SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Télécharger pour lire hors ligne
KENALI, PAHAMI, HADAPI
AUDIENSMU
Created by :
Ahmad Madu
Banyak sekali karakter orang
yang akan Anda jumpai sebagai
audiens. Apapun latar belakang
mereka, Anda harus dapat bera-
daptasi. Kegiatan public speaking
Anda akan lebih mudah bila berha-
dapan dengan audiens yang antu-
sias dan menanggapi keberdaaan
Anda dengan positif. Namun tern-
yata, tidak selamanya seperti itu.
Beberapa audiens kadang dapat
membuat berkeringat dingin bah-
kan sampai Anda mati rasa (gak
kan tampil didepan lagi maksudnya
hehe..). Nah, supaya emosi kemara-
han Anda tidak terpancing karena
ulah audiens, mari kita bahas lebih
lanjut mengenai tipe audiens dan
cara menghadapinya. Untuk memu-
lai penjelasan mengenai tipe audi-
ens, saya akan mengajak Anda un-
tuk menyimak cerita berikut ini.
1
BUTUH ORANG YANG MEN-
GERTI
Seorang atlit juara renang di berba-
gai cabang olahraga renang untuk
para penyandang cacat (Paralym-
pic) mengadakan konferensi pers.
Hal itu dilakukan karena selama ke-
juaraan dunia tersebut, si atlit luar
biasa ini berkali-kali memecahkan
rekor dunia. Para wartawan pun
mengerubunginya dan berbagai
pertanyaan diajukan kepadanya.
Pada waktu interview tersebut, ada
sebuah kisah yang luar biasa diceri-
takan olehnya.
Sejak kecil rupanya si atlit ini dibe-
sarkan di rumah yatim piatu. Seba-
gai anak yang cacat, setiap hari ia
hanya berdia agar ada orang tua
yang bersedia mengangkatnya
menjadi anak.
Setiap minggu malam, semua
anak-anak yatim piatu ini akan ber-
dandan rapi karena aka nada ban-
yak pasangan suami istri yang da-
tang untuk melihat-melihat anak-
anak seperti melihat barang dagan-
gan. Kalau merasa cocok, maka
anak itupun akan mereka adopsi
menjadi anak. Sementara anak
yang tidak dipilih, hanya menunduk
dan mencoba menghibur diri
mereka sendiri berharap di
minggu berikutnya merekalah yang
akan diadopsi. “Begitulah kisah
yang saya alami setiap hari selama
belasan tahun di panti asuhan”,
kata si atlit tersebut. “Namun
waktu terus berlalu. Sementara
satu demi satu teman-teman main-
nya diadopsi oleh orang tua angkat
mereka, tidak ada satupun yang
mau mengadopsi saya lantaran
kaki saya yang lumpuh dan cacat”.
“Sampai-sampai, aku merasa su-
dah sangat putus asa hingga suatu
hari suatu kejadian luar biasa men-
gubah hidupku”, kata si atlit itu den-
gan mata yang berkaca-kaca.
“Saya tidak pernah lupa hari itu.
Minggu malam yang cerah, namun
tidak secerah hatiku karena sudah
kubekukan agar tidak merasakan
apapun, termasuk perasaan sedih,
2
jika aku tidak diadopsi oleh pasan-
gan yang datang”.
“Hari itu, ada sepasang suami istri.
Mereka melihat ke arahku dan
mengajakku berbicara. Aku menyu-
kai mereka dan ngobrol dengan
mereka. Tetapi, sedikitpun tidak
punya harapan karena aku tahu
mereka seringkali mengamati
diam-diam, kakiku yang cacat ini.
Obrolanku dengan pasangan itu-
pun selesai dan ke-
mudian aku lihat
mereka masuk ke
ruang pimpinan
panti. Aku tidak
tahu apa yang
mereka bicarakan,
tapi inilah yang kemudian diceri-
takan kepadaku…”
Rupanya, diluar perkiraan si anak
tersebut, sepasang suami istri ter-
sebut bicara dengan pimpinan
panti asuhan bahwa mereka ter-
tarik untuk mengadopsi anak cacat
tersebut. Si pimpinan panti asuhan
dengan mata terkejut berkata, “Ibu
dan Bapak, mohon maaf. Saya
harap Anda ngerti siapa yang ka-
lian pilih. Yang kalian akan adopsi
adalah anak yang jelas-jelas cacat
dan akan butuh bantuan Anda seu-
mur hidup. Anak seperti ini, jelas ti-
dak seperti anak-anak normal lain-
nya. Merek abutuh perawatan ek-
stra. Kalian paham?”Itulah yang diu-
capkan pimpinan panti karena su-
dah tak terhitung lagi pasangan
yang mencoba mengadopsi anak
yang cacat, tapi belakangan dikem-
balikan karena ternyata mereka
tak sanggup merawatnya.
“Saya mengerti Pak! Justru anak
ini membutuhkan orang yang me-
mahaminya, yakni orang
yang seperti saya”. Dan
tanpa ragu-ragu, si laki-
laki dari pasangan
suami istri itu kemudian
mengangkat celana pan-
jang yang menutup kaki-
nya sejak tadi dan tampaklah se-
buah kaki palsu!
Sekali lagi, dengan mantap si laki-
laki itu berkata, “Anak ini justru
membutuhkan orang seperti saya
yang mengerti betul keadannya”
Dan, sejak itulah si anak cacat ini
pun diadopsi, dibesarkan dan dila-
tih oleh keluarga ini. Bahkan, diluar
dugaan dengan segala kasih say-
ang serta keyakinan yang diberikan
kepada anak ini, akhirnya anak ini
bisa berlatih dalam cabang olah-
3
raga yang bisa mengharumkan
bangsanya yakni melalui renang.
“Dan hari ini” kata si atlit cacat ter-
sebut, “adalah setahun ayah saya
dipanggil oleh Tuhan”. “Hari ini se-
mua medali saya persembahkan
untuknya. Untuk seorang yang te-
lah mengubah hidupku, dari sam-
pah menjadi berkah!”
Semua wartawan, semua mata
yang hadir di situ ikut berkaca-kaca
mendengar kisahnya yang luar bi-
asa ini.
INSPIRATION FROM THE STORY
Kalimat kunci yang ingin saya uta-
rakan disini adalah “Anak ini, justru
membutuhkan orang seperti saya
yang mengerti betul kedaannya”.
Tentunya kalimat ini akan menjadi
sangat dahsyat jika kita masukkan
ke dalam konteks public speaking.
Hal yang luar biasa adalah tatkala
seorang pembicara bisa mengerti
karakter audiens yang hadir.
Banyak para pembicara yang tidak
melakukan analisa siapa saja audi-
ens yang hadir. Kalau pun ada pal-
ing hanya menanyakan berapa jum-
lah audiens yang hadir kepada pani-
tia. Tidak sampai mengetahui
benar-benar apa yang dibutuhkan
oleh audiens. Memang ada panitia
atau penanggung jawab acara
yang memberikan profil audiens
tanpa kita minta. Tapi percayalah
bahwa itu jarang! Dari sinilah awal
mula hal yang mengerikan terjadi
bagi pembicara, yaitu pembicara
sulit mengajak audiens nya untuk
memperhatikan dirinya. Sedangkan
waktu yang diberikan panitia san-
gat terbatas. Bisa-bisa Anda sibuk
menjalin kedekatan dengan audi-
ens pada saat itu agar mereka
mau untuk mendengarkan anda.
Pembicara harus mengerti kebutu-
han audiens nya agar bisa sukses
dalam menyampaikan isi materi-
nya. Seperti yang dilakukan sepas-
ang suami istri yang datang ke
panti asuhan dan akhirnya menga-
dopsi anak cacat karena mereka
mengerti keadaanya.
Fondasi utama yang akan
menjadi penentu dari kesuksesan
Anda adalah memahami audiens.
Urutan ke dua dari kumpulan inti-
sari strategi Sun tzu mengatakan
“kenalilah musuhmu, kenalilah
4
dirimu sendiri. Maka kau bisa ber-
juang dalam 100 pertempuran
tanpa resiko kalah”. Sebagai se-
orang pembicara, musuh disini dii-
baratkan adalah audiens. Maka
para pembicara harus memahami
betul siapa saja yang akan menjadi
audiens saat akan menyampaikan
materi.
PEMAHAMAN AUDIENS
Berkaitan dengan audiens, Suzy
Siddons pernah menyampaikan
pernyataan menarik. Ia berkata,
“Semakin banyak Anda mengetahui
tentang audiens, materi yang
disampaikan menjadi lebih menarik
dan relevan. Sebab, ketidaktahuan
terhadap audiens berarti sama
saja Anda melakukan percobaan
bunuh diri!
Saya sepakat dengan pendapat ter-
sebut. Sebab, tidak mungkin Anda
dapat menyampaikan materi se-
cara tepat jika tidak mengenal audi-
ens dengan baik. Mengenal audi-
ens akan membantu Anda
menyiapkan materi yang efektif se-
suai kebutuhan mereka. Selain itu,
Anda juga dapat menentukan me-
dia dan pendekatan yang paling se-
suai dengan karakteristik audiens.
Hal-hal yang harus dianalisa dari
Audiens adalah..
Aspek Demografis
Tujuan dari analisa aspek demo-
grafis adalah untuk mengetahui
siapa yang Anda ajak bicara.
Berikut adalah beberapa hal yang
perlu Anda analisa dari aspek de-
mografis.
Contohnya:
Apa latar belakang pekerjaan
mereka?
Apa latar belakang pendidikan
mereka?
Apa posisi mereka dalam organ-
isasi?
Apa latar belakang agama, ras,
suku dan budaya mereka?
Aspek Psikologis
Tujuan dari analisa aspek psikolo-
gis adalah untuk mengetahui apa
5
yang dipahami dan yakini oleh audi-
ens sebelum mendengarkan Anda.
Berikut adalah beberapa hal yang
perlu Anda analisa dari aspek psik-
ologis.
Contohnya :
Apa masalah mereka?
Apa yang ingin mereka dengar?
Sejauh mana tingkat pengetahuan
mereka terhadap topik yang akan
disampaikan?
Mengapa mereka perlu menden-
garkan topik yang akan disampai-
kan?
Aspek Kontekstual
Tujuan dari analisis kontekstual
adalah untuk mengetahui bagai-
mana situasi yang Anda hadapi.
Berikut adalah beberapa hal yang
perlu Anda analisa dari aspek kon-
tekstual.
Contohnya :
Apakah mereka hadir sukarela
atau karena kewajiban ?
Dimana kegiatan dilakukan?
Bagaimana kondisi ruangan dan
peralatan yang akan digunakan?
Berapa lama waktu yang diberi-
kan?
Itulah tiga aspek penting yang ha-
rus Anda ketahui dari audiens. Den-
gan demikian Anda akan tahu ba-
gaimana menentukan pendekatan
yang paling sesuai dengan karak-
teristik dan kebutuhan audiens.
Cara Melakukan Analisis
Sekarang Anda sudah tahu aspek-
aspek penting yang harus Anda
analisa. Selanjutnya Anda bisa me-
mulai menganalisa. Namun ini bu-
tuh proses dan butuh strategi yang
tepat supaya semua berjalan se-
suai dengan harapan.
Terkait dengan analisa ini, ada em-
pat strategi yang bisa Anda kem-
bangkan.
Pertama, melakukan analisis
pribadi
Langkah ini adalah titik awal untuk
analisis audiens Anda. Anda harus
dapat memperkirakan sendiri ten-
tang audiens Anda. Di sini Anda
dapat memulainya dengan ber-
tanya mengapa Anda diminta un-
6
tuk membawakan topik tersebut.
Karena biasanya orang-orang yang
hadir adalah orang-orang yang ada
keterkaitan dengan kegiatan terse-
but. Jika dalam analisa ini muncul
kesenjangan, artinya ada beberapa
hal yang belum Anda ketahui. Ini da-
pat menjadi target sisa kegiatan
analisa audiens Anda. Jadi kegi-
atan analisa Anda akan jauh lebih
efektif dan efisien.
Kedua, wawancara dengan pani-
tia penyelenggara
Wawancara dengan panitia penye-
lenggara dapat Anda lakukan apa-
bila Anda menjadi pembicara yang
diundang untuk berbicara dalam
sebuah kegiatan. Misalnya kegi-
atan seminar, pelatihan, kuliah
umum atau yang lain. Untuk melak-
sanakan wawancara Anda bisa
membuat janji untuk bertemu den-
gan panitia, jika mungkin. Atau bisa
juga menghubungi mereka melalui
telepon atau melalui chat di sosial
media.
Ketiga, wawancara dengan audi-
ens
Jika Anda memiliki akses untuk ber-
komunikasi dengan beberapa audi-
ens, Anda dapat memanfaatkan ini
untuk menggali informasi tentang
diri mereka . Tidak harus semua
audiens, cukup 2 atau tiga orang
dari audiens Anda. Meskipun ini ti-
