SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
HUTAN TANAMAN INDUSTRI
                 (HTI)
           DI PROVINSI RIAU


EXIT
Dosen Pengampu : Rahmawati Husein, Ph.D


          No          Nama         NIM      Kelas

          1    Amri Pratama   20100520076    D

          2    Chairullah     20100520048    D

          3    Zulpandi       20100520072    D




EXIT
Pendahuluan
 • Menurut fungsinya hutan di Indonesia terdiri dari
   tiga jenis, yaitu: hutan konservasi, hutan lindung
   dan hutan industri
 • Pengelolaan hutan industri di Indonesia menarik
   untuk dikaji lebih dalam, sebab saat ini sudah
   banyak hutan industri di Indonesia yang sudah
   tidak produktif lagi.
 • Saat ini usaha pemerintah untuk menjaga
   kelestarian hutan industri agar dapat di eksploitasi
   lagi adalah dengan pembangunan hutan tanaman
   industri.

EXIT
• Hutan tanaman industri sebagai alternarif kebijakan
  yang     dikeluarkan   oleh    pemerintah,     telah
  berkembang dibeberapa daerah di Indonesia.
• Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang
  memiliki luas hutan cukup besar di Indonesia.
  Berdasarkan laporan Dinas Kehutanan Provinsi
  Riau luas hutan di Provinsi Riau adalah sekitar 8,6
  juta ha




EXIT
Pengelolaan Hutan Tanaman
Industri di Provinsi Riau
 • Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1990 tentang
   hak pengusahaan hutan tanaman industri, Hutan Tanaman
   Industri yang di selanjutnya disingkat menjadi HTI adalah
   hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan
   potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
   silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
   industri hasil hutan.
 • Dimana dalam operasionalnya berpegangan pada hak
   pengusahaan HTI. Hak pengushaan HTI ini adalah hak
   untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan
   yang kegiatannya mulai dari penanaman, pemeliharaan,
   pemungutan, pengolahan dan pemasaran.

EXIT
• Pengusahaan HTI bertujuan untuk menunjang
   pengembangan industri hasil hutan dalam negeri
   guna meningkatkan nilai tambah dan devisa,
   meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas
   lingkungan hidup, memperluas lapangan kerja dan
   lapangan usaha.
 • Dalam pengelolaan HTI di Indonesia dipakai sistem
   silvikultur. Sistem silvikultur yang diterapkan dalam
   pengelolaan HTI adalah tebang habis dengan
   penanaman kembali.


EXIT
• Saat ini pembangunan HTI sudah mulai intensif dilakukan di
   beberapa daerah di Indonesia. Provinsi Riau adalah salah
   satu provinsi yang juga melakukan pembangunan HTI.
 • Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK),
   kawasan hutan produksi di Provinsi Riau seluas 9.456.160
   ha.
 • Kawasan hutan produksi yang telah dimanfaatkan untuk
   IUPHHK dan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
   (IUPHH-BK) sesuai SK.IUPHHK dan SK.IUPHHBK seluas
   1.862.100 ha yang terdiri dari IUPHHK-HA seluas 318.498
   ha atau sebanyak 8 unit, IUPHHK-HTI seluas 1.509.702 ha
   IUPHHK-HTI sebanyak 48 unit dan IUPHH-BK seluas
   21.620 ha sebanyak 1 unit serta seluas 12.280 ha
   dicadangkan untuk IUPHHK-HTR.
EXIT
• Luas tersebut berbeda dengan laporan triwulan III
  yang dilaporkan seluas 1.988.115 ha. Perubahan
  tersebut disebabkan 2 unit IUPHHK-HA di Provisni
  Riau telah berakhir izinnya dan tidak diperpanjang.
• Luas Hutan Tanaman Industri yang terdapat di
  Provinsi Riau saat ini adalah sekitar 1.509.702 ha.
  Dari data yang diperoleh saat ini ada sekitar 48
  perusahaan yang memiliki IUPHHK-HTI di Provinsi
  Riau.



EXIT
• IUPHHK-HTI di peroleh oleh setiap perusahaan
   dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
   Menteri    Kehutanan     Republik      Indonesia
   memberikan    IUPHHK-HTI     tersebut     setelah
   mendengarkan pertimbangan dan saran dari
   Gubernur sebagai Kepala Daerah tingkat I.




