Buletin ini membahas tentang Sofyan Puhi (SP), mantan Wakil Bupati Gorontalo yang masih populer di kalangan masyarakat meski sudah tidak menjabat lima tahun. SP terlihat optimis dan mengatakan bahwa ia "pergi untuk kembali". Buletin ini juga mengulas tentang sejarah pemilu yang sering dibajak dengan uang di Indonesia.
1. BULETIN
Salam Redaksi
Assalamualaikum...
”Sebesar-besar Semangat adalah
tetap berSUARA me-LURUS-kan
Sejarah, walau digugat dan
dihujat atau bahkan tak diakui
sebagai Anak Negeri ini”
Prinsip tersebut telah
menginspirasi terbitnya Buletin
SOCINTA. Sebuah media cetak
sederhana yang kami niatkan
untuk menjadi ruang komunikasi
tertulis sang Calon Pemimpin
Masa Depan Gorontalo, Sofyan
Puhi (SP) dengan warga di
Serambi Madinah, khususnya di
Kabupaten Gorontalo.
Selain itu, lembaran ini digagas
untuk menjadi media alternatif
Pendidikan Politik bagi warga
yang jauh dari akses informasi
surat kabar. Ikhtiar ini semata
untuk saling mencerahkan
diantara kita.
Upaya ini barulah permulaan,
maka doa restu dan saran
pembaca menjadi penentu
selanjutnya. Salam SOCINTA.
Wassalam... (Subhan)
Edisi Perdana, 11 Mei 2014
Wakil Bupati (SP) pimpin upacara terakhir tahun 2010
SP: Saya Pergi untuk Kembali
Limboto (SO CINTA)- Tak terasa, meski telah
lima tahun berlalu mengakhiri jabatannya sebagai
Wakil Bupati Gorontalo, sosok Sofyan Puhi masih
saja melekat dihati warga didaerah ini.
Salah satu buktinya, sejak didaftarkan akun face
book-nya pekan lalu, setiap hari ratusan warga
Gorontalo menyapa SP (singkatan namanya-red)
didunia maya. Tak hanya para politisi yang ikut
nimbrung diakun FB ini, ada juga dari kalangan ABG
(anak baru gede).
Bahkan banyak kaum ibu URT ikut gabung dan
berkomunikasi akrab dengannya. “insya Allah
Bapak kembali menjadi pemimpin kami untuk yang
akan datang, saya mendukung bapak” tulis seorang
ibu berinisial LK ini via FB.
Baca: SP: Kembali.. hal 4
1
2. Curhat via FB
www.facebook/sofyan.puhi
“Semoga ti Pak dan keluarga selalu
dalam lindungan Allah SWT, semoga
sukses selalu pak”. (ibu Ros)
“insya Allah Bapak kembali menjadi
pemimpin kami untuk yang akan
datang, saya mendukung bapak”
(seorang ibu berinisial LK)
Maju Bung, Perjuangan belum selesai
(IL)
2
Komentar SO CINTA
Trima kasih ibu Ros..
Allhamdulillah, saya dan keluarga
enjoy selalu. Tentu saja, berkat
doanya...
Untuk ibu LK, Insya Allah ketemu
nanti di 2015 yaa.. salam saya untuk
keluarga..
Mari Bung rebut kembali.... makase
pak IL, Insya Allah demodunggaya..
Kamus Politik
Demokrasi : Istilah dalam Bahasa Yunani Demos = Rakyat dan Kratos =
Pemerintahan, yaitu suatu model pemerintahan negara yang
dikendalikan oleh rakyat secara langsung atau melalui
wakil-wakil rakyat yang dipilih secara bebas dan sportif.
Rezim : Pemerintahan yang berkuasa dalam kurun waktu tertentu.
Contohnya: Rezim Orde Baru yaitu pemerintahan yang
dikendalikan oleh Pak Harto selama kurang lebih 32 tahun
berkuasa.
Koalisi : Gabungan atau kombinasi dua atau lebih organisasi karena
ada kesamaan tujuan dan kepentingan.
Contohnya: saat ini para calon Presiden RI dan pimpinan
partai politik di negeri ini lagi gencar-gencarnya bertemu
untuk menjajaki kemungkinan berkoalisi di Pemilihan
umum Presiden bulan Juli nanti.
Euforia : Situasi kejiwaan yang menampakkan rasa senang
berlebihan atas suatu peristiwa yang dialami sendiri atau
dengan orang lain.
3. 3
Seri : Pendidikan Politik
Demokrasi Recehan (bagian I)
Oleh: Subhan Ibrahim*)
Pengantar
Pemilu Legislatif 2014 telah usai.
Ibarat letusan Merapi, ia meninggalkan
puing-puing kegalauan bagi ribuan caleg
yang gagal meraih kursi. Sementara bagi
mereka yang lolos, pemilu telah
melahirkan euforia —demam
kemenangan—pada diri sang calon
terpilih dan massa pendukungnya.
Disejumlah tempat, barisan konvoi
massa pendukung caleg terpilih
mengelilingi jalan-jalan raya. Ada yang
bersorak lantang, saling bunyikan
knalpot buntung sepeda motornya dan
bahkan ada yang menari-nari diatas bak
mobil, seakan ingin menunjukkan bahwa
rakyat telah mematenkan dukungannya
kepada sang calon terpilih.
