SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
NEGOSIASI

A.Pengertian Negosiasi
       Dalam kehidupan sehari hari kita akan dihadapkan pada berbagai kegiatan yang
  mengharuskan kita untuk bersepakat atas sesuatu dan dengan pihak tertentu. Apakah dalam
  kehidupan kampus maupun dunia usaha, hal ini dikenal sebagai negoisasi.
       Negoisasi secara umum memiliki kandungan unsur-unsur atau komponen sebagai
  berikut :
  1. Pertemuan antara 2 (dua) belah pihak atau lebih yaitu pihak kita dan pihak lain.
  2. Membahas tentang suatu persoalan bisnis (dalam arti luas).
  3. Adanya tawar menawar mutualistik (saling menguntungkan)
  4. Adanya suatu musyawarah untuk mencapai titik temu..
  5. Adanya suatu kesepakatan antara keduanya..

  Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
  NEGOSIASI adalah pertemuan antara 2 (dua) belah pihak atau lebih yang membahas suatu
  persoalan bisnis dalam arti luas dengan adanya tawar menawar mutualistik, adanya suatu
  musyawarah untuk mencapai titik temu dan adanya kesepakatan antara keduanya.
       Sasaran dari   kebanyakan negosiasi adalah mencapai suatu persetujuan. Dan yang
  menjadi dasar untuk negosiasi yang kreatif adalah tergantung pada penciptaan suatu iklim
  kerja sama dan seterusnya memulai negosiasi sedemikian rupa yang mengarahkan kedua
  belah pihak untuk bekerjasama secara harmonis dan kreatif.
       Setelah itu barulah negosiasinya sendiri mulai. Periode ini seringkali menegangkan dan
  sekaligus mengasyikkan sebab bentuk pertemuan itu sendiri kadang-kadang sukar
  diramalkan atau dikendalikan. Namun demikian senantiasa terdapat suatu pola tertentu dalam
  negosiasi. Benang merah inilah yang harus kita gunakan jika kita ingin mengendalikan
  negosiasi untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu terdapat serangkaian taktik yang dapat
  menolong.
Komunikasi yang efektif merupakan unsure esensial dalam negosiasi yang efektif.
  Ketrampilan yang efektif juga merupakan bagian penting dari perlengkapan negosiator yang
  terampil




A.Negosiasi yang efektif
       Sepreti yang telah dikemukakan di atas bahwa negosiasi yang efektif tergantung kepada
  komunikasi yang efektif. Artinya masing-masing pihak harus dapat mengatasi berbagai
  perbedaan pandangan dan hambatan alamiah dalam proses komunikasi.
  Hambatan hambatan alamiah didalam komunikasi misalnya dapat diperhatikan dari contoh
  berikut :

  • Apa yang dikatakan belum tentu didengar.

     Hambatan tersebut mungkin berupa ; kebisingan, kurangnya konsentrasi, kepekaan,
     penyimpangan sewaktu transmisi, misalnya dengan telepon atau mikrofon.

  • Apa yang didengar belum tentu dimengerti.

     Apapun yang mungkin didengar oleh pendengar dan apa yang dimengertinya dipengaruhi
     oleh pendidikan, pengetahuan teknis mengenai masalahnya, kosakatanya: yakni oleh
     serangkaian kemampuan dan hambatan intelektual.

  • Apa yang dimengerti belum tentu diterima.

     Apapun yang mungkin dia mengerti, kesediaannya untuk menerima dipengaruhi oleh
     factor psikologis ; sikapnya terhadap pihak lain, sikapnya kepada organisasi, perasaanya
     mengenai hal yang didiskusikan, dan lain sebagainya.

  • Pembicara mungkin tidak dapat mengetahui apa yang telah didengar atau
     dimengerti atau diterima oleh pendengar.

     Si pembicara sering beranggapan bahwa dia telah benar-benar dimengerti dan pendengar
     biasanya hanya menaruh perhatian pad pernyataan atau pernyataan balasanyang akan
     dibuatnya; tidak ada satupun yang memperdulikan perlunya memeriksa efektifitas
     komunikasinya.
Langkah-langkah yang harus diambil oleh para negosiator agar komunikasi dapat lebih
efektif untuk minimalisasi hambatan diatas adalah :

1. Menciptakan kondisi yang tepat.

   Kondisi yang tepat harus dibangun pada tahap-tahap permulaan. Ini menggaris bawahi
   pentingnya upaya „menciptakan iklim‟

1. Mengusahakan agar skala waktunya tepat.

   Perlu diusahakan agar skala waktu komunikasi kita itu tepat. Kemampuan untuk
   memahami apa yang dikatakan sebagian dipengaruhi oleh skala waktu selam hal itu
   dikatakan. Selama dialog di antara dua pihak terdapat skala waktu tertentu oleh kedua
   pihak diakui sebagai dapat diterima ; terdapat suatu kerangka waktu yang sangat panjang
   sampai masing-masing pihak dapat berbicara tanpa melelahkan orang lain.

   Kerangka waktu tersebut, dalam suatu dialog negosiasi, maksimumnya kira-kira dua
   menit. Janganlah bicara lebih lama dari dua menit, tanpa memberi kesempatan kepada
   pihak lawan untuk memotong.

1. Menyiapkan dan mengemukakan informasi secara efektif.

   Dalam meningkatkan komunikasi selama negosiasi, cara kita menyampaikan informasi
   haruslah efektif. Untuk ini pada permulaan diperlukan suatu keinginan dari pembicara
   untuk memberikan prioritas pada efektivitas komunikasi, biarpun dengan mengorbankan
   keanggunan. Tidak perlu mengatakannya secara indah, yang penting adalah dimengerti.

1. Mendengarkan secara efektif.

   Kita perlu menjadi pendengar yang kompeten. Kita perlu berusaha mendengar dan
   mengerti perspektif pihak lain.

1. Mengatasi hambatan “bahasa kedua”

   Orang yang harus bernegosiasi dalam bahasa asing seringkali merasa tidak beruntung.
   Mereka yakin bahwa terdapat hambatan bahasa yang mendominasi dan menganggu
   komunikasi mereka. Padahal mungkin para negosiator akan lebih baik berkomunikasi
   dalam bahasa asing dari pada dalam bahasanya sendiri. Alasannya mungin terletak pada
   kenyataan bahwa masing-masing pihak senantiasa sadar mengenai persoalankomunikasi;
lebih sadar dari pada negosiator yang menggunakan bahasa sendiri. Karenanya masing-
     masing negosiator berusaha berkomunikasi secara sederhana dan efektif untuk
     mendukung unsure-unsur non-verbal dalam komunikasi mereka, mendengarkan secara
     efektif dan mencek pemahaman masing-masing. Hasilnya komunikasi yang efektif.

