SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Larutan merupakan campuran homogen antara molekul, atau maupun ion
dari dua zat atau lebih. Wujud dari larutan bisa berupa padatan, cair ataupun
gas yang terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau
solute sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut berbentuk larutan disebut pelarut.
Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah
dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dan zat terlarut. Bila komponen
zat terlarut di tambahkan terus menerus kedalam pelarut, pada suatu titik
komponen yang di tambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat
terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal dan larutannya disebut
sebagai larutan jenuh.
Menurut daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Berdasarkan uraian di atas, maka percobaan ini penting dan perlu untuk
dilakukan untuk mengetahui prinsip larutan dan kelarutan serta pengaruh
kelarutan dan kelarutan terhadap perbedaan larutan elektrolit dan non
elekterolit, serta jenis-jenis larutan. Selain itu juga untuk mengetahui
pengaruh suhu terhadap kelarutan serta mengetahui pengaruh sifat zat terlarut
dan pelarut terhadap kelarutan. Dengan mengetahui suatu kelarutan suatu zat,
maka kita dapat menentukan kadar kelarutan obat dalam tubuh dan
memperkirakan banyaknya zat pelarut secara sempurna.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1.

Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami tentang larutan dan kelarutan suatu zat.

2.

Tujuan Percobaan
a.

Menunjukan pengaruh suhu terhadap kelarutan.

b.

Menunjukan perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit.

c.

Menunjukan pengaruh sifat zat terlarut dan pelarut terhadap
kelarutan.

C. Prinsip Percobaan
a.

Larutan Jenuh
Penentuan pengaruh suhu terhadap kelarutan yaitu sukrosa dengan
cara mencatat suhu air, menambahkan sukrosa 6,7 garm ke dalam air
hingga larutannya jenuh,untuk mengetahui massa sukrossa yang
ditambahkan, memanaskan larutan agar semua padatan larut, dan
mendinginkan larutan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dengan
suhu dipertahankan 50 oC.

b.

Kondiktifitas Listrik
Penentuan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit oleh pebedaan
nyala lampu ketika dihubungkan dengan larutan dan sumber energi.

c.

Kelarutan
Penentuan kelarutan sampel NaCl, Sukrosa, Naftalen pada pelarut
aquadest, etanol, dan heksan dengan melihat indikator larut, tidak larut,
dan sedikit larut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda
jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan
pelarut. Komponen dapat berupa gas, cair, atau padat. Pengertian ini dapat
dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar maka disebut pelarut.
Air merupakan pelarut yang tidak asing dalam kehidupan. Sifat-sifat air
seperti mudah di peroleh, mudah digunakan dan kemampuan untuk
melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang dimiliki pelarut lain. Sifat ini
menempatkan air sebagai pelarut universal.
Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti proses berikut (Mulyano,
2005:160) :
a.

Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat
yang baru.

b.

Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut.

c.

Terbentuknya larutan berdasarkan disperse.
Larutan terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Pasangan zat tertentu dapat

saling melarutkan dalam semua perbandingan, hal ini biasanya terjadi pada
larutan gas-gas dan larutan cair-cair seperti air-etanol. Akan tetapi untuk
larutan yang wujudnya berbeda (cair-gas, cair-padat, padat-padat) ada batas
keduanya dalam membentuk larutan homogen. Nilai batas jumlah zat terlarut
dalam jumlah pelarut tertentu pada suhu dan tekanan tertentu untuk
membentuk larutan homogen disebut kelarutan. Dengan demikian, kelarutan
adalah nilai batas kemampuan pelarut dalam volume tertentu untuk
melarutkan zat terlarut pada suhu 25o C, tekanan 1 atau yang menghasilkan
larutan homogen.
Jumlah zat terlarut dalam larutan atau dalam pelarut dalam volume/berat
tertentu disebut konsentrasi. Berdasarkan nilain konsentrasi itu, larutan dapat
di bedakan menjadi larutan encer dan larutan pekat. Larutan encer jika
konsentrasinya zat terlarutnya lebih kecil dari setengah nilai kelarutannya
sedangkan larutan dikatakan pekat jika konsentrasi zat terlarutnya sama atau
lebih besar dari pada setengah nilai kelarutannya.
Dalam keadaan demikian, konsentrasi zat terlarut yang telah larut adalah
tetap sehingga disebut larutan jenuh, di mana larutannya di katakan sebagai
larutan janun pada suhu dan tekanan tertentu. Larutan tak jenuh adalah
larutan yang konsentrasinya masih lebih kecil dari nilai batas kelarutan zat
terlarut dalam pelarut tertentu. (Usman, 2005 : 58-59)
Sifat-sifat larutan misalnya warna dari larutan zat warna atau manisnya
larutan gula, tergantung pada konsentrasi larutan. Ada beberapa cara untuk
menyatakan konsentrasi (Anggota IKAPI UGM, 2008:228) :
1.

Moi Froksi

2.

Molaritas

3.

Molalitas

4.

Normalitas

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu
larutan elektrolit dan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit
didasarkan pada keberadaan ion, larutan tersebut bersifat elektrolit.
Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion, larutan tersebut bersifat
non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik hantaran listrik dapat diuji dengan alat
kondiktifitas.
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan
konsentrasinya berupa larutan, elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan larutan
elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar
lemah meskipun tinggi di namakan elektrolit lemah.
Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat lonisasi = 1) menjadi ionion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan daya yang lemah karena derajat ionisasi lebih dari nol teatapi
kurang dari satu sehingga larutan tersebut sedikit mengandung (Tim Dosen
Kimia Dasar UNHAS, 2007:71).
Jenis-jenis kelarutan antara lain :
a.

Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat
terlarut di dalam pelarut pada suhu tertentu.

b.

Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih
sedikit di bandingkan kemampuannya untu melarutkan. Larutan ini
terjadi sebelum titik jenuh tercapai.

c.

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih banyak zat
terlarut di bandingkan yang terdapat dalam larutan jenuh.

Dalam cairan atau padatan , molekul-molekul saling terikat akibat adanya
tarik menarik antara molekul. Gaya ini juga memainkan peran dalam
pembentukan larutan (Chang , 2003 : 4-5).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain :
a.

Pengaruh jenis zat pada kelarutan
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling
bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang struktur kimianya
berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna (like
dissolve like).
b.

Pengaruh temperatur pada kelarutan
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih
tinggi, misalnya jika air di panaskan, maka timbul gelembung-gelembung
gas yang keluar di dalam air. Sehingga gas yang terlarut dalam air
tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat yang kelarutannya
lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat
kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi.

c.

Pengaruh tekanan pada kelarutan
Perubahan kecil dalam tekanan memiliki efek yang kecil pada
kelarutan dari padatan dalam cairan tetapi memiliki efek yang besar pada
kelarutan gas dan cairan berbanding lurus dangan tekanan gas.

d.

Kelajuan dari zat terlarut
Kelajuan di mana zat padat terlarut di pengaruhi oleh (Sukardjo,
1977:142) :
1.

Ukuran partikel

2.

Temperatur solvent

3.

Pengadukan dari larutan

4.

Konsentrasi larutan

5. Pengaruh pH
6.

Pengaruh Hidrolisis

B. Uraian Bahan
1.

Aquadest

(Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi

: AQUA DESTILATA

Nama lain

: air suling

Rumus molekul

: H2o

Berat molekul

: 18 , 02

Rumus bangun

: H-O-H

Peerian

: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.

Kelarutan

: praktis bercampur dengan pelarut
Penyimpanan
Kegunaan

: sebagai pelarut/sampel

NaCl

(Dirjen POM, 1979 : 403)

Nama

: NATRII CHLORIDUM

Nama lain

: Natrium klorida

Rumus molekul

: NaCl

Berat molekul

: 58, 44

Rumus bangun

: Na-Cl

Pemerian

2.

: dalam wadah tertutup baik

: hablur Heksahedlar, tidak berwarna, serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan

: larut dalam 2, 8 bagian air, 2,7 bagian air
mendidih, kurang lebih 10 bagian gliserol, sukar
larut dalam etanol ( 95 % ).

Penyimpanan
Kegunaan

: sebagai zat terlarut (kondutivitas listrik)

Sukrosa

(Dirjen POM, 1979 : 725)

Nama Resmi

: SUCROSUM

Nama lain

: guls

Rumus Molrkul

: C12H12O11

Berat Molekul

: 342, 20

Pemerian

: hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan

3.

