SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
Pertemuan 10
•Tahapan    pengasapan :
        -    Penggaraman
        -    Pengeringan
        -    Pemanasan
        -    Pengasapan
•Mutu   ditentukan :
             -Mutu dan kesegaran ikan
             -Jenis ikan
             -Ketelitian pengerjaan tiap
             tahapan
   Konsentrasi garam,lama perendaman,jenis penggaraman
    tergantung selera konsumen atau permintaan pasar
   Keuntungan dilakukan penggaraman :
    - daging yang kompak (firm) karena pengurangan air dan
    penggumpalan protein          daging ikan
    - pada konsentrasi garam tertentu pertumbuhan
    bakteri pembusuk dapat terhambat
    - rasa daging ikan menjadi lebih enak
    - ikan menjadi lebih awet
   Ikan ditiriskan setelah penggaramn dan
    dimasukkan ruang pengasapan
   Panas dalam ruang pengasapan menyebabkan
    lapisan permukaan ikan mengering dan
    menyerap partikel-partikel asap yang sangat
    halus
   Pengasapan dingin (cold smoking)
    Panas yang timbul dari asap tidak berpengaruh
    banyak,waktu pengasapan lama karena jarak sumber
    asap cukup jauh
   Pengasapan panas (hot smoking)
    Jarak ikan dan sumber asap dekat,suhu tinggi,ikan
    cepat matang,
    Panas yang tinggi menghentikan kegiatan enzim
    perusak dan menggumpalkan protein serta
    menguapkan air dalam daging ikan
    Ikan matang dan dapat langsung dimakan
   Tujuan : mengawetkan dan memberi warna
    serta rasa yang khusus (keasap-asapan) pada
    ikan
   Daya awet asap sangat terbatas sehingga
    harus diikuti atau didahului dengan cara
    pengawetan lain,mis : digarami,dikalengkan
   Pengasapan membunuh bakteri tergantung
    pada lama dan tebal asap
   Suhu 70-85 oC
   Sama dengan
    pemanggangan
    perlahan-lahan
   Rasa ikan enak dan
    daging lunak
   Produk pengasapan
    panas tidak tahan
    lama karena kadar air
    masih tinggi
   Suhu 40 – 50 oC
   Lama pengasapan
    beberapa hari – 2
    minggu
   Ikan tahan lama
    karena daging ikan
    kering (kadar air
    rendah)
   Ruangan atau tempat bertutup rapat
   Ikan digantungkan pada palang-palang kayu
    atau diletakkan pada rak-rak
   Sebaiknya sumber asap dapat dipindah-
    pindahkan supaya asap dapat langsung masuk
    ke ruang pengasapan melewati terowongan
    asap
   Menyerupai alat pengering buatan
   Alat pengasap semi konvensional
    Alat pengasap model kabinet atau rumah
    pengasap.
   Alat pengasap model drum.
    Alat pengasap dengan penggerak motor listrik
   Pengasapan tidak langsung
Alat tersebut berupa bangunan mirip
rumah dengan kerangka kayu atau
besi, yang terdiri atas dua bagian,
yaitu bagian tungku terletak dibagian
bawah dan tempat pengasapan
dibagian atas. Dinding dan bagian
atas dibiarkan terbuka dan dibuat
bersusun tiga, sedangkan dinding
tungku ditutup seng dan dipasang
pintu untuk mengurangi asap dan
panas yang terbuang. Di atas tungku
ditempatkan pelat baja berlubang
untuk meratakan panas/asap. Alat
pengasap seperti itu boros karena
banyak asap yang terbuang.
   Pengasap kabinet terdiri atas dua bagian,
    yaitu bagian bawah untuk tungku dan
    bagian atas untuk ruang pengasapan.
    Konstruksinya dapat berupa kerangka
    besi siku, dinding, dan atap dari pelat besi
    tipis. Dapat juga berupa perangkat kayu
    atau menggunakan dinding bata yang
    permanen.

