SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  47
Télécharger pour lire hors ligne
dadang-solihin.blogspot.com

2
Penyandang gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas
Padjadjaran dan MA in Economics dari University of Colorado at
Denver, U.S.A ini adalah Direktur Evaluasi Kinerja
Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas).
Alumni Ekonomi Pembangunan FE Unpar ini sudah
menghasilkan beberapa buku tentang Desentralisasi dan
Otonomi Daerah, Perencanaan Pembangunan Daerah, serta
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan.
Karya-karyanya tersebar di berbagai media terutama di dunia
maya. Silahkan email dadangsol@yahoo.com HP
08129322202 web: http://dadang-solihin.blogspot.com
Pada tahun 2013 kakek satu cucu ini lulus Dengan Pujian dan
dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha sebagai
peserta terbaik Program Pendidikan Reguler Angkatan XLIX,
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.

dadang-solihin.blogspot.com

3
Materi

Otonomi NKRI

Amanat Konstitusi

Perspektif Kebijakan

Perspektif Teori

Perspektif Praktek

dadang-solihin.blogspot.com

4
dadang-solihin.blogspot.com

5
Argumentasi dalam Memilih
Desentralisasi
1.

Efisiensi-efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.
Tidaklah mungkin mengelola negara yang kompleks dilakukan
dengan cara yang sentralistik, karena akan menjadi tidak
efisien dan tidak akan mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.

2.

Pendidikan Politik.
Pemerintahan daerah merupakan kancah pelatihan (training
ground) dan pengembangan demokrasi dalam sebuah negara.

3.

Pemerintahan Daerah sebagai persiapan untuk karier
politik lanjutan.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

6
4.

Stabilitas Politik

5.

Stabilitas politik nasional mestinya berawal dari stabilitas
politik pada tingkat lokal.
Kesetaraan Politik (Political Equality).
Masyarakat baik secara sendiri-sendiri ataupun secara
berkelompok akan ikut terlibat dalam mempengaruhi
pemerintahnya untuk membuat kebijakan, terutama yang
menyangkut kepentingan mereka.

6.

Akuntabilitas publik.
Si pemegang jabatan publik harus mampu
mempertanggung-jawabkan segala bentuk pilihan
kebijaksanaan dan politiknya kepada warga masyarakat
yang mempercayakan kepadanya jabatan politik tersebut.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

7
Mengapa Otonomi NKRI?
1.

Indonesia masih belum memungkinkan menganut
federasi.


Harus mempersiapkan UUD baru untuk sebuah Negara
Federasi Indonesia



Harus menetapkan mekanisme "Checks and Balances" antara
Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif yang mencakup Pemerintah
Nasional serta Propinsi atau Negara Bagian.
Setiap propinsi atau negara bagian harus memiliki semacam
"Konstitusi Negara Bagian ".




SistemPemda

Dll.

dadang-solihin.blogspot.com

8
2. Pilihan otonomi luas merupakan pilihan yang

sangat strategis dalam rangka memelihara
nation state (negara bangsa).
 Kembalikan "Hak-Hak Dasar" masyarakat di Daerah dengan

memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen
politik lokal.
 Berikan supervisi agar Daerah tidak melakukan tindakan yang

menyimpang dari kepentingan nasional.
 Daerah yang kuat di dalam membangun masyarakatnya, mereka

dengan sendirinya akan mendukung Negara Kesatuan, dan tidak
ada alasan bagi mereka untuk mendukung gerakan separatisme.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

9
3. Sentralisasi telah terbukti gagal mengatasi
krisis nasional.
 Pemerintah berhasil melakukan perubahan sosial-ekonomi secara

fundamental dengan menggunakan mekanisme "Carrot and Stick".
 Seharusnya tugas Pemerintah tidak lagi mengurus dan memikirkan

masalah-masalah Daerah, diserahkan saja sepenuhnya kepada
Daerah.
 Sumber daya kekuasaan sepenuhnya dikontrol oleh Presiden.
 Akan tetapi, ketika terjadi krisis ekonomi yang dimulai pada tahun

1997 negara sama sekali tidak mampu menghadapinya.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

10
4. Untuk memantapkan kehidupan demokrasi
di masa-masa yang akan datang.
 Demokrasi tanpa ada penguatan politik lokal akan menjadi sangat

rapuh.
 Politik tidak seharusnya menjadi dominasi orang-orang di Jakarta

saja.
 Lembaga Perwakilan Rakyat sudah sewajarnya mengadopsi sistem

"Dua Kamar" atau sistem "Bicameral".
 Kamar pertama atau First Chamber harus memberikan tempat

khusus kepada perwakilan kepentingan Daerah dengan
menjadikannya sebagai "Upper Chamber" atau "Upper House" .
 Kamar kedua "Lower House" atau "Second Chamber" merupakan

perwakilan rakyat secara langsung yang diberi nama "Dewan
Perwakilan Rakyat“.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

11
5. Aspek keadilan.
 Desentralisasi/otonomi daerah akan mencegah terjadinya

kepincangan di dalam menguasai sumber daya yang dimiliki dalam
sebuah negara.
 Atas nama negara, Pemerintah pada masa lalu dengan sekehendak

hatinya mengambil alih tanah-tanah masyarakat setempat yang
merupakan hak milik mereka yang diwariskan secara turun-temurun.
 Kebijakan desentralisasi atau otonomi daerah diberlakukan untuk
menghentikan segala bentuk kebijakan yang mengalienasikan
kepentingan masyarakat setempat yang berkaitan dengan
penguasaan sumber daya alam.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

12
dadang-solihin.blogspot.com

13
Pasal 18 UUD
1) Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,
dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang.
2) Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota
mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
3) Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota memiliki
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang anggota-anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum.

