SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Competitive Review
SRIWIJAYA AIR
DwiAddinWibowo
0906613260
Background
N am a S r i w i jay a Ai r d i d uni a
penerbangan tanah air boleh jadi tidak terlalu
mentereng jika dibandingkan penerbangan
lain seperti Garuda Indonesia, Lion Air atau
Airasia. Menurut data yang dikutip dari harian
SWA versi online, Garuda masih menjadi brand
yang berada di top of mind konsumen dengan
porsi 24% disusul oleh pemain yang relatif baru
Lion Air dengan porsi 23%. Namun kedua
brand ini dikenal karena alasan yang berbeda.
Garuda sebagai maskapai dengan pelayanan
penuh, LionAir sebagai maskapai berbiaya
rendah. Menurut data tahun 2009 Sriwijaya Air
secara nasional masih berada di urutan
keempat dengan share penumpang 12,5
persen. Sebagian besar penggunaan maskapai
Sriwijaya masih didominasi oleh penerbangan-
penerbangan di wilayah Indonesia barat.
Berdasarkan pengamatan, sepertinya
positioning Sriwijaya Air justru berada di antara
kedua segmen yang dipegang Garuda dan Lion
Air, yaitu menyediakan penerbangan yang
mengandalkan layanan, namun dengan kisaran
harga tiket yang relatif murah. Hal ini terlihat
dari usahanya setahun belakangan ini yang
memberikan layanan yang lebih dari low-cost-
carrier lain (seperti menyediakan snack ) tapi
tetap tidak menaikkan harga promosi.
Product Strength &Weakness
Dibanding kompetitor lain, terutama Lion
Air, ada beberapa keunggulan produk Sriwijaya
Air, yaitu seat pitch lebih lebar dengan cushion
yang nyaman, in-flight snack yang
mengenyangkan dan disajikan dalam snack box
yang berkesan mewah, ada promosi inflight
shopping oleh para pramugari di udara, inflight
magazine bulanan dengan content yang menarik,
cabin yang selalu bersih, dan crew yang terlihat
lebih professional. Harga tiket pada rute-rute
tertentu juga masih sangat relatif terjangkau. Tapi
memang, jika dilihat dari persepsi pengguna
pesawat terhadap keamanan penerbangan,
Sriwijaya masih kalah bersaing dengan Lion Air
yang hampir semua rutenya dilayani pesawat
Boeing seri terbaru. Hal ini dikarenakan di
masyarakat Indonesia, baru atau tidaknya
pesawat berpengaruh terhadap persepsi
keamanan pesawat yang lalu sangat berpengaruh
terhadap persepsi keselamatan penumpang.
Jika dirunut, awal mula munculnya
persepsi 'pesawat baru lebih selamat' terjadi pada
rentetan kecelakaan pesawat tahun 2004-2006
yang kebetulan terjadi pada pesawat-pesawat
yang dianggap sudah berumur, yang kemudian
membuat berbagai perusahaan penerbangan
mengganti pesawat mereka. Hal ini memunculkan
anggapan bahwa kecelakaan disebabkan oleh
umur pesawat. Padahal pada saat bersamaan
beberapa penerbangan masih menggunakan jenis
pesawat yang sama, tetapi tidak mengalami
gangguan.
Namun sebenarnya baru atau tidaknya
sebuah pesawat tidak dapat dijadikan patokan
keselamatan, karena keamanan seharusnya
dipengaruhi oleh maintenance pesawat yang baik,
kehandalan pilot menerbangkan pesawat dan
mengambil keputusan, dan kemampuan crew
untuk mengendalikan keadaan saat terjadinya
keadaan darurat. Sepertinya Sriwijaya memenuhi
semua persyaratan keamanan ini. Penumpang
juga tidak mempunyai pengetahuan untuk
mengetahui kapan sebenarnya pesawat yang
ditumpanginya diproduksi, sehingga tentang baru
atau tidaknya sebuah pesawat merupakan
persepsi yang sangat relatif.
