1. Dokumen ini membahas tentang halusinasi lihat yang dialami seorang pasien. Terdapat penjelasan tentang proses terjadinya masalah, mekanisme koping, diagnosa keperawatan, dan strategi komunikasi dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
5. Halusinasi merupakan pengindraan tanpa
sumber rangsang eksternal. Hal ini
dibedakan dari distori atau ilusi yang
merupakan tanggapan salah dari rangsang
yang nyata ada. Pasien merasakan
halusinasi sebagai sesuatu yang amat
nyata, paling tidak untuk suatu saat
tertentu.
8. 1. Penampilan diri yang tidak rapi.
2. Pembicaraanyang tidak terorganisir.
3. Aktivitas motorik meningkat atau menurun.
4. Alam perasaan, berupa sedih, suasana emosi dan putus
asa.
5. Berbicara, senyum, tertawa sendirian.
6. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecup, merasa
sesuatu yang tidak nyata,
7. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
8. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.
9. Tidak bisa melakukan asuhan keperawatannya sendiri,
seperti mandi, bersikat gigi, mengganti pakaian, dan berhias
yang rapi.
10. Ekspresi muka tenang dan mudah tersinggung.
9. 1. Biologis
gangguan perkembangan dan fungsi otak atau
SSP dapat menimbulkan GOR seperti tumbang
individu pada pranatal, perinatal, neonatus dan
anak-anak; hambatan perkembangan otak
khususnya korteks frontal dan temporal
2. Faktor Patologis
Lingkungan, sikap dan perilaku dipengaruhi oleh
pola asuh,sikap dan keadaan keluarga
3. Faktor Sos-Bud
Kemiskinan, konflik sosbud,
(peperangan,kerusuhan) kehidupan yang
fisiologis serta stress yang berkepanjangan
10. 1. Lingkungan yang penuh kritik
2. Kehilangan kemandirian dalam
kehidupan
3. Kehilangan harga diri
4. Kerusakan dalam hubungan interpersonal
5. Kesepian
6. Tekanan dalm pekerjaan
7. kemiskinan
11.
12. Mekanisme koping yang sering digunakan klien
adalah:
a) Regresi: menjadi malas beraktivitas sehari-
hari
b) Proyeksi: menjelaskan perubahan suatu
persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain
c) Menarik Diri: selit mempercayai orang lain
dan asyik dengan stimulus eksternal
13.
14. 1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
Lihat
DS: klien melihat bayangan yang akan
mencelakakannya
klien mengatakan ketakutan
DO: klien bicara sendiri
klien menyendiri
klien melamun
klien marah tanpa sebab
15. 2. Isolasi sosial; halusinasi
3. Resiko mencederai diri sendir, orang lain,
dan lingkungan; halusinasi
4. Perubahan sensori persepsi halusinasi;
menarik diri
5. Isolasi menarik diri; harga diri rendah.
18. 1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
19. Gangguan sensori persepsi: halusinasi lihat
DS: klien melihat bayangan yang akan
mencelakakannya
klien mengatakan ketakutan dengan
bayangan tersebut
DO: klien bicara sendiri
klien menyendiri
klien melamun
klien marah tanpa sebab
21. a) Klien mampu mengenali halusinasi yang
dialaminya
b) Klien mampu mengontrol halusinasi
c) Klien mampu mengikuti program
pengobatan secara optimal
d) Keluarga mampu merawat klien di rumah
menjadi sistem pendidikan yang efektif
untuk klien
23. a. SP 1 (Tgl 11 April & 15 April 2010)
Bantu pasien mengenal isi halusinasi
Bantu pasien mengenal waktu halusinasi
Bantu pasien mengenal frekuensi halusinasi
Bantu pasien mengenal situasi pencetus halusinasi
Bantu pasien mengenal perasaan saat terjadi halusinasi
Jelaskan cara menghardik halusinasi
Minta pasien memperagakan ulang
Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku ini.
