SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Proses Pengolahan Bijih Besi
Anggota kelompok
3. Dyka Rahayu Meyla Sari   2709100003
4. Akbar Nur Prasetya       2709100010
5. Agung Seras Perdana      2709100034
6. Jane Ester Debora A.T    2709100055
7. Afif Rizky Fattah        2709100057
8. Kukuh Wahyu W.           2709100063
9. Syaifuddin Nizar         2709100071
10.Gita Saragih             2709100073
Pendahuluan
• Secara umum logam bisa dibedakan atas dua
  yaitu : logam-logam besi (ferous) dan logam-
  logam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan
  namanya logam-logam besi adalah logam atau
  paduan yang mengandung besi sebagai unsur
  utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi
  adalah logam yang tidak atau sedikit sekali
  mengandung besi.
• Logam-logam besi terdiri atas :
• - besi tuang (cast iron)
• - baja karbon (carbon steel)
• - baja paduan (alloy steel)
• - baja spesial (specialty steel)
Pengolahan Bijih Besi
    biji besi didapatkan dalam bentuk
senyawa dan bercampur dengan kotoran-
kotoran lainnya maka sebelum dilakukan
peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu
harus dilakukan pemurnian untuk
mendapatkan konsentrasi biji yang lebih
tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian ini
dilakukan dengan metode : crushing,
screening, dan washing (pencucian). Untuk
meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi
(60 - 65%) serta memudahkan dalam
penanganan berikutnya, dilakukan proses
agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
- Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel
halus (serbuk).
- Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan
dari kotoran-kotoran dengan cara pemisahan
magnet (magnetic separator) atau metode
lainnya.
- Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi
pellet berupa bola-bola kecil berdiameter antara
12,5 - 20 mm.
- Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui
proses sinter/pemanasan hingga temperatur
1300 oC agar pellet tersebut menjadi keras dan
kuat sehingga tidak mudah rontok.
Proses Reduksi
• Tujuan proses reduksi adalah untuk
  menghilangkan ikatan oksigen dari biji
  besi. Proses reduksi ini memerlukan
  gas reduktor seperti hidrogen atau
  gas karbon monoksida (CO).
• Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu
  proses reduksi langsung dan proses
  reduksi tidak langsung.
Proses Reduksi Langsung
• Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet
  menjadi besi spons (sponge iron) atau sering disebut:
  besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas
  reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen
  atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan
  gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu
  reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :

• CH4        + H 2O                              CO
  + 3H2
(gas        (uap air panas)               (gas reduktor)
Hidrokarbon)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari
persamaan diatas maka proses reduksi terhadap
pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia
                   berikut ini :

 • Fe2O3 + 3H2                      2Fe +
   3H2O
 (pellet) (gas hidrogen)            ( besi
    (uap air)
                                    spons )
 Atau
 Fe2O3 + 3CO                  2Fe + 3CO2
• Proses Reduksi Tidak Langsung
     Proses ini dilakukan dengan
  menggunakan tungku pelebur yang
  disebut juga tanur tinggi (blast
  furnace).
Reduksi
•   Di dalam proses reduksi langsung ini, bijih besi direaksikan dengan
    gas alam sehingga terbentuklah butiran besi yang dinamakan besi
    spons. Besi spons kemudian diolah lebih lanjut di dalam sebuah
    tungku yang bernama dapur listrik (Electric Arc Furnace). Di sini
    besi spons akan dicampur dengan besi tua (scrap), dan paduan fero
    untuk diubah menjadi batangan baja, biasa disebut billet.

•   Proses reduksi langsung ini salah satunya dipakai oleh P.T.
    Karakatau Steel. Fungsi dari gas alam itu sendiri sebenarnya
    adakalah sebagai gas reduktor, dimana gas alam mengandung CO
    dan H2, yang dapat bereaksi dengan bijih menghasilkan besi murni
    (Fe).

•   Keuntungan dari proses reduksi langsung ketimbang blast furnace
    adalah :
•   Besi spons memiliki kandungan besi lebih tinggi ketimbang pig iron,
    hasil blast furnace.
•   Zat reduktor menggunakan gas (CO atau H2) yang terkandung
    dalam gas alam, sehingga tidak diperlukan kokas yang harganya
    cukup mahal.
Gambar sketsa sebuah tungku
listrik dari jenis electric arc
        furnace (EAF).
Pengolahan Besi Kasar
•   Besi kasar (pig iron) yang dihasilkan melalui blast furnace atau reduksi langsung
    perlu pengolahan yang lebih lanjut. Pengolahan tersebut ditujukan untuk
    mengurangi kadar karbon yang terkandung dalam besi dengan mengontrol
    oksidasi. Di dalam istilah asing kita menyebut proses ini dengan Steelmaking
    Processes.

•   Ada dua prinsip dalam steelmaking processes, yaitu:
•   Basic-Oxygen Furnace
•   Electric-arc Furnace

•   Inti dari steelmaking processes ini adalah pemurnian besi kasar diiringi dengan
    perpaduan besi dengan berbagai unsur lainnya demi mendapatkan suatu sifat yang
    diinginkan.