EXIT
Problematika Hutan Tanaman Industri
 di Provinsi Riau
 • Salah satu kasus yang masih hangat terjadi adalah
   sengketa Hutan Tanaman Industri yang terjadi di
   Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti,
   Provinsi Riau
 • Pada dasarnya masyarakat yang berada di Pulau
   Padang tersebut merasa tidak setuju dengan
   beroperasinya PT. RAPP sebagai pemegang izin
   untuk mengelola HTI di daerah itu




EXIT
Ada beberapa alasan yang di kemukakan oleh
       masyarakat setempat, yaitu :
 •     Adanya HTI di Pulau Padang akan mengakibatkan
       tenggelamnya Pulau Padang.
 •     Beberapa wilayah desa masuk dalam areal konsesi
       PT.RAPP.
 •     Banyak lahan masyarakat desa yang terambil oleh
       PT.RAPP.
 •     PT.RAPP        kurang        menyerap/melibatkan
       masyarakat desa setempat.
 •     Perizinan/Amdal HTI PT.RAPP ada yang tidak
       sesuai aturan.

EXIT
Peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dalam Pengelolaan
Hutan Tanaman Industri di Provinsi Riau

• Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 1
  Tahun 2012 Tentang Lembaga Adat Melayu Riau,
  Lembaga Adat Melayu Riau, selanjutnya disingkat
  LAM Riau adalah organisasi kemasyarakatan yang
  karena kesejarahan atau asal usulnya menegakkan
  hukum adat dan mendorong anggota-anggotanya
  untuk melakukan kegiatan pelestarian serta
  pengembangan adat budaya di Riau.
• Sejatinya Lembaga Adat Melayu Riau lebih
  mendorong      agar  pemerintah    mengutamakan
  kepentingan masyarakat dalam hal pengelolaan HTI
  di Provinsi Riau.


EXIT
• Dalam kasus HTI di Pulau Padang, Kab. Meranti
   Provinsi Riau Lembaga Adat Melayu Riau mencoba
   untuk menjadi mediator antara pihak yang
   berkonflik.
 • Lembaga Adat Melayu Riau tidak sepakat dengan
   tindakan masyarakat yang akan membakar diri
   dalam bentuk protes kepada pemerintah terkait
   kasus ini.



EXIT
Penutup

 Kesimpulan
 • Sejatinya pembangunan Hutan Tanaman Industri
   yang dilakukan di negeri khatulistiwa ini bertujuan
   baik untuk pelestarian hutan yang non aktif agar
   bisa dimanfaatkan lagi bagi kemajuan bangsa
   Indonesia. Namun, hal ini sangat bertolak belakang
   dengan kondisi yang terjadi di lapangan.




EXIT
Saran dan Rekomendasi
• Pemerintah harus meninjau kembali regulasi tentang
  pemberian izin Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
  Industri agar tidak terjadi lagi tumpang tindih
  regulasi.
• Pemerintah harus mengutamakan kepentingan
  rakyat dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan agar
  tidak terjadi lagi konflik antara masyarakat dengan
  perusahaan.
• Pemerintah harus menindak secara tegas semua
  pihak yang melakukan praktek KKN dalam proses
  pengelolaan hutan di Indonesia, baik itu dari sisi izin
  hingga pemanfaatannya.

EXIT
• Bagi perusahaan yang diberi izin untuk mengelola
  hutan di Indonesia harus menghormati hukum dan
  norma adat yang berlaku di area pengelolaan
  tersebut.    Karena      masyarakat        adat    adalah
  masyarakat yang wajib di hormati keberadaannya
  agar tidak tersulut lagi konflik – konflik yang terjadi.
• Bagi lembaga adat harus meningkatkan kontrol
  terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan
  pemerintah. Hal ini selain sebagai wadah evaluasi
  juga sebagai wadah untuk menjaga nilai-nilai budaya
  yang dewasa ini mulai tergerus seiring masuknya
  globalisasi.
EXIT
TERIMA KASIH


WASSALAM

EXIT

Contenu connexe

Tendances

Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)GAPOKTAN NUSANTARA
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasanLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasanAthifah Ningtyas
 
Profil Perusahaan Umum dan Perusahaan Swasta
Profil Perusahaan Umum dan Perusahaan SwastaProfil Perusahaan Umum dan Perusahaan Swasta
Profil Perusahaan Umum dan Perusahaan SwastaSindy Prisila
 
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut AsapRezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut AsapMuslimah HTIchannel
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
 
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"Ana Puja Prihatin
 

Tendances (9)

Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasanLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan
 
Profil Perusahaan Umum dan Perusahaan Swasta
Profil Perusahaan Umum dan Perusahaan SwastaProfil Perusahaan Umum dan Perusahaan Swasta
Profil Perusahaan Umum dan Perusahaan Swasta
 