     Dari kelima hal diatas, masih pula dipengaruhi oleh ketrampilan negosiator untuk
  menggunakan :
  • Suaranya.
     Suara mempunyai empat variabel. Negosiator perlu menggunakan masing-masing
     variabel suara itu pada tingkat yang cocok, dan jugamengubah penggunaannya. Variabel
     tersebut adalah; kecepatan langkah bicaranya, tinggi suara, kekuatan volume dan
     perhatikan perubahan volume dapat sangat berpengaruh.

  • Ketrampilan non verbalnya.

     Kelompok kedua dari ketrampilan dampak pribadi adalah ketrampilan non-verbal. Yang
     paling kuat di antanya adalah penggunaan mata. Di samping mata yang sangat penting,
     bentuk-bentuk kontak non-verbal mencakup sikap tubuh, gerakan tangan dan ekspresi.

  • Ketenangan (diam).

     Aspek lain adalah penggunaan masa keheningan. Suatu keheningan harus dipecahkan
     penanya, karena keheningan berpengaruh sangat kuat.

  • Alat peraga yang dibutuhkan.

     Alat peraga itu bisa sangat berkuasa, dan harus digunakan secara hati-hati. Bahaya pokok
     terletak dalam pemberian terlalu banyak alat peraga. Karena itu negosiator yang terampil
     memanfaatkan alat peraga yang dapat memberikan pengaruh besar, namun secara hemat
     dan hati-hati.




A.Gaya Negosiator.
       Negosiator yang terampil, yang secara teratur bertemu dengan banyak pihak lain tahu
  bahwa mereka masing-masing mempunyai gaya bernegosiasi tersendiri. Di dalam praktek
  negoisasi akan ditemukan tiga gaya negosiator, yaitu :
1. Tipe petarung (fighter).

      Yaitu negosiator yang memiliki orientasi pada tugasnya, sangat tinggi.

  1. Tipe kolaborator (collaborator)

      Yaitu negosiator yang bertujuan untuk memperoleh segalanya ditempat terbuka,
      menghadapi berbagai masalah dan membuat transaksi yang kreatif.

  1. Tipe kompromistis.

      Yaitu negosiator yang selalu berusaha mencari kompromi             untuk menyelesaikan
      persoalan.
  Ketiga jenis negosiator tersebut sangat erat kaitannya dengan jenis organisasi yang berbeda-
  beda didalam penerapannya.
  Diantara ketiga tipe tersebut yang paling unggul sangat tergantung kepada “ketrampilan,
  pelatihan dan pengalaman” yang dimiliki masing-masing negosiator.




A.Pertimbangan strategik dalam negosiasi
       Ada beberapa pertimbangan latar belakang yang akan mempengaruhi strategi dalam
  negoisasi yaitu :

  •    Kemampu-ulangan dalam menjalin “relationship”

       Persoalan mengenai kemampu-ulangan memberikan pengaruh penting pada gaya dan
       berbagai taktik yang harus digunakan. Jika kita melakukan serangkaian perjanjian
       dengan sebuah organisasi, maka kita perlu membangun kemauan baik dan hubungan
       yang berkesinambungan dengan organisasi tersebut. Kita akan berusaha mengenal satu
       sama lain secara pribadidan mengembangkan suatu pola negoisasi satu sama lain.

  •    Mampu membaca kekuatan pihak lain.

       Kekuatan ini sebagian merupakan persoalan situasi mereka. Jika mereka merupakan
       satu-satunya orang yang dapat melakukan perjanjian itu dengan kita, maka mereka
       berada dalam posisi yang kuat. Sebaliknya jika kita mempunyai banyak pelanggan
       potensial (pensuplai). Maka mereka berada dalam posisi relatif lemah.
•    Mampu mendeteksi kemampuan pihak kita.

       Kekuatan kita adalah kebalikan kekuatan mereka. Kita kuat jika menguasai pasar, baik
       sebagai pembeli atau sebagai penjual, dan lemah jika kita hanya merupakan satu dari
       banyak yang lain. Kita pun mempunyai suatu gaya yang khas mengenai organisasi,
       kepribadian dan kekuatan kita yang harus kita gunakan sebaik-baiknya.

  •    Makna penting perjanjian itu (nilai totalnya).

       Perjanjian itu ada pentingnya. Jika kita bernegosiasi tentang ratusan juta rupiah atau jika
       kita sedang bernegosiasi tentang suatu produk yang sudah terkenal di pasar yang sudah
       mapan, diperlukan adanya perjanjian untuk mengikat kedua belah pihak. Karena tanpa
       adanya perjanjian masing-masing akan merasa tidak bertanggung-jawab terhadap hal-
       hal yang merugikan.

  Pertimbangan strategik diatas akan berpengaruh terhadap keputusan kita dalam rangka
  negoisasi, yaitu :
  •   Dengan siapa kita harus bernegoisasi.
  •   Sejauh manakah sasaran kita.
  •   Sasaran macam apa yang harus digunakan.
  •   Gaya negoisasi apa yang harus digunakan.
  •   Apakah masalah dan peluang khusus yang ada.
  •   Tim mana yang harus bernegoisasi untuk kita.



A.Tahap-tahap negoisasi.
       Menurut Bill Scott (1991) Suatu negoisasi dapat dilakukan dengan melalui tahap-tahap
  berikut ini :

  1. Explorasi

      Meliputi Kegiatan-kegiatan sbb:
      a. Masing-masing pihak berusaha memahami tuntutan pihak lain.
      b. Kedua pihak merasakan bersama jenis perjanjian apa yang mungkin dapat
          dilaksanakan bersama.
c. Masing-masing pihak berusaha bersikap keras dan diperlihatkan satu terhdap lainnya.
   d. Lahir pengertian tentang permasalahan yang perlu diselesaikan selama proses tawar
       menawar.

1. Penawaran

   Salah satu pihak atau kedua belah pihak berusaha untuk mengajukan tawaran terbaik
   yang mengarah kepada keuntungan terbaik bagi pihaknya.

1. Tawar menawar.

   Masing-masing pihak berusaha untuk mengajukan tawaran terbaik yang mengarah
   kepada keuntungan terbaik bagi pihaknya.