: dalam wadah tertutup baik

: larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian
etanol (95%)

Penyimpanan
Kegunaan

4.

: dalam wadah tertutup baik
: sebagai zat tertutup ( kelarutan )

Naftalen

( Dirjen Pom, 1997 : 1179 )

Nama Resmi

: NAPHTHALENE

Nama Lain

: naftalena, kapur barus
Rumus molekul

: C10H8

Berat Molekul

: 128, 17

Pemerian

: lempeng Prismatis Monosiklik atau keeping /
serbuk putih

Kelarutan
Penyimpanan

: dalam wadah tertutup

Kegunaan

: sebagai zat terlarut (kelarutan)

Heksan

(Dirjen Pom, 1995 : 1159)

Nama Resmi

: HEKSANA

Nama Lain

: heksan

Rumus Molekul

: C6 H14

Berat Molekul

: 86, 18

Pemeriaan

5.

: larut dalam heksana, tidak larut dalam H2O

: cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter
lemah

Kelarutan

: praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

mutlak
Penyimpanan
Kegunaan

6.

: dalam wadah tertutup rapat
: sebagai zat pelarut

Etanol

(Dirjen POM, 1979 : 65)

Nama Resmi

: AETHANOLUM

Nama Lain

: alkohol

Rumus Molekul

: C2 H5OH

Berat molekul

: 0,8119

Pemerian

: tidak berwarna, jernih, mudah menguap, bau
kuas, rasa panas, mudah terbakar.

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
dan eter
Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya dan api

Kegunaan

: sebagai sampel sifat zat terlarut dan pelarut.

C. Prosedur Kerja
1.

Larutan jenuh
a.

Masukkan 10 ml air suling ke dalam beker gelas 50 ml, catat suhu
air.

b.

Sambil di aduk dengan batang pengaduk, tambahkan sukrosa 2 g ke
dalam air, terus tambahkan sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut.
Larutannya harus jenuh. Catat massa sukrosa di tambahkan.

c.

Panaskan larutan ini diatas plat panas sampai 50oc, pertahankan suhu
ini. Dan tambahkan sukrosa sebanyak 2 gr ke dalam larutan, sambil
diaduk tambahkan lagi sukrosa sampai tidak ada lagi sukrosa yang
larut. Catat massa sukrosa yang ditambahkan.

d.

Panaskan larutan di atas 50oc sampai semua padatan terlarut. Dengan
penjepit gelas, angkat gelas dari plat panas dan letakkan di atas meja.
Lanjutkan dengan bagian selanjutnya dan kembali ke bagian ini
setelah larutan mendingin hingga suhu kamar.

e.

Amati apa yang terjadi dalam larutan ketika di dinginkan sampai
suhu kamar. Jika ada Kristal terbentuk, masukkan Kristal tunggal ke
dalam larutan atau aduk larutan dengan batang pengaduk.

2.

Konduktivitas Listrik
a.

Untuk setiap larutan, lakukan langkah 2,3,4, dan 5.

b.

Masukkan sekitar 20 ml larutan 101 ke beker gelas 50 ml yang telah
di bilas dengan aquadest.

c.

Masukkan terminal ke dalam beker gelas hingga larutan menutupi
terminal

d.

Sambungkan alat ke stop kontak dinding. Amati efek pada bola
lampu. Larutan yang mengandung elektrolit melakukan sirkuit listrik
dan lampu akan menyala. Elektrolit kuat akan memberikan cahaya
terang, elektrolit lemah akan memberi cahaya redup dan non
elektrolit tidak akan menyala. Catat penyuruh konsentrasi.
e.

Setelah tes selesai, sepaskan alat dari stopkontak, angkat terminal
dari larutan dan bilas dengan air suling.

3.

Kelarutan
a.

Bersihkan dan keringkan 16 tabung reaksi.

b.

Masukkan sekitar 0,1 gr padatan ke tabung reaksi :
1) No 1 : NaCl

3) No 3 : Nafralen

2) No 2 : Sukrosa

4) No 4 : Iodin

c.

Tambah 3 ml air suling ke tiap tabung reaksi dan korok campuran.

d.

Catat pada lembar laporan apakah benar-benar larut, sedikit larut
atau tidak sama sekali.

e.

Dengan set tabung reaksi berlabel baru yang berisi padatan yang
tercantum di atas, ulangi kelarutan menggunakan aranol, Cs Hs Oh,
aseton, ( Ch3 ) 2 Co, dan eter minyak bumi. Catat datanya.

f.

Buang larutan dalam wadah sampah yang di sediakan. Jangan di
buang di bak cuci.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan
1.

Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang
pengaduk, cawan porselin, gelas arloji, gelas kimia, gelas ukur, kaki tiga,
kawat kasa, kertas timbang, klem, pembakar spiritus, pipet tetes, rak
tabung, sikat tabung, sendok tabun, statif, tabung reaksi, termometer, dan
voltmeter.

2.

Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
aquadest, asam asetat, asam asetat glasial, etanol, HCl, heksan, NaCl,
naftalen, dan sukrosa.

B. Cara Kerja
1.

Larutan Jenuh
a.

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b.

Ditimbang sukrosa 2 gr sebanyak 8 kali.

c.

Dimasukkan 10 ml aquadest ke dalam gelas kimia.

d.

Ditambahkan 2 gr sukrosa ke dalam gelas kimia yang berisi
aquadest.

e.

Diaduk sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut.

f.

Dipanaskan larutan di atas plat panas sampai 50o C, dipertahankan
suhu ini.

g.

Ditambahkan lagi 2 gr sukrosa ke dalam larutan, sambil di aduk, di
tambahkan sukrosa hingga tidak ada lagi yang larut.

h.

Dicatat massa sukrosa yang di tambahkan.

i.

Dinginkan larutan yang telah di panaskan hingga suhu kamar.

j.

Diamati perubahan yang terjadi pada larutan ketika di dinginkan
sampai suhu kamar.
2.

Konduktivitas Listrik
a.

Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b.

Aquadest, sukrosa, asam asetat, NaCl dan Hcl di masukkan ke dalam
gelas kimia sebanyak 20 ml.

c.
d.
3.

Di amati dengan volt meter
Di catat datanya

Kelarutan
a.

Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b.

Diambil sampel (NaCl, sukrosa, dan naftalen) secukupnya dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda yang sudah berisi
pelarut aquadest, etanol, dan heksan sebanyak 3 ml lalu dilarutkan.

c.

Di amati perubahannya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
1.

Larutan Jenuh
Sampel

Berat Zat Terlarut

Keterangan
-

2.

