Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat koloid seperti efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, elektroforesis, koagulasi, dan dialisis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti pengolahan air bersih.
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Sifat-sifat Koloid
1. Sifat-sifat Koloid
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
ADRIAN LUTHFI
ANDI RAHIM
BILQIS
GINA HAERUNI
IRMA
LUTHFI SANDI MAULANA
MUHAMMAD BADRU
NENENG NURUL MELINDA
RIZKY ALISA
YANTO NANDYANTO
2. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan sinar yang jatuh pada
sistem koloid. Jika kedalam sistem koloid diarahkan seberkas sinar maka
berkas sinar tersebut akan tanmpak jelas.
Tampak atas Tampak samping
3. Efek Tyndall Terhadap warna langit
Udara mengandung partikel-partikel koloid yang terdispensasi didalamnya,
seperti debu dan partikel zat padat. Partikel-partikel inilah yang
menghamburkan cahaya matahari sampai ke mata kita.
Sinar matahari adalah cahaya yang tampak dari campuran warna-warna
dalam spektum tampak, berkisar dari warna merah ampai ungu. Warna-warna
tersebut mempunyai frekuensi berbeda, dengan warna merah mempunyai
frekuensi terendah dan warna ungu mempunyai frekuensi tertinggi.
Instensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan pangkat empat
dari frekuensi warna. Jadi, semakin tinggi frekuensi suatu warna maka semakin
besar intesitas cahya yang dihamburkan.
4. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak liku-liku dari partikel koloid dalam
medium pendispersinya.
Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown,
karena ukuran partikel cukup besar sehingga
tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat
terlarut juga mengalami gerak Brown akan tetapi
tidak dapat diamati. Makin tinggi suhu makin cepat
gerak Brown, karena energi kinetik molekul medium
meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang
lebih kuat.
Gerak Brown merupakan salah satu faktor
yang menstabilkan koloid. Partikel-partikel koloid
relatif stabil, karena partikelnya bergerak terus-
menerus, maka gaya gravitasi dapat diimbangi
sehingga tidak terjadi sedimentasi.
5. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada
permukaan zat lain, seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi. Untuk
berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat
yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban.
Apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid maka
partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh
muatan ion-ion yang mengelilinginya.
Contoh: Koloid Fe(OH)3 dalam air menyerap ion hidrogen (ion H+)
sehingga partikel bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3 menyerap ion
hidroksida (ion OH-) sehingga partikel bermuatan negatif.
6. Elektroforesis
Peristiwa elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya partikel-
partikel koloid menuju elektroda, bergeraknya partikel koloid ke dalam satu
elektroda menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid bermuatan listrik.
Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel elektroforesis
Elektroforesis banyak digunakan dalam
industri, misalnya pelapisan
antikarat (cat) pada badan mobil.
Partikel-partikel cat yang bermuatan
listrik dioleskan pada badan mobil yang
dialiri muatan listrik berlawanan
dengan muatan cat. Pelapisan logam
dengan cat secara elektroforesis
lebih kuat dibandingkan cara
konvensional seperti pakai kuas.
7. Peristiwa elektroforesis ini
dimanfaatkan untuk menyaring
debu pabrik pada cerobong asap
(pesawat Cottrel). Asap pabrik
sebelum meninggalkan cerobong
asap dialirkan melalui ujung-ujung
logam yang tajam dan bermuatan
pada tegangan tinggi (20.000–
75.000 volt). Ujung-ujung logam
yang runcing akan mengionkan
molekul-molekul dalam udara. Ion-
ion tersebut akan diadsorpsi oleh
partikel asap dan menjadi
bermuatan. Selanjutnya, partikel
bermuatan itu akan tertarik dan
diikat pada elektrode yang lain.
Pengendap Cottrel
digunakan dalam industri untuk:
• Mencegah polusi udara oleh
buangan beracun.
• Memperoleh kembali debu yang
berharga (misal debu logam).
8. Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi
Peristiwa koagulasi pada koloid dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau
peristiwa kimia.
• Peristiwa mekanis
Misalnya pemanasan atau pendinginan.
Contoh:
– Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah, bila
dipanaskan akan menggumpal.
– Agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
• Peristiwa kimia
Di atas telah disebutkan bahwa koloid dapat distabilkan oleh muatannya.
Apabila muatannya ini dilucuti maka akan terjadi penggumpalan, yaitu dengan
cara :
– Menambahkan elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut. Koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan
membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua ini terlalu
dekat maka selubung ini akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi
koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya menariknya dengan
partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
9. – Dengan sel elektroforesis. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam
sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai
elektrode. Koloid yang bermuatan negative akan digumpalkan di anode,
sedangkan koloid bermuatan positif digumpalkan di katode.
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Pembentukan delta di muara sungai , terjadi karena koloid tanah liat
(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan
elektrolit dalam air laut.
2. Asap atau debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik
Cottrel.
3. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
10. Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid
harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi
ateks. Di lain pihak, koloid perlu dijaga
supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat
distabilkan dengan menambahkan
koloid lain yang disebut koloid
pelindung. Koloid pelindung ini akan
membungkus partikel zat terdispersi,
sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
Contoh:
1. Pada pembuatan es krim digunakan
gelatin untuk mencegah pembentukan
kristal besar es atau gula.
2. Cat dan tinta dapat bertahan lama
karena menggunakan suatu koloid
pelindung.
3. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan
detergen, juga tergolong koloid
pelindung.
11. Dialisis
Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan
pada perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan
cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat dari
membran semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen.
Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air yang mengalir. Oleh
karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid
maka ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran dan keluar dari
sistem koloid. Adapun partikel koloid akan tetap berada di dalam kantung
membran.
12. Liofil dan Liofob
Berdasarkan daya tarik-menarik antar partikel fase terdispersi dan
medium pendispersinya, sol dibedakan menjadi sol liofil dan sol liofob. Sol
liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik
medium pendispersi. Contoh, gelatin dalam air dan putih telur dalam air.
Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium
pendispersi. Contoh, As2S3 dalam air, garam sulfida dalam air, dan
belerang dalam air.
13. Sifat-Sifat Sol Liofil Sol Liofob
Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan
mencampurkan fase terdispersi dengan
medium terdispersinya
Tidak dapat dibuat hanya dengan
mencampur fase terdispersi dan
medium pendisperinya
Muatan partikel Mempunyai muatan yang kecil atau
tidak bermuatan
Memiliki muatan positif atau negative
Adsorpsi medium pendispersi Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi
medium pendispersinya. Terdapat
proses solvasi/ hidrasi, yaitu
terbentuknya lapisan medium
pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling
partikel sehingga menyebabkan
partikel sol liofil tidak saling bergabung
Partikel-partikel sol liofob tidak
mengadsorpsi medium pendispersinya.
Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi
partikel-partikel ion yang bermuatan
listrik
Viskositas (kekentalan) Viskositas sol liofil > viskositas medium
pendispersi
Viskositas sol hidrofob hampir sama
dengan viskositas medium pendispersi
Penggumpalan Tidak mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit
Mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan.
Sifat reversibel Reversibel, artinya fase terdispersi sol
liofil dapat dipisahkan dengan
koagulasi, kemudian dapat diubah
kembali menjadi sol dengan
penambahan medium pendispersinya.