4) Gubernur, Bupati dan Walikota
masing-masing sebagai Kepala
Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota dipilih secara
demokratis.
5) Pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat.
6) Pemerintahan daerah berhak
menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
7) Susunan dan tata cara
penyelenggaraan pemerintahan
daerah diatur dalam undang-undang.

dadang-solihin.blogspot.com

14
Hubungan
wewenang

Pasal 18A UUD
1) Hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten, dan kota
atau antara provinsi dan kabupaten
dan kota, diatur dengan Undangundang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah.
2) Hubungan keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya
antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.

dadang-solihin.blogspot.com

Hubungan
keuangan

15
Pasal 18B UUD

Masyarakat
Tradisional

1) Negara mengakui dan menghormati
satuan-satuan pemerintahan daerah
yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan
Undang-undang.

Daerah
Khusus

2) Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat serta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.

dadang-solihin.blogspot.com

16
dadang-solihin.blogspot.com

17
Pemisahan dan Pembagian
Kekuasaan
 Teori pemisahan kekuasaan (separation of power)

oleh Montesquieu.
 Kekuasaan negara dipisahkan secara horizontal melalui fungsi

legislatif, eksekutif, dan judikatif.

 Konsep pembagian kekuasaan (distribution of power

atau division of power).
 Kekuasaan negara dibagikan secara vertikal dalam hubungan

‘atas-bawah’.
 Biasa digunakan dalam mekanisme pembagian kekuasaan

antara pemerintah federal dan negara bagian.

SistemPemda

dadang-solihin.blogspot.com

18
Alasan Dianutnya Desentralisasi
(The Liang Gie, 1968)

Dari sudut politik:
•

Untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang
akhirnya dapat menimbulkan tirani;

•

Untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam
mempergunakan hak-hak demokrasi;

Dari sudut teknis organisatoris pemerintahan: Efisiensi
•

Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus oleh pemerintah setempat,
pengurusannya diserahkan kepada daerah.

•

Hal-hal yang lebih tepat di tangan pusat tetap diurus oleh pemerintah pusat.

Dari sudut kultural:
•

Supaya perhatian dapat sepenuhnya ditumpahkan kepada kekhususan
suatu daerah, seperti geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi,
watak kebudayaan atau latar belakang sejarahnya;

Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi:
•

Pemerintah daerah dapat lebih banyak dan secara langsung membantu
pembangunan tersebut.
dadang-solihin.blogspot.com

19
14 Manfaat Otonomi Daerah
(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)

1. Perencanaan dapat dilakukan sesuai
dengan kepentingan masyarakat di
daerah yang bersifat heterogen.
2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta
prosedur yang sangat terstruktur dari
pemerintah pusat.
3. Perumusan kebijaksanaan dari
pemerintah akan lebih realistik.
4. Desentralisasi akan mengakibatkan
terjadinya "penetrasi" yang lebih baik dari
Pemerintah Pusat bagi Daerah-Daerah
yang terpencil atau sangat jauh dari
pusat, di mana seringkali rencana
pemerintah tidak dipahami oleh
masyarakat setempat atau dihambat oleh
elite lokal, dan di mana dukungan
terhadap program pemerintah sangat
terbatas.

5. Representasi yang lebih luas dari
berbagai kelompok politik, etnis,
keagamaan di dalam perencanaan
pembangunan yang kemudian dapat
memperluas kesamaan dalam
mengalokasikan sumber daya dan
investasi pemerintah.
6. Peluang bagi pemerintahan serta
lembaga privat dan masyarakat di
Daerah untuk meningkatkan kapasitas
teknis dan managerial.
7. Dapat meningkatkan efisiensi
pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi
pejabat puncak di Pusat menjalankan
tugas rutin karena hal itu dapat
diserahkan kepada pejabat Daerah.

dadang-solihin.blogspot.com

20
14 Manfaat Otonomi Daerah
(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)

8. Dapat menyediakan struktur di mana
berbagai departemen di pusat dapat
dikoordinasi secara efektif bersama
dengan pejabat Daerah dan sejumlah
NGOs di berbagai Daerah. Propinsi,
Kabupaten, dan Kota dapat menyediakan
basis wilayah koordinasi bagi program
pemerintah.
9. Struktur pemerintahan yang
didesentralisasikan diperlukan guna
melembagakan partisipasi masyarakat
dalam perencanaan dan implementasi
program.
10.Dapat meningkatkan pengawasan atas
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
elite lokal, yang seringkali tidak simpatik
dengan program pembangunan nasional
dan tidak sensitif terhadap kebutuhan
kalangan miskin di pedesaan.

11. Administrasi pemerintahan menjadi mudah
disesuaikan, inovatif, dan kreatif. Kalau mereka
berhasil maka dapat dicontoh oleh Daerah yang
lainnya.
12. Memungkinkan pemimpin di Daerah
menetapkan pelayanan dan fasilitas secara
efektif, mengintegrasikan daerah-daerah yang
terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi
implementasi proyek pembangunan dengan
lebih baik dari pada yang dilakukan oleh
pejabat di Pusat.
13. Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan
nasional dengan memberikan peluang kepada
berbagai kelompok masyarakat di Daerah untuk
berpartisipasi secara langsung dalam
pembuatan kebijaksanaan, sehingga dengan
demikian akan meningkatkan kepentingan
mereka di dalam memelihara sistem politik.
14. Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di
tingkat lokal dengan biaya yang lebih rendah,
karena hal itu tidak lagi menjadi beban
pemerintah Pusat karena sudah diserahkan
kepada Daerah.

dadang-solihin.blogspot.com

21
dadang-solihin.blogspot.com

22
Tujuan Otonomi Daerah


Mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui


peningkatan pelayanan,
 pemberdayaan dan peran serta
masyarakat.