dak dapat memberikan keterangan
tentang semua audiens yang akan
hadir. Namun ini tetap akan ber-
guna untuk mempersiapkan diri
Anda saat menjadi pembicara.
Jika wawancara ini tidak mungkin
untuk Anda lakukan jauh hari sebe-
lum waktu diminta untuk berbicara
di depan umum , Anda bisa me-
manfaatkan waktu menjelang atau
ketika kegiatan penyampaian ma-
teri dari Anda akan dilakukan. Da-
lam hal ini Anda memang tidak da-
pat membuat perubahan besar un-
tuk konten Anda. tetapi Anda dapat
menggunakan beberapa kata kunci
atau frase untuk beradaptasi den-
gan audiens Anda.
Supaya dapat memanfaatkan den-
gan baik, sebaiknya Anda datang
lebih awal, sehingga Anda punya
waktu untuk menyapa audiens
serta berinteraksi dengan
mereka. Berbincang-bincang den-
gan sebagian dari mereka meru-
pakan awal yang baik saat anda
akan menjadi seorang pembicara.
7
Keempat, lakukan pengamatan
selama Anda Tampil
Strategi ini dapat Anda lakukan se-
lama proses Anda menyampaikan
materi. Ini memang tidak akan
merubah apapun dari penampilan
Anda, namun ini akan membantu
Anda untuk menjadi pembicara
pada sesi berikutnya.
Sebagai contoh, dalam setiap kelas
training yang saya bawakan, saya
selalu mencatat pertanyaan-
pertanyaan spesifik dari audiens.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
membantu saya mengetahui
bagian mana dari materi yang
perlu saya tambah, saya kurangi
dan saya tekankan. Kemudian dari
pengetahuan ini saya dapat men-
ingkatkan kualitas saya untuk train-
ing selanjutnya. Anda pun bisa me-
lakukan saat menjadi pembicara,
meskipun audiens Anda akan ber-
beda, namun jika topik yang Anda
sampaikan masih sama cara ini
akan memberikan sesuatu yang
berharga untuk kualitas penampi-
lan Anda selanjutnya.
Demikianlah empat strategi yang
dapat Anda lakukan untuk menga-
nalisa audiens. Namun, saya ingin
mengingatkan bahwa setiap situasi
pada saat Anda menyampaikan pe-
san melalui pidato, atau memberi-
kan pelatihan memiliki kebutuhan
yang berbeda.
Jika Anda diminta untuk berbicara
di depan umum secara dadakan
baik pidato atau presentasi (dada-
kan adalah kegalauan yang paling
sering saya dengar di kelas train-
ing) misalnya, analisa audiens
hanya bisa Anda lakukan dengan
mengamati sesaat sebelum anda
menyampaikan materi . Jadi Anda
tidak perlu terlalu sibuk melakukan
analisa audiens secara mendalam.
Anda hanya perlu tahu kecenderun-
gan umum dari audiens sehingga
dengan cepat Anda mengetahui
apa yang ingin mereka dengarkan.
Untuk kondisi di ke-
las saat mengajar
seperti pelatihan in-
ternal misalnya atau
presentasi rutin da-
lam departemen
Anda, analisa audi-
ens dapat Anda laku-
kan 15-30 menit di
awal persiapan.
Jadi Anda hanya perlu menganal-
isa apa yang ingin mereka dengar
saat itu terkait dengan topik yang
8
Anda sampaikan. Untuk sebuah
acara penting, di mana Anda bertu-
gas sebagai pembicara yang diun-
dang, analisa audiens dapat me-
makan waktu beberapa hari dan
memerlukan bantuan dari orang
lain. Sehingga kebutuhan dan hara-
pan dari audiens bisa dipenuhi dan
percayalah Anda akan mendapat-
kan tanggapan yang luar biasa dari
audiens dan pihak yang mengun-
dang anda. Dan sudah dipastikan,
anda akan di undang kembali seba-
gai pembicara.
Menganalisa audiens merupakan
hal yang sangat penting yang ha-
rus Anda lakukan sebagai standar
persiapan anda sebelum berbicara
di depan umum.
Saya punya cer-
ita dari salah
satu peserta
training, sebut
saja namanya
Mawar (Bukan
nama dari setiap
kasus korban ke-
j a h a t a n
ya..hehehe). Ma-
war adalah seorang mahasiswi
yang sering melakukan sosialisasi
akan pentingnya penerapan ke-
luarga berencana di jaman
sekarang. Panas, hujan bukan men-
jadi penghalang Mawar untuk men-
datangi tiap-tiap SMA dan kampus
(diiringi lagu sedih amat kayanya…
hehe). Dia pun sudah melakukan
analisa audiens agar materi yang
dia sampaikan benar-benar sesuai
dengan kebutuhan audiens dengan
melakukan wawancara kepada
guru disana.
Mawar pun yakin bahwa penampi-
lan dia dimanapun pasti sukses
karena sudah tahu kebutuhan audi-
ens. Dan ternyata.. eng ing eng..
Pada saat mawar menyampaikan
materi tiba-tiba mawar melihat
audiens nya ada yang terus
menerus berceloteh, ada juga yang
menatap tajam, ada juga yang
tanpa ekspresi, ada yang tidur se-
lama mendengarkan materi dan
terakhir ada yang selalu menyang-
kal setiap mawar menyampaikan
materi.
Dari kejadian yang mengerikan
tadi, akhirnya mawar mendapat-
kan pengalaman yang luar biasa,
bahwa ternyata menganalisa audi-
ens sebelum tampil saja tidak cu-
kup untuk memberikan dampak
luar biasa bagi kesuksesannya. Dia
butuh mengenali dan memahami
juga audiens yang berada di dalam
9
ruangan tersebut dan bagaimana
cara menghadapinya.
Nah dari cerita mawar yang bera-
khir dengan kegelisahan, mari kita
bahas tipe-tipe audiens yang mung-
kin Anda temui selama Anda men-
yampaikan materi.
Tipe-Tipe Audiens bagi Pem-
bicara
Pembelajar
Tipe ini adalah sosok audiens yang
diharapkan oleh pembicara selu-
ruh dunia. Karena tipe ini sangat
memperhatikan topik materi Anda.
Mereka sangat antusias dengan
materi yang Anda sampaikan. Dan
mereka akan membantu Anda jika
ada audiens lain yang mulai
menyudutkan Anda sebagai pembi-
cara.
Jika ruangan Anda di penuhi den-
gan si pembelajar, Anda akan
merasa menjadi orang penting.
Mereka selalu menantikan perka-
taan yang akan keluar dari mulut
Anda. Jangan khawatir dengan kon-
tak mata, jika kontak mata Anda
terbatas, ini di karenakan keban-
yakan dari tipe pembelajar sedang
sibuk mencatat apa yang Anda
sampaikan.
Bagaimana menangani tipe pembe-
lajar? Bawalah para tipe yang lain
menjadi si pembelajar dengan
memberikan gambaran mengenai
siapa Anda dan apa yang akan
mereka peroleh dari Anda. Pasti-
kan mereka tetap mempercayai
Anda dengan terus menunjukan pe-
mahaman Anda terhadap topik
yang di bahas. Si pembelajar akan
menjauhi Anda saat mereka
merasa Anda tidak kompoten den-
gan topik tersebut.
Pelancong
Pelancong menyukai berinteraksi
secara sosial. Mereka cerewet dan
10
seringkali mananyakan pertanyaan
atau memberikan komentar hanya
untuk menghibur audiens dari
pada mendukung si pembicara. Pe-
lancong menyukai diskusi dan
tugas-tugas yang butuh interaksi
dan sering menjadi pemimpin dida-
lam kelompok. Jika ditangani den-
gan baik, pelancong akan menjadi
fokus apalagi jika mereka melihat
para peserta yang lain juga serius.
Pelancong mudah dimotivasi hanya
dengan memberikan mereka se-
dikit perhatian. Jika ruangan Anda
di penuhi dengan si pelancong, ru-
angan Anda akan ”hidup” , disini
Anda akan temui banyak humor,
dan bahasan yang keluar dari
topik. Ini bisa menjadi situasi yang
akan membuat para peserta fun
atau terganggu, tergantung bagai-
mana Anda menangani si pelan-
cong.
Bagaimana menangani tipe pelan-
cong? Pertama, gunakan kemam-
puan bersosialisasi mereka untuk
latihan yang butuh diskusi dan in-
teraksi dalam grup, akan tetapi
pastikan bahwa pelancong tetap
berada pada jalur Anda dengan
menanyakan pertanyaan yang jelas
serta tidak menanggapi pern-
yataan yang tidak ada hubungan-
nya dengan topik Anda. Kedua, hin-
dari untuk terlalu serius dengan
mereka atau menjadi arogan. Ter-
tawalah jika mereka mengutarakan
sebuah guyonan, bawa para pe-
serta lain untuk menikmati hal itu
dan segera bawa fokus mereka
kembali kepada topik Anda.
Teroris
Teroris biasanya memulai dengan
sebuah sikap permusuhan dan
sinis terhadap Anda atau topik
Anda. Mereka akan selalu mena-
ruh perhatian dan mendengarkan
apa yang Anda sampaikan, kemu-
dian mencari kesempatan yang te-
pat untuk memberikan kritik /seke-
dar menunjukan keahlian mereka
di ruangan itu. Si teroris mendapat-
kan perhatian yang lebih dari para
audiens yang lain dan dapat meng-
gunakannya dengan baik untuk
diskusi dimana analisa yang kritis
menjadi hal yang penting. Audiens
11
tipe ini wajib Anda waspadai dalam
sesi tanya jawab.
Apabila ruangan Anda di penuhi
dengan teroris, Anda akan
merasakan sebuah suasana yang
penuh persaingan dan agresif.
Setiap pribadi ingin menjadi peme-
nang dan mau menunjukan bahwa
mereka lebih pintar di bandingkan
dengan orang lain. Persiapan yang
mantap dan rasa percaya diri san-
gat penting dalam menghadapi
orang-orang tipe ini. Karena jika ti-
dak, peluru si teroris bisa mem-
berikan tembakan kepada Anda un-
tuk memicu emosi kemarahan
Anda datang saat anda menyam-
paikan materi. Dan jika itu terjadi,
sudah dipastikan anda akan
seperti kurcaci di depan audiens.
Bagaimana menangani tipe ter-
oris? Pertama, tunjukan keahlian
Anda, karena Anda berdiri sebagai
pembicara diruangan tersebut, ten-
tunya dengan suatu alasan ter-
tentu. Kedua, Harus percaya diri,
teroris hanya menjadi masalah
bagi Anda jika Anda tidak percaya
diri. Ingatlah, mereka sebetulnya
hanya menginginkan jawaban dari
pertanyaan yang mereka tanyakan
dan pengakuan terhadap dirinya.
Ketiga, salah satu cara terbaik un-
tuk menghindari tembakan si ter-
oris yang mengarah kepada Anda
adalah melalui diskusi, sehingga
jawaban yang ada bukan hanya
dari sudut pandang Anda saja
tetapi Audiens juga.
Si Mantan
Audiens seperti ini biasanya cuek
bebek dan tidak peduli, bahkan ka-
dang menunjukkan sikap bermusu-
han. Baginya seakan-akan Anda ti-
dak ada dan materi Anda hanya
menyusahkan saja. Mungkin dia
hadir dalam kegiatan Anda karena
terpaksa, misalnya karena diperin-
tahkan atasan. Tidak peduli berapa
sering Anda berbicara kepada tipe
si mantan, mereka tidak memberi-
kan respon.
Mereka secara pribadi sebetulnya
ingin berhubungan dekat dengan
Anda, tetapi dalam pikiran mereka
12
pembicara terlihat sebagai sosok
yang lebih penting dibandingkan
dengan mereka. Sehingga muncul
perasaan takut.
Para tipe audiens mantan biasanya
ditemukan pada pekerjaan-
pekerjaan yang membutuhkan ke-
mampuan teknik yang spesifik di-
mana kontak dengan orang lain ti-
dak sering dilakukan.
Jika ruangan Anda di penuhi den-
gan tipe mantan, Anda akan mem-
peroleh kesulitan untuk mempero-
leh respon dari mereka dan teknik
fasilitasi dan diskusi sangat sulit di-
lakukan.
Bagaimana menangani tipe man-
tan? Pertama, jangan mengabai-
kan tipe si mantan. Seperti yang se-
lalu di sampaikan oleh para pembi-
cara handal, bahwa penting untuk
memastikan bahwa semua audi-
ens memperoleh perhatian dari
Anda. Lakukan ini dengan cara
tersenyum pada mereka, hampiri
mereka, buatlah kontak mata. Cip-
takan suasana yang hangat dan ak-