Product Strength &Weakness
Jika dibandingkan dengan produk pelayanan yang ditawarkan Garuda, mungkin Sriwijaya masih
berada jauh di bawah. Beberapa hal yang membedakan antara lain Garuda menyediakan layanan
kelas bisnis pada hampir semua penerbangannya, menyediakan set makanan yang lebih lengkap,
fasilitas hiburan on-demand dan lain-lain. Disisi lain harga dasar yang ditawarkan juga menjadi
relatif lebih mahal daripada Sriwijaya untuk rute yang sama.
Berikut adalah pernyataan salah seorang pelanggan " Dulu, saya tidak pernah tertarik untuk
terbang menggunakan Sriwijaya karena maskapainya seperti kurang terlihat meyakinkan. Namun
suatu waktu berhubung Lion dan penerbangan lain sudah penuh, mau tidak mau saya naik
Sriwijaya. Ternyata penerbangannya cukup memuaskan. Tempat duduknya lebih nyaman,
kabinnya bersih dan terawat, pramugarinya ramah dan lebih profesional, makanannya cukup
mengenyangkan, ada bahan bacaan selama di pesawat, tidak ada biaya tambahan disana-sini,
dan selama ini pendaratan selalu mulus. Harga tiketnya juga murah"
Product Opportunity &Threats
Menurut berbagai pernyataan yang
dimuat di media online, Sriwijaya diarahkan
untuk menjadi salah satu maskapai yang
business friendly bagi business traveller. Hal ini
akan dicapai dengan menambah jangkauan
terbangnya ke berbagai tujuan bisnis dengan
membuka rute-rute internasional dan
menyediakan kelas bisnis pada beberapa
penerbangan domestik. Selain itu, Sriwijaya
juga telah mengadakan kerjasama dengan
berbagai instansi-instansi di berbagai daerah
untuk mendukung program pemerintah
daerah yang disisi lain juga akan membantu
pertumbuhan pasar Sriwijaya dari perjalanan
dinas aparat pemerintah.
Untuk meningkatkan kredibilitas
produknya dari segi keamanan, Sriwijaya
berencana akan menambah beberapa armada
pesawat baru. Sriwijaya telah menandatangani
LOI (Letter of Intent) untuk membeli 10 Boeing
737-800NG untuk menggantikan armada
Boeing yang lama dan 10 pesawat jet Embraer
yang berkapasitas kecil untuk melayani
bandara kecil. Pemesanan pesawat jet
Embraer ini secara spesifik dilakukan untuk
menyaingi pesawat ATR72 baling-baling yang
digunakan Wings Air, anak perusahaan Lion
Air, yang melayani rute-rute pendek sebagai
penghubung dengan bandara utama
disekitarnya.
Dari segi kemudahan booking,
Sriwijaya juga telah memperbaharui fasilitas
pemesanan dan pembayaran tiket online
dengan bekerjasama dengan berbagai bank
nasional. Hal ini mungkin bukan sesuatu yang
baru, tapi merupakan langkah yang tepat
untuk men-tap pasar pengguna penerbangan
yang lebih menginginkan kebebasan untuk
melakukan pemesanan dan pembayaran tiket
penerbangannya sendiri. Fasilitas ini juga yang
beberapa tahun terakhir mendongkrak
penjualan Lion Air di pasar penerbangan
berbiaya rendah di Indonesia, yang
berkerjasama dengan hampir semua bank-
bank besar.
Product Opportunity &Threats
Dapat disimpulkan, jika Sriwijaya mampu mempertahankan kualitas pelayanan dalam
pesawat seperti saat ini, maka ketika berbagai armada baru mulai beroperasi, diperkirakan
keunggulan produk Sriwijaya secara keseluruhan akan berada di atas pesaing lainnya. Hal
ini juga akan membuat harga yang ditawarkan menjadi sangat kompetitif. Oleh karenanya
potensi Sriwijaya untuk memimpin pasar penerbangan berbiaya rendah di masa
mendatang sangat besar.