Masukkan dalam jadwal pasien
Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
Jelaskan pada keluarga tentang pengertian halusinasi
Jelaskan pada keluarga tentang tanda dan gejala halusinasi
Jelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien halusinasi
(cara berkomunikasi (pemberian obat dan pemberian aktivitas
kepada pasien)
Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
Bermain peran cara merawat
Rencana tindak lanjut keluarga untuk merawat pasien
24. b. SP 2 (Tgl 12 April dan 16 April 2010)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Latih berbicara/ bercakap dengan orang
lain ketika halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
Latih keluarga merawat pasien
Rencana Tindak Lanjut keluarga merawat
pasien
25. c. SP 3 (tgl 13 April & 17 April 2010)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
mengatasi halusinasi
Diskusikan aktivitas
Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang positif
Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
Latih keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
26. d. SP 4 (tgl 14 April & 18 April 2010)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3)
Tanyakan program pengobatan
Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
Jelaskan akibat bila putus obat
Jelakan cara mendapatkan obat berobat
Jelaskan pengobatan (5B)
Latih pasien minum obat
Masuk dalam jadwal harian pasien
Evaluasi kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
RTL keluarga
Follow up
Rujukan
27. 1. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
2. Kerja
3. Terminasi
28.
29. “Assalamu’alaikum… perkenalkan nama saya Diajeng
Mayangsah dari Akper Pemda Garut, saya dines di ruang ini
selama dua minggu dari tanggal 11 April – 25 April 2010,
adapun jam dines saya dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00
sore. Tujuan saya disini ingin membantu menyelesaikan
masalah yang sedang ibu hadapi. Baiklah, kalau boleh saya
tahu nama ibu siapa? Oh begitu, nama ibu bagus sekali. Ibu
senangnya di panggil apa? Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Kalau boleh saya tahu kenapa ibu bisa berada di sini? Apa
keluhan ibu saat ini? Baiklah, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai suara yang selama ini ibu
dengar? Saya akan membantu masalah yang ibu hadapi saat
ini. Kira-kira perbincangannya mau berapa lama? Bagaimana
kalau 15 menit? Dimana kita akan berbincang?”
30. “Ibu, kalau boleh saya tahu, masalah apa yang
sedang ibu hadapi? Bayangan apa yang ibu
lihat? Apa ibu mengenali bayangan itu? Apa
dia sudah meninggal? Biasanya kapan ibu
melihat bayangan tersebut? Dalam satu hari
berapa kali ibu melihat bayangan tersebut?
Bagaimana perasaan ibu saat melihat
bayangan itu dan apa yang ibu lakukan? Apa
cara tersebut membuat bayangan itu hilang?
Oke, bagaimana kalau kita belajar untuk
mengusir bayangan itu datang?”
31. “Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah bercakap-
cakap? O.. bayangan itu membuat ibu ketakutan ya?
Sebelum nanti kita bertemu lagi, apakah bayangan itu
msih ada? Baik, ibu. Nanti siang kita akan mulai latihan
menghardik bayangan yang ibu lihat. Kapan ibu punya
waktu? Bagaimana kalau nanti jam 14.00? kalau begitu
saya tinggal dulu, sampai jumpa besok ya Bu.. selamat
siang”
32.
33. “Assalamu’alaikum. Bagaimana perasaan
ibu hari ini? Apakah hari ini ibu masih
melihat bayangan itu? Seperti yang telah
saya janjikan tadi pagi, sekarang saya
akan mengajarkan ibu cara menghardik
bayangan yang ibu lihat. Selama 20 menit
kita akan berlatih menghardik bayangan,
bagaimana? Ibu setuju? Baiklah..”
34. “Ibu, Ketika bayangan itu muncul, ibu langsung
bilang ‘Siapa kamu, aku tidak mengenali mu..
