SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  61
Télécharger pour lire hors ligne
dadang-solihin.blogspot.com   2
Nama               : Dr. Dadang Solihin, SE, MA
Tempat/Tgl Lahir   : Bandung 6 November 1961
Pekerjaan          : Direktur Evaluasi Kinerja
                     Pembangunan Daerah
                     Bappenas
Alamat Kantor      : Jl. Taman Suropati No. 2
                     Jakarta 10310
Telp/Fak Kantor    : (021) 392 6248
HP                 : 0812 932 2202
PIN BB             : 277878F0
Email              : dadangsol@yahoo.com
Website            :
 http://dadang-solihin.blogspot.com

                           dadang-solihin.blogspot.com   3
Materi
•   Permasalahan yang dihadapi dalam
    pembangunan ekonomi nasional.
    •   Overlapping Peraturan di Pusat dan Daerah,
        antar Instansi.
    •   Infrastruktur.
    •   Bauran Energi (Energy Mix) yang Belum
        Berjalan.
    •   Piramida Penduduk dan Kualitas Tenaga
        Kerja.
    •   Pembiayaan.
• Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
  Indonesia 2011 – 2025 (MP3EI).
• Key Success Factors: Koordinasi dan Sinergi.




                              dadang-solihin.blogspot.com    4
dadang-solihin.blogspot.com   5
Fenomena
•   Perkembangan Perundang-undangan Indonesia pasca reformasi
    (tahun 1998) ditandai dengan gejala Hyper Regulation;
•   Terdapat kecenderungan dalam menyelesaikan berbagai
    permasalahan melalui pembentukan peraturan perundang-
    undangan tanpa melihat dan menyesuaikannya dengan arah
    agenda pembangunan ke depan;
•   Peraturan perundang-undangan di daerah yang semata-mata hanya
    dimaksudkan untuk mengejar peningkatan sumber pendapatan
    daerah;
•   Pasal 35 dan 40 UU 12/2011 (tentang Pembentukan Peraturan Per-
    uu-an) mengatur penyusunan daftar Raperda Provinsi/ Kabupaten/
    Kota dalam Prolegda didasarkan salah satunya pada Rencana
    Pembangunan Daerah

                        dadang-solihin.blogspot.com              6
Permasalahan
•   Pembentukan peraturan belum sepenuhnya mengacu pada
    dokumen perencanaan pembangunan Penyusunan Prolegda
    belum sepenuhnya mengacu pada dokumen perencanaan
    pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD);
•   Peraturan yang multitafsir, duplikasi dan pertentangan antara
    peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya
    baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih rendah
    dengan peraturan yang lebih tinggi, termasuk antara peraturan
    daerah dengan peraturan yang lebih tinggi;
•   Masih rendahnya kualitas peraturan perundang-undangan;
•   Database yang terbangun belum sepenuhnya dapat digunakan
    sebagai referensi dalam proses pembentukan peraturan
    (harmonisasi, sikronisasi);

                         dadang-solihin.blogspot.com                7
Konsekuensi
• Beban masyarakat membayar lebih dari pada yang seharusnya;
• Inefisiensi anggaran (anggaran pemerintah daerah tersedot untuk
  pembentukan Raperda, dan biaya penegakannya);
• Menimbulkan ketidakpastian hukum ketika Perda yang dibentuk
  kualitasnya rendah sehingga menimbulkan permasalahan baru
  (duplikasi, multitafsir dan konflik dengan peraturan perundang-
  undangan lainnya).
• Menurunnya minat investasi yang berimplikasi pada hilangnya
  kesempatan membuka lapangan pekerjaan (pertanian, kehutanan,
  perikanan, pertambangan, industri dll) .
• Hilangnya kesempatan untuk melakukan program pembangunan
  lain: pengentasan kemiskinan; kesehatan; dsbnya.


                        dadang-solihin.blogspot.com                 8
dadang-solihin.blogspot.com   9
Permasalahan
• Tingkat elektrifikasi nasional baru mencapai 72,95% dengan rasio
  jumlah desa berlistrik baru mencapai 92,58%.
• Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap
  penguasaan, legalitas lahan, dan pembiayaan perumahan.
• Aksesibilitas dan jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang
  belum memadai.
• Rehabilitasi jaringan irigasi belum mampu mengimbangi degradasi
  kondisi jaringan yang mencapai 340 ribu ha/tahun.
• Tingginya laju konversi lahan pertanian menjadi lahan perkotaan dan
  Industri serta perkebunan terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.
• Ketersediaan infrastruktur komunikasi dan informatika belum
  memadai yang ditandai dengan terbatasnya infrastruktur broadband
  dan belum terhubungnya pulau Maluku dan Papua dalam jaringan
  backbone serat optik nasional.

                         dadang-solihin.blogspot.com                 10
Infrastruktur: Penyebab Turunnya Daya Saing

        Global
   Competitiveness
  Index (GCI) untuk
      Indonesia

     Year        Rank

 2009 – 2010      54

 2010 – 2011      44

 2011 – 2012      46



The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forums):
• Daya saing Indonesia berada di peringkat 46 dari 142 negara yang dinilai (menurun 2
  peringkat dari 2010-2011).

                                 dadang-solihin.blogspot.com                            11
Kondisi Daya Saing Infrastruktur Indonesia
                                Indonesia            China   Vietnam   Thailand    Filipina    Malaysia   S’pore

                         2009      2010       2011                                2011

   INFRASTRUKTUR           84         82        82      69       123        47           113        23             2
   Jalan                   94         84        83      54       123        37           100        18             2
   Kereta Api              60         56        52      21        71        63           101        18             7
   Pelabuhan               95         96       103      56       111        47           123        15             1
   Bandara                 68         69        80      72        95        32           115        20             1
   Angkutan Udara          21         21        20       2        34        16            28        23         17
   Ketenagalistrikan       96         97        98      49       109        50           104        38             4
   Telephone               79         82        79      55        70        94           103        40         15
   Tel. Seluler             -         98        82     113         5        70            92        40         15

  • Akhir tahun 1990-an, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia berada di atas negara
    China dan Thailand.
  • Pada tahun 2011 Infrastruktur Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dan Vietnam untuk
    daerah Asia Tenggara.
  • Terdapat peningkatan daya saing untuk sektor jalan, kereta api, angkutan udara dan
    kepemilikan telepon serta telepon seluler. Namun secara keseluruhan, sektor jalan,
    pelabuhan, bandara dan listrik masih memiliki daya saing yang rendah.
Sumber: World Economic Forum, 2011)        dadang-solihin.blogspot.com                                        12
Daya Saing Logistik Indonesia Masih Rendah

Logistik Performance Index (LPI):
                                                                                          RANKING LPI 2012
                                                              Singapore 1

                                                                   Japan    8

                                                               Australia        18
2007: Ranking LPI
  Indonesia = 43             2012: Ranking LPI
                                                                   Taiwan       19

                                                                    China
                               Indonesia = 59                                   26

                                                               Malaysia          29

                                                               Thailand              38

                                                                    India            46

            2010: Ranking LPI                                Philippines              52
              Indonesia = 75                                  Indonesia
                                                                                     59
                                                               Sri Lanka                          81

                                                              Cambodia                      101

                                                               Lao PDR                      109
(Biaya antarkontainer dari Cikarang ke Tanjung
                                                                            0               50         100   150
Priok mencapai US$775, lebih tinggi dari biaya dari
Kuala Lumpur ke Port Klang yang hanya US$400)
                                                        Sumber: LPI, World Bank., 2012


                                     dadang-solihin.blogspot.com                                             13
Kapasitas Tampungan Air Per Kapita




                     Indonesia (2012: 54)




                                                                          Source: World Bank (2003)



 Daya tampung air terbangun di Indonesia sekitar 54 m3/kapita (perkiraan pada akhir tahun
  2012).
                                  dadang-solihin.blogspot.com                                14
dadang-solihin.blogspot.com   15
Permasalahan
•   Komposisi bauran energi masih belum optimal. Pada tahun 2010, minyak bumi
    masih mendominasi yaitu 43,9%;
•   Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun, belum diimbangi dengan suplai
    energi yang cukup;
•   Harga energi relatif semakin mahal dan subsidi energi semakin besar. Terkait harga
    saat ini tidak saja berdasarkan kondisi pasokan-permintaan (supply-demand) saja,
    namun juga melibatkan faktor teknologi, perdagangan dan motif spekulatif terutama
    untuk transaksi komoditas
•   Tingkat penggunaan energi masih boros ditunjukkan dari intensitas energi yang
    masih tinggi;
•   Keterbatasan pendanaan yang disebabkan oleh kurang menariknya iklim bisnis
    sektor energi bagi minat investor;
•   Ketidakpastian hukum dan birokrasi, serta harga jual energi yang masih belum
    mencerminkan nilai keekonomiannya;
•   Biaya investasi awal dan risiko yang tinggi bagi pengembangan energi baru
    terbarukan dibandingkan energi konvensional atau fosil yang disubsidi;
•   Ketergantungan pada energi fosil untuk pembangunan pembangkit listrik.

