SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Télécharger pour lire hors ligne
Perbandingan
Beberapa Peraturan Daerah
    tentang Pertambangan

       Muh Rasyid Ridla A
                    Kanti




                    1
Perbandingan Beberapa Peraturan Daerah tentang
                        Pertambangan

                                 Muh Rasyid Ridla A1, Kanti2
             1                                              2
            Peneliti Pattiro Institute                        Peneliti Pattiro Institute
  Jalan Tebet Timur Dalam 1M No. 10 Jakarta         Jalan Tebet Timur Dalam 1M No. 10 Jakarta
            mr_ridlaa@yahoo.co.id                            bambumuda@gmail.com


I. Pendahuluan
        Desentralisasi di Indonesia pada dasawarsa terakhir melimpahkan berbagai
wewenang dan tanggung jawab proses pertambangan kepada pemerintah daerah, sampai
ke tingkat kabupaten kota. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara secara resmi memberikan otoritas kepada pemerintah daerah untuk
mengatur pertambangan di daerahnya, terutama pemberian izin penambangan. Per Maret
2011, tercatat sejumlah 5.805 izin pertambangan teregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral
dan Batubara (Strongman dan Dwicahyani, 2012), menunjukkan betapa pentingnya
pemerintah daerah mengeluarkan peraturan daerah (perda) pertambangan yang memadai.
        Substansi perda tentu harus sesuai dengan kondisi lokal (politik, sosial-ekonomi, dan
lingkungan) masing-masing daerah. Namun, pada sisi lain, standardisasi diperlukan untuk
menjamin bahwa perda telah mencakup segala hal yang harus dipayungi secara hukum
dalam setiap mata rantai proses pertambangan. Sejauh ini belum ada peraturan maupun
kerangka ilmiah tentang standardisasi tersebut. Beberapa perda memiliki kerangka berbeda
mulai sistematika isi, peraturan di atas yang menjadi acuan, sampai hal-hal yang diaturnya.
        Dalam makalah ini, dibandingkan 5 (lima) perda kabupaten dan 2 (dua) perda
provinsi :
        Tingkat Provinsi                                Tingkat Kabupaten
 1. Perda             Provinsi   1. Perda Kabupaten Kutai Barat Nomor 15 tahun 2003 tentang Ijin
    Kalimantan         Tengah       Usaha Pertambangan Umum Daerah
    Nomor 8 tahun 2002           2. Perda Kabupaten Barito Timur Nomor 3 tahun 2004 tentang
    tentang       Pengelolaan       Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum
    Pertambangan                 3. Perda Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 10 tahun 2007 tentang
 2. Perda             Provinsi      Usaha Pertambangan Umum Daerah
    Kalimantan         Selatan   4. Perda Kabupaten Belu Nomor 9 tahun 2010 tentang Pengelolaan
    Nomor 2 tahun 2009              Pertambangan Mineral
    tentang       Pengelolaan    5. Perda Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2011 tentang
    Pertambangan Umum               Pengelolaan Pertambangan Mineral
                                                                                                2
II. Peraturan Tingkat Pusat yang Menjadi Acuan
       Peraturan perundang-undangan tingkat pusat yang menjadi acuan setidaknya harus
mewakili 5 (lima) hal sebagai berikut:
1.     Dasar desentralisasi perizinan pertambangan
2.     Pengaturan pertambangan
3.     Kaitan dengan guna lahan (land use)
4.     Pengelolaan lingkungan
5.     Revenue Collection and Management
PP yang menjadi acuan daerah berbeda-beda tergantung kepada tahun dikeluarkannya
perda pertambangan tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.
       Sebagai dasar desentralisasi, Perda yang disahkan sebelum terbitnya Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengacu kepada Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang-
undangan turunannya.
       Perda yang disahkan sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11
tahun 1967 tentang Ketentuan –Ketentuan Pokok Pertambangan.
       Dalam kaitannya dengan pengaturan guna lahan (land use), terdapat 2 (dua) undang-
undang yang menjadi acuan yaitu Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 dan Undang-
Undang Nomor 26 tahun 2007 yang keduanya mengatur tentang Penataan Ruang, berikut
peraturan perundang-undangan turunannya. Dari 4 (empat) perda yang dibandingkan,
hanya Perda Kabupaten Barito Timur yang tidak mengacu kepada undang-undang tentang
penataan ruang.
       Hal penting lainnya adalah pengelolaan lingkungan. 3 (tiga) perda mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup sebelum
terbit Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
       Undang-undang yang menjadi acuan untuk Revenue collection and management
adalah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999
yang keduanya mengatur tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.


                                                                                        3
Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Acuan Perda Pertambangan Beberapa Kabupaten di Indonesia
                                                                        Acuan
                     Perda Kab. Kutai Barat                                                  Perda Kab. Belu        Perda Kab. Timor
No    Perihal/Isu                           Perda Kab. Barito Timur Perda Kab. Tanah Bumbu
                            15/2003                                                              9/2010              Tengah Utara
                                                    3/2004                  10/2007
                                                                                                                          2011
1.   Ketentuan          UU 11/1967 tentang Ketentuan –Ketentuan Pokok Pertambangan             UU 4/2009 tentang Pertambangan
     pertambangan                                                                              Mineral dan Batubara

2.   Kaitan dengan      UU 24/1992 tentang    -                       UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
     tata ruang (guna   Penataan Ruang
     lahan)             -                     UU 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

3.   Pengelolaan        UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup                        UU 32/2009 tentang Perlindungan dan
     lingkungan                                                                                Pengelolaan Lingkungan Hidup

4.   Dasar              UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah        UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
     desentralisasi
     perizinan
5.   Revenue            UU 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan       UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
     collection         antara Pusat dan Daerah                       Daerah

                           -                  UU 18/1997 tentang      -                        UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan
                                              Pajak Daerah dan                                 Retribusi Daerah
                                              Retribusi Daerah
                                              sebagaimana telah
                                              diubah dengan UU
                                              34/2000

     Sumber : Diolah dari Beberapa Perda Pertambangan, 2012
                                                                                                                              4
Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Acuan Perda Pertambangan 2 (Dua) Provinsi di
                                       Indonesia

                                                      Acuan
No         Perihal/Isu        Perda Prov. Kalimantan      Perda Prov. Kalimantan Selatan
                                  Tengah 8/2002                       2/2009
 1.     Ketentuan          UU 11/1967 tentang Ketentuan –Ketentuan Pokok Pertambangan
        pertambangan
                           PP 27/1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan Galian

                           PP 75/2001 tentang Perubahan Kedua atas PP 32/1969 tentang
                           Pelaksanaan UU 11/1967

 2.     Kaitan dengan      -                             UU 26/2007 tentang Penataan
        tata ruang (guna                                 Ruang
        lahan)             UU 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

 3.     Pengelolaan        UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
        lingkungan
                           PP 27/1999 tentang AMDAL

 4.     Dasar              UU 22/1999 tentang             UU 32/2004 tentang
        desentralisasi     Pemerintahan Daerah            Pemerintahan Daerah
        perizinan                                         sebagaimana telah diubah
                                                          beberapa kali terakhir dengan
                                                          UU 12/2008
                           Keputusan Kemendagri dan       -
                           Otda 22/2001 tentang Bentuk
                           Produk-produk Hukum Daerah
 5.     Revenue            -                             UU 33/2004 tentang
        collection                                       Perimbangan Keuangan antara
                                                         Pusat dan Daerah
                           UU 18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
                           sebagaimana telah diubah dengan UU 34/2000

Sumber : Diolah dari Beberapa Perda Pertambangan, 2012


III. Sistem Perizinan Tambang
        Terdapat 4 (empat) hal penting yang dibahas dalam sistem perizinan tambang, yaitu
pola pengelolaan pertambangan; tahapan perizinan untuk kegiatan pertambangan;
prosedur dan persyaratan pengajuan izin; dan bagaimana jika terdapat lebih dari satu
pengajuan izin pertambangan dalam satu wilayah.