•   logam cair yang telah dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi +/- 1600 C dapat
    menyerap gas yang berasal dari uap-uap hasil proses produksi sebelumnya. Laju
    oksida logam ini berbanding lurus dengan suhu pemanasannya. Oleh karena itu
    pengaturan suhu harus dilakukan secara hati-hati.
PROSES PENGECORAN
•   Proses pengecoran logam adalah membentuk suatu benda logam dengan cara
    menuangkan logam cari ke dalam suatu cetakan. Cetakan tersebut dapat dibuat
    dari pasir, keramik, atau logam.

•   Dalam memilih suatu teknik pengecoran kita harus melihat produk seperti apa
    yang ingin kita hasilkan, bagaimana beban kerjanya, apakah produk tersebut
    merupakan mass product, dan pertimbangan harga jualnya. Semua itu demi
    menjamin keefektifan dari pengecoran yang kita buat.

•   Cetakan pasir memiliki kelebihan dari proses pembuatan cetakan yang relatif
    lebih mudah dan murah, namun menimbulkan beberapa resiko seperti masuknya
    butiran-butiran pasir ke dalam campuran baja cair yang tentunya akan
    menyebabkan kerugian dalam hal properties produknya. Kerugian lainnya dari
    pengecoran dengan cetakan pasir (sand casting) adalah cetakannya yang bersifat
    sekali pakai, jadi setelah selesai digunakan untuk mengecor maka cetakan
    tersebut harus dihancurkan, tak dapat digunakan kembali. Walaupun begitu
    proses ini masih tergolong murah mengingat harga pasir silika, sebagai bahan
    cetakan, tidak terlalu tinggi. Pengecoran dengan cetakan
Gambar. sand casting
Demikian. . .. .
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Tendances

Sifat unsur transisi periode ke empat
Sifat unsur transisi periode ke empatSifat unsur transisi periode ke empat
Sifat unsur transisi periode ke empatWina Fajriatin
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontananninisbanuwati96
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanONi NaFitri
 
Alkana alkena-alkuna
Alkana alkena-alkunaAlkana alkena-alkuna
Alkana alkena-alkunaEdi Haryanta
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatHayatun Nufus
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatIrma Bakkara
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurIsmi Roichatul Jannah
 
Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)Rania Fardyani
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 

Tendances (20)

Zn 13 4
Zn 13 4Zn 13 4
Zn 13 4
 
Mangan
ManganMangan
Mangan
 
Dapur kupola
Dapur kupolaDapur kupola
Dapur kupola
 
Sifat unsur transisi periode ke empat
Sifat unsur transisi periode ke empatSifat unsur transisi periode ke empat
Sifat unsur transisi periode ke empat
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Kromium
KromiumKromium
Kromium
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontanan
 
Logam non ferro
Logam non ferroLogam non ferro
Logam non ferro
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
 
Alkana alkena-alkuna
Alkana alkena-alkunaAlkana alkena-alkuna
Alkana alkena-alkuna
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empat
 
Ppt gol iva
Ppt gol ivaPpt gol iva
Ppt gol iva
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
 
Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Kimia halogen 5
Kimia halogen 5Kimia halogen 5
Kimia halogen 5
 

Similaire à pengolahan bijih besi

Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikZul Abidin
 
Material Teknik Dasar
Material Teknik DasarMaterial Teknik Dasar
Material Teknik Dasar555
 
Teknologi bahan
Teknologi bahan Teknologi bahan
Teknologi bahan Okto rian
 
pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3Agung Perdana
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnanceJohan Johan
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimiaminggit
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiYudi Hartono
 
Material Baja
Material Baja Material Baja
Material Baja FEBYANINUR
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
 

Similaire à pengolahan bijih besi (20)

Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknik
 
Material Teknik Dasar
Material Teknik DasarMaterial Teknik Dasar
Material Teknik Dasar
 
Teknologi bahan
Teknologi bahan Teknologi bahan
Teknologi bahan
 
Tanur tinggi
Tanur tinggiTanur tinggi
Tanur tinggi
 
Besi tuang
Besi tuangBesi tuang
Besi tuang
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 
Pengolahan batu-cu1
Pengolahan batu-cu1Pengolahan batu-cu1
Pengolahan batu-cu1
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam ii
 
Itm3
Itm3Itm3
Itm3
 
Material Baja
Material Baja Material Baja
Material Baja
 
Baja masih belajar
Baja masih belajarBaja masih belajar
Baja masih belajar
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
otk
otkotk
otk
 
