3. Tidak ada satu anak pun yang terlahir di dunia
dengan takdir tidak suka membaca
atau suka membaca.
4. Anak akan membaca jika ia merasa
mendapatkan manfaat dari membaca.
Menyenangkan, misalnya.
5. Membaca bisa di mana saja dan apa saja.
Komik, website, brosur, koran, atau aktivitas apapun
yang melibatkan interaksi anak dengan teks
adalah aktivitas membaca.
8. Standar orangtua seringkali membuat anak merasa
membaca itu sulit dan membosankan.
Kalau tidak sampai tamat dan bukan buku serius maka
anak belum dianggap membaca.
9. Merendahkan kebiasaan anak membaca komik,
tidak membuat anak “melupakan” komik
dan beralih ke buku-buku “canggih”.
Namun, justru membuat anak meragukan minat dan
kemampuannya sebagai pembaca.
10. Yang biasanya terjadi adalah anak diberi label
tidak suka membaca oleh orangtua atau lingkungan.
Padahal, mungkin anak hanya
tidak suka tipe teks tertentu.
11. Pemberian label atau labelling adalah efek dari
pola pengasuhan dan lingkungan yang tidak kondusif.
Efek dari labelling ini adalah hal pertama
yang harus diubah.