SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
BAB II
                                        Pembahasan




2.1 PengertianLogika
       Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani,
yang berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan sebagai
pernyataan dari pikiran. Sumber lain mengatakan logika berasal dari kata logos
yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang
diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
       Pengertian logika secara terminologi menurut beberapa ahli,
1. Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata
  dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5)
2. Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W.
  Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
3. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti
  ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
4. Aristoteles : logika adalahajaran tentang berpikir yang secara ilmiah
  membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yagn menguasai
  pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..:10)
5. William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat
  usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang
  sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9)
       Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai
pengertian logika secara etimologi maupun terminologibahwa logika menegaskan
dua hal yang menjadi inti pengertian logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logika
adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau
ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan
semestinya. Sebagai ketrampilan, logika adalah seni dan kecakapan menerapkan
hukum-hukum atau asas-asas pemikiran agar bernalar dengan tepat, teliti, dan
teratur.
2.2 Sejarah Logika
           Logika muncul bersama dengan filsafat. Dimulai sejak Thales (624 SM –
548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul,
dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta.
           Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip
atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif
Itu tidak berarti logika berdiri sendiri sebagai satu disiplin di samping filsafat
melainkan bahwa dalam filsafat Barat – sudah nyata pemikiran yang logis.
           Untuk menetapkan dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak mungkin.
Umumnya diterima bahwa orang pertama yang melakukan pemikiran sistematis
tentang logika adalah filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 M). menarik,
karena Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah “logika”.
           Apa yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles dinamakan
“Analitika” – penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak
dari putusan-putusan yang benar – dan “Dialektika” – penyelidikan terhadap
argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih
diragukan.
           “Logika’ bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan
sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika”
adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau dapat dikatakan bahwa
“logika” adalah alat (organon) untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan.
           Mengenai penggunaan kata “logika” sendiri ada perbedaan pendapat,
diantaranya mengatakan bahwa orang pertama adalah Cicero (abad pertama
sebelum Masehi) tetapi dalam pengertian “seni berdebat’, sedangkan pendapat
lain mengatakan istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari
Citium 334 SM –226 SM pelopor Kaum Stoa. Di kemudian hari, yakni pada
permulaan abad ketiga masehi, Alexander Aphrodisias menggunakan istilah
“logika” dengan arti yang dikenal sekarang.
Logika modern dirintis oleh orang-orang Inggris, antara lain A. de Morgan
(1806 – 1871), George Boole (1815-1864), dan mencapai puncaknya dengan
karya besar A. N. Whitehead dan Bertrand Russel “Principia Mathematica”.


2.3 Bagian-bagianLogika
    2.3.1 Pembagian logika
Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian:
    1. Logika makna luas dan logika makna sempit
    Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif atau logika
formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas pemakaiannya mencakup
kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem
penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai
logika itu sendiri.
    2. Logika Deduktif dan Induktif
    Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas
pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu
kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul
menurut bentuknya saja. Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang
mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada
suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
    3. Logika Formal dan Material
    Logika formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum berfikir
yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran.
Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil
logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis sesungguhnya. Logika
material mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya
pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.
    4. Logika Murni dan Terapan
    Logika murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan
logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-
pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu
dari sitilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah
pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang
filsafat dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
    5. Logika Falsafati dan Matematik
    Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika
yang masih berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat,
seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun
logika matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk
menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.


  2.3.2Dasar-dasar Logika
       Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep ini menyatakan
bahwakesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya,
bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen,
yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan
(premis).
       Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah.
Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:
 1. Setiap mamalia punya sebuah jantung.
 2. Semua kuda adalah mamalia.
 3. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung.
       Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang
berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:
 1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
 2. Kuda Australia punya sebuah jantung
 3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
 4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
       Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan
penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif                    Induktif
Jika semua premis           Jika premis benar,
benar maka kesimpulan       kesimpulan mungkin
pasti benar                 benar, tapi tak pasti
                            benar.
Semua informasi atau        Kesimpulan memuat
fakta pada kesimpulan       informasi yang tak
sudah ada, sekurangnya      ada, bahkan secara
secara implisit, dalam      implisit, dalam
premis.                     premis.


