SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Masalah Lalu Lintas



1. Tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi menyebabkan berbagai masalah: kemacetan
LL, pencemaran LH, dan pemborosan BBM



  Evaluasi Pelayanan Angkutan Umum

  Mengkaji model manajemen lalu lintas pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, antara lain:

    road pricing,

    park and ride,

    tarif parkir yang tinggi pada pusat kegiatan

    uji kelaikan dan emisi yang ketat



2. Fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor yang belum memadai

  Kunjungan lapangan kondisi fasilitas pejalan kaki

  Mengkaji penerapan jalur khusus sepeda

  Mengkaji sistem non motorize transpor



3. Sistem perparkiran yang belum tertib dan terpadu

  Evaluasi manajemen perparkiran DKI Jakarta

  Evaluasi tarif parkir

  Evaluasi perda perparkiran



4. Kondisi geometri jalan yang belum memadai menimbulkan kemacetan lalu lintas, kecelakaan, dan
kerusakan kendaraan, antara lain: simpang sebidang (terutama persimpangan jalan dan rel KA),
penyempitan ruas jalan, jalan berlubang, dll.

  Mengkaji masalah geometri jalan

  Evaluasi Pemeliharaan Jalan
Manajemen Lalu Lintas/Permasalahan lalu lintas
Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan
pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi
bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu
lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang
pernah dilakukan dikota-kota lain.

Daftar isi

  1 Kemacetan lalu lintas

    1.1 Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan

    1.2 Jaringan jalan yang tidak memadai

       1.2.1 Jaringan jalan untuk kendaraan

       1.2.2 Jaringan jalan bagi pejalan kaki

    1.3 Tata Ruang yang tidak terkendali

    1.4 Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi

    1.5 Tidak memadainya pelayanan angkutan umum

  2 Pelanggaran ketentuan lalu lintas

  3 Kecelakaan lalu lintas

    3.1 Faktor manusia

    3.2 Faktor Kendaraan

    3.3 Faktor jalan

    3.4 Faktor cuaca

  4 Manajemen lalu lintas yang tidak optimal

  5 Pencemaran linkungan

  6 Daftar Bacaan
Kemacetan lalu lintas
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya
kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas
yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota
besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa
mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa
permasalahan:



Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia kota-kota di Indonesia mempunyai ratio
infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh,
Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara
berkisar diantara 25-35 persen di Eropah berkisar antara 15 persen sampai 25 persen.
Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi sehingga kemacetan
merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar Indonesia.



Jaringan jalan yang tidak memadai
Jaringan jalan untuk kendaraan
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep jaringan yang
memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga beban
jala-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah
kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh Panjang jalan untuk setiap kendaraan di
Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan disusun bumper to bumper tidak
akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan kalau kita menggunakan kriteria
lainnya yaitu panjang jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan
dengan kota-kota lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota
Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).



Jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah
daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain
yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh penderita cacat baik yang menggunakan kursi
roda maupun yang penderita yang buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki
lima yang berjualan di trotoar ataupun digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan
lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan yang
dikendalikan didaerah pusat kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor
untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.



Tata Ruang yang tidak terkendali
Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga
mengakibatkan berbagai permasalahan, diantaranya jalan yang tidak teratur terutama
dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang ada
sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam
kebakaran.



Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen
setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi
semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300
an kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi
ini didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka
pemilikan kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir
yang cukup serius dengan serinnya dilakukan pelanggaran parkir.



Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk menggunakan
angkutan umum. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah
daerah khususnya dikawasan perkotaan diantaranya adalah:

       Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,
       khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat
       melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi
       operator menterlantarkan kualitas pelayanan,
       Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota
       pelayanan angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani
       dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada
       kisaran 10 orang.
Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai
       Jadwal yang tidak teratur

   Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi
jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak dilengkapi dengan
jadwal.