                                                                                          5
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan bahwa kegiatan usaha
pertambangan dapat dilakukan setelah Izin Usaha Pertambangan (IUP) diperoleh 1.
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan hal yang sama, namun
berbeda penamaan dan pembagian bentuk. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
menggunakan istilah Kuasa Pertambangan (KP), dan menyamakannya dengan Izin Usaha
Pertambangan (IUP)2. Perda Kalsel lebih rinci menjelaskan bentuk dari KP, yaitu Kontrak
Karya (KK), Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), dan KP pada
wilayah lintas kabupaten/kota 3.
            Dalam tahapan perizinan untuk kegiatan pertambangan, yaitu penyelidikan umum,
ekplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, dan pengangkutan/penjualan 4, ada sedikit
perbedaan yaitu Kalteng menambahkan satu jenis izin yaitu IUP Jasa5. Perda Kalteng
menyatakan bahwa tata cara dan syarat untuk mendapatkan IUP diatur dengan Keputusan
Gubernur6, sedangkan Perda Kalsel menyatakan bahwa kedua hal serupa diatur dengan
Peraturan Gubernur7. Jika salah satu wilayah terdapat lebih dari satu pengajuan izin
pertambangan, Pemerintah Kalsel akan lebih mengutamakan pihak yang lebih dahulu
melakukan permintaan KP 8, sedangkan Perda Kalteng tidak mengatur hal ini9.
            Perbedaan antarperda begitu jelas terlihat pada tingkat kabupaten. Kabupaten Kutai
Barat menyatakan bahwa usaha pengelolaan pertambangan umum daerahnya dapat
dilakukan jika Kuasa Pertambangan (KP) telah diperoleh. KP-nya sendiri terdiri dari Kuasa
Pertambangan (KP) Kontrak Karya (KK), dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan



1
    Perda Kalteng No.8/2002, Pasal 7
2
    Perda Kalsel No.2/2009, Pasal 1
3
    Ibid
4
    Id. at Pasal 6; Perda Kalteng, op.cit., Pasal 7.
5
    Perda Kalteng, op.cit., Pasal 7 ayat 2(b)
6
    Id. at Pasal 7 ayat 3
7
    Perda Kalsel, op.cit., Pasal 6 ayat 3
8
    Id. at Pasal 15 ayat 4
9
    Dwi Cahyani, Decentralized Mining License in Indonesia (Jakarta: RWI, 2012)

                                                                                            6
Batubara (PKP2B). Proses pengajuannya diatur dengan Keputusan Bupati 10. Mereka juga
mengenal bentuk lisensi Ijin Usaha Pertambangan Umum Daerah (IUPUD). IUPUD dan KP
memiliki 5 (lima) tahapan ijin yang sama untuk usaha pertambangan yaitu penyelidikan
umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, dan pengangkutan. Yang
berbeda hanya pada satu tahap, yaitu jika pada IUPUD ada untuk penjualan maka pada KP
ada untuk penugasan. Tata cara dan persyaratan permohonan IUPUD dibahas dalam
peraturan daerahnya namun tidak terperinci, hanya membahas kepada siapa permohonan
disampaikan dan apa dokumen-dokumen yang harus dipenuhi. Salah satu ketidakjelasan
lain dalam perda ini adalah perbedaan antara KP dan IUPUD.
           Pemerintah Kabupaten Barito Timur mengenal istilah Izin Usaha Pertambangan (IUP)
dalam pengelolaan pertambangan di daerahnya. IUP terdiri dari Kuasa Pertambangan (KP),
Kontrak Karya (KK), dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). IUP
meliputi lima tahap yaitu penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan
pemurnian, dan pengangkutan dan penjualan. Tata cara dan persyaratan masing-masing IUP
dijelaskan dengan terperinci dalam Perda Kab.Barito Timur 3/2004 ini. Namun perda ini
tidak menjelaskan bagaimana jika terdapat lebih dari satu pemohon izin dalam satu wilayah.
           Perda Kabupaten Tanah Bumbu 10/2007 menyatakan bahwa izin pertambangan
adalah wewenang yang diberikan kepada Badan Hukum atau perorangan untuk
melaksanakan usaha pertambangan baik berupa Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya
(KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), Surat Izin
Pertambangan Daerah (SIPD), dan Surat Izin Pertambangan Rakyat. Dari definisi ini, dapat
dilihat bahwa kabupaten ini mengenal lisensi pengelolaan pertambangan dalam bentuk KP,
SIPD, dan SIPR. Tahapan perizinan untuk pertambangan terdiri dari 6 (enam) yaitu
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan,
penjualan. Prosedur permohonan izin tidak dibahas dalam perda, hal ini diperjelas dengan
Peraturan Bupati. Apabila dalam satu wilayah terdapat lebih dari satu pemohon, maka
prioritas diberikan berdasarkan urutan pengajuan permohonan (first come, top priority).
           Satu perda kabupaten terakhir yang dibandingkan adalah Perda Kabupaten Belu.
Kabupaten Belu mengenal dua jenis izin pertambangan yaitu Izin Usaha Pertambangan (IUP)


10
     Pemda Kutai Barat No.15/2003, Pasal 14

                                                                                          7
dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Tahapan perolehan IUP terdiri dari dua yaitu
pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan pemberian IUP itu sendiri. IUP
terbagi dua yaitu IUP eksplorasi yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan; serta IUP operasi produksi meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. Persyaratan permohonan IUP diatur dengan
Peraturan Bupati. Perolehan izin dilakukan dengan mekanisme lelang.


IV. Mekanisme Revenue Collection dan Revenue Management
            Terkait dengan transparansi dan akuntabilitas pendapatan dari sektor industri
ekstraktif, pengumpulan pendapatan (revenue collection) dan pengelolaan pendapatan
(revenue management) perlu diteliti dari masing-masing perda pertambangan. Pada
umumnya, perda-perda tersebut tidak membahas secara rinci baik revenue collection
maupun revenue management. Perda-perda tersebut hanya menjelaskan jenis-jenis
pungutan tanpa menjelaskan mekanisme pungutan tersebut diserahkan kepada instansi
pemerintahan yang berwenang. Bahkan hanya 1 (satu) perda yang membahas revenue
management, yaitu Perda Kab. Barito Timur No. 3/2004 tentang Penyelenggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum. Dan 1 (satu) perda tidak membahas keduanya
yaitu Perda Kutai Barat No. 15/2003.
            Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam Perda No. 10/2007 menyatakan bahwa
di kabupaten ini terdapat beberapa jenis iuran wajib 11 yaitu:
1. Iuran Eksplorasi wajib bagi pemegang KP Eksplorasi
2. Iuran Eksploitasi/Produksi wajib bagi pemegang KP Eksploitasi. Besarnya ditetapkan
      sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku berdasarkan perhitungan
      jumlah produksi yang dilakukan oleh kepala dinas berwenang dengan menghitung bobot
      isi bahan galian. Pengaturan mengenai bobot tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan
      Bupati12.