                               dadang-solihin.blogspot.com                         16
Arah Kebijakan Bauran Energi Primer Nasional
                                                                        EBT
                                                          BAU**         3%             PERPRES 5/2006             VISI 25/25         Back
                                                                                          EBT
                                                           Gas                            17%      Minyak       EBT
                                                           21%                                      Bumi        25%       Minyak
                                                                                                    20%                    Bumi
                                                                     Minyak Bumi                                           30%
                                                                         42%             Gas       Batubara
                                                                                         30%         33%         Gas      Batubara
                                                          Batubara                                               23%
                                                            34%                                                             22%



                                                                       4300              Panas Bumi               Panas Bumi
                                                                     JutaSBM              9.500 MW                12.000 MW

                                                                               3,1%
                                                                                                 3200
                                                                                               JutaSBM                      KONSERVASI
                                                                               34.6%                              2852
                                                                                                                            ENERGI (33,85%)
                                                                                                                JutaSBM


                                                                                                          17%
                                                                                                                             25 %
                                                                                                                              EBT
                                                                           20,6%
                                                                                                          33%




                                                                                                                                        DIVERSIFIKASI
            1131,3
                                                                                                                              22 %




                                                                                                                                           ENERGI
           JutaSBM
                                                                                                                             Batubara
    EBT
                   4,4 %
Batubara                                                                                                                      23 %
                   30,7 %                                                                                 30%
                                                                                                                            Gas Bumi
Gas Bumi                                                                       41.7%
                   21 %
                                                                                                                               30 %
M. Bumi            43,9%                                                                                  20%                M. Bumi
           2010*             2015                  2020
  Sumber: *Prakiraan 2010, DEN 2010-2025, **BAU EBTKE                                                    2025
Kondisi Umum Kelistrikan
                                                Kondisi sistem:
                                                 • Interkoneksi: Jawa-Madura-Bali dan Sumatera
                                                 • Lainnya masih terpisah (isolated)
                                                Pertumbuhan tenaga listrik 9,5% per tahun
                                                Total kapasitas terpasang 37.403 MW
                                                                                 IPP
                                                                               7.551,2 
                                                           PLN                  20%
                                                         29.131,8 
                                                           76%

                                                                                PPU
                                                                               1.380,2 
                                                                                 4%


 Rasio elektrifikasi sekitar 72,95%. Rasio desa berlistrik
  96,22%
 Pemanfaatan energi primer untuk pembangkitan tenaga
  listrik:                       Air
                                     7%
                         BBM
                         19%          Panas 
              Batubara                Bumi
                46%                    2%
                          Gas
                          26%




                                    dadang-solihin.blogspot.com                              18
Penjelasan:
• Energi primer adalah energi yang langsung tersedia/diberikan oleh alam dan
  belum mengalami proses lebih lanjut. Jika sudah mengalami proses perubahan
  (konversi) maka sudah masuk dalam kategori energi sekunder. Termasuk energi
  primer adalah minyak bumi (dalam wujud aslinya dari dalam bumi), gas bumi,
  batu bara, nuklir, biomassa, tenaga air (hidro), panas bumi, tenaga matahari
  (solar), tenaga bayu, dan tenaga ombak.
• Sesuai Perpres 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, bahwa sasaran
  bauran energi nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17%.
• Menuju kemandirian energi maka terdapat visi energi 25/25 yaitu 25% porsi
  pemanfaatan energi baru terbarukan dari total bauran energi pada tahun 2025.
  Untuk mencapai visi energi tersebut ditekankan dalam 2 hal yaitu diversifikasi
  energi di sisi penyediaan dengan mengutamakan energi baru terbarukan dan
  konservasi energi (penghematan energi) di sisi pemanfaatan, untuk
  meningkatkan efisiensi penggunaan energi nasional.
• Untuk mencapai bauran energi primer yang optimal diperlukan dukungan dan
  komitmen semua pihak, tidak saja Pemerintah, tetapi juga semua pelaku di
  bidang energi baru terbarukan yang terdiri dari Instansi Pemerintah, Lembaga
  Penelitian/Perguruan Tinggi, Akademisi, Praktisi, BUMN, dan Swasta.


                              dadang-solihin.blogspot.com                     19
Proyeksi Bauran Energi Primer
  berdasarkan Rancangan KEN 2010-2050
                                                    Persentase (%)
  Tahun
             2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
  Jenis
  Minyak     43,9 39,0 37,6 38,9 38,4 37,9 37,3 35,0 35,4 35,3 33,6 32,1 31,8 32,1 31,4 29,7
   GAS       21,0 24,3 23,3 21,7 22,1 21,8 21,8 25,7 25,8 25,6 24,4 25,7 24,5 22,5 22,6 22,7
 Batubara    30,7 31,7 33,1 31,6 30,2 29,6 28,3 25,7 24,5 23,6 25,2 23,4 22,8 21,9 21,3 21,8
  CBM         0,0   0,0   0,2   0,6   1,1   2,1   2,6   2,9   3,0   3,2   3,3   4,3   5,3   6,1   6,8   7,3
Tenaga Air    1,8   2,0   2,2   2,0   1,9   2,0   2,0   2,0   2,0   2,0   1,9   2,0   1,9   1,9   1,8   1,7
Panas Bumi 1,7      1,9   2,1   3,6   4,5   4,8   5,1   5,3   5,3   5,8   5,9   5,8   5,9   6,0   5,9   5,7
  Biofuel     0,9   1,1   1,2   1,4   1,6   1,7   2,0   2,1   2,4   2,7   3,0   3,2   3,6   4,0   4,3   4,5
  Nuklir      0,0   0,0   0,0   0,0   0,0   0,0   0,0   0,0   0,0   0,0   0,7   1,3   1,8   2,9   3,3   3,5
 Biomass      0,0   0,0   0,1   0,1   0,2   0,3   0,7   1,1   1,4   1,7   2,0   2,1   2,3   2,5   2,5   2,5
 Lainnya      0,0   0,0   0,0   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,1   0,6
   Total     100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Keterangan: Kolom berwarna kuning merupakan jenis energi baru dan terbarukan.



                                       dadang-solihin.blogspot.com                                      20
dadang-solihin.blogspot.com   21
Perubahan Struktur Penduduk Indonesia 1961-2010
                                                              1961                                                                                                                                        1971                                                                                                                                      1980
                                                              75+                                                                                                                                             75+                                                                                                                                       75+
                                                              70‐74                                                                                                                                           70‐74                                                                                                                                     70‐74
                                                              65‐69                                                                                                                                           65‐69                                                                                                                                     65‐69
                                                              60‐64                                                                                                                                           60‐64                                                                                                                                     60‐64
                  Laki‐laki                                   55‐59                                Perempuan                                                       Laki‐laki                                  55‐59                              Perempuan                                            Laki‐laki                                         55‐59                                     Perempuan
                                                              50‐54                                                                                                                                           50‐54                                                                                                                                     50‐54
                                                              45‐49                                                                                                                                           45‐49                                                                                                                                     45‐49
                                                              40‐44                                                                                                                                           40‐44                                                                                                                                     40‐44
                                                              35‐39                                                                                                                                           35‐39                                                                                                                                     35‐39
                                                              30‐34                                                                                                                                           30‐34                                                                                                                                     30‐34
                                                              25‐29                                                                                                                                           25‐29                                                                                                                                     25‐29
                                                              20‐24                                                                                                                                           20‐24                                                                                                                                     20‐24
                                                              15‐19                                                                                                                                           15‐19                                                                                                                                     15‐19
                                                              10‐14                                                                                                                                           10‐14                                                                                                                                     10‐14
                                                              5‐9                                                                                                                                             5‐9                                                                                                                                       5‐9
                                                              0‐4                                                                                                                                             0‐4                                                                                                                                       0‐4

    12       10        8        6     4           2       0               0        2        4           6         8          10          12          12       10        8         6       4       2       0               0       2       4          6       8       10       12       12       10          8           6        4        2         0               0          2         4           6          8        10        12
                           Jutaan                                                               Jutaan                                                                      Jutaan                                                            Jutaan                                                             Jutaan                                                                        Jutaan

                                                              1990                                                                                                                                        2000                                                                                                                                          2010
                                                              75+                                                                                                                                             75+                                                                                                                                         75+
                                                              70‐74                                                                                                                                           70‐74                                                                                                                                       70‐74
                                                              65‐69                                                                                                                                           65‐69                                                                                                                                       65‐69
                                                              60‐64                                                                                                                                           60‐64                                                                                  Laki‐laki                                            60‐64                                            Perempuan
                  Laki‐laki                                   55‐59                                      Perempuan                                                 Laki‐laki                                  55‐59                                Perempuan                                                                                              55‐59
                                                              50‐54                                                                                                                                           50‐54                                                                                                                                       50‐54
                                                              45‐49                                                                                                                                           45‐49                                                                                                                                       45‐49
                                                              40‐44                                                                                                                                           40‐44                                                                                                                                       40‐44
                                                              35‐39                                                                                                                                           35‐39                                                                                                                                       35‐39
                                                              30‐34                                                                                                                                           30‐34                                                                                                                                       30‐34
                                                              25‐29                                                                                                                                           25‐29                                                                                                                                       25‐29
                                                              20‐24                                                                                                                                           20‐24                                                                                                                                       20‐24
                                                              15‐19                                                                                                                                           15‐19                                                                                                                                       15‐19
                                                              10‐14                                                                                                                                           10‐14                                                                                                                                       10‐14
                                                              5‐9                                                                                                                                             5‐9                                                                                                                                         5‐9
                                                              0‐4                                                                                                                                             0‐4                                                                                                                                         0‐4

    12       10        8          6       4       2       0                0        2         4           6          8          10          12       12       10        8         6       4       2       0               0       2       4         6        8       10       12       12       10           8           6        4         2         0                0         2         4           6         8        10       12
                           Jutaan                                                                 Jutaan                                                                    Jutaan                                                       Jutaan                                                                   Jutaan                                                                       Jutaan



• Piramida penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
• Piramida penduduk dapat menunjukkan perubahan struktur penduduk akibat proses demografi,
  meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi.
Perbandingan Struktur Penduduk Indonesia 1971 dan 2025
1971 : dasar piramida yang lebar dan semakin mengecil ke bagian atas piramida menunjukkan
tingginya angka kelahiran dan kematian, serta masih rendahnya umur harapan hidup.
2025 : dasar piramida yang lebar sampai ke bagian tengah piramida menunjukkan besarnya
jumlah absolut kelahiran (meski TFR -Total Fertility Rate- sudah berhasil diturunkan), menurunnya
kematian, dan semakin meningkatnya umur harapan hidup, sehingga proporsi penduduk usia
produktif/usia kerja 15 – 65 (bagian tengah piramida).