Pelanggaran ketentuan lalu lintas
Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan
dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu
lintas dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak
tertiban juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan
perjalanan. Untuk meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan
kembali profil pelanggaran yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang
dilakukan oleh petugas. Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat:



       Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan
       kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu
       lintas sedang sepi
       Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas
       khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh
       pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot.
       Pelanggaran lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan
       pada saat lampu sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas
       didepannya macet pengemudi akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan
       lampu hijau dan akhirnya persimpangan akan terkunci.
       Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu
       lintas, pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci.
       Memang pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih
       sangat rendah terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri
       kesempatan ataupun rambu stop.
       Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan
       jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah.
       Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
       Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih
       dikenal sebagai Busway.
Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk
       keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.



Kecelakaan lalu lintas


Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-
negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka
kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah:

       Jaringan pelayanan yang tidak memadai
       Integrasi pelayanan yang menyangkat integrasi phisik/tempat perpindahan, jadwal
       dan tiketing yang belum optimal
       Subsidi angkutan umum tidak dikelola dengan baik



Faktor manusia

Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar bisa mencapai 85
persen dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului
dengan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan
angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan
kendaraan, kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit,
atau terkadang sengaja melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan
dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar
lampu lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.



Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan diantaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan
faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang
dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan
perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan
pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
Faktor jalan

Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di
daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan
jalan, tidak memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak
tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi
pemakai sepeda motor.



Faktor cuaca

Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu
jarak pandang, terutama di daerah pegunungan



Jumlah kecelaan lalu lintas yang tercata di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan dalam
gambar berikut:




Lakalantas.jpg



Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi
menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi
angka kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi
sistem transportasi.
Pencemaran linkungan
Salah satu dampak negatip sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar
yang buruk serta tehnologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan
pecemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:

       Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NOx,
       Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon
       lepas, timbal dan berbagai partikel lainnya.
       Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan
       iklim. Peran Gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai
       20 persen yang merupakan angka yang tidak kecil.



Daftar Bacaan



   1. European commision, Directorate General for Energy and Transport, Traffic
      management for Land Transport, Research to increase the capacity, efficiency,
      sustainability and safety of road, rail and Urban Transport Netwoks, Belgium, 2009
   2. Thales, Traffic management, A safe and secure system for automated traffic
      management.
Manajemen Lalu Lintas/Keselamatan lalu lintas
Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan
dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat
mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang. Kecelakaan lalu-lintas
menelan korban jiwa di dunia ini sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO[1],
dimana di Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Indonesia mencapai
angka 20 188 orang meninggal pada tahun 2008[2]. Hal inilah yang mendorong pemerintah
untuk bekerja keras menyusun program dalam rangka meningkatkan keselamatan dalam
berlalu lintas dengan target menurunkan angka kecelakaan.



Daftar isi

  1 Tahapan program keselamatan lalu lintas

    1.1 Tahap 1

    1.2 Tahap 2

    1.3 Tahap 3

  2 Program keselamatan lalu lintas

  3 Kampanye keselamatan lalu lintas

    3.1 Siapa yang harus disuluh

  4 Referensi



Tahapan program keselamatan lalu lintas
Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB[3] (Asian Development Bank)
bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ada tiga (3) tahapan pendekatan
intervensi peningkatan keselamatan jalan :



Tahap 1

Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang cukup
memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat
dilakukan melalui menyebar luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para
pengambil keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik
nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan
keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program keselamatan yang telah dan
sedang dilaksanakan.



Tahap 2
Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan dalam tahap 1
maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program perioritas yang perlu segera
dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan perundangan untuk meningkatkan
keselamatan, menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan
perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban
terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian besar
kecelakaan yang terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.



Tahap 3
Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut adalah menyusun
program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan angka kecelakaan secara nyata,
misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah dilaksanakan dengan telah
terbitnya Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang
masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan pelaksanaannya seperti misalnya
peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum elektronik.
Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi dan analisis
black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk
kemudian dilakukan langkah perbaikan.



Program keselamatan lalu lintas
Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan sistem
transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang
dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan lalu lintas.
Oleh karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah
sebagai berikut:
Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang mudah diakses oleh
instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai masukan dalam
mempersiapkan langkah peningkatan keselamatan lalu lintas.

