SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010          1



                      Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010


     IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN
       KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA GORONTALO


                                       ASNA ANETA
                           Dosen Universitas Negeri Gorontalo


                                         ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk
implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di kota Gorontalo,
mengetahui dan menganalisis tingkat responsivitas pemerintah kota Gorontalo dalam
implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan, mengetahui dan
menganalisis tingkat keberterimaan masyarakat terhadap kebijakan program
penanggulangan kemiskinan, dan mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di Kota
Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara dan focus group
discussion (FGD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk
implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo telah
dilaksanakan sesuai tahapan kebijakan P2KP, responsivitas pemerintah Kota
Gorontalo tinggi dalam implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan,
masyarakat menerima dan mendukung program penanggulangan kemiskinan, dan
faktor komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan P2KP di Kota
Gorontalo.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan


PENDAHULUAN                                     sosial politik, baik bagi perempuan
                                                maupun laki-laki.
      Kemiskinan merupakan masalah
                                                      Kemiskinan terjadi karena ke-
kompleks dan tidak lagi dipahami hanya
                                                tidakberdayaan masyarakat untuk keluar
sebatas ketidakmampuan ekonomi tetapi
                                                dari permasalahan kemiskinan yang
juga kegagalan memenuhi hak dasar dan
                                                dihadapinya. Oleh karena itu, pem-
perbedaan perlakuan bagi seseorang atau
                                                berdayaan masyarakat dan peningkatan
sekelompok orang dalam menjalani
                                                kesejahteraan masyarakat di daerah
kehidupan secara bermartabat. Hak-hak
                                                sangat penting dikemukakan sebagai
dasar yang diakui secara umum meliputi
                                                bagian terpenting dari berbagai strategi
terpenuhinya     kebutuhan     pangan,
                                                kebjakan yang dilaksanakan oleh daerah.
kesehatan,    pendidikan,    pekerjaan,
                                                Melalui strategi yang terencana dengan
perumahan, air bersih, pertanahan,
                                                baik,     pemberdayaan       masyarakat
sumber daya alam, dan lingkungan
                                                dilakukan tidak hanya untuk memenuhi
hidup, rasa aman dari perlakuan atau
                                                kebutuhan formal organisasi dan bersifat
ancaman tindak kekerasan dan hak
                                                sporadis seolah-olah mempunyai tujuan
untuk berpartisipasi dalam kehidupan
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010          55

nyata,    serta   substansinya     hanya            mekanisme dalam mencapai produk-
administratif.                                      nya, dan
       Berbagai kebijakan dan program           4. Sebagai suatu kerangka kerja,
pemerintah selama ini telah dilaksanakan            kebijakan merupakan suatu proses
dalam rangka menanggulangi kemiskinan               tawar menawar dan negosiasi untuk
di Indonesia, antara lain: Inpres Desa              merumuskan isu-isu dan metode
Tertinggal (IDT), Bantuan Langsung                  implementasinya.
Tunai (BLT), Program Pengembangan                      Proses analisis kebijakan publik
Kecamatan (PPK), Prograram Raskin dan           menurut Dunn (2000) adalah serangkaian
Subsidi      BBM,      serta     Program        aktivitas intelektual yang dilakukan
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan             dalam proses kegiatan yang pada
(P2KP).                                         dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis
       Kebijakan    P2KP       digulirkan       tersebut dijelaskan sebagai proses
sebagai wujud konkrit kepedulian dan            pembuatan       kebijakan,      dan     di-
komitmen pemerintah dalam rangka                visualisasikan sebagai rangkaian tahap
penanggulangan kemiskinan, khususnya            yang saling bergantung dan diatur
di perkotaan, yang pelaksanaannya               menurut urutan waktu, yang meliputi
berdasarkan instruksi Presiden Nomor 5          penyusunan agenda, formulasi kebijakan,
Tahun 1993 tentang Upaya Mempercepat            adopsi       kebijakan,      implementasi
Penanggulangan Kemiskinan melalui               kebijakan, dan penilaian kebijakan.
Pemberdayaan Masyarakat. Selanjutnya            Sementara itu, aktivitas intelektual
Inpres tersebut pada tahun 2004                 meliputi perumusan masalah, forecasting,
diderivasi oleh Direktorat Jenderal             rekomendasi kebijakan, monitoring, dan
Perumahan dan Pemukiman Departemen              evaluasi kebijakan.
Pemukiman dan Prasarana Wilayah
dalam perspektif kebijakan manajerial           B. Teori Implementasi               Kebijakan
dengan menerbitkan Keputusan Nomor:                Publik
UM.01.11.Ma/594 tangal 1 Mei 2004
                                                       Implementasi kebijakan publik
tentang     Program      Penanggulangan
                                                merupakan salah satu aktivitas dalam
Kemiskinan Perkotaan.
                                                proses       kebijakan     publik   yang
                                                menentukan apakah sebuah kebijakan itu
KAJIAN TEORI
                                                bersentuhan dengan kepentingan publik
A. Teori dan Proses Kebijakan Publik
                                                serta dapat diterima oleh publik. Dalam
       Menurut Keban (2004: 55) bahwa           hal ini, dapat ditekankan bahwa bisa saja
“Public Policy dapat dilihat sebagai            dalam      tahapan     perencanaan   dan
konsep filosofi, sebagai suatu produk,          formulasi kebijakan dilakukan dengan
sebagai suatu proses, dan sebagai suatu         sebaik-baiknya, tetapi jika pada tahapan
kerangka kerja”. Selanjutnya dapat              implementasinya tidak diperhatikan
dijelaskan sebagai berikut:                     optimalisasinya, maka tentu tidak jelas
1. Kebijakan sebagai suatu konsep               apa yang diharapkan dari sebuah produk
   filosofis   merupakan serangkaian            kebijakan itu. Pada akhirnya pun
   prinsip atau kondisi yang diinginkan.        dipastikan bahwa pada tahapan evaluasi
2. Sebagai suatu produk, kebijakan              kebijakan, akan menghasilkan penilaian
   dipandang      sebagai     serangkaian       bahwa antara formulasi dan implementasi
   kesimpulan atau rekomendasi.                 kebijakan tidak seiring sejalan, bahwa
3. Sebagai suatu proses, kebijakan              implementasi dari kebijakan itu tidak
   dipandang sebagai suatu cara dimana          sesuai dengan yang diharapkan, bahkan
   melalui cara tersebut suatu organisasi       menjadikan produk kebijakan itu sebagai
   dapat     mengetahui      apa     yang       batu sandungan bagi pembuat kebijakan
   diharapkan darinya yaitu program dan         itu sendiri.
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010      56

       Berkenaan       dengan       doman        4. Rumusan kebijakan yang jelas.
implementasi kebijakan tersebut, Edwar
III (1980: 1) menegaskan: “The study of          D. Model-model Implementasi
policy implementatation is crusial for the          Kebijakan
study of public administration and public
                                                 1. Model George Edwards III
policy. Policy implementation, as we
                                                        Edwards      III   (1980:1)    me-
have seen, is the stage of policy-making
                                                 ngemukakan “In our approach to the
between the establishment of a policy-
                                                 study of policy implementation, we begin
such as the passage of a legislative act,
                                                 in the abstract and ask: What are the
the issuing of an executive order, the
                                                 preconditions for successful policy
handling down of a judicial decision, or
                                                 implementation?” Untuk menjawab
the promulgation of a regulatory rule-
                                                 pertanyaan penting itu Edwards III
and the consequences of the policy for
                                                 (1980:      10)       menawarkan       dan
the people whom it affects. If a policy is
                                                 mempertimbangkan empat faktor dalam
inappropriate, if it cannot alleviate the
                                                 implementasi kebijakan publik, yakni:
problem for which it was designed, it will
                                                 “Communication, resources, disposition
probably be a failure no matter how well
it is implemented. But even a brilliant          or attitudes, and bureaucratic structure”.
                                                        Keempat faktor implementasi
policy poorly implemented may fail to
                                                 tersebut dipandang krusial oleh setiap
achieve the goals of its designers”.
                                                 implementor        dalam     menjalankan
                                                 kebijakan publik. Keempat faktor
C. Pendekatan Implementasi
                                                 tersebut saling berinteraksi satu sama
   Kebijakan Publik
                                                 lain, artinya tdak adanya satu faktor,
       Pendekatan implementasi kebija-           maka tiga faktor lainnya akan
kan publik merupakan pendekatan                  terpengaruh dan berdampak pada
ilmiah. Oleh karena itu, dalam                   lemahnya implementasi kebijakan publik.
pendekatan implementasi kebijakan perlu
memperhatikan ciri-ciri yang ditunjukkan         2. Model Meter dan Horn
dalam pendekatan ilmiah sebagaimana                     Model yang diperkenalkan oleh
dikemukakan oleh Abidin (2004: 62-63),            duet Donald Van Meter dengan Carl
bahwa dalam pendekatan ilmiah terdapat            Van Horn (dalam Subarsono, 2005: 99),
beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan:         menegaskan      bahwa     “Implementasi
1. Pengumpulan data dan analisis                  kebijakan berjalan secara linear dari
   bersifat objektif atau tidak bias.             kebijakan publik, implementor, dan
   Dalam pendekatan ilmiah, analisis              kinerja kebijakan publik”. Beberapa
   dilakukan setelah memperoleh data              variabel yang dimasukkan sebagai
   secara objektif. Dengan demikian,              variabel yang mempengaruhi dan yang
   diharapkan dapat diperoleh informasi           menyangkut dalam proses kebijakan
   tentang kepastian dalam pelaksanaan            publik adalah:
   sesuatu    kebijakan     yang     siap         a. Aktivitas     implementasi      dan
   diimplementasikan.                                komunikasi antar organisasi.
2. Pengumpulan data secara terarah.              b. Karakteristik dan agen pelaksana/
   Untuk kepentingan implementasi                    implementor.
   kebijakan dibutuhkan data yang                c. Kondisi ekonomi, sosial dan politik,
   akurat dan terarah agar setiap produk             dan
   kebijakan dapat diimplementasikan             d. Kecenderungan (disposition) dari
   sesuai dengan substansi dari produk               pelaksana/implementor.
   kebijakan tersebut.                                  Implementasi kebijakan dilakukan
3. Penggunaan ukuran atau kriteria yang          untuk meraih kinerja yang tinggi dan
   relevan.                                      berlangsung dalam antar hubungan
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010       57