11
     Perda Tanah Bumbu No. 10/2007, Pasal 31
12
     Id. at Pasal 34.

                                                                                         8
3. Iuran Tetap wajib bagi pemegang KP Umum, KP Ekplorasi, dan/atau KP Eksploitasi.
      Besarnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati13
4. Kontribusi wajib bagi pemegang KP Pengangkutan dan/atau KP Pengolahan
5. Dana Pencadangan (pemblokiran) wilayah untuk seluruh pemegang KP
Iuran Produksi dan Iuran Tetap disetorkan pada Rekening Kas Negara A KPKN Jakarta I
melalui Bank Indonesia14. Selain itu, Untuk mendapatkan Surat Keterangan Pengiriman
Barang, maka pemegang Kuasa Pertambangan berkewajiban membayar: royalti, sumbangan
PAD, jaminan biaya reklamasi sesuai kemajuan luas bukaan tambang 15. Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu masih belum memiliki pola, mekanisme, ataupun hal lebih
terperinci dari itu dalam hal pengelolaan pendapatannya. Adapun Perda Belu No. 9/2010
pada pasal 51 hanya menyatakan bahwa IUP operasi produksi dikenakan iuran produksi,
tidak mengatur secara rinci mengenai pungutan/iuran kepada pemkab.
            Perda Barito Timur 3/2004 mengenal Pungutan Daerah sebagai pungutan yang wajib
dibayar kepada Pemerintah Daerah atas usaha tambang yang dilakukan. Penarikan
pungutan –mulai pendataan sampai pemungutan- dilakukan oleh Dinas Pertambangan,
Energi, dan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur. Besar pungutan daerah tersebut
yaitu:
a. Pencadangan wilayah per blok untuk luasan 50 (lima puluh) hektar lebih dikenakan
      pungutan Rp 10.000.000,- dan untuk luasan kurang dari 50 (lima puluh) hektar sebesar
      Rp 200.000,-
b. Iuran tetap per hektar per tahun
c. Hasil produksi yang diperoleh dari kegiatan eksplorasi (uji coba produksi) dan eksploitasi
      bahan galian
d. Surat Keputusan Izin Peninjauan (SKIP) Rp 500.000,-
e. Jasa informasi
f. Biaya administrasi
g. Biaya pengukuran dan pemetaan


13
     Id. at Pasal 35.
14
     Id. at Pasal 36.
15
     Id. at Pasal 30.

                                                                                            9
Besarnya tarif pungutan daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Perda ini juga
membahas perhitungan dan pembayaran pungutan, namun tidak terperinci. Perda hanya
membahas bahwa tahapan proses pemungutan dan tempat penampungan pungutan (Kas
Daerah). Lebih terperincinya diatur dengan Keputusan Bupati.
           Meskipun begitu, Perda Kabupaten Barito Timur ini memiliki kelebihan dibandingkan
perda-perda tingkat kabupaten lainnya, yaitu adanya pembahasan mengenai pembagian
hasil pungutan. Hal ini sebagai salah satu bentuk revenue management. Perda ini mengatur
bahwa hasil pungutan daerah dibagi dengan persentase sebagai berikut 16:
a. Penerimaan Iuran Tetap (land-rent) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 20% untuk
      Pemerintah Pusat, 16% untuk Pemerintah Provinsi, dan 64% untuk Kabupaten/Kota
      Penghasil
b. Penerimaan Iuran Eksplorasi (uji produksi) dan Iuran Eksploitasi (royalti) dibagi dengan
      rincian 20% untuk Pemerintah Pusat, 16% untuk Pemerintah Provinsi, 32% untuk
      Kabupaten/Kota penghasil, dan 32% untuk Kabupaten/Kota lainnya dalam provinsi
      tersebut
Adapun jika Pemerintah Kabupaten telah menerima pungutan, maka pungutan tersebut
dibagi menjadi:
a. Penerimaan Iuran Tetap dibagi menjadi 50% untuk pemkab, 7% untuk desa/kelurahan,
      dan 7% untuk desa/kelurahan lain dalam daerah sekitar tambang
b. Penerimaan Iuran Eksplorasi dan royalti dibagi menjadi 27% untuk pemkab, 2,5% untuk
      desa/kelurahan, dan 2,5% untuk desa/kelurahan sekitar tambang.


V. Pembahasan Isu Lingkungan
           Perda Provinsi Kalimantan Tengah dan Perda Provinsi Kalimantan Selatan memiliki
kesamaan dalam membahas isu lingkungan, yaitu mengenai pengendalian lingkungan.
Kedua perda ini menyatakan bahwa pemegang IUP bertanggung jawab atas pengembalian
fungsi lingkungan dan persiapan kesinambungan kehidupan masyarakat setempat
pascatambang. Beberapa hal yang harus dibuat dalam rangka pengelolaan lingkungan yaitu:



16
     Perda Barito Timur 3/2004, Pasal 37

                                                                                         10
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terdiri dari Kerangka Acuan
  AMDAL, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Penglolaan Lingkungan (RKL),
  dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk
  kegiatan tidak wajib AMDAL
Pemprov Kalteng mengacu kepada peraturan perundang-undangan untuk menentukan
kegiatan mana yang wajib AMDAL dan hanya UKL/UPL. Pelaksanaan kedua hal tersebut
berada di bawah bimbingan teknis dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan
Tengah. Selain itu, usaha pertambangan wajib menyusun Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RPTKL) dan laporan pelaksanaannya juga membayar uang jaminan
reklamasi yang besarnya oleh Keputusan Gubernur.
Pada tingkat kabupaten, 2 (dua) kabupaten yang membahas isu lingkungan yaitu Kabupaten
Barito Timur dan Kabupaten Tanah Bumbu. Kabupaten Kutai Barat tidak membahas sama
sekali tentang isu lingkungan sedangkan Kabupaten Belu hanya menyatakan dalam
perdanya bahwa usaha tambang wajib melakukan pengelolaan lingkungan bersama
Pemerintah Daerah. Perda Barito Timur menyatakan bahwa terdapat beberapa dokumen
lingkungan yang harus dipenuhi yaitu AMDAL (KA-AMDAL, ANDAL, RKL, dan RPL), UPL/UKL,
RTKL, dan Laporan RTKL, serta penempatan dana jaminan reklamasi pada Bank Devisa.
Sementara itu, Perda Kabupaten Tanah Bumbu tidak menjelaskan tentang dokumen
tersebut melainkan tentang reklamasi pascatambang. Reklamasi pascatambang dilakukan
berdasarkan hasil kajian yang mengacu pada dokumen lingkungan, laporan studi kelayakan,
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya. Reklamasi ini juga harus didahului dengan penyetoran
uang jaminan reklamasi yang secara rinci diatur dengan Peraturan Bupati. Tidak ada satu
perda pun yang membahas tahapan pengelolaan lingkungan dalam pertambangan.




