SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  64
Disusun Oleh:
Kelompok 2, Tingkat 2-C
Anggi Fitriaji
Apna Ramdani
Diajeng Mayangsah
Rani Mulyani
Resti Fauziah
Tegar Nugraha
Yuni Rahayu
1. Kasus Masalah
2. Proses Terjadinya Masalah
3. Mekanisme Koping
4. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Lihat
2. PROSES TERJADINYA
MASALAH
Halusinasi merupakan pengindraan tanpa
sumber rangsang eksternal. Hal ini
dibedakan dari distori atau ilusi yang
merupakan tanggapan salah dari rangsang
yang nyata ada. Pasien merasakan
halusinasi sebagai sesuatu yang amat
nyata, paling tidak untuk suatu saat
tertentu.
1. Halusinai Dengar
2. Halusinasi Lihat
3. Halusinasi Penciuman
4. Halusinasi Pengecapan
5. Halusinasi Peraba
6. Halusinasi Kinestik
7. Halusinasi Cenesthete
RESPON
ADAPTIF
•RESPON
MALADAFTIF
Pikiran Logis
Persepsi
Akurat
Emosi
Konsisten
Perilaku
Sosial
Hub Sosial
Harmonis
*Gangguan Proses
pikir waham
*Perubahan
persepsi halusinasi
*Kerusakan proses
emosi
*Perilaku tidak
terorganisir
*Isolasi sosial
#Proses Pikir
Kadang
terganggu
#Ilusi
#Emosi
berlebihan/kura
ng
#Perilaku tidak
sesuai
#Menarik diri
1. Penampilan diri yang tidak rapi.
2. Pembicaraanyang tidak terorganisir.
3. Aktivitas motorik meningkat atau menurun.
4. Alam perasaan, berupa sedih, suasana emosi dan putus
asa.
5. Berbicara, senyum, tertawa sendirian.
6. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecup, merasa
sesuatu yang tidak nyata,
7. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
8. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.
9. Tidak bisa melakukan asuhan keperawatannya sendiri,
seperti mandi, bersikat gigi, mengganti pakaian, dan berhias
yang rapi.
10. Ekspresi muka tenang dan mudah tersinggung.
1. Biologis
gangguan perkembangan dan fungsi otak atau
SSP dapat menimbulkan GOR seperti tumbang
individu pada pranatal, perinatal, neonatus dan
anak-anak; hambatan perkembangan otak
khususnya korteks frontal dan temporal
2. Faktor Patologis
Lingkungan, sikap dan perilaku dipengaruhi oleh
pola asuh,sikap dan keadaan keluarga
3. Faktor Sos-Bud
Kemiskinan, konflik sosbud,
(peperangan,kerusuhan) kehidupan yang
fisiologis serta stress yang berkepanjangan
1. Lingkungan yang penuh kritik
2. Kehilangan kemandirian dalam
kehidupan
3. Kehilangan harga diri
4. Kerusakan dalam hubungan interpersonal
5. Kesepian
6. Tekanan dalm pekerjaan
7. kemiskinan
Mekanisme koping yang sering digunakan klien
adalah:
a) Regresi: menjadi malas beraktivitas sehari-
hari
b) Proyeksi: menjelaskan perubahan suatu
persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain
c) Menarik Diri: selit mempercayai orang lain
dan asyik dengan stimulus eksternal
1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
Lihat
DS: klien melihat bayangan yang akan
mencelakakannya
klien mengatakan ketakutan
DO: klien bicara sendiri
klien menyendiri
klien melamun
klien marah tanpa sebab
2. Isolasi sosial; halusinasi
3. Resiko mencederai diri sendir, orang lain,
dan lingkungan; halusinasi
4. Perubahan sensori persepsi halusinasi;
menarik diri
5. Isolasi menarik diri; harga diri rendah.
Gangguan
Sensori
Persepsi:
Halusinasi
Lihat
A. PROSES KEPERAWATAN
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM
MELAKSANAKAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: halusinasi lihat
DS: klien melihat bayangan yang akan
mencelakakannya
klien mengatakan ketakutan dengan
bayangan tersebut
DO: klien bicara sendiri
klien menyendiri
klien melamun
klien marah tanpa sebab
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Lihat
a) Klien mampu mengenali halusinasi yang
dialaminya
b) Klien mampu mengontrol halusinasi
c) Klien mampu mengikuti program
pengobatan secara optimal
d) Keluarga mampu merawat klien di rumah
menjadi sistem pendidikan yang efektif
untuk klien
ENTER
a. SP 1 (Tgl 11 April & 15 April 2010)
 Bantu pasien mengenal isi halusinasi
 Bantu pasien mengenal waktu halusinasi
 Bantu pasien mengenal frekuensi halusinasi
 Bantu pasien mengenal situasi pencetus halusinasi
 Bantu pasien mengenal perasaan saat terjadi halusinasi
 Jelaskan cara menghardik halusinasi
 Minta pasien memperagakan ulang
 Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku ini.
 Masukkan dalam jadwal pasien
 Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
 Jelaskan pada keluarga tentang pengertian halusinasi
 Jelaskan pada keluarga tentang tanda dan gejala halusinasi
 Jelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien halusinasi
(cara berkomunikasi (pemberian obat dan pemberian aktivitas
kepada pasien)
 Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
 Bermain peran cara merawat
 Rencana tindak lanjut keluarga untuk merawat pasien
b. SP 2 (Tgl 12 April dan 16 April 2010)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Latih berbicara/ bercakap dengan orang
lain ketika halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
Latih keluarga merawat pasien
Rencana Tindak Lanjut keluarga merawat
pasien
c. SP 3 (tgl 13 April & 17 April 2010)
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
 Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
 Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
mengatasi halusinasi
 Diskusikan aktivitas
 Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
 Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang positif
 Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
 Latih keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
 RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
d. SP 4 (tgl 14 April & 18 April 2010)
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3)
 Tanyakan program pengobatan
 Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
 Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
 Jelaskan akibat bila putus obat
 Jelakan cara mendapatkan obat berobat
 Jelaskan pengobatan (5B)
 Latih pasien minum obat
 Masuk dalam jadwal harian pasien
 Evaluasi kemampuan keluarga
 Evaluasi kemampuan pasien
 RTL keluarga
 Follow up
 Rujukan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
2. Kerja
3. Terminasi
“Assalamu’alaikum… perkenalkan nama saya Diajeng
Mayangsah dari Akper Pemda Garut, saya dines di ruang ini
selama dua minggu dari tanggal 11 April – 25 April 2010,
adapun jam dines saya dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00
sore. Tujuan saya disini ingin membantu menyelesaikan
masalah yang sedang ibu hadapi. Baiklah, kalau boleh saya
tahu nama ibu siapa? Oh begitu, nama ibu bagus sekali. Ibu
senangnya di panggil apa? Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Kalau boleh saya tahu kenapa ibu bisa berada di sini? Apa
keluhan ibu saat ini? Baiklah, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai suara yang selama ini ibu
dengar? Saya akan membantu masalah yang ibu hadapi saat
ini. Kira-kira perbincangannya mau berapa lama? Bagaimana
kalau 15 menit? Dimana kita akan berbincang?”
“Ibu, kalau boleh saya tahu, masalah apa yang
sedang ibu hadapi? Bayangan apa yang ibu
lihat? Apa ibu mengenali bayangan itu? Apa
dia sudah meninggal? Biasanya kapan ibu
melihat bayangan tersebut? Dalam satu hari
berapa kali ibu melihat bayangan tersebut?
Bagaimana perasaan ibu saat melihat
bayangan itu dan apa yang ibu lakukan? Apa
cara tersebut membuat bayangan itu hilang?
Oke, bagaimana kalau kita belajar untuk
mengusir bayangan itu datang?”
“Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah bercakap-
cakap? O.. bayangan itu membuat ibu ketakutan ya?
Sebelum nanti kita bertemu lagi, apakah bayangan itu
msih ada? Baik, ibu. Nanti siang kita akan mulai latihan
menghardik bayangan yang ibu lihat. Kapan ibu punya
waktu? Bagaimana kalau nanti jam 14.00? kalau begitu
saya tinggal dulu, sampai jumpa besok ya Bu.. selamat
siang”
“Assalamu’alaikum. Bagaimana perasaan
ibu hari ini? Apakah hari ini ibu masih
melihat bayangan itu? Seperti yang telah
saya janjikan tadi pagi, sekarang saya
akan mengajarkan ibu cara menghardik
bayangan yang ibu lihat. Selama 20 menit
kita akan berlatih menghardik bayangan,
bagaimana? Ibu setuju? Baiklah..”
“Ibu, Ketika bayangan itu muncul, ibu langsung
bilang ‘Siapa kamu, aku tidak mengenali mu..
Pergi jangan dekati dan ganggu aku’ coba ibu
peragakan kembali seperti apa yang saya
contohkan! Bagus, Bu, apa yang ibu peragakan
memang benar, alangkah baiknya jika ibu berkata
demikian sambil menutup mata ibu dengan kedia
tangan ibu. Sambil mengatakan ‘pergi, saya tidak
melihat mu’. Coba ibu peragakan lagi… nah,
bagus bu.. Ibu, kegiatan yang telah kita lakukan
tadi akan saya masukan ke dalam jadwal kegiatan
ibu’ “

