SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Nama : Putu Rusdi Ariawan
NIM
: 0804405050
Jurusan : Teknik Elektro
WATTMETER
Pengertian Wattmeter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaan
nya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada
beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan
beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC
tiga phase.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya
listrik AC.
Daya listrik DC dirumuskan sebagai :
P=V.I
dimana :
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = arus (Amper)
Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga
phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos f
dimana : V
= tegangan kerja (Volt)
I
= Arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos f = faktor daya
Pada sistem tiga phase :
P = 3 V.I. cos f
dimana : V
= tegangan phase netral (volt)
I
= arus yang mengalir kebeban (Amper)
cos f = faktor daya
atau P = v3 V.I. cos f
dimana:

Wattmeter

V
I
cos f

= tegangan antar phase (Volt)
= arus yang mengalir ke beban (Amper)
= faktor daya

1
Kontruksi Wattmeter
Gambar dibawah ini memperlihatkan konstruksi Wattmeter.

Gambar 1: Konstruksi wattmeter
Keterangan gambar:
I* = arus masuk
I = arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala arus
V = skala tegangan
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P=UxIxC
Dimana :
U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.

Wattmeter

2
Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Dengan melihat tabel yang terlihat pada peralatan.
Tabel 1 Rumusan Pembacaan.

PENGUKURAN DAYA ARUS SEARAH (DC)

Gambar 2: Bagan hubungan wattmeter untuk pengukuran daya DC

Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur
Wattmeter. Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan
arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan

Wattmeter

3
tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Adapun
hubungan dalam wattmeter dapat kita lihat pada gambar 2.
Pada pengukuran daya listrik DC dengan menggunakan wattmeter 4 titik
terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2.
Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia
di atas (Tabel 1)
Sebagai contoh : pada pengukuran beban 1 phase switch arus (I) pada
posisi angka 5 selanjutnya switchtegangan (V) pada posisi 100 maka C = 1 (sesuai
tabel di atas), selanjutnya apabila jarum menunjukan angka 40 maka pembacaan
daya dirumuskan sebagai berikut :
P = U.I.C
P =40. 5. 5
P = 1000 watt
Rumusan daya sistem DC tidak terdapat Cos f dikarenakan sudut yang
dibentuk antara tegangan dan arus (f ) sama dengan nol artinya tegangan dan arus
arahnya berimpit sehingga :
P = V . I. cos f
P = V. I. 1
P = V.I
PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK-BALIK SATU PHASE
Pengukuran daya arus bolak-balik satu fase pada jaringan dengan
menggunakan wattmeter, seperti terlihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 3: Wattmeter untuk pengukuran daya beban satu phase

Wattmeter

4
Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan ke beban
dan saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu phase ada
kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Wattmeter
mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC.
Pembacaan dilaksanakan dengan mengacu pada tabel yang tersedia pada
Wattmeter (Tabel 1)
Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik satu phase dilaksana
kan dengan menggunakan 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I,
L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang
tersedia di atas (Tabel 1).
Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut adalah sebagai berikut.
Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A sedangkan V pada
200 V maka C = 10 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk pada
angka 60 maka dapat diperoleh :
P =U.I.C
P = 60 . 5 . 10
P = 3000 Watt
Rumusan daya sistem AC satu phase terdapat Cos f .
Karena pada sistem catu daya satu phase terdapat frekwensi, hal ini
mengakibatkan timbulnya beban reaktif sehingga beban merupakan nilai yang
komplek. Akibat beban yang bernilai komplek maka arus (I) yang mengalir akan
mempunyai perbedaan sudut phase dengan tegangan supply sudut yang dibentuk
sama dengan f .
Adapun adanya Cos f dimaksudkan bahwa daya tersebut merupakan daya
yang riil (nyata).
PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK BALIK TIGA PHASE
Untuk mengukur daya pada jaringan tiga fase dapat dilakukan yang akan
diuraikan sebagai berikut :

Wattmeter

5
Gambar 4: Mengukur daya tiga fase dengan satu wattmeter.

Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase
beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya
yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C.
Dalam pembacaannya menggunakan tabel yang tersedia pada Wattmeter
(Tabel 1).
Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik tiga phase di
laksanakan dengan menggunakan 5 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu
terminal I*, I, L1, L2, dan L3.
Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia
di atas. Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas (Tabel 1).
Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A sedangkan
V pada 500 V maka C = 20 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas
menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh :
P =U.I.C
P = 60 . 5 . 20
P = 6000 Watt
Rumusan daya sistem AC tiga phase terdapat dua rumusan:
rumusan pertama P = 3 . V . I .cos f
rumusan kedua P = v3 V . I . cos f
Kedua rumusan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama tegangan
(V) pada rumusan pertama merupakan tegangan phase – netral, sedangkan pada
rumusan kedua tegangan (V) merupakan tegangan phase – phase, dimana
tegangan phase – phase = v3 tegangan phase - netral

Wattmeter

6

More Related Content

What's hot

What's hot (11)

Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
 
Ampermeter dc
Ampermeter dcAmpermeter dc
Ampermeter dc
 
Laporan avometer
Laporan avometerLaporan avometer
Laporan avometer
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
 
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
 
Alat ukur komponen elektronik
Alat ukur komponen elektronikAlat ukur komponen elektronik
Alat ukur komponen elektronik
 
Macam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyaMacam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanya
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga fase
 
Hukum ohm
Hukum ohmHukum ohm
Hukum ohm
 
Lu 3 hukum ohm
Lu 3 hukum ohmLu 3 hukum ohm
Lu 3 hukum ohm
 

Similar to watt metr

Pengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikPengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikkomang deliana putra
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab41habib
 
