1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas membuat makalah tentang
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran ke-PGRI-an di Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dosen kePGRIan yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman satu kelompok telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang organisasi PGRI
Lahirnya organisasi PGRI menjadi kekuatan bagi kelompok guru dan
tenaga kependidikan dalam negeri untuk berperan serta dalam pembangunan
nasional pada umumnya dan pembangunan pendidikan nasional pada
khususnya. Para guru menyadari bahwa dengan keikutsertaannya dalam
kiprah pembangunan bangsa ke depan menuju bangsa yang cerdas dan
bermartabat sehingga kemajuan yang diinginkan negeri ini adalah duduk sama
rendah dan tegak sama tinggi dengan Negara-negara lain di dunia.
Guru akan memfasilitasi, memotivasi dan mengarahan serta melatih
pengembangan diri bangsa ini agar menjadi generasi yang diinginkan oleh
masyarakat negeri ini dalam wawasan bersikap dan berilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berarti bagi dirinya, masyarakatnya, agamanya dan
bangsanya menuju Negara yang adil dan makmur.
Untuk itu perlu dikaji latar belakang berdirinya organisasi PGRI
ditinjau dari sisi legalitas berorganisasi di negeri ini serta dari sisi keilmuan,
yaitu tinjauan filosofis, sosiologis dan psikologis. Berorganisasi tanpa
dipahami latar belakang berdirinya organisasi itu akan menimbulkan
perbedaan persepsi diantara anggotanya secara interen maupun aktifitas keluar
atau eksteren organisasi tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik
untuk mengungkapkan bagaimana latar belakang kePGRIan secara lebih jelas
dengan judul ”MENGENAL KE-PGRI-AN”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang akan penulis buat adalah sebagai
berikut :
1. Apa devinisi dari ke-PGRI-an?
2. Kapan lahirnya PGRI tersebut ?
3. Bagaimana hubungan PGRI dan proklamasi RI ?
4. Apa tugas dari Ke-PGRI-an tersebut ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah kePGRIan dan juga sebagai salah satu alternative atau
referensi pembaca dalam mendapatkan informasi mengenai kePGRIan.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KePGRian
KePGRIan memiliki pengertian sebagai berikut :
Ke-PGRI-an lebih ditingkatkan agar rakyat sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, shg ikut scr aktif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ke-PGRI-an– suatu pembentukan, pewarisan/.sosialisasi nilainilai dalam rangkan pembentukan sikap dan tingkah laku politik
dan juga merupakan suatu sarana bagi generasi untuk mengajarkan
dan meneruskan sikap-sikap,norma-norma serta keyakinan politik
kepada generasi berikutnya.
Jadi, dari pengertian di atas ke-PGRI-an dipandang sebagai suatu
pembentukan, pewarisan atau sosialisasi nilai-nilai dalam rangka
pembentukan sikap dan tingkah laku politik dan juga merupakan suatu
sarana bagi suatu generasi untuk mengajarkan dan meneruskan sikapsikap, norma-norma serta keyakinan-keyakinan politik kepada
generasi berikutnya.
B. Lahirnya KePGRIan
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali
dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912,
kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI)
tahun 1932.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guruguru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada
zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru
Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para
Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan
latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya
bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula
organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama
tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan
hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah
Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu
pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin
berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran.
Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi
perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah
memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)
diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini
mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang
mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh
Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh
guru dan bangsa Indonesia.
4. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah
ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan
aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan
Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di
Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru
yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan,
lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan.
Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif
berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru
dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus
hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau
mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta,
mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga
tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia
menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan
kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik
Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis,
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam
pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan
tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah
Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun
1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari
Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
5. C. Hubungan KePGRIan dan Proklamasi Republik Indonesia
Hubungan antara KePGRIan dengan Proklamasi Republik Indonesia
adalah sebagai berikut :
PGRI lahir karena hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi
aspirasi guru kaum Indonesia.
PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan
proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru, bersifat: 1).
Unitaristik, 2). Independen, 3). Non Partai Politik.
PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir dan
mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus
menerus kepada setiap henerasi bangsa Indonesia.
D. Tugas kePGRIan
Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama jar,
membimbing, mengarahkan. Melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru Indonesia memiliki kehandalan yang tinggi
sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Guru indonesia adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik yang
dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada prinsip “ing ngarso sung
tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Dalam usaha
mewujudkan prinsip-prinsip tersebut guru indonesia ketika menjalankan
tugas-tugas profesional sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Adapun tugas-tugas dari kePGRIan sebagai berikut :
meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap tiuhan yang
maha esa.
membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan
Pancasila.
Mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan RI.
Meningkatkan Integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan
terpeliharanya keutuhan kesatauan dan persatuan bangsa.
Melaksanakan dan mengembangkan sistem pendidikan nasional.
Membina dan bekerjasama dengan himpuna profesi dan keahlian
sejenis dibidang pendidikan yang secara sukarela menyatakan diri
bergabung dan atau bermitra dengan PGRI.
Mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan disemua
jenis,jenjang dan kesataun pendidikan dan peran serta didalam
pembanguna nasional.
6. Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya sistem
sertfikasi,akreditasi dan lisensi bagi pengukuahan kompetensi
profesi guru.
Menegakan dan melaksankan kode etik dan ikrar guru indonesia
sesuai dengan peraturan organisasi.
Memelihara, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
serat memelihara kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya
kebudayaan nasional.
Menyelenggarakan dan membina anak lembaga PGRI, dan
Melaksanakan prinsip dan pendekatan ketenaga kerjaan dal;am
upaya meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan
kesejahteraan anggota.