   1. Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu
       lintas
   2. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang
       berkesinambungan
   3. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan
       lalu lintas
   4. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan
   5. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi anak sekolah
   6. Meningkatkan kualitas pengemudi
   7. Melakukan program penyuluhan keselamatan
   8. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan
   9. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan
   10. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
   11. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
   12. Pengembangan penelitian keselamatan jalan



Kampanye keselamatan lalu lintas
Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui bahwa yang
bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat mengemudi sehingga
melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja melanggar agar lebih cepat sampai ditujuan,
tidak sabaran. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting dalam meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan berikutnya adalah melakukan kampanye keselamatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peraturan perundangan yang berlaku serta
untuk menyadarkan masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat berakibat fatal
terhadap dirinya atau orang lain.



Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara terus
menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan
perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila
melakukan pelanggaran lalu lintas.
Siapa yang harus disuluh
Target yang perlu diberikan penyuluhan keselamatan perlu disesuaikan dengan kelompok
masyarakat, untuk itu bisa dikelompokkan sebagai berikut:

   1.   Anak-anak
   2.   Remaja
   3.   Orangtua
   4.   Pesepeda
   5.   Penumpang
   6.   Pengendara sepeda motor
   7.   Pengemudi kendaraan pribadi dan pengemudi angkutan umum
   8.   Profesional
   9.   Wartawan



Referensi

   1. ↑ World Health Day: Road safety is no accident![1]
   2. ↑ BPS, Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian
      Materi yang Diderita Tahun 1992-2008,[2]
   3. ↑ Asian Development Bank, Pedoman Keselamatan Jalan Untuk Kawasan Asia
      Pasifik, Diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Darat, 2002

Contenu connexe

Tendances

Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
Prinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiPrinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiAchmadNurdiansyah3
 
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintasPengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintasbangkit bayu
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayanovirma_sari
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalJuleha Usmad
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasimuhammad hasan
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarYosua Freddyta'tama
 
Penampang melintang jalan
Penampang melintang jalanPenampang melintang jalan
Penampang melintang jalanPraboe Rienjany
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2Lampung University
 

Tendances (20)

Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
Prinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiPrinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasi
 
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintasPengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintas
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
Penampang melintang jalan
Penampang melintang jalanPenampang melintang jalan
Penampang melintang jalan
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
 

En vedette

169795178 makalah-seminar-lalu-lintas
169795178 makalah-seminar-lalu-lintas169795178 makalah-seminar-lalu-lintas
169795178 makalah-seminar-lalu-lintasLoebies Beken
 
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasManajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasikhsan93
 
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukumKuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukumauditasastra
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soialRudiana Part
 
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum MasyarakatMasalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakatsuher lambang
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanSigit Pramulia
 
On page seo optimization seo traffic engine
On page seo optimization   seo traffic engineOn page seo optimization   seo traffic engine
On page seo optimization seo traffic engineJitendra Patel
 
Seo Traffic Engine : Seo off page
Seo Traffic Engine : Seo off page Seo Traffic Engine : Seo off page
Seo Traffic Engine : Seo off page Jitendra Patel
 
математиката в индия
математиката в индияматематиката в индия
математиката в индияgkojuharov
 
プレゼンテーション3
プレゼンテーション3プレゼンテーション3
プレゼンテーション3s1180084
 
математиката
математикатаматематиката
математикатаgkojuharov
 
How changed
How changedHow changed
How changeds1180084
 
Historical Studies intro (3.2.2015)
Historical Studies intro (3.2.2015)Historical Studies intro (3.2.2015)
Historical Studies intro (3.2.2015)TAMALA MANDA
 

En vedette (20)

169795178 makalah-seminar-lalu-lintas
169795178 makalah-seminar-lalu-lintas169795178 makalah-seminar-lalu-lintas
169795178 makalah-seminar-lalu-lintas
 
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasManajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintas
 
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukumKuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soial
 
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum MasyarakatMasalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan Perkotaan
 
On page seo optimization seo traffic engine
On page seo optimization   seo traffic engineOn page seo optimization   seo traffic engine
On page seo optimization seo traffic engine
 
Seo Traffic Engine : Seo off page
Seo Traffic Engine : Seo off page Seo Traffic Engine : Seo off page
Seo Traffic Engine : Seo off page
 
