Nabi Musa menangis melihat Nabi Muhammad di langit keenam. Ia berkata kepada Nabi bahwa umatnya akan menyusulnya, dan menanyakan tanda-tanda kedatangan hari kiamat. Nabi menjelaskan beberapa tanda tersebut.
2.
Mi’raj (Bagian 2)
Hakikat Mi’raj
Sambutan Penduduk Langit
Para Anbiya u yang Ditemui
Tiba di Sidratil Muntaha
Perintah Shalat 5 Waktu
IQRO Foundation, Sydney, Australia
3.
Mi’raj adalah kelanjutan dari Isra’ sebelumnya pada
malam yang sama, di mana Nabi di-naik-kan oleh
Allah ke langit hingga batas pengetahuan makhluk.
Nabi mi’raj dari ash-Shakhra, di Masjid Al-Aqsha.
Perbedaan pendapat:
Mi’raj Nabi dengan buraq.
Mi’raj Nabi dengan tangga dari ash-Shakhra.
Mi’raj sendiri secara Bahasa berarti: tangga (jamak dari
Mi’raj adalah Ma’arij).
Nabi Mi’raj dengan ruh dan jasad.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Hakikat Mi’raj
4. IQRO Foundation, Sydney, Australia
Tempat Mi’raj RasuluLlah
Sumber: KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina)
The Rock
5.
...َّمُثىَلِإ َانِب َجَرَعِاءَمَّسال،ْفَتْساَفَليِقَف ،ُلي ِْرب ِج َحَت:َأ َنَمَلاَق ؟َتْن:
َليِق ،ُلي ِْرب ِج:َلاَق ؟َكَعَم ْنَم َو:َّمَحُمَليِق ،ٌد:ْيَلِإ َثِعُب ْدَق َوَلاَق ؟ِه:َْدَق
ِب َانَأ اَذِإَف ،َانَل َحِتُفَف ،ِهْيَلِإ َثِعُبيِل اَعَد َو ،يِب َبَّحَرَف ،َمَدآَّمُث ، ٍْريَخِب
،ِةَيِناَّثال ِاءَمَّسال ىَلِإ َانِب َج ِرُع...
... Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril
meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya:
“Siapakah engkau?” Dijawabnya: “Jibril.” Jibril ditanya lagi:
“Siapakah bersamamu?” Jibril menjawab: “Muhammad.” Jibril
ditanya lagi: “Adakah dia telah diutuskan?” Jibril menja-
wab: “Ya, dia telah diutuskan.” Lalu dibukakan pintu kepada
kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Adam , beliau me-
nyambutku serta mendoakan aku dengan kebaikan. Seterus-
nya aku dibawa naik ke langit kedua… [H.R. Muslim]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Sambutan Penduduk
Langit kepada Nabi
6. َحَتْفَتْساَفُلي ِْرب ِج : Jibril minta dibukakan pintu.
Pintu dalam keadaan tertutup; jika terbuka, niscaya kita
akan mengira bahwa ia memang senantiasa terbuka.
Dengan dibuka karena kehadiran Nabi , memperlihat-
kan keutamaan tersendiri serta telah dikenalnya Nabi o-
leh para penghuni langit.
َثِعُب ْدَق َوِهْيَلِإ : Adakah dia telah diutus?
Diutus di sini bukan pertanyaan diutus menjadi rasul, tapi
diutus untuk menghadap naik ke langit dalam mi’raj.
Disebutkan pula: ini adalah bentuk kegembiraan pendu-
duk langit. Pertanyaan ‘adakah dia telah diutus?’ karena ma-
laikat sudah tahu Nabi akan diutus naik, karena yang
ditanyakan bukan: “Apakah ada orang yang bersamamu?”;
menunjukkan pula bahwa Nabi telah mereka kenal baik.