rab. Kedua, berikan sentuhan moti-
vasi kepadanya sambil menatap
mata mereka. Ini merupakan se-
buah kode agar mereka mau ber-
partisipasi dalam kegiatan anda.
Ketiga, lakukan kegiatan diskusi
kelompok sehingga tipe ini mau ber-
sosialisasi dan berdamai dengan
Anda sebagai pembicara.
Si pikiran negatif
Mereka memiliki karakteristik den-
gan bahasa tubuh yang negatif,
misalkan saja mengkerutkan ken-
ing, tatapan mata yang tidak fokus
atau melipat tangan. Hati-hati da-
lam menilai bahasa tubuh sese-
orang, karena mengkerutkan ken-
ing bagi sebagian orang bisa ber-
arti ia sementara sedang berpikir
keras. Mereka memberikan tanda
bahwa hal yang Anda bahas tidak
mungkin untuk dilakukan, mereka
menyimpulkan bahwa terlalu rumit,
membosankan, tidak realistis atau
tidak relevan. Mungkin saja sudah
pernah mendengarkan hal yang
Anda bahas walaupun hanya se-
dikit akan tetapi meraka menyim-
pulkan bahwa tidak menyukai pem-
bahasan Anda.
13
Bahayanya tipe audiens yang lain
bisa saja berubah menjadi tipe piki-
ran negatif, jika mereka menden-
garkan seorang pembicara yang
tidak menarik, mereka juga akan
mudah merasa bosan dan lelah.
Dan menganggap ini hanya buang-
buang waktu saja. Apabila ruangan
Anda di penuhi dengan si pikiran
negatif, Anda akan merasakan en-
ergi negatif, bahasa tubuh yang
loyo dan tidak ada respon dari apa
yang Anda katakan. Mata mereka
terlihat sayu dan cenderung pesi-
mis, hm…lama-lama berubah jadi
zombie kali ya.
Cara menangani Si pikiran negatif,
Mulailah dengan menjelaskan
bahwa metode yang Anda gunakan
berbeda, jika ruangan Anda dipe-
nuhi oleh si pikiran negatif peroleh-
lah energi positif dengan membuat
mereka bergerak atau berdiskusi
asalkan Anda harus menjelaskan
mengapa penting bagi mereka un-
tuk melakukannya. Misalkan, kita
akan membahas sebuah topik yang
menarik hari ini, namun pertama-
tama alangkah baiknya kita saling
mengenal. Dan ini akan dilakukan
dengan sebuah permainan.
Dengan Anda menunjukan extra an-
tusias terhadap topik yang Anda
bawakan, itu merupakan cahaya
terang untuk meminimalkan si
pemikir negatif berada dalam ruan-
gan Anda. Jika energi positif Anda
turun, maka para audiens akan mu-
lai merasa jenuh, pesimis
menghampiri kembali dan saat
meninggalkan ruangan wajah
mereka kembali dengan wajah
yang frustrasi, karena berangga-
pan bahwa kegiatan ini tidak akan
membuat perubahan.
Si Master
Mereka adalah orang dengan ke-
percayaan diri yang tinggi tetapi
mereka kurang memperoleh perha-
tian dari lingkungannya. Mereka
seringkali mencoba untuk menam-
bahkan pengetahuan atau pemba-
hasan dengan mengajarkan ke-
pada audiens lain mengenai penga-
laman dia. Dan ini terkadang disen-
gaja untuk memperoleh perhatian
lebih dari para audiens yang lain.
Mereka seringkali menjadi yang
14
pertama menjawab pertanyaan
dari pembicara dengan penjelasan
yang sangat panjang melebihi yang
semestinya.
Dimata para audiens lain, ada yang
merasa sikapnya menjengkelkan,
ambisius dan mengganggu. Ingin
jadi pusat perhatian lah atau ingin
menjadi yang paling aktif. Namun
tak jarang ada juga audiens lainnya
yang berterima kasih atas kehadi-
ran “Si master ” itu. Menurutnya,
mereka tidak harus aktif menjawab
pertanyaan dari pembicara. Con-
toh waktu kuliah deh… beberapa
ada yang senang jika ada orang
yang bisa jadi penyelamat saat kita
tidak bisa jawab pertanyaan dari
dosen.
Apabila ruangan Anda di penuhi
dengan si master, biasanya hanya
akan ada sepasang “master” dida-
lam ruangan Anda, sebab jika ter-
dapat lebih maka materi Anda pun
akan di luar kontrol, dimana orang-
orang akan berlomba-lomba untuk
menceritakan kisah dan pengala-
man mereka dengan tujuan untuk
menarik perhatian.
Mereka akan menimbulkan ge-
sekan dengan audiens yang lain
yang datang untuk mendengarkan
Anda menyampaikan materi.
Hm..tentunya semua terletak di
pundak Anda untuk mengurangi
gangguan yang terjadi.
Cara menangani tipe master ada-
lah dengan membangun kesepaka-
tan diawal dengan menggunakan
teknik “Frame”. Pembingkaian dila-
kukan agar Anda bisa menjalin
komitmen dengan para audiens.
Seperti aturan selama Anda
tampil, silahkan Anda sampaikan di
awal agar audiens memahami ja-
lan “permainan” yang Anda tawar-
kan.
Anda bisa mengkondisikan para
audiens dengan mengatakan “mari
kita mulai kegiatan ini dengan ber-
pikir terbuka, dimana kita akan
bersama-sama berbagi informasi
mengenai topik yang saya akan
sampaikan. Bagi yang sudah tahu
dan pernah belajar, ijinkan kegiatan
ini sebagai ajang untuk mengingat
kembali atas pengetahuan yang su-
dah di dapat. Bagi yang belum,
mari bersama-sama kita belajar
melalui diskusi dan bertukar penga-
15
laman. Sehingga setelah kegiatan
ini selesai, kita semua mendapat-
kan manfaat”.
Sahabat, inti dari pembahasan ini
adalah, sebagai pembicara harus
lebih peka terhadap kondisi audi-
ens nya. Dengan menganalisa audi-
ens sebelum Anda tampil menyam-
paikan materi dan memahami tipe-
tipe audiens selama Anda menyam-
paikan materi, akan mempermu-
dah Anda terhubung dengan
mereka. Bagi saya, fondasi utama
jika Anda ingin menjadi pembicara
handal, Anda harus bisa masuk ke-
dunia audiens dan mengajak audi-
ens untuk masuk kedunia Anda.
Anda harus bisa berbaur dengan
audiens tetapi jangan sampai ter-
bawa arus karena Anda harus
mempunyai ketegasan untuk men-
gajak audiens fokus kembali ke-
pada topik yang Anda sampaikan.
Seperti kata-kata “Kembali ke
Lap..Top!” milik Tukul Arwana.
Empat jurus Melibatkan Audiens
Harus diakui bahwa audiens ada-
lah partner selama Anda berbicara
di depan umum. Namun, melibat-
kan audiens bukanlah perkara mu-
dah. Terlebih, jika materi Anda
memiliki durasi cukup lama dan
membosankan. Untuk mengatasi
kegaluan hal itu, Anda harus benar-
benar melibatkan audiens secara
aktif dalam kegiatan Anda.
Berikut ini beberapa jurus jitu yang
dapat menjadi rekomendasi bagi
Anda yang sampai saat ini sulit
mengajak audiens untuk terlibat.
Pertama, Energizer
Suasana dalam kegiatan public
speaking tidak selalu penuh den-
gan semangat. Terkadang
suasana menjadi dingin mencekam
karena tidak ada respon dari audi-
ens. So, mari pecahkah kebekuan
dengan jurus energizer. Teknik ini
sebernarnya bisa di lakukan tidak
hanya di awal saja. Jika di pertenga-
han Anda melihat wajah audiens
berubah seperti zombie, segeralah
gunakan jurus ini. Contoh, Anda
meminta kepada audiens untuk
“memukul meja pelan-pelan kemu-
dian mulai keras, sambil berkata
“ A y o s e m a n g a t … j a n g a n
ngantuk..jangan ngantuk!” kemu-
16
dian Anda mengajak audiens untuk
memperhatikan Anda kembali.
Kedua, Ajak Audiens Dalam Se-
buah Diskusi
Dengan mengadakan diskusi, ber-
arti Anda memberikan kesem-
patan kepada audiens untuk ber-
pikir kristis dan semakin aktif. Den-
gan diskusi juga, masing-masing
audiens memiliki kesempatan yang
sama untuk mengutarakan penda-
patnya. Hal ini jelas menjadikan
suasa public speaking Anda lebih
menyenangkan.
Untuk memulai diskusi sangatlah
mudah. Anda dapat membagi audi-
ens menjadi beberapa kelompok
dan memberikan topik masalah un-
tuk di pecahkan bersama. Anda se-
bagai pembicara wajib mengham-
piri semua kelompok agar tidak
adanya debat kusir yang akhirnya
dapat membuat suasana menjadi
mengerikan kembali.
Ketiga, Humor
Dalam setiap kegiatan public speak-
ing, humor selalu memberikan
suasana hangat tersendiri bagi
audiens. Dan menurut survey, ban-
yak audiens dalam kegiatan public
speaking yang mengharapkan pem-
bicaranya bisa mengeluarkan hu-
mor yang segar. Ya, sebenarnya
humor yang tepat, bisa saja mem-
berikan efek “wow” pada audiens.
Namun perlu hati-hati untuk “porsi”
humornya. Jangan sampai Anda
terjebak dalam humor yang justru
menjadi boomerang.
Nah.. jika Anda ingin menyisipkan
humor untuk mengajak audiens
tetap connect kepada Anda, be-
berapa petunjuk berikut ini harus
Anda perhatikan. Pertama, jangan
pernah menggunakan humor yang
menyinggung SARA. Kedua, Jan-
gan berlebihan. Tujuan Anda ada-
lah untuk memecahkan kebuntuan
hubungan dengan audiens bukan
untuk jadi pelawak. Ketiga, Anda ha-
rus sadar akan keterbatasan yang
Anda miliki. Jika secara alami tidak
lucu, Anda tidak perlu mencoba me-
maksakan diri untuk melucu. Aki-
batnya bisa jadi Anda terlihat aneh
di mata audiens. Keempat, Anda
harus memilih humor yang sesuai
dengan topik yang sedang Anda
17
sampaikan. Jika tidak bisa, sebai-
knya Anda mampu mengemas hu-
mor diluar topik materi sebagai pe-
narik perhatian untuk mencairkan
ketegangan.
Keempat, Metode Gamifikasi
Gamifikasi adalah penerapan tek-
nik dan strategi dari sebuah per-
mainan ke dalam konteks non per-
mainan untuk menyelesaikan suatu
masalah. Metode ini bekerja den-
gan cara membuat materi menjadi
lebih menarik dengan mendorong
audiens untuk ikut terlibat dalam
kegiatan Anda. Tujuannya yaitu un-
tuk meningkatkan partisipasi, moti-
vasi, dan prestasi audiens.
Meski awalnya banyak digunakan
untuk marketing, gamifikasi kini
banyak diterapkan dalam dunia
pendidikan. Metode pembelajaran
gamifikasi berarti menerapkan prin-
sip kerja sebuah permainan ke da-
lam proses pembelajaran, dengan
tujuan untuk menumbuhkan moti-
vasi belajar dan mengubah perilaku
siswa. Bagi anda seorang pembi-
cara atau guru, teknik ini sangat co-
cok untuk membuat audiens men-
jadi aktif. Bisa juga jika anda seba-
gai leader, teknik ini biasa digu-
nakan untuk mencari solusi terha-
dap suatu masalah atau hanya se-
kedar memberikan ide. Gamifikasi
kental dengan kompetisi. Selalu dis-
ediakan tantangan yang harus dile-
wati oleh para pesertanya. Namun
pada saat sudah dilewati, mereka
layak untuk mendapatkan apresiasi
dari Anda.
Contoh pada saat memberikan pe-
latihan di salah satu perusahaan
otomotif, saya membagikan bin-
tang sebagai poin karena peserta
sudah berani bertanya dan menja-
wab pertanyaan dari saya sebagai
trainer. Di akhir sesi, poin tersebut
di hitung, barang siapa yang paling
banyak akan mendapatkan hadiah,
tentunya yang mendidik ya.
18
1	 2
Demikian penjelasan mengenai tipe audiens dan cara bagaimana ter-
hubung dengan mereka. Saat Anda melibatkan audiens, sudah dipastikan kegi-
atan public speaking Anda akan menyenangkan, berkesan serta membuat
mereka betah mendengarkan Anda. Teruslah berlatih untuk mengenali pola
dari karakter audiens Anda. Semakin Anda menambah jam terbang, semakin
mudah juga Anda akan terhubung dengan audiens dari spesies apapun.
19
Created by :
Ahmad Madu

