SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  27
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bila ke dalam air mendidih dimasukkan sejumlah garam dapur, maka air
akan segera berhenti mendidih dan beberapa saat kemudian akan mulai
mendidih kembali. Dari contoh tersebut, dapat kita ketahui bahwa terdapat
perubahan fisis dari suatu zat bila ke dalamnya dilarutkan sejumlah zat lain.
Tentu jumlah zat terlarut mempengaruhi sifat fisis larutan. Sifat fisis larutan
yang berkaitan dengan jumlah zat terlarut suatu poelarut disebut sifat koligatif
larutan.
Di alam hampir sudah tidak ditemukan zat air murni. Hampir semua
cairan yang ada

berbentuk campuran atau larutan. Larutan merupakan

campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat
terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan

fisis dari

komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Hal ini juga tentu
berpengaruh terhadap sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat pelarut di dalam
larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi
larutan.
Konsentrasi menyatakan komposisi secara kuintatif perbandingan zat
terlarut dengan pelarut dan larutan. Ada beberapa cara untuk menyatakan
secara kuintatif komposisi tersebut, antara lain adalah molaritas, molalitas,
dan fraksi mol. Ketiganya akan menjadi dasar untuk mempelajari sifat
koligatif larutan. Dan sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis yaitu sifat
koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif non elektrolit.
Sifat koligatif larutan penting untuk dipahami karena sangat berhubungan
dengan dunia farmasi dalam proses pembuatan cairan infus, di mana
tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena
mempertimbangkan tekanan osmosis.
Konsep ini penting untuk penggantian cairan tubuh yang tidak bisa
dimasukkan melalui pembuluh darah cairan infus. Cairan infus harus isotonis
dengan cairan darah karena jika tidak, maka akan terjadi kerusakan pada sel
darah. Oleh karena itu konsentrasinya perlu disesuaikan. (Sudarmo, 2006)

B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1.

Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami sifat-sifat koligatif larutan.

2.

Tujuan Percobaan
a.

Menunjukkan penurunan titik beku dan memperoleh konstanta
penurunan titk beku.

b.

Menunjukkan pengaruh tonisitas pada sel.

C. Prinsip Percobaan
Penentuan penurunan titik beku dan konstanta titik beku asam stearat
dengan menggunakan asam benzoat sebagai zat terlarut yang diamati titik
lelehnya ditandai dengan terbentuknya gelembung pada pipa kapilar.
Penentuan pengaruh tonisitas pada sel daun bawang, wortel, seledri, dan sel
darah dengan menggunakan pelarut aquades. Nacl 0,89%, Nacl 3%, glukosa 1
M dan glukosa 0,5 M yang diamati di bawah mikroskop dan dengan mata
telanjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut bukan pada jenis zat atau komponen yang
ada dalam larutan. (Tim Dosen Kimia, 2000:28 )
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing penyusunnya tidak dapat dibedakan secara
fisik.
Sebab-sebab kelarutan sering kali dikatakan bahwa kelarutan itu
disebabkan oleh gaya-gaya molekular. Dilihat dari kenyataan bahwa dua gas
bercampur dalam semua perbandingan dan memiliki kelarutan yang saling
tidak terbatas, pencampuran bukan disebabkan oleh aksi timbal-balik, tetapi
oleh gerak molekul dan kenyataan bahwa keadaan bercampur sangat mungkin
dari keadaan tidak bercampur. Kelarutan timbal balik gas karenanya adalah
aspek dari awal statistik hukum kedua.
Pada larutan elektrolit mengalami peruraian (disosiasi), misalnya larutan
NaCl mengalami ionisasi menjadi ion Na dan Cl. Dalam pembahasan sifatsifat koligatif larutan elektrolit Van Hoff memodifikasi persamaan sifat
koligatif larutan non-elektrolit dengan menambahkan suatu ketetapan yang
sering disebut dengan faktor Van Hoff (i) di mana adalah perbandingan antara
harga sifat-sifat koligatif yang diukur dan harga sifat koligatif yang terhitung.
Untuk larutan non-elektrolit, nilai i = 1 sedangkan untuk larutan elektrolit
nilai i ≠ 1.

i=
(Sumardjo, 2006:43)
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang nilainya bervariasi, sebanding
dengan jumlah partikel-pertikel solut yang ada dalam larutan dengan volume
tertentu.
Terdapat empat sifat fisika yang penting dan berubah secara
perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat terlarut yaitu :
1.

Penurunan Tekanan Uap
Jika suatu solut (yang tidak dapat menguap) dilarutkan dalam solven
(yang dapat menguap) tekanan uap larutan akan lebih rendah
dibandingkan dengan tekanan uap pelarut murni. Hal ini disebabkan
karena pada permukaan larutan terdapat interaksi antara zat terlarut dan
pelarut sehingga laju penguapan tersebut berkurang akibatnya tekanan
uap larutan menjadi turun. Selisih antara tekanan uap pelarut murni
dengan tekanan uap larutan disebut penurunan tekanan uap (ΔP).

: Diagram untuk pelarut
: Diagram untuk larutan
Pada suhu tertentu, tekanan uap pelarut murni Po atmosfer dan
tekanan uap larutan P atmosfer. Penurunan tekanan uap dirumuskan
sebagai :
ΔP = Po – P
Tekanan uap larutan ideal berlaku hukum Raoult :
P = X1 Po
karena X1 = (1- X2),
maka :
P = (1- X2) Po
= Po – X2 Po
ΔP = X2 Po
atau
X2 =
Di mana X1 dan X2 masing-masing adalah fraksi mol pelarut dan zat
terlarut. Dari persamaan terlihat, harga ΔP berbanding lurus dengan
fraksi mol zat terlarut. Makin banyak partikel zat terlarut, berarti makin
besar pula penurunan tekanan uapnya. ΔP dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul zat terlarut yang sukar menguap dengan
mengukur tekanan uap larutan dan menghitung fraksi molnya. (Ahmad,
1996:76)
2.

Kenaikan Titik Didih Larutan
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi maupun lebih rendah
daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu
menguap, dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut itu tak atsiri
(tidak menguap) misalnya gula, larutan air itu mendidih pada suatu
temperatur yang lebih tinggi daripada titik didih air.
Dalam hal larutan etil alkohol-air, etil alkohol (titik didih 78,3 )
mempunyai kecendrungan yang lebih besar untuk menjadi uap air
daripada air. Tekanan uap larutan (jumlah tekanan uap etil alkohol dan
tekanan uap air) sama dengan tekanan atmosfer pada temperatur di
bawah 100 . Artinya, titik didih larutan terletak di bawah titik didih air
murni. Hukum sifat koligatif tidak berlaku untuk larutan dengan zat-zat
terlarut atsiri, seperti larutan etil alkohol-air. (Keenan, dkk, 1984:436)
A = Titik didih air pada 100
B = Titik pada 100

dan tekanan uap 1 atm.

dan tekanan uap kurang dari 1 atm, di mana

larutan belum mendidih.
C = Titik pada tekanan uap 1 atm dan suhu lebih besar dari 100
di mana larutan mendidih.
Jika titik didih pelarut (Tb ) dan titik didih larutan (Tb), maka
kenaikan titik didih dapat dirumuskan ;
Tb = Tb - Tb
Pada penentuan

Tb, satuan konsentrasi yang digunakan adalah

molalitas (m) karena tidak dipengaruhi oleh suhu. Satuan molaritas tidak
sesuai, karena suhu mempengaruhi volume larutan.
Besarnya kenaikan titik didih dirumuskan Raoult, sebagai ;
Tb = Kb m
atau
Tb = Kb x

x

di mana :
W = massa zat terlarut (g)
M = berat molekul zat terlarut (g/mol)
P = massa zat pelarut (g)
Kb = tetapan kenaikan titik didih ( /mol) (Chang, 2003:12)
3.

