SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
PERAN DAN APLIKASI ILMU TEKNIK PENGAIRAN DALAM
INDUSTRI PERTAMBANGAN
(STUDI OPERASIONAL TAMBANG PT. KALTIM PRIMA COAL)
Ibadi Zalfatirsa

Sr. Civil Engineer – Civil & Env. Planning PT. KPC
Ketua Umum Ikatan Keluarga Brawijaya Sangatta (IKBS)
ibadi.zalfatirsa@kpc.co.id
I. PENDAHULUAN
Jurusan Teknik Pengairan adalah salah satu jurusan di Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya Malang yang dibentuk berdasarkan tingkat kebutuhan akan tenaga ahli di bidang
pengairan di Indonesia. Para alumni jurusan Teknik Pengairan tersebar di berbagai lini
industri swasta dan pemerintahan, sebagian besar bekerja di sektor konsultan pengairan
ataupun konsultan sipil yang menyediakan jasa perencanaan dan pengawasan proyek-proyek
yang berhubungan langsung dengan keairan, seperti bendungan, jaringan irigasi, sistem
drainasi dan sebagainya. Namun ada sebagian kecil alumni yang bekerja di dunia
pertambangan yang mungkin sewaktu kuliah tidak pernah dibayangkan oleh alumni tersebut,
karena jika dilihat sepintas tidak ada korelasi antara pertambangan dan pengairan.
Industri pertambangan adalah suatu operasional yang melibatkan teknologi tinggi,
bersifat padat modal dan memiliki resiko yang besar dalam proses operasionalnya. Walaupun
di Indonesia khususnya sudah banyak perguruan tinggi baik swasta maupun negeri yang
memiliki jurusan Teknik Pertambangan dan telah menelurkan banyak sarjana teknik
pertambangan, namun ada beberapa hal spesifik yang memerlukan keahlian khusus yang
memang tidak dimiliki oleh sarjana pertambangan, seperti masalah perencanaan lingkungan,
perencanaan bangunan sipil penunjang dan sebagainya. Makalah ini sengaja dibuat penulis
untuk memberikan informasi akan tingginya tingkat kebutuhan ahli pengairan untuk
menunjang operasional pertambangan, khususnya pertambangan batubara dengan konsep
pertambangan terbuka (Open Pit Mining).
II. SEKILAS TENTANG PERTAMBANGAN
Menurut KepMen Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995, tempat usaha
pertambangan adalah setiap tempat pekerjaan yang bertujuan atau berhubungan langsung
dengan penyelidikan umum, eksplorasi, study kelayakan, konstruksi, operasi produksi atau
eksploitasi, pengolahan atau pemurnian, pengangkutan, penjualan bahan galian golongan a, b
dan c termasuk sarana dan prasarana penunjang yang ada diatas atau di bawah tanah, baik
yang berada dalam satu wilayah atau pada tempat yang terpisah. Menurut Prodjosumarto
(1999), secara metode operasional, penambangan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Penambangan Terbuka (Surface Mining)
2. Penambangan Tertutup (Underground Mining)
Secara umum, proses kegiatan pencarian sampai dengan pemanfaatan mineral dan batubara
menurut Suyartono (2003) dibagi menjadi 7 tahapan, yaitu :
1. Penyelidikan umum
2. Eksplorasi
3. Studi kelayakan
4. Konstruksi
5. Eksploitasi / Produksi
6. Penutupan tambang
7. Pasca tambang
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah salah satu perusahaan tambang batubara yang
menganut metode penambangan terbuka. Lokasi PKP2B PT. KPC terletak di Kabupaten
Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dengan luas konsesi sekitar 92,938 hektar. Penulis
sengaja memilih operasional pertambangan di PT. KPC sebagai obyek paparan karena penulis
berkontribusi secara langsung dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
beberapa proyek penunjang operasional pertambangan di PT. KPC.
Dalam usaha untuk memproduksi batubara khususnya di PT. KPC, ada beberapa
tahapan kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi batubara yang siap jual. Tahapan
tersebut juga merupakan pendetailan dari proses kegiatan pencarian dan pemanfaatan mineral
dan batubara seperti yang telah disebutkan diatas. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Penambangan, Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :
•

Pengeboran eksplorasi (drilling).

•

Pembuatan model geologi area yang telah di eksplorasi.

•

Perencanaan

operasional

tambang

dan

infrastruktur

pendukung

penambangan (mine planning)
2. Operasional penambangan, hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :
•

Pembersihan lahan (land clearing)

•

Pengupasan tanah pucuk (top soil)
•

Pengeboran dan Peledakan batuan penutup (OB drill & blast) jika
diperlukan.

•

Pemindahan batuan penutup (overbuden)

•

Pengeboran dan Peledakan lapisan batubara (Coal drill & blast) jika
diperlukan.

•

Penambangan batubara.

•

Pengolahan batubara di coal processing plant (CPP) sesuai dengan
kebutuhan customer.

•

Pengiriman batubara melalui pengapalan.