1. Penyelesaian, jika tawar menawar tersebut telah diambang persetujuan.

2. Pengesahan, adalah berupa tulisan atau formalitas hukum yang lazim.
   Cara penanganan tahap-tahap negoisasi ini berbeda-beda dari satu negosiasi ke negosiasi
yang lain. Seringkali tahapan itu tidak berurutan. Kadang-kadang pihak yang bersangkutan
mengelak maju atau mundur di antara tahapan-tahapan tersebut. Seringkali mereka
mengikuti urutan yang ada dalam salah satu aspek perjanjian itu dan kemudian mulai lagi
dari awal aspek yang kedua. Namun, untuk mendapatkan pengendalian yang efektif atas
proses negosiasi itu, negosiator harus selalu menyadari adanya lima tahapan itu. Tetapi
untuk negoisasi yang ekstensif (berlangsung dalam jangka waktu agak panjang) dapat diikuti
dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan.

    • Tentukan strategi.
    • Pilih sumber-sumbernya.
    • Pilih temanya.
    • Organisasi team.
    • Rumusan sasaran dan komponen informasi.
    • Detail persiapan.
    • Persiapan fisik.
    • Gladi bersih.

1. Pelaksanaan Negoisasi.
• Kemajuan dinilai berdasarkan standard yang telah ditentukan atau dimungkinkan
        untuk membuat penetapan standard baru.
     • Pengembangan prosedural-perencanaan dan kecepatan langkah negoisasi.
     • Efektifitas team dan cara kerja kita.
     • Pemeliharaan iklim/sasaran.

  1. Evaluasi-Pasca Negoisasi.

     • Strategi kita.
     • Cara pelaksanaan negoisasi kita.
     • Team kita (kewenangan dan tanggung jawabnya, pelatihan dsb).
     • Pihak kita (gaya kerja dan efektifitasnya, fokus dst).



A.Pengaruh Kebudayaan                          Yang             Berbeda      terhadap
  Kemampuan Negosiasi
      Kemampuan negoisasi dengan pengaruh kebudayaan yang berbeda adalah suatu hal
 yang perlu “diketahui” dan “di-identifikasi”. Orang dari negara yang berbeda mempunyai
 nilai, sikap,    dan pengalaman yang berbeda. Mereka mempunyai kekuatan dan juga
 kelemahan yang berbeda satu sama lain.
      Seorang negosiator yang berkompeten harus mengembangkan gaya yang cocok dengan
 kekuatannya sendiri. Janganlah berusaha untuk mengikuti gaya dan kebudayaan yang lain.
 Hendaknya dia jangan mengikuti gaya orang lain di mana ia mempunyai kekuatan,
 sedangkan pihak lain tidak; suatu gaya yang akan menyebabkan dia menunjukkan kelemahan
 alamiahnya dan bukan kekuatannya yang alamiah.
      Ia perlu menyadari apa yang merupakan kekuatannya dan mempraktekkan
 keterampilannya untuk memanfaatkan kekuatan itu. Ia juga harus sadar bahwa orang lain
 bekerja secara lain. Menghormati cara-cara mereka yang berbeda tanpa perlu tunduk
 kepadanya adalah penting.
      Perbedaan tentang kebudayaan itu tidak saja mempengaruhi perilaku luaran tersebut,
 melainkan juga menentukan nilai-nilai dasar dari para negosiator itu. Setiap orang membawa
 berbagai asumsi yang berakar dalam meja negosiasi yang mungkin dia sendiri tidak
menyadarinya. Adapun berbagai perbedaan budaya yang mempengaruhi gaya negosiasi
adalah sebagaimana dibawah ini :

1. Budaya Amerika.

   Pada umumnya diidentifikasikan dengan kecenderungan memiliki ciri-ciri sebagai
   berikut :
           •   Percaya diri dan mengedepankan profesionalisme.
           •   Kemampuan tawar menawar.
           •   Minatnya pada “system-paket”.

1. Gaya Budaya Jerman.

   Mempunyai kecenderungan ciri-ciri sebagai berikut :
           •   Gaya yang teliti dan sistematik.
           •   Persiapan sangat matang, kaku dan tanpa kompromi.
           •   Penyampaian masalah dan penawaran dengan jelas dan tegas.

1. Gaya Budaya Inggris.

   Mempunyai kecenderungan ciri-ciri sebagai berikut :
           •   Cenderung amatir dan berbeda sekali dengan gaya Amerika.
           •   Kurang adanya persiapan.
           •   Baik hati, ramah, suka bergaul, menyenangkan.
           •   Luwes dan tanggap terhadap inisiatif.

1. Gaya Budaya China.

   Mempunyai kecenderungan ciri-ciri sebagai berikut :
           •   Atensi terhadap “wajah-diri” (penampilan, harga diri yang sering ditunjukkan
               dengan kemewahan).
           •   Spesialisasi (negoisator memang harus ahli di bidangnya atau membawa ahli-
               ahlinya selama negoisasi).
           •   Rasa curiga terhadap ras “barat”.
           •   Menyukai perhatin tulus terhadap keluarganya.
A.Psikologi dan Negosiasi
         Masalah negoisasi dan psikologi individu sangat berkaitan erat satu sama lainnya. Hal
  ini dapat ditinjau dari teori Maslow tentang “Hirarki kebutuhan manusia”.
  Hirarki kebutuhan manusia terdiri atas :

  1. Kebutuhan dasar (Basic Need).

        Kebutuhan kita yang paling penting ialah hidup, agar dapat tetap hidup. Untuk tetap
        hidup, orang memerlukan makanan, air, tempat tinggal dan istirahat.

  1. Kebutuhan rasa aman (Safety Need).

        Kebutuhan yang menjadi dominan adalah kebutuhan akan keamanan. Berbagai usahanya
        sekarang ditujukan untuk memperoleh keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.

  1. Kebutuhan sosial (Social Need).

        Jika ketiga kebutuhan diatas sudah terpenuhi, maka rasa memiliki menjadi sangat penting
        baginya. Dia perlu merasa termasuk dan diterima oleh suatu kelompok sosial.

  1. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem Need).

        Individu yang kebutuhannya fisiknya, kebutuhan rasa aman dan memiliki telah
        terpuaskan, mulailah ia menaruh minat pada kehormatan, yakni kebutuhan akan rasa
        harga diri dan hormat dari orang lain.