Penurunan Titik Beku
Akibat lain dari turunnya tekanan uap larutan adalah turunnya titik
beku. Suhu pada saat larutan mulai membeku pada tekanan luar 1 atm
disebut titik beku. Titik beku normal air adalah 0 .
Jika air murni didinginkan pada 0 , maka air tersebut akan
membeku dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm. Tetapi bila
dalam ke dalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap seperti
gula, maka pada suhu 0

ternyata larutan belum membeku. Tekanan uap

permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat tercapai bila suhu
larutan diturunkan.
Setelah tekanan uap mencapai 1 atm, larutan akan membeku.
Besarnya titik beku larutan ini lebih rendah dari 0

atau lebih rendah

dari titik beku pelarutnya. Turunya titik beku larutan dari titik beku
pelarutnya disebut penurunan titik beku ( Tf).
Jika titik beku pelarut Tf dan titik beku larutan Tf maka penurunan
titik beku dapat dirumuskan :
Tf = Tf - Tf

A = Titik beku air pada 0

dan tekanan uap 1 atm.
B = Titik pada 0

dan tekanan uap kurang dari 1 atm, di mana larutan

belum membeku.
C = Titik pada tekanan uap 1 atm dan suhu lebih kecil dari 0
di mana larutan membeku.
Besarnya Tf larutan juga dapat bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut.
Menurut Raoult, untuk larutan yang sangat encer berlaku :
Tf = Kf m
atau
Tf = Kf x

x

di mana ;
W = massa zat terlarut (g)
M = berat molekul zat terlarut (g/mol)
P = massa zat pelarut (g)
Kf = tetapan kenaikan titik beku ( /mol)
(Ketut, 2004:79-84)
4.

Tekanan Osmotik (Osmosis)
Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-molekul pelarut dari
encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput membran/penyekat
semipermeable.
Peristiwa osmosis kelihatanya berlawanan dengan pengalaman di
mana penyebaran partikel (difusi) umumnya terjadi dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke rendah. Pada osmosis larutan dipisahkan oleh
selaput semipermeable sehingga difusi terjadi dari arah sebaliknya.
Difusi ini hanya terjadi pada molekul-molekul pelarut atau zat-zat
yang berukuran kecil, sedangkan molekul berukuran besar tertahan oleh
membran.
Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif, karena hanya bergantung
pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada jenisnya. Berrdasarkan
percobaan Van’t Hoff (1885) mendapatkan bahwa untuk larutan encer
rumusan tekanan osmotik mempunyai kesamaan dengan tekanan suatu
gas.
Pada suhu (T) tetap, tekanan osmotik berbanding lurus dengan
konsentrasi. Secara matematis ditulis :
(T tetap)

Pada konsentrasi (C) tetap, tekanan osmotik berbanding lurus dengan
suhu mutlaknya.
(C tetap)
Gabungan dari dua persamaan di atas, diperoleh :

atau
(tetap)
karena konsentrasi berbanding terbalik dengan volume, maka untuk
n mol zat terlarut berlaku :
(tetap)
di mana K adalah suatu tetapan yang sama besarnya dengan tetapan gas
R. Persamaan menjadi :
πv=nRT
Rumus ini mirip dengan persmaan gas ideal pv = nRT. Persamaan
selanjutnya juga dapat ditulis :
π= RT
untuk n/v = M
maka :
π=MRT
di mana :
π = Tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas larutan (mol/L)
R = Tetapan gas (0,0821 L atm mol-1K-1)
T = Suhu mutlak (K)

(Syukri,2005:86-89)
B. Uraian Bahan
1.

Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama Lain

: air Suling

Rumus Molekul

: H2O

Berat Molekul

: 18,02

Rumus Bangun

: H-O-H

Pemerian

: cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak mempunyai rasa

Kelarutan
Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan
2.

: larut dalam semua zat

: sampel tonisitas

Glukosa (Dirjen POM, 1979 : 268)
Nama resmi
Nama Lain

: glukosa

Rumus Molekul

: C6H12O6

Berat Molekul

: 198,17

Pemerian

: hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis

Kelarutan

: mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan
3.

: GLUCOSUM

: sampel tonisitas

NaCl (Dirjen POM,1979 : 403)
Nama Resmi

: NATRII CHLORIDUM

Nama Lain

: natrium Klorida
Rumus Molekul

: NaCl

Berat Molekul

: 58,44

Rumus Bangun

: Na-Cl

Pemerian

: hablur heksahidrat atau serbuk hablur putih, tidak
berwarna, tidak berbau, rasa asin

Kelarutan

: larut dalam 2,8 bagian air sukar larut dalam
etanol

Penyimpanan
Kegunaan
4.

: dalam wadah tertutup rapat
: sampel tonisitas

Asam Benzoat (Dirjen POM,1979 : 49)
Nama Resmi

: ACIDUM BENZOICUM

Nama Lain

: asam benzoat

Rumus Molekul

: C7H6O2

Berat Molekul

: 132,12

Pemerian

: hablur heksahidrat, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau

Kelarutan

: larut dalam 350 bagian air, larut dalam 3 bagian
etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P, dan
dalam 3 bagian eter P

Penyimpanan
Kegunaan
5.

: dalam wadah tertutup baik
: sampel penurunan titik beku

Asam Stearat (Dirjen POM, 1979 : 157-158)
Nama Resmi

: ACIDUM STEARICUM

Nama Lain

: asam stearat

Rumus Molekul

: C18H36O2
Berat Molekul

: 284,36

Pemerian

: zat padat keras mengkilap, menunjukkan susunan
hablur putih atau kuning pucat mirip lemak lilin

Kelarutan

: praktis tidak larut dalam air,larut dalam 20 bagian
etanol(95%)P ,dalam 2 bagian kloroform P, dan
dalam 3 bagian eter P

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup

Kegunaan

: sampel penurunan titik beku

C. Prosedur Kerja (Tim Asisten Fisika Dasar, 2011 : 12-13)
1.

Pengaruh Tonisitas Larutan terhadap Sel
a.

Amati tabung reaksi yang bersih, berikan label a, b, c, d, dan e;

b.

Masukkan 2 ml larutan berikut ini sesuai dengan label masingmasing :
1) Aquadest
2) NaCL 0,89%
3) NaCL 3%
4) Glukosa 0,1 M
5) Glukosa 0,5 M

c.

Untuk setiap tabung reaksi tambahkan irisan wortel tipis sekitar
0,5 mm yang segar daun bawang dan seledri;

d.