“Bagaimana perasaan ibu setaleh tadi kita
latihan menghardik bayangan? Nah,
sekarang ibu peragakan lagi ap yang telah
saya peragakan tadi! Peragaan tadi bisa ibu
lakukan jika bayangan itu muncul. Oh ya,,
bagaimana kalau kita membuat jadwal latihan
untuk besok? Besok kita ketemu lagi, ibu mau
jam berapa? Baiklah besok jam 10.00 pagi
saya akan datang lagi untuk mengajarkan
cara selanjutnya untuk menghardik bayangan
yang menganggu ibu. Selamat sore ibu…”
“Assalamu’alaikum…
Bu, apakah ibu masih ingat mengenai apa yang telah kita
lakukan bersama kemarin? Apakah bayangan itu masih
muncul? Apakah saat bayangan itu muncul ibu menggunakan
cara menghardik bayangan tsb?? Bagus .. Nah, coba apakah
ibu bisa memeragakan kembali bagaimana cara menghardik
bayangan yang ibu lihat? Bagus,,, apakah ibu sudah mulai
mencoba cara tadi ketika bayangan tersebut muncul?
Bagaimana, apakah sudah berhasil atau tidak? Seperti yang
telah saya janjikan kemarin, hari ini kita akan latihan cara
mengontrol halusinasi selanjutnya, yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 25
menit. Bagaimana, bapak sudah siap? Bagus..”
Ada cara kedua untuk menghardik bayangan yang
ibu lihat, yaitu dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain, ibu tidak boleh sendirian, ibu
langsung mencari teman untuk diajak kemudian
ibu ajak ngobrol orang yang ibu temui tersebut.
Alihkan perhatian ibu terhadap bayangan itu
dengan minta tolong kalau ibu sedang melihat
bayangan itu. Ibu bisa saja berkata “tolong, saya,
ayo kita ngobrol. Saya sedang melihat bayangan
itu” atau ketika ibu di rumah misalnya ada suami
ibu, “pak, temani ibu ngobrol, bayangan itu muncul
lagi”.
“Coba apakah ibu bisa memperagakan
seperti yang saya lakukan tadi! Ya bagus,,
Sebelum besok kita bertemu lagi, apakah
bayangan itu msih ada? Baik, ibu. Besok kita
akan membuat jadwal kegiatan ibu. Ini adalah
cara ke tiga untuk mengusir bayangan itu.
Kapan ibu punya waktu? Bagaimana kalau
besok jam 14.oo? kalau begitu saja tinggal
dulu, sampai jumpa besok ya bu.. selamat
siang.”
“Assalamu’alaikum…
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah
bayangan itu masih muncul? Apakah
kedua cara yang telah kita peragakan
sebelumnya ibu gunakan? Bagaimana
hasilnya? Berhasil atau tidak? Sesuai janji,
hari ini kita akan belajar untuk menghardik
bayangan. Ini merupakan cara ketiga. Kita
akan membuat jadwal kegiatan ibu.”
“Bu, kalau boleh tahu apa yang biasa ibu lakukan
dari ibu bangun tidur di pagi hari sampai ibu tidur
lagi di malam hari? Ibu suka menyulam? O,
rupanya itu salah satu hobi ibu ya? Baiklah, hari ini
kita akan menyulam sebuah tas kecil yang cantik.
Bisa diikuti? Ya..bagus. Bu, kegiatan ini
merupakan cara selanjutnya yang bisa mencegah
bayangan itu datang lagi, kegiatan ini akan ibu
lakukan untuk mengisi waktu ibu setiap harinya.
Beraneka ragam barang yang bisa disulam,
bukankah begitu?”
“Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah
bercakap-cakap? Apakah ibu bisa menyebutkan
kembali ketiga cara yang bisa digunakan untuk
mengahardik bayangan? Baiklah ibu, kegiatan ini
akan saya masukan ke jadwal ibu. Lakukan sesuai
jadwal ya… Baiklah ibu, besok saya akan datang
lagi ke sini untuk membahas cara minum obat
yang baik serta fungsi obat itu sendiri, seberapa
penting obat bagi ibu. Bagaimana kalau besok kita
ketemu lagi jam 09.00 pagi. Bagaimana, ibu
setuju? Bagus,, sampai jumpa besok. Wassalam..”
“Assalamu;alaikum,,, Mengevaluasi keadaan pasien
 Selamat pagi, Bu. Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Apakah bayangan itu masih muncul? Apa ibu masih
ingat apa yang telah kita bahas kemarin? Apa tiga cara
yang telah kita peragakan kemarin itu selalu ibu
gunakan ketika bayangan itu muncul? Apakah ibu bisa
memperagakannya kembali? Ya, bagus. Apakah
jadwal kegiatannya sudah ibu lakukan? Oh ya, pagi ini
ibu sudah minum obat? Baik, hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum.
Saya kira 25 menit akan cukup untuk
mendiskusikannya, bagaimana kalau kita bicara di
ruang tamu saja.”
“Ibu, adakah bedanya setelah ibu minum obat secara teratur, apakah bayangan itu
masih muncul? Minum obat sangat penting agar bayangan yang ibu lihat itu tidak
mengganggu ibu lagi. Berapa macam obat yang ibu minum? (perawat menyiapkan
obat pasien) ini yang warna orange (THP) 3x sehari jam 07.00, 13.00 dan 19.30
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang berwarna putih, (HP) 3x sehari
jamnya sama, gunanya untuk relaks dan tidak kaku. Sedangkan yang warna merah
jambu (HP) 3x sehari jamnya sama, gunanya untuk menenangkan pikiran. Nah ibu,
obat-obat tersebut akan membuat ibu ngantuk dan ibu akan beristirahat. Jadi jika ibu
sudah ibu minum obat, ibu hendak bergegas ke kamar tidur dan beristirahat. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan nanti konsultasikan ke
dokter, sebab kalau putus obat ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula.kalau obat habis, bapak bisa kontrol ke puskesmas untuk
mendapatkan obat lagi untuk 2 hari sebelum obat habis diharapkan ibu sudah kontrol.
Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-obat ini. Pastikan obatnya benar dengan
membaca nama kemasannya/ nama obatnya terlebih dahulu; dan pastikan juga obat
itu benar-benar punya ibu, jangan keliru dengan milik orang lain; pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum, sesudah makan
dan tepat jamnya; ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan
obat cukup minum 10 gelas/ hari. Oh ya bu, ibu juga harus melihat tanggal
kadaluarsanya, serta harus dipastikan bahwa obatnya benar-benar diminum.”
“Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita
berdiskusi mengenai obat? Bisa dijelaskan
lagi? Ya.. benar sekali. Mari kita masukkan
jadwal minum obat ke dalam jadwal kegiatan
ibu. Jangan lupa minum obatnya sesuai
aturan ya, Bu. Saya cukupkan sekian latihan
ini, mudah-mudahan bermanfaat dan
masalah ibu teratasi, jika masalah ini muncul
lagi, cepat-cepatnya ibu kontrol ya ke
puskesmas terdekat.”

