SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  81
1




                           KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

     PT. Dirgantara Indonesia (PT DI Persero) atau nama dalam bahasa Inggris
Indonesian Aerospace Inc, adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang
industri pesawat terbang. Dalam implikasinya, PT DI tidak hanya melibatkan diri
dalam dunia industri melainkan juga dalam dunia pendidikan. Salah satu program
yang dilakukan PT DI dalam keterlibatannya di dunia pendidikan adalah dengan
kesediaannya untuk menerima berbagai studi baik berupa studi praktek kerja
ataupun secara teoritis guna membantu para pelajar agar dapat mengenal tentang
disiplin ilmu kedirgantaraan.
     Laporan praktek industri ini berisi berbagai informasi mengenai PT DI
khususnya pada bagian manufacture machining yang ada didalam direktorat
aerostructure yang meliputi 13 item machining shop, detail proses produksi suatu
part pada salah satu mesin yang digunakan beserta tinjauan mengenai mutu yang
berjalan didalamnya, baik mutu produk ataupun mutu SDM (Sumber Daya
Manusia).
       Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi
tersebut adalah dengan melakukan aktifitas berupa praktek kerja yang meliputi
observasi lapangan dan melakukan bimbingan sebagai mediasi antara para pelajar
dengan narasumber yang diantaranya adalah para pembimbing, baik pembimbing
dilapangan juga pembimbing didalam ruangan. Penulis juga banyak mendapat
saran, bimbingan, semangat, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. R. H. Aam hamdani, MT, selaku dosen pengampu mata kuliah
   Praktek Industri.

2. Bapak Ir. Sutarno MT, selaku atasan pembimbing lapangan praktek industri
   yang senantiasa membantu, membimbing dan memberikan kesempatan
   kepada penulis untuk dapat menggali ilmu di perusahaan yang dikelolanya
2




3. Bapak Wisnu, selaku asisten pembimbing lapangan yang senantiasa bersedia
   membantu dan mendorong selama praktek di PTDI.

4. Bapak Edi, selaku operator mesin milling CNC millac 6-H yang selalu
   bersemangat memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
                                    i

5. Seluruh keluarga yang selalu mendukung, memotivasi, serta memberikan do’a
   selama ini kepada penulis.
6. Neng Restiani Sartika Fitri yang selalu mengembalikan semangat juang
   penulis pada saat semangat sedang turun.
7. Teman-teman     seperjuangan      yang   dari   awal    berjuang   bersama-sama
   melaksanakan praktek industri.
     Dan yang terakhir kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan praktek industri ini
     Akhirnya saya berharap, dengan disahkannya Laporan Praktek Industri ini
oleh pembimbing industri dan pembimbing universitas, mudah-mudahan akan
bermanfaat untuk banyak kalangan dan juga diharapkan akan terjalin ikatan yang
lebih baik antara dunia industri dengan dunia pendidikan di masa yang akan
datang.




                                                          Bandung, Desember 2012



                                                                Penyusun
3




DAFTAR ISI

     ii
4




DAFTAR GAMBAR
5




DAFTAR TABEL
6




                          DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Surat keterangan izin praktek kerja industri di PT Dirgantara
             Indonesia

Lampiran 2. Surat keterangan telah menyelesaikan praktek industri

Lampiran 3. Daftar kegiatan selama praktek industri

Lampiran 4. Daftar penilaian pelaksanaan praktek industri

Lampiran 5. Gambar set up benda kerja pada fixture di pos 1

Lampiran 6. Gambar set up benda kerja pada fixture di pos 2

Lampiran 7. Operasi pemesinan yang dilakukan di pos 1

Lampiran 8. Operasi pemesinan yang dilakukan di pos 2

Lampiran 9. Gambar cutter slot drill

Lampiran 10. Gambar cutter ball nose slot drill

Lampiran 11. Gambar cutter center drill

Lampiran 12. Gambar cutter twist drill

Lampiran 13. Gambar cutter slot drill and holder

Lampiran 14. Gambar cutter ball nose slot drill and holder

Lampiran 15. Gambar cutter center drill and holder

Lampiran 16. Gambar cutter twist drill and holder
7




                                     BAB I
                              PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

      Saat ini teknologi yang digunakan oleh industri-industri berkembang dengan
sangat pesat, sehingga untuk mengetahui kondisi lapangan yang sesungguhnya
antara ilmu yang didapatkan pada saat perkuliahan dengan kondisi nyata di
industri, maka pihak Universitas mengeluarkan kebijakan dengan mewajibkan
mahasiswanya mengontrak mata kuliah Praktek Industri.

      Pihak Universitas, khususnya di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
memberikan kebebasan kepada mahasiswanya untuk memilih industri yang akan
dijadikan sebagai tempat Praktek Industri. Praktek Industri ini diberikan kepada
setiap mahasiswa tingkat akhir dengan tujuan agar mahasiswa mengenal
bagaimana lingkungan kerja nyata khususnya di industri dan mengamati ilmu
yang di dapat pada saat perkuliahan diaplikasikan di industri.

      Dalam pelaksanaan Praktek Industri ini, dengan pertimbangan yang sangat
matang penulis memilih PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang bergerak di
bidang industri pesawat terbang sebagai tempat Praktek Industri dengan waktu
pelaksanaan selama kurang lebih dua bulan, yang dimulai pada bulan (Oktober
2012 – November 2012). Penulis memilih agar dapat menggali ilmu pada Divisi
Aerostructure dibagian machining khususnya pada mesin CNC Horizontal Milling
Machine Millac 6-H.

      Dan di akhir pertemuan, sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Industri,
setiap mahasiswa dituntut agar dapat menyusun suatu laporan dari apa yang telah
didapat dan dipelajari selama melakukan Praktek Industri. Oleh karena itu,
8




laporan ini disusun sebagai bukti bahwa penulis telah menyelesaikan kegiatan
Praktek Industri.
      Dengan pelaksanaan Praktek Industri ini diharapkan banyak ilmu yang
diperoleh oleh para mahasiswa untuk bekal didunia kerja yang sesungguhnya,
khususnya di Industri.


B. Batasan Masalah
      Pada saat melakukan observasi ke dalam bengkel aerostructure, penulis
                                     7
diberikan kesempatan untuk memilih sendiri mesin mana yang akan dianalisis,
berawal dari rasa ingin tahu yang sangat mendalam mengenai proses pembuatan
part dari material mentah hingga menjadi produk yang bisa dipasarkan, penulis
memilih mesin CNC Milling Machine Millac 6-H. Mesin ini membentuk part
mentah menjadi komponen-komponen pesawat kecil jenis Cassa. Di PT.
Dirgantara Indonesia, dalam penggunaannya mesin ini beroperasi selama 16 jam
setiap harinya.

      Setelah melakukan observasi mengenai mesin CNC Horizontal Milling
Machine Millac 6-H lebih mendalam, penulis memutuskan untuk fokus
menganalisis pada bagian proses pengerjaan benda dari awal datang hingga
selesai (process sheet). Pada pengerjaan part bernama Fitting. Dimana process
sheet ini merupakan dokumen penting yang harus ada untuk menyertai raw
material sampai jadi. Tanpa process sheet benda pun tidak bisa dibuat.




C. Tujuan

      Tujuan pelaksanaan Praktek Industri ini yang terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus, yaitu:




1. Tujuan Umum
9




   a. Menambah wawasan dan pengalaman yang berharga mengenai semua hal
       yang berhubungan dengan industri bagi mahasiswa.

   b. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan para calon
       intelek muda dibidang teknologi agar dapat bersaing di dunia kerja.

   c. Mengaplikasikan antara ilmu berupa teori-teori yang didapatkan pada saat
       perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.




2. Tujuan Khusus

   a. Sebagai syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Praktek Industri
       (PI).

   b. Menambah       pengetahuan    mahasiswa    mengenai     teknologi-teknologi
       canggih yang digunakan di industri.

   c. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dapat digunakan kelak di dunia
       kerja yang sesungguhnya.

   d. Mengenal proses produksi pada mesin CNC Horizontal Milling Machine
       Millac 6-H




D. Manfaat

     Adapun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan Praktek Industri ini
adalah sebagai berikut:
10




1. Bagi Perusahaan

   a.    Melaksanakan salah satu tugasnya sebagai salah satu Badan Usaha Milik
         Negara (BUMN) yaitu ikut membantu memberikan pengetahuan mengenai
         teknologi yang digunakan di perusahaan tersebut kepada calon penerus
         bangsa, sehingga calon penerus bangsa dapat bersaing secara global
         mengenai teknologi khususnya di bidang penerbangan.

   b.         Perusahaan mampu memberikan penilaian dan masukan kepada
         mahasiswa tentang etika di dunia kerja baik dari segi sikap dan keilmuan.




2. Bagi Mahasiswa

   a. Memperoleh pengalaman yang berharga di dunia industri sesuai dengan
         bidang keahliannya, sehingga suatu hari nanti pengalaman tersebut dapat
         dimanfaatkan di dunia kerja yang sesungguhnya.

   b. Untuk mengetahui perkembangan teknologi saat ini yang berkembang
         sangat cepat khususnya teknologi pemesinan.

   c. Mengukur sejauh mana ilmu yang diperoleh pada saat perkuliahan dapat
         diaplikasikan di dunia industri.

E. Pelaksanaan Kegiatan

        Pelaksanaan kegiatan Praktek Industri ini dilakukan di salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu industri pesawat terbang, tepatnya di PT.
Dirgantara Indonesia (PTDI) yang berada di Jalan Pajajaran No.154 Bandung.

        Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Industri ini telah diatur sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu jadual perkuliahan maka praktek industri
dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan yaitu dari awal Oktober 2012 sampai
dengan November 2012, yang dilaksanakan setiap hari Selasa-Kamis pukul 09.00
11




– 15.00 WIB. Dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu minimal 16 kali
pertemuan di industri.




F. Metode Penulisan

      Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan Praktek Industri
ini yaitu dengan metode:

1. Teknik Observasi

2. Wawancara

3. Studi kasus




G. Sistematika Penyususnan Laporan

     Sistematika penulisan untuk laporan Praktek Industri ini yaitu sebagai
berikut:

BAB I       : Berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
              batasan masalah, tujuan, manfaat, pelaksanaan, metode penulisan,
              dan sistematika penulisan.

BAB II     : Berupa tinjauan umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat
              PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), deskripsi bisnis, visi dan misi
              perusahaan, strategi perusahaan, pengabdian masyarakat, budaya
              perusahaan, produk dan jasa, hasil yang telah dicapai, tata kerja
              perusahaan, msdm perusahaan dan manajemen mutu di PTDI.
12




BAB III   : Berupa teori dasar mengenai CNC Machining Shop.

BAB IV    : Berupa proses pengerjaan part fitting pada mesin Millac 6 H
            penggambaran dari Process Sheet.

BAB V     : Berupa penutup yang berisi kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13




                                    BAB II
              PROFIL PT. DIRGANTARA INDONESIA


A. Sejarah Singkat
     PT. Dirgantara Indonesia (DI) (nama bahasa Inggris: Indonesian Aerospace
Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia
dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
DI didirikan pada 26 April1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang
Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang
Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara
(IPTN) pada 11 Oktober1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah
nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.
     Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga
helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance
service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-
kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing,
Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.
     Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul sejak
masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan dengan
peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam sejarah, pesawat
pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama
RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio
Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200.
Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan,
Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961
telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat
latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.
14




      Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan Industri
Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin dicapainya.
Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga Industri Penerbangan
Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa Nurtanio yang meninggal saat
uji terbang.
    Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian
                                  12
memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP
(Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus
1976. Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari
situlah sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk
menghadapi tantangan zaman serta dipacu percepatannya.
      Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber daya
manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan mendukung
keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh. Tanggal 11
Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi PT Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) setelah melakukan pembangunan berbagai
fasilitas serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian
mengembangkan teknologi canggih dan konsep transformasi teknologi yang
memberikan hasil yang optimal sebagai upaya untuk menguasai teknologi
penerbangan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 20 tahun.
      Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi “Begin at the End and End
at the Beginning” IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan yang
rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai design pesawat terbang,
rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan sedang.
IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan berbagai
jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117, BN109,
SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian berlanjut
pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N2130.
      Perjalanan sejarah IPTN kemudian memasuki masa-masa sulit manakala
krisis moneter yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 ternyata
meluas ke arah krisis multi dimensi yang meliputi bidang-bidang ekonomi, sosial,
15




budaya, hukum, akhlak dan hankam. Dampaknya pada kehidupan masyarakat
Indonesia sangat besar, tidak terkecuali bagi kelangsungan IPTN. Dampak krisis
tersebut memaksa pemerintah menyurutkan dukungan secara politis dan
mengurangi suntikan dana yang sebelumnya merupakan sendi tempat IPTN
bergantung. Hal inilah yang tidak diantisipasi oleh IPTN, diperparah lagi dengan
kondisi internal IPTN yang secara finansial dan menejerial kurang mandiri..
     Di tengah mulai memburuknya kondisi IPTN, Presiden RI, KH.
Abdurrahman Wahid pada tanggal 24 Agustus 2000 meresmikan perubahan nama
menjadi PT Dirgantara Indonesia. Perubahan nama tersebut dimaksudkan untuk
memberi nafas dan paradigma baru bagi perusahaan. Meski persoalan yang timbul
pun semakin rumit dan kompleks, hal ini disebabkan volume bisnis jauh lebih
kecil dari sumber daya yang tersedia, pengaruh SP-FKK sangat besar dalam
pengelolaan perusahaan, budaya organisasi tidak sehat, Direksi tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, ketidakadaan modal kerja, beban gaji melebihi
kemampuan serta beban hutang yang masih besar (SLA & RDI). Upaya
penyelamatan PT DI akhirnya dilakukan didasarkan atas beberapa fakta bahwa PT
DI adalah aset nasional, industri strategis yang mendukung kepentingan nasional
dan memiliki kemampuan kedirgantaraan.
     Strategi penyelamatan yang dilakukan diawali dengan tahap Rescue (sampai
dengan Desember 2003), Recovery (Januari-Desember 2004) dan kemudian
dilanjutkan dengan tahap Pertumbuhan bisnis.
     Penyelamatan perusahaan dan penanganan karyawan diantaranya dilakukan
dengan:
1. Program pengrumahan sementara yang berlaku bagi seluruh karyawan selama 6
  bulan untuk Stop-Bleeding, peningkatan produktivitas dan pemulihan
  kepercayaan pelanggan
2. RUPS luar biasa berupa pinjaman modal kerja senilai US $ 39 Juta untuk
  PAF/TUDM/MPA-AU/BAe, restrukturisasi keuangan PMS dan RDI/SLA,
  pencabutan SKEP sistem pengupahan 15/10/02 kembali ke sistem sebelumnya,
  seleksi ulang seluruh karyawan, rasionalisasi 6000 Karyawan, jual aset non-
  produktif serta pengubahan susunan BOD & BOC.
16




3. Program seleksi ulang karyawan oleh Konsultan SDM independen "Perso Data"
4. Program Re-staffing (pemanggilan karyawan yang lulus seleksi ulang)
5. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan dengan sosialisasi
   secara cascade dan melalui media massa
6. Program Re-development/Career Change Program berupa konversi kompetensi,
   penyaluran ke BUMN lain, penyaluran ke perusahaan swasta lain, penyaluran
   ke luar negeri, Training Entrepreneurship dan Family Counseling
7. Konsep PT DI baru, Re-Focus lini usaha (terbagi menjadi 4: Aircraft,
   Aerostructure, Maintenance      dan Engineering Service), organisasi baru,
   restrukturisasi sumber daya, bisnis proses baru dan budaya perusahaan baru .
      Saat ini PT DI masih tetap terus berproduksi untuk berusaha memenuhi
kontrak kerja yang telah disepakatinya. Meski dengan berbagai kendala dan
kekurangan yang ada. Bagaimanapun langkah-langkah yang telah diambil
diharapkan cukup memadai memperbaiki kinerja, efisiensi dan efektifitas
perusahaan. Sehingga bukan hal yang mustahil PT DI nantinya bangkit kembali
sebagaimana yang diharapkan seluruh bangsa dan negara ini.

B. Deskripsi Bisnis
      Meliputi sebagai berikut :
1. Manufaktur pesawat terbang dan helikopter
2. Jasa Engineering/Rancang bangun
3. Jasa perawatan pesawat dan mesin pesawat
4. Jasa manufaktur (pesawat, pertahanan dan industrial)

C. Visi dan Misi
1. Visi
      Menjadi perusahaan berbasis teknologi dirgantara yang unggul dalam
rekayasa, rancang bangun, manufaktur, dan produksi pesawat terbang untuk
angkutan penumpang dan kargo, baik untuk kepentingan komersial maupun
militer yang mampu meraih keuntungan berdasarkan keunggulan kompetitif pada
pasar domestik dan regional.
17




2. Misi
  a. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan
      komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki
      keunggulan biaya.
  b.Sebagai pusat keungulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam
      rekayasa, rancang bangun manufactur, produksi dan pemeliharaan untuk
      kepentingan komersil dan militer dan juga untuk aplikasi di luar industri
      dirgantara.
  c. Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industri global yang
      mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengan industri dirgantara
      kelas dunia lainya.

D. Strategi
      Dalam jangka panjang terdapat dua tahap sasaran perusahaan :
1. Tahap konsolidasi dan survival (2001-2003).
2. Tahap tumbuh dan sehat (2004 dan seterusnya).
      Langkah-langkah strategis meliputi empat upaya :
1. Reorientasi bisnis
2. Restrukturisasi sumber daya manusia dan organisasi
3. Restrukturisasi keuangan dan permodalan
4. Program peningkatan kinerja keuangan

E. Pengabdian Masyarakat
      Sejak tahun 1995 PT Dirgantara Indonesia membentuk Tim Pembina Pabrik
Domestik (TP2D) yang bertujuan mendorong pertumbuhan industri nasional.
Aktivitas yang dilakukan adalah pelatihan-pelatihan teknologi dan peningkatan
SDM kepada industri kecil dan menengah yang berbasis teknologi. Telah dibina
30 perusahaan yang terdiri dari industri manufaktur, pemeliharaan bengkel,
supplier, laboratorium dan perusahaan penerbangan. Saat ini sedang disiapkan
18




program yang sama untuk perusahaan yang tergabung dalam ASPEP (Asosiasi
Permesinan dan Pekerjaan Logam).

F. Budaya Perusahaan
     Budaya perusahaan PT Dirgantara Indonesia dijarkomkan sebagai SPEED,
yakni:
1. Solid, kompak dan bersinergi sebagai tim, bersikap tulus dan terbuka untuk
  mencapai tujuan perusahaan
2. Professional, ahli dan kompeten sesuai dengan norma profesinya
3. Excellent, tekad untuk memperoleh keunggulan dan standar kualitas tertinggi
4. Enthusiast, semangat dan gairah dalam bekerja dan menghadapi tantangan
5. Dignity, martabat berlandaskan iman dan taqwa

G. Produk dan Jasa
1. Produk
  a. Aircraft Full Development :
     1) N250
     2) N2130
  b. Aircraft Joint Development and Production:
     1) CN235 Sipil
     2) CN235 Militer
     3) CN235 Maritim
  c. Aircraft under license Production :
     1) NC212
  d. Helicopter under license Production :
     1) NBELL-412 HP/SP – medium twin helicopter
     2) Super Puma NAS-332 – heavy helicopter
     3) NBO-105 CB/CBS – light twin helicopter
  e. Subcontract Program :
     1) Boeing B737, B757, B767
     2) Lockhead F16
     3) Mitsubishi Heavy Industry
19




     4) Airbus A330, A340, A380


2. Jasa
   a. Engineering work packages; design, development. testing
   b. Manufacturing subcontracts
   c. Aircraft Maintenance Repair and Overhaul (MRO)
   d. Engine Maintenance Repair and Overhaul (MRO)
   e. Aircraft Industrial Tooling & Equipment Manufacturing

H. Hasil yang Telah Dicapai
1. Produk dan Jasa
  a. Memproduksi sekitar 298 unit pesawat terbang dan helikopter (97 unit
      NC212, 38 unit CN235, 114 unit NBO105, 27 unit NBELL412, 22
      NAS332)
  b. Memproduksi 50.000 unit roket dan 150 unit terpedo.
  c. Memproduksi 10.000 unit komponen pesawat terbang (F-16, Boeing,
      Airbus).
2. Penguasaan Teknologi
  a. Engineering approval: sertifikasi komponen dan pesawat dari DGAC,
      IMAA, serta JAA Eropa.
  b. Quality Assurance approval: General Dynamic dengan persyaratan U.S.
     Military Specification MIL-1- 45208A, Bae, Lockhead, The Boeing
     Company, Daimler-Benz Aerospace, dan DGAC.
  c. Fabrication Approval : CASA, The Boeing Company, Fokker, Helikopter
     Textron dan Bell.
  d. Product Support, Maintenance & Overhaul
     1) Aircraft Services Approval :
          `         DGAC (sertifikat menejemen organisasi), Terms of Approval
              Sultanete dari OMAN (DGCAM), HANKAM (sertifikat stasiun
              perbaikan pesawat militer).
20




     2) Nusantara Turbin & Propulsi Approval :
        a) Otoriti:
                 DGAC, FAA, ATO dari Filipina, DGCAM OMAN, TNI-AU,
        GCA dari Malaysia.
        b) Manajemen:
                 ISO-9002 (QSC-5508) dari DNV Belanda.
        c) Manufaktur:
                 Allison-Rolls Royce, Rolls Royce, Garret-Allied Signal, Pratt &
        Whitney United Technology, General Electric, CFM International, Solar
        Turbine - Caterpilar, Union Pump, Cooper Industries.
  e. Rancang bangun
   1) Rancang bangun dan pengembangan N250 pesawat turbo prop
       berkapasitas 50-70 orang dengan teknologi canggih di kelasnya. Tahap
       yang dicapai : produksi prototip dan terbang perdana.