berbagai     faktor.     Suatu kebijakan         4. Model Hoogwood & Gun
menegaskan standar dan sasaran tertentu                 Model Brian W. Hoogwood dan
yang harus dicapai oleh para pelaksana           Lewis A. Gun (dalam Nugroho, 2006:
kebijakan.                                       131) mengetengahkan bahwa untuk
3. Model Mazmanian dan Sabatier                  melakukan      implementasi      kebijakan
       Model         kerangka       analisis     diperlukan beberapa syarat, yaitu:
implementasi      (a      framework      for     a. Syarat pertama berkenaan dengan
implementation analysis) yang di-                   jaminan bahwa kondisi eksternal yang
perkenalkan oleh Mazmanian dan Paul                 dihadapi      oleh       lembaga/badan
A. Sabatier (dalam Nugroho, 2006: 129)              pelaksana tidak akan menimbulkan
mengklasifikasikan proses implementasi              masalah yang besar.
kebijakan kedalam tiga variabel, yaitu:          b. Syarat     kedua,     apakah      untuk
a. Variabel independen, yaitu mudah                 melaksanakannya tersedia sumber
   tidaknya masalah dikendalikan yang               daya yang memadai termasuk sumber
   berkenaan dengan indikator masalah               daya waktu.
   teori    dan      teknis    pelaksanaan,      c. Syarat ketiga, apakah perpaduan
   keragaman obyek, dan perubahan                   sumber-sumber       yang     diperlukan
   yang dikehendaki                                 benar-benar ada.
b. Variabel intervening, yaitu variabel          d. Syarat keempat, apakah kebijakan
   kemampuan           kebijakan      untuk         yang akan diimplementasikan didasari
   menstrukturkan proses implementasi               hubungan kausal yang andal.
   dengan indikator kejelasan dan                e. Syarat kelima adalah seberapa banyak
   konsistensi tujuan, dipergunakannya              hubungan kausalitas yang terjadi.
   teori kausal, ketepatan alokasi sumber           Asumsinya semakin sedikit hubungan
   dana, keterpaduan hirarkis di antara             sebab akibat semakin tinggi pula hasil
   lembaga pelaksana, aturan dan                    yang dikehendaki oleh kebijakan
   lembaga pelaksana, dan perekrutan                tersebut dapat dicapai.
   pejabat pelaksana dan keterbukaan             f. Syarat keenam adalah apakah
   kepada pihak luar, dan variabel di luar          hubungan saling ketergantungan kecil.
   kebijakan yang mempengaruhi proses               Asumsinya adalah jika hubungan
   implementasi yang berkenaan dengan               saling      ketergantungan       tinggi,
   indikator kondisi sosio-ekonomi dan              implementasi tidak akan dapat
   teknologi, dukungan publik, sikap dari           berjalan secara efektif.
   konstituen, dukungan pejabat yang             g. Syarat ketujuh, pemahaman yang
   lebih tinggi serta komitmen dan                  mendalam dan kesepakatan terhadap
   kualitas kepemimpinan dan pejabat                tujuan.
   pelaksana.                                    h. Syarat kedelapan, tugas-tugas telah
c. Variabel dependen, yaitu tahapan                 dirinci dan ditempatkan dalam urutan
   dalam proses implementasi dengan                 yang benar.
   lima tahapan, yaitu pemahaman dari            i. Syarat kesembilan, komunikasi dan
   lembaga/badan pelaksana            dalam         koordinasi yang sempurna
   bentuk       disusunnya        kebijakan      j. Syarat kesepuluh adalah pihak-pihak
   pelaksana, kepatuhan obyek, hasil                yang memiliki wewenang kekuasaan
   nyata, penerimaan atas hasil nyata,              dapat menuntut dan mendapatkan
   dan akhirnya mengarah kepada revisi              kepatuhan yang sempurna.
   atas kebijakan yang dibuat dan
   dilaksanakan        tersebut     ataupun      5. Model Merilee S. Grindle
   keseluruhan kebijakan yang bersifat                 Model Grindle (dalam Nugroho,
   mendasar.                                     2006: 134) ditentukan oleh “isi kebijakan
                                                 dan konteks implementasinya”. Ide
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010      58

dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan         7. Model Jan Merse
ditransformasikan, maka implementasi                   Jan Merse (dalam Koryati, 2004:
kebijakan dilakukan”.                           16) mengemukakan bahwa “Model
       Dalam model Grindle tingkat              implementasi kebijakan dipengaruhi oleh
keberhasilannya sangat ditentukan oleh          faktor-faktor sebagai berikut:
derajat implementability dari kebijakan         a. Informasi
tersebut. Isi kebijakan mencakup:               b. Isi kebijakan
a. Kepentingan yang terpengaruhi oleh           c. Dukungan masyarakat (fisik dan non
    kebijakan                                      fisik), dan
b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan           d. Pembagian potensi.
c. Derajat perubahan yang diinginkan                   Khusus dukungan masyarakat,
d. Kedudukan pembuat kebijakan                  berkaitan     erat   dengan partisipasi
e. Pelaksana program, dan                       masyarakat       sebagai     salah    satu
f. Sumber daya yang dikerahkan.                 stakeholder dalam proses pelaksanaan
       Sementara         itu,     konteks       program. Penegasan di atas membuktikan
implementasinya adalah:                         bahwa setiap implementasi program tetap
a. Kekuasaan, kepentingan, strategi             membutuhkan dukungan masyarakat atau
    aktor terlibat                              partisipasi       masyarakat       sebagai
b. Karakteristik lembaga dan penguasa           stakeholder.
c. Kepatuhan dan daya tanggap
                                                8. Model Warwic
6. Model Elmore, Lipsky, Hjem &                       Warwic (dalam Subarsono, 2005:
    O’Porter                                    99)    mengatakan     bahwa      “Dalam
       Model implementasi kebijakan             implementasi kebijakan terdapat faktor-
yang disusun oleh Richard Elmore,               faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: a)
Michael Lipsky dan Benny Hjern &                kemampuan organisasi, b) informasi, c)
David O’Porter (dalam Nugroho, 2006:            dukungan, dan d) pembagian potensi”.
134) bahwa "Model ini dimulai dari
mengidentifikasi jaringan aktor yang            9. Model Rippley dan Franklin
terlibat didalam proses pelayanan dan                 Menurut Rippley dan Franklin
menanyakan kepada mereka tujuan,                (dalam Subarsono, 2005: 99) bahwa
strategi, aktivitas, dan kontak-kontak          keberhasilan implementasi kebijakan
yang dimiliki”.                                 program ditinjau dari tiga faktor, yaitu:
       Model implementasi ini didasarkan        a. Perspektif kepatuhan yang mengukur
kepada jenis kebijakan publik yang                 implementasi dari kepatuhan aparatur
mendorong          masyarakat       untuk          pelaksana.
mengerjakan       sendiri   implementasi        b. Keberhasilan implementasi diukur
kebijakannya atau masih melibatkan                 dari kelancaran rutinitas dan tiadanya
pejabat pemerintah, namun hanya di                 persoalan, dan
tataran bawah. Oleh karena itu, kebijakan       c. Implementasi yang berhasil mengarah
yang dibuat harus sesuai dengan harapan,           kepada kinerja yang memuaskan
keinginan, publik yang menjadi target              semua pihak terutama kelompok
atau kliennya dan sesuai pula dengan               penerima manfaat program.
pejabat eselon rendah yang menjadi
pelaksananya. Kebijakan model ini               10. Model Charles Jones
biasanya diprakarsai oleh masyarakat                  Charles Jones (dalam Ricky
baik secara langsung ataupun melalui            Istamto, 1999: 296) mengatakan bahwa
lembaga swadaya masyarakat.                     implementasi kebijakan adalah suatu
                                                kegiatan yang dimaksudkan untuk
                                                mengoperasikan sebuah program dengan
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010    59

memperhatikan tiga aktivitas utama              stakeholders, yaitu: government, private
kegiatan, yaitu:                                sector, dan civil society.
a. Organisasi, pembentukan atau penataan
   kembali sumber daya, unit-unit serta         E. Strategi dan Kebijakan Program
   metode untuk menunjang agar program             Penanggulangan Kemiskinan
   berjalan.
                                                       Kemiskinan dapat menunjuk pada
b. Interpretasi,     menafsirkan     agar
                                                kondisi individu, kelompok maupun
   program menjadi rencana dan
                                                situasi kolektif masyarakat. Kemiskinan
   pengarahan yang tepat dan dapat
                                                disebabkan oleh banyak faktor. Sulit
   diterima serta dilaksanakan, dan
                                                ditemukan bahwa kemiskinan hanya
c. Aplikasi      (penerapan),    berkaitan
                                                disebabkan      oleh   faktor   tunggal.
   dengan pelaksanaan kegiatan rutin
                                                Seseorang atau keluarga miskin bisa
   yang meliputi penyediaan barang dan
                                                disebabkan oleh beberapa faktor yang
   jasa.
                                                saling terkait satu sama lain, seperti
                                                mengalami        kecacatan,    memiliki
11.Model Goggin, Brown, dkk.
                                                pendidikan rendah, tidak memiliki modal
      Goggin, Brown, dkk. (1990) dalam
bukunya Implementation Theory and               atau keterampilan untuk berusaha, tidak
                                                tersedianya kesempatan kerja, terkena
Practice Toward a Third Generation,
                                                PHK, tidak adanya jaminan sosial
secara implicit mensyaratkan 3 hal
                                                (pension, kesehatan, kematian), atau
penting dalam implementasi kebijakan,
                                                hidup di lokasi terpencil dengan sumber
yakni: 1) isi pesan, 2) bentuk pesan, 3)
                                                daya alam dan infrastruktur yang
persepsi mengenai pimpinan negara.
                                                terbatas.
12.Model MSN-Approach (Model YK)
       Tidak sedikit para ahli telah            F. Birokrasi  dan    Pemberdayaan
mengemukakan tentang berbagai model                Masyarakat Miskin
implementasi kebijakan publik, dan dari                Peran birokrasi pemerintah dalam
kajian terhadap berbagai model tersebut,        upaya       menyukseskan        program
maka penulis dapat menawarkan model             penanggulangan kemiskinan perkotaan
atau formula hasil dari pengembangan            (P2KP) memiliki kedudukan yang
model implementasi kebijakan yang juga          strategis dan menentukan kelancaran
disadari        belum       sepenuhnya          serta kesinambungan program tersebut.
mengakomodir substansi dari kehendak            Peran birokrasi pemerintahan hingga ke
sebuah teori dengan aplikasi empirik,           tingkat kelurahan yang mempunyai akses
tetapi paling tidak Kadji (2008: 59-68)         langsung selaku penanggung jawab,
dapat menyumbangkan hasil pemikiran             pelaksana dan pendamping (fasilitator),
akademik dalam tataran kepentingan              harus mampu merangsang tumbuhnya
pengembangan teori atau formula model           “development creativity and motivating”
implementasi kebijakan publik melalui           di masyarakat.
pendekatan mentality, systems, and
networking atau oleh penulis disebut            G. Eksistensi Kebijakan Program
model implementasi kebijakan melalui               Penanggulangan        Kemiskinan
MSN-Approach.                                      Perkotaan di Kota Gorontalo
       Pemikiran pengembangan teoritik
tersebut berangkat dari sebuah realitas               Penanggulangan       kemiskinan
bahwa sebuah produk kebijakan yang              dengan menitikberatkan pada pem-
akan diimplementasikan, dipastikan              berdayaan      masyarakat      sebagai
bermuara atau bersinggungan langsung            pendekatan dalam tahapan implementasi
dengan tiga dimensi         policy    of        kebijakan merupakan wujud komitmen
                                                pemerintah     dalam    merealisasikan
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010    60