Masukkan tabung reaksi di rak tabung dan tunggu sampai anda
menyelesaikan semua percobaan yang lain;

e.

Perhatikan tampilan dengan mata telanjang dan juga di bawah
mikroskop;

f.

Ulangi langkah no.1dan langkah no.2 menggunakan set baru lima
tabung reaksi yang bersih;

g.

Dengan menggunakan pipet tambahkan 5 tetes darah ayam segar
secara keseluruhan untuk setiap tabung uji miringkan bagian bawah
tabung reaksi untuk menjamin pencampuran yang tepat;
h.

Amati warna dan penampilan dari larutan setelah 20 menit baik oleh
mata telanjang dan juga di bawah mikroskop.

2.

Pengukuran Penurunan Titik Beku
a.

Rakit alat pengukuran titik beku (titik lebur) sederhana beker gelas
akan berfungsi sebagai water bath.sebuah plat panas dari pembakar
Bunsen akan berfungsi sebagai sumber panas sebuah tabung reaksi
akan berfungsi sebagai sumber panas.Sebuah tabung reaksi akan
berfungsi sebagai water bath sekunder di mana termometer
dicelupkan;

b.

Campuran asam benzoat-asam stearat disiapkan sebagai berikut (atau
sebagai alternatef instruktur dapat mempersiapkan terlebih dahulu)
timbang 8 g asam stearat dan masukkan dalam sebuah gelas kimia 25
ml. Timbang 0,6 g asam benzoat. Panaskan asam stearat perlahanlahan di atas hot plat sampai meleleh (50 oC), tambahkan asam
benzoat ke dalam gelas aduk secara menyeluruh hingga diperoleh
larutan homogen. Dinginkan gelas kimia dalam air dingin untuk
mendapatkan sampel yang padat. Gerus sampai menjadi serbuk halus
dalam mortal;

c.

Setiap praktikan menyiapkan 4 tabung leleh kapiler untuk sampel (a)
asam stearat (b) 3 tabung asam benzoat 17 %;

d.

Susun tabung leleh sebagai berikut :
1) Ambil sejumlah kecil sampel dalam tabung leleh kapiler dengan
menekankan ujung tabung yang terbuka secara vertikal ke dalam
sampel.
2) Balikkan tabung kapiler usap kapiler dengan satu lembaran yang
memungkinkan padatan masuk di bagian bawah kapiler anda
hanya memerlukan satu sampai 5 mm sampai dalam tabung
kapiler.

e.

Ikat tabung kapiler dengan termometer menggunakan karet gelang
kecil dekat dengan ujung atas tabung pastikan untuk menyesuaikan
ujung kapiler dengan ujung termometer
f.

Ukur titik leleh setiap sampel sebagai berikut :
1) Jepit termometer dengan tabung kapiler yang melekat dan
rendam dalam thermostat sekunder diisi dengan air.
2) Turunkan thermostat sekunder ke dalam gelas berisi air dan
memulai proses pemanasan perhatikan titik leleh setiap sampel
dan catat pelelehan terjadi ketika anda mengamati pentusutan
pertama dalam sampel atau munculnya gelembung kecil (jangan
menunggu sampai seluruh sampel di kapiler menjadi bening).
3) Setelah mengambil titik lebur sampel pertama biarkan
thermostat mendingin hingga suhu ruang dengan menambahkan
air dingin. Anda harus memulai proses pemanasan untuk
mengamati titik leleh sampel kedua hanya setelah air di
thermostat primer dan sekunder setelah mencapai suhu kamar.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan
1.

Alat
Alat yang digunakan adalah cawan petri, deg gelas, gelas kimia, kaca
preparat, karet gelang, mikroskop, pipa kapiler, penjepit (klem), rak
tabung reaksi, statif, silet, tabung reaksi, dan termometer.

2.

Bahan
Bahan yang digunakan adalah asam benzoat, asam stearat, darah
ayam, daun bawang, larutan glukosa 0,1 M dan 0,5 M, larutan NaCl
0,89 % dan 0,3 %, seledri, dan wortel.

B. Cara Kerja
1.

Pengaruh Tonisitas terhadap Sel
a.

Disiapkan alat dan bahan;

b.

Diiris sampel setipis mungkin;

c.

Disiakan 20 tabung reaksi dimasukkan larutan glukosa 0,1 M dan 0,5
M, larutan NaCl 0,89 % dan 0,3 % ke tabung reaksi masing-masing
2 ml;

d.

Diamati setiap sampel di mikroskop dan difoto;

e.

Dimasukkan sampel ke setiap larutan yang berbeda, rendam selama
20 menit;

f.

Diamati kembali di mikroskop dan kembali difoto;

g.

Dilakukan perlakuan yang sama terhadap setiap sampel untuk
menguji larutan.

2.

Penurunan Titik Beku (

)

a.

Disiapkan alat dan bahan;

b.

Dilebur 3 gram asam stearat + asam benzoat 0,6 gram sampai
menjadi campuran homogen;
c.

Ditunggu hingga kering atau berbentuk padatan;

d.

Digerus padatan yang dihasilkan dengan mortal dan alu;

e.

Ditotolkan pipa kapiller pada stearat dan 3 pipa kapiler pada
campuran asam stearat dan benzoat;

f.

Diikat termometer ke lengan pipa kapiler menggunakan karet
gelang;

g.

Dimasukkan pipa kapiler ke gelas kimia berisi air;

h.

Dipanaskan

gelas

gelembung;
i.

Dicatat hasilnya.

kimia

kemudian

diamati

hingga

muncul
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
1.

Pengaruh Tonisitas Larutan terhadap Sel
Sampel

Larutan

Pengamatan Sel

Batang

Ket : Hipotonis

Ket: Normal

Ket : Hipotonis

Ket: Normal

3)

Ket : Hipertonis

Ket: Normal

2)

Setelah direndam

Ket: Normal

1)

Sebelum direndam

Ket : Hipertonis

Aquadest

NaCl 0,89 %

NaCl 3 %

Seledri

4)

5)

Glukosa
0,1M

Glukosa
0,5M
Ket: Normal

Ket : Hipotonis
1)

Aquadest
Ket: Normal

Ket: Normal

Daun

Ket : Hipotonis

Ket: Normal

3)

Ket : Hipertonis

Ket: Normal

2)

Ket : Hipertonis

Ket : Hipertonis

Ket: Normal

Ket : Hipotonis

NaCl 0,89 %

NaCl 3 %

Bawang

4)

5)

Glukosa
0,1M

Glukosa
0,5M
1)

Aquadest
Ket: Normal

Ket: Normal

Wortel

4)

5)

Ket : Hipotonis

Ket: Normal

3)

Ket : Hipotonis

Ket: Normal

2)

Ket : Hipertonis

Ket : Hipertonis

Ket: Normal

Ket : Hipotonis

NaCl 0,89 %

NaCl 3 %

Glukosa
0,1M

Glukosa
0,5M
1)

Aquadest
Ket : Normal
Ket : Hipertonis

2)

NaCl 0,89 %
Ket : Normal
Ket : Isotonis

3)

NaCl 3 %

Darah
Ket : Normal

Ket : Normal

4)

5)

Ket : Hipotonis

Ket : Hipertonis

Ket : Normal

Ket : Hipotonis

Glukosa
0,1M

Glukosa
0,5M
2.