   Bagian tungku dan bagian pengasap
    dipasang pintu dan pada atap dipasang
    tutup yang dapat diatur bukaannya.
    Disekitar tungku diberi lubang-lubang
    untuk ventilasi yang dapat ditutup.
    Ventilasi serupa dipasang di ruang
    pengasap. Jarak antara lapisan ikan paling
    bawah dengan tungku cukup sehingga api
    tidak menyentuh ikan secara langsung.
Alat dibuat dari drum bekas ukuran
   200 liter. Dasar drum dibuat
   berlubang agar udara segar
   masuk dan untuk sarana
   pembuangan abu, sedangkan
   dibagian atas pipa dibuat
   cerobong., Antara tungku dan
   ruang pengasapan dibuat
   bersusun dengan ukuran
   tergantung ukuran ikan dan cara
   penyusunan ikan.
   Bentuk seperti bangunan rumah atau kamar
    biasa yang seluruhnya digunakan sebagai ruang
    pengasap. Dinding dibuat dengan batu bata
    permanen, kayu atau bahan lain, sedangkan
    atapnya dari seng atau asbes gelombang.
    Bagian belakang bangunan dipasang tungku
    dengan model bermacam-macam. Dapat dibuat
    dari drum bekas ukuran 200 liter atau dengan
    tungku batu bata.