Irreversibel artinya sol liofob yang telah
menggumpal tidak dapat diubah
menjadi sol
Efek Tyndall Memberikan efek Tyndall yang lemah Memberikan efek Tyndall yang jelas
Migrasi dalam medan listrik Dapat bermigrasi ke anode, katode,
atau tidak bermigrasi sama sekali
Akan bergerak ke anode atau katode,
tergantung jenis muatan partikel
Perbedaan Liofil dan Liofob
14. Sifat hidrofob dan hidrofil
dimanfaatkan dalam proses
pencucian pakaian pada
penggunaan detergen. Apabila
kotoran yang menempel pada kain
tidak mudah larut dalam air, misalnya
lemak dan minyak.dengan bantuan
sabun atau detergen maka minyak
akan tertarik oleh detergen. Oleh
karena detergen larut dalam air,
akibatnya minyak dan lemak dapat
tertarik dari kain.
Kemapuan detergen menarik
lemak dan minyak disebabkan pada
molekul detergen terdapat ujung-ujung
liofil yang larut dalam air dan ujung
liofob yang dapat menarik lemak dan
minyak. Akibat adanya tarik-menarik
tersebut , tegangan permukaan lemak
dan minyak dengan kain menjadi turun
dehingga lebih kuat tertarik oleh
molekul-molekul air yang mengikat
kuat detergen.
15. Pengolahan Air Bersih
Mula-mula air kotor ditampung
dalam satu bak
penampungan. Ke dalamnya
dimasukan larutan tawas dan
dibiarkan agar kotorannya
mengendap. Setelah itu
dambahkan kapur dan kaporit.
Air kemudian dialirkan kebak
kedua yang berfungsi sebagai
filter berlapis dari pasir halus,
pasir kasar, kerikil, karang, dan
ijuk. Air yang sudah melewati
bak penampungan kedua
sudah dapat dikonsumsi.
16. Quiz
1. Sifat Koloid di Alam :
Mengapa pada siang hari di dalam rumah cukup terang padahal
cahaya matahari tidak masuk ke dalam rumah dan dirumah lampu tidak
dihidupkan ?
2. Penerapan Prinsip Dialisis :
Jika kalian berkemah di suatu tempat dan kalian ingin menanak
nasi. Sementara itu, di daerah tersebut tidak ada air yang jernih juga bersih,
hanya ada air sungai yang mengandung lumpur. Apakah yang akan
Anda lakukan agar dapat menanak nasi ?
3. Pengelolaan Air bersih :
Untuk apa penambahan kapur dan kaporit ? Juga, apa fungsi
arang ?
17. Jawaban
1. Pada siang hari, sinar matahari menyinari bumi dan oleh bumi
dipantulkan kembali sesuai aturan nelius (cahaya yang datang akan
dipantulkan dengan sudut pantul sama dengan sudut datang).
Akibat adanya partikel-partikel debu di udara sekitar rumah, sinar
matahari akan dipantulkan oleh partikel debu ke segala arah. Selain itu,
partikel debu bergerak secara acak, memungkinkan sinar matahari
dipantulkan semakin acak. Di dalam rumah yang tidak langsung terkena
cahaya matahari akan terang sebagai dampak dari pantulan cahaya
matahari oleh partikel debu di udara.
2. Air sungai yang mengandung lumpur jika disaring akan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, jika kalian memahami
teknik dialisis maka menanak nasi menjadi mudah.
Beras dimasukkan ke dalam kertas selofan dan dibungkus erat-erat
hingga tidak memungkinkan lumpur masuk ke dalam beras. Selanjutnya
beras dalam kertas selofan direbus dengan air dari sungai. Kertas selofan
merupakan membran yang hanya dapat dilalui oleh partikel berukuran
molekul seperti air, sedangkan lumpur yang ukurannya tidak dapat
menembus membran. Jadi, selama perebusan beras dengan air sungai,
lumpurnya akan tetap di luar membran, sedangkan air panas dapat
menembus membran dan mematangkan beras.
18. Jawaban
3. Kapur : untuk menaikan pH air, karena tawas bersifat
asam.
Kaporit : sebagai disinfekan untuk membunuh kuman.
Arang : karbon aktif yang sangat kuat daya adsorpsinya
untuk menyerap zat-zat beracun, bau, warna, dan
rasa yang ada dalam air.