SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  3
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung padatanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-tokohnya 
Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, Cipto Mangunkusumo,Tilaar, Soedjadi, dan Sunaryo. 
Dalam pengurus besar PNI, Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Iskaq sebagai sekretaris 
sekaligus merangkap sebagai Bendhara, dan Dr. Samsi sebagai komisaris partai. Sementara 
itu, dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan anggota PKI tidak diperkenankan 
menjadi anggota PNI, juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan sebagai mata-mata 
pemerintah kolonial Hindia-Belanda. 
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah hendak bekerja untuk 
kemerdekaan Indonesia. Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas “percaya pada diri 
sendiri.” Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan dan 
kebiasaan sendiri. Sikapnya yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut 
dalam dewan-dewan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. 
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung, Surabaya, dan Batavia. Menyusul 
kemudian pada tahun 1928 berdiri cabang lainnya, seperti di Yogyakarta, Semarang, 
Pekalongan, Palembang, Makassar dan Manado. Pada akhir tahun 1928, anggota PNI 
mengalami kenaikan yang pesat hingga mencapai 3860 orang. Kenaikan terseb ut merupakan 
hasil dari propaganda yang sangat aktif dilakukan. Jelas sekali bahwa popularitas rapat-rapat 
umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan pengaruh Ir. Soekarno dengan pidato-pidatonya 
yang sangat khas dan mamu menarik perhatian dan simpa ti dari masyarakat 
banyak. 
Ada dua macam cara yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di 
dalam masyarakat. 
a. Usaha ke dalam, yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri, antara lain mengadakan 
kursu-kursus, mendirikan sekolah-sekolah, dan bank-bank. 
b. Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI, antara lain melalui 
rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabarBanteng Priangan di Bandung dan Persatuan 
Indonesia di Batavia. 
Kegiatan PNI yang dengan cepat dapat menarik massa yang sangat banyak membuat suatu 
kecemasan dan kekhawatiran tersendiri di kalangan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. 
Gubernur Jenderal yang berkuasa pada saat itu dalam pembukaan sidang Volksraad pada 
tanggal 15 Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap nasionalisme yang ekstrem. 
Dikemukakan juga bahwa sikap non-kooperatif yang dijalankan oleh PNI bersifat 
bermusuhan terhadap pemerintah. Meskipun ada peringatan halus tersebut, cabang-cabang 
PNI malah bermunculan di berbagai wilayah Indonesia. Hingga pada akhir tahun 1929, 
kandidiat anggota PNI berjumlah sekitar 10.000 orang, di antaranya 6000 orang di daerah 
Priangan, Bandung. 
Propaganda PNI menimbulkan suatu dorongan baru dalam pikiran dan perasaan orang 
Indonesia. Propaganda itu dirancang oleh Perhimpunan Indonesia dan dilaksanakan oleh PNI. 
Dalam melaksanakan kegiatannya, PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan 
anggota Perhimpunan Indonesia. Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Sarekat 
Islam, jumlah anggota PNI memang jauh lebih kecil. Akan tetapi, pengaruh Ir. Soekarno 
sebagai seorang pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah meluas dan meresap di 
lakangan masyarakat luas Indonesia.
Sukses yang dicapati oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya, yaitu Marhaenisme. 
Kata Marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang dijumpainya dan 
menurutnya mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan juga sebagai golongan 
Proletaratau golongan Plebians seperti di zaman Romawi kuno). Di dalam perjuangan 
nasional, nasib kaum Marhaen harus ditingkatkan. Hal itu dapat dilakukan dengan gerakan 