3. Pasca Penambangan, Menurut Rehab Spec. PT. KPC, beberapa hal yang
dilakukan setelah penambangan meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :
•

Mengidentifikasi area waste disposal yang telah sesuai dengan rencana.

•

Merubah kemiringan lereng di area waste disposal tersebut sehingga
menjadi lebih landai dan mengurangi potensi erosi karena kemiringan
lereng yang berlebih.

•

Penutupan area waste disposal dengan tanah pucuk (top soil).

•

Penaburan tanaman perintis (cover crop).

•

Di usia tertentu, area yang telah memiliki tanaman perintis yang cukup
subur bisa ditanami dengan tanaman produktif seperti sengon, sawit dan
lain-lain.

•

Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya.

Gambar 1. Tahapan Operasional Pertambangan. Sumber : PT. KPC
III. PERAN ILMU TEKNIK PENGAIRAN DALAM PERTAMBANGAN
Dari paparan pada bab II diatas, dapat diidentifikasi beberapa tahap pekerjaan yang
membutuhkan keahlian spesifik, seperti keahlian akan lingkungan, keahlian K3, keahlian
mekanikal dan elektrikal serta tidak lupa keahlian sipil dan pengairan. Dalam suatu struktur
organisasi perusahaan pertambangan yang baik, konsep “the right man on the right place”
mutlak dibutuhkan untuk menunjang profesionalisme perusahaan pertambangan tersebut. Hal
ini tercermin dari latar belakan pendidikan dan keahlian karyawan perusahaan tersebut apakah
sesuai dengan job description yang menjadi tanggung jawabnya.
Ilmu teknik pengairan dalam dunia pertambangan, secara awam mungkin tidak terlihat
korelasinya jika seseorang tersebut belum mengetahui apa saja yang menjadi tahapan proses
penambangan. Hal ini tak terlepas dari minimnya informasi tentang proses penambangan
kepada para calon sarjana Teknik Pengairan, maupun alumni dan dosen pengajar di jurusan
Teknik Pengairan.
Identifikasi tahapan penambangan yang membutuhkan keahlian khusus Teknik
Pengairan atau umumnya Teknik Sipil Hidro bisa digolongkan menjadi beberapa tahapan
umum sebagai berikut :
1. Perencanaan tambang, rehabilitasi lahan bekas tambang dan infrastruktur
penunjang.
2. Pelaksanaan dan pengawasan proyek infrastruktur penunjang operasional tambang.
3. Riset dan pengembangan metode baru untuk pengelolaan kualitas air.
Masing-masing tahapan dan korelasi dengan keahlian Teknik Pengairan akan dibahas detail
pada sub bab selanjutnya.
III.1. PERENCANAAN TAMBANG, REHABILITASI LAHAN BEKAS TAMBANG DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG
Dalam suatu kegiatan operasional suatu perusahaan dalam bidang apapun, sebuah
perencanaan yang matang dan terintegrasi sangatlah dibutuhkan guna menjamin kemajuan
perusahaan tersebut, tak terkecuali operasional perusahaan pertambangan. Sebuah perusahaan
pertambangan yang baik dan profesional pasti memiliki suatu departemen atau divisi khusus
untuk membuat suatu perencanaan tambang (Mine Planning) lengkap dengan infrastruktur
penunjang. Dari sisi waktu eksekusi, suatu perencanaan tambang dibagi menjadi 3 bagian :
1. Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Plan)
Rencana jangka panjang ini biasanya mencakup perencanaan tambang dan
infrastrukturnya minimal sampai 5 tahun kedepan. Untuk beberapa pertambangan
yang sudah mendekati batas ijin kontrak karya dengan pemerintah, biasanya
perencanaan jangka panjang akan meliputi sampai Life of Mine dan dilanjutkan
dengan perencanaan rehabilitasi pasca tambang. Perencanaan jangka panjang ini
diperlukan untuk perusahaan agar dapat melaporkan rencana produksi perusahaan
kepada Pemerintah khususnya Kementrian ESDM selaku stakeholder dari semua
perusahaan pertambangan di Indonesia. Selain itu rencana ini juga diperlukan oleh
seluruh shareholder atau pemegang saham untuk keperluan analisa bisnis komersial
para pemegang saham.
2. Perencanaan Jangka Menengah (Mid Term Plan)
Rencana jangka menengah ini adalah penterjemahan dari pihak operasional tambang
terhadap rencana jangka panjang yang telah disusun. Rencana jangka menengah ini
hanya mencakup sampai 1 tahun kedepannya dan diperlukan untuk membuat
perkiraan biaya operasional dan hasil yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut
selama 1 tahun kedepan.
3. Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Plan)