    Bagian depan bangunan dipasang pintu lebar,
    sehingga jika dibuka seluruh bagian dalam
    ruang pengasapan akan tampak. Di dalam
    ruang pengasap dipasang rak-rak yang dapat
    diputar (dipasang motor listrik) dan dapat ditarik
    keluar (dipasang roda dibagian bawahnya)
    untuk menempatkan ikan. Rak tersebut dibuat
    dengan kerangka besi berbentuk kotak dengan
    bagian tengah dipasang sumbu dari pipa besi.
    Sumbu itu kemudian dihubungkan dengan
    motor listrik sehingga rak dapat diputar agar
    asap lebih merata.
Model alat pengasapan tidak langsung
adalah menempatkan tungku terpisah dari
ruang pengasap. Asap dari tungku dialirkan
masuk ke dalam ruang pengasap melalui
pipa tujuannya agar asap yang masuk ke
ruang pengasapan tidak panas
(pengasapan dingin). Melalui cara itu ,
masuknya panas dari tungku ke dalam
ruang pengasap lebih mudah diatur
sehingga pengaturan suhunya lebih mudah
dilakukan (Ashbrook, 1955). Di sisi lain,
asap yang masuk ruang pengasap dapat
diatur tebal atau tipisnya asap. Kecepatan
aliran udara yang tinggi dibutuhkan untuk
mengeluarkan kelebihan udara lembab di
dalam ruang pengasapan. Alat pengasapan
dingin modern memiliki elemen pemanas
pada ruang pengasapannya sehingga panas
dapat diatur sesuai kebutuhan. Suhu
maksimal yang dihasilkan adalah 120 oC.
Kayu digunakan hanya untuk menghasilkan
asap. Alat pengasapan ini dilengkapi
dengan sensor suhu dan kelembaban. 
   Hal yang perlu dikontrol :
    -     volume dan mutu asap
    -     suhu
    -     kelembaban udara
    -     kecepatan udara dan pembagian asap
   Asap yang dihasilkan dari sumber asap mekanis harus bersih dari kotoran yang
    melayang-layang
   Ventilasi harus baik, berupa sayap-sayap yang dapat mengatur banyaknya
    udara yang keluar (damper)
   Memiliki tempat generator asap yang mengisap asap dari sumber asap dan
    menghembuskannya ke ruang pengasapan
   Asap melewati pipa yang dapat mengendapkan/ membuang zat seperti ter (tar)
    dll,
   Terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dengan insulasi yang baik
   Suhu diatur dengan termostat,
   Kontrol kelembaban dilakukan dengan pengaturan kekuatan generator asap,
    suhu ruang pengasapan, sirkulasi udara dan damper, Atau dapat digunakan
    dehumidifier (alat pengatur kelembaban udara
   Kecepatan udara diatur dan diarahkan secara merata dengan bantuan kipas
   Alat praktis dan tidak memakan ruangan
   Mutu hasil pengasapan sama
   Menghemat ongkos produksi
   Waktu pengasapan dapat ditentukan
   Campuran udara asap dapat dipakai lagi dengan insulasi
    yang baik,menghemat pemakaian bahan bakar dan asap
   Kemungkinan kebakaran kecil karena generator asap
    terpisah dari ruang pengasapan dan bahan tahan api
   Kotoran-kotoran dari ikan yang diasapi dan abu yang
    berserakan dapat dihindari
   Dapat digunakan untuk segala jenis ikan atau dapat
    dimanfaatkan untuk mengasapi bahan makanan lain
   Ruang pengasapan dapat sekaligus digunakan untuk ruang
    pengeringan
   Bahan asap : Kayu keras (non resinous), sabut atau
    tempurung kelapa
   Bagian selulosa kayu keras akan terurai menjadi
    alkohol-alkohol alifatik, aldehida-aldehida, keton-
    keton,asam-asam organik termasuk furfural,
    formaldehid, asam-asam, fenol
   Bagian lignin pecah menjadi senyawa-senyawa fenol,
    quinol, guaiacol dan pyrogalol yang merupakan
    senyawa antioksidan dan antiseptik (diperlukan dalam
    pengasapan ikan berlemak)
a.   Daya Simpan
     untuk memperpanjang daya simpan proses pengasapan dibantu
     dengan proses pengawetan lainnya
b.   Penampilan
     Kulit ikan mengkilat (akibat lapisan damar tiruan yang ditimbulkan
     reaksi kimia dari senyawa-senyawa dalam asap yaitu formaldehid
     dan fenol
c.   Perubahan warna
     Warna menjadi kuning emas sampai kecoklat-coklatan, Dihasilkan