   2) Rancang bangun N2130 pesawat turbo jet regional berkapasitas 100-130
       orang. Tahap yang dicapai desain pendahuluan (preliminary design).




I. Tata Kerja Perusahaan
     Secara garis besar proses produksi pesawat mencakup beberapa tahapan,
diantaranya:
1. Gudang penyimpanan
     Sebelum bahan baku diproses menjadi komponen terlebih dahulu dilakukan
evaluasi dan pengujian Quality Assurance melalui destruction inspection maupun
non-destruction inspection. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
dan adanya korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut ditempatkan di gudang
penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya.
2. Pre-cutting
21




     Bahan baku yang sudah diperiksa dikirim ke bagian pre-cutting sesuai
dengan permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses ini
dilaksanakan antara lain untuk menghemat bahan yang diproses, memudahkan
pelaksanaan dan pengontrolan bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa
kembali oleh Quality Assurance dan dikirim ke Fabrikasi untuk proses
selanjutnya.
3. Fabrikasi
     Bagian ini bertugas membuat komponen pesawat terbang dan helikopter
serta membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu pembuatan
kompenen. Pembuatan komponen dilakukan melalui proses permesinan maupun
tanpa proses pembentukan (machining shop and sheet metal forming). Perlakuan
lain yang diterapkan untuk komponen di atas:
   a. Proses machining and forming
               Suatu perlakuan pelapisan komponen secara kimiawi sehingga
       komponen lebih tahan korosi. Selain di atas terdapat perlakuan lain
       terhadap komponen dengan cara chemical milling. Komponen yang
       mendapat perlakuan di atas antara lain yang dibuat pada sheet metal
       forming, machining shop juga komponen-komponen yang dibentuk
       dengan cara stretch forming dan rubber press.
   b. Heat treatment
               Suatu perlakuan yang diterapkan terhadap bahan baku sehingga
       lebih memudahkan proses pembuatan komponen. Proses yang dilakukan
       antara lain: pengerasan, pelunakan dan penormalan kembali. Ketiga hal
       tersebut di atas dilakukan dengan cara pemanasan, pendinginan dan
       kombinasi   antara   pemanasan    dan   pendinginan.   Komponen   yang
       memerlukan perlakuan di atas adalah komponen yang dibuat dengan cara
       pengepresan.
   c. Surface treatment
               Suatu perlakuan lanjut agar komponen-komponen di atas lebih
       tahan korosi. Sebelum komponen-komponen di atas dirakit dibagian fixed
       wing dan rotary wing diadakan pengujian final oleh bagian Quality
22




       Assurance sesuai data yang tercantum dalam dokumen. Selain itu disini
       juga bisa melakukan pengecatan dasar ataupun finishing.




4. Rotary Wing
       Bertugas merakit pesawat helikopter dari struktur awal sampai final,
termasuk di dalamnya mesin, sistem elektrik, sistem avionik, interior dan
sebagainya. Perakitan yang disesuaikan dengan pesanan atau kebutuhan pemesan
yang disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat tersebut dalam operasi.
5. Fixed Wing
       Bertugas merakit pesawat bersayap tetap dan proses perakitannya sama
seperti rotary wing.


J. Managemen Mutu

1. Manajemen Mutu
   a. Quality Management System AS9100.
          Direktorat Aerostructure merupakan satu dari lima direktorat yang ada
   di PT. DI. Direktorat Aerostructure bertugas mengerjakan proses fabrikasi
   atau manufacturing part dan komponen pesawat terbang dan tools
   penunjangnya seperti dies untuk pembentukan parts yang terbuat dari
   lembaran Al, fixture sebagai pencekam material selama proses permesinan,
   mould untuk cetakan pada proses bonding dan composite serta jig untuk
   perakitan komponen dan pembuatan pesawat terbang. Disamping itu juga
   didukung oleh CATIA dan sistem IRP untuk mengontrol semua progress
   status produksi parts and component agar sesuai dengan jadual yang telah
   ditentukan.
          Direktorat Aerostructure telah melengkapi sistem manajemen mutu
   AS9100 yang setara dengan ISO 9001 : 2008 + regulasi keselamatan
   penerbangan dan Nadcap untuk special proses seperti Heat Treatment
   Process, Shot Peening Process, NDT (Penetran, Magnetic Paticle Inspection,
23




Radiografi, Ultrasonic, Edddy Current), Chemical Process, Bonding &
Composite, Welding.
      Secara sederhana system managemen mutu merupakan bagian integral
dari bisnis proses berserta kegiatan produksi yang secara periodic dilakukan
pengukuran, analisis dan perbaikan yang berbasis MAI (measurement,
analysis and improvement) sebagaimana ditunjukan oleh Gambar 2.1.




            Gambar 2.1 Quality Management System AS9100

Dari Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa dalam menjalankan bisnis proses
Aerostructure menetapkan KPI (key performance indicator) yang tertuang
dalam quality objective untuk seluruh bidang dan fungsi di lingkunganya.
Tingkat efektivitas sistem managemen mutu akan diindikasikan oleh MAI dan
dibandingkan dengan quality objective. Penyimpangan terhadap quality
objective merupakan indicator perlunya tindakan perbaikan atau improvement
sehingga preventif action akan berjalan efektif.

b. Langkah Proses
24




                   Dalam menjalankan bisnisnya, agar tercipta suatu proses usaha yang
         sistematis dan terarah, Aerostructure menjalankan alur proses bisnisnya
         seperti terlihat pada Gambar 2.2.




                                                                                                                                              Perencanaan
                                  Drawing         Material         Cutter

                start
                                  Routing          NCOD          Tools & Jigs




                                          Check Routing,
                                        Material, NCOD, Tool,                                     Logistic      Tools/jigs
                                                Cutter                          Lengkap
                                                                                                    ME                QC
    Work Order + Millstone +
          Schedule



                                        Transfer load ke mesin
                                                                                Overload
                                             lain prioritas




                                                                  Print packet order ( Routing         Kirim packet
                                                                 dengan Jidno, flow days, start         order ke
                                                                            / finish                 roduction control


                                                                                                                                               Pel
                                                                                                                                               aks
                                                                                                                       Facility Maintenance



                                                                                                                                               ana
                         Next                                                                                                                  an
                                            Sub assembly
                        process                                              Bonding
                                                                            Composite


                                                                                                      Machining and
                                              Major                                                     Forming
Follow up               Variasi              Assembly                            Surface
                                                                                treatment



                                        Production Control [monitoring, moving, reporting progress & follow up]
25




                 Gambar 2.2 Diagram alur proses bisnis utama




   Dari Gambar 2.2. diatas bisa dilihat bahwa jika mendapat order,
   Direktorat Aerostructure langsung melakukan perencanaan produksi parts
   yang antara mencakup drawing, material, NCOD, cutter, tool and jigs,
   routing dan perencanaan relevan lainnya yang berkaitan dengan
   pemenuhan terhadap order tersebut.

      Setelah semua perencanaan lengkap, maka proses selanjutnya yaitu
proses manufacturing parts & components. Proses pengerjaan ini bisa melalui
proses machining, forming, dan bonding & composite. Proses dan sistem
manufacturing parts & components di Direktorat Aerostructure bisa dilihat
pada Gambar 2.3 dibawah ini




      Gambar 2.3 Closed Up Manufacturing Parts & Component
26




K. Manajemen Sumber Daya Manusia di Direktorat Aerostructure
1.   Penerpan Sistem Penilaian Kinerja di Direktorat Aerostructure
            Untuk mempertahankan kinerja dan menjaga kualitas Sumber Daya
     Manusia yang berada di lingkungan PT. Dirgantara Indonesia (DI) khususnya
     pada Divisi Aerostructure (AE), pihak Manajemen SDM melakukan sistem
     penilaian kinerja guna mencapai tujuan organisasi. Saat ini, jumlah karyawan
     yang berada di lingkungan PT. DI baik yang berstatus karyawan tetap maupun
     kontrak berjumlah ± 3.200 pegawai dari yang semulanya berjumlah 16.000
     pegawai (akhir era ‘90an).

     a. Kriteria Penilaian Personil

            Dalam melakukan penilaian terhadapat kinerja karyawan, PT. DI
     menerapkan sistem penilaian kinerja yang di dalamnya memuat 10 kriteria
     penilaian, yaitu:
     1) Absensi dan datang / pulang ke / dari kantor tidak tepat pada waktunya
     2) Kemauan bekerja dan semangat pengabdian
     3) Prestasi kerja

     4) Tanggung jawab

     5) Ketabahan (kesanggupan mengatasi masalah dalam usaha penyelesaian
        tugas)

     6) Prakarsa

     7) Kemampuan bekerja secara efektif bersama orang lain
27




8) Kelakukan / kebribadian

9) Kejujuran, dan

10) Kapasitas kerja dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan potensi untuk
   mengembangkan diri.

       Dari 10 kriteria di atas, masing-masing kriteria memiliki bobot
penilaian berkisar antara 0 sampai dengan 100 dengan penilaian bersifat
kualitatif. Dalam melakukan proses penilaian kinerja karyawan, Departemen
Manajemen SDM memberikan wewenang penuh kepada masing-masing
manager yang berkoordinasi dengan supervisor untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja karyawan yang dipimpinnya. Kriteria dari seorang karyawan
yang memiliki predikat dengan kinerja baik adalah karyawan yang memiliki
nilai berkisar antara 55 sampai dengan 100 atau yang memiliki skor total (dari
10 kriteria penilaian) minimal 550. Apabila seorang karyawan yang berstatus
kontrak memperoleh nilai yang berkisar antara 55 s/d 95, maka karyawan
tersebut akan mendapatkan rekomendasi untuk Diperpanjang. Sedangkan
seorang karyawan yang memperoleh nilai ≥ 95, maka karyawan tersebut
secara otomatis Diperpanjang dan mendapatkan rekomendasi untuk kenaikan
pangkat (promosi).

       Untuk karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap, proses
penilaian kinerja dapat dikatakan tidak berjalan secara efektif. Hal itu mulai
terjadi sejak PT. DI mengalamai kemunduran yang disebabkan oleh besarnya
hutang yang ditanggung pihak perusahaan. Mulai saat itu, motivasi kerja
karyawan mulai berkurang, banyak karyawan yang diberhentikan atau pergi
meninggalkan PT. DI.

b. Hasil Kerja dan Produktivitas

       Dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, aspek penilaian hasil
kerja dan produktivitas juga merupakan salah satu aspek yang penting selain
daripada aspek 10 kriteria penilaian di atas. Penilaian hasil kerja dan
28




     produktivitas didasari kepada uraian pekerjaan (job description). Berikut ini
     adalah uraian pekerjaan untuk karyawan kontrak pada Departemen
     Manufacturing Development Machining & Forming yang tertera pada Tabel
     2.1 di bawah ini.

                            Tabel 2.1 Uraian Pekerjaan

No      Uraian pekerjaan                   Pengetahuan/kemampuan
1       Mengumpulkan,        menyiapkan − Memahami mekanisme proses
        dan     memproses        data-data    machining/forming.
        spesifikasi dan safety yang − Memahami                       persyaratan
        diperlukan      untuk       proses    spesifikasi material metal yang
        produksi dan ispeksi pada proses      digunakan.
        machining & forming.                − Memahami MSDS setiap bahan
                                              dan           safety        proses
                                              machining/forming.
2       Menumpulkan, menyiapkan dan − Memahami                       persyaratan
        memproses data-data material          spesifikasi dan technical material
        dan dimensi terhadap fasilitas        dan proses yang digunakan untuk
        dan metoda inspeksi yang ada.         proses machining/forming.
                                            − Memahami aliran proses dan
                                              persyaratannya.
3       Mengumpulkan,        menyiapkan − Memahami                           dan
        dan memproses data-data untuk         mengimplementasi           metoda
        kebutuhan evaluasi kesesuaian         improvement                 proses
        antara aktual proses produksi /       machining/forming.
        inspeksi terhadap spesifikasi − Memahami arti kerjasama dengan
        produksi     dan      persyaratan     fungsi terkait.
        drawing.
4       Mengumpulkan,        menyiapkan − Memahami                           dan
        dan     memproses        data-data    mengimplementasi           metoda
        kegagalan     proses     terhadap     improvement seperti statistic
        spesifikasi     produksi       dan    untuk penyajian dan pengolahan
        requirement               drawing     data.
        dihubungkan dengan material / − Memahami relasi cause and effect
        metoda / fasilitas produksi /         untuk mengungkap sumber variasi
        inspeksi yang ada.                    kualitas proses.
5       Membantu             pelaksanaan − Mampu menyiapkan test plan
        percobaan / kualifikasi proses        untuk eksperimen kualifikasi
        machining/forming           sesuai    proses          machining/forming
        persyaratan spesifikasi produksi.     berdasarkan persyaratan drawing.
6       Membuat        laporan       hasil − Mampu membuat technical report
        percobaan / kualifikasi yang − Mampu bekerja secara team.
29




       telah dilakukan.
7      Mengikuti     pelatihan  untuk       − Mampu dan bersedia untuk
       meningkatkan        kemampuan,         mengikuti    pelatihan    proses
       keterampilan dan menambbah             machining/forming dan pelatihan
       wawasan.                               relevan dengan proses produksi
                                              terkait.
8      Menghitung kebutuhan raw             − Mampu memnghitung kebutuhan
       material dan consumable yang           material untuk improvement
       diperlukan      untuk  proses          proses machining/forming.
       produksi / inspeksi




    c. Evaluasi
          Setelah dilakukan proses penilaian, langkah selanjutnya yang dilakukan
    pihak Manajemen SDM adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan
    yang mana data tersebut diperoleh dari manager masing-masing departemen.
          Dari hasil evaluasi tersebut, predikat penilaian terbagi menjadi dua
    kategori, yaitu kategori kompeten dan kategori kurang kompeten. Bagi
    karyawan yang mendapatkan predikat kompeten, karyawan tersebut akan
    mendapatkan perpanjangan kontrak atau bahkan promosi jabatan. Sedang bagi
    karyawan yang termasuk kedalam kategori kurang kompeten, maka pihak
    Manajemen SDM akan mengirim karyawan tersebut kepada pihak Diklat
    untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut.
    Pelatihan tersebut terbagi ke dalam tiga kategori yaitu:
    1) Training kebutuhan customer
    2) Training sesuai plan training
    3) Training penyegaran (refreshing training)
30




                                  BAB III
                          LANDASAN TEORI


     Proses manufakturing di Aerostructure khususnya pada bagian machining
secara sederhana digambarkan sebagai berikut:




                Gambar 3.1 Bagan Alur Proses Manufakturing
31




     Pada Gambar 3.1. di atas, adalah gambaran secara sederhana dalam proses
manufakturing, terdiri dari input, proses dan output. Input berupa material,
process sheet yang berisi tahapan seluruh operasi mulai dari pengambilam
material hingga proteksi dam marking. Proses terdiri dari operasi yang merupakan
kombinasi dari 4M, E (man, material, method, machine dan environment
workplace).

     Di dalam proses pembuatan suatu part pesawat terbang, khususnya di
machining shop memerlukan elemen yang lebih detail dan penting agar proses
transformasi nilai tambah dapat berlangsung. Adapun elemen penting antara lain
yaitu: mesin, operator, material, drawing, NC program (NCOD), cutting tools
(alat potong), fixture (pencekam), measuring tools (alat ukur), process sheet
(lembar kerja), common tools (alat bantu), SOP (Standar Operasional Prosedur),
safety tools (alat pelindung), common media (microsoft access) yang
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Adapun deskripsi fungsi setiap
elemen secara detail disajikan pada paragraph berikut:

                                         29




              Gambar 3.2 Elemen-elemen dasar Machining Shop
32




A. Mesin (Machine)
     Dewasa ini penggunaan mesin hampir terdapat di segala bidang. Dari
bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat pemesinan. Dari
penggunaan suatu mesin telah dihasilkan berbagai hasil penelitian yang
bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari oleh masyarakat banyak.
     Sebuah mesin mampu menghasilkan output dengan kuantitas dan kualitas
yang tinggi. Suatu perusahaan terutama perusahaan manufaktur, penggunaan
mesin mutlak diperlukan jika ingin bersaing secara kompetitif dengan perusahaan
lain, permintaan pasar yang terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat mengharuskan para produsen
memproduksi barang dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan
permintaan.
     Dalam memenuhi tuntutan akan kualitas, perusahaan harus mampu
memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dan ongkos produksi yang
rendah, tuntutan ini hanya bisa dijawab jika perusahaan menggunakan mesin
dalam proses produksi, karena selain mesin mampu memproduksi barang dengan
jumlah yang banyak, mesin juga mampu mengurangi ongkos produksi jika
dibandingkan dengan proses produksi yang menggunakan tenaga manusia. Dan
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, maka muncullah mesin yang
berbasis kontrol komputer atau Computer Numerically Controlled (CNC). CNC
singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin yang
dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang mampu
membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut
akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda
kerja yang akan dibuat.
     Secara umum cara kerja mesin CNC tidak berbeda dengan mesin
konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan
operator dalam mesin konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau
33




mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan
dan gerakan kembali ke posisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan
pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan
kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian
pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran
poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.
     Mesin CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat membuat
benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang diarahkan secara
numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC dapat diubah
melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat
ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena
penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya. Ballscrew bekerja
seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran/spelling namun dapat bergerak
dengan lancar.
     Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas
berlubang sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol.
Setelah tahun 1950, ditemukan metode baru mentransfer data dengan
menggunakan kabel RS232, floppy disks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan
Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui internet.
Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga
manusia menjadi mesin-mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin
CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam
jumlah yang banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin
yang presisi dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan
oleh seorang operator mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya
memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan konsumen untuk membuat
komponen dalam jumlah banyak dengan waktu singkat, dengan kualitas sama
baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan mesin manual. Apalagi bila
bentuk benda kerja yang dipesan lebih rumit, tidak dapat diselesaikan dalam
34




waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya akan menjadi mahal, hingga
sulit bersaing dengan harga di pasaran.
     Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,
berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak,
akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin CNC (Computer Numerlcally
Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman yang
dilakukan dan dikendalikan melalui komputer khusus. Mesin CNC dapat bekerja
secara otomatis atau semi otomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui
komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat benda
kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja
tersebut dieksikusi atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut
di cek berulang-ualang agar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk
benda kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC.
     Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada mesin
atau bila tidak ada fasilitas cheking melalui monitor (seperti pada CNC TU
EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan
pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti rencana, baru
kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
a. Dari segi pemanfaatannya, mesin CNC dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
    1) Mesin CNC Training Unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
        pendidikan, dosen dan training.

    2) Mesin CNC Produktion Unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan
        untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagai
        mana mestinya.

b. Berdasarkan gerakan sumbu koordinat, mesin CNC dapat dibagi menjadi
  beberapa jenis, diantaranya adalah:
   1) Mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 axis atau mesin yang memiliki
       gerakan sumbu utama ke arah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
       dengan mesin milling CNC.
35




   2) Mesin CNC 4A, yaitu mesin 4 axis, proses pemesinan dengan mesin CNC
       yang memiliki 4 arah gerak (axis), yakni arah X, Y, Z, dan B.
   3) Mesin CNC 5A, yaitu mesin CNC 5 axis, proses pemesinan dengan mesin
       CNC yang memiliki 5 arah gerak (axis), yakni arah X, Y, Z, A, dan B.
   4) Mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
       pekerjaan bubut dan milling sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
       peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
       pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan.

c. Prinsip dasar dari milling
      Yaitu proses pemotongan benda kerja yang diam dengan meja yang
bergerak menuju alat potong yang berputar. Fungsi dari mesin ini sama seperti
mesin milling pada umumnya, yaitu menghasilkan benda kerja dengan permukaan
yang rata atau bentuk-bentuk lain yang spesifik (profil, radius, silindris, dan lain-
lain) dengan ukuran dan kualitas tertentu.




Berdasarkan posisi spindle utama, mesin milling terbagi menjadi dua, antara lain:
   1) Mesin milling vertikal

   2) Mesin milling horizontal

Ada beberapa mesin yang digunakan di PT. DI sesuai dengan kegunaan dan
bentuk yaitu :
   1) Mesin FMS (flexibel mat system)
   2) Machining Center
   3) General (mesin biasa)
Berdasarkan tipe mesin dibagi menjadi beberapa tipe :
   1) Tipe plano yaitu material yang bekerja untuk material lebar tetapi ringan
   2) Tipe gantry yaitu spindle yang bekerja untuk material mempunyai profil
       kaku.
Berdasarkan gerakan mesin dibagi menjadi beberapa gerakan :
36




   1) 3 axis yaitu variabel X, Y, Z (simultan)
   2) 4 axis yaitu variabel X,Y,Z,B

   3) 5 axis yaitu variabel X,Y,Z,A,B/C




Berdasarkan spindle axis dibagi menjadi dua, yaitu :

       a) Horizontal mempunyai fungsi tersendiri yaitu untuk material yang
           mempunyai profil flexibilitas tinggi, mempunyai gerakan 4 axis dan 5
           axis.