                                                                                     11
VI. Pola Pembahasan 4 (Empat) Isu Dalam Perda

 Dalam menjelaskan keempat isu di atas, perda-perda tersebut membentuk pola sebagaimana dijelaskan oleh tabel 4.

 Tabel 3. Perda Tingkat Provinsi

               Isu                    Perda Kalimantan Tengah 8/2002         Perda Kalimantan Selatan 2/2009
Mengacu kepada peraturan-          Tidak mengacu kepada seluruh           mengacu kepada seluruh undang-
peraturan tingkat atasnya          undang-undang yang berlaku sesuai      undang yang berlaku sesuai tahun
                                   tahun keluar perda, terkait dengan     keluar perda, terkait dengan isu-isu
                                   isu-isu penting                        penting
Sistem perizinan tambang           Tidak mengatur Kontrak Karya (KK)      Mengatur Kontrak Karya (KK) dan
                                   dan Perjanjian Karya Perusahaan        Perjanjian Karya Perusahaan
                                   Pertambangan Batubara (PKP2B);         Pertambangan Batubara (PKP2B);
                                   prosedur perizinan diatur dengan       prosedur perizinan diatur dengan
                                   Keputusan Gubernur                     Peraturan Gubernur
Revenue collection dan revenue     Tidak menjelaskan keduanya             Tidak menjelaskan keduanya
management
Isu lingkungan                     Menjelaskan prosedur pengelolaan       Menjelaskan prosedur pengelolaan
                                   lingkungan cukup rinci sesuai dengan   lingkungan cukup rinci sesuai dengan
                                   UU dan PP                              UU dan PP
 Sumber: hasil analisis, 2012




                                                                                                                   12
Tabel 4. Perda Tingkat Kabupaten

                        Perda Kutai Barat           Perda Barito Timur         Perda Tanah Bumbu                Perda Belu             Perda Timor Tengah
       Isu
                             15/2003                      3/2004                     10/2007                      9/2010                    Utara 2011
Mengacu kepada      mengacu kepada seluruh      mengacu kepada seluruh      mengacu kepada seluruh      mengacu kepada seluruh      mengacu kepada seluruh
peraturan-          undang-undang yang          undang-undang yang          undang-undang yang          undang-undang yang          undang-undang yang
peraturan tingkat   berlaku sesuai tahun        berlaku sesuai tahun        berlaku sesuai tahun        berlaku sesuai tahun        berlaku sesuai tahun
atasnya             keluar perda, terkait       keluar perda, terkait       keluar perda, terkait       keluar perda, terkait       keluar perda, terkait
                    dengan isu-isu penting      dengan isu-isu penting      dengan isu-isu penting      dengan isu-isu penting      dengan isu-isu penting
Sistem perizinan    Menyebut tetapi tidak       Mengatur Kontrak Karya      Menyebut tetapi tidak       Tidak mengatur Kontrak      Tidak mengatur Kontrak
tambang             mengatur Kontrak Karya      (KK) dan Perjanjian Karya   mengatur Kontrak Karya      Karya (KK) dan Perjanjian   Karya (KK) dan Perjanjian
                    (KK) dan Perjanjian Karya   Perusahaan                  (KK) dan Perjanjian Karya   Karya Perusahaan            Karya Perusahaan
                    Perusahaan                  Pertambangan Batubara       Perusahaan                  Pertambangan Batubara       Pertambangan Batubara
                    Pertambangan Batubara       (PKP2B); prosedur           Pertambangan Batubara       (PKP2B); prosedur           (PKP2B); prosedur
                    (PKP2B); prosedur           perizinan diatur secara     (PKP2B); prosedur           perizinan diatur dengan     perizinan diatur dengan
                    perizinan keputusan         rinci dalam perda           perizinan diatur            peraturan bupati            peraturan bupati
                    bupati                                                  peraturan/ keputusan
                                                                            bupati
Revenue             Tidak menjelaskan           Mengatur keduanya;          Hanya menjelaskan           Tidak menjelaskan           Mengatur keduanya;
collection dan      keduanya                    manajemen hanya             revenue collection          keduanya                    manajemen hanya
revenue                                         distribusi pendapatan                                                               distribusi pendapatan
management                                      belum menjelaskan                                                                   belum menjelaskan
                                                penggunaan pendapatan                                                               penggunaan pendapatan
                                                untuk pembangunan                                                                   untuk pembangunan
                                                daerah                                                                              daerah berupa nominal
Isu lingkungan      Tidak menjelaskan           Menjelaskan reklamasi       Menjelaskan prosedur        Tidak menjelaskan           Menjelaskan reklamasi
                    prosedur pengelolaan        sebagai salah satu          pengelolaan lingkungan      prosedur pengelolaan        sebagai salah satu
                    lingkungan                  tindakan pengelolaan        cukup rinci sesuai dengan   lingkungan                  tindakan pengelolaan
                                                lingkungan, tetapi tidak    UU dan PP                                               lingkungan, tetapi tidak
                                                menjelaskan prosedur                                                                menjelaskan prosedur
                                                sesuai UU dan PP                                                                    sesuai UU dan PP
 Sumber: hasil analisis, 2012
                                                                                                                                                        13
Daftar Pustaka
Strongman, John. Dwicahyani, Ambarsari. et al. 2012. Decentralized Mining License in
Indonesia. Jakarta: RWI.

Kalimantan Tengah, Pemprov. 2002. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 8
tahun 2002 tentang Pengelolaan Pertambangan. Palangka Raya: Pemprov Kalimantan
Tengah.

Kalimantan Selatan, Pemprov. 2009. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2
tahun 2009 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum. Banjarmasin: Pemprov Kalimantan
Selatan.

Kutai Barat, Pemkab. 2003. Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2003 tentang Ijin Usaha
Pertambangan Umum Daerah. Sendawar: Pemkab Kutai Barat.

Barito Timur, Pemkab. 2004. Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum. Tamiang Layang: Pemkab
Barito Timur.

Tanah Bumbu, Pemkab. 2007. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2007 tentang Usaha
Pertambangan Umum Daerah. Batulicin: Pemkab Tanah Bumbu.

Belu, Pemkab. 2010. Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2010 tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral. Atambua: Pemkab Belu.