6,7 gram

-

Agak keruh

-

Sukrosa

Bau harum

Agak kental

Kelarutan

NO

Sampel

Pelarut
Aquadest

Etanol

Heksan

1

NaCl

L

TL

TL

2

Sukrosa

L

TL

TL

3

Naftalen

TL

SL

L

Ket :
Larut

:L

Sedikit Larut

: SL

Tidak Larut

: TL
BAB V
PEMBAHASAN

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan
pelarut. Pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih
besar, maka disebut pelarut dan untuk senyawa yang berada dalam jumlah kecil
disebut terlarut.
Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam
sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip
namun umumnya dapat saling bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang
struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna.
Hal ini di pengaruhi oleh tingkat kepolaran zat yang berbeda-beda.
Larutan dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu larutan jenuh, larutan tidak
jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah maksimal di dalam pelarut, larutan tak jenuh adalah larutan
yang zat pelarutnya lebih banyak dari pada zat terlarutnya sedangkan larutan lewat
jenuh adalah larutan di mana zat terlarutnya lebih banyak dari zat pelarutnya.
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut
dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur yaitu pada kelarutan gas
dalam cairan, apabila temperatur naik. Kelarutan gas umumnya turun disebabkan
karena kecenderungan gas yang besar untuk berekspansi. Faktor tekanan yaitu
pada kelarutan gas yang mengubah kelarutan zat terlarut dalam keseimbangan.
Pengaruh tekanan pada kelarutan gas dinyatakan oleh hukum. Henri yang
menyatakan bahwa dalam larutan yang sangat encer, pada temperatur konstan,
konsentrasi gas terlarut sebanding dengan tekanan parsial gas di atas larutan pada
kesetimbangan. Faktor pH yaitu pengaruh jumlah yang lebih kecil dan bergantung
pada hal terbaginya zat terlarut. Dan kelarutan juga sangat dipengaruhi oleh
gambaran struktur seperti perbandingan gugus pola terhadap gugus non polar dari
molekul. Apabila panjang rantal non polar dari alkohol alifatik bertambah,
kelarutan senyawa tersebut dalam air akan berkurang. Apabila ada gugus polar
tambahan dalam molekul, seperti pada propilema glikol, gliserin, dan asam tartrat,
kelarutan dalam air naik banyak. Percabangan pada rantai mengurangi efek non
polar dan menyebabkan kenaikan kelarutan dalam air.
Singkatnya, pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain.
Sesuai dangan itu, air bercampur dengan alkohol dalam segala perbandingan dan
melarutkan gula dan senyawa polihidriksi yang lain. Dan pelarut non polar tidak
dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah
karena tetapan elektrik pelarut yang rendah dan senyawa non polar dapat
melarutkan zat terlarut non polar dengan tekanan dalam yang sama melalui
interaksi dipol induksi. Sehingga dapat di simpulkan tingkat kepolaran suatu zat
dari tinggi ke rendah yaitu pirindin, asetak, air, methanol etamol, n-propanol,
eranel, butena, aseton, etil asetan, tetra hidrofuran, dietil eter, diklor metan,
kloroform, benzena, toluen, dikloroetilen, trikloroetilen, karbotetraklorida,
karbodisulfida, sikloheksan, dan tetroleumeter.
Istilah like dissolves like secara umum digunakan dalam bidang kimia
kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute memiliki kesamaan
dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekl-molekul solven. Bila ada
keasaman dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi antara
solven-solute, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solut-solven adalah kuat.
Bila tidak ada kesamaan maka gaya tarik menarik solut-solven adalah lemah.
Istilah like dissolves like juga menyatakan bahwa kelarutan suatu zat pada
umumnya dapat diperkirakan dalam cara kualitatif setelah mempertimbangkan
hal-hal seperti polaritas, tetapan dielektrik, asosiasi, solvasi, tekanan dalam, reaksi
asam basa, dan faktor-faktor laimnya. Singkatnya, Kelarutan bergantung pada
pengaruh kimia, listrik, struktur yang menyebabkan interaksi timbal balik antara
zat terlarut dan pelarut. Para ahli formasi pun mengetahui istilah like dissolves
like menyatakan bahwa air adalah pelarut yang baik untuk garam dan gula serta
senyawa sejenis. Sedangkan minyak mineral dan benzena biasanya merupakan
pelarut untuk zat yang biasanya hanya sedikit larut dalam air. Like dissolves like
juga bertujuan untuk mempelajari tentang keadaan yang terjadi antara suatu
pelarut dan zat pelarut.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel
yang bermuatan listrik negatif dan positif yang disebut ion. Jumlah muatan positif
akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam
larutan netral. Ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik pada elektrolit
kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion yang terionisasi sempurna. Karena
banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
Contohnya dari larutan elektrolit adalah pada larutan elektrolit kuat yaitu Hcl,
H2SO4, HBr, sedangkan elektrolit lemah contohnya CH3COOH dan pada elektrolit
lemah ini tidak semua terurai menjadi ion-ion sehingga dalam larutan hanya ada
sedikit ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada larutan non elektrolit,
molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak ada ion yang dapat menghantarkan
arus listrik. Contohnya etanol dan gliserin.
Larutan elektrolik adalah zat-zat yang dapat menghantarkan arus listrik
karena zat terlarutnya adalah zat elektrolit yang dapat terionosasi menjadi ion-ion
dan terurai secara sempurna sehingga tergolong elektrolit kuat. Contoh elektrolit
kuat yaitu asam kuat meliputi HCl, HCIO3, HCIO4, H2SO4 , HNO3 dan basa kuat
meliputi NAOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2. Dan garam-garam yang mempunyai
kelarutan tinggi yaitu NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3, sedangkan elektrolit lemah dapat
menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemahkarena derajat ionisasi lebih
dari nol, tetapi kurang dari satu, sehingga hanya mengandung sedikit ion.
Contohnya asam lemah yaitu CH3COOH, HCN, H2, CO2, H2S. Basa lemah yaitu
NH4OH, Dan garam-garam yang sulit larut yaitu AgCl2, CaCrO4, dan PbI2.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkn arus
listrik karena zat terlarutnya adalah zat non elektrolit yang tidak dapat terionisas
menjadi ion-ion. Contohnya, glukosa, lipid, urea, alkohol, dan lain-lain.
Pelarut adalah benda cair atau gas yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut
yang paling umum digunakan adalah air, karena air merupakan pelarut universal
memiliki trayek cair yang panjang dan kemampuannya melarutkan berbagai zat.
Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap,
meninggalkan substansi pelarut yang didapatkan.
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut yaitu
oleh momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar
lalu. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen merupakan faktor yang
lebih jauh berpengaruh di bandingkan dengan polaritas yang direfleksikan dalam
dipol momen yang tinggi. Dapat di simpulkan bahwa pelarut polar bertindak
sebagai pelarut menurut mekanisme berikut :
1.

Karena tingginya tatapan dielektrik, pelarut polar mengurangi gaya tarik
menarik antar ion dalam kristal yang bermuatan berlawanan.

2.

Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan
reaksi asam bisa karena pelarut ini amfriprotik. Pelarut non polar tidak
dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan
lemah karena tetapan dielektrik yang rendah.