  1. Kebutuhan pengaktualisasian diri (Self Actualication Need).

        Jika keempat macam kebutuhan diatas telah terpenuhi, maka kebutuhan yang paling
        penting bagi individu sekarang adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini
        ditujukan demi kesempurnaan diri, keinginannya untuk menjadi yang terbaik, dan untuk
        mewujudkan sepenuhnya kemampuannya. Kebutuhan ini kadang disebut kebutuhan
        “kreatif”.
           Hubungan antara teori Maslow dengan masalah praktis negosiasi adalah :
    •      Agar dapat mencapai tingkat yang paling tinggi seperti disarankan oleh Maslow yakni
           tingkat kreatif, para negosiator pertama-tama harus memperhatikan keempat tingkat
           sebelumnya.
•     Biarpun kebutuhan untuk tetap hidup, rasa aman, dan sosial itu telah dipenuhi, masih
         terdapat banyak orang yang nilai-nilainya tidak mencakup keterbukaan, kejujuran dan
         kreativitas.
   •     Ketrampilan dalam negoisasi merupakan kebutuhan akan pengakun atau tingkat
         kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, seorang negosiator pada umumnya
         tidak pernah merasa puas sehingga akan selalu meningkatkan kreativitasnya dan
         kebutuhan manusia itu tidak pernah ada habisnya.
   •     Negosiator yang tidak berpengalaman tidak akan memberikan perhatian yang cukup
         pada pekerjaan persiapan yang melandasinya.



A.LOBBYING.
        Yang dimaksud Lobbying adalah merupakan suatu pertemuan yang bersifat “personal
 approach”, mempunyai maksud dan tujuan tertentu serta ingin mengetahui mengenai suatu
 informasi atau data tertentu.
 Adapun ciri-ciri lobbying adalah sebagai berikut :
 1. Adanya suatu pertemuan para pihak secara informal.
 2. Bersifat “personal approach”.
 3. Adanya maksud atau tujuan tertentu.
 4. Ingin mengetahui suatu informasi atau data tertentu.
 Lobbying merupakan bagian/tahapan dalam negoisasi yakni : explorasi yang informal.
 Explorasi terdiri dari atas :
 1. Explorasi formal.
       Data-data tertulis yang diberikan.
 1. Explorasi informal.
       Informasi yang diperoleh dengan personal approach.



DAFTAR PUSTAKA

 • Kotler, Philip, Marketing Management, analysis, planning, implementation,
       and control. Englewoods Cliffs, New Jersey: Prentice- Hall Inc., 1994.
• Drucker, Peter with Joseph A. Maciariello, Management (Revised Edition).
   New York: Harper Collins Publisher, 2008.
• Naisbit, John, Global Paradox, New York: Time Magazine publisher, 1994.
• Patton, Patricia, EQ di Tempat Kerja alih bahasa oleh Zaini Dahlan
   (Jakarta: PT Pustaka Delaprasta, 1988)
• V. Thill, John and Courtland Bovee Excelence In Bussines Communications, New York:
   Mc Graw Hill Inc, 1994.
• www.eiconsortium.org/technical_report.htm, Cherniss, Cary, et al. Bringing
   Emotional Intelligence to the Work Place, 1998.

Contenu connexe

Tendances

Materi "Negosiasi Bisnis" TRAINING
Materi "Negosiasi Bisnis" TRAININGMateri "Negosiasi Bisnis" TRAINING
Materi "Negosiasi Bisnis" TRAININGKanaidi ken
 
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi BisnisTEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi BisnisDiana Amelia Bagti
 
Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Negosiasi dalam Komunikasi BisnisNegosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Negosiasi dalam Komunikasi BisnisErwin Rasyid
 
Teknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasiTeknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasiMulyadi Yusuf
 
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)eddy sanusi silitonga
 
Presentasi komunikasi bisnis
Presentasi komunikasi bisnisPresentasi komunikasi bisnis
Presentasi komunikasi bisnisameliadhebie
 
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Kanaidi ken
 
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)JihanAnastasiaRahmad
 
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses NegosiasiTugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasieddy sanusi silitonga
 
Bab 5. negosiasi power point
Bab 5. negosiasi   power pointBab 5. negosiasi   power point
Bab 5. negosiasi power pointDorothea Laksita
 
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"Kanaidi ken
 
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)YollaNadya
 
Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Kanaidi ken
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASIDiana Amelia Bagti
 
Mengklaim Nilai Dalam Negosiasi
Mengklaim Nilai Dalam NegosiasiMengklaim Nilai Dalam Negosiasi
Mengklaim Nilai Dalam Negosiasimastiyokpamungkas
 

Tendances (20)

Materi "Negosiasi Bisnis" TRAINING
Materi "Negosiasi Bisnis" TRAININGMateri "Negosiasi Bisnis" TRAINING
Materi "Negosiasi Bisnis" TRAINING
 
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi BisnisTEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
 
Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Negosiasi dalam Komunikasi BisnisNegosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
 
Teknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasiTeknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasi
 
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
 
Presentasi komunikasi bisnis
Presentasi komunikasi bisnisPresentasi komunikasi bisnis
Presentasi komunikasi bisnis
 
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
 
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
 
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses NegosiasiTugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
 
Bab 5. negosiasi power point
Bab 5. negosiasi   power pointBab 5. negosiasi   power point
Bab 5. negosiasi power point
 
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
 
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
 
Powerpoint Komunikasi Bisnis
Powerpoint Komunikasi BisnisPowerpoint Komunikasi Bisnis
Powerpoint Komunikasi Bisnis
 
Negosiasi manajemen konflik
Negosiasi manajemen konflikNegosiasi manajemen konflik
Negosiasi manajemen konflik
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Tahapan dalam NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
 
TUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI
TUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASITUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI
TUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI
 
Mengklaim Nilai Dalam Negosiasi
Mengklaim Nilai Dalam NegosiasiMengklaim Nilai Dalam Negosiasi
Mengklaim Nilai Dalam Negosiasi
 

En vedette

makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis Elin Erlin
 
NASKAH PROSEDUR KOMPLEKS
NASKAH PROSEDUR KOMPLEKSNASKAH PROSEDUR KOMPLEKS
NASKAH PROSEDUR KOMPLEKSOyaaaaa
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiDiana Amelia Bagti
 
TEKS NEGOSIASI
TEKS NEGOSIASITEKS NEGOSIASI
TEKS NEGOSIASIreizatik
 
Menangani konflik dalam negosiasi
Menangani konflik dalam negosiasiMenangani konflik dalam negosiasi
Menangani konflik dalam negosiasiMulyadi Yusuf
 
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanPerubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanIndra Yu
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikReza Oktarama
 
Ilmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikelriq
 
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...University of Andalas
 

En vedette (20)