Pengukuran Penurunan Titik Beku
Sampel

Suhu (°C)

1.

Asam Stearat

60

2.

Asam Stearat + Asam Benzoat

56

B. Perhitungan
1.

Pembuatan NaCl 0,3% untuk 100 ml air

2.

Pembuatan NaCl 0,89% untuk 100 ml air

3.

Pembuatan Glukosa 0,1 M untuk 100 ml air

4.

Pembuatan Glukosa 0,5 M untuk 100 ml air

5.
BAB V
PEMBAHASAN

Sifat koligatif larutan merupakan sifat-sifat larutan yang hanya ditentukan
oleh jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Sifat
koligatif larutan ini dibedakan menjadi dua yaitu, sifat koligatif larutan elektrolit
dan sifat koligatif nonelektrolit yang dibedakan pada kemampuan suatu larutan
untuk mengion. (Tim Dosen Kimia UNHAS, 2008:81)
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme yaitu, difusi sederhana (simple diffusion),
difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein trans membran (simple
diffusion by chanel fromed), dan difusi difasilitasi (fasiliated diffusion).
Osmosis adalah proses pemindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutnya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeabel.
Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. Larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika
larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada
di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. (Tim Dosen Kimia UNHAS,
2009:70-71)
Apabila suatu sampel dicampur dengan suatu larutan dan terjadi perubahan
sel, maka akan ada dua hasilnya, hipertonis atau hipotonis. Jika ruang sel pada
sampel itu semakin besar, maka larutan itu bersifat. Sedangkan jika ruang sel pada
sampel menciut, maka larutan itu bersifat hipertonis.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, gelas
ukur, kaki tiga, karet gelang, mikroskop, pembakar spiritus, pipa kapiler,
termometer, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades,
asam benzoat, asam stearat, darah ayam, daun bawang, glukosa, NaCl, kloral
hidrat, seledri, dan wortel.
Cara kerja percobaan ini adalah, untuk pengaruh tonisitas mula-mula sampel
(wortel, daun bawang, seledri, dan darah ayam) diiris setipis mungkin lalu diamati
ruang sel masing-masing sampel pada mikroskop, setelah itu barulah dimasukkan
setiap sampel masing-masing ke dalam lima tabung reaksi dengan pelarut
(aquades, NaCl 0,89%, Nacl 3%, glukosa 0,1 M, dan glukosa 0,5 M). Kemudian
didiamkan selama ± 20 menit, setelah itu diamati kembali ruang sel sampel pada
mikroskop. Dari kedua pengamatan melalui mikroskop, dibandingkan keduanya
lalu dicatat hasilnya. Untuk percobaan penurunan titik beku, pertama-tama
dipanaskan asam stearat 3 gram lalu dicampur dengan 0,6 gram asam benzoat dan
diaduk. Setelah itu, didinginkan dalam air dingin agar menjadi padat lalu digerus
menjadi serbuk-serbuk halus. Pada serbuk tadi, ditotolkan satu pipa kapiler pada
asam stearat dan tiga pipa kapiler untuk asam benzoat, lalu diikatkan pada
termometer dengan karet gelang. Diturunkan termometer pada gelas berisi air lalu
dipanaskan, diperhatikan titik leburnya dan dicatat hasilnya.
Dalam percobaan ini didapatkan hasil antara lain, terjadi perubahan bentuk
sel, ada yang mengembang dan ada yang menciut dikarenakan pengaruh dari
larutan. Juga didapatkan titik beku pada percobaan kedua, yaitu 60o-56o C.
penurunan titik beku didapatkan 0,2304oC/mol.
Dalam percobaan ini, terdapat kesalahan atau perbedaan misalnya pada saat
pengambilan gambar bentuk sel melalui mikroskop terdapat beberapa perbedaan
bentuk mungkin dikarenakan penggunaan mikroskop yang kurang benar.
Sifat koligatif Larutan ketat hubungannya dengan dunia farmasi Contohnya
pada infus,Tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena
mempertimbangkan tekanan osmosis. Konsep ini penting dalam penggunaan
cairan tubuh atau bahan makanan yang tidak bisa dimasukkan melalui pembuluh
darah. Cairan infus harus isotonis dengan cairan darah, Jika tidak maka akan
terjadi pemisahan pada sel darah.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.

Tonisitas Sel
a.

Aquadest
Hasil dari pencampuran sampel dengan aquadest, semuanya
hipertonis.

b.

NaCl 0,89%
Hasil dari pencampuran sampel dengan NaCl 0,89%, semuanya
hipotonis keculai darah ayam.

c.

NaCl 3%
Hasil dari pencampuran sampel dengan NaCl 3%, semuanya
hipotonis.

d.

Glukosa 0,1 M
Hasil dari pencampuran sampel dengan glukosa 0,1 M,
semuanya hipertonis.

e.

Glukosa 0,5 M
Hasil dari pencampuran sampel dengan glukosa 0,5 M,
semuanya hipotonis.

2.

Penurunan Titik Beku
Penurunan titik beku yang didapatkan dalam percobaan yaitu sebesar
4

dan Kf yang didapatkan adalah sebesar 0,2304

l.

B. Saran
1.

Laboratorium
Kebersihan dan kelengkapan alat-alatnya agar diperhatikan.

2.

Asisten
Terima kasih untuk bimbingan dan dampingannya semoga tidak bosanbosan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pom. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI. 1979
Respati. Ilmu Kimia. Jakarta : Renika Cipta. 2009
Oxtoby. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga. 2001
Petrucci, H. Ralph Suminar. Kimia Dasar 1. Jakarta ; Erlangga. 1985.
Quintus, Fernando. Kimia Analitik. Yogyakarta : Andi. 2009
Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga. 1994
Tim Dosen Kimia Dasar. Kimia Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin.
2004
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : UIN
Alauddin. 2011
Sudarmono. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga. 2006
SKEMA KERJA

1.

Pengaruh Tonisitas

Aquadest

NaCl 0,89%

NaCl 3%

Seledri, daun bawang,
wortel, dan darah ayam

Didiamkan 20 menit

Diamati pada mikroskop

Catat hasil

Glukosa 0,1 M

Glukosa 0,5 M

Diamati pada mikroskop
sebelumnya
2.