математиката в индия
математиката в индияматематиката в индия
математиката в индия
 
336 1170-1-pb tocher anderson
336 1170-1-pb  tocher anderson336 1170-1-pb  tocher anderson
336 1170-1-pb tocher anderson
 
Eng1
Eng1Eng1
Eng1
 
プレゼンテーション3
プレゼンテーション3プレゼンテーション3
プレゼンテーション3
 
математиката
математикатаматематиката
математиката
 
Storyboard bg3eso
Storyboard bg3esoStoryboard bg3eso
Storyboard bg3eso
 
Amazon
AmazonAmazon
Amazon
 
How changed
How changedHow changed
How changed
 
Plt
PltPlt
Plt
 
Historical Studies intro (3.2.2015)
Historical Studies intro (3.2.2015)Historical Studies intro (3.2.2015)
Historical Studies intro (3.2.2015)
 
Plt
PltPlt
Plt
 
Officegetstarted
OfficegetstartedOfficegetstarted
Officegetstarted
 

Similaire à Masalah lalu lintas

Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaShinigamiJr
 
Pengertian Macet by Jelajah
Pengertian Macet by JelajahPengertian Macet by Jelajah
Pengertian Macet by JelajahJelajah22
 
Rekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasRekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasAdita Utami
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanDeewii A
 
Projek Akhir Pengangkutan Bandar.pdf
Projek Akhir Pengangkutan Bandar.pdfProjek Akhir Pengangkutan Bandar.pdf
Projek Akhir Pengangkutan Bandar.pdfWANNURAZRAMARSYABINT
 
Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...
Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...
Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...Dian Karnindo
 
Pengertian rekayasa lalu lintas
Pengertian rekayasa lalu lintasPengertian rekayasa lalu lintas
Pengertian rekayasa lalu lintasGibran Yuki
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Masalah kemacatan ibu kota jakarta
Masalah kemacatan ibu kota jakartaMasalah kemacatan ibu kota jakarta
Masalah kemacatan ibu kota jakartamohirfanj
 
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricingEfektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricingReinhard Simarmata
 
Traffic Congestion And Ways to Readuce it
Traffic Congestion And Ways to Readuce itTraffic Congestion And Ways to Readuce it
Traffic Congestion And Ways to Readuce itNindya Sabrina
 
Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)Wasty2
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...Alfian Isnan
 
TTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptx
TTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptxTTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptx
TTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptxcatur90
 
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...Ikbar Nurmartanu Fajar
 

Similaire à Masalah lalu lintas (20)

Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Editorial Angkot Kota Medan
Editorial Angkot Kota MedanEditorial Angkot Kota Medan
Editorial Angkot Kota Medan
 
Pengertian Macet by Jelajah
Pengertian Macet by JelajahPengertian Macet by Jelajah
Pengertian Macet by Jelajah
 
Rekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasRekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintas
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Projek Akhir Pengangkutan Bandar.pdf
Projek Akhir Pengangkutan Bandar.pdfProjek Akhir Pengangkutan Bandar.pdf
Projek Akhir Pengangkutan Bandar.pdf
 
Dua duanya
Dua duanyaDua duanya
Dua duanya
 
Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...
Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...
Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sek...
 
Pengertian rekayasa lalu lintas
Pengertian rekayasa lalu lintasPengertian rekayasa lalu lintas
Pengertian rekayasa lalu lintas
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
Masalah kemacatan ibu kota jakarta
Masalah kemacatan ibu kota jakartaMasalah kemacatan ibu kota jakarta
Masalah kemacatan ibu kota jakarta
 
1. bab 1
1.  bab 11.  bab 1
1. bab 1
 
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricingEfektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
 
Traffic Congestion And Ways to Readuce it
Traffic Congestion And Ways to Readuce itTraffic Congestion And Ways to Readuce it
Traffic Congestion And Ways to Readuce it
 
Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelaca...
 
TTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptx
TTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptxTTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptx
TTTTTTTttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.pptx
 
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...
Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana serta Keterjangkauan Sistem Transpo...
 