Rencana jangka pendek ini adalah penterjemahan dari pihak operasional tambang
terhadap rencana jangka menengah yang telah disusun. Rencana jangka pendek ini
bersifat harian dan rencana inilah yang menjadi acuan langsung dari operasional
lapangan seperti penempatan alat muat, alokasi truk muat ke lokasi loading point, dan
sebagainya
Dalam tahapan perencanaan yang telah dijabarkan diatas, apakah keahlian Teknik
Pengairan diperlukan? Jawabannya adalah ya. Beberapa bidang ilmu akan secara singkat
dijabarkan berikut korelasinya dengan tahapan perencanaan tambang diatas.
a) Hidrologi
Bidang ilmu ini sangat dibutuhkan terutama untuk kajian faktor resiko pemilihan kala
ulang dari curah hujan rencana yang dibutuhkan untuk suatu perencanaan tambang.
Seperti yang diketahui, menentukan curah hujan rencana adalah dasar dari segala
perencanaan bangunan air termasuk bangunan air untuk menunjang kegiatan
pertambangan. Dalam skala long term plan, akan direncanakan suatu manajemen air
(Water Management) yang terintegrasi dengan pergerakan tambang. Didalam
manajemen air tersebut akan diidentifikasi beberapa pekerjaan keairan seperti
pembuatan sediment pond / embung sedimen, penentuan jumlah pompa yang
dibutuhkan untuk pit dewatering, perencanaan saluran drainase tambang, perencanaan
pengalihan sungai dan lain lain. Semua pekerjaan keairan yang disebutkan pasti
membutuhkan analisa hidrologi yang akurat sehingga perencanaan bangunan keairan
tersebut bisa dipertanggung jawabkan sesuai dengan tingkat resiko yang diambil.
b) Hidrolika
Bidang ilmu hidrolika adalah bidang ilmu yang tak terpisahkan dari ilmu hidrologi
dalam perencanaan suatu bangunan keairan. Analisa hidrolika pasti akan dilakukan
setelah analisa hidrologi menghasilkan suatu nilai hujan rencana yang akan dipakai.
Analisa hidrolika ini bisa berupa analisa hidrolika saluran terbuka maupun hidrolika
saluran tertutup. Sebagai contoh analisa hidrolika saluran terbuka diperlukan untuk
menentukan lebar spillway pada embung sedimen, menentukan dimensi saluran
drainase dan sebagainya. Sedangkan hidrolika saluran tertutup digunakan untuk
penentuan jumlah dan kapasitas gorong-gorong dan sebagainya.
c) Drainase
Dalam istilah dunia pertambangan, sistem drainase lebih dikenal dengan istilah sistem
penyaliran atau penirisan tambang. Perencanaan sistem drainase tambang hanyalah
pengembangan dari ilmu drainase sipil umum dan juga telah mencakup analisa
hidrologi dan hidrolika didalam tahapan perencanaannya. Ilmu sistem drainase akan
diperlukan ketika akan merencanakan suatu bentuk waste disposal plan atau lebih
dikenal dengan istilah DDR (Dump Drainage & Rehab) ketika disposal tersebut masih
aktif ataupun sudah mendekati final dump.
d) Konstruksi Bendungan
Walaupun menurut PP 37 tahun 2010 tentang bendungan, sediment pond / embung
sedimen yang ada di operasional tambang umumnya dan yang ada di PT. KPC
khususnya digolongkan sebagai bendungan kecil karena kapasitasnya kurang dari
500.000 m3, ketinggian badan tanggul dari dasar pondasi <15m, panjang tanggul <
500 m dan debit rencana < 1000 m3/dt, namun dasar-dasar perencanaan tetap
mengikuti pedoman dalam ilmu konstruksi bendungan, dimana tahapan perencanaan
mulai dari analisa hidrologi, analisa tampungan, analisa hidrolika spillway, analisa
stabilitas tanggul semua harus dilakukan tanpa terkecuali. Sehingga desain sediment
pond yang dihasilkan sesuai dengan kriteria perencanaan yang ada dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teoritis.
e) Konservasi Lahan dan Transportasi Sedimen.
Perencanaan sebuah sediment pond tidak akan terlepas dari berapa banyak laju erosi
dan sedimentasi yang terjadi pada area hulu dari suatu daerah tangkapan air yang
terganggu. Oleh karena itu, prediksi laju erosi dan sedimentasi yang mendekati aktual
akan dapat mempengaruhi keberhasilan perencanaan suatu sediment pond yang akan
dibuat. Analisa konservasi lahan juga digunakan untuk memprediksi laju erosi
kedepannya setelah rencana rehabilitasi lahan dibuat, sehingga bisa diperkirakan
efektifitas rencana rehabilitasi lahan tersebut dalam mengurangi erosi dan sedimentasi
kedepannya.
III.2. PELAKSANAAN