              Gambar 3.3 Contoh Mesin CNC Horizontal Milling

       b) Vertikal mempunyai fungsi tersendiri yaitu untuk material berat dalam
           proses pengerjaannya, mempunyai gerakan 3 axis dan 5 axis.
37




                Gambar 3.4 Contoh Mesin CNC Vertical Milling




Berdasarkan kecepatan pemotongan (Cutting speed) dibagi menjadi dua bagian :
(1) Heavy cutting (150 - 9000 rpm) untuk pemakanan besar
(2) Light cutting (150 - 30000 rpm) untuk pemakanan tipis




d. Komponen-komponen mesin

1) Meja mesin

     Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan sumbu
Y. Untuk masing-masing sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor
penggerak, ball screw plus bearing dan guide way slider untuk akurasi
pergerakannya. Untuk pelumasannya, beberapa mesin menggunakan minyak oli
dengan jenis dan merk tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease.
38




Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga kehalusan pergerakan meja, dan
menghindari kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider. Untuk itu
pemberian pelumas setiap hari wajib dilakukan kecuali mesin tidak digunakan.
Meja ini bisa digerakkan secara manual dengan menggunakan handle eretan.




                           Gambar 3.5 Meja Mesin


2) Spindle mesin
     Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah cutter.
Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z.
Spindle inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh transmisi berupa
belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa digerakkan
oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk spindle ini biasanya ditangani
oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter dengan batuan
udara bertekanan.




                         Gambar 3.6 Spindle Machine
39




3) Magazine Tool
        Satu program NC biasanya menggunakan lebih dari satu tool/cutter dalam
satu operasi permesinan. Pertukaran cutter yang satu dengan yang lainnya
dilakukan secara otomatis melalui perintah yang tertera pada program. Oleh
karena itu harus ada tempat khusus untuk menyimpan tool-tool yang akan
digunakan selama proses permesinan.
        Magazine Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang akan
digunakan dalam satu operasi permesinan. Magazine tersebut memiliki banyak
slot untuk banyak tool, antara 8 sampai 24 slot tergantung jenis mesin CNC yang
digunakan.




                          Gambar 3.7 Magazine Tool
4) Monitor
        Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data
mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan lain-
lain.
40




                             Gambar 3.8 Monitor
5) Panel Control
     Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada
bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah khusus
pada mesin, seperti memutar spindle, menggerakkan meja, mengubah setting
parameter, dan lain-lain. Masing-masing tombol ini harus diketahui dan dipahami
betul oleh seorang CNC Setter.




                          Gambar 3.9 Panel Control


6) Coolant house
     Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk cutter dan
benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu air coolant dan udara
bertekanan, melalui selang yang dipasang pada blok spindle.
41




                         Gambar 3.10 Coolant House


B. Operator (Mekanik)
     Operator adalah salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah
industri manufaktur. Fungsi utama dari operator adalah mengoperasikan mesin-
mesin yang digunakan dalam sebuah proses produksi.
     Secara umum, industri-industri di seluruh dunia mempekerjakan lelaki
sebagai operator mesin, bukan wanita. Hal ini dikarenakan sifat dasar yang
dimiliki oleh kaum laki-laki yaitu sifat penasaran atau berjiwa explore dalam
mengambil suatu tindakan/keputusan. Kemudian dalam penerimaan operator,
pihak industri juga akan mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan untuk
operator ini, terdapat beberapa hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh
operator, yaitu harus memiliki skill dan harus memiliki kemampuan untuk
menganalisa. Kedua aspek tersebut menjadi point utama yang harus dimiliki oleh
operator agar mendapatkan hasil yang sesuai.
     Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat aspek-aspek utama
yang diperhatikan dalam penerimaan operator, antara lain:
1. Knowledge dan logic (wawasan), wawasan yang dimiliki oleh lelaki biasanya
  jauh lebih luas, biasanya lelaki memiliki rasa ingin tau yang jauh lebih tinggi
  dibandingkan wanita.
42




2. Know How (nalar), selain wawasan, lelakipun memiliki sifat dengan nalar yang
     cukup baik. Karena lelaki dilahirkan dengan sifat visual, yaitu dapat dengan
     baik melihat dan menganalisa suatu permasalahan.
3. Skill (kemampuan), dari segi kemampuan jelas bahwa laki-laki ditakdirkan
     berada diatas kemampuan kaum wanita, meskipun sekarang sudah tidak sedikit
     wanita yang menjalani profesi kaum laki-laki, tapi tetap saja kemampuannya
     tidak bisa disamakan.
4. Feeling (daya perasa), daya perasa yang dimiliki oleh laki-laki cukup tinggi,
     karena biasanya laki-laki belajar dari pengalaman. Sehingga feeling laki-laki
     makin lama makin terasah.


C. Bahan Baku (Material)
       Pengertian secara umum mengenai bahan baku merupakan bahan mentah
yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat
diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain.
       Setelah mengetahui pengertian bahan baku secara umum, maka terdapat
pula pengertian bahan baku maupun bahan mentah menurut pendapat para ahli
beserta pembagiannya.
       Pengertian dari bahan baku menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan
yang membentuk bagian integral produk jadi. Sedangkan bahan baku yang di
peroleh dapat berasal dari pembelian lokal, pembelian import, atau bisa juga
berasal dari pengolahan sendiri.
      Secara umum hanya beberapa jenis material saja yang digunakan di PT.
Dirgantara Indonesia, yaitu:
1.    Alumunium alloy
2.    Titanium alloy
3.    Steel.
       Di bagian machining ini akan dibahas mengenai material alumunium. Pada
machining shop khususnya pada bagian mesin CNC, material yang biasa
digunakan yaitu berupa plate alumunium atau lembaran-lembaran alumunium
dengan     ketebalan   dan     ukuran   yang   berbeda-beda   disesuaikan   dengan
43




kebutuhannya. Jenis material      yang digunakan untuk pembuatan part Fitting
adalah alloy alumunium, dengan kode LN9073-L-3710-T7351. Alumunium
dipilih menjadi komponen pesawat karena alumunium memiliki banyak
keunggulan, diantaranya: ringan, tidak berkarat, dan kekerasannya pun bisa diatur.
Keterangan:
1.   Sheet mempunyai ketebalan 0,6 mm sampai dengan 5 mm
2.   Plate mempunyai ketebalan 5 mm sampai dengan 25 mm
3.   Blok mempunyai ketebalan 25 mm keatas


D. Gambar dan Spesifikasi (Drawing and Specification)
      Gambar adalah dasar dalam menentukan konstruksi dan untuk mengukur
dimensi dan toleransi. Penaksiran yang akurat membutuhkan pemeriksaan
menyeluruh pada gambar. Semua referensi harus dibaca dengan seksama dan
semua rincian serta gambar harus diperiksa. Bila ada inkonsistensi antara gambar
umum dan rincian, maka rincian harus diikuti kecuali rincian tersebut jelas salah.
Bila ada inkonsistensi antara gambar dan spesifikasi, spesifikasi harus diikuti.
           Seorang estimator harus mempelajari spesifikasi yang ada lalu
mempersiapkan perkiraan kuantitas. Estimator harus benar-benar mengetahui
spesifikasi yang digunakan. Jika estimator membuat catatan saat membaca
spesifikasi, catatan ini akan dapat membantu ketika gambar-gambar diperiksa.
Dalam catatan, estimator harus mendata item-item pekerjaan Catatan ini juga
harus berisi pengingat yang digunakan selama pemeriksaan gambar. Sebuah daftar
kegiatan dan materi yang dijelaskan atau disebutkan dalam spesifikasi akan sangat
membantu dalam perkiraan kuantitas.




E. NC Program (NCOD)
44




      Numerical Control Operators Document NCOD merupakan buku saku
operator dimana merupakan suatu bentuk dokumen agar operator dapat
melakukan set-up mesin dengan baik yang sesuai dengan prosedur.
NC Program merupakan program yang dibuat oleh seorang programmer mengenai
langkah-langkah cara pengerjaan part yang akan dibuat. Isi dari NCOD yaitu:
1. Lembar pertama dari NCOD, merupakan lembar mengenai jenis fixture yang
   akan digunakan .
2. Lembar kedua berisi mengenai riwayat dari NCOD sendiri (pernah terjadi
   perubahan revisi atau belum), lama proses pengerjaan (run time)
3. Lembar ketiga berisi mengenai tooling hole (TH) dan hold down (HD).
4. Lembar keempat dan kelima berisi mengenai set up benda kerja pada fixture.
5. Lembar keenam sampai sepuluh berisi mengenai Machining Operation
   (operasi pemesinan).
6. Lembar kesebelas berisi mengenai Cutter List atau pemotong apa saja yang
   dipakai.


F. Alat Potong (Cutting Tools)
      Cutting tool adalah alat yang digunakan untuk memotong benda kerja atau
dinamakan juga cutter (pemotong). Cutting tool material dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Tool steel
      Tool steel merupakan karbon steel dengan kandungan karbon 0.9-1.3 %
karbon. Baja ini memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik serta adequate
toughness yang cukup baik pula sehingga material ini dapat digunakan sebagai
alat untuk proses pemotongan. Material ini memiliki unsur paduan berupa Cr, W,
Mo. Paduan ini berfungsi sebagai peningkat kekerasan dan ketahanan aus dari
tool steel. Namun material ini akan mengalami penurunan kekerasan pada
temperature 300-650 F.



2. High- speed steel (HSS)
45




      High speed steel diproduksi dengan jaran wrought, cast, dan powder
metallurgy.HSS memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada tool steel pada
temperature tinggi hingga 1100 F. paduan utama dari HSS adalah W, Mo, Co,V,
C. Paduan ini berfungsi meningkatkan hot hardness dan wear resistance dengan
membentuk solid solution dengan matrik Fe. Kekuatan utama dari HSS adalah:
a.   Graat toughness-superior transverse rupture strength
b.   Easily fabricated
c.   Baik digunakan untuk geometri yang complex.

3. TiN coated HSS
      Material Ini merupakan HSS yang dicoating dengan TiN yang dilakukan
dengan cara PVD. Coated HSS memiliki kerja yang hampir sama dengan coated
carbide dalam kecepatan potongnya.

4. Cast cobalt alloy
      Material ini juga dikenal sebagai stellite tools. Pada material ini komposisi
utamanya berupa Cobalt. Pada material ini kekerasan material ini pada suhu
tinggi jauh lebih baik dari pada HSS sehingga kecepatan potongnya 25% lebih
tinggi dibandingkan HSS. Material ini memiliki paduan Cr dan W sebagai solid
solution dan dispersion hardened oleh refractory carbide dari W dan Cr. Elemen
lain yang ditambahkan adalah V, B, Ni dan Ta. Proses pembuatannya dilakukan
dengan casting dan finishing dengan proses grinda.

5. Sintered carbide
Carbide cutting tool dibagi menjadi 2 jenis:
a.   Straight tungsten grade, digunakan untuk proses permesinan cast iron,
     austeniticsteinless steel, dan non ferrous or metallic material.2.
b.   Grade dengan komposisi utama Ti, Ta, dan atau Colombium carbide yang
     digunakan untuk permesinan benda ferritic. Pada titanium carbide digunakan
     untuk finishing dan semi finishing ferrous alloy. Proses pembuatan material
     ini dilakukan dengan jalan Powder metallurgy. Kelebihan utama dari
     material ini yaitu memilki hot hardness yang baik, stabilitas kimia dan
46




    stiffness yang tinggi dan low friction sehingga dapat digunakan untuk
    permesinan dengan kecepatan tinggi.

6. Coated sintered carbide
       Material ini memiliki coating yang bertujuan untuk meningkatkan tool life
dari material hingga 200-300% dan memiliki ketahanan abrasi yang lebih baik.
Proses coating biasa dilakukan dengan menggunakan proses CVD dengan
material coating berupa TiC,TiN, atau Aluminum oxide.

7. Ceramics
       Material yang digunakan untuk cutting tools berupa pure alumina atau
alumina dengan metallic binder yang dibuat dengan jalan powder Metallurgy.
Proses kompaksi yang dilakukan dengan tekanan 267-386 MPa dan disinter pada
suhu 1800 F. Material ini dapat dioperasikan pada permesinan dengan kecepatan
potong 2 sampai 3 kali kecepatan potong dengan sintered carbide.

8. Cermets
       Cermets merupakan new class material yang sangat cocok digunakan buat
finishing. Cermet merupakan ceramic TiC, Nikel, Cobalt, Dan Tantalum Nitride
dan carbide lainnya yang digunakan sebagai binder. Material ini memiliki
ketahanan aus yang sangat tinggi, hot hardness yang baik, longer tool life, dan
dapat dioperasikan pada permesinan dengan kecepatan yang tinggi dari pada
cemented carbide. Kelemahan yang dimiliki cermet dibandingkan sintered carbide
adalah less toughness, lower thermal conductivity, and greater thermal expansion
sehingga dapat terjadi retak pada saat permesinan. Namun beberapa cermets
sekarang ini telah diproduksi dengan thermal shock resistance yang tinggi. Salah
satu caranya adalah dengan cara menambahkan coating yang dilakukan dengan
PVD.

9. Diamonds
       Diamond merupakan material yang terkeras yang pernah ada saat ini. Di
industri diamond polikristal digunakan untuk melakukan permesinan pada
47




Aluminum, bronze,dan plastic. Diamond memiliki ketahan panas yang lebih baik
jika dibandingkan dengan carbide.

10. Polycubic boron nitride (PCBN)
      PCB N banyak digunakan dalam dunia otomotif yang digunakan
untuk permesinan hardened steel dan superalloy serta juga dapat digunakan
untuk machining hard aerospace material seperti Inconel 718 dan René 95.
Material ini digunakan dengan disatukan dengan material pemotong lain seperti
karbida sama halnya dengan Policristal diamond.

Jenis cutting tools yang dipakai untuk pembuatan part Fitting ini dapat dilihat
pada tabel 3.1. berikut :

      Tabel 3.1 Cutting Tools yang digunakan dalam pembuatan part Fitting

           TOOL NO                      LIST CUTTER

                  1                   SLOT DRILL Ф32R4

                  2                   BALL NOSE Ф16R8

                  3                    BALL NOSE Ф4r2

                  4                   CENTER DRILL ф4

                  5                   TWIST DRILL ф14.0

                  6                   SLOT DRILL Ф20R0



G. Pencekam (Fixture)

        Fixture merupakan salah satu komponen dari mesin CNC yang berfungsi
sebagai pencekam material, sehingga material yang pada saat diproses berada
kokoh ditempatnya tidak bergerak. Selain sebagai pencekam, fixture pun memiliki
fungsi sebagai peredam getaran yang dihasilkan oleh mesin. Terdapat dua jenis
fixture, yaitu:
48




1. Individual

      Fixture ini di design hanya untuk saju jenis benda kerja, tidak dapat
digunakan untuk mengerjakan benda dengan bentuk yang lain.
2. Standar (Universal)
      Fixture ini dapat digunakan untuk mencekam berbagai jenis benda, tidak
hanya terfokus pada pengerjaan satu jenis benda saja. Fixture ini bersifat fleksible,
atau dapat disesuaikan dengan benda kerja yang akan dibuat.
      Terdapat banyak jenis fixture, akan tetapi yang dibahas dilaporan ini adalah
fixture yang digunakan di PT. Dirgantara Indonesia. Fixture yang digunakan
dalam pembuatan part jenis Fitting adalah jenis Standar tipe NTS2-0126.


H. Alat Ukur (Measuring Tools)
      Mengukur adalah membandingkan dimensi benda kerja terhadap alat ukur.
Mengukur     disebut juga membandingkan suatu bentuk dimensi benda kerja
terhadap alat pemeriksa.
      Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan
dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan
spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang
bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang
mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan
benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran.

1. Alat ukur akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya :

    a. Dimensi benda yang akan diukur

    b. Kondisi (fisik) benda yang akan diukur

    c. Posisi benda yang akan diukur

    d. Tingkat ketelitian yang direncanakan
49




    e. Efesien




     Dalam praktiknya pengukuran dapat diklasifikasikan antara lain ; Panjang,
Lebar, Ketebalan, Sudut, Kerataan.

2. Alat ukur yang digunakan di industri biasanya menggunakan beberapa jenis
  alat ukur, seperti:
  a. Mistar baja
  b. Jangka sorong
  c. Mikrometer sekrup

     Ke tiga jenis alat ukur diatas termasuk pada pengukuran langsung. Dimana
hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat
ukur tersebut hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang
akan diukur.

3. Alat-alat ukur yang biasa dipakai yang mempunyai ketelitian cukup tinggi
  antara lain :

  a. Jangka sorong ketelitian 0,05 mm
  b. Jangka sorong ketelitian 0,02 mm
  c. Mikro meter ketelitian 0,01 mm
  d. Mikro meter ketelitian 0,001 mm

I. Lembar Kerja (Process Sheet)
     Pengertian dari Process sheet adalah lembaran-lembaran kerja yang
didalamnya berisi tentang tahapan-tahapan pengerjaan suatu produk secara
berurutan dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau bisa juga disebut suatu
dokumen tertentu yang menyertai suatu raw material dari awal datang sampai
jadi. Process sheet atau lembar kerja merupakan dokumen yang berisikan
informasi tentang pengerjaan suatu part number yang dibuat oleh time planner
yang selanjutnya diproses oleh operator mesin. Spesifikasi dari Process sheet
50




adalah jenis material, waktu pengerjaan, revision records, spesifikasi part &
traceability serta operasi & inspeksi.
      Process Sheet ini diperuntukkan sebagai panduan proses, baik ketika tahap
pengerjaan awal, proses machining, maupun sampai finishing yang harus selalu
ada menyertai suatu material dari awal pengerjaan sampai akhir. Dari setiap
pengerjaan yang telah dilakukan oleh operator selalu ada inspeksi, tujuan dari
dilakukakannya inspeksi adalah untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh operator sesuai dengan perintah yang ada di process sheet,
sehingga mutu produk yang dihasilkan dapat terjaga

J. Alat Bantu (Common Tools)

      Dalam pengerjaan suatu benda yang menggunakan mesin, pasti akan ada
yang namannya alat bantu. Tujuan utama dibuatnya alat bantu ini adalah agar
proses pembuatan suatu benda lebih mudah. Alat bantu saling berkoordinasi
antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan.

Dalam mesin CNC terdapat beberapa alat bantu yang digunakan, diantaranya:

1. Kunci Elen (L)

      Kunci Elen atau yang sering disebut dengan nama kunci L adalah adalah
salah satu kunci yang sering dipergunakan di dunia industri, sebutan kunci ini
diambil karena bentuknya yang menyerupai huruf L dalam huruf alphabet. Pada
proses pemesinan ini kunci L biasanya digunakan untuk membuka dan mengunci
material yang akan dibuat menjadi part pada fixture.

2. Crame

      Alat untuk mengangkat benda kerja yang memiliki beban cukup berat.
3. Breaksharp
      Breaksharp mempunyai fungsi untuk memberi tanda berupa garis pada
benda kerja yang akan diproses.

4. Lap
51




     Meskipun fungsinya tidak terlalu penting pada proses pemesinan, tapi lap
merupakan alat bantu yang mesti tersedia. Manfaat utama dari lap ini adalah untuk
mengeringkan part yang telah selesai dibuat dari cairan coolent.

5. Sikat

     Sama halnya dengan lap, sikat merupakan alat bantu yang tidak terlalu
penting, fungsi dari sikat itu sendiri adalah untuk memberihkan meja mesin dan
fixture dari sisa-sisa gram yang dihasilkan pada saat proses pengerjaan suatu part.

6. Penyangga

     Penyangga adalah alat bantu yang memiliki banyak manfaat dalam proses
pemesinan. Fungsi utama dari penyangga adalah sebagai bahan penambah tinggi
pada saat pemasangan material pada fixture. Material yang akan diproses tidak
boleh bergesekan dengan meja mesin, oleh karena itu material yang akan diproses
diposisikan berada diatas meja. Karena tidak semua material ringan, maka pada
saat pemasangan material pada fixture diperlukannya penyangga. Agar pada saat
penguncian, posisi lubang pada material dengan posisi lubang pada fixture center.




K. Standar Operasi Prosedur (SOP)
     Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen tertulis yang
memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. SOP
memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang-
ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi, untuk itu SOP juga dilengkapi
dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja (flow chart).
     SOP banyak diimplementasikan terutama di perusahaan, lembaga atau
organisasi yang memerlukan kualitas pekerjaan sehingga dapat menghasilkan
produk yang berkualitas. Selain itu SOP dapat juga digunakan sebagai standar
kualitas untuk menuju ke standar internasional (ISO).
52




      Penerapan SOP ini akan membantu perusahaan untuk mempertahankan
kualitas control dan kualitas proses sehingga membawa perusahaan untuk tetap
bertahan di persaingan dunia bisnis.
      Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang dari SOP. Dari setiap teori telah
dikemukakan, diketahui bahwa tujuan dari SOP adalah untuk memudahkan dan
menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya dan untuk lebih
memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya




      Adapun tujuan-tujuan dari Standard Operating Procedure antara lain
sebagai berikut :
1. Agar pekerja dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur
   kerja.
2. Agar pekerja dapat mengetahui dengan jelas peran dan posisi mereka dalam
   perusahaan.
3. Memberikan keterangan atau kejelasan tentang alur proses kerja, tanggung
   jawab, dan staff terkait dalam proses tersebut.
4. Memberikan keterangan tentang dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam
   suatu proses kerja.
5. Mempermudah perusahaan dalam mengetahui terjadinya efisiensi proses dalam
   suatu prosedur kerja.