     dari reaksi kimia fenol dan oksigen dari udara.
d.   Rasa sedap keasam-asaman
     Dihasilkan oleh asam-asam dan fenol serta zat-zat lain
     Ketebalan dan banyak asap menentukan tingkat rasa asap
e.   Penggunaan asap cair (liquid smoke)
     Dengan cara mencelupkan ikan dalam cairan asap, kemudian ikan
     dikeringkan, Dapat menghindari pemborosan waktu dan tenaga
a.   Pengasapan panas                     b.   Pengasapan dingin
     - Sisik dibuang,isi perut tidak           - ikan disusi tanpa dibuang sisik
     - Dicuci, direndam larutan                dan isi perut
     garam 90 %             salinometer        - celupkan dalam brine 10 %
     (± 25 %) selama        1-3 jam                selama 1 jam
     - tiriskan di tempat teduh                - rendam lagi dalam brine 15 %
     hingga kulit agak kering                  selama 1 – 6 jam, angkat dan
     lunak                                     gantung di tempat teduh
     - Letak di ruang pengasapan,                  sampai kulit agak kering lunak
        diasapi tipis pada suhu 27 –           - letakkan dalam ruang
        32 oC selama ± 7 - 12 jam                  pengasapan dan diasapi
                                                   dengan asap tipis pada suhu
     - diasapi dengan asap tebal                   37 – 38 OC selama 4 – 6 jam
     pada suhu 71 – 80 oC
     selama ± 1 jam                            - dinginkan, kemas dan simpan
                                               di tempat sejuk
   Dibuang sisiknya,dapat dibelah pada bagian punggung atau
    perut tapi masih bergandengan, cuci hingga bersih untuk
    menghilangkan lendir dan sisa darah
   Celupkan dalam brine 10 % selama 30 – 60 menit, rendam
    kembali dalam brine jenuh selama 4 – 8 jam, cuci dengan air,
    Lama perendaman tergantung : keasinan yang diinginkan,
    besar dan jenis ikan, lama penyimpanan setelah diasap,
   Gantung di tempat teduh sampai kulit kering lunak
   Masukkan dalam ruang pengasapan dengan asap tipis selama
    4 – 6 jam, lalu dengan asap tebal 37 – 38 oC selama 1 – 7 hari
    sesuai keinginan
a.   Pengasapan daging ikan (fillet)
     - Isi perut, sisik, insang dibuang, ikan dibelah dan
     diambil dagingnya
     - Fillet dicuci bersih dan direndam dalam brine 20 %
       selama 1 – 3 jam, tergantung ketebalan fillet dan
       keasinan yang diinginkan
     - Ikan dicuci dan ditiriskan selam ± 1 jam
     - Letakkan dalam ruang pengasapan, lakukan
     pengasapan tipis selama 1 jam pada suhu 77 oC        dan
     diasapi dengan asap tebal selama 2 – 3 jam           pada
     suhu 32 – 38 oC atau sampai pada aroma dan
     warna yang diinginkan,
     - Hasil dapat disimpan selama 4 – 5 hari
b. Pengasapan ikan utuh atau yang dibelah lebih dulu
   -    Kepala ikan dibuang, belah dari perut sampai punggung,
        buang sirip, ekor, tulang, daging bagian perut.
   -    Bagian permukaan dilumuri garam halus lalu diatur
   berlapis-lapis dalam drum atau bak kayu seperti pada
   pengasinan ikan, jumlah garam ± 25 %, tiap kilogram      ikan
   dicampur dengan 6 –           8 gram salpeter (sendawa=
   KNO3), Bila daging terlalu tebal, toreh lebih dulu,
   -    Sesudah 2 hari ikan dibongkar, tambahkan garam di
   antara       lapisan ikan, rendam dalam brine selama ± 5 hari
   -    Sebelum pengasapan rendam ikan dalam air tawar
   selama 12 – 24 jam
   -    Keringkan ikan di tempat teduh selama 1 – 2 hari
   -    Asapi dengan asap tebal, suhu 32 – 38 oC selama 3 hari
        sampai warna coklat kemerahan
   -    Ikan harus digantung supaya tetap bersih dan kering
   sampai saatnya dimakan
   Bandeng Asap
   Ikan Kayu
   Ikan Salai
   Ikan segar → perlu sterilisasi seperti pada
    proses pengalengan
   Ikan digarami lebih dulu (diasinkan) →
    langsung dikalengkan dan ditutup