Pelarut non polar juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit
yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut
aprotik. Oleh karena itu, zat terlarut ionik dan secara oral di dalam saluran cerna
harus mengalami proses pelepasan dari sediaannya dan kemudian zat aktif akan
melarut untuk selanjutnya diabsorpsi. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya
dan proses pelepasan larutan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika
zat terlarut serta formulasi sediaannya. Salah satu sifat zat aktif yang penting
untuk diperhatikan adalah kelarutan karena pada umumnya zat baru diabsopsi
setelah terlarut dalam cairan saluran cerna.
Teori tumbukan yaitu dapat di jelaskan bahwa semakin luas permukaan zat
padat, maka semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antarpartikel zat yang
bereaksi. Luas permukaan zat berkaitan dengan bidang sentuh zat tersebut.
Contohnya gula pasir berbentuk kristal-kristal kecil sedangkan gula batu
berbentuk bongkahan besar. Dalam berat yang sama, gula pasir memiliki luas
permukaan lebih besar dari pada gula batu. Coba larutkan setiap jenis gula dalam
air bervolume sama. Gula pasir akan cepat larut di bandingkan gula batu, hal itu
disebabkan karena luas permukaan bidang serbuk gula batu. Jadi, semakin kecil
ukuran suatu zat dalam jumlah massa yang sama luas bidang seutuhnya semakin
besar dan semakin besar luas permukaan pereaksi, laju reaksi semakin besar.
Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan sukrosa dalam cairan bertambah
dengan naiknya suhu karena pembentukan larutannya bersifat endoterm.
Pengaruh tekanan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kelarutan,
kelarutan suatu gas dalam larutan air, berbanding lurus dengan tekanan gas di atas
larutan tersebut. Faktor jenis zat yaitu senyawa yang bersifat non polar akan
mudah larut pada pelarut non polar.
Pengaruh temperatur yaitu misalnya pada kelarutan gas dalam cairan, apabila
temperaturnya naik, maka kelarutannya juga naik. Pada kelarutan gas umumnya
turun disebabkan karena kecenderungan gas yang besar untuk berekspansi.
Pengaruh pH yaitu pengaruh jumlah yang lebih kecil dan bergantung pada hal
terbaginya zat terlarut.
Kelarutan sangat dipengaruhi oleh gambaran struktur seperti perbandingan
gugus polar terhadap gugus non polar dan molekul. Apabila panjang rantai non
polar dari alkohol alifatik bertambah, kelarutan senyawa tersebut dalam air
berkurang. Apabila ada gugus polar tambahan dalam molekul, seperti pada
propilena glikol, ghserm, dan asam tartrat, kelarutan dalam air meningkat banyak.
Percabangan pada rental mengurangi efek non polar dan menyebabkan kenaikan
kelarutan dalam air.
Faktor pengadukan, semakin lama dan cepat larutan tersebut di aduk, maka
kelarutannya akan semakin tinggi.
Faktor jenis zat, senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar sedangkan yang bersifat non polar akan mudah larut pada pelarut non polar
itu sendiri.
Faktor efek hidrolisis dalam hal ini membatasi pembahasan pada larutanlarutan yang berkadar asam tinggi, seperti anion sebuah asam lemah yang tidak
mengubah pH secara nyata. Garam dari sebuah asam lemah terurai tidak dalam
asam kuat melainkan di dalam air.
Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul yang terjadi antara
dua muatan listrik parsiul dengan polaritas yang berlawanan. Ikatan hidrogen
terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, D atau F yang mempunyai
pasangan elektron bebas.
Dalam praktikum larutan dan kelarutan ada 2 percobaan yang dilakukan yaitu
percobaan larutan jenuh dan kelarutan zat. Cara kerja pada percobaan larutan
jenuh yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang
sukrosa 2 gr sebanyak 4 kali, diambil aquadest dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan sukrosa yang telah ditimbang dan
diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Jika larutan belum juga jenuh,
ditambahkan 2 gr sukrosa hingga mencapai titik jenuhnya. Larutan yang telah
dihomogenkan tersebut, di panaskan pada suhu 50o C sebagai batasan karena
semakin tinggi suhunya, maka semakin banyak yang bisa larut sehingga suhu ini
harus tetap di pertahankan. Setelah larutan mencapai titik jenuh, pemanasan
dihentikan dan larutan didinginkan pada suhu kamar dan dicatat data
perubahannya.
Adapun cara kerja pada percobaan kelarutan, yaitu disiapkan tabung reaksi
sebanyak 9 buah dan sampel yang digunakan, yaitu NaCl, sukrosa, dan naftalen
secukupnya ke 9 tabung reaksi tersebut masing-masing berisi larutan aquades
sebanyak 3 ml untuk 3 tabung pertama, larutan etanol sebanyak 3 ml untuk 3
tabung reaksi kedua dan larutan heksan sebanyak 3 ml untuk 3 tabung reaksi yang
terakhir. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda yang berisi larutan aquadest, etanol dan neksan. Lalu diketuk dengan jarijari tangan. Kemudian di amati perubahannya untuk zat yang larut, sukar larut,
dan tidak larut.
Pada percobaan konduktivitas listrik, cara kerjanya yaitu disiapkan aquadest,
sukrosa, asam asefat, NaCl dan HCl yang dimasukkan ke dalam gelas kimia
masing-masing sebanyak 20 ml. Lalu terminal keelektrolitan larutan tersebut,
kemudian diamati perubahannya dan dicatat datanya. Apabila lampu menyala dan
memiliki banyak gelembung serta nyala lampu yang baik berarti larutan tergolong
larutan elektrolit kuat, begitu pula sebaliknya.
Dari percobaan kelarutan, diperoleh hasil yaitu NaCl dan sukrosa larut dalam
aquadest karena sifat atau struktur dari aquadest dengan NaCl dan sukrosa
memiliki banyak kesamaan, begitu pula dengan naftalen yang larut dalam heksan.
Adapun naftalen yang sedikit larut dalam etanol, hal ini dikarenakan sifat dan
struktur naftalen memiliki sedikit kesamaan. Begitu pula dengan NaCl dalam
heksan dan etanol yang tidak larut, naftalen dalam aquadest juga tidak larut dan
sukrosa dalam etanol tidak larut. Hal ini juga dikarenakan oleh sifat dan struktur
yang tidak sama atau berbeda. Berdasar hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sesuai dengan literatur yang diperoleh dimana zat terlarut NaCl apabila di campur
dengan aquadest akan larut, sukrosa di campur dengan aquadest juga akan larut
akan tetapi NaCl yang dicampur dalam pelarut heksan dan etanol hasilnya tidak
larut dan ini sesuai dengan literatur begitu pula dengan sukrosa dalam pelarut
heksan dan etanol juga tidak larut, naftalen dalam aquadest juga sesuai dengan
literatur, yaitu tidak larut tetapi dalam heksan zat terlarut naftalen dapat larut dan
tentu hasil ini juga sesuai dengan literatur yang diperoleh.
Pada percobaan larutan jenuh, di peroleh hasil yaitu berat zat terlarut untuk
aquadest 10 ml ditambah sukrosa adalah 2 gr dan sebelum di panaskan adalah
cair. Namun setelah di panaskan pada suhu 50 oC terjadi perubahan warna dari
jernih menjadi agak keruh dan larutan menjadi kental. Sehingga dari sisa yang di
peroleh sebesar 1,3 gr ternyata besarnya penambahan yang di lakukan adalah 6,7
gr. Hal ini tentu sesuai dengan literatur dimana jika semakin tinggi suhu larutan,
maka semakin banyak pula komponen sukrosa yang dapat larut di bandingkan
tanpa pengaruh suhu yang tinggi, dimana sukrosa dapat larut dalam 0,5 bagian air.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini, yaitu
praktikan masih belum memahami secara sempurna perubahan reaksi, kesalahan
dalam mempertahankan suhu 50o C sebab suhunya kadang mencapai 60o C yang
disebabkan pemanasan secara terus-menerus, kurangnya ketelitian dalam
menimbang sampel serta kurangnya ketelitian praktikan dalam mengamati
perubahan yang terjadi pada setiap percobaan.
Melalui percobaan ini, dapat disimpulkan hubungan larutan dan kelarutan
dalam farmasi adalah dalam proses pembuatan obat yang menggunakan cara
pelarutan zat-zat atau senyawa kimia, untuk mengetahui kelarutan suatu obat
dengan mengetahui dan memahami tingkat kepolarannya. Untuk sediaan yang
bersifat polar, larut dengan baik dalam air seperti dalam bentuk tablet, kapsul, dan
sirup dalam tubuh manusia. Sedangkan untuk sediaan non polar yang larut dengan
baik dalam lemak, digunakan dengan dioleskan misalnya salep sehingga tingkat
kepolaran dari suatu sediaan obat dapat diabsorpsi secara baik dalam tubuh. Serta
para ahli farmasi dengan melalui percobaan ini dapat membantunya memilih
medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu
mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan
farmasetis dan dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian serta
memberikan informasi mengenai struktur obat dan gaya antarmolekul obat.
Dalam literatur, NaCl larut dalam 2,8 bagian air dan sukar larut dalam etanol.
NaCl merupakan larutan polar yaitu larut dalam air. Begitu pula dengan sukrosa
yang larut dalam 0,5 bagian air. Pada percobaan ini di peroleh data yang sama
yaitu NaCl dan sukrosa larut dalam air dan tidak larut dalam etanol dan heksan.
Dan pada naftalen larut dalam heksan dan tidak larut dalam air. Hal ini jelas
sesuai dengan data yang di dapatkan pada percobaan ini naftalen tidak larut dalam
air dan sedikit larut dalam etanol dan larut dalam heksana.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, di peroleh hasil yaitu:
1.

Pada percobaan larutan jenuh, suhu sangat berpengaruh pada larutan dan
kelarutan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat dan banyak zat
terlarut dalam larutan seperti pada percobaan sukosa yang larut dalam air
mendidih sebanyak 6,7 gram.

2.

Senyawa polar (NaCl dan sukrosa) dapat larut dalam senyawa polar
(aquadest) maupun semi polar (etanol) tetapi tidak dapat larut dalam
pelarut non polar (heksan). Sebaliknya, senyawa non polar (naftalen)
hanya dapat larut dalam senyawa semi polar (etanol) maupun non polar
(heksan) tetapi tidak dapat larut dalam pelarut polar (aquadest).

B. Saran
1.

Untuk Laboratorium
Tingkatkan kelengkapan alat dan bahan untuk praktikum.

2.

Untuk Asisten
Pertahankan metode pembelajarannya dan keramahannya kepada
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI Dosen UGM. Kimia Dasar. Yogyakarta: University Press.
2010
Chang, Raymond. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta. 2005
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI. 1979
Mulyono. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1996
Tim Dosen Kimia Dasar. Kimia Dasar. Makassar: UNHAS. 2007
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum. Makassar: UIN Alauddin.
2011
Usman, Hanapi. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga. 2005
Sukardjo. Ilmu Kimia. Jakarta: Renika Cipta. 1977
SKEMA KERJA

1.

