Buku ini membahas klaim bahwa Yesus sebenarnya tidak disalib. Penulis menjelaskan bahwa nama "Barabbas" sebenarnya berarti "Putra Bapa" dalam bahasa Aram, sehingga Yesus dan Barabbas merujuk pada orang yang sama. Dengan demikian, ketika orang-orang memilih Barabbas untuk dibebaskan, hal itu sebenarnya berarti Yesus juga dibebaskan dan tidak disalibkan. Al-Quran juga menyata
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
Ternyata Yesus Tidak Disalib
1. Ternyata
Yesus
Tidak Disalib
Solihan Mahdum Cahyana
Tiga Serangkai
Solo
(dari sampul belakang)
Pada hari Raya Paskah, Menurut Injil Matius, Markus dan Yahya ada kebiasaan penguasa
melepaskan seorang tawanan. Kesempatan ini digunakan oleh Pilatus untuk menawarkan
kepada orang Yahudi: Yesus atau Barabbas yang dilepaskan.
Maka jawab orang Yahudi: Barabbas yang dilepaskan. Ternyata “Barabbas” bukanlah nama
diri dari seseorang. Barabbas adalah bahasa Aram, dari kata bar yang berarti “putra dari” dan
abbas yang berarti “ayah” Pada teks awal dalam al-Kitab tertulis: Yesus Barabbas jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Yesus Putra Bapa.
Jika demikian, sebenarnya Yesus dan Barabbas itu satu orang. Oleh karena itu, jika Barabbas
dibebaskan, sama artinya dengan Yesus juga bebas. Dengan demikian penyaliban atas Yesus
tidak terjadi. Al-Qur’an pun menyebutkan bahwa, baik pembunuhan maupun penyaliban
tidak ada (Q.S. 4:157)
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
1
3. KATA PENGANTAR PENERBIT
Bagi sebagian besar umat beragama, Yesus sering kali dipandang sebagai sosok enigmatik.
Sejarah hidupnya pun kerap dirasa sarat misteri. Tak urung, bera gam pertanyaan tentangnya pun
bermunculan, salah satunya adalah benarkah Yesus disalib? Jika Yesus memang disalib, kapan itu
terjadi? Jika Yesus tidak disalib, sebenarnya apa yang terjadi pada beliau?
Pertanyaan-pertanyaan ini senantiasa menggelitik banyak benak, menggedor-gedor meminta
kepastian jawaban. Sayangnya, selalu saja jawaban itu dirasa kurang tuntas bagi sebagian orang,
menyisakan segunung penasaran. Di samping itu, sumber-sumber yang membicarakan mengenai Yesus
pun, baik "kitab suci", buku, makalah seminar, maupun cerita lisan, memberikan paparan yang
berbeda-beda mengenai masalah ini. Belum lagi masing-masing sumber tersebut ditafsirkan dengan
bermacam penafsiran pula. Alhasil, kebingungan pun tak dapat dihindari.
Meskipun demikian, Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa penyaliban itu tidak pernah
terjadi, sebagaimana firman Allah:
Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah," padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi
(yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih
pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-
benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi
mereka tidak yakin telah membunuhnya. (QS AnNisa': 157)
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
3
4. Apa sesungguhnya yang terjadi pada Yesus? Buku Ternyata Yesus Tidak Disalib, memberikan
jawaban yang gamblang atas pertanyaan ini. Pembahasan dalam buku ini dilakukan dengan jernih,
jujur, objektif, dan jauh dari prasangka maupun tendensi. Penulis memaparkan benar atau tidaknya
Yesus disalib berdasarkan data-data yang valid dari berbagai sumber. Maka, buku yang tengah Anda
pegang ini adalah buku yang sangat menarik dan kaya perspektif, baik religius, historis, sosiokultural,
maupun linguistik. Buku ini akan memberi Anda kepuasan, baik spiritual maupun intelektual.
Tiga Serangkai
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
4
5. KATA PENGANTAR PENULlS
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb sekalian alam. Shalawat dan salam bagi
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta para sahabat dan pengikutnya yang setia. Atas hidayah,
taufik, dan inayah-Nya serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka pokokpokok pikiran
yang selama ini disampaikan dalam bentuk lisan, kini bisa sampai di tangan Anda dalam ben.tuk
tulisan.
Kami sadar dan nglenggono bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, baik dari segi
teknis, sistem penyajian, maupun pembahasannya. Oleh karena itu, di sini perlu kami sampaikan
dasar pertimbangan yang menjadi pangkal berpijak dalam pembahasan buku ini.
Dalam membahas suatu paham atau kepercayaan, apalagi yang terkait dengan agama, perlu
diperhatikan adanya beberapa kata atau istilah yang sama, tetapi memiliki latar belakang serta
pengertian yang jauh berbeda. Kadang-kadang, dalam satu paham dan kepercayaan yang sama, bisa
muncul pemahaman yang berbeda. Apalagi, di antara paham dan kepercayaan yang berbeda. Belum
lagi, bagaimana memandang masa depan kehidupan manusia. Secara umum, sumber yang
menyebabkan timbulnya perbedaan paham dan pengertian, bertolak dari pengertian tentang wahyu
Tuhan, kitab suci, dan iman.
Dr. T. Jacobs SJ menerangkan pengertian wahyu Ilahi, berdasarkan hasil Konsili Vatikan kedua
(1962-1965) sebagai berikut: Kitab Suci sebenarnya tidak (Iangsung) menerangkan sabda Allah,
tetapi (pertama-tama) kata-kata manusia. Wahyu Tuhan tidak berupa "dikte", di mana Tuhan
menyebut satu per satu segala kata yang harus ditulis oleh pengarang suci. Tuhan menyatakan Diri
secara hidup kepada seorang manusia. Dan, tanggapan manusia itu yang kebanyakan kalinya berupa
refleksi atas kejadian sejarah ditulis menjadi Kitab Suci.
Prof. Dr. C. Groenen OFM memberikan keterangan sebagai berikut: Para nabi biasanya
menyampaikan nubuat dan khotbahnya secara lisan. Nubuat-nubuat, khotbah-khotbah, dan
wejangan nabi-nabi itu, kemudian disadur, ditambah, dan disesuaikan dengan keadaan baru,
terutama sekitar nabi-nabi yang terdahulu muncul bermacam-macam cerita untuk meluhurkannya
maka masuklah apa yang disebut legenda dan mitologi. Semua bahan tersebut, yang beredar pada
umat Israel dan tumbuh sepanjang sejarah, akhirnya dibukukan dan menjadi Alkitab atau Kitab Suci.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
5
6. Dr. D.C. Mulder menjelaskan mengenai apa yang disebut Kitab Suci sebagai berikut: Naskah-
naskah yang asli (awal) dari Kitab Suci itu sudah tidak ada lagi. Yang ada pada kita sekarang ini
hanya turunan atau salinan. Dim, salinan itu pun bukannya salinan langsung dari naskah asli (awal),
melainkan salinan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu, terseliplah
salah salin. Akibatnya, menurut Bart D. Ehrman dalam bukunya, Agama Israel Kuno, terjadilah
"kesalahan penyalinan dalam Kitab Suci".
Th. C. Vriezen mengatakan bahwa "kesalahan dalam penyalinan tersebut" ada yang tidak disengaja, tetapi ada
yang memang disengaja. Dengan kata lain, dalam proses sejarah, banyak sumber kuno itu yang diterbitkan ulang atau
diredaksi, yaitu diolah kembali oleh penyadur (Agama Israel Kuno).
Untuk mengatasi sifat-sifat dogmatis, yaitu suatu paham atau kepercayaan yang didasarkan
pada gagasan manusia, yang kemudian disahkan atau ditetapkan menjadi ajaran resmi -- hal demikian
itu sering dijadikan sebagai batas pemisah untuk membela dan dijadikan sebagai benteng
perlindungan -- maka dalam pembahasan ini, kami akan berusaha mendasarkan sikap serla pola
pandang sebagai berikut.
1. Allah mengutus para nabi dan rasul kepada umatnya. Wahyu Allah yang diturunkan kepada
para nabi dan rasulNya merupakan nukilan dari Ummul Kitab, yaitu Kitab Induk
kepunyaan Allah (QS 13: 38-39, 43: 4).
2. Wahyu Allah yang dlturunKan Kepada para nabi dan rasul-Nya, diberikan menggunakan
bahasa yang dipakai oleh rasul dan kaumnya, dengan maksud supaya rasul-Nya bisa
memberikan keterangan secara jelas dan tepat (QS 14: 4).
3. Allah bukan hanya menurunkan wahyu-Nya, melainkan juga menjaga kesucian dan
kemurniannya, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya (QS 15: 9). Dan, para nabi dan
rasul-Nya merupakan satu kesatuan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Oleh
karena itu, di samping supaya mengajarkan petunjuk-Nya kepada umatnya, para nabi dan
rasul-Nya juga mengemban amanat supaya melakukan mushaddiq, yaitu pembenaran atas
wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasul yang sebelumnya (QS 3: 81) sehingga
dalam perkembangan wahyu Allah (QS 16: 101), terjadilah apa yang disebut nasikh dan
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
6
7. mansukh (QS 2: 105-106, 13: 38-39). Hal tersebut dikarenakan "faktor pertumbuhan dan
perkembangan bahasa manusia", yang digunakan Allah untuk menurunkan wahyu-Nya
kepada nabi dan rasul-Nya (QS 14: 4). Oleh karena itu, Allah menjadikan "bahasa manusia"
sebagai ayat bagi orang yang memiliki ilmu (QS 30: 22).
4. Wahyu Allah itu mempunyai "asas", yaitu dasar atau pangkal berpijak. Karena wahyu Allah
diturunkan secara berangsur-angsur maka sebelum selesai, tidak dibenarkan mengeluarkan
pendapat atau membuat kesimpulan. Setiap turun ayat, hendaknya dipahami pengertian
atau nilai i1miahnya dahulu (QS 20: 114). Dan, apabila wahyu Allah sudah selesai
diwahyukan, dilarang mempersoalkan apa yang tidak dinyatakan dalam ayat wahyu-Nya
karena cara demikian akan menimbulkan kesulitan bagi manusia itu sendiri. Sekiranya hal
itu ditanyakan ketika wahyu Allah masih dalam proses pewahyuan, tentu akan diberikan
keterangan (QS 5: 101). Maka manusia hanya supaya mengikuti atau bertolak dari apa yang
dinyatakan dalam ayat wahyu-Nya (QS 6: 50, 7: 203, 10: 15, 109). Oleh karena itu, ayat-
ayat wahyu-Nya supaya di-tadabur, yaitu dibaca, dipahami artinya, serta dipahami hubungan
pengertiannya sehingga bisa diperoleh kesimpulan yang tepat (QS 38: 29). Dengan
demikian, akan diperoleh pengertian bahwa seluruh petunjuk wahyu-Nya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan (QS 4: 82) sehingga manusia bisa memperoleh ra'yu atau
"pendapat" yang diajarkan Allah dalam ayat-ayat wahyu-Nya. Ra'yu atau pendapat yang
diajarkan Allah itulah yang hendaknya dijadikan pegangan dalam menyelesaikan persoalan
yang terjadi dalam kehidupan manusia (QS 4: 105).
5. Akal manusia hanya supaya dipakai atau digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
memahami wahyu Allah (QS 53: 1-5). Oleh karena itu, dalam Al-Our'an tidak ada kata aql.
Yang digunakan adalah kat a kerjanya (fi'i!), yaitu ya 'qilun atau ta 'qilun.
Dengan demikian, menempatkan atau mendudukkan "akal sebagai da~il" kiranya perlu
direnungkan kembali secara jernih karena manusia hanya supaya mengikuti petunjuk wahyu-Nya.
Jika akal didudukkan sebagai "dalil", berarti kedudukan akal disamakan dengan kedudukan wahyu
Allah dan sunnah rasul-Nya. Dalam upaya yang demikian itu, kami sadar bahwa banyak persoalan
yang masih memerlukan kemampuan, keberanian, serta kedewasaan. Oleh karena itu, tegur sapa,
saran, dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari para sahabat dan handai taulan yang
budiman. Tak luput, kami berdoa semoga langkah kita mendapat rida Allah serta memberikan
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
7
8. kemaslahatan dalam kehidupan di dunia dan akhirat nanti. Semoga semua kebaikan dan perbaikan
yang Anda berikan sehingga terwujud tulisan ini menjadi tanaman amal saleh yang diridai Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Amin ya Rabba/'alamin.