  2.3.3 Objek Kajian Logika
       Oleh karena yang berfikir itu manusia maka objek penyelidikan logika
ialah manusia itu sendiri. Tetapi manusia ini disoroti dari sudut tertentu, yakni
budinya. Begitu pula berfikir adalah obyek material logika. Berfikir di sini adalah
kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berfikir manusia mengolah,
mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah dan
mengerjakannya      ini   terjadi     dengan     mempertimbangkan,   menguraikan,
membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian
yang lainnya.


  2.3.4Manfaat logika
 1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
     rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
 2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
 3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam
     dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan
        asas-asas sistematis.
 5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
        berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
 6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
 7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa ).
 8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis,lurus,metodis dan analitis
        sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri
        seseorang.


   2.3.5Macam-macam logika
    Logika alamiah
          Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat     dan    lurus   sebelum     dipengaruhi   oleh   keinginan-keinginan   dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah
manusia ada sejak lahir.
    Logika ilmiah
          Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus
ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi
dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika
ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
   2.3.6Teori Logika
          Dalam teori logika dikenal adanya suatu pernyataan atau preposition.
Preposition merupakan komponen logika dasar yang dilambangkan dengan huruf
dan memiliki nilai kebenaran true atau false. Preposition dideklarasikan dengan
sebuah kalimat tertutup yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu pernyataan
lengkap akan suatu keadaan. Dua preposition atau pernyataan ini dapat
dihubungkan dengan penghubung tertentu yang menghasilkan kalimat logika.
          Interpretasi merupakan pemberian nilai kebenaran pada setiap pernyataan
atau preposition dalam suatu kalimat logika. Sebuah kalimat logika dapat
dianalisa kebenarannya dengan aturan semantik. Aturan semantik memproses
setiap hubungan-hubungan atar pernyataan yang ada dalam suatu kalimat
sehingga diketahui kebenaran dari kalimat tersebut. Sebelum melangkah lebih
jauh ke penelusuran nilai kebenaran suatu kalimat, kita pelajari terlebih dahulu
penghubung-penghubung apa yang ada dalam suatu kalimat.
       Negasi (not -)
       Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya
       - P = true ; not P = false
       - Q = false ; not Q = true
       Konjungsi (- and -)
       Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar baru
       kalimat tersebut dinyatakan benar.
P           Q           P and Q
True        True        True
True        False       False
False       True        False
False       False       False
       Disjungsi (- or -)
       Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimat
       tersebut juga benar.
P           Q           P or Q
True        True        True
True        False       True
False       True        True
False       False       False

       Implikasi (if – then -)
       Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen
       benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah maka
       kalimat itu benar untuk setiap keadaan konsekuen.
P            Q           if P then Q
True         True        True
True         False       False
False        True        True
False        False       True
       Equivalensi (if – and only if -)
       Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden tepat sama nilai
       kebenarannya dengan konsekuennya.
P           Q          if P and only if Q
True        True       True
True        False      False
False       True       False
False       False      True


       Kondisional (if – then – else -)
       Aturan kondisional memiliki dua konsekuen. Mirip dengan implikasi bila
       antesenden bernilai benar maka aturan implikasi dengan konsekuen pertama
       yang menentukan nilai kebenaran kalimat, sebaliknya bila antesenden
       bernilai salah maka aturan implikasi negasi antesenden dengan konsekuen
       kedua yang menentukan nilai kebenaran kalimat.
P             Q           R               if P then Q else R
True          True        True            True
True          True        False           True
True          False       True            False
True          False       False           False
False         True        True            True
False         True        False           False
False         False       True            True
False         False       False           False
BAB III
                                    Penutup


3.1 Kesimpulan
       Berdasarkan dari pembahasan materi diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa logika adalah landasan utama utk menguasai filsafat & ilmu pengetahuan
serta sarana penghubung antara filsafat & ilmu.
       Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan cara serius
dan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan
hukum - hukum dan patokan - patokan yang harus ditaati agar seseorang dapat
berpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek
penyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama, Pemikiran sebagai obyek
material juga dikenal dengan nama Logika Material dan yang kedua, patokan-
patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek formalnya, yang
disebut logika formal.
       Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk berbeda secara
radikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus (deduktif) yaitu cara berpikir
yang dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar – dasar
persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan
hukum - hukum, rumus - rumus, patokan - patokan berpikir benar, dan dari cara
berpikir khusus ke umum (induktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalam
logika material yang mempelajari dasar – dasar persesuaian pikiran dengan
kenyataan (penyesuaian idealita dengan realita).