Penurunan Titik Beku

Cera alba
3 gram

Dilebur

Cera alba
3 gram

Digerus

Ditotolkan pipa kapiler

1 pipa
Cera alba

3 pipa
Cera alba +
asam benzoat
Diikat dengan termometer

Dicelupkan ke dalam aquadest

Dipanaskan pada spiritus

Catat hasil

Contenu connexe

Tendances

Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)samira_fa34
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapanhengkinugraha
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiSMAN 4 MERLUNG
 

Tendances (20)

Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 

En vedette

Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekelmakrufi
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanElia Cahyani
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTriza sofia
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Asriani Buhari Noni
 

En vedette (6)

Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflek
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
 

Similaire à PENURUNAN TITIK BEKU

Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan AyubDovaRiady
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptBayuPermana43
 
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptxMateri-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptxsoufamalita1
 
Bab 1 sifat koligatif kelas xii
Bab 1 sifat koligatif kelas xiiBab 1 sifat koligatif kelas xii
Bab 1 sifat koligatif kelas xiiSinta Sry
 
Bab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XII
Bab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XIIBab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XII
Bab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XIIBayu Ariantika Irsan
 
Bab 1 sifat koligatif larutan
Bab 1 sifat koligatif larutanBab 1 sifat koligatif larutan
Bab 1 sifat koligatif larutanwafiqasfari
 
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01sanoptri
 
sifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutansifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutanmfebri26
 
sifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutansifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutanmfebri26
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Muhammad Fadhillah
 
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTANSIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTANelitriana88
 
Sifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptSifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptnana883370
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolitcatatantutor
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptWidiaRahmi2
 

Similaire à PENURUNAN TITIK BEKU (20)

Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.ppt
 
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptxMateri-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
 
Bab 1 sifat koligatif kelas xii
Bab 1 sifat koligatif kelas xiiBab 1 sifat koligatif kelas xii
Bab 1 sifat koligatif kelas xii
 
Bab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XII
Bab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XIIBab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XII
Bab1 sifat Koligatif larutan | Kimia Kelas XII
 
Bab 1 sifat koligatif larutan
Bab 1 sifat koligatif larutanBab 1 sifat koligatif larutan
Bab 1 sifat koligatif larutan
 
Bab1 sifa
Bab1 sifaBab1 sifa
Bab1 sifa
 
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
 
sifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutansifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutan
 
sifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutansifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutan
 
Sifat Koligatif
Sifat KoligatifSifat Koligatif
Sifat Koligatif
 
kimia Fisik
kimia Fisikkimia Fisik
kimia Fisik
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
 
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTANSIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
 
Sifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptSifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.ppt
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.ppt
 

Plus de Abulkhair Abdullah (20)

Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Marine Pharmacognosy
Marine PharmacognosyMarine Pharmacognosy
Marine Pharmacognosy
 
Slimming Agent
Slimming AgentSlimming Agent
Slimming Agent
 
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obatMolekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Tnf alpha
Tnf alphaTnf alpha
Tnf alpha
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Gandaria
GandariaGandaria
Gandaria
 

Dernier

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Dernier (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