Contenu connexe

Tendances

Identifikasi Stakeholder
Identifikasi StakeholderIdentifikasi Stakeholder
Identifikasi StakeholderCIFOR-ICRAF
 
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)hasnabstr
 
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Anindita Dyah Sekarpuri
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P Aguestd42496
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiconesti08com
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptmasriani mahmud
 
Manajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi PemerintahManajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi PemerintahRidho Fitrah Hyzkia
 
Contoh Jadwal acara public speaking for fasilitator
Contoh Jadwal acara public speaking for fasilitatorContoh Jadwal acara public speaking for fasilitator
Contoh Jadwal acara public speaking for fasilitatorNamin AB Ibnu Solihin
 
.Membangun personal branding
.Membangun personal branding.Membangun personal branding
.Membangun personal brandingAlvian ega
 
Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)
Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)
Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)Nur Padhilah Laju
 
Personal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdfPersonal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdfTeguhHWidodo
 
Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)
Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)
Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)Harwindra Yoga
 
Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anakAzka Sudrajat
 
Etika dan Tata Cara Berlalu Lintas
Etika dan Tata Cara Berlalu LintasEtika dan Tata Cara Berlalu Lintas
Etika dan Tata Cara Berlalu Lintaswulandari1996
 
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...literasi digital
 

Tendances (20)

Identifikasi Stakeholder
Identifikasi StakeholderIdentifikasi Stakeholder
Identifikasi Stakeholder
 
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
 
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
 
Personal branding
Personal branding Personal branding
Personal branding
 
Psikologi remaja
Psikologi remajaPsikologi remaja
Psikologi remaja
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
 
Manajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi PemerintahManajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
 
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approachPertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
 
Contoh Jadwal acara public speaking for fasilitator
Contoh Jadwal acara public speaking for fasilitatorContoh Jadwal acara public speaking for fasilitator
Contoh Jadwal acara public speaking for fasilitator
 
.Membangun personal branding
.Membangun personal branding.Membangun personal branding
.Membangun personal branding
 
Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)
Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)
Komunikasi dan Negosiasi (Communication & Negotiation)
 
Personal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdfPersonal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdf
 
Manajemen aksi mahasiswa
Manajemen aksi mahasiswaManajemen aksi mahasiswa
Manajemen aksi mahasiswa
 
Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)
Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)
Pengelolaan Konten di Media Sosial (1st session)
 
Presentasi digital branding
Presentasi digital brandingPresentasi digital branding
Presentasi digital branding
 
Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anak
 
Etika dan Tata Cara Berlalu Lintas
Etika dan Tata Cara Berlalu LintasEtika dan Tata Cara Berlalu Lintas
Etika dan Tata Cara Berlalu Lintas
 
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
 

Similaire à Kenali, pahami dan hadapi audiensmu

Ebook kumpulan cerita motivasi
Ebook kumpulan cerita motivasi Ebook kumpulan cerita motivasi
Ebook kumpulan cerita motivasi Izhan Nassuha
 
Ebook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wp
Ebook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wpEbook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wp
Ebook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wpEdi Awaludin
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016Firman Pratama
 
10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam
10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam
10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalamAdil Athilshipate
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016Firman Pratama
 
Esai - Goresan Panas di Atas Kertas
Esai - Goresan Panas di Atas KertasEsai - Goresan Panas di Atas Kertas
Esai - Goresan Panas di Atas KertasEsa Karima
 
Sosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kitaSosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kitaitsnadia
 