Khusus bagi kalangan pebisnis, Sriwijaya akan menjadi pilihan yang efisien bagi perusahaan
karena akan menghemat cost perjalanan secara signifikan.
THE BRAND
Brand Strengths andWeaknesses
Sejauh ini, menurut pengamatan, branding yang dilakukan oleh Sriwijaya masih dalam bentuk brand
experience, dalam arti, asosiasi Sriwijaya Air sebagai maskapai yang mengutamakan pelayanan hanya
akan diketahui jika pelanggan mengalami pelayanannya sendiri, baik itu berhubungan dengan ticketing,
call center, ground service atau in-flight service. Kesan pelayanan yang prima ini tidak terlalu terlihat
secara visual dari logo atau livery pesawat. Elemen-elemen visual, seperti warna dan bentuk yang
digunakan lebih mensiratkan filosofi bisnis dan operasional perusahaan (penjabaran lebih lengkap
tentang arti logo dan warna Sriwijaya dapat dilihat di http://www.sriwijayaair.co.id/id/sejarah ) ketimbang
untuk membentuk persepsi konsumen. Walaupun begitu, penggunaan warna biru tua dan merah dan
emas secara konsisten pada servicing points baik di darat maupun udara (seragam ground staff dan air
crew, kotak snack dan lain lain), secara tidak langsung memperkuat asosiasi warna-warna tersebut
terhadap brand Sriwijaya Air. Hanya saja, branding tersebut tidak mengundang persepsi pelayanan
tertentu bagi calon konsumen yang belum pernah menggunakan layanannya.
Nama Sriwijaya sendiri mengandung asosiasi yang beragam. Saat ini nama Sriwijaya juga digunakan
pada berbagai instansi dan perusahaan seperti Pupuk Sriwijaya, Sriwijaya Football Club dan beberapa
produk yang umumnya berasal dari sumatera bagian selatan. Sriwijaya Air didirikan oleh konsorsium
pengusaha asal Bangka Belitung (hasil pemekaran provinsi Sumatera Selatan). Namun, asosiasi
kedaerahan pada Sriwijaya Air tidak terlalu terasa karena induk perusahaannya berada di Jakarta dan
wilayah layanannya tersebar di berbagai daerah serta tidak menggunakan atribut-atribut yang berbau
kedaerahan dalam pelayanannya.
THE BRAND
Brand Development Opportunity
Kata ‘Sriwijaya’ identik dengan kerajaan besar di sumatera yang kekuasaannya mencakup
sebagian wilayah Asia Tenggara. Sriwijaya sendiri sudah dianggap menjadi bagian dari sejarah
Bangsa Indonesia dan bangsa lain yang pernah dikuasainya, dan bukan milik suku tertentu
sehingga nama Sriwijaya mempunyai potensi untuk dibawa ke dunia internasional.
Tagline 'your flying partner' sudah sejalan dengan pengembangan bisnis Sriwijaya Air ke depan
yang memberikan kesan bahwa Sriwijaya Air merupakan rekan penerbangan yang dapat
dipercaya seperti halnya rekan bisnis. Tagline ini sangat berpotensi untuk dieksplorasi dan
diasosiasikan dengan berbagai kegiatan bisnis, sehingga akan memperkuat asosiasi Sriwijaya Air
sebagai penerbangan yang berorientasi pada kalangan pelaku bisnis.
Kesan kerajaan pada nama Sriwijaya berpotensi untuk dikembangkan sebagai brand pelayanan
Sriwijaya Air ke depan. Kata ‘Sriwijaya’ mempunyai makna dilosofi yang dalam yaitu, Sri yang
berarti bersinar dan Wijaya yang berarti kemenangan, dalam bahasa sansekerta kata Sri
mempunyai gender feminin dan Wijaya berhubungan dengan kejayaan seorang raja, sehingga jika
kedua kata ini digabung akan membentuk kesan kekuatan dan kelembutan yang sangat sesuai
diterapkan pada pelayanan penerbangan yang menuntut kesigapan dalam bertindak dan
keramahan dalam melayani.
