1. Spirit of Usman
Mengenal Ustman Bin Affan Ra
Namanya Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah. Amirul mukminin Dzun Nurain suami dari
dua orang putri Rasulullah yaitu Ruqayyah dan ketika Ruqayyah telah meninggal Rasul
menikahkan Usman dengan Ummu Kultsum binti Rasululloh. Ibu beliau bernama Arwa binti
Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha’
binti Abdul Muththalib paman Rasulullah Shollallhu Alaihi wassalam.
Beliau adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan
sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk
mulut bagus yang berwarna sawo matang. Di masa jahiliyah Utsman bin Affan adalah seorang
yang terpandang dan dimuliakan oleh kaumnya. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat
pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang didengar. Karena itulah ia sangat dicintai dan
dimuliakan oleh kaumnya. Ia tidak pernah sujud kepada sebuah patung pun, tidak pula berbuat
keji, tidak pernah meminum khamar baik sebelum maupun setelah Islam. Utsman bercerita, “Aku
tidak pernah bernyanyi, tidak pula panjang angan-angan, aku tidak pernah minum khamar di
masa jahiliah maupun setelah Islam.”
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang
pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan
Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak
lebih banyak dari pada orang arab lainya.
Beliau termasuk As-sabiqun al-awwalun (orang-orang yang pertama menyambut dakwah Islam).
Beliau mengikrarkan diri sebagai seorang muslim berkat dakwah Abu Bakr Ash-Shidddiq pada
umur 34 tahun. Di saat kaumnya menolak seruan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia
2. justru membuka hati, dan meyakini tanpa keraguan. Ketika kaum kafir Quarisy melakukan
penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke
Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin
Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Rasululloh supaya
beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta
kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.
Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu
Rasulullah membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan ra. jug a
ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk
pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya. Dari
Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan ra. Datang membawa
seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidak ada
dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”
Keutamaan Usman Bin Affan sebagai sahabat Rasululloh antara lain yaitu dia adalah orang yang
sangat pemalu, dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ” Orang
yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar ra., yang paling tegas terhadap
agama Allah adalah Umar ra., yang paling pemalu adalah Utsman.. “ (HR. Tirmidzi , Nasa'i dan
Ibnu Majah).
Amalan timbangan Usman lebih berat dibanding umat Muhammad, Mu’adz bin Jabal berkata,
‘Rasulullah saw. bersabda, ” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun
timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari
mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada
daun timbangan yang lain ternyata Abu Bakar lebih berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar di
sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia
lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku
diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata Ustman lebih berat dari mereka.
Masa khilafahnya adalah sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari. Utsman bin Affan
diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang
anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia
itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair
bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.
Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff
memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan
diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul.
Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak
orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.
Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Abdurrahman meyakinkan
Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu. Maka
Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia
70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah
selesai Shalat dimasjid Madinah. Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan
sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual
sesuai berdasarkan berat timbangannya.
3. Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al -Haram (Mekkah) dan
masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam
kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan
khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah
sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khattab biasanya mengadili suatu perkara di masjid.
Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai
armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina
dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan
wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes dan Konstantinopelpun sempat
dikepung.
Pada mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur
Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah diberhentikan oleh Khalifah Utsman dan diganti oleh
Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab. Kemudian beliau memecat
pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik, untuk mempermudah pengaturan,
lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang
mempunyai kemampuan dalam bidang tersebut.
Namun dengan hal itu menimbulkan konflik dan perpecahan . Ada sebagian orang yang
menuntut agar Usman turun dari jabatanya. Setelah rangkaian konflik pada masa
pemerintahannya, Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari
dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk
menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam.
Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala
gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh
Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an dan pada hari itu Ustman berpuasa karena
sebelumnya ia bermimpi bertemu Rasul yang mengajak Ustman untuk berbuka puasa bersama
Rasul, Abu Bakar dan Umar . Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan
bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan
Sudan bin Hamran. Perihal peristiwa kematian ini persis seperti apa yang disampaikan
Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya.
Utsman bin Affan wafat pada 18 Dzulhijah tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjab at
sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
Allohualambishowab
Referensi:
biografi.rumus.web.id
kisahmuslim.com
hbis.wordpress.com