                 Indonesia, 1971   dadang-solihin.blogspot.com   Indonesia, 2025         23
PENJELASAN
•   Indonesia mengalami transisi demografi, yaitu meningkatnya
    jumlah dan proporsi penduduk usia produktif.
•   Merupakan potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bila
    dirumuskan program dan pelayanan yang tepat.
•   Namun dapat menghasilkan generasi baby boom yang berdampak
    pada meningkatnya beban pembangunan yang amat berat di masa
    depan bila tidak diantisipasi dan dikenali pergerakan struktur
    penduduk di masa depan.
•   Dalam jangka panjang, transisi demografi mempengaruhi dan
    mengubah struktur penduduk Indonesia dari struktur penduduk yang
    muda dan produktif menjadi struktur penduduk yang tua sebagai
    akibat life expectancy yang membaik dan menurunnya angka
    kelahiran total
•   Investasi kesehatan untuk ageing population tinggi (jaminan hari
    tua) dan berbagai bentuk pelayanan yang harus disiapkan
    pemerintah maupun masyarakat bagi orang tua.

                          dadang-solihin.blogspot.com                  24
Angka Ketergantungan dan Jendela Peluang
                           51,0
                                  50,1 
                           50,0           49,3 
                           49,0                   48,3 
Angka Ketergantungan (%)




                                                          47,8 
                           48,0
                                                                  47,2 
                                                                          46,7                                                                       Window of
                           47,0                                                   46,3 
                                                                                          46,0 45,8                                                  Opportunity
                                                                                                       45,7  45,6 45,6 45,6  45,5  45,5  45,5 
                           46,0                                                                                                                  45,4              45,4  45,6 
                           45,0
                                                                                                                                                         45,3  45,3 
                           44,0

                           43,0

                           42,0
                                  2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2005 – 2025, BPS – BAPPENAS - UNFPA
• Meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia produktif (15-64 th) dibandingkan dengan penduduk non
  produktif (0-14 th dan > 65 th) menyebabkan menurunnya angka ketergantungan.
• Ketika angka ketergantungan mencapai titik terendah artinya beban yang ditanggung oleh penduduk
  produktif semakin sedikit, maka penduduk yang produktif ini memberikan potensi untuk mendorong
  investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Potensi inilah yang
  disebut sebagai Window of Opportunity (Jendela Peluang).

                                                                                    dadang-solihin.blogspot.com
                                                                                                                                                                           25
Window of Opportunity
Syarat yang harus dipenuhi agar Jendela Peluang (window of
opportunity) bermanfaat untuk memicu pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
1. Meningkatnya kualitas SDM sehingga mempunyai kompetensi
   dan daya saing tinggi;
2. Tersedianya kesempatan kerja produktif, agar penduduk usia
   kerja yang jumlahnya besar dapat bekerja untuk meningkatkan
   tabungan rumah tangga;
3. Diinvestasikannya tabungan rumah tangga untuk menciptakan
   kesempatan kerja produktif; dan
4. Meningkatnya pemberdayaan perempuan untuk memasuki pasar
   kerja.



                       dadang-solihin.blogspot.com               26
Komposisi Serapan Tenaga Kerja tiap Sektor

  No.                Sektor                        2001    2005   2009
   1.   Pertanian                                   68.8   44.1   41.2
   2.   Pertambangan                                 4.4   1.0    1.1
   3.   Industri Pengolahan                          3.6   12.7   12.1
   4.   Listrik, Gas, Air                            2.4   0.2    0.2
   5.   Konstruksi                                  10.7   4.9    4.4
   6.   Perdagangan                                  3.0   19.1   20.9
   7.   Transportasi dan Komunikasi                  2.1   6.0    5.7
   8.   Perbankan dan Keuangan                       1.9   1.2    1.4
   9.   Pemerintahan dan Pertahanan                  3.1   11.0   13.0


                            dadang-solihin.blogspot.com                  27
Struktur Tenaga Kerja Indonesia berdasar
    Pendidikan Tertinggi (BPS, 2010)

     Tingkat Pendidikan              2001          2006    2010
  Tidak Tamat/Tamat SD              63.0%          55.5%   51.5%
  SMP                               17.7%          20.2%   18.9%
  SMA                               10.3%          12.7%   14.6%
  SMK                                5.5%          6.2%    7.8%
  Diploma I,II,III                   1.6%          2.2%    2.7%
  Sarjana                            1.8%          3.2%    4.6%



                     dadang-solihin.blogspot.com                   28
Struktur Lap Kerja & Pengangguran
                    berdasar Pendidikan (BPS, 2010)
                                                                      Angka pengangguran tinggi !
                          Labor Force Structure                                                               Unemployment Rate

                                                                                          Nasional                     7,4%
    University             4,6%

                                                                                        University                                14,2%
Diploma I,II,III          2,7%
                                                                                    Diploma I,II,III                                   15,7%
  Vocational
                            7,8%
  General HS
                                                                            Vocational General HS                                 13,8%

  General HS                       14,6%
                                                                                      General HS                               11,9%

    Junior HS                        18,9%
                                                                                        Junior HS                      7,6%

Up to primary
                                                                51,5% Up to primary Education                   3,7%
 Education

                   0,0%    10,0%   20,0%   30,0%   40,0%    50,0%   60,0%
                                                                                                       0,0%     5,0%   10,0%    15,0%        20,0%


                                                           dadang-solihin.blogspot.com                                                  29
Globalisasi dan Dampaknya
•   Arus Globalisasi berdampak besar pada persaingan tenaga kerja.
    Dunia ekonomi secara perlahan bergerak menuju suatu entitas
    global baik dari sisi pasar, supplier, produser, tenaga kerja, tenaga
    manajemen, dan sumber pendanaan
•   Kemampuan dan kompetensi SDM sebagai faktor penentu menjadi
    lebih dominan dari pada SDA.
•   Pembangunan SDM sebagai hal yang strategis dan vital.

Korea Selatan: membangun negara hanya dapat dilakukan melalui
pembangunan SDM




                           dadang-solihin.blogspot.com                  30
Daya Saing Nasional
          •   SDM Indonesia masih tidak kompetitif
              dibandingkan SDM rata-rata dunia.
          •   Rendahnya produktivitas tenaga kerja,
              disebabkan oleh rendahnya
              pendidikan dan kompetensi yang
              dimiliki oleh angkatan kerja

          •   Berdasarkan studi daya saing
              internasional yang dilakukan oleh
              lembaga Global Competitiveness
              Report, ranking daya saing Indonesia
              pada saat ini berada di bawah
              Singapore, Malaysia, China, dan
              Thailand

     dadang-solihin.blogspot.com                 31
Indonesia Country Competitiveness
                      GCI 2008                  GCI 2009          GCI 2010
No      Country
                    Rank        Score        Rank       Score   Rank   Score
1.   Singapore       5           5.53          3        5.55     3      5.48
2.   Malaysia        21          5.04         24        4.87     26     4.88
3.   China           30          4.70         29        4.74     27     4.84
4.   Thailand        34          4.60         36        4.56     38     4.51
5.   Indonesia       55          4.25         54        4.26     44     4.43
6.   Vietnam         70          4.10         75        4.03     59     4.27
7.   Phillippines    71          4.09         87        3.90     85     3.96

                            Global Competitiveness Report (2009, 2010, 2011)

                          dadang-solihin.blogspot.com                        32
Persaingan di Lapangan Kerja
                  •   Kemampuan teknis merupakan
                      persyaratan standar untuk masuk ke
                      dalam pasar tenaga kerja.
                  •   Adanya gap untuk kualifikasi,
                      dimana gap antara kualitas yang
                      dihasilkan oleh lembaga pendidikan
                      dan pelatihan dengan kualifikasi
                      yang dibutuhkan oleh industri/
                      perusahaan
                  •   Faktor keunggulan diferensiasi yang
                      dibutuhkan saat ini adalah
                      kemampuan komunikasi global,
                      motivasi diri, dan global mindset.