3.2 Saran
       Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.
Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam
menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika
sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau
bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari
pembaca dan kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna
penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan
dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa.
Daftar Pustaka




JE. 2010. Pengertian Logika dalam
     http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian-logika/


Wikipedia. 2012. Logika dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Logika


Triannur. 2012. Dasar-dasar Logika dalam
     http://triananur.wordpress.com/2012/02/05/dasar-dasar-logika/


Fisip. 2009. Dasar-dasar Logika dalam
     http://fisip8.wordpress.com/2009/11/01/dasar-dasar-logika/


Bahauddin Amyasi. 2008. Logika ; Pengertian, Sejarah dan Urgensinya dalam
     http://bahauddin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah-
     dan.html


Kuliah Filsafat. 2009. Pengertian, Sejarah dan Macam-macam Logika dalam
     http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-sejarah-dan-
     macam-macam-logika/


Triyadi. ----. Pengertian Logika dalam
     http://www.scribd.com/doc/57575160/PENGERTIAN-LOGIKA

Contenu connexe

Tendances

Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
Buyung Iskandar
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Rizqy Putra
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Mochammad Ridwan
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
Chupking
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Muhamad Yogi
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
Ayah Abeeb
 

Tendances (20)

Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islam
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
Islam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang LingkupnyaIslam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang Lingkupnya
 

En vedette

Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
Nasifah LasMana
 
Max Jackson_Value Stream Mapping
Max Jackson_Value Stream MappingMax Jackson_Value Stream Mapping
Max Jackson_Value Stream Mapping
Max Jackson, MBA
 
Bahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatif
Bahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatifBahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatif
Bahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatif
idapurnama7475
 
Kertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantik
Kertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantikKertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantik
Kertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantik
Erlinamohamad
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
Ferdy Tohopi
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur
 
Definisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannyaDefinisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannya
Ir. Zakaria, M.M
 
Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...
Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...
Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...
aswin2812
 
Makalah definisi zulva
Makalah definisi   zulvaMakalah definisi   zulva
Makalah definisi zulva
zulvamunayati
 

En vedette (20)

Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Logika pendahuluan
Logika pendahuluanLogika pendahuluan
Logika pendahuluan
 
SEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKASEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKA
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 
Makalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
Makalah Fuzzy Logic Dan PenerapannyaMakalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
Makalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
 
Tehnik tehnik eduksi
Tehnik tehnik eduksiTehnik tehnik eduksi
Tehnik tehnik eduksi
 
Max Jackson_Value Stream Mapping
Max Jackson_Value Stream MappingMax Jackson_Value Stream Mapping
Max Jackson_Value Stream Mapping
 
Bahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatif
Bahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatifBahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatif
Bahasa sebagai alat berpikir,filsafat,representatif
 
Kertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantik
Kertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantikKertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantik
Kertas kerja sejarah dan perkembangan ilmu mantik
 
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
 
10 aspek dasar ilmu manthiq
10 aspek dasar ilmu manthiq10 aspek dasar ilmu manthiq
10 aspek dasar ilmu manthiq
 
Definisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannyaDefinisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannya
 
Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...
Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...
Peran Polri dalam Menjamin Pengoperasionalan Sepeda Motor yang berkeselematan...
 
Makna aqidah
Makna aqidahMakna aqidah
Makna aqidah
 
Makalah definisi zulva
Makalah definisi   zulvaMakalah definisi   zulva
Makalah definisi zulva
 

Similaire à Makalah logika

1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
imamdaulay
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 

Similaire à Makalah logika (20)

Logika3
Logika3Logika3
Logika3
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Materi 2 Memahami Dasar-dasar Logika
Materi 2  Memahami Dasar-dasar LogikaMateri 2  Memahami Dasar-dasar Logika
Materi 2 Memahami Dasar-dasar Logika
 
Intro To Logic
Intro To LogicIntro To Logic
Intro To Logic
 
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptKetode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
PPT Filsafat Ilmu
PPT Filsafat IlmuPPT Filsafat Ilmu
PPT Filsafat Ilmu
 
Epistemologi Keilmuan (Logika)
Epistemologi Keilmuan (Logika)Epistemologi Keilmuan (Logika)
Epistemologi Keilmuan (Logika)
 
13726975.ppt
13726975.ppt13726975.ppt
13726975.ppt
 
Logika1
Logika1Logika1
Logika1
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 