Dapatkan hatisicantik
Dapatkan hatisicantikDapatkan hatisicantik
Dapatkan hatisicantiktengkiu
 
Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022
Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022
Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022FirmanPratama12
 
Bpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdf
Bpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdfBpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdf
Bpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdfMayaYulastiLuikMonas
 
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Tips jitu atasi gugup berbicara di depan
Tips jitu atasi gugup berbicara di depanTips jitu atasi gugup berbicara di depan
Tips jitu atasi gugup berbicara di depanAhmad Madu
 
Agar Anak Jujur
Agar Anak JujurAgar Anak Jujur
Agar Anak Jujurdevunira
 
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...Ringga Arie Suryadi
 
Ebook personal inspiration notes by anthony dio martin
Ebook personal inspiration notes by anthony dio martinEbook personal inspiration notes by anthony dio martin
Ebook personal inspiration notes by anthony dio martinP Wijayanto
 
Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar
Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) JabarCatatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar
Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) JabarMochamad Salman Hasbyalloh
 

Similaire à Kenali, pahami dan hadapi audiensmu (20)

Ebook kumpulan cerita motivasi
Ebook kumpulan cerita motivasi Ebook kumpulan cerita motivasi
Ebook kumpulan cerita motivasi
 
Ebook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wp
Ebook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wpEbook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wp
Ebook 7-tulisan-terbaik-mardigu-wp
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Oktober 2016
 
10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam
10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam
10 rahasia mendapatkan kepercayaan dalam
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2016
 
Buletin SYF #1
Buletin SYF #1Buletin SYF #1
Buletin SYF #1
 
Esai - Goresan Panas di Atas Kertas
Esai - Goresan Panas di Atas KertasEsai - Goresan Panas di Atas Kertas
Esai - Goresan Panas di Atas Kertas
 
Sosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kitaSosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kita
 
Dapatkan hatisicantik
Dapatkan hatisicantikDapatkan hatisicantik
Dapatkan hatisicantik
 
Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022
Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022
Majalah kekuatan-sugesti-februari- 2022
 
Bpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdf
Bpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdfBpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdf
Bpk. Risang - Pelatihan AMSI 26 FEB21.pdf
 
Hypno selling new
Hypno selling newHypno selling new
Hypno selling new
 
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
 
Tips jitu atasi gugup berbicara di depan
Tips jitu atasi gugup berbicara di depanTips jitu atasi gugup berbicara di depan
Tips jitu atasi gugup berbicara di depan
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Agar Anak Jujur
Agar Anak JujurAgar Anak Jujur
Agar Anak Jujur
 
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
 
Ebook personal inspiration notes by anthony dio martin
Ebook personal inspiration notes by anthony dio martinEbook personal inspiration notes by anthony dio martin
Ebook personal inspiration notes by anthony dio martin
 
Kita adalah pengetahuan
Kita adalah pengetahuanKita adalah pengetahuan
Kita adalah pengetahuan
 
Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar
Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) JabarCatatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar
Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar
 

Plus de Ahmad Madu

ebook - Cegah Kebocoran Emosi
ebook - Cegah Kebocoran Emosiebook - Cegah Kebocoran Emosi
ebook - Cegah Kebocoran EmosiAhmad Madu
 
ebook - mentalitas pemenang
ebook - mentalitas pemenangebook - mentalitas pemenang
ebook - mentalitas pemenangAhmad Madu
 
ebook - Waspada dengan Pemimpin Beracun
ebook - Waspada dengan Pemimpin Beracunebook - Waspada dengan Pemimpin Beracun
ebook - Waspada dengan Pemimpin BeracunAhmad Madu
 
Kendalikan Vibrasi Emosimu
Kendalikan Vibrasi EmosimuKendalikan Vibrasi Emosimu
Kendalikan Vibrasi EmosimuAhmad Madu
 
ebook - Komunikasi efektif dalam Public Speaking
ebook - Komunikasi efektif dalam Public Speakingebook - Komunikasi efektif dalam Public Speaking
ebook - Komunikasi efektif dalam Public SpeakingAhmad Madu
 
ebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmu
ebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmuebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmu
ebook - Kenali, Pahami, Hadapi AudiensmuAhmad Madu
 
Kendalikan vibrasi emosimu!
Kendalikan vibrasi emosimu!Kendalikan vibrasi emosimu!
Kendalikan vibrasi emosimu!Ahmad Madu
 
Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif
Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi EfektifMenjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif
Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi EfektifAhmad Madu
 
Anda right response atau left response?
Anda right response atau left response?Anda right response atau left response?
Anda right response atau left response?Ahmad Madu
 
Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUNWaspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUNAhmad Madu
 

Plus de Ahmad Madu (10)

ebook - Cegah Kebocoran Emosi
ebook - Cegah Kebocoran Emosiebook - Cegah Kebocoran Emosi
ebook - Cegah Kebocoran Emosi
 
ebook - mentalitas pemenang
ebook - mentalitas pemenangebook - mentalitas pemenang
ebook - mentalitas pemenang
 
ebook - Waspada dengan Pemimpin Beracun
ebook - Waspada dengan Pemimpin Beracunebook - Waspada dengan Pemimpin Beracun
ebook - Waspada dengan Pemimpin Beracun
 
Kendalikan Vibrasi Emosimu
Kendalikan Vibrasi EmosimuKendalikan Vibrasi Emosimu
Kendalikan Vibrasi Emosimu
 
ebook - Komunikasi efektif dalam Public Speaking
ebook - Komunikasi efektif dalam Public Speakingebook - Komunikasi efektif dalam Public Speaking
ebook - Komunikasi efektif dalam Public Speaking
 
ebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmu
ebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmuebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmu
ebook - Kenali, Pahami, Hadapi Audiensmu
 
Kendalikan vibrasi emosimu!
Kendalikan vibrasi emosimu!Kendalikan vibrasi emosimu!
Kendalikan vibrasi emosimu!
 
Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif
Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi EfektifMenjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif
Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif
 
Anda right response atau left response?
Anda right response atau left response?Anda right response atau left response?
Anda right response atau left response?
 
Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUNWaspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
 