Malaikat juga menyambut Nabi dengan ًابَحْرَمِِهِب . [Bukhari]
Nabi bertemu Nabi Adam di langit pertama ini,
dan juga beberapa Anbiya u di langit sesudahnya.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Sumber utama: Wa Huwa bil Ufuqil
A’la, Dr. Sayyid Muhammad al-Maliki
7. Nabi Adam di langit dunia.
Nabi ‘Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakaria
di langit kedua.
Nabi Yusuf di langit ketiga.
Nabi Idris di langit keempat.
Nabi Harun di langit kelima.
Nabi Musa di langit keenam.
Nabi Ibrahim di langit ketujuh, di mana beliau
sedang bersandar di Baitul Ma’mur.
Baitul Ma’mur: Masjid, sejajar Ka’bah, di Langit ke-7.
Tiap hari selalu ada tujuh puluh ribu malaikat beriba-
dah di dalamnya; yang telah keluar tidak kembali lagi.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Anbiyauyang Ditemui
(Sebagaimana disebutkan dalam Hadits
Shahih yang panjang tentang Mi’raj)
8.
...ىَّتَحْفَتْساَف َةَسِداَّسال َءاَمَّسال ىَتَأَليِق ،َحَت:َلاَق ا؟َذَه ْنَم:ْب ِجَليِق ،ُلي ِر:
َلاَق ؟َكَعَم ْنَم:َليِق ،ٌدَّمَحُم:ِس ْرُأ ْدَق َوَلاَق ؟ِهْيَلِإ َل:َلاَق ،ْمَعَن:َم،ِهِب اًبَح ْر
ِإَف ُتْصَلَخ اَّمَلَف ،َءاَج ُءي ِجَمال َمْعِنَف،ىَسوُم اَذ…
… Kemudian kami diangkat ke langit keenam. Dan ma-
nakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar
suara bertanya, “Engkau siapa?” Jibril menjawab: “Jibril.”
Ditanyakan kepadanya: “Engkau bersama siapa?” Jibril
menjawab: “Muhammad.” Penunggu pintu langit berta-
nya, “Adakah dia diutus?” Jibril menjawab: “Ya.” Penjaga
pintu langit berkata: “Selamat datang baginya.” Setelah
pintu langit dibuka, aku bertemu Nabi Musa …
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Tangisan Nabi Musa
9. …َلاَق:ْمَّلَسَف ِهْيَلَع ْمِلَسَف ىَسوُم اَذَهَلاَق َّمُث َّد َرَف ،ِهْيَلَع ُت:َمِخَألاِب اًبَح ْر
َجَت اَّمَلَف ،ِحِلاَّصال ِيِبَّنال َو ،ِحِلاَّصالُهَل َليِق ،ىَكَب ُت ْز َاو:يِكْبُي اَمَلاَق ؟َك:يِكْبَأ
ِم َةَّنَجال ُلُخْدَي يِدْعَب َثِعُب اًمَالُغ َّنَ ِألُخْدَي ْنَّمِم ُرَثَْْأ ِهِتَّمُأ ْنيِتَّمُأ ْنِم اََُل،...
…Dikatakan: “Ini adalah Musa, berilah salam kepadanya.” lalu
aku memberi salam kepadanya, kemudian Nabi Musa ber-
kata: “Selamat datang saudara yang shalih, Nabi yang shalih.”
Ketika aku hendak berlalu pergi, maka Nabi Musa mena-
ngis. Lalu dikatakan kepadanya: “Apa yang membuatmu me-
nangis?” Berkata Nabi Musa: “Aku menangis kerana ada anak
yang masih muda diutus setelahku, sedangkan jumlah umatnya
yang masuk Syurga lebih banyak dari umatku.” (H.R. Bukhari)
Kata ‘Shalih’: telah mencakup seluruh kebaikan.
Tangisan Nabi Musa bukan tangisan hasad.
Luput dari pahala besar karena ulah umatnya.
Rasa sayang Nabi Musa kepada umat beliau.
Memberi kabar gembira kepada Nabi dengan berita tsb.