kesejahteraan sosial bagi masyarakat.              menerima dan mendukung kebijakan
Program penanggulangan kemiskinan                  P2KP.
perkotaan (P2KP) merupakan salah satu           4) Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan pemerintah dalam upaya                   implementasi kebijakan program
menanggulangi kemiskinan di Indonesia.             penanggulangan kemiskinan di Kota
                                                   Gorontalo, yakni komunikasi, sumber
METODE PENELITIAN                                  daya, sikap pelaksana, dan struktur
                                                   organisasi.
1. Jenis Penelitian
       Penelitian   ini menggunakan
                                                5. Teknik Pengumpulan Data
pendekatan kualitatif dengan metode
                                                      Teknik pengumpulan data yang
studi kasus.
                                                digunakan adalah
2. Lokasi Penelitian                            a. Teknik Indept-Interview Analysis
     Penelitian ini dilaksanakan di Kota           dengan    menggukanak   pedoman
Gorontalo Provinsi Gorontalo.                      wawancara.
                                                b. Teknik Focus Group Discussion
3. Sumber Data Penelitian                          (FGD).
       Sumber data dalam rangka
penelitian ini meliputi: a) sumber data         6. Teknik Pengabsahan Data
primer. b) sumber data sekunder                       Pengabsahan      data   dilakukan
                                                dengan cara, yaitu:
4. Fokus Masalah        Penelitian      dan     a. Perpanjangan pengamatan
   Deskripsi Fokus                              b. Peningkatan ketekunan peneliti dalam
                                                   pengamatan dan wawancara
       Fokus     masalah      penelitian
                                                c. Triangulasi sumber dan metode
berorientasi pada masalah penelitian,
                                                d. Focus Group Discussion (FGD).
yaitu:
                                                e. Analisis kasus negatif
1) Bentuk-bentuk implementasi ke-
                                                f. Kecukupan referensi.
   bijakan program penanggulangan
   kemiskinan perkotaan (P2KP) di
   Kota Gorontalo, meliputi: a)                 HASIL PENELITIAN DAN PEM-
   pendidikan dan keterampilan teknis,          BAHASAN
   b) bantuan modal, c) program                 1. Profil     kemiskinan      di    Kota
   pembangunan rumah layak huni, d)                Gorontalo
   kegiatan pendampingan.                              Jumlah rumah tangga miskin
2) Responsivitas pemerintah Kota                (RTM) di Kota Gorontalo secara
   Gorontalo dalam implementasi                 signifikan turut dipengaruhi oleh dampak
   kebijakan program penanggulangan             implementasi       kebijakan     program
   kemiskinan di Kota Gorontalo.                penanggulangan kemiskinan perkotaan
   Menganalisis dan mendalami daya              (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun
   tanggap pemerintah kota terhadap             2005.      Data     angka     kemiskinan
   kebutuhan       masyarakat,      dan         menunjukkan penurunan yang sangat
   kepedulian      pemerintah      kota         signifikan, yakni pada tahun 2006
   Gorontalo      dalam     memenuhi            berjumlah 13.297 RTM menjadi 6.989
   tanggung jawabnya sebagai aktor              RTM, berarti terjadi penurunan angka
   dan implementor kebijakan P2KP.              persentase kemiskinan secara drastis
3) Keberterimaan masyarakat terhadap            yakni sebesar 52,56 persen.
   kebijakan program penanggulangan
   kemiskinan di Kota Gorontalo.
   Menganalisis dan mendalami sikap
   serta pemahaman masyarakat dalam
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010                 61

2. Bentuk-bentuk Implementasi Ke-               terhadap     kebutuhan      masyarakat,
    bijakanProgram Penanggulangan               kemampuan aparatur pemerintah dalam
    Kemiskinan Perkotaan (P2KP) di              mengenali kebutuhan masyarakat, dan
    Kota Gorontalo                              yang tidak kalah pentingnya adalah
        Bentuk-bentuk        implementasi       sejauhmana tanggung jawab pemerintah
kebijakan P2KP di Kota Gorontalo                dalam melaksanakan seluruh tahapan
diarahkan       pada      tiga    bidang        P2KP.      Berikut    ini   ditunjukkan
pengembangan yang disebut dengan                konsistensi pemerintah Kota Gorontalo
tridaya, atau upaya meningkatkan                dalam mendukung pelaksanaan P2KP
keberdayaan masyarakat pada tiga bidang         khususnya       dalam     pengalokasian
utama, yaitu bidang ekonomi, bidang             anggaran pada APBD sebagai dana
fisik, dan bidang social. Upaya ini pada        sharing ataupun dana pendamping
gilirannya menuju pada keberdayaan              pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan
masyarakat dalam kemandirian berusaha           P2KP di kota Gorontalo.
untuk segera keluar dari masalah
kompleksitas kemiskinan.                                       Tabel 1.
        Berdasarkan   penjelasan    para        Dana Sharing PemerintahKota Gorontalo
informan yang diwawancarai peneliti,            Melalui APBD Selang Tahun 2005-2009
maka dapat ditegaskan kembali bahwa                              Sumber Dana
                                                Tahun        APBN/         APBD/         Jumlah
bentuk-bentuk implementasi kebijakan                         Jumlah        Jumlah
P2KP di Kota Gorontalo, meliputi                2005    2.112.500.000 2.112.500.000   4.225.000.000
kegiatan:                                       2006    2.112.500.000 2.112.500.000   4.225.000.000
                                                2007    2.700.000.000 2.700.000.000   5.400.000.000
a. Pendidikan dan keterampilan berupa           2008    2.650.000.000 2.650.000.000   5.300.000.000
    pelatihan bagi kelompok usaha               2009    3.450.000.000 3.450.000.000   6.900.000.000
    masyarakat.                                 Sumber: Bappeda Kota Gorontalo, 2009
b. Bantuan modal atau dana bergulir
    bagi kelompok usaha ekonomi                       Berdasarkan analisis terhadap hasil
    produktif masyarakat.                       wawancara yang didukung oleh data dan
c. Program perbaikan rumah layak huni           dokumen yang relevan dapat ditegaskan
    (mahyani), dan                              bahwa responsivitas atau daya tanggap
d. Kegiatan pendampingan oleh aparatur          pemerintah Kota Gorontalo terhadap
    terkait dengan kegiatan dan tahapan         implementasi kebijakan P2KP, terlihat
    P2KP di Kota Gorontalo.                     pada kepedulian pemerintah terhadap
                                                kebutuhan dan kepentingan masyarakat
                                                khususnya komitmen pemerintah dalam
3. Responsivitas Pemerintah Kota
                                                mengalokasikan dana sharing melalui
   Gorontalo dalam Implementasi
                                                APBD Kota Gorontalo setiap tahunnya,
   Kebijakan Program Penanggulang-
                                                sebesar 50 persen dari total anggaran
   an Kemiskinan Perkotaan di Kota
                                                P2KP dari pemerintah pusat.
   Gorontalo
       Program apapun yang digulirkan           4. Keberterimaan Masyarakat ter-
oleh     pemerintah   pusat   termasuk              hadap       Kebijakan       Program
kebijakan P2KP, tidak saja membutuhkan              Penanggulangan Kemiskinan di
dukungan dari masyarakat sasaran                    Kota Gorontalo
kebijakan P2KP, tapi yang lebih penting                Keberterimaan masyarakat dapat
adalah bagaimana tingkat responsivitas          dilihat melalui seberapa jauh pemahaman
pemerintah dan aparaturnya dalam                dan dukungan atau partisipasi masyarakat
mendukung kelancaran pelaksanaan                dalam program implementasi kebijakan
kebijakan P2KP. Dalam perspektif ini            P2KP di Kota Gorontalo. Perspektif ini
tingkat responsivitas pemerintah dapat          menunjukkan bahwa masyarakat telah
dilihat dari daya tanggap pemerintah            mengetahui, memahami dan mendukung
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010     62

serta berpartisipasi langsung terhadap              mewarnai dinamika pelaksanaan
pelaksanaan berbagai tahapan dan bentuk             program pembangunan, yang dalam
program dari kebijakan P2KP tersebut.               bahasa daerah Gorontalo disebut
       Berdasarkan analisis terhadap hasil          “Huyula”, artinya bekerja bersama
wawancara yang didukung oleh data                   untuk kepentingan bersama.
yang relevan, dapat ditegaskan bahwa             d. Kebiasaan lain masyarakat dalam
eksistensi dan peran masyarakat sebagai             membangun          desa/kelurahannya
wujud       keberterimaan       masyarakat          adalah apa yang disebut “Heluma”,
terhadap kebijakan program P2KP                     saling mengajak bermufakat, atau
ditunjukkan dengan semakin tingginya                bermusyawarah dalam semangat
tingkat pemahaman dan dukungan atau                 kegotongroyongan         membangun
partisipasi masyarakat dalam setiap                 bersama       untuk      kepentingan
tahapan program kebijakan P2KP di Kota              masyarakat.
Gorontalo.      Situasi     inilah    yang
menjadikan        bahwa       implementasi       SIMPULAN DAN SARAN
kebijakan P2KP dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan dan hakikat program P2KP           1. Simpulan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.            Berdasarkan hasil penelitian dan
                                                 pembahasan sebagaimana dikemukakan
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi               sebelumnya, maka dapat disimpulkan
   Implementasi Kebijakan Program                sebagai berikut:
   Penanggulangan Kemiskinan di                  a. Implemantasi kebijakan program
   Kota Gorontalo                                   penanggulangan kemiskinan di Kota
                                                    Gorontalo dilaksanakan dalam bentuk
        Faktor-faktor yang mempengaruhi             pendidikan dan keterampilan berupa
implementasi kebijakan P2KP di Kota                 pelatihan bagi kelompok usaha
Gorontalo, yakni: a) komunikasi, b)                 masyarakat,      kursus    komputer,
sumber daya, c) sikap pelaksana, dan d)             pemberian bantuan modal atau dana
struktur birokrasi. Faktor lainnya sebagai          bergulir bagi kelompok usaha
temuan selain dari empat faktor di atas,            ekonomi produktif masyarakat, dan
adalah sebagai berikut:                             program pembangunan rumah layak
a. Warga masyarakat Kota Gorontalo                  huni, serta kegiatan pendampingan
    tidak lagi mengalami perlakuan                  teknis telah dilaksanakan sesuai
    diskriminatif dalam setiap pe-                  tahapan kebijakan P2KP.
    laksanaan        pembangunan        se-      b. Responsivitas     pemerintah     Kota
    bagaimana         terjadi      sebelum          Gorontalo      dalam    implementasi
    terbentuknya Provinsi Gorontalo.                kebijakan program penanggulangan
    Artinya bahwa dalam setiap tahapan              kemiskinan menunjukkan adanya
    pembangunan komunitas masyarakat                sikap kepedulian dan daya tanggap
    menjadi sasaran dan dapat secara                pemerintah, berupa dukungan sharing
    langsung berpartisipasi dalam proses            cost melalui APBD Kota Gorontalo,
    pembanguan kota.                                dan dukungan aparatur terhadap
b. Falsafah hidup masyarakat adat                   semua       tahapan     implementasi
    Gorontalo, yakni “Adat bersendi                 kebijakan P2KP di Kota Gorontalo.
    syara’, syara’ bersendikan kitabullah”,      c. Keberterimaan masyarakat terhadap
    sebagai bingkai moral masyarakat                kebijakan program penanggulangan
    Gorontalo       dalam     menjalankan           kemiskinan di Kota Gorontalo
    aktivitas kehidupan bermasyarakat.              ditunjukkan oleh adanya pemahaman
c. Semangat              kegotongroyongan           dan penerimaan serta pastisipasi aktif
    masyarakat Gorontalo yang masih                 masyarakat warga sasaran dalam
    berlangsung dan senantiasa tetap
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010         63