Penulis
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
8
9. DAFTAR ISl
KATA PENGANTAR PENERBIT
KATA PENGANTAR PENULlS
DAFTAR ISI
KISAH KELAHIRAN YESUS
A. Silsilah Yesus dalam Injil Perjanjian Baru
B. Anak Allah
C. Kisah Kelahiran Yesus Mel'lurut Matius
D. Nama Yesus
KEADAAN BANI ISRAEL PADA ZAMAN NABI ISA AS.
A. Firman Allah
B. Maryam dan Isa Ibnu Maryam
C. Janji Allah kepada Bani Israel
D. Israel Melanggar Janji Allah
E. Keadaan Bani Israel pada Zaman Nabi Isa a.s
F. Peringatan Keras Nabi Isa terhadap Ahli Taurat dan Orang Parisi
RENCANA PEMBUNUHAN TERHADAP YESUS
A. Sidang Majelis Besar
B. Rencana Pembunuhan terhadap Yesus
PERBEDAAN KISAH PENANGKAPAN YESUS
A. Drama Penangkapan Yesus
B. Penangkapan di Taman Getsemani
C. Kisah di Taman Getsemani
D. Perbedaan Kisah di Taman Getsemani
E. Catatan dari Injil Kanonik
F. Kisah Injil Sinoptik
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
9
10. TUDUHAN TERHADAP SIMON PETRUS
A. Jawaban Petrus Atas Tuduhan terhadap Dirinya
B. Laporan Matius
C. Laporan Lukas
D. Laporan Markus
E. Laporan Yahya
F. Orang-Orang Galilea
G. Orang Nazarea
GAGASAN PAULUS TENTANG PENYALIBAN DAN PENEBUSAN DOSA
A. Drama Pertobatan Paulus
B. Predikat atau Jabatan Kristus
C. Gagasan Paulus tentang Penyaliban
D. Gagasan Paulus tentang Penebusan Dosa
E. Mengapa Paulus Bisa Sehebat Itu?
KISAH PENYALIBAN YESUS
A. Pilatus
B. Pertanyaan Pilatus kepada Yesus
C. Barabbas
D. Perjalanan Menuju Goigota
E. Kapan Waktu Penyaliban Itu?
PANDANGAN AL-QU’R'AN TERHADAP PENYALIBAN ISA IBNU MARYAM
A. Bal Rafa'ahullah Ilaihi
B. Penyaliban Isa Ibnu Maryam
KESIMPULAN
DAFTAR PUS TAKA
TENTANG PENULIS
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
10
11. KISAH KELAHIRAN YESUS
A. Silsilah Yesus dalam Injil Perjanjian Baru
Matius 1: 1-17
1. Ibrahim 22. Yaram
2. Ishak 23. Ahaz
3. Jakub 24. Hizkiz
4. Yehuda (dengan Tamar) 25. Manasah
5. Paris 26. Amun
6. Ezram 27. Yasis
7. Aram 28. Yechoya
8. Aminadab 29. Syaatiel
9. Nasyun 30. Ze Rubail
10. Salmun 31. Abihud
11. Boaz 32. Elyakim
12. Obed 33. Azur
13. Jisai 34. Saduk
14. Daud 35. Achim
15. Suleman 36. Elihud
16. Re Habiam 37. Eliazar
17. Abid 38. Mattan
18. Asa 39. Yakub
19. Yosepat 40. Yusuf
20. Yaram 41. Yesus
21. Uzia
Lukas 3: 23-37
1. Yesus 6. Melchi
2. Yusuf 7. Janna
3. Heli 8. Yusuf
4. Matat 9. Matatias
5. Lewi 10. Amos
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
11
12. 11. Nahun 45. Obed
12. Esli 46. Boaz
13. Naggai 47. Sala
14. Maat 48. Nahsyun
15. Matatias 49. Aminadab
16. Simei 50. Arni
17. Yusich 51. Ezram
18. Yuda 52. Paris
19. Yuana 53. Yahuda
20. Resa 54. Yakub
21. Zarrubel 55. Ishak
22. Syualtiel 56. Ibrahim
23. Neri 57. Terah
24. Malchi 58. Nahar
25. Adi 59. Baruch
26. Kasam 60. Ragau
27. Elmodam 61. Palik
28. Er 62. Abir
29. Yuso 63. Sala
30. Eliazar 64. Kainan
31. Yarim 65. Arpaksad
32. Mata 66. Sem
33. Lewi 67. Set
34. Simeon 68. Anak Adam
35. Yahuda 69. Anak Allah
36. Yusuf
37. Yonan
38. Elyakim
39. Malia
40. Minna
41. Matata
42. Natan
43. Daud
44. Jisai
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
12
13. Dalam hubungannya dengan silsilah Yesus, terkait dengan pembahasan selanjutnya, ada
sesuatu yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Maka pada sangka orang, ia itu anak Yusuf .... (Lukas 3: 23).
2. Maka sekalian orang menyungguhkan Dia, serta haram akan perkataan yang elok keluar
dari mulutnya, sambil katanya: Bukankah la ini anak Yusuf? .... (Lukas 4: 22).
3. Maka kata mereka itu: Bukankah orang ini Yesus, anak Yusuf yang ibu bapaknya kami
kenai? (Yahya 6: 42).
Injil karangan Markus dan Yahya tidak menyebutkan mengenai silsilah Yesus. Matius
menyusun silsilah dari Ibrahim, Yehuda (dengan Tamar) sampai kepada Yesus, empat puluh
satu keturunan. Sedangkan, Lukas menyusun silsilah dari Yesus sampai kepada Adam dan
"Anak Allah", enam puluh sembilan keturunan. Jadi, selisih jumlah keturunan antara silsilah
yang dibuat Matius dan Lukas adalah dua puluh delapan keturunan. Dalam kedua silsilah,
terdapat nama-nama yang sama, yaitu Erzam, Aram, (Lukas: Arni), Aminadab, Nahsyun,
Salmun, (Lukas, Sala), Boaz, Obed, Jisai, Daud (dalam Lukas, Sulaeman tidak ada),
Zerubabel,' Yusuf, dan Yesus. Yang ada persamaan sebanyak tujuh belas nama. Perbedaan
yang sangat jauh ini menunjukkan bahwa keakuratan kisah tersebut menjadi masalah yang
krusial untuk dicermati.
B. Anak Allah
Lukas membuat silsilah Yesus sampai kepada "Anak Allah". Dalam Perjanjian Lama,
juga kita dapatkan kata "Anak" dalam hubungannya dengan "Tuhan". Misalnya, Israel ialah
anak-Ku yang sulung (Keluaran 4:22). Bahwa kamulah anak-anak Tuhan Allahmu, sebab itu
janganlah kamu menorah tubuhmu atau mencukur bulu di antara kedua belah matamu,
karena sebab seseorang yang sudah mati. Karena kamulah suatu bangsa yang suci bagi Tuhan
Allahmu, maka telah dipilih Tuhan akan kamu, supaya daripada segala bangsa yang ada di
atas bumi kamulah menjadi bangsa milik-Nya (Ulangan 14: 1-2). Bahwa pada bangsa Israel
lagi budak kecil, maka Ku-kasihi akan dia dan Ku-panggil anak-Ku dari Mesir (Hosea 11: 1).
Dalam Injil Perjanjian Baru, juga terdapat sebutan "Anak Allah".
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
13
14. 1 . Maka kata malaikat kepada Maryam: Jangan takut hai Maryam, karena engkau sudah beroleh anugerah Allah.
Engkau beranak laki-Iaki, hendaklah engkau namakan Yesus.
la (Yesus) akan dikatakan Anak Allah Yang Maha Tinggi, maka Tuhan akan mengaruniakan kepadanya
TAHTA DAUD.
Ia akan menjadi Raja atas Benih Yakub.
Lalu kata Maryam kepada malaikat: Bagaimana perkara ini boleh jadi, karena hamba belum mengetahui laki-
laki?
Jawab malaikat: Rohul Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau.
Sebab itu yang Kudus yang aakan diperanakkan itu , kelak dikatakan Anak Allah. (Lukas 1: 30-35)
Dalam Matius 1:23, anak Maryam dikatakan bernama Emanuel -- yang artinya "Allah
bersama kita". Nama ini hanya sekali disebut, sedangkan dalam Injil lain tidak ada.
2. Kata Natanael kepada Yesus: Ya Rabbi, Rabbilah Anak Allah, Rabilah Raja Bani
Israel (Yahya 1: 49).
Inilah permulaan Injil dari hal Yesus Kristus Anak Allah (Markus 1: 1). Maka sahut
Simon Petrus, katanya: Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang Hidup (Matius 16: 16).
Apabila diperhatikan secara cermat, sebenarnya penggunaan predikat "Anak Allah"
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada keterkaitan dan kesinambungan. Meskipun
demikian, perlu disadari adanya arah dan maksud lain yang lebih jauh dalam Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Lama, "Anak Allah" mengarah bahwa Israel adalah umat pilihan Allah
dan umat kekasih Allah. Sedangkan, dalam Perjanjian Baru, lebih jauh diarahkan pada "Tuhan
akan mengaruniakan takhta Daud". Jadi, mengangkat soal "kekuasaan dan kerajaan", secara
fisik mengacu pada Bani Israel, dan akan dikatakan: akan menjadi Raja atas "Benih Yakub".
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
14
15. Mengapa disebut Benih Yakub? Karena Yakub itulah yang disebut "Israel" (Kejadian 35:10,
Yesaya 48:1). Dan, Israel artinya adalah "orang yang berlaku seperti seorang raja di hadapan
Al,lah dan manusia" (Kejadian 32: 28).
Dalam Injil Perjanjian Baru disebutkan: Tetapi kata Yesus kepada mereka itu: Wajiblah juga kepada
negeri lain pun Aku memberitakan khabar kesukaan dari hal KERAJAAN ALLAH, maka hal itulah sebabnya Aku
disuruhkan. (Lukas 4: 43). Kemudian, istilah Kerajaan Allah berubah menjadi dan disamakan
dengan "Kerajaan Surga" dalam Injil Perjanjian Baru.
C. Kisah Kelahiran Yesus Menurut Matius
Matius mendasarkan kisah kelahiran Yesus, anak Maryam itu, dari "ramalan" atau nubuat yang
difirmankan Tuhan dengan lidah nabi-nabi.
Maka sekaliannya itu berlaku supaya sampailah barang yang difirmankan Tuhan dengan lidah nabi-nabi,
bunyinya: Sesungguhnya anak dara itu akan mengandvng dan beranakkan seorang anak laki-laki, dan
disebut orang namanya: Immanuel, yang diterjemahkan artinya "Allah beserta kita". (Matius 1: 22-23)
Yang dimaksud, Maka sekaliannya itu berlaku supaya sampailah yang difirmankan Tvhan dengan lidah nabi ....
adalah Yesaya 7: 14 yang berbunyi, Maka sebab itu diberikan Tuhan sendiri svatu tanda alamat kepadamu kelak:
Bahwasanya anak dara itu akan mengandung dan beranakkan laki-Iaki seorang dan dinamainya akan dia Immanuel.
(Yesaya 7: 14)
Dr. Jerald F. Dirk, mantan diaken di Gereja Metodis Bersatu, menjelaskan bahwa Matius bukan
seorang murid Yesus yang berbahasa Aram dan berkebangsaan Palestina. Penyusun Injil Matius
merupakan seorang yang sepenuhnya telah ter-Helenisasi dan menggunakan bahasa Yunani sebagai
bahasa wacana keagamaan, bukan bahasa Ibrani (Salib di Bulan Sabit, hlm. 185).
Tulisan Matius, "anak dara", ini akibat kesalahan dalam menerjemahkan Perjanjian Lama, yaitu
Yesaya 7: 14 bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani, menjadi "Septuaginta". Dalam bahasa Ibrani, almah
artinya "perempuan muda", diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, partenos, yang berarti "perawan".
Dalam bahasa Ibrani, "perawan" adalah bethulah (Cleyton Sullivan).
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
15
16. Ada lagi yang perlu diperhatikan dari Yesaya 7: 14, yaitu: Bahwasanya anak-dara itu akan mengandvng
dan beranakkan laki-Iaki seorang .... Menurut lnjil karangan Markus 6:3, anak Maryam itu enam orang,
yang lima laki-Iaki dan yang seorang perempuan (Alkitab, LAI. 1960).