Negosiasi bisnis
Negosiasi bisnisNegosiasi bisnis
Negosiasi bisnis
 
Ppt negosiasi
Ppt negosiasiPpt negosiasi
Ppt negosiasi
 
makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis
 
NASKAH PROSEDUR KOMPLEKS
NASKAH PROSEDUR KOMPLEKSNASKAH PROSEDUR KOMPLEKS
NASKAH PROSEDUR KOMPLEKS
 
Teks negosiasi
Teks negosiasiTeks negosiasi
Teks negosiasi
 
Presentasi vi
Presentasi viPresentasi vi
Presentasi vi
 
Teks negosiasi
Teks negosiasiTeks negosiasi
Teks negosiasi
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
 
TEKS NEGOSIASI
TEKS NEGOSIASITEKS NEGOSIASI
TEKS NEGOSIASI
 
Bahasa Indonesia Negosiasi
Bahasa Indonesia Negosiasi Bahasa Indonesia Negosiasi
Bahasa Indonesia Negosiasi
 
Menangani konflik dalam negosiasi
Menangani konflik dalam negosiasiMenangani konflik dalam negosiasi
Menangani konflik dalam negosiasi
 
Teks negosiasi
Teks negosiasiTeks negosiasi
Teks negosiasi
 
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanPerubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
 
Norma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus PersNorma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus Pers
 
Ilmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensik
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
 
Macam Macam Delik
Macam Macam DelikMacam Macam Delik
Macam Macam Delik
 

Similaire à Negosiasi.

Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docxMakalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docxkomar RONI
 
Handout negosiasi smk 1 dumai
Handout negosiasi smk 1 dumaiHandout negosiasi smk 1 dumai
Handout negosiasi smk 1 dumaiSMKN 1 Dumai
 
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmmMateri Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmmfanni28
 
PPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.pptPPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.pptTrainingNobby
 
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of  The 37 Most Powerful Tactics On NegotiationResume of  The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiationeddy sanusi silitonga
 
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...eddy sanusi silitonga
 
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdf
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdfDEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdf
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdfpersonalcoach21
 
PPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptx
PPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptxPPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptx
PPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptxMilawati49
 
Makalah negosiasi
Makalah negosiasiMakalah negosiasi
Makalah negosiasiEdane Black
 
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) finalMakalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) finalDewi Ponco
 
Bahan diklat negosiasi 1
Bahan diklat negosiasi 1Bahan diklat negosiasi 1
Bahan diklat negosiasi 1aseranikurdi
 
negosiasi dan eksistensi organisasi
negosiasi dan eksistensi organisasinegosiasi dan eksistensi organisasi
negosiasi dan eksistensi organisasiZulaika Nur Afifah
 
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptx
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptxDEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptx
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptxpersonalcoach21
 
Alif tkj 1 negoasiasi ppt
Alif tkj 1 negoasiasi pptAlif tkj 1 negoasiasi ppt
Alif tkj 1 negoasiasi pptNuril anwar
 

Similaire à Negosiasi. (20)

Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docxMakalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
 
9 teknik negosiasi
9 teknik negosiasi9 teknik negosiasi
9 teknik negosiasi
 
Rangkuman Teknik Negosiasi
Rangkuman Teknik NegosiasiRangkuman Teknik Negosiasi
Rangkuman Teknik Negosiasi
 
Handout negosiasi smk 1 dumai
Handout negosiasi smk 1 dumaiHandout negosiasi smk 1 dumai
Handout negosiasi smk 1 dumai
 
NEGOSIASI.ppt
NEGOSIASI.pptNEGOSIASI.ppt
NEGOSIASI.ppt
 
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmmMateri Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
 
PPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.pptPPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.ppt
 
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of  The 37 Most Powerful Tactics On NegotiationResume of  The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
 
Urgensi negosiasi
Urgensi negosiasiUrgensi negosiasi
Urgensi negosiasi
 
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
 
Tugas Resume Sukses Negosiasi
Tugas Resume Sukses NegosiasiTugas Resume Sukses Negosiasi
Tugas Resume Sukses Negosiasi
 
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdf
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdfDEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdf
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pdf
 
PPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptx
PPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptxPPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptx
PPT Modul 9 Ragam Cara Komunikasi Bisnis revisi.pptx
 
Makalah negosiasi
Makalah negosiasiMakalah negosiasi
Makalah negosiasi
 
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) finalMakalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
 
Bahan diklat negosiasi 1
Bahan diklat negosiasi 1Bahan diklat negosiasi 1
Bahan diklat negosiasi 1
 
negosiasi dan eksistensi organisasi
negosiasi dan eksistensi organisasinegosiasi dan eksistensi organisasi
negosiasi dan eksistensi organisasi
 
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptx
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptxDEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptx
DEKORASI,CALL.WA085727696801,tipe peningkatan keterampilan negosiasi.pptx
 
Tugas Rangkuman Negotiate To Win
Tugas Rangkuman Negotiate To WinTugas Rangkuman Negotiate To Win
Tugas Rangkuman Negotiate To Win
 
Alif tkj 1 negoasiasi ppt
Alif tkj 1 negoasiasi pptAlif tkj 1 negoasiasi ppt
Alif tkj 1 negoasiasi ppt
 

Negosiasi.

