4. Dimensi
Partisipasi
Uphoff et all, 1979
Apa?
Pengambilan keputusan
Implementasi
Manfaat
Evaluasi
Siapa?
Warga komunitas
Pemimpin
Aparatur pemerintah
Asing
Bagaimana?
Basis, bentuk, dan pengaruhnya
7. Manipulasi
(Manipulation)
Relatif tidak ada komunikasi apalagi dialog;
masyarakat tidak tahu sama sekali terhadap tujuan,
tapi hadir dalam forum.
Terapi
(Therapy)
Telah ada komunikasi namun bersifat terbatas.
Inisiatif datang dari pemerintah dan hanya satu arah.
No Power
8. Tokenism
Informasi
(Information)
Informasi telah diberikan kepada masyarakat tetapi masyarakat
tidak diberikan kesempatan melakukan tangapan balik (feed
back).
Konsultasi
(Consultation)
Komunikasi telah bersifat dua arah, tapi masih bersifat
partisipasi yang ritual. Sudah ada penjaringan aspirasi, telah
ada aturan pengajuan usulan, telah ada harapan bahwa aspirasi
masyarakat akan didengarkan, tapi belum ada jaminan apakah
aspirasi tersebut akan dilaksanakan ataupun perubahan akan
terjadi.
Penentraman
(Placation)
Sudah ada negosiasi antara masyarakat dan pemerintah.
Masyarakat dipersilahkan untuk memberikan saran atau
merencanakan usulan kegiatan. Namun pemerintah tetap
menahan kewenangan untuk menilai kelayakan dan
keberadaan usulan tersebut.
9. Citizen Power
Kemitraan
(Partnership)
Pemerintah dan masyarakat merupakan mitra sejajar.
Kekuasaan telah diberikan dan telah ada negosiasi antara
masyarakat dan pemegang kekuasaan, baik dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi.
Kepada masyarakat yang selama ini tidak memiliki akses untuk
proses pengambilan keputusan diberikan kesempatan untuk
bernegosiasiai dan melakukan kesepakatan.
Pendelegasian
Kekuasaan
(Delegated Power)
Ini berarti bahwa pemerintah memberikan kewenangan kepada
masyarakat untuk mengurus sendiri beberapa kepentingannya,
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, sehingga masyarakat memiliki kekuasaan yang jelas
dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberhasilan
program.
Pengendalian
Warga
(Citizen Control)
Masyarakat sepenuhnya mengelola berbagai kegiatan untuk
kepentingannya sendiri, yang disepakati bersama, dan tanpa
campur tangan pemerintah.
11. “Warga setempat yang dapat
dibedakan dari masyarakat
yang lebih luas melalui
kedalaman perhatian
bersama atau tingkat
interaksi yang tinggi, para
anggota komunitas memiliki
kebutuhan yang sama”
Nasdian 2014, Jim Ife 1995
12. komu
nitas
komu
nitas
komu
nitas
Komu
nitas
Masyarakat yang lebih
luas - society
community
Mempunyai LOKALITAS atau
tempat tinggal (wilayah)
tertentu.
Berfungsi sebagai ukuran untuk
menggaris bawahi hubungan
antara HUBUNGAN-
HUBUNGAN SOSIAL dengan
suatu wilayah geografis
tertentu.
Ada suatu PERASAAN diantara
anggota bahwa mereka saling
memerlukan dan bahwa lahan
yang mereka tempati
memberikan kehidupan kepada
semuanya – community
sentiment.
SEPERASAAN
SEPENANGGUNGAN
SALING MEMERLUKAN
13. Tipologi Komunitas
rural urban
Hubungan lebih erat dan
mendalam,
Sistem kehidupan
biasanya berkelompok
atas dasar sistem
kekeluargaan,
Hidup dari pertanian,
sangat terikat/
tergantung dengan
tanah,
Gotong royong bukan
pembagian kerja.
Kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan agama di
komunitas pedesaan,
Umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain,
Pembagian kerja tegas dan
memiliki batas-batas yang
nyata,
Jalan pikiran rasional,
Faktor waktu dinilai penting.
15. Faktor yang
Mempengaruhi
Partisipasi
Komunitas
Nasdian, 2014
STRUKTURAL
KULTURAL
Bersumber pada struktur sosial yang
berlaku dalam suatu komunitas.
Patront – client.
Paternalisme.
Elite Komunitas vs. Anggota
Komunitas
Sikap pasrah dari anggota
komunitas karena terjerat dalam
berbagai macam kekurangan
sehingga terlihat tidak memiliki
inisiatif, gairah, dan tidak dinamis
untuk mengubah nasib.
16. Bagaimana supaya didengar
masyarakat?
