SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
KATA PENGANTAR



       Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan berbagai manfaat
kepada kita terutama nikmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini pada waktu yang telah di tentukan, serta tidak lupa pula kita haturkan
shalawat serta salam kepada sang revormis sejati yakni baginda Nabi Muhammad
Saw yang telah membawa kita pada ruangan indahnya islam hingga saat ini .

       Misi pembuatan makalah ini untuk lebih memahami tujuan dan manfaat
mempelajari ushul fiqh dengan penjelasan-penjelasan serta metode-metode yang
dipakai oleh para imam mujtahid dalam mengambil hukum yang kita warisi selama
ini.

       Sehubungan dengan terbentuknya makalah ini maka kami berharap makalah
ini akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap pengetahuan terutama maha
siswa baru. Kemudian penulis berterimakasih kepada pembimbing, dengan akhir kata
apabila ada kesalahan maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar penulis lebih teliti dalam pembuatan makalah berikutnya.




                                                                                1
BAB I

                              PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG

       Demokrasi-oleh banyak pihak-dianggap sebagai suatu sistem yang
   kehidupan yang dapat menjamin warga masyarakat mencapai kehidupan yang
   sejahtera. Sejalan dengan keyakinan tersebut, dewasa ini banyak bangsa-bangsa
   di dunia, termasuk di Indonesia tengah melakukan transformasi dan transisi
   menuju masyarakat demokratis setelah lebih dari 30 tahun berada dalam
   kekuasaan otoriter. Demokratisasi bukanlah sesuatu “barang” yang mudah
   diperoleh dan sederhana untuk direalisasikan, melainkan suatu proses yang
   sangat rumit dan membutuhkan kesiapan dan dukungan semua pihak untuk
   merealisasikannya, termasuk di dalamnya bagaimana membangun struktur dan
   kultur yang demokratis.

       Proses demokrasi tanpai dibarengi dengan struktur dan kultur yang
   demokratis hanya akan menjadikan proses tersebut sebagai sebuah reaksi atas
   trauma politik masa lalu yang tidak memiliki arah. Dengan kata lain, untuk
   membangun masyarakat yang demokratis harus dibarengi dengan suatu rekayasa
   sistemik untuk membangun struktur sosial politik dan kultur yang demokratis.
   Upaya membangun kultur demokrasi tersebut, menurut Almond harus melewati
   3 (tiga) tahap. Pertama, pengembangan institusi yang demokratis. Kedua,
   menciptakan kondisi sosial dan personalitas individu yang mendukung
   terwujudnya demokrasi. Ketiga, mewujudkan struktur sosial dan kultur politik
   yang demokratis (Almond; 1996). Dalam konteks itu semua, maka pendidikan
   dianggap sebagai salah satu instrumen (sekalipun bukan satu-satunya) untuk
   membangun kultur demokrasi tersebut, melalui pembinaan dan pengembangan
   sumber daya manusia dalam proses pendidikan, utamanya melalui pembelajaran
   Civic Education, mulai tingkat dasar, menengah sampai pada jenjang perguruan
   tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
        Makalah ini menyusun konsep dasar dan unsur pembentukan identitas
   nasional secara keseluruhan ,baik itu hakekat dan dimensi identitas nasioanl,
   Unsur pembentukan nasionalime dan globalisasi, politik indonesia modern dan
   lain-lain.Yang akan menyusun dasar identitas nasional dan globalisasi sehingga


                                                                               2
kita akan lebih memahami secara mendalam akan konsep dasar identitas
nasioanal dan globalisasi yang sangat di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari
baik itu dalam mengajar secara individu, maupun dalam suatu organisasi.




                                                                           3
BAB II

                                  PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR CIVIC EDUCATION

        Civic Education, sejatinya dipahami sebagai wahana pendidikan yang
  didesain untuk membina dan mengembangkan sikap warganegara yang baik,
  cerdas, kritis dan partisipatif (smart and good citizen) dalam kehidupan
  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik dalam konteks lokal, regional
  maupun internasional. Secara lebih sederhana, Civic Education dipahami
  sebagai    wahana      pendidikan     demokrasi    (democracy     education)     bagi
  warganegara.      Menurut    Azra,    Pendidikan    Demokrasi     secara    substantif
  menyangkut soisalisasi, diseminasi, aktualisasi dan implementasi konsep, sistem,
  nilai, budaya dan praktik demokrasi melalui pendidikan (Azra, 2002: 166).

