Laporan meninjau tujuan dan hasil lokakarya FEATI tentang diseminasi inovasi pertanian, termasuk meningkatkan keterampilan petani dan merumuskan langkah strategis untuk mempercepat prosesnya.
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
FEATI LOKAKARYA
1. Laporan Kegiatan FEATI - Lokakarya
Halaman 1 dari 15
tani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Materi
1. Menghimpun
pengalaman berbagai
pihak terkait sebagai
pembelajaran dalam 1. Pengalaman
mempercepat berbagai pihak
diseminasi inovasi terkait sebagai
pertanian. pembelajaran
2. Menelaah faktor- dalam
faktor yang mempercepat
mempengaruhi upaya diseminasi inovasi
percepatan pertanian.
diseminasi inovasi 2. Faktor-faktor yang
Rumusan langkah-
Inovasi
ditinjau dari kegiatan mempengaruhi langkah strategis dalam
ng
mempercepat diseminasi
ersedia B B S S
penelitian, upaya percepatan inovasi Badan Litbang
t, Tepat,
Pertanian yang cepat,
tepat, dan murah.
perencanaan, proses diseminasi inovasi
dan pelaksanaan ditinjau dari
diseminasi, serta kegiatan penelitian,
penyediaan atau perencanaan,
perbanyakan inovasi proses dan
sendiri. pelaksanaan
3. Merumuskan diseminasi, serta
langkah-langkah penyediaan atau
strategis dalam perbanyakan
mempercepat inovasi sendiri.
diseminasi inovasi
Badan Litbang
Pertanian yang cepat,
2. tepat, dan murah.
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Materi
- Membuata database
secara keseluruhan dari
kegiatan satker (FEATI &
Software aplikasi yang - Launching aplikasi di
ACIAR)
sudah dibangun satker Balai Besar
likasi diminta untuk
rjasama - Updating yang teratur menggunakannya B B S S
(input) secara manual - Input data secara
dari satker masing- online dari satker
- Sarana informasi masing-masing
masing
dengan pengguna web
untuk mencari data
kerjasama, dll
i Petani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Materi
- Pemilihan calon lokasi
demplot FSA
- Penetapan calon - Mengadakan workshop
- Membahas B B S S
lokasi demplot FSA FSA dan VCA
keberlanjutan kegiatan
FMA dan penerapan
konsep VCA
an FSA dan - Memberi pemahaman
uh arti, manfaat dan
dan THL kegunaan FSA
- Pemahaman
mengenai konsep FSA - Mengadakan worksohp
B B S S
A - Membuka wawasan dan jenis agribisnis untuk pembahasan FSA
agribisnis pertanian
abe dan
- Motivasi usahatani
i Petani
3. akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Materi
1. Ditentukan
1. Menyampaikan
maparan jenis
informasi
idaya sawi, komoditas
mengenai
ntimun dan mentimun, 1. Budidaya
proposal FMA
gkung. sawi dan mentimun, sawi SB B SS SS
dan jenis
maparan kangkung dan kangkung
komoditas yang
PTT. untuk
akan
a tanam. laboratorium
dikerjakan.
lapang.
maparan
iatan
1. Pengenalan
TI. 1. Proposal FMA 1. Pembuatan
konsep ARF B B S S
yampaian belum di buat proposal FMA
(demplot)
galaman
A Kelas A.
ialisasi
• Sosialisasi
sep VCA. 1. Konsep VCA
konsep VCA dan - B B S S
ialisasi 2. FSA
hasil FSA
il FSA.
i Petani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Materi
4. 1. Penyampaian
teknologi 1. BPTP Banten
budidaya akan
sayuran melakukan
(tomat, cabai, pendampingan
mentimun, kegiatan FMA
buncis dan desa 2008.
kacang 2. BPTP Banten
panjang). menyediakan
2. Rekomendasi narasumber di
nologi pemberian P pelatihan dan
gulan dan K kursus serta
dan berdasarkan sekolah lapang
ang. 1. Menjaring status hara d FMA.
gram kebutuhan tanah. 3. Tahun 2009
TI. teknologi yang 3. Perlu BPTP Banten SB B SS SS
giatan KSPP diperlukan oleh informasi akan
TP Banten. FMA perangkat uji melakukan
butuhan tanah sawah. pendampingan
nologi 4. Perlu inovasi FMA mulai dari
A. teknologi penyusunan
alsintan proposal
(pasca sampai dengan
panen). pelaksanaan.
5. Informasi 4. Dana uji coba
pelaksanaan pendampingan
FMA, dan uji FMA desa
coba FSA dan sesuai dengan
uji coba FMA urutan prioritas
oleh BPTP hasil FSA.
Banten.
Laporan Kegiatan FEATI - Lokakarya
Halaman 2 dari 15
ani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Mate
bingkaian 1. Harmonisasi Gapoktan PUAP di 6 kabupaten Rumusan workshop juga CB B S S
TI, PUAP dan kegiatan siap mendukung pelaksanaan menghasilkan action
ram Strategis FEATI dan FEATI-FMA melalui penguatan plan bisnis pada setiap
enterian PUAP sebagai modal sebaliknya FEATI gapoktan dengan rincian
anian dilapangan mendukung PUAP dalam hal untuk Kabupaten
ram SL-PTT, 2. Merumuskan pembelajaran / teknologi Pohuwato fokus pada
U, dan LDMP pola utamanya produk olahan hasil pengolahan kakao, Kab
ram Gernas implementasi pertanian. Boalemo pembuatan
ao dan PSDS integrasi konsentrat, Kab
Penyuluh FEATI, PUAP Gorontalo fokus ayam
dukung dan Program buras, Kota Gorontalo
bisnis Strategis perbenihan padi, Kab
desaan Kementerian Gorontalo Utara
ram Pertanian perbenihan jagung, dan
biayaan kab Bone Bolango fokus
budidaya itik
5. anian
dan
guatan
mbagaan lainnya
ng Komisi
umusan Padu
an Kegiatan
ni
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Mate
siapan
Meningkatkan
akuan
keterampilan dan
tuk dan
keahlian petani yang
erkaitan Peningkatkan keterampilan dan
mengarah pada
plot UPP keahlian petani yang mengarah
pemecahan masalah
gan demplot pada pemecahan masalah lokal
lokal melalui studi atau Pelaksanaan ujicoba
melalui studi atau Ujicoba ARF dilokasi terpilih
Ujicoba Partisipatif B B S S
berdasarkan
gamatan dan Partisipatif (UPP) yang dilakukan
(UPP) yang dilakukan kesepakatan bersama
catatan oleh petani dan kelompok tani
oleh petani dan
bandingan berdasarkan keingintahuan
kelompok tani
l ujicoba mereka sendiri.