          dadang-solihin.blogspot.com                  33
Faktor Diferensiasi Daya Saing
                   •   Sistem pendidikan Indonesia yang
                       berfokus pada pembangunan
                       ketrampilan teknis saat ini belum
                       mempersiapkan SDM secara utuh
                       untuk mampu bersaing di pasar
                       tenaga kerja
                   •   Masih sangat sedikit lembaga
                       pendidikan yang memiliki program
                       yang melengkapi lulusannya
                       dengan diferensiasi ketrampilan.




          dadang-solihin.blogspot.com                  34
dadang-solihin.blogspot.com   35
Masalah
• Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan pembangunan.
• Optimalisasi sumber-sumber penerimaan pemerintah.
• Inkonsistensi antara perencanaan dan penganggaran (Gamawan
  Fauzi, 2011)
• Keterlambatan Penyerapan:
   – Masalah perencanaan anggaran dan persiapan pelaksanaan
   – Masalah pada eksekusi anggaran sepanjang tahun anggaran
   – Masalah pada eksekusi anggaran pada akhir tahun anggaran
• Maraknya korupsi APBN dan APBD.
• Dll




                            dadang-solihin.blogspot.com         36
Reformasi Sistem Penganggaran                                1/2

        PARADIGMA LAMA                            PARADIGMA BARU
Visi:                                 Visi:
 Melaksanakan rencana                 Melaksanakan program kerja
  pembangunan lima tahunan              Presiden/KDH terpilih
  berdasarkan GBHN
Misi:                                 Misi:
 Penyelenggaraan pemerintahan    Pelaksanaan kerangka regulasi,
  umum dan pembangunan             kerangka investasi, dan
 Penganggaran berdasarkan         pelayanan publik yang di
  pendekatan menurut pengeluaran   tuangkan dalam RKP/D
  rutin dan pengeluaran           Anggaran disusun berdasarkan
  pembangunan                      RKP/D dengan mempertimbang-
                                   kan kemampuan keuangan
                                   negara
                        dadang-solihin.blogspot.com                  37
2/2
    Reformasi Sistem Penganggaran


  Paradigma Lama                                 Paradigma Baru

                                             Penganggaran dengan
                                             Pendekatan:
Penganggaran Berbasis:
                                             1. Penganggaran Berbasis
1. Pengeluaran Rutin                            Kinerja
2. Pengeluaran                               2. Kerangka Penganggaran
   Pembangunan                                  Jangka Menengah
                                             3. Anggaran Terpadu




                       dadang-solihin.blogspot.com                      38
dadang-solihin.blogspot.com   39
Kerangka Desain MP3EI
     TUJUAN                      PRASYARAT                     STRATEGI UTAMA

                         Prasyarat bagi pembangunan:
                         1. Mengubah mindset
                                                              Mengembangkan Koridor
 Visi Pembangunan       2. Mutu Modal Manusia                  Ekonomi Indonesia:
  Indonesia              3. Pembiayaan Pembangunan
 Menuju Negara Maju     4. Anggaran & Kekayaan
  yang Lebih Sejahtera      Negara
 Melalui Percepatan     5. Kebijakan Transformasi            Memperkuat Konektivitas
  dan Perluasan             Sektoral                                Nasional
  Pembangunan            6. Jaminan Sosial &
  Ekonomi Ekonomi           Penanggulangan Kemiskinan
  (2011-2025)
                         7. Ketahanan Pangan & Air
                                                              Mempercepat Kemampuan
                         8. Ketahanan Energi                   SDM dan Iptek Nasional
                         9. Reformasi Birokrasi


                                dadang-solihin.blogspot.com                      40
6 Koridor Ekonomi Prioritas:
    Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah
Banda Aceh
                                                                              BIMP-EAGA
             Medan
                           IMT-GT
                     1                                     3                                4
                                                                                            Manado
    Pekanbaru                                                                                           Sofifi
                            Tj. Pinang                Pontianak Samarinda                                             Manokwari
   Padang                                                               Palu         Gorontalo
                            Jambi                                                                                                     Jayapura
                                              Palangkaraya            Mamuju                                     Sorong
                Palembang                                                                                                         6
                                    Pkl. Pinang                                           Kendari
                                                                                                         Ambon
         Bengkulu                                       Banjarmasin
                                  Lampung
                                                  2                   Makassar                                                    Wamena
                                    Jakarta       Semarang
                                                         Surabaya         5
                         Serang
                                                                     Mataram
                                                                                                                                  Merauke
                                          Jogjakarta           Denpasar
                                                                                             Kupang



   Pusat ekonomi mega                    Pusat ekonomi                Usulan lokasi KEK               Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ


                     1   KE Sumatera              3   KE Kalimantan                         5 KE Bali – Nusa Tenggara
                     2 KE Jawa                    4   KE Sulawesi – Maluku Utara            6 KE Papua – Maluku


                                                       dadang-solihin.blogspot.com                                                      41
Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia




             dadang-solihin.blogspot.com   42
Memperkuat Konektivitas Nasional
                    “…… Locally integrated and globally connected”
 ELEMEN UTAMA
 •   Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama
     untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan
     prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.
 •   Memperluas pertumbuhan dengan                         Integrasi
                                                        ekonomi untuk
     menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat        penyebaran
     pertumbuhan melalui inter-modal supply chain        manfaat dan
     systems                                             konvergensi
                                                        standar hidup
 •   Menghubungkan daerah terpencil dengan
     infrastruktur & pelayanan dasar dalam
     menyebarkan manfaat pembangunan secara luas
     (pertumbuhan yang inklusif)

       Membangun Konektivitas Nasional:
Untuk mendorong pertumbuhan tinggi yang inklusif
                          dadang-solihin.blogspot.com            43
Jaringan Tulang Punggung Logistik Nasional
     Penghubung Konektivitas antar Koridor
SLOC MALACA




          K Tanjung
                                                                       Bitung




       PANJANG                    CILAMAYA              MAKASAR

              ALKI‐I
                            RD. INTAN CILACAP
                                                       TL. LEMBAR

                                             ALKI‐II       ALKI‐III              ALKI‐III B    ALKI‐III C


   SLOCK and  ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia)
                                                          Pelabuhan Hub Global                MAIN INT. AIRPORT
   Jalur Laut Nasional Primer
   Jalur Laut Nasional Sekunder                           Pelabuhan Primer
  Jalur Utama Darat (Jalan dan KA)          dadang-solihin.blogspot.com                                      44
Mempercepat Kemampuan
      SDM dan Iptek Nasional
ELEMEN UTAMA
•   Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan tinggi,
    kejuruan, dan pelatihan terutama untuk yang terkait dengan
    pengembangan program utama.
•   Meningkatkan kompetensi teknologi dan ketrampilan/ keahlian
    tenaga kerja.
•   Meningkatkan kegiatan R & D, baik oleh Pemerintah maupun
    swasta, melalui pem-berian insentif, peningkatan anggaran, dan
    mengundang keahlian serta teknologi dari luar.
•   Mengembangkan institusi sistem inovasi nasional yang
    berkelanjutan.



                         dadang-solihin.blogspot.com                 45
Mempercepat                                                            Telema-     Industri
                                                                         tika     Perkapalan
Kemampuan SDM                                           Indust.
                                                        Peralt. &
                                                                                               Industri
                                                                                                Tekstil
                                                         Mesin
dan Iptek Nasional                            Kawasan
                                                Selat
                                                                                                          Industri
                                                                                                           Mak &
                                                                                                            Min
Untuk Inisitatif Strategik telah               Sunda

ditetapkan untuk 8 program utama                                                                                 Industri
(industri, pertanian, pertambangan,     Greater                                                                    Baja
                                        Jakarta
energi, kelautan, pariwisata,
telematika, dan pengembangan
                                                                                                                      Kelapa
kawasan strategis)                      Food
                                                    Tanaman pangan dan                                                Sawit
yang meliputi 18 aktivitas ekonomi      Estate      perkebunan, seperti:
utama                                               kakao dan gula

                                                                                                                     Karet
                                          Pariwi-
                                           sata



   Pengembangan                                  Perikanan
                                                                                                           Minyak
                                                                                                           dan Gas

terintegrasi di dalam
                                                                                                Batubara
 6 Koridor ekonomi                                           Bauksit
                                                                        Tembaga        Nikel

                                 dadang-solihin.blogspot.com                                                         46
dadang-solihin.blogspot.com   47
Apa Itu Pembangunan?
Pembangunan adalah:                             Tujuan Pembangunan:
 proses perubahan ke                1.   Peningkatan standar hidup (levels
  arah kondisi yang lebih                 of living) setiap orang, baik
  baik                                    pendapatannya, tingkat konsumsi
                                          pangan, sandang, papan, pelayanan
 melalui upaya yang                      kesehatan, pendidikan, dll.
  dilakukan secara                   2.   Penciptaan berbagai kondisi yang
  terencana.                              memungkinkan tumbuhnya rasa
                                          percaya diri (self-esteem) setiap
                                          orang.
                                     3.   Peningkatan kebebasan
                                          (freedom/democracy) setiap orang.
                                                                  Todaro, 2000


                            dadang-solihin.blogspot.com                       48
Tantangan dalam Pembangunan
                                                                  • Mengurangi
                              Sarana dan
                            Prasarana yang                          ketimpangan
                             memadai dan                          • Memberdayakan
                              berkualitas                           masyarakat
                                                                  • Mengentaskan
                                                                    kemiskinan.
                                                                  • Menambah lapangan
                                                                    kerja.
                                                Dunia usaha yg    • Menjaga kelestarian
                                                   kondusif         SDA
                             Pemanfaatan
                          sumber daya secara
                              berkualitas

                Koordinasi yang
               semakin baik antar
                 stakeholders



Peningkatan kapasitas
        SDM
                                    dadang-solihin.blogspot.com                    49
PEMBANGUNAN DAERAH                          PEMBANGUNAN DI DAERAH




   Upaya terencana untuk
                                             Upaya untuk memberdayakan
   meningkatkan kapasitas
                                             masyarakat di seluruh daerah
    Pemerintahan Daerah

    Sehingga tercipta suatu                      Sehingga tercipta suatu
  kemampuan yang andal dan                  lingkungan yang memungkinkan
     profesional dalam:                            masyarakat untuk:



 Memberikan pelayanan kepada               Menikmati kualitas kehidupan
  masyarakat,                                yang lebih baik, maju, dan
                                             tenteram,
 Mengelola sumber daya                     Peningkatan harkat, martabat,
  ekonomi daerah.                            dan harga diri.