        Dalam praktiknya, Pendidikan Kewargaan (Civic Education) tersebut
  memiliki peristilahan yang berbeda, seperti Citizenship Education, Humanright
  Education dan Democracy Education. Di Inggris misalnya, menyebut
  Pendidikan Kewargaan (Civic Education) dengan Citizenship Education, yang
  pada tahun 2002 ini menjadi mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan
  dasar dan menengah di Inggris. Bahkan di negara-negara Arab-seperti Yordania
  dan    Sudan-istilah    Civic   Education      diterjemahkan    dengan     al-tarbiyah
  almuwathanah dan altarbiyah al-wathaniyah.

        Pendidikan Kewargaan yang diidentikkan dengan pendidikan HAM
  (Humanright Education) mengandung pengertian aktivitas mentransformasikan
  nilai-nilai HAM kepada masyarakat agar tumbuh kesadaran akan penghormatan,
  perlindungan dan penjaminan HAM sebagai sesuatu yang kodrati dan dimiliki
  setiap manusia.

        Di Indonesia, penerjemahan Civic Education mengalami beberapa
  penerjemahan,      yakni    istilah   Pendidikan    Kewargaan     dan      Pendidikan
  Kewrganegaraan, Istilah Pendidikan Kewargaan pada satu sisi identik dengan
  Pendidikan Kewarganegaraan. Namun disisi lain istilah Pendidikan Kewargaan
  secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warganegara yang
  cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan
  bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah


                                                                                      4
Pendidikan    Kewarganegaraan,     melainkan    juga   membangun      kesiapan
  warganegara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian orientasi
  Pendidikan Kewargaan secara substantif lebih luas cakupannya dari istilah
  Pendidikan Kewarganegaraan.

      Sementara itu, Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni adalah
  pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
  berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kepada
  generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat
  yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat; demokrasi adalah suatu
  learning proses yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain;
  kelangsungan demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan
  nilai-nilai demokrasi. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu
  proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari
  orientasi, sikap dan prilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki
  political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political
  participation serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan
  menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN

      Gerakan Community Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W.A. Dunn
  adalah permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi para siswa
  dengan menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari
  dalam hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional.
  Gerakan Community Civics ini dimaksudkan pula bahwa Civics membicarakan
  pula prinsip-prinsip ekonomi dalam pemerintahan, usaha-usaha swasta, maupun
  masalah pekerjaan warganegara.

      Hampir bersamaan dengan timbulnya gerakan Community Civics yang
  tersebut, ada lagi gerakan yang membarengi gerakan Community Civic tersebut,
  yaitu gerakan Civic Education atau banyak juga yang menyebut Citizenship
  Education. Alasan timbulnya gerakan Civic Education tersebut hampir sama
  dengan alasan Community Civics, tetapi dalam beberapa hal dapat diartikan luas.

      Pada Juni 1995 dibentuk sebuah lembaga “Civitas Internasional” pada di
  Praha yang dihadiri oleh tidak kurang dari 450 pemuka pendidikan demokrasi


                                                                                5
dari 52 negara. Para peserta sepakat membentuk “Civitas Internasional” yang
menyimpulkan pentingnya pendidikan demokrasi bagi penumbuhan “Civil
Culture” untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintah
demokratis (Democratic governmence).

       Penumbuhan dan pengembangan civil culture dapat dikatakan merupakan
salah satu tujuan penting pendidikan kewargaan (Civic Education). Tetapi harus
segera diakui, sementara para ahli pendidikan kewargaan umumnya sepakat
bahwa peranan pendidikan kewargaan dalam pengembangan demokrasi dan
kewargaan demokratis telah jelas, tetapi dalam prakteknya masih terdapat
perbedaan-perbedaan. Mereka sepakat bahwa demokrasi-demokrasi yang tengah
tumbuh — seperti Indonesia sekarang — memerlukan sarana dimana generasi
muda umumnya dapat menjadi tahu dan sadar tentang pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menyangga, memelihara dan
melestarikan demokrasi. Tetapi, seperti dikemukakan Print, bagaimana semua
hal itu bisa dicapai melalui pendidikan kewargaan tidaklah jelas ( Print 1999 :
11).

       Pada beberapa negara Barat, seperti AS dan Australia, program pendidikan
kewargaan telah menjadi bagian kurikulum sekolah setidak-tidaknya dalam satu
dasawarsa terakhir.