berdasarkan
yebarluasan
keingintahuan mereka
l uji coba
sendiri.
siapan
akuan
tuk dan Meningkatkan
erkaitan keterampilan dan
keahlian petani yang
plot UPP Peningkatan keterampilan dan
mengarah pada
keahlian petani yang
gan demplot pemecahan masalah
mengarah pada pemecahan Pelaksanaan ujicoba
lokal melalui studi
masalah lokal melalui studi dilokasi terpilih
atau Ujicoba B B S S
atau Ujicoba Partisipatif (UPP) berdasrkan
gamatan dan Partisipatif (UPP)
yang dilakukan oleh petani dan kesepakatan
yang dilakukan oleh
catatan kelompok tani berdasarkan
petani dan kelompok
keingintahuan mereka sendiri
bandingan tani berdasarkan
keingintahuan
l ujicoba
mereka sendiri
yebarluasan
l uji coba
B B S S
siapan Meningkatkan Peningkatan keterampilan dan Rencana Pelaksanaan
akuan keterampilan dan keahlian petani yang mengarah ujicoba dilokasi terpilih
tuk dan keahlian petani yang pada pemecahan masalah lokal berdasarkan
erkaitan mengarah pada melalui studi atau Ujicoba kesepakatan yaitu
plot UPP pemecahan masalah Partisipatif (UPP) yang dilakukan integrasi sapi-jagung
gan demplot lokal melalui studi atau oleh petani dan kelompok tani
6. Ujicoba Partisipatif
gamatan dan
(UPP) yang dilakukan
catatan
oleh petani dan
bandingan berdasarkan keingintahuan
kelompok tani
l ujicoba mereka sendiri
berdasarkan
yebarluasan
keingintahuan mereka
l uji coba
sendiri
ani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Mate
siapan Meningkatkan
akuan keterampilan dan
tuk dan keahlian petani yang
erkaitan mengarah pada
Keterampilan dan keahlian petani
plot UPP pemecahan masalah
yang mengarah pada pemecahan
gan demplot lokal melalui studi atau
masalah lokal melalui studi atau Rencana apelaksanaan
Ujicoba Partisipatif ujicoba dilokasi terpilih
Ujicoba Partisipatif (UPP) yang berdasarkan B B S S
gamatan dan (UPP) yang dilakukan
dilakukan oleh petani dan kesepakatan
catatan oleh petani dan
kelompok tani berdasarkan
bandingan kelompok tani
keingintahuan mereka sendiri
l ujicoba berdasarkan
yebarluasan keingintahuan mereka
l uji coba sendiri
Petani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Mate
1. Pemahaman penyuluh
akterisasi dalam mengidentifikasi
Melatih penyuluh
yah potensi sumberdaya
dalam mengidentifikasi
gembangan yang dimiliki, masalah-
potensi sumberdaya
tifikasi masalah yang dihadapi
yang dimiliki, masalah-
hatani dan dalam pengelolaan
masalah yang dihadapi Penentuan Komoditas
nologinya agribisnis dan alternatif- terpilih untuk
dalam pengelolaan B B S S
dilaksanakan
isis Usahatani alternatif
agribisnis dan demonstrasi plot
gram Pohon pemecahannya alam
alternatif-alternatif
alah, Tujuan proses perencanaan
pemecahannya alam
Intervensi FMA
proses perencanaan
baikan 2. Pembuatan proposal
FMA
nologi FMA berdasarkan
analisis FSA
akterisasi
Melatih penyuluh 1. Pemahaman penyuluh Penentuan komoditas B B S S
ayah terpilih yang akan
gembangan dalam mengidentifikasi dalam mengidentifikasi dilakukan demonstrasi
ntifikasi potensi sumberdaya potensi sumberdaya
hatani dan
7. yang dimiliki, masalah-
masalah yang dihadapi
dalam pengelolaan
yang dimiliki, masalah-
agribisnis dan alternatif-
nologinya masalah yang dihadapi
lisis alternatif
dalam pengelolaan
hatani pemecahannya dalam
gram Pohon agribisnis dan
alah, Tujuan proses perencanaan
alternatif-alternatif
Intervensi FMA (proposal FMA)
baikan pemecahannya dalam
nologi 2. Penentuan
proses perencanaan
model/komoditas
FMA (proposal FMA).