Meningkatkan daya saing daerah
dengan memperhatikan
 prinsip demokrasi,


pemerataan,



keadilan,



keistimewaan dan kekhususan serta



potensi dan keanekaragaman daerah
dalam sistem NKRI.
Sumber: UU 32/2004 (Penjelasan Umum)
dadang-solihin.blogspot.com

23
Sasaran Otonomi Daerah
1. Tercapainya sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangundangan pusat dan daerah.
2. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah;
3. Terbentuknya kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien,
dan akuntabel;
4. Meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya aparatur
pemerintah daerah yang profesional dan kompeten;
5. Terkelolanya sumber dana dan pembiayaan pembangunan secara
transparan, akuntabel, dan profesional; dan
6. Tertatanya daerah otonom baru.
Sumber: RPJM 2004-2009

dadang-solihin.blogspot.com

24
Pembagian Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintah:
1. Politik Luar Negeri.
2. Pertahanan.
3. Keamanan.
4. Yustisi.
5. Moneter dan Fiskal Nasional.
6. Agama.
Urusan Pemerintahan Daerah:
• Menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan.
dadang-solihin.blogspot.com

25
Beberapa Pengertian
Prinsip otonomi seluas-luasnya:
•

Daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua
urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah.

Asas otonomi:
•

Pelaksanaan urusan pemerintahan secara langsung oleh
pemerintahan daerah itu sendiri,

Asas tugas pembantuan:
•

Penugasan oleh pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota
dan desa,

•

Penugasan dari pemerintah kabupaten/kota ke desa.
dadang-solihin.blogspot.com

26
Kriteria Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan
1. Kriteria Eksternalitas
• Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan
mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut.
• Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan
pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota, apabila
regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi
kewenangan Pemerintah.
2. Kriteria Akuntabilitas
• Pertimbangan bahwa yang menangani sesuatu bagian urusan adalah
tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat
dari urusan yang ditangani tersebut.
3. Kriteria Efisiensi
• Pertimbangan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan)
untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang
harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.
dadang-solihin.blogspot.com

27
Hubungan antar Pemerintahan


Antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
• Hubungan dalam bidang keuangan
• Hubungan dalam bidang pelayanan umum
• Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya



Antar Pemerintahan Daerah
• Hubungan dalam bidang keuangan
• Hubungan dalam bidang pelayanan umum
• Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya

dadang-solihin.blogspot.com

28
Arah Kebijakan Pembentukan DOB
Pembentukan daerah secara umum adalah untuk mempercepat
peningkatan kesejahteraan rakyat melalui:
•
•

Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat;
Percepatan Pertumbuhan Kehidupan Demokrasi;

•

Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Perekonomian Daerah;

•

Percepatan Pengelolaan Potensi Daerah;

•

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban;

•

Peningkatan Hubungan yang Serasi antara Pusat dan Daerah.

dadang-solihin.blogspot.com

29
dadang-solihin.blogspot.com

30
Kewenangan yang Tumpang Tindih
•

Pelaksanaan otonomi daerah masih kental
diwarnai oleh kewenangan yang tumpang tindih
antar institusi pemerintahan dan aturan yang
berlaku, baik antara aturan yang lebih tinggi
atau aturan yang lebih rendah.

Anggaran
•

Dalam otonomi daerah, paradigma anggaran
telah bergeser ke arah apa yang disebut
dengan anggaran partisipatif.

•

Dalam prakteknya, keinginan masyarakat akan
selalu bertabrakan dengan kepentingan elit,
sehingga dalam penetapan anggaran belanja
daerah, lebih cenderung mencerminkan
kepentingan elit daripada keinginan
masyarakat.
dadang-solihin.blogspot.com

31
Elit Lokal
•

Otonomi daerah diwarnai oleh kepentingan elit
lokal yang mencoba memanfaatkan otonomi
daerah sebagai momentum untuk mencapai
kepentingan politiknya, dengan cara
memobilisasi massa dan mengembangkan
sentimen kedaerahan, seperti “putra daerah”
dalam pemilihan kepala daerah.

Politik Identitas Diri
• Menguatnya politik identitas diri selama
pelaksanaan otonomi daerah yang mendorong
satu daerah berusaha melepaskan diri dari
induknya yang sebelumnya menyatu.
•

Otonomi daerah dibayang-bayangi oleh potensi
konflik horisontal yang bernuansa etnis.

dadang-solihin.blogspot.com

32
Orientasi Kekuasaan
•

Otonomi daerah masih menjadi isu
pergeseran kekuasaan di kalangan elit
daripada isu untuk melayani masyarakat
secara lebih efektif.

•

Langkah-langkah desentralisasi belumlah
dirasakan langsung manfaatnya oleh
masyarakat.

•

Pemilihan Kepala Daerah Langsung yang
diharapkan menjadi pintu masuk bagi
demokratisasi politik, sosial dan ekonomi di
tingkat lokal, mengandung banyak peluang
bagi proses peminggiran kepentingan rakyat
dan menguntungkan kepentingan elit lokal.

dadang-solihin.blogspot.com

33
Dimana Posisi Otoda?
Visi Otoda

Strategi Otoda

Kinerja Otoda

dadang-solihin.blogspot.com

34
Dimana Posisi Otoda?
Sasaran Otoda

Strategi Otoda

Kinerja Otoda

dadang-solihin.blogspot.com

35
Permasalahan Otonomi Daerah
1. Penyelenggaraan otonomi daerah oleh Pemerintah Pusat selama
ini cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi sehingga
proses desentralisasi menjadi tersumbat.
2. Kuatnya kebijakan sentralisasi membuat semakin tingginya
ketergantungan daerah-daerah kepada pusat yang nyaris
mematikan kreatifitas masyarakat beserta seluruh perangkat
pemerintahan di daerah.
3. Adanya kesenjangan yang lebar antara daerah dan pusat dan
antar-daerah sendiri dalam kepemilikan sumber daya alam, sumber
daya budaya, infrastruktur ekonomi, dan tingkat kualitas sumber
daya manusia.
4. Adanya kepentingan melekat pada berbagai pihak yang
menghambat penyelenggaraan otonomi daerah.
Sumber: Tap MPR No. IV/MPR/2000
dadang-solihin.blogspot.com

36
Permasalahan Otonomi Daerah
1. Belum Jelasnya Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.
2. Berbedanya Persepsi Para Pelaku Pembangunan terhadap
Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
3. Masih Rendahnya Kerjasama antar Pemerintah Daerah.
4. Belum Terbentuknya Kelembagaan Pemerintah Daerah yang
Efektif dan Efisien.
5. Terbatasnya dan Rendahnya Kapasitas Aparatur Pemerintah
Daerah.
6. Masih Terbatasnya Kapasitas Keuangan Daerah.
7. Pembentukan Daerah Otonom Baru (Pemekaran Wilayah) yang
Masih Belum Sesuai dengan Tujuannya.
Sumber: RPJM 2004-2009

dadang-solihin.blogspot.com

37
Urusan Pemerintahan
•

Terjadi tumpang tindih antar tingkatan pemerintahan dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan, karena belum sinkronnya antara
UU Otoda dengan UU Sektor.