DAN

PENGAWASAN

PROYEK

INFRASTRUKTUR

PENUNJANG OPERASIONAL TAMBANG
Setelah melewati tahapan perencanaan suatu konstruksi sipil, maka suatu saat pasti
akan sampai pada tahapan eksekusi atau pelaksanaan proyek. Di dalam operasional
perusahaan tambang yang baik, biasanya memiliki suatu departemen / divisi eksekutor atau
pelaksana pekerjaan yang terpisah dari operasional pertambangan. Sebagai contoh, di PT.
KPC memiliki suatu departemen bernama departemen Mining Service yang bertugas sebagai
pelaksana pekerjaan non operasional tambang, seperti pembuatan jalan hauling, pembuatan
sediment pond, pembuatan saluran drainase tambang dan lain lain. Sehingga departemen
operasional tambang bisa fokus hanya bekerja di bagian produksi saja.
Pada bagian ini pun, ilmu yang didapatkan di Teknik Pengairan juga ada yang bisa
diaplikasikan, walaupun secara umum ilmu Teknik Sipil umum pun juga dapat diaplikasikan.
Beberapa contoh aplikasi keilmuan yang bermanfaat pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
a) Analisa Penggunaan Alat Berat atau Pemindahan Tanah Mekanis
Dari pengamatan yang telah dilakukan, hampir sebagian besar proyek pekerjaan
infrastruktur penunjang tambang adalah pekerjaan tanah atau biasa disebuth earth
work. Dari sisi efisiensi waktu dan biaya pekerjaan, hampir dapat dipastikan
penggunaan alat berat konstruksi seperti excavator, bulldozer, dump truck, roller
compactor, motor grader dan lain sebagainya adalah opsi terbaik dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut dibandingkan menggunakan tenaga kerja manusia. Oleh karena itu
ilmu analisa penggunaan alat berat atau yang lebih populer dengan sebutan
pemindahan tanah mekanis sangat diperlukan sehingga kita dapat melakukan estimasi
berapa banyak alat dan durasi kebutuhan dari alat berat tersebut, mengingat jika tidak
di lakukan analisa, maka biaya yang timbul akibat investasi maupun rental ditambah
dengan biaya bahan bakar sangatlah besar, sehingga penggunaan alat berat harus
seoptimal mungkin.
b) Manajemen Konstruksi
Untuk melaksanakan beberapa pekerjaan infrastruktur penunjang tambang, sebagian
besar perusahaan tambang memiliki sumber daya (resources) khusus untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut, meliputi sumber daya manusia (man power) dan
sumber daya alat (equipment). Terkadang karena beban pekerjaan yang tinggi, maka
sebagian pekerjaan yang dirasa tidak dapat ditangani oleh sumber daya yang ada akan
di-pihak ketiga-kan atau istilah umumnya dikontraktorkan. Suatu pekerjaan baik
dikerjakan menggunakan sumber daya sendiri maupun dikontraktorkan, harus diatur
oleh sebuah manajemen yang baik. Semua tahapan pekerjaan fisik maupun tahapan
administrasi harus dapat di kontrol oleh pemilik proyek. Oleh karena itu dibutuhkan
pengetahuan tentang manajemen proyek yang baik guna mendapatkan hasil akhir
proyek yang optimal. Implikasinya jika suatu proyek tidak terkontrol oleh suatu
manajemen proyek yang baik, maka akan timbul over cost akibat pemakaian sumber
daya yang tidak optimal, maupun akibat ketidak mampuan pemilik proyek dalam
mengontrol kontraktornya.
III.3. RISET DAN PENGEMBANGAN METODE BARU UNTUK PENGELOLAAN
KUALITAS AIR
Dengan adanya UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, KepMen LH No. 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Pertambangan Batubara serta Perda No. 02 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air khusus di wilayah Provinsi Kalimantan Timur menuntuk
semua pelaku usaha pertambangan untuk menjaga baku mutu air keluaran tambang di sebuah
titik penaatan yang disetujui oleh pemerintah sebelum kembali masuk ke sungai. Ada
beberapa parameter yang baku mutunya harus selalu dijaga sesuai dengan regulasi pemerintah
tersebut seperti yang terdapat pada tabel-1 dan tabel-2 dibawah ini. Jika ada nilai parameter
ambang batas yang berbeda, maka akan mengacu kepada nilai yang lebih ketat.