       Postulat yang berada dibalik penerapan pendidikan kewargaan di AS adalah
bahwa pemeliharaan tradisi demokrasi tidak bisa diwariskan begitu saja; tetapi
sebaliknya harus diajarkan, disosialisasikan, dan diaktualisasikan kepada
generasi muda melalui sekolah. Lebih daripada postulat penting tersebut, dalam
pandangan banyak ahli pendidikan dan demokrasi Barat, pendidikan kewargaan
merupakan kebutuhan mendesak karena beberapa alasan kuat lainnya. Pertama,
meningkatnya gejala dan kecenderungan political illeteracy, tidak melek politik
dikalangan warganegara. Banyak warga barat, khususnya generasi muda tidak
memiliki political literacy, tidak mengetahui persis cara kerja demokrasi dan
lembaga-lembaganya. Kedua, Meningkatnya political apathism, yang terlihat
antara lain dari relatif sedikitnya jumlah warga negara yang memberikan suara
dalam pemilu, atau terlibat dalam proses-proses politik lainnya.




                                                                             6
C. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

  a. Sejarah
         Menurut catatan sejarah, belum menjadi identitas negara bangsa yang
     modern, bangsa indonesia pernah mengalami masa kejayayan, sebagai
     bangsa maritin kehandalan bangsa indonesia dalam pembuatan kapal pinisi
     di masa lalu merupakan identitas pengetahuan bangsa indonesia yang tidak
     dimemiliki oleh bangsa lain di dunia.
  b. Kebudayaan
         Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional
     dan globalisasi yaitu .akal budi, peradaban, dan pengetahuan
  c. Suku bangsa
  d. Agama
         Dimana peran agama tiada lain untuk mensyukuri nikmat kemajmukan
     pemberian Allah dapat di lakukan dengan salah satu sikap dan tindakan
     untuk tidak memaksakan keyakinan dan teradisi suatu agama baik mayoritas
     maupun minoritas atas kelompok lainnya.
  e. Bahasa
         Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional indonesia, sekalipun
     indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa indonesia
     sebagai bahasa penghubung, dalam peristiwa sumpah pemuda tahun 1928
     yang menyatakan bangsa indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
     indonesia, telah memberikan nilai tersendiri bagi pembentukan identitas
     nasional indonesia.

D. PANCASILA SEBAGAI NILAI BERSAMA DALAM KEHIDUPAN
  KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN

       Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budaya-nya
  untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang di anggap baik dan dapat memerkaya
  nilai-nilai lokal, ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya luar setiap kali
  menempatkan bangsa tersebut ke dalam kisaran kehilangan identitas namun
  tidak pula berhasil hidup dengan identitas barunya yang di adopsi dari luar,
  sedangkan pancasila adalah capaian demokrasi paling penting yang di hasilkan
  oleh para pendiri bangsa (Founding Fathers) indonesia, pancasila tidak lain
  merupakan sebuah konsensus nasional bangsa indonesia yang majemuk,
  pancasila merupakan bingkai kemajmukan bangsa indonesia. Indonesia
  merupakan kawasan subur bagi pertumbuhan beragam agar aliran pemikiran dan
  pergerakan nasional dengan basis ideologi yang beranekaragam: nasionalisme,
  sosialisme, liberalisme, islamisme, humanisme dan sebagainya. Di samping
  beragam ideologi dunia tersebut, sebagai kawasan yang kaya dengan tradisi dan
  budaya.
       Pada tanggal 1 juni 1945 pandangan soekarno tentang pancasila merupakan
  ijtihadnya untuk mewadahi beragam aliran pemikiran dan kelompok pergerakan
  nasional pada waktu itu. Di dasari semangat mempersatukan indonesia yang luas
  dan majmuk, soekarno menyerap dinamika pemikiran dan ideologi yang

                                                                               7
berkembang saat itu dalam pancasila. Sebagai sebuah konsensus nasional,
  pancasila merupakan sebuah pandangan hidup indonesia yang terbuka dan
  bersifat dinamis, sifat keterbukaan pancasila dapat di lihat pada muatan
  pancasila yang merupakan perpaduan antara nilai-nilai keindonesiaan yang
  majemuk dan nilai-nilai yang bersifat universal.

      Sepanjang sejarah orde baru, pancasila sudah di jadikan alat untuk
  membungkam saudara kedaulatan rakyat dengan atas nama pembangunan
  nasional. Orde baru juga telah melakukan penyeragaman tafsir atas pancasila
  yang di sebarluaskan melalui penataran dan pendidikan di sekolah dan
  perguruan tinggi. Reformasi yang sejatinya merupakan keberlangsungan menuju
  kedewasaan menjadi sebuah bangsa yang besar dan perubahan menuju tatanan
  nasional yang lebih baik. Sebagai sebuah karya luhur anak bangsa, pancasila
  selayaknya di tempatkan secara hormat dalam khazanah kehidupan berbangsa
  dan bernegara bangsa Indonesia.