Larutan Jenuh

Aquadest 10 ml
dimasukkan
Gelas Kimia
ditambahkan
2 gr Sukrosa

Aduk

Panaskan 50oc
ditambahkan
2 gr sukosa

Aduk
ditambahkan
2 gr sukosa
Hingga jenuh

Dinginkan

Amati
2.

Kelarutan

NaCl

Sukrosa

Naftalen

secukupnya

Di masukkan

Aquadest

Etanol

Larutkan

Amati

Heksan

Contenu connexe

Tendances

laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
wd_amaliah
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
Wd-Amalia Wd-Amalia
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
wd_amaliah
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
XINYOUWANZ
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
wd_amaliah
 

Tendances (20)

Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 

Similaire à Larutan dan Kelarutan

Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Muhammad Fadhillah
 

Similaire à Larutan dan Kelarutan (20)

4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
 
Lks Kelarutan
Lks KelarutanLks Kelarutan
Lks Kelarutan
 
Artikel larutan
Artikel larutanArtikel larutan
Artikel larutan
 
Kimia larutan
Kimia larutanKimia larutan
Kimia larutan
 
Larutan dan koloid
Larutan dan koloidLarutan dan koloid
Larutan dan koloid
 
Larutan dan koloid
Larutan dan koloidLarutan dan koloid
Larutan dan koloid
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptxPPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 
2.kelarutan
2.kelarutan2.kelarutan
2.kelarutan
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 

Plus de Abulkhair Abdullah

Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 

Plus de Abulkhair Abdullah (20)

Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Marine Pharmacognosy
Marine PharmacognosyMarine Pharmacognosy
Marine Pharmacognosy
 
Slimming Agent
Slimming AgentSlimming Agent
Slimming Agent
 
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obatMolekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Tnf alpha
Tnf alphaTnf alpha
Tnf alpha
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Gandaria
GandariaGandaria
Gandaria
 

Dernier

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Dernier (20)