•

Terjadi tarik menarik urusan, khususnya urusan yang mempunyai
potensi pendapatan (revenue).

•

Adanya gejala keengganan dari K/L untuk mendesentralisasikan
urusan secara penuh karena kekhawatiran daerah belum mampu
melaksanakan urusan tsb secara optimal.

dadang-solihin.blogspot.com

38
Kelembagaan Daerah
•

Adanya kecenderungan daerah untuk menerapkan struktur gemuk
akibat tekanan birokrasi dan politisi

•

Adanya nomenklatur struktur yang berbeda-beda sehingga
menyulitkan kordinasi dan pembinaan

•

Struktur yg gemuk membutuhkan PNS yg banyak sehingga untuk
gaji dan insentif PNS menelan sebagian besar alokasi APBD
dibandingkan untuk pelayanan publik.

•

Struktur organisasi yang ada belum sepenuhnya
mengakomodasikan fungsi pelayanan publik yaitu penyediaan
pelayanan dasar dan pengembangan potensi unggulan daerah.

dadang-solihin.blogspot.com

39
Kepegawaian
•

Banyak Pemda mengalami kelebihan PNS dengan kompetensi
rendah dan kekurangan PNS dengan kompetensi yg memadai.

•

Adanya gejala pengedepanan “Putera Asli Daerah” untuk
menduduki jabatan-jabatan strategis dengan mengabaikan
kompetensi/profesionalisme.

•

Adanya gejala politisasi PNS (terutama dalam event Pilkada).

•

Tidak terdapat kejelasan dalam career planning dan career
development akibat tidak adanya manpower planning di daerah.

•

Penilaian kinerja yang sudah obselete (out of date); tidak ada
reward atau punishment terkait dengan kinerja.

•

Kesejahteraan yg belum memadai sehingga PNS cenderung
mencari penghasilan tambahan dan tidak fokus pada tugas pokok.
dadang-solihin.blogspot.com

40
Keuangan Daerah
1.

Keuangan daerah yang kurang mencukupi (Financial
Insufficiency).

2.
3.

Overhead cost pemda yang tinggi.
Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan
APBD.

4.
5.

Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi
dan tugas pembantuan.
Kurangnya manajemen aset Pemda.

6.

Masih lemahnya kebijakan investasi di daerah

dadang-solihin.blogspot.com

41
Perwakilan
1. Ekses dari meningkatnya kewenangan DPRD.
2. Kurang terserapnya aspirasi masyarakat oleh DPRD.
3. Campur tangan DPRD dalam penentuan penunjukan pejabat karir.
4. Masih kurangnya pemahaman DPRD terhadap peraturan
perundangan.
5. Kurangnya kompetensi anggota DPRD dan lemahnya networking.

dadang-solihin.blogspot.com

42
Pelayanan Publik
1. Masih rendahnya kualitas pelayanan
2. Masih besarnya peranan Pemda dalam penyediaan pelayanan.
3. Tidak jelasnya standar pelayanan.
4. Rendahnya akuntabilitas pelayanan.

dadang-solihin.blogspot.com

43
Daerah Otonom Baru

1/3

•

Pada tahun 2000: 80% daerah otonomi baru telah gagal dalam
upaya mensejahterakan rakyat. Kebijakan pemekaran daerah justru
memunculkan beragam persoalan baru antara lain pecahnya konflik
horizontal, meluasnya praktek korupsi hingga bertambahnya beban
keuangan negara. Kecenderungan semacam ini jika dibiarkan akan
kontraproduktif terhadap ide awal pemekaran.

•

Hanya 22,80% daerah otonomi baru yang mengalami
perkembangan yang baik. Sisanya, 77,80% daerah pemekaran
belum menunjukkan ketidaksiapannya untuk menjadi daerah
otonom dan mandiri.

dadang-solihin.blogspot.com

44
Daerah Otonom Baru

2/3

•

Hasil evaluasi terhadap 205 DOB yang meliputi 7 Provinsi, 164
Kabupaten dan 34 Kota dari Faktor Good Governance, Pelayanan
Publik, Daya Saing Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat, secara
umum menunjukkan Pemda baru hasil pemekaran belum
sepenuhnya berjalan secara efektif. Bahkan kontribusinya terhadap
peningkatan kesejahteraan rakyat di masing-masing daerah masih
rendah.