Menggunakan bahasa daerah
Mulai memetakan ‘kubu’ atau konflik di
wilayah binaan
Melakukan home visit dan pertemuan
informal
Berbaur dalam kegiatan masyarakat –
tebar pesona
Lepas semua ‘atribut’
18. Masyarakat akan
berpartisipasi, jika:
Nasdian, 2014
1
Mereka memandang penting isu-isu
atau aktivitas tertentu. Biasanya isu yang
menyentuh kebutuhan merupakan
prioritas komunitas.
2
Mereka merasa bahwa tindakannya
akan membawa perubahan, khususnya
ditingkat rumah tangga, individu,
kelompok dan komunitas.
3
Bentuk-bentuk partisipasi berbeda-
beda. Partisipasi komunitas hendaknya
dapat dilakukan oleh siapapun juga
(keterampilan, bakat, minat berbeda)
4
Pertimbangkan fasilitas yang ada.
Orang harus dimungkinkan untuk
berpartisipasi dan didukung dalam
partisipasinya.
5
Struktur dan proses partisipasi
hendaknya tidak bersifat menjauhkan.
Semua lapisan komunitas terlibat
partisipasi.
19. Pendekatan Pendampingan
1SELF HELP
Masyarakat menjadi partisipan yang
berarti dalam proses pembangunan dan
melakukan kontrol dalam kegiatan
pengembangan komunitas.
2Teknik – Technical Assistance
Masyarakat (seolah-olah) meminta
tolong kepada perencana/ pendamping
dalam mengembangkan sikap
rasionalitas mereka.
3Konflik
Menekankan pada usaha-usaha untuk
menyadarkan bahwa apa yang baik
dilakukan oleh orang lain, baik juga
dilakukan olehnya.
Memahami situasi
dan kondisi
komunitas.
Siapa yang akan
didampingi?
Bagaimana
kebutuhannya?
20. Hal-hal yang
perlu diingat
dari metode
perencanaan
partisipatif:
Nasdian, 2014
1
Analisis Permasalahan
Teknik untuk meneliti semua masalah yang
terkait dengan suatu kondisi masalah inti
dan memperlihatkan hubungan sebab
akibat.
2
Analisis Tujuan
Teknik untuk meneliti tujuan-tujuan yang
dicapai sebagai akibat dari pemecahan masalah
yang telah disebutkan.
3
Analisis Alternatif
Teknik untuk meneliti beberapa pilihan
strategi proyek/ program yang digunakan
untuk mencapai kondisi yang diinginkan.
4
Analisis Peran
Memberikan gambaran bagi semua orang,
kelompok, organisasi, dan lembaga yang
berhubungan dengan program.
5
Matriks Perencanaan Partisipasi Aktif
Ringkasan yang menerangkan (a) mengapa ingin membuat program, (b)
apa yang ingin dihasilkan oleh proyek, (c) bagaimana program bekerja
untuk mencapai yang diinginkan, (d) manakah faktor-faktor yang harus
diawasi berkaitan dengan jalannya program, (e) bagaimana keberhasilan
program dapat dinilai.
Sesuatu dikatakan komunitas jika (1) ada lokasi/ wilayah, (2) ada hubungan sosial, dan (3) mempunyai perasaan yang sama diantara hubungan sosial tersebut. Perasaan yang sama itu adalah (a) Seperasaan – mengidentifikasi dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut, timbul jika mempunyai kepentingan yang sama dalam memenuhi kebutuhan hidup, kepentingan individu diselaraskan dengan kepentingan kelompok (b) Sepenanggungan – setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok dijalankan, sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah daging sendiri, (c) Saling memerlukan – merasakan dirinya tergantung pada komunitas, baik fisik maupun psikologis.
Karena sama-sama tergantung dengan tanah, maka kepentingan pokok juga sama, sehingga mereka juga kana bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingannya. Sebagai akibat kerja sama tadi, timbullah kelembagaan sosial yang disebut gotong-royong, yang bukan merupakan kelembagaan yang sengaja dibuat. Karena itu, pada komunitas pedesaan jarang ditemui pembagian kerja berdasarkan keahlian, biasanya pembagian kerja didasarkan pada usia dan jenis kelamin
Ini bukan mutlak, tiap masyarakat bakal beda, tergantung karakteristiknya masing-masing.
Ini merupakan solusi dari faktor yang telah disebut tadi, faktor-faktor yang mempengaruhi tadi dijadikan pertimbangan, bahwa dalam setiap melakukan proses pemberdayaan dan partisipasi harus memperhatikan aspek struktural (siapa yang berkuasa, dll) dan kultural dari komunitas tersebut, karena proses partisipasi harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Tiga pendekatan ini dipilih berdasarkan pada pemahaman pada situasi dan kondisi dari komunitas yang bersangkutan.