SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
POSTULAT KOCH




              Oleh :
  Nama        : Adzani Ghani Ilmannafian
  NIM         : B1J009077
  Rombongan   :I
  Kelompok    :5
  Asisten     : Fitria Dewi S.




  LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
        FAKULTAS BIOLOGI
          PURWOKERTO
              2011
I. PENDAHULUAN

       Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan
menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu
diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Diagnosis yang
baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus
cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan
penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan.Virus
tumbuhan pertama kali ditemukan pada tahun 1576, sebagai patogen yang
menimbulkan gejala perubahan warna pada bunga tulip yang semula berwarna polos
menjadi bergejala strip (bercak bergaris) (Bos, 1990).
       Virus tumbuhan dalam beberapa hal berbeda dengan virus yang menyerang
hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan tersebut adalah mekanisme penetrasi virus
ke dalam sel inang. Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke dalam sel tumbuhan
melalui luka yang terjadi secara mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor.
Hal ini disebabkan virus tumbuhan tidak mempunyai alat penetrasi untuk menembus
dinding sel tumbuhan. Asam nukleat yang menjadi genom virus tumbuhan sebagian
besar merupakan molekul ssRNA. Namun, ada beberapa virus tumbuhan yang
mempunyai genom dsDNA, ssDNA, dan dsRNA (Akin, 2006).
       Penyakit tanaman adalah suatu keadaan dimana tumbuhan mengalami
gangguan fungsi fisiologis secara terus menerus sehingga menimbulkan gejala dan
tanda. Gangguan fisiologis ini disebabkan oleh faktor biotik (bakteri, cendawan,
virus dan nematoda) maupun faktor abiotik (suhu, kelembaban, unsur hara mineral).
Percobaan Koch dan peneliti-peniliti telah membuktikan bahwa jasad renik tertentu
menyebabkan penyakit tertentu pula yang dikenal dengan Postulat Koch (Bos,
1990). Mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria
berikut (1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala
penyakit yang bersangkutan, (2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat
diisolasi pada media buatan secar murni, (3) mikroorganisme penyebab penyakit
hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya,
apabila diinokulasikan, dan (4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat
direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi. Postulat Koch ini dimodifikasi,
untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan
secara murni sekalipun pada inang (Akin, 2006).
Tujuan praktikum postulat Koch adalah untuk memberikan pemahaman
praktek Postulat Koch dalam penularan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
virus tumbuhan. Khususnya mengetahui bagaimana cara penularan virus dari
tanaman yang satu ke tanaman yang lain menggunakan metode sap, karena sangat
penting untuk penelitian virus dalam laboratorium.




                          II. MATERI DAN METODE

                                    A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pot, beaker glass, mortar
dan pestle, kertas saring, corong, cotton bud steril, plastik bening, dan benang.
       Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun kacang terinfeksi
penyakit karat daun, tanaman kacang sehat, air, alkohol, dan media tanah untuk
penanaman.