unggulan yang akan
dipilih dalam
pembelajaran FMA
1. Pemahaman penyuluh
akterisasi
Melatih penyuluh dalam mengidentifikasi
yah
dalam mengidentifikasi potensi sumberdaya
gembangan
potensi sumberdaya yang dimiliki, masalah-
tifikasi
yang dimiliki, masalah- masalah yang dihadapi
hatani dan
masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Penentuan komoditas
nologinya terpilih untuk
dalam pengelolaan agribisnis dan alternatif- dilakukan demonstrasi B B S S
isis Usahatani
agribisnis dan alternatif plot
gram Pohon
alternatif-alternatif pemecahannya alam
alah, Tujuan
pemecahannya alam proses perencanaan
Intervensi
proses perencanaan FMA (proposal FMA)
baikan 2. Pembuatan proposal
FMA (proposal FMA)
nologi FMA berdasarkan
analisis FSA
1. Melatih penyuluh dalam
Melatih penyuluh mengidentifikasi potensi
akterisasi sumberdaya yang
dalam mengidentifikasi
ayah
gembangan potensi sumberdaya dimiliki, masalah-
ntifikasi yang dimiliki, masalah- masalah yang dihadapi
hatani dan Pelaksanaan
nologinya masalah yang dihadapi dalam pengelolaan demonstrasi
lisis dalam pengelolaan agribisnis dan alternatif- berdaskan komoditas B B S S
hatani terpilih yaitu integfrasi
agribisnis dan alternatif ternak-jagung
gram Pohon
alah, Tujuan alternatif-alternatif pemecahannya alam
Intervensi proses perencanaan
pemecahannya alam
baikan
nologi proses perencanaan FMA (proposal FMA)
2. Proposal FMA
FMA (proposal FMA)
berdasarkan analisis
FSA
8. Petani
akarya Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber Mate
Peserta memahami VCA dan Akan dilaksanakan
Agar para peserta akan menerapkan teknologi demonstrasi
gung memahami dan yang mempunyai nilai tambah pengolahan dan CB CB S S
melaksanakan VCA lebih (pengemasan dan pengemasan keripik
pengolahan) jagung jagung
Demonstrasi teknologi
pengolahan jagung
yang difokuskan
-Tersosialisasikannya konsep kepada perbaikan
1) mensosialisasikan VCA dan hasil pendampingan kualitas dan teknologi
konsep VCA serta penerapan konsep VCA pada pengemasan produk
mendampingi FMA komoditas jagung yang telah
dan penyuluh dilaksanakan di Desa Demonstrasi teknologi
pendamping dalam Sukamenak, Kecamatan pembuatan pupuk
menerapkan konsep Bantarujeg kepada FMA yang
dan PTT organik
VCA, dan 2) berbasis komoditas jagung B B S S
merumuskan
rencana kegiatan ARF pada komoditas
pendampingan Rumusan rencana kegiatan jagung (pengujian
berorientasi FSA dan pendampingan berorientasi beberapa varietas
VCA pada FMA FSA dan VCA pada FMA terpilih jagung dan
terpilih. yang berbasis komoditas penggunaan pupuk
jagung berimbang untuk
mengetahui kadar
aflatoxin yang
terkandung)
• Demonstrasi
• Tersosialisasikannya teknologi
konsep VCA kepada pengolahan
FMA yang berbasis hasil saus
1) mensosialisasikan komoditas cabai cabai yang
konsep VCA serta merah difokuskan
mendampingi FMA kepada
dan penyuluh ketahanan
pendamping dalam produk/daya
kepada FMA menerapkan konsep simpan dan
s komoditas VCA, dan 2) IPRT B B S S
merumuskan
rencana kegiatan
pendampingan
berorientasi FSA dan
VCA pada FMA
terpilih. -
• Rumusan rencana
kegiatan
pendampingan
berorientasi FSA dan
VCA pada FMA terpilih
yang berbasis • Demonstrasi
komoditas cabai teknologi
merah budidaya
cabai merah
9. • Informasi rantai nilai
komoditas cabai
merah, yaitu:
Petani ---- Gapoktan/Bandar
--- Bandar Besar ---- Pasar
Induk
• Diperoleh informasi
tentang peluang pasar
cabai merah sebagai
bahan baku untuk
pembuatan
saus/pasta cabai • Introduksi
• Perusahaan/pabrik varietas
pembuatan unggul baru
saus/pasta cabai (Tanjung-2)
tersebut berada di
wilayah Majalengka
dan Kuningan
• Perusahaan tersebut
memberikan dua
alternatif yaitu
melakukan kontrak Menindaklanjuti
dengan harga yang rencana pemasaran
ditentukan atau tanpa hasil cabai merah
kontrak dimana harga untuk perusahaan
mengikuti saus/pasta cabai
perkembangan pasar
• Pada saat panen raya
produksi cabai merah
yang dihasilkan cukup
melimpah dengan
harga relatif murah
Penanganan pengolahan yang
telah dilakukan oleh petani
untuk mensiasati kondisi pada
saat produk melimpah adalah
dengan cara pengolahan saos
cabai, akan tetapi saos cabai
yang dihasilkan memiliki daya
simpan yang tidak terlalu lama
(7 hari), cepat berjamur, dan
mengandung gas
konsep - 1) -Belum ada (bibit masih Teknologi pembibitan B B S S
CA pada mensosialisasikan didatang-kan dari luar kab
mur merang konsep VCA serta
Standar mutu bibit
mendampingi FMA
Penerapan tek budidaya
dan penyuluh
bervariasi
pendamping dalam Perumusan aturan
menerapkan konsep main-
VCA, dan 2) Produktivitas rendah
merumuskan MAJI mewadahi para
rencana kegiatan Pemasaran masih beroperasi pelaku pemasaran di
pendampingan parsial kabupaten Cirebon
berorientasi FSA dan dan bersama dengan
VCA pada FMA wilayah lain
terpilih. Belum mengemas produk dg
baik
Teknologi
pengemasan
belum ada grading
10. Kaji terap
pengemasan dan
pengawetan dan
pengolahan jamur
Laporan Kegiatan FEATI - Lokakarya
Halaman 3 dari 15
- Produktivitas ternak domba
konsumsi belum optimal baru
dapat memenuhi 600
ekor/minggu, sedangkan
permintaan ternak domba per
minggu mencapai 2500 ekor
Informasi kualitas ternak domba
1)Pembinaan budidaya
-(1)untuk mensosialisasikan yang diinginkan oleh pasar baik
ternak domba
konsep VCA dan untuk domba konsumsi maupun
menganalisis penerapan domba tangkas belum diketahui
ternak konsep VCA pada oleh peternak 2) Demonstrasi Teknologi
komoditas ternak domba pembuatan pakan
garut di kecamatan tambahan untuk ternak B B S
Harga bakalan ternak dengan
pakan Cisurupan, dan 2) domba
bobot 15 -20 kg yang dijual oleh
merumuskan rencana 3) Demonstrasi aplikasi
petani sebesar Rp 500.000 – Rp
kegiatan pendampingan pemberian pakan
600.000,-/ekor
berorientasi FSA dan VCA tambahan pada ternak
pada FMA terpilih. domba;
Harga bakalan ternak pada 4) Peningkatan perilaku,
pedagang pengumpul sebesar sikap, dan keterampilan.