E. REVITALISASI      PANCASILA        DALAM      KONTEKS       PERBUAHAN
  SOSIAL POLITIK INDONESIA MODERN

     menurut Azra, ada tiga faktor yang membuat pancasila semakin sulit dan
  margianal dalam perkembangannya saat ini

   a. Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim soeharto yang
      menjadikan pancasila sebagi alat politik untuk mempertahankan status
      kekuasaannya.
   b. Liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan yang di tetapkan
      presiden BJ. Habibie tentang pancasila sebagi satu-satunya asas setiap
      organisasi.
   c. Desantralisasi dan otonomisasi daerah yang sedikit banyak mendorong
      penguatan sentiment kedaerahan.

     Perlunya revitalisasi pancasila karena di dasari keyakinan bahwa pancasila
  merupakan sampul nasional yang paling tepat bagi indonesia yang majemuk.




                                                                             8
BAB III

                                 PENUTUP

A. KESIMPULAN

      Pertama, Civic Education tidak hanya sekadar melayani kebutuhan-
  kebutuhan warga dalam memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi ,
  tetapi lebih dari itu. Ia pun memberikan informasi dan wawasan tentang berbagai
  hal menyangkut cara-cara penyelesaian masalah . dalam kontek ini, civic
  education juga menjanjikan civic knowledge yang tidak saja menawarka solusi
  alternatif, tetapi juga sangat terbuka dengan kritik (kontruktif). Kedua, Civic
  education dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak karena merupakan
  sebuah proses yang mempersiapkan partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif
  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis.

      Pendidikan yang bersifat demokratis, harus memiliki tujuan menghasilkan
  tujuan menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan
  masyarakat dan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan
  publik. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu menanamkan kesadaran dan
  membekali pengetahuan kan peran warga dalam masyarakat demokratis.

      Guna membangun masyarakat yang demokratis diperlukan pendidikan agar
  warganya dapat mengkritisi dan memahami permasalahan yang ada. Dengan
  demikian civic education akan menghasilkan suatu pendidikan yang demokratis
  dengan melahirkan generasi masa depan yang cerdas, terbuka, mandiri dan
  demokratis.

      Sehingga diharapkan civic education dapat memberikan nilai-nilai
  demokrasi dengan tujuan : Pertama, Dapat memberikan sebuah gambaran
  mengenai hak dan kewajiban warga negara sebagai bagian dari integral suatu
  bangsa dalam upaya mendukung terealisasinya proses transisi menuju
  demokrasi, dengan mengembangkan wacana demokrasi, penegakan HAM dan
  civil society dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, Menjadikan
  warga negara yang baik (good citizen) menuju kehidupan berbangsa dan
  bernegara yang mengedepankan semangat demokrasi keadaban, egaliter serta
  menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Ketiga, Meningkatkan daya kritis
  masyarakat sipil. Keempat, Menumbuhkan kesadaran dan keterlibatan


                                                                               9
masyarakat sipil secara aktif dalam setipa kegiatan yang menunjang
  demokratisasi, penegakan HAM dan perwujudan civil society.

B. SARAN DAN KRITIK

      Dengan demikian tersusunya makalah ini sesuai dengan batas yang telah di
  tentukan, maka penulis mengucapkan alhamdullillah, akan tetapi tidak luput dari
  semua itu, penulis juga dalam menyusun makalah ini mempunyai dan memiliki
  kekurangan. Maka dari itu penulis perlu kritik dan saran dari semua pihak
  dimana pihak tersebut akan memacu penulis untuk lebih teliti dan berhati-hati
  dalam menyusun makalah ke depannya serta membangun yang akan
  meningkatkan motivasi penulis. Dengan akhir kata penulis mengucapkan
  terimakasih.




                                                                              10
DAFTAR PUSTAKA




1. http://wordpress.com
2. http://gumuntur.wordpress.com
3. http://nursalimrembang.wordpress.com
4. http://agungsaputra-pendidikan.blogspot.com
5. http://www.anakciremai.com
6. http://www.scribd.com




                                                 11

Contenu connexe

Tendances

Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi Nugraha
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatyoulinda
 
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatZeninuramelia
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILARaha Sia
 
Masyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalahMasyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalahafwafadlila
 
Tugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Tugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKATTugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Tugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKATrisyanti ALENTA
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Ali Murfi
 
Makalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanMakalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanmuhammad anshori
 
Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...
Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...
Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...Yogyakarta State University
 
Makna penddidikan bagi manusia
Makna penddidikan bagi manusiaMakna penddidikan bagi manusia
Makna penddidikan bagi manusiaArif Wicaksono
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi Nugraha
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi Nugraha
 
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai PancasilaMusni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasilamusniumar
 

Tendances (19)

Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
aaaa
aaaaaaaa
aaaa
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
 
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
 
Masyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalahMasyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalah
 
modul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraanmodul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraan
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Tugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempurTugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempur
 
Tugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Tugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKATTugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Tugas pip PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 
Makalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanMakalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikan
 
Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...
Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...
Jalan Panjang Pendidikan Politik Indonesia (Sebuah Kajian Teoritis dan Prakti...
 