      Jika SOP dijalankan dengan benar maka perusahaan akan mendapat banyak
manfaat dari penerapan SOP tersebut, adapun manfaat dari SOP adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan penjelasan tentang prosedur kegiatan secara detail dan terinci
   dengan jelas dan sebagai dokumentasi aktifitas proses bisnis perusahaan.
2. Meminimalisasi fariasi dan kesalahan dalam suatu prosedur operasional kerja.
53




3. Memepermudah dan menghemat waktu dan tenaga dalam program training
   karyawan.
4. Menyamaratakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak.
5. Membantu dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap setiap proses
   operasional dalam perusahaan.
6. Membantu mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat suatu perubahan
   kebijakan.
7. Mempertahankan kualitas perusahaan melalui konsistensi kerja karena
   perusahaan telah memilki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur secara
   sistematis.




L. Alat Pelindung (Safety Tools)
      Safety Tool atau yang sering disebut alat pelindung adalah kelengkapan
yang wajib digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja dilapangan dengan
tujuan untuk meminimalisir resiko kecelakaan dalam bekerja. Safety Tools telah
masuk ke dalam prosedur kerja, apabila ada pekerja yang tidak menggunakan alat
pelindung berarti dia tidak mematuhi prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga
Kerja Republik Indonesia.

Adapun bentuk dari alat tersebut antara lain :
1. Helm Pelindung (Safety Helmet)
   Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
   secara langsung maupun tidak langsung.
2. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
   Berfungsi untuk melindungi mata, karena mata merupakan organ tubuh yang
   paling sensitif dan rapuh.
3. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
   Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising,
   sehingga suara yang dapat memekakan gendang telinga dapat diredam.
54




4. Masker (Respirator)
  Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup pada saat bekerja di tempat
  dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun).
5. Pelindung wajah (Face Shield)
  Berfungsi untuk melindungi wajah dari benturan maupun percikan benda asing
  pada saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
6. Sarung Tangan (Safety Hand)
  Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
  situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
  tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan. Akan tetapi
  biasanya sarung tangan terbuat dari bahan yang elastis tetapi kuat (missal kulit
  sapi)


7. Sepatu pelindung (Safety shoes)
  Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
  tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Seperti sepatu
  biasa, tapi dari bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan
  kuat
  Semua jenis alat pelindung yang telah di uraikan di atas digunakan sesuai
  dengan kebutuhan kita pada saat bekerja. Karena prosedur yang telah
  ditetapkan dibuat untuk keselamatan para pekerja, sesuai dengan prinsip K3L
  (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan).

M. Alat Komunikasi (Common Media)
     Command media (lembar perintah) lalu dibuat dalam bentuk Access untuk memudahkan
proses perbaikan maupun manipulasi. Keunggulan apabila command media menggunakan
Access adalah kompatibilitasnya dengan bahasa pemograman Sructured Query
Language (SQL); query dapat dilihat dan disunting sebagai statemen-statemen
SQL, dan statemen SQL dapat digunakan secara langsung di dalam Macro dan
VBA Module untuk secara langsung memanipulasi tabel data dalam Access.
55




      Common media merupakan suatu media yang digunakan untuk melaporkan
berbagai macam permasalahan yang dialami oleh operator ketika bekerja dan
sebagai permintaan untuk segera diperbaiki atau diselesaikan. Dengan kata lain,
common media adalah media pelaporan tentang suatu kejadian terhadap fungsi
yang terkait. Misalnya, mesin rusak, benda kerja hilang, NC program error, dan
sebagainya. Jika terjadi hal-hal seperti itu, maka operator akan menuliskannya
pada media yang telah tersedia untuk segera memberikan laporan dan kemudian
akan segera diselesaikan oleh bidang yang bersangkutan.
      Adapun jenis common media yang ada di PT. DI adalah berupa format isian
yang terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dengan permasalahannya. Media
pelaporan tersebut adalah:
1.   Request For Maintenance (RFM), format ini digunakan ketika mesin
     mengalami kerusakan.
2.   Engineering Liaison Request (ELR), digunakan ketka ada kesalahan pada
     gambar kerja.
3.   Numerical Control Trouble Report (NCTR), digunakan ketika NC program
     error atau tidak bisa jalankan.
4.   Pick-Up Form, digunakan ketika ada permasalahan atau kerjadian apapun di
     machining shop.
5.   Manufacturing Change Request (MCR), digunakan jika terdapat ketidak
     sesuaian/kesalahan dalam proses pembuatan produk.
6.   Corrective Action Form, digunakan apabila ada koreksi terhadap seluruh
     komponen machining shop.
7.   Time Recording, dugunakan untuk menghitung waktu proses pembuatan
     suatu part/komponen.
8.   Check Sheet Start Up Machine, digunakan untuk mengecek kondisi mesin
     sebelum digunakan.
9.   Informasi Antar Shift, digunakan apabila ada permasalahan yang terjadi pada
     saat bekerja sesuai dengan shift nya.
56




                                   BAB IV
              PROSES PENGERJAAN PART FITTING


     Pada bab ini akan membahas mengenai hasil yang telah didapatkan setelah
melakukan praktek industri. Banyak ilmu yang bermanfaat telah didapatkan dan
kelak akan berguna di dunia kerja yang sesungguhnya. Selain ilmu pengetahuan
yang baru didapatkan, dapat juga mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh pada
saat perkuliahan. Ilmu yang didapatkan pada saat perkuliahan lebih banyak yang
sifatnya teoritis, sehingga pada saat prakteknya tidak terlalu mengalami kesulitan
yang berarti mengenai penerapan rumus dan pemahaman prinsip kerja mesin. Dan
yang terakhir akan membahas mengenai proses pembuatan part Fitting dari awal
datangnya material hingga selesai, penerapan mutu, serta analisis direct
machining time.

     Proses manufakturing di PT. Dirgantara Indonesia khususnya pada bagian
machining sederhananya digambarkan sebagai berikut:
57




A. Bagan Alur Proses Manufakturing



                                   Mesin Millac 6-
               Operator                  H                      Metode


                                        Proses
   Al-Alloy 3710-T7351                Pemesinan                 Part
                                                                Fitting



                                     Environment
                                     / workplace

                      Gambar 4.1 Bagan Alur Proses Manufakturing


1. Material / bahan
     Pada pembuatan part Fitting ini menggunakan material alumunium alloy
dengan spesifikasi bahan LN9073-L-3710-T7351-45X1220X3660MM dengan
                                      54
ukuran 19500 x 45000 mm. bahan ini lah yang kemudian akan di proses menjadi
komponen pesawat yang berada pada bagian sayap pesawat.




             Gambar 4.2 Material untuk pembuatan part Fitting
58




2. Environment
     Sebelum material masuk pada tahap pemesinan, material akan terlebih
dahulu melewati tahap pembuatan clamping dengan menggunakan mesin CNC V.
MILLING MACH. RAMCON 3NC. Pada tahap ini akan dilakukan proses facing
both surface to size 38 mm drill & reamer T / H dia 12H7 mm (2 plcs) drill H / D
dia 10.5 mm (2 plcs) c’bore dia 20 x 15 mm depth (4 plcs) opposite mach surface.

3. Mesin
     Mesin yang digunakan dalam pembuatan part Fitting ini adalah jenis millac
6-H, yaitu jenis mesin CNC Horizontal 4 axis, dengan spesifikasi mesin:
a. Working Capacity:

  1) Max. Longitudinal table travel (X) 820 mm

  2) Max. Vertical spindle head travel (Y) 660 mm

  3) Max. Cross spindle head travel (Z) 660 mm

  4) Rotation of table (B) 360 deg

  5) Dist. From spindle CL to table top -10 – 650 mm

  6) Dist. From table CL to spindlenose 200 – 860 mm

b. Spindle Speed

  1) Low Rage 10 – 1.800 Rpm

  2) High Rage 20 – 3.350 Rpm

c. Spindle Over Ride

  1) 60 – 120 % (10 % interval)

d. Feed Rade

  1) X – axis 5 – 3.350 mm/min

  2) Y – axis 5 – 3.350 mm/min
59




  3) Z – axis 5 – 3.350 mm/min

e. Positioning Accuracy

  1) X/Y/Z – axis 0.015/300 mm

  2. PEMASUKAN                                                      3. CUTTING
     PROGRAM                                                           TOOLS
4. Operator

     Operator adalah salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah
industri manufaktur. Fungsi utama dari operator adalah mengoperasikan mesin-
mesin yang digunakan dalam sebuah proses produksi. Dalam pembuatan part
Fitting ini hanya dikerjakan oleh seorang operator saja, operator ini menjalankan
dan MATERIAL                          MESIN
 1. mengawasi proses pembuatan part hingga terbentuk.               4. SET UP
    Al-Alloy 3710-                MILLAC 6-H                           FIXTURE
   T7351                                                               NTS2 – 0126
                                    MESIN
5. Method

     Setelah persiapan material dan proses clamping selesai maka tahap
selanjutnya adalah pembuatan part Fitting, untuk lebih jelasnya tahap ini dapat
kita lihat pada gambar 4.3 bagan alur dan proses kerja.


                                                                    5. SET UP
                                                                       MATERIAL
  6. CHEKING
                                  7. PROSES
     PROGRAM
                                     PENGERJAAN
                                     PART




                                  8. PART FITTING
                                     TERBENTUK
60




                  Gambar 4.3 Bagan Alur dan Proses Kerja

B. Langkah Kerja pembuatan Part Fitting

   1. Tahap awal pada pengerjaan part Fitting adalah pengadaan material yang
      akan dibuat dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
   2. Setelah itu tahap pemasukan program, program CNC yang akan digunakan
      ditransfer oleh programer melalui komputer khusus.
61




   3. Setelah itu tahap selanjutnya adalah pemasukan cutting tools pada mesin,
         jadi cutting tools jenis apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan
         part Fitting ini.
   4. Tahap selanjutnya adalah setup fixture, dimana fixture yang akan
         digunakan harus sesuai dengan benda kerja yang akan dibentuk.
   5.     Setelah selesai pada tahap setup fixture lalu masuk pada tahap setup benda
         kerja, benda kerja yang akan disetup pada fixture harus dipasang pada
         posisi yang tepat. Pada tahap setup benda kerja inilah benar-benar
         memakan waktu yang tidak sebentar. Karena pemasangan benda kerja
         harus sesuai dengan prosedur.
   6. Setelah persiapan selesai lalu masukan program dan penyettingan
         program, lalu cheking program, dimana program yang akan digunakan
         kembali dicek untuk memastikan bahwa program sudah benar-benar tidak
         ada masalah.
   7. Setelah semua tahap diatas selesai maka masuk pada tahap proses
         pengerjaan part.




        Langkah pengerjaan part Fitting dibagi kedalam 2 pos pengerjaan, langkah
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah:

                      Tabel 4.1 Langkah pengerjaan part Fitting
62



          Operation Description           Tool No   SL     FEED      RPM
 Instal work piece on FRCN Fitting +
 nusTD 0156. set datum position acc.lay
 out sketch 2/5.
                  POS 1
 Load tool T01 Slot drill Ф 32 R4
    - Facing Surface to ≠ 35 mm            T01      244     600      1000
    - Roughing Top of Surface              T01      244     600      1000
 Load tool T02 Ball nose Ф 16 R8
    - Finishing Top of Surface and
         Steps                             T02      212     500      1800
 Load tool T03 Ball nose Ф 4 R2
    - Finishing Joggle R2,0                T03      184     200      2250
 Reverse work piece acc.lay out sketch
 3/5 clamp and set datum position
                  POS 2
 Load tool T01 Slot drill Ф 32 R4
    - Roughing Top of Surface              T01      244     600      1000
 Load tool T02 Ball nose Ф 16 R8
    - Finishing Top of Surface             T02      212     500      1800
 Load tool T03 Ball nose Ф 4 R2
    - Finishing joggle R2,0                T03      184     200      2250
 Load tool T04 center drill Ф 4,0
    - Center drilling for prev. Hole 1x    T04      176     150      2500
 Load tool T05 Twist drill Ф 8,0
    - Drill to Ф 8,0 for prev. Hole 1x     T05      216     150      1600
 Load tool T06 Twist drill Ф 14,0
    - Drill to Ф 14,0 for prev. Hole 1x    T06      216     150      1600
 Load tool T07 Slot drill Ф 20 R0
    - Roughing and finishing perihery      T07      244     300      1600
          END OF PROGRAM




C. Komponen Mesin yang digunakan

1.   Mesin CNC Millac 6 – H
      Pada pengerjaan salah satu komponen pesawat yang berada pada bagian
sayap pesawat bernama Fitting pada proses pemesinannya menggunakan mesin
milling CNC Millac 6 – H 4-Axis. Mesin ini memiliki gerakan sumbu utama
kearah sumbu koordinat X (melintang), Y (memanjang), dan Z (atas-bawah) yang
63




mampu menggerakkan alat potong kedalam tiga arah secara relatif ke benda kerja.
Dengan mesin 4 axis ini, yang asalnya mesin yang memiliki gerakan sumbu
utama kearah sumbu koordinat X (melintang), Y (memanjang), dan Z (atas-
bawah) ditambah dengan sumbu B yaitu untuk gerak memutar. Pengerjaan mesin
ini sangat mudah disesuaikan dan dapat digunakan untuk volume proses
manufaktur yang rendah dan tinggi.




                          Gambar 4.4 Mesin Millac 6-H

Spesifikasi dari mesin ini adalah:
f. Working Capacity:

   g. Max. Longitudinal table travel (X) 820 mm

   h. Max. Vertical spindle head travel (Y) 660 mm
64




   i. Max. Cross spindle head travel (Z) 660 mm

   j. Rotation of table (B) 360 deg

   k. Dist. From spindle CL to table top -10 – 650 mm

   l. Dist. From table CL to spindlenose 200 – 860 mm

m. Spindle Speed

   a. Low Rage 10 – 1.800 Rpm

   b. High Rage 20 – 3.350 Rpm

n. Spindle Over Ride

   a. 60 – 120 % (10 % interval)

o. Feed Rade

   a. X – axis 5 – 3.350 mm/min

   b. Y – axis 5 – 3.350 mm/min

   c. Z – axis 5 – 3.350 mm/min

p. Positioning Accuracy

   a. X/Y/Z – axis 0.015/300 mm
65




2. Material Part Fitting

     Bahan yang digunakan pada part Fitting yaitu jenis Plate Alumunium alloy
dengan spesifikasi bahan LN9073-L-3710-T7351-45X1220X3660MM dengan
ukuran 19500 x 45000 mm. bahan ini lah yang kemudian akan di proses menjadi
komponen pesawat yang berada pada bagian sayap pesawat.

Keterangan:
Sheet mempunyai ketebalan 0,6 mm sampai dengan 5 mm
Plate mempunyai ketebalan 5 mm sampai dengan 25 mm
Blok mempunyai ketebalan 25 mm keatas
66




                   Gambar 4.5 Bahan Plate Alumunium




3. Fixture yang digunakan
     Terdapat banyak jenis fixture yang digunakan di PT.DI, karena setiap
fixture memiliki fungsi yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhannya.
Fixture atau (Clamping System) yang digunakan dalam pembuatan part Fitting
yaitu menggunakan fixture dengan kode NTS2 – 0126. Fixture ini merupakan
alat produksi yang digunakan untuk menempatkan, menjepit dan menyangga
67




benda kerja secara kuat yang dipasang pada meja mesin. Sehingga pada saat
proses pembuatan komponen sedang berlangsung, benda kerja kokoh pada
tempatnya. Selain berfungsi sebagai dudukan benda kerja yang akan dikerjakan,
fixture pun berfungsi sebagai peredam getaran yang dihasilkan oleh mesin.



                                                            Fixture




                              Gambar 4.6 Fixture




4. Pemilihan Cutter yang digunakan
     Pemilihan cutter yang digunakan harus sesuai dengan Cutter list yang ada
pada NCOD (Numerical Control Operators Document). Pada pengerjaan
komponen yang berbahan alumunium, cutter yang digunakan terbuat dari bahan
HSS (High speed steel ). HSS memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada
toolsteel pada temperature tinggi hingga 1100 F. paduan utama dari HSS adalah
68




W, Mo, Co,V, C. Paduan ini berfungsi meningkatkan hot hardness dan wear
resistance dengan membentuk solid solution dengan matrik Fe.

Kekuatan utama dari HSS adalah:
a. Graat toughness-superior transverse rupture strength
b. Easily fabricated
c. Baik digunakan untuk geometri yang complex




                          Gambar 4.7 Cutting Tools

Cutter List yang digunakan dalam pembuatan part Fitting dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut:
       Tabel 4.2 Cutter List yang digunakan dalam pembuatan part Fitting
             TLNO                       LIST CUTTER
                1                    SLOT DRILL Ф32R4
69




                 2                    BALL NOSE Ф16R8

                 3                     BALL NOSE Ф4r2
                                   POS Ф 1


            TLNO                        LIST CUTTER

                 1                   SLOT DRILL Ф32R4

                 2                    BALL NOSE Ф16R8

                 3                     BALL NOSE Ф4r2

                 4                    CENTER DRILL ф4

                 5                   TWIST DRILL ф14.0

                 6                   SLOT DRILL Ф20R0
                                   POS ф 2
      Pada diagram di atas terdapat dua diagram, pada diagram pertama atau POS
Ф 1 hanya menggunakan 3 list cutter, dengan perintah yang telah ditentukan baik
kecepatan maupun bagian yang akan diproses. Lalu pada POS Ф 2 adalah lanjutan
pengerjaan dari atau POS Ф 1, dengan tambahan 3 list cutter pada proses
pengerjaannya.




5. Pemasukkan Program / Perintah Kerja CNC
     Setelah proses pemilihan fixture dan cutting tools yang akan digunakan,
maka proses selanjutnya adalah pemasukan program/perintah kerja CNC.
Program yang akan digunakan dalam pembuatan part harus sesuai dengan NCOD
(Numerical Control Operators Document). Program yang akan digunakan adalah
70




program yang sebelumnya telah dibuat oleh seorang programmer, operator hanya
bertugas mengoperasikan mesin.




                      Gambar 4.8 Pemasukan Program




6. Proses Pengerjaan Part
     Setelah program dimasukkan dan kemudian dimulai, maka mesin CNC
milling millac 6-H ini akan bekerja sesuai dengan program atau perintah kerja
yang dimasukkan. Pada saat proses pembuatan part berlangsung, coolant/cairan
pendingin akan terus menyembur mengarah part dan cutting tool. Tujuannya
71




adalah agar suhu pada part yang sedang dibuat tetap stabil dan kandungan karbon
pada cutting tool tidak menghilang akbat gesekan yang menimbulkan panas.




                   Gambar 4.9 Proses Pengerjaan Part Fitting

D. Analisis Proses
Peluang untuk pengurangan waktu produksi yang potensial dimungkinkan yakni
dengan melakukan pengurangan atau improvement pada sisi direct machining
time.




POS I

1. Kecepatan Potong

    a. Proses Facing and RoughingTop of Surface menggunakan cutter Slot
        Drill Short – R4 Ø32.
72




  Diketahui: L = 14750,6983 mm

              Vf = 673,5325 mm/min

  Ditanyakan: T = .......?



  Dijawab:          T    =




                         =



                         = 21,9005 mm/min




b. Proses Finishing Top of Surface menggunakan cutter Ball Nose – R8
   Ø16.

   Diketahui: L = 67191,087 mm

              Vf = 516,6085 mm/min

   Ditanyakan: T = .......?



   Dijawab:          T   =




                         =



                         = 130,0619 mm/min
73




   c. Proses Finishing Side Joggle R2 menggunakan cutter Ball nose – R2 Ø
         4.

         Diketahui: L = 10801,7529 mm

                    Vf = 237,5379 mm/min

         Ditanyakan: T = .......?



         Dijawab:          T   =




                       =



                       = 45,4738 mm/min

    Waktu pengerjaan pada tahap pertama yang dilakukan pada POS 1 yaitu:
   197,4362 menit




POS II

2. Kecepatan Potong

   a. Proses RoughingTop of Surface menggunakan cutter Slot Drill Short –
         R4 Ø32.

      Diketahui: L = 8777,5147 mm

                    Vf = 649,7386 mm/min

      Ditanyakan: T = .......?
74




     Dijawab:        T     =




                           =



                           = 13,5093 mm/min




b. Proses Finishing Top of Surface menggunakan cutter Ball Nose – R8
     Ø16.

     Diketahui: L = 81810,7566 mm

                Vf = 509,4443 mm/min

     Ditanyakan: T = .......?



     Dijawab:          T   =




                           =



                           = 160,5882 mm/min




c.    Proses Finishing Joggle R2 menggunakan cutter Ball nose – R2 Ø 4.

     Diketahui: L = 10938,3724 mm

                Vf = 240,0840 mm/min
75




   Ditanyakan: T = .......?



   Dijawab:          T   =




                         =



                         = 45,5606 mm/min




d. Proses Center Drilling for prev hole menggunakan cutter Center Drill – Ø
   4.
   Diketahui: L = 1688,8441 mm

              Vf = 4078,3484 mm/min

   Ditanyakan: T = .......?



   Dijawab:          T   =




                         =



                         = 0,4141 mm/min



e. Proses Drill to Ø 8 for prev hole menggunakan Cutter Twist Drill – Ø 8.

   Diketahui: L = 1702,8441 mm

              Vf = 3063,2201 mm/min
76




   Ditanyakan: T = .......?



   Dijawab:          T   =




                         =



                         = 0,5559 mm/min




f. Proses Drill to Ø 14 for prev hole menggunakan cutter Twist Drill – Ø
   14.

   Diketahui: L = 1646,8441 mm

              Vf = 2890,7216 mm/min

   Ditanyakan: T = .......?