                                     B. Metode

A. Pengamatan langsung
   1. Daun kacang-kacangan yang terkena penyakit karat daun disiapkan.
   2. Daun yang diduga terkena penyakit karat daun diamati gejalanya dengan
       tanda-tanda penyakit yang ditimbulkan pada tanaman kacang.
   3. Asosiasi ini ditandai dengan adanya patogen pada tanaman yang sakit.
B. Pembuatan ekstrak atau sap dari tanaman yang terinfeksi virus
   1. Tanaman kacang-kacangan yang mengalami sakit dicari, kemudian dipetik
       beberapa daun muda yang sakit.
   2. Daun yang sakit dimasukkan ke dalam mortar, daun dilumatkan dalam
       akuades dengan penumbuk porselen.
   3. Daun yang telah dilumatkan disaring dengan kertas saring sampai sap yang
       diperoleh hanya berupa cairan atau ekstrak.
C. Pengujian
  1.   Dua tanaman kacang-kacangan sehat disiapkan, satu tanaman sebagai control
       dan satu tanaman lagi sebagai uji perlakuan.
  2.   Sap atau ekstrak dari daun yang sakit diolesi dengan cotton bud ke daun yang
       sehat pada tanaman perlakuan yang sebelumnya permukaan daun sudah
       dilukai dengan menggunakan amplas secara perlahan.
  3.   Setelah itu kedua daun tanaman baik kontrol maupun perlakuan ditutup
       dengan menggunakan plastik transparan yang terpisah agar tanaman kontrol
       tidak ikut terinfeksi. Penutupan dengan plastik transparan dimaksudkan
       untuk menjaga kondisi agar tetap lembab yang akan mendukung
       pertumbuhan patogen pada tanaman inang.
  4.   Perubahan yang terjadi pada daun diamati baik pada daun yang diinokulasi
       maupun control setiap hari sampai 7 hari. Mengamati apakah menimbulkan
gejala yang sama antara daun awal yang terinfeksi virus dengan daun yang
       telah diinokulasi.
D. Uji penegasan
  1.   Uji penegasan dilakukan sesuai dengan kriteria Postulat Koch yang ketiga
       dan keempat yaitu, (3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus
       dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila
       diinokulasikan, dan (4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat
       direisolasi dari gejala yang timbul hasil inokulasi. Maka dilakukan reisolasi
       atau perlakuan kembali seperti pada metode poin A, B dan C.
  2.   Daun awal yang terinfeksi virus, daun pada inokulasi sap pertama, daun pada
       inokulasi sap kedua dan kontrol dibandingkan.




                        III. HASIL DAN PEMBAHASAN

                                     A. Hasil
Gambar 1. Daun Kacang Terinfeksi Penyakit Karat




                    Gambar 2. Daun Inokulasi Sap Pertama




          Gambar 3. Daun Inokulasi Sap Kedua dan Kontrol (kanan)