                                                                                    14

Contenu connexe

Tendances

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009Nikka Sasongko
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BimaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BimaPenataan Ruang
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraArifuddin Ali
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliPenataan Ruang
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Achmad Wahid
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanaisbrata1
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok UtaraPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten TemanggungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten TemanggungPenataan Ruang
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015Adi T Wibowo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonogiriRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonogiriPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa TengahRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa TengahPenataan Ruang
 
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasiPp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasiwalhiaceh
 

Tendances (20)

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BimaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
 
Perda 18 2011
Perda 18 2011Perda 18 2011
Perda 18 2011
 
Uu 26 2003
Uu 26 2003Uu 26 2003
Uu 26 2003
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahan
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
 
Banjar 2010 02
Banjar 2010 02Banjar 2010 02
Banjar 2010 02
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten TemanggungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
 
1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonogiriRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri
 
Bab4
Bab4Bab4
Bab4
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa TengahRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
 
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasiPp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
 

Similaire à EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)

EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)Article33
 
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset DaerahKebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset DaerahOswar Mungkasa
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Achmad Wahid
 
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Muhamad Wicaksono
 
Perda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahPerda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahArifuddin Ali.
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...andika_combat
 
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Penataan Ruang
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...iniPurwokerto
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplDewi Hadiwinoto
 
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumurLd perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumurMrj Iwan
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaAde Suerani
 
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutPerbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutFirdaus Matasin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurPenataan Ruang
 
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHPOKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHSiti Sahati
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JombangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JombangPenataan Ruang
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Fahri Januar
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah UtaraPenataan Ruang
 

Similaire à EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa) (20)

EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
 
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset DaerahKebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
 
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
 
Perda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahPerda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derah
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
 
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
 
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumurLd perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
 
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutPerbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
 
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHPOKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JombangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
 
Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
 

Plus de Article33

Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work PlanComval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work PlanArticle33
 
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue Article33
 
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in BojonegoroComval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in BojonegoroArticle33
 
Comval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
Comval BK: Indigenous People Transparency MechanismComval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
Comval BK: Indigenous People Transparency MechanismArticle33
 
Comval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
Comval BK: Compostela Valley Transparency InitiativeComval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
Comval BK: Compostela Valley Transparency InitiativeArticle33
 
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining InitiativesComval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining InitiativesArticle33
 
A33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
A33 Position Note: Post-2015 Development AgendaA33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
A33 Position Note: Post-2015 Development AgendaArticle33
 
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State RevenuePB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State RevenueArticle33
 
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOSBrief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOSArticle33
 
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar GratisBrief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar GratisArticle33
 
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan Article33
 
Kajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
Kajian Pelingkupan Penerimaan KehutananKajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
Kajian Pelingkupan Penerimaan KehutananArticle33
 
Profil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 IndonesiaProfil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 IndonesiaArticle33
 
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan KayuWP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan KayuArticle33
 
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National ExperienceModule for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National ExperienceArticle33
 
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better GovernanceModule for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better GovernanceArticle33
 
Article33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchschemeArticle33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchschemeArticle33
 
Working Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaWorking Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaArticle33
 
Mural 3: Perda Kandungan Lokal
Mural 3: Perda Kandungan Lokal Mural 3: Perda Kandungan Lokal
Mural 3: Perda Kandungan Lokal Article33
 
Mural 1: Mekanisme Transparansi Migas
Mural 1: Mekanisme Transparansi MigasMural 1: Mekanisme Transparansi Migas
Mural 1: Mekanisme Transparansi MigasArticle33
 

Plus de Article33 (20)

Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work PlanComval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
 
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
 
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in BojonegoroComval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
 
Comval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
Comval BK: Indigenous People Transparency MechanismComval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
Comval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
 
Comval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
Comval BK: Compostela Valley Transparency InitiativeComval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
Comval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
 
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining InitiativesComval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
 
A33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
A33 Position Note: Post-2015 Development AgendaA33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
A33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
 
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State RevenuePB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
 
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOSBrief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
 
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar GratisBrief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
 
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
 
Kajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
Kajian Pelingkupan Penerimaan KehutananKajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
Kajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
 
Profil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 IndonesiaProfil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 Indonesia
 
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan KayuWP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
 
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National ExperienceModule for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
 
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better GovernanceModule for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
 
Article33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchschemeArticle33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchscheme
 
Working Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaWorking Paper Jamkesda
Working Paper Jamkesda
 
Mural 3: Perda Kandungan Lokal
Mural 3: Perda Kandungan Lokal Mural 3: Perda Kandungan Lokal
Mural 3: Perda Kandungan Lokal
 
Mural 1: Mekanisme Transparansi Migas
Mural 1: Mekanisme Transparansi MigasMural 1: Mekanisme Transparansi Migas
Mural 1: Mekanisme Transparansi Migas
 

Dernier

Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 

Dernier (20)

Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 

EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)