  • 1. NEGOSIASI A.Pengertian Negosiasi Dalam kehidupan sehari hari kita akan dihadapkan pada berbagai kegiatan yang mengharuskan kita untuk bersepakat atas sesuatu dan dengan pihak tertentu. Apakah dalam kehidupan kampus maupun dunia usaha, hal ini dikenal sebagai negoisasi. Negoisasi secara umum memiliki kandungan unsur-unsur atau komponen sebagai berikut : 1. Pertemuan antara 2 (dua) belah pihak atau lebih yaitu pihak kita dan pihak lain. 2. Membahas tentang suatu persoalan bisnis (dalam arti luas). 3. Adanya tawar menawar mutualistik (saling menguntungkan) 4. Adanya suatu musyawarah untuk mencapai titik temu.. 5. Adanya suatu kesepakatan antara keduanya.. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : NEGOSIASI adalah pertemuan antara 2 (dua) belah pihak atau lebih yang membahas suatu persoalan bisnis dalam arti luas dengan adanya tawar menawar mutualistik, adanya suatu musyawarah untuk mencapai titik temu dan adanya kesepakatan antara keduanya. Sasaran dari kebanyakan negosiasi adalah mencapai suatu persetujuan. Dan yang menjadi dasar untuk negosiasi yang kreatif adalah tergantung pada penciptaan suatu iklim kerja sama dan seterusnya memulai negosiasi sedemikian rupa yang mengarahkan kedua belah pihak untuk bekerjasama secara harmonis dan kreatif. Setelah itu barulah negosiasinya sendiri mulai. Periode ini seringkali menegangkan dan sekaligus mengasyikkan sebab bentuk pertemuan itu sendiri kadang-kadang sukar diramalkan atau dikendalikan. Namun demikian senantiasa terdapat suatu pola tertentu dalam negosiasi. Benang merah inilah yang harus kita gunakan jika kita ingin mengendalikan negosiasi untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu terdapat serangkaian taktik yang dapat menolong.
  • 2. Komunikasi yang efektif merupakan unsure esensial dalam negosiasi yang efektif. Ketrampilan yang efektif juga merupakan bagian penting dari perlengkapan negosiator yang terampil A.Negosiasi yang efektif Sepreti yang telah dikemukakan di atas bahwa negosiasi yang efektif tergantung kepada komunikasi yang efektif. Artinya masing-masing pihak harus dapat mengatasi berbagai perbedaan pandangan dan hambatan alamiah dalam proses komunikasi. Hambatan hambatan alamiah didalam komunikasi misalnya dapat diperhatikan dari contoh berikut : • Apa yang dikatakan belum tentu didengar. Hambatan tersebut mungkin berupa ; kebisingan, kurangnya konsentrasi, kepekaan, penyimpangan sewaktu transmisi, misalnya dengan telepon atau mikrofon. • Apa yang didengar belum tentu dimengerti. Apapun yang mungkin didengar oleh pendengar dan apa yang dimengertinya dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan teknis mengenai masalahnya, kosakatanya: yakni oleh serangkaian kemampuan dan hambatan intelektual. • Apa yang dimengerti belum tentu diterima. Apapun yang mungkin dia mengerti, kesediaannya untuk menerima dipengaruhi oleh factor psikologis ; sikapnya terhadap pihak lain, sikapnya kepada organisasi, perasaanya mengenai hal yang didiskusikan, dan lain sebagainya. • Pembicara mungkin tidak dapat mengetahui apa yang telah didengar atau dimengerti atau diterima oleh pendengar. Si pembicara sering beranggapan bahwa dia telah benar-benar dimengerti dan pendengar biasanya hanya menaruh perhatian pad pernyataan atau pernyataan balasanyang akan dibuatnya; tidak ada satupun yang memperdulikan perlunya memeriksa efektifitas komunikasinya.
  • 3. Langkah-langkah yang harus diambil oleh para negosiator agar komunikasi dapat lebih efektif untuk minimalisasi hambatan diatas adalah : 1. Menciptakan kondisi yang tepat. Kondisi yang tepat harus dibangun pada tahap-tahap permulaan. Ini menggaris bawahi pentingnya upaya „menciptakan iklim‟ 1. Mengusahakan agar skala waktunya tepat. Perlu diusahakan agar skala waktu komunikasi kita itu tepat. Kemampuan untuk memahami apa yang dikatakan sebagian dipengaruhi oleh skala waktu selam hal itu dikatakan. Selama dialog di antara dua pihak terdapat skala waktu tertentu oleh kedua pihak diakui sebagai dapat diterima ; terdapat suatu kerangka waktu yang sangat panjang sampai masing-masing pihak dapat berbicara tanpa melelahkan orang lain. Kerangka waktu tersebut, dalam suatu dialog negosiasi, maksimumnya kira-kira dua menit. Janganlah bicara lebih lama dari dua menit, tanpa memberi kesempatan kepada pihak lawan untuk memotong. 1. Menyiapkan dan mengemukakan informasi secara efektif. Dalam meningkatkan komunikasi selama negosiasi, cara kita menyampaikan informasi haruslah efektif. Untuk ini pada permulaan diperlukan suatu keinginan dari pembicara untuk memberikan prioritas pada efektivitas komunikasi, biarpun dengan mengorbankan keanggunan. Tidak perlu mengatakannya secara indah, yang penting adalah dimengerti. 1. Mendengarkan secara efektif. Kita perlu menjadi pendengar yang kompeten. Kita perlu berusaha mendengar dan mengerti perspektif pihak lain. 1. Mengatasi hambatan “bahasa kedua” Orang yang harus bernegosiasi dalam bahasa asing seringkali merasa tidak beruntung. Mereka yakin bahwa terdapat hambatan bahasa yang mendominasi dan menganggu komunikasi mereka. Padahal mungkin para negosiator akan lebih baik berkomunikasi dalam bahasa asing dari pada dalam bahasanya sendiri. Alasannya mungin terletak pada kenyataan bahwa masing-masing pihak senantiasa sadar mengenai persoalankomunikasi;