Plus de Erna Mariana

Paper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryPaper Research of Short Story
Paper Research of Short Story
Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)
Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)
Erna Mariana
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata Pencaharian
Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)
Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)
Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)
Erna Mariana
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
Erna Mariana
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
Erna Mariana
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
Erna Mariana
 
Makalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqMakalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/Akhlaq
Erna Mariana
 

Plus de Erna Mariana (16)

Paper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryPaper Research of Short Story
Paper Research of Short Story
 
Question Words
Question WordsQuestion Words
Question Words
 
Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)
 
Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata Pencaharian
 
Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)
 
Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)
 
Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Makalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqMakalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/Akhlaq
 
Artikel seminar
Artikel seminarArtikel seminar
Artikel seminar
 
makalah korupsi
makalah korupsimakalah korupsi
makalah korupsi
 

Dernier

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 

Dernier (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Makalah logika

  • 1. BAB II Pembahasan 2.1 PengertianLogika Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani, yang berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan sebagai pernyataan dari pikiran. Sumber lain mengatakan logika berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Pengertian logika secara terminologi menurut beberapa ahli, 1. Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5) 2. Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13) 3. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3) 4. Aristoteles : logika adalahajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yagn menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..:10) 5. William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9) Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian logika secara etimologi maupun terminologibahwa logika menegaskan dua hal yang menjadi inti pengertian logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logika adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan semestinya. Sebagai ketrampilan, logika adalah seni dan kecakapan menerapkan
  • 2. hukum-hukum atau asas-asas pemikiran agar bernalar dengan tepat, teliti, dan teratur. 2.2 Sejarah Logika Logika muncul bersama dengan filsafat. Dimulai sejak Thales (624 SM – 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif Itu tidak berarti logika berdiri sendiri sebagai satu disiplin di samping filsafat melainkan bahwa dalam filsafat Barat – sudah nyata pemikiran yang logis. Untuk menetapkan dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak mungkin. Umumnya diterima bahwa orang pertama yang melakukan pemikiran sistematis tentang logika adalah filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 M). menarik, karena Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah “logika”. Apa yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles dinamakan “Analitika” – penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang benar – dan “Dialektika” – penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih diragukan. “Logika’ bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika” adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau dapat dikatakan bahwa “logika” adalah alat (organon) untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan. Mengenai penggunaan kata “logika” sendiri ada perbedaan pendapat, diantaranya mengatakan bahwa orang pertama adalah Cicero (abad pertama sebelum Masehi) tetapi dalam pengertian “seni berdebat’, sedangkan pendapat lain mengatakan istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM –226 SM pelopor Kaum Stoa. Di kemudian hari, yakni pada permulaan abad ketiga masehi, Alexander Aphrodisias menggunakan istilah “logika” dengan arti yang dikenal sekarang.
  • 3. Logika modern dirintis oleh orang-orang Inggris, antara lain A. de Morgan (1806 – 1871), George Boole (1815-1864), dan mencapai puncaknya dengan karya besar A. N. Whitehead dan Bertrand Russel “Principia Mathematica”. 2.3 Bagian-bagianLogika 2.3.1 Pembagian logika Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian: 1. Logika makna luas dan logika makna sempit Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri. 2. Logika Deduktif dan Induktif Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. 3. Logika Formal dan Material Logika formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum berfikir yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran. Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis sesungguhnya. Logika material mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu. 4. Logika Murni dan Terapan Logika murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan- pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu
  • 4. dari sitilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari. 5. Logika Falsafati dan Matematik Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa. 2.3.2Dasar-dasar Logika Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep ini menyatakan bahwakesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Contoh argumen deduktif: 1. Setiap mamalia punya sebuah jantung. 2. Semua kuda adalah mamalia. 3. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung. Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif: 1. Kuda Sumba punya sebuah jantung 2. Kuda Australia punya sebuah jantung 3. Kuda Amerika punya sebuah jantung 4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