PENURUNAN TITIK BEKU

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila ke dalam air mendidih dimasukkan sejumlah garam dapur, maka air akan segera berhenti mendidih dan beberapa saat kemudian akan mulai mendidih kembali. Dari contoh tersebut, dapat kita ketahui bahwa terdapat perubahan fisis dari suatu zat bila ke dalamnya dilarutkan sejumlah zat lain. Tentu jumlah zat terlarut mempengaruhi sifat fisis larutan. Sifat fisis larutan yang berkaitan dengan jumlah zat terlarut suatu poelarut disebut sifat koligatif larutan. Di alam hampir sudah tidak ditemukan zat air murni. Hampir semua cairan yang ada berbentuk campuran atau larutan. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Hal ini juga tentu berpengaruh terhadap sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat pelarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. Konsentrasi menyatakan komposisi secara kuintatif perbandingan zat terlarut dengan pelarut dan larutan. Ada beberapa cara untuk menyatakan secara kuintatif komposisi tersebut, antara lain adalah molaritas, molalitas, dan fraksi mol. Ketiganya akan menjadi dasar untuk mempelajari sifat koligatif larutan. Dan sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif non elektrolit. Sifat koligatif larutan penting untuk dipahami karena sangat berhubungan dengan dunia farmasi dalam proses pembuatan cairan infus, di mana
  • 2. tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena mempertimbangkan tekanan osmosis. Konsep ini penting untuk penggantian cairan tubuh yang tidak bisa dimasukkan melalui pembuluh darah cairan infus. Cairan infus harus isotonis dengan cairan darah karena jika tidak, maka akan terjadi kerusakan pada sel darah. Oleh karena itu konsentrasinya perlu disesuaikan. (Sudarmo, 2006) B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami sifat-sifat koligatif larutan. 2. Tujuan Percobaan a. Menunjukkan penurunan titik beku dan memperoleh konstanta penurunan titk beku. b. Menunjukkan pengaruh tonisitas pada sel. C. Prinsip Percobaan Penentuan penurunan titik beku dan konstanta titik beku asam stearat dengan menggunakan asam benzoat sebagai zat terlarut yang diamati titik lelehnya ditandai dengan terbentuknya gelembung pada pipa kapilar. Penentuan pengaruh tonisitas pada sel daun bawang, wortel, seledri, dan sel darah dengan menggunakan pelarut aquades. Nacl 0,89%, Nacl 3%, glukosa 1 M dan glukosa 0,5 M yang diamati di bawah mikroskop dan dengan mata telanjang.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut bukan pada jenis zat atau komponen yang ada dalam larutan. (Tim Dosen Kimia, 2000:28 ) Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing penyusunnya tidak dapat dibedakan secara fisik. Sebab-sebab kelarutan sering kali dikatakan bahwa kelarutan itu disebabkan oleh gaya-gaya molekular. Dilihat dari kenyataan bahwa dua gas bercampur dalam semua perbandingan dan memiliki kelarutan yang saling tidak terbatas, pencampuran bukan disebabkan oleh aksi timbal-balik, tetapi oleh gerak molekul dan kenyataan bahwa keadaan bercampur sangat mungkin dari keadaan tidak bercampur. Kelarutan timbal balik gas karenanya adalah aspek dari awal statistik hukum kedua. Pada larutan elektrolit mengalami peruraian (disosiasi), misalnya larutan NaCl mengalami ionisasi menjadi ion Na dan Cl. Dalam pembahasan sifatsifat koligatif larutan elektrolit Van Hoff memodifikasi persamaan sifat koligatif larutan non-elektrolit dengan menambahkan suatu ketetapan yang sering disebut dengan faktor Van Hoff (i) di mana adalah perbandingan antara harga sifat-sifat koligatif yang diukur dan harga sifat koligatif yang terhitung. Untuk larutan non-elektrolit, nilai i = 1 sedangkan untuk larutan elektrolit nilai i ≠ 1. i= (Sumardjo, 2006:43)
  • 4. Sifat koligatif larutan adalah sifat yang nilainya bervariasi, sebanding dengan jumlah partikel-pertikel solut yang ada dalam larutan dengan volume tertentu. Terdapat empat sifat fisika yang penting dan berubah secara perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat terlarut yaitu : 1. Penurunan Tekanan Uap Jika suatu solut (yang tidak dapat menguap) dilarutkan dalam solven (yang dapat menguap) tekanan uap larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap pelarut murni. Hal ini disebabkan karena pada permukaan larutan terdapat interaksi antara zat terlarut dan pelarut sehingga laju penguapan tersebut berkurang akibatnya tekanan uap larutan menjadi turun. Selisih antara tekanan uap pelarut murni dengan tekanan uap larutan disebut penurunan tekanan uap (ΔP). : Diagram untuk pelarut : Diagram untuk larutan Pada suhu tertentu, tekanan uap pelarut murni Po atmosfer dan tekanan uap larutan P atmosfer. Penurunan tekanan uap dirumuskan sebagai : ΔP = Po – P Tekanan uap larutan ideal berlaku hukum Raoult : P = X1 Po
  • 5. karena X1 = (1- X2), maka : P = (1- X2) Po = Po – X2 Po ΔP = X2 Po atau X2 = Di mana X1 dan X2 masing-masing adalah fraksi mol pelarut dan zat terlarut. Dari persamaan terlihat, harga ΔP berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut. Makin banyak partikel zat terlarut, berarti makin besar pula penurunan tekanan uapnya. ΔP dapat digunakan untuk menentukan berat molekul zat terlarut yang sukar menguap dengan mengukur tekanan uap larutan dan menghitung fraksi molnya. (Ahmad, 1996:76) 2. Kenaikan Titik Didih Larutan Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi maupun lebih rendah daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap, dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut itu tak atsiri (tidak menguap) misalnya gula, larutan air itu mendidih pada suatu temperatur yang lebih tinggi daripada titik didih air. Dalam hal larutan etil alkohol-air, etil alkohol (titik didih 78,3 ) mempunyai kecendrungan yang lebih besar untuk menjadi uap air daripada air. Tekanan uap larutan (jumlah tekanan uap etil alkohol dan tekanan uap air) sama dengan tekanan atmosfer pada temperatur di bawah 100 . Artinya, titik didih larutan terletak di bawah titik didih air murni. Hukum sifat koligatif tidak berlaku untuk larutan dengan zat-zat terlarut atsiri, seperti larutan etil alkohol-air. (Keenan, dkk, 1984:436)
  • 6. A = Titik didih air pada 100 B = Titik pada 100 dan tekanan uap 1 atm. dan tekanan uap kurang dari 1 atm, di mana larutan belum mendidih. C = Titik pada tekanan uap 1 atm dan suhu lebih besar dari 100 di mana larutan mendidih. Jika titik didih pelarut (Tb ) dan titik didih larutan (Tb), maka kenaikan titik didih dapat dirumuskan ; Tb = Tb - Tb Pada penentuan Tb, satuan konsentrasi yang digunakan adalah molalitas (m) karena tidak dipengaruhi oleh suhu. Satuan molaritas tidak sesuai, karena suhu mempengaruhi volume larutan. Besarnya kenaikan titik didih dirumuskan Raoult, sebagai ; Tb = Kb m atau Tb = Kb x x di mana : W = massa zat terlarut (g) M = berat molekul zat terlarut (g/mol) P = massa zat pelarut (g)
  • 7. Kb = tetapan kenaikan titik didih ( /mol) (Chang, 2003:12) 3. Penurunan Titik Beku Akibat lain dari turunnya tekanan uap larutan adalah turunnya titik beku. Suhu pada saat larutan mulai membeku pada tekanan luar 1 atm disebut titik beku. Titik beku normal air adalah 0 . Jika air murni didinginkan pada 0 , maka air tersebut akan membeku dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm. Tetapi bila dalam ke dalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap seperti gula, maka pada suhu 0 ternyata larutan belum membeku. Tekanan uap permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat tercapai bila suhu larutan diturunkan. Setelah tekanan uap mencapai 1 atm, larutan akan membeku. Besarnya titik beku larutan ini lebih rendah dari 0 atau lebih rendah dari titik beku pelarutnya. Turunya titik beku larutan dari titik beku pelarutnya disebut penurunan titik beku ( Tf). Jika titik beku pelarut Tf dan titik beku larutan Tf maka penurunan titik beku dapat dirumuskan : Tf = Tf - Tf A = Titik beku air pada 0 dan tekanan uap 1 atm.