Kenali, pahami dan hadapi audiensmu

  • 2. Banyak sekali karakter orang yang akan Anda jumpai sebagai audiens. Apapun latar belakang mereka, Anda harus dapat bera- daptasi. Kegiatan public speaking Anda akan lebih mudah bila berha- dapan dengan audiens yang antu- sias dan menanggapi keberdaaan Anda dengan positif. Namun tern- yata, tidak selamanya seperti itu. Beberapa audiens kadang dapat membuat berkeringat dingin bah- kan sampai Anda mati rasa (gak kan tampil didepan lagi maksudnya hehe..). Nah, supaya emosi kemara- han Anda tidak terpancing karena ulah audiens, mari kita bahas lebih lanjut mengenai tipe audiens dan cara menghadapinya. Untuk memu- lai penjelasan mengenai tipe audi- ens, saya akan mengajak Anda un- tuk menyimak cerita berikut ini. 1
  • 3. BUTUH ORANG YANG MEN- GERTI Seorang atlit juara renang di berba- gai cabang olahraga renang untuk para penyandang cacat (Paralym- pic) mengadakan konferensi pers. Hal itu dilakukan karena selama ke- juaraan dunia tersebut, si atlit luar biasa ini berkali-kali memecahkan rekor dunia. Para wartawan pun mengerubunginya dan berbagai pertanyaan diajukan kepadanya. Pada waktu interview tersebut, ada sebuah kisah yang luar biasa diceri- takan olehnya. Sejak kecil rupanya si atlit ini dibe- sarkan di rumah yatim piatu. Seba- gai anak yang cacat, setiap hari ia hanya berdia agar ada orang tua yang bersedia mengangkatnya menjadi anak. Setiap minggu malam, semua anak-anak yatim piatu ini akan ber- dandan rapi karena aka nada ban- yak pasangan suami istri yang da- tang untuk melihat-melihat anak- anak seperti melihat barang dagan- gan. Kalau merasa cocok, maka anak itupun akan mereka adopsi menjadi anak. Sementara anak yang tidak dipilih, hanya menunduk dan mencoba menghibur diri mereka sendiri berharap di minggu berikutnya merekalah yang akan diadopsi. “Begitulah kisah yang saya alami setiap hari selama belasan tahun di panti asuhan”, kata si atlit tersebut. “Namun waktu terus berlalu. Sementara satu demi satu teman-teman main- nya diadopsi oleh orang tua angkat mereka, tidak ada satupun yang mau mengadopsi saya lantaran kaki saya yang lumpuh dan cacat”. “Sampai-sampai, aku merasa su- dah sangat putus asa hingga suatu hari suatu kejadian luar biasa men- gubah hidupku”, kata si atlit itu den- gan mata yang berkaca-kaca. “Saya tidak pernah lupa hari itu. Minggu malam yang cerah, namun tidak secerah hatiku karena sudah kubekukan agar tidak merasakan apapun, termasuk perasaan sedih, 2
  • 4. jika aku tidak diadopsi oleh pasan- gan yang datang”. “Hari itu, ada sepasang suami istri. Mereka melihat ke arahku dan mengajakku berbicara. Aku menyu- kai mereka dan ngobrol dengan mereka. Tetapi, sedikitpun tidak punya harapan karena aku tahu mereka seringkali mengamati diam-diam, kakiku yang cacat ini. Obrolanku dengan pasangan itu- pun selesai dan ke- mudian aku lihat mereka masuk ke ruang pimpinan panti. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi inilah yang kemudian diceri- takan kepadaku…” Rupanya, diluar perkiraan si anak tersebut, sepasang suami istri ter- sebut bicara dengan pimpinan panti asuhan bahwa mereka ter- tarik untuk mengadopsi anak cacat tersebut. Si pimpinan panti asuhan dengan mata terkejut berkata, “Ibu dan Bapak, mohon maaf. Saya harap Anda ngerti siapa yang ka- lian pilih. Yang kalian akan adopsi adalah anak yang jelas-jelas cacat dan akan butuh bantuan Anda seu- mur hidup. Anak seperti ini, jelas ti- dak seperti anak-anak normal lain- nya. Merek abutuh perawatan ek- stra. Kalian paham?”Itulah yang diu- capkan pimpinan panti karena su- dah tak terhitung lagi pasangan yang mencoba mengadopsi anak yang cacat, tapi belakangan dikem- balikan karena ternyata mereka tak sanggup merawatnya. “Saya mengerti Pak! Justru anak ini membutuhkan orang yang me- mahaminya, yakni orang yang seperti saya”. Dan tanpa ragu-ragu, si laki- laki dari pasangan suami istri itu kemudian mengangkat celana pan- jang yang menutup kaki- nya sejak tadi dan tampaklah se- buah kaki palsu! Sekali lagi, dengan mantap si laki- laki itu berkata, “Anak ini justru membutuhkan orang seperti saya yang mengerti betul keadannya” Dan, sejak itulah si anak cacat ini pun diadopsi, dibesarkan dan dila- tih oleh keluarga ini. Bahkan, diluar dugaan dengan segala kasih say- ang serta keyakinan yang diberikan kepada anak ini, akhirnya anak ini bisa berlatih dalam cabang olah- 3
  • 5. raga yang bisa mengharumkan bangsanya yakni melalui renang. “Dan hari ini” kata si atlit cacat ter- sebut, “adalah setahun ayah saya dipanggil oleh Tuhan”. “Hari ini se- mua medali saya persembahkan untuknya. Untuk seorang yang te- lah mengubah hidupku, dari sam- pah menjadi berkah!” Semua wartawan, semua mata yang hadir di situ ikut berkaca-kaca mendengar kisahnya yang luar bi- asa ini. INSPIRATION FROM THE STORY Kalimat kunci yang ingin saya uta- rakan disini adalah “Anak ini, justru membutuhkan orang seperti saya yang mengerti betul kedaannya”. Tentunya kalimat ini akan menjadi sangat dahsyat jika kita masukkan ke dalam konteks public speaking. Hal yang luar biasa adalah tatkala seorang pembicara bisa mengerti karakter audiens yang hadir. Banyak para pembicara yang tidak melakukan analisa siapa saja audi- ens yang hadir. Kalau pun ada pal- ing hanya menanyakan berapa jum- lah audiens yang hadir kepada pani- tia. Tidak sampai mengetahui benar-benar apa yang dibutuhkan oleh audiens. Memang ada panitia atau penanggung jawab acara yang memberikan profil audiens tanpa kita minta. Tapi percayalah bahwa itu jarang! Dari sinilah awal mula hal yang mengerikan terjadi bagi pembicara, yaitu pembicara sulit mengajak audiens nya untuk memperhatikan dirinya. Sedangkan waktu yang diberikan panitia san- gat terbatas. Bisa-bisa Anda sibuk menjalin kedekatan dengan audi- ens pada saat itu agar mereka mau untuk mendengarkan anda. Pembicara harus mengerti kebutu- han audiens nya agar bisa sukses dalam menyampaikan isi materi- nya. Seperti yang dilakukan sepas- ang suami istri yang datang ke panti asuhan dan akhirnya menga- dopsi anak cacat karena mereka mengerti keadaanya. Fondasi utama yang akan menjadi penentu dari kesuksesan Anda adalah memahami audiens. Urutan ke dua dari kumpulan inti- sari strategi Sun tzu mengatakan “kenalilah musuhmu, kenalilah 4
  • 6. dirimu sendiri. Maka kau bisa ber- juang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah”. Sebagai se- orang pembicara, musuh disini dii- baratkan adalah audiens. Maka para pembicara harus memahami betul siapa saja yang akan menjadi audiens saat akan menyampaikan materi. PEMAHAMAN AUDIENS Berkaitan dengan audiens, Suzy Siddons pernah menyampaikan pernyataan menarik. Ia berkata, “Semakin banyak Anda mengetahui tentang audiens, materi yang disampaikan menjadi lebih menarik dan relevan. Sebab, ketidaktahuan terhadap audiens berarti sama saja Anda melakukan percobaan bunuh diri! Saya sepakat dengan pendapat ter- sebut. Sebab, tidak mungkin Anda dapat menyampaikan materi se- cara tepat jika tidak mengenal audi- ens dengan baik. Mengenal audi- ens akan membantu Anda menyiapkan materi yang efektif se- suai kebutuhan mereka. Selain itu, Anda juga dapat menentukan me- dia dan pendekatan yang paling se- suai dengan karakteristik audiens. Hal-hal yang harus dianalisa dari Audiens adalah.. Aspek Demografis Tujuan dari analisa aspek demo- grafis adalah untuk mengetahui siapa yang Anda ajak bicara. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda analisa dari aspek de- mografis. Contohnya: Apa latar belakang pekerjaan mereka? Apa latar belakang pendidikan mereka? Apa posisi mereka dalam organ- isasi? Apa latar belakang agama, ras, suku dan budaya mereka? Aspek Psikologis Tujuan dari analisa aspek psikolo- gis adalah untuk mengetahui apa 5
  • 7. yang dipahami dan yakini oleh audi- ens sebelum mendengarkan Anda. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda analisa dari aspek psik- ologis. Contohnya : Apa masalah mereka? Apa yang ingin mereka dengar? Sejauh mana tingkat pengetahuan mereka terhadap topik yang akan disampaikan? Mengapa mereka perlu menden- garkan topik yang akan disampai- kan? Aspek Kontekstual Tujuan dari analisis kontekstual adalah untuk mengetahui bagai- mana situasi yang Anda hadapi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda analisa dari aspek kon- tekstual. Contohnya : Apakah mereka hadir sukarela atau karena kewajiban ? Dimana kegiatan dilakukan? Bagaimana kondisi ruangan dan peralatan yang akan digunakan? Berapa lama waktu yang diberi- kan? Itulah tiga aspek penting yang ha- rus Anda ketahui dari audiens. Den- gan demikian Anda akan tahu ba- gaimana menentukan pendekatan yang paling sesuai dengan karak- teristik dan kebutuhan audiens. Cara Melakukan Analisis Sekarang Anda sudah tahu aspek- aspek penting yang harus Anda analisa. Selanjutnya Anda bisa me- mulai menganalisa. Namun ini bu- tuh proses dan butuh strategi yang tepat supaya semua berjalan se- suai dengan harapan. Terkait dengan analisa ini, ada em- pat strategi yang bisa Anda kem- bangkan. Pertama, melakukan analisis pribadi Langkah ini adalah titik awal untuk analisis audiens Anda. Anda harus dapat memperkirakan sendiri ten- tang audiens Anda. Di sini Anda dapat memulainya dengan ber- tanya mengapa Anda diminta un- 6
  • 8. tuk membawakan topik tersebut. Karena biasanya orang-orang yang hadir adalah orang-orang yang ada keterkaitan dengan kegiatan terse- but. Jika dalam analisa ini muncul kesenjangan, artinya ada beberapa hal yang belum Anda ketahui. Ini da- pat menjadi target sisa kegiatan analisa audiens Anda. Jadi kegi- atan analisa Anda akan jauh lebih efektif dan efisien. Kedua, wawancara dengan pani- tia penyelenggara Wawancara dengan panitia penye- lenggara dapat Anda lakukan apa- bila Anda menjadi pembicara yang diundang untuk berbicara dalam sebuah kegiatan. Misalnya kegi- atan seminar, pelatihan, kuliah umum atau yang lain. Untuk melak- sanakan wawancara Anda bisa membuat janji untuk bertemu den- gan panitia, jika mungkin. Atau bisa juga menghubungi mereka melalui telepon atau melalui chat di sosial media. Ketiga, wawancara dengan audi- ens Jika Anda memiliki akses untuk ber- komunikasi dengan beberapa audi- ens, Anda dapat memanfaatkan ini untuk menggali informasi tentang diri mereka . Tidak harus semua audiens, cukup 2 atau tiga orang dari audiens Anda. Meskipun ini ti- dak dapat memberikan keterangan tentang semua audiens yang akan hadir. Namun ini tetap akan ber- guna untuk mempersiapkan diri Anda saat menjadi pembicara. Jika wawancara ini tidak mungkin untuk Anda lakukan jauh hari sebe- lum waktu diminta untuk berbicara di depan umum , Anda bisa me- manfaatkan waktu menjelang atau ketika kegiatan penyampaian ma- teri dari Anda akan dilakukan. Da- lam hal ini Anda memang tidak da- pat membuat perubahan besar un- tuk konten Anda. tetapi Anda dapat menggunakan beberapa kata kunci atau frase untuk beradaptasi den- gan audiens Anda. Supaya dapat memanfaatkan den- gan baik, sebaiknya Anda datang lebih awal, sehingga Anda punya waktu untuk menyapa audiens serta berinteraksi dengan mereka. Berbincang-bincang den- gan sebagian dari mereka meru- pakan awal yang baik saat anda akan menjadi seorang pembicara. 7