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Larutan dan Kelarutan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Larutan merupakan campuran homogen antara molekul, atau maupun ion dari dua zat atau lebih. Wujud dari larutan bisa berupa padatan, cair ataupun gas yang terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solute sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut berbentuk larutan disebut pelarut. Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dan zat terlarut. Bila komponen zat terlarut di tambahkan terus menerus kedalam pelarut, pada suatu titik komponen yang di tambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Menurut daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan uraian di atas, maka percobaan ini penting dan perlu untuk dilakukan untuk mengetahui prinsip larutan dan kelarutan serta pengaruh kelarutan dan kelarutan terhadap perbedaan larutan elektrolit dan non elekterolit, serta jenis-jenis larutan. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kelarutan serta mengetahui pengaruh sifat zat terlarut dan pelarut terhadap kelarutan. Dengan mengetahui suatu kelarutan suatu zat, maka kita dapat menentukan kadar kelarutan obat dalam tubuh dan memperkirakan banyaknya zat pelarut secara sempurna.
  • 2. B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami tentang larutan dan kelarutan suatu zat. 2. Tujuan Percobaan a. Menunjukan pengaruh suhu terhadap kelarutan. b. Menunjukan perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit. c. Menunjukan pengaruh sifat zat terlarut dan pelarut terhadap kelarutan. C. Prinsip Percobaan a. Larutan Jenuh Penentuan pengaruh suhu terhadap kelarutan yaitu sukrosa dengan cara mencatat suhu air, menambahkan sukrosa 6,7 garm ke dalam air hingga larutannya jenuh,untuk mengetahui massa sukrossa yang ditambahkan, memanaskan larutan agar semua padatan larut, dan mendinginkan larutan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dengan suhu dipertahankan 50 oC. b. Kondiktifitas Listrik Penentuan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit oleh pebedaan nyala lampu ketika dihubungkan dengan larutan dan sumber energi. c. Kelarutan Penentuan kelarutan sampel NaCl, Sukrosa, Naftalen pada pelarut aquadest, etanol, dan heksan dengan melihat indikator larut, tidak larut, dan sedikit larut.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan pelarut. Komponen dapat berupa gas, cair, atau padat. Pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar maka disebut pelarut. Air merupakan pelarut yang tidak asing dalam kehidupan. Sifat-sifat air seperti mudah di peroleh, mudah digunakan dan kemampuan untuk melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang dimiliki pelarut lain. Sifat ini menempatkan air sebagai pelarut universal. Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti proses berikut (Mulyano, 2005:160) : a. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang baru. b. Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut. c. Terbentuknya larutan berdasarkan disperse. Larutan terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Pasangan zat tertentu dapat saling melarutkan dalam semua perbandingan, hal ini biasanya terjadi pada larutan gas-gas dan larutan cair-cair seperti air-etanol. Akan tetapi untuk larutan yang wujudnya berbeda (cair-gas, cair-padat, padat-padat) ada batas keduanya dalam membentuk larutan homogen. Nilai batas jumlah zat terlarut dalam jumlah pelarut tertentu pada suhu dan tekanan tertentu untuk membentuk larutan homogen disebut kelarutan. Dengan demikian, kelarutan adalah nilai batas kemampuan pelarut dalam volume tertentu untuk melarutkan zat terlarut pada suhu 25o C, tekanan 1 atau yang menghasilkan larutan homogen. Jumlah zat terlarut dalam larutan atau dalam pelarut dalam volume/berat tertentu disebut konsentrasi. Berdasarkan nilain konsentrasi itu, larutan dapat di bedakan menjadi larutan encer dan larutan pekat. Larutan encer jika
  • 4. konsentrasinya zat terlarutnya lebih kecil dari setengah nilai kelarutannya sedangkan larutan dikatakan pekat jika konsentrasi zat terlarutnya sama atau lebih besar dari pada setengah nilai kelarutannya. Dalam keadaan demikian, konsentrasi zat terlarut yang telah larut adalah tetap sehingga disebut larutan jenuh, di mana larutannya di katakan sebagai larutan janun pada suhu dan tekanan tertentu. Larutan tak jenuh adalah larutan yang konsentrasinya masih lebih kecil dari nilai batas kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu. (Usman, 2005 : 58-59) Sifat-sifat larutan misalnya warna dari larutan zat warna atau manisnya larutan gula, tergantung pada konsentrasi larutan. Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi (Anggota IKAPI UGM, 2008:228) : 1. Moi Froksi 2. Molaritas 3. Molalitas 4. Normalitas Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion, larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik hantaran listrik dapat diuji dengan alat kondiktifitas.
  • 5. Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya berupa larutan, elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan larutan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun tinggi di namakan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan baik karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat lonisasi = 1) menjadi ionion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah karena derajat ionisasi lebih dari nol teatapi kurang dari satu sehingga larutan tersebut sedikit mengandung (Tim Dosen Kimia Dasar UNHAS, 2007:71). Jenis-jenis kelarutan antara lain : a. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut pada suhu tertentu. b. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih sedikit di bandingkan kemampuannya untu melarutkan. Larutan ini terjadi sebelum titik jenuh tercapai. c. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih banyak zat terlarut di bandingkan yang terdapat dalam larutan jenuh. Dalam cairan atau padatan , molekul-molekul saling terikat akibat adanya tarik menarik antara molekul. Gaya ini juga memainkan peran dalam pembentukan larutan (Chang , 2003 : 4-5). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain : a. Pengaruh jenis zat pada kelarutan Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna (like dissolve like).
  • 6. b. Pengaruh temperatur pada kelarutan Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya jika air di panaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar di dalam air. Sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat yang kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. c. Pengaruh tekanan pada kelarutan Perubahan kecil dalam tekanan memiliki efek yang kecil pada kelarutan dari padatan dalam cairan tetapi memiliki efek yang besar pada kelarutan gas dan cairan berbanding lurus dangan tekanan gas. d. Kelajuan dari zat terlarut Kelajuan di mana zat padat terlarut di pengaruhi oleh (Sukardjo, 1977:142) : 1. Ukuran partikel 2. Temperatur solvent 3. Pengadukan dari larutan 4. Konsentrasi larutan 5. Pengaruh pH 6. Pengaruh Hidrolisis B. Uraian Bahan 1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96) Nama resmi : AQUA DESTILATA Nama lain : air suling Rumus molekul : H2o Berat molekul : 18 , 02 Rumus bangun : H-O-H Peerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Kelarutan : praktis bercampur dengan pelarut
  • 7. Penyimpanan Kegunaan : sebagai pelarut/sampel NaCl (Dirjen POM, 1979 : 403) Nama : NATRII CHLORIDUM Nama lain : Natrium klorida Rumus molekul : NaCl Berat molekul : 58, 44 Rumus bangun : Na-Cl Pemerian 2. : dalam wadah tertutup baik : hablur Heksahedlar, tidak berwarna, serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin. Kelarutan : larut dalam 2, 8 bagian air, 2,7 bagian air mendidih, kurang lebih 10 bagian gliserol, sukar larut dalam etanol ( 95 % ). Penyimpanan Kegunaan : sebagai zat terlarut (kondutivitas listrik) Sukrosa (Dirjen POM, 1979 : 725) Nama Resmi : SUCROSUM Nama lain : guls Rumus Molrkul : C12H12O11 Berat Molekul : 342, 20 Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis. Kelarutan 3. : dalam wadah tertutup baik : larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol (95%) Penyimpanan Kegunaan 4. : dalam wadah tertutup baik : sebagai zat tertutup ( kelarutan ) Naftalen ( Dirjen Pom, 1997 : 1179 ) Nama Resmi : NAPHTHALENE Nama Lain : naftalena, kapur barus
  • 8. Rumus molekul : C10H8 Berat Molekul : 128, 17 Pemerian : lempeng Prismatis Monosiklik atau keeping / serbuk putih Kelarutan Penyimpanan : dalam wadah tertutup Kegunaan : sebagai zat terlarut (kelarutan) Heksan (Dirjen Pom, 1995 : 1159) Nama Resmi : HEKSANA Nama Lain : heksan Rumus Molekul : C6 H14 Berat Molekul : 86, 18 Pemeriaan 5. : larut dalam heksana, tidak larut dalam H2O : cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter lemah Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol mutlak Penyimpanan Kegunaan 6. : dalam wadah tertutup rapat : sebagai zat pelarut Etanol (Dirjen POM, 1979 : 65) Nama Resmi : AETHANOLUM Nama Lain : alkohol Rumus Molekul : C2 H5OH Berat molekul : 0,8119 Pemerian : tidak berwarna, jernih, mudah menguap, bau kuas, rasa panas, mudah terbakar. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan eter
  • 9. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan api Kegunaan : sebagai sampel sifat zat terlarut dan pelarut. C. Prosedur Kerja 1. Larutan jenuh a. Masukkan 10 ml air suling ke dalam beker gelas 50 ml, catat suhu air. b. Sambil di aduk dengan batang pengaduk, tambahkan sukrosa 2 g ke dalam air, terus tambahkan sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut. Larutannya harus jenuh. Catat massa sukrosa di tambahkan. c. Panaskan larutan ini diatas plat panas sampai 50oc, pertahankan suhu ini. Dan tambahkan sukrosa sebanyak 2 gr ke dalam larutan, sambil diaduk tambahkan lagi sukrosa sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut. Catat massa sukrosa yang ditambahkan. d. Panaskan larutan di atas 50oc sampai semua padatan terlarut. Dengan penjepit gelas, angkat gelas dari plat panas dan letakkan di atas meja. Lanjutkan dengan bagian selanjutnya dan kembali ke bagian ini setelah larutan mendingin hingga suhu kamar. e. Amati apa yang terjadi dalam larutan ketika di dinginkan sampai suhu kamar. Jika ada Kristal terbentuk, masukkan Kristal tunggal ke dalam larutan atau aduk larutan dengan batang pengaduk. 2. Konduktivitas Listrik a. Untuk setiap larutan, lakukan langkah 2,3,4, dan 5. b. Masukkan sekitar 20 ml larutan 101 ke beker gelas 50 ml yang telah di bilas dengan aquadest. c. Masukkan terminal ke dalam beker gelas hingga larutan menutupi terminal d. Sambungkan alat ke stop kontak dinding. Amati efek pada bola lampu. Larutan yang mengandung elektrolit melakukan sirkuit listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit kuat akan memberikan cahaya