  • 8. B = Titik pada 0 dan tekanan uap kurang dari 1 atm, di mana larutan belum membeku. C = Titik pada tekanan uap 1 atm dan suhu lebih kecil dari 0 di mana larutan membeku. Besarnya Tf larutan juga dapat bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Menurut Raoult, untuk larutan yang sangat encer berlaku : Tf = Kf m atau Tf = Kf x x di mana ; W = massa zat terlarut (g) M = berat molekul zat terlarut (g/mol) P = massa zat pelarut (g) Kf = tetapan kenaikan titik beku ( /mol) (Ketut, 2004:79-84) 4. Tekanan Osmotik (Osmosis) Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-molekul pelarut dari encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput membran/penyekat semipermeable. Peristiwa osmosis kelihatanya berlawanan dengan pengalaman di mana penyebaran partikel (difusi) umumnya terjadi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke rendah. Pada osmosis larutan dipisahkan oleh selaput semipermeable sehingga difusi terjadi dari arah sebaliknya. Difusi ini hanya terjadi pada molekul-molekul pelarut atau zat-zat yang berukuran kecil, sedangkan molekul berukuran besar tertahan oleh membran. Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif, karena hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada jenisnya. Berrdasarkan percobaan Van’t Hoff (1885) mendapatkan bahwa untuk larutan encer
  • 9. rumusan tekanan osmotik mempunyai kesamaan dengan tekanan suatu gas. Pada suhu (T) tetap, tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi. Secara matematis ditulis : (T tetap) Pada konsentrasi (C) tetap, tekanan osmotik berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. (C tetap) Gabungan dari dua persamaan di atas, diperoleh : atau (tetap) karena konsentrasi berbanding terbalik dengan volume, maka untuk n mol zat terlarut berlaku : (tetap) di mana K adalah suatu tetapan yang sama besarnya dengan tetapan gas R. Persamaan menjadi : πv=nRT Rumus ini mirip dengan persmaan gas ideal pv = nRT. Persamaan selanjutnya juga dapat ditulis : π= RT untuk n/v = M maka : π=MRT di mana : π = Tekanan osmotik (atm) M = Molaritas larutan (mol/L) R = Tetapan gas (0,0821 L atm mol-1K-1) T = Suhu mutlak (K) (Syukri,2005:86-89)
  • 10. B. Uraian Bahan 1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96) Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : air Suling Rumus Molekul : H2O Berat Molekul : 18,02 Rumus Bangun : H-O-H Pemerian : cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa Kelarutan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan 2. : larut dalam semua zat : sampel tonisitas Glukosa (Dirjen POM, 1979 : 268) Nama resmi Nama Lain : glukosa Rumus Molekul : C6H12O6 Berat Molekul : 198,17 Pemerian : hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan 3. : GLUCOSUM : sampel tonisitas NaCl (Dirjen POM,1979 : 403) Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM Nama Lain : natrium Klorida
  • 11. Rumus Molekul : NaCl Berat Molekul : 58,44 Rumus Bangun : Na-Cl Pemerian : hablur heksahidrat atau serbuk hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air sukar larut dalam etanol Penyimpanan Kegunaan 4. : dalam wadah tertutup rapat : sampel tonisitas Asam Benzoat (Dirjen POM,1979 : 49) Nama Resmi : ACIDUM BENZOICUM Nama Lain : asam benzoat Rumus Molekul : C7H6O2 Berat Molekul : 132,12 Pemerian : hablur heksahidrat, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau Kelarutan : larut dalam 350 bagian air, larut dalam 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter P Penyimpanan Kegunaan 5. : dalam wadah tertutup baik : sampel penurunan titik beku Asam Stearat (Dirjen POM, 1979 : 157-158) Nama Resmi : ACIDUM STEARICUM Nama Lain : asam stearat Rumus Molekul : C18H36O2
  • 12. Berat Molekul : 284,36 Pemerian : zat padat keras mengkilap, menunjukkan susunan hablur putih atau kuning pucat mirip lemak lilin Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,larut dalam 20 bagian etanol(95%)P ,dalam 2 bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter P Penyimpanan : dalam wadah tertutup Kegunaan : sampel penurunan titik beku C. Prosedur Kerja (Tim Asisten Fisika Dasar, 2011 : 12-13) 1. Pengaruh Tonisitas Larutan terhadap Sel a. Amati tabung reaksi yang bersih, berikan label a, b, c, d, dan e; b. Masukkan 2 ml larutan berikut ini sesuai dengan label masingmasing : 1) Aquadest 2) NaCL 0,89% 3) NaCL 3% 4) Glukosa 0,1 M 5) Glukosa 0,5 M c. Untuk setiap tabung reaksi tambahkan irisan wortel tipis sekitar 0,5 mm yang segar daun bawang dan seledri; d. Masukkan tabung reaksi di rak tabung dan tunggu sampai anda menyelesaikan semua percobaan yang lain; e. Perhatikan tampilan dengan mata telanjang dan juga di bawah mikroskop; f. Ulangi langkah no.1dan langkah no.2 menggunakan set baru lima tabung reaksi yang bersih; g. Dengan menggunakan pipet tambahkan 5 tetes darah ayam segar secara keseluruhan untuk setiap tabung uji miringkan bagian bawah tabung reaksi untuk menjamin pencampuran yang tepat;
  • 13. h. Amati warna dan penampilan dari larutan setelah 20 menit baik oleh mata telanjang dan juga di bawah mikroskop. 2. Pengukuran Penurunan Titik Beku a. Rakit alat pengukuran titik beku (titik lebur) sederhana beker gelas akan berfungsi sebagai water bath.sebuah plat panas dari pembakar Bunsen akan berfungsi sebagai sumber panas sebuah tabung reaksi akan berfungsi sebagai sumber panas.Sebuah tabung reaksi akan berfungsi sebagai water bath sekunder di mana termometer dicelupkan; b. Campuran asam benzoat-asam stearat disiapkan sebagai berikut (atau sebagai alternatef instruktur dapat mempersiapkan terlebih dahulu) timbang 8 g asam stearat dan masukkan dalam sebuah gelas kimia 25 ml. Timbang 0,6 g asam benzoat. Panaskan asam stearat perlahanlahan di atas hot plat sampai meleleh (50 oC), tambahkan asam benzoat ke dalam gelas aduk secara menyeluruh hingga diperoleh larutan homogen. Dinginkan gelas kimia dalam air dingin untuk mendapatkan sampel yang padat. Gerus sampai menjadi serbuk halus dalam mortal; c. Setiap praktikan menyiapkan 4 tabung leleh kapiler untuk sampel (a) asam stearat (b) 3 tabung asam benzoat 17 %; d. Susun tabung leleh sebagai berikut : 1) Ambil sejumlah kecil sampel dalam tabung leleh kapiler dengan menekankan ujung tabung yang terbuka secara vertikal ke dalam sampel. 2) Balikkan tabung kapiler usap kapiler dengan satu lembaran yang memungkinkan padatan masuk di bagian bawah kapiler anda hanya memerlukan satu sampai 5 mm sampai dalam tabung kapiler. e. Ikat tabung kapiler dengan termometer menggunakan karet gelang kecil dekat dengan ujung atas tabung pastikan untuk menyesuaikan ujung kapiler dengan ujung termometer
  • 14. f. Ukur titik leleh setiap sampel sebagai berikut : 1) Jepit termometer dengan tabung kapiler yang melekat dan rendam dalam thermostat sekunder diisi dengan air. 2) Turunkan thermostat sekunder ke dalam gelas berisi air dan memulai proses pemanasan perhatikan titik leleh setiap sampel dan catat pelelehan terjadi ketika anda mengamati pentusutan pertama dalam sampel atau munculnya gelembung kecil (jangan menunggu sampai seluruh sampel di kapiler menjadi bening). 3) Setelah mengambil titik lebur sampel pertama biarkan thermostat mendingin hingga suhu ruang dengan menambahkan air dingin. Anda harus memulai proses pemanasan untuk mengamati titik leleh sampel kedua hanya setelah air di thermostat primer dan sekunder setelah mencapai suhu kamar.