Keutamaan Nabi dibanding para Anbiya u.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
10.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Mengapa Para Anbiya u
Tersebut yang Ditemui
Terdapat 3 pendapat dari para ulama tentang hal ini:
Tidak ada hikmah tertentu. Mereka u hanya ditu-
gaskan bertemu dengan Nabi di masing-masing
langit tersebut.
Menunjukkan derajat para Anbiya u tersebut ma-
sing-masing.
Terdapat persamaan dari masing-masing para Anbiya
u tersebut dengan Nabi dalam perjalanan dak-
wah di Jalan Allah Y.
11.
Adam .
Beliau pernah diusir dari Surga, begitu pula kelak
RasuluLlah akan diusir dari Makkah. Namun ke-
duanya kelak akan kembali ke tempat dari mereka di-
usir dahulu.
‘Isa dan Yahya .
Pengalaman pahit berurusan dengan Yahudi.
Yusuf .
Perlakuan kerabat yang buruk sebagaimana Quraisy
memperlakukan RasuluLlah .
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Persamaan-Persamaan
(Menurut yang Berpendapat Demikian)
12. Idris .
Memiliki derajat yang tinggi dan sama-sama pernah mi’raj;
juga orang yang pertama menulis (menunjukkan surat-surat
yang dikirimkan Nabi kelak kepada para raja).
Harun .
Kaumnya kembali mencintainya setelah membencinya.
Musa .
Memiliki banyak pengalaman yang sering menjadi cermin
Nabi , misal: ujian penentangan dari kaumnya, dll.
Banyaknya namanya disebutkan dalam Al-Quran.
Ibrahim
Makkah tempat dakwahnya.
Ayah para nabi, termasuk RasuluLlah .
Ibnu Munir menyebutkan: Keberadaan Nabi Ibrahim di
langit ke-7 mengandung hikmah bahwa kelak Nabi baru
bisa thawaf kembali di Ka’bah pada tahun 7 H.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
WaLlahu a’lam bish-shawwab
Sumber utama: Imam As-Suyuthi
dan Ibnu Hajar al-Asyqalani
13. Nabi dinaikkan hingga mendengar suara Qalam.
Keberadaan Sidratul Muntaha.
Satu riwayat: di langit ke-6 (Hadits Ibnu Mas’ud ).
Riwayat lain: di langit ke-7 (Hadits Anas bin Malik ).
Kesimpulan: Akarnya di langit keenam dan dahannya
menjulang ke atas langit ketujuh. WaLlahu A’lam.
Sangat indah; dengan warna-warna yang Nabi sen-
diri tidak dapat menyebutkannya.
Ditutupi oleh makhluq Allah yang semuanya me-
nunjukkan Kebesaran dan Keagungan Allah .
Di sinilah Nabi menerima Perintah Shalat 5 Waktu.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Tiba di Sidratul Muntaha
14. Menerima perintah Shalat langsung tanpa perantara.
Salah satu cara RasuluLlah menerima wahyu.
RasuluLlah melihat Allah dengan hati Beliau .
Perintah awal: 50 waktu.
Saat bertemu Nabi Ibrahim , Nabi Ibrahim tidak
berkata apa-apa, tapi saat bertemu Nabi Musa , Na-
bi Musa menyarankan ‘adanya keringanan’.
Awalnya 50, dikurangi hingga 5 dengan pahala 50.
Takdir yang telah ditetapkan sebelum dikurangkan.
“Wujud” ke-Maha Pemurah-an Allah Y, yang tidak a-
kan diketahui tanpa terjadinya peristiwa ini.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Perintah Shalat 5 Waktu
15.
Dirikanlah SHALAT
Keutamaan dan keistimewaan Ibadah Shalat 5 Waktu.
Diwahyukan langsung tanpa perantara.
Diwahyukan di atas Langit Ketujuh; ibadah lain diwahyu-
kan di bumi.
Shalat menghapus dosa hamba.