   Dijawab:          T   =




                         =



                         = 0,5697 mm/min
77




    g. Proses Roughing and Finishing Periphery menggunakan cutter Slot Drill
       – Ø 20.

       Diketahui: L = 10449,2487 mm

                    Vf = 317,6652 mm/min

       Ditanyakan: T = .......?



       Dijawab:          T   =




                             =



                             = 32,893 mm/min

    Waktu pengerjaan pada tahap kedua yang dilakukan pada POS 2 yaitu:
    254,0915 menit.

    Jadi waktu total yang dibutuhkan untuk pengerjaan par Fitting yaitu 197,4362
    + 254,0915 = 451,5277 menit. (7 jam 53 menit)




7. Proses Selesai
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)

Contenu connexe

Tendances

I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningI nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningWidhy Black Guns
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling Aswar Asdar
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGAAmrih Prayogo
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5LAZY MAGICIAN
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Abrianto Akuan
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Eko Supriyadi
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Novia Fitriany
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Tugas mata kuliah elemen mesin Baut dan Mur
Tugas mata kuliah elemen mesin Baut dan MurTugas mata kuliah elemen mesin Baut dan Mur
Tugas mata kuliah elemen mesin Baut dan MurFathur Perdana
 
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...Aan Aan
 
Hướng dẫn gia công trên Creo
Hướng dẫn gia công trên CreoHướng dẫn gia công trên Creo
Hướng dẫn gia công trên CreoCadcamcnc Học
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakasAgus Witono
 

Tendances (20)

I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningI nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
09 e02680
09 e0268009 e02680
09 e02680
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5
 
Đề tài: Thiết kế quy trình công nghệ gia công Giá Đỡ Trục, 9đ
Đề tài: Thiết kế quy trình công nghệ gia công Giá Đỡ Trục, 9đĐề tài: Thiết kế quy trình công nghệ gia công Giá Đỡ Trục, 9đ
Đề tài: Thiết kế quy trình công nghệ gia công Giá Đỡ Trục, 9đ
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
Parameter mesin bubut
Parameter mesin bubutParameter mesin bubut
Parameter mesin bubut
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)
 
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
 
Tugas mata kuliah elemen mesin Baut dan Mur
Tugas mata kuliah elemen mesin Baut dan MurTugas mata kuliah elemen mesin Baut dan Mur
Tugas mata kuliah elemen mesin Baut dan Mur
 
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
 
Hướng dẫn gia công trên Creo
Hướng dẫn gia công trên CreoHướng dẫn gia công trên Creo
Hướng dẫn gia công trên Creo
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakas
 

En vedette

Laporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncLaporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncBung HaFied
 
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustusAhmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustusAhmad Fatullah
 
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mm
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mmdesain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mm
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mmRoby Andria
 
Praktikum fisika
Praktikum fisikaPraktikum fisika
Praktikum fisikaMip Ta
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiLaporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiMira Syafanurillah
 
Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)
Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)
Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)Rahul Aulia
 
Makalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaanMakalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaanAndra Syahputra
 
Materi pelatihan smm.supervisor
Materi pelatihan smm.supervisorMateri pelatihan smm.supervisor
Materi pelatihan smm.supervisorroellys
 
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )safitridewie
 
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epProposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epNorman Adi
 
Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung
Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung
Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung faizalrafa
 
Memprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasarMemprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasarTia Setiawan
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRILAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRIM.Deaddy
 
macam –macam alat ukur
macam –macam alat ukurmacam –macam alat ukur
macam –macam alat ukurWicah
 

En vedette (20)

Laporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncLaporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cnc
 
Makalah Komdat
Makalah KomdatMakalah Komdat
Makalah Komdat
 
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustusAhmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
 
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mm
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mmdesain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mm
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mm
 
Pt krakatau steel
Pt krakatau steelPt krakatau steel
Pt krakatau steel
 
Praktikum fisika
Praktikum fisikaPraktikum fisika
Praktikum fisika
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Laporan psg (piston)
Laporan psg (piston)Laporan psg (piston)
Laporan psg (piston)
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiLaporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)
Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)
Dfd sistem pemesanan tiket pesawat (1)
 
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSEROLaporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
 
Makalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaanMakalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaan
 
Materi pelatihan smm.supervisor
Materi pelatihan smm.supervisorMateri pelatihan smm.supervisor
Materi pelatihan smm.supervisor
 
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
 
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epProposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
 
Cnc programming basics.doc
Cnc programming basics.docCnc programming basics.doc
Cnc programming basics.doc
 
Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung
Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung
Bahan Kuliah Manufacturing Procces I University Of Lampung
 
Memprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasarMemprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasar
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRILAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
 
macam –macam alat ukur
macam –macam alat ukurmacam –macam alat ukur
macam –macam alat ukur
 

Similaire à Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)

Proposal pratik industri edit
Proposal pratik industri editProposal pratik industri edit
Proposal pratik industri editrahmad93
 
Kanban dengan heijunka
Kanban dengan heijunkaKanban dengan heijunka
Kanban dengan heijunkaMahmudin .
 
Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88Hengky Fitrayco
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdf
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdfLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdf
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdfferdiankurniawan4
 
Bahasa indonesia laporan
Bahasa indonesia laporan Bahasa indonesia laporan
Bahasa indonesia laporan nusul
 
Contoh Proposan OJT
Contoh Proposan OJTContoh Proposan OJT
Contoh Proposan OJTNur Wijianto
 
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan PabrikMercu Buana University
 
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)Rizalshah Zulkifli
 
Bab i pendahuluan sg
Bab i   pendahuluan sgBab i   pendahuluan sg
Bab i pendahuluan sgyestyaldea
 
Proposal kkl ke pertamina
Proposal kkl ke pertaminaProposal kkl ke pertamina
Proposal kkl ke pertaminaAna Lia
 
Proposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaruProposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaruAkon Sibocil
 
BAB I fiks.docx
BAB I fiks.docxBAB I fiks.docx
BAB I fiks.docxCakRohim
 

Similaire à Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana) (20)

Proposal PI
Proposal PI Proposal PI
Proposal PI
 
Proposal pratik industri edit
Proposal pratik industri editProposal pratik industri edit
Proposal pratik industri edit
 
Laporan Prakerin Yusuf
Laporan Prakerin YusufLaporan Prakerin Yusuf
Laporan Prakerin Yusuf
 
laporanIsi 2(1)
laporanIsi 2(1)laporanIsi 2(1)
laporanIsi 2(1)
 
Kanban dengan heijunka
Kanban dengan heijunkaKanban dengan heijunka
Kanban dengan heijunka
 
Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88
 
Bab i,ii,iii,iv
Bab i,ii,iii,ivBab i,ii,iii,iv
Bab i,ii,iii,iv
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdf
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdfLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdf
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.pdf
 
Bahasa indonesia laporan
Bahasa indonesia laporan Bahasa indonesia laporan
Bahasa indonesia laporan
 
Contoh Proposan OJT
Contoh Proposan OJTContoh Proposan OJT
Contoh Proposan OJT
 
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
 
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
 
Bab i pendahuluan sg
Bab i   pendahuluan sgBab i   pendahuluan sg
Bab i pendahuluan sg
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Contoh proposal pli
Contoh proposal pliContoh proposal pli
Contoh proposal pli
 
Proposal kkl ke pertamina
Proposal kkl ke pertaminaProposal kkl ke pertamina
Proposal kkl ke pertamina
 
Proposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaruProposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaru
 
Buku panduan-prakerin
Buku panduan-prakerinBuku panduan-prakerin
Buku panduan-prakerin
 
BAB I fiks.docx
BAB I fiks.docxBAB I fiks.docx
BAB I fiks.docx
 

Dernier

P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Dernier (20)

P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)