                          dadang-solihin.blogspot.com                   50
PEMBANGUNAN DAERAH
                         Dilaksanakan Melalui:

Penguatan Otonomi              Pengelolaan
                                                         Good Governance
     Daerah                    Sumberdaya

               Keseimbangan Peran Tiga Pilar

   Pemerintahan                 Dunia Usaha                 Masyarakat

   Menjalankan dan
menciptakan lingkungan     Mewujudkan penciptaan         Penciptaan interaksi
politik dan hukum yang       lapangan kerja dan          sosial, ekonomi dan
 kondusif bagi unsur-           pendapatan.                     politik.
       unsur lain.

                           dadang-solihin.blogspot.com                          51
Pergeseran Paradigma:
        From Government to Governance




          Government                                  Governance
 Memberikan hak ekslusif bagi         Persoalan-persoalan publik
  negara untuk mengatur hal-hal         adalah urusan bersama
  publik,                               pemerintah, civil society dan
 Aktor di luarnya hanya dapat          dunia usaha sebagai tiga aktor
  disertakan sejauh negara              utama.
  mengijinkannya.
                        dadang-solihin.blogspot.com                      52
Pelaku Pembangunan:
               Paradigma Governance
   Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat
    yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.
                                    Tenaga Kerja
                   Kontrol                            Kontrol



        Dunia Usaha 
                                   Pemerintah                    Masyarakat
          Swasta


                       Nilai                       Redistibusi
                 Pertumbuhan                   Melalui Pelayanan
                                       Pasar

   Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka Governance akan
    Good.
                               dadang-solihin.blogspot.com                    53
Model Governance
                Sektor Swasta      Sektor Publik        Sektor Ketiga


   Tingkat        Perusahaan        Organisasi               LSM
Supranasional    transnasional   Antar Pemerintah       Internasional




  Tingkat        Perusahaan                               Ormas/LSM
  Nasional        Nasional         GOVERNANCE              Nasional



   Tingkat        Perusahaan         Pemerintah           LSM Lokal
 Subnasional         Lokal             Lokal

                                            (Kamarack and Nye Jr., 2002)

                        dadang-solihin.blogspot.com                        54
Pelaku Pembangunan: Stakeholders

           STATE                       CITIZENS
           Executive                   organized into:
           Judiciary         Community-based organizations
          Legislature        Non-governmental organizations
                                Professional Associations
         Public service
                                    Religious groups
            Military                Women’s groups
             Police                       Media

                       BUSINESS
              Small / medium / large enterprises
                 Multinational Corporations
                     Financial institutions
                        Stock exchange


              dadang-solihin.blogspot.com                     55
Troika




dadang-solihin.blogspot.com   56
Troika: Pola Hubungan antara Pemerintah,
  Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat



  Masyarakat,
  Bangsa, dan
    Negara                                      Masyarakat

                                                             VISI
                                       Pemerintah

Good Governance            Dunia Usaha




                  dadang-solihin.blogspot.com                       57
Sinergitas Stakeholders




       dadang-solihin.blogspot.com   58
Sinergitas Stakeholders




       dadang-solihin.blogspot.com   59
dadang-solihin.blogspot.com   60
dadang-solihin.blogspot.com   61

Contenu connexe

Tendances

Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Arthur Semseviera Rontini
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
 
IFAS dan EFAS.doc
IFAS dan EFAS.docIFAS dan EFAS.doc
IFAS dan EFAS.docpadlah1984
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiR Anggara
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifDadang Solihin
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTrisnadi Wijaya
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanDadang Solihin
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBasuki Rahmat
 
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroRasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroEnci Funcky
 
ekonomi politik pendekatan marxian
ekonomi politik pendekatan marxianekonomi politik pendekatan marxian
ekonomi politik pendekatan marxianBadrotuz Zahro
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesiaabdul kodir
 
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...Niken Dwi Dayanti
 

Tendances (20)

Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
IFAS dan EFAS.doc
IFAS dan EFAS.docIFAS dan EFAS.doc
IFAS dan EFAS.doc
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
sosiologi pembangunan
sosiologi pembangunansosiologi pembangunan
sosiologi pembangunan
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barang
 
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroRasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
 
ekonomi politik pendekatan marxian
ekonomi politik pendekatan marxianekonomi politik pendekatan marxian
ekonomi politik pendekatan marxian
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
 

Plus de Dadang Solihin

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaDadang Solihin
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRADadang Solihin
 

Plus de Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Strategi Pembangunan Ekonomi Nasional