  • 1. Perbandingan Beberapa Peraturan Daerah tentang Pertambangan Muh Rasyid Ridla A Kanti 1
  • 2. Perbandingan Beberapa Peraturan Daerah tentang Pertambangan Muh Rasyid Ridla A1, Kanti2 1 2 Peneliti Pattiro Institute Peneliti Pattiro Institute Jalan Tebet Timur Dalam 1M No. 10 Jakarta Jalan Tebet Timur Dalam 1M No. 10 Jakarta mr_ridlaa@yahoo.co.id bambumuda@gmail.com I. Pendahuluan Desentralisasi di Indonesia pada dasawarsa terakhir melimpahkan berbagai wewenang dan tanggung jawab proses pertambangan kepada pemerintah daerah, sampai ke tingkat kabupaten kota. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara secara resmi memberikan otoritas kepada pemerintah daerah untuk mengatur pertambangan di daerahnya, terutama pemberian izin penambangan. Per Maret 2011, tercatat sejumlah 5.805 izin pertambangan teregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Strongman dan Dwicahyani, 2012), menunjukkan betapa pentingnya pemerintah daerah mengeluarkan peraturan daerah (perda) pertambangan yang memadai. Substansi perda tentu harus sesuai dengan kondisi lokal (politik, sosial-ekonomi, dan lingkungan) masing-masing daerah. Namun, pada sisi lain, standardisasi diperlukan untuk menjamin bahwa perda telah mencakup segala hal yang harus dipayungi secara hukum dalam setiap mata rantai proses pertambangan. Sejauh ini belum ada peraturan maupun kerangka ilmiah tentang standardisasi tersebut. Beberapa perda memiliki kerangka berbeda mulai sistematika isi, peraturan di atas yang menjadi acuan, sampai hal-hal yang diaturnya. Dalam makalah ini, dibandingkan 5 (lima) perda kabupaten dan 2 (dua) perda provinsi : Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten 1. Perda Provinsi 1. Perda Kabupaten Kutai Barat Nomor 15 tahun 2003 tentang Ijin Kalimantan Tengah Usaha Pertambangan Umum Daerah Nomor 8 tahun 2002 2. Perda Kabupaten Barito Timur Nomor 3 tahun 2004 tentang tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum Pertambangan 3. Perda Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 10 tahun 2007 tentang 2. Perda Provinsi Usaha Pertambangan Umum Daerah Kalimantan Selatan 4. Perda Kabupaten Belu Nomor 9 tahun 2010 tentang Pengelolaan Nomor 2 tahun 2009 Pertambangan Mineral tentang Pengelolaan 5. Perda Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2011 tentang Pertambangan Umum Pengelolaan Pertambangan Mineral 2
  • 3. II. Peraturan Tingkat Pusat yang Menjadi Acuan Peraturan perundang-undangan tingkat pusat yang menjadi acuan setidaknya harus mewakili 5 (lima) hal sebagai berikut: 1. Dasar desentralisasi perizinan pertambangan 2. Pengaturan pertambangan 3. Kaitan dengan guna lahan (land use) 4. Pengelolaan lingkungan 5. Revenue Collection and Management PP yang menjadi acuan daerah berbeda-beda tergantung kepada tahun dikeluarkannya perda pertambangan tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Sebagai dasar desentralisasi, Perda yang disahkan sebelum terbitnya Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengacu kepada Undang- Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang- undangan turunannya. Perda yang disahkan sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan –Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam kaitannya dengan pengaturan guna lahan (land use), terdapat 2 (dua) undang- undang yang menjadi acuan yaitu Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 dan Undang- Undang Nomor 26 tahun 2007 yang keduanya mengatur tentang Penataan Ruang, berikut peraturan perundang-undangan turunannya. Dari 4 (empat) perda yang dibandingkan, hanya Perda Kabupaten Barito Timur yang tidak mengacu kepada undang-undang tentang penataan ruang. Hal penting lainnya adalah pengelolaan lingkungan. 3 (tiga) perda mengacu kepada Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup sebelum terbit Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang yang menjadi acuan untuk Revenue collection and management adalah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 yang keduanya mengatur tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. 3
  • 4. Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Acuan Perda Pertambangan Beberapa Kabupaten di Indonesia Acuan Perda Kab. Kutai Barat Perda Kab. Belu Perda Kab. Timor No Perihal/Isu Perda Kab. Barito Timur Perda Kab. Tanah Bumbu 15/2003 9/2010 Tengah Utara 3/2004 10/2007 2011 1. Ketentuan UU 11/1967 tentang Ketentuan –Ketentuan Pokok Pertambangan UU 4/2009 tentang Pertambangan pertambangan Mineral dan Batubara 2. Kaitan dengan UU 24/1992 tentang - UU 26/2007 tentang Penataan Ruang tata ruang (guna Penataan Ruang lahan) - UU 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 3. Pengelolaan UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UU 32/2009 tentang Perlindungan dan lingkungan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Dasar UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah desentralisasi perizinan 5. Revenue UU 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan collection antara Pusat dan Daerah Daerah - UU 18/1997 tentang - UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU 34/2000 Sumber : Diolah dari Beberapa Perda Pertambangan, 2012 4
  • 5. Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Acuan Perda Pertambangan 2 (Dua) Provinsi di Indonesia Acuan No Perihal/Isu Perda Prov. Kalimantan Perda Prov. Kalimantan Selatan Tengah 8/2002 2/2009 1. Ketentuan UU 11/1967 tentang Ketentuan –Ketentuan Pokok Pertambangan pertambangan PP 27/1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan Galian PP 75/2001 tentang Perubahan Kedua atas PP 32/1969 tentang Pelaksanaan UU 11/1967 2. Kaitan dengan - UU 26/2007 tentang Penataan tata ruang (guna Ruang lahan) UU 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 3. Pengelolaan UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup lingkungan PP 27/1999 tentang AMDAL 4. Dasar UU 22/1999 tentang UU 32/2004 tentang desentralisasi Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah perizinan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU 12/2008 Keputusan Kemendagri dan - Otda 22/2001 tentang Bentuk Produk-produk Hukum Daerah 5. Revenue - UU 33/2004 tentang collection Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah UU 18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU 34/2000 Sumber : Diolah dari Beberapa Perda Pertambangan, 2012 III. Sistem Perizinan Tambang Terdapat 4 (empat) hal penting yang dibahas dalam sistem perizinan tambang, yaitu pola pengelolaan pertambangan; tahapan perizinan untuk kegiatan pertambangan; prosedur dan persyaratan pengajuan izin; dan bagaimana jika terdapat lebih dari satu pengajuan izin pertambangan dalam satu wilayah. 5
  • 6. Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan bahwa kegiatan usaha pertambangan dapat dilakukan setelah Izin Usaha Pertambangan (IUP) diperoleh 1. Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan hal yang sama, namun berbeda penamaan dan pembagian bentuk. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggunakan istilah Kuasa Pertambangan (KP), dan menyamakannya dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP)2. Perda Kalsel lebih rinci menjelaskan bentuk dari KP, yaitu Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), dan KP pada wilayah lintas kabupaten/kota 3. Dalam tahapan perizinan untuk kegiatan pertambangan, yaitu penyelidikan umum, ekplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, dan pengangkutan/penjualan 4, ada sedikit perbedaan yaitu Kalteng menambahkan satu jenis izin yaitu IUP Jasa5. Perda Kalteng menyatakan bahwa tata cara dan syarat untuk mendapatkan IUP diatur dengan Keputusan Gubernur6, sedangkan Perda Kalsel menyatakan bahwa kedua hal serupa diatur dengan Peraturan Gubernur7. Jika salah satu wilayah terdapat lebih dari satu pengajuan izin pertambangan, Pemerintah Kalsel akan lebih mengutamakan pihak yang lebih dahulu melakukan permintaan KP 8, sedangkan Perda Kalteng tidak mengatur hal ini9. Perbedaan antarperda begitu jelas terlihat pada tingkat kabupaten. Kabupaten Kutai Barat menyatakan bahwa usaha pengelolaan pertambangan umum daerahnya dapat dilakukan jika Kuasa Pertambangan (KP) telah diperoleh. KP-nya sendiri terdiri dari Kuasa Pertambangan (KP) Kontrak Karya (KK), dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan 1 Perda Kalteng No.8/2002, Pasal 7 2 Perda Kalsel No.2/2009, Pasal 1 3 Ibid 4 Id. at Pasal 6; Perda Kalteng, op.cit., Pasal 7. 5 Perda Kalteng, op.cit., Pasal 7 ayat 2(b) 6 Id. at Pasal 7 ayat 3 7 Perda Kalsel, op.cit., Pasal 6 ayat 3 8 Id. at Pasal 15 ayat 4 9 Dwi Cahyani, Decentralized Mining License in Indonesia (Jakarta: RWI, 2012) 6