•

Masih banyak kendala bagi DOB untuk meningkatkan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat, Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik,
Perbaikan Tata Pemerintahan, dan Peningkatan Daya Saing.

dadang-solihin.blogspot.com

45
Daerah Otonom Baru
•

Implikasi penambahan daerah otonom baru, antara lain:

•

3/3

Mengurangi kesempatan daerah lama untuk mendapat kenaikan
dana perimbangan (DAU, DAK, DBH);
Kenaikan jumlah belanja gaji PNSD juga mengalami peningkatan
secara fluktuatif;

•
•
•

Kenaikan anggaran instansi vertikal untuk kantor baru di daerah
otonom baru;
Menambah jumlah daerah tertinggal akibat semakin semakin
terbaginya sumber pendapatan daerah, baik daerah induk maupun
daerah otonom baru.

dadang-solihin.blogspot.com

46
dadang-solihin.blogspot.com

47

Contenu connexe

Tendances

Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politiknona aliya
 
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu PolitikPendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu PolitikMuhamad Yogi
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Patologi birokrasi
Patologi birokrasiPatologi birokrasi
Patologi birokrasiFahrul Azmi
 
Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanBKPP kabupaten Bandung
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Metodologi ilmu pemerintahan prof tjahya
Metodologi  ilmu  pemerintahan prof tjahyaMetodologi  ilmu  pemerintahan prof tjahya
Metodologi ilmu pemerintahan prof tjahyapumdatin
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Raja Matridi Aeksalo
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoTri Widodo W. UTOMO
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaSistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaStRahmawatiAPabittei
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 

Tendances (20)

Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu PolitikPendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Patologi birokrasi
Patologi birokrasiPatologi birokrasi
Patologi birokrasi
 
Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahan
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Metodologi ilmu pemerintahan prof tjahya
Metodologi  ilmu  pemerintahan prof tjahyaMetodologi  ilmu  pemerintahan prof tjahya
Metodologi ilmu pemerintahan prof tjahya
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
Sistem perwakilan
Sistem perwakilanSistem perwakilan
Sistem perwakilan
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaSistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 

Similaire à Sistem Pemerintahan Daerah

Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomijenis6575
 
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxKEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxOcdiansyah
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaHIA Class.
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaMukhrizal Effendi
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8olerafif
 
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptxEkiDarmawan4
 
Kabupaten Bandung Menuju Pilkada Langsung
Kabupaten Bandung Menuju Pilkada LangsungKabupaten Bandung Menuju Pilkada Langsung
Kabupaten Bandung Menuju Pilkada LangsungDadang Solihin
 
Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)ricky04
 
ppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahMardhiya96
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi DaerahAZA Zulfi
 
Penataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPM
Penataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPMPenataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPM
Penataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPMTri Widodo W. UTOMO
 

Similaire à Sistem Pemerintahan Daerah (20)

Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxKEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Paparan menteri dn
Paparan menteri dnPaparan menteri dn
Paparan menteri dn
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
 
Kabupaten Bandung Menuju Pilkada Langsung
Kabupaten Bandung Menuju Pilkada LangsungKabupaten Bandung Menuju Pilkada Langsung
Kabupaten Bandung Menuju Pilkada Langsung
 
Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)
 
Otonomi daerah uraian
Otonomi daerah   uraianOtonomi daerah   uraian
Otonomi daerah uraian
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
ppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahppt otonomi daerah
ppt otonomi daerah
 
Makalah otonomi daerah 2
Makalah otonomi daerah 2Makalah otonomi daerah 2
Makalah otonomi daerah 2
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Penataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPM
Penataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPMPenataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPM
Penataan Kewenangan Urusan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SPM
 

Plus de Dadang Solihin

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaDadang Solihin
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRADadang Solihin
 

Plus de Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Dernier

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 

Dernier (20)