Tabel 1. Tabel Baku Mutu Air Limbah Penambangan Batubara yang Dipersyaratkan.
Sumber : Perda Kaltim No.02 tahun 2011
Tabel 2. Tabel Baku Mutu Air Limbah Penambangan Batubara yang Dipersyaratkan.
Sumber : KepMen LH No. 113 tahun 2003
Dengan dasar tersebut, sebuah perusahaan pertambangan batubara yang baik harus
memiliki sumber daya untuk melakukan riset dan pengembangan metode baru untuk selalu
mengimbangi perkembangan operasional pertambangan dengan kualitas air yang harus selalu
terjaga kualitasnya agar selalu memenuhi baku mutu yang disyaratkan oleh pemerintah.
Walaupun sebenarnya hal ini adalah lebih banyak masuk ke wilayah keilmuan Teknik
Lingkungan, keilmuan Teknik Pengairan juga berkontribusi besar dalam hal tersebut. Salah
satu bentuk kontribusi keilmuan Teknik Pengairan adalah dapat memberikan prediksi akan
kuantitas air dimana hal ini akan menjadi input bagi rekan dengan keilmuan Teknik
Lingkungan untuk melakukan analisa dan rekayasa untuk improvement kualitas air. Semakin
tepat prediksi kuantitas air tersebut maka analisa dan rekayasa untuk improvement kualitas air
akan semakin tepat dan dapat diaplikasikan di lapangan.
IV. KESIMPULAN
Dari penjelasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa hal berikut
sebagai kesimpulan :
1. Industri pertambangan khususnya dalam pertambangan batubara adalah industri yang
menggunakan teknologi tinggi, bersifat padat modal dan memiliki resiko yang besar
dalam proses operasionalnya sehingga membutuhkan berbagai disiplin ilmu dalam
menunjang operasional pertambangan.
2. Teknik Pengairan sebagai salah satu Jurusan di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang memiliki keilmuan yang spesifik dan sangat diperlukan untuk menunjang
operasional pertambangan.
3. Beberapa keilmuan dasar dan terapan yang ada di Jurusan Teknik Pengairan yang
diperlukan untuk menunjang operasional pertambangan diantara lain adalah Hidrologi,
Hidrolika, Drainase, Konstruksi Bendungan, Konservasi Lahan, Transportasi Sedimen,
Analisa Penggunaan Alat Berat / Pemindahan Tanah Mekanis, Manajemen Konstruksi,
Pengelolaan Kualitas Air dan lainya yang tidak tersebutkan dalam makalah ini.
V. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini akan dapat membuka dan menambah
wawasan para calon sarjana, alumni dan juga dosen serta staf Jurusan Teknik Pengairan
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tentang masih adanya peluang untuk daya serap
alumni Teknik Pengairan diluar apa yang sudah ada saat ini. Selain itu penulis juga
menyarankan agar para calon sarjana dan alumni Teknik Pengairan bisa melihat alternatif
potensi untuk berkarir di luar Pulau Jawa mengingat hampir semua industri pertambangan
khususnya batubara berada di luar Pulau jawa sehingga proses pemerataan keahlian antara
sumberdaya manusia di Pulau Jawa dan diluar Pulau Jawa secara tidak langsung bisa terbantu
dan dipercepat.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pertambangan Umum, 1995. Kepmen Pertambangan dan Energi No.
555.K/26/M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.
Jakarta : Direktorat Teknik Mineral dan Batubara.
Prodjosumarto, Partanto. 1999. Tambang Terbuka (Surface Mining) – Diktat Kuliah.
Bandung : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi
Bandung.
Suryanto dkk, 2003. Good Mining Practice. Semarang : Studi Nusa.
_______, Peraturan Pemerintah RI No. 37 tahun 2010 Tentang Bendungan, Jakarta.
_______, UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Jakarta.
_______, KepMen LH No. 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Pertambangan
Batubara, Jakarta.
_______, Perda No. 02 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, Samarinda.
C&E Planning Section, Hydraulic Design Guideline, (Sangatta: Arsip Internal [tidak
diterbitkan untuk umum], Mei 2005), hlm 3-10.

Contenu connexe

Tendances

Metode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuli
Metode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuliMetode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuli
Metode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuli
asmarayudhi
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
Ketut Swandana
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
ade_dudi
 
Metode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksiMetode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksi
edo dwi guntoro
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
Werdhi S
 

Tendances (20)

Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
 
Pelaksanaan & Pencairan Jaminan Reklamasi
Pelaksanaan & Pencairan Jaminan ReklamasiPelaksanaan & Pencairan Jaminan Reklamasi
Pelaksanaan & Pencairan Jaminan Reklamasi
 
Permen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalanPermen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalan
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipil
 
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam PertambanganKearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
 
Teknik irigasi
Teknik irigasiTeknik irigasi
Teknik irigasi
 
Clean Construction Bidang Air Limbah
Clean Construction Bidang Air LimbahClean Construction Bidang Air Limbah
Clean Construction Bidang Air Limbah
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasi
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Metode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuli
Metode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuliMetode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuli
Metode pelaksanaan pekerjaan_gedung_kuli
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
 
Tugas besar s1_2013
Tugas besar s1_2013Tugas besar s1_2013
Tugas besar s1_2013
 
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkunganRKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
Arah Penguatan Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum dalam Pelaksanaan Reklam...
Arah Penguatan Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum dalam Pelaksanaan Reklam...Arah Penguatan Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum dalam Pelaksanaan Reklam...
Arah Penguatan Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum dalam Pelaksanaan Reklam...
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
 
Metode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksiMetode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksi
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 

Similaire à Makalah

Cara pengolahan pertambangan
Cara pengolahan pertambanganCara pengolahan pertambangan
Cara pengolahan pertambangan
andrians07
 
Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...
Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...
Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...
cvyohandrakonstruksi
 
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
MohAfif4
 
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang gPowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
MohAfif4
 
SEMINAR KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...
SEMINAR KERJA PRAKTEKPELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...SEMINAR KERJA PRAKTEKPELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...
SEMINAR KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...
JoSiahaan1
 
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptxPPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
davidsagita2
 
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
RafiPutra35
 

Similaire à Makalah (20)

Cara pengolahan pertambangan
Cara pengolahan pertambanganCara pengolahan pertambangan
Cara pengolahan pertambangan
 
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxPPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
 
16937-34346-1-SM.pdf
16937-34346-1-SM.pdf16937-34346-1-SM.pdf
16937-34346-1-SM.pdf
 
x
xx
x
 
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfUBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
 
Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...
Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...
Rizki Herlan Ananda Putra - Pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi mady...
 