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)Lyla Susanti
 
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Asta Wibawa
 
Percobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantiPercobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantianakinanti2
 
ppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxVandyDp1
 
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxArus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxssuser8379fe
 

Similar to watt metr (20)

14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
Pengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikPengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrik
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
G hukum-ohm
G hukum-ohmG hukum-ohm
G hukum-ohm
 
Penyeimbangan trafo
Penyeimbangan trafoPenyeimbangan trafo
Penyeimbangan trafo
 
Lu 2 rangkaian kapasitor seri
Lu 2 rangkaian kapasitor seriLu 2 rangkaian kapasitor seri
Lu 2 rangkaian kapasitor seri
 
Presentasi-1.pdf
Presentasi-1.pdfPresentasi-1.pdf
Presentasi-1.pdf
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab4
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab4
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab4
 
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
 
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
 
Percobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantiPercobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinanti
 
ppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptx
 
Modul 1.pptx
Modul 1.pptxModul 1.pptx
Modul 1.pptx
 
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxArus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
 

Recently uploaded

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 

Recently uploaded (20)

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 

watt metr

  • 1. Nama : Putu Rusdi Ariawan NIM : 0804405050 Jurusan : Teknik Elektro WATTMETER Pengertian Wattmeter Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaan nya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase. Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai : P=V.I dimana : P = daya (Watt) V = tegangan (Volt) I = arus (Amper) Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut : Pada sistem satu phase: P = V.I. cos f dimana : V = tegangan kerja (Volt) I = Arus yang mengalir ke beban (Amper) cos f = faktor daya Pada sistem tiga phase : P = 3 V.I. cos f dimana : V = tegangan phase netral (volt) I = arus yang mengalir kebeban (Amper) cos f = faktor daya atau P = v3 V.I. cos f dimana: Wattmeter V I cos f = tegangan antar phase (Volt) = arus yang mengalir ke beban (Amper) = faktor daya 1
  • 2. Kontruksi Wattmeter Gambar dibawah ini memperlihatkan konstruksi Wattmeter. Gambar 1: Konstruksi wattmeter Keterangan gambar: I* = arus masuk I = arus keluar L1 = phase R L2 = phase S L3 = phase T 3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase ~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC A = skala arus V = skala tegangan Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut : P=UxIxC Dimana : U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu) C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter. Wattmeter 2
  • 3. Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas adalah sebagai berikut : Dengan melihat tabel yang terlihat pada peralatan. Tabel 1 Rumusan Pembacaan. PENGUKURAN DAYA ARUS SEARAH (DC) Gambar 2: Bagan hubungan wattmeter untuk pengukuran daya DC Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur Wattmeter. Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan Wattmeter 3
  • 4. tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Adapun hubungan dalam wattmeter dapat kita lihat pada gambar 2. Pada pengukuran daya listrik DC dengan menggunakan wattmeter 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas (Tabel 1) Sebagai contoh : pada pengukuran beban 1 phase switch arus (I) pada posisi angka 5 selanjutnya switchtegangan (V) pada posisi 100 maka C = 1 (sesuai tabel di atas), selanjutnya apabila jarum menunjukan angka 40 maka pembacaan daya dirumuskan sebagai berikut : P = U.I.C P =40. 5. 5 P = 1000 watt Rumusan daya sistem DC tidak terdapat Cos f dikarenakan sudut yang dibentuk antara tegangan dan arus (f ) sama dengan nol artinya tegangan dan arus arahnya berimpit sehingga : P = V . I. cos f P = V. I. 1 P = V.I PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK-BALIK SATU PHASE Pengukuran daya arus bolak-balik satu fase pada jaringan dengan menggunakan wattmeter, seperti terlihat pada gambar 3 berikut. Gambar 3: Wattmeter untuk pengukuran daya beban satu phase Wattmeter 4
  • 5. Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan ke beban dan saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu phase ada kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Wattmeter mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC. Pembacaan dilaksanakan dengan mengacu pada tabel yang tersedia pada Wattmeter (Tabel 1) Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik satu phase dilaksana kan dengan menggunakan 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas (Tabel 1). Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut adalah sebagai berikut. Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A sedangkan V pada 200 V maka C = 10 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh : P =U.I.C P = 60 . 5 . 10 P = 3000 Watt Rumusan daya sistem AC satu phase terdapat Cos f . Karena pada sistem catu daya satu phase terdapat frekwensi, hal ini mengakibatkan timbulnya beban reaktif sehingga beban merupakan nilai yang komplek. Akibat beban yang bernilai komplek maka arus (I) yang mengalir akan mempunyai perbedaan sudut phase dengan tegangan supply sudut yang dibentuk sama dengan f . Adapun adanya Cos f dimaksudkan bahwa daya tersebut merupakan daya yang riil (nyata). PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK BALIK TIGA PHASE Untuk mengukur daya pada jaringan tiga fase dapat dilakukan yang akan diuraikan sebagai berikut : Wattmeter 5
  • 6. Gambar 4: Mengukur daya tiga fase dengan satu wattmeter. Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C. Dalam pembacaannya menggunakan tabel yang tersedia pada Wattmeter (Tabel 1). Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik tiga phase di laksanakan dengan menggunakan 5 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1, L2, dan L3. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas. Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas (Tabel 1). Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A sedangkan V pada 500 V maka C = 20 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh : P =U.I.C P = 60 . 5 . 20 P = 6000 Watt Rumusan daya sistem AC tiga phase terdapat dua rumusan: rumusan pertama P = 3 . V . I .cos f rumusan kedua P = v3 V . I . cos f Kedua rumusan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama tegangan (V) pada rumusan pertama merupakan tegangan phase – netral, sedangkan pada rumusan kedua tegangan (V) merupakan tegangan phase – phase, dimana tegangan phase – phase = v3 tegangan phase - netral Wattmeter 6