinning merupakan proses pembentukan lembaran logam menjadi bentuk setengah bola, tembereng dengan kombinasi putaran dan gaya, pembentukan dengan tekanan-tarik, dimana tegangan compresive tangensial dan tegangan tarik radial terjadi hanya pada daerah devormasi. Conventional spinning. Pada konvensional spinning , suatu lingkaran yang kosong untuk pelat logam preformed atau rata ditempatkan dan dipegang menahan terhadap suatu penekanan dan putaran saat alatnya mengubah bentuk dan membentuk material pada penekanan . Alat yang digunakan mungkin digerakkan dengan tangan atau oleh mekanisme computer-controlled. Proses yang secara khas melibatkan suatu urutan , dan itu memerlukan ketrampilan yang harus dipertimbangkan. Spinning konvensional ini diutamakan untuk yang berbentuk kerucut dan bentuk curvilinear , kalau tidak akan bersifat tidak ekonomis atau sulit untuk menghasilkan. Garis tengah bagian bisa mencakup sampai 6m ( 20ft). Walau memutar preformed pada suhu ruangan , batang-batang rel dan komponen tebal dengan kekuatan tinggi atau ductilas rendah memerlukan penggulungan pada temperatur yang dinaikkan. Shear spinning. Juga dikenal sebagai power spinning , flow turning,hydrospinning dan spin forging, operasi ini menghasilkan suatu yang berbentuk kerucut axisymmetric atau curvilinear shape, reducing ketebalan lembaran selama pemeliharaan yang maksimum pada titik tengah ( Gambar 16.43a). Alat penggulung pembentukan tunggal dapat digunakan,tapi dua alat penggulung lebih baik Mengimbangi permintaan lebih baik adalah kekuatan bertumpu pada penekanan itu. Komponen khas dibuat adalah ujung roket proyektil dan selubung motor roket. Komponen sampai 3m pada titik tengah dapat dibentuk oleh pemotong besar yang memutar. Operasi ini
  • 23. memboroskan material yang kecil, dan itu dapat diselesaikan di dalam suatu waktu yang pendek, beberapa di antaranya kecil seperti beberapa detik /unit. berbagai bentuk dapat diputar dengan hasil yang dibuat mesin yang sederhana, yang mana biasanya dibuat dari alat baja. Spinnabilas dari suatu logam pada proses ini biasanya adalah menggambarkan ketika reducation yang maksimum di dalam ketebalan untuk sebagian dapat diperlakukan dengan spinning tanpa retak. Spinnabilas ditemukan untuk; menjadi dihubungkan dengan pengurangan area yang yang dapat diregangkan dari material, sama halnya benda yang tidak digunakan. Begitu, jika suatu logam mempunyai suatu pengurangan area yang yang dapat diregangkan 50% atau yang lebih tinggi , ketebalan nya dapat dikurangi sebanyak itu . seperti 80% pada orang memutar pass. Karena batang-batang rel dengan ductilas rendah , operasi dilaksanakan pada tingkat temperatur meningkat oleh pemanasan yang kosong di dalam suatu tungku perapian dan pemindahan itu dengan cepat kepada mondrel. Tabung yang memutar. Di dalam tabung yang memutar, ketebalan dari silindris yang kosong dikurangi atau dibentuk oleh spinnning pada suatu kepadatan, mondrel bulat yang menggunakan gulungan. Pengurangan pada ketebalan permukaan mengakibatkan suatu pipa lebih panjang. Operasi ini mungkin dilaksanakan secara eksternal atau secara internal, berbagai profil internal dan eksternal dapat diproduksi dari cyllindrical yang kosong dengan ketebalan permukaan yang tetap. Komponen digerakkan dengan diputar ke depan atau mundur; secara langsung atau tidak dengan tekanan, sebagai descripted. pengurangan ketebalan yang maksimum menggunakan spinning pipa dihubungkan dengan pengurangan area yang dapat diregangkan dari material, karena adanya shear spinning.Pipa memutar dapat digunakan untuk membuat roket, proyektil, dan rancang-bangun pancaran parts,pressures kapal, dan permobilan components,such pada roda/kemudi truk dan mobil B. Strecth forming Pada stretch forming, pelat logam adalah diclamping sepanjang tepinya dan yang diregangkan pada male dies( dari blok atau dari pukulan). Die bergerak ke atas, mengarah ke bawah atau jalan sisi yang tergantung pada disain tertentu dari mesin ( buah ara 16.30) pembentukan peregangan digunakan terutama untuk membuat pesawat terbang panel kulit pesawat ,badan pesawat terbang, dan sarung kapal. alumunium kulit untuk boeing 767 dan 757 pesawat terbang, sebagai contoh, adalah dibuat oleh stretch forming dengan suatu kekuatan tekanan 9 MN. lembar segi-empat adalah 12mx 2.5 x 6.4 mm. walaupun proses ini
