Dokumen tersebut membahas permasalahan lalu lintas di kota-kota besar Indonesia yang antara lain disebabkan oleh pertumbuhan kendaraan yang tinggi, jaringan jalan yang tidak memadai, sistem transportasi umum yang kurang memadai, serta tata ruang yang tidak terkendali. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dibutuhkan pengelolaan lalu lintas yang lebih baik dan peningkatan infrastruktur transportasi.
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...
Masalah lalu lintas
1. Masalah Lalu Lintas
1. Tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi menyebabkan berbagai masalah: kemacetan
LL, pencemaran LH, dan pemborosan BBM
Evaluasi Pelayanan Angkutan Umum
Mengkaji model manajemen lalu lintas pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, antara lain:
road pricing,
park and ride,
tarif parkir yang tinggi pada pusat kegiatan
uji kelaikan dan emisi yang ketat
2. Fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor yang belum memadai
Kunjungan lapangan kondisi fasilitas pejalan kaki
Mengkaji penerapan jalur khusus sepeda
Mengkaji sistem non motorize transpor
3. Sistem perparkiran yang belum tertib dan terpadu
Evaluasi manajemen perparkiran DKI Jakarta
Evaluasi tarif parkir
Evaluasi perda perparkiran
4. Kondisi geometri jalan yang belum memadai menimbulkan kemacetan lalu lintas, kecelakaan, dan
kerusakan kendaraan, antara lain: simpang sebidang (terutama persimpangan jalan dan rel KA),
penyempitan ruas jalan, jalan berlubang, dll.
Mengkaji masalah geometri jalan
Evaluasi Pemeliharaan Jalan
2. Manajemen Lalu Lintas/Permasalahan lalu lintas
Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan
pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi
bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu
lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang
pernah dilakukan dikota-kota lain.
Daftar isi
1 Kemacetan lalu lintas
1.1 Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan
1.2 Jaringan jalan yang tidak memadai
1.2.1 Jaringan jalan untuk kendaraan
1.2.2 Jaringan jalan bagi pejalan kaki
1.3 Tata Ruang yang tidak terkendali
1.4 Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
1.5 Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
2 Pelanggaran ketentuan lalu lintas
3 Kecelakaan lalu lintas
3.1 Faktor manusia
3.2 Faktor Kendaraan
3.3 Faktor jalan
3.4 Faktor cuaca
4 Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
5 Pencemaran linkungan
6 Daftar Bacaan
3. Kemacetan lalu lintas
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya
kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas
yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota
besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa
mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa
permasalahan:
Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia kota-kota di Indonesia mempunyai ratio
infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh,
Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara
berkisar diantara 25-35 persen di Eropah berkisar antara 15 persen sampai 25 persen.
Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi sehingga kemacetan
merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar Indonesia.
Jaringan jalan yang tidak memadai
Jaringan jalan untuk kendaraan
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep jaringan yang
memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga beban
jala-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah
kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh Panjang jalan untuk setiap kendaraan di
Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan disusun bumper to bumper tidak
akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan kalau kita menggunakan kriteria
lainnya yaitu panjang jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan
dengan kota-kota lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota
Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).
Jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah
daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain
yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh penderita cacat baik yang menggunakan kursi
4. roda maupun yang penderita yang buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki
lima yang berjualan di trotoar ataupun digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan
lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan yang
dikendalikan didaerah pusat kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor
untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.
Tata Ruang yang tidak terkendali
Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga
mengakibatkan berbagai permasalahan, diantaranya jalan yang tidak teratur terutama
dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang ada
sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam
kebakaran.
Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen
setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi
semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300
an kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi
ini didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka
pemilikan kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir
yang cukup serius dengan serinnya dilakukan pelanggaran parkir.
Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk menggunakan
angkutan umum. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah
daerah khususnya dikawasan perkotaan diantaranya adalah:
Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,
khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat
melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi
operator menterlantarkan kualitas pelayanan,
Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota
pelayanan angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani
dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada
kisaran 10 orang.
5. Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai
Jadwal yang tidak teratur
Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi
jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak dilengkapi dengan
jadwal.
Pelanggaran ketentuan lalu lintas
Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan
dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu
lintas dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak
tertiban juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan
perjalanan. Untuk meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan
kembali profil pelanggaran yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang
dilakukan oleh petugas. Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat:
Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan
kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu
lintas sedang sepi
Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas
khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh
pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot.
Pelanggaran lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan
pada saat lampu sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas
didepannya macet pengemudi akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan
lampu hijau dan akhirnya persimpangan akan terkunci.
Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu
lintas, pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci.
Memang pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih
sangat rendah terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri
kesempatan ataupun rambu stop.
Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan
jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah.
Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih
dikenal sebagai Busway.
6. Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk
keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.