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 

Sistem Pemerintahan Daerah

  • 1.
  • 3. Penyandang gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran dan MA in Economics dari University of Colorado at Denver, U.S.A ini adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Alumni Ekonomi Pembangunan FE Unpar ini sudah menghasilkan beberapa buku tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Perencanaan Pembangunan Daerah, serta Monitoring dan Evaluasi Pembangunan. Karya-karyanya tersebar di berbagai media terutama di dunia maya. Silahkan email dadangsol@yahoo.com HP 08129322202 web: http://dadang-solihin.blogspot.com Pada tahun 2013 kakek satu cucu ini lulus Dengan Pujian dan dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha sebagai peserta terbaik Program Pendidikan Reguler Angkatan XLIX, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI. dadang-solihin.blogspot.com 3
  • 4. Materi Otonomi NKRI Amanat Konstitusi Perspektif Kebijakan Perspektif Teori Perspektif Praktek dadang-solihin.blogspot.com 4
  • 6. Argumentasi dalam Memilih Desentralisasi 1. Efisiensi-efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Tidaklah mungkin mengelola negara yang kompleks dilakukan dengan cara yang sentralistik, karena akan menjadi tidak efisien dan tidak akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. 2. Pendidikan Politik. Pemerintahan daerah merupakan kancah pelatihan (training ground) dan pengembangan demokrasi dalam sebuah negara. 3. Pemerintahan Daerah sebagai persiapan untuk karier politik lanjutan. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 6
  • 7. 4. Stabilitas Politik 5. Stabilitas politik nasional mestinya berawal dari stabilitas politik pada tingkat lokal. Kesetaraan Politik (Political Equality). Masyarakat baik secara sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok akan ikut terlibat dalam mempengaruhi pemerintahnya untuk membuat kebijakan, terutama yang menyangkut kepentingan mereka. 6. Akuntabilitas publik. Si pemegang jabatan publik harus mampu mempertanggung-jawabkan segala bentuk pilihan kebijaksanaan dan politiknya kepada warga masyarakat yang mempercayakan kepadanya jabatan politik tersebut. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 7
  • 8. Mengapa Otonomi NKRI? 1. Indonesia masih belum memungkinkan menganut federasi.  Harus mempersiapkan UUD baru untuk sebuah Negara Federasi Indonesia  Harus menetapkan mekanisme "Checks and Balances" antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif yang mencakup Pemerintah Nasional serta Propinsi atau Negara Bagian. Setiap propinsi atau negara bagian harus memiliki semacam "Konstitusi Negara Bagian ".   SistemPemda Dll. dadang-solihin.blogspot.com 8
  • 9. 2. Pilihan otonomi luas merupakan pilihan yang sangat strategis dalam rangka memelihara nation state (negara bangsa).  Kembalikan "Hak-Hak Dasar" masyarakat di Daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen politik lokal.  Berikan supervisi agar Daerah tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari kepentingan nasional.  Daerah yang kuat di dalam membangun masyarakatnya, mereka dengan sendirinya akan mendukung Negara Kesatuan, dan tidak ada alasan bagi mereka untuk mendukung gerakan separatisme. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 9
  • 10. 3. Sentralisasi telah terbukti gagal mengatasi krisis nasional.  Pemerintah berhasil melakukan perubahan sosial-ekonomi secara fundamental dengan menggunakan mekanisme "Carrot and Stick".  Seharusnya tugas Pemerintah tidak lagi mengurus dan memikirkan masalah-masalah Daerah, diserahkan saja sepenuhnya kepada Daerah.  Sumber daya kekuasaan sepenuhnya dikontrol oleh Presiden.  Akan tetapi, ketika terjadi krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997 negara sama sekali tidak mampu menghadapinya. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 10
  • 11. 4. Untuk memantapkan kehidupan demokrasi di masa-masa yang akan datang.  Demokrasi tanpa ada penguatan politik lokal akan menjadi sangat rapuh.  Politik tidak seharusnya menjadi dominasi orang-orang di Jakarta saja.  Lembaga Perwakilan Rakyat sudah sewajarnya mengadopsi sistem "Dua Kamar" atau sistem "Bicameral".  Kamar pertama atau First Chamber harus memberikan tempat khusus kepada perwakilan kepentingan Daerah dengan menjadikannya sebagai "Upper Chamber" atau "Upper House" .  Kamar kedua "Lower House" atau "Second Chamber" merupakan perwakilan rakyat secara langsung yang diberi nama "Dewan Perwakilan Rakyat“. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 11
  • 12. 5. Aspek keadilan.  Desentralisasi/otonomi daerah akan mencegah terjadinya kepincangan di dalam menguasai sumber daya yang dimiliki dalam sebuah negara.  Atas nama negara, Pemerintah pada masa lalu dengan sekehendak hatinya mengambil alih tanah-tanah masyarakat setempat yang merupakan hak milik mereka yang diwariskan secara turun-temurun.  Kebijakan desentralisasi atau otonomi daerah diberlakukan untuk menghentikan segala bentuk kebijakan yang mengalienasikan kepentingan masyarakat setempat yang berkaitan dengan penguasaan sumber daya alam. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 12
  • 14. Pasal 18 UUD 1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. 2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. 4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. 5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. 6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. 7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. dadang-solihin.blogspot.com 14
  • 15. Hubungan wewenang Pasal 18A UUD 1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undangundang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. 2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. dadang-solihin.blogspot.com Hubungan keuangan 15
  • 16. Pasal 18B UUD Masyarakat Tradisional 1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang. Daerah Khusus 2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. dadang-solihin.blogspot.com 16
  • 18. Pemisahan dan Pembagian Kekuasaan  Teori pemisahan kekuasaan (separation of power) oleh Montesquieu.  Kekuasaan negara dipisahkan secara horizontal melalui fungsi legislatif, eksekutif, dan judikatif.  Konsep pembagian kekuasaan (distribution of power atau division of power).  Kekuasaan negara dibagikan secara vertikal dalam hubungan ‘atas-bawah’.  Biasa digunakan dalam mekanisme pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan negara bagian. SistemPemda dadang-solihin.blogspot.com 18
  • 19. Alasan Dianutnya Desentralisasi (The Liang Gie, 1968) Dari sudut politik: • Untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang akhirnya dapat menimbulkan tirani; • Untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam mempergunakan hak-hak demokrasi; Dari sudut teknis organisatoris pemerintahan: Efisiensi • Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus oleh pemerintah setempat, pengurusannya diserahkan kepada daerah. • Hal-hal yang lebih tepat di tangan pusat tetap diurus oleh pemerintah pusat. Dari sudut kultural: • Supaya perhatian dapat sepenuhnya ditumpahkan kepada kekhususan suatu daerah, seperti geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi, watak kebudayaan atau latar belakang sejarahnya; Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi: • Pemerintah daerah dapat lebih banyak dan secara langsung membantu pembangunan tersebut. dadang-solihin.blogspot.com 19