“Assalamu’alaikum, Bapak! Perkenalkan nama saya
Diajeng, perawat yang merawat istri bapak. Kalau
boleh saya tahu, nama bapak siapa? Senang
dipanggil apa? Bagaimana perasaan bapak saat
ini? Bagaimana pendapat bapak mengenai istri
bapak? Hari ini kita akan berbincang-bincang
mengenai masalah yang sedang istri bapak alami
dan saya akan memberi tahukan tindakan apa saja
yang bisan membantu istri bapak. Bagaimana
kalau kita berbincang di ruang tamu saja? Berapa
lama?”
“Selama ini apa yang dilakukan istri bapak? Baiklah, gejala yang
dialami oleh istri bapak itu dinamakan halusinasi lihat. Yaitu melihat
sesuatu yang sebetulnya bayangan tersebut tidak ada. Halusinasi
banyak macamnya, yaitu halusinasi dengar, lihat, cium dan raba.
Tanda-tanda orang yang berhalusinasi yaitu sering bicara dan
tertawa sendiri serta marah-marah tidak jelas sebabnya. Jika istri
bapak berkata bahwa ia sedang melihat bayangan-bayangan
sebetulnya bayangan itu tidak ada. Sebaiknya jika kondisi tersebut
muncul, bapak jangan menyetujui ataupun menyanggah apa yang
sedang dialami oleh istri bapak. Katakan saja bahwa bapak tidak
melihat bayangan itu. Jika ia ketakutan coba bapak tenangkan dia.
Jika ia tetap dengan kondisi yang kacau, berikan saja obat yang
telah dianjurkan oleh dokter. Janganlah sekali-kali bapak berkata
“kau tahu bahwa bayangan itu tidak ada pada kenyataannya bukan”
jika sewaktu-waktu apa yang dialami oleh istri bapak muncul lagi dan
obat sudah habis, bapak sebaiknya membawa ibu ke puskesmas
terdekat.”
“Bagaimana perasaan bapak setelah
bercakap-cakap dengan saya? Dapatkah
bapak menyebutkan apa yang baru saja kita
perbincangakan? Oh ya, apakah
perbincangan tadi dapat bapak terima?
Baiklah, besok kita akan bertemu lagi untuk
mendiskusikan bagaimana cara merawat istri
bapak yang mengalami halusinasi.
Bagaimana jika di tempat dan jam yang
sama? Baiklah pak kalau negitu. Selamat
sore!!”
“Assalamu’alaikum, Pak! Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Apakah bapak masih ingat
mengenai perbincangan kita kemarin? Bisa
bapak jelaskan lagi? Bagus.. Apakah istri
bapak masih kelihatan suka berbicara
sendiri? Baiklah Pak, sekarang kita akan
berdiskusi bagaimana merawat istri bapak
yang mengalami halusinasi. Mau berapa
lama? Bagaimana kalau kita berdiskusi di
taman saja?”
“Jika istri bapak sedang mengalami halusinasi, apa yang bapak
lakukan? Apakah tindakan tersebut mengurangi respon yang istri
bapak lakukan akibat halusinasi? Baiklah bapak, saya punya empat
cara untuk mengurangi/ mengatasi halusinasi istri bapak. Cara-cara
tersebut meliputi: menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain,
melakukan kegiatan terjadwal dan minum obat secara teratur.
(Berikan penjelasan dari masing-masing cara). Saya harap bapak
bisa memantau pelaksanaan keempat cara tersebut. Jangan biarkan
istri bapak sendirian atau melamun kareana itu dapat membuat
halusinasinya muncul kembali. Temani istri bapak dengan
mengajaknya ngobrol, jalan-jalan, perbanyaklah aktivitas yang
melibatkan orang banyak seperti makan bersama, bekerja bakti, dll.
Oh ya, jika halusinasinya muncul bapak tidak boleh menyanggah
ataupun menyetujui pernyataan istri bapak. Bantu dan awasi istri
bapak untuk minum obat secara teratur, jangan menghentikan
pengobatan tanpa konsultasi. Bila tanda-tanda halusinasi mulai
muncul, ajaklah istri bapk untuk ngobrol dan menghardik bayangan
tersebut. “
“Bagaimana perasaan bapak setelah
bercakap-cakap? Nah sekarang bapak
menjelaskan kembali apa yang telah kita
diskusikan tadi. Bagus… bapak, dalam
seminggu ini pantau istri bapak untuk
menerapkan cara-cara tersebut. Minggu
depan saya akan datang ke sini lagi untuk
melatih bapak berkomunikasi dengan
bapak , saya akan datang sekitar jam
14.00. “
“Assalamu’alaikum.. Bagaimana perasaan
bapak saat ini? Apakah istri bapak sudah
menerapkan tiga cara mengontrol halusinasi?
Bagaimana minum obatnya? Apakah
halusinasinya masih sering muncul? Sore ini
kita akan berbincang mengenai fasilitas
kesehatan yang bapak gunakan untuk
mengatasi masalah yang istri bapak alami.
Bagaimana kalau kita berbincang di ruang
tamu, saya kira 25 menit akan cukup.”
“Kalau boleh saya tahu, kemana bapak
membawa istri bapak berobat? Ya…
bagus, jika isrti bapak tidak bis
dikendaliakan lagi, bawa saja ibu untuk
diobati di rumah sakit jiwa agar mendapat
penanganan terbaik.”
“Bagaimana perasaan bapak setelah
mendengar penjelasan dari saya? Bisa
dijelaskan lagi? Bagus!! Baiklah bapak,
jangan lupa pesan saya tadi jika istri bapak
kambuh, bawa saja ke penyedia fasilitas
kesehatan yang ada. Baikalah bapak, tiga
hari lagi saya akan datang untuk membuat
program selanjutnya.”
“Assalamu’alaikum.. Bagaimana perasaan
bapak saat ini? Oh ya, apakah istri bapak
masih mengalami halusinasi? Seperti yang
telah saya janjikan tiga hari yang lalu saya
akan membuat follow up, follow up yaitu
membuat rencana atau tindakan yang
harus bapak lakukan jika sudah di rumah
dalam perawatan istri bapak selanjutnya. “
“Bagaimana keadaan istri bapak sekarang? Bisa
bapak jelaskan bagaimana cara mengatasi
halusinasi yang terjadi pada istri bapak? Apa saja
yang harus bapak lakukan? Baik, jika halusinasi
istri bapak muncul lagi, bapak lakukan saja seperti
tadi. Coba pak, bisa diperagakan lagi? Bagus..”
“Bagaimana pak, apakah bapak mengerti tentang penjelasan yang
selama ini saya sampaikan? Bisa diceritakan lagi? Bagus!
Bagaimana keadaan istri bapak sekarang? Saya rasa bapak sudah
cukup mengerti mengenai penjelasan yang saya sampaikan”
“Bapak, ibu.. berhubung masa dines saya sudah habis, tiba saatnya
saya berpamitan. Semoga kita bertemu lagi di tempat dan waktu
yang berbeda dengan kondisi ibu yang sudah sehat. Jika ibu dan
bapak mempunyai masalah, insyaallah saya bisa membantu, bapak
dan ibu jangan segan-segan untuk menceritakknya kepada saya. Oh
ya, bapak bisa menyimpan nomer handphone saya, 085223277654.
Bisa saya minta nomer telepon atau handphone bapak/ ibu yang
bisa saya hubungi? Ya., terimakasih, Pak. Kalau begitu saya pamit,
sampai jumpa lagi, mudah-mudahan ibu dan bapak selalu ada
dalam lindungan-Nya. Amien.”
MENGHADAPI HALUSINASI