                                B. Pembahasan

       Terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit menimbulkan perubahan
pada tanaman meliputi bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan lain-lain. Perubahan ini
merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu, untuk satu macam penyakit
menimbulkan lebih dari satu macam perubahan. Patogen penyebab penyakit dapat
ditemukan pada jaringan yang terserang (internal) atau pada bagian permukan
jaringan (eksternal). Penyakit karat dapat dikenali ketika pustul berwarna orange
muncul di permukaan daun bagian bawah dan pecah mengeluarkan uredospora yang
berwarna cokelat kemerah-merahan. Pustul muncul pertama kali di permukaan
bawah. Gejala penyakit ini tampak seperti bercak-bercak coklat muda sampai orange
(warna karat) pada daun serta menyebabkan daun gugur sebelum waktunya.
Pengendalian penyakit menggunakan varietas tanaman yang resisten. Tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar. Selain itu juga dengan penyemprotan fungisida yang
sesuai dengan kondisi setempat (Perdana, 2009).
        Postulat Koch adalah metode yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya virus yang menginfeksi suatu tumbuhan. Postulat Koch berkembang
sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan
dengan teknik tertentu (Matthews, 1970). Kemajuan metoda laboratorium digunakan
untuk menentukan kriteria yang diperlukan dalam membuktikan bahwa mikroba
spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan Postulat
Koch yaitu (Semangun, 1991):
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
   ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
   laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat
   menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah
   terinfeksi tersebut.
       Teknik Postulat Koch menurut Amin (2011), yaitu tanaman yang digunakan
untuk uji setelah diinokulasikan dengan virus, diinkubasi dalam suhu 280-320 C di
siang hari dan 250-280 di malam hari. Menurut Matthews (1970), keempat kriteria
Postulat Koch harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus
dan penyakit yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan
diperoleh bahwa daun tanaman kacang-kacangan yang diinfeksi virus menunjukkan
hasil uji positif pada pengujian Postulat Koch. Postulat Koch ini dapat membuktikan
bahwa hasil isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanaman sehat akan
menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena
penyakit.
       Gejala penyakit virus pada tanaman dibagi menjadi dua yaitu gejala eksternal
dan gejala internal. Gejala eksternal berupa gejala lokal dan gejala sistemik. Gejala
lokal merupakan gejala yang hanya terbatas pada situs infeksi primer dan dalam
virologi dikenal dengan istilah bercak lokal. Bercak lokal dapat berupa klorosis
karena hilang atau berkurangnya klorofil atau nekrosis karena terjadi kematian sel
tanaman inang. Gejala sistemik terjadi apabila virus yang diinokulasi pada tanaman
inang tidak hanya terbatas pada situs infeksi primer, tetapi menyebar ke bagian lain
dan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Gejala infeksi ini secara umum
disebut gejala sistemik. Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel,
gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu (Akin, 2006) :
a. Gejala-gejala Nekrotis        : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena
   adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.
b. Gejala-gejala Hypoplastis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena
   terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment).
c. Gejala-gejala Hyperplastis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena
   pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment).
       Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh berbagai
patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya, salah satunya timbul
bercak. Sel-sel yang mati hanya terjadi pada daerah tertentu dan biasanya bewarna
kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi kematian sel, warnanya agak kekuning-kuningan.
Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang masih
sehat. Lesio dari bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi
bercak berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut
terlihat adanya tubuh buah (Perdana, 2009).
       Mekanisme pengifeksian virus ke tanaman yaitu partikel virus masuk ke
dalam tanaman melalui luka pada permukaan tanaman dengan perantaraan tepung
sari dan sebagainya, maka akan terjadi kontak antara virus dengan sitoplasma sel
tanaman. Setelah terjadi inokulasi, RNA yang merupakan bagian virus yang infektif
keluar dari selubung protein. Usaha tersebut dilakukan dengan perantaraan sel
tanaman karena virus tidak mempunyai energi untuk keperluan tersebut. Aktivitas
biologis tergantung dari tanaman yang diserangnya, keadaan ini merupakan
perbedaan utama dalam hubungan tanaman inang dengan parasit untuk penyakit
virus dan penyakit yang disebabkan oleh patogen lainnya. Protein yang ditinggalkan
kemungkinan tertinggal dalam sel tanaman dan selanjutnya menjadi bagian protein
sel tanaman inang. RNA yang keluar tersebut merangsang tanaman inang untuk
membentuk enzim yang disebut RNA-polymerases, RNA-synthetases atau RNA-
replicates. Enzim tersebut membentuk RNA baru dan RNA baru selanjutnya
merangsang sel tanaman inang untuk mensintesa molekul protein yang spesifik
untuk dijadikan selubung RNA (Akin, 2006).
       Virus dapat menginfeksikan penyakit pada tanaman inang melalui proses
molekul dan biokimia. Virus melakukan tiga cara pada tanaman inang, yaitu
penggunaan hasil metabolisme tanaman untuk sintesis virus, penumpukan virion
atau bagian dari virus, serta dampak dari polipeptida nonstruktur khas yang
disandikan oleh gen virus. Perpindahan virus dalam infeksi sistemik tanaman inang
dibagi menjadi perpindahan jarak jauh dan dekat. Perpindahan jarak jauh merupakan
perpindahan dari satu organ tanaman ke organ yang lain melalui sistem pembuluh.
Perpindahan jarak dekat yaitu perpindahan antar sel yang berdekatan yang terjadi
melalui tanaman inang (Streets, 1972).




                         IV. KESIMPULAN DAN SARAN

                                   A. Kesimpulan

       Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Postulat Koch dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya agen infeksius
   misalnya virus yang menyebabkan penyakit.
2. Keempat kriteria Postulat Koch harus dapat dipenuhi untuk menentukan
   hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan.


                                     B. Saran

       Tanaman yang akan diinfeksi virus sebaiknya dipastikan telah diberi
perlukaan agar gejala yang timbul bisa diamati dengan baik dan memberikan hasil
yang maksimal.




                            DAFTAR REFERENSI

Akin, H. M. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta.

Amin, Noriha Mat, Hamidun Bunawan, Rohaiza Ahmad Redzuan and Indu Bala S.
    Jaganath. 2011. Erwinia mallotivora sp., a New Pathogen of Papaya (Carica
    papaya) in Peninsular Malaysia. Int. J. Mol. Sci. 2011, 12, 39-45; doi:10.3390

Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
     Yogyakarta.

Matthews, R. E. F. 1970. Plant Virology. Academic Press, New York.
Perdana, D. A. 2009. Budidaya Kacang Tanah. http://dimasadityaperdana.
      blogspot.com/2009/04/budidaya-kacangtanah.html.

Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada
     University Press, Yogyakarta.