Perlu disadari bahwa kata "Emmanuel" dalam Injil Perjanjian Baru hanya dipakai sekali, yaitu
Matius 1: 23. Sedangkan, dalam Injil Perjanjian Lama, dipergunakan "dua kali", yaitu dalam Yesaya 7:
14 dan 8:8.
Apabila Matius menganggap nubuat Yesaya 7:14 terpenuhi pada kelahiran anak Maryam yang
disebut Emmanuel, yang diartikan "Allah beserta kita", Emmanuel berarti nama diri (orang). Oleh
karena itu, apabila Matius 1:23 dianggap sebagai pemenuhan nubuat Yesaya 7:14 maka Emmanuel
adalah nama anak Maryam. Namun, dalam Matius 1:25, Maryam memberi nama anaknya "Yesus".
Yesus sebenarnya merupakan bentuk Yunani dari kata Ibrani, Yeshua, Joshua, atau Yehoshua, yang berarti
"Tuhan akan menyelamatkan". Kata Tuhan merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani, Yahweh.
Apabila Matius menghubungkan Yesaya 7:14 sebagai ramalan untuk Yesus, hal ini terlalu jauh
keterkaitannya karena Yesaya 7:14 itu hubungannya dengan Raja Ahaz, sebagaimana dibicarakan
dalam Yesaya 7:1 dan seterusnya. Hal yang sama diungkapkan juga dalam 2 Raja-raja 16:2 dan 2
Tawarih 28:1-5. Jadi, janji tersebut terkait dengan Bani Israel yang dikhianati oleh rajanya, yang
merusak jalan Tuhan (Yesaya 3:12).
D. Nama Yesus
Menurut pengarang Injil Matius, nama "Yesus" diberikan oleh Yusuf, suami Maryam. Yusuf
disebut sebagai "anak Daud". Dalam mimpi, malaikat yang memperlihatkan diri kepada Yusuf
mengatakan, "Jangan engkau (Yusuf) khawatir menerima Maryam menjadi "istrimu" karena
kandungannya itu terbitnya dari Rohul Kudus (Matius 1: 19-21).
Dalam silsilah karangan Matius, Yesus adalah keturunan yang "ketiga puluh tujuh" dari Daud
(Matius 1:17). Jadi, dengan alasan atau dalih apa pun, pengarang Injil Matius mengakui bahwa Yusuf
dengan Maryam sudah menikah. Oleh karena itu, disebut "istrimu".
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
16
17. Menurut pengarang Injil Lukas, ketika mengandung, Maryam bermimpi bertemu dengan
malaikat yang mengatakan agar anaknya kelak diberi nama Yesus (Lukas 1:30-31), bukan Emanuel
(Matius 1:22-23). Dalam pelaksanaannya, nama Yesus bagi anak Yusuf dan Maryam itu diberikan
ketika memasuki hari kedelapan kelahiran anak tersebut. Anak itu disunatkan, kemudian diberi
nama Yesus, sesuai dengan pesan malaikat kepada Maryam tatkala anaknya itu masih dalam
kandungannya (Lukas 2:21).
Dalam silsilah yang dikarang oleh Lukas, Yesus adalah keturunan keempat puluh tiga dari
Daud (Lukas 2: 23-27). Jadi, selisihnya sangat jauh dengan Matius 1: 17.
Oalam buku Piwulang' Katolik, cetakan kedua, 1936, Kanisius Jogyakarta, jilid I, dijelaskan bahwa
nama Yesus itu berasal dari bahasa Ibrani, Jechoschua. Kemudian, masuk ke dalam bahasa Yunani, Jesous.
Karena pengaruh bahasa Latin, kemudian diucapkan menjadi Jesus. Dalam The Encyclopedia of The Bible,
dijelaskan bahwa Yesus (Latin), Yesous (Yunani), karena pengaruh bahasa Ibrani, diucapkan Jeshua,
Jehoshua, atau Joshua, yang artinya "Jehava sebagai Penebus" atau "Jehava sebagai Juru Selamat".
Maka la (Maryam) akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Dia Yes us, karena ialah
yang akan melepaskan kaumnya dari segala dcosanya. (Matius 1:21) (LAI 1960)
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
17
18. KEADAAN BANI ISRAEL PADA ZAMAN NABI ISA A.S.
A. Firman Allah
Pengarang Surat kepada Orang Ibrani menjelaskan mengenai firman Allah sebagai berikut.
Setelah sudah Allah berfirman pada zaman dahulu kala kepada segala nenek moyang kita dengan lidah nabi-nabi beberapa
kali dan atas berbagai-bagai peri, maka berfirmanlah Ia pada akhirnya kepada kita di dalam Anaknya, yang ditetapkannya
menjadi waris segala sesuatu. Olehnya juga dijadikannya sekalian alam. ( Ibrani 1: 1-2)
Mengapa harus demikian? Jawabnya ada dalam Surat kepada Orang Ibrani itu juga.
Karena jikalau sungguh perjanjian yang pertama itu tiada bercela, perjanjian dengan Bani Israel niscaya tiada akan dicari
sebab yang kedua (Perjanjian Baru dengan Paulus). Karena ia menyalahkan mereka dengan firmanNya: Ingatlah, harinya
akan datang kelak, firman Tuhan: Aku akan mengadakan Perjanjian Baru kepada segala isi rumah Israel dan segala isi
rumah Yahuda, bukannya menurut seperti perjanjian yang sudah aku buat dengan segala nenek moyang mereka itu, pada
hari tatkala Aku memegang tangannya memimpin mereka keluar dari negeri Mesir. Karena tiada mereka itu tetap kepada
perjanjianku itu. Dan tiadalah Aku mengindahkan mereka itu firman Tuhan.
Karena inilah Perjanjian (Baru) yang hendak Ku-janjikan kepada segala isi rumah Israel kemudian daripada masa itu,
Firman Tuhan: Maka aku akan memasukkan hukum-hukumku ke dalam ingatan mereka itu, dan di dalam hati mereka itu
juga akan Ku-suratkan itu. Dan aku akan menjadi Tuhan mereka itu, dan mereka itu akan menjadi kaum kepadaKu.
(lbrani 8: 7-10)
Perjanjian yang pertama bahwa Allah berfirman dengan lidah nabi-nabi (Yeremia 7:25, Ibrani 1:1).
Dalam Perjanjian Baru, Allah berfirman "dalam anaknya" sebagai penjelmaan Kalam (logos) (Yahya 1:1-3,14)
yang terakhir, yaitu Paulus. Allah berfirman dengan Rohnya, dalam "hati manusia".
Dalam surat kirimannya, Paulus memberikan keterangan sebagai berikut.
Kamulah surat kiriman kami, yang tertulis di dalam hati' kami. Dan yang dikenal dan dibaca oleh orang sekalian.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
18
19. Maka nyatalah kamu menjadi surat Kristus yang ditulis oleh kami (Paulus), tertulis bukannya dengan dawat, melainkan
dengan ROH ALLAH yang hidup, bukannya di atas loh batu, melainkan pada Loh yaitu hati manusia.
Maka pengharapan yang demikian itu kepada Allah, kami peroleh dengan berkat Kristus. Bukan pula kami ini sendiri
pandai akan mengira barang sesuatu dengan kepandaian sendiri, melainkan kepandaian kami itu datang dari Allah. Ialah
(Allah) juga menjadikan kami pandai menjadi pesuruh Perjanjian Baru, bukan pula menurut seperti huruf, melainkan
menurut Roh karena huruf itu mematikan, tetapi Roh itu menghidupkan. (2 Korintus 3:2-6). Karena Allah telah
memberkati Paulus dengan segala berkat rohani dari surga di dalam Kristus, sebelum dunia ini dijadikan, supaya Paulus
suci dan tiada bercela di hadapan Tuhan. (Epesus 1:3-4). Maka Aku (=Paulus) sudah dijadikan pelayan sidang itu, karena
kamu (Paulus) akan menyampaikan Firman Allah, yaitu rahasia yang sudah tersembunyi berzaman-zaman dan turun-
temurun, tetapi sekarang sudah dinyatakan kepada orang sucinya. Maka kepada mereka itulah Allah dengan kehendaknya
sudah menyatakan bagaimana kayanya kemuliaan rahasia itu kepada orang kafir, yaitu Kristus di dalam kamu (=Paulus)
itulah pengharapan akan beroleh kemuliaan, yang kami ini (=Paulus) beritakan, sambil menasihatkan tiap-tiap orang dan
mengajar tiap-tiap orang, dengan segala hikmat (Gnosis dan Stoa?) supaya dapat kami (=Paulus) mendirikan tiap-tiap
orang menjadi sempurna di dalam Kristus, Maka itulah maksud aku (=Paulus) berlelah juga dan berusaha dengan sungguh
sekadar kuasanya yang bekerja di dalam aku dengan kuat. ( Kolose 1: 25-29 )
Keterangan Paulus tersebut kiranya tidak terpisahkan dengan apa yang telah dijelaskan dalam Surat
Ibrani berikut ini.
Setelah sudah Allah berfirman pada zaman dahulu kala kepada . segala nenek moyang kita dengan lidah nabi-nabi beberapa
kali dan atas berbagai-bagai peri, maka berfirmanlah ia pula pada akhirnya kepada kita di dalam Anaknya, yang
ditetapkannya menjadi waris segala sesuatu, Olehnya juga dijadikannya sekalian alam. (Ibrani 1:1-2)
Jadi, menurut Injil Perjanjian Baru atau Paulusisme, firman Tuhan itu ada beberapa model. Pertama,
dengan lidah nabi-nabi. Kedua, dalam hati manusia. Ketiga, tertulis dalam hati Paulus, ditulis bukan dengan
dawat/tinta, melainkan dengan Roh Allah. Keempat, menjelma (inkarnasi) dalam daging, yaitu Yesus Kristus
yang mendatangkan kebenaran dan anugerah (Yahya 1:14 17).
Oleh karena itu, di dalam Injil Perjanjian Baru, banyak kita jumpai kata atau ungkapan: "Kristus di
dalam aku", "aku di dalam Kristus", atau "kamu di dalam Kristus". Kata atau ungkapan tersebut digunakan
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
19
20. dalam Injil Perjanjian Baru sebanyak 164 kali (Adolf Deissmann). Dan, jangan lupa bahwa Allah telah memilih
dan memberkati Paulus di dalam Kristus dengan segala berkat rohani dari surga, sebelum dunia ini dijadikan
(Epesus 1:3-4). Oleh karena itu, dalam suratnya kepada orang Galatia, Paulus menerangkan sebagai berikut.
Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku, tetapi hidup yang sekarang aku hidup
di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada anak Allah, yang mengasihi aku dan yang menyerahkan Dirinya
karena aku. (Galatia 2:20)
Jadi, dalam pengertian Injil Perjanjian Baru, yang dimaksud "wahyu Allah" ialah "Yesus itu
sendiri", sebagaimana dijelaskan dalam Injil karangan Yahya berikut ini.
Maka pada awal pertama adalah Kalam (Logos), dan· Kalam (Logos) itu bersama-sama dengan Allah, dan Kalam (Logos)
itu juga Allah. Adalah Ia pada mulanya beserta dengan Allah. Segala sesuatu dljadikan olehnya, maka jikalau tidak ada Ia,
tiadalah juga barang sesuatu yang sudah terjadi. (Yahya 1:14)
Maka kalam (Logos) itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita, penuh dengan kebenaran dan anugerah. (Yahya
1:14)
Prof. Dr. Jan Romein mengatakan bahwa Injil Perjanjian Baru awal, yang ditulis dalam bahasa
Yunani, sangat dipengaruhi paham mistik (kebatinan) Stoa dan filsafat Neo-Platonisme (Aera Eropa).
Dalam filsafat Neo-Platonisme, diungkapkan bahwa Logos awal sangat sempurna. Dia merenungkan
Dirinya, maka terjadilah "Emanasi", yaitu melimpah (dalam bahasa Jawa meleleh), melahirkan adanya
Logos kedua. Ini pun masih sempurna. Dialah yang disebut sebagai jiwa alam, yang menjadikan
adanya alam raya ini. Dalam Sejarah Konsili, disebutkan bahwa pada akhir abad kedua, segala
ketajaman pemikiran teologis diarahkan pada misteri tentang "Anak Allah". Alam pikiran Yunani
dengan pengertiannya akan seorang Logos sebagai "pencipta dunia" (Demiurgos), yaitu makhluk
utama yang paling tinggi pada tangga makhluk-makhluk penghubung antara Tuhan dan manusia,
rupanya menunjukkan jalan yang dapat membebaskan pikiran para tokoh awal Gereja dari dilema
yang tak teruraikan itu (Sejarah Konsili). Oleh karena itu, dalam Injil Perjanjian Baru, Paulus
mengajarkan .sebagai berikut.