Bab i pkn di pt
Bab i pkn di ptBab i pkn di pt
Bab i pkn di pt
 
Makna penddidikan bagi manusia
Makna penddidikan bagi manusiaMakna penddidikan bagi manusia
Makna penddidikan bagi manusia
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai PancasilaMusni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
 

Similaire à Makalah civic baron

pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdfpptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdfAgusjoya
 
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptxPPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptxRiantiLz
 
Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)
Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)
Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)Lidya Dalovya
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi Nugraha
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana PendidikanR. Herawati Suryanegara
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Muh Nafis Edi Yahyana
 
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan chinaDemokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan chinaPia Pi'ul
 
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Doan Gabriel Silalahi
 
Makalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanMakalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanAga Pratama
 
UTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdf
UTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdfUTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdf
UTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdfYunisett
 
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraHubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraOperator Warnet Vast Raha
 
Kelompok 11 masyarakat madani
Kelompok 11   masyarakat madaniKelompok 11   masyarakat madani
Kelompok 11 masyarakat madanidayurikaperdana19
 
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptxLandasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptxDheaDilla
 

Similaire à Makalah civic baron (20)

pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdfpptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
 
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptxPPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
 
Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)
Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)
Tugas civic education (lidya mar'athus sholihah 2012730136)
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan chinaDemokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
 
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Tugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasilaTugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasila
 
Tugas topik 5
Tugas topik 5Tugas topik 5
Tugas topik 5
 
Makalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanMakalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikan
 
Sosbud epy
Sosbud epySosbud epy
Sosbud epy
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
UTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdf
UTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdfUTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdf
UTS Pendidikan Kewarganegaraan Yuni Setia Wati-2302016-Akuntansi.pdf
 
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraHubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
 
Kelompok 11 masyarakat madani
Kelompok 11   masyarakat madaniKelompok 11   masyarakat madani
Kelompok 11 masyarakat madani
 
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptxLandasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
 
Curriculum 1
Curriculum 1Curriculum 1
Curriculum 1
 

Dernier

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Dernier (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Makalah civic baron

