Konsep penilaian aktiva dan pengukuran dibahas dalam dokumen tersebut. Ada beberapa pendekatan penilaian aktiva berdasarkan nilai keluaran seperti diskonto arus kas masa depan dan harga jual, atau berdasarkan nilai masukan seperti biaya perolehan historis. Dokumen juga membahas konsep-konsep pengukuran seperti nilai bersih yang dapat direalisasi dan biaya pengganti.
2. • Pengukuran adalah proses memberikan jumlah
moneter kuantitatif yang berarti pada objek/peristiwa
yang berkaitan dengan suatu badan usaha, dan
diperoleh sedemikian rupa sehingga jumlah tersebut
sesuai untuk agregrasi atau disagregrasi yang
diisyaratkan oleh situasi-situasi tertentu.
• Data non moneter seringkali relevan untuk
pengambilan keputusan dan prediksi, biasanya
informasi ini ditempatkan dalam catatan kaki atau
tempat lain dalam laporan keuangan.
3. • Menurut FASB aktiva diartikan sebagai “manfaat ekonomik
mendatang yang mungkin, yang diperoleh atau dikendalikan
oleh kesatuan ekonomi tertentu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa lalu”
• Menurut APB aktiva diartikan sebagai sumber daya ekonomi
suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (termasuk)
beban-beban tertentu yang ditangguhkan, yang bukan
merupakan sumber daya.
4. 1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti
Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya
atau daya tukarnya.
2. Dikuasai atau dikendalikan entitas
Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk
mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan
manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat
tersebut
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena
transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau
meniadakan (mengurangi) aset
5. Konsep-konsep Pengukuran
a. Berdasarkan Nilai Keluaran :
1. Diskonto penerimaan kas atau potensial jasa mendatang
2. Harga keluaran yang berlaku
3. Ekuivalen kas berlaku
4. Nilai likuidasi
b. Berdasarkan Nilai Masukan :
1. Biaya (Harga perolehan) historis
2. Harga perolehan masukan berlaku
3. Diskonto harga perolehan yang akan datang
4. Biaya standar
7. Konsep penilaian ini memerlukan pengetahuan atau
penaksiran tiga faktor pokok, yaitu jumlah yang akan
diterima, faktor diskonto dan periode waktu yang terlibat.
Disebut juga nilai bersih yang dapat direalisasi. Memiliki beberapa
keterbatasan sebagai konsep penilaian, antara lain :
PLEASE WAIT......
1. Hanya dapat diterapkan pada aktiva yang dimiliki untuk dijual
(barang dagang, pabrik, peralatan atau tanah).
2. Karena harga adalah pengganti untuk harga jual diwaktu
mendatang.
3. Karena pengganti, maka metode penilaian yang berbeda harus
diterapkan.
8. • Kelemahan utama konsep ini adalah bahwa konsep tidak
memperhitungkan relevansi informasi bagi peramalan dan
kebutuhan keputusan dari para pemakai laporan
keuangan, walaupun konsep ini memberikan informasi yang
kontemporer bagi investor mengenai posisi keuangan perusahaan
dan beberapa alternatif yang tersedia baginya.
• Digunakan dalam dua keadaan utama, yaitu :
LOADING.....
1. bila barang dagang atau aktiva lainnya telah kehilangan
keguanaan normalnya, telah menjadi usang, atau sebaliknya telah
kehilangan pasar normalnya.
2. bila perusahaan bermaksud akan menghentikan kegiatan
usahanya dalam waktu dekat, sehingga tidak mampu menjualnya di
pasar normal.
9. • Adalah pengorbanan ekonomik yang dinyatakan
untuk memperoleh aktiva tertentu atau sekelompok
aktiva. Kelemahannya adalah bahwa nilai aktiva bagi
perusahaan dapat berubah sepanjang waktu.
• Menjadi dasar penting dalam akuntansi, terutama
sebagai SAKEDAP!!
sarana penyajian informasi mengenai
pengaruh inflasi terhadap perusahaan.
10. Bila dapat diperoleh bukti yang dapat diuji tentang nilai
masukan berjalan.
Merupakan konsep penilaian masukan yang didasarkan
SEBENTAR!!
pada harga tukar yang tepat dari sejumlah barang dan jasa
tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan produk itu.