Kecelakaan lalu lintas
Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-
negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka
kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah:
Jaringan pelayanan yang tidak memadai
Integrasi pelayanan yang menyangkat integrasi phisik/tempat perpindahan, jadwal
dan tiketing yang belum optimal
Subsidi angkutan umum tidak dikelola dengan baik
Faktor manusia
Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar bisa mencapai 85
persen dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului
dengan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan
angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan
kendaraan, kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit,
atau terkadang sengaja melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan
dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar
lampu lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.
Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan diantaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan
faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang
dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan
perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan
pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
7. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di
daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan
jalan, tidak memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak
tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi
pemakai sepeda motor.
Faktor cuaca
Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu
jarak pandang, terutama di daerah pegunungan
Jumlah kecelaan lalu lintas yang tercata di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan dalam
gambar berikut:
Lakalantas.jpg
Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi
menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi
angka kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi
sistem transportasi.
8. Pencemaran linkungan
Salah satu dampak negatip sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar
yang buruk serta tehnologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan
pecemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:
Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NOx,
Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon
lepas, timbal dan berbagai partikel lainnya.
Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan
iklim. Peran Gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai
20 persen yang merupakan angka yang tidak kecil.
Daftar Bacaan
1. European commision, Directorate General for Energy and Transport, Traffic
management for Land Transport, Research to increase the capacity, efficiency,
sustainability and safety of road, rail and Urban Transport Netwoks, Belgium, 2009
2. Thales, Traffic management, A safe and secure system for automated traffic
management.
9. Manajemen Lalu Lintas/Keselamatan lalu lintas
Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan
dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat
mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang. Kecelakaan lalu-lintas
menelan korban jiwa di dunia ini sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO[1],
dimana di Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Indonesia mencapai
angka 20 188 orang meninggal pada tahun 2008[2]. Hal inilah yang mendorong pemerintah
untuk bekerja keras menyusun program dalam rangka meningkatkan keselamatan dalam
berlalu lintas dengan target menurunkan angka kecelakaan.
Daftar isi
1 Tahapan program keselamatan lalu lintas
1.1 Tahap 1
1.2 Tahap 2
1.3 Tahap 3
2 Program keselamatan lalu lintas
3 Kampanye keselamatan lalu lintas
3.1 Siapa yang harus disuluh
4 Referensi
Tahapan program keselamatan lalu lintas
Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB[3] (Asian Development Bank)
bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ada tiga (3) tahapan pendekatan
intervensi peningkatan keselamatan jalan :
Tahap 1
Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang cukup
memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat
dilakukan melalui menyebar luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para
10. pengambil keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik
nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan
keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program keselamatan yang telah dan
sedang dilaksanakan.
Tahap 2
Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan dalam tahap 1
maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program perioritas yang perlu segera
dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan perundangan untuk meningkatkan
keselamatan, menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan
perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban
terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian besar
kecelakaan yang terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.
Tahap 3
Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut adalah menyusun
program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan angka kecelakaan secara nyata,
misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah dilaksanakan dengan telah
terbitnya Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang
masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan pelaksanaannya seperti misalnya
peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum elektronik.
Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi dan analisis
black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk
kemudian dilakukan langkah perbaikan.
Program keselamatan lalu lintas
Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan sistem
transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang
dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan lalu lintas.
Oleh karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah
sebagai berikut:
11. Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang mudah diakses oleh
instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai masukan dalam
mempersiapkan langkah peningkatan keselamatan lalu lintas.
1. Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu
lintas
2. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang
berkesinambungan
3. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan
lalu lintas
4. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan
5. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi anak sekolah
6. Meningkatkan kualitas pengemudi
7. Melakukan program penyuluhan keselamatan
8. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan
9. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan
10. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
11. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
12. Pengembangan penelitian keselamatan jalan
Kampanye keselamatan lalu lintas
Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui bahwa yang
bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat mengemudi sehingga
melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja melanggar agar lebih cepat sampai ditujuan,
tidak sabaran. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting dalam meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan berikutnya adalah melakukan kampanye keselamatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peraturan perundangan yang berlaku serta
untuk menyadarkan masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat berakibat fatal
terhadap dirinya atau orang lain.
Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara terus
menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan
perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila
melakukan pelanggaran lalu lintas.
12. Siapa yang harus disuluh
Target yang perlu diberikan penyuluhan keselamatan perlu disesuaikan dengan kelompok
masyarakat, untuk itu bisa dikelompokkan sebagai berikut:
1. Anak-anak
2. Remaja
3. Orangtua
4. Pesepeda
5. Penumpang
6. Pengendara sepeda motor
7. Pengemudi kendaraan pribadi dan pengemudi angkutan umum
8. Profesional
9. Wartawan
Referensi
1. ↑ World Health Day: Road safety is no accident![1]
2. ↑ BPS, Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian
Materi yang Diderita Tahun 1992-2008,[2]
3. ↑ Asian Development Bank, Pedoman Keselamatan Jalan Untuk Kawasan Asia
Pasifik, Diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Darat, 2002