Pergi jangan dekati dan ganggu aku’ coba ibu
peragakan kembali seperti apa yang saya
contohkan! Bagus, Bu, apa yang ibu peragakan
memang benar, alangkah baiknya jika ibu berkata
demikian sambil menutup mata ibu dengan kedia
tangan ibu. Sambil mengatakan ‘pergi, saya tidak
melihat mu’. Coba ibu peragakan lagi… nah,
bagus bu.. Ibu, kegiatan yang telah kita lakukan
tadi akan saya masukan ke dalam jadwal kegiatan
ibu’ “
35. “Bagaimana perasaan ibu setaleh tadi kita
latihan menghardik bayangan? Nah,
sekarang ibu peragakan lagi ap yang telah
saya peragakan tadi! Peragaan tadi bisa ibu
lakukan jika bayangan itu muncul. Oh ya,,
bagaimana kalau kita membuat jadwal latihan
untuk besok? Besok kita ketemu lagi, ibu mau
jam berapa? Baiklah besok jam 10.00 pagi
saya akan datang lagi untuk mengajarkan
cara selanjutnya untuk menghardik bayangan
yang menganggu ibu. Selamat sore ibu…”
36.
37. “Assalamu’alaikum…
Bu, apakah ibu masih ingat mengenai apa yang telah kita
lakukan bersama kemarin? Apakah bayangan itu masih
muncul? Apakah saat bayangan itu muncul ibu menggunakan
cara menghardik bayangan tsb?? Bagus .. Nah, coba apakah
ibu bisa memeragakan kembali bagaimana cara menghardik
bayangan yang ibu lihat? Bagus,,, apakah ibu sudah mulai
mencoba cara tadi ketika bayangan tersebut muncul?
Bagaimana, apakah sudah berhasil atau tidak? Seperti yang
telah saya janjikan kemarin, hari ini kita akan latihan cara
mengontrol halusinasi selanjutnya, yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 25
menit. Bagaimana, bapak sudah siap? Bagus..”
38. Ada cara kedua untuk menghardik bayangan yang
ibu lihat, yaitu dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain, ibu tidak boleh sendirian, ibu
langsung mencari teman untuk diajak kemudian
ibu ajak ngobrol orang yang ibu temui tersebut.
Alihkan perhatian ibu terhadap bayangan itu
dengan minta tolong kalau ibu sedang melihat
bayangan itu. Ibu bisa saja berkata “tolong, saya,
ayo kita ngobrol. Saya sedang melihat bayangan
itu” atau ketika ibu di rumah misalnya ada suami
ibu, “pak, temani ibu ngobrol, bayangan itu muncul
lagi”.
39. “Coba apakah ibu bisa memperagakan
seperti yang saya lakukan tadi! Ya bagus,,
Sebelum besok kita bertemu lagi, apakah
bayangan itu msih ada? Baik, ibu. Besok kita
akan membuat jadwal kegiatan ibu. Ini adalah
cara ke tiga untuk mengusir bayangan itu.
Kapan ibu punya waktu? Bagaimana kalau
besok jam 14.oo? kalau begitu saja tinggal
dulu, sampai jumpa besok ya bu.. selamat
siang.”
40.
41. “Assalamu’alaikum…
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah
bayangan itu masih muncul? Apakah
kedua cara yang telah kita peragakan
sebelumnya ibu gunakan? Bagaimana
hasilnya? Berhasil atau tidak? Sesuai janji,
hari ini kita akan belajar untuk menghardik
bayangan. Ini merupakan cara ketiga. Kita
akan membuat jadwal kegiatan ibu.”
42. “Bu, kalau boleh tahu apa yang biasa ibu lakukan
dari ibu bangun tidur di pagi hari sampai ibu tidur
lagi di malam hari? Ibu suka menyulam? O,
rupanya itu salah satu hobi ibu ya? Baiklah, hari ini
kita akan menyulam sebuah tas kecil yang cantik.