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan berbagai manfaat kepada kita terutama nikmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah di tentukan, serta tidak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada sang revormis sejati yakni baginda Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita pada ruangan indahnya islam hingga saat ini . Misi pembuatan makalah ini untuk lebih memahami tujuan dan manfaat mempelajari ushul fiqh dengan penjelasan-penjelasan serta metode-metode yang dipakai oleh para imam mujtahid dalam mengambil hukum yang kita warisi selama ini. Sehubungan dengan terbentuknya makalah ini maka kami berharap makalah ini akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap pengetahuan terutama maha siswa baru. Kemudian penulis berterimakasih kepada pembimbing, dengan akhir kata apabila ada kesalahan maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis lebih teliti dalam pembuatan makalah berikutnya. 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi-oleh banyak pihak-dianggap sebagai suatu sistem yang kehidupan yang dapat menjamin warga masyarakat mencapai kehidupan yang sejahtera. Sejalan dengan keyakinan tersebut, dewasa ini banyak bangsa-bangsa di dunia, termasuk di Indonesia tengah melakukan transformasi dan transisi menuju masyarakat demokratis setelah lebih dari 30 tahun berada dalam kekuasaan otoriter. Demokratisasi bukanlah sesuatu “barang” yang mudah diperoleh dan sederhana untuk direalisasikan, melainkan suatu proses yang sangat rumit dan membutuhkan kesiapan dan dukungan semua pihak untuk merealisasikannya, termasuk di dalamnya bagaimana membangun struktur dan kultur yang demokratis. Proses demokrasi tanpai dibarengi dengan struktur dan kultur yang demokratis hanya akan menjadikan proses tersebut sebagai sebuah reaksi atas trauma politik masa lalu yang tidak memiliki arah. Dengan kata lain, untuk membangun masyarakat yang demokratis harus dibarengi dengan suatu rekayasa sistemik untuk membangun struktur sosial politik dan kultur yang demokratis. Upaya membangun kultur demokrasi tersebut, menurut Almond harus melewati 3 (tiga) tahap. Pertama, pengembangan institusi yang demokratis. Kedua, menciptakan kondisi sosial dan personalitas individu yang mendukung terwujudnya demokrasi. Ketiga, mewujudkan struktur sosial dan kultur politik yang demokratis (Almond; 1996). Dalam konteks itu semua, maka pendidikan dianggap sebagai salah satu instrumen (sekalipun bukan satu-satunya) untuk membangun kultur demokrasi tersebut, melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam proses pendidikan, utamanya melalui pembelajaran Civic Education, mulai tingkat dasar, menengah sampai pada jenjang perguruan tinggi. B. RUMUSAN MASALAH Makalah ini menyusun konsep dasar dan unsur pembentukan identitas nasional secara keseluruhan ,baik itu hakekat dan dimensi identitas nasioanl, Unsur pembentukan nasionalime dan globalisasi, politik indonesia modern dan lain-lain.Yang akan menyusun dasar identitas nasional dan globalisasi sehingga 2
  • 3. kita akan lebih memahami secara mendalam akan konsep dasar identitas nasioanal dan globalisasi yang sangat di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam mengajar secara individu, maupun dalam suatu organisasi. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP DASAR CIVIC EDUCATION Civic Education, sejatinya dipahami sebagai wahana pendidikan yang didesain untuk membina dan mengembangkan sikap warganegara yang baik, cerdas, kritis dan partisipatif (smart and good citizen) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik dalam konteks lokal, regional maupun internasional. Secara lebih sederhana, Civic Education dipahami sebagai wahana pendidikan demokrasi (democracy education) bagi warganegara. Menurut Azra, Pendidikan Demokrasi secara substantif menyangkut soisalisasi, diseminasi, aktualisasi dan implementasi konsep, sistem, nilai, budaya dan praktik demokrasi melalui pendidikan (Azra, 2002: 166). Dalam praktiknya, Pendidikan Kewargaan (Civic Education) tersebut memiliki peristilahan yang berbeda, seperti Citizenship Education, Humanright Education dan Democracy Education. Di Inggris misalnya, menyebut Pendidikan Kewargaan (Civic Education) dengan Citizenship Education, yang pada tahun 2002 ini menjadi mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Inggris. Bahkan di negara-negara Arab-seperti Yordania dan Sudan-istilah Civic Education diterjemahkan dengan al-tarbiyah almuwathanah dan altarbiyah al-wathaniyah. Pendidikan Kewargaan yang diidentikkan dengan pendidikan HAM (Humanright Education) mengandung pengertian aktivitas mentransformasikan nilai-nilai HAM kepada masyarakat agar tumbuh kesadaran akan penghormatan, perlindungan dan penjaminan HAM sebagai sesuatu yang kodrati dan dimiliki setiap manusia. Di Indonesia, penerjemahan Civic Education mengalami beberapa penerjemahan, yakni istilah Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewrganegaraan, Istilah Pendidikan Kewargaan pada satu sisi identik dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Namun disisi lain istilah Pendidikan Kewargaan secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warganegara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah 4