Contenu connexe

Tendances

Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokheri damanik
 
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasiKb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasipjj_kemenkes
 
Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA ayu rahmadani
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKMas Mawon
 
Ashin kheminda meditasi mengamati batin di dalam batin selesai
Ashin kheminda  meditasi mengamati batin di dalam batin selesaiAshin kheminda  meditasi mengamati batin di dalam batin selesai
Ashin kheminda meditasi mengamati batin di dalam batin selesaiteguh.qi
 
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pkProposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pklukmanur hayadi
 
Hypno trauma-phobia
Hypno trauma-phobiaHypno trauma-phobia
Hypno trauma-phobianufir2203
 
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan DiriStrategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan DiriYusuf Saktian
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiFeri Prilopandi
 

Tendances (16)

Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompok
 
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasiKb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
Kb 1 gangguan sensori persepsi halusinasi
 
Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
 
Hom visit
Hom visitHom visit
Hom visit
 
Ashin kheminda meditasi mengamati batin di dalam batin selesai
Ashin kheminda  meditasi mengamati batin di dalam batin selesaiAshin kheminda  meditasi mengamati batin di dalam batin selesai
Ashin kheminda meditasi mengamati batin di dalam batin selesai
 
TAK pada lansia
TAK pada lansiaTAK pada lansia
TAK pada lansia
 
76710910 tak-jiwa-klp-2
76710910 tak-jiwa-klp-276710910 tak-jiwa-klp-2
76710910 tak-jiwa-klp-2
 
Tak halusinasi
Tak halusinasi Tak halusinasi
Tak halusinasi
 
Proposal TAK
Proposal TAKProposal TAK
Proposal TAK
 
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pkProposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
 
Pengkajian dan sp
Pengkajian dan spPengkajian dan sp
Pengkajian dan sp
 
Hypno sex
Hypno sexHypno sex
Hypno sex
 
Hypno trauma-phobia
Hypno trauma-phobiaHypno trauma-phobia
Hypno trauma-phobia
 
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan DiriStrategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 

En vedette (8)

Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Halusinasi
HalusinasiHalusinasi
Halusinasi
 