   menyukseskan kegiatan dan program                   sebagai upaya berkelanjutan untuk
   yang tertuang dalam kebijakan P2KP,                 mengurangi jumlah penduduk miskin.
   baik bidang sosial, bidang fisik               b.   Melihat dampak yang signifikan
   lingkungan, maupun bidang ekonomi                   implementasi kebijakan P2KP di Kota
   produktif.                                          Gorontalo terhadap penurunan angka
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi                     kemiskinan,      maka      responsivitas
   implementasi kebijakan program                      pemerintah kota sangat dibutuhkan
   penanggulangan kemiskinan di Kota                   dalam mengalokasikan anggaran
   Gorontalo,          meliputi        faktor          melalui APBD pada setiap tahun
   komunikasi, sumber daya, sikap                      secara berkelanjutan.
   pelaksana dan struktur birokrasi               c.   Keberterimaan masyarakat terhadap
   merupakan faktor yang didalami                      kebijakan P2KP ditumbuhkan dalam
   dalam penelitian, dan pada realitasnya              realitas kemasyarakatan agar warga
   dapat        mendukung           terhadap           masyarakat akan lebih mengetahui,
   pelaksanaan seluruh tahapan program                 memahami dan melibatkan diri secara
   dan kegiatan dalam kebijakan P2KP                   langsung dalam setiap kebijakan
   di Kota Gorontalo. Di samping                       pemerintah kota, tidak terkecuali
   keempat faktor tersebut, masih ada                  terhadap keberlanjutan implementasi
   faktor lain yang juga memahami                      kebijakan P2KP di Kota Gorontalo.
   kondisi sosial budaya masyarakat               d.   Aparatur pemerintah kota dalam
   Gorontalo,       bahwa       keberhasilan           mengefektifkan komunikasi, sikap
   program pembangunan khususnya                       pelaksana, sumber daya, dan struktur
   kebijakan P2KP juga ditentukan oleh                 birokrasi agar lebih fleksibel dan tidak
   faktor empirik masyarakat dalam hal                 birokratis     dalam      implementasi
   ini meliputi; tidak adanya diskriminasi             kebijakan P2KP.
   pada masyarakat sebagai sasaran                e.   Kebijakan P2KP perlu dilanjutkan
   pembangunan, adanya bingkai moral                   dimasa yang akan datang dengan tetap
   masyarakat adat Gorontalo: Adat                     mempertahankan dan menstranfor-
   bersendi syara’, syara’ bersendikan                 masikan nilai-nilai budaya masyarakat
   kitabullah”,      semangat      kegotong            lokal yang hidup dan berkembang
   royongan yang disebut “Huyula”, dan                 sebagai bingkai dan spirit dalam
   saling       mengajak         bermufakat            membangun daerah.
   bekerjasama       dalam      membangun
   daerag     yang      disebut       dengan
                                                  DAFTAR PUSTAKA
   “Heluma”.
2. Saran                                          Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis
                                                       Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke
       Berdasarkan     simpulan   hasil
                                                       Implementasi       Kebijaksanaan
penelitian ini, maka dapat dikemukakan
                                                       Negara. Jakarta: Penerbit PT.
beberapa saran sebagai berikut:
                                                       Bumi Aksara.
a. Untuk menjaga keterjaminan dan
                                                  Dunn, N William. 2000. Pengantar
   keberlanjutan program P2KP di Kota
                                                       Analisis    Kebijakan     Publik.
   Gorontalo, maka pemerintah Kota
                                                       (Diterjemahkan oleh: Samodra
   Gorontalo dalam memberdayakan
                                                       Wibawa.dkk.) Yogyakarta: Gajah
   organisasi masyarakat seperti Badan
                                                       Mada University Press.
   Keswadayaan Masyarakat di tingkat
                                                  Dye, Thomas R 1987. Understanding
   kelurahan dibutuhkan aktivitas yang
                                                       Public Policy. USA: Prentice-Hall
   partisipatif dalam menyusun dan
                                                       Englewood Cliffs.
   merencanakan bentuk-bentuk kegiatan
   program P2KP di Kota Gorontalo
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010      64

Dwiyanto, Agus. 1995. Penilaian Kinerja                Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
      Organisasi Pelayanan Publik.                     UGM.
      Yogyakarta: UGM.                           Liliweri, Alo. 1997. Ilmu Komunikasi.
Edwards III,        George C. 1980.                    Bandung: Remaja Karya.
      Implementing      Public     Policy.       Mafruhah, Izza. 2009. Multidimensi
      Washington DC: Congressional                     Kemiskinan. Surakarta: LPP UNS.
      Quarterly Press.                           Mustopadidjadja, AR. 2003. Manajemen
Effendi Harianja, Marihot Tua. 2006.                   Proses       Kebijakan       Publik,
      Perilaku Organisasi: Memahami                    Formulasi, Implementasi dan
      dan Mengelola Perilaku dalam                     Evaluasi Kinerja. Jakarta. LAN.
      Organisasi. Bandung: UNPAR                 Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan
      Press.                                           Publik: Formulasi, Implementasi
Goggin, Malcolm L., et al. 1990.                       dan Evaluasi. Jakarta: PT. Elex
      Implementation       Theory     and              Media Komputindo.
      Practice: Toward and Third                 _______________. 2006. Kebijakan
      Generation.      Illinois:    Scoot,             Publik     untuk    Negara-negara
      Foresman and Company.                            Berkembang. Jakarta: PT. Elex
Hadar, Ivan A. 2004. Utang, Kemiskinan                 Media Komputindo.
      dan Globalisasi: Pencarian Solusi          Polak, Paul. 2008. Out of Poverty: What
      Alternatif. Yogyakarta: Lapera                   Must        When         Traditional
      Pustaka Utama.                                   Approaches Fail. San Fransisco:
Hikmat,      Harry.     2004.     Strategi             Berret-Koehler Publishers, Inc.
      Pemberdayaan            Masyarakat.        Rakhmat. 2009. Teori Administrasi dan
      Bandung: Humaniora.                              Manajemen        Publik.    Jakarta:
Jones, Charles O. 1996. Pengantar                      Pustaka Arif.
      Kebijakan Publik. (Public Policy)          Ritonga. 2008. Analisis Kemiskinan dan
      Diterjemahkan        oleh     Ricky              Penanggulangannya di Indonesia.
      Ismanto.         Jakarta:       PT.              Jakarta: Pustaka.
      RajaGrafindo Persada.                      Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan
Kadji, Yulianto. 2008. Implementasi                    Publik.     Yogyakarta:     Pustaka
      Kebijakan Publik melalui MSN                     Pelajar.
      Approach. Jurnal Teknologi dan             Subhan Imran dan Sri Haryani. 2007.
      Manajemen Informatika. Volume 6                  Studi Implementasi Pelaksanaan
      Edisi Khusus Juli 2008. Malang:                  P2KP di Kabupaten Bantul.
      Universitas Merdeka Malang.                      Yogyakarta.
___________.       2008.      Kemiskinan:        Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
      Realitas yang tak Kunjung Usai.                  Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
      Volume 7 Edisi Khusus September                  Bandung: Penerbit Alfabeta.
      2008.      Malang:       Universitas       Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan
      Merdeka Malang.                                  Publik: Panduan Praktis Mengkaji
Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi                  Masalah dan Kebijakan Sosial.
      Strategis Administrasi Publik,                   Bandung: Penerbit Alfabeta.
      Konsep,       Teori     dan     Isu.       __________. 1997. Kemiskinan dan
      Yogyakarta: Gava Media.                          Perlindungan Sosial di Indonesia.
Koryati, Nyimas Dwi Dkk. 2004.                         Bandung: Penerbit Alfabeta.
      Kebijakan       dan      Manajemen         Sumodiningrat,       Gunawan.       1997.
      Pembangunan                Wilayah.              Kemiskinan: Teori, Fakta dan
      Yogyakarta: YPAPI.                               Kebijakan. Impact Edisi.
Kuncoro, Mudradjat. 1997. Pengantar              Supriatna, Tjahya. 1998. Birokrasi
      Ekonomi               Pembangunan.               Pemberdayaan dan Pengentasan
Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010   65

      Kemiskinan. Bandung: Humaniora           Winardi. 2003. Pengantar tentang Teori
      Utama Press.                                   Sistem dan Analisis Sistem.
_______________.      2000.     Strategi             Bandung. Penerbit Mandar Maju.
      Pembangunan dan Kemiskinan.              _______. 2003. Teori Organisasi dan
      Bandung. Rineka Cipta.                         Pengorganisasi.    Jakarta:    PT.
Sobandi, Baban. 2004. Etika Kebijakan                RajaGrasindo.
      Publik.   Bandung.     Humaniora         _______. 2004. Manajemen Perilaku
      Utama Press.                                   Organisasi.    Jakarta:    Prenada
Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan                Media.
      Publik. Bandung: Puslit KP2W             Winarno, Budi. 2004. Teori dan Proses
      Lemlit UNPAD.                            Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003.              Pressindo.
      Kebijakan Publik yang Membumi.           Wiranto, Tatag. 2004. Profil Kemiskinan
      Yogyakarta: Yayasan Pembaruan                  di Perdesaan/Perkotaan. Jakarta:
      Administrasi Publik Indonesia dan              Pustaka.
      Lukman Offset.                           Zainal Abidin, Said. 2004. Kebijakan
________________. 2003. Implementasi                 Publik. Jakarta: Yayasan Pancur
      Kebijakan Publik. Yogyakarta:                  Siwah.
      Yayasan Pembaruan Administrasi
      Publik Indonesia dan Lukman
      Offset.