Dari Abu Hurairah ; Rasulullah bersabda:
«ْمُجْال ىَلِإ ُةَعْمُجْال َو ، ُسَْمخْال ُات َوَلَّصالَانَضَم َر ىَلِإ ُانَضَم َر َو ،ِةَع،
َبَكْال ََبنَتْاج اَذِإ َّنََُنْيَب اَم ٌاتَرِفَكُمَرِِا»[مسلم صحيح]
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, puasa
Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah penghapus dosa di-
antaranya jika ia meninggalkan dosa besar”. [Shahih Muslim]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
16. ِ َّاّلل َلوُس َر َلاَق:«ْمُتْيَأ َرَأَبِب اًرَََن َّنَأ ْوَلَّلُْ ِهيِف ُلِسَتْغَي ْمُِْدَحَأ ِبااَم ،اًسَْمخ ٍم ْوَي
ُلوُقَت:ْنِم يِقْبُي َكِلَذِهِن َرَد»واُلاَق:يِقْبُي َالِهِن َرَد ْنِماًئْيَش.َلاَق:«ِم َكِلَذَفِتا َوَلَّصال ُلْث
اَياَطَخال ِهِب ُ َّاّلل وُحْمَي ، ِسَْمخال»[ومس البخاري صحيحلم]
RasuluLlah bersabda: “Bagaimana menurut kalian jika ada sungai di
depan pintu seorang dari kalian, ia mandi di dalamnya setiap hari lima
kali, apa pendapat kalian: Apakah masih ada yang tersisa dari
kotorannya?” Sahabat menjawab: Tidak tersisa dari kotorannya
sedikitpun! Rasulullah bersabda: “Maka yang demikian itu seperti
shalat lima waktu, Allah Menghapuskan dengannya dosa-dosa”.
َلاَقَلوُس َرِ َّاّلل:«اَمَنِمٍئ ِرْامٍمِلْسُمُهُرُضْحَتٌة َالَصَمٌةَبوُتْكُِنسْحُيَفُض ُوَاهَءو
اَََعوُشُخ َو،اَََعوُُْر َوَّالِإَْتناًَْة َارَّفَْاَمِلَقاَََلْبَنِمِبوُنُّذالاَمْمَلِتْؤُيًَْة َيرِبَكِلَذ َو
َرْهَّدالُهَّلُْ»[صحيحمسلم]
RasuluLlah bersabda: “Tidaklah seorang muslim datang kepadanya
waktu shalat wajib kemudian ia menyempurnakan wudhu-nya, khusyu’
dan ruku’nya, kecuali ia akan menghapuskan yang telah lalu dari dosa-
dosanya selama ia tidak melakukan dosa besar, dan itu untuk setiap masa”.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
17. Ibadah pertama yang dihisab di Sisi Allah Y.
Rasulullah bersabda:
"ِقال َم ْوَي ُدْبَعال ِهِب ُبَساَحُي اَم َل َّوَأ َّنِإَف ،ُهُت َالَص ِهِلَمَع ْنِم ِةَماَيْدَقَف ْتَحُلَص ْنِإ
َو ََابخ ْدَقَف ْتَدَسَف ْنِإ َو ،َحَجْنَأ َو َحَلْفَأَف ْنِم َصَقَتْنا ْنِإَف ،َرِسَخ،ٌءْيَش ِهِتَضي ِر
َّلَج َو َّزَع ُّبَّالر َلاَق:ِدْبَعِل ْلَه واُرُظْناََِب َلَّمَكُيَف ٍع ُّوَطَت ْنِم يَنِم َصَقَتْنا اَم ا
ىَلَع ِهِلَمَع ُرِِاَس ُونُكَي َّمُث ،ِةَضي ِرَفالَكِلَذ"[الترمذي سنن:صحيح]
“Sesungguhnya yang pertama diperiksa pada seorang hamba di
hari kiamat dari amalannya adalah shalat-nya, maka jika sempur-
na maka beruntunglah ia dan selamatlah ia, dan jika rusak maka
celakalah ia dan rugilah ia. Kemudian jika ada sesuatu yang ku-
rang dari shalat wajibnya, Allah ‘azza wa jalla berfirman: Perik-
salah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka dengan-
nya disempurnakan apa yang kurang dari shalat wajibnya. Ke-
mudian setelah itu amalan lain diperiksa seperti itu.” [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Demikian pentingnya ibadah shalat ini dalam agama.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