  • 1. 1 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb PT. Dirgantara Indonesia (PT DI Persero) atau nama dalam bahasa Inggris Indonesian Aerospace Inc, adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri pesawat terbang. Dalam implikasinya, PT DI tidak hanya melibatkan diri dalam dunia industri melainkan juga dalam dunia pendidikan. Salah satu program yang dilakukan PT DI dalam keterlibatannya di dunia pendidikan adalah dengan kesediaannya untuk menerima berbagai studi baik berupa studi praktek kerja ataupun secara teoritis guna membantu para pelajar agar dapat mengenal tentang disiplin ilmu kedirgantaraan. Laporan praktek industri ini berisi berbagai informasi mengenai PT DI khususnya pada bagian manufacture machining yang ada didalam direktorat aerostructure yang meliputi 13 item machining shop, detail proses produksi suatu part pada salah satu mesin yang digunakan beserta tinjauan mengenai mutu yang berjalan didalamnya, baik mutu produk ataupun mutu SDM (Sumber Daya Manusia). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan melakukan aktifitas berupa praktek kerja yang meliputi observasi lapangan dan melakukan bimbingan sebagai mediasi antara para pelajar dengan narasumber yang diantaranya adalah para pembimbing, baik pembimbing dilapangan juga pembimbing didalam ruangan. Penulis juga banyak mendapat saran, bimbingan, semangat, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. R. H. Aam hamdani, MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Praktek Industri. 2. Bapak Ir. Sutarno MT, selaku atasan pembimbing lapangan praktek industri yang senantiasa membantu, membimbing dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menggali ilmu di perusahaan yang dikelolanya
  • 2. 2 3. Bapak Wisnu, selaku asisten pembimbing lapangan yang senantiasa bersedia membantu dan mendorong selama praktek di PTDI. 4. Bapak Edi, selaku operator mesin milling CNC millac 6-H yang selalu bersemangat memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis. i 5. Seluruh keluarga yang selalu mendukung, memotivasi, serta memberikan do’a selama ini kepada penulis. 6. Neng Restiani Sartika Fitri yang selalu mengembalikan semangat juang penulis pada saat semangat sedang turun. 7. Teman-teman seperjuangan yang dari awal berjuang bersama-sama melaksanakan praktek industri. Dan yang terakhir kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan praktek industri ini Akhirnya saya berharap, dengan disahkannya Laporan Praktek Industri ini oleh pembimbing industri dan pembimbing universitas, mudah-mudahan akan bermanfaat untuk banyak kalangan dan juga diharapkan akan terjalin ikatan yang lebih baik antara dunia industri dengan dunia pendidikan di masa yang akan datang. Bandung, Desember 2012 Penyusun
  • 6. 6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat keterangan izin praktek kerja industri di PT Dirgantara Indonesia Lampiran 2. Surat keterangan telah menyelesaikan praktek industri Lampiran 3. Daftar kegiatan selama praktek industri Lampiran 4. Daftar penilaian pelaksanaan praktek industri Lampiran 5. Gambar set up benda kerja pada fixture di pos 1 Lampiran 6. Gambar set up benda kerja pada fixture di pos 2 Lampiran 7. Operasi pemesinan yang dilakukan di pos 1 Lampiran 8. Operasi pemesinan yang dilakukan di pos 2 Lampiran 9. Gambar cutter slot drill Lampiran 10. Gambar cutter ball nose slot drill Lampiran 11. Gambar cutter center drill Lampiran 12. Gambar cutter twist drill Lampiran 13. Gambar cutter slot drill and holder Lampiran 14. Gambar cutter ball nose slot drill and holder Lampiran 15. Gambar cutter center drill and holder Lampiran 16. Gambar cutter twist drill and holder
  • 7. 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi yang digunakan oleh industri-industri berkembang dengan sangat pesat, sehingga untuk mengetahui kondisi lapangan yang sesungguhnya antara ilmu yang didapatkan pada saat perkuliahan dengan kondisi nyata di industri, maka pihak Universitas mengeluarkan kebijakan dengan mewajibkan mahasiswanya mengontrak mata kuliah Praktek Industri. Pihak Universitas, khususnya di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin memberikan kebebasan kepada mahasiswanya untuk memilih industri yang akan dijadikan sebagai tempat Praktek Industri. Praktek Industri ini diberikan kepada setiap mahasiswa tingkat akhir dengan tujuan agar mahasiswa mengenal bagaimana lingkungan kerja nyata khususnya di industri dan mengamati ilmu yang di dapat pada saat perkuliahan diaplikasikan di industri. Dalam pelaksanaan Praktek Industri ini, dengan pertimbangan yang sangat matang penulis memilih PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang bergerak di bidang industri pesawat terbang sebagai tempat Praktek Industri dengan waktu pelaksanaan selama kurang lebih dua bulan, yang dimulai pada bulan (Oktober 2012 – November 2012). Penulis memilih agar dapat menggali ilmu pada Divisi Aerostructure dibagian machining khususnya pada mesin CNC Horizontal Milling Machine Millac 6-H. Dan di akhir pertemuan, sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Industri, setiap mahasiswa dituntut agar dapat menyusun suatu laporan dari apa yang telah didapat dan dipelajari selama melakukan Praktek Industri. Oleh karena itu,
  • 8. 8 laporan ini disusun sebagai bukti bahwa penulis telah menyelesaikan kegiatan Praktek Industri. Dengan pelaksanaan Praktek Industri ini diharapkan banyak ilmu yang diperoleh oleh para mahasiswa untuk bekal didunia kerja yang sesungguhnya, khususnya di Industri. B. Batasan Masalah Pada saat melakukan observasi ke dalam bengkel aerostructure, penulis 7 diberikan kesempatan untuk memilih sendiri mesin mana yang akan dianalisis, berawal dari rasa ingin tahu yang sangat mendalam mengenai proses pembuatan part dari material mentah hingga menjadi produk yang bisa dipasarkan, penulis memilih mesin CNC Milling Machine Millac 6-H. Mesin ini membentuk part mentah menjadi komponen-komponen pesawat kecil jenis Cassa. Di PT. Dirgantara Indonesia, dalam penggunaannya mesin ini beroperasi selama 16 jam setiap harinya. Setelah melakukan observasi mengenai mesin CNC Horizontal Milling Machine Millac 6-H lebih mendalam, penulis memutuskan untuk fokus menganalisis pada bagian proses pengerjaan benda dari awal datang hingga selesai (process sheet). Pada pengerjaan part bernama Fitting. Dimana process sheet ini merupakan dokumen penting yang harus ada untuk menyertai raw material sampai jadi. Tanpa process sheet benda pun tidak bisa dibuat. C. Tujuan Tujuan pelaksanaan Praktek Industri ini yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu: 1. Tujuan Umum
  • 9. 9 a. Menambah wawasan dan pengalaman yang berharga mengenai semua hal yang berhubungan dengan industri bagi mahasiswa. b. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan para calon intelek muda dibidang teknologi agar dapat bersaing di dunia kerja. c. Mengaplikasikan antara ilmu berupa teori-teori yang didapatkan pada saat perkuliahan dengan kenyataan di lapangan. 2. Tujuan Khusus a. Sebagai syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Praktek Industri (PI). b. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai teknologi-teknologi canggih yang digunakan di industri. c. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dapat digunakan kelak di dunia kerja yang sesungguhnya. d. Mengenal proses produksi pada mesin CNC Horizontal Milling Machine Millac 6-H D. Manfaat Adapun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan Praktek Industri ini adalah sebagai berikut:
  • 10. 10 1. Bagi Perusahaan a. Melaksanakan salah satu tugasnya sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu ikut membantu memberikan pengetahuan mengenai teknologi yang digunakan di perusahaan tersebut kepada calon penerus bangsa, sehingga calon penerus bangsa dapat bersaing secara global mengenai teknologi khususnya di bidang penerbangan. b. Perusahaan mampu memberikan penilaian dan masukan kepada mahasiswa tentang etika di dunia kerja baik dari segi sikap dan keilmuan. 2. Bagi Mahasiswa a. Memperoleh pengalaman yang berharga di dunia industri sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga suatu hari nanti pengalaman tersebut dapat dimanfaatkan di dunia kerja yang sesungguhnya. b. Untuk mengetahui perkembangan teknologi saat ini yang berkembang sangat cepat khususnya teknologi pemesinan. c. Mengukur sejauh mana ilmu yang diperoleh pada saat perkuliahan dapat diaplikasikan di dunia industri. E. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan Praktek Industri ini dilakukan di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu industri pesawat terbang, tepatnya di PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) yang berada di Jalan Pajajaran No.154 Bandung. Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Industri ini telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jadual perkuliahan maka praktek industri dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan yaitu dari awal Oktober 2012 sampai dengan November 2012, yang dilaksanakan setiap hari Selasa-Kamis pukul 09.00
  • 11. 11 – 15.00 WIB. Dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu minimal 16 kali pertemuan di industri. F. Metode Penulisan Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan Praktek Industri ini yaitu dengan metode: 1. Teknik Observasi 2. Wawancara 3. Studi kasus G. Sistematika Penyususnan Laporan Sistematika penulisan untuk laporan Praktek Industri ini yaitu sebagai berikut: BAB I : Berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, pelaksanaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Berupa tinjauan umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), deskripsi bisnis, visi dan misi perusahaan, strategi perusahaan, pengabdian masyarakat, budaya perusahaan, produk dan jasa, hasil yang telah dicapai, tata kerja perusahaan, msdm perusahaan dan manajemen mutu di PTDI.
  • 12. 12 BAB III : Berupa teori dasar mengenai CNC Machining Shop. BAB IV : Berupa proses pengerjaan part fitting pada mesin Millac 6 H penggambaran dari Process Sheet. BAB V : Berupa penutup yang berisi kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 13. 13 BAB II PROFIL PT. DIRGANTARA INDONESIA A. Sejarah Singkat PT. Dirgantara Indonesia (DI) (nama bahasa Inggris: Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan pada 26 April1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000. Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub- kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya. Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan dengan peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam sejarah, pesawat pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200. Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961 telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.
  • 14. 14 Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin dicapainya. Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa Nurtanio yang meninggal saat uji terbang. Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian 12 memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP (Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus 1976. Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari situlah sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk menghadapi tantangan zaman serta dipacu percepatannya. Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh. Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) setelah melakukan pembangunan berbagai fasilitas serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian mengembangkan teknologi canggih dan konsep transformasi teknologi yang memberikan hasil yang optimal sebagai upaya untuk menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 20 tahun. Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi “Begin at the End and End at the Beginning” IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan yang rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai design pesawat terbang, rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan sedang. IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan berbagai jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117, BN109, SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian berlanjut pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N2130. Perjalanan sejarah IPTN kemudian memasuki masa-masa sulit manakala krisis moneter yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 ternyata meluas ke arah krisis multi dimensi yang meliputi bidang-bidang ekonomi, sosial,
  • 15. 15 budaya, hukum, akhlak dan hankam. Dampaknya pada kehidupan masyarakat Indonesia sangat besar, tidak terkecuali bagi kelangsungan IPTN. Dampak krisis tersebut memaksa pemerintah menyurutkan dukungan secara politis dan mengurangi suntikan dana yang sebelumnya merupakan sendi tempat IPTN bergantung. Hal inilah yang tidak diantisipasi oleh IPTN, diperparah lagi dengan kondisi internal IPTN yang secara finansial dan menejerial kurang mandiri.. Di tengah mulai memburuknya kondisi IPTN, Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid pada tanggal 24 Agustus 2000 meresmikan perubahan nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Perubahan nama tersebut dimaksudkan untuk memberi nafas dan paradigma baru bagi perusahaan. Meski persoalan yang timbul pun semakin rumit dan kompleks, hal ini disebabkan volume bisnis jauh lebih kecil dari sumber daya yang tersedia, pengaruh SP-FKK sangat besar dalam pengelolaan perusahaan, budaya organisasi tidak sehat, Direksi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ketidakadaan modal kerja, beban gaji melebihi kemampuan serta beban hutang yang masih besar (SLA & RDI). Upaya penyelamatan PT DI akhirnya dilakukan didasarkan atas beberapa fakta bahwa PT DI adalah aset nasional, industri strategis yang mendukung kepentingan nasional dan memiliki kemampuan kedirgantaraan. Strategi penyelamatan yang dilakukan diawali dengan tahap Rescue (sampai dengan Desember 2003), Recovery (Januari-Desember 2004) dan kemudian dilanjutkan dengan tahap Pertumbuhan bisnis. Penyelamatan perusahaan dan penanganan karyawan diantaranya dilakukan dengan: 1. Program pengrumahan sementara yang berlaku bagi seluruh karyawan selama 6 bulan untuk Stop-Bleeding, peningkatan produktivitas dan pemulihan kepercayaan pelanggan 2. RUPS luar biasa berupa pinjaman modal kerja senilai US $ 39 Juta untuk PAF/TUDM/MPA-AU/BAe, restrukturisasi keuangan PMS dan RDI/SLA, pencabutan SKEP sistem pengupahan 15/10/02 kembali ke sistem sebelumnya, seleksi ulang seluruh karyawan, rasionalisasi 6000 Karyawan, jual aset non- produktif serta pengubahan susunan BOD & BOC.
  • 16. 16 3. Program seleksi ulang karyawan oleh Konsultan SDM independen "Perso Data" 4. Program Re-staffing (pemanggilan karyawan yang lulus seleksi ulang) 5. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan dengan sosialisasi secara cascade dan melalui media massa 6. Program Re-development/Career Change Program berupa konversi kompetensi, penyaluran ke BUMN lain, penyaluran ke perusahaan swasta lain, penyaluran ke luar negeri, Training Entrepreneurship dan Family Counseling 7. Konsep PT DI baru, Re-Focus lini usaha (terbagi menjadi 4: Aircraft, Aerostructure, Maintenance dan Engineering Service), organisasi baru, restrukturisasi sumber daya, bisnis proses baru dan budaya perusahaan baru . Saat ini PT DI masih tetap terus berproduksi untuk berusaha memenuhi kontrak kerja yang telah disepakatinya. Meski dengan berbagai kendala dan kekurangan yang ada. Bagaimanapun langkah-langkah yang telah diambil diharapkan cukup memadai memperbaiki kinerja, efisiensi dan efektifitas perusahaan. Sehingga bukan hal yang mustahil PT DI nantinya bangkit kembali sebagaimana yang diharapkan seluruh bangsa dan negara ini. B. Deskripsi Bisnis Meliputi sebagai berikut : 1. Manufaktur pesawat terbang dan helikopter 2. Jasa Engineering/Rancang bangun 3. Jasa perawatan pesawat dan mesin pesawat 4. Jasa manufaktur (pesawat, pertahanan dan industrial) C. Visi dan Misi 1. Visi Menjadi perusahaan berbasis teknologi dirgantara yang unggul dalam rekayasa, rancang bangun, manufaktur, dan produksi pesawat terbang untuk angkutan penumpang dan kargo, baik untuk kepentingan komersial maupun militer yang mampu meraih keuntungan berdasarkan keunggulan kompetitif pada pasar domestik dan regional.
  • 17. 17 2. Misi a. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya. b.Sebagai pusat keungulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam rekayasa, rancang bangun manufactur, produksi dan pemeliharaan untuk kepentingan komersil dan militer dan juga untuk aplikasi di luar industri dirgantara. c. Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industri global yang mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengan industri dirgantara kelas dunia lainya. D. Strategi Dalam jangka panjang terdapat dua tahap sasaran perusahaan : 1. Tahap konsolidasi dan survival (2001-2003). 2. Tahap tumbuh dan sehat (2004 dan seterusnya). Langkah-langkah strategis meliputi empat upaya : 1. Reorientasi bisnis 2. Restrukturisasi sumber daya manusia dan organisasi 3. Restrukturisasi keuangan dan permodalan 4. Program peningkatan kinerja keuangan E. Pengabdian Masyarakat Sejak tahun 1995 PT Dirgantara Indonesia membentuk Tim Pembina Pabrik Domestik (TP2D) yang bertujuan mendorong pertumbuhan industri nasional. Aktivitas yang dilakukan adalah pelatihan-pelatihan teknologi dan peningkatan SDM kepada industri kecil dan menengah yang berbasis teknologi. Telah dibina 30 perusahaan yang terdiri dari industri manufaktur, pemeliharaan bengkel, supplier, laboratorium dan perusahaan penerbangan. Saat ini sedang disiapkan
  • 18. 18 program yang sama untuk perusahaan yang tergabung dalam ASPEP (Asosiasi Permesinan dan Pekerjaan Logam). F. Budaya Perusahaan Budaya perusahaan PT Dirgantara Indonesia dijarkomkan sebagai SPEED, yakni: 1. Solid, kompak dan bersinergi sebagai tim, bersikap tulus dan terbuka untuk mencapai tujuan perusahaan 2. Professional, ahli dan kompeten sesuai dengan norma profesinya 3. Excellent, tekad untuk memperoleh keunggulan dan standar kualitas tertinggi 4. Enthusiast, semangat dan gairah dalam bekerja dan menghadapi tantangan 5. Dignity, martabat berlandaskan iman dan taqwa G. Produk dan Jasa 1. Produk a. Aircraft Full Development : 1) N250 2) N2130 b. Aircraft Joint Development and Production: 1) CN235 Sipil 2) CN235 Militer 3) CN235 Maritim c. Aircraft under license Production : 1) NC212 d. Helicopter under license Production : 1) NBELL-412 HP/SP – medium twin helicopter 2) Super Puma NAS-332 – heavy helicopter 3) NBO-105 CB/CBS – light twin helicopter e. Subcontract Program : 1) Boeing B737, B757, B767 2) Lockhead F16 3) Mitsubishi Heavy Industry
  • 19. 19 4) Airbus A330, A340, A380 2. Jasa a. Engineering work packages; design, development. testing b. Manufacturing subcontracts c. Aircraft Maintenance Repair and Overhaul (MRO) d. Engine Maintenance Repair and Overhaul (MRO) e. Aircraft Industrial Tooling & Equipment Manufacturing H. Hasil yang Telah Dicapai 1. Produk dan Jasa a. Memproduksi sekitar 298 unit pesawat terbang dan helikopter (97 unit NC212, 38 unit CN235, 114 unit NBO105, 27 unit NBELL412, 22 NAS332) b. Memproduksi 50.000 unit roket dan 150 unit terpedo. c. Memproduksi 10.000 unit komponen pesawat terbang (F-16, Boeing, Airbus). 2. Penguasaan Teknologi a. Engineering approval: sertifikasi komponen dan pesawat dari DGAC, IMAA, serta JAA Eropa. b. Quality Assurance approval: General Dynamic dengan persyaratan U.S. Military Specification MIL-1- 45208A, Bae, Lockhead, The Boeing Company, Daimler-Benz Aerospace, dan DGAC. c. Fabrication Approval : CASA, The Boeing Company, Fokker, Helikopter Textron dan Bell. d. Product Support, Maintenance & Overhaul 1) Aircraft Services Approval : ` DGAC (sertifikat menejemen organisasi), Terms of Approval Sultanete dari OMAN (DGCAM), HANKAM (sertifikat stasiun perbaikan pesawat militer).
  • 20. 20 2) Nusantara Turbin & Propulsi Approval : a) Otoriti: DGAC, FAA, ATO dari Filipina, DGCAM OMAN, TNI-AU, GCA dari Malaysia. b) Manajemen: ISO-9002 (QSC-5508) dari DNV Belanda. c) Manufaktur: Allison-Rolls Royce, Rolls Royce, Garret-Allied Signal, Pratt & Whitney United Technology, General Electric, CFM International, Solar Turbine - Caterpilar, Union Pump, Cooper Industries. e. Rancang bangun 1) Rancang bangun dan pengembangan N250 pesawat turbo prop berkapasitas 50-70 orang dengan teknologi canggih di kelasnya. Tahap yang dicapai : produksi prototip dan terbang perdana. 2) Rancang bangun N2130 pesawat turbo jet regional berkapasitas 100-130 orang. Tahap yang dicapai desain pendahuluan (preliminary design). I. Tata Kerja Perusahaan Secara garis besar proses produksi pesawat mencakup beberapa tahapan, diantaranya: 1. Gudang penyimpanan Sebelum bahan baku diproses menjadi komponen terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pengujian Quality Assurance melalui destruction inspection maupun non-destruction inspection. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dan adanya korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut ditempatkan di gudang penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya. 2. Pre-cutting
  • 21. 21 Bahan baku yang sudah diperiksa dikirim ke bagian pre-cutting sesuai dengan permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses ini dilaksanakan antara lain untuk menghemat bahan yang diproses, memudahkan pelaksanaan dan pengontrolan bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa kembali oleh Quality Assurance dan dikirim ke Fabrikasi untuk proses selanjutnya. 3. Fabrikasi Bagian ini bertugas membuat komponen pesawat terbang dan helikopter serta membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu pembuatan kompenen. Pembuatan komponen dilakukan melalui proses permesinan maupun tanpa proses pembentukan (machining shop and sheet metal forming). Perlakuan lain yang diterapkan untuk komponen di atas: a. Proses machining and forming Suatu perlakuan pelapisan komponen secara kimiawi sehingga komponen lebih tahan korosi. Selain di atas terdapat perlakuan lain terhadap komponen dengan cara chemical milling. Komponen yang mendapat perlakuan di atas antara lain yang dibuat pada sheet metal forming, machining shop juga komponen-komponen yang dibentuk dengan cara stretch forming dan rubber press. b. Heat treatment Suatu perlakuan yang diterapkan terhadap bahan baku sehingga lebih memudahkan proses pembuatan komponen. Proses yang dilakukan antara lain: pengerasan, pelunakan dan penormalan kembali. Ketiga hal tersebut di atas dilakukan dengan cara pemanasan, pendinginan dan kombinasi antara pemanasan dan pendinginan. Komponen yang memerlukan perlakuan di atas adalah komponen yang dibuat dengan cara pengepresan. c. Surface treatment Suatu perlakuan lanjut agar komponen-komponen di atas lebih tahan korosi. Sebelum komponen-komponen di atas dirakit dibagian fixed wing dan rotary wing diadakan pengujian final oleh bagian Quality
  • 22. 22 Assurance sesuai data yang tercantum dalam dokumen. Selain itu disini juga bisa melakukan pengecatan dasar ataupun finishing. 4. Rotary Wing Bertugas merakit pesawat helikopter dari struktur awal sampai final, termasuk di dalamnya mesin, sistem elektrik, sistem avionik, interior dan sebagainya. Perakitan yang disesuaikan dengan pesanan atau kebutuhan pemesan yang disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat tersebut dalam operasi. 5. Fixed Wing Bertugas merakit pesawat bersayap tetap dan proses perakitannya sama seperti rotary wing. J. Managemen Mutu 1. Manajemen Mutu a. Quality Management System AS9100. Direktorat Aerostructure merupakan satu dari lima direktorat yang ada di PT. DI. Direktorat Aerostructure bertugas mengerjakan proses fabrikasi atau manufacturing part dan komponen pesawat terbang dan tools penunjangnya seperti dies untuk pembentukan parts yang terbuat dari lembaran Al, fixture sebagai pencekam material selama proses permesinan, mould untuk cetakan pada proses bonding dan composite serta jig untuk perakitan komponen dan pembuatan pesawat terbang. Disamping itu juga didukung oleh CATIA dan sistem IRP untuk mengontrol semua progress status produksi parts and component agar sesuai dengan jadual yang telah ditentukan. Direktorat Aerostructure telah melengkapi sistem manajemen mutu AS9100 yang setara dengan ISO 9001 : 2008 + regulasi keselamatan penerbangan dan Nadcap untuk special proses seperti Heat Treatment Process, Shot Peening Process, NDT (Penetran, Magnetic Paticle Inspection,
  • 23. 23 Radiografi, Ultrasonic, Edddy Current), Chemical Process, Bonding & Composite, Welding. Secara sederhana system managemen mutu merupakan bagian integral dari bisnis proses berserta kegiatan produksi yang secara periodic dilakukan pengukuran, analisis dan perbaikan yang berbasis MAI (measurement, analysis and improvement) sebagaimana ditunjukan oleh Gambar 2.1. Gambar 2.1 Quality Management System AS9100 Dari Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa dalam menjalankan bisnis proses Aerostructure menetapkan KPI (key performance indicator) yang tertuang dalam quality objective untuk seluruh bidang dan fungsi di lingkunganya. Tingkat efektivitas sistem managemen mutu akan diindikasikan oleh MAI dan dibandingkan dengan quality objective. Penyimpangan terhadap quality objective merupakan indicator perlunya tindakan perbaikan atau improvement sehingga preventif action akan berjalan efektif. b. Langkah Proses
  • 24. 24 Dalam menjalankan bisnisnya, agar tercipta suatu proses usaha yang sistematis dan terarah, Aerostructure menjalankan alur proses bisnisnya seperti terlihat pada Gambar 2.2. Perencanaan Drawing Material Cutter start Routing NCOD Tools & Jigs Check Routing, Material, NCOD, Tool, Logistic Tools/jigs Cutter Lengkap ME QC Work Order + Millstone + Schedule Transfer load ke mesin Overload lain prioritas Print packet order ( Routing Kirim packet dengan Jidno, flow days, start order ke / finish roduction control Pel aks Facility Maintenance ana Next an Sub assembly process Bonding Composite Machining and Major Forming Follow up Variasi Assembly Surface treatment Production Control [monitoring, moving, reporting progress & follow up]