Contenu connexe

Tendances

Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Dadang Solihin
 
makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan
makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikanmakalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan
makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikanDIANTO IRAWAN
 
Pertemuan vi implementasi kebijakan
Pertemuan vi   implementasi kebijakanPertemuan vi   implementasi kebijakan
Pertemuan vi implementasi kebijakanSTISIPOL Raja Haji
 
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitianEvaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitianMukhrizal Effendi
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Nurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spNurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spnurul khaiva
 
Melinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik spMelinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik spnurul khaiva
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publikEnvaPya
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1hoyin rizmu
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
Aminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakryAminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakryNoerman Syah
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanNuzulul Putri
 
Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan Publik
Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan PublikSistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan Publik
Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
14098865 analisis-kebijakan-publik
14098865 analisis-kebijakan-publik14098865 analisis-kebijakan-publik
14098865 analisis-kebijakan-publikMeidi Gunawan
 

Tendances (20)

Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
 
makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan
makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikanmakalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan
makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan
 
W hat is public policy
W hat is public policyW hat is public policy
W hat is public policy
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Pertemuan vi implementasi kebijakan
Pertemuan vi   implementasi kebijakanPertemuan vi   implementasi kebijakan
Pertemuan vi implementasi kebijakan
 
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitianEvaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Nurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spNurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik sp
 
Melinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik spMelinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik sp
 
Bab 2 revisi
Bab 2 revisiBab 2 revisi
Bab 2 revisi
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Aminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakryAminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakry
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan Publik
Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan PublikSistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan Publik
Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
14098865 analisis-kebijakan-publik
14098865 analisis-kebijakan-publik14098865 analisis-kebijakan-publik
14098865 analisis-kebijakan-publik
 
5 bab ii
5 bab ii5 bab ii
5 bab ii
 

En vedette

Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al buttiSirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al buttiAnggit T A W
 
Indonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnkIndonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnkAnggit T A W
 
Implementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminalImplementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminalRAMASYAFARADI
 
Pedoman desa siaga
Pedoman desa siagaPedoman desa siaga
Pedoman desa siagaAnggit T A W
 
Diagram kerangka pikir doc3(1)
Diagram kerangka pikir doc3(1)Diagram kerangka pikir doc3(1)
Diagram kerangka pikir doc3(1)Royadi Nusa
 
Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Amri Syam
 
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Anggit T A W
 

En vedette (11)

Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al buttiSirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
 
Indonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnkIndonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnk
 
Kerangka berpikir
Kerangka berpikirKerangka berpikir
Kerangka berpikir
 
Implementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminalImplementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminal
 
Pedoman desa siaga
Pedoman desa siagaPedoman desa siaga
Pedoman desa siaga
 
Diagram kerangka pikir doc3(1)
Diagram kerangka pikir doc3(1)Diagram kerangka pikir doc3(1)
Diagram kerangka pikir doc3(1)
 
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
 
Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan
 
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
 
Bagan kerangka berfikir
Bagan kerangka berfikirBagan kerangka berfikir
Bagan kerangka berfikir
 
Buku KIA 2015
Buku KIA 2015Buku KIA 2015
Buku KIA 2015
 

Similaire à Implementasi P2KP Gorontalo

Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegonImplementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegonADMINISTRASI PUBLIK
 
PPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptx
PPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptxPPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptx
PPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptxChairunisaliani
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaputulina
 
Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publiksiskamto
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikMuhammadRosidi9
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy Nur Asda
 
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...rezhadsp
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik76meonk
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Pemberdayaan masyarakat jf epid
Pemberdayaan masyarakat jf epidPemberdayaan masyarakat jf epid
Pemberdayaan masyarakat jf epidBidangTFBBPKCiloto
 

Similaire à Implementasi P2KP Gorontalo (20)

Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegonImplementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
 
PPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptx
PPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptxPPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptx
PPT_Kelompok 5_Tipe dan strata kebijakan publik.pptx
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
kebijakan dan perencanaan sosial
 kebijakan dan perencanaan sosial kebijakan dan perencanaan sosial
kebijakan dan perencanaan sosial
 
Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publik
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publik
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy
 
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
 
Mengentas kemiskinan
Mengentas kemiskinanMengentas kemiskinan
Mengentas kemiskinan
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Artikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publikArtikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publik
 
Artikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publikArtikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publik
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik
 
Implimentasi k sosial
Implimentasi k sosialImplimentasi k sosial
Implimentasi k sosial
 
Kebijakan sosiallembang2006
Kebijakan sosiallembang2006Kebijakan sosiallembang2006
Kebijakan sosiallembang2006
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Pemberdayaan masyarakat jf epid
Pemberdayaan masyarakat jf epidPemberdayaan masyarakat jf epid
Pemberdayaan masyarakat jf epid
 
Kebijakan pablik
Kebijakan pablikKebijakan pablik
Kebijakan pablik
 

Plus de Anggit T A W

Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Anggit T A W
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimAnggit T A W
 
Hadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariHadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariAnggit T A W
 
Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011Anggit T A W
 
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014Anggit T A W
 
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)Anggit T A W
 
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Anggit T A W
 
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipBuku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipAnggit T A W
 
Peta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea SelatanPeta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea SelatanAnggit T A W
 
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)Anggit T A W
 
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom DepokMajalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom DepokAnggit T A W
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaAnggit T A W
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanAnggit T A W
 
daftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pnsdaftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pnsAnggit T A W
 

Plus de Anggit T A W (15)

Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
 
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam Muslim
 
Hadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariHadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam Bukhari
 
Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011
 
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
 
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
 
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
 
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipBuku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
 
Peta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea SelatanPeta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea Selatan
 
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
 
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom DepokMajalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
 
daftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pnsdaftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pns
 