Streets, R.B. 1972. Diagnosis of Plant Diseases. The University of Arizona Press,
       Tuscon.

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Senyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobaSenyawa anti mikroba
Senyawa anti mikroba
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Virus, protozoa, bakteri
Virus, protozoa, bakteriVirus, protozoa, bakteri
Virus, protozoa, bakteri
 
Mikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiMikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisi
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
 
7 hardiningsih-jamur antagonis
7 hardiningsih-jamur antagonis7 hardiningsih-jamur antagonis
7 hardiningsih-jamur antagonis
 
Lap plaque adz
Lap plaque adzLap plaque adz
Lap plaque adz
 
Rkk11
Rkk11Rkk11
Rkk11
 
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERIMIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
 
Portofolio virologi
Portofolio virologiPortofolio virologi
Portofolio virologi
 
Bab 2 virus
Bab 2 virusBab 2 virus
Bab 2 virus
 
Bab 2 virus
Bab 2 virusBab 2 virus
Bab 2 virus
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
 
Bab 2 virus
Bab 2 virusBab 2 virus
Bab 2 virus
 
Dasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiDasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologi
 
Dasar Bakteriologi
Dasar BakteriologiDasar Bakteriologi
Dasar Bakteriologi
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
Pengantar Mikrobiologi
Pengantar MikrobiologiPengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
 

En vedette

En vedette (19)

Cv
CvCv
Cv
 
Curriculum vitae Julia
Curriculum vitae JuliaCurriculum vitae Julia
Curriculum vitae Julia
 
CURRÍCULUM VITAE
CURRÍCULUM VITAECURRÍCULUM VITAE
CURRÍCULUM VITAE
 
Cv albert 2013
Cv albert 2013Cv albert 2013
Cv albert 2013
 
MODIFICACIÓ BASES CONVOCATÒRIA BORSI DE FEINA DE PERSONAL DOCENT DE L’ESCOLET...
MODIFICACIÓ BASES CONVOCATÒRIA BORSI DE FEINA DE PERSONAL DOCENT DE L’ESCOLET...MODIFICACIÓ BASES CONVOCATÒRIA BORSI DE FEINA DE PERSONAL DOCENT DE L’ESCOLET...
MODIFICACIÓ BASES CONVOCATÒRIA BORSI DE FEINA DE PERSONAL DOCENT DE L’ESCOLET...
 
Cv merce carrio_doc_ultimaversio
Cv merce carrio_doc_ultimaversioCv merce carrio_doc_ultimaversio
Cv merce carrio_doc_ultimaversio
 
Certificados y diplomas
Certificados y diplomasCertificados y diplomas
Certificados y diplomas
 
Cv joan farres mauri
Cv joan farres mauriCv joan farres mauri
Cv joan farres mauri
 
Cv16
Cv16Cv16
Cv16
 
International week homework project
International week homework projectInternational week homework project
International week homework project
 
Certificació digital. Ana Garcia.
Certificació digital. Ana Garcia.Certificació digital. Ana Garcia.
Certificació digital. Ana Garcia.
 
OGSP
OGSPOGSP
OGSP
 
Projecte e nganxa-t_al_català
Projecte e nganxa-t_al_catalàProjecte e nganxa-t_al_català
Projecte e nganxa-t_al_català
 
Prova mostra del nivell superior - Direcció General de Política Lingüística
Prova mostra del nivell superior - Direcció General de Política LingüísticaProva mostra del nivell superior - Direcció General de Política Lingüística
Prova mostra del nivell superior - Direcció General de Política Lingüística
 
Nivell c català
Nivell c catalàNivell c català
Nivell c català
 
Certificats de català (2013)
Certificats de català (2013)Certificats de català (2013)
Certificats de català (2013)
 
Cv sergi casado-nou-catala
Cv sergi casado-nou-catalaCv sergi casado-nou-catala
Cv sergi casado-nou-catala
 
Curriculum
CurriculumCurriculum
Curriculum
 
C.v. auxiliar administrativa
C.v. auxiliar administrativaC.v. auxiliar administrativa
C.v. auxiliar administrativa
 