Rp 2600.000,- - Rp
650.000,-/ekor
Tujuan pasar akhir dijual ke
Cirebon, Bandung,Bekasi,
Jakarta, Tangerang, dan Bogor
Teknis :
• Bibit unggul
• Perbaikan mutu
pakan (hmt)
• Peningkatan
jumlah populasi
• Manajemen
kandang
1) mensosialisasikan • Manajemen
Kandang kurang memadai. kesehatan
konsep VCA dan
menganalisis penerapan lingkungan
konsep VCA pada Tidak menggunakan bibit unggul. • Pemberian UMB
komoditas ternak Kambing
PE di Kabupaten Non Teknis : B B S
Perawatan dan kesehatan ternak
Indramayu, dan 2)
kurang diperhatikan karena
merumuskan rencana
keterbatasan pengetahuan dan • Mencari informasi
kegiatan pendampingan
keterbatasan ketersediaan obat2 pasar
berorientasi FSA dan VCA
an ternak. • Melakukan
pada FMA terpilih.
kontrak dg pasar
(rumah makan,
bandar,dll)
• Melakukan usaha
secara
berkelompok dg
membentuk
asosiasi.
• Mengadakan
pasar ternak
n FSA 1. 1) Pertambahan berat badan B B S
mensosialisasikan domba penggemukan belum
konsep FSA dan optimal baru mencapai 50
1) Pembinaan budidaya
11. gr/ekor/hari.
menganalisis
penerapan Informasi kualitas ternak domba
konsep FSA pada yang diinginkan oleh pasar
komoditas ternak belum diketahui oleh peternak
ternak domba
domba di 2) Demonstrasi Teknologi
kecamatan Harga bakalan ternak dengan pembuatan pakan
Purabaya, dan 2) bobot 15 -20 kg yang dijual oleh tambahan untuk ternak
merumuskan petani sebesar Rp 500.000 – Rp domba
rencana kegiatan 600.000,-/ekor 3) Demonstrasi pembuatan
pendampingan kompos kotoran domba
berorientasi FSA
pada FMA terpilih. Tujuan pasar akhir dijual ke
Kecamatan Nyalindung
Kabupaten Sukabumi
1. Rencana Kerja
1) Mensosialisasikan dan
Asosiasi Peternak
mendampingi penerapan
(1) Tersosialisasikannya konsep
konsep VCAolehFMA dan itik
VCA dan rekomendasi kegiatan
penyuluh pendamping
yang akan dilakukan dalam 2. Pertemuan untuk
n VCA dalam menerapkan konsep
penerapan VCA dan (2) Rumusan B B S
VCA. Dan (2) Merumuskan perbaikan alat
rencana kegiatan pendampingan
rencana kegiatan
teknologi berorientasi FSA dan penetas telur,
pendampingan berorientasi
VCA pada FMA terpilih.
FSA dan VCA pada FMA dan
terpilih
3. Pengelompokan
produk Usaha
itik:
k 1) mensosialisasikan • Kepemilikan domba di 1) Pembinaan dalam
k konsep VCA dan petani ternak berkisar manajemen pemeliharaan
tentang menganalisis penerapan antara 3 – 4 ekor domba
ternak konsep VCA pada • Sistem pemeliharaan
komoditas ternak domba di dengan cara
tentang B B S
Kabupaten Kuningan, dan penggemukan antara 3- 2) Demonstrasi
domba 2) merumuskan rencana pembuatan pakan
12 bulan
masaran kegiatan pendampingan 3) Demonstrasi pembuatan
• Harga jual Rp.
berorientasi VCA pada FMA 800.000,- - Rp. pupuk organik;
rumah terpilih. 4) Peningkatan perilaku,
1.000.000,-
yang sikap, dan keterampilan
• Rantai pemasaran
dengan
:Petani-bandar-pasar
ba
Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber
an Media 1. Mendukung 1. Untuk kegiatan 2010 1. Perlunya B B S
12. pelaksanaan FMA
di kabupaten
melalui kegiatan
proposal diarahkan
knologi pendampingan
berbasis agribisnis
ukung dalam
bukan produksi,
TP Jambi perencanaan,
Penyuluh swadaya menyamakan
arch pelaksanaan dan
minimal menguasai 1 persepsi konsep
evaluasi kegiatan
teknologi. agribisnis tingkat
Dalam FMA bersama
2. Masih perlunya FMA dan BP4K.
pelaksana di
pendampingan teknologi 2. Kebutuhan
A di tingkat
dari BPTP karena trasfer teknologi akan
Kabupaten/BPP
teknologi yang telah ditindak
2. Merumuskan FMA
dilakukan dirasakan lanjuti dalam
BPTP model bersama
masih belum mencukupi proposal
pelaksana FEATI
bagi para petani 3. Dukungan
Kabupaten/BPP
3. PPL Diharapkan dapat terhadap FMA
gan dan FMA
membaca situasi dengan
nian 3. Memperoleh
pedesaan, agar transfer menyebarkan 8
o industri umpan balik dari
teknologi dapat berjalan judul informasi
dengan petani FMA dan
sesuai dengan yang berupa Leaflet
pihak terkait
diharapkan, bilaperlu dan 2 buku saku
Profosal lainnya terhadap
belajar dari apa yang
gram kegiatan BPTP dan
mereka ketahui dan
teknologi yang
yang mereka punyai.