  • 7. Batubara (PKP2B). Proses pengajuannya diatur dengan Keputusan Bupati 10. Mereka juga mengenal bentuk lisensi Ijin Usaha Pertambangan Umum Daerah (IUPUD). IUPUD dan KP memiliki 5 (lima) tahapan ijin yang sama untuk usaha pertambangan yaitu penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, dan pengangkutan. Yang berbeda hanya pada satu tahap, yaitu jika pada IUPUD ada untuk penjualan maka pada KP ada untuk penugasan. Tata cara dan persyaratan permohonan IUPUD dibahas dalam peraturan daerahnya namun tidak terperinci, hanya membahas kepada siapa permohonan disampaikan dan apa dokumen-dokumen yang harus dipenuhi. Salah satu ketidakjelasan lain dalam perda ini adalah perbedaan antara KP dan IUPUD. Pemerintah Kabupaten Barito Timur mengenal istilah Izin Usaha Pertambangan (IUP) dalam pengelolaan pertambangan di daerahnya. IUP terdiri dari Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK), dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). IUP meliputi lima tahap yaitu penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, dan pengangkutan dan penjualan. Tata cara dan persyaratan masing-masing IUP dijelaskan dengan terperinci dalam Perda Kab.Barito Timur 3/2004 ini. Namun perda ini tidak menjelaskan bagaimana jika terdapat lebih dari satu pemohon izin dalam satu wilayah. Perda Kabupaten Tanah Bumbu 10/2007 menyatakan bahwa izin pertambangan adalah wewenang yang diberikan kepada Badan Hukum atau perorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan baik berupa Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD), dan Surat Izin Pertambangan Rakyat. Dari definisi ini, dapat dilihat bahwa kabupaten ini mengenal lisensi pengelolaan pertambangan dalam bentuk KP, SIPD, dan SIPR. Tahapan perizinan untuk pertambangan terdiri dari 6 (enam) yaitu penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan, penjualan. Prosedur permohonan izin tidak dibahas dalam perda, hal ini diperjelas dengan Peraturan Bupati. Apabila dalam satu wilayah terdapat lebih dari satu pemohon, maka prioritas diberikan berdasarkan urutan pengajuan permohonan (first come, top priority). Satu perda kabupaten terakhir yang dibandingkan adalah Perda Kabupaten Belu. Kabupaten Belu mengenal dua jenis izin pertambangan yaitu Izin Usaha Pertambangan (IUP) 10 Pemda Kutai Barat No.15/2003, Pasal 14 7
  • 8. dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Tahapan perolehan IUP terdiri dari dua yaitu pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan pemberian IUP itu sendiri. IUP terbagi dua yaitu IUP eksplorasi yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan; serta IUP operasi produksi meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. Persyaratan permohonan IUP diatur dengan Peraturan Bupati. Perolehan izin dilakukan dengan mekanisme lelang. IV. Mekanisme Revenue Collection dan Revenue Management Terkait dengan transparansi dan akuntabilitas pendapatan dari sektor industri ekstraktif, pengumpulan pendapatan (revenue collection) dan pengelolaan pendapatan (revenue management) perlu diteliti dari masing-masing perda pertambangan. Pada umumnya, perda-perda tersebut tidak membahas secara rinci baik revenue collection maupun revenue management. Perda-perda tersebut hanya menjelaskan jenis-jenis pungutan tanpa menjelaskan mekanisme pungutan tersebut diserahkan kepada instansi pemerintahan yang berwenang. Bahkan hanya 1 (satu) perda yang membahas revenue management, yaitu Perda Kab. Barito Timur No. 3/2004 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum. Dan 1 (satu) perda tidak membahas keduanya yaitu Perda Kutai Barat No. 15/2003. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam Perda No. 10/2007 menyatakan bahwa di kabupaten ini terdapat beberapa jenis iuran wajib 11 yaitu: 1. Iuran Eksplorasi wajib bagi pemegang KP Eksplorasi 2. Iuran Eksploitasi/Produksi wajib bagi pemegang KP Eksploitasi. Besarnya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku berdasarkan perhitungan jumlah produksi yang dilakukan oleh kepala dinas berwenang dengan menghitung bobot isi bahan galian. Pengaturan mengenai bobot tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan Bupati12. 11 Perda Tanah Bumbu No. 10/2007, Pasal 31 12 Id. at Pasal 34. 8
  • 9. 3. Iuran Tetap wajib bagi pemegang KP Umum, KP Ekplorasi, dan/atau KP Eksploitasi. Besarnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati13 4. Kontribusi wajib bagi pemegang KP Pengangkutan dan/atau KP Pengolahan 5. Dana Pencadangan (pemblokiran) wilayah untuk seluruh pemegang KP Iuran Produksi dan Iuran Tetap disetorkan pada Rekening Kas Negara A KPKN Jakarta I melalui Bank Indonesia14. Selain itu, Untuk mendapatkan Surat Keterangan Pengiriman Barang, maka pemegang Kuasa Pertambangan berkewajiban membayar: royalti, sumbangan PAD, jaminan biaya reklamasi sesuai kemajuan luas bukaan tambang 15. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu masih belum memiliki pola, mekanisme, ataupun hal lebih terperinci dari itu dalam hal pengelolaan pendapatannya. Adapun Perda Belu No. 9/2010 pada pasal 51 hanya menyatakan bahwa IUP operasi produksi dikenakan iuran produksi, tidak mengatur secara rinci mengenai pungutan/iuran kepada pemkab. Perda Barito Timur 3/2004 mengenal Pungutan Daerah sebagai pungutan yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah atas usaha tambang yang dilakukan. Penarikan pungutan –mulai pendataan sampai pemungutan- dilakukan oleh Dinas Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur. Besar pungutan daerah tersebut yaitu: a. Pencadangan wilayah per blok untuk luasan 50 (lima puluh) hektar lebih dikenakan pungutan Rp 10.000.000,- dan untuk luasan kurang dari 50 (lima puluh) hektar sebesar Rp 200.000,- b. Iuran tetap per hektar per tahun c. Hasil produksi yang diperoleh dari kegiatan eksplorasi (uji coba produksi) dan eksploitasi bahan galian d. Surat Keputusan Izin Peninjauan (SKIP) Rp 500.000,- e. Jasa informasi f. Biaya administrasi g. Biaya pengukuran dan pemetaan 13 Id. at Pasal 35. 14 Id. at Pasal 36. 15 Id. at Pasal 30. 9