Karena Allah itu hanya satu, dan pengantara pun satu di antara Allah dengan manusia, maka ia pun manusia juga, yaitu
Kristus. (1 Timotius 2:5)
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
20
21. Dalam surat-surat karangan Paulus, banyak pendapatnya yang sangat dipengaruhi filsafat
antik. Dalam khotbahnya yang termasyhur di Aeropagos, Athena, Paulus mengutip kata demi kata
dari penyair Stoa, "Aratos": Karena kita dalam Tuhan, gerakan-gerakan kita terjadi dalam Tuhan serta
seluruh eksistensi kita.
Karena dasar Stoa itulah, Paulus mengembangkan ajaran "hukum kesusilaan alam dan
terjadinya hukum itu di dalam hati kecil manusia". Isi hati kecil itu tidak bergantung pada wahyu.
Sebelum wahyu itu diturunkan, "hukum hati kecil" sudah memengaruhi kerohanian orang dalam
dunia kafir (Hasbullah Bakrie).
Paulus menyebutkan: Dan ialah, yang terlebih dahulu daripada sekaliannya, dan segala
sesuatu wujudnya ada di dalam Dia (Kolose 1:17). Di dalam Kristus terhimpun segala kelimpahan
wujud Tuhan berlembaga (Kolose 2:9). Rahasia Allah yaitu Kristus (Kolose 2:2). Kristus itulah semua
dan di dalam semuanya (Kolose 3:11). Allah itu hanya satu dan pengantara pun satu di antara Tuhan
dan manusia, maka Ia pun manusia juga, yaitu Kristus Yesus (1 Timotius 2:5).
Dalam The Holy Bible (King James Version) berkaitan dengan Injil Yahya 1:1-3, dijelaskan
demikian, Logos (Greek for Word) Joh 1:1, Roma 19:13. Dalam The Pocket Oxford Dictionary, dijelaskan:
Logos-noun. The Word or Second Person of the Trinity (Greek, reason).
Henney Sumali menjelaskan bahwa Logos merupakan "emanasi" dari Allah. Dalam filsafat
Neo-Platonisme diungkapkan bahwa "emanasi" atau pelimpahan dari Allah itu melahirkan "Logos
pertama" yang menjadikan alam semesta ini (Dr. D.C. Mulder).
Dalam surat Paulus kepada orang Kolose disebutkan: Karena di dalam Dialah terhimpun segala
kelimpahan wujud Allah berlembaga (Kolose 2:9). Ialah yang menjadi "kepala tubuh" yaitu sidang Jum 'at. Ialah yang
meniadi awal dan menjadi sulung. dari antara orang mati, suoaya di dalam sesuatu Ialah yang terutama karena adalah
kegemaran Allah, bahwa segala kesemournaan itu terhimpun di dalam Dia. (Kolose 1:18-19)
Pengertian "emanasi" dalam filsafat Yunani Neo-Platonisme, oleh pengarang Injil Perjanjian
Baru dan tokoh Kristen awal diganti menjadi "inkarnasi" atau "penjelmaan". Hal ini bisa dilihat di
dalam Injil karangan Yahya berikut ini.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
21
22. Maka Kalam (=logos) itu telah menjadi manusia (logos awal atau anak Sulung Allah) serta tinggal di antara kita (dan
kami sudah memandang kemuliaannya, seperti kemuliaan anak yang tunggal yang daripada bapa) penuh dengan
anugerah dan kebenaran. (Yahya, 1:14). Sebab daripada kelimpahannya kita sekalian sudah menerima anugerah dan
karunia. Karena Taurat sudah diberi oleh Musa, tetapi anugerah dan kebenaran sudah didatangkan oleh Yesus Kristus.
Maka Allah belum pernah dilihat oleh seorang jua pun, tetapi Anak yang tunggal, yang di atas pangkuan Bapa, Ialah yang
sudah menyatakan Dia (bisa dilihat dan dipegang). (Yahya 1:16-18) (Keilahian dan Ketuhanan Isa Almasih dalam
Tradisi Yahudi dan Kristen).
Dalam Dei Verbum-Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi-Dr. T. Jacobs SJ menjelaskan bahwa
kitab suci sebenarnya tidak (langsung) menerangkan Sabda Allah, tetapi (pertama-tama) kata-kata
manusia. Wahyu Tuhan tidak berupa "dikte", di mana Tuhan menyebut satu per satu segala kata yang
harus ditulis oleh pengarang suci. Tuhan menyatakan Diri secara hidup kepada seorang manusia. Dan,
tanggapan manusia itu yang kebanyakan kalinya berupa refleksi atas kejadian sejarah, ditulis dan
menjadi Kitab Suci (Penerbitan Yayasan Kanisius 1969).
Yang dimaksud dengan "refleksi atas kejadian sejarah" dijelaskan sebagai berikut. Pada suatu
saat, Yahya melihat ada seekor burung merpati terbang. Kemudian, turun dan hinggap di atas Yesus.
Keadaan semacam itu direfleksikan oleh pengarang Injil Yahya, diartikan bahwa "turunlah malaikat
Tuhan dari langit," seperti seekor burung merpati, dan hinggap di atasnya (Yesus), maka Dialah Anak
Allah. Dalam Injil Yahya secara lengkap ditulis: Maka Yahya pun menyaksikan serta berkata: Aku sudah
nampak Roh Allah turun dari langit, seperti seekor burung merpati lalu hinggap di atasnya.
Maka aku pun belum kenal Dia, tetapi yang menyuruhkan aku membaptiskan (Dia) dengan air itu, sudah
mengatakan kepadaku; Ke atas siapa kelak engkau nampak Roh itu turun dan tinggal di atasnya,
Itulah Dia yang membaptiskan dengan Rohul Kudus. Sesungguhya aku sudah nampak, lalu menyaksikan
bahwa Ia inilah Anak Allah. (Yahya 1:32-34)
Jadi, pengertian firman Allah atau wahyu Tuhan dalam pandangan pengarang Injil dan Gereja
sangat jauh berbeda dengan pengertian yang ada di kalangan muslim. Inilah yang perlu disadari oleh
semua pihak ketika berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sikap dan pola pandang kaum
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
22
23. Nasrani serta sikap dan pola pandang kaum muslim in. Sebagai gambaran yang jelas, perhatikan
keterangan Dr. C. Groenen OFM berikut ini.
Menurut keyakinan Kristen, Alkitab -- baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru -- boleh
dan harus dikatakan sebuah kitab IIahi. Namun, bukan karena diturunkan dari surga atau didiktekan
oleh Allah serta direkam manusia. Alkitab diciptakan oleh umat Allah (Gereja), tetapi dalam hal
ini umat dipimpin dan didorong oleh Allah, oleh Roh Kudusnya. Begitulah, Alkitab serentak suatu
kitab karangan manusia dan kitab Allah. Melalui pikiran, perasaan, dan perkataan manusia, Allah
menyatakan rencana, karya, dan kehendak-Nya kepada kita, kepada umat pilihan-Nya (Pengantar ke
dalam Perjanjian Lama).
Di samping itu, Bart D. Ehrman mengingatkan mengenai "penulisan kitab suci" yang perlu
mendapat perhatian, sebagai berikut. Salah satu masalah yang ditimbulkan oleh naskah-naskah
bahasa Yunani Kuno (yang mencakup semua tulisan Kristen masa awal, termasuk buku-buku
Perjanjian Baru) adalah sewaktu naskah-naskah itu disalin, tidak ada tanda baca yang
digunakan. tidak ada perbedaan antara huruf besar dan huruf kecil, dan yang lebih aneh lagi bagi
pembaca zaman sekarang. tidak ada spasi yang digunakan untuk memisahkan kata. Tulisan jenis
bersambung ini disebut seriptuo continuo. Hal itu menyebabkan naskah sulit dibaca, apalagi dipahami.
Kalimat Godisnowhere bisa berarti hal yang sangat berbeda. Bagi orang yang percaya dengan adanya
Tuhan, akan membaca dan mengartikan God is now here sebagai "Tuhan sekarang ada di sini", dan bagi
orang yang tidak percaya adanya Tuhan, God is nowhere berarti "Tuhan 1idak ada di mana pun"
(Kesalahan Penyalinan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, 2006).
Menurut Dr. D.C. Mulder, naskah-naskah asli dari kitab suci itu sudah tidak ada lagi. Yang
ada pada kita hanya turunan atau salinan, dan salinan itu pun bukannya salinan langsung dari naskah
asli, dalam arti yang ditulis oleh pengarang, melainkan dari salinan - dari salinan dari salinan dan
seterusnya. Sering di dalam menyalin kitab suci, terseliplah salah salin (Pembimbing ke dalam Perjanjian
Lama).
B. Maryam dan Isa Ibnu Maryam
Al-Our'an menceritakan tentang Bani Israel, mengenai banyaknya perselisihan yang terjadi di
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
23
24. antara mereka. Allah menjadikan soal Maryam dan Isa ibnu Maryam untuk memberikan gambaran
tentang keadaan Bani Israel.
Dan ketika (Allah) menjadikan anak Maryam untuk memberikan gambaran keadaan, ketika
itu kaummu bersorak tentang hal itu. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, ilah
kami atau dia?" Mereka memunculkan hal itu hanya untuk membantah, sebenarnya
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
24
25. mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Dia (Isa) itu hanyalah seorang hamba yang
telah Kami beri karunia dan Kami menjadikannya untuk memberikan gambaran keadaan
Bani Israel. Dan kalau Kami mau, niscaya Kami jadikan malaikat-malaikat itu turun ke
bumi menggantikan kamu. Sesungguhnya Isa itu memberikan pengetahuan tentang hari
kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu tentang adanya hari kiamat itu. Ikutilah
keterangan Isa olehmu. Inilah jalan yang lurus. Dan janganlah sekali-sekali kamu
dipalingkan oleh setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan ketika
Isa datang membawa keterangan-keterangan yang jelas, dia berkata, "Sungguh aku
datang kepadamu membawa Hikmat (Injil) untuk menjelaskan kepada kamu persoalan
yang kamu perselisihkan maka bertakwalah dan taatilah aku. Sungguh Allah itu Rabku
dan juga Rab kamu maka beribadahlah kepada-Nya, inilah jalan yang lurus." Tetapi,
golongan-golongan (al-Ahzab) di antara mereka saling berselisih dan celakalah mereka
yang zalim oleh azab pada hari yang pedih (kiamat). Mereka tidak menunggu selain
saatnya datang (kiamat) yang tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. Teman-
teman yang akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang bertakwa. (OS Az-Zukhruf: 57-67)
Soal Maryam dan Isa ibnu Maryam adalah gambaran keadaan bagi Bani Israel. Maksudnya,
persoalan Maryam dan Isa ibnu Maryam hendaknya dilihat dari latar belakang keadaan Bani Israel.
Allah mengingatkan dengan menyebut, "Hai Maryam saudara perempuan Harun .... " (QS Maryam: 28). Di
sini, arti saudara bukan hubungan keturunan secara biologis karena Harun hidup pada abad ke-14
Sebelum Masehi. Sedangkan, Maryam hidup pada awal abad pertama Masehi. Namun, saudara di sini
berarti keturunan dalam "alur keimanan", bahwa Harun adalah imam yang dihormati karena
"dinobatkan dengan diberi minyak yang mahal harganya". Dengan kata lain, imam yang disalap
(Keluaran 28:1). Kedudukan imamat bagi Harun dan anak turunnya supaya dijaga (Keluaran 40:12-
16). Imamat itu dari turun anak sulung laki-laki (Bilangan 3:1-4). Jadi, hal ini sama halnya mengapa
"muslim" memanggil Ibrahim, "bapamu atau ayahmu" (QS 22:78) karena muslim adalah orang yang
menganut dan mengikuti "millah Ibrahim" (QS16:123, 3:68). Dan, Maryam adalah keturunan
orang yang terhormat dan mulia akhlaknya (QS19:28), bukan pelacur seperti tuduhan
kaumnya.