massa menuntut kemerdekaan sebagai syarat terciptanya kondisi hidup yang lebih baik bagi 
kaum Marhaen. 
Tindakan progresif PNI dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat umum yang selalu 
dibanjiri massa. Hal itu tidak terlepas dari peran Ir. Soekarno sebagai seorang orator ulung 
dengan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh rakyat. Gerakan-gerakan 
massa yang dipelopori oleh PNI menimbulkan kecurigaan dan kegelisahan pemerintah 
kolonial. Selain itu, ada pula kecurigaan bahwa PNI memiliki suatu hubungan erat dengan 
Perhimpunan Indonesia serta kaum Komunis. Oleh karena itu, pemerintah kolonial 
menganggap tindakan-tindakan PNI itu sebagai hasutan terhadap rakyat, bahkan dianggap 
sebagai serangan kaum Komunis kedua setelah pemberontakan PKI di tahun 1926. 
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah mengkhawatirkan orang-orang reaksioner 
Belanda di Indonesia. Mereka kemudian membentukVanderlandsche Club pada tahun 1929. 
Organisasi itu kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar segera mengambil suatu 
tindakan tegas terhadap PNI. Demikian juga banyak surat kabar Belanda yang mengadakan 
kampanye aktif melawan propaganda PNI. 
Para pejabat kolonial di daerah-daerah juga menjalankan sebuah aturan yang sangat ketat, 
antara lain melarang pegawai negeri dan militer menjadi anggota PNI, memperketat perizinan 
untuk mengadakan rapat-rapat, dan memperkeras pengawasan. Sementara itu, para pemuka 
PNI dari cabang-cabang semakin tidak dapat mengendalikan semangatnya untuk mengadakan 
pergerakan-pergerakan massa. 
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 
menimbulkan suasana yang tegang. Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan 
pengawasan secara tegas terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan 
keamanan dan ketertiban. Sering kali polisi menghentikan pidato karena ucapan-ucapan 
dalam pidato tersebut sangat menghasut rakyat. Akhirnya, pemerintahan HindiaBelanda 
beranggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan suatu tindakan terhadap PNI. Bahkan, 
Gubernur Jenderal de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda 
yang tergabung juga dalamVanderlansche Club untuk bertindak tegas karena mereka 
berkeyakinan bahwa PNI melanjutkan taktik PKI. 
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda kemudian melakukan penangkapan dan penggeledahan 
di banyak tempat. Pada tanggan 29 Desember 1929, Ir. Soekarno (Ketua PNI), R. Gatot 
Mangkupraja (Sekretaris II PB PNI), Maskoen Sumadireja (Sekretaris II Pengurus PNI 
cabang Bandung), dan Supriadinata (anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi 
Belanda di Yogyakarta. Selain itu, di Batavia dilakukan penggeledahan dan penangkapan, di 
Bandung 41 penangkapan, di Cirebon 24 penangkapan, di Pekalongan 42 penangkapan, di 
Sukabumi dan Cianjur 31 penangkapan, Surakarta 11 penangkapan, di Medan 25 
penangkapan, serta di tempat-tempat lain di Indonesia yang jumlah semuanya lebih dari 400 
penangkapan. Kaum pergerakan nasional melakukan protes keras, demikian halnya 
Perhimpunan Indonesia, Partai Buruh dan Partai Komunis di negeri Belanda itu sendiri.
Empat tokoh PNI yang ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung. 
Sidang pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus hingga 29 September 1930. Dalam 
sidang tersebut, Ir. Soekarno membacakan sebuah pidato pembelaan yang berjudul Indonesia 
Menggugat. Dalam pidato pembelaannya itu, Ir. Soekarno menandaskan “K ini telah jelas 
bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan kaum 
komunis saja, tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang dalam 
batinya telah merdeka. Revolusi Industri adalah revolusinya zaman sekarang, bukan 
revolusinya sekelompok-kelompok rakyat kecil kaum intelektual, tetapi revolusinya bagian 
terbesar rakyat di dunia yang terbelakang dan diperbodoh.” Pada tanggal 22 Desember 1930, 
para pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Sukamiskin, Bandung.