Contenu connexe

Tendances

Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanAdhea Tanlar
 
Pdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-pptPdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-pptGhufronFisheries
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikanHeru Pramono
 
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggiMetode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggiAgnescia Sera
 
2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahunaEly John Karimela
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganSutyawan
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahRatnawati Sigamma
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananRizka Came
 
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananPrinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananEly John Karimela
 
Ringkasan pengalengan ikan
Ringkasan pengalengan ikanRingkasan pengalengan ikan
Ringkasan pengalengan ikanDarwin Adar
 
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportPengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportlombkTBK
 
Continental Stock & Sauce - PP.pptx
Continental Stock & Sauce - PP.pptxContinental Stock & Sauce - PP.pptx
Continental Stock & Sauce - PP.pptxWinduPratama4
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abangsepha20
 
Pengaruh pengolahan terhadap perubahan gizi
Pengaruh pengolahan terhadap perubahan giziPengaruh pengolahan terhadap perubahan gizi
Pengaruh pengolahan terhadap perubahan giziYohanes Kristianto
 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxLinda54114
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 

Tendances (20)

Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap Ikan
 
Pangan fungsional
Pangan fungsionalPangan fungsional
Pangan fungsional
 
Pdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-pptPdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
Pdk kemunduran-mutu-ikan-ppt
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikan
 
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggiMetode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
 
2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Pengasaman
PengasamanPengasaman
Pengasaman
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikanan
 
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananPrinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
 
Ringkasan pengalengan ikan
Ringkasan pengalengan ikanRingkasan pengalengan ikan
Ringkasan pengalengan ikan
 
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportPengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
 
Continental Stock & Sauce - PP.pptx
Continental Stock & Sauce - PP.pptxContinental Stock & Sauce - PP.pptx
Continental Stock & Sauce - PP.pptx
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
 
Pengaruh pengolahan terhadap perubahan gizi
Pengaruh pengolahan terhadap perubahan giziPengaruh pengolahan terhadap perubahan gizi
Pengaruh pengolahan terhadap perubahan gizi
 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Teknologi pengolahan ekstrusi
Teknologi pengolahan ekstrusiTeknologi pengolahan ekstrusi
Teknologi pengolahan ekstrusi
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 

En vedette

Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
Pengawetan Makanan Teknik Pengeringan
Pengawetan Makanan Teknik PengeringanPengawetan Makanan Teknik Pengeringan
Pengawetan Makanan Teknik PengeringanRia Merlita
 
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionalPengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionallombkTBK
 
Memilih Produk dan rencana Pemasaran
Memilih Produk dan rencana PemasaranMemilih Produk dan rencana Pemasaran
Memilih Produk dan rencana PemasaranRobiyatul Adawiyah
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikanPkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikanDewi Mustikawati
 
8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikanan8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikananM Nur Hidayat
 
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)Umi Lestari
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanMuhammad Eko
 
Analisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nuggetAnalisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nuggetDwi Astuti
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesMastori Rodin
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
 

En vedette (20)

PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
Pembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asinPembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asin
 
Pengawetan Makanan Teknik Pengeringan
Pengawetan Makanan Teknik PengeringanPengawetan Makanan Teknik Pengeringan
Pengawetan Makanan Teknik Pengeringan
 
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionalPengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
 
Pep.2
Pep.2Pep.2
Pep.2
 
Pep.5
Pep.5Pep.5
Pep.5
 
Pep.6
Pep.6Pep.6
Pep.6
 
Memilih Produk dan rencana Pemasaran
Memilih Produk dan rencana PemasaranMemilih Produk dan rencana Pemasaran
Memilih Produk dan rencana Pemasaran
 