Similaire à Virus Tanaman

1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptxSinmaysinRaya
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluansat rahayuwati
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Ivsudiono
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
DEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptx
DEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptxDEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptx
DEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptxALDINOBSM
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptxssuser018360
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)Rukmana Suharta
 
dasar perlindungan tanaman.pptx
dasar perlindungan tanaman.pptxdasar perlindungan tanaman.pptx
dasar perlindungan tanaman.pptxdedensumoharjo10
 
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptxkonsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptxRizalGinurul
 
Dipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitDipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitAndrew Hutabarat
 
dececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteridececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteriWendi Hermawan
 

Similaire à Virus Tanaman (20)

1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Koch download
Koch downloadKoch download
Koch download
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
penyakit 1.ppt
penyakit 1.pptpenyakit 1.ppt
penyakit 1.ppt
 
penyakit 1.ppt
penyakit 1.pptpenyakit 1.ppt
penyakit 1.ppt
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
DEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptx
DEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptxDEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptx
DEFINISI GULMA MENURUT PARA AHLI.pptx
 
Plaque.tycka
Plaque.tyckaPlaque.tycka
Plaque.tycka
 
Test
TestTest
Test
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-Farmasi-Pertemuan-1 (5).pptx
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
dasar perlindungan tanaman.pptx
dasar perlindungan tanaman.pptxdasar perlindungan tanaman.pptx
dasar perlindungan tanaman.pptx
 
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptxkonsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
 
Dipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitDipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakit
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
dececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteridececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteri
 