  • 5. 5. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif. Deduktif Induktif Jika semua premis Jika premis benar, benar maka kesimpulan kesimpulan mungkin pasti benar benar, tapi tak pasti benar. Semua informasi atau Kesimpulan memuat fakta pada kesimpulan informasi yang tak sudah ada, sekurangnya ada, bahkan secara secara implisit, dalam implisit, dalam premis. premis. 2.3.3 Objek Kajian Logika Oleh karena yang berfikir itu manusia maka objek penyelidikan logika ialah manusia itu sendiri. Tetapi manusia ini disoroti dari sudut tertentu, yakni budinya. Begitu pula berfikir adalah obyek material logika. Berfikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berfikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakannya ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. 2.3.4Manfaat logika 1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren. 2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif. 3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
  • 6. 4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis. 5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan. 6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian. 7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa ). 8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang. 2.3.5Macam-macam logika Logika alamiah Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ilmiah Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi. 2.3.6Teori Logika Dalam teori logika dikenal adanya suatu pernyataan atau preposition. Preposition merupakan komponen logika dasar yang dilambangkan dengan huruf dan memiliki nilai kebenaran true atau false. Preposition dideklarasikan dengan sebuah kalimat tertutup yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu pernyataan lengkap akan suatu keadaan. Dua preposition atau pernyataan ini dapat dihubungkan dengan penghubung tertentu yang menghasilkan kalimat logika. Interpretasi merupakan pemberian nilai kebenaran pada setiap pernyataan atau preposition dalam suatu kalimat logika. Sebuah kalimat logika dapat
  • 7. dianalisa kebenarannya dengan aturan semantik. Aturan semantik memproses setiap hubungan-hubungan atar pernyataan yang ada dalam suatu kalimat sehingga diketahui kebenaran dari kalimat tersebut. Sebelum melangkah lebih jauh ke penelusuran nilai kebenaran suatu kalimat, kita pelajari terlebih dahulu penghubung-penghubung apa yang ada dalam suatu kalimat. Negasi (not -) Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya - P = true ; not P = false - Q = false ; not Q = true Konjungsi (- and -) Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar baru kalimat tersebut dinyatakan benar. P Q P and Q True True True True False False False True False False False False Disjungsi (- or -) Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimat tersebut juga benar. P Q P or Q True True True True False True False True True False False False Implikasi (if – then -) Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah maka kalimat itu benar untuk setiap keadaan konsekuen.
  • 8. P Q if P then Q True True True True False False False True True False False True Equivalensi (if – and only if -) Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden tepat sama nilai kebenarannya dengan konsekuennya. P Q if P and only if Q True True True True False False False True False False False True Kondisional (if – then – else -) Aturan kondisional memiliki dua konsekuen. Mirip dengan implikasi bila antesenden bernilai benar maka aturan implikasi dengan konsekuen pertama yang menentukan nilai kebenaran kalimat, sebaliknya bila antesenden bernilai salah maka aturan implikasi negasi antesenden dengan konsekuen kedua yang menentukan nilai kebenaran kalimat. P Q R if P then Q else R True True True True True True False True True False True False True False False False False True True True False True False False False False True True False False False False
  • 9. BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan materi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa logika adalah landasan utama utk menguasai filsafat & ilmu pengetahuan serta sarana penghubung antara filsafat & ilmu. Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum - hukum dan patokan - patokan yang harus ditaati agar seseorang dapat berpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama, Pemikiran sebagai obyek material juga dikenal dengan nama Logika Material dan yang kedua, patokan- patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek formalnya, yang disebut logika formal. Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk berbeda secara radikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus (deduktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar – dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan hukum - hukum, rumus - rumus, patokan - patokan berpikir benar, dan dari cara berpikir khusus ke umum (induktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalam logika material yang mempelajari dasar – dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan (penyesuaian idealita dengan realita). 3.2 Saran Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
  • 10. Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa.
  • 11. Daftar Pustaka JE. 2010. Pengertian Logika dalam http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian-logika/ Wikipedia. 2012. Logika dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Logika Triannur. 2012. Dasar-dasar Logika dalam http://triananur.wordpress.com/2012/02/05/dasar-dasar-logika/ Fisip. 2009. Dasar-dasar Logika dalam http://fisip8.wordpress.com/2009/11/01/dasar-dasar-logika/ Bahauddin Amyasi. 2008. Logika ; Pengertian, Sejarah dan Urgensinya dalam http://bahauddin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah- dan.html Kuliah Filsafat. 2009. Pengertian, Sejarah dan Macam-macam Logika dalam http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-sejarah-dan- macam-macam-logika/ Triyadi. ----. Pengertian Logika dalam http://www.scribd.com/doc/57575160/PENGERTIAN-LOGIKA