THE BRAND
Brand DevelopmentThreats
Kemungkinan ancaman pengembangan brand Sriwijaya ke depan justru terletak pada segmentasi
yang coba disasar , yaitu business traveller. Disatu sisi business traveller akan tertarik pada kesan
pelayanan lebih, disisi lain pelayanan lebih justru membentuk persepsi mahal di mata konsumen
lain, dan juga pengembangan brand ke arah pelayanan akan menimbulkan ekspektasi pelayanan
tertentu dari kesan yang ditampilkan. Sehingga jika pelayanan nyatanya tidak sebagus kesan yang
ditampilkan, akan terjadi kekecewaan dan berdampak negatif pada brand. Sementara tipikal
konsumen yang sadar harga mungkin tidak akan tertarik untuk mencoba.
Kemungkinan ancaman lain adalah tampilan tulisan Sriwijaya Air yang menggunakan huruf serif
bercetak miring dengan garis bawah merah biru seperti yang digunakan saat ini. Logo seperti ini
memberikan kesan 'ketinggalan zaman' karena beberapa penerbangan di Indonesia sudah
mengubah typeface logo mereka dengan huruf sans serif yang simpel dan lebih berkesan modern.
Sehingga mungkin akan sulit untuk tetap mempertahankan jenis tulisan seperti ini dan bersaing
dengan brand penerbangan lokal lainnya apalagi jika yang disasar adalah pelaku bisnis.
therefore…
RECOMMENDATION
Untuk menunjang ekspansi penerbangan bertarif murah pada sektor business traveller di
masa mendatang, Sriwijaya Air perlu mengubah tampilan brandnya menjadi lebih moderen
dan simpel agar mencerminkan keunggulan layanannya kepada segmen tersebut tanpa
menimbulkan ekspektasi pelayanan yang berlebihan dan tidak membentuk persepsi mahal,
dan juga menerapkan filosofi ‘Sri-Wijaya’ sebagai signature pelayanannya secara
keseluruhan.

Contenu connexe

En vedette

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

En vedette (20)

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 

Competitive review sriwijaya air

  • 2. Background N am a S r i w i jay a Ai r d i d uni a penerbangan tanah air boleh jadi tidak terlalu mentereng jika dibandingkan penerbangan lain seperti Garuda Indonesia, Lion Air atau Airasia. Menurut data yang dikutip dari harian SWA versi online, Garuda masih menjadi brand yang berada di top of mind konsumen dengan porsi 24% disusul oleh pemain yang relatif baru Lion Air dengan porsi 23%. Namun kedua brand ini dikenal karena alasan yang berbeda. Garuda sebagai maskapai dengan pelayanan penuh, LionAir sebagai maskapai berbiaya rendah. Menurut data tahun 2009 Sriwijaya Air secara nasional masih berada di urutan keempat dengan share penumpang 12,5 persen. Sebagian besar penggunaan maskapai Sriwijaya masih didominasi oleh penerbangan- penerbangan di wilayah Indonesia barat. Berdasarkan pengamatan, sepertinya positioning Sriwijaya Air justru berada di antara kedua segmen yang dipegang Garuda dan Lion Air, yaitu menyediakan penerbangan yang mengandalkan layanan, namun dengan kisaran harga tiket yang relatif murah. Hal ini terlihat dari usahanya setahun belakangan ini yang memberikan layanan yang lebih dari low-cost- carrier lain (seperti menyediakan snack ) tapi tetap tidak menaikkan harga promosi.