Contenu connexe

Tendances

Kelompok 2 - Sarekat Islam
Kelompok 2 - Sarekat IslamKelompok 2 - Sarekat Islam
Kelompok 2 - Sarekat Islam
Eudia16
 
Indische partij
Indische partijIndische partij
Indische partij
rendynamic
 
presentasi sejarah
presentasi sejarahpresentasi sejarah
presentasi sejarah
sahobby68
 
Sejarah organisasi fantasia imanda
Sejarah organisasi   fantasia imanda Sejarah organisasi   fantasia imanda
Sejarah organisasi fantasia imanda
OSIS SMA Bina Insani
 
Sejarah indische partij
Sejarah indische partijSejarah indische partij
Sejarah indische partij
Nisa Ghaisani
 
Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )
Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )
Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )
Yulia Fauzi
 
Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942
Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942
Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942
Dewi_Sejarah
 
Masa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasionalMasa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasional
Umi Pujiati
 
"Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah...
"Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah..."Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah...
"Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah...
Armadira Enno
 

Tendances (20)

Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia
 
Kelompok 2 - Sarekat Islam
Kelompok 2 - Sarekat IslamKelompok 2 - Sarekat Islam
Kelompok 2 - Sarekat Islam
 
Indische partij
Indische partijIndische partij
Indische partij
 
Indische partij
Indische partijIndische partij
Indische partij
 
Perhimpunan
PerhimpunanPerhimpunan
Perhimpunan
 
Perhimpunan Indonesia (Pegerakan Masa Radikal)
Perhimpunan Indonesia (Pegerakan Masa Radikal)Perhimpunan Indonesia (Pegerakan Masa Radikal)
Perhimpunan Indonesia (Pegerakan Masa Radikal)
 
presentasi sejarah
presentasi sejarahpresentasi sejarah
presentasi sejarah
 
Ppt teladan para tokoh persatuan
Ppt  teladan para tokoh persatuanPpt  teladan para tokoh persatuan
Ppt teladan para tokoh persatuan
 
Sejarah organisasi fantasia imanda
Sejarah organisasi   fantasia imanda Sejarah organisasi   fantasia imanda
Sejarah organisasi fantasia imanda
 
Sejarah indische partij
Sejarah indische partijSejarah indische partij
Sejarah indische partij
 
Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )
Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )
Sejarah ( strategi organisasi pergerakan indonesia )
 
Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942
Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942
Ppt sni 4 Sejarah organisasi pergerakan nasional 1929 1942
 
strategi pergerakan nasional di indonesia pada masa awal kelompok 5
 strategi pergerakan nasional di indonesia pada masa awal kelompok 5 strategi pergerakan nasional di indonesia pada masa awal kelompok 5
strategi pergerakan nasional di indonesia pada masa awal kelompok 5
 
Gerakan kebangsaan di indonesia
Gerakan kebangsaan di indonesiaGerakan kebangsaan di indonesia
Gerakan kebangsaan di indonesia
 
Indische partij
Indische partijIndische partij
Indische partij
 
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMABUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
 
Organisasi pergerakan indonesia Part 1
Organisasi pergerakan indonesia Part 1Organisasi pergerakan indonesia Part 1
Organisasi pergerakan indonesia Part 1
 
Partai indonesia raya
Partai indonesia rayaPartai indonesia raya
Partai indonesia raya
 
Masa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasionalMasa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasional
 
"Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah...
"Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah..."Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah...
"Budi Utomo" Organisasi Pergerakan Nasional (Sejarah Pergerakan Indonesia Tah...
 

Similaire à Partai Nasional Indonesia

Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalBerkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Alya Titania Annisaa
 
Tata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu noTata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu no
ady nune
 
BAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptx
BAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptxBAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptx
BAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptx
cintaprasasti1
 
Ppt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiPpt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawati
Dewi_Sejarah
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sigitkurniawan381
 
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
Mar Tunis
 

Similaire à Partai Nasional Indonesia (20)

Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalBerkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
 
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
 
PERGERAKAN NASIONAL OK.ppt
PERGERAKAN NASIONAL OK.pptPERGERAKAN NASIONAL OK.ppt
PERGERAKAN NASIONAL OK.ppt
 
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
 
BAB 3-.pptx
BAB 3-.pptxBAB 3-.pptx
BAB 3-.pptx
 
PKI (Partai Komunis Indonesia)
PKI (Partai Komunis Indonesia)PKI (Partai Komunis Indonesia)
PKI (Partai Komunis Indonesia)
 
Tata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu noTata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu no
 
Pergerakan nasional
Pergerakan nasionalPergerakan nasional
Pergerakan nasional
 
BAB 3-XI-pergerakan Nasional.pptx
BAB 3-XI-pergerakan Nasional.pptxBAB 3-XI-pergerakan Nasional.pptx
BAB 3-XI-pergerakan Nasional.pptx
 
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfBAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
 
BAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptx
BAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptxBAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptx
BAB 4.3 PENGUATAN JATI DIRI KEINDONESIAAN.pptx
 
Ppt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiPpt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawati
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
 
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOCPerjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
 
Organisasi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Organisasi Pergerakan Kemerdekaan IndonesiaOrganisasi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Organisasi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
 

Plus de Alya Titania Annisaa

Plus de Alya Titania Annisaa (20)