  • 5. Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga membangun kesiapan warganegara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian orientasi Pendidikan Kewargaan secara substantif lebih luas cakupannya dari istilah Pendidikan Kewarganegaraan. Sementara itu, Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kepada generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat; demokrasi adalah suatu learning proses yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain; kelangsungan demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan prilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political participation serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat. B. SEJARAH PERKEMBANGAN Gerakan Community Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W.A. Dunn adalah permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi para siswa dengan menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional. Gerakan Community Civics ini dimaksudkan pula bahwa Civics membicarakan pula prinsip-prinsip ekonomi dalam pemerintahan, usaha-usaha swasta, maupun masalah pekerjaan warganegara. Hampir bersamaan dengan timbulnya gerakan Community Civics yang tersebut, ada lagi gerakan yang membarengi gerakan Community Civic tersebut, yaitu gerakan Civic Education atau banyak juga yang menyebut Citizenship Education. Alasan timbulnya gerakan Civic Education tersebut hampir sama dengan alasan Community Civics, tetapi dalam beberapa hal dapat diartikan luas. Pada Juni 1995 dibentuk sebuah lembaga “Civitas Internasional” pada di Praha yang dihadiri oleh tidak kurang dari 450 pemuka pendidikan demokrasi 5
  • 6. dari 52 negara. Para peserta sepakat membentuk “Civitas Internasional” yang menyimpulkan pentingnya pendidikan demokrasi bagi penumbuhan “Civil Culture” untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintah demokratis (Democratic governmence). Penumbuhan dan pengembangan civil culture dapat dikatakan merupakan salah satu tujuan penting pendidikan kewargaan (Civic Education). Tetapi harus segera diakui, sementara para ahli pendidikan kewargaan umumnya sepakat bahwa peranan pendidikan kewargaan dalam pengembangan demokrasi dan kewargaan demokratis telah jelas, tetapi dalam prakteknya masih terdapat perbedaan-perbedaan. Mereka sepakat bahwa demokrasi-demokrasi yang tengah tumbuh — seperti Indonesia sekarang — memerlukan sarana dimana generasi muda umumnya dapat menjadi tahu dan sadar tentang pengetahuan, keahlian, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menyangga, memelihara dan melestarikan demokrasi. Tetapi, seperti dikemukakan Print, bagaimana semua hal itu bisa dicapai melalui pendidikan kewargaan tidaklah jelas ( Print 1999 : 11). Pada beberapa negara Barat, seperti AS dan Australia, program pendidikan kewargaan telah menjadi bagian kurikulum sekolah setidak-tidaknya dalam satu dasawarsa terakhir. Postulat yang berada dibalik penerapan pendidikan kewargaan di AS adalah bahwa pemeliharaan tradisi demokrasi tidak bisa diwariskan begitu saja; tetapi sebaliknya harus diajarkan, disosialisasikan, dan diaktualisasikan kepada generasi muda melalui sekolah. Lebih daripada postulat penting tersebut, dalam pandangan banyak ahli pendidikan dan demokrasi Barat, pendidikan kewargaan merupakan kebutuhan mendesak karena beberapa alasan kuat lainnya. Pertama, meningkatnya gejala dan kecenderungan political illeteracy, tidak melek politik dikalangan warganegara. Banyak warga barat, khususnya generasi muda tidak memiliki political literacy, tidak mengetahui persis cara kerja demokrasi dan lembaga-lembaganya. Kedua, Meningkatnya political apathism, yang terlihat antara lain dari relatif sedikitnya jumlah warga negara yang memberikan suara dalam pemilu, atau terlibat dalam proses-proses politik lainnya. 6
  • 7. C. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL a. Sejarah Menurut catatan sejarah, belum menjadi identitas negara bangsa yang modern, bangsa indonesia pernah mengalami masa kejayayan, sebagai bangsa maritin kehandalan bangsa indonesia dalam pembuatan kapal pinisi di masa lalu merupakan identitas pengetahuan bangsa indonesia yang tidak dimemiliki oleh bangsa lain di dunia. b. Kebudayaan Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional dan globalisasi yaitu .akal budi, peradaban, dan pengetahuan c. Suku bangsa d. Agama Dimana peran agama tiada lain untuk mensyukuri nikmat kemajmukan pemberian Allah dapat di lakukan dengan salah satu sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan teradisi suatu agama baik mayoritas maupun minoritas atas kelompok lainnya. e. Bahasa Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional indonesia, sekalipun indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa penghubung, dalam peristiwa sumpah pemuda tahun 1928 yang menyatakan bangsa indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa indonesia, telah memberikan nilai tersendiri bagi pembentukan identitas nasional indonesia. D. PANCASILA SEBAGAI NILAI BERSAMA DALAM KEHIDUPAN KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budaya-nya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang di anggap baik dan dapat memerkaya nilai-nilai lokal, ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya luar setiap kali menempatkan bangsa tersebut ke dalam kisaran kehilangan identitas namun tidak pula berhasil hidup dengan identitas barunya yang di adopsi dari luar, sedangkan pancasila adalah capaian demokrasi paling penting yang di hasilkan oleh para pendiri bangsa (Founding Fathers) indonesia, pancasila tidak lain merupakan sebuah konsensus nasional bangsa indonesia yang majemuk, pancasila merupakan bingkai kemajmukan bangsa indonesia. Indonesia merupakan kawasan subur bagi pertumbuhan beragam agar aliran pemikiran dan pergerakan nasional dengan basis ideologi yang beranekaragam: nasionalisme, sosialisme, liberalisme, islamisme, humanisme dan sebagainya. Di samping beragam ideologi dunia tersebut, sebagai kawasan yang kaya dengan tradisi dan budaya. Pada tanggal 1 juni 1945 pandangan soekarno tentang pancasila merupakan ijtihadnya untuk mewadahi beragam aliran pemikiran dan kelompok pergerakan nasional pada waktu itu. Di dasari semangat mempersatukan indonesia yang luas dan majmuk, soekarno menyerap dinamika pemikiran dan ideologi yang 7