dihasilkan BPTP
dalam kegiatan
FEATI
1. Mendukung 1. Untuk kegiatan 2010 B B S
mu 1. Pendampingan
pelaksanaan FMA proposal diarahkan
m di kabupaten berbasis agribisnis dalam
melalui kegiatan bukan produksi,
n pendampingan Penyuluh swadaya penyusunan
A di dalam minimal menguasai 1 proposal FMA,
perencanaan, teknologi
pelaksanaan dan 2. Masih perlunya 2. Pelaksanaan
evaluasi kegiatan pendampingan teknologi
FMA bersama dari BPTP karena trasfer
dukungan
ATI pelaksana di teknologi yang telah kegiatan pada
tingkat dilakukan dirasakan
TA Kabupaten/BPP masih belum mencukupi calon lokasi FMA
2. Merumuskan FMA bagi para petani model (5FMA),
model bersama 3. PPL Diharapkan dapat
pelaksana FEATI membaca situasi 3. Mencetak dan
n Kabupaten/BPP pedesaan, agar transfer
dan FMA teknologi dapat berjalan
menyebarkan
n 3. Memperoleh sesuai dengan yang informasi
umpan balik dari diharapkan, bilaperlu
ATI teknologi sesuai
petani FMA dan belajar dari apa yang
Merangin pihak terkait mereka ketahui dan spesifik lokasi di
lainnya terhadap yang mereka punyai.
kegiatan BPTP dan beberapa desa
teknologi yang
dihasilkan BPTP FMA. Melakukan
dalam kegiatan pendampingan
n FMA di FEATI
penyusunan
Merangin proposal FMA
tahun 2010 pada
giatan
bulan Juli –
September. Pada
FMA
tahap berikutnya
aran
juga tidak tertutup
kemungkinan
pelaksanaan
gan
kegiatan
dan VCA
pendampingan
FMA dalam
bentuk
an ARF
penyampaian
ukung
13. inovasi teknologi
di tingkat
kabupaten
maupun FMA.
Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber
1. Diseminasi hasil
litkaji lebih
1. Menyebar luaskan
diperbanyak
Informasi inovasi
s Padi dalam bentuk
teknologi pertanian
ui 1. Tersedianya inovasi kegiatan gelar
sesuai dengan
teknologi hasil Litkaji dan demonstrasi
kebutuhan
yang dibutuhkan serta pertemuan
daerah/pengguna.
rpadu dilapangan dilokasi yang
2. Mendapatkan
2. Diketahuinya kendala punya komoditas
umpan balik serta
IP Padi serta permasalahan yang sama.
kendala yang
yang timbul dalam 2. Pertemuan antara B B S
dihadapi penyuluh
yuran mengadopsi inovasi peneliti dan
dalam mengadosi
aran teknologi hasil-hasil penyuluh adalah
teknologi hasil
Litkaji. bentuk kerjasama
litkaji.
Pupuk 3. Adanya jejaring yang sangat
3. Mendapatkan
ompos. informasi antara peneliti efektif dalam
model atau jejaring
n dan penyuluh untuk rangka transfer
informasi inivosi
ret dan memepercepat arus teknologi serta
teknologi antara
n Jamur informasi inovasi hasil umpan balik, jadi
BPTP dengan
penelitian. perlu diperbanyak
penyuluh dibergai
udidaya frekwensi
tingkatan
t. pertemuan serta
kabupaten.
waktunya
diperpanjang.
mur
1. Menyebar luaskan
Informasi inovasi 1. Diseminasi hasil
rnak
teknologi pertanian litkaji lebih
n 1. Tersedianya inovasi
sesuai dengan diperbanyak
rgi Pada teknologi hasil Litkaji
kebutuhan dalam bentuk
sapi yang dibutuhkan
daerah/pengguna. kegiatan gelar
dilapangan
2. Mendapatkan dan demonstrasi
Susu 2. Diketahuinya kendala
umpan balik serta serta pertemuan
serta permasalahan
kendala yang dilokasi yang
ber yang timbul dalam B B S
dihadapi penyuluh punya komoditas
natif mengadopsi inovasi
dalam mengadosi yang sama.
teknologi hasil-hasil
teknologi hasil 2. Pertemuan
gi Litkaji.
litkaji. antara peneliti
an 3. Adanya jejaring
3. Mendapatkan dan penyuluh
informasi antara peneliti
model atau jejaring perlu
n dan penyuluh untuk
informasi inivosi diperbanyak
memepercepat arus
teknologi antara frekwensi
informasi inovasi hasil
BPTP dengan pertemuan serta
penelitian
penyuluh dibergai waktunya
na Padi
tingkatan diperpanjang.
kabupaten.
Nenas
14. Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber
1. Pelaksanaan program
P3TIP BPTP Jambi T.A.