Dernier

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 

Dernier (20)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 

Implementasi P2KP Gorontalo

  • 1. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 1 Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA GORONTALO ASNA ANETA Dosen Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di kota Gorontalo, mengetahui dan menganalisis tingkat responsivitas pemerintah kota Gorontalo dalam implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan, mengetahui dan menganalisis tingkat keberterimaan masyarakat terhadap kebijakan program penanggulangan kemiskinan, dan mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo telah dilaksanakan sesuai tahapan kebijakan P2KP, responsivitas pemerintah Kota Gorontalo tinggi dalam implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan, masyarakat menerima dan mendukung program penanggulangan kemiskinan, dan faktor komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan P2KP di Kota Gorontalo. Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan PENDAHULUAN sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Kemiskinan merupakan masalah Kemiskinan terjadi karena ke- kompleks dan tidak lagi dipahami hanya tidakberdayaan masyarakat untuk keluar sebatas ketidakmampuan ekonomi tetapi dari permasalahan kemiskinan yang juga kegagalan memenuhi hak dasar dan dihadapinya. Oleh karena itu, pem- perbedaan perlakuan bagi seseorang atau berdayaan masyarakat dan peningkatan sekelompok orang dalam menjalani kesejahteraan masyarakat di daerah kehidupan secara bermartabat. Hak-hak sangat penting dikemukakan sebagai dasar yang diakui secara umum meliputi bagian terpenting dari berbagai strategi terpenuhinya kebutuhan pangan, kebjakan yang dilaksanakan oleh daerah. kesehatan, pendidikan, pekerjaan, Melalui strategi yang terencana dengan perumahan, air bersih, pertanahan, baik, pemberdayaan masyarakat sumber daya alam, dan lingkungan dilakukan tidak hanya untuk memenuhi hidup, rasa aman dari perlakuan atau kebutuhan formal organisasi dan bersifat ancaman tindak kekerasan dan hak sporadis seolah-olah mempunyai tujuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan
  • 2. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 55 nyata, serta substansinya hanya mekanisme dalam mencapai produk- administratif. nya, dan Berbagai kebijakan dan program 4. Sebagai suatu kerangka kerja, pemerintah selama ini telah dilaksanakan kebijakan merupakan suatu proses dalam rangka menanggulangi kemiskinan tawar menawar dan negosiasi untuk di Indonesia, antara lain: Inpres Desa merumuskan isu-isu dan metode Tertinggal (IDT), Bantuan Langsung implementasinya. Tunai (BLT), Program Pengembangan Proses analisis kebijakan publik Kecamatan (PPK), Prograram Raskin dan menurut Dunn (2000) adalah serangkaian Subsidi BBM, serta Program aktivitas intelektual yang dilakukan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan dalam proses kegiatan yang pada (P2KP). dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis Kebijakan P2KP digulirkan tersebut dijelaskan sebagai proses sebagai wujud konkrit kepedulian dan pembuatan kebijakan, dan di- komitmen pemerintah dalam rangka visualisasikan sebagai rangkaian tahap penanggulangan kemiskinan, khususnya yang saling bergantung dan diatur di perkotaan, yang pelaksanaannya menurut urutan waktu, yang meliputi berdasarkan instruksi Presiden Nomor 5 penyusunan agenda, formulasi kebijakan, Tahun 1993 tentang Upaya Mempercepat adopsi kebijakan, implementasi Penanggulangan Kemiskinan melalui kebijakan, dan penilaian kebijakan. Pemberdayaan Masyarakat. Selanjutnya Sementara itu, aktivitas intelektual Inpres tersebut pada tahun 2004 meliputi perumusan masalah, forecasting, diderivasi oleh Direktorat Jenderal rekomendasi kebijakan, monitoring, dan Perumahan dan Pemukiman Departemen evaluasi kebijakan. Pemukiman dan Prasarana Wilayah dalam perspektif kebijakan manajerial B. Teori Implementasi Kebijakan dengan menerbitkan Keputusan Nomor: Publik UM.01.11.Ma/594 tangal 1 Mei 2004 Implementasi kebijakan publik tentang Program Penanggulangan merupakan salah satu aktivitas dalam Kemiskinan Perkotaan. proses kebijakan publik yang menentukan apakah sebuah kebijakan itu KAJIAN TEORI bersentuhan dengan kepentingan publik A. Teori dan Proses Kebijakan Publik serta dapat diterima oleh publik. Dalam Menurut Keban (2004: 55) bahwa hal ini, dapat ditekankan bahwa bisa saja “Public Policy dapat dilihat sebagai dalam tahapan perencanaan dan konsep filosofi, sebagai suatu produk, formulasi kebijakan dilakukan dengan sebagai suatu proses, dan sebagai suatu sebaik-baiknya, tetapi jika pada tahapan kerangka kerja”. Selanjutnya dapat implementasinya tidak diperhatikan dijelaskan sebagai berikut: optimalisasinya, maka tentu tidak jelas 1. Kebijakan sebagai suatu konsep apa yang diharapkan dari sebuah produk filosofis merupakan serangkaian kebijakan itu. Pada akhirnya pun prinsip atau kondisi yang diinginkan. dipastikan bahwa pada tahapan evaluasi 2. Sebagai suatu produk, kebijakan kebijakan, akan menghasilkan penilaian dipandang sebagai serangkaian bahwa antara formulasi dan implementasi kesimpulan atau rekomendasi. kebijakan tidak seiring sejalan, bahwa 3. Sebagai suatu proses, kebijakan implementasi dari kebijakan itu tidak dipandang sebagai suatu cara dimana sesuai dengan yang diharapkan, bahkan melalui cara tersebut suatu organisasi menjadikan produk kebijakan itu sebagai dapat mengetahui apa yang batu sandungan bagi pembuat kebijakan diharapkan darinya yaitu program dan itu sendiri.
  • 3. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 56 Berkenaan dengan doman 4. Rumusan kebijakan yang jelas. implementasi kebijakan tersebut, Edwar III (1980: 1) menegaskan: “The study of D. Model-model Implementasi policy implementatation is crusial for the Kebijakan study of public administration and public 1. Model George Edwards III policy. Policy implementation, as we Edwards III (1980:1) me- have seen, is the stage of policy-making ngemukakan “In our approach to the between the establishment of a policy- study of policy implementation, we begin such as the passage of a legislative act, in the abstract and ask: What are the the issuing of an executive order, the preconditions for successful policy handling down of a judicial decision, or implementation?” Untuk menjawab the promulgation of a regulatory rule- pertanyaan penting itu Edwards III and the consequences of the policy for (1980: 10) menawarkan dan the people whom it affects. If a policy is mempertimbangkan empat faktor dalam inappropriate, if it cannot alleviate the implementasi kebijakan publik, yakni: problem for which it was designed, it will “Communication, resources, disposition probably be a failure no matter how well it is implemented. But even a brilliant or attitudes, and bureaucratic structure”. Keempat faktor implementasi policy poorly implemented may fail to tersebut dipandang krusial oleh setiap achieve the goals of its designers”. implementor dalam menjalankan kebijakan publik. Keempat faktor C. Pendekatan Implementasi tersebut saling berinteraksi satu sama Kebijakan Publik lain, artinya tdak adanya satu faktor, Pendekatan implementasi kebija- maka tiga faktor lainnya akan kan publik merupakan pendekatan terpengaruh dan berdampak pada ilmiah. Oleh karena itu, dalam lemahnya implementasi kebijakan publik. pendekatan implementasi kebijakan perlu memperhatikan ciri-ciri yang ditunjukkan 2. Model Meter dan Horn dalam pendekatan ilmiah sebagaimana Model yang diperkenalkan oleh dikemukakan oleh Abidin (2004: 62-63), duet Donald Van Meter dengan Carl bahwa dalam pendekatan ilmiah terdapat Van Horn (dalam Subarsono, 2005: 99), beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan: menegaskan bahwa “Implementasi 1. Pengumpulan data dan analisis kebijakan berjalan secara linear dari bersifat objektif atau tidak bias. kebijakan publik, implementor, dan Dalam pendekatan ilmiah, analisis kinerja kebijakan publik”. Beberapa dilakukan setelah memperoleh data variabel yang dimasukkan sebagai secara objektif. Dengan demikian, variabel yang mempengaruhi dan yang diharapkan dapat diperoleh informasi menyangkut dalam proses kebijakan tentang kepastian dalam pelaksanaan publik adalah: sesuatu kebijakan yang siap a. Aktivitas implementasi dan diimplementasikan. komunikasi antar organisasi. 2. Pengumpulan data secara terarah. b. Karakteristik dan agen pelaksana/ Untuk kepentingan implementasi implementor. kebijakan dibutuhkan data yang c. Kondisi ekonomi, sosial dan politik, akurat dan terarah agar setiap produk dan kebijakan dapat diimplementasikan d. Kecenderungan (disposition) dari sesuai dengan substansi dari produk pelaksana/implementor. kebijakan tersebut. Implementasi kebijakan dilakukan 3. Penggunaan ukuran atau kriteria yang untuk meraih kinerja yang tinggi dan relevan. berlangsung dalam antar hubungan
  • 4. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 57 berbagai faktor. Suatu kebijakan 4. Model Hoogwood & Gun menegaskan standar dan sasaran tertentu Model Brian W. Hoogwood dan yang harus dicapai oleh para pelaksana Lewis A. Gun (dalam Nugroho, 2006: kebijakan. 131) mengetengahkan bahwa untuk 3. Model Mazmanian dan Sabatier melakukan implementasi kebijakan Model kerangka analisis diperlukan beberapa syarat, yaitu: implementasi (a framework for a. Syarat pertama berkenaan dengan implementation analysis) yang di- jaminan bahwa kondisi eksternal yang perkenalkan oleh Mazmanian dan Paul dihadapi oleh lembaga/badan A. Sabatier (dalam Nugroho, 2006: 129) pelaksana tidak akan menimbulkan mengklasifikasikan proses implementasi masalah yang besar. kebijakan kedalam tiga variabel, yaitu: b. Syarat kedua, apakah untuk a. Variabel independen, yaitu mudah melaksanakannya tersedia sumber tidaknya masalah dikendalikan yang daya yang memadai termasuk sumber berkenaan dengan indikator masalah daya waktu. teori dan teknis pelaksanaan, c. Syarat ketiga, apakah perpaduan keragaman obyek, dan perubahan sumber-sumber yang diperlukan yang dikehendaki benar-benar ada. b. Variabel intervening, yaitu variabel d. Syarat keempat, apakah kebijakan kemampuan kebijakan untuk yang akan diimplementasikan didasari menstrukturkan proses implementasi hubungan kausal yang andal. dengan indikator kejelasan dan e. Syarat kelima adalah seberapa banyak konsistensi tujuan, dipergunakannya hubungan kausalitas yang terjadi. teori kausal, ketepatan alokasi sumber Asumsinya semakin sedikit hubungan dana, keterpaduan hirarkis di antara sebab akibat semakin tinggi pula hasil lembaga pelaksana, aturan dan yang dikehendaki oleh kebijakan lembaga pelaksana, dan perekrutan tersebut dapat dicapai. pejabat pelaksana dan keterbukaan f. Syarat keenam adalah apakah kepada pihak luar, dan variabel di luar hubungan saling ketergantungan kecil. kebijakan yang mempengaruhi proses Asumsinya adalah jika hubungan implementasi yang berkenaan dengan saling ketergantungan tinggi, indikator kondisi sosio-ekonomi dan implementasi tidak akan dapat teknologi, dukungan publik, sikap dari berjalan secara efektif. konstituen, dukungan pejabat yang g. Syarat ketujuh, pemahaman yang lebih tinggi serta komitmen dan mendalam dan kesepakatan terhadap kualitas kepemimpinan dan pejabat tujuan. pelaksana. h. Syarat kedelapan, tugas-tugas telah c. Variabel dependen, yaitu tahapan dirinci dan ditempatkan dalam urutan dalam proses implementasi dengan yang benar. lima tahapan, yaitu pemahaman dari i. Syarat kesembilan, komunikasi dan lembaga/badan pelaksana dalam koordinasi yang sempurna bentuk disusunnya kebijakan j. Syarat kesepuluh adalah pihak-pihak pelaksana, kepatuhan obyek, hasil yang memiliki wewenang kekuasaan nyata, penerimaan atas hasil nyata, dapat menuntut dan mendapatkan dan akhirnya mengarah kepada revisi kepatuhan yang sempurna. atas kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan tersebut ataupun 5. Model Merilee S. Grindle keseluruhan kebijakan yang bersifat Model Grindle (dalam Nugroho, mendasar. 2006: 134) ditentukan oleh “isi kebijakan dan konteks implementasinya”. Ide