  • 15. BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan adalah cawan petri, deg gelas, gelas kimia, kaca preparat, karet gelang, mikroskop, pipa kapiler, penjepit (klem), rak tabung reaksi, statif, silet, tabung reaksi, dan termometer. 2. Bahan Bahan yang digunakan adalah asam benzoat, asam stearat, darah ayam, daun bawang, larutan glukosa 0,1 M dan 0,5 M, larutan NaCl 0,89 % dan 0,3 %, seledri, dan wortel. B. Cara Kerja 1. Pengaruh Tonisitas terhadap Sel a. Disiapkan alat dan bahan; b. Diiris sampel setipis mungkin; c. Disiakan 20 tabung reaksi dimasukkan larutan glukosa 0,1 M dan 0,5 M, larutan NaCl 0,89 % dan 0,3 % ke tabung reaksi masing-masing 2 ml; d. Diamati setiap sampel di mikroskop dan difoto; e. Dimasukkan sampel ke setiap larutan yang berbeda, rendam selama 20 menit; f. Diamati kembali di mikroskop dan kembali difoto; g. Dilakukan perlakuan yang sama terhadap setiap sampel untuk menguji larutan. 2. Penurunan Titik Beku ( ) a. Disiapkan alat dan bahan; b. Dilebur 3 gram asam stearat + asam benzoat 0,6 gram sampai menjadi campuran homogen;
  • 16. c. Ditunggu hingga kering atau berbentuk padatan; d. Digerus padatan yang dihasilkan dengan mortal dan alu; e. Ditotolkan pipa kapiller pada stearat dan 3 pipa kapiler pada campuran asam stearat dan benzoat; f. Diikat termometer ke lengan pipa kapiler menggunakan karet gelang; g. Dimasukkan pipa kapiler ke gelas kimia berisi air; h. Dipanaskan gelas gelembung; i. Dicatat hasilnya. kimia kemudian diamati hingga muncul
  • 17. BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Tabel Pengamatan 1. Pengaruh Tonisitas Larutan terhadap Sel Sampel Larutan Pengamatan Sel Batang Ket : Hipotonis Ket: Normal Ket : Hipotonis Ket: Normal 3) Ket : Hipertonis Ket: Normal 2) Setelah direndam Ket: Normal 1) Sebelum direndam Ket : Hipertonis Aquadest NaCl 0,89 % NaCl 3 % Seledri 4) 5) Glukosa 0,1M Glukosa 0,5M Ket: Normal Ket : Hipotonis
  • 18. 1) Aquadest Ket: Normal Ket: Normal Daun Ket : Hipotonis Ket: Normal 3) Ket : Hipertonis Ket: Normal 2) Ket : Hipertonis Ket : Hipertonis Ket: Normal Ket : Hipotonis NaCl 0,89 % NaCl 3 % Bawang 4) 5) Glukosa 0,1M Glukosa 0,5M
  • 19. 1) Aquadest Ket: Normal Ket: Normal Wortel 4) 5) Ket : Hipotonis Ket: Normal 3) Ket : Hipotonis Ket: Normal 2) Ket : Hipertonis Ket : Hipertonis Ket: Normal Ket : Hipotonis NaCl 0,89 % NaCl 3 % Glukosa 0,1M Glukosa 0,5M
  • 20. 1) Aquadest Ket : Normal Ket : Hipertonis 2) NaCl 0,89 % Ket : Normal Ket : Isotonis 3) NaCl 3 % Darah Ket : Normal Ket : Normal 4) 5) Ket : Hipotonis Ket : Hipertonis Ket : Normal Ket : Hipotonis Glukosa 0,1M Glukosa 0,5M
  • 21. 2. Pengukuran Penurunan Titik Beku Sampel Suhu (°C) 1. Asam Stearat 60 2. Asam Stearat + Asam Benzoat 56 B. Perhitungan 1. Pembuatan NaCl 0,3% untuk 100 ml air 2. Pembuatan NaCl 0,89% untuk 100 ml air 3. Pembuatan Glukosa 0,1 M untuk 100 ml air 4. Pembuatan Glukosa 0,5 M untuk 100 ml air 5.
  • 22. BAB V PEMBAHASAN Sifat koligatif larutan merupakan sifat-sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Sifat koligatif larutan ini dibedakan menjadi dua yaitu, sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif nonelektrolit yang dibedakan pada kemampuan suatu larutan untuk mengion. (Tim Dosen Kimia UNHAS, 2008:81) Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme yaitu, difusi sederhana (simple diffusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein trans membran (simple diffusion by chanel fromed), dan difusi difasilitasi (fasiliated diffusion). Osmosis adalah proses pemindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutnya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. Larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. (Tim Dosen Kimia UNHAS, 2009:70-71) Apabila suatu sampel dicampur dengan suatu larutan dan terjadi perubahan sel, maka akan ada dua hasilnya, hipertonis atau hipotonis. Jika ruang sel pada sampel itu semakin besar, maka larutan itu bersifat. Sedangkan jika ruang sel pada sampel menciut, maka larutan itu bersifat hipertonis. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, gelas ukur, kaki tiga, karet gelang, mikroskop, pembakar spiritus, pipa kapiler, termometer, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades,
  • 23. asam benzoat, asam stearat, darah ayam, daun bawang, glukosa, NaCl, kloral hidrat, seledri, dan wortel. Cara kerja percobaan ini adalah, untuk pengaruh tonisitas mula-mula sampel (wortel, daun bawang, seledri, dan darah ayam) diiris setipis mungkin lalu diamati ruang sel masing-masing sampel pada mikroskop, setelah itu barulah dimasukkan setiap sampel masing-masing ke dalam lima tabung reaksi dengan pelarut (aquades, NaCl 0,89%, Nacl 3%, glukosa 0,1 M, dan glukosa 0,5 M). Kemudian didiamkan selama ± 20 menit, setelah itu diamati kembali ruang sel sampel pada mikroskop. Dari kedua pengamatan melalui mikroskop, dibandingkan keduanya lalu dicatat hasilnya. Untuk percobaan penurunan titik beku, pertama-tama dipanaskan asam stearat 3 gram lalu dicampur dengan 0,6 gram asam benzoat dan diaduk. Setelah itu, didinginkan dalam air dingin agar menjadi padat lalu digerus menjadi serbuk-serbuk halus. Pada serbuk tadi, ditotolkan satu pipa kapiler pada asam stearat dan tiga pipa kapiler untuk asam benzoat, lalu diikatkan pada termometer dengan karet gelang. Diturunkan termometer pada gelas berisi air lalu dipanaskan, diperhatikan titik leburnya dan dicatat hasilnya. Dalam percobaan ini didapatkan hasil antara lain, terjadi perubahan bentuk sel, ada yang mengembang dan ada yang menciut dikarenakan pengaruh dari larutan. Juga didapatkan titik beku pada percobaan kedua, yaitu 60o-56o C. penurunan titik beku didapatkan 0,2304oC/mol. Dalam percobaan ini, terdapat kesalahan atau perbedaan misalnya pada saat pengambilan gambar bentuk sel melalui mikroskop terdapat beberapa perbedaan bentuk mungkin dikarenakan penggunaan mikroskop yang kurang benar. Sifat koligatif Larutan ketat hubungannya dengan dunia farmasi Contohnya pada infus,Tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena mempertimbangkan tekanan osmosis. Konsep ini penting dalam penggunaan cairan tubuh atau bahan makanan yang tidak bisa dimasukkan melalui pembuluh darah. Cairan infus harus isotonis dengan cairan darah, Jika tidak maka akan terjadi pemisahan pada sel darah.
  • 24. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tonisitas Sel a. Aquadest Hasil dari pencampuran sampel dengan aquadest, semuanya hipertonis. b. NaCl 0,89% Hasil dari pencampuran sampel dengan NaCl 0,89%, semuanya hipotonis keculai darah ayam. c. NaCl 3% Hasil dari pencampuran sampel dengan NaCl 3%, semuanya hipotonis. d. Glukosa 0,1 M Hasil dari pencampuran sampel dengan glukosa 0,1 M, semuanya hipertonis. e. Glukosa 0,5 M Hasil dari pencampuran sampel dengan glukosa 0,5 M, semuanya hipotonis. 2. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku yang didapatkan dalam percobaan yaitu sebesar 4 dan Kf yang didapatkan adalah sebesar 0,2304 l. B. Saran 1. Laboratorium Kebersihan dan kelengkapan alat-alatnya agar diperhatikan. 2. Asisten Terima kasih untuk bimbingan dan dampingannya semoga tidak bosanbosan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada praktikan.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Pom. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI. 1979 Respati. Ilmu Kimia. Jakarta : Renika Cipta. 2009 Oxtoby. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga. 2001 Petrucci, H. Ralph Suminar. Kimia Dasar 1. Jakarta ; Erlangga. 1985. Quintus, Fernando. Kimia Analitik. Yogyakarta : Andi. 2009 Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga. 1994 Tim Dosen Kimia Dasar. Kimia Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin. 2004 Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : UIN Alauddin. 2011 Sudarmono. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga. 2006
  • 26. SKEMA KERJA 1. Pengaruh Tonisitas Aquadest NaCl 0,89% NaCl 3% Seledri, daun bawang, wortel, dan darah ayam Didiamkan 20 menit Diamati pada mikroskop Catat hasil Glukosa 0,1 M Glukosa 0,5 M Diamati pada mikroskop sebelumnya
  • 27. 2. Penurunan Titik Beku Cera alba 3 gram Dilebur Cera alba 3 gram Digerus Ditotolkan pipa kapiler 1 pipa Cera alba 3 pipa Cera alba + asam benzoat Diikat dengan termometer Dicelupkan ke dalam aquadest Dipanaskan pada spiritus Catat hasil