2009 agar disinkronkan
dengan kegiatan P3TIP
Kabupaten Merangin
2. BPTP Jambi diharapkan
menindak lanjuti
kegiatan dilokasi FMA
3. Penyusunan proposal l
FMA diupayakan agar
1. Mendukung
didampingi dari BPTP
pelaksanaan FMA
Jambi dan berkoordinasi
di kabupaten
dengan pihak pelaksana
dengan
P3TIP Kabupaten
menyebarluaskan
4. Kegiatan koordinasi
hasil
FMA BPTP Jambi akan
penelitian/pengkaji
direspon dan ditindak
an inovasi
lanjuti oleh pelaksana
teknologi spesifik
Kabupaten
lokasi dan
5. Materi informasi dan
informasi
ATI BPTP kegiatan demonstrasi Mengupayakan kegiatan
komoditas kepada
09 teknologi pembibitan lebih optimal dan saling
pengguna di lokasi B B S
oordinasi karet unggul yang bersinergi antara BPTP
FMA
FMA di sudah dilaksanakan oleh dan Kabupaten
2. Menyamakan
Merangin BPTP Jambi agar dapat
persepsi dan
FEATI ditindak lanjuti oleh FMA
sinkronisasi
Merangin untuk dijadikan wadah
pelaksanaan FMA
pembelajaran (umpan
dengan kegiatan
balik)
BPTP Jambi
6. Pelaksana FEATI
3. Memperoleh
kabupaten akan
umpan balik dari
berkoordinasi dengan
FMA kabupaten
BPTP Jambi dalam hal
dan pihak terkait
pelaksanaan kegiatan
lainnya terhadap
yang terkait dengan
teknologi yang
peran BPTP dalam
dihasilkan BPTP
program FEATI
Jambi
7. Untuk teknis kegiatan
agar lebih difokuskan
pada pembelajaran dan
pemberdayaan agar
target dan sasaran
program dapat tercapai
8. Diupayakan ada suatu
FMA model yang akan
menjadi acuan bagi
pengembangan FMA
Mengupayakan kegiatan B B S
lebih optimal dan saling
bersinergi antara BPTP
1. Mendukung 1. Untuk pelaksanaan
dan Kabupaten
di BPTP pelaksanaan FMA program FEATI T.A 2009
09 di kabupaten agar dapat berjalan
oordinasi dengan sinkron dengan kegiatan
FMA di menyebarluaskan FMA Kabupaten, karena
Tanjung hasil ada perubahan struktur
t penelitian/pengkaji organisasi kegiatan
ATI an inovasi FEATI di Kabupaten
teknologi spesifik Tanjung Jabung Barat
lokasi dan baru dapat dilaksanakan
informasi pada TA 2009 (bersifat
komoditas kepada kegiatan)
pengguna di lokasi 2. Pendampingan
FMA penyusunan
2. Menyamakan proposal/verivikasi
persepsi dan proposal FMA oleh
sinkronisasi penyuluh pendamping
pelaksanaan FMA pelaksana P3TIP di
15. Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dan BPTP
Jambi
3. Materi informasi dan
kegiatan demonstrasi
teknologi yang sudah
dilaksanakan oleh BPTP
Jambi agar dapat
ditindak lanjuti oleh FMA
untuk dijadikan wadah
pembelajaran (umpan
balik)
4. Pelaksana FEATI
kabupaten akan
dengan kegiatan berkoordinasi dengan
BPTP Jambi BPTP Jambi dalam hal
3. Memperoleh pelaksanaan kegiatan
umpan balik dari yang terkait dengan
FMA kabupaten peran BPTP dalam
dan pihak terkait program FEATI
lainnya terhadap (merupakan umpan
teknologi yang balik).
dihasilkan BPTP 5. Untuk teknis kegiatan
Jambi agar lebih difokuskan
pada pembelajaran (ada
inovasi) dan
pemberdayaan agar
target dan sasaran
program dapat dicapai
(merupakan saran dari
Konsultan FEATI untuk
Kabupaten)
6. Berupaya
merencanakan adanya
suatu FMA model yang
akan menjadi acuan
bagi pengembangan
FMA
1. Workshop pengenalan
ARF merupakan wadah 1. Pelaksanaan ARF
1. Memperkenalkan
pertemuan pengelola dan bimbingan
dan memperjelas
FMAyang bertujuan mulai dari
konsep ARF kepada
on untuk memperkenalkan perencanaan
anggota UPFMA.
sility, dan memperjelas sampai
2. Menfasilitasi
tem konsep ARF kepada penyelesaian
anggota UPFMA
Value pengelola FMA dan masalah. B B S
untuk berbagi
sis. penyuluh pendamping. 2. Memfasilitasi
pengalaman,
an dan 2. Pada prinsipnya, ARF anggota/penguru
dalam hal
gan merupakan langkah s UPFMA untuk
Percobaan
nyata meningkatkan menyampaikan
Partisipatif Petani
Tanjung kemampuan petani informasi
(Farmer
t. untuk menemukan keberhasilannya
Participatory
permasalahan kepada
Research) melalui
usahataninya dan juga anggota/penguru
wadah ARF
mampu mencari s UPFMA lain.
penyelesaiannya.
rch B B S
tem
hain
1. Memperkenalkan 1. Workshop pengenalan 1. Pelaksanaan ARF
dan memperjelas ARF merupakan wadah dan bimbingan
konsep ARF kepada pertemuan pengelola mulai dari
anggota UPFMA. FMAyang bertujuan perencanaan
2. Menfasilitasi untuk memperkenalkan sampai
anggota UPFMA dan memperjelas penyelesaian
untuk berbagi konsep ARF kepada masalah
pengalaman, pengelola FMA dan 2. Memfasilitasi
dalam hal penyuluh pendamping. anggota/penguru
Percobaan 2. Pada prinsipnya, ARF s UPFMA untuk
Partisipatif Petani merupakan langkah menyampaikan
(Farmer nyata meningkatkan informasi
Participatory kemampuan petani keberhasilannya
Research) melalui untuk menemukan kepada
16. permasalahan
usahataninya dan juga anggota/penguru
wadah ARF
mampu mencari s UPFMA lain.
penyelesaiannya.
Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumber
1. Dalam rangka
peningkatkan SDM
petani perlu lebih
mengintensifkan
pertemuan kelompok.
2. Penyuluhan adalah
merupakan
dan
tanggungjawab bersama
gan
yang harus
ani dan
dilaksanakan dengan
pola kemitraan antara
petugas/ penyuluh,
ani di
peneliti dan petani serta
aan
didukung lembaga lain.
3. Limbah kopi dapat
Tabir
1. Untuk mengetahui diolah menjadi pupuk
masalah-masalah organik dengan cara
emitraan
yang dihadapi pengolahan atau
BPTP
petani dalam pengomposan dimana
mengadopsi bahan-bahan yang
teknologi pertanian mempunyai C/N tinggi
2. Untuk memerlukan waktu yang
mendapatkan lama dalam
Rural Percepatan proses
umpan balik pengomposan
RA) diseminasi, maka
tentang teknologi diharapkan BPTP dapat B B S
an FEATI penelitian dan pengkajian
yang dibutuhkan membuat alat contoh
n harus ditindaklanjuti
Penyuluh dan atau memandu petani
dengan berbagai kegiatan
Petani untuk membuat alat
n seperti; demplot, kaji
3. Menyamakan pengomposan tersebut.
rpadu terap, pembuatan CD/ film
persepsi bahwa 4. Kesimpulan PTT untuk
g dan
Peneliti ,Penyuluh rekomendasi
dan Petani/ KTNA pemupukan khususnya
tandar
adalah efisiensi unsur N dapat
merupakan dilakukan dengan
OP)
Patner kerja dalam menggunakan BWD
Kopi
Pembangunan (bagan Warna Daun).
oduksi
Pertanian BPTP diharapkan dapat
nik
mengadakan BWD
aku
untuk setiap penyuluh
Skala
sebagai alat pemandu
dalam memberikan
penyuluhan pemupukan.