CARAberbagaiUSAHA
CARAberbagaiUSAHACARAberbagaiUSAHA
CARAberbagaiUSAHA
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 
Pengantar ilmu perikanan
Pengantar ilmu perikananPengantar ilmu perikanan
Pengantar ilmu perikanan
 
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikanPkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
 
8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikanan8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikanan
 
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
 
Analisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nuggetAnalisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nugget
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
 

Similaire à 8.pengasapan ikan

Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)ttanitaaprilia
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1wahyuIDM
 
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbmEcogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbmIim Fatimura
 
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbmEcogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbmIim Fatimura
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace distributor boiler
 
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikTugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikHartika Rafih Wondah
 
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxMata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxirwankurniawan45
 
Presentasi KP.pptx
Presentasi KP.pptxPresentasi KP.pptx
Presentasi KP.pptxannein
 
Pengenalan alat lab.pptx
Pengenalan alat lab.pptxPengenalan alat lab.pptx
Pengenalan alat lab.pptxolanascorepta
 
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikazizah ramadhani
 
Chapter boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesi
Chapter   boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesiChapter   boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesi
Chapter boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesiAgus Tri Atmanto
 
1. pengenalan alat laboratorium.ppt
1. pengenalan alat laboratorium.ppt1. pengenalan alat laboratorium.ppt
1. pengenalan alat laboratorium.pptAgustinasulastri
 
Alat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdf
Alat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdfAlat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdf
Alat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdfrahmadhidaya76
 

Similaire à 8.pengasapan ikan (20)

Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
 
Tuna proses
Tuna prosesTuna proses
Tuna proses
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
 
Bahan proposal
Bahan proposalBahan proposal
Bahan proposal
 
Furnace & boiler
Furnace & boilerFurnace & boiler
Furnace & boiler
 
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbmEcogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
 
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbmEcogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
Ecogreen alat pengolah sampah pelastik jadi bbm
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
 
Diktat php tpl
Diktat php tplDiktat php tpl
Diktat php tpl
 
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikTugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
 
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxMata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
 
Presentasi KP.pptx
Presentasi KP.pptxPresentasi KP.pptx
Presentasi KP.pptx
 
Seminar Proposal.pptx
Seminar Proposal.pptxSeminar Proposal.pptx
Seminar Proposal.pptx
 
Pengenalan alat lab.pptx
Pengenalan alat lab.pptxPengenalan alat lab.pptx
Pengenalan alat lab.pptx
 
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
 
Chapter boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesi
Chapter   boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesiChapter   boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesi
Chapter boilers and thermic fluid heaters (bahasa indonesi
 
1. pengenalan alat laboratorium.ppt
1. pengenalan alat laboratorium.ppt1. pengenalan alat laboratorium.ppt
1. pengenalan alat laboratorium.ppt
 
Alat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdf
Alat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdfAlat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdf
Alat alat yang di gunakan dalam Laboratorium.pdf
 

Plus de Aguss Aja

5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimiaAguss Aja
 
4. konsep aliran energi dalam ekosistem
4. konsep aliran energi dalam ekosistem4. konsep aliran energi dalam ekosistem
4. konsep aliran energi dalam ekosistemAguss Aja
 
3. kaidah & azas
3. kaidah & azas3. kaidah & azas
3. kaidah & azasAguss Aja
 
2. ruang lingkup ekologi
2. ruang lingkup ekologi2. ruang lingkup ekologi
2. ruang lingkup ekologiAguss Aja
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluanAguss Aja
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikanAguss Aja
 
Fisiologi respirasi
Fisiologi respirasiFisiologi respirasi
Fisiologi respirasiAguss Aja
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Aguss Aja
 

Plus de Aguss Aja (12)

Pep.3
Pep.3Pep.3
Pep.3
 
5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia
 
4. konsep aliran energi dalam ekosistem
4. konsep aliran energi dalam ekosistem4. konsep aliran energi dalam ekosistem
4. konsep aliran energi dalam ekosistem
 
3. kaidah & azas
3. kaidah & azas3. kaidah & azas
3. kaidah & azas
 
2. ruang lingkup ekologi
2. ruang lingkup ekologi2. ruang lingkup ekologi
2. ruang lingkup ekologi
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
 