Presentasi aluminum
Presentasi aluminumPresentasi aluminum
Presentasi aluminum
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasi
 

pengolahan bijih besi

  • 2. Anggota kelompok 3. Dyka Rahayu Meyla Sari 2709100003 4. Akbar Nur Prasetya 2709100010 5. Agung Seras Perdana 2709100034 6. Jane Ester Debora A.T 2709100055 7. Afif Rizky Fattah 2709100057 8. Kukuh Wahyu W. 2709100063 9. Syaifuddin Nizar 2709100071 10.Gita Saragih 2709100073
  • 3. Pendahuluan • Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam-logam besi (ferous) dan logam- logam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi adalah logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. • Logam-logam besi terdiri atas : • - besi tuang (cast iron) • - baja karbon (carbon steel) • - baja paduan (alloy steel) • - baja spesial (specialty steel)
  • 4. Pengolahan Bijih Besi biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan kotoran- kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing, screening, dan washing (pencucian). Untuk meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta memudahkan dalam penanganan berikutnya, dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • 5. - Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk). - Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara pemisahan magnet (magnetic separator) atau metode lainnya. - Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola kecil berdiameter antara 12,5 - 20 mm. - Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan hingga temperatur 1300 oC agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat sehingga tidak mudah rontok.
  • 6. Proses Reduksi • Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO). • Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung.
  • 7. Proses Reduksi Langsung • Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut : • CH4 + H 2O CO + 3H2 (gas (uap air panas) (gas reduktor) Hidrokarbon)
  • 8. Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini : • Fe2O3 + 3H2 2Fe + 3H2O (pellet) (gas hidrogen) ( besi (uap air) spons ) Atau Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
  • 9. • Proses Reduksi Tidak Langsung Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut juga tanur tinggi (blast furnace).
  • 10. Reduksi • Di dalam proses reduksi langsung ini, bijih besi direaksikan dengan gas alam sehingga terbentuklah butiran besi yang dinamakan besi spons. Besi spons kemudian diolah lebih lanjut di dalam sebuah tungku yang bernama dapur listrik (Electric Arc Furnace). Di sini besi spons akan dicampur dengan besi tua (scrap), dan paduan fero untuk diubah menjadi batangan baja, biasa disebut billet. • Proses reduksi langsung ini salah satunya dipakai oleh P.T. Karakatau Steel. Fungsi dari gas alam itu sendiri sebenarnya adakalah sebagai gas reduktor, dimana gas alam mengandung CO dan H2, yang dapat bereaksi dengan bijih menghasilkan besi murni (Fe). • Keuntungan dari proses reduksi langsung ketimbang blast furnace adalah : • Besi spons memiliki kandungan besi lebih tinggi ketimbang pig iron, hasil blast furnace. • Zat reduktor menggunakan gas (CO atau H2) yang terkandung dalam gas alam, sehingga tidak diperlukan kokas yang harganya cukup mahal.
  • 11. Gambar sketsa sebuah tungku listrik dari jenis electric arc furnace (EAF).
  • 12. Pengolahan Besi Kasar • Besi kasar (pig iron) yang dihasilkan melalui blast furnace atau reduksi langsung perlu pengolahan yang lebih lanjut. Pengolahan tersebut ditujukan untuk mengurangi kadar karbon yang terkandung dalam besi dengan mengontrol oksidasi. Di dalam istilah asing kita menyebut proses ini dengan Steelmaking Processes. • Ada dua prinsip dalam steelmaking processes, yaitu: • Basic-Oxygen Furnace • Electric-arc Furnace • Inti dari steelmaking processes ini adalah pemurnian besi kasar diiringi dengan perpaduan besi dengan berbagai unsur lainnya demi mendapatkan suatu sifat yang diinginkan. • logam cair yang telah dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi +/- 1600 C dapat menyerap gas yang berasal dari uap-uap hasil proses produksi sebelumnya. Laju oksida logam ini berbanding lurus dengan suhu pemanasannya. Oleh karena itu pengaturan suhu harus dilakukan secara hati-hati.
  • 13. PROSES PENGECORAN • Proses pengecoran logam adalah membentuk suatu benda logam dengan cara menuangkan logam cari ke dalam suatu cetakan. Cetakan tersebut dapat dibuat dari pasir, keramik, atau logam. • Dalam memilih suatu teknik pengecoran kita harus melihat produk seperti apa yang ingin kita hasilkan, bagaimana beban kerjanya, apakah produk tersebut merupakan mass product, dan pertimbangan harga jualnya. Semua itu demi menjamin keefektifan dari pengecoran yang kita buat. • Cetakan pasir memiliki kelebihan dari proses pembuatan cetakan yang relatif lebih mudah dan murah, namun menimbulkan beberapa resiko seperti masuknya butiran-butiran pasir ke dalam campuran baja cair yang tentunya akan menyebabkan kerugian dalam hal properties produknya. Kerugian lainnya dari pengecoran dengan cetakan pasir (sand casting) adalah cetakannya yang bersifat sekali pakai, jadi setelah selesai digunakan untuk mengecor maka cetakan tersebut harus dihancurkan, tak dapat digunakan kembali. Walaupun begitu proses ini masih tergolong murah mengingat harga pasir silika, sebagai bahan cetakan, tidak terlalu tinggi. Pengecoran dengan cetakan
  • 15. Demikian. . .. . TERIMA KASIH