Psikosis
PsikosisPsikosis
Psikosis
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Schizophrenia
SchizophreniaSchizophrenia
Schizophrenia
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Schizophrenia
SchizophreniaSchizophrenia
Schizophrenia
 

Similaire à MENGHADAPI HALUSINASI

Strategi pelaksanaan halusinasi_pendenga
Strategi pelaksanaan halusinasi_pendengaStrategi pelaksanaan halusinasi_pendenga
Strategi pelaksanaan halusinasi_pendengaYusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiYusuf Saktian
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxOtchiPutri
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdf
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdfLAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdf
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdfFitriHaryanti5
 
Elaborasi Pemahaman dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptx
Elaborasi  Pemahaman  dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptxElaborasi  Pemahaman  dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptx
Elaborasi Pemahaman dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptxAbdulWafi65
 
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasilaporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasiMas Mawon
 
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwa
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwaasuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwa
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwawawanandrisusanto
 
Presentation4 komunikasi efektif - Psikoedukasi
Presentation4 komunikasi efektif - PsikoedukasiPresentation4 komunikasi efektif - Psikoedukasi
Presentation4 komunikasi efektif - PsikoedukasiBagus Utomo
 
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - PsikoedukasiPresentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - PsikoedukasiBagus Utomo
 
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)Kun Ardi
 

Similaire à MENGHADAPI HALUSINASI (20)

Strategi pelaksanaan halusinasi_pendenga
Strategi pelaksanaan halusinasi_pendengaStrategi pelaksanaan halusinasi_pendenga
Strategi pelaksanaan halusinasi_pendenga
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdf
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdfLAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdf
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL.pdf
 
PPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptxPPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptx
 
Kekuatan pola pikir novi catur m
Kekuatan pola pikir novi catur mKekuatan pola pikir novi catur m
Kekuatan pola pikir novi catur m
 
Halusinasi sp
Halusinasi spHalusinasi sp
Halusinasi sp
 
Elaborasi Pemahaman dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptx
Elaborasi  Pemahaman  dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptxElaborasi  Pemahaman  dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptx
Elaborasi Pemahaman dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptx
 
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasilaporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasi
 
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwa
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwaasuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwa
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial_mata kuliah keperawatan jiwa
 
Presentation4 komunikasi efektif - Psikoedukasi
Presentation4 komunikasi efektif - PsikoedukasiPresentation4 komunikasi efektif - Psikoedukasi
Presentation4 komunikasi efektif - Psikoedukasi
 
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - PsikoedukasiPresentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
 
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
 
Mengenal nlp
Mengenal nlpMengenal nlp
Mengenal nlp
 
Mengenal nlp
Mengenal nlpMengenal nlp
Mengenal nlp
 
testttt
testttttestttt
testttt
 
Sap halusinasi
Sap halusinasiSap halusinasi
Sap halusinasi
 

Dernier

Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 

Dernier (12)

Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 

MENGHADAPI HALUSINASI

  • 1. Disusun Oleh: Kelompok 2, Tingkat 2-C Anggi Fitriaji Apna Ramdani Diajeng Mayangsah Rani Mulyani Resti Fauziah Tegar Nugraha Yuni Rahayu
  • 2. 1. Kasus Masalah 2. Proses Terjadinya Masalah 3. Mekanisme Koping 4. Diagnosa Keperawatan
  • 5. Halusinasi merupakan pengindraan tanpa sumber rangsang eksternal. Hal ini dibedakan dari distori atau ilusi yang merupakan tanggapan salah dari rangsang yang nyata ada. Pasien merasakan halusinasi sebagai sesuatu yang amat nyata, paling tidak untuk suatu saat tertentu.
  • 6. 1. Halusinai Dengar 2. Halusinasi Lihat 3. Halusinasi Penciuman 4. Halusinasi Pengecapan 5. Halusinasi Peraba 6. Halusinasi Kinestik 7. Halusinasi Cenesthete
  • 7. RESPON ADAPTIF •RESPON MALADAFTIF Pikiran Logis Persepsi Akurat Emosi Konsisten Perilaku Sosial Hub Sosial Harmonis *Gangguan Proses pikir waham *Perubahan persepsi halusinasi *Kerusakan proses emosi *Perilaku tidak terorganisir *Isolasi sosial #Proses Pikir Kadang terganggu #Ilusi #Emosi berlebihan/kura ng #Perilaku tidak sesuai #Menarik diri
  • 8. 1. Penampilan diri yang tidak rapi. 2. Pembicaraanyang tidak terorganisir. 3. Aktivitas motorik meningkat atau menurun. 4. Alam perasaan, berupa sedih, suasana emosi dan putus asa. 5. Berbicara, senyum, tertawa sendirian. 6. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecup, merasa sesuatu yang tidak nyata, 7. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 8. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata. 9. Tidak bisa melakukan asuhan keperawatannya sendiri, seperti mandi, bersikat gigi, mengganti pakaian, dan berhias yang rapi. 10. Ekspresi muka tenang dan mudah tersinggung.
  • 9. 1. Biologis gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP dapat menimbulkan GOR seperti tumbang individu pada pranatal, perinatal, neonatus dan anak-anak; hambatan perkembangan otak khususnya korteks frontal dan temporal 2. Faktor Patologis Lingkungan, sikap dan perilaku dipengaruhi oleh pola asuh,sikap dan keadaan keluarga 3. Faktor Sos-Bud Kemiskinan, konflik sosbud, (peperangan,kerusuhan) kehidupan yang fisiologis serta stress yang berkepanjangan
  • 10. 1. Lingkungan yang penuh kritik 2. Kehilangan kemandirian dalam kehidupan 3. Kehilangan harga diri 4. Kerusakan dalam hubungan interpersonal 5. Kesepian 6. Tekanan dalm pekerjaan 7. kemiskinan
  • 11.
  • 12. Mekanisme koping yang sering digunakan klien adalah: a) Regresi: menjadi malas beraktivitas sehari- hari b) Proyeksi: menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain c) Menarik Diri: selit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus eksternal
  • 13.
  • 14. 1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi Lihat DS: klien melihat bayangan yang akan mencelakakannya klien mengatakan ketakutan DO: klien bicara sendiri klien menyendiri klien melamun klien marah tanpa sebab
  • 15. 2. Isolasi sosial; halusinasi 3. Resiko mencederai diri sendir, orang lain, dan lingkungan; halusinasi 4. Perubahan sensori persepsi halusinasi; menarik diri 5. Isolasi menarik diri; harga diri rendah.
  • 17. A. PROSES KEPERAWATAN B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
  • 18. 1. Kondisi Klien 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan Keperawatan 4. Tindakan Keperawatan
  • 19. Gangguan sensori persepsi: halusinasi lihat DS: klien melihat bayangan yang akan mencelakakannya klien mengatakan ketakutan dengan bayangan tersebut DO: klien bicara sendiri klien menyendiri klien melamun klien marah tanpa sebab
  • 20. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Lihat
  • 21. a) Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya b) Klien mampu mengontrol halusinasi c) Klien mampu mengikuti program pengobatan secara optimal d) Keluarga mampu merawat klien di rumah menjadi sistem pendidikan yang efektif untuk klien
  • 22. ENTER
  • 23. a. SP 1 (Tgl 11 April & 15 April 2010)  Bantu pasien mengenal isi halusinasi  Bantu pasien mengenal waktu halusinasi  Bantu pasien mengenal frekuensi halusinasi  Bantu pasien mengenal situasi pencetus halusinasi  Bantu pasien mengenal perasaan saat terjadi halusinasi  Jelaskan cara menghardik halusinasi  Minta pasien memperagakan ulang  Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku ini.  Masukkan dalam jadwal pasien  Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien  Jelaskan pada keluarga tentang pengertian halusinasi  Jelaskan pada keluarga tentang tanda dan gejala halusinasi  Jelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien halusinasi (cara berkomunikasi (pemberian obat dan pemberian aktivitas kepada pasien)  Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau  Bermain peran cara merawat  Rencana tindak lanjut keluarga untuk merawat pasien
  • 24. b. SP 2 (Tgl 12 April dan 16 April 2010) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) Latih berbicara/ bercakap dengan orang lain ketika halusinasi muncul Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1) Latih keluarga merawat pasien Rencana Tindak Lanjut keluarga merawat pasien
  • 25. c. SP 3 (tgl 13 April & 17 April 2010)  Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)  Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul  Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi  Diskusikan aktivitas  Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih  Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif  Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)  Latih keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien  RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
  • 26. d. SP 4 (tgl 14 April & 18 April 2010)  Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3)  Tanyakan program pengobatan  Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa  Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program  Jelaskan akibat bila putus obat  Jelakan cara mendapatkan obat berobat  Jelaskan pengobatan (5B)  Latih pasien minum obat  Masuk dalam jadwal harian pasien  Evaluasi kemampuan keluarga  Evaluasi kemampuan pasien  RTL keluarga  Follow up  Rujukan
  • 27. 1. Orientasi a. Salam terapeutik b. Evaluasi/ validasi c. Kontrak 2. Kerja 3. Terminasi
  • 28.
  • 29. “Assalamu’alaikum… perkenalkan nama saya Diajeng Mayangsah dari Akper Pemda Garut, saya dines di ruang ini selama dua minggu dari tanggal 11 April – 25 April 2010, adapun jam dines saya dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 sore. Tujuan saya disini ingin membantu menyelesaikan masalah yang sedang ibu hadapi. Baiklah, kalau boleh saya tahu nama ibu siapa? Oh begitu, nama ibu bagus sekali. Ibu senangnya di panggil apa? Bagaimana perasaan ibu hari ini? Kalau boleh saya tahu kenapa ibu bisa berada di sini? Apa keluhan ibu saat ini? Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai suara yang selama ini ibu dengar? Saya akan membantu masalah yang ibu hadapi saat ini. Kira-kira perbincangannya mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit? Dimana kita akan berbincang?”