Pep.7
Pep.7Pep.7
Pep.7
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Fisiologi respirasi
Fisiologi respirasiFisiologi respirasi
Fisiologi respirasi
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
 

8.pengasapan ikan

  • 2. •Tahapan pengasapan : - Penggaraman - Pengeringan - Pemanasan - Pengasapan •Mutu ditentukan : -Mutu dan kesegaran ikan -Jenis ikan -Ketelitian pengerjaan tiap tahapan
  • 3. Konsentrasi garam,lama perendaman,jenis penggaraman tergantung selera konsumen atau permintaan pasar  Keuntungan dilakukan penggaraman : - daging yang kompak (firm) karena pengurangan air dan penggumpalan protein daging ikan - pada konsentrasi garam tertentu pertumbuhan bakteri pembusuk dapat terhambat - rasa daging ikan menjadi lebih enak - ikan menjadi lebih awet
  • 4. Ikan ditiriskan setelah penggaramn dan dimasukkan ruang pengasapan  Panas dalam ruang pengasapan menyebabkan lapisan permukaan ikan mengering dan menyerap partikel-partikel asap yang sangat halus
  • 5. Pengasapan dingin (cold smoking) Panas yang timbul dari asap tidak berpengaruh banyak,waktu pengasapan lama karena jarak sumber asap cukup jauh  Pengasapan panas (hot smoking) Jarak ikan dan sumber asap dekat,suhu tinggi,ikan cepat matang, Panas yang tinggi menghentikan kegiatan enzim perusak dan menggumpalkan protein serta menguapkan air dalam daging ikan Ikan matang dan dapat langsung dimakan
  • 6. Tujuan : mengawetkan dan memberi warna serta rasa yang khusus (keasap-asapan) pada ikan  Daya awet asap sangat terbatas sehingga harus diikuti atau didahului dengan cara pengawetan lain,mis : digarami,dikalengkan  Pengasapan membunuh bakteri tergantung pada lama dan tebal asap
  • 7. Suhu 70-85 oC  Sama dengan pemanggangan perlahan-lahan  Rasa ikan enak dan daging lunak  Produk pengasapan panas tidak tahan lama karena kadar air masih tinggi
  • 8. Suhu 40 – 50 oC  Lama pengasapan beberapa hari – 2 minggu  Ikan tahan lama karena daging ikan kering (kadar air rendah)
  • 9. Ruangan atau tempat bertutup rapat  Ikan digantungkan pada palang-palang kayu atau diletakkan pada rak-rak  Sebaiknya sumber asap dapat dipindah- pindahkan supaya asap dapat langsung masuk ke ruang pengasapan melewati terowongan asap  Menyerupai alat pengering buatan
  • 10.
  • 11. Alat pengasap semi konvensional   Alat pengasap model kabinet atau rumah pengasap.  Alat pengasap model drum.   Alat pengasap dengan penggerak motor listrik  Pengasapan tidak langsung
  • 12. Alat tersebut berupa bangunan mirip rumah dengan kerangka kayu atau besi, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian tungku terletak dibagian bawah dan tempat pengasapan dibagian atas. Dinding dan bagian atas dibiarkan terbuka dan dibuat bersusun tiga, sedangkan dinding tungku ditutup seng dan dipasang pintu untuk mengurangi asap dan panas yang terbuang. Di atas tungku ditempatkan pelat baja berlubang untuk meratakan panas/asap. Alat pengasap seperti itu boros karena banyak asap yang terbuang.
  • 13. Pengasap kabinet terdiri atas dua bagian, yaitu bagian bawah untuk tungku dan bagian atas untuk ruang pengasapan. Konstruksinya dapat berupa kerangka besi siku, dinding, dan atap dari pelat besi tipis. Dapat juga berupa perangkat kayu atau menggunakan dinding bata yang permanen.  Bagian tungku dan bagian pengasap dipasang pintu dan pada atap dipasang tutup yang dapat diatur bukaannya. Disekitar tungku diberi lubang-lubang untuk ventilasi yang dapat ditutup. Ventilasi serupa dipasang di ruang pengasap. Jarak antara lapisan ikan paling bawah dengan tungku cukup sehingga api tidak menyentuh ikan secara langsung.
  • 14. Alat dibuat dari drum bekas ukuran 200 liter. Dasar drum dibuat berlubang agar udara segar masuk dan untuk sarana pembuangan abu, sedangkan dibagian atas pipa dibuat cerobong., Antara tungku dan ruang pengasapan dibuat bersusun dengan ukuran tergantung ukuran ikan dan cara penyusunan ikan.
  • 15. Bentuk seperti bangunan rumah atau kamar biasa yang seluruhnya digunakan sebagai ruang pengasap. Dinding dibuat dengan batu bata permanen, kayu atau bahan lain, sedangkan atapnya dari seng atau asbes gelombang. Bagian belakang bangunan dipasang tungku dengan model bermacam-macam. Dapat dibuat dari drum bekas ukuran 200 liter atau dengan tungku batu bata. Bagian depan bangunan dipasang pintu lebar, sehingga jika dibuka seluruh bagian dalam ruang pengasapan akan tampak. Di dalam ruang pengasap dipasang rak-rak yang dapat diputar (dipasang motor listrik) dan dapat ditarik keluar (dipasang roda dibagian bawahnya) untuk menempatkan ikan. Rak tersebut dibuat dengan kerangka besi berbentuk kotak dengan bagian tengah dipasang sumbu dari pipa besi. Sumbu itu kemudian dihubungkan dengan motor listrik sehingga rak dapat diputar agar asap lebih merata.
  • 16. Model alat pengasapan tidak langsung adalah menempatkan tungku terpisah dari ruang pengasap. Asap dari tungku dialirkan masuk ke dalam ruang pengasap melalui pipa tujuannya agar asap yang masuk ke ruang pengasapan tidak panas (pengasapan dingin). Melalui cara itu , masuknya panas dari tungku ke dalam ruang pengasap lebih mudah diatur sehingga pengaturan suhunya lebih mudah dilakukan (Ashbrook, 1955). Di sisi lain, asap yang masuk ruang pengasap dapat diatur tebal atau tipisnya asap. Kecepatan aliran udara yang tinggi dibutuhkan untuk mengeluarkan kelebihan udara lembab di dalam ruang pengasapan. Alat pengasapan dingin modern memiliki elemen pemanas pada ruang pengasapannya sehingga panas dapat diatur sesuai kebutuhan. Suhu maksimal yang dihasilkan adalah 120 oC. Kayu digunakan hanya untuk menghasilkan asap. Alat pengasapan ini dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembaban. 