Report Text
Report TextReport Text
Report Text
 
Procedure Text
Procedure TextProcedure Text
Procedure Text
 
IMPERATIVES
IMPERATIVESIMPERATIVES
IMPERATIVES
 
Vocabulary Building
Vocabulary BuildingVocabulary Building
Vocabulary Building
 
RANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UAN
RANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UANRANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UAN
RANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UAN
 
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMARangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
 
Rangkuman Materi Biologi SMA Evolusi
Rangkuman Materi Biologi SMA EvolusiRangkuman Materi Biologi SMA Evolusi
Rangkuman Materi Biologi SMA Evolusi
 
Pembahasan SBMPTN KIMIA 2016
Pembahasan SBMPTN KIMIA 2016Pembahasan SBMPTN KIMIA 2016
Pembahasan SBMPTN KIMIA 2016
 
Rangkuman Kimia Siap UN SMA
Rangkuman Kimia Siap UN SMARangkuman Kimia Siap UN SMA
Rangkuman Kimia Siap UN SMA
 
Dkbm indonesia
Dkbm indonesiaDkbm indonesia
Dkbm indonesia
 
Sistem Sirkulasi Manusia
Sistem Sirkulasi ManusiaSistem Sirkulasi Manusia
Sistem Sirkulasi Manusia
 
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai BidangManfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
 
Formal and Informal Letter Writing
Formal and Informal Letter WritingFormal and Informal Letter Writing
Formal and Informal Letter Writing
 
Skl UN SMA Matematika IPA 2016
Skl UN SMA Matematika IPA 2016Skl UN SMA Matematika IPA 2016
Skl UN SMA Matematika IPA 2016
 
Tulang dan Persendian
Tulang dan PersendianTulang dan Persendian
Tulang dan Persendian
 
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan HukumPeranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
Pembentukan minyak bumi
Pembentukan minyak bumiPembentukan minyak bumi
Pembentukan minyak bumi
 
Soal Latihan dan Pembahasan Limit Fungsi
Soal Latihan dan Pembahasan Limit FungsiSoal Latihan dan Pembahasan Limit Fungsi
Soal Latihan dan Pembahasan Limit Fungsi
 
Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers
Komposisi Fungsi dan Fungsi InversKomposisi Fungsi dan Fungsi Invers
Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Dernier (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Partai Nasional Indonesia