  • 9. Keempat, lakukan pengamatan selama Anda Tampil Strategi ini dapat Anda lakukan se- lama proses Anda menyampaikan materi. Ini memang tidak akan merubah apapun dari penampilan Anda, namun ini akan membantu Anda untuk menjadi pembicara pada sesi berikutnya. Sebagai contoh, dalam setiap kelas training yang saya bawakan, saya selalu mencatat pertanyaan- pertanyaan spesifik dari audiens. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu saya mengetahui bagian mana dari materi yang perlu saya tambah, saya kurangi dan saya tekankan. Kemudian dari pengetahuan ini saya dapat men- ingkatkan kualitas saya untuk train- ing selanjutnya. Anda pun bisa me- lakukan saat menjadi pembicara, meskipun audiens Anda akan ber- beda, namun jika topik yang Anda sampaikan masih sama cara ini akan memberikan sesuatu yang berharga untuk kualitas penampi- lan Anda selanjutnya. Demikianlah empat strategi yang dapat Anda lakukan untuk menga- nalisa audiens. Namun, saya ingin mengingatkan bahwa setiap situasi pada saat Anda menyampaikan pe- san melalui pidato, atau memberi- kan pelatihan memiliki kebutuhan yang berbeda. Jika Anda diminta untuk berbicara di depan umum secara dadakan baik pidato atau presentasi (dada- kan adalah kegalauan yang paling sering saya dengar di kelas train- ing) misalnya, analisa audiens hanya bisa Anda lakukan dengan mengamati sesaat sebelum anda menyampaikan materi . Jadi Anda tidak perlu terlalu sibuk melakukan analisa audiens secara mendalam. Anda hanya perlu tahu kecenderun- gan umum dari audiens sehingga dengan cepat Anda mengetahui apa yang ingin mereka dengarkan. Untuk kondisi di ke- las saat mengajar seperti pelatihan in- ternal misalnya atau presentasi rutin da- lam departemen Anda, analisa audi- ens dapat Anda laku- kan 15-30 menit di awal persiapan. Jadi Anda hanya perlu menganal- isa apa yang ingin mereka dengar saat itu terkait dengan topik yang 8
  • 10. Anda sampaikan. Untuk sebuah acara penting, di mana Anda bertu- gas sebagai pembicara yang diun- dang, analisa audiens dapat me- makan waktu beberapa hari dan memerlukan bantuan dari orang lain. Sehingga kebutuhan dan hara- pan dari audiens bisa dipenuhi dan percayalah Anda akan mendapat- kan tanggapan yang luar biasa dari audiens dan pihak yang mengun- dang anda. Dan sudah dipastikan, anda akan di undang kembali seba- gai pembicara. Menganalisa audiens merupakan hal yang sangat penting yang ha- rus Anda lakukan sebagai standar persiapan anda sebelum berbicara di depan umum. Saya punya cer- ita dari salah satu peserta training, sebut saja namanya Mawar (Bukan nama dari setiap kasus korban ke- j a h a t a n ya..hehehe). Ma- war adalah seorang mahasiswi yang sering melakukan sosialisasi akan pentingnya penerapan ke- luarga berencana di jaman sekarang. Panas, hujan bukan men- jadi penghalang Mawar untuk men- datangi tiap-tiap SMA dan kampus (diiringi lagu sedih amat kayanya… hehe). Dia pun sudah melakukan analisa audiens agar materi yang dia sampaikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan audiens dengan melakukan wawancara kepada guru disana. Mawar pun yakin bahwa penampi- lan dia dimanapun pasti sukses karena sudah tahu kebutuhan audi- ens. Dan ternyata.. eng ing eng.. Pada saat mawar menyampaikan materi tiba-tiba mawar melihat audiens nya ada yang terus menerus berceloteh, ada juga yang menatap tajam, ada juga yang tanpa ekspresi, ada yang tidur se- lama mendengarkan materi dan terakhir ada yang selalu menyang- kal setiap mawar menyampaikan materi. Dari kejadian yang mengerikan tadi, akhirnya mawar mendapat- kan pengalaman yang luar biasa, bahwa ternyata menganalisa audi- ens sebelum tampil saja tidak cu- kup untuk memberikan dampak luar biasa bagi kesuksesannya. Dia butuh mengenali dan memahami juga audiens yang berada di dalam 9
  • 11. ruangan tersebut dan bagaimana cara menghadapinya. Nah dari cerita mawar yang bera- khir dengan kegelisahan, mari kita bahas tipe-tipe audiens yang mung- kin Anda temui selama Anda men- yampaikan materi. Tipe-Tipe Audiens bagi Pem- bicara Pembelajar Tipe ini adalah sosok audiens yang diharapkan oleh pembicara selu- ruh dunia. Karena tipe ini sangat memperhatikan topik materi Anda. Mereka sangat antusias dengan materi yang Anda sampaikan. Dan mereka akan membantu Anda jika ada audiens lain yang mulai menyudutkan Anda sebagai pembi- cara. Jika ruangan Anda di penuhi den- gan si pembelajar, Anda akan merasa menjadi orang penting. Mereka selalu menantikan perka- taan yang akan keluar dari mulut Anda. Jangan khawatir dengan kon- tak mata, jika kontak mata Anda terbatas, ini di karenakan keban- yakan dari tipe pembelajar sedang sibuk mencatat apa yang Anda sampaikan. Bagaimana menangani tipe pembe- lajar? Bawalah para tipe yang lain menjadi si pembelajar dengan memberikan gambaran mengenai siapa Anda dan apa yang akan mereka peroleh dari Anda. Pasti- kan mereka tetap mempercayai Anda dengan terus menunjukan pe- mahaman Anda terhadap topik yang di bahas. Si pembelajar akan menjauhi Anda saat mereka merasa Anda tidak kompoten den- gan topik tersebut. Pelancong Pelancong menyukai berinteraksi secara sosial. Mereka cerewet dan 10
  • 12. seringkali mananyakan pertanyaan atau memberikan komentar hanya untuk menghibur audiens dari pada mendukung si pembicara. Pe- lancong menyukai diskusi dan tugas-tugas yang butuh interaksi dan sering menjadi pemimpin dida- lam kelompok. Jika ditangani den- gan baik, pelancong akan menjadi fokus apalagi jika mereka melihat para peserta yang lain juga serius. Pelancong mudah dimotivasi hanya dengan memberikan mereka se- dikit perhatian. Jika ruangan Anda di penuhi dengan si pelancong, ru- angan Anda akan ”hidup” , disini Anda akan temui banyak humor, dan bahasan yang keluar dari topik. Ini bisa menjadi situasi yang akan membuat para peserta fun atau terganggu, tergantung bagai- mana Anda menangani si pelan- cong. Bagaimana menangani tipe pelan- cong? Pertama, gunakan kemam- puan bersosialisasi mereka untuk latihan yang butuh diskusi dan in- teraksi dalam grup, akan tetapi pastikan bahwa pelancong tetap berada pada jalur Anda dengan menanyakan pertanyaan yang jelas serta tidak menanggapi pern- yataan yang tidak ada hubungan- nya dengan topik Anda. Kedua, hin- dari untuk terlalu serius dengan mereka atau menjadi arogan. Ter- tawalah jika mereka mengutarakan sebuah guyonan, bawa para pe- serta lain untuk menikmati hal itu dan segera bawa fokus mereka kembali kepada topik Anda. Teroris Teroris biasanya memulai dengan sebuah sikap permusuhan dan sinis terhadap Anda atau topik Anda. Mereka akan selalu mena- ruh perhatian dan mendengarkan apa yang Anda sampaikan, kemu- dian mencari kesempatan yang te- pat untuk memberikan kritik /seke- dar menunjukan keahlian mereka di ruangan itu. Si teroris mendapat- kan perhatian yang lebih dari para audiens yang lain dan dapat meng- gunakannya dengan baik untuk diskusi dimana analisa yang kritis menjadi hal yang penting. Audiens 11
  • 13. tipe ini wajib Anda waspadai dalam sesi tanya jawab. Apabila ruangan Anda di penuhi dengan teroris, Anda akan merasakan sebuah suasana yang penuh persaingan dan agresif. Setiap pribadi ingin menjadi peme- nang dan mau menunjukan bahwa mereka lebih pintar di bandingkan dengan orang lain. Persiapan yang mantap dan rasa percaya diri san- gat penting dalam menghadapi orang-orang tipe ini. Karena jika ti- dak, peluru si teroris bisa mem- berikan tembakan kepada Anda un- tuk memicu emosi kemarahan Anda datang saat anda menyam- paikan materi. Dan jika itu terjadi, sudah dipastikan anda akan seperti kurcaci di depan audiens. Bagaimana menangani tipe ter- oris? Pertama, tunjukan keahlian Anda, karena Anda berdiri sebagai pembicara diruangan tersebut, ten- tunya dengan suatu alasan ter- tentu. Kedua, Harus percaya diri, teroris hanya menjadi masalah bagi Anda jika Anda tidak percaya diri. Ingatlah, mereka sebetulnya hanya menginginkan jawaban dari pertanyaan yang mereka tanyakan dan pengakuan terhadap dirinya. Ketiga, salah satu cara terbaik un- tuk menghindari tembakan si ter- oris yang mengarah kepada Anda adalah melalui diskusi, sehingga jawaban yang ada bukan hanya dari sudut pandang Anda saja tetapi Audiens juga. Si Mantan Audiens seperti ini biasanya cuek bebek dan tidak peduli, bahkan ka- dang menunjukkan sikap bermusu- han. Baginya seakan-akan Anda ti- dak ada dan materi Anda hanya menyusahkan saja. Mungkin dia hadir dalam kegiatan Anda karena terpaksa, misalnya karena diperin- tahkan atasan. Tidak peduli berapa sering Anda berbicara kepada tipe si mantan, mereka tidak memberi- kan respon. Mereka secara pribadi sebetulnya ingin berhubungan dekat dengan Anda, tetapi dalam pikiran mereka 12