Masalah lalu lintas

  • 1. Masalah Lalu Lintas 1. Tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi menyebabkan berbagai masalah: kemacetan LL, pencemaran LH, dan pemborosan BBM Evaluasi Pelayanan Angkutan Umum Mengkaji model manajemen lalu lintas pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, antara lain: road pricing, park and ride, tarif parkir yang tinggi pada pusat kegiatan uji kelaikan dan emisi yang ketat 2. Fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor yang belum memadai Kunjungan lapangan kondisi fasilitas pejalan kaki Mengkaji penerapan jalur khusus sepeda Mengkaji sistem non motorize transpor 3. Sistem perparkiran yang belum tertib dan terpadu Evaluasi manajemen perparkiran DKI Jakarta Evaluasi tarif parkir Evaluasi perda perparkiran 4. Kondisi geometri jalan yang belum memadai menimbulkan kemacetan lalu lintas, kecelakaan, dan kerusakan kendaraan, antara lain: simpang sebidang (terutama persimpangan jalan dan rel KA), penyempitan ruas jalan, jalan berlubang, dll. Mengkaji masalah geometri jalan Evaluasi Pemeliharaan Jalan
  • 2. Manajemen Lalu Lintas/Permasalahan lalu lintas Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain. Daftar isi 1 Kemacetan lalu lintas 1.1 Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan 1.2 Jaringan jalan yang tidak memadai 1.2.1 Jaringan jalan untuk kendaraan 1.2.2 Jaringan jalan bagi pejalan kaki 1.3 Tata Ruang yang tidak terkendali 1.4 Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi 1.5 Tidak memadainya pelayanan angkutan umum 2 Pelanggaran ketentuan lalu lintas 3 Kecelakaan lalu lintas 3.1 Faktor manusia 3.2 Faktor Kendaraan 3.3 Faktor jalan 3.4 Faktor cuaca 4 Manajemen lalu lintas yang tidak optimal 5 Pencemaran linkungan 6 Daftar Bacaan
  • 3. Kemacetan lalu lintas Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa permasalahan: Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia kota-kota di Indonesia mempunyai ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh, Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar diantara 25-35 persen di Eropah berkisar antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar Indonesia. Jaringan jalan yang tidak memadai Jaringan jalan untuk kendaraan Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep jaringan yang memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga beban jala-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh Panjang jalan untuk setiap kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan disusun bumper to bumper tidak akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan kalau kita menggunakan kriteria lainnya yaitu panjang jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan dengan kota-kota lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota Amerika Utara berkisar 5 m/kapita). Jaringan jalan bagi pejalan kaki Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh penderita cacat baik yang menggunakan kursi
  • 4. roda maupun yang penderita yang buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar ataupun digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan yang dikendalikan didaerah pusat kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki. Tata Ruang yang tidak terkendali Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan berbagai permasalahan, diantaranya jalan yang tidak teratur terutama dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang ada sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam kebakaran. Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300 an kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi ini didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka pemilikan kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir yang cukup serius dengan serinnya dilakukan pelanggaran parkir. Tidak memadainya pelayanan angkutan umum Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah daerah khususnya dikawasan perkotaan diantaranya adalah: Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi, khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi operator menterlantarkan kualitas pelayanan, Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota pelayanan angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada kisaran 10 orang.
  • 5. Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai Jadwal yang tidak teratur Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak dilengkapi dengan jadwal. Pelanggaran ketentuan lalu lintas Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali profil pelanggaran yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas. Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat: Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu lintas sedang sepi Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot. Pelanggaran lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan pada saat lampu sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas didepannya macet pengemudi akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan lampu hijau dan akhirnya persimpangan akan terkunci. Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu lintas, pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci. Memang pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih sangat rendah terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri kesempatan ataupun rambu stop. Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah. Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor. Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih dikenal sebagai Busway.
  • 6. Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota. Kecelakaan lalu lintas Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah: Jaringan pelayanan yang tidak memadai Integrasi pelayanan yang menyangkat integrasi phisik/tempat perpindahan, jadwal dan tiketing yang belum optimal Subsidi angkutan umum tidak dikelola dengan baik Faktor manusia Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar bisa mencapai 85 persen dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan kendaraan, kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit, atau terkadang sengaja melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar lampu lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya. Faktor Kendaraan Faktor kendaraan diantaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