Metoda pelaksanaan
Metoda pelaksanaanMetoda pelaksanaan
Metoda pelaksanaan
 
Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai d...
Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai d...Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai d...
Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai d...
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEKBAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
 
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang gPowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
 
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrrBAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
 
NHK__TAMKA-04_Persiapan Penambangan.pdf
NHK__TAMKA-04_Persiapan Penambangan.pdfNHK__TAMKA-04_Persiapan Penambangan.pdf
NHK__TAMKA-04_Persiapan Penambangan.pdf
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
 
SEMINAR KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...
SEMINAR KERJA PRAKTEKPELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...SEMINAR KERJA PRAKTEKPELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...
SEMINAR KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PADA PAKET PEMBANGUNAN S...
 
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxManajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
 
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptxPPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
 
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Dernier (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 

Makalah

  • 1. PERAN DAN APLIKASI ILMU TEKNIK PENGAIRAN DALAM INDUSTRI PERTAMBANGAN (STUDI OPERASIONAL TAMBANG PT. KALTIM PRIMA COAL) Ibadi Zalfatirsa Sr. Civil Engineer – Civil & Env. Planning PT. KPC Ketua Umum Ikatan Keluarga Brawijaya Sangatta (IKBS) ibadi.zalfatirsa@kpc.co.id I. PENDAHULUAN Jurusan Teknik Pengairan adalah salah satu jurusan di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang yang dibentuk berdasarkan tingkat kebutuhan akan tenaga ahli di bidang pengairan di Indonesia. Para alumni jurusan Teknik Pengairan tersebar di berbagai lini industri swasta dan pemerintahan, sebagian besar bekerja di sektor konsultan pengairan ataupun konsultan sipil yang menyediakan jasa perencanaan dan pengawasan proyek-proyek yang berhubungan langsung dengan keairan, seperti bendungan, jaringan irigasi, sistem drainasi dan sebagainya. Namun ada sebagian kecil alumni yang bekerja di dunia pertambangan yang mungkin sewaktu kuliah tidak pernah dibayangkan oleh alumni tersebut, karena jika dilihat sepintas tidak ada korelasi antara pertambangan dan pengairan. Industri pertambangan adalah suatu operasional yang melibatkan teknologi tinggi, bersifat padat modal dan memiliki resiko yang besar dalam proses operasionalnya. Walaupun di Indonesia khususnya sudah banyak perguruan tinggi baik swasta maupun negeri yang memiliki jurusan Teknik Pertambangan dan telah menelurkan banyak sarjana teknik pertambangan, namun ada beberapa hal spesifik yang memerlukan keahlian khusus yang memang tidak dimiliki oleh sarjana pertambangan, seperti masalah perencanaan lingkungan, perencanaan bangunan sipil penunjang dan sebagainya. Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memberikan informasi akan tingginya tingkat kebutuhan ahli pengairan untuk menunjang operasional pertambangan, khususnya pertambangan batubara dengan konsep pertambangan terbuka (Open Pit Mining). II. SEKILAS TENTANG PERTAMBANGAN Menurut KepMen Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995, tempat usaha pertambangan adalah setiap tempat pekerjaan yang bertujuan atau berhubungan langsung dengan penyelidikan umum, eksplorasi, study kelayakan, konstruksi, operasi produksi atau eksploitasi, pengolahan atau pemurnian, pengangkutan, penjualan bahan galian golongan a, b
  • 2. dan c termasuk sarana dan prasarana penunjang yang ada diatas atau di bawah tanah, baik yang berada dalam satu wilayah atau pada tempat yang terpisah. Menurut Prodjosumarto (1999), secara metode operasional, penambangan dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Penambangan Terbuka (Surface Mining) 2. Penambangan Tertutup (Underground Mining) Secara umum, proses kegiatan pencarian sampai dengan pemanfaatan mineral dan batubara menurut Suyartono (2003) dibagi menjadi 7 tahapan, yaitu : 1. Penyelidikan umum 2. Eksplorasi 3. Studi kelayakan 4. Konstruksi 5. Eksploitasi / Produksi 6. Penutupan tambang 7. Pasca tambang PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah salah satu perusahaan tambang batubara yang menganut metode penambangan terbuka. Lokasi PKP2B PT. KPC terletak di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dengan luas konsesi sekitar 92,938 hektar. Penulis sengaja memilih operasional pertambangan di PT. KPC sebagai obyek paparan karena penulis berkontribusi secara langsung dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi beberapa proyek penunjang operasional pertambangan di PT. KPC. Dalam usaha untuk memproduksi batubara khususnya di PT. KPC, ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi batubara yang siap jual. Tahapan tersebut juga merupakan pendetailan dari proses kegiatan pencarian dan pemanfaatan mineral dan batubara seperti yang telah disebutkan diatas. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Penambangan, Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : • Pengeboran eksplorasi (drilling). • Pembuatan model geologi area yang telah di eksplorasi. • Perencanaan operasional tambang dan infrastruktur pendukung penambangan (mine planning) 2. Operasional penambangan, hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : • Pembersihan lahan (land clearing) • Pengupasan tanah pucuk (top soil)
  • 3. • Pengeboran dan Peledakan batuan penutup (OB drill & blast) jika diperlukan. • Pemindahan batuan penutup (overbuden) • Pengeboran dan Peledakan lapisan batubara (Coal drill & blast) jika diperlukan. • Penambangan batubara. • Pengolahan batubara di coal processing plant (CPP) sesuai dengan kebutuhan customer. • Pengiriman batubara melalui pengapalan. 3. Pasca Penambangan, Menurut Rehab Spec. PT. KPC, beberapa hal yang dilakukan setelah penambangan meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : • Mengidentifikasi area waste disposal yang telah sesuai dengan rencana. • Merubah kemiringan lereng di area waste disposal tersebut sehingga menjadi lebih landai dan mengurangi potensi erosi karena kemiringan lereng yang berlebih. • Penutupan area waste disposal dengan tanah pucuk (top soil). • Penaburan tanaman perintis (cover crop). • Di usia tertentu, area yang telah memiliki tanaman perintis yang cukup subur bisa ditanami dengan tanaman produktif seperti sengon, sawit dan lain-lain. • Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya. Gambar 1. Tahapan Operasional Pertambangan. Sumber : PT. KPC
  • 4. III. PERAN ILMU TEKNIK PENGAIRAN DALAM PERTAMBANGAN Dari paparan pada bab II diatas, dapat diidentifikasi beberapa tahap pekerjaan yang membutuhkan keahlian spesifik, seperti keahlian akan lingkungan, keahlian K3, keahlian mekanikal dan elektrikal serta tidak lupa keahlian sipil dan pengairan. Dalam suatu struktur organisasi perusahaan pertambangan yang baik, konsep “the right man on the right place” mutlak dibutuhkan untuk menunjang profesionalisme perusahaan pertambangan tersebut. Hal ini tercermin dari latar belakan pendidikan dan keahlian karyawan perusahaan tersebut apakah sesuai dengan job description yang menjadi tanggung jawabnya. Ilmu teknik pengairan dalam dunia pertambangan, secara awam mungkin tidak terlihat korelasinya jika seseorang tersebut belum mengetahui apa saja yang menjadi tahapan proses penambangan. Hal ini tak terlepas dari minimnya informasi tentang proses penambangan kepada para calon sarjana Teknik Pengairan, maupun alumni dan dosen pengajar di jurusan Teknik Pengairan. Identifikasi tahapan penambangan yang membutuhkan keahlian khusus Teknik Pengairan atau umumnya Teknik Sipil Hidro bisa digolongkan menjadi beberapa tahapan umum sebagai berikut : 1. Perencanaan tambang, rehabilitasi lahan bekas tambang dan infrastruktur penunjang. 2. Pelaksanaan dan pengawasan proyek infrastruktur penunjang operasional tambang. 3. Riset dan pengembangan metode baru untuk pengelolaan kualitas air. Masing-masing tahapan dan korelasi dengan keahlian Teknik Pengairan akan dibahas detail pada sub bab selanjutnya. III.1. PERENCANAAN TAMBANG, REHABILITASI LAHAN BEKAS TAMBANG DAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG Dalam suatu kegiatan operasional suatu perusahaan dalam bidang apapun, sebuah perencanaan yang matang dan terintegrasi sangatlah dibutuhkan guna menjamin kemajuan perusahaan tersebut, tak terkecuali operasional perusahaan pertambangan. Sebuah perusahaan pertambangan yang baik dan profesional pasti memiliki suatu departemen atau divisi khusus untuk membuat suatu perencanaan tambang (Mine Planning) lengkap dengan infrastruktur penunjang. Dari sisi waktu eksekusi, suatu perencanaan tambang dibagi menjadi 3 bagian : 1. Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Plan) Rencana jangka panjang ini biasanya mencakup perencanaan tambang dan infrastrukturnya minimal sampai 5 tahun kedepan. Untuk beberapa pertambangan yang sudah mendekati batas ijin kontrak karya dengan pemerintah, biasanya