  • 4. lebih sadar dari pada negosiator yang menggunakan bahasa sendiri. Karenanya masing- masing negosiator berusaha berkomunikasi secara sederhana dan efektif untuk mendukung unsure-unsur non-verbal dalam komunikasi mereka, mendengarkan secara efektif dan mencek pemahaman masing-masing. Hasilnya komunikasi yang efektif. Dari kelima hal diatas, masih pula dipengaruhi oleh ketrampilan negosiator untuk menggunakan : • Suaranya. Suara mempunyai empat variabel. Negosiator perlu menggunakan masing-masing variabel suara itu pada tingkat yang cocok, dan jugamengubah penggunaannya. Variabel tersebut adalah; kecepatan langkah bicaranya, tinggi suara, kekuatan volume dan perhatikan perubahan volume dapat sangat berpengaruh. • Ketrampilan non verbalnya. Kelompok kedua dari ketrampilan dampak pribadi adalah ketrampilan non-verbal. Yang paling kuat di antanya adalah penggunaan mata. Di samping mata yang sangat penting, bentuk-bentuk kontak non-verbal mencakup sikap tubuh, gerakan tangan dan ekspresi. • Ketenangan (diam). Aspek lain adalah penggunaan masa keheningan. Suatu keheningan harus dipecahkan penanya, karena keheningan berpengaruh sangat kuat. • Alat peraga yang dibutuhkan. Alat peraga itu bisa sangat berkuasa, dan harus digunakan secara hati-hati. Bahaya pokok terletak dalam pemberian terlalu banyak alat peraga. Karena itu negosiator yang terampil memanfaatkan alat peraga yang dapat memberikan pengaruh besar, namun secara hemat dan hati-hati. A.Gaya Negosiator. Negosiator yang terampil, yang secara teratur bertemu dengan banyak pihak lain tahu bahwa mereka masing-masing mempunyai gaya bernegosiasi tersendiri. Di dalam praktek negoisasi akan ditemukan tiga gaya negosiator, yaitu :
  • 5. 1. Tipe petarung (fighter). Yaitu negosiator yang memiliki orientasi pada tugasnya, sangat tinggi. 1. Tipe kolaborator (collaborator) Yaitu negosiator yang bertujuan untuk memperoleh segalanya ditempat terbuka, menghadapi berbagai masalah dan membuat transaksi yang kreatif. 1. Tipe kompromistis. Yaitu negosiator yang selalu berusaha mencari kompromi untuk menyelesaikan persoalan. Ketiga jenis negosiator tersebut sangat erat kaitannya dengan jenis organisasi yang berbeda- beda didalam penerapannya. Diantara ketiga tipe tersebut yang paling unggul sangat tergantung kepada “ketrampilan, pelatihan dan pengalaman” yang dimiliki masing-masing negosiator. A.Pertimbangan strategik dalam negosiasi Ada beberapa pertimbangan latar belakang yang akan mempengaruhi strategi dalam negoisasi yaitu : • Kemampu-ulangan dalam menjalin “relationship” Persoalan mengenai kemampu-ulangan memberikan pengaruh penting pada gaya dan berbagai taktik yang harus digunakan. Jika kita melakukan serangkaian perjanjian dengan sebuah organisasi, maka kita perlu membangun kemauan baik dan hubungan yang berkesinambungan dengan organisasi tersebut. Kita akan berusaha mengenal satu sama lain secara pribadidan mengembangkan suatu pola negoisasi satu sama lain. • Mampu membaca kekuatan pihak lain. Kekuatan ini sebagian merupakan persoalan situasi mereka. Jika mereka merupakan satu-satunya orang yang dapat melakukan perjanjian itu dengan kita, maka mereka berada dalam posisi yang kuat. Sebaliknya jika kita mempunyai banyak pelanggan potensial (pensuplai). Maka mereka berada dalam posisi relatif lemah.
  • 6. Mampu mendeteksi kemampuan pihak kita. Kekuatan kita adalah kebalikan kekuatan mereka. Kita kuat jika menguasai pasar, baik sebagai pembeli atau sebagai penjual, dan lemah jika kita hanya merupakan satu dari banyak yang lain. Kita pun mempunyai suatu gaya yang khas mengenai organisasi, kepribadian dan kekuatan kita yang harus kita gunakan sebaik-baiknya. • Makna penting perjanjian itu (nilai totalnya). Perjanjian itu ada pentingnya. Jika kita bernegosiasi tentang ratusan juta rupiah atau jika kita sedang bernegosiasi tentang suatu produk yang sudah terkenal di pasar yang sudah mapan, diperlukan adanya perjanjian untuk mengikat kedua belah pihak. Karena tanpa adanya perjanjian masing-masing akan merasa tidak bertanggung-jawab terhadap hal- hal yang merugikan. Pertimbangan strategik diatas akan berpengaruh terhadap keputusan kita dalam rangka negoisasi, yaitu : • Dengan siapa kita harus bernegoisasi. • Sejauh manakah sasaran kita. • Sasaran macam apa yang harus digunakan. • Gaya negoisasi apa yang harus digunakan. • Apakah masalah dan peluang khusus yang ada. • Tim mana yang harus bernegoisasi untuk kita. A.Tahap-tahap negoisasi. Menurut Bill Scott (1991) Suatu negoisasi dapat dilakukan dengan melalui tahap-tahap berikut ini : 1. Explorasi Meliputi Kegiatan-kegiatan sbb: a. Masing-masing pihak berusaha memahami tuntutan pihak lain. b. Kedua pihak merasakan bersama jenis perjanjian apa yang mungkin dapat dilaksanakan bersama.
  • 7. c. Masing-masing pihak berusaha bersikap keras dan diperlihatkan satu terhdap lainnya. d. Lahir pengertian tentang permasalahan yang perlu diselesaikan selama proses tawar menawar. 1. Penawaran Salah satu pihak atau kedua belah pihak berusaha untuk mengajukan tawaran terbaik yang mengarah kepada keuntungan terbaik bagi pihaknya. 1. Tawar menawar. Masing-masing pihak berusaha untuk mengajukan tawaran terbaik yang mengarah kepada keuntungan terbaik bagi pihaknya. 1. Penyelesaian, jika tawar menawar tersebut telah diambang persetujuan. 2. Pengesahan, adalah berupa tulisan atau formalitas hukum yang lazim. Cara penanganan tahap-tahap negoisasi ini berbeda-beda dari satu negosiasi ke negosiasi yang lain. Seringkali tahapan itu tidak berurutan. Kadang-kadang pihak yang bersangkutan mengelak maju atau mundur di antara tahapan-tahapan tersebut. Seringkali mereka mengikuti urutan yang ada dalam salah satu aspek perjanjian itu dan kemudian mulai lagi dari awal aspek yang kedua. Namun, untuk mendapatkan pengendalian yang efektif atas proses negosiasi itu, negosiator harus selalu menyadari adanya lima tahapan itu. Tetapi untuk negoisasi yang ekstensif (berlangsung dalam jangka waktu agak panjang) dapat diikuti dalam tiga tahap yaitu : 1. Tahap Persiapan. • Tentukan strategi. • Pilih sumber-sumbernya. • Pilih temanya. • Organisasi team. • Rumusan sasaran dan komponen informasi. • Detail persiapan. • Persiapan fisik. • Gladi bersih. 1. Pelaksanaan Negoisasi.