  • 25. 25 Gambar 2.2 Diagram alur proses bisnis utama Dari Gambar 2.2. diatas bisa dilihat bahwa jika mendapat order, Direktorat Aerostructure langsung melakukan perencanaan produksi parts yang antara mencakup drawing, material, NCOD, cutter, tool and jigs, routing dan perencanaan relevan lainnya yang berkaitan dengan pemenuhan terhadap order tersebut. Setelah semua perencanaan lengkap, maka proses selanjutnya yaitu proses manufacturing parts & components. Proses pengerjaan ini bisa melalui proses machining, forming, dan bonding & composite. Proses dan sistem manufacturing parts & components di Direktorat Aerostructure bisa dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini Gambar 2.3 Closed Up Manufacturing Parts & Component
  • 26. 26 K. Manajemen Sumber Daya Manusia di Direktorat Aerostructure 1. Penerpan Sistem Penilaian Kinerja di Direktorat Aerostructure Untuk mempertahankan kinerja dan menjaga kualitas Sumber Daya Manusia yang berada di lingkungan PT. Dirgantara Indonesia (DI) khususnya pada Divisi Aerostructure (AE), pihak Manajemen SDM melakukan sistem penilaian kinerja guna mencapai tujuan organisasi. Saat ini, jumlah karyawan yang berada di lingkungan PT. DI baik yang berstatus karyawan tetap maupun kontrak berjumlah ± 3.200 pegawai dari yang semulanya berjumlah 16.000 pegawai (akhir era ‘90an). a. Kriteria Penilaian Personil Dalam melakukan penilaian terhadapat kinerja karyawan, PT. DI menerapkan sistem penilaian kinerja yang di dalamnya memuat 10 kriteria penilaian, yaitu: 1) Absensi dan datang / pulang ke / dari kantor tidak tepat pada waktunya 2) Kemauan bekerja dan semangat pengabdian 3) Prestasi kerja 4) Tanggung jawab 5) Ketabahan (kesanggupan mengatasi masalah dalam usaha penyelesaian tugas) 6) Prakarsa 7) Kemampuan bekerja secara efektif bersama orang lain
  • 27. 27 8) Kelakukan / kebribadian 9) Kejujuran, dan 10) Kapasitas kerja dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan potensi untuk mengembangkan diri. Dari 10 kriteria di atas, masing-masing kriteria memiliki bobot penilaian berkisar antara 0 sampai dengan 100 dengan penilaian bersifat kualitatif. Dalam melakukan proses penilaian kinerja karyawan, Departemen Manajemen SDM memberikan wewenang penuh kepada masing-masing manager yang berkoordinasi dengan supervisor untuk melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang dipimpinnya. Kriteria dari seorang karyawan yang memiliki predikat dengan kinerja baik adalah karyawan yang memiliki nilai berkisar antara 55 sampai dengan 100 atau yang memiliki skor total (dari 10 kriteria penilaian) minimal 550. Apabila seorang karyawan yang berstatus kontrak memperoleh nilai yang berkisar antara 55 s/d 95, maka karyawan tersebut akan mendapatkan rekomendasi untuk Diperpanjang. Sedangkan seorang karyawan yang memperoleh nilai ≥ 95, maka karyawan tersebut secara otomatis Diperpanjang dan mendapatkan rekomendasi untuk kenaikan pangkat (promosi). Untuk karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap, proses penilaian kinerja dapat dikatakan tidak berjalan secara efektif. Hal itu mulai terjadi sejak PT. DI mengalamai kemunduran yang disebabkan oleh besarnya hutang yang ditanggung pihak perusahaan. Mulai saat itu, motivasi kerja karyawan mulai berkurang, banyak karyawan yang diberhentikan atau pergi meninggalkan PT. DI. b. Hasil Kerja dan Produktivitas Dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, aspek penilaian hasil kerja dan produktivitas juga merupakan salah satu aspek yang penting selain daripada aspek 10 kriteria penilaian di atas. Penilaian hasil kerja dan
  • 28. 28 produktivitas didasari kepada uraian pekerjaan (job description). Berikut ini adalah uraian pekerjaan untuk karyawan kontrak pada Departemen Manufacturing Development Machining & Forming yang tertera pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Uraian Pekerjaan No Uraian pekerjaan Pengetahuan/kemampuan 1 Mengumpulkan, menyiapkan − Memahami mekanisme proses dan memproses data-data machining/forming. spesifikasi dan safety yang − Memahami persyaratan diperlukan untuk proses spesifikasi material metal yang produksi dan ispeksi pada proses digunakan. machining & forming. − Memahami MSDS setiap bahan dan safety proses machining/forming. 2 Menumpulkan, menyiapkan dan − Memahami persyaratan memproses data-data material spesifikasi dan technical material dan dimensi terhadap fasilitas dan proses yang digunakan untuk dan metoda inspeksi yang ada. proses machining/forming. − Memahami aliran proses dan persyaratannya. 3 Mengumpulkan, menyiapkan − Memahami dan dan memproses data-data untuk mengimplementasi metoda kebutuhan evaluasi kesesuaian improvement proses antara aktual proses produksi / machining/forming. inspeksi terhadap spesifikasi − Memahami arti kerjasama dengan produksi dan persyaratan fungsi terkait. drawing. 4 Mengumpulkan, menyiapkan − Memahami dan dan memproses data-data mengimplementasi metoda kegagalan proses terhadap improvement seperti statistic spesifikasi produksi dan untuk penyajian dan pengolahan requirement drawing data. dihubungkan dengan material / − Memahami relasi cause and effect metoda / fasilitas produksi / untuk mengungkap sumber variasi inspeksi yang ada. kualitas proses. 5 Membantu pelaksanaan − Mampu menyiapkan test plan percobaan / kualifikasi proses untuk eksperimen kualifikasi machining/forming sesuai proses machining/forming persyaratan spesifikasi produksi. berdasarkan persyaratan drawing. 6 Membuat laporan hasil − Mampu membuat technical report percobaan / kualifikasi yang − Mampu bekerja secara team.
  • 29. 29 telah dilakukan. 7 Mengikuti pelatihan untuk − Mampu dan bersedia untuk meningkatkan kemampuan, mengikuti pelatihan proses keterampilan dan menambbah machining/forming dan pelatihan wawasan. relevan dengan proses produksi terkait. 8 Menghitung kebutuhan raw − Mampu memnghitung kebutuhan material dan consumable yang material untuk improvement diperlukan untuk proses proses machining/forming. produksi / inspeksi c. Evaluasi Setelah dilakukan proses penilaian, langkah selanjutnya yang dilakukan pihak Manajemen SDM adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang mana data tersebut diperoleh dari manager masing-masing departemen. Dari hasil evaluasi tersebut, predikat penilaian terbagi menjadi dua kategori, yaitu kategori kompeten dan kategori kurang kompeten. Bagi karyawan yang mendapatkan predikat kompeten, karyawan tersebut akan mendapatkan perpanjangan kontrak atau bahkan promosi jabatan. Sedang bagi karyawan yang termasuk kedalam kategori kurang kompeten, maka pihak Manajemen SDM akan mengirim karyawan tersebut kepada pihak Diklat untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut. Pelatihan tersebut terbagi ke dalam tiga kategori yaitu: 1) Training kebutuhan customer 2) Training sesuai plan training 3) Training penyegaran (refreshing training)
  • 30. 30 BAB III LANDASAN TEORI Proses manufakturing di Aerostructure khususnya pada bagian machining secara sederhana digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Bagan Alur Proses Manufakturing
  • 31. 31 Pada Gambar 3.1. di atas, adalah gambaran secara sederhana dalam proses manufakturing, terdiri dari input, proses dan output. Input berupa material, process sheet yang berisi tahapan seluruh operasi mulai dari pengambilam material hingga proteksi dam marking. Proses terdiri dari operasi yang merupakan kombinasi dari 4M, E (man, material, method, machine dan environment workplace). Di dalam proses pembuatan suatu part pesawat terbang, khususnya di machining shop memerlukan elemen yang lebih detail dan penting agar proses transformasi nilai tambah dapat berlangsung. Adapun elemen penting antara lain yaitu: mesin, operator, material, drawing, NC program (NCOD), cutting tools (alat potong), fixture (pencekam), measuring tools (alat ukur), process sheet (lembar kerja), common tools (alat bantu), SOP (Standar Operasional Prosedur), safety tools (alat pelindung), common media (microsoft access) yang selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Adapun deskripsi fungsi setiap elemen secara detail disajikan pada paragraph berikut: 29 Gambar 3.2 Elemen-elemen dasar Machining Shop
  • 32. 32 A. Mesin (Machine) Dewasa ini penggunaan mesin hampir terdapat di segala bidang. Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat pemesinan. Dari penggunaan suatu mesin telah dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari oleh masyarakat banyak. Sebuah mesin mampu menghasilkan output dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi. Suatu perusahaan terutama perusahaan manufaktur, penggunaan mesin mutlak diperlukan jika ingin bersaing secara kompetitif dengan perusahaan lain, permintaan pasar yang terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat mengharuskan para produsen memproduksi barang dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan permintaan. Dalam memenuhi tuntutan akan kualitas, perusahaan harus mampu memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dan ongkos produksi yang rendah, tuntutan ini hanya bisa dijawab jika perusahaan menggunakan mesin dalam proses produksi, karena selain mesin mampu memproduksi barang dengan jumlah yang banyak, mesin juga mampu mengurangi ongkos produksi jika dibandingkan dengan proses produksi yang menggunakan tenaga manusia. Dan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, maka muncullah mesin yang berbasis kontrol komputer atau Computer Numerically Controlled (CNC). CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin CNC tidak berbeda dengan mesin konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau
  • 33. 33 mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan kembali ke posisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin dan sebagainya. Mesin CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya. Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran/spelling namun dapat bergerak dengan lancar. Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas berlubang sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol. Setelah tahun 1950, ditemukan metode baru mentransfer data dengan menggunakan kabel RS232, floppy disks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui internet. Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga manusia menjadi mesin-mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang operator mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan mesin manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih rumit, tidak dapat diselesaikan dalam
  • 34. 34 waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran. Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi, berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak, akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin CNC (Computer Numerlcally Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer khusus. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semi otomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksikusi atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ualang agar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada fasilitas cheking melalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti rencana, baru kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC. a. Dari segi pemanfaatannya, mesin CNC dapat dibagi menjadi dua, antara lain: 1) Mesin CNC Training Unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana pendidikan, dosen dan training. 2) Mesin CNC Produktion Unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagai mana mestinya. b. Berdasarkan gerakan sumbu koordinat, mesin CNC dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah: 1) Mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 axis atau mesin yang memiliki gerakan sumbu utama ke arah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal dengan mesin milling CNC.
  • 35. 35 2) Mesin CNC 4A, yaitu mesin 4 axis, proses pemesinan dengan mesin CNC yang memiliki 4 arah gerak (axis), yakni arah X, Y, Z, dan B. 3) Mesin CNC 5A, yaitu mesin CNC 5 axis, proses pemesinan dengan mesin CNC yang memiliki 5 arah gerak (axis), yakni arah X, Y, Z, A, dan B. 4) Mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan pekerjaan bubut dan milling sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. c. Prinsip dasar dari milling Yaitu proses pemotongan benda kerja yang diam dengan meja yang bergerak menuju alat potong yang berputar. Fungsi dari mesin ini sama seperti mesin milling pada umumnya, yaitu menghasilkan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk-bentuk lain yang spesifik (profil, radius, silindris, dan lain- lain) dengan ukuran dan kualitas tertentu. Berdasarkan posisi spindle utama, mesin milling terbagi menjadi dua, antara lain: 1) Mesin milling vertikal 2) Mesin milling horizontal Ada beberapa mesin yang digunakan di PT. DI sesuai dengan kegunaan dan bentuk yaitu : 1) Mesin FMS (flexibel mat system) 2) Machining Center 3) General (mesin biasa) Berdasarkan tipe mesin dibagi menjadi beberapa tipe : 1) Tipe plano yaitu material yang bekerja untuk material lebar tetapi ringan 2) Tipe gantry yaitu spindle yang bekerja untuk material mempunyai profil kaku. Berdasarkan gerakan mesin dibagi menjadi beberapa gerakan :
  • 36. 36 1) 3 axis yaitu variabel X, Y, Z (simultan) 2) 4 axis yaitu variabel X,Y,Z,B 3) 5 axis yaitu variabel X,Y,Z,A,B/C Berdasarkan spindle axis dibagi menjadi dua, yaitu : a) Horizontal mempunyai fungsi tersendiri yaitu untuk material yang mempunyai profil flexibilitas tinggi, mempunyai gerakan 4 axis dan 5 axis. Gambar 3.3 Contoh Mesin CNC Horizontal Milling b) Vertikal mempunyai fungsi tersendiri yaitu untuk material berat dalam proses pengerjaannya, mempunyai gerakan 3 axis dan 5 axis.
  • 37. 37 Gambar 3.4 Contoh Mesin CNC Vertical Milling Berdasarkan kecepatan pemotongan (Cutting speed) dibagi menjadi dua bagian : (1) Heavy cutting (150 - 9000 rpm) untuk pemakanan besar (2) Light cutting (150 - 30000 rpm) untuk pemakanan tipis d. Komponen-komponen mesin 1) Meja mesin Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan sumbu Y. Untuk masing-masing sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor penggerak, ball screw plus bearing dan guide way slider untuk akurasi pergerakannya. Untuk pelumasannya, beberapa mesin menggunakan minyak oli dengan jenis dan merk tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease.
  • 38. 38 Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga kehalusan pergerakan meja, dan menghindari kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider. Untuk itu pemberian pelumas setiap hari wajib dilakukan kecuali mesin tidak digunakan. Meja ini bisa digerakkan secara manual dengan menggunakan handle eretan. Gambar 3.5 Meja Mesin 2) Spindle mesin Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah cutter. Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z. Spindle inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh transmisi berupa belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter dengan batuan udara bertekanan. Gambar 3.6 Spindle Machine
  • 39. 39 3) Magazine Tool Satu program NC biasanya menggunakan lebih dari satu tool/cutter dalam satu operasi permesinan. Pertukaran cutter yang satu dengan yang lainnya dilakukan secara otomatis melalui perintah yang tertera pada program. Oleh karena itu harus ada tempat khusus untuk menyimpan tool-tool yang akan digunakan selama proses permesinan. Magazine Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang akan digunakan dalam satu operasi permesinan. Magazine tersebut memiliki banyak slot untuk banyak tool, antara 8 sampai 24 slot tergantung jenis mesin CNC yang digunakan. Gambar 3.7 Magazine Tool 4) Monitor Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan lain- lain.
  • 40. 40 Gambar 3.8 Monitor 5) Panel Control Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah khusus pada mesin, seperti memutar spindle, menggerakkan meja, mengubah setting parameter, dan lain-lain. Masing-masing tombol ini harus diketahui dan dipahami betul oleh seorang CNC Setter. Gambar 3.9 Panel Control 6) Coolant house Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk cutter dan benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu air coolant dan udara bertekanan, melalui selang yang dipasang pada blok spindle.
  • 41. 41 Gambar 3.10 Coolant House B. Operator (Mekanik) Operator adalah salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah industri manufaktur. Fungsi utama dari operator adalah mengoperasikan mesin- mesin yang digunakan dalam sebuah proses produksi. Secara umum, industri-industri di seluruh dunia mempekerjakan lelaki sebagai operator mesin, bukan wanita. Hal ini dikarenakan sifat dasar yang dimiliki oleh kaum laki-laki yaitu sifat penasaran atau berjiwa explore dalam mengambil suatu tindakan/keputusan. Kemudian dalam penerimaan operator, pihak industri juga akan mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan untuk operator ini, terdapat beberapa hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh operator, yaitu harus memiliki skill dan harus memiliki kemampuan untuk menganalisa. Kedua aspek tersebut menjadi point utama yang harus dimiliki oleh operator agar mendapatkan hasil yang sesuai. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat aspek-aspek utama yang diperhatikan dalam penerimaan operator, antara lain: 1. Knowledge dan logic (wawasan), wawasan yang dimiliki oleh lelaki biasanya jauh lebih luas, biasanya lelaki memiliki rasa ingin tau yang jauh lebih tinggi dibandingkan wanita.
  • 42. 42 2. Know How (nalar), selain wawasan, lelakipun memiliki sifat dengan nalar yang cukup baik. Karena lelaki dilahirkan dengan sifat visual, yaitu dapat dengan baik melihat dan menganalisa suatu permasalahan. 3. Skill (kemampuan), dari segi kemampuan jelas bahwa laki-laki ditakdirkan berada diatas kemampuan kaum wanita, meskipun sekarang sudah tidak sedikit wanita yang menjalani profesi kaum laki-laki, tapi tetap saja kemampuannya tidak bisa disamakan. 4. Feeling (daya perasa), daya perasa yang dimiliki oleh laki-laki cukup tinggi, karena biasanya laki-laki belajar dari pengalaman. Sehingga feeling laki-laki makin lama makin terasah. C. Bahan Baku (Material) Pengertian secara umum mengenai bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain. Setelah mengetahui pengertian bahan baku secara umum, maka terdapat pula pengertian bahan baku maupun bahan mentah menurut pendapat para ahli beserta pembagiannya. Pengertian dari bahan baku menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Sedangkan bahan baku yang di peroleh dapat berasal dari pembelian lokal, pembelian import, atau bisa juga berasal dari pengolahan sendiri. Secara umum hanya beberapa jenis material saja yang digunakan di PT. Dirgantara Indonesia, yaitu: 1. Alumunium alloy 2. Titanium alloy 3. Steel. Di bagian machining ini akan dibahas mengenai material alumunium. Pada machining shop khususnya pada bagian mesin CNC, material yang biasa digunakan yaitu berupa plate alumunium atau lembaran-lembaran alumunium dengan ketebalan dan ukuran yang berbeda-beda disesuaikan dengan
  • 43. 43 kebutuhannya. Jenis material yang digunakan untuk pembuatan part Fitting adalah alloy alumunium, dengan kode LN9073-L-3710-T7351. Alumunium dipilih menjadi komponen pesawat karena alumunium memiliki banyak keunggulan, diantaranya: ringan, tidak berkarat, dan kekerasannya pun bisa diatur. Keterangan: 1. Sheet mempunyai ketebalan 0,6 mm sampai dengan 5 mm 2. Plate mempunyai ketebalan 5 mm sampai dengan 25 mm 3. Blok mempunyai ketebalan 25 mm keatas D. Gambar dan Spesifikasi (Drawing and Specification) Gambar adalah dasar dalam menentukan konstruksi dan untuk mengukur dimensi dan toleransi. Penaksiran yang akurat membutuhkan pemeriksaan menyeluruh pada gambar. Semua referensi harus dibaca dengan seksama dan semua rincian serta gambar harus diperiksa. Bila ada inkonsistensi antara gambar umum dan rincian, maka rincian harus diikuti kecuali rincian tersebut jelas salah. Bila ada inkonsistensi antara gambar dan spesifikasi, spesifikasi harus diikuti. Seorang estimator harus mempelajari spesifikasi yang ada lalu mempersiapkan perkiraan kuantitas. Estimator harus benar-benar mengetahui spesifikasi yang digunakan. Jika estimator membuat catatan saat membaca spesifikasi, catatan ini akan dapat membantu ketika gambar-gambar diperiksa. Dalam catatan, estimator harus mendata item-item pekerjaan Catatan ini juga harus berisi pengingat yang digunakan selama pemeriksaan gambar. Sebuah daftar kegiatan dan materi yang dijelaskan atau disebutkan dalam spesifikasi akan sangat membantu dalam perkiraan kuantitas. E. NC Program (NCOD)
  • 44. 44 Numerical Control Operators Document NCOD merupakan buku saku operator dimana merupakan suatu bentuk dokumen agar operator dapat melakukan set-up mesin dengan baik yang sesuai dengan prosedur. NC Program merupakan program yang dibuat oleh seorang programmer mengenai langkah-langkah cara pengerjaan part yang akan dibuat. Isi dari NCOD yaitu: 1. Lembar pertama dari NCOD, merupakan lembar mengenai jenis fixture yang akan digunakan . 2. Lembar kedua berisi mengenai riwayat dari NCOD sendiri (pernah terjadi perubahan revisi atau belum), lama proses pengerjaan (run time) 3. Lembar ketiga berisi mengenai tooling hole (TH) dan hold down (HD). 4. Lembar keempat dan kelima berisi mengenai set up benda kerja pada fixture. 5. Lembar keenam sampai sepuluh berisi mengenai Machining Operation (operasi pemesinan). 6. Lembar kesebelas berisi mengenai Cutter List atau pemotong apa saja yang dipakai. F. Alat Potong (Cutting Tools) Cutting tool adalah alat yang digunakan untuk memotong benda kerja atau dinamakan juga cutter (pemotong). Cutting tool material dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Tool steel Tool steel merupakan karbon steel dengan kandungan karbon 0.9-1.3 % karbon. Baja ini memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik serta adequate toughness yang cukup baik pula sehingga material ini dapat digunakan sebagai alat untuk proses pemotongan. Material ini memiliki unsur paduan berupa Cr, W, Mo. Paduan ini berfungsi sebagai peningkat kekerasan dan ketahanan aus dari tool steel. Namun material ini akan mengalami penurunan kekerasan pada temperature 300-650 F. 2. High- speed steel (HSS)
  • 45. 45 High speed steel diproduksi dengan jaran wrought, cast, dan powder metallurgy.HSS memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada tool steel pada temperature tinggi hingga 1100 F. paduan utama dari HSS adalah W, Mo, Co,V, C. Paduan ini berfungsi meningkatkan hot hardness dan wear resistance dengan membentuk solid solution dengan matrik Fe. Kekuatan utama dari HSS adalah: a. Graat toughness-superior transverse rupture strength b. Easily fabricated c. Baik digunakan untuk geometri yang complex. 3. TiN coated HSS Material Ini merupakan HSS yang dicoating dengan TiN yang dilakukan dengan cara PVD. Coated HSS memiliki kerja yang hampir sama dengan coated carbide dalam kecepatan potongnya. 4. Cast cobalt alloy Material ini juga dikenal sebagai stellite tools. Pada material ini komposisi utamanya berupa Cobalt. Pada material ini kekerasan material ini pada suhu tinggi jauh lebih baik dari pada HSS sehingga kecepatan potongnya 25% lebih tinggi dibandingkan HSS. Material ini memiliki paduan Cr dan W sebagai solid solution dan dispersion hardened oleh refractory carbide dari W dan Cr. Elemen lain yang ditambahkan adalah V, B, Ni dan Ta. Proses pembuatannya dilakukan dengan casting dan finishing dengan proses grinda. 5. Sintered carbide Carbide cutting tool dibagi menjadi 2 jenis: a. Straight tungsten grade, digunakan untuk proses permesinan cast iron, austeniticsteinless steel, dan non ferrous or metallic material.2. b. Grade dengan komposisi utama Ti, Ta, dan atau Colombium carbide yang digunakan untuk permesinan benda ferritic. Pada titanium carbide digunakan untuk finishing dan semi finishing ferrous alloy. Proses pembuatan material ini dilakukan dengan jalan Powder metallurgy. Kelebihan utama dari material ini yaitu memilki hot hardness yang baik, stabilitas kimia dan
  • 46. 46 stiffness yang tinggi dan low friction sehingga dapat digunakan untuk permesinan dengan kecepatan tinggi. 6. Coated sintered carbide Material ini memiliki coating yang bertujuan untuk meningkatkan tool life dari material hingga 200-300% dan memiliki ketahanan abrasi yang lebih baik. Proses coating biasa dilakukan dengan menggunakan proses CVD dengan material coating berupa TiC,TiN, atau Aluminum oxide. 7. Ceramics Material yang digunakan untuk cutting tools berupa pure alumina atau alumina dengan metallic binder yang dibuat dengan jalan powder Metallurgy. Proses kompaksi yang dilakukan dengan tekanan 267-386 MPa dan disinter pada suhu 1800 F. Material ini dapat dioperasikan pada permesinan dengan kecepatan potong 2 sampai 3 kali kecepatan potong dengan sintered carbide. 8. Cermets Cermets merupakan new class material yang sangat cocok digunakan buat finishing. Cermet merupakan ceramic TiC, Nikel, Cobalt, Dan Tantalum Nitride dan carbide lainnya yang digunakan sebagai binder. Material ini memiliki ketahanan aus yang sangat tinggi, hot hardness yang baik, longer tool life, dan dapat dioperasikan pada permesinan dengan kecepatan yang tinggi dari pada cemented carbide. Kelemahan yang dimiliki cermet dibandingkan sintered carbide adalah less toughness, lower thermal conductivity, and greater thermal expansion sehingga dapat terjadi retak pada saat permesinan. Namun beberapa cermets sekarang ini telah diproduksi dengan thermal shock resistance yang tinggi. Salah satu caranya adalah dengan cara menambahkan coating yang dilakukan dengan PVD. 9. Diamonds Diamond merupakan material yang terkeras yang pernah ada saat ini. Di industri diamond polikristal digunakan untuk melakukan permesinan pada