  • 5. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 58 dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan 7. Model Jan Merse ditransformasikan, maka implementasi Jan Merse (dalam Koryati, 2004: kebijakan dilakukan”. 16) mengemukakan bahwa “Model Dalam model Grindle tingkat implementasi kebijakan dipengaruhi oleh keberhasilannya sangat ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: derajat implementability dari kebijakan a. Informasi tersebut. Isi kebijakan mencakup: b. Isi kebijakan a. Kepentingan yang terpengaruhi oleh c. Dukungan masyarakat (fisik dan non kebijakan fisik), dan b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan d. Pembagian potensi. c. Derajat perubahan yang diinginkan Khusus dukungan masyarakat, d. Kedudukan pembuat kebijakan berkaitan erat dengan partisipasi e. Pelaksana program, dan masyarakat sebagai salah satu f. Sumber daya yang dikerahkan. stakeholder dalam proses pelaksanaan Sementara itu, konteks program. Penegasan di atas membuktikan implementasinya adalah: bahwa setiap implementasi program tetap a. Kekuasaan, kepentingan, strategi membutuhkan dukungan masyarakat atau aktor terlibat partisipasi masyarakat sebagai b. Karakteristik lembaga dan penguasa stakeholder. c. Kepatuhan dan daya tanggap 8. Model Warwic 6. Model Elmore, Lipsky, Hjem & Warwic (dalam Subarsono, 2005: O’Porter 99) mengatakan bahwa “Dalam Model implementasi kebijakan implementasi kebijakan terdapat faktor- yang disusun oleh Richard Elmore, faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Michael Lipsky dan Benny Hjern & kemampuan organisasi, b) informasi, c) David O’Porter (dalam Nugroho, 2006: dukungan, dan d) pembagian potensi”. 134) bahwa "Model ini dimulai dari mengidentifikasi jaringan aktor yang 9. Model Rippley dan Franklin terlibat didalam proses pelayanan dan Menurut Rippley dan Franklin menanyakan kepada mereka tujuan, (dalam Subarsono, 2005: 99) bahwa strategi, aktivitas, dan kontak-kontak keberhasilan implementasi kebijakan yang dimiliki”. program ditinjau dari tiga faktor, yaitu: Model implementasi ini didasarkan a. Perspektif kepatuhan yang mengukur kepada jenis kebijakan publik yang implementasi dari kepatuhan aparatur mendorong masyarakat untuk pelaksana. mengerjakan sendiri implementasi b. Keberhasilan implementasi diukur kebijakannya atau masih melibatkan dari kelancaran rutinitas dan tiadanya pejabat pemerintah, namun hanya di persoalan, dan tataran bawah. Oleh karena itu, kebijakan c. Implementasi yang berhasil mengarah yang dibuat harus sesuai dengan harapan, kepada kinerja yang memuaskan keinginan, publik yang menjadi target semua pihak terutama kelompok atau kliennya dan sesuai pula dengan penerima manfaat program. pejabat eselon rendah yang menjadi pelaksananya. Kebijakan model ini 10. Model Charles Jones biasanya diprakarsai oleh masyarakat Charles Jones (dalam Ricky baik secara langsung ataupun melalui Istamto, 1999: 296) mengatakan bahwa lembaga swadaya masyarakat. implementasi kebijakan adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program dengan
  • 6. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 59 memperhatikan tiga aktivitas utama stakeholders, yaitu: government, private kegiatan, yaitu: sector, dan civil society. a. Organisasi, pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit-unit serta E. Strategi dan Kebijakan Program metode untuk menunjang agar program Penanggulangan Kemiskinan berjalan. Kemiskinan dapat menunjuk pada b. Interpretasi, menafsirkan agar kondisi individu, kelompok maupun program menjadi rencana dan situasi kolektif masyarakat. Kemiskinan pengarahan yang tepat dan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Sulit diterima serta dilaksanakan, dan ditemukan bahwa kemiskinan hanya c. Aplikasi (penerapan), berkaitan disebabkan oleh faktor tunggal. dengan pelaksanaan kegiatan rutin Seseorang atau keluarga miskin bisa yang meliputi penyediaan barang dan disebabkan oleh beberapa faktor yang jasa. saling terkait satu sama lain, seperti mengalami kecacatan, memiliki 11.Model Goggin, Brown, dkk. pendidikan rendah, tidak memiliki modal Goggin, Brown, dkk. (1990) dalam bukunya Implementation Theory and atau keterampilan untuk berusaha, tidak tersedianya kesempatan kerja, terkena Practice Toward a Third Generation, PHK, tidak adanya jaminan sosial secara implicit mensyaratkan 3 hal (pension, kesehatan, kematian), atau penting dalam implementasi kebijakan, hidup di lokasi terpencil dengan sumber yakni: 1) isi pesan, 2) bentuk pesan, 3) daya alam dan infrastruktur yang persepsi mengenai pimpinan negara. terbatas. 12.Model MSN-Approach (Model YK) Tidak sedikit para ahli telah F. Birokrasi dan Pemberdayaan mengemukakan tentang berbagai model Masyarakat Miskin implementasi kebijakan publik, dan dari Peran birokrasi pemerintah dalam kajian terhadap berbagai model tersebut, upaya menyukseskan program maka penulis dapat menawarkan model penanggulangan kemiskinan perkotaan atau formula hasil dari pengembangan (P2KP) memiliki kedudukan yang model implementasi kebijakan yang juga strategis dan menentukan kelancaran disadari belum sepenuhnya serta kesinambungan program tersebut. mengakomodir substansi dari kehendak Peran birokrasi pemerintahan hingga ke sebuah teori dengan aplikasi empirik, tingkat kelurahan yang mempunyai akses tetapi paling tidak Kadji (2008: 59-68) langsung selaku penanggung jawab, dapat menyumbangkan hasil pemikiran pelaksana dan pendamping (fasilitator), akademik dalam tataran kepentingan harus mampu merangsang tumbuhnya pengembangan teori atau formula model “development creativity and motivating” implementasi kebijakan publik melalui di masyarakat. pendekatan mentality, systems, and networking atau oleh penulis disebut G. Eksistensi Kebijakan Program model implementasi kebijakan melalui Penanggulangan Kemiskinan MSN-Approach. Perkotaan di Kota Gorontalo Pemikiran pengembangan teoritik tersebut berangkat dari sebuah realitas Penanggulangan kemiskinan bahwa sebuah produk kebijakan yang dengan menitikberatkan pada pem- akan diimplementasikan, dipastikan berdayaan masyarakat sebagai bermuara atau bersinggungan langsung pendekatan dalam tahapan implementasi dengan tiga dimensi policy of kebijakan merupakan wujud komitmen pemerintah dalam merealisasikan
  • 7. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 60 kesejahteraan sosial bagi masyarakat. menerima dan mendukung kebijakan Program penanggulangan kemiskinan P2KP. perkotaan (P2KP) merupakan salah satu 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam upaya implementasi kebijakan program menanggulangi kemiskinan di Indonesia. penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo, yakni komunikasi, sumber METODE PENELITIAN daya, sikap pelaksana, dan struktur organisasi. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan 5. Teknik Pengumpulan Data pendekatan kualitatif dengan metode Teknik pengumpulan data yang studi kasus. digunakan adalah 2. Lokasi Penelitian a. Teknik Indept-Interview Analysis Penelitian ini dilaksanakan di Kota dengan menggukanak pedoman Gorontalo Provinsi Gorontalo. wawancara. b. Teknik Focus Group Discussion 3. Sumber Data Penelitian (FGD). Sumber data dalam rangka penelitian ini meliputi: a) sumber data 6. Teknik Pengabsahan Data primer. b) sumber data sekunder Pengabsahan data dilakukan dengan cara, yaitu: 4. Fokus Masalah Penelitian dan a. Perpanjangan pengamatan Deskripsi Fokus b. Peningkatan ketekunan peneliti dalam pengamatan dan wawancara Fokus masalah penelitian c. Triangulasi sumber dan metode berorientasi pada masalah penelitian, d. Focus Group Discussion (FGD). yaitu: e. Analisis kasus negatif 1) Bentuk-bentuk implementasi ke- f. Kecukupan referensi. bijakan program penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP) di Kota Gorontalo, meliputi: a) HASIL PENELITIAN DAN PEM- pendidikan dan keterampilan teknis, BAHASAN b) bantuan modal, c) program 1. Profil kemiskinan di Kota pembangunan rumah layak huni, d) Gorontalo kegiatan pendampingan. Jumlah rumah tangga miskin 2) Responsivitas pemerintah Kota (RTM) di Kota Gorontalo secara Gorontalo dalam implementasi signifikan turut dipengaruhi oleh dampak kebijakan program penanggulangan implementasi kebijakan program kemiskinan di Kota Gorontalo. penanggulangan kemiskinan perkotaan Menganalisis dan mendalami daya (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun tanggap pemerintah kota terhadap 2005. Data angka kemiskinan kebutuhan masyarakat, dan menunjukkan penurunan yang sangat kepedulian pemerintah kota signifikan, yakni pada tahun 2006 Gorontalo dalam memenuhi berjumlah 13.297 RTM menjadi 6.989 tanggung jawabnya sebagai aktor RTM, berarti terjadi penurunan angka dan implementor kebijakan P2KP. persentase kemiskinan secara drastis 3) Keberterimaan masyarakat terhadap yakni sebesar 52,56 persen. kebijakan program penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo. Menganalisis dan mendalami sikap serta pemahaman masyarakat dalam
  • 8. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 61 2. Bentuk-bentuk Implementasi Ke- terhadap kebutuhan masyarakat, bijakanProgram Penanggulangan kemampuan aparatur pemerintah dalam Kemiskinan Perkotaan (P2KP) di mengenali kebutuhan masyarakat, dan Kota Gorontalo yang tidak kalah pentingnya adalah Bentuk-bentuk implementasi sejauhmana tanggung jawab pemerintah kebijakan P2KP di Kota Gorontalo dalam melaksanakan seluruh tahapan diarahkan pada tiga bidang P2KP. Berikut ini ditunjukkan pengembangan yang disebut dengan konsistensi pemerintah Kota Gorontalo tridaya, atau upaya meningkatkan dalam mendukung pelaksanaan P2KP keberdayaan masyarakat pada tiga bidang khususnya dalam pengalokasian utama, yaitu bidang ekonomi, bidang anggaran pada APBD sebagai dana fisik, dan bidang social. Upaya ini pada sharing ataupun dana pendamping gilirannya menuju pada keberdayaan pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan masyarakat dalam kemandirian berusaha P2KP di kota Gorontalo. untuk segera keluar dari masalah kompleksitas kemiskinan. Tabel 1. Berdasarkan penjelasan para Dana Sharing PemerintahKota Gorontalo informan yang diwawancarai peneliti, Melalui APBD Selang Tahun 2005-2009 maka dapat ditegaskan kembali bahwa Sumber Dana Tahun APBN/ APBD/ Jumlah bentuk-bentuk implementasi kebijakan Jumlah Jumlah P2KP di Kota Gorontalo, meliputi 2005 2.112.500.000 2.112.500.000 4.225.000.000 kegiatan: 2006 2.112.500.000 2.112.500.000 4.225.000.000 2007 2.700.000.000 2.700.000.000 5.400.000.000 a. Pendidikan dan keterampilan berupa 2008 2.650.000.000 2.650.000.000 5.300.000.000 pelatihan bagi kelompok usaha 2009 3.450.000.000 3.450.000.000 6.900.000.000 masyarakat. Sumber: Bappeda Kota Gorontalo, 2009 b. Bantuan modal atau dana bergulir bagi kelompok usaha ekonomi Berdasarkan analisis terhadap hasil produktif masyarakat. wawancara yang didukung oleh data dan c. Program perbaikan rumah layak huni dokumen yang relevan dapat ditegaskan (mahyani), dan bahwa responsivitas atau daya tanggap d. Kegiatan pendampingan oleh aparatur pemerintah Kota Gorontalo terhadap terkait dengan kegiatan dan tahapan implementasi kebijakan P2KP, terlihat P2KP di Kota Gorontalo. pada kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat khususnya komitmen pemerintah dalam 3. Responsivitas Pemerintah Kota mengalokasikan dana sharing melalui Gorontalo dalam Implementasi APBD Kota Gorontalo setiap tahunnya, Kebijakan Program Penanggulang- sebesar 50 persen dari total anggaran an Kemiskinan Perkotaan di Kota P2KP dari pemerintah pusat. Gorontalo Program apapun yang digulirkan 4. Keberterimaan Masyarakat ter- oleh pemerintah pusat termasuk hadap Kebijakan Program kebijakan P2KP, tidak saja membutuhkan Penanggulangan Kemiskinan di dukungan dari masyarakat sasaran Kota Gorontalo kebijakan P2KP, tapi yang lebih penting Keberterimaan masyarakat dapat adalah bagaimana tingkat responsivitas dilihat melalui seberapa jauh pemahaman pemerintah dan aparaturnya dalam dan dukungan atau partisipasi masyarakat mendukung kelancaran pelaksanaan dalam program implementasi kebijakan kebijakan P2KP. Dalam perspektif ini P2KP di Kota Gorontalo. Perspektif ini tingkat responsivitas pemerintah dapat menunjukkan bahwa masyarakat telah dilihat dari daya tanggap pemerintah mengetahui, memahami dan mendukung