Plus de Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

Plus de Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

Virus Tanaman

  • 1. POSTULAT KOCH Oleh : Nama : Adzani Ghani Ilmannafian NIM : B1J009077 Rombongan :I Kelompok :5 Asisten : Fitria Dewi S. LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2011
  • 2. I. PENDAHULUAN Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan.Virus tumbuhan pertama kali ditemukan pada tahun 1576, sebagai patogen yang menimbulkan gejala perubahan warna pada bunga tulip yang semula berwarna polos menjadi bergejala strip (bercak bergaris) (Bos, 1990). Virus tumbuhan dalam beberapa hal berbeda dengan virus yang menyerang hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan tersebut adalah mekanisme penetrasi virus ke dalam sel inang. Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke dalam sel tumbuhan melalui luka yang terjadi secara mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor. Hal ini disebabkan virus tumbuhan tidak mempunyai alat penetrasi untuk menembus dinding sel tumbuhan. Asam nukleat yang menjadi genom virus tumbuhan sebagian besar merupakan molekul ssRNA. Namun, ada beberapa virus tumbuhan yang mempunyai genom dsDNA, ssDNA, dan dsRNA (Akin, 2006). Penyakit tanaman adalah suatu keadaan dimana tumbuhan mengalami gangguan fungsi fisiologis secara terus menerus sehingga menimbulkan gejala dan tanda. Gangguan fisiologis ini disebabkan oleh faktor biotik (bakteri, cendawan, virus dan nematoda) maupun faktor abiotik (suhu, kelembaban, unsur hara mineral). Percobaan Koch dan peneliti-peniliti telah membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan penyakit tertentu pula yang dikenal dengan Postulat Koch (Bos, 1990). Mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut (1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan, (2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni, (3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan (4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi. Postulat Koch ini dimodifikasi, untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan secara murni sekalipun pada inang (Akin, 2006).
  • 3. Tujuan praktikum postulat Koch adalah untuk memberikan pemahaman praktek Postulat Koch dalam penularan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus tumbuhan. Khususnya mengetahui bagaimana cara penularan virus dari tanaman yang satu ke tanaman yang lain menggunakan metode sap, karena sangat penting untuk penelitian virus dalam laboratorium. II. MATERI DAN METODE A. Materi
  • 4. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pot, beaker glass, mortar dan pestle, kertas saring, corong, cotton bud steril, plastik bening, dan benang. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun kacang terinfeksi penyakit karat daun, tanaman kacang sehat, air, alkohol, dan media tanah untuk penanaman. B. Metode A. Pengamatan langsung 1. Daun kacang-kacangan yang terkena penyakit karat daun disiapkan. 2. Daun yang diduga terkena penyakit karat daun diamati gejalanya dengan tanda-tanda penyakit yang ditimbulkan pada tanaman kacang. 3. Asosiasi ini ditandai dengan adanya patogen pada tanaman yang sakit. B. Pembuatan ekstrak atau sap dari tanaman yang terinfeksi virus 1. Tanaman kacang-kacangan yang mengalami sakit dicari, kemudian dipetik beberapa daun muda yang sakit. 2. Daun yang sakit dimasukkan ke dalam mortar, daun dilumatkan dalam akuades dengan penumbuk porselen. 3. Daun yang telah dilumatkan disaring dengan kertas saring sampai sap yang diperoleh hanya berupa cairan atau ekstrak. C. Pengujian 1. Dua tanaman kacang-kacangan sehat disiapkan, satu tanaman sebagai control dan satu tanaman lagi sebagai uji perlakuan. 2. Sap atau ekstrak dari daun yang sakit diolesi dengan cotton bud ke daun yang sehat pada tanaman perlakuan yang sebelumnya permukaan daun sudah dilukai dengan menggunakan amplas secara perlahan. 3. Setelah itu kedua daun tanaman baik kontrol maupun perlakuan ditutup dengan menggunakan plastik transparan yang terpisah agar tanaman kontrol tidak ikut terinfeksi. Penutupan dengan plastik transparan dimaksudkan untuk menjaga kondisi agar tetap lembab yang akan mendukung pertumbuhan patogen pada tanaman inang. 4. Perubahan yang terjadi pada daun diamati baik pada daun yang diinokulasi maupun control setiap hari sampai 7 hari. Mengamati apakah menimbulkan
  • 5. gejala yang sama antara daun awal yang terinfeksi virus dengan daun yang telah diinokulasi. D. Uji penegasan 1. Uji penegasan dilakukan sesuai dengan kriteria Postulat Koch yang ketiga dan keempat yaitu, (3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan (4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil inokulasi. Maka dilakukan reisolasi atau perlakuan kembali seperti pada metode poin A, B dan C. 2. Daun awal yang terinfeksi virus, daun pada inokulasi sap pertama, daun pada inokulasi sap kedua dan kontrol dibandingkan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
  • 6. Gambar 1. Daun Kacang Terinfeksi Penyakit Karat Gambar 2. Daun Inokulasi Sap Pertama Gambar 3. Daun Inokulasi Sap Kedua dan Kontrol (kanan) B. Pembahasan Terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit menimbulkan perubahan pada tanaman meliputi bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan lain-lain. Perubahan ini merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu, untuk satu macam penyakit
