SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
PRINSIP DAN TEKNIK

 PEMBERIAN OBAT
Klasifikasi
•   Per oral (po), Sublingual

•   Secara Suntikan / Parenteral (Intracutan,
    Subcutan, Intramuskuler, Intravena )

•   Rectal

•   Intra Vaginal

•   Obat Luar ( Topikal, Melalui Paru-paru /
    Inhalasi )
Per oral
• Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan

• Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan
  mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi
  dari jenis obat.

• Keuntungan: praktis, aman, dan ekonomis

• Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul
  biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah,
  diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit
  (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna
Per oral
Sublingual
• Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di
  bawah lidah.
• Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa
  lebih cepat karena pembuluh darah di bawah
  lidah merupakan pusat dari sakit.
• Kelebihan dari cara pemberian obat dengan
  sublingual adalah efek obat akan terasa lebih
  cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan
  metabolisme di dinding usus dan hati dapat
  dihindari.
Sublingual
Parenteral
• Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa
   melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh
   darah

• Keuntungan :
    – efek timbul lebih cepat dan teratur

    – dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar,
       atau muntah-muntah

    – sangat berguna dalam keadaan darurat.

• Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa
   nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis.

• Meliputi:     Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan
   intramuscular (im),
Intracutan
• Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit

• Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah

   dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan

   bagian ventral.

• intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap

   obat yang disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat

   (dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu

   (misalnya tuberculin tes).
Intracutan
Subcutan
•   Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu
    pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis

•   Jenis obat yang lazim diberikan secara SC

    1. Vaksin                     3. Narkotik             5. Heparin

    2. Obat-obatan pre operasi    4. Insulin

•   Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang
    digunakan untuk mengontrol kadar gula darah

•   Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu direncanakan
    untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.

•   Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.

•   Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.

•   Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit
    atau dalam bentuk suspensi.

•   Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya.
Subcutan
Intramusculer
•   Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.

•   Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan

•   Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan
    posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), daerah
    ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi
    yang baik dan jauh dari syaraf.

•   Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam
    air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat .

•   Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat
    suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.

•   Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
Intramusculer
Intravena
   Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu

    cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

   Tujuan :

    1. Memasukkan obat secara cepat

    2. Mempercepat penyerapan obat

   Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :

    1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )

    2. Pada tungkai (vena saphenosus)

    3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak

    4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
Intravena
Intravena
Intravena
1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang

2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah)

  Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan

  atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena

  yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan

  mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Intravena
Rectal
• Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara
  memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
  rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.
• Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang
  bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak
  pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
• Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat
  dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk
  meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat
  aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.
• Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal
  yang melewati sfingter ani interna.
• Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
Rectal
Rectal
Rectal
Intra Vaginal
• Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan

   obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang

   bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan

   mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia

   dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk

   mengobati infeksi lokal.
Intra Vaginal
Intra Vaginal
Topikal
•   Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes
    telinga dan lain-lain.

•   Pemberian Obat pada Kulit

    Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan
    mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
    mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion,
    aerosol, dan sprei.

•   Pemberian Obat pada Telinga

    Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga

    ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga

    tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
Topikal
• Pemberian Obat pada Hidung

    Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat

    dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau

    nasofaring.

•   Pemberian Obat pada Mata

    Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat
    tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata
    dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara
    melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk
    menghilangkan iritasi mata.
Topikal
                   Pada Dewasa                        10. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih
                                                      selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut
1. Cucilah tangan anda.                               berkonsultasilah kepada dokter anda.
2. Jangan memegang mulut botol atau ujung
penetes.
3. Melihatlah ke arah atas.
4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehingga
membentuk “kantung” (lihat gambar ).
5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan
“kantung” tanpa menyentuh mata atau “kantung”
tersebut.
Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.
7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan
memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip terlalu
sering.
8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan
dengan tissue
9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macam
tetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit
sebelum meneteskan obat yang lainnya
Topikal
      Pada Anak-anak

1.      Baringkanlah     anak
terlentang dengan kepala
tegak menghadap ke atas.
2. Suruhlah ia memejamkan
mata.
3. Teteskan obat sesuai yang
tertulis di etiket pada ujung
mata sebelah dalam (dekat
hidung).
Inhalasi
•   Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam

    mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah

    absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol,

    terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung

    kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini

    obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan

    sangat cepat bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran

    mukosa pada saluran pernapasan.
Inhalasi
6B:
1. Benar obat

2. Benar pasien

3. Benar dosis pemberian

4. Benar cara pemberian

5. Benar waktu pemberian

6. Benar pendokumentasian

Contenu connexe

Tendances

Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11fadzan
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan Sainal Edi Kamal
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpjj_kemenkes
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptluffyahmad
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikalmateri-x2
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 

Tendances (20)

Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Ppt kdpk
Ppt kdpkPpt kdpk
Ppt kdpk
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal ppt
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Askep polio mielitis
Askep polio mielitisAskep polio mielitis
Askep polio mielitis
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikal
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 

En vedette

Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatW Theresia
 
Konsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatKonsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatvQhy
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Nurul Wulandari
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravenaADHP
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dinginPamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dinginYandi Ariaputra
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Shelfi Steiv
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Operator Warnet Vast Raha
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui muluthkdt
 
Terapi aman denga teofilin
Terapi aman denga teofilinTerapi aman denga teofilin
Terapi aman denga teofilinNur Fadillah
 