  • 3. Product Strength &Weakness Dibanding kompetitor lain, terutama Lion Air, ada beberapa keunggulan produk Sriwijaya Air, yaitu seat pitch lebih lebar dengan cushion yang nyaman, in-flight snack yang mengenyangkan dan disajikan dalam snack box yang berkesan mewah, ada promosi inflight shopping oleh para pramugari di udara, inflight magazine bulanan dengan content yang menarik, cabin yang selalu bersih, dan crew yang terlihat lebih professional. Harga tiket pada rute-rute tertentu juga masih sangat relatif terjangkau. Tapi memang, jika dilihat dari persepsi pengguna pesawat terhadap keamanan penerbangan, Sriwijaya masih kalah bersaing dengan Lion Air yang hampir semua rutenya dilayani pesawat Boeing seri terbaru. Hal ini dikarenakan di masyarakat Indonesia, baru atau tidaknya pesawat berpengaruh terhadap persepsi keamanan pesawat yang lalu sangat berpengaruh terhadap persepsi keselamatan penumpang. Jika dirunut, awal mula munculnya persepsi 'pesawat baru lebih selamat' terjadi pada rentetan kecelakaan pesawat tahun 2004-2006 yang kebetulan terjadi pada pesawat-pesawat yang dianggap sudah berumur, yang kemudian membuat berbagai perusahaan penerbangan mengganti pesawat mereka. Hal ini memunculkan anggapan bahwa kecelakaan disebabkan oleh umur pesawat. Padahal pada saat bersamaan beberapa penerbangan masih menggunakan jenis pesawat yang sama, tetapi tidak mengalami gangguan. Namun sebenarnya baru atau tidaknya sebuah pesawat tidak dapat dijadikan patokan keselamatan, karena keamanan seharusnya dipengaruhi oleh maintenance pesawat yang baik, kehandalan pilot menerbangkan pesawat dan mengambil keputusan, dan kemampuan crew untuk mengendalikan keadaan saat terjadinya keadaan darurat. Sepertinya Sriwijaya memenuhi semua persyaratan keamanan ini. Penumpang juga tidak mempunyai pengetahuan untuk mengetahui kapan sebenarnya pesawat yang ditumpanginya diproduksi, sehingga tentang baru atau tidaknya sebuah pesawat merupakan persepsi yang sangat relatif.
  • 4. Product Strength &Weakness Jika dibandingkan dengan produk pelayanan yang ditawarkan Garuda, mungkin Sriwijaya masih berada jauh di bawah. Beberapa hal yang membedakan antara lain Garuda menyediakan layanan kelas bisnis pada hampir semua penerbangannya, menyediakan set makanan yang lebih lengkap, fasilitas hiburan on-demand dan lain-lain. Disisi lain harga dasar yang ditawarkan juga menjadi relatif lebih mahal daripada Sriwijaya untuk rute yang sama. Berikut adalah pernyataan salah seorang pelanggan " Dulu, saya tidak pernah tertarik untuk terbang menggunakan Sriwijaya karena maskapainya seperti kurang terlihat meyakinkan. Namun suatu waktu berhubung Lion dan penerbangan lain sudah penuh, mau tidak mau saya naik Sriwijaya. Ternyata penerbangannya cukup memuaskan. Tempat duduknya lebih nyaman, kabinnya bersih dan terawat, pramugarinya ramah dan lebih profesional, makanannya cukup mengenyangkan, ada bahan bacaan selama di pesawat, tidak ada biaya tambahan disana-sini, dan selama ini pendaratan selalu mulus. Harga tiketnya juga murah"
  • 5. Product Opportunity &Threats Menurut berbagai pernyataan yang dimuat di media online, Sriwijaya diarahkan untuk menjadi salah satu maskapai yang business friendly bagi business traveller. Hal ini akan dicapai dengan menambah jangkauan terbangnya ke berbagai tujuan bisnis dengan membuka rute-rute internasional dan menyediakan kelas bisnis pada beberapa penerbangan domestik. Selain itu, Sriwijaya juga telah mengadakan kerjasama dengan berbagai instansi-instansi di berbagai daerah untuk mendukung program pemerintah daerah yang disisi lain juga akan membantu pertumbuhan pasar Sriwijaya dari