  • 30. “Ibu, kalau boleh saya tahu, masalah apa yang sedang ibu hadapi? Bayangan apa yang ibu lihat? Apa ibu mengenali bayangan itu? Apa dia sudah meninggal? Biasanya kapan ibu melihat bayangan tersebut? Dalam satu hari berapa kali ibu melihat bayangan tersebut? Bagaimana perasaan ibu saat melihat bayangan itu dan apa yang ibu lakukan? Apa cara tersebut membuat bayangan itu hilang? Oke, bagaimana kalau kita belajar untuk mengusir bayangan itu datang?”
  • 31. “Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah bercakap- cakap? O.. bayangan itu membuat ibu ketakutan ya? Sebelum nanti kita bertemu lagi, apakah bayangan itu msih ada? Baik, ibu. Nanti siang kita akan mulai latihan menghardik bayangan yang ibu lihat. Kapan ibu punya waktu? Bagaimana kalau nanti jam 14.00? kalau begitu saya tinggal dulu, sampai jumpa besok ya Bu.. selamat siang”
  • 32.
  • 33. “Assalamu’alaikum. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah hari ini ibu masih melihat bayangan itu? Seperti yang telah saya janjikan tadi pagi, sekarang saya akan mengajarkan ibu cara menghardik bayangan yang ibu lihat. Selama 20 menit kita akan berlatih menghardik bayangan, bagaimana? Ibu setuju? Baiklah..”
  • 34. “Ibu, Ketika bayangan itu muncul, ibu langsung bilang ‘Siapa kamu, aku tidak mengenali mu.. Pergi jangan dekati dan ganggu aku’ coba ibu peragakan kembali seperti apa yang saya contohkan! Bagus, Bu, apa yang ibu peragakan memang benar, alangkah baiknya jika ibu berkata demikian sambil menutup mata ibu dengan kedia tangan ibu. Sambil mengatakan ‘pergi, saya tidak melihat mu’. Coba ibu peragakan lagi… nah, bagus bu.. Ibu, kegiatan yang telah kita lakukan tadi akan saya masukan ke dalam jadwal kegiatan ibu’ “ 
  • 35. “Bagaimana perasaan ibu setaleh tadi kita latihan menghardik bayangan? Nah, sekarang ibu peragakan lagi ap yang telah saya peragakan tadi! Peragaan tadi bisa ibu lakukan jika bayangan itu muncul. Oh ya,, bagaimana kalau kita membuat jadwal latihan untuk besok? Besok kita ketemu lagi, ibu mau jam berapa? Baiklah besok jam 10.00 pagi saya akan datang lagi untuk mengajarkan cara selanjutnya untuk menghardik bayangan yang menganggu ibu. Selamat sore ibu…”
  • 36.
  • 37. “Assalamu’alaikum… Bu, apakah ibu masih ingat mengenai apa yang telah kita lakukan bersama kemarin? Apakah bayangan itu masih muncul? Apakah saat bayangan itu muncul ibu menggunakan cara menghardik bayangan tsb?? Bagus .. Nah, coba apakah ibu bisa memeragakan kembali bagaimana cara menghardik bayangan yang ibu lihat? Bagus,,, apakah ibu sudah mulai mencoba cara tadi ketika bayangan tersebut muncul? Bagaimana, apakah sudah berhasil atau tidak? Seperti yang telah saya janjikan kemarin, hari ini kita akan latihan cara mengontrol halusinasi selanjutnya, yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 25 menit. Bagaimana, bapak sudah siap? Bagus..”
  • 38. Ada cara kedua untuk menghardik bayangan yang ibu lihat, yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, ibu tidak boleh sendirian, ibu langsung mencari teman untuk diajak kemudian ibu ajak ngobrol orang yang ibu temui tersebut. Alihkan perhatian ibu terhadap bayangan itu dengan minta tolong kalau ibu sedang melihat bayangan itu. Ibu bisa saja berkata “tolong, saya, ayo kita ngobrol. Saya sedang melihat bayangan itu” atau ketika ibu di rumah misalnya ada suami ibu, “pak, temani ibu ngobrol, bayangan itu muncul lagi”.
  • 39. “Coba apakah ibu bisa memperagakan seperti yang saya lakukan tadi! Ya bagus,, Sebelum besok kita bertemu lagi, apakah bayangan itu msih ada? Baik, ibu. Besok kita akan membuat jadwal kegiatan ibu. Ini adalah cara ke tiga untuk mengusir bayangan itu. Kapan ibu punya waktu? Bagaimana kalau besok jam 14.oo? kalau begitu saja tinggal dulu, sampai jumpa besok ya bu.. selamat siang.”
  • 40.
  • 41. “Assalamu’alaikum… Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah bayangan itu masih muncul? Apakah kedua cara yang telah kita peragakan sebelumnya ibu gunakan? Bagaimana hasilnya? Berhasil atau tidak? Sesuai janji, hari ini kita akan belajar untuk menghardik bayangan. Ini merupakan cara ketiga. Kita akan membuat jadwal kegiatan ibu.”
  • 42. “Bu, kalau boleh tahu apa yang biasa ibu lakukan dari ibu bangun tidur di pagi hari sampai ibu tidur lagi di malam hari? Ibu suka menyulam? O, rupanya itu salah satu hobi ibu ya? Baiklah, hari ini kita akan menyulam sebuah tas kecil yang cantik. Bisa diikuti? Ya..bagus. Bu, kegiatan ini merupakan cara selanjutnya yang bisa mencegah bayangan itu datang lagi, kegiatan ini akan ibu lakukan untuk mengisi waktu ibu setiap harinya. Beraneka ragam barang yang bisa disulam, bukankah begitu?”
  • 43. “Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah bercakap-cakap? Apakah ibu bisa menyebutkan kembali ketiga cara yang bisa digunakan untuk mengahardik bayangan? Baiklah ibu, kegiatan ini akan saya masukan ke jadwal ibu. Lakukan sesuai jadwal ya… Baiklah ibu, besok saya akan datang lagi ke sini untuk membahas cara minum obat yang baik serta fungsi obat itu sendiri, seberapa penting obat bagi ibu. Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi jam 09.00 pagi. Bagaimana, ibu setuju? Bagus,, sampai jumpa besok. Wassalam..”
  • 44.
  • 45. “Assalamu;alaikum,,, Mengevaluasi keadaan pasien  Selamat pagi, Bu. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah bayangan itu masih muncul? Apa ibu masih ingat apa yang telah kita bahas kemarin? Apa tiga cara yang telah kita peragakan kemarin itu selalu ibu gunakan ketika bayangan itu muncul? Apakah ibu bisa memperagakannya kembali? Ya, bagus. Apakah jadwal kegiatannya sudah ibu lakukan? Oh ya, pagi ini ibu sudah minum obat? Baik, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum. Saya kira 25 menit akan cukup untuk mendiskusikannya, bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu saja.”
  • 46. “Ibu, adakah bedanya setelah ibu minum obat secara teratur, apakah bayangan itu masih muncul? Minum obat sangat penting agar bayangan yang ibu lihat itu tidak mengganggu ibu lagi. Berapa macam obat yang ibu minum? (perawat menyiapkan obat pasien) ini yang warna orange (THP) 3x sehari jam 07.00, 13.00 dan 19.30 gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang berwarna putih, (HP) 3x sehari jamnya sama, gunanya untuk relaks dan tidak kaku. Sedangkan yang warna merah jambu (HP) 3x sehari jamnya sama, gunanya untuk menenangkan pikiran. Nah ibu, obat-obat tersebut akan membuat ibu ngantuk dan ibu akan beristirahat. Jadi jika ibu sudah ibu minum obat, ibu hendak bergegas ke kamar tidur dan beristirahat. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan nanti konsultasikan ke dokter, sebab kalau putus obat ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula.kalau obat habis, bapak bisa kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi untuk 2 hari sebelum obat habis diharapkan ibu sudah kontrol. Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-obat ini. Pastikan obatnya benar dengan membaca nama kemasannya/ nama obatnya terlebih dahulu; dan pastikan juga obat itu benar-benar punya ibu, jangan keliru dengan milik orang lain; pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum, sesudah makan dan tepat jamnya; ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan obat cukup minum 10 gelas/ hari. Oh ya bu, ibu juga harus melihat tanggal kadaluarsanya, serta harus dipastikan bahwa obatnya benar-benar diminum.”