  • 1.
  • 3. Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MA Tempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961 Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310 Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248 HP : 0812 932 2202 PIN BB : 277878F0 Email : dadangsol@yahoo.com Website : http://dadang-solihin.blogspot.com dadang-solihin.blogspot.com 3
  • 4. Materi • Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi nasional. • Overlapping Peraturan di Pusat dan Daerah, antar Instansi. • Infrastruktur. • Bauran Energi (Energy Mix) yang Belum Berjalan. • Piramida Penduduk dan Kualitas Tenaga Kerja. • Pembiayaan. • Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025 (MP3EI). • Key Success Factors: Koordinasi dan Sinergi. dadang-solihin.blogspot.com 4
  • 6. Fenomena • Perkembangan Perundang-undangan Indonesia pasca reformasi (tahun 1998) ditandai dengan gejala Hyper Regulation; • Terdapat kecenderungan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan melalui pembentukan peraturan perundang- undangan tanpa melihat dan menyesuaikannya dengan arah agenda pembangunan ke depan; • Peraturan perundang-undangan di daerah yang semata-mata hanya dimaksudkan untuk mengejar peningkatan sumber pendapatan daerah; • Pasal 35 dan 40 UU 12/2011 (tentang Pembentukan Peraturan Per- uu-an) mengatur penyusunan daftar Raperda Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam Prolegda didasarkan salah satunya pada Rencana Pembangunan Daerah dadang-solihin.blogspot.com 6
  • 7. Permasalahan • Pembentukan peraturan belum sepenuhnya mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan Penyusunan Prolegda belum sepenuhnya mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD); • Peraturan yang multitafsir, duplikasi dan pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih rendah dengan peraturan yang lebih tinggi, termasuk antara peraturan daerah dengan peraturan yang lebih tinggi; • Masih rendahnya kualitas peraturan perundang-undangan; • Database yang terbangun belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai referensi dalam proses pembentukan peraturan (harmonisasi, sikronisasi); dadang-solihin.blogspot.com 7
  • 8. Konsekuensi • Beban masyarakat membayar lebih dari pada yang seharusnya; • Inefisiensi anggaran (anggaran pemerintah daerah tersedot untuk pembentukan Raperda, dan biaya penegakannya); • Menimbulkan ketidakpastian hukum ketika Perda yang dibentuk kualitasnya rendah sehingga menimbulkan permasalahan baru (duplikasi, multitafsir dan konflik dengan peraturan perundang- undangan lainnya). • Menurunnya minat investasi yang berimplikasi pada hilangnya kesempatan membuka lapangan pekerjaan (pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri dll) . • Hilangnya kesempatan untuk melakukan program pembangunan lain: pengentasan kemiskinan; kesehatan; dsbnya. dadang-solihin.blogspot.com 8
  • 10. Permasalahan • Tingkat elektrifikasi nasional baru mencapai 72,95% dengan rasio jumlah desa berlistrik baru mencapai 92,58%. • Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap penguasaan, legalitas lahan, dan pembiayaan perumahan. • Aksesibilitas dan jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang belum memadai. • Rehabilitasi jaringan irigasi belum mampu mengimbangi degradasi kondisi jaringan yang mencapai 340 ribu ha/tahun. • Tingginya laju konversi lahan pertanian menjadi lahan perkotaan dan Industri serta perkebunan terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. • Ketersediaan infrastruktur komunikasi dan informatika belum memadai yang ditandai dengan terbatasnya infrastruktur broadband dan belum terhubungnya pulau Maluku dan Papua dalam jaringan backbone serat optik nasional. dadang-solihin.blogspot.com 10
  • 11. Infrastruktur: Penyebab Turunnya Daya Saing Global Competitiveness Index (GCI) untuk Indonesia Year Rank 2009 – 2010 54 2010 – 2011 44 2011 – 2012 46 The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forums): • Daya saing Indonesia berada di peringkat 46 dari 142 negara yang dinilai (menurun 2 peringkat dari 2010-2011). dadang-solihin.blogspot.com 11
  • 12. Kondisi Daya Saing Infrastruktur Indonesia Indonesia China Vietnam Thailand Filipina Malaysia S’pore 2009 2010 2011 2011 INFRASTRUKTUR 84 82 82 69 123 47 113 23 2 Jalan 94 84 83 54 123 37 100 18 2 Kereta Api 60 56 52 21 71 63 101 18 7 Pelabuhan 95 96 103 56 111 47 123 15 1 Bandara 68 69 80 72 95 32 115 20 1 Angkutan Udara 21 21 20 2 34 16 28 23 17 Ketenagalistrikan 96 97 98 49 109 50 104 38 4 Telephone 79 82 79 55 70 94 103 40 15 Tel. Seluler - 98 82 113 5 70 92 40 15 • Akhir tahun 1990-an, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia berada di atas negara China dan Thailand. • Pada tahun 2011 Infrastruktur Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dan Vietnam untuk daerah Asia Tenggara. • Terdapat peningkatan daya saing untuk sektor jalan, kereta api, angkutan udara dan kepemilikan telepon serta telepon seluler. Namun secara keseluruhan, sektor jalan, pelabuhan, bandara dan listrik masih memiliki daya saing yang rendah. Sumber: World Economic Forum, 2011) dadang-solihin.blogspot.com 12
  • 13. Daya Saing Logistik Indonesia Masih Rendah Logistik Performance Index (LPI): RANKING LPI 2012 Singapore 1 Japan 8 Australia 18 2007: Ranking LPI Indonesia = 43 2012: Ranking LPI Taiwan 19 China Indonesia = 59 26 Malaysia 29 Thailand 38 India 46 2010: Ranking LPI Philippines 52 Indonesia = 75 Indonesia 59 Sri Lanka 81 Cambodia 101 Lao PDR 109 (Biaya antarkontainer dari Cikarang ke Tanjung 0 50 100 150 Priok mencapai US$775, lebih tinggi dari biaya dari Kuala Lumpur ke Port Klang yang hanya US$400) Sumber: LPI, World Bank., 2012 dadang-solihin.blogspot.com 13
  • 14. Kapasitas Tampungan Air Per Kapita Indonesia (2012: 54) Source: World Bank (2003)  Daya tampung air terbangun di Indonesia sekitar 54 m3/kapita (perkiraan pada akhir tahun 2012). dadang-solihin.blogspot.com 14
  • 16. Permasalahan • Komposisi bauran energi masih belum optimal. Pada tahun 2010, minyak bumi masih mendominasi yaitu 43,9%; • Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun, belum diimbangi dengan suplai energi yang cukup; • Harga energi relatif semakin mahal dan subsidi energi semakin besar. Terkait harga saat ini tidak saja berdasarkan kondisi pasokan-permintaan (supply-demand) saja, namun juga melibatkan faktor teknologi, perdagangan dan motif spekulatif terutama untuk transaksi komoditas • Tingkat penggunaan energi masih boros ditunjukkan dari intensitas energi yang masih tinggi; • Keterbatasan pendanaan yang disebabkan oleh kurang menariknya iklim bisnis sektor energi bagi minat investor; • Ketidakpastian hukum dan birokrasi, serta harga jual energi yang masih belum mencerminkan nilai keekonomiannya; • Biaya investasi awal dan risiko yang tinggi bagi pengembangan energi baru terbarukan dibandingkan energi konvensional atau fosil yang disubsidi; • Ketergantungan pada energi fosil untuk pembangunan pembangkit listrik. dadang-solihin.blogspot.com 16
  • 17. Arah Kebijakan Bauran Energi Primer Nasional EBT BAU** 3% PERPRES 5/2006 VISI 25/25 Back EBT Gas 17% Minyak EBT 21% Bumi 25% Minyak 20% Bumi Minyak Bumi 30% 42% Gas Batubara 30% 33% Gas Batubara Batubara 23% 34% 22% 4300 Panas Bumi Panas Bumi JutaSBM 9.500 MW 12.000 MW 3,1% 3200 JutaSBM KONSERVASI 34.6% 2852 ENERGI (33,85%) JutaSBM 17% 25 % EBT 20,6% 33% DIVERSIFIKASI 1131,3 22 % ENERGI JutaSBM Batubara EBT 4,4 % Batubara 23 % 30,7 % 30% Gas Bumi Gas Bumi 41.7% 21 % 30 % M. Bumi 43,9% 20% M. Bumi 2010* 2015 2020 Sumber: *Prakiraan 2010, DEN 2010-2025, **BAU EBTKE 2025
  • 18. Kondisi Umum Kelistrikan  Kondisi sistem: • Interkoneksi: Jawa-Madura-Bali dan Sumatera • Lainnya masih terpisah (isolated)  Pertumbuhan tenaga listrik 9,5% per tahun  Total kapasitas terpasang 37.403 MW IPP 7.551,2  PLN 20% 29.131,8  76% PPU 1.380,2  4%  Rasio elektrifikasi sekitar 72,95%. Rasio desa berlistrik 96,22%  Pemanfaatan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik: Air 7% BBM 19% Panas  Batubara Bumi 46% 2% Gas 26% dadang-solihin.blogspot.com 18
  • 19. Penjelasan: • Energi primer adalah energi yang langsung tersedia/diberikan oleh alam dan belum mengalami proses lebih lanjut. Jika sudah mengalami proses perubahan (konversi) maka sudah masuk dalam kategori energi sekunder. Termasuk energi primer adalah minyak bumi (dalam wujud aslinya dari dalam bumi), gas bumi, batu bara, nuklir, biomassa, tenaga air (hidro), panas bumi, tenaga matahari (solar), tenaga bayu, dan tenaga ombak. • Sesuai Perpres 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, bahwa sasaran bauran energi nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17%. • Menuju kemandirian energi maka terdapat visi energi 25/25 yaitu 25% porsi pemanfaatan energi baru terbarukan dari total bauran energi pada tahun 2025. Untuk mencapai visi energi tersebut ditekankan dalam 2 hal yaitu diversifikasi energi di sisi penyediaan dengan mengutamakan energi baru terbarukan dan konservasi energi (penghematan energi) di sisi pemanfaatan, untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi nasional. • Untuk mencapai bauran energi primer yang optimal diperlukan dukungan dan komitmen semua pihak, tidak saja Pemerintah, tetapi juga semua pelaku di bidang energi baru terbarukan yang terdiri dari Instansi Pemerintah, Lembaga Penelitian/Perguruan Tinggi, Akademisi, Praktisi, BUMN, dan Swasta. dadang-solihin.blogspot.com 19