Bisa diikuti? Ya..bagus. Bu, kegiatan ini
merupakan cara selanjutnya yang bisa mencegah
bayangan itu datang lagi, kegiatan ini akan ibu
lakukan untuk mengisi waktu ibu setiap harinya.
Beraneka ragam barang yang bisa disulam,
bukankah begitu?”
43. “Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah
bercakap-cakap? Apakah ibu bisa menyebutkan
kembali ketiga cara yang bisa digunakan untuk
mengahardik bayangan? Baiklah ibu, kegiatan ini
akan saya masukan ke jadwal ibu. Lakukan sesuai
jadwal ya… Baiklah ibu, besok saya akan datang
lagi ke sini untuk membahas cara minum obat
yang baik serta fungsi obat itu sendiri, seberapa
penting obat bagi ibu. Bagaimana kalau besok kita
ketemu lagi jam 09.00 pagi. Bagaimana, ibu
setuju? Bagus,, sampai jumpa besok. Wassalam..”
44.
45. “Assalamu;alaikum,,, Mengevaluasi keadaan pasien
Selamat pagi, Bu. Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Apakah bayangan itu masih muncul? Apa ibu masih
ingat apa yang telah kita bahas kemarin? Apa tiga cara
yang telah kita peragakan kemarin itu selalu ibu
gunakan ketika bayangan itu muncul? Apakah ibu bisa
memperagakannya kembali? Ya, bagus. Apakah
jadwal kegiatannya sudah ibu lakukan? Oh ya, pagi ini
ibu sudah minum obat? Baik, hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum.
Saya kira 25 menit akan cukup untuk
mendiskusikannya, bagaimana kalau kita bicara di
ruang tamu saja.”
46. “Ibu, adakah bedanya setelah ibu minum obat secara teratur, apakah bayangan itu
masih muncul? Minum obat sangat penting agar bayangan yang ibu lihat itu tidak
mengganggu ibu lagi. Berapa macam obat yang ibu minum? (perawat menyiapkan
obat pasien) ini yang warna orange (THP) 3x sehari jam 07.00, 13.00 dan 19.30
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang berwarna putih, (HP) 3x sehari
jamnya sama, gunanya untuk relaks dan tidak kaku. Sedangkan yang warna merah
jambu (HP) 3x sehari jamnya sama, gunanya untuk menenangkan pikiran. Nah ibu,
obat-obat tersebut akan membuat ibu ngantuk dan ibu akan beristirahat. Jadi jika ibu
sudah ibu minum obat, ibu hendak bergegas ke kamar tidur dan beristirahat. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan nanti konsultasikan ke
dokter, sebab kalau putus obat ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula.kalau obat habis, bapak bisa kontrol ke puskesmas untuk
mendapatkan obat lagi untuk 2 hari sebelum obat habis diharapkan ibu sudah kontrol.
Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-obat ini. Pastikan obatnya benar dengan
membaca nama kemasannya/ nama obatnya terlebih dahulu; dan pastikan juga obat
itu benar-benar punya ibu, jangan keliru dengan milik orang lain; pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum, sesudah makan
dan tepat jamnya; ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan
obat cukup minum 10 gelas/ hari. Oh ya bu, ibu juga harus melihat tanggal
kadaluarsanya, serta harus dipastikan bahwa obatnya benar-benar diminum.”
47. “Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita
berdiskusi mengenai obat? Bisa dijelaskan
lagi? Ya.. benar sekali. Mari kita masukkan
jadwal minum obat ke dalam jadwal kegiatan
ibu. Jangan lupa minum obatnya sesuai
aturan ya, Bu. Saya cukupkan sekian latihan
ini, mudah-mudahan bermanfaat dan
masalah ibu teratasi, jika masalah ini muncul
lagi, cepat-cepatnya ibu kontrol ya ke
puskesmas terdekat.”
48.