  • 10. Besarnya tarif pungutan daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Perda ini juga membahas perhitungan dan pembayaran pungutan, namun tidak terperinci. Perda hanya membahas bahwa tahapan proses pemungutan dan tempat penampungan pungutan (Kas Daerah). Lebih terperincinya diatur dengan Keputusan Bupati. Meskipun begitu, Perda Kabupaten Barito Timur ini memiliki kelebihan dibandingkan perda-perda tingkat kabupaten lainnya, yaitu adanya pembahasan mengenai pembagian hasil pungutan. Hal ini sebagai salah satu bentuk revenue management. Perda ini mengatur bahwa hasil pungutan daerah dibagi dengan persentase sebagai berikut 16: a. Penerimaan Iuran Tetap (land-rent) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 20% untuk Pemerintah Pusat, 16% untuk Pemerintah Provinsi, dan 64% untuk Kabupaten/Kota Penghasil b. Penerimaan Iuran Eksplorasi (uji produksi) dan Iuran Eksploitasi (royalti) dibagi dengan rincian 20% untuk Pemerintah Pusat, 16% untuk Pemerintah Provinsi, 32% untuk Kabupaten/Kota penghasil, dan 32% untuk Kabupaten/Kota lainnya dalam provinsi tersebut Adapun jika Pemerintah Kabupaten telah menerima pungutan, maka pungutan tersebut dibagi menjadi: a. Penerimaan Iuran Tetap dibagi menjadi 50% untuk pemkab, 7% untuk desa/kelurahan, dan 7% untuk desa/kelurahan lain dalam daerah sekitar tambang b. Penerimaan Iuran Eksplorasi dan royalti dibagi menjadi 27% untuk pemkab, 2,5% untuk desa/kelurahan, dan 2,5% untuk desa/kelurahan sekitar tambang. V. Pembahasan Isu Lingkungan Perda Provinsi Kalimantan Tengah dan Perda Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kesamaan dalam membahas isu lingkungan, yaitu mengenai pengendalian lingkungan. Kedua perda ini menyatakan bahwa pemegang IUP bertanggung jawab atas pengembalian fungsi lingkungan dan persiapan kesinambungan kehidupan masyarakat setempat pascatambang. Beberapa hal yang harus dibuat dalam rangka pengelolaan lingkungan yaitu: 16 Perda Barito Timur 3/2004, Pasal 37 10
  • 11. a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terdiri dari Kerangka Acuan AMDAL, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Penglolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk kegiatan tidak wajib AMDAL Pemprov Kalteng mengacu kepada peraturan perundang-undangan untuk menentukan kegiatan mana yang wajib AMDAL dan hanya UKL/UPL. Pelaksanaan kedua hal tersebut berada di bawah bimbingan teknis dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah. Selain itu, usaha pertambangan wajib menyusun Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RPTKL) dan laporan pelaksanaannya juga membayar uang jaminan reklamasi yang besarnya oleh Keputusan Gubernur. Pada tingkat kabupaten, 2 (dua) kabupaten yang membahas isu lingkungan yaitu Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Tanah Bumbu. Kabupaten Kutai Barat tidak membahas sama sekali tentang isu lingkungan sedangkan Kabupaten Belu hanya menyatakan dalam perdanya bahwa usaha tambang wajib melakukan pengelolaan lingkungan bersama Pemerintah Daerah. Perda Barito Timur menyatakan bahwa terdapat beberapa dokumen lingkungan yang harus dipenuhi yaitu AMDAL (KA-AMDAL, ANDAL, RKL, dan RPL), UPL/UKL, RTKL, dan Laporan RTKL, serta penempatan dana jaminan reklamasi pada Bank Devisa. Sementara itu, Perda Kabupaten Tanah Bumbu tidak menjelaskan tentang dokumen tersebut melainkan tentang reklamasi pascatambang. Reklamasi pascatambang dilakukan berdasarkan hasil kajian yang mengacu pada dokumen lingkungan, laporan studi kelayakan, Rencana Kerja dan Anggaran Biaya. Reklamasi ini juga harus didahului dengan penyetoran uang jaminan reklamasi yang secara rinci diatur dengan Peraturan Bupati. Tidak ada satu perda pun yang membahas tahapan pengelolaan lingkungan dalam pertambangan. 11
  • 12. VI. Pola Pembahasan 4 (Empat) Isu Dalam Perda Dalam menjelaskan keempat isu di atas, perda-perda tersebut membentuk pola sebagaimana dijelaskan oleh tabel 4. Tabel 3. Perda Tingkat Provinsi Isu Perda Kalimantan Tengah 8/2002 Perda Kalimantan Selatan 2/2009 Mengacu kepada peraturan- Tidak mengacu kepada seluruh mengacu kepada seluruh undang- peraturan tingkat atasnya undang-undang yang berlaku sesuai undang yang berlaku sesuai tahun tahun keluar perda, terkait dengan keluar perda, terkait dengan isu-isu isu-isu penting penting Sistem perizinan tambang Tidak mengatur Kontrak Karya (KK) Mengatur Kontrak Karya (KK) dan dan Perjanjian Karya Perusahaan Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B); Pertambangan Batubara (PKP2B); prosedur perizinan diatur dengan prosedur perizinan diatur dengan Keputusan Gubernur Peraturan Gubernur Revenue collection dan revenue Tidak menjelaskan keduanya Tidak menjelaskan keduanya management Isu lingkungan Menjelaskan prosedur pengelolaan Menjelaskan prosedur pengelolaan lingkungan cukup rinci sesuai dengan lingkungan cukup rinci sesuai dengan UU dan PP UU dan PP Sumber: hasil analisis, 2012 12
  • 13. Tabel 4. Perda Tingkat Kabupaten Perda Kutai Barat Perda Barito Timur Perda Tanah Bumbu Perda Belu Perda Timor Tengah Isu 15/2003 3/2004 10/2007 9/2010 Utara 2011 Mengacu kepada mengacu kepada seluruh mengacu kepada seluruh mengacu kepada seluruh mengacu kepada seluruh mengacu kepada seluruh peraturan- undang-undang yang undang-undang yang undang-undang yang undang-undang yang undang-undang yang peraturan tingkat berlaku sesuai tahun berlaku sesuai tahun berlaku sesuai tahun berlaku sesuai tahun berlaku sesuai tahun atasnya keluar perda, terkait keluar perda, terkait keluar perda, terkait keluar perda, terkait keluar perda, terkait dengan isu-isu penting dengan isu-isu penting dengan isu-isu penting dengan isu-isu penting dengan isu-isu penting Sistem perizinan Menyebut tetapi tidak Mengatur Kontrak Karya Menyebut tetapi tidak Tidak mengatur Kontrak Tidak mengatur Kontrak tambang mengatur Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya mengatur Kontrak Karya Karya (KK) dan Perjanjian Karya (KK) dan Perjanjian (KK) dan Perjanjian Karya Perusahaan (KK) dan Perjanjian Karya Karya Perusahaan Karya Perusahaan Perusahaan Pertambangan Batubara Perusahaan Pertambangan Batubara Pertambangan Batubara Pertambangan Batubara (PKP2B); prosedur Pertambangan Batubara (PKP2B); prosedur (PKP2B); prosedur (PKP2B); prosedur perizinan diatur secara (PKP2B); prosedur perizinan diatur dengan perizinan diatur dengan perizinan keputusan rinci dalam perda perizinan diatur peraturan bupati peraturan bupati bupati peraturan/ keputusan bupati Revenue Tidak menjelaskan Mengatur keduanya; Hanya menjelaskan Tidak menjelaskan Mengatur keduanya; collection dan keduanya manajemen hanya revenue collection keduanya manajemen hanya revenue distribusi pendapatan distribusi pendapatan management belum menjelaskan belum menjelaskan penggunaan pendapatan penggunaan pendapatan untuk pembangunan untuk pembangunan daerah daerah berupa nominal Isu lingkungan Tidak menjelaskan Menjelaskan reklamasi Menjelaskan prosedur Tidak menjelaskan Menjelaskan reklamasi prosedur pengelolaan sebagai salah satu pengelolaan lingkungan prosedur pengelolaan sebagai salah satu lingkungan tindakan pengelolaan cukup rinci sesuai dengan lingkungan tindakan pengelolaan lingkungan, tetapi tidak UU dan PP lingkungan, tetapi tidak menjelaskan prosedur menjelaskan prosedur sesuai UU dan PP sesuai UU dan PP Sumber: hasil analisis, 2012 13
  • 14. Daftar Pustaka Strongman, John. Dwicahyani, Ambarsari. et al. 2012. Decentralized Mining License in Indonesia. Jakarta: RWI. Kalimantan Tengah, Pemprov. 2002. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 8 tahun 2002 tentang Pengelolaan Pertambangan. Palangka Raya: Pemprov Kalimantan Tengah. Kalimantan Selatan, Pemprov. 2009. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 tahun 2009 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum. Banjarmasin: Pemprov Kalimantan Selatan. Kutai Barat, Pemkab. 2003. Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2003 tentang Ijin Usaha Pertambangan Umum Daerah. Sendawar: Pemkab Kutai Barat. Barito Timur, Pemkab. 2004. Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum. Tamiang Layang: Pemkab Barito Timur. Tanah Bumbu, Pemkab. 2007. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2007 tentang Usaha Pertambangan Umum Daerah. Batulicin: Pemkab Tanah Bumbu. Belu, Pemkab. 2010. Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral. Atambua: Pemkab Belu. 14