Persoalannya, Maryam itu "anak sulung, tetapi perempuan" sehingga tidak ada hak
untuk menjadi "imam" dalam adat mereka. Namun, ibunya sudah bernazar bahwa anaknya
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
25
26. kelak hanya supaya berbakti kepada Allah. Oleh karena itu, ketika Maryam baru saja
dilahirkan, ibunya berkata kepada Allah, "Ya Allah, aku telah melahirkan seorang anak
perempuan, dan aku beri nama Maryam." Akan tetapi, Allah mengetahui "bahwa anak laki-
laki itu tidak sarna dengan anak perempuan" (QS 3: 36). Lalu, ibunya berdoa agar Maryam
dipelihara dari godaan setan dan kelak punya keturunan.
Doa ibunya tersebut diterima Allah dengan baik (QS 3: 37). Jadi, pada suatu saat
nanti, Maryam akan mempunyai anak. Ini adalah janji Allah. Namun, yang jelas dalam Al-
Qur'an tidak ada cerita atau tidak "dijelaskan" kapan dan dengan siapa Maryam menikah.
Hanya dikatakan bahwa malaikat datang kepada Maryam memberi kabar gembira "sesuai
dengan janji Allah" (bikalimatin minhu) bahwa ia akan punya anak, namanya Isa ibnu Maryam.
Anak itu wajihan, bebas atau bersih dari tuduhan (fitnah), baik di dunia maupun akhirat, dan
termasuk orang yang didekatkan kepada Allah (QS 3:45).
Arti wajihan sejalan dengan petunjuk-Nya bahwa Isa itu selamat ketika lahir, ketika
kematiannya, dan ketika menghadapi kebangkitan pada hari kiamat (QS 19:33). Perlu
diketahui bahwa kata wajihan hanya dipergunakan dua kali dalam Al-Qur'an. Yang pertama
untuk Nabi Musa (QS 33: 69) dan yang kedua untuk Nabi Isa (QS 3:45). Dan, yang dimaksud
dengan wajihan, diberi keterangan oleh Allah, yaitu orang yang dibersihkan atau dibebaskan
dari tuduhan, fitnah, atau penghinaan.
Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu menjadi seperti orang-orang yang "adza Musa" (menuduh,
merendahkan, menghina) Musa karena Allah telah membebaskan (membersihkan) Musa dari tuduhan atau
pelecehan mereka itu. Maka Musa bagi Allah adalah wajihan (orang yang bebas atau bersih) dari tuduhan
itu. (QS Al-Ahzab: 69)
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
26
27. Di kalangan Bani Israel, kedudukan "anak sulung" sangat strategis. Hal itu dijelaskan
sebagai berikut.
1. Kuduskanlah bagiKu semua anak sulung (Keluaran 13:2).
2. Yang sebagai anak sulung menjadi hak Tuhan (Imamat 27:26).
3. Akulah yang empunya semua anak sulung (Bilangan 3:13).
4. Semua anak sulung orang Israel kepunyaan-Ku (Bilangan 8:17).
5. Segala anak sulung haruslah kau kuduskan (Ulangan 15:19).
6. Aku mengkuduskan bagi-Ku semua anak sulung (Bilangan 3:13).
7. Anak sulung di antara anak-Ku laki-Iaki Kutebus (Keluaran 13:15).
Nabi Isa a.s. dihinakan oleh kaumnya dengan tuduhan bahwa dia adalah "anak dalam
buaian" (QS 3:46). Padahal, Isa sudah ditetapkan Allah sebagai nabi, sudah diajarkan Alkitab
(QS 19: 29-30). Kehadirannya membawa berkah, yaitu kebaikan di mana pun dia hadir (QS
19:31-32). Jadi, "punya bapa atau tidak", bukan itu yang harus dikaji dan dipelajari oleh
muslimin.
Apa yang dikatakan oleh Isa ketika dalam mahdi wa kahlan? Ternyata jawaban Isa kepada
orang tua-tua, "Yang mengatakan pada Maryam bagaimana kami supaya berbicara kepada man
kana fil mahdi shabiyya (anak dalam buaian)." Tetapi, jawab anak itu (yaitu Isa a.s.), "Aku hamba
Allah, telah diberikan-Nya kepadaku Alkitab dan aku dijadikan-Nya seorang nabi." (QS 19:
29-30. Jadi, kata-kata orang tua-tua, "anak kecil dalam buaian", adalah suatu kiasan yang
sifatnya penghinaan (meremehkan Nabi Isa a.s.).
Sesuai dengan petunjuk Allah bahwa Allah menjadikan sikap dan tingkah laku Bani Israel
sebagai pelajaran bagi masyarakat yang sezaman dan yang sesudahnya, adapun bagi orang yang
bertakwa mengandung pelajaran (QS 2:66). Lalu, pelajaran apa yang bisa diambil dari sikap dan
tingkah laku Bani Israel terhadap Allah serta petunjuk-Nya yang diturunkan kepada mereka, yaitu
Taurat Musa dan Injil Isa? Hal tersebut supaya dipahami oleh para muslim ini agar jangan sampai
bertindak dan berbuat yang sama sehingga akan mengalami nasib seperti yang pernah menimpa Bani
Israel itu, yaitu terjadinya ikhtilaf-perbedaan pendapat dan perselisihan yang berkepanjangan (QS 27:
76).
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
27
28. Dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam., diungkapkan penyebab Bani Israel
pecah menjadi "tujuh puluh dua aliran" (HR Turmudzi). Kaum Yahudi dan Nasrani pecah menjadi
tujuh puluh dua aliran (HR Ahmad dan Abu Daud). Umatku (nabi/muslim) pecah menjadi tujuh
puluh tiga aliran. Nabi Muhammad bukan "meramalkan bahwa umatnya akan pecah", melainkan
mengingatkan, jika sikap dan tingkah laku kaum muslimin menjadi seperti kaum Yahudi dan Nasrani
maka akan berpecah belah, berbuat golongan-golongan, seperti kaum Yahudi dan Nasrani. Allah
mengingatkan dengan petunjuk wahyu-Nya,
Dan janganlah kamu menjadi seperti mereka yang berpecah belah dan berselisih setelah datang (sampai)
kepada mereka keterangan yang jelas (dari Allah). Mereka akan terkena azab yang besar. (QS Ali Imran:
105)
Dalam membahas mengenai Maryam dan Isa ibnu Maryam, perlu diperhatikan "hubungan dan
kedudukan" pengertian Bani Israel dan lahirnya paham Yahudi. Al-Qur'an menunjukkan bahwa
Yahudi sebagai aliran paham, muncul dari kalangan Bani Israel yang melanggar janji Allah (QS 5:12-
13). Akibat pelanggaran tersebut, mereka dilaknat (dikutuk) oleh Allah. Hati mereka menjadi degil,
mengubah pengertian dari arti dan kedudukan yang semestinya, dan mereka mengabaikan peringatan
Allah (QS 5:13). Petunjuk ayat tersebut memberi pengertian bahwa Bani Israel tidak selamanya
fadhaltukum 'alal'alamin (Allah melebihkan mereka dari bangsa-bangsa lain) (QS 2: 47, 122). Setiap umat
yang didatangi rasul-Nya, bisa memperoleh kelebihan apabila mereka bisa menjaga, menaati, dan
mengamalkan petunjuk-Nya (QS 7: 159, 181).
C. Janji Allah kepada Bani Israel
1. Janji Allah kepada Ibrahim
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
28
29. Nenek Moyang Israel. Perjanjian yang kekal. Aku menjadi Allah bagimu dan segala anak cucumu yang kemudian
daripada kamu itu. Aku akan mengaruniakan tanah kepadamu yang kamu menjadi orang dagang sekarang ini (tanah
Kanaan).
Hendaklah kamu dan anak-cucumu yang kemudian dari padamu memelihara perjanjianku yaitu segala anak laki-Iaki
dalam rumahmu dikhitankan daging kulupnya. (Kejadian 17: 7-13)
Bahwa Allah akan menjadikan Ibrahim suatu bangsa yang besar. Dan barangsiapa menghormati
Ibrahim akan dihormati Allah, dan barangsiapa menghinakan Ibrahim akan dihinakan Allah. Dan dari
turun Ibrahim, bangsa-bangsa dunia akan diberkati (Kejadian 12:1-3).
2. Janji Allah kepada Israel
Aku akan membuat perjanjian yang kekal dengan Israel.. Aku akan menjadi Allah bagi mereka, dan mereka menjadi umat
bagi-Ku. Bahwa Aku Tuhan kesucian orang Israel. (Yehezkiel 37: 26-28)
D. Israel Melanggar Janji Allah
1. Mereka berbuat bakti kepada dewa-dewa. Bahwa isi rumah Israel dan Yehuda, sudah merombak.
perjanjianku, yang sudah Kuteguhkan dengan nenek moyangnya.
2. Sejak keluar dari Mesir Aku sudah mengutus nabi-nabi-Ku, tetapi kamu lebih durhaka dari nenek
moyangmu (Yeremia 7:25). Israel mencemarkan nama Allah (Yehezkeil 36:22). Israel
meninggalkan Allahnya (Yeremia 3:12-13,31). Yehuda akan dihukum karena kejahatannya (Yeremia
1:16). Israel ditawan karena kejahatannya (Yehezkiel 39:23)
Al-Qur'an mengingatkan bahwa kaum Yahudi itu kerjanya adalah yuharifunal kalima 'an mawadhi'ihi,
yaitu mengubah pengertian dari arti dan kedudukan yang semestinya. Misalnya, nama kitab mereka,
Pentateuch (Taurat Musa) bahasa Ibrani diganti menjadi Septuaginta (bahasa Yunani), diganti lagi
menjadi Vulgata (kitab yang menerima atau menampung tradisi, bahasa Latin), diganti The Holy
Bible (bahasa Inggris), diganti Alkitab (bahasa Indonesia). Dalam hal ini, termasuk perubahan-baik
yang disengaja maupun yang tidak - dalam menyalin atau menyadur ke dalam bahasa lain (Bart. D.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
29
30. Ehrmann, Prof. Dr. C. Groenen OFM, Th. C. Vriezen, Prof. Dr. D.C. Mulder). Al-Our'an
menjelaskan,
Dan kaum Yahudi itu kerjanya mengubah kalimat dari arti dan kedudukan yang semestinya, dan mereka
mengatakan, "Kami telah mendengar (petunjuk wahyu Allah), tetapi kami tidak memerhatikan (kami
abaikan) karena memperdengarkan (mengajarkan) apa yang bukan kami telah dengar itu, kami adalah
orang-orang yang terpelihara (menganggap benar)." Mereka memutarbalikan (petunjuk) dengan lidah
mereka, dan mereka mencela agama (yang diajarkan oleh nabi-nabi-Nya). Sekiranya mereka mau berkata
(mengakui), "Kami telah mendengar (petunjuk Allah) dan kami menaatinya dan (mengajak orang)
mendengarkan serta memerhatikan (ajaran nabi-nabi-Nya)." Yang demikian itu lebih baik bagi mereka
dan tepat, tetapi Allah melaknat mereka karena kekafiran mereka itu, dan mereka tidak beriman kecuali
sedikit. (OS An-Nisa': 46)
Apa yang diungkapkan oleh Al-Qur'an adalah suatu kenyataan apabila kita memerhatikan
kisah yang mereka ungkapkan sendiri dalam kitab mereka (perjanjian Lama dan Perjanjian Baru).
Dari paham Yahudi itulah, kemudian muncul dan lahir paham yang disebut Mazhab Nasrani di
Antioshia, tokohnya Paulus (Kisah Para Rasul 24:5). Dan, munculnya setelah Nabi Isa wafat. Murid-
murid Paulus itulah yang mula-mula disebut orang "Kristen" (Kisah Para Rasul 11: 25-26). Al-Qur'an
mengungkapkan bahwa munculnya paham Nasrani adalah ketika paham Yahudi bercampur baur
dengan paham Yunani-Romawi. Dalam istilah AI-Our'an, disebut latif, artinya bercampur atau
sinkretis (QS 17: 4-7, 104).