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut AsapRezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapang
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
 
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
 
(Pkm m)-2011-umy--alat pengering padi
(Pkm m)-2011-umy--alat pengering padi(Pkm m)-2011-umy--alat pengering padi
(Pkm m)-2011-umy--alat pengering padi
 
Pengalaman petani gambut
Pengalaman petani gambutPengalaman petani gambut
Pengalaman petani gambut
 

Similaire à Hutan tanaman industri (hti)

Maratorium pansus
Maratorium pansusMaratorium pansus
Maratorium pansusseptianm
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdfSubditSumberdayaPend
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Gedhe Foundation
 
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfPP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfBKPHBRPN
 
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyatAnalisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyatOckto Traigani
 
Rhepang Muaif.pptx
Rhepang Muaif.pptxRhepang Muaif.pptx
Rhepang Muaif.pptxJevdeFretes1
 
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptxmateri sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptxAbnerRinaldiYosapatS
 
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium septianm
 
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2walhiaceh
 
11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutan11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutanKoran Bekas
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauPeople Power
 

Similaire à Hutan tanaman industri (hti) (20)

Maratorium pansus
Maratorium pansusMaratorium pansus
Maratorium pansus
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
 
Dampak konversi htn
Dampak konversi htnDampak konversi htn
Dampak konversi htn
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
 
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfPP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
 
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyatAnalisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Aktivitas kehutanan
Aktivitas kehutananAktivitas kehutanan
Aktivitas kehutanan
 
Rhepang Muaif.pptx
Rhepang Muaif.pptxRhepang Muaif.pptx
Rhepang Muaif.pptx
 
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptxmateri sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kelola kph
Kelola kphKelola kph
Kelola kph
 
presentasi TPTI
presentasi TPTIpresentasi TPTI
presentasi TPTI
 
presentasi TPTI SHA
presentasi TPTI SHApresentasi TPTI SHA
presentasi TPTI SHA
 
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
 
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
 
11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutan11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutan
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
 
Jurnal.pdf
Jurnal.pdfJurnal.pdf
Jurnal.pdf
 

Hutan tanaman industri (hti)