  • 47. “Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita berdiskusi mengenai obat? Bisa dijelaskan lagi? Ya.. benar sekali. Mari kita masukkan jadwal minum obat ke dalam jadwal kegiatan ibu. Jangan lupa minum obatnya sesuai aturan ya, Bu. Saya cukupkan sekian latihan ini, mudah-mudahan bermanfaat dan masalah ibu teratasi, jika masalah ini muncul lagi, cepat-cepatnya ibu kontrol ya ke puskesmas terdekat.” 
  • 48.
  • 49. “Assalamu’alaikum, Bapak! Perkenalkan nama saya Diajeng, perawat yang merawat istri bapak. Kalau boleh saya tahu, nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Bagaimana perasaan bapak saat ini? Bagaimana pendapat bapak mengenai istri bapak? Hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai masalah yang sedang istri bapak alami dan saya akan memberi tahukan tindakan apa saja yang bisan membantu istri bapak. Bagaimana kalau kita berbincang di ruang tamu saja? Berapa lama?”
  • 50. “Selama ini apa yang dilakukan istri bapak? Baiklah, gejala yang dialami oleh istri bapak itu dinamakan halusinasi lihat. Yaitu melihat sesuatu yang sebetulnya bayangan tersebut tidak ada. Halusinasi banyak macamnya, yaitu halusinasi dengar, lihat, cium dan raba. Tanda-tanda orang yang berhalusinasi yaitu sering bicara dan tertawa sendiri serta marah-marah tidak jelas sebabnya. Jika istri bapak berkata bahwa ia sedang melihat bayangan-bayangan sebetulnya bayangan itu tidak ada. Sebaiknya jika kondisi tersebut muncul, bapak jangan menyetujui ataupun menyanggah apa yang sedang dialami oleh istri bapak. Katakan saja bahwa bapak tidak melihat bayangan itu. Jika ia ketakutan coba bapak tenangkan dia. Jika ia tetap dengan kondisi yang kacau, berikan saja obat yang telah dianjurkan oleh dokter. Janganlah sekali-kali bapak berkata “kau tahu bahwa bayangan itu tidak ada pada kenyataannya bukan” jika sewaktu-waktu apa yang dialami oleh istri bapak muncul lagi dan obat sudah habis, bapak sebaiknya membawa ibu ke puskesmas terdekat.”
  • 51. “Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan saya? Dapatkah bapak menyebutkan apa yang baru saja kita perbincangakan? Oh ya, apakah perbincangan tadi dapat bapak terima? Baiklah, besok kita akan bertemu lagi untuk mendiskusikan bagaimana cara merawat istri bapak yang mengalami halusinasi. Bagaimana jika di tempat dan jam yang sama? Baiklah pak kalau negitu. Selamat sore!!”
  • 52.
  • 53. “Assalamu’alaikum, Pak! Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak masih ingat mengenai perbincangan kita kemarin? Bisa bapak jelaskan lagi? Bagus.. Apakah istri bapak masih kelihatan suka berbicara sendiri? Baiklah Pak, sekarang kita akan berdiskusi bagaimana merawat istri bapak yang mengalami halusinasi. Mau berapa lama? Bagaimana kalau kita berdiskusi di taman saja?”
  • 54. “Jika istri bapak sedang mengalami halusinasi, apa yang bapak lakukan? Apakah tindakan tersebut mengurangi respon yang istri bapak lakukan akibat halusinasi? Baiklah bapak, saya punya empat cara untuk mengurangi/ mengatasi halusinasi istri bapak. Cara-cara tersebut meliputi: menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan kegiatan terjadwal dan minum obat secara teratur. (Berikan penjelasan dari masing-masing cara). Saya harap bapak bisa memantau pelaksanaan keempat cara tersebut. Jangan biarkan istri bapak sendirian atau melamun kareana itu dapat membuat halusinasinya muncul kembali. Temani istri bapak dengan mengajaknya ngobrol, jalan-jalan, perbanyaklah aktivitas yang melibatkan orang banyak seperti makan bersama, bekerja bakti, dll. Oh ya, jika halusinasinya muncul bapak tidak boleh menyanggah ataupun menyetujui pernyataan istri bapak. Bantu dan awasi istri bapak untuk minum obat secara teratur, jangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi. Bila tanda-tanda halusinasi mulai muncul, ajaklah istri bapk untuk ngobrol dan menghardik bayangan tersebut. “
  • 55. “Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap? Nah sekarang bapak menjelaskan kembali apa yang telah kita diskusikan tadi. Bagus… bapak, dalam seminggu ini pantau istri bapak untuk menerapkan cara-cara tersebut. Minggu depan saya akan datang ke sini lagi untuk melatih bapak berkomunikasi dengan bapak , saya akan datang sekitar jam 14.00. “
  • 56.
  • 57. “Assalamu’alaikum.. Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah istri bapak sudah menerapkan tiga cara mengontrol halusinasi? Bagaimana minum obatnya? Apakah halusinasinya masih sering muncul? Sore ini kita akan berbincang mengenai fasilitas kesehatan yang bapak gunakan untuk mengatasi masalah yang istri bapak alami. Bagaimana kalau kita berbincang di ruang tamu, saya kira 25 menit akan cukup.”
  • 58. “Kalau boleh saya tahu, kemana bapak membawa istri bapak berobat? Ya… bagus, jika isrti bapak tidak bis dikendaliakan lagi, bawa saja ibu untuk diobati di rumah sakit jiwa agar mendapat penanganan terbaik.”
  • 59. “Bagaimana perasaan bapak setelah mendengar penjelasan dari saya? Bisa dijelaskan lagi? Bagus!! Baiklah bapak, jangan lupa pesan saya tadi jika istri bapak kambuh, bawa saja ke penyedia fasilitas kesehatan yang ada. Baikalah bapak, tiga hari lagi saya akan datang untuk membuat program selanjutnya.”
  • 60.
  • 61. “Assalamu’alaikum.. Bagaimana perasaan bapak saat ini? Oh ya, apakah istri bapak masih mengalami halusinasi? Seperti yang telah saya janjikan tiga hari yang lalu saya akan membuat follow up, follow up yaitu membuat rencana atau tindakan yang harus bapak lakukan jika sudah di rumah dalam perawatan istri bapak selanjutnya. “
  • 62. “Bagaimana keadaan istri bapak sekarang? Bisa bapak jelaskan bagaimana cara mengatasi halusinasi yang terjadi pada istri bapak? Apa saja yang harus bapak lakukan? Baik, jika halusinasi istri bapak muncul lagi, bapak lakukan saja seperti tadi. Coba pak, bisa diperagakan lagi? Bagus..”
  • 63. “Bagaimana pak, apakah bapak mengerti tentang penjelasan yang selama ini saya sampaikan? Bisa diceritakan lagi? Bagus! Bagaimana keadaan istri bapak sekarang? Saya rasa bapak sudah cukup mengerti mengenai penjelasan yang saya sampaikan” “Bapak, ibu.. berhubung masa dines saya sudah habis, tiba saatnya saya berpamitan. Semoga kita bertemu lagi di tempat dan waktu yang berbeda dengan kondisi ibu yang sudah sehat. Jika ibu dan bapak mempunyai masalah, insyaallah saya bisa membantu, bapak dan ibu jangan segan-segan untuk menceritakknya kepada saya. Oh ya, bapak bisa menyimpan nomer handphone saya, 085223277654. Bisa saya minta nomer telepon atau handphone bapak/ ibu yang bisa saya hubungi? Ya., terimakasih, Pak. Kalau begitu saya pamit, sampai jumpa lagi, mudah-mudahan ibu dan bapak selalu ada dalam lindungan-Nya. Amien.”