49. “Assalamu’alaikum, Bapak! Perkenalkan nama saya
Diajeng, perawat yang merawat istri bapak. Kalau
boleh saya tahu, nama bapak siapa? Senang
dipanggil apa? Bagaimana perasaan bapak saat
ini? Bagaimana pendapat bapak mengenai istri
bapak? Hari ini kita akan berbincang-bincang
mengenai masalah yang sedang istri bapak alami
dan saya akan memberi tahukan tindakan apa saja
yang bisan membantu istri bapak. Bagaimana
kalau kita berbincang di ruang tamu saja? Berapa
lama?”
50. “Selama ini apa yang dilakukan istri bapak? Baiklah, gejala yang
dialami oleh istri bapak itu dinamakan halusinasi lihat. Yaitu melihat
sesuatu yang sebetulnya bayangan tersebut tidak ada. Halusinasi
banyak macamnya, yaitu halusinasi dengar, lihat, cium dan raba.
Tanda-tanda orang yang berhalusinasi yaitu sering bicara dan
tertawa sendiri serta marah-marah tidak jelas sebabnya. Jika istri
bapak berkata bahwa ia sedang melihat bayangan-bayangan
sebetulnya bayangan itu tidak ada. Sebaiknya jika kondisi tersebut
muncul, bapak jangan menyetujui ataupun menyanggah apa yang
sedang dialami oleh istri bapak. Katakan saja bahwa bapak tidak
melihat bayangan itu. Jika ia ketakutan coba bapak tenangkan dia.
Jika ia tetap dengan kondisi yang kacau, berikan saja obat yang
telah dianjurkan oleh dokter. Janganlah sekali-kali bapak berkata
“kau tahu bahwa bayangan itu tidak ada pada kenyataannya bukan”
jika sewaktu-waktu apa yang dialami oleh istri bapak muncul lagi dan
obat sudah habis, bapak sebaiknya membawa ibu ke puskesmas
terdekat.”
51. “Bagaimana perasaan bapak setelah
bercakap-cakap dengan saya? Dapatkah
bapak menyebutkan apa yang baru saja kita
perbincangakan? Oh ya, apakah
perbincangan tadi dapat bapak terima?
Baiklah, besok kita akan bertemu lagi untuk
mendiskusikan bagaimana cara merawat istri
bapak yang mengalami halusinasi.
Bagaimana jika di tempat dan jam yang
sama? Baiklah pak kalau negitu. Selamat
sore!!”
52.
53. “Assalamu’alaikum, Pak! Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Apakah bapak masih ingat
mengenai perbincangan kita kemarin? Bisa
bapak jelaskan lagi? Bagus.. Apakah istri
bapak masih kelihatan suka berbicara
sendiri? Baiklah Pak, sekarang kita akan
berdiskusi bagaimana merawat istri bapak
yang mengalami halusinasi. Mau berapa
lama? Bagaimana kalau kita berdiskusi di
taman saja?”
54. “Jika istri bapak sedang mengalami halusinasi, apa yang bapak
lakukan? Apakah tindakan tersebut mengurangi respon yang istri
bapak lakukan akibat halusinasi? Baiklah bapak, saya punya empat
cara untuk mengurangi/ mengatasi halusinasi istri bapak. Cara-cara
tersebut meliputi: menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain,
melakukan kegiatan terjadwal dan minum obat secara teratur.
(Berikan penjelasan dari masing-masing cara). Saya harap bapak
bisa memantau pelaksanaan keempat cara tersebut. Jangan biarkan
istri bapak sendirian atau melamun kareana itu dapat membuat
halusinasinya muncul kembali. Temani istri bapak dengan
mengajaknya ngobrol, jalan-jalan, perbanyaklah aktivitas yang
melibatkan orang banyak seperti makan bersama, bekerja bakti, dll.