  • 1. HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI) DI PROVINSI RIAU EXIT
  • 2. Dosen Pengampu : Rahmawati Husein, Ph.D No Nama NIM Kelas 1 Amri Pratama 20100520076 D 2 Chairullah 20100520048 D 3 Zulpandi 20100520072 D EXIT
  • 3. Pendahuluan • Menurut fungsinya hutan di Indonesia terdiri dari tiga jenis, yaitu: hutan konservasi, hutan lindung dan hutan industri • Pengelolaan hutan industri di Indonesia menarik untuk dikaji lebih dalam, sebab saat ini sudah banyak hutan industri di Indonesia yang sudah tidak produktif lagi. • Saat ini usaha pemerintah untuk menjaga kelestarian hutan industri agar dapat di eksploitasi lagi adalah dengan pembangunan hutan tanaman industri. EXIT
  • 4. • Hutan tanaman industri sebagai alternarif kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, telah berkembang dibeberapa daerah di Indonesia. • Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang memiliki luas hutan cukup besar di Indonesia. Berdasarkan laporan Dinas Kehutanan Provinsi Riau luas hutan di Provinsi Riau adalah sekitar 8,6 juta ha EXIT
  • 5. Pengelolaan Hutan Tanaman Industri di Provinsi Riau • Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1990 tentang hak pengusahaan hutan tanaman industri, Hutan Tanaman Industri yang di selanjutnya disingkat menjadi HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. • Dimana dalam operasionalnya berpegangan pada hak pengusahaan HTI. Hak pengushaan HTI ini adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang kegiatannya mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemungutan, pengolahan dan pemasaran. EXIT
  • 6. • Pengusahaan HTI bertujuan untuk menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa, meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. • Dalam pengelolaan HTI di Indonesia dipakai sistem silvikultur. Sistem silvikultur yang diterapkan dalam pengelolaan HTI adalah tebang habis dengan penanaman kembali. EXIT
  • 7. • Saat ini pembangunan HTI sudah mulai intensif dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Provinsi Riau adalah salah satu provinsi yang juga melakukan pembangunan HTI. • Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), kawasan hutan produksi di Provinsi Riau seluas 9.456.160 ha. • Kawasan hutan produksi yang telah dimanfaatkan untuk IUPHHK dan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (IUPHH-BK) sesuai SK.IUPHHK dan SK.IUPHHBK seluas 1.862.100 ha yang terdiri dari IUPHHK-HA seluas 318.498 ha atau sebanyak 8 unit, IUPHHK-HTI seluas 1.509.702 ha IUPHHK-HTI sebanyak 48 unit dan IUPHH-BK seluas 21.620 ha sebanyak 1 unit serta seluas 12.280 ha dicadangkan untuk IUPHHK-HTR. EXIT
  • 8. • Luas tersebut berbeda dengan laporan triwulan III yang dilaporkan seluas 1.988.115 ha. Perubahan tersebut disebabkan 2 unit IUPHHK-HA di Provisni Riau telah berakhir izinnya dan tidak diperpanjang. • Luas Hutan Tanaman Industri yang terdapat di Provinsi Riau saat ini adalah sekitar 1.509.702 ha. Dari data yang diperoleh saat ini ada sekitar 48 perusahaan yang memiliki IUPHHK-HTI di Provinsi Riau. EXIT
  • 9. • IUPHHK-HTI di peroleh oleh setiap perusahaan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia. Menteri Kehutanan Republik Indonesia memberikan IUPHHK-HTI tersebut setelah mendengarkan pertimbangan dan saran dari Gubernur sebagai Kepala Daerah tingkat I. EXIT
  • 10. Problematika Hutan Tanaman Industri di Provinsi Riau • Salah satu kasus yang masih hangat terjadi adalah sengketa Hutan Tanaman Industri yang terjadi di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau • Pada dasarnya masyarakat yang berada di Pulau Padang tersebut merasa tidak setuju dengan beroperasinya PT. RAPP sebagai pemegang izin untuk mengelola HTI di daerah itu EXIT
  • 11. Ada beberapa alasan yang di kemukakan oleh masyarakat setempat, yaitu : • Adanya HTI di Pulau Padang akan mengakibatkan tenggelamnya Pulau Padang. • Beberapa wilayah desa masuk dalam areal konsesi PT.RAPP. • Banyak lahan masyarakat desa yang terambil oleh PT.RAPP. • PT.RAPP kurang menyerap/melibatkan masyarakat desa setempat. • Perizinan/Amdal HTI PT.RAPP ada yang tidak sesuai aturan. EXIT
  • 12. Peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Industri di Provinsi Riau • Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 1 Tahun 2012 Tentang Lembaga Adat Melayu Riau, Lembaga Adat Melayu Riau, selanjutnya disingkat LAM Riau adalah organisasi kemasyarakatan yang karena kesejarahan atau asal usulnya menegakkan hukum adat dan mendorong anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan pelestarian serta pengembangan adat budaya di Riau. • Sejatinya Lembaga Adat Melayu Riau lebih mendorong agar pemerintah mengutamakan kepentingan masyarakat dalam hal pengelolaan HTI di Provinsi Riau. EXIT
  • 13. • Dalam kasus HTI di Pulau Padang, Kab. Meranti Provinsi Riau Lembaga Adat Melayu Riau mencoba untuk menjadi mediator antara pihak yang berkonflik. • Lembaga Adat Melayu Riau tidak sepakat dengan tindakan masyarakat yang akan membakar diri dalam bentuk protes kepada pemerintah terkait kasus ini. EXIT
  • 14. Penutup Kesimpulan • Sejatinya pembangunan Hutan Tanaman Industri yang dilakukan di negeri khatulistiwa ini bertujuan baik untuk pelestarian hutan yang non aktif agar bisa dimanfaatkan lagi bagi kemajuan bangsa Indonesia. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di lapangan. EXIT
  • 15. Saran dan Rekomendasi • Pemerintah harus meninjau kembali regulasi tentang pemberian izin Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri agar tidak terjadi lagi tumpang tindih regulasi. • Pemerintah harus mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan agar tidak terjadi lagi konflik antara masyarakat dengan perusahaan. • Pemerintah harus menindak secara tegas semua pihak yang melakukan praktek KKN dalam proses pengelolaan hutan di Indonesia, baik itu dari sisi izin hingga pemanfaatannya. EXIT
  • 16. • Bagi perusahaan yang diberi izin untuk mengelola hutan di Indonesia harus menghormati hukum dan norma adat yang berlaku di area pengelolaan tersebut. Karena masyarakat adat adalah masyarakat yang wajib di hormati keberadaannya agar tidak tersulut lagi konflik – konflik yang terjadi. • Bagi lembaga adat harus meningkatkan kontrol terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Hal ini selain sebagai wadah evaluasi juga sebagai wadah untuk menjaga nilai-nilai budaya yang dewasa ini mulai tergerus seiring masuknya globalisasi. EXIT