  • 47. 47 Aluminum, bronze,dan plastic. Diamond memiliki ketahan panas yang lebih baik jika dibandingkan dengan carbide. 10. Polycubic boron nitride (PCBN) PCB N banyak digunakan dalam dunia otomotif yang digunakan untuk permesinan hardened steel dan superalloy serta juga dapat digunakan untuk machining hard aerospace material seperti Inconel 718 dan René 95. Material ini digunakan dengan disatukan dengan material pemotong lain seperti karbida sama halnya dengan Policristal diamond. Jenis cutting tools yang dipakai untuk pembuatan part Fitting ini dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut : Tabel 3.1 Cutting Tools yang digunakan dalam pembuatan part Fitting TOOL NO LIST CUTTER 1 SLOT DRILL Ф32R4 2 BALL NOSE Ф16R8 3 BALL NOSE Ф4r2 4 CENTER DRILL ф4 5 TWIST DRILL ф14.0 6 SLOT DRILL Ф20R0 G. Pencekam (Fixture) Fixture merupakan salah satu komponen dari mesin CNC yang berfungsi sebagai pencekam material, sehingga material yang pada saat diproses berada kokoh ditempatnya tidak bergerak. Selain sebagai pencekam, fixture pun memiliki fungsi sebagai peredam getaran yang dihasilkan oleh mesin. Terdapat dua jenis fixture, yaitu:
  • 48. 48 1. Individual Fixture ini di design hanya untuk saju jenis benda kerja, tidak dapat digunakan untuk mengerjakan benda dengan bentuk yang lain. 2. Standar (Universal) Fixture ini dapat digunakan untuk mencekam berbagai jenis benda, tidak hanya terfokus pada pengerjaan satu jenis benda saja. Fixture ini bersifat fleksible, atau dapat disesuaikan dengan benda kerja yang akan dibuat. Terdapat banyak jenis fixture, akan tetapi yang dibahas dilaporan ini adalah fixture yang digunakan di PT. Dirgantara Indonesia. Fixture yang digunakan dalam pembuatan part jenis Fitting adalah jenis Standar tipe NTS2-0126. H. Alat Ukur (Measuring Tools) Mengukur adalah membandingkan dimensi benda kerja terhadap alat ukur. Mengukur disebut juga membandingkan suatu bentuk dimensi benda kerja terhadap alat pemeriksa. Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran. 1. Alat ukur akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya : a. Dimensi benda yang akan diukur b. Kondisi (fisik) benda yang akan diukur c. Posisi benda yang akan diukur d. Tingkat ketelitian yang direncanakan
  • 49. 49 e. Efesien Dalam praktiknya pengukuran dapat diklasifikasikan antara lain ; Panjang, Lebar, Ketebalan, Sudut, Kerataan. 2. Alat ukur yang digunakan di industri biasanya menggunakan beberapa jenis alat ukur, seperti: a. Mistar baja b. Jangka sorong c. Mikrometer sekrup Ke tiga jenis alat ukur diatas termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur tersebut hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan diukur. 3. Alat-alat ukur yang biasa dipakai yang mempunyai ketelitian cukup tinggi antara lain : a. Jangka sorong ketelitian 0,05 mm b. Jangka sorong ketelitian 0,02 mm c. Mikro meter ketelitian 0,01 mm d. Mikro meter ketelitian 0,001 mm I. Lembar Kerja (Process Sheet) Pengertian dari Process sheet adalah lembaran-lembaran kerja yang didalamnya berisi tentang tahapan-tahapan pengerjaan suatu produk secara berurutan dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau bisa juga disebut suatu dokumen tertentu yang menyertai suatu raw material dari awal datang sampai jadi. Process sheet atau lembar kerja merupakan dokumen yang berisikan informasi tentang pengerjaan suatu part number yang dibuat oleh time planner yang selanjutnya diproses oleh operator mesin. Spesifikasi dari Process sheet
  • 50. 50 adalah jenis material, waktu pengerjaan, revision records, spesifikasi part & traceability serta operasi & inspeksi. Process Sheet ini diperuntukkan sebagai panduan proses, baik ketika tahap pengerjaan awal, proses machining, maupun sampai finishing yang harus selalu ada menyertai suatu material dari awal pengerjaan sampai akhir. Dari setiap pengerjaan yang telah dilakukan oleh operator selalu ada inspeksi, tujuan dari dilakukakannya inspeksi adalah untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah diselesaikan oleh operator sesuai dengan perintah yang ada di process sheet, sehingga mutu produk yang dihasilkan dapat terjaga J. Alat Bantu (Common Tools) Dalam pengerjaan suatu benda yang menggunakan mesin, pasti akan ada yang namannya alat bantu. Tujuan utama dibuatnya alat bantu ini adalah agar proses pembuatan suatu benda lebih mudah. Alat bantu saling berkoordinasi antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan. Dalam mesin CNC terdapat beberapa alat bantu yang digunakan, diantaranya: 1. Kunci Elen (L) Kunci Elen atau yang sering disebut dengan nama kunci L adalah adalah salah satu kunci yang sering dipergunakan di dunia industri, sebutan kunci ini diambil karena bentuknya yang menyerupai huruf L dalam huruf alphabet. Pada proses pemesinan ini kunci L biasanya digunakan untuk membuka dan mengunci material yang akan dibuat menjadi part pada fixture. 2. Crame Alat untuk mengangkat benda kerja yang memiliki beban cukup berat. 3. Breaksharp Breaksharp mempunyai fungsi untuk memberi tanda berupa garis pada benda kerja yang akan diproses. 4. Lap
  • 51. 51 Meskipun fungsinya tidak terlalu penting pada proses pemesinan, tapi lap merupakan alat bantu yang mesti tersedia. Manfaat utama dari lap ini adalah untuk mengeringkan part yang telah selesai dibuat dari cairan coolent. 5. Sikat Sama halnya dengan lap, sikat merupakan alat bantu yang tidak terlalu penting, fungsi dari sikat itu sendiri adalah untuk memberihkan meja mesin dan fixture dari sisa-sisa gram yang dihasilkan pada saat proses pengerjaan suatu part. 6. Penyangga Penyangga adalah alat bantu yang memiliki banyak manfaat dalam proses pemesinan. Fungsi utama dari penyangga adalah sebagai bahan penambah tinggi pada saat pemasangan material pada fixture. Material yang akan diproses tidak boleh bergesekan dengan meja mesin, oleh karena itu material yang akan diproses diposisikan berada diatas meja. Karena tidak semua material ringan, maka pada saat pemasangan material pada fixture diperlukannya penyangga. Agar pada saat penguncian, posisi lubang pada material dengan posisi lubang pada fixture center. K. Standar Operasi Prosedur (SOP) Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. SOP memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang- ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi, untuk itu SOP juga dilengkapi dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja (flow chart). SOP banyak diimplementasikan terutama di perusahaan, lembaga atau organisasi yang memerlukan kualitas pekerjaan sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu SOP dapat juga digunakan sebagai standar kualitas untuk menuju ke standar internasional (ISO).
  • 52. 52 Penerapan SOP ini akan membantu perusahaan untuk mempertahankan kualitas control dan kualitas proses sehingga membawa perusahaan untuk tetap bertahan di persaingan dunia bisnis. Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang dari SOP. Dari setiap teori telah dikemukakan, diketahui bahwa tujuan dari SOP adalah untuk memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya dan untuk lebih memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya Adapun tujuan-tujuan dari Standard Operating Procedure antara lain sebagai berikut : 1. Agar pekerja dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur kerja. 2. Agar pekerja dapat mengetahui dengan jelas peran dan posisi mereka dalam perusahaan. 3. Memberikan keterangan atau kejelasan tentang alur proses kerja, tanggung jawab, dan staff terkait dalam proses tersebut. 4. Memberikan keterangan tentang dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam suatu proses kerja. 5. Mempermudah perusahaan dalam mengetahui terjadinya efisiensi proses dalam suatu prosedur kerja. Jika SOP dijalankan dengan benar maka perusahaan akan mendapat banyak manfaat dari penerapan SOP tersebut, adapun manfaat dari SOP adalah sebagai berikut : 1. Memberikan penjelasan tentang prosedur kegiatan secara detail dan terinci dengan jelas dan sebagai dokumentasi aktifitas proses bisnis perusahaan. 2. Meminimalisasi fariasi dan kesalahan dalam suatu prosedur operasional kerja.
  • 53. 53 3. Memepermudah dan menghemat waktu dan tenaga dalam program training karyawan. 4. Menyamaratakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak. 5. Membantu dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap setiap proses operasional dalam perusahaan. 6. Membantu mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat suatu perubahan kebijakan. 7. Mempertahankan kualitas perusahaan melalui konsistensi kerja karena perusahaan telah memilki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur secara sistematis. L. Alat Pelindung (Safety Tools) Safety Tool atau yang sering disebut alat pelindung adalah kelengkapan yang wajib digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja dilapangan dengan tujuan untuk meminimalisir resiko kecelakaan dalam bekerja. Safety Tools telah masuk ke dalam prosedur kerja, apabila ada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung berarti dia tidak mematuhi prosedur kerja yang telah ditetapkan. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Adapun bentuk dari alat tersebut antara lain : 1. Helm Pelindung (Safety Helmet) Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung maupun tidak langsung. 2. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi untuk melindungi mata, karena mata merupakan organ tubuh yang paling sensitif dan rapuh. 3. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising, sehingga suara yang dapat memekakan gendang telinga dapat diredam.
  • 54. 54 4. Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup pada saat bekerja di tempat dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun). 5. Pelindung wajah (Face Shield) Berfungsi untuk melindungi wajah dari benturan maupun percikan benda asing pada saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda) 6. Sarung Tangan (Safety Hand) Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan. Akan tetapi biasanya sarung tangan terbuat dari bahan yang elastis tetapi kuat (missal kulit sapi) 7. Sepatu pelindung (Safety shoes) Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat Semua jenis alat pelindung yang telah di uraikan di atas digunakan sesuai dengan kebutuhan kita pada saat bekerja. Karena prosedur yang telah ditetapkan dibuat untuk keselamatan para pekerja, sesuai dengan prinsip K3L (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). M. Alat Komunikasi (Common Media) Command media (lembar perintah) lalu dibuat dalam bentuk Access untuk memudahkan proses perbaikan maupun manipulasi. Keunggulan apabila command media menggunakan Access adalah kompatibilitasnya dengan bahasa pemograman Sructured Query Language (SQL); query dapat dilihat dan disunting sebagai statemen-statemen SQL, dan statemen SQL dapat digunakan secara langsung di dalam Macro dan VBA Module untuk secara langsung memanipulasi tabel data dalam Access.
  • 55. 55 Common media merupakan suatu media yang digunakan untuk melaporkan berbagai macam permasalahan yang dialami oleh operator ketika bekerja dan sebagai permintaan untuk segera diperbaiki atau diselesaikan. Dengan kata lain, common media adalah media pelaporan tentang suatu kejadian terhadap fungsi yang terkait. Misalnya, mesin rusak, benda kerja hilang, NC program error, dan sebagainya. Jika terjadi hal-hal seperti itu, maka operator akan menuliskannya pada media yang telah tersedia untuk segera memberikan laporan dan kemudian akan segera diselesaikan oleh bidang yang bersangkutan. Adapun jenis common media yang ada di PT. DI adalah berupa format isian yang terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dengan permasalahannya. Media pelaporan tersebut adalah: 1. Request For Maintenance (RFM), format ini digunakan ketika mesin mengalami kerusakan. 2. Engineering Liaison Request (ELR), digunakan ketka ada kesalahan pada gambar kerja. 3. Numerical Control Trouble Report (NCTR), digunakan ketika NC program error atau tidak bisa jalankan. 4. Pick-Up Form, digunakan ketika ada permasalahan atau kerjadian apapun di machining shop. 5. Manufacturing Change Request (MCR), digunakan jika terdapat ketidak sesuaian/kesalahan dalam proses pembuatan produk. 6. Corrective Action Form, digunakan apabila ada koreksi terhadap seluruh komponen machining shop. 7. Time Recording, dugunakan untuk menghitung waktu proses pembuatan suatu part/komponen. 8. Check Sheet Start Up Machine, digunakan untuk mengecek kondisi mesin sebelum digunakan. 9. Informasi Antar Shift, digunakan apabila ada permasalahan yang terjadi pada saat bekerja sesuai dengan shift nya.
  • 56. 56 BAB IV PROSES PENGERJAAN PART FITTING Pada bab ini akan membahas mengenai hasil yang telah didapatkan setelah melakukan praktek industri. Banyak ilmu yang bermanfaat telah didapatkan dan kelak akan berguna di dunia kerja yang sesungguhnya. Selain ilmu pengetahuan yang baru didapatkan, dapat juga mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh pada saat perkuliahan. Ilmu yang didapatkan pada saat perkuliahan lebih banyak yang sifatnya teoritis, sehingga pada saat prakteknya tidak terlalu mengalami kesulitan yang berarti mengenai penerapan rumus dan pemahaman prinsip kerja mesin. Dan yang terakhir akan membahas mengenai proses pembuatan part Fitting dari awal datangnya material hingga selesai, penerapan mutu, serta analisis direct machining time. Proses manufakturing di PT. Dirgantara Indonesia khususnya pada bagian machining sederhananya digambarkan sebagai berikut:
  • 57. 57 A. Bagan Alur Proses Manufakturing Mesin Millac 6- Operator H Metode Proses Al-Alloy 3710-T7351 Pemesinan Part Fitting Environment / workplace Gambar 4.1 Bagan Alur Proses Manufakturing 1. Material / bahan Pada pembuatan part Fitting ini menggunakan material alumunium alloy dengan spesifikasi bahan LN9073-L-3710-T7351-45X1220X3660MM dengan 54 ukuran 19500 x 45000 mm. bahan ini lah yang kemudian akan di proses menjadi komponen pesawat yang berada pada bagian sayap pesawat. Gambar 4.2 Material untuk pembuatan part Fitting
  • 58. 58 2. Environment Sebelum material masuk pada tahap pemesinan, material akan terlebih dahulu melewati tahap pembuatan clamping dengan menggunakan mesin CNC V. MILLING MACH. RAMCON 3NC. Pada tahap ini akan dilakukan proses facing both surface to size 38 mm drill & reamer T / H dia 12H7 mm (2 plcs) drill H / D dia 10.5 mm (2 plcs) c’bore dia 20 x 15 mm depth (4 plcs) opposite mach surface. 3. Mesin Mesin yang digunakan dalam pembuatan part Fitting ini adalah jenis millac 6-H, yaitu jenis mesin CNC Horizontal 4 axis, dengan spesifikasi mesin: a. Working Capacity: 1) Max. Longitudinal table travel (X) 820 mm 2) Max. Vertical spindle head travel (Y) 660 mm 3) Max. Cross spindle head travel (Z) 660 mm 4) Rotation of table (B) 360 deg 5) Dist. From spindle CL to table top -10 – 650 mm 6) Dist. From table CL to spindlenose 200 – 860 mm b. Spindle Speed 1) Low Rage 10 – 1.800 Rpm 2) High Rage 20 – 3.350 Rpm c. Spindle Over Ride 1) 60 – 120 % (10 % interval) d. Feed Rade 1) X – axis 5 – 3.350 mm/min 2) Y – axis 5 – 3.350 mm/min
  • 59. 59 3) Z – axis 5 – 3.350 mm/min e. Positioning Accuracy 1) X/Y/Z – axis 0.015/300 mm 2. PEMASUKAN 3. CUTTING PROGRAM TOOLS 4. Operator Operator adalah salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah industri manufaktur. Fungsi utama dari operator adalah mengoperasikan mesin- mesin yang digunakan dalam sebuah proses produksi. Dalam pembuatan part Fitting ini hanya dikerjakan oleh seorang operator saja, operator ini menjalankan dan MATERIAL MESIN 1. mengawasi proses pembuatan part hingga terbentuk. 4. SET UP Al-Alloy 3710- MILLAC 6-H FIXTURE T7351 NTS2 – 0126 MESIN 5. Method Setelah persiapan material dan proses clamping selesai maka tahap selanjutnya adalah pembuatan part Fitting, untuk lebih jelasnya tahap ini dapat kita lihat pada gambar 4.3 bagan alur dan proses kerja. 5. SET UP MATERIAL 6. CHEKING 7. PROSES PROGRAM PENGERJAAN PART 8. PART FITTING TERBENTUK
  • 60. 60 Gambar 4.3 Bagan Alur dan Proses Kerja B. Langkah Kerja pembuatan Part Fitting 1. Tahap awal pada pengerjaan part Fitting adalah pengadaan material yang akan dibuat dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 2. Setelah itu tahap pemasukan program, program CNC yang akan digunakan ditransfer oleh programer melalui komputer khusus.
  • 61. 61 3. Setelah itu tahap selanjutnya adalah pemasukan cutting tools pada mesin, jadi cutting tools jenis apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan part Fitting ini. 4. Tahap selanjutnya adalah setup fixture, dimana fixture yang akan digunakan harus sesuai dengan benda kerja yang akan dibentuk. 5. Setelah selesai pada tahap setup fixture lalu masuk pada tahap setup benda kerja, benda kerja yang akan disetup pada fixture harus dipasang pada posisi yang tepat. Pada tahap setup benda kerja inilah benar-benar memakan waktu yang tidak sebentar. Karena pemasangan benda kerja harus sesuai dengan prosedur. 6. Setelah persiapan selesai lalu masukan program dan penyettingan program, lalu cheking program, dimana program yang akan digunakan kembali dicek untuk memastikan bahwa program sudah benar-benar tidak ada masalah. 7. Setelah semua tahap diatas selesai maka masuk pada tahap proses pengerjaan part. Langkah pengerjaan part Fitting dibagi kedalam 2 pos pengerjaan, langkah tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah: Tabel 4.1 Langkah pengerjaan part Fitting
  • 62. 62 Operation Description Tool No SL FEED RPM Instal work piece on FRCN Fitting + nusTD 0156. set datum position acc.lay out sketch 2/5. POS 1 Load tool T01 Slot drill Ф 32 R4 - Facing Surface to ≠ 35 mm T01 244 600 1000 - Roughing Top of Surface T01 244 600 1000 Load tool T02 Ball nose Ф 16 R8 - Finishing Top of Surface and Steps T02 212 500 1800 Load tool T03 Ball nose Ф 4 R2 - Finishing Joggle R2,0 T03 184 200 2250 Reverse work piece acc.lay out sketch 3/5 clamp and set datum position POS 2 Load tool T01 Slot drill Ф 32 R4 - Roughing Top of Surface T01 244 600 1000 Load tool T02 Ball nose Ф 16 R8 - Finishing Top of Surface T02 212 500 1800 Load tool T03 Ball nose Ф 4 R2 - Finishing joggle R2,0 T03 184 200 2250 Load tool T04 center drill Ф 4,0 - Center drilling for prev. Hole 1x T04 176 150 2500 Load tool T05 Twist drill Ф 8,0 - Drill to Ф 8,0 for prev. Hole 1x T05 216 150 1600 Load tool T06 Twist drill Ф 14,0 - Drill to Ф 14,0 for prev. Hole 1x T06 216 150 1600 Load tool T07 Slot drill Ф 20 R0 - Roughing and finishing perihery T07 244 300 1600 END OF PROGRAM C. Komponen Mesin yang digunakan 1. Mesin CNC Millac 6 – H Pada pengerjaan salah satu komponen pesawat yang berada pada bagian sayap pesawat bernama Fitting pada proses pemesinannya menggunakan mesin milling CNC Millac 6 – H 4-Axis. Mesin ini memiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X (melintang), Y (memanjang), dan Z (atas-bawah) yang
  • 63. 63 mampu menggerakkan alat potong kedalam tiga arah secara relatif ke benda kerja. Dengan mesin 4 axis ini, yang asalnya mesin yang memiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X (melintang), Y (memanjang), dan Z (atas- bawah) ditambah dengan sumbu B yaitu untuk gerak memutar. Pengerjaan mesin ini sangat mudah disesuaikan dan dapat digunakan untuk volume proses manufaktur yang rendah dan tinggi. Gambar 4.4 Mesin Millac 6-H Spesifikasi dari mesin ini adalah: f. Working Capacity: g. Max. Longitudinal table travel (X) 820 mm h. Max. Vertical spindle head travel (Y) 660 mm
  • 64. 64 i. Max. Cross spindle head travel (Z) 660 mm j. Rotation of table (B) 360 deg k. Dist. From spindle CL to table top -10 – 650 mm l. Dist. From table CL to spindlenose 200 – 860 mm m. Spindle Speed a. Low Rage 10 – 1.800 Rpm b. High Rage 20 – 3.350 Rpm n. Spindle Over Ride a. 60 – 120 % (10 % interval) o. Feed Rade a. X – axis 5 – 3.350 mm/min b. Y – axis 5 – 3.350 mm/min c. Z – axis 5 – 3.350 mm/min p. Positioning Accuracy a. X/Y/Z – axis 0.015/300 mm
  • 65. 65 2. Material Part Fitting Bahan yang digunakan pada part Fitting yaitu jenis Plate Alumunium alloy dengan spesifikasi bahan LN9073-L-3710-T7351-45X1220X3660MM dengan ukuran 19500 x 45000 mm. bahan ini lah yang kemudian akan di proses menjadi komponen pesawat yang berada pada bagian sayap pesawat. Keterangan: Sheet mempunyai ketebalan 0,6 mm sampai dengan 5 mm Plate mempunyai ketebalan 5 mm sampai dengan 25 mm Blok mempunyai ketebalan 25 mm keatas
  • 66. 66 Gambar 4.5 Bahan Plate Alumunium 3. Fixture yang digunakan Terdapat banyak jenis fixture yang digunakan di PT.DI, karena setiap fixture memiliki fungsi yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhannya. Fixture atau (Clamping System) yang digunakan dalam pembuatan part Fitting yaitu menggunakan fixture dengan kode NTS2 – 0126. Fixture ini merupakan alat produksi yang digunakan untuk menempatkan, menjepit dan menyangga
  • 67. 67 benda kerja secara kuat yang dipasang pada meja mesin. Sehingga pada saat proses pembuatan komponen sedang berlangsung, benda kerja kokoh pada tempatnya. Selain berfungsi sebagai dudukan benda kerja yang akan dikerjakan, fixture pun berfungsi sebagai peredam getaran yang dihasilkan oleh mesin. Fixture Gambar 4.6 Fixture 4. Pemilihan Cutter yang digunakan Pemilihan cutter yang digunakan harus sesuai dengan Cutter list yang ada pada NCOD (Numerical Control Operators Document). Pada pengerjaan komponen yang berbahan alumunium, cutter yang digunakan terbuat dari bahan HSS (High speed steel ). HSS memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada toolsteel pada temperature tinggi hingga 1100 F. paduan utama dari HSS adalah
  • 68. 68 W, Mo, Co,V, C. Paduan ini berfungsi meningkatkan hot hardness dan wear resistance dengan membentuk solid solution dengan matrik Fe. Kekuatan utama dari HSS adalah: a. Graat toughness-superior transverse rupture strength b. Easily fabricated c. Baik digunakan untuk geometri yang complex Gambar 4.7 Cutting Tools Cutter List yang digunakan dalam pembuatan part Fitting dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Cutter List yang digunakan dalam pembuatan part Fitting TLNO LIST CUTTER 1 SLOT DRILL Ф32R4
  • 69. 69 2 BALL NOSE Ф16R8 3 BALL NOSE Ф4r2 POS Ф 1 TLNO LIST CUTTER 1 SLOT DRILL Ф32R4 2 BALL NOSE Ф16R8 3 BALL NOSE Ф4r2 4 CENTER DRILL ф4 5 TWIST DRILL ф14.0 6 SLOT DRILL Ф20R0 POS ф 2 Pada diagram di atas terdapat dua diagram, pada diagram pertama atau POS Ф 1 hanya menggunakan 3 list cutter, dengan perintah yang telah ditentukan baik kecepatan maupun bagian yang akan diproses. Lalu pada POS Ф 2 adalah lanjutan pengerjaan dari atau POS Ф 1, dengan tambahan 3 list cutter pada proses pengerjaannya. 5. Pemasukkan Program / Perintah Kerja CNC Setelah proses pemilihan fixture dan cutting tools yang akan digunakan, maka proses selanjutnya adalah pemasukan program/perintah kerja CNC. Program yang akan digunakan dalam pembuatan part harus sesuai dengan NCOD (Numerical Control Operators Document). Program yang akan digunakan adalah
  • 70. 70 program yang sebelumnya telah dibuat oleh seorang programmer, operator hanya bertugas mengoperasikan mesin. Gambar 4.8 Pemasukan Program 6. Proses Pengerjaan Part Setelah program dimasukkan dan kemudian dimulai, maka mesin CNC milling millac 6-H ini akan bekerja sesuai dengan program atau perintah kerja yang dimasukkan. Pada saat proses pembuatan part berlangsung, coolant/cairan pendingin akan terus menyembur mengarah part dan cutting tool. Tujuannya
  • 71. 71 adalah agar suhu pada part yang sedang dibuat tetap stabil dan kandungan karbon pada cutting tool tidak menghilang akbat gesekan yang menimbulkan panas. Gambar 4.9 Proses Pengerjaan Part Fitting D. Analisis Proses Peluang untuk pengurangan waktu produksi yang potensial dimungkinkan yakni dengan melakukan pengurangan atau improvement pada sisi direct machining time. POS I 1. Kecepatan Potong a. Proses Facing and RoughingTop of Surface menggunakan cutter Slot Drill Short – R4 Ø32.
  • 72. 72 Diketahui: L = 14750,6983 mm Vf = 673,5325 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 21,9005 mm/min b. Proses Finishing Top of Surface menggunakan cutter Ball Nose – R8 Ø16. Diketahui: L = 67191,087 mm Vf = 516,6085 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 130,0619 mm/min
  • 73. 73 c. Proses Finishing Side Joggle R2 menggunakan cutter Ball nose – R2 Ø 4. Diketahui: L = 10801,7529 mm Vf = 237,5379 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 45,4738 mm/min Waktu pengerjaan pada tahap pertama yang dilakukan pada POS 1 yaitu: 197,4362 menit POS II 2. Kecepatan Potong a. Proses RoughingTop of Surface menggunakan cutter Slot Drill Short – R4 Ø32. Diketahui: L = 8777,5147 mm Vf = 649,7386 mm/min Ditanyakan: T = .......?
  • 74. 74 Dijawab: T = = = 13,5093 mm/min b. Proses Finishing Top of Surface menggunakan cutter Ball Nose – R8 Ø16. Diketahui: L = 81810,7566 mm Vf = 509,4443 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 160,5882 mm/min c. Proses Finishing Joggle R2 menggunakan cutter Ball nose – R2 Ø 4. Diketahui: L = 10938,3724 mm Vf = 240,0840 mm/min
  • 75. 75 Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 45,5606 mm/min d. Proses Center Drilling for prev hole menggunakan cutter Center Drill – Ø 4. Diketahui: L = 1688,8441 mm Vf = 4078,3484 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 0,4141 mm/min e. Proses Drill to Ø 8 for prev hole menggunakan Cutter Twist Drill – Ø 8. Diketahui: L = 1702,8441 mm Vf = 3063,2201 mm/min
  • 76. 76 Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 0,5559 mm/min f. Proses Drill to Ø 14 for prev hole menggunakan cutter Twist Drill – Ø 14. Diketahui: L = 1646,8441 mm Vf = 2890,7216 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 0,5697 mm/min
  • 77. 77 g. Proses Roughing and Finishing Periphery menggunakan cutter Slot Drill – Ø 20. Diketahui: L = 10449,2487 mm Vf = 317,6652 mm/min Ditanyakan: T = .......? Dijawab: T = = = 32,893 mm/min Waktu pengerjaan pada tahap kedua yang dilakukan pada POS 2 yaitu: 254,0915 menit. Jadi waktu total yang dibutuhkan untuk pengerjaan par Fitting yaitu 197,4362 + 254,0915 = 451,5277 menit. (7 jam 53 menit) 7. Proses Selesai