  • 20. 14 Manfaat Otonomi Daerah (Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983) 1. Perencanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan masyarakat di daerah yang bersifat heterogen. 2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur dari pemerintah pusat. 3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik. 4. Desentralisasi akan mengakibatkan terjadinya "penetrasi" yang lebih baik dari Pemerintah Pusat bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau sangat jauh dari pusat, di mana seringkali rencana pemerintah tidak dipahami oleh masyarakat setempat atau dihambat oleh elite lokal, dan di mana dukungan terhadap program pemerintah sangat terbatas. 5. Representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan di dalam perencanaan pembangunan yang kemudian dapat memperluas kesamaan dalam mengalokasikan sumber daya dan investasi pemerintah. 6. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerah untuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerial. 7. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabat puncak di Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah. dadang-solihin.blogspot.com 20
  • 21. 14 Manfaat Otonomi Daerah (Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983) 8. Dapat menyediakan struktur di mana berbagai departemen di pusat dapat dikoordinasi secara efektif bersama dengan pejabat Daerah dan sejumlah NGOs di berbagai Daerah. Propinsi, Kabupaten, dan Kota dapat menyediakan basis wilayah koordinasi bagi program pemerintah. 9. Struktur pemerintahan yang didesentralisasikan diperlukan guna melembagakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan implementasi program. 10.Dapat meningkatkan pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan oleh elite lokal, yang seringkali tidak simpatik dengan program pembangunan nasional dan tidak sensitif terhadap kebutuhan kalangan miskin di pedesaan. 11. Administrasi pemerintahan menjadi mudah disesuaikan, inovatif, dan kreatif. Kalau mereka berhasil maka dapat dicontoh oleh Daerah yang lainnya. 12. Memungkinkan pemimpin di Daerah menetapkan pelayanan dan fasilitas secara efektif, mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik dari pada yang dilakukan oleh pejabat di Pusat. 13. Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan nasional dengan memberikan peluang kepada berbagai kelompok masyarakat di Daerah untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijaksanaan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan kepentingan mereka di dalam memelihara sistem politik. 14. Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat lokal dengan biaya yang lebih rendah, karena hal itu tidak lagi menjadi beban pemerintah Pusat karena sudah diserahkan kepada Daerah. dadang-solihin.blogspot.com 21
  • 23. Tujuan Otonomi Daerah  Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui  peningkatan pelayanan,  pemberdayaan dan peran serta masyarakat.  Meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan  prinsip demokrasi,  pemerataan,  keadilan,  keistimewaan dan kekhususan serta  potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI. Sumber: UU 32/2004 (Penjelasan Umum) dadang-solihin.blogspot.com 23
  • 24. Sasaran Otonomi Daerah 1. Tercapainya sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangundangan pusat dan daerah. 2. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah; 3. Terbentuknya kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel; 4. Meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya aparatur pemerintah daerah yang profesional dan kompeten; 5. Terkelolanya sumber dana dan pembiayaan pembangunan secara transparan, akuntabel, dan profesional; dan 6. Tertatanya daerah otonom baru. Sumber: RPJM 2004-2009 dadang-solihin.blogspot.com 24
  • 25. Pembagian Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintah: 1. Politik Luar Negeri. 2. Pertahanan. 3. Keamanan. 4. Yustisi. 5. Moneter dan Fiskal Nasional. 6. Agama. Urusan Pemerintahan Daerah: • Menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. dadang-solihin.blogspot.com 25
  • 26. Beberapa Pengertian Prinsip otonomi seluas-luasnya: • Daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah. Asas otonomi: • Pelaksanaan urusan pemerintahan secara langsung oleh pemerintahan daerah itu sendiri, Asas tugas pembantuan: • Penugasan oleh pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota dan desa, • Penugasan dari pemerintah kabupaten/kota ke desa. dadang-solihin.blogspot.com 26
  • 27. Kriteria Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1. Kriteria Eksternalitas • Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. • Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota, apabila regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah. 2. Kriteria Akuntabilitas • Pertimbangan bahwa yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. 3. Kriteria Efisiensi • Pertimbangan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan. dadang-solihin.blogspot.com 27
  • 28. Hubungan antar Pemerintahan  Antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah • Hubungan dalam bidang keuangan • Hubungan dalam bidang pelayanan umum • Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya  Antar Pemerintahan Daerah • Hubungan dalam bidang keuangan • Hubungan dalam bidang pelayanan umum • Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dadang-solihin.blogspot.com 28
  • 29. Arah Kebijakan Pembentukan DOB Pembentukan daerah secara umum adalah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat melalui: • • Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat; Percepatan Pertumbuhan Kehidupan Demokrasi; • Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Perekonomian Daerah; • Percepatan Pengelolaan Potensi Daerah; • Peningkatan Keamanan dan Ketertiban; • Peningkatan Hubungan yang Serasi antara Pusat dan Daerah. dadang-solihin.blogspot.com 29
  • 31. Kewenangan yang Tumpang Tindih • Pelaksanaan otonomi daerah masih kental diwarnai oleh kewenangan yang tumpang tindih antar institusi pemerintahan dan aturan yang berlaku, baik antara aturan yang lebih tinggi atau aturan yang lebih rendah. Anggaran • Dalam otonomi daerah, paradigma anggaran telah bergeser ke arah apa yang disebut dengan anggaran partisipatif. • Dalam prakteknya, keinginan masyarakat akan selalu bertabrakan dengan kepentingan elit, sehingga dalam penetapan anggaran belanja daerah, lebih cenderung mencerminkan kepentingan elit daripada keinginan masyarakat. dadang-solihin.blogspot.com 31