  • 14. pembicara terlihat sebagai sosok yang lebih penting dibandingkan dengan mereka. Sehingga muncul perasaan takut. Para tipe audiens mantan biasanya ditemukan pada pekerjaan- pekerjaan yang membutuhkan ke- mampuan teknik yang spesifik di- mana kontak dengan orang lain ti- dak sering dilakukan. Jika ruangan Anda di penuhi den- gan tipe mantan, Anda akan mem- peroleh kesulitan untuk mempero- leh respon dari mereka dan teknik fasilitasi dan diskusi sangat sulit di- lakukan. Bagaimana menangani tipe man- tan? Pertama, jangan mengabai- kan tipe si mantan. Seperti yang se- lalu di sampaikan oleh para pembi- cara handal, bahwa penting untuk memastikan bahwa semua audi- ens memperoleh perhatian dari Anda. Lakukan ini dengan cara tersenyum pada mereka, hampiri mereka, buatlah kontak mata. Cip- takan suasana yang hangat dan ak- rab. Kedua, berikan sentuhan moti- vasi kepadanya sambil menatap mata mereka. Ini merupakan se- buah kode agar mereka mau ber- partisipasi dalam kegiatan anda. Ketiga, lakukan kegiatan diskusi kelompok sehingga tipe ini mau ber- sosialisasi dan berdamai dengan Anda sebagai pembicara. Si pikiran negatif Mereka memiliki karakteristik den- gan bahasa tubuh yang negatif, misalkan saja mengkerutkan ken- ing, tatapan mata yang tidak fokus atau melipat tangan. Hati-hati da- lam menilai bahasa tubuh sese- orang, karena mengkerutkan ken- ing bagi sebagian orang bisa ber- arti ia sementara sedang berpikir keras. Mereka memberikan tanda bahwa hal yang Anda bahas tidak mungkin untuk dilakukan, mereka menyimpulkan bahwa terlalu rumit, membosankan, tidak realistis atau tidak relevan. Mungkin saja sudah pernah mendengarkan hal yang Anda bahas walaupun hanya se- dikit akan tetapi meraka menyim- pulkan bahwa tidak menyukai pem- bahasan Anda. 13
  • 15. Bahayanya tipe audiens yang lain bisa saja berubah menjadi tipe piki- ran negatif, jika mereka menden- garkan seorang pembicara yang tidak menarik, mereka juga akan mudah merasa bosan dan lelah. Dan menganggap ini hanya buang- buang waktu saja. Apabila ruangan Anda di penuhi dengan si pikiran negatif, Anda akan merasakan en- ergi negatif, bahasa tubuh yang loyo dan tidak ada respon dari apa yang Anda katakan. Mata mereka terlihat sayu dan cenderung pesi- mis, hm…lama-lama berubah jadi zombie kali ya. Cara menangani Si pikiran negatif, Mulailah dengan menjelaskan bahwa metode yang Anda gunakan berbeda, jika ruangan Anda dipe- nuhi oleh si pikiran negatif peroleh- lah energi positif dengan membuat mereka bergerak atau berdiskusi asalkan Anda harus menjelaskan mengapa penting bagi mereka un- tuk melakukannya. Misalkan, kita akan membahas sebuah topik yang menarik hari ini, namun pertama- tama alangkah baiknya kita saling mengenal. Dan ini akan dilakukan dengan sebuah permainan. Dengan Anda menunjukan extra an- tusias terhadap topik yang Anda bawakan, itu merupakan cahaya terang untuk meminimalkan si pemikir negatif berada dalam ruan- gan Anda. Jika energi positif Anda turun, maka para audiens akan mu- lai merasa jenuh, pesimis menghampiri kembali dan saat meninggalkan ruangan wajah mereka kembali dengan wajah yang frustrasi, karena berangga- pan bahwa kegiatan ini tidak akan membuat perubahan. Si Master Mereka adalah orang dengan ke- percayaan diri yang tinggi tetapi mereka kurang memperoleh perha- tian dari lingkungannya. Mereka seringkali mencoba untuk menam- bahkan pengetahuan atau pemba- hasan dengan mengajarkan ke- pada audiens lain mengenai penga- laman dia. Dan ini terkadang disen- gaja untuk memperoleh perhatian lebih dari para audiens yang lain. Mereka seringkali menjadi yang 14
  • 16. pertama menjawab pertanyaan dari pembicara dengan penjelasan yang sangat panjang melebihi yang semestinya. Dimata para audiens lain, ada yang merasa sikapnya menjengkelkan, ambisius dan mengganggu. Ingin jadi pusat perhatian lah atau ingin menjadi yang paling aktif. Namun tak jarang ada juga audiens lainnya yang berterima kasih atas kehadi- ran “Si master ” itu. Menurutnya, mereka tidak harus aktif menjawab pertanyaan dari pembicara. Con- toh waktu kuliah deh… beberapa ada yang senang jika ada orang yang bisa jadi penyelamat saat kita tidak bisa jawab pertanyaan dari dosen. Apabila ruangan Anda di penuhi dengan si master, biasanya hanya akan ada sepasang “master” dida- lam ruangan Anda, sebab jika ter- dapat lebih maka materi Anda pun akan di luar kontrol, dimana orang- orang akan berlomba-lomba untuk menceritakan kisah dan pengala- man mereka dengan tujuan untuk menarik perhatian. Mereka akan menimbulkan ge- sekan dengan audiens yang lain yang datang untuk mendengarkan Anda menyampaikan materi. Hm..tentunya semua terletak di pundak Anda untuk mengurangi gangguan yang terjadi. Cara menangani tipe master ada- lah dengan membangun kesepaka- tan diawal dengan menggunakan teknik “Frame”. Pembingkaian dila- kukan agar Anda bisa menjalin komitmen dengan para audiens. Seperti aturan selama Anda tampil, silahkan Anda sampaikan di awal agar audiens memahami ja- lan “permainan” yang Anda tawar- kan. Anda bisa mengkondisikan para audiens dengan mengatakan “mari kita mulai kegiatan ini dengan ber- pikir terbuka, dimana kita akan bersama-sama berbagi informasi mengenai topik yang saya akan sampaikan. Bagi yang sudah tahu dan pernah belajar, ijinkan kegiatan ini sebagai ajang untuk mengingat kembali atas pengetahuan yang su- dah di dapat. Bagi yang belum, mari bersama-sama kita belajar melalui diskusi dan bertukar penga- 15
  • 17. laman. Sehingga setelah kegiatan ini selesai, kita semua mendapat- kan manfaat”. Sahabat, inti dari pembahasan ini adalah, sebagai pembicara harus lebih peka terhadap kondisi audi- ens nya. Dengan menganalisa audi- ens sebelum Anda tampil menyam- paikan materi dan memahami tipe- tipe audiens selama Anda menyam- paikan materi, akan mempermu- dah Anda terhubung dengan mereka. Bagi saya, fondasi utama jika Anda ingin menjadi pembicara handal, Anda harus bisa masuk ke- dunia audiens dan mengajak audi- ens untuk masuk kedunia Anda. Anda harus bisa berbaur dengan audiens tetapi jangan sampai ter- bawa arus karena Anda harus mempunyai ketegasan untuk men- gajak audiens fokus kembali ke- pada topik yang Anda sampaikan. Seperti kata-kata “Kembali ke Lap..Top!” milik Tukul Arwana. Empat jurus Melibatkan Audiens Harus diakui bahwa audiens ada- lah partner selama Anda berbicara di depan umum. Namun, melibat- kan audiens bukanlah perkara mu- dah. Terlebih, jika materi Anda memiliki durasi cukup lama dan membosankan. Untuk mengatasi kegaluan hal itu, Anda harus benar- benar melibatkan audiens secara aktif dalam kegiatan Anda. Berikut ini beberapa jurus jitu yang dapat menjadi rekomendasi bagi Anda yang sampai saat ini sulit mengajak audiens untuk terlibat. Pertama, Energizer Suasana dalam kegiatan public speaking tidak selalu penuh den- gan semangat. Terkadang suasana menjadi dingin mencekam karena tidak ada respon dari audi- ens. So, mari pecahkah kebekuan dengan jurus energizer. Teknik ini sebernarnya bisa di lakukan tidak hanya di awal saja. Jika di pertenga- han Anda melihat wajah audiens berubah seperti zombie, segeralah gunakan jurus ini. Contoh, Anda meminta kepada audiens untuk “memukul meja pelan-pelan kemu- dian mulai keras, sambil berkata “ A y o s e m a n g a t … j a n g a n ngantuk..jangan ngantuk!” kemu- 16
  • 18. dian Anda mengajak audiens untuk memperhatikan Anda kembali. Kedua, Ajak Audiens Dalam Se- buah Diskusi Dengan mengadakan diskusi, ber- arti Anda memberikan kesem- patan kepada audiens untuk ber- pikir kristis dan semakin aktif. Den- gan diskusi juga, masing-masing audiens memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan penda- patnya. Hal ini jelas menjadikan suasa public speaking Anda lebih menyenangkan. Untuk memulai diskusi sangatlah mudah. Anda dapat membagi audi- ens menjadi beberapa kelompok dan memberikan topik masalah un- tuk di pecahkan bersama. Anda se- bagai pembicara wajib mengham- piri semua kelompok agar tidak adanya debat kusir yang akhirnya dapat membuat suasana menjadi mengerikan kembali. Ketiga, Humor Dalam setiap kegiatan public speak- ing, humor selalu memberikan suasana hangat tersendiri bagi audiens. Dan menurut survey, ban- yak audiens dalam kegiatan public speaking yang mengharapkan pem- bicaranya bisa mengeluarkan hu- mor yang segar. Ya, sebenarnya humor yang tepat, bisa saja mem- berikan efek “wow” pada audiens. Namun perlu hati-hati untuk “porsi” humornya. Jangan sampai Anda terjebak dalam humor yang justru menjadi boomerang. Nah.. jika Anda ingin menyisipkan humor untuk mengajak audiens tetap connect kepada Anda, be- berapa petunjuk berikut ini harus Anda perhatikan. Pertama, jangan pernah menggunakan humor yang menyinggung SARA. Kedua, Jan- gan berlebihan. Tujuan Anda ada- lah untuk memecahkan kebuntuan hubungan dengan audiens bukan untuk jadi pelawak. Ketiga, Anda ha- rus sadar akan keterbatasan yang Anda miliki. Jika secara alami tidak lucu, Anda tidak perlu mencoba me- maksakan diri untuk melucu. Aki- batnya bisa jadi Anda terlihat aneh di mata audiens. Keempat, Anda harus memilih humor yang sesuai dengan topik yang sedang Anda 17
  • 19. sampaikan. Jika tidak bisa, sebai- knya Anda mampu mengemas hu- mor diluar topik materi sebagai pe- narik perhatian untuk mencairkan ketegangan. Keempat, Metode Gamifikasi Gamifikasi adalah penerapan tek- nik dan strategi dari sebuah per- mainan ke dalam konteks non per- mainan untuk menyelesaikan suatu masalah. Metode ini bekerja den- gan cara membuat materi menjadi lebih menarik dengan mendorong audiens untuk ikut terlibat dalam kegiatan Anda. Tujuannya yaitu un- tuk meningkatkan partisipasi, moti- vasi, dan prestasi audiens. Meski awalnya banyak digunakan untuk marketing, gamifikasi kini banyak diterapkan dalam dunia pendidikan. Metode pembelajaran gamifikasi berarti menerapkan prin- sip kerja sebuah permainan ke da- lam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk menumbuhkan moti- vasi belajar dan mengubah perilaku siswa. Bagi anda seorang pembi- cara atau guru, teknik ini sangat co- cok untuk membuat audiens men- jadi aktif. Bisa juga jika anda seba- gai leader, teknik ini biasa digu- nakan untuk mencari solusi terha- dap suatu masalah atau hanya se- kedar memberikan ide. Gamifikasi kental dengan kompetisi. Selalu dis- ediakan tantangan yang harus dile- wati oleh para pesertanya. Namun pada saat sudah dilewati, mereka layak untuk mendapatkan apresiasi dari Anda. Contoh pada saat memberikan pe- latihan di salah satu perusahaan otomotif, saya membagikan bin- tang sebagai poin karena peserta sudah berani bertanya dan menja- wab pertanyaan dari saya sebagai trainer. Di akhir sesi, poin tersebut di hitung, barang siapa yang paling banyak akan mendapatkan hadiah, tentunya yang mendidik ya. 18 1 2
  • 20. Demikian penjelasan mengenai tipe audiens dan cara bagaimana ter- hubung dengan mereka. Saat Anda melibatkan audiens, sudah dipastikan kegi- atan public speaking Anda akan menyenangkan, berkesan serta membuat mereka betah mendengarkan Anda. Teruslah berlatih untuk mengenali pola dari karakter audiens Anda. Semakin Anda menambah jam terbang, semakin mudah juga Anda akan terhubung dengan audiens dari spesies apapun. 19 Created by : Ahmad Madu