  • 17. Hal yang perlu dikontrol : - volume dan mutu asap - suhu - kelembaban udara - kecepatan udara dan pembagian asap  Asap yang dihasilkan dari sumber asap mekanis harus bersih dari kotoran yang melayang-layang  Ventilasi harus baik, berupa sayap-sayap yang dapat mengatur banyaknya udara yang keluar (damper)  Memiliki tempat generator asap yang mengisap asap dari sumber asap dan menghembuskannya ke ruang pengasapan  Asap melewati pipa yang dapat mengendapkan/ membuang zat seperti ter (tar) dll,  Terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dengan insulasi yang baik  Suhu diatur dengan termostat,  Kontrol kelembaban dilakukan dengan pengaturan kekuatan generator asap, suhu ruang pengasapan, sirkulasi udara dan damper, Atau dapat digunakan dehumidifier (alat pengatur kelembaban udara  Kecepatan udara diatur dan diarahkan secara merata dengan bantuan kipas
  • 18. Alat praktis dan tidak memakan ruangan  Mutu hasil pengasapan sama  Menghemat ongkos produksi  Waktu pengasapan dapat ditentukan  Campuran udara asap dapat dipakai lagi dengan insulasi yang baik,menghemat pemakaian bahan bakar dan asap  Kemungkinan kebakaran kecil karena generator asap terpisah dari ruang pengasapan dan bahan tahan api  Kotoran-kotoran dari ikan yang diasapi dan abu yang berserakan dapat dihindari  Dapat digunakan untuk segala jenis ikan atau dapat dimanfaatkan untuk mengasapi bahan makanan lain  Ruang pengasapan dapat sekaligus digunakan untuk ruang pengeringan
  • 19. Bahan asap : Kayu keras (non resinous), sabut atau tempurung kelapa  Bagian selulosa kayu keras akan terurai menjadi alkohol-alkohol alifatik, aldehida-aldehida, keton- keton,asam-asam organik termasuk furfural, formaldehid, asam-asam, fenol  Bagian lignin pecah menjadi senyawa-senyawa fenol, quinol, guaiacol dan pyrogalol yang merupakan senyawa antioksidan dan antiseptik (diperlukan dalam pengasapan ikan berlemak)
  • 20. a. Daya Simpan untuk memperpanjang daya simpan proses pengasapan dibantu dengan proses pengawetan lainnya b. Penampilan Kulit ikan mengkilat (akibat lapisan damar tiruan yang ditimbulkan reaksi kimia dari senyawa-senyawa dalam asap yaitu formaldehid dan fenol c. Perubahan warna Warna menjadi kuning emas sampai kecoklat-coklatan, Dihasilkan dari reaksi kimia fenol dan oksigen dari udara. d. Rasa sedap keasam-asaman Dihasilkan oleh asam-asam dan fenol serta zat-zat lain Ketebalan dan banyak asap menentukan tingkat rasa asap e. Penggunaan asap cair (liquid smoke) Dengan cara mencelupkan ikan dalam cairan asap, kemudian ikan dikeringkan, Dapat menghindari pemborosan waktu dan tenaga
  • 21. a. Pengasapan panas b. Pengasapan dingin - Sisik dibuang,isi perut tidak - ikan disusi tanpa dibuang sisik - Dicuci, direndam larutan dan isi perut garam 90 % salinometer - celupkan dalam brine 10 % (± 25 %) selama 1-3 jam selama 1 jam - tiriskan di tempat teduh - rendam lagi dalam brine 15 % hingga kulit agak kering selama 1 – 6 jam, angkat dan lunak gantung di tempat teduh - Letak di ruang pengasapan, sampai kulit agak kering lunak diasapi tipis pada suhu 27 – - letakkan dalam ruang 32 oC selama ± 7 - 12 jam pengasapan dan diasapi dengan asap tipis pada suhu - diasapi dengan asap tebal 37 – 38 OC selama 4 – 6 jam pada suhu 71 – 80 oC selama ± 1 jam - dinginkan, kemas dan simpan di tempat sejuk
  • 22. Dibuang sisiknya,dapat dibelah pada bagian punggung atau perut tapi masih bergandengan, cuci hingga bersih untuk menghilangkan lendir dan sisa darah  Celupkan dalam brine 10 % selama 30 – 60 menit, rendam kembali dalam brine jenuh selama 4 – 8 jam, cuci dengan air, Lama perendaman tergantung : keasinan yang diinginkan, besar dan jenis ikan, lama penyimpanan setelah diasap,  Gantung di tempat teduh sampai kulit kering lunak  Masukkan dalam ruang pengasapan dengan asap tipis selama 4 – 6 jam, lalu dengan asap tebal 37 – 38 oC selama 1 – 7 hari sesuai keinginan
  • 23. a. Pengasapan daging ikan (fillet) - Isi perut, sisik, insang dibuang, ikan dibelah dan diambil dagingnya - Fillet dicuci bersih dan direndam dalam brine 20 % selama 1 – 3 jam, tergantung ketebalan fillet dan keasinan yang diinginkan - Ikan dicuci dan ditiriskan selam ± 1 jam - Letakkan dalam ruang pengasapan, lakukan pengasapan tipis selama 1 jam pada suhu 77 oC dan diasapi dengan asap tebal selama 2 – 3 jam pada suhu 32 – 38 oC atau sampai pada aroma dan warna yang diinginkan, - Hasil dapat disimpan selama 4 – 5 hari
  • 24. b. Pengasapan ikan utuh atau yang dibelah lebih dulu - Kepala ikan dibuang, belah dari perut sampai punggung, buang sirip, ekor, tulang, daging bagian perut. - Bagian permukaan dilumuri garam halus lalu diatur berlapis-lapis dalam drum atau bak kayu seperti pada pengasinan ikan, jumlah garam ± 25 %, tiap kilogram ikan dicampur dengan 6 – 8 gram salpeter (sendawa= KNO3), Bila daging terlalu tebal, toreh lebih dulu, - Sesudah 2 hari ikan dibongkar, tambahkan garam di antara lapisan ikan, rendam dalam brine selama ± 5 hari - Sebelum pengasapan rendam ikan dalam air tawar selama 12 – 24 jam - Keringkan ikan di tempat teduh selama 1 – 2 hari - Asapi dengan asap tebal, suhu 32 – 38 oC selama 3 hari sampai warna coklat kemerahan - Ikan harus digantung supaya tetap bersih dan kering sampai saatnya dimakan
  • 25. Bandeng Asap  Ikan Kayu  Ikan Salai
  • 26. Ikan segar → perlu sterilisasi seperti pada proses pengalengan  Ikan digarami lebih dulu (diasinkan) → langsung dikalengkan dan ditutup