Kopi
5. Pelaksanaan PRA
k
dilapangan memang
atn Mutu
tidak semudah seperti
teori, namun yang
terpenting apa yang kita
dapatkan dari petani
dapat ditidak lanjuti
walaupun itu tidak
merupakan pokok
masalah di lapangan
17. Laporan Kegiatan FEATI - Lokakarya
Halaman 4 dari 15
1. Penanaman lidah
buaya dilakukan
dengan membuat
bedengan dengan
tinggi 30 – 40 cm
dengan jarak tanam
80 x 70 cm. Usahakan
bibit yang dipindahkan
tidak luka atau patah.
Diharapkan BPTP
selaku sumber
teknologi dapat
membuat demplot
penanaman lidah
buaya di daerah
Tanjab Barat
1. Untuk mengetahui
2. Untuk meningkatkan
masalah-masalah
ketrampilan SDM
ah Buaya yang dihadapi
Petani & Penyuluh
BWD petani dalam
dalam mengolah lidah
a Daun) mengadopsi
buaya diharapkan
ukan teknologi pertanian
BPTP dapat
Pupuk N. 2. Untuk mendapatkan
mengadakan Percepatan proses
n umpan balik
pelatihan/ Demonstrasi diseminasi, maka
didaya tentang teknologi B B S
pasca panen lidah penelitian dan pengkajian
yang dibutuhkan
buaya di lokasi harus ditindaklanjuti
Tanaman Penyuluh dan
pengembangan dengan berbagai kegiatan
Petani
komoditas tersebut seperti; demplot, kaji
delai 3. Menyamakan
3. Limbah tanaman kopi terap, pembuatan CD/ film
as persepsi bahwa
dapat dimanfaatkan
ng Peneliti ,Penyuluh
sebagai pakan ternak,
ngolahan dan Petani/ KTNA
pupuk organik dan
is adalah merupakan
biogas. Petani sangat
saan Patner kerja dalam
mengharapkan Juknis
Pembangunan
teknologi tersebut
Pertanian
dalam bentuk VCD
atau Alat Peraga.
4. Dalam hal budidaya
kopi dan
pengolahannya
Kabupaten Tanjab
Barat masih sangat
kekurangan
teknologinya untuk itu
diharapkan BPTP
dapat melakukan
pengkajian serta
percontohan beberapa
jenis kopi yang cocok
di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat.
Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumbe
B B S
18. 1. Penelitian harus
didasarkan pada
kebutuhan nyata akan
dukungan teknologi
untuk pembangunan
sistem dan usaha
agribisnis. Orientasi
penelitian adalah
untuk kebutuhan
pengguna, baik
1. Menyebarluaskan ditingkat petani
teknologi dan maupun dunia usaha
informasi hasil sebagai pengguna
penelitian dan langsung hasil-hasil
g terdiri
pengkajian BPTP pengkajian spesifik
Jambi dan lembaga lokasi.
ebijakan
penelitian lainnya, 2. Teknologi yang
dan
kepada stakeholder dihasilkan akan lebih
an
(pengambil bermanfaat bila telah
kebijakan, peneliti, diadopsi oleh petani
penyuluh, petani sebagai pengguna.
n
dan pelaku Percepatan teknologi
Provinsi Koordinasi dan komunikasi
agribisnis) di akan terjadi apabila
endukung antara Lembaga Penelitian,
Provinsi Jambi. pendekatan dilakukan
ertanian Universitas dan
2. Menghimpun dengan
ang dan Pemerintah Daerah perlu
masukan, memperhatikan hal-hal
dalam lebih ditingkatkan,
pemikiran dan tukar sebagai berikut :
menukar informasi terutama dalam
Alam • Penerapan
dari para pengambil penyusunan program dan
bi untuk teknologi
kebijakan, pakar, diseminasi hasil-hasil
etahanan spesifik lokasi
pelaksana dan penelitian.
dan
pengguna teknologi partisipatif
Produksi
di Provinsi Jambi • Teknologi
Tanah
serta mendukung tersebut
pelaksanaan dengan input
program Prima relatif rendah
Prima
Tani. dan mudah
si Jambi
3. Memperoleh umpan dilaksanakan
erdiri dari
balik untuk serta
hasil-hasil
pemantapan memberikan
BPTP
program penelitian nilai tambah
dan pengkajian yang nyata
dimasa yang akan dalam suatu
datang. nilai usaha
tani.
• Perakitan
teknologi
dengan
partisipasi
aktif peneliti,
penyuluh dan
petani.
1. Menyebarluaskan B B S
hasil
penelitian/pengkajia
stem 1. Paket teknologi karet 1. Mengembangan
n teknologi spesifik
ertanian (pembibitan, analisa metode
lokasi kepada
hun usahatani pembibitan, penyebaran
pengguna
pengendalaian hama informasi untuk
2. Menginventarisasi
a tani dan penyakit, efektifitas
aspirasi, kebutuhan
aret teknologi penyadapan) penyerapan dan
dan masalah yang
mbibitan disamping untuk penerapan
dihadapi petani
meningkatkan teknologi di
(pengguna lainnya)
nyadapan wawasan dan pengguna,
dalam usaha tani
ketrampilan petani sehingga pada
3. Memperoleh umpan
g pada (pengguna langsung) akhirnya
balik dari petani
et dan juga dapat diharapkan
dan pihak terkait
nya memperbaiki mampu merubah
lainnya terhadap
ing pada produktivitas, kualitas, perilaku berusaha
teknologi yang
et dan harga serta efisiensi tani menjadi lebih
dihasilkan BPTP dan
nya usahatani karet ba
rencana tindak
rakyat. 2. Melakukan
lanjut
2. Untuk mendukung monitoring dan
penyebaran informasi evaluasi terhadap
teknologi pertanian, penyebaran dan
kinerja penyuluhan adopsi teknologi
dengan ditetapkannya dari paket
UU Penyuluhan No. 16 teknologi yang
19. disampaiakn BPTP
Jambi
3. Melakukan kaji
terap untuk paket
teknologi yang
disampaikan dan
disesuaikan
dengan kebutuhan
teknologi.