  • 20. Proyeksi Bauran Energi Primer berdasarkan Rancangan KEN 2010-2050 Persentase (%) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jenis Minyak 43,9 39,0 37,6 38,9 38,4 37,9 37,3 35,0 35,4 35,3 33,6 32,1 31,8 32,1 31,4 29,7 GAS 21,0 24,3 23,3 21,7 22,1 21,8 21,8 25,7 25,8 25,6 24,4 25,7 24,5 22,5 22,6 22,7 Batubara 30,7 31,7 33,1 31,6 30,2 29,6 28,3 25,7 24,5 23,6 25,2 23,4 22,8 21,9 21,3 21,8 CBM 0,0 0,0 0,2 0,6 1,1 2,1 2,6 2,9 3,0 3,2 3,3 4,3 5,3 6,1 6,8 7,3 Tenaga Air 1,8 2,0 2,2 2,0 1,9 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,9 2,0 1,9 1,9 1,8 1,7 Panas Bumi 1,7 1,9 2,1 3,6 4,5 4,8 5,1 5,3 5,3 5,8 5,9 5,8 5,9 6,0 5,9 5,7 Biofuel 0,9 1,1 1,2 1,4 1,6 1,7 2,0 2,1 2,4 2,7 3,0 3,2 3,6 4,0 4,3 4,5 Nuklir 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,7 1,3 1,8 2,9 3,3 3,5 Biomass 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,7 1,1 1,4 1,7 2,0 2,1 2,3 2,5 2,5 2,5 Lainnya 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,6 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Keterangan: Kolom berwarna kuning merupakan jenis energi baru dan terbarukan. dadang-solihin.blogspot.com 20
  • 22. Perubahan Struktur Penduduk Indonesia 1961-2010 1961 1971 1980 75+ 75+ 75+ 70‐74 70‐74 70‐74 65‐69 65‐69 65‐69 60‐64 60‐64 60‐64 Laki‐laki 55‐59 Perempuan Laki‐laki 55‐59 Perempuan Laki‐laki 55‐59 Perempuan 50‐54 50‐54 50‐54 45‐49 45‐49 45‐49 40‐44 40‐44 40‐44 35‐39 35‐39 35‐39 30‐34 30‐34 30‐34 25‐29 25‐29 25‐29 20‐24 20‐24 20‐24 15‐19 15‐19 15‐19 10‐14 10‐14 10‐14 5‐9 5‐9 5‐9 0‐4 0‐4 0‐4     12     10     8     6     4     2     0     0     2     4     6     8     10     12     12     10     8     6     4     2     0     0     2     4     6     8     10     12     12     10     8     6     4     2     0     0     2     4     6     8     10     12 Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan 1990 2000 2010 75+ 75+ 75+ 70‐74 70‐74 70‐74 65‐69 65‐69 65‐69 60‐64 60‐64 Laki‐laki 60‐64 Perempuan Laki‐laki 55‐59 Perempuan Laki‐laki 55‐59 Perempuan 55‐59 50‐54 50‐54 50‐54 45‐49 45‐49 45‐49 40‐44 40‐44 40‐44 35‐39 35‐39 35‐39 30‐34 30‐34 30‐34 25‐29 25‐29 25‐29 20‐24 20‐24 20‐24 15‐19 15‐19 15‐19 10‐14 10‐14 10‐14 5‐9 5‐9 5‐9 0‐4 0‐4 0‐4     12     10     8     6     4     2     0     0     2     4     6     8     10     12     12     10     8     6     4     2     0     0     2     4     6     8     10     12     12     10     8     6     4     2     0     0     2     4     6     8     10     12 Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan • Piramida penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. • Piramida penduduk dapat menunjukkan perubahan struktur penduduk akibat proses demografi, meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi.
  • 23. Perbandingan Struktur Penduduk Indonesia 1971 dan 2025 1971 : dasar piramida yang lebar dan semakin mengecil ke bagian atas piramida menunjukkan tingginya angka kelahiran dan kematian, serta masih rendahnya umur harapan hidup. 2025 : dasar piramida yang lebar sampai ke bagian tengah piramida menunjukkan besarnya jumlah absolut kelahiran (meski TFR -Total Fertility Rate- sudah berhasil diturunkan), menurunnya kematian, dan semakin meningkatnya umur harapan hidup, sehingga proporsi penduduk usia produktif/usia kerja 15 – 65 (bagian tengah piramida). Indonesia, 1971 dadang-solihin.blogspot.com Indonesia, 2025 23
  • 24. PENJELASAN • Indonesia mengalami transisi demografi, yaitu meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia produktif. • Merupakan potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bila dirumuskan program dan pelayanan yang tepat. • Namun dapat menghasilkan generasi baby boom yang berdampak pada meningkatnya beban pembangunan yang amat berat di masa depan bila tidak diantisipasi dan dikenali pergerakan struktur penduduk di masa depan. • Dalam jangka panjang, transisi demografi mempengaruhi dan mengubah struktur penduduk Indonesia dari struktur penduduk yang muda dan produktif menjadi struktur penduduk yang tua sebagai akibat life expectancy yang membaik dan menurunnya angka kelahiran total • Investasi kesehatan untuk ageing population tinggi (jaminan hari tua) dan berbagai bentuk pelayanan yang harus disiapkan pemerintah maupun masyarakat bagi orang tua. dadang-solihin.blogspot.com 24
  • 25. Angka Ketergantungan dan Jendela Peluang 51,0 50,1  50,0 49,3  49,0 48,3  Angka Ketergantungan (%) 47,8  48,0 47,2  46,7  Window of 47,0 46,3  46,0 45,8  Opportunity 45,7  45,6 45,6 45,6  45,5  45,5  45,5  46,0 45,4  45,4  45,6  45,0 45,3  45,3  44,0 43,0 42,0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2005 – 2025, BPS – BAPPENAS - UNFPA • Meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia produktif (15-64 th) dibandingkan dengan penduduk non produktif (0-14 th dan > 65 th) menyebabkan menurunnya angka ketergantungan. • Ketika angka ketergantungan mencapai titik terendah artinya beban yang ditanggung oleh penduduk produktif semakin sedikit, maka penduduk yang produktif ini memberikan potensi untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Potensi inilah yang disebut sebagai Window of Opportunity (Jendela Peluang). dadang-solihin.blogspot.com 25
  • 26. Window of Opportunity Syarat yang harus dipenuhi agar Jendela Peluang (window of opportunity) bermanfaat untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat 1. Meningkatnya kualitas SDM sehingga mempunyai kompetensi dan daya saing tinggi; 2. Tersedianya kesempatan kerja produktif, agar penduduk usia kerja yang jumlahnya besar dapat bekerja untuk meningkatkan tabungan rumah tangga; 3. Diinvestasikannya tabungan rumah tangga untuk menciptakan kesempatan kerja produktif; dan 4. Meningkatnya pemberdayaan perempuan untuk memasuki pasar kerja. dadang-solihin.blogspot.com 26
  • 27. Komposisi Serapan Tenaga Kerja tiap Sektor No. Sektor 2001 2005 2009 1. Pertanian 68.8 44.1 41.2 2. Pertambangan 4.4 1.0 1.1 3. Industri Pengolahan 3.6 12.7 12.1 4. Listrik, Gas, Air 2.4 0.2 0.2 5. Konstruksi 10.7 4.9 4.4 6. Perdagangan 3.0 19.1 20.9 7. Transportasi dan Komunikasi 2.1 6.0 5.7 8. Perbankan dan Keuangan 1.9 1.2 1.4 9. Pemerintahan dan Pertahanan 3.1 11.0 13.0 dadang-solihin.blogspot.com 27
  • 28. Struktur Tenaga Kerja Indonesia berdasar Pendidikan Tertinggi (BPS, 2010) Tingkat Pendidikan 2001 2006 2010 Tidak Tamat/Tamat SD 63.0% 55.5% 51.5% SMP 17.7% 20.2% 18.9% SMA 10.3% 12.7% 14.6% SMK 5.5% 6.2% 7.8% Diploma I,II,III 1.6% 2.2% 2.7% Sarjana 1.8% 3.2% 4.6% dadang-solihin.blogspot.com 28
  • 29. Struktur Lap Kerja & Pengangguran berdasar Pendidikan (BPS, 2010) Angka pengangguran tinggi ! Labor Force Structure Unemployment Rate Nasional 7,4% University 4,6% University 14,2% Diploma I,II,III 2,7% Diploma I,II,III 15,7% Vocational 7,8% General HS Vocational General HS 13,8% General HS 14,6% General HS 11,9% Junior HS 18,9% Junior HS 7,6% Up to primary 51,5% Up to primary Education 3,7% Education 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0% dadang-solihin.blogspot.com 29
  • 30. Globalisasi dan Dampaknya • Arus Globalisasi berdampak besar pada persaingan tenaga kerja. Dunia ekonomi secara perlahan bergerak menuju suatu entitas global baik dari sisi pasar, supplier, produser, tenaga kerja, tenaga manajemen, dan sumber pendanaan • Kemampuan dan kompetensi SDM sebagai faktor penentu menjadi lebih dominan dari pada SDA. • Pembangunan SDM sebagai hal yang strategis dan vital. Korea Selatan: membangun negara hanya dapat dilakukan melalui pembangunan SDM dadang-solihin.blogspot.com 30
  • 31. Daya Saing Nasional • SDM Indonesia masih tidak kompetitif dibandingkan SDM rata-rata dunia. • Rendahnya produktivitas tenaga kerja, disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh angkatan kerja • Berdasarkan studi daya saing internasional yang dilakukan oleh lembaga Global Competitiveness Report, ranking daya saing Indonesia pada saat ini berada di bawah Singapore, Malaysia, China, dan Thailand dadang-solihin.blogspot.com 31
  • 32. Indonesia Country Competitiveness GCI 2008 GCI 2009 GCI 2010 No Country Rank Score Rank Score Rank Score 1. Singapore 5 5.53 3 5.55 3 5.48 2. Malaysia 21 5.04 24 4.87 26 4.88 3. China 30 4.70 29 4.74 27 4.84 4. Thailand 34 4.60 36 4.56 38 4.51 5. Indonesia 55 4.25 54 4.26 44 4.43 6. Vietnam 70 4.10 75 4.03 59 4.27 7. Phillippines 71 4.09 87 3.90 85 3.96 Global Competitiveness Report (2009, 2010, 2011) dadang-solihin.blogspot.com 32
  • 33. Persaingan di Lapangan Kerja • Kemampuan teknis merupakan persyaratan standar untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja. • Adanya gap untuk kualifikasi, dimana gap antara kualitas yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri/ perusahaan • Faktor keunggulan diferensiasi yang dibutuhkan saat ini adalah kemampuan komunikasi global, motivasi diri, dan global mindset. dadang-solihin.blogspot.com 33