18. Ibadah paling utama.
Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah : “Amal-
an apakah yang paling afdhal disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala ?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
…اََِــتْق َو ىَلَع ُةَالَّصال…(مسلم و البخاري رواه)
“…Shalat tepat pada waktunya…”. (HR. Bukhari - Muslim)
Shalat rukun Islam kedua dan tiang agama.
Imam 4 Madzhab ‘memberikan’ hukuman berat bagi yang
sengaja meninggalkan shalat tanpa udzur syar’i.
Shalat sebagai BAROMETER BAIKNYA KEHIDUPAN.
Mencegah hamba dari perbuatan keji dan munkar.
Menjaga pelaksanaan shalat dan berusaha sekuatnya men-
jaga kekhusyu’an shalat.
Menghadirkan Kebesaran Allah di tiap gerakan shalat.
Shalat sebagai sarana “mi’raj ruhani” seorang hamba.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
19. ُه ٌداَي ِز َانَثَّدَح ،َةَنْيَيُع ُْنبا َان َرَبْخَأ ،ِلْضَفال ُْنب ُةَقَدَص َانَثَّدَحيِغُمال ََِمَس ُهَّنَأ ،َةَقَالِع ُْنبا َوُلوُقَي ،َةَر:
َامَقَت ىَّتَح َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ُّيِبَّنالُهَل َليِقَف ،ُهاَمَدَق ْتَمَّر َو:َرَفَغْنِم َمَّدَقَت اَم َكَل ُ َّاّلل
َرَّخَأَت اَم َو َكِبْنَذَلاَق ،:«ُكَش ًادْبَع ُونَُْأ َالَفَأاًور»)البخارى راوه)
Al Mughirah berkata; Nabi berdiri shalat hingga kedua telapak
kakinya bengkak-bengkak. Maka dikatakan kepada Beliau ; “Bu-
kankah Allah telah mengampuni anda terhadap dosa-dosa anda yang lalu
maupun yang akan datang?” Beliau menjawab: "Tidak bolehkah sa-
ya menjadi hamba yang bersyukur.“
ْنَععَلاَق ،ُهْنَع ُ َّاّلل َي ِضَر ِ َّاّلل ِدْبَع:«ُْتيَّلَصِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِيِبَّنال َََمْمَلَف ،ًةَلْيَل َمَّلَس َو
ٍء ْوَس ِرْمَأِب ُتْمَمَه ىَّتَح اًمِِاَق ْلَزَي»َانْلُق ،:َوَلاَق ؟َتْمَمَه اَم:َدُعْقَأ ْنَأ ُتْمَمَهَّيِبَّنال َرَذَأ َو
َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص.)راوهالبخارى)
Dari ‘AbduLlah (bin Mas’ud) berkata: “Saya shalat malam bersa-
ma RasuluLlah , Beliau berdiri lama sekali sehingga saya berkeingi-
nan kurang baik.” Kami bertanya: “Apa yang kau inginkan (saat
itu)?” Beliau berkata: “Saya ingin duduk dan meninggalkan Nabi .”