perjalanan dinas aparat pemerintah. Untuk meningkatkan kredibilitas produknya dari segi keamanan, Sriwijaya berencana akan menambah beberapa armada pesawat baru. Sriwijaya telah menandatangani LOI (Letter of Intent) untuk membeli 10 Boeing 737-800NG untuk menggantikan armada Boeing yang lama dan 10 pesawat jet Embraer yang berkapasitas kecil untuk melayani bandara kecil. Pemesanan pesawat jet Embraer ini secara spesifik dilakukan untuk menyaingi pesawat ATR72 baling-baling yang digunakan Wings Air, anak perusahaan Lion Air, yang melayani rute-rute pendek sebagai penghubung dengan bandara utama disekitarnya. Dari segi kemudahan booking, Sriwijaya juga telah memperbaharui fasilitas pemesanan dan pembayaran tiket online dengan bekerjasama dengan berbagai bank nasional. Hal ini mungkin bukan sesuatu yang baru, tapi merupakan langkah yang tepat untuk men-tap pasar pengguna penerbangan yang lebih menginginkan kebebasan untuk melakukan pemesanan dan pembayaran tiket penerbangannya sendiri. Fasilitas ini juga yang beberapa tahun terakhir mendongkrak penjualan Lion Air di pasar penerbangan berbiaya rendah di Indonesia, yang berkerjasama dengan hampir semua bank- bank besar.
  • 6. Product Opportunity &Threats Dapat disimpulkan, jika Sriwijaya mampu mempertahankan kualitas pelayanan dalam pesawat seperti saat ini, maka ketika berbagai armada baru mulai beroperasi, diperkirakan keunggulan produk Sriwijaya secara keseluruhan akan berada di atas pesaing lainnya. Hal ini juga akan membuat harga yang ditawarkan menjadi sangat kompetitif. Oleh karenanya potensi Sriwijaya untuk memimpin pasar penerbangan berbiaya rendah di masa mendatang sangat besar. Khusus bagi kalangan pebisnis, Sriwijaya akan menjadi pilihan yang efisien bagi perusahaan karena akan menghemat cost perjalanan secara signifikan.
  • 7. THE BRAND Brand Strengths andWeaknesses Sejauh ini, menurut pengamatan, branding yang dilakukan oleh Sriwijaya masih dalam bentuk brand experience, dalam arti, asosiasi Sriwijaya Air sebagai maskapai yang mengutamakan pelayanan hanya akan diketahui jika pelanggan mengalami pelayanannya sendiri, baik itu berhubungan dengan ticketing, call center, ground service atau in-flight service. Kesan pelayanan yang prima ini tidak terlalu terlihat secara visual dari logo atau livery pesawat. Elemen-elemen visual, seperti warna dan bentuk yang digunakan lebih mensiratkan filosofi bisnis dan operasional perusahaan (penjabaran lebih lengkap tentang arti logo dan warna Sriwijaya dapat dilihat di http://www.sriwijayaair.co.id/id/sejarah ) ketimbang untuk membentuk persepsi konsumen. Walaupun begitu, penggunaan warna biru tua dan merah dan emas secara konsisten pada servicing points baik di darat maupun udara (seragam ground staff dan air crew, kotak snack dan lain lain), secara tidak langsung memperkuat asosiasi warna-warna tersebut terhadap brand Sriwijaya Air. Hanya saja, branding tersebut tidak mengundang persepsi pelayanan tertentu bagi calon konsumen yang belum pernah menggunakan layanannya. Nama Sriwijaya sendiri mengandung asosiasi yang beragam. Saat ini nama Sriwijaya juga digunakan pada berbagai instansi dan perusahaan seperti Pupuk Sriwijaya, Sriwijaya Football Club dan beberapa produk yang umumnya berasal dari sumatera bagian selatan. Sriwijaya Air didirikan oleh konsorsium pengusaha asal Bangka Belitung (hasil pemekaran provinsi Sumatera Selatan). Namun, asosiasi kedaerahan pada Sriwijaya Air tidak terlalu terasa karena induk perusahaannya berada di Jakarta dan wilayah layanannya tersebar di berbagai daerah serta tidak menggunakan atribut-atribut yang berbau kedaerahan dalam pelayanannya.