  • 10. terang, elektrolit lemah akan memberi cahaya redup dan non elektrolit tidak akan menyala. Catat penyuruh konsentrasi. e. Setelah tes selesai, sepaskan alat dari stopkontak, angkat terminal dari larutan dan bilas dengan air suling. 3. Kelarutan a. Bersihkan dan keringkan 16 tabung reaksi. b. Masukkan sekitar 0,1 gr padatan ke tabung reaksi : 1) No 1 : NaCl 3) No 3 : Nafralen 2) No 2 : Sukrosa 4) No 4 : Iodin c. Tambah 3 ml air suling ke tiap tabung reaksi dan korok campuran. d. Catat pada lembar laporan apakah benar-benar larut, sedikit larut atau tidak sama sekali. e. Dengan set tabung reaksi berlabel baru yang berisi padatan yang tercantum di atas, ulangi kelarutan menggunakan aranol, Cs Hs Oh, aseton, ( Ch3 ) 2 Co, dan eter minyak bumi. Catat datanya. f. Buang larutan dalam wadah sampah yang di sediakan. Jangan di buang di bak cuci.
  • 11. BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk, cawan porselin, gelas arloji, gelas kimia, gelas ukur, kaki tiga, kawat kasa, kertas timbang, klem, pembakar spiritus, pipet tetes, rak tabung, sikat tabung, sendok tabun, statif, tabung reaksi, termometer, dan voltmeter. 2. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, asam asetat, asam asetat glasial, etanol, HCl, heksan, NaCl, naftalen, dan sukrosa. B. Cara Kerja 1. Larutan Jenuh a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Ditimbang sukrosa 2 gr sebanyak 8 kali. c. Dimasukkan 10 ml aquadest ke dalam gelas kimia. d. Ditambahkan 2 gr sukrosa ke dalam gelas kimia yang berisi aquadest. e. Diaduk sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut. f. Dipanaskan larutan di atas plat panas sampai 50o C, dipertahankan suhu ini. g. Ditambahkan lagi 2 gr sukrosa ke dalam larutan, sambil di aduk, di tambahkan sukrosa hingga tidak ada lagi yang larut. h. Dicatat massa sukrosa yang di tambahkan. i. Dinginkan larutan yang telah di panaskan hingga suhu kamar. j. Diamati perubahan yang terjadi pada larutan ketika di dinginkan sampai suhu kamar.
  • 12. 2. Konduktivitas Listrik a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan b. Aquadest, sukrosa, asam asetat, NaCl dan Hcl di masukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 20 ml. c. d. 3. Di amati dengan volt meter Di catat datanya Kelarutan a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. b. Diambil sampel (NaCl, sukrosa, dan naftalen) secukupnya dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda yang sudah berisi pelarut aquadest, etanol, dan heksan sebanyak 3 ml lalu dilarutkan. c. Di amati perubahannya.
  • 13. BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Tabel Pengamatan 1. Larutan Jenuh Sampel Berat Zat Terlarut Keterangan - 2. 6,7 gram - Agak keruh - Sukrosa Bau harum Agak kental Kelarutan NO Sampel Pelarut Aquadest Etanol Heksan 1 NaCl L TL TL 2 Sukrosa L TL TL 3 Naftalen TL SL L Ket : Larut :L Sedikit Larut : SL Tidak Larut : TL
  • 14. BAB V PEMBAHASAN Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat yang berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan pelarut. Pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar, maka disebut pelarut dan untuk senyawa yang berada dalam jumlah kecil disebut terlarut. Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip namun umumnya dapat saling bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna. Hal ini di pengaruhi oleh tingkat kepolaran zat yang berbeda-beda. Larutan dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu larutan jenuh, larutan tidak jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal di dalam pelarut, larutan tak jenuh adalah larutan yang zat pelarutnya lebih banyak dari pada zat terlarutnya sedangkan larutan lewat jenuh adalah larutan di mana zat terlarutnya lebih banyak dari zat pelarutnya. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur yaitu pada kelarutan gas dalam cairan, apabila temperatur naik. Kelarutan gas umumnya turun disebabkan karena kecenderungan gas yang besar untuk berekspansi. Faktor tekanan yaitu pada kelarutan gas yang mengubah kelarutan zat terlarut dalam keseimbangan. Pengaruh tekanan pada kelarutan gas dinyatakan oleh hukum. Henri yang menyatakan bahwa dalam larutan yang sangat encer, pada temperatur konstan, konsentrasi gas terlarut sebanding dengan tekanan parsial gas di atas larutan pada kesetimbangan. Faktor pH yaitu pengaruh jumlah yang lebih kecil dan bergantung pada hal terbaginya zat terlarut. Dan kelarutan juga sangat dipengaruhi oleh gambaran struktur seperti perbandingan gugus pola terhadap gugus non polar dari molekul. Apabila panjang rantal non polar dari alkohol alifatik bertambah, kelarutan senyawa tersebut dalam air akan berkurang. Apabila ada gugus polar
  • 15. tambahan dalam molekul, seperti pada propilema glikol, gliserin, dan asam tartrat, kelarutan dalam air naik banyak. Percabangan pada rantai mengurangi efek non polar dan menyebabkan kenaikan kelarutan dalam air. Singkatnya, pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain. Sesuai dangan itu, air bercampur dengan alkohol dalam segala perbandingan dan melarutkan gula dan senyawa polihidriksi yang lain. Dan pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah karena tetapan elektrik pelarut yang rendah dan senyawa non polar dapat melarutkan zat terlarut non polar dengan tekanan dalam yang sama melalui interaksi dipol induksi. Sehingga dapat di simpulkan tingkat kepolaran suatu zat dari tinggi ke rendah yaitu pirindin, asetak, air, methanol etamol, n-propanol, eranel, butena, aseton, etil asetan, tetra hidrofuran, dietil eter, diklor metan, kloroform, benzena, toluen, dikloroetilen, trikloroetilen, karbotetraklorida, karbodisulfida, sikloheksan, dan tetroleumeter. Istilah like dissolves like secara umum digunakan dalam bidang kimia kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute memiliki kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekl-molekul solven. Bila ada keasaman dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi antara solven-solute, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solut-solven adalah kuat. Bila tidak ada kesamaan maka gaya tarik menarik solut-solven adalah lemah. Istilah like dissolves like juga menyatakan bahwa kelarutan suatu zat pada umumnya dapat diperkirakan dalam cara kualitatif setelah mempertimbangkan hal-hal seperti polaritas, tetapan dielektrik, asosiasi, solvasi, tekanan dalam, reaksi asam basa, dan faktor-faktor laimnya. Singkatnya, Kelarutan bergantung pada pengaruh kimia, listrik, struktur yang menyebabkan interaksi timbal balik antara zat terlarut dan pelarut. Para ahli formasi pun mengetahui istilah like dissolves like menyatakan bahwa air adalah pelarut yang baik untuk garam dan gula serta senyawa sejenis. Sedangkan minyak mineral dan benzena biasanya merupakan pelarut untuk zat yang biasanya hanya sedikit larut dalam air. Like dissolves like juga bertujuan untuk mempelajari tentang keadaan yang terjadi antara suatu pelarut dan zat pelarut.
  • 16. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel yang bermuatan listrik negatif dan positif yang disebut ion. Jumlah muatan positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik pada elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion yang terionisasi sempurna. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. Contohnya dari larutan elektrolit adalah pada larutan elektrolit kuat yaitu Hcl, H2SO4, HBr, sedangkan elektrolit lemah contohnya CH3COOH dan pada elektrolit lemah ini tidak semua terurai menjadi ion-ion sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada larutan non elektrolit, molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak ada ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya etanol dan gliserin. Larutan elektrolik adalah zat-zat yang dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya adalah zat elektrolit yang dapat terionosasi menjadi ion-ion dan terurai secara sempurna sehingga tergolong elektrolit kuat. Contoh elektrolit kuat yaitu asam kuat meliputi HCl, HCIO3, HCIO4, H2SO4 , HNO3 dan basa kuat meliputi NAOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2. Dan garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi yaitu NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3, sedangkan elektrolit lemah dapat menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemahkarena derajat ionisasi lebih dari nol, tetapi kurang dari satu, sehingga hanya mengandung sedikit ion. Contohnya asam lemah yaitu CH3COOH, HCN, H2, CO2, H2S. Basa lemah yaitu NH4OH, Dan garam-garam yang sulit larut yaitu AgCl2, CaCrO4, dan PbI2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkn arus listrik karena zat terlarutnya adalah zat non elektrolit yang tidak dapat terionisas menjadi ion-ion. Contohnya, glukosa, lipid, urea, alkohol, dan lain-lain. Pelarut adalah benda cair atau gas yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut yang paling umum digunakan adalah air, karena air merupakan pelarut universal memiliki trayek cair yang panjang dan kemampuannya melarutkan berbagai zat. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, meninggalkan substansi pelarut yang didapatkan.