Oh ya, jika halusinasinya muncul bapak tidak boleh menyanggah
ataupun menyetujui pernyataan istri bapak. Bantu dan awasi istri
bapak untuk minum obat secara teratur, jangan menghentikan
pengobatan tanpa konsultasi. Bila tanda-tanda halusinasi mulai
muncul, ajaklah istri bapk untuk ngobrol dan menghardik bayangan
tersebut. “
55. “Bagaimana perasaan bapak setelah
bercakap-cakap? Nah sekarang bapak
menjelaskan kembali apa yang telah kita
diskusikan tadi. Bagus… bapak, dalam
seminggu ini pantau istri bapak untuk
menerapkan cara-cara tersebut. Minggu
depan saya akan datang ke sini lagi untuk
melatih bapak berkomunikasi dengan
bapak , saya akan datang sekitar jam
14.00. “
56.
57. “Assalamu’alaikum.. Bagaimana perasaan
bapak saat ini? Apakah istri bapak sudah
menerapkan tiga cara mengontrol halusinasi?
Bagaimana minum obatnya? Apakah
halusinasinya masih sering muncul? Sore ini
kita akan berbincang mengenai fasilitas
kesehatan yang bapak gunakan untuk
mengatasi masalah yang istri bapak alami.
Bagaimana kalau kita berbincang di ruang
tamu, saya kira 25 menit akan cukup.”
58. “Kalau boleh saya tahu, kemana bapak
membawa istri bapak berobat? Ya…
bagus, jika isrti bapak tidak bis
dikendaliakan lagi, bawa saja ibu untuk
diobati di rumah sakit jiwa agar mendapat
penanganan terbaik.”
59. “Bagaimana perasaan bapak setelah
mendengar penjelasan dari saya? Bisa
dijelaskan lagi? Bagus!! Baiklah bapak,
jangan lupa pesan saya tadi jika istri bapak
kambuh, bawa saja ke penyedia fasilitas
kesehatan yang ada. Baikalah bapak, tiga
hari lagi saya akan datang untuk membuat
program selanjutnya.”
60.
61. “Assalamu’alaikum.. Bagaimana perasaan
bapak saat ini? Oh ya, apakah istri bapak
masih mengalami halusinasi? Seperti yang
telah saya janjikan tiga hari yang lalu saya
akan membuat follow up, follow up yaitu
membuat rencana atau tindakan yang
harus bapak lakukan jika sudah di rumah
dalam perawatan istri bapak selanjutnya. “
62. “Bagaimana keadaan istri bapak sekarang? Bisa
bapak jelaskan bagaimana cara mengatasi
halusinasi yang terjadi pada istri bapak? Apa saja
yang harus bapak lakukan? Baik, jika halusinasi
istri bapak muncul lagi, bapak lakukan saja seperti
tadi. Coba pak, bisa diperagakan lagi? Bagus..”
63. “Bagaimana pak, apakah bapak mengerti tentang penjelasan yang
selama ini saya sampaikan? Bisa diceritakan lagi? Bagus!
Bagaimana keadaan istri bapak sekarang? Saya rasa bapak sudah
cukup mengerti mengenai penjelasan yang saya sampaikan”
“Bapak, ibu.. berhubung masa dines saya sudah habis, tiba saatnya
saya berpamitan. Semoga kita bertemu lagi di tempat dan waktu
yang berbeda dengan kondisi ibu yang sudah sehat. Jika ibu dan
bapak mempunyai masalah, insyaallah saya bisa membantu, bapak
dan ibu jangan segan-segan untuk menceritakknya kepada saya. Oh
ya, bapak bisa menyimpan nomer handphone saya, 085223277654.
Bisa saya minta nomer telepon atau handphone bapak/ ibu yang
bisa saya hubungi? Ya., terimakasih, Pak. Kalau begitu saya pamit,
sampai jumpa lagi, mudah-mudahan ibu dan bapak selalu ada
dalam lindungan-Nya. Amien.”