  • 1. Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung padatanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-tokohnya Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, Cipto Mangunkusumo,Tilaar, Soedjadi, dan Sunaryo. Dalam pengurus besar PNI, Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Iskaq sebagai sekretaris sekaligus merangkap sebagai Bendhara, dan Dr. Samsi sebagai komisaris partai. Sementara itu, dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan anggota PKI tidak diperkenankan menjadi anggota PNI, juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan sebagai mata-mata pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah hendak bekerja untuk kemerdekaan Indonesia. Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas “percaya pada diri sendiri.” Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri. Sikapnya yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung, Surabaya, dan Batavia. Menyusul kemudian pada tahun 1928 berdiri cabang lainnya, seperti di Yogyakarta, Semarang, Pekalongan, Palembang, Makassar dan Manado. Pada akhir tahun 1928, anggota PNI mengalami kenaikan yang pesat hingga mencapai 3860 orang. Kenaikan terseb ut merupakan hasil dari propaganda yang sangat aktif dilakukan. Jelas sekali bahwa popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan pengaruh Ir. Soekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat khas dan mamu menarik perhatian dan simpa ti dari masyarakat banyak. Ada dua macam cara yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam masyarakat. a. Usaha ke dalam, yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri, antara lain mengadakan kursu-kursus, mendirikan sekolah-sekolah, dan bank-bank. b. Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI, antara lain melalui rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabarBanteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia. Kegiatan PNI yang dengan cepat dapat menarik massa yang sangat banyak membuat suatu kecemasan dan kekhawatiran tersendiri di kalangan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Gubernur Jenderal yang berkuasa pada saat itu dalam pembukaan sidang Volksraad pada tanggal 15 Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap nasionalisme yang ekstrem. Dikemukakan juga bahwa sikap non-kooperatif yang dijalankan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah. Meskipun ada peringatan halus tersebut, cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah Indonesia. Hingga pada akhir tahun 1929, kandidiat anggota PNI berjumlah sekitar 10.000 orang, di antaranya 6000 orang di daerah Priangan, Bandung. Propaganda PNI menimbulkan suatu dorongan baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia. Propaganda itu dirancang oleh Perhimpunan Indonesia dan dilaksanakan oleh PNI. Dalam melaksanakan kegiatannya, PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan anggota Perhimpunan Indonesia. Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Sarekat Islam, jumlah anggota PNI memang jauh lebih kecil. Akan tetapi, pengaruh Ir. Soekarno sebagai seorang pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah meluas dan meresap di lakangan masyarakat luas Indonesia.
  • 2. Sukses yang dicapati oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya, yaitu Marhaenisme. Kata Marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang dijumpainya dan menurutnya mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan juga sebagai golongan Proletaratau golongan Plebians seperti di zaman Romawi kuno). Di dalam perjuangan nasional, nasib kaum Marhaen harus ditingkatkan. Hal itu dapat dilakukan dengan gerakan massa menuntut kemerdekaan sebagai syarat terciptanya kondisi hidup yang lebih baik bagi kaum Marhaen. Tindakan progresif PNI dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa. Hal itu tidak terlepas dari peran Ir. Soekarno sebagai seorang orator ulung dengan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh rakyat. Gerakan-gerakan massa yang dipelopori oleh PNI menimbulkan kecurigaan dan kegelisahan pemerintah kolonial. Selain itu, ada pula kecurigaan bahwa PNI memiliki suatu hubungan erat dengan Perhimpunan Indonesia serta kaum Komunis. Oleh karena itu, pemerintah kolonial menganggap tindakan-tindakan PNI itu sebagai hasutan terhadap rakyat, bahkan dianggap sebagai serangan kaum Komunis kedua setelah pemberontakan PKI di tahun 1926. Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah mengkhawatirkan orang-orang reaksioner Belanda di Indonesia. Mereka kemudian membentukVanderlandsche Club pada tahun 1929. Organisasi itu kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar segera mengambil suatu tindakan tegas terhadap PNI. Demikian juga banyak surat kabar Belanda yang mengadakan kampanye aktif melawan propaganda PNI. Para pejabat kolonial di daerah-daerah juga menjalankan sebuah aturan yang sangat ketat, antara lain melarang pegawai negeri dan militer menjadi anggota PNI, memperketat perizinan untuk mengadakan rapat-rapat, dan memperkeras pengawasan. Sementara itu, para pemuka PNI dari cabang-cabang semakin tidak dapat mengendalikan semangatnya untuk mengadakan pergerakan-pergerakan massa. Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan suasana yang tegang. Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban. Sering kali polisi menghentikan pidato karena ucapan-ucapan dalam pidato tersebut sangat menghasut rakyat. Akhirnya, pemerintahan HindiaBelanda beranggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan suatu tindakan terhadap PNI. Bahkan, Gubernur Jenderal de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda yang tergabung juga dalamVanderlansche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan bahwa PNI melanjutkan taktik PKI. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda kemudian melakukan penangkapan dan penggeledahan di banyak tempat. Pada tanggan 29 Desember 1929, Ir. Soekarno (Ketua PNI), R. Gatot Mangkupraja (Sekretaris II PB PNI), Maskoen Sumadireja (Sekretaris II Pengurus PNI cabang Bandung), dan Supriadinata (anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Belanda di Yogyakarta. Selain itu, di Batavia dilakukan penggeledahan dan penangkapan, di Bandung 41 penangkapan, di Cirebon 24 penangkapan, di Pekalongan 42 penangkapan, di Sukabumi dan Cianjur 31 penangkapan, Surakarta 11 penangkapan, di Medan 25 penangkapan, serta di tempat-tempat lain di Indonesia yang jumlah semuanya lebih dari 400 penangkapan. Kaum pergerakan nasional melakukan protes keras, demikian halnya Perhimpunan Indonesia, Partai Buruh dan Partai Komunis di negeri Belanda itu sendiri.
  • 3. Empat tokoh PNI yang ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung. Sidang pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus hingga 29 September 1930. Dalam sidang tersebut, Ir. Soekarno membacakan sebuah pidato pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat. Dalam pidato pembelaannya itu, Ir. Soekarno menandaskan “K ini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan kaum komunis saja, tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang dalam batinya telah merdeka. Revolusi Industri adalah revolusinya zaman sekarang, bukan revolusinya sekelompok-kelompok rakyat kecil kaum intelektual, tetapi revolusinya bagian terbesar rakyat di dunia yang terbelakang dan diperbodoh.” Pada tanggal 22 Desember 1930, para pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Sukamiskin, Bandung.