  • 17. Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut yaitu oleh momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lalu. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen merupakan faktor yang lebih jauh berpengaruh di bandingkan dengan polaritas yang direfleksikan dalam dipol momen yang tinggi. Dapat di simpulkan bahwa pelarut polar bertindak sebagai pelarut menurut mekanisme berikut : 1. Karena tingginya tatapan dielektrik, pelarut polar mengurangi gaya tarik menarik antar ion dalam kristal yang bermuatan berlawanan. 2. Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi asam bisa karena pelarut ini amfriprotik. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah karena tetapan dielektrik yang rendah. Pelarut non polar juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik. Oleh karena itu, zat terlarut ionik dan secara oral di dalam saluran cerna harus mengalami proses pelepasan dari sediaannya dan kemudian zat aktif akan melarut untuk selanjutnya diabsorpsi. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya dan proses pelepasan larutan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat terlarut serta formulasi sediaannya. Salah satu sifat zat aktif yang penting untuk diperhatikan adalah kelarutan karena pada umumnya zat baru diabsopsi setelah terlarut dalam cairan saluran cerna. Teori tumbukan yaitu dapat di jelaskan bahwa semakin luas permukaan zat padat, maka semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antarpartikel zat yang bereaksi. Luas permukaan zat berkaitan dengan bidang sentuh zat tersebut. Contohnya gula pasir berbentuk kristal-kristal kecil sedangkan gula batu berbentuk bongkahan besar. Dalam berat yang sama, gula pasir memiliki luas permukaan lebih besar dari pada gula batu. Coba larutkan setiap jenis gula dalam air bervolume sama. Gula pasir akan cepat larut di bandingkan gula batu, hal itu disebabkan karena luas permukaan bidang serbuk gula batu. Jadi, semakin kecil ukuran suatu zat dalam jumlah massa yang sama luas bidang seutuhnya semakin besar dan semakin besar luas permukaan pereaksi, laju reaksi semakin besar.
  • 18. Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan sukrosa dalam cairan bertambah dengan naiknya suhu karena pembentukan larutannya bersifat endoterm. Pengaruh tekanan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kelarutan, kelarutan suatu gas dalam larutan air, berbanding lurus dengan tekanan gas di atas larutan tersebut. Faktor jenis zat yaitu senyawa yang bersifat non polar akan mudah larut pada pelarut non polar. Pengaruh temperatur yaitu misalnya pada kelarutan gas dalam cairan, apabila temperaturnya naik, maka kelarutannya juga naik. Pada kelarutan gas umumnya turun disebabkan karena kecenderungan gas yang besar untuk berekspansi. Pengaruh pH yaitu pengaruh jumlah yang lebih kecil dan bergantung pada hal terbaginya zat terlarut. Kelarutan sangat dipengaruhi oleh gambaran struktur seperti perbandingan gugus polar terhadap gugus non polar dan molekul. Apabila panjang rantai non polar dari alkohol alifatik bertambah, kelarutan senyawa tersebut dalam air berkurang. Apabila ada gugus polar tambahan dalam molekul, seperti pada propilena glikol, ghserm, dan asam tartrat, kelarutan dalam air meningkat banyak. Percabangan pada rental mengurangi efek non polar dan menyebabkan kenaikan kelarutan dalam air. Faktor pengadukan, semakin lama dan cepat larutan tersebut di aduk, maka kelarutannya akan semakin tinggi. Faktor jenis zat, senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar sedangkan yang bersifat non polar akan mudah larut pada pelarut non polar itu sendiri. Faktor efek hidrolisis dalam hal ini membatasi pembahasan pada larutanlarutan yang berkadar asam tinggi, seperti anion sebuah asam lemah yang tidak mengubah pH secara nyata. Garam dari sebuah asam lemah terurai tidak dalam asam kuat melainkan di dalam air. Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsiul dengan polaritas yang berlawanan. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, D atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas.
  • 19. Dalam praktikum larutan dan kelarutan ada 2 percobaan yang dilakukan yaitu percobaan larutan jenuh dan kelarutan zat. Cara kerja pada percobaan larutan jenuh yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang sukrosa 2 gr sebanyak 4 kali, diambil aquadest dan dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan sukrosa yang telah ditimbang dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Jika larutan belum juga jenuh, ditambahkan 2 gr sukrosa hingga mencapai titik jenuhnya. Larutan yang telah dihomogenkan tersebut, di panaskan pada suhu 50o C sebagai batasan karena semakin tinggi suhunya, maka semakin banyak yang bisa larut sehingga suhu ini harus tetap di pertahankan. Setelah larutan mencapai titik jenuh, pemanasan dihentikan dan larutan didinginkan pada suhu kamar dan dicatat data perubahannya. Adapun cara kerja pada percobaan kelarutan, yaitu disiapkan tabung reaksi sebanyak 9 buah dan sampel yang digunakan, yaitu NaCl, sukrosa, dan naftalen secukupnya ke 9 tabung reaksi tersebut masing-masing berisi larutan aquades sebanyak 3 ml untuk 3 tabung pertama, larutan etanol sebanyak 3 ml untuk 3 tabung reaksi kedua dan larutan heksan sebanyak 3 ml untuk 3 tabung reaksi yang terakhir. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda yang berisi larutan aquadest, etanol dan neksan. Lalu diketuk dengan jarijari tangan. Kemudian di amati perubahannya untuk zat yang larut, sukar larut, dan tidak larut. Pada percobaan konduktivitas listrik, cara kerjanya yaitu disiapkan aquadest, sukrosa, asam asefat, NaCl dan HCl yang dimasukkan ke dalam gelas kimia masing-masing sebanyak 20 ml. Lalu terminal keelektrolitan larutan tersebut, kemudian diamati perubahannya dan dicatat datanya. Apabila lampu menyala dan memiliki banyak gelembung serta nyala lampu yang baik berarti larutan tergolong larutan elektrolit kuat, begitu pula sebaliknya. Dari percobaan kelarutan, diperoleh hasil yaitu NaCl dan sukrosa larut dalam aquadest karena sifat atau struktur dari aquadest dengan NaCl dan sukrosa memiliki banyak kesamaan, begitu pula dengan naftalen yang larut dalam heksan. Adapun naftalen yang sedikit larut dalam etanol, hal ini dikarenakan sifat dan
  • 20. struktur naftalen memiliki sedikit kesamaan. Begitu pula dengan NaCl dalam heksan dan etanol yang tidak larut, naftalen dalam aquadest juga tidak larut dan sukrosa dalam etanol tidak larut. Hal ini juga dikarenakan oleh sifat dan struktur yang tidak sama atau berbeda. Berdasar hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan literatur yang diperoleh dimana zat terlarut NaCl apabila di campur dengan aquadest akan larut, sukrosa di campur dengan aquadest juga akan larut akan tetapi NaCl yang dicampur dalam pelarut heksan dan etanol hasilnya tidak larut dan ini sesuai dengan literatur begitu pula dengan sukrosa dalam pelarut heksan dan etanol juga tidak larut, naftalen dalam aquadest juga sesuai dengan literatur, yaitu tidak larut tetapi dalam heksan zat terlarut naftalen dapat larut dan tentu hasil ini juga sesuai dengan literatur yang diperoleh. Pada percobaan larutan jenuh, di peroleh hasil yaitu berat zat terlarut untuk aquadest 10 ml ditambah sukrosa adalah 2 gr dan sebelum di panaskan adalah cair. Namun setelah di panaskan pada suhu 50 oC terjadi perubahan warna dari jernih menjadi agak keruh dan larutan menjadi kental. Sehingga dari sisa yang di peroleh sebesar 1,3 gr ternyata besarnya penambahan yang di lakukan adalah 6,7 gr. Hal ini tentu sesuai dengan literatur dimana jika semakin tinggi suhu larutan, maka semakin banyak pula komponen sukrosa yang dapat larut di bandingkan tanpa pengaruh suhu yang tinggi, dimana sukrosa dapat larut dalam 0,5 bagian air. Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini, yaitu praktikan masih belum memahami secara sempurna perubahan reaksi, kesalahan dalam mempertahankan suhu 50o C sebab suhunya kadang mencapai 60o C yang disebabkan pemanasan secara terus-menerus, kurangnya ketelitian dalam menimbang sampel serta kurangnya ketelitian praktikan dalam mengamati perubahan yang terjadi pada setiap percobaan. Melalui percobaan ini, dapat disimpulkan hubungan larutan dan kelarutan dalam farmasi adalah dalam proses pembuatan obat yang menggunakan cara pelarutan zat-zat atau senyawa kimia, untuk mengetahui kelarutan suatu obat dengan mengetahui dan memahami tingkat kepolarannya. Untuk sediaan yang bersifat polar, larut dengan baik dalam air seperti dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirup dalam tubuh manusia. Sedangkan untuk sediaan non polar yang larut dengan
  • 21. baik dalam lemak, digunakan dengan dioleskan misalnya salep sehingga tingkat kepolaran dari suatu sediaan obat dapat diabsorpsi secara baik dalam tubuh. Serta para ahli farmasi dengan melalui percobaan ini dapat membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis dan dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian serta memberikan informasi mengenai struktur obat dan gaya antarmolekul obat. Dalam literatur, NaCl larut dalam 2,8 bagian air dan sukar larut dalam etanol. NaCl merupakan larutan polar yaitu larut dalam air. Begitu pula dengan sukrosa yang larut dalam 0,5 bagian air. Pada percobaan ini di peroleh data yang sama yaitu NaCl dan sukrosa larut dalam air dan tidak larut dalam etanol dan heksan. Dan pada naftalen larut dalam heksan dan tidak larut dalam air. Hal ini jelas sesuai dengan data yang di dapatkan pada percobaan ini naftalen tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol dan larut dalam heksana.
  • 22. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan, di peroleh hasil yaitu: 1. Pada percobaan larutan jenuh, suhu sangat berpengaruh pada larutan dan kelarutan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat dan banyak zat terlarut dalam larutan seperti pada percobaan sukosa yang larut dalam air mendidih sebanyak 6,7 gram. 2. Senyawa polar (NaCl dan sukrosa) dapat larut dalam senyawa polar (aquadest) maupun semi polar (etanol) tetapi tidak dapat larut dalam pelarut non polar (heksan). Sebaliknya, senyawa non polar (naftalen) hanya dapat larut dalam senyawa semi polar (etanol) maupun non polar (heksan) tetapi tidak dapat larut dalam pelarut polar (aquadest). B. Saran 1. Untuk Laboratorium Tingkatkan kelengkapan alat dan bahan untuk praktikum. 2. Untuk Asisten Pertahankan metode pembelajarannya dan keramahannya kepada praktikan.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Anggota IKAPI Dosen UGM. Kimia Dasar. Yogyakarta: University Press. 2010 Chang, Raymond. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta. 2005 Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI. 1979 Mulyono. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1996 Tim Dosen Kimia Dasar. Kimia Dasar. Makassar: UNHAS. 2007 Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum. Makassar: UIN Alauddin. 2011 Usman, Hanapi. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga. 2005 Sukardjo. Ilmu Kimia. Jakarta: Renika Cipta. 1977
  • 24. SKEMA KERJA 1. Larutan Jenuh Aquadest 10 ml dimasukkan Gelas Kimia ditambahkan 2 gr Sukrosa Aduk Panaskan 50oc ditambahkan 2 gr sukosa Aduk ditambahkan 2 gr sukosa Hingga jenuh Dinginkan Amati