  • 8. berkembang saat itu dalam pancasila. Sebagai sebuah konsensus nasional, pancasila merupakan sebuah pandangan hidup indonesia yang terbuka dan bersifat dinamis, sifat keterbukaan pancasila dapat di lihat pada muatan pancasila yang merupakan perpaduan antara nilai-nilai keindonesiaan yang majemuk dan nilai-nilai yang bersifat universal. Sepanjang sejarah orde baru, pancasila sudah di jadikan alat untuk membungkam saudara kedaulatan rakyat dengan atas nama pembangunan nasional. Orde baru juga telah melakukan penyeragaman tafsir atas pancasila yang di sebarluaskan melalui penataran dan pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi. Reformasi yang sejatinya merupakan keberlangsungan menuju kedewasaan menjadi sebuah bangsa yang besar dan perubahan menuju tatanan nasional yang lebih baik. Sebagai sebuah karya luhur anak bangsa, pancasila selayaknya di tempatkan secara hormat dalam khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia. E. REVITALISASI PANCASILA DALAM KONTEKS PERBUAHAN SOSIAL POLITIK INDONESIA MODERN menurut Azra, ada tiga faktor yang membuat pancasila semakin sulit dan margianal dalam perkembangannya saat ini a. Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim soeharto yang menjadikan pancasila sebagi alat politik untuk mempertahankan status kekuasaannya. b. Liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan yang di tetapkan presiden BJ. Habibie tentang pancasila sebagi satu-satunya asas setiap organisasi. c. Desantralisasi dan otonomisasi daerah yang sedikit banyak mendorong penguatan sentiment kedaerahan. Perlunya revitalisasi pancasila karena di dasari keyakinan bahwa pancasila merupakan sampul nasional yang paling tepat bagi indonesia yang majemuk. 8
  • 9. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pertama, Civic Education tidak hanya sekadar melayani kebutuhan- kebutuhan warga dalam memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi , tetapi lebih dari itu. Ia pun memberikan informasi dan wawasan tentang berbagai hal menyangkut cara-cara penyelesaian masalah . dalam kontek ini, civic education juga menjanjikan civic knowledge yang tidak saja menawarka solusi alternatif, tetapi juga sangat terbuka dengan kritik (kontruktif). Kedua, Civic education dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak karena merupakan sebuah proses yang mempersiapkan partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis. Pendidikan yang bersifat demokratis, harus memiliki tujuan menghasilkan tujuan menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan publik. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu menanamkan kesadaran dan membekali pengetahuan kan peran warga dalam masyarakat demokratis. Guna membangun masyarakat yang demokratis diperlukan pendidikan agar warganya dapat mengkritisi dan memahami permasalahan yang ada. Dengan demikian civic education akan menghasilkan suatu pendidikan yang demokratis dengan melahirkan generasi masa depan yang cerdas, terbuka, mandiri dan demokratis. Sehingga diharapkan civic education dapat memberikan nilai-nilai demokrasi dengan tujuan : Pertama, Dapat memberikan sebuah gambaran mengenai hak dan kewajiban warga negara sebagai bagian dari integral suatu bangsa dalam upaya mendukung terealisasinya proses transisi menuju demokrasi, dengan mengembangkan wacana demokrasi, penegakan HAM dan civil society dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, Menjadikan warga negara yang baik (good citizen) menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengedepankan semangat demokrasi keadaban, egaliter serta menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Ketiga, Meningkatkan daya kritis masyarakat sipil. Keempat, Menumbuhkan kesadaran dan keterlibatan 9
  • 10. masyarakat sipil secara aktif dalam setipa kegiatan yang menunjang demokratisasi, penegakan HAM dan perwujudan civil society. B. SARAN DAN KRITIK Dengan demikian tersusunya makalah ini sesuai dengan batas yang telah di tentukan, maka penulis mengucapkan alhamdullillah, akan tetapi tidak luput dari semua itu, penulis juga dalam menyusun makalah ini mempunyai dan memiliki kekurangan. Maka dari itu penulis perlu kritik dan saran dari semua pihak dimana pihak tersebut akan memacu penulis untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam menyusun makalah ke depannya serta membangun yang akan meningkatkan motivasi penulis. Dengan akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA 1. http://wordpress.com 2. http://gumuntur.wordpress.com 3. http://nursalimrembang.wordpress.com 4. http://agungsaputra-pendidikan.blogspot.com 5. http://www.anakciremai.com 6. http://www.scribd.com 11