  • 8. • Kemajuan dinilai berdasarkan standard yang telah ditentukan atau dimungkinkan untuk membuat penetapan standard baru. • Pengembangan prosedural-perencanaan dan kecepatan langkah negoisasi. • Efektifitas team dan cara kerja kita. • Pemeliharaan iklim/sasaran. 1. Evaluasi-Pasca Negoisasi. • Strategi kita. • Cara pelaksanaan negoisasi kita. • Team kita (kewenangan dan tanggung jawabnya, pelatihan dsb). • Pihak kita (gaya kerja dan efektifitasnya, fokus dst). A.Pengaruh Kebudayaan Yang Berbeda terhadap Kemampuan Negosiasi Kemampuan negoisasi dengan pengaruh kebudayaan yang berbeda adalah suatu hal yang perlu “diketahui” dan “di-identifikasi”. Orang dari negara yang berbeda mempunyai nilai, sikap, dan pengalaman yang berbeda. Mereka mempunyai kekuatan dan juga kelemahan yang berbeda satu sama lain. Seorang negosiator yang berkompeten harus mengembangkan gaya yang cocok dengan kekuatannya sendiri. Janganlah berusaha untuk mengikuti gaya dan kebudayaan yang lain. Hendaknya dia jangan mengikuti gaya orang lain di mana ia mempunyai kekuatan, sedangkan pihak lain tidak; suatu gaya yang akan menyebabkan dia menunjukkan kelemahan alamiahnya dan bukan kekuatannya yang alamiah. Ia perlu menyadari apa yang merupakan kekuatannya dan mempraktekkan keterampilannya untuk memanfaatkan kekuatan itu. Ia juga harus sadar bahwa orang lain bekerja secara lain. Menghormati cara-cara mereka yang berbeda tanpa perlu tunduk kepadanya adalah penting. Perbedaan tentang kebudayaan itu tidak saja mempengaruhi perilaku luaran tersebut, melainkan juga menentukan nilai-nilai dasar dari para negosiator itu. Setiap orang membawa berbagai asumsi yang berakar dalam meja negosiasi yang mungkin dia sendiri tidak
  • 9. menyadarinya. Adapun berbagai perbedaan budaya yang mempengaruhi gaya negosiasi adalah sebagaimana dibawah ini : 1. Budaya Amerika. Pada umumnya diidentifikasikan dengan kecenderungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : • Percaya diri dan mengedepankan profesionalisme. • Kemampuan tawar menawar. • Minatnya pada “system-paket”. 1. Gaya Budaya Jerman. Mempunyai kecenderungan ciri-ciri sebagai berikut : • Gaya yang teliti dan sistematik. • Persiapan sangat matang, kaku dan tanpa kompromi. • Penyampaian masalah dan penawaran dengan jelas dan tegas. 1. Gaya Budaya Inggris. Mempunyai kecenderungan ciri-ciri sebagai berikut : • Cenderung amatir dan berbeda sekali dengan gaya Amerika. • Kurang adanya persiapan. • Baik hati, ramah, suka bergaul, menyenangkan. • Luwes dan tanggap terhadap inisiatif. 1. Gaya Budaya China. Mempunyai kecenderungan ciri-ciri sebagai berikut : • Atensi terhadap “wajah-diri” (penampilan, harga diri yang sering ditunjukkan dengan kemewahan). • Spesialisasi (negoisator memang harus ahli di bidangnya atau membawa ahli- ahlinya selama negoisasi). • Rasa curiga terhadap ras “barat”. • Menyukai perhatin tulus terhadap keluarganya.
  • 10. A.Psikologi dan Negosiasi Masalah negoisasi dan psikologi individu sangat berkaitan erat satu sama lainnya. Hal ini dapat ditinjau dari teori Maslow tentang “Hirarki kebutuhan manusia”. Hirarki kebutuhan manusia terdiri atas : 1. Kebutuhan dasar (Basic Need). Kebutuhan kita yang paling penting ialah hidup, agar dapat tetap hidup. Untuk tetap hidup, orang memerlukan makanan, air, tempat tinggal dan istirahat. 1. Kebutuhan rasa aman (Safety Need). Kebutuhan yang menjadi dominan adalah kebutuhan akan keamanan. Berbagai usahanya sekarang ditujukan untuk memperoleh keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. 1. Kebutuhan sosial (Social Need). Jika ketiga kebutuhan diatas sudah terpenuhi, maka rasa memiliki menjadi sangat penting baginya. Dia perlu merasa termasuk dan diterima oleh suatu kelompok sosial. 1. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem Need). Individu yang kebutuhannya fisiknya, kebutuhan rasa aman dan memiliki telah terpuaskan, mulailah ia menaruh minat pada kehormatan, yakni kebutuhan akan rasa harga diri dan hormat dari orang lain. 1. Kebutuhan pengaktualisasian diri (Self Actualication Need). Jika keempat macam kebutuhan diatas telah terpenuhi, maka kebutuhan yang paling penting bagi individu sekarang adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini ditujukan demi kesempurnaan diri, keinginannya untuk menjadi yang terbaik, dan untuk mewujudkan sepenuhnya kemampuannya. Kebutuhan ini kadang disebut kebutuhan “kreatif”. Hubungan antara teori Maslow dengan masalah praktis negosiasi adalah : • Agar dapat mencapai tingkat yang paling tinggi seperti disarankan oleh Maslow yakni tingkat kreatif, para negosiator pertama-tama harus memperhatikan keempat tingkat sebelumnya.
  • 11. Biarpun kebutuhan untuk tetap hidup, rasa aman, dan sosial itu telah dipenuhi, masih terdapat banyak orang yang nilai-nilainya tidak mencakup keterbukaan, kejujuran dan kreativitas. • Ketrampilan dalam negoisasi merupakan kebutuhan akan pengakun atau tingkat kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, seorang negosiator pada umumnya tidak pernah merasa puas sehingga akan selalu meningkatkan kreativitasnya dan kebutuhan manusia itu tidak pernah ada habisnya. • Negosiator yang tidak berpengalaman tidak akan memberikan perhatian yang cukup pada pekerjaan persiapan yang melandasinya. A.LOBBYING. Yang dimaksud Lobbying adalah merupakan suatu pertemuan yang bersifat “personal approach”, mempunyai maksud dan tujuan tertentu serta ingin mengetahui mengenai suatu informasi atau data tertentu. Adapun ciri-ciri lobbying adalah sebagai berikut : 1. Adanya suatu pertemuan para pihak secara informal. 2. Bersifat “personal approach”. 3. Adanya maksud atau tujuan tertentu. 4. Ingin mengetahui suatu informasi atau data tertentu. Lobbying merupakan bagian/tahapan dalam negoisasi yakni : explorasi yang informal. Explorasi terdiri dari atas : 1. Explorasi formal. Data-data tertulis yang diberikan. 1. Explorasi informal. Informasi yang diperoleh dengan personal approach. DAFTAR PUSTAKA • Kotler, Philip, Marketing Management, analysis, planning, implementation, and control. Englewoods Cliffs, New Jersey: Prentice- Hall Inc., 1994.
  • 12. • Drucker, Peter with Joseph A. Maciariello, Management (Revised Edition). New York: Harper Collins Publisher, 2008. • Naisbit, John, Global Paradox, New York: Time Magazine publisher, 1994. • Patton, Patricia, EQ di Tempat Kerja alih bahasa oleh Zaini Dahlan (Jakarta: PT Pustaka Delaprasta, 1988) • V. Thill, John and Courtland Bovee Excelence In Bussines Communications, New York: Mc Graw Hill Inc, 1994. • www.eiconsortium.org/technical_report.htm, Cherniss, Cary, et al. Bringing Emotional Intelligence to the Work Place, 1998.