  • 7. menimbulkan lebih dari satu macam perubahan. Patogen penyebab penyakit dapat ditemukan pada jaringan yang terserang (internal) atau pada bagian permukan jaringan (eksternal). Penyakit karat dapat dikenali ketika pustul berwarna orange muncul di permukaan daun bagian bawah dan pecah mengeluarkan uredospora yang berwarna cokelat kemerah-merahan. Pustul muncul pertama kali di permukaan bawah. Gejala penyakit ini tampak seperti bercak-bercak coklat muda sampai orange (warna karat) pada daun serta menyebabkan daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian penyakit menggunakan varietas tanaman yang resisten. Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Selain itu juga dengan penyemprotan fungisida yang sesuai dengan kondisi setempat (Perdana, 2009). Postulat Koch adalah metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya virus yang menginfeksi suatu tumbuhan. Postulat Koch berkembang sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu (Matthews, 1970). Kemajuan metoda laboratorium digunakan untuk menentukan kriteria yang diperlukan dalam membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch yaitu (Semangun, 1991): 1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan. 2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium. 3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat menimbulkan penyakit. 4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah terinfeksi tersebut. Teknik Postulat Koch menurut Amin (2011), yaitu tanaman yang digunakan untuk uji setelah diinokulasikan dengan virus, diinkubasi dalam suhu 280-320 C di siang hari dan 250-280 di malam hari. Menurut Matthews (1970), keempat kriteria Postulat Koch harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diperoleh bahwa daun tanaman kacang-kacangan yang diinfeksi virus menunjukkan hasil uji positif pada pengujian Postulat Koch. Postulat Koch ini dapat membuktikan bahwa hasil isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanaman sehat akan
  • 8. menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Gejala penyakit virus pada tanaman dibagi menjadi dua yaitu gejala eksternal dan gejala internal. Gejala eksternal berupa gejala lokal dan gejala sistemik. Gejala lokal merupakan gejala yang hanya terbatas pada situs infeksi primer dan dalam virologi dikenal dengan istilah bercak lokal. Bercak lokal dapat berupa klorosis karena hilang atau berkurangnya klorofil atau nekrosis karena terjadi kematian sel tanaman inang. Gejala sistemik terjadi apabila virus yang diinokulasi pada tanaman inang tidak hanya terbatas pada situs infeksi primer, tetapi menyebar ke bagian lain dan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Gejala infeksi ini secara umum disebut gejala sistemik. Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel, gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu (Akin, 2006) : a. Gejala-gejala Nekrotis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel. b. Gejala-gejala Hypoplastis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment). c. Gejala-gejala Hyperplastis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment). Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya, salah satunya timbul bercak. Sel-sel yang mati hanya terjadi pada daerah tertentu dan biasanya bewarna kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi kematian sel, warnanya agak kekuning-kuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang masih sehat. Lesio dari bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah (Perdana, 2009). Mekanisme pengifeksian virus ke tanaman yaitu partikel virus masuk ke dalam tanaman melalui luka pada permukaan tanaman dengan perantaraan tepung sari dan sebagainya, maka akan terjadi kontak antara virus dengan sitoplasma sel tanaman. Setelah terjadi inokulasi, RNA yang merupakan bagian virus yang infektif keluar dari selubung protein. Usaha tersebut dilakukan dengan perantaraan sel tanaman karena virus tidak mempunyai energi untuk keperluan tersebut. Aktivitas biologis tergantung dari tanaman yang diserangnya, keadaan ini merupakan perbedaan utama dalam hubungan tanaman inang dengan parasit untuk penyakit
  • 9. virus dan penyakit yang disebabkan oleh patogen lainnya. Protein yang ditinggalkan kemungkinan tertinggal dalam sel tanaman dan selanjutnya menjadi bagian protein sel tanaman inang. RNA yang keluar tersebut merangsang tanaman inang untuk membentuk enzim yang disebut RNA-polymerases, RNA-synthetases atau RNA- replicates. Enzim tersebut membentuk RNA baru dan RNA baru selanjutnya merangsang sel tanaman inang untuk mensintesa molekul protein yang spesifik untuk dijadikan selubung RNA (Akin, 2006). Virus dapat menginfeksikan penyakit pada tanaman inang melalui proses molekul dan biokimia. Virus melakukan tiga cara pada tanaman inang, yaitu penggunaan hasil metabolisme tanaman untuk sintesis virus, penumpukan virion atau bagian dari virus, serta dampak dari polipeptida nonstruktur khas yang disandikan oleh gen virus. Perpindahan virus dalam infeksi sistemik tanaman inang dibagi menjadi perpindahan jarak jauh dan dekat. Perpindahan jarak jauh merupakan perpindahan dari satu organ tanaman ke organ yang lain melalui sistem pembuluh. Perpindahan jarak dekat yaitu perpindahan antar sel yang berdekatan yang terjadi melalui tanaman inang (Streets, 1972). IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
  • 10. 1. Postulat Koch dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya agen infeksius misalnya virus yang menyebabkan penyakit. 2. Keempat kriteria Postulat Koch harus dapat dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan. B. Saran Tanaman yang akan diinfeksi virus sebaiknya dipastikan telah diberi perlukaan agar gejala yang timbul bisa diamati dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal. DAFTAR REFERENSI Akin, H. M. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta. Amin, Noriha Mat, Hamidun Bunawan, Rohaiza Ahmad Redzuan and Indu Bala S. Jaganath. 2011. Erwinia mallotivora sp., a New Pathogen of Papaya (Carica papaya) in Peninsular Malaysia. Int. J. Mol. Sci. 2011, 12, 39-45; doi:10.3390 Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Matthews, R. E. F. 1970. Plant Virology. Academic Press, New York.
  • 11. Perdana, D. A. 2009. Budidaya Kacang Tanah. http://dimasadityaperdana. blogspot.com/2009/04/budidaya-kacangtanah.html. Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Streets, R.B. 1972. Diagnosis of Plant Diseases. The University of Arizona Press, Tuscon.