En vedette (20)

Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
Konsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatKonsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian Obat
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
 
Makalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulitMakalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulit
 
Leaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obatLeaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obat
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Laporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingualLaporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingual
 
Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dinginPamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulut
 
PEMBERIAN UBAT PARENTERAL
PEMBERIAN UBAT PARENTERALPEMBERIAN UBAT PARENTERAL
PEMBERIAN UBAT PARENTERAL
 
Terapi aman denga teofilin
Terapi aman denga teofilinTerapi aman denga teofilin
Terapi aman denga teofilin
 

Similaire à PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT

Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
 
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxBAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxfurqanridha
 
Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1dimas_aria
 
Contekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptxContekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptxssuserd34573
 
KD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptx
KD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptxKD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptx
KD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptxSitiNurQomariah1
 

Similaire à PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT (20)

Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Bentuk – bentuk obat
Bentuk – bentuk obatBentuk – bentuk obat
Bentuk – bentuk obat
 
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxBAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
 
Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1
 
7 cara pemberian obat secara benar
7 cara pemberian obat secara benar7 cara pemberian obat secara benar
7 cara pemberian obat secara benar
 
7 cara pemberian obat secara benar
7 cara pemberian obat secara benar7 cara pemberian obat secara benar
7 cara pemberian obat secara benar
 
7 cara pemberian obat secara benar
7 cara pemberian obat secara benar7 cara pemberian obat secara benar
7 cara pemberian obat secara benar
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
Contekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptxContekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptx
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
KD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptx
KD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptxKD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptx
KD II-Pemberian-Obat-Topikal-Dan-Supositoria.pptx
 

Plus de 4nakmans4

Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmiaFarmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmia4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
perhitungan dosis obat
perhitungan dosis obatperhitungan dosis obat
perhitungan dosis obat4nakmans4
 
resiko penambahan obat dalam larutan intra vena
resiko penambahan obat dalam larutan intra venaresiko penambahan obat dalam larutan intra vena
resiko penambahan obat dalam larutan intra vena4nakmans4
 
konsep terapi intravena
konsep terapi intravenakonsep terapi intravena
konsep terapi intravena4nakmans4
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi4nakmans4
 

Plus de 4nakmans4 (11)

Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmiaFarmakologi antiaritmia
Farmakologi antiaritmia
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
perhitungan dosis obat
perhitungan dosis obatperhitungan dosis obat
perhitungan dosis obat
 
resiko penambahan obat dalam larutan intra vena
resiko penambahan obat dalam larutan intra venaresiko penambahan obat dalam larutan intra vena
resiko penambahan obat dalam larutan intra vena
 
konsep terapi intravena
konsep terapi intravenakonsep terapi intravena
konsep terapi intravena
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 

Dernier

ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 

Dernier (17)

ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 

PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT

  • 1. PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT
  • 2. Klasifikasi • Per oral (po), Sublingual • Secara Suntikan / Parenteral (Intracutan, Subcutan, Intramuskuler, Intravena ) • Rectal • Intra Vaginal • Obat Luar ( Topikal, Melalui Paru-paru / Inhalasi )
  • 3. Per oral • Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan • Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. • Keuntungan: praktis, aman, dan ekonomis • Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna
  • 5. Sublingual • Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. • Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. • Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
  • 7. Parenteral • Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah • Keuntungan : – efek timbul lebih cepat dan teratur – dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah – sangat berguna dalam keadaan darurat. • Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis. • Meliputi: Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan intramuscular (im),
  • 8. Intracutan • Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit • Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral. • intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
  • 10. Subcutan • Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis • Jenis obat yang lazim diberikan secara SC 1. Vaksin 3. Narkotik 5. Heparin 2. Obat-obatan pre operasi 4. Insulin • Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah • Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. • Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan. • Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. • Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi. • Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya.
  • 12. Intramusculer • Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. • Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan • Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf. • Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat . • Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. • Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
  • 14. Intravena  Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.  Tujuan : 1. Memasukkan obat secara cepat 2. Mempercepat penyerapan obat  Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan : 1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica ) 2. Pada tungkai (vena saphenosus) 3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak 4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
  • 17. Intravena 1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang 2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah) Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
  • 19. Rectal • Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. • Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. • Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. • Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. • Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
  • 23. Intra Vaginal • Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
  • 26. Topikal • Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-lain. • Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. • Pemberian Obat pada Telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
  • 27. Topikal • Pemberian Obat pada Hidung Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring. • Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
  • 28. Topikal Pada Dewasa 10. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut 1. Cucilah tangan anda. berkonsultasilah kepada dokter anda. 2. Jangan memegang mulut botol atau ujung penetes. 3. Melihatlah ke arah atas. 4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehingga membentuk “kantung” (lihat gambar ). 5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan “kantung” tanpa menyentuh mata atau “kantung” tersebut. Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket. 7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip terlalu sering. 8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan dengan tissue 9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macam tetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit sebelum meneteskan obat yang lainnya
  • 29. Topikal Pada Anak-anak 1. Baringkanlah anak terlentang dengan kepala tegak menghadap ke atas. 2. Suruhlah ia memejamkan mata. 3. Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada ujung mata sebelah dalam (dekat hidung).
  • 30. Inhalasi • Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.
  • 32. 6B: 1. Benar obat 2. Benar pasien 3. Benar dosis pemberian 4. Benar cara pemberian 5. Benar waktu pemberian 6. Benar pendokumentasian