  • 32. Elit Lokal • Otonomi daerah diwarnai oleh kepentingan elit lokal yang mencoba memanfaatkan otonomi daerah sebagai momentum untuk mencapai kepentingan politiknya, dengan cara memobilisasi massa dan mengembangkan sentimen kedaerahan, seperti “putra daerah” dalam pemilihan kepala daerah. Politik Identitas Diri • Menguatnya politik identitas diri selama pelaksanaan otonomi daerah yang mendorong satu daerah berusaha melepaskan diri dari induknya yang sebelumnya menyatu. • Otonomi daerah dibayang-bayangi oleh potensi konflik horisontal yang bernuansa etnis. dadang-solihin.blogspot.com 32
  • 33. Orientasi Kekuasaan • Otonomi daerah masih menjadi isu pergeseran kekuasaan di kalangan elit daripada isu untuk melayani masyarakat secara lebih efektif. • Langkah-langkah desentralisasi belumlah dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. • Pemilihan Kepala Daerah Langsung yang diharapkan menjadi pintu masuk bagi demokratisasi politik, sosial dan ekonomi di tingkat lokal, mengandung banyak peluang bagi proses peminggiran kepentingan rakyat dan menguntungkan kepentingan elit lokal. dadang-solihin.blogspot.com 33
  • 34. Dimana Posisi Otoda? Visi Otoda Strategi Otoda Kinerja Otoda dadang-solihin.blogspot.com 34
  • 35. Dimana Posisi Otoda? Sasaran Otoda Strategi Otoda Kinerja Otoda dadang-solihin.blogspot.com 35
  • 36. Permasalahan Otonomi Daerah 1. Penyelenggaraan otonomi daerah oleh Pemerintah Pusat selama ini cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi sehingga proses desentralisasi menjadi tersumbat. 2. Kuatnya kebijakan sentralisasi membuat semakin tingginya ketergantungan daerah-daerah kepada pusat yang nyaris mematikan kreatifitas masyarakat beserta seluruh perangkat pemerintahan di daerah. 3. Adanya kesenjangan yang lebar antara daerah dan pusat dan antar-daerah sendiri dalam kepemilikan sumber daya alam, sumber daya budaya, infrastruktur ekonomi, dan tingkat kualitas sumber daya manusia. 4. Adanya kepentingan melekat pada berbagai pihak yang menghambat penyelenggaraan otonomi daerah. Sumber: Tap MPR No. IV/MPR/2000 dadang-solihin.blogspot.com 36
  • 37. Permasalahan Otonomi Daerah 1. Belum Jelasnya Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 2. Berbedanya Persepsi Para Pelaku Pembangunan terhadap Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. 3. Masih Rendahnya Kerjasama antar Pemerintah Daerah. 4. Belum Terbentuknya Kelembagaan Pemerintah Daerah yang Efektif dan Efisien. 5. Terbatasnya dan Rendahnya Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah. 6. Masih Terbatasnya Kapasitas Keuangan Daerah. 7. Pembentukan Daerah Otonom Baru (Pemekaran Wilayah) yang Masih Belum Sesuai dengan Tujuannya. Sumber: RPJM 2004-2009 dadang-solihin.blogspot.com 37
  • 38. Urusan Pemerintahan • Terjadi tumpang tindih antar tingkatan pemerintahan dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, karena belum sinkronnya antara UU Otoda dengan UU Sektor. • Terjadi tarik menarik urusan, khususnya urusan yang mempunyai potensi pendapatan (revenue). • Adanya gejala keengganan dari K/L untuk mendesentralisasikan urusan secara penuh karena kekhawatiran daerah belum mampu melaksanakan urusan tsb secara optimal. dadang-solihin.blogspot.com 38
  • 39. Kelembagaan Daerah • Adanya kecenderungan daerah untuk menerapkan struktur gemuk akibat tekanan birokrasi dan politisi • Adanya nomenklatur struktur yang berbeda-beda sehingga menyulitkan kordinasi dan pembinaan • Struktur yg gemuk membutuhkan PNS yg banyak sehingga untuk gaji dan insentif PNS menelan sebagian besar alokasi APBD dibandingkan untuk pelayanan publik. • Struktur organisasi yang ada belum sepenuhnya mengakomodasikan fungsi pelayanan publik yaitu penyediaan pelayanan dasar dan pengembangan potensi unggulan daerah. dadang-solihin.blogspot.com 39
  • 40. Kepegawaian • Banyak Pemda mengalami kelebihan PNS dengan kompetensi rendah dan kekurangan PNS dengan kompetensi yg memadai. • Adanya gejala pengedepanan “Putera Asli Daerah” untuk menduduki jabatan-jabatan strategis dengan mengabaikan kompetensi/profesionalisme. • Adanya gejala politisasi PNS (terutama dalam event Pilkada). • Tidak terdapat kejelasan dalam career planning dan career development akibat tidak adanya manpower planning di daerah. • Penilaian kinerja yang sudah obselete (out of date); tidak ada reward atau punishment terkait dengan kinerja. • Kesejahteraan yg belum memadai sehingga PNS cenderung mencari penghasilan tambahan dan tidak fokus pada tugas pokok. dadang-solihin.blogspot.com 40
  • 41. Keuangan Daerah 1. Keuangan daerah yang kurang mencukupi (Financial Insufficiency). 2. 3. Overhead cost pemda yang tinggi. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan APBD. 4. 5. Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Kurangnya manajemen aset Pemda. 6. Masih lemahnya kebijakan investasi di daerah dadang-solihin.blogspot.com 41
  • 42. Perwakilan 1. Ekses dari meningkatnya kewenangan DPRD. 2. Kurang terserapnya aspirasi masyarakat oleh DPRD. 3. Campur tangan DPRD dalam penentuan penunjukan pejabat karir. 4. Masih kurangnya pemahaman DPRD terhadap peraturan perundangan. 5. Kurangnya kompetensi anggota DPRD dan lemahnya networking. dadang-solihin.blogspot.com 42
  • 43. Pelayanan Publik 1. Masih rendahnya kualitas pelayanan 2. Masih besarnya peranan Pemda dalam penyediaan pelayanan. 3. Tidak jelasnya standar pelayanan. 4. Rendahnya akuntabilitas pelayanan. dadang-solihin.blogspot.com 43
  • 44. Daerah Otonom Baru 1/3 • Pada tahun 2000: 80% daerah otonomi baru telah gagal dalam upaya mensejahterakan rakyat. Kebijakan pemekaran daerah justru memunculkan beragam persoalan baru antara lain pecahnya konflik horizontal, meluasnya praktek korupsi hingga bertambahnya beban keuangan negara. Kecenderungan semacam ini jika dibiarkan akan kontraproduktif terhadap ide awal pemekaran. • Hanya 22,80% daerah otonomi baru yang mengalami perkembangan yang baik. Sisanya, 77,80% daerah pemekaran belum menunjukkan ketidaksiapannya untuk menjadi daerah otonom dan mandiri. dadang-solihin.blogspot.com 44
  • 45. Daerah Otonom Baru 2/3 • Hasil evaluasi terhadap 205 DOB yang meliputi 7 Provinsi, 164 Kabupaten dan 34 Kota dari Faktor Good Governance, Pelayanan Publik, Daya Saing Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat, secara umum menunjukkan Pemda baru hasil pemekaran belum sepenuhnya berjalan secara efektif. Bahkan kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat di masing-masing daerah masih rendah. • Masih banyak kendala bagi DOB untuk meningkatkan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik, Perbaikan Tata Pemerintahan, dan Peningkatan Daya Saing. dadang-solihin.blogspot.com 45
  • 46. Daerah Otonom Baru • Implikasi penambahan daerah otonom baru, antara lain: • 3/3 Mengurangi kesempatan daerah lama untuk mendapat kenaikan dana perimbangan (DAU, DAK, DBH); Kenaikan jumlah belanja gaji PNSD juga mengalami peningkatan secara fluktuatif; • • • Kenaikan anggaran instansi vertikal untuk kantor baru di daerah otonom baru; Menambah jumlah daerah tertinggal akibat semakin semakin terbaginya sumber pendapatan daerah, baik daerah induk maupun daerah otonom baru. dadang-solihin.blogspot.com 46