Pertanyaannya adalah; benarkah
rakyat memilih mereka yang terpilih
karena alasan layak menjadi wakil
rakyat? Atau jangan-jangan rakyat
terpaksa menjatuhkan pilihannya karena
dibayar?
Saatnya dua pertanyaan ini mesti
dijawab bersama, agar paling tidak
mereka yang terpilih tidak selalu merasa
menang sendiri. Sementara mereka yang
hari ini gagal, tidak terus-menerus-
terjebak dalam kegalauan,
menyalahkan tim suksesnya dan
bahkan menyumpah tetangga dan
para pendukungnya.
Pemilu Dibajak
Sejarah mencatat bahwa sejak
Orde Baru berkuasa, proses pemilu di
Indonesia sarat dengan permainan
uang (money politik), kecuali di
pemilu tahun 1955 yang oleh banyak
orang disebut pemilu paling
demokratis sejak negeri ini merdeka.
Praktek politik uang makin
menggila menjelang hari H Pemilu
1997. Dimasa itu, adalah akhir
kekuasaan Orde Baru. Kekuatan
barisan ABG (ABRI, Birokrasi & ....)
yang sejak dulu dibawah kendali Pak
Harto, mulai kocar kacir. Situasi
politik sedemikian rupa memaksa
para petinggi rezim merancang
stategi untuk mempertahankan kursi
kekuasaannya.
Hasilnya, “serangan fajar”
dilakukan menjelang hari H. Istilah
ini populer karena begitu masifnya
aparat golongan yang berkuasa
ketika itu mendatangi pemilih
diwaktu Subuh, membujuk suara
sambil menitipkan “sedekah”.
Bersambung ke Edisi
4. Cirita Le Gones TTS Kiki’o Berhadiah
1 2 3 4 5
6
7
8 9
10 11
12
Seorang Guru bertanya kepada
seorang muridnya, “Siapa yang
engkau doakan dalam sholatmu?” Si
murid menjawab, “Aku berdoa untuk
ibuku”. Guru bertanya lagi,
“Mengapa ayahmu tidak engkau
doakan?” Si murid menjawab
“Ayahku seorang pengacara. Jadi ia
dapat membela dirinya sendiri”.#
Baraaaat...! parah !
Sambungan hal 1
SP : ... kembali
Ketika Tim SOCINTA mampir dirumah
ortunya (sampai sekarang SP masih
tinggal dirumah orang tuanya di desa
Luwoo-Talaga Jaya), ia menyambut kami
dengan jabat tangan erat dan senyum
khasnya. Tak ada sedikitpun guratan
muram diwajahnya, padahal KPU telah
memastikan ia salah satu caleg yang tak
lolos ke DPRD Propinsi dari dapil
Boliohuto cs.
Saat ditanya apa agendanya kedepan.
SP (lagi-lagi dengan senyum khasnya)
menjawab singkat “Saya Pergi untuk
Kembali !” Sontak kami tertawa riuh.
Nah...bila jawaban ini jadi sinyal untuk
kembali ke Bumi Menara, maka
“Ditunggu gebrakannya pak di 2015!” ujar
seorang warga diakun FB-nya. (SI-1)
Syair Cinta
Cinta tak memberi apa-apa, kecuali
keselurahan dirinya, utuh penuh, Pun tidak
mengambil apa-apa, kecuali dari dirinya
sendiri.
Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki;
Karena cinta telah cukup untuk cinta.
Pun jangan mengira bahwa kau dapat
menentukan arah cinta, Karena cinta, pabila
kau telah dipilihnya, akan menentukan
perjalanan hidupmu.
Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan
maknanya. Meluluhkan diri, mengalir
bagaikan sungai yang menyanyikan lagu
persembahan malam, mengenali kepedihan
kemesraan yang terlalu dalam.
Merasakan luka akibat pengertianmu sendiri
tentang cinta; Dan meneteskan darah
dengan suka rela serta suka cita. (Khalil
Gibran)
Diterbitkan Oleh : Tim Relawan SOCINTA Nomor Rekening : -
Pimpinan Redaksi : Subhan Ibrahim E-mail/SMS Centre : 082 338 441 441
Staf Redaksi : Imran Aluwi FB : Sofyan Puhi (So Cinta)
Abd. Taha Husain Kami menerima saran dan curhat warga maksimal 50 Kata dan kirim ke SMS/FB
atau email ; redaksi.socinta@gmail.com
Desain Layout : Fardin Hasan
4
Mendatar :
1. Ungkapan rasa kasih
sayang
6. Hina
7. Peluncur rudal
8. Bermacam – macam
10. Ajak
12.Negara di Asia Tenggara
Menurun :
1. Nama Gunung
2. Singkatan Tenaga Kerja
3. Kamu bahasa Arab.
4. Jenis Asuransi
5. Nama penyakit
9. Oma
11. Organisasi Buruh
Sedunia
Cat :
1. Jawaban dikirim via sms ke : 082 383 441 441
2. Pemenang diundi dan akan diumumkan pada edisi
berikutnya.