  • 8. THE BRAND Brand Development Opportunity Kata ‘Sriwijaya’ identik dengan kerajaan besar di sumatera yang kekuasaannya mencakup sebagian wilayah Asia Tenggara. Sriwijaya sendiri sudah dianggap menjadi bagian dari sejarah Bangsa Indonesia dan bangsa lain yang pernah dikuasainya, dan bukan milik suku tertentu sehingga nama Sriwijaya mempunyai potensi untuk dibawa ke dunia internasional. Tagline 'your flying partner' sudah sejalan dengan pengembangan bisnis Sriwijaya Air ke depan yang memberikan kesan bahwa Sriwijaya Air merupakan rekan penerbangan yang dapat dipercaya seperti halnya rekan bisnis. Tagline ini sangat berpotensi untuk dieksplorasi dan diasosiasikan dengan berbagai kegiatan bisnis, sehingga akan memperkuat asosiasi Sriwijaya Air sebagai penerbangan yang berorientasi pada kalangan pelaku bisnis. Kesan kerajaan pada nama Sriwijaya berpotensi untuk dikembangkan sebagai brand pelayanan Sriwijaya Air ke depan. Kata ‘Sriwijaya’ mempunyai makna dilosofi yang dalam yaitu, Sri yang berarti bersinar dan Wijaya yang berarti kemenangan, dalam bahasa sansekerta kata Sri mempunyai gender feminin dan Wijaya berhubungan dengan kejayaan seorang raja, sehingga jika kedua kata ini digabung akan membentuk kesan kekuatan dan kelembutan yang sangat sesuai diterapkan pada pelayanan penerbangan yang menuntut kesigapan dalam bertindak dan keramahan dalam melayani.
  • 9. THE BRAND Brand DevelopmentThreats Kemungkinan ancaman pengembangan brand Sriwijaya ke depan justru terletak pada segmentasi yang coba disasar , yaitu business traveller. Disatu sisi business traveller akan tertarik pada kesan pelayanan lebih, disisi lain pelayanan lebih justru membentuk persepsi mahal di mata konsumen lain, dan juga pengembangan brand ke arah pelayanan akan menimbulkan ekspektasi pelayanan tertentu dari kesan yang ditampilkan. Sehingga jika pelayanan nyatanya tidak sebagus kesan yang ditampilkan, akan terjadi kekecewaan dan berdampak negatif pada brand. Sementara tipikal konsumen yang sadar harga mungkin tidak akan tertarik untuk mencoba. Kemungkinan ancaman lain adalah tampilan tulisan Sriwijaya Air yang menggunakan huruf serif bercetak miring dengan garis bawah merah biru seperti yang digunakan saat ini. Logo seperti ini memberikan kesan 'ketinggalan zaman' karena beberapa penerbangan di Indonesia sudah mengubah typeface logo mereka dengan huruf sans serif yang simpel dan lebih berkesan modern. Sehingga mungkin akan sulit untuk tetap mempertahankan jenis tulisan seperti ini dan bersaing dengan brand penerbangan lokal lainnya apalagi jika yang disasar adalah pelaku bisnis.
  • 10. therefore… RECOMMENDATION Untuk menunjang ekspansi penerbangan bertarif murah pada sektor business traveller di masa mendatang, Sriwijaya Air perlu mengubah tampilan brandnya menjadi lebih moderen dan simpel agar mencerminkan keunggulan layanannya kepada segmen tersebut tanpa menimbulkan ekspektasi pelayanan yang berlebihan dan tidak membentuk persepsi mahal, dan juga menerapkan filosofi ‘Sri-Wijaya’ sebagai signature pelayanannya secara keseluruhan.