  • 24. biasanya digunakan untuk produksi volume rendah, adalah hemat dan serbaguna, terutama sekali untuk industri pesawat terbang. Pada kebanyakan operasi, yang kosong adalah lembar segi-empat yang diclamping sepanjang tepi lebih dangkal nya dan meregangkan menurut panjang, begitu membiarkan material untuk menyusutkan pada jarak. mengendalikan jumlah peregangan adalah penting dalam rangka mencegah retakan. Pembentukan peregangan tidak bisa menghasilkan komponen dengan pinggiran yang jelas dengan sudut kembali ( tekanan pada permukaan dari die.) berbagai accesorry peralatan dapat menggunakan bersama dengan peregangan membentuk, mencakup lebih lanjut pembentukan dengan kedua-duanya female dan male die part di bawah tegangan. dies untuk stretch forming biasanya dibuat dari campuran logam seng, baja, plastik, atau kayu. kebanyakan aplikasi tidak memerlukan minyak pelumas. Gambar 16.30 Ilustrasi skema dari proses stretch forming. Lapisan alumunium untuk pesawat dapat dibuat dengan metode ini. Sumber : Courtesy of Cyril Bath Co. C. Heaming dan seaming. Pada proses heaming ( juga disebut perataan), tepi dari lembar dilipat di atas bagian itu sendiri ( gambar 16.23c). heaming meningkatkan kekakuan part, meningkatkan penampilan nya, dan menghapuskan tepi yang tajam. seaming melibatkan sambungan dua tepi pelat logam heaming (gambar.16.23d) seaming ganda adalah dibuat
  • 25. oleh proses serupa menggunakan bentuk secara khusus alat penggulung untuk kedap dan sambungan kedap udara, seperti diperlukan di kotak makanan dan minuman. D. Bulging. proses ini melibatkan penempatan suatu bentuk tabel, yang berbentuk kerucut, atau curva linear die ke dalam suatu split female die dan kemudian mengekspandingnya, pada umumnya dengan suatu penyumbat polyurerthane ( gambar.16.28a). punch kemudian ditarik kembali, penyumbat kembali ke bentuk asli, dan part yang dibentuk dipindahkan dengan pembukaan die yang memisah. produk khas dibuat adalah pitchers air, barrel bir dan manik- manik drum minyak. karena komponen dengan bentuk kompleks, busi ( sebagai ganti menjadi silindris) mungkin dengan tujuan menerapkan tekanan yang lebih tinggi pada daerah part yang kritis. keuntungan utama menggunakan busi polyurethane adalah bahwa mereka adalah sangat bersifat tahan abrasi , melicinkan ,and pelumas, lagipula, tidak merusakkan ujunh permukssn yang sedang dibentuk. E. Segmented dies. Ini adalah dies yang terdiri dari segmen individu yang ditempatkan di dalam part itu dibentuk dan diperluas dengan mesin dalam satu arah radial. mereka kemudian ditarik kembali untuk memindahkan part yang dibentuk itu. Segmented dies secara relatif mahal, dan dapat digunakan untuk produksi masal.
  • 26. Daftar Pustaka Eugene, D, Ostergaard ;1967; Advanced Die Making; Prentice Hall; New Jersey. harma, P.C.; 2002; A Textbook of Production Engineering; S. Chand & Company Ltd, New Delhi. http://www.teledometalspinning.com : September 2005 http://www.thefabricator.com : September 2005 http://gnatchung.tripod.com; September 2005 Buku Bahan Ajar “Teknologi Bahan I oleh MSR http://www.1.3. Forging Processes _ Forging Industry Association.com pipingsystem 2009 rudy setyawan.ppt http://www. METAL FORMING PROCESS _ Afri Sujarwanto's Weblog http://www. Spinning _ Shear forming.com http://www. prapss Dasar-dasar Pembentukan Logam.com