4. Pelatihan untuk
teknologi untuk
komoditas lainnya
yang potensial
Tahun 2006 dikembangkan.
diharpakan dapat lebih Pelatihan
mengefektifkan teknologi
pelaksanaan Program pembuatan
Pemberdayaan Petani trichoderma untuk
Melalui Informasi tingkat petani
Teknologi Pertanian. sebagai
pengendalian
penyakit Jamur
Akar putih pada
tanaman karet
5. Kajian terhadap
tanaman karet
potensial/lokal
yang memiliki
produksi tinggi
(kasus pohon
karet produksi
tinggi di desa
Pasar Masurai
Kecamatan
Lembah Masurai)
1. Menyebarluaskan B B S
hasil
penelitian/pengkajia
stem 1. Paket teknologi karet 1. Mengembangkan
n teknologi spesifik
ertanian (pembibitan, analisa metode
lokasi kepada
hun usahatani pembibitan, penyebaran
pengguna
pengendalaian hama informasi untuk
2. Menginventarisasi
a tani dan penyakit, efektifitas
aspirasi, kebutuhan
aret teknologi penyadapan) penyerapan dan
dan masalah yang
mbibitan disamping untuk penerapan
dihadapi petani
meningkatkan teknologi di
(pengguna lainnya)
nyadapan wawasan dan pengguna,
dalam usaha tani
ketrampilan petani sehingga pada
3. Memperoleh umpan
g pada ( pengguna langsung) akhirnya
balik dari petani
et dan juga dapat diharapkan
dan pihak terkait
nya memperbaiki mampu merubah
lainnya terhadap
ing pada produktivitas, kualitas, perilaku berusaha
teknologi yang
et dan harga serta efisiensi tani menjadi lebih
dihasilkan BPTP dan
nya usahatani karet baik
rencana tindak
rakyat. 2. Melakukan
lanjut
2. Untuk mendukung monitoring dan
penyebaran informasi evaluasi untuk
teknologi pertanian, mengetahui
kinerja penyuluhan tingkat adopsi
dengan ditetapkannya teknologi dari
UU Penyuluhan No. 16 paket teknologi
Tahun 2006 yang disampaikan
diharapkan dapat lebih BPTP Jambi
mengefektifkan 3. Melakukan kaji
pelaksanaan Program terap untuk paket
Pemberdayaan Petani teknologi yang
Melalui Informasi disampaikan dan
Teknologi Pertanian. disesuaikan
dengan kebutuhan
teknologi.
4. Pelatihan untuk
teknologi
komoditas lainnya
yang potensial
dikembangkan
agar diadakan.
Pelatihan
teknologi
pembuatan
20. trichoderma untuk
tingkat petani
sebagai
pengendalian
penyakit Jamur
Akar putih pada
tanaman karet
juga perlu
diadakan
Tujuan Hasil Tindak Lanjut Akomodasi Konsumsi Narasumbe
Membentuk B B S
(kelembagaan) kemitraan
dengan pihak lain untuk
anaan 1. Untuk mendapatkan 1. Untuk pelaksanaan
membantu petani dalam
ems model percepatan FSA perlu dilakukan
mengatasi berbagai
transfer inovasi terlebih dahulu
permasalahan, kendala
an Usaha teknologi melalui pembekalan terhadap
dan kesulitan yang
diseminasi hasil- Tim pelaksana FSA
dihadapi dilapangan baik
odel hasil litkaji oleh tentang cara- cara
secara perorangan
san Dan BPTP Jambi menganalisa cabang
maupun kelompok dalam
2. Untuk mendapatkan usahatani untuk dapat
rangka meningkatkan
tan umpan balik menghasilkan cabang
kapasitas usahataninya
ologi tentang kendala usahatani yang lebih
(skala, produksi, dan
ma Tani) dan masalah yang baik dan terintegrasi
mutu).
Dataran dihadapi penyuluh satu sama lain
BasahDi dan petani dalam 2. Untuk menghindari
erangin mengadopsi inovasi bias yang lebih besar
bi. teknologi usahatani didalam pembuatan
didaya yang dihasilkan modul-modul I s.d. VI
oleh litkaji. yang menjadi acuan
traan 3. Meningkatkan peran kerja di wilayah
ni BPP / penyuluh pengembangan FEATI/
dalam P3TIP, juga sebagai
didaya mendiseminasikan Pedoman Penyuluh,
teknologi yang sebaiknya
dihasilkan litkaji di pelaksanaannya
BPTP Jambi. dilakukan dalam
4. Untuk menyamakan bentuk tim.
persepsi bahwa
peneliti, penyuluh,
3. Primatani sebaiknya
petani, KTNA,
dilaksanakan di
pelaku agribisnis
daerah-daerah
adalah mitra kerja
potensial yang belum
dalam
digali, agar dapat
pembangunan
memberikan nilai
pertanian.
tambah kepada petani
sekaligus sebagai
model diseminasi yang
nyata di lapangan.
4. Untuk meningkatkan
produktivitas pertanian
tanaman pangan (padi
dan palawija dan
sayuran), paket
teknologi yang
dibutuhkan telah
tersedia dalam jumlah
yang memadai.
Namun untuk
menerapkan paket
teknologi tersebut
sering dihadapkan
pada kendala ketidak
tersediaan benih yang
dibutuhkan secara
lokal/wilayah pada
saat diperlukan dan
keterbatasan modal
untuk pembelian benih