Prof. Dr. C. Groenen OFM menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi di Palestina tidak hanya
mengajarkan paham Nasrani kepada bangsanya, tetapi juga kepada orang kafir, yaitu orang-orang
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
30
31. selain Yahudi. Tokoh Yahudi yang mengajarkan paham Nasrani, yang tidak hanya mengajarkan
agamanya itu kepada orang Yahudi, tetapi juga kepada para penyembah berhala (pagan) - yang
disebut "orang kafir", maksudnya adalah orang-orang bukan Yahudi - adalah Paulus, tokoh Mazhab
Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5).
Setelah Yesus hilang dari panggung sejarah, Paulus yang sedang meluap-luap kemarahannya
kepada murid-murid Yesus di Damsyik, secara dramatis menyatakan bertobat karena menerima
panggilan Yesus dari surga. Bahwa Yesus kini menetapkan Paulus menjadi alat yang berguna bagi
Yesus untuk memasyhurkan namanya (bukan ajarannya). Dan, Paulus ditetapkan menjadi rasul bagi
orang kafir (Kisah Para Rasul9:15). Karena mendapat perlawanan keras dari pihak Yahudi maka
Paulus mendapat "pesan dari Tuhan" dengan firman-Nya: Aku jadikan engkau suatu terang bagi
segala orang kafir supaya engkau mendatangkan selamat sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 13:
45-47). Maka Paulus mengajarkan bahwa Tuhannya telah menetapkan Paulus menjadi rasul bagi
orang-orang yang tidak bersunat (Galatia 2: 8, Roma 11:13).
Mengenai pekerjaan kaum Yahudi mengubah kalimat dari arti dan kedudukan yang
semestinya, lebih tegas ikuti penjelasan Wali Gereja Indonesia berikut ini, terkait dengan sikap dan
pola pandang pendiri Mazhab Nasrani, yaitu Paulus.
Paulus sama sekali tidak memberitakan, melainkan membicarakan pernyataan-pernyataan
Injil. Paulus mendalaminya sampai pada dasarnya, membuka rahasia-rahasia Ilahi yang terpendam di
dalamnya, lagi jalan bagaimana memenuhi dan mewujudkannya dalam praktik hidup sehari-hari.
Bahasa karangan-karangan Injil tenang dan terang, bahasa Paulus jarang tenang, biasanya hidup dan
bersemangat, tetapi dengan itu sering berbelit dan kabur. Pemikiran Paulus terlalu teliti dan
mendalam untuk menulis lancar. Sedangkan, menulis untuk menyatakan rahasia-rahasia dunia Ilahi
yang "tidak mungkin dan tidak halal diungkapkan dengan bahasa manusia" (2 Korintus 12:4), Paulus
terpaksa mencari-cari istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan yang serasi dengan misteri-misteri itu,
yang tidak segera muncul. Malah perkataan dari bahasa yang lazim harus diisinya dengan pengertian
yang baru atau diberi corak baru sehingga terasa aneh dan asing oleh pembaca (Injil him. 527)
Lain kali, Paulus menafsirkan peristiwa-peristiwa atau tokohtokoh Perjanjian Lama sebagai
lambang peristiwa-peristiwa Perjanjian Baru, atau ucapan Kitab Kudus Perjanjian Lama sebagai
perbandingan atau penjelasan pengertian-pengertian Perjanjian Baru. Tafsiran Paulus yang demikian
itu harus diterima sebagai diilhamkan oleh Roh Kudus (Injil him. 528).
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
31
32. Di samping itu, Paulus kerap kali menggunakan kejadiankejadian atau kutipan-kutipan dari
Kitab Kudus hanya untuk menerangkan pendapat, gagasan, atau tujuannya sendiri atau guna
memberi suatu corak atau suasana suci kepadanya. Dalam pada itu, Paulus sering mengubah susunan
atau ucapan-ucapan asli untuk menyesuaikannya dengan tujuannya. Di sini, pengutipan hanya
memberi unsur gaya bahasa, tanpa dimaksudkan memberi suatu tafsiran. Demikian pula, Paulus agak
banyak menggunakan perkataan atau ungkapan dari Kitab Kudus, dijadikannya bahasanya sendiri,
dengan tidak mengindahkan arti atau corak artinya dalam hubungannya dengan yang asli (Injil hlm.
529). Paulus mengambil istilah dari Septuaginta, tetapi bukan dalam arti yang sarna, melainkan
diisinya dengan pengertian serba baru (Injil him. 573).
F. Keadaan Bani Israel pada Zaman Nabi Isa a.s.
Allah menurunkan Alkitab kepada Nabi Musa, setelah umat sebelumnya mengalami
kerusakan (QS 28:43). Taurat Musa itu diwariskan kepada Bani Israel (QS 40:53). Namun, Taurat
Musa tersebut diperselisihkan di antara mereka (QS 11:110). Akibatnya, tidak terpelihara keutuhan
serta kemurniannya, terserak dalam lembaran-Iembaran kertas (QS 6:91). Untuk memperbaiki
keadaan Bani Israel yang demikian itu, Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israel (QS 5:46, 61:6).
Allah menurunkan dan mengajarkan Injil kepada Nabi Isa untuk membenarkan (mushaddiq) Taurat
Musa (QS 5: 46)
Dalam kisah lama, kita dapatkan apa yang diperingatkan oleh Nabi Musa terhadap Bani Israel
bahwa: Aku masih hidup kamu sudah berani melanggar petunjuk Allah yang aku ajarkan kepadamu. Bila aku telah
tiada, kamu akan lebih durhaka. (Ulangan 31: 27). Hai segala umatku kamu disesatkan oleh pemimpinmu, dan jalan
yang patut kamu jalani itu dibongkarnya. (Yesaya 3: 12). Dan lagi; firman Tuhan demikian: Bahwa bangsa ini
menghormati Aku dengan mulutnya dan dengan lidahnya juga dimuliakannya aku, tetapi hatinya jauh daripadaku,
adapun peri mereka itu berbuat ibadah kepada-Ku yaitu pengajaran hukum-hukum manusia belaka.
Maka oleh sebab ;tu sesungguhnya Aku selalu akan melakukan kepada bangsa ini barang yang ajaib dan mengherankan,
karena hikmah segala hakimnya akan hilang dan akal segala orang alimnya akan samar. (Yesaya 29:13-14)
Hendaklah kamu ingat akan Taurat Musa, hamba-Ku, yang telah Aku berfirman kepadanya di atas Hareb di hadapan
segenap orang Israel, dengan segala syariatnya dan hukumnya. (Maleachi 4: 4)
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
32
33. Daripada masa nenek moyang kamu keluar dari negeri Mesir datang kepada hari ini sudah Kusuruhkan segala hamba-
Ku, nabi-nabi itu, kepadamu pada sebilang hari Aku bangun dan menyuruhkan dia dari pagi-pagi. Tetapi tiada mereka itu
mau dengar akan Daku atau memberi telinga, melainkan ditegarkannya tengkoknya dan dibuatnya jahat terlebih
daripada nenek moyangnya. (Yeremia 7:25-26)
Taurat Musa firman Allah kepada orang Israel (Nehemia 8:2). Israel menuduh nabi-nabinya
berbuat dusta: Bahwa segala nabi bernubuat dengan dusta dan segala imam pun merajalela oleh kuat
tangannya dan segala umatku pun suka akan yang demikian, tetapi apakah akal kamu pada akhir kelak?
(Yeremia 5:31).
Bahwa pengeruh umatku itu kanak-kanak juga adanya dan orang perempuan merajalela
atasnya. Hai segala umatku! Kamu disesatkan oleh pemimpinmu, dan jalan yang patut kamu jalani itu
dibongkarnya (Yesaya 3:12). Bahwa sesungguhnya bangsa ini disesatkan oleh segala pemimpinnya
(Yesaya 9:15). Dan Aku akan memutuskan hukum atas mereka itu dan atas segala kejahatannya sebab
mereka itu sudah meninggalkan Daku dan sudah membakar dupa bagi dewata dan sudah menyembah
sujud kepada perbuatan tangannya (Yeremia 1:16). Israel menyembah dewa-dewa asing (Yeremia 5:19).
Israel menyembah Baal (Yeremia 7:9). Dan lagi penuhlah negerinya dengan berhala. Bahwa mereka itu
menyembah sujud kepada perbuatan tangannya sendiri dan kepada barang yang telah diperbuatnya
dengan jarinya (Yesaya 2:8). Maka sebab itu firman Tuhan kepadaku: Bahwa Israel yang terbalik itu
sudah menyatakan dirinya benar daripada Yehuda yang khianat itu. Pergilah engkau (=Yeremia),
serukanlah perkataan ini ke utara bunyinya: Hendaklah engkau tobat hai Israel yang terbalik,
demikianlah firman Tuhan (Yeremia 3:11-12).
Ternyata, keadaan tersebut berlanjut dan berkepanjangan dalam sejarah Bani Israel. Sampai
pada zaman Nabi Isa pun, beliau masih menghadapi persoalan yang sama. Hal ini terungkap dalam Injil
Perjanjian Baru sebagai berikut. Maka kata Yesus kepada mereka itu: Benar sekali barang yang nabi Yesaya telah
bernubuat akan hal kamu, orang munafik, seperti yang tersurat: Bahwa kaum ini menghormati Aku dengan mulutnya,
tetapi hatinya jauh daripadaku.
Sia-sialah mereka itu menyembah aku, karena mereka itu mengajarkan hukum-hukum akal manusia. Hukum Allah kamu
tinggalkan, tetapi adat istiadat manusia kamu pegang. Maka katanya lagi kepada mereka itu: Sesungguhnya kamu
menolakkan hukum Allah, supaya dapat kamu menurut adat istiadat orang tua-tuamu. Karena Musa berkata:
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
Hormatilah ibu bapamu, dan . barangsiapa yang mencerca bapanya atau ibunya, ialah akan mati dibunuh. (Markus 7: 6-
10)
F. Peringatan Keras Nabi Isa terhadap Ahli Taurat dan Orang Parisi
Tatkala itu, datanglah kepada Yesus orang-orang Parisi dan ahli Taurat dari Yerusalem serta berkata: Apakah sebabnya
murid-muridmu melanggar adat istiadat orang tua-tua? Karena tiada mereka membasuh tangannya apabila hendak
makan.
Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka itu: Apakah sebabnya kamu pun melanggar hukum Allah oleh sebab adat
istiadat orang tua-tua kamu? Karena Allah telah berfirman: Hormatilah ibu bapamu, dan lagi: Siapa yang mencerca
bapanya atau ibunya ialah akan mati dibunuh.
Tetapi kata kamu ini: Barangsiapa yang berkata kepada bapanya atau ibunya: Bahwa barang yang patut menjadi
faedahmu daripadamu itulah kupersembahkan kepada Allah, maka tiada wajib bagi orang itu memberi hormat kepada
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
33
34. bapanya atau ibunya lagi, demikianlah kamu meniadakan firman Allah oleh sebab adat istiadat orang tua-tuamu. Hai
orang munafik, benar sekali barang yang disabdakan oleh nabi Yesaya dahulu dari hal kamu demikian ini: Bahwa kaum
ini menghormati Aku dengan mulutnya, tetapi hatinya jauh daripadaku. Sia-sialah mereka itu menyembah Aku karena
mereka itu mengaiarkan hukum-hukum akal man usia.
Maka dipanggilnya orang banyak itu, lalu berkata kepada mereka itu: Dengarlah dan ketahuilah olehmu! Bukannya
barang yang masuk ke dalam mulut itu menajiskan orang, melainkan barang yang keluar dari mulut, itulah yang
menajiskan orang. Lalu murid-muridnya pun datang serta berkata kepadanya: Tahukah Rabbi. bahwa orang Parisi itu
sakit hati, tatkala didengarnya perkataan yang demikian itu.
Maka jawab Yesus: Katanya: Sesuatu tanaman yang tiada ditanam oleh bapaku yang di Surga, ialah akan dicabut.
Biarkanlah orang itu. Mereka itu pemimpin buta daripada orang yang buta. Jikalau orang buta memimpin orang buta,
niscaya keduanya pun akan jatuh ke dalam lubang (Matius 15: 14).
Selanjutnya, Yesus berkata: Jagalah dirimu dari ragi orang Parisi dan Saduki itu. Maka barulah murid-murid itu
mengerti bahwa bukan Yesus berkata tentang menjaga dirinya dari ragi, melainkan daripada pengajaran orang Parisi dan
orang Saduki (Matius 16:11-12).