  • 34. Faktor Diferensiasi Daya Saing • Sistem pendidikan Indonesia yang berfokus pada pembangunan ketrampilan teknis saat ini belum mempersiapkan SDM secara utuh untuk mampu bersaing di pasar tenaga kerja • Masih sangat sedikit lembaga pendidikan yang memiliki program yang melengkapi lulusannya dengan diferensiasi ketrampilan. dadang-solihin.blogspot.com 34
  • 36. Masalah • Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan pembangunan. • Optimalisasi sumber-sumber penerimaan pemerintah. • Inkonsistensi antara perencanaan dan penganggaran (Gamawan Fauzi, 2011) • Keterlambatan Penyerapan: – Masalah perencanaan anggaran dan persiapan pelaksanaan – Masalah pada eksekusi anggaran sepanjang tahun anggaran – Masalah pada eksekusi anggaran pada akhir tahun anggaran • Maraknya korupsi APBN dan APBD. • Dll dadang-solihin.blogspot.com 36
  • 37. Reformasi Sistem Penganggaran 1/2 PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU Visi: Visi:  Melaksanakan rencana  Melaksanakan program kerja pembangunan lima tahunan Presiden/KDH terpilih berdasarkan GBHN Misi: Misi:  Penyelenggaraan pemerintahan  Pelaksanaan kerangka regulasi, umum dan pembangunan kerangka investasi, dan  Penganggaran berdasarkan pelayanan publik yang di pendekatan menurut pengeluaran tuangkan dalam RKP/D rutin dan pengeluaran  Anggaran disusun berdasarkan pembangunan RKP/D dengan mempertimbang- kan kemampuan keuangan negara dadang-solihin.blogspot.com 37
  • 38. 2/2 Reformasi Sistem Penganggaran Paradigma Lama Paradigma Baru Penganggaran dengan Pendekatan: Penganggaran Berbasis: 1. Penganggaran Berbasis 1. Pengeluaran Rutin Kinerja 2. Pengeluaran 2. Kerangka Penganggaran Pembangunan Jangka Menengah 3. Anggaran Terpadu dadang-solihin.blogspot.com 38
  • 40. Kerangka Desain MP3EI TUJUAN PRASYARAT STRATEGI UTAMA Prasyarat bagi pembangunan: 1. Mengubah mindset Mengembangkan Koridor  Visi Pembangunan 2. Mutu Modal Manusia Ekonomi Indonesia: Indonesia 3. Pembiayaan Pembangunan  Menuju Negara Maju 4. Anggaran & Kekayaan yang Lebih Sejahtera Negara  Melalui Percepatan 5. Kebijakan Transformasi Memperkuat Konektivitas dan Perluasan Sektoral Nasional Pembangunan 6. Jaminan Sosial & Ekonomi Ekonomi Penanggulangan Kemiskinan (2011-2025) 7. Ketahanan Pangan & Air Mempercepat Kemampuan 8. Ketahanan Energi SDM dan Iptek Nasional 9. Reformasi Birokrasi dadang-solihin.blogspot.com 40
  • 41. 6 Koridor Ekonomi Prioritas: Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah Banda Aceh BIMP-EAGA Medan IMT-GT 1 3 4 Manado Pekanbaru Sofifi Tj. Pinang Pontianak Samarinda Manokwari Padang Palu Gorontalo Jambi Jayapura Palangkaraya Mamuju Sorong Palembang 6 Pkl. Pinang Kendari Ambon Bengkulu Banjarmasin Lampung 2 Makassar Wamena Jakarta Semarang Surabaya 5 Serang Mataram Merauke Jogjakarta Denpasar Kupang Pusat ekonomi mega Pusat ekonomi Usulan lokasi KEK Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ 1 KE Sumatera 3 KE Kalimantan 5 KE Bali – Nusa Tenggara 2 KE Jawa 4 KE Sulawesi – Maluku Utara 6 KE Papua – Maluku dadang-solihin.blogspot.com 41
  • 42. Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia dadang-solihin.blogspot.com 42
  • 43. Memperkuat Konektivitas Nasional “…… Locally integrated and globally connected” ELEMEN UTAMA • Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman. • Memperluas pertumbuhan dengan Integrasi ekonomi untuk menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat penyebaran pertumbuhan melalui inter-modal supply chain manfaat dan systems konvergensi standar hidup • Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif) Membangun Konektivitas Nasional: Untuk mendorong pertumbuhan tinggi yang inklusif dadang-solihin.blogspot.com 43
  • 44. Jaringan Tulang Punggung Logistik Nasional Penghubung Konektivitas antar Koridor SLOC MALACA K Tanjung Bitung PANJANG CILAMAYA MAKASAR ALKI‐I RD. INTAN CILACAP TL. LEMBAR ALKI‐II ALKI‐III  ALKI‐III B ALKI‐III C SLOCK and  ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) Pelabuhan Hub Global MAIN INT. AIRPORT Jalur Laut Nasional Primer Jalur Laut Nasional Sekunder Pelabuhan Primer Jalur Utama Darat (Jalan dan KA) dadang-solihin.blogspot.com 44
  • 45. Mempercepat Kemampuan SDM dan Iptek Nasional ELEMEN UTAMA • Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan tinggi, kejuruan, dan pelatihan terutama untuk yang terkait dengan pengembangan program utama. • Meningkatkan kompetensi teknologi dan ketrampilan/ keahlian tenaga kerja. • Meningkatkan kegiatan R & D, baik oleh Pemerintah maupun swasta, melalui pem-berian insentif, peningkatan anggaran, dan mengundang keahlian serta teknologi dari luar. • Mengembangkan institusi sistem inovasi nasional yang berkelanjutan. dadang-solihin.blogspot.com 45
  • 46. Mempercepat Telema- Industri tika Perkapalan Kemampuan SDM Indust. Peralt. & Industri Tekstil Mesin dan Iptek Nasional Kawasan Selat Industri Mak & Min Untuk Inisitatif Strategik telah Sunda ditetapkan untuk 8 program utama Industri (industri, pertanian, pertambangan, Greater Baja Jakarta energi, kelautan, pariwisata, telematika, dan pengembangan Kelapa kawasan strategis) Food Tanaman pangan dan Sawit yang meliputi 18 aktivitas ekonomi Estate perkebunan, seperti: utama kakao dan gula Karet Pariwi- sata Pengembangan Perikanan Minyak dan Gas terintegrasi di dalam Batubara 6 Koridor ekonomi Bauksit Tembaga Nikel dadang-solihin.blogspot.com 46
  • 48. Apa Itu Pembangunan? Pembangunan adalah: Tujuan Pembangunan:  proses perubahan ke 1. Peningkatan standar hidup (levels arah kondisi yang lebih of living) setiap orang, baik baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan  melalui upaya yang kesehatan, pendidikan, dll. dilakukan secara 2. Penciptaan berbagai kondisi yang terencana. memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang. 3. Peningkatan kebebasan (freedom/democracy) setiap orang. Todaro, 2000 dadang-solihin.blogspot.com 48
  • 49. Tantangan dalam Pembangunan • Mengurangi Sarana dan Prasarana yang ketimpangan memadai dan • Memberdayakan berkualitas masyarakat • Mengentaskan kemiskinan. • Menambah lapangan kerja. Dunia usaha yg • Menjaga kelestarian kondusif SDA Pemanfaatan sumber daya secara berkualitas Koordinasi yang semakin baik antar stakeholders Peningkatan kapasitas SDM dadang-solihin.blogspot.com 49
  • 50. PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DI DAERAH Upaya terencana untuk Upaya untuk memberdayakan meningkatkan kapasitas masyarakat di seluruh daerah Pemerintahan Daerah Sehingga tercipta suatu Sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan lingkungan yang memungkinkan profesional dalam: masyarakat untuk:  Memberikan pelayanan kepada  Menikmati kualitas kehidupan masyarakat, yang lebih baik, maju, dan tenteram,  Mengelola sumber daya  Peningkatan harkat, martabat, ekonomi daerah. dan harga diri. dadang-solihin.blogspot.com 50
  • 51. PEMBANGUNAN DAERAH Dilaksanakan Melalui: Penguatan Otonomi Pengelolaan Good Governance Daerah Sumberdaya Keseimbangan Peran Tiga Pilar Pemerintahan Dunia Usaha Masyarakat Menjalankan dan menciptakan lingkungan Mewujudkan penciptaan Penciptaan interaksi politik dan hukum yang lapangan kerja dan sosial, ekonomi dan kondusif bagi unsur- pendapatan. politik. unsur lain. dadang-solihin.blogspot.com 51
  • 52. Pergeseran Paradigma: From Government to Governance Government Governance  Memberikan hak ekslusif bagi  Persoalan-persoalan publik negara untuk mengatur hal-hal adalah urusan bersama publik, pemerintah, civil society dan  Aktor di luarnya hanya dapat dunia usaha sebagai tiga aktor disertakan sejauh negara utama. mengijinkannya. dadang-solihin.blogspot.com 52
  • 53. Pelaku Pembangunan: Paradigma Governance  Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb. Tenaga Kerja Kontrol Kontrol Dunia Usaha  Pemerintah Masyarakat Swasta Nilai Redistibusi Pertumbuhan Melalui Pelayanan Pasar  Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka Governance akan Good. dadang-solihin.blogspot.com 53
  • 54. Model Governance Sektor Swasta Sektor Publik Sektor Ketiga Tingkat Perusahaan Organisasi LSM Supranasional transnasional Antar Pemerintah Internasional Tingkat Perusahaan Ormas/LSM Nasional Nasional GOVERNANCE Nasional Tingkat Perusahaan Pemerintah LSM Lokal Subnasional Lokal Lokal (Kamarack and Nye Jr., 2002) dadang-solihin.blogspot.com 54
  • 55. Pelaku Pembangunan: Stakeholders STATE CITIZENS Executive organized into: Judiciary Community-based organizations Legislature Non-governmental organizations Professional Associations Public service Religious groups Military Women’s groups Police Media BUSINESS Small / medium / large enterprises Multinational Corporations Financial institutions Stock exchange dadang-solihin.blogspot.com 55
  • 57. Troika: Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat Masyarakat, Bangsa, dan Negara Masyarakat VISI Pemerintah Good Governance Dunia Usaha dadang-solihin.blogspot.com 57
  • 58. Sinergitas Stakeholders dadang-solihin.blogspot.com 58
  • 59. Sinergitas Stakeholders dadang-solihin.blogspot.com 59