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Sifat Shalat RasuluLlah
20. َلاَق َةَفْيَذُح ْنَع:َلَع ُهللا ىَّلَص َّيِبَّنال ُْتيَتَأَانَضَم َر ْنِم ٍةَلْيَل يِف َمَّلَس َو ِهْياَّمَلَف ،يِلَصُي َامَقَف ،
َلاَق ََّربَْ:«وُرَبَجْال َو ِتوُكَلَمْال وُذ ُرَبَْْأ ُ َّاّللِةَمَظَعْال َو ِاءَي ِْربِكْال َو ،ِت»َق َّمُث ،َّمُث ،َةَرَقَبْال َأَر
ٍيفِوْخَت ِةَيآِب ُّرُمَي َال ،َانَرْمِع َلآ َّمُث ،َءاَسِالنُقَي َََْ َر َّمُث ،اَهَدْنِع َفَق َو َّالِإُلو:«َيِب َر َانَحْبُس
ِيمِظَعْال»َف ُهَسْأَر َََف َر َّمُث ،اًمِِاَق َانَْ اَم َلْثِم ،َلاَق:«َر ُهَدِمَح ْنَمِل ُ َّاّلل ََِمَسُدْمَحْال َكَل َانَّب»،
ُلوُقَي َدَجَس َّمُث ،اًمِِاَق َانَْ اَم َلْثِم:«َر َانَحْبُسىَلْعَ ْاأل َيِب»ًمِِاَق َانَْ اَم َلْثِم ،َََف َر َّمُث ،ا
َلاَقَف ُهَسْأَر:«يِل ْرِفْغا ِب َر»ًمِِاَق َانَْ اَم َلْثِم ،ُلوُقَي َدَجَس َّمُث ،ا:«َر َانَحْبُسىَلْعَ ْاأل َيِب»
ُهَسْأَر َََف َر َّمُث ،اًمِِاَق َانَْ اَم َلْثِم ،،َامَقَفَمَفَءاَج ىَّتَح ِْنيَتَعْْ َر َّالِإ ىَّلَص اُهَنَذآَف ٌل َالِب
ِة َالَّصالِب.)احمد راوه)
Dari Hudzaifah: “Aku mendatangi Nabi pada suatu malam di bulan
Ramadhan. Maka, Beliau pun berdiri untuk shalat. Ketika takbir,
Beliau membaca; ‘Allaahu akbar, dzul malakuuti wal jabaruuti wa
kibriyaa`i wal ‘azhamah.’[1] Kemudian Beliau membaca surat Al
Baqarah, lalu surat An Nisa`, lalu Ali ‘Imran. Beliau tidak melalui ayat
ancaman melainkan berhenti sejenak. Kemudian Beliau ruku’. Beliau
membaca; ‘Subhaana Rabbiyal ‘Azhiim’[2] (yang lamanya) seperti saat
berdiri. Lalu Beliau meng-angkat kepalanya dan membaca;
‘Sami’allaahu liman hamidah, rabbanaa lakal hamd,’[3] seperti saat berdiri.
Kemudian beliau sujud dan membaca; ‘Subhaana Rabbiyal a’laa,’[4]
seperti saat berdiri. Lalu Beliau mengangkat kepalanya dan membaca;
‘Rabbighfirlii,’[5] sama seperti ketika berdiri (lamanya). Kemudian Beliau
sujud lagi. Beliau membaca; ‘Subhaana Rabbiyal a’laa,’ seperti saat
berdiri. Lalu Beliau mengangkat kepalanya dan berdiri. Beliau ti-
dak shalat selain hanya dua rakaat sampai datang Bilal yang me-
ngumandangkan adzan untuk shalat.”
IQRO Foundation, Sydney, Australia
21.
Shalat Ikatan Terakhir
ُع ِم ََلْسِْاْل ىَرُع َّنَضَقْنُيَلَّلُكَف ًةَوْرُع ًةَوْراَم
َثَّبَشَت ٌةَوْرُع ْتَضَقَتْانِلَت ِِتَّلِِب َُّاسنالَّنُُُلََّوأَو اَيه
َّنُهُرِآخَو ُمْكُْْلا اًضْقَنَّالصُة ََل
Tali Islam pasti akan lepas satu per satu. Apabila lepas
suatu tali maka diikuti oleh lepasnya ikatan lainnya.
Yang pertama lepas adalah hukum dan yang terakhir
adalah shalat. (HR Ahmad)
IQRO Foundation, Sydney, Australia