  • 7. Faktor jalan Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan, tidak memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor. Faktor cuaca Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan Jumlah kecelaan lalu lintas yang tercata di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan dalam gambar berikut: Lakalantas.jpg Manajemen lalu lintas yang tidak optimal Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi angka kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi sistem transportasi.
  • 8. Pencemaran linkungan Salah satu dampak negatip sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar yang buruk serta tehnologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan pecemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa: Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NOx, Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas, timbal dan berbagai partikel lainnya. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan iklim. Peran Gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20 persen yang merupakan angka yang tidak kecil. Daftar Bacaan 1. European commision, Directorate General for Energy and Transport, Traffic management for Land Transport, Research to increase the capacity, efficiency, sustainability and safety of road, rail and Urban Transport Netwoks, Belgium, 2009 2. Thales, Traffic management, A safe and secure system for automated traffic management.
  • 9. Manajemen Lalu Lintas/Keselamatan lalu lintas Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang. Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa di dunia ini sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO[1], dimana di Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Indonesia mencapai angka 20 188 orang meninggal pada tahun 2008[2]. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk bekerja keras menyusun program dalam rangka meningkatkan keselamatan dalam berlalu lintas dengan target menurunkan angka kecelakaan. Daftar isi 1 Tahapan program keselamatan lalu lintas 1.1 Tahap 1 1.2 Tahap 2 1.3 Tahap 3 2 Program keselamatan lalu lintas 3 Kampanye keselamatan lalu lintas 3.1 Siapa yang harus disuluh 4 Referensi Tahapan program keselamatan lalu lintas Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB[3] (Asian Development Bank) bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ada tiga (3) tahapan pendekatan intervensi peningkatan keselamatan jalan : Tahap 1 Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang cukup memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para
  • 10. pengambil keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program keselamatan yang telah dan sedang dilaksanakan. Tahap 2 Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan dalam tahap 1 maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program perioritas yang perlu segera dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan perundangan untuk meningkatkan keselamatan, menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian besar kecelakaan yang terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas. Tahap 3 Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut adalah menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan angka kecelakaan secara nyata, misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah dilaksanakan dengan telah terbitnya Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan pelaksanaannya seperti misalnya peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum elektronik. Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi dan analisis black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk kemudian dilakukan langkah perbaikan. Program keselamatan lalu lintas Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan sistem transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah sebagai berikut:
  • 11. Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang mudah diakses oleh instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai masukan dalam mempersiapkan langkah peningkatan keselamatan lalu lintas. 1. Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas 2. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang berkesinambungan 3. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas 4. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan 5. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi anak sekolah 6. Meningkatkan kualitas pengemudi 7. Melakukan program penyuluhan keselamatan 8. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan 9. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan 10. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum 11. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan 12. Pengembangan penelitian keselamatan jalan Kampanye keselamatan lalu lintas Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui bahwa yang bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat mengemudi sehingga melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja melanggar agar lebih cepat sampai ditujuan, tidak sabaran. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas dan berikutnya adalah melakukan kampanye keselamatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peraturan perundangan yang berlaku serta untuk menyadarkan masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat berakibat fatal terhadap dirinya atau orang lain. Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara terus menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.
  • 12. Siapa yang harus disuluh Target yang perlu diberikan penyuluhan keselamatan perlu disesuaikan dengan kelompok masyarakat, untuk itu bisa dikelompokkan sebagai berikut: 1. Anak-anak 2. Remaja 3. Orangtua 4. Pesepeda 5. Penumpang 6. Pengendara sepeda motor 7. Pengemudi kendaraan pribadi dan pengemudi angkutan umum 8. Profesional 9. Wartawan Referensi 1. ↑ World Health Day: Road safety is no accident![1] 2. ↑ BPS, Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 1992-2008,[2] 3. ↑ Asian Development Bank, Pedoman Keselamatan Jalan Untuk Kawasan Asia Pasifik, Diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Darat, 2002