  • 9. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 62 serta berpartisipasi langsung terhadap mewarnai dinamika pelaksanaan pelaksanaan berbagai tahapan dan bentuk program pembangunan, yang dalam program dari kebijakan P2KP tersebut. bahasa daerah Gorontalo disebut Berdasarkan analisis terhadap hasil “Huyula”, artinya bekerja bersama wawancara yang didukung oleh data untuk kepentingan bersama. yang relevan, dapat ditegaskan bahwa d. Kebiasaan lain masyarakat dalam eksistensi dan peran masyarakat sebagai membangun desa/kelurahannya wujud keberterimaan masyarakat adalah apa yang disebut “Heluma”, terhadap kebijakan program P2KP saling mengajak bermufakat, atau ditunjukkan dengan semakin tingginya bermusyawarah dalam semangat tingkat pemahaman dan dukungan atau kegotongroyongan membangun partisipasi masyarakat dalam setiap bersama untuk kepentingan tahapan program kebijakan P2KP di Kota masyarakat. Gorontalo. Situasi inilah yang menjadikan bahwa implementasi SIMPULAN DAN SARAN kebijakan P2KP dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan hakikat program P2KP 1. Simpulan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi sebelumnya, maka dapat disimpulkan Implementasi Kebijakan Program sebagai berikut: Penanggulangan Kemiskinan di a. Implemantasi kebijakan program Kota Gorontalo penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo dilaksanakan dalam bentuk Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan dan keterampilan berupa implementasi kebijakan P2KP di Kota pelatihan bagi kelompok usaha Gorontalo, yakni: a) komunikasi, b) masyarakat, kursus komputer, sumber daya, c) sikap pelaksana, dan d) pemberian bantuan modal atau dana struktur birokrasi. Faktor lainnya sebagai bergulir bagi kelompok usaha temuan selain dari empat faktor di atas, ekonomi produktif masyarakat, dan adalah sebagai berikut: program pembangunan rumah layak a. Warga masyarakat Kota Gorontalo huni, serta kegiatan pendampingan tidak lagi mengalami perlakuan teknis telah dilaksanakan sesuai diskriminatif dalam setiap pe- tahapan kebijakan P2KP. laksanaan pembangunan se- b. Responsivitas pemerintah Kota bagaimana terjadi sebelum Gorontalo dalam implementasi terbentuknya Provinsi Gorontalo. kebijakan program penanggulangan Artinya bahwa dalam setiap tahapan kemiskinan menunjukkan adanya pembangunan komunitas masyarakat sikap kepedulian dan daya tanggap menjadi sasaran dan dapat secara pemerintah, berupa dukungan sharing langsung berpartisipasi dalam proses cost melalui APBD Kota Gorontalo, pembanguan kota. dan dukungan aparatur terhadap b. Falsafah hidup masyarakat adat semua tahapan implementasi Gorontalo, yakni “Adat bersendi kebijakan P2KP di Kota Gorontalo. syara’, syara’ bersendikan kitabullah”, c. Keberterimaan masyarakat terhadap sebagai bingkai moral masyarakat kebijakan program penanggulangan Gorontalo dalam menjalankan kemiskinan di Kota Gorontalo aktivitas kehidupan bermasyarakat. ditunjukkan oleh adanya pemahaman c. Semangat kegotongroyongan dan penerimaan serta pastisipasi aktif masyarakat Gorontalo yang masih masyarakat warga sasaran dalam berlangsung dan senantiasa tetap
  • 10. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 63 menyukseskan kegiatan dan program sebagai upaya berkelanjutan untuk yang tertuang dalam kebijakan P2KP, mengurangi jumlah penduduk miskin. baik bidang sosial, bidang fisik b. Melihat dampak yang signifikan lingkungan, maupun bidang ekonomi implementasi kebijakan P2KP di Kota produktif. Gorontalo terhadap penurunan angka d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan, maka responsivitas implementasi kebijakan program pemerintah kota sangat dibutuhkan penanggulangan kemiskinan di Kota dalam mengalokasikan anggaran Gorontalo, meliputi faktor melalui APBD pada setiap tahun komunikasi, sumber daya, sikap secara berkelanjutan. pelaksana dan struktur birokrasi c. Keberterimaan masyarakat terhadap merupakan faktor yang didalami kebijakan P2KP ditumbuhkan dalam dalam penelitian, dan pada realitasnya realitas kemasyarakatan agar warga dapat mendukung terhadap masyarakat akan lebih mengetahui, pelaksanaan seluruh tahapan program memahami dan melibatkan diri secara dan kegiatan dalam kebijakan P2KP langsung dalam setiap kebijakan di Kota Gorontalo. Di samping pemerintah kota, tidak terkecuali keempat faktor tersebut, masih ada terhadap keberlanjutan implementasi faktor lain yang juga memahami kebijakan P2KP di Kota Gorontalo. kondisi sosial budaya masyarakat d. Aparatur pemerintah kota dalam Gorontalo, bahwa keberhasilan mengefektifkan komunikasi, sikap program pembangunan khususnya pelaksana, sumber daya, dan struktur kebijakan P2KP juga ditentukan oleh birokrasi agar lebih fleksibel dan tidak faktor empirik masyarakat dalam hal birokratis dalam implementasi ini meliputi; tidak adanya diskriminasi kebijakan P2KP. pada masyarakat sebagai sasaran e. Kebijakan P2KP perlu dilanjutkan pembangunan, adanya bingkai moral dimasa yang akan datang dengan tetap masyarakat adat Gorontalo: Adat mempertahankan dan menstranfor- bersendi syara’, syara’ bersendikan masikan nilai-nilai budaya masyarakat kitabullah”, semangat kegotong lokal yang hidup dan berkembang royongan yang disebut “Huyula”, dan sebagai bingkai dan spirit dalam saling mengajak bermufakat membangun daerah. bekerjasama dalam membangun daerag yang disebut dengan DAFTAR PUSTAKA “Heluma”. 2. Saran Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Berdasarkan simpulan hasil Implementasi Kebijaksanaan penelitian ini, maka dapat dikemukakan Negara. Jakarta: Penerbit PT. beberapa saran sebagai berikut: Bumi Aksara. a. Untuk menjaga keterjaminan dan Dunn, N William. 2000. Pengantar keberlanjutan program P2KP di Kota Analisis Kebijakan Publik. Gorontalo, maka pemerintah Kota (Diterjemahkan oleh: Samodra Gorontalo dalam memberdayakan Wibawa.dkk.) Yogyakarta: Gajah organisasi masyarakat seperti Badan Mada University Press. Keswadayaan Masyarakat di tingkat Dye, Thomas R 1987. Understanding kelurahan dibutuhkan aktivitas yang Public Policy. USA: Prentice-Hall partisipatif dalam menyusun dan Englewood Cliffs. merencanakan bentuk-bentuk kegiatan program P2KP di Kota Gorontalo
  • 11. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 64 Dwiyanto, Agus. 1995. Penilaian Kinerja Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Organisasi Pelayanan Publik. UGM. Yogyakarta: UGM. Liliweri, Alo. 1997. Ilmu Komunikasi. Edwards III, George C. 1980. Bandung: Remaja Karya. Implementing Public Policy. Mafruhah, Izza. 2009. Multidimensi Washington DC: Congressional Kemiskinan. Surakarta: LPP UNS. Quarterly Press. Mustopadidjadja, AR. 2003. Manajemen Effendi Harianja, Marihot Tua. 2006. Proses Kebijakan Publik, Perilaku Organisasi: Memahami Formulasi, Implementasi dan dan Mengelola Perilaku dalam Evaluasi Kinerja. Jakarta. LAN. Organisasi. Bandung: UNPAR Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan Press. Publik: Formulasi, Implementasi Goggin, Malcolm L., et al. 1990. dan Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Implementation Theory and Media Komputindo. Practice: Toward and Third _______________. 2006. Kebijakan Generation. Illinois: Scoot, Publik untuk Negara-negara Foresman and Company. Berkembang. Jakarta: PT. Elex Hadar, Ivan A. 2004. Utang, Kemiskinan Media Komputindo. dan Globalisasi: Pencarian Solusi Polak, Paul. 2008. Out of Poverty: What Alternatif. Yogyakarta: Lapera Must When Traditional Pustaka Utama. Approaches Fail. San Fransisco: Hikmat, Harry. 2004. Strategi Berret-Koehler Publishers, Inc. Pemberdayaan Masyarakat. Rakhmat. 2009. Teori Administrasi dan Bandung: Humaniora. Manajemen Publik. Jakarta: Jones, Charles O. 1996. Pengantar Pustaka Arif. Kebijakan Publik. (Public Policy) Ritonga. 2008. Analisis Kemiskinan dan Diterjemahkan oleh Ricky Penanggulangannya di Indonesia. Ismanto. Jakarta: PT. Jakarta: Pustaka. RajaGrafindo Persada. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Kadji, Yulianto. 2008. Implementasi Publik. Yogyakarta: Pustaka Kebijakan Publik melalui MSN Pelajar. Approach. Jurnal Teknologi dan Subhan Imran dan Sri Haryani. 2007. Manajemen Informatika. Volume 6 Studi Implementasi Pelaksanaan Edisi Khusus Juli 2008. Malang: P2KP di Kabupaten Bantul. Universitas Merdeka Malang. Yogyakarta. ___________. 2008. Kemiskinan: Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Realitas yang tak Kunjung Usai. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Volume 7 Edisi Khusus September Bandung: Penerbit Alfabeta. 2008. Malang: Universitas Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Merdeka Malang. Publik: Panduan Praktis Mengkaji Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Masalah dan Kebijakan Sosial. Strategis Administrasi Publik, Bandung: Penerbit Alfabeta. Konsep, Teori dan Isu. __________. 1997. Kemiskinan dan Yogyakarta: Gava Media. Perlindungan Sosial di Indonesia. Koryati, Nyimas Dwi Dkk. 2004. Bandung: Penerbit Alfabeta. Kebijakan dan Manajemen Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan Wilayah. Kemiskinan: Teori, Fakta dan Yogyakarta: YPAPI. Kebijakan. Impact Edisi. Kuncoro, Mudradjat. 1997. Pengantar Supriatna, Tjahya. 1998. Birokrasi Ekonomi Pembangunan. Pemberdayaan dan Pengentasan
  • 12. Asna Aneta / Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 65 Kemiskinan. Bandung: Humaniora Winardi. 2003. Pengantar tentang Teori Utama Press. Sistem dan Analisis Sistem. _______________. 2000. Strategi Bandung. Penerbit Mandar Maju. Pembangunan dan Kemiskinan. _______. 2003. Teori Organisasi dan Bandung. Rineka Cipta. Pengorganisasi. Jakarta: PT. Sobandi, Baban. 2004. Etika Kebijakan RajaGrasindo. Publik. Bandung. Humaniora _______. 2004. Manajemen Perilaku Utama Press. Organisasi. Jakarta: Prenada Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Media. Publik. Bandung: Puslit KP2W Winarno, Budi. 2004. Teori dan Proses Lemlit UNPAD. Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Pressindo. Kebijakan Publik yang Membumi. Wiranto, Tatag. 2004. Profil Kemiskinan Yogyakarta: Yayasan Pembaruan di Perdesaan/Perkotaan. Jakarta: Administrasi Publik Indonesia dan Pustaka. Lukman Offset. Zainal Abidin, Said. 2004. Kebijakan ________________. 2003. Implementasi Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Kebijakan Publik. Yogyakarta: Siwah. Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia dan Lukman Offset.