Setelah itu bertuturlah Yesus kepada orang banyak dan murid-muridnya, katanya: Bahwa ahli Taurat dan orang Parisi
duduk di atas kursi Musa. Sebab itu, hendaklah kamu membuat dan menurut segala sesuatu yang dikatakannya
kepadamu, tetapi perbuatannya jangan kamu lakukan karena mereka itu berkata-kata saja, tetapi tiada mengamalkan.
Maka dikatakannya tanggungan yang berat dan yang sukar dipikul, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka
itu sendiri dengan jarinya pun tiada mau menggerakkan dia.
Maka segala perbuatannya dilakukannya saja supaya dilihat orang maka pengikat sembahyang dilebarkannya dan
rumbai-rumbai pakaiannya dilabuhkannya, dan lagi mereka itu suka duduk di tempat yang mulia di dalam perjamuan,
dan di kursi kehormatan di dalam rumah sembahyang, dan suka mereka itu diberi hormat dipasar, dan suka dipanggil
"Guru Besar", tetapi jangan kamu ini dipanggil orang "Guru Besar", karena Satu saja Guru kamu, maka kamu ini
bersaudara.
Dan janganlah kamu memanggil "Bapa" akan barang seorang pun, di dalam dunia ini karena Satu saja
Bapa kamu, yaitu yang ada di surga.
Dan lagi janganlah kamu dipanggil orang "Penganjur" karena penganjur kamu Satu saja, yaitu
Kristus. (Matius 23:1-10)
Wahai bagi kamu, Hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu menutup pintu
kerajaan surga menahan orang, maka kamu ini tiada masuk dan orang yang ingin masuk kamu
tegahkan.
Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu mengelilingi laut dan
darat hendak membawa seorang sahaja masuk agama dan apabila ia sudah masuk, maka kamu jadikan
dia anak isi nereka dua kali ganda daripada kamu sendiri.
Wahai bagi kamu, hai pemimpin yang buta, yang berkata: Barangsiapa yang bersumpah demi Bait
Allah, tiada mengapa, tetapi barangsiapa yang bersumpah demi emas Bait Alfah, maka tertanggunglah.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
34
35. Hai orang bodoh yang buta. Apakah yang lebih besar: Emaskah atau Bait Allah yang mengkuduskan
emas itu? (Matius 23:13-17)
Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu membayar
sepersepuluh daripada selasih dan adas manis dan jintan, tetapi hal ikhwal yang terlebih wajib di dalam
Taurat, seperti keadilan dan belas kasihan dan setiawan, kamu tinggalkan. Inilah yang patut diperbuat
dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan.
Hai pemimpin yang buta, yang menapis nyamuk, tetapi menelan unta. Wahai bagi kamu, hai ahli
Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu membersihkan luar cawan dan pinggan, tetapi di
dalamnya ada penuh dengan hasil rampasan dan lobamu.
Hai orang Parisi yang buta!, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan dan pinggan, supaya luarnya
pun menjadi bersih.
Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu seumpama kubur yang
bersapu kapur, sungguhpun dari luar kelihatan elok, tetapi di dalamnya berisi tulang orang mati dan
berbagai-bagai najis. Sedemikian juga kamu ini pun dari luar kelihatan benar kepada orang, tetapi di
dalam penuh kamu dengan munafik dan dosa.
Sebab itu ingatlah, bahwa Aku akan menyuruhkan kepadamu beberapa nabi dan orang budiman dari
ahli Taurat. Maka separuhnya akan kamu bunuh dan kamu salibkan, dan separuhnya lagi akan kamu
sesah di dalam rumah sembahyang dan menghambat dari sebuah negeri ke sebuah negeri.
Supaya tertanggunglah atas kamu segala darah orang benar yang tumpah di atas bumi, yaitu dari darah
Habil yang benar sehingga sampai kepada darah Zakaria anak Barakia, yang telah kamu bunuh di
antara rumah Allah dengan tempat kurban.
Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa segala perkara ini akan berlaku ke atas bangsa
ini. (Matius 23: 34-36)
Dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga terdapat suatu ungkapan yang
terkait dengan keadaan Bani Israel, setelah Nabi Musa a.s. wafat. Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
"Tidak ada seorang nabi yang diutus sebelum aku kepada umatnya, melainkan ada bagi
nabi itu orang-orang yang menjadi muridnya (khawariyyun) dan menjadi sahabat-
sahabatnya. Mereka melakukan sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian, pada
generasi setelah (sesudah nabi itu wafat), terjadilah (terdapat) orang yang suka bicara apa
yang mereka tiada perbuat, dan suka berbuat apa yang tiada diperintahkan (oleh nabi
itu). Maka barangsiapa yang berusaha keras (jahada) menghadapi mereka itu dengan
tangannya ialah mukmin, dan barangsiapa yang berusaha keras (jahada) menghadapi
mereka dengan perkataannya, ialah mukmin, dan barangsiapa berusaha keras (jahada)
menghadapi mereka itu dengan hatinya, ialah mukmin, dan tiada iman sebesar biji sawi
pun sesudah itu. " (HR Muslim)
Peringatan keras yang dilontarkan Vesus kepada "ahli Taurat dan orang Parisi" cukup
menarik dan menggelitik untuk diperhatikan secara cermat karena Yesus dengan tegas "menyebutkan
sifat-sifat orangnya", khususnya yang terkait dengan drama penyaliban.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
35
36. 1. Orang itu dari kalangan ahli Taurat orang Parisi.
2. Orang itu duduk (memposisikan diri) pada ajaran Musa.
3. Orang itu tergolong pemimpin orang Parisi.
4. Pemimpin itu buta matanya (sebelah) dan "matanya sakit-sakitan.
5. Orang Parisi itu bangga dengan perbuatan dosanya.
6. Orang itu mengaku atau membanggakan soal penyaliban, dan membanggakan soal darah
penyaliban yang tertumpah ke bumi.
7. Orang itu banyak mengarungi lautan dan menjelajah bumi.
Apabila kita mengikuti keterangan dalam kisah Injil Perjanjian Baru maka "sifat-sifat orang
tersebut" kita temukan pada pengakuan Paulus, pendiri Mazhab Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5).
1. Seorang pemimpin dari kalangan ahli Taurat, orang Parisi. Paulus murid Pendeta Gamaliel
(Kisah Para Rasul 24:1-4), tentang syariat Taurat, Paulus penganut aliran Parisi (Pilipi 3: 5-
6). Paulus matanya buta sebelah (Galatia 4: 15) (Max I. Dimond).
2. Duduk pada kursi Musa, memosisikan diri atau mendasarkan ajarannya pada Musa. Paulus
mengajarkan pahamnya bahwa: Wajib Kristus merasai sengsara dan wajib Ia yang pertama-
tama bangkit dari antara orang mati. Didasarkan atas "sabda nabi-nabi dan Musa" (Kisah
Para Rasul 26:22-23). Dalam Perjanjian Lama, tidak kita dapatkan sebutan Kristus.
3. Orang itu tergolong pemimpin kaum Parisi. Paulus adalah penganut paham Parisi dalam
syariat Taurat. Kemudian, Paulus menjadi kepala Mazhab Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5)
dan menyatakan diri wajib melakukan perseteruan melawan Yesus orang Nazaret (Kisah
Para Rasul 26:9). Setelah terjadi kisah pertobatannya, ketika sedang melampiaskan dendam
dan kemarahan yang meluap-luap, Paulus mengaku terpanggil oleh Yesus, ditetapkan
menjadi alat yang berguna untuk "memasyhurkan namanya" (Kisah Para Rasul 9:1-15),
bukan ajarannya (Galatia 2: 18, 1: 23).
4. Orang Parisi yang menjadi pemimpin itu matanya buta (sebelah) atau sakit-sakitan matanya
(Galatia 4: 15).
5.Orang Parisi itu bangga dengan perbuatan dosanya terhadap Yesus dan murid-muridnya. Hanya
Paulus orang Parisi yang menyatakan wajib melakukan perseteruan melawan Yesus orang Nazaret
(Kisah Para rasul 26:9). Dan, segala kejahatan Paulus terhadap Yesus, dijadikan alasan oleh Paulus
sehingga ia mendapat rahmat dari Kristus, dan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah orang yang
paling sabar. Maka Yesus berkenan menjadikan Paulus sebagai teladan bagi segala orang yang percaya
akan dia kelak, menuju hidup yang kekal (1 Timotius 1:15-16) dan memilih Paulus menjadi alat yang
berguna untuk memasyhurkan namanya (Kisah Para Rasul 9:15), bukan ajarannya (Galatia 2: 18).
Ketika Stepanus, murid Yesus dibunuh secara kejam, para algojo meletakkan pakaian mereka pada
kaki Saul atau Paulus (Kisah Para Rasul 7: 54-60).
6. Orang yang mengajarkan dan membanggakan tentang salib Kristus adalah Paulus: Kristus
wajib menderita (Kisah Para Rasul 26:22-23), Paulus memberitakan tentang Kristus yang
disalibkan (1 Korintus 1:23). Jikalau Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pemberitaan
kami (=Paulus) dan sia-sialah juga iman kamu (1 Korintus 15:14). Kristus menyerahkan
Dirinya karena aku (=Paulus) (Galatia 2:20). Oleh darah-Nya kita beroleh penebusan
(Epesus 1:7).
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
7. Orang Parisi itu banyak mengarungi lautan dan daratan. Perhatikan kisah Paulus berikut
36
37. ini. Maka sangatlah malu aku ini, seolah-olah kami ini sudah lemah. Tetapi di dalam hal mana pun orang
berani, (aku berkata dengan kebodohan), aku berani juga. Orang Ibranikah mereka itu? Demikian juga aku.
Orang Israelkah mereka itu? Demikian juga aku. Keturunan Ibrahimkah mereka itu? Demikianlah juga aku.
Pesuruh Kristuskah mereka itu? (aku berkata seperti orang yang sudah hilang aka!), aku ini lebih lagi: di dalam
kelelahan terlebih banyak, di dalam penjara berlebih-lebih, disesah terlampau sangat, kerap kali di dalam
bahaya maut. Daripada orang Yahudi lima kali aku menerima sesah, tiap-tiap kali empat puluh kurang satu,
tiga kali aku dicemuk, sekali aku dirajam, tiga kali karam kapal. sehari semalam aku hanyut dilaut, banyak
sekali di dalam perjalanan, di dalam beberapa bahaya sungai, di dalam beberapa bahaya orang kafir, di dalam
beberapa bahaya negeri, di dalam beberapa bahaya di padang belantara, di dalam beberapa bahaya di laut, di
dalam beberapa bahaya di antara saudara-saudara yang munafik, di dalam kelelahan dan kesusahan, kerap kali
berjaga, kerap kali di dalam ouasa dengan kedinginan dan bertelanjang. Dan lagi (lain daripada segala perkara
itu, yang tiada termasuk di dalam hal ini) yang menimpa aku setiap hari, yaitu susah akan hal segala sidang
Jumat. (2 Korintus 11: 21-28)
Paulus adalah orang yang tidak dikenal oleh Yesus dan Paulus tidak pernah bertemu muka
dengan Yesus. Itulah sebabnya, ketika di taman Getsemani, pasukan laskar Kepala Imam, orang tua-
tua, dan orang Parisi yang bersekongkol hendak membunuh Yesus, meminta supaya diberikan isyarat,
di antara orang banyak itu, yang mana Yesus yang hendak ditangkap.
Paulus yang telah meminta surat mandat atau surat kuasa dari Kepala Imam dan orang tua-tua
untuk melakukan pembunuhan terhadap Yesus dan murid-muridnya. Dan, hal itu dilakukan dengan
penuh semangat oleh Paulus, sampai di negeri asing (Kisah Para Rasul 26:9-11).
Karena begitu besarnya semangat dan gairah Paulus sebagai orang Parisi maka tatkala
mendapat kritik yang sangat keras dan tajam dari Yesus, Paulus sangat sakit hati (Matius
15:7-14). Yesus mengatakan bahwa orang Parisi itu orang munafik. Mereka menyembah
Tuhan dengan mulutnya, tetapi hatinya jauh daripada-Nya. Mereka mengajarkan hukum-
hukum akal manusia. Bukan barang yang masuk ke dalam mulut itu menajiskan orang, tetapi
yang keluar dari mulut. Maksudnya ‘ajaran orang Parisi’ Mereka itu pemimpm buta dan
orang buta (Matius 16:11-12).
Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik: Kamu mengelilingi
laut dan darat hendak membawa seorang saja masuk agama, tetapi apabila ia sudah masuk,
maka kamu jadikan dia anak isi neraka dua kali ganda daripada dirimu sendiri. Hai orang
bodoh yang buta (Matius 23: 13-17).
Kamu membayar sepersepuluh daripada selasih dan adas manis dan jintan, tetapi hal
ikhwal yang terlebih wajib di dalam Taurat, seperti keadilan dan belas kasihan dan setiawan
kamu tinggalkan.
Kamu membersihkan luar cawan dan pinggan, tetapi di dalamnya ada penuh dengan
hasil rampasan dan lobamu. Hai orang Parisi yang buta! Bersihkanlah dahulu sebelah dalam
cawan dan pinggan, supaya luarnya pun menjadi bersih. Karena kamu seumpama kubur yang
bersapu kapur, sungguhpun dari luar kelihatan elok, tetapi di dalamnya berisi tulang orang
mati dan berbagai-bagai najis. Demikian juga kamu ini pun dari luar kelihatan benar kepada
orang, tetapi di dalam penuh kamu dengan munafik dan dosa (Matius 23: 23-28)
Seluruh keterangan, mulai dari silsilah Yesus sampai kritik Yesus terhadap ahli Taurat
dan orang Parisi, yang sangat tajam dan menimbulkan reaksi keras dari kalangan kaum Parisi,
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
menjadi bahan dan masukan dalam pembahasan mengenai "drama penyaliban Yesus" dalam
37
38. Injil Perjanjian Baru.
Rencana Pembunuhan Terhadap Yesus
A. Sidang Majelis Besar
Mendengar kritik tajam dari Yesus dan melihat banyak orang menjadi pengikut
Yesus, Kepala Imam dan orang Parisi mengadakan persidangan Majelis Besar untuk
mengambil sikap dan tindakan terhadap Yesus. Maka banyaklah dari antara orang Yahudi,
yang datang melawati Maryam dan yang memandangi perbuatan Yesus itu, percayalah akan
Dia. Tetapi setengah mereka itu sudah pergi kepada orang Parisi lalu mengatakan kepadanya
(Pauluskah?) barang yang diperbuat sebab orang itu banyak mengadakan tanda ajaib. Jikalau
kita membiarkan Dia demikian kelak segala orang percaya akan Dia, lalu orang Rum akan
datang mengambll tempat kita dan bangsa kita pun ditawannya (Yahya 11:45-48).
Mer.eka segera menyebarkan pengumuman: Dan kepala-kepala Imam dan orang Parsi
pun sudah memberi perintah, jikalau barang seorang mengetahui akan tempat tinggal Yesus,
hendaklah menyatakan supaya mereka itu dapat menangkap Dia. (Yahya 11:57).
Paulus meminta surat mandat dan kuasa dari Kepala Imam dan orang tua-tua. Dengan
penuh semangat, gairah, dan percaya diri, Paulus memberikan pernyataan tentang dirinya
dalam menyikapi keputusan sidang Majelis Besar.
Dengan sesungguhnya patik ini sudah bersangka sendiri bahwa wajib patik melakukan beberapa banyak
perseteruan lawan Nama Yesus orang Nazaret itu. Maka itu pun sudah juga patik perbuat di Yerusalem,
yaitu setelah patik mendapat kuasa dari kepala-kepala imam, lalu patik kurungkan beberapa banyak
orang suci di dalam penjara, dan tatkala mereka itu dibunuh patik pun menyukakannya. Dan kerap kali
patik siksaan mereka itu di dalam segala rumah sembahyang itu, dan memaksa mereka itumenghujat dan
sebab tersangat geram akanmereka itu, patik hambat walaupun sampai dinegeri asing (Kisah Para Rasul
26: 9-11)
B. Rencana Pembunuhan Terhadap Yesus
Dalam Injil Perjanjian Baru, diungkapkan bahwa ada rencana dari Kepala Imam, orang
tua-tua, dan orang Parisi hendak melakukan pembunuhan terhadap Yesus (Yahya 11:45-48,
Matius 26:1-5). Dan, rencana itu diumumkan kepada masyarakat luas: Jikalau barang seorang
mengetahui akan tempat tinggal Yesus, hendaklah menyatakan supaya mereka dapat
menangkapnya (Yahya 11:57).
Maka keluarlah orang Parisi (termasuk Paulus), hendak melawan Yesus. Mereka
berunding, dengan cara apa dan bagaimana dapat membunuh Yesus. Yesus tahu dan mengerti
akan rencana mereka itu, undurlah Yesus dari sana, dan banyaklah orang yang mengikuti
Yesus (Matius 12:14-15).
Dalam perundingan antara Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi, hadir juga
Imam Kayafas. Dia memberi saran. Katanya: Kamu ini tiada mengetahui barang apa pun. Tiada
juga memikirkan, bahwa berfaedah bagi kamu jikalau satu orang mati menggantikan kaum,
asalkan jangan segenap bangsa akan binasa (Yahya 11:49-50).
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
Saran Kayafas itu berdasarkan suatu adat di kalangan Bani Israel: Hambaku yang benar
38
39. itu akan membenarkan banyak orang, karena aku ditanggungnya segala dosa mereka itu
(Yeyasa 53:11-12, Matius 20:28, Markus, 10:15)). Al-Qur'an pun tahu adanya ad at bagi Bani
Israel, sebagaimana-firman Allah, "Sungguh barangsiapa membunuh seseorang yang tidak karena membunuh
orang atau berbuat kerusakan di dalam negeri, maka berarti sama dengan membunuh seluruh kaum itu. Dan
barangsiapa menyelamatkan seseorang yang tidak bersalah, berarti sama dengan menyelamatkan seluruh kaum.
Sungguh telah datang rasul-rasul-Ku kepada mereka menyampaikan keterangan yang jelas, tetapi setelah ditinggalkan
oleh rasul-rasul itu, kebanyakan mereka berbuat melampaui batas. " (QS Al-Maidah: 32)
Yeremia juga memberikan peringatan yang tegas: Daripada masa nenek-moyangmu keluar dari
negeri Mesir datang kepada hari ini sudah Ku-suruhkan segala hambaKu, nabi-nabi itu kepadamu, pada sebilang hari
Aku bangun dan menyuruhkan dia dari pagi-pagi. Tetapi tiada mereka mau dengar akan Daku, atau memberi telinga,
melainkan ditegarkannya tengkoknya, dan dibuatnya jahat terlebih pula daripada nenek moyangnya. Lagipun engkau
akan menyampaikan segala perkataan ini kepadanya, tetapi tiada juga mereka akan menurut katamu, engkau akan
borseru-seru padanya, tetapi tiada mereka akan menyaut.
Sebab itu hendaklah kau katakan akan halnya demikian: Inilah sutu bangsa yang tiada mau dengar akan firman
U
Tuhan Allahnva dan yang tiada mau menerima pengajaran, bahwa kebenaran sudah hilang dan putus daripada
U U U
mulutnya. (Yeremia 7:25-28)
Yesus mengetahui dan mengerti adanya usaha serta persekongkolan dari Kepala Imam,
orang tua-tua, dan orang Parisi dengan penguasa Romawi, hendak membunuh dirinya. Maka
sejak itu, Yesus dan murid-muridnya tidak menampakkan diri di hadapan umum. Sebab itu tiada lagi Yesus berjalan
dengan nyatanya di antara orang Yahudi, melainkan undurlah Yesus ke daerah jajahan dekat dengan padang belantara
ke sebuah negeri yang bernama Efraim, di situlah Yesus tinggal bersamasama dengan murid-muridnya (Yahya 11:53-
54).
Pengarang Injil Matius mengungkapkan keadaan serta kesulitan yang dihadapi Yesus
waktu itu: Apabila dilihat Yesus akan orang banyak mengelilingi Dia, disuruhnya murid-muridnya menyeberang ke
seberang. Maka datanglah seorang ahli Taurat mengatakan kepadanya: Ya Guru, sahaya hendak mengikuti barang
kemanapun Guru pergi. Maka kata Yesus kepadanya:
Bagi serigala ada lubangnya, dan bagi segala burungpun ada sarangnya, tetapi anak manusia tiada bertempat untuk
membaringkan kepalanya. Adalah pula seorang muridnya berkata: Ya Tuhan, izinkanlah kepada hamba pergi dahulu
hendak menguburkan bapa hamba. Tetapi kata Yesus kepadanya: ikutlah aku, biarlah orang mati menguburkan orangnya
yang mati. (Matius, 8:18-22)
Al-Our'an pun memberikan petunjuk bahwa Nabi Isa a.s. tidak membiarkan dirinya menjadi
korban rencana jahat orang-orang kafir. Dia bicarakan segalanya itu dengan murid-muridnya. Mereka
pun mempunyai komitmen yang tinggi untuk membela dan melindungi nabinya.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
39
40. “Dan Isa a.s. merasakan adanya upaya dari orang-orang kafir. lsa berkata (pada murid-muridnya),
"Siapakah yang hendak menolong (membantu) aku (membela) agama Allah?" Murid-muridnya berkata,
"Kami orang-orang yang beriman kepada Allah. Dan saksikan (olehmu) bahwa kami adalah orang-orang
yang taat pada Allah (muslimun)." (QS Ali Imran: 52)
Ayat Al-Our'an tersebut menepis kisah yang dimuat dalam Injil Kanonik (Matius, Markus,
Lukas, dan Yahya) bahwa ada di antara murid Yesus yang berkhianat. Marilah kita buktikan
kebenaran petunjuk Al-Our'an tersebut, dengan memerhatikan kisah yang dimuat dalam Injil
Kanonik. Kebenaran petunjuk Al-Qur'an itu didukung oleh penemuan di bidang arkeologi bahwa
Yudas Iskariot bukan pengkhianat, melainkan justru murid yang setia dan taat pada rencana atau
siasat yang telah dibicarakan bersama Yesus.
Perbedaan Kisah
Penangkapan Yesus
A. Drama Penangkapan Yesus
Injil Kanonik adalah Injil Perjanjian Baru yang terdaftar dan diakui Gereja, meliputi Matius,
Markus, Lukas, dan Yahya. Tiga Injil pertama, yaitu Matius, Markus, dan Lukas disebut Injil Sinoptik
karena dipandang memiliki kesamaan yang sejalan dan searah. Menurut para ahli Injil, Injil Matius
dan Lukas mendasarkan kisah Injilnya pada Injil Markus.
Dalam bentuk dan struktur awalnya, tidak satu pun dari keempat Injil itu bisa ditelusuri.
Terjadi penyuntingan atau redaksi ulang, pengolahan kembali oleh penyadur (Th. C. Vriezen), selama
beberapa abad pertama Masehi. Kejadian dan proses semacam itu membuktikan bahwa tidak satu
pun pengarang Injil Kanonik itu benar-benar merupakan "saksi mata" atas peristiwa-peristiwa
penyaliban. Tampaknya, mereka hanya menyampaikan kisah-kisah yang dituturkan kepada mereka
tentang kejadian Yesus makan hidangan Paskah bersama murid-muridnya.
1. Menurut Matius, Markus, dan Lukas, Yesus ditangkap sesudah makan hidangan Paskah.
2. Ke manakah· Tuhan suka kami menyediakan bagi Tuhan makanan Paskah? (Matius 26: 17).
3. Ke manakah Tuhan suka kami akan pergi menyediakan Paskah itu supaya Tuhan makan?
(Markus 14: 12).
4. Ke manakah Tuhan suka kami pergi menyediakan Paskah? (Lukas 22: 9).
5. Dalam Injil Yahya, makan malam itu terjadi "sebelum Paskah".
Maka dahulu (sebelum) daripada hari raya Paskah itu, diketahui oleh Yesus bahwa waktunya sudah sampai yang Ia "wajib"
keluar daripada dunia ini kepada Bapa. (Yahya 13: 1)
Kemudian datanglah la kepada Simon Petrus. Maka kata Petrus kepada-Nya: Ya Tuhan, masakan Tuhan membasuh kaki
hamba ini? Jawab Yesus serta berkata kepadanya: Barang yang Aku perbuat, engkau tiada tahu sekarang, tetapi kemudian
kelak engkau mengerti. (Yahya 13: 6-7)
Setelah Yudas keluar, maka kata Yesus: Sekarang ini Anak manusia dipermuliakan dan Allah pun dipermuliakan di dalam
Dia.
Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana
40