  • 5. perencanaan jangka panjang akan meliputi sampai Life of Mine dan dilanjutkan dengan perencanaan rehabilitasi pasca tambang. Perencanaan jangka panjang ini diperlukan untuk perusahaan agar dapat melaporkan rencana produksi perusahaan kepada Pemerintah khususnya Kementrian ESDM selaku stakeholder dari semua perusahaan pertambangan di Indonesia. Selain itu rencana ini juga diperlukan oleh seluruh shareholder atau pemegang saham untuk keperluan analisa bisnis komersial para pemegang saham. 2. Perencanaan Jangka Menengah (Mid Term Plan) Rencana jangka menengah ini adalah penterjemahan dari pihak operasional tambang terhadap rencana jangka panjang yang telah disusun. Rencana jangka menengah ini hanya mencakup sampai 1 tahun kedepannya dan diperlukan untuk membuat perkiraan biaya operasional dan hasil yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut selama 1 tahun kedepan. 3. Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Plan) Rencana jangka pendek ini adalah penterjemahan dari pihak operasional tambang terhadap rencana jangka menengah yang telah disusun. Rencana jangka pendek ini bersifat harian dan rencana inilah yang menjadi acuan langsung dari operasional lapangan seperti penempatan alat muat, alokasi truk muat ke lokasi loading point, dan sebagainya Dalam tahapan perencanaan yang telah dijabarkan diatas, apakah keahlian Teknik Pengairan diperlukan? Jawabannya adalah ya. Beberapa bidang ilmu akan secara singkat dijabarkan berikut korelasinya dengan tahapan perencanaan tambang diatas. a) Hidrologi Bidang ilmu ini sangat dibutuhkan terutama untuk kajian faktor resiko pemilihan kala ulang dari curah hujan rencana yang dibutuhkan untuk suatu perencanaan tambang. Seperti yang diketahui, menentukan curah hujan rencana adalah dasar dari segala perencanaan bangunan air termasuk bangunan air untuk menunjang kegiatan pertambangan. Dalam skala long term plan, akan direncanakan suatu manajemen air (Water Management) yang terintegrasi dengan pergerakan tambang. Didalam manajemen air tersebut akan diidentifikasi beberapa pekerjaan keairan seperti pembuatan sediment pond / embung sedimen, penentuan jumlah pompa yang dibutuhkan untuk pit dewatering, perencanaan saluran drainase tambang, perencanaan pengalihan sungai dan lain lain. Semua pekerjaan keairan yang disebutkan pasti
  • 6. membutuhkan analisa hidrologi yang akurat sehingga perencanaan bangunan keairan tersebut bisa dipertanggung jawabkan sesuai dengan tingkat resiko yang diambil. b) Hidrolika Bidang ilmu hidrolika adalah bidang ilmu yang tak terpisahkan dari ilmu hidrologi dalam perencanaan suatu bangunan keairan. Analisa hidrolika pasti akan dilakukan setelah analisa hidrologi menghasilkan suatu nilai hujan rencana yang akan dipakai. Analisa hidrolika ini bisa berupa analisa hidrolika saluran terbuka maupun hidrolika saluran tertutup. Sebagai contoh analisa hidrolika saluran terbuka diperlukan untuk menentukan lebar spillway pada embung sedimen, menentukan dimensi saluran drainase dan sebagainya. Sedangkan hidrolika saluran tertutup digunakan untuk penentuan jumlah dan kapasitas gorong-gorong dan sebagainya. c) Drainase Dalam istilah dunia pertambangan, sistem drainase lebih dikenal dengan istilah sistem penyaliran atau penirisan tambang. Perencanaan sistem drainase tambang hanyalah pengembangan dari ilmu drainase sipil umum dan juga telah mencakup analisa hidrologi dan hidrolika didalam tahapan perencanaannya. Ilmu sistem drainase akan diperlukan ketika akan merencanakan suatu bentuk waste disposal plan atau lebih dikenal dengan istilah DDR (Dump Drainage & Rehab) ketika disposal tersebut masih aktif ataupun sudah mendekati final dump. d) Konstruksi Bendungan Walaupun menurut PP 37 tahun 2010 tentang bendungan, sediment pond / embung sedimen yang ada di operasional tambang umumnya dan yang ada di PT. KPC khususnya digolongkan sebagai bendungan kecil karena kapasitasnya kurang dari 500.000 m3, ketinggian badan tanggul dari dasar pondasi <15m, panjang tanggul < 500 m dan debit rencana < 1000 m3/dt, namun dasar-dasar perencanaan tetap mengikuti pedoman dalam ilmu konstruksi bendungan, dimana tahapan perencanaan mulai dari analisa hidrologi, analisa tampungan, analisa hidrolika spillway, analisa stabilitas tanggul semua harus dilakukan tanpa terkecuali. Sehingga desain sediment pond yang dihasilkan sesuai dengan kriteria perencanaan yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan secara teoritis. e) Konservasi Lahan dan Transportasi Sedimen. Perencanaan sebuah sediment pond tidak akan terlepas dari berapa banyak laju erosi dan sedimentasi yang terjadi pada area hulu dari suatu daerah tangkapan air yang terganggu. Oleh karena itu, prediksi laju erosi dan sedimentasi yang mendekati aktual
  • 7. akan dapat mempengaruhi keberhasilan perencanaan suatu sediment pond yang akan dibuat. Analisa konservasi lahan juga digunakan untuk memprediksi laju erosi kedepannya setelah rencana rehabilitasi lahan dibuat, sehingga bisa diperkirakan efektifitas rencana rehabilitasi lahan tersebut dalam mengurangi erosi dan sedimentasi kedepannya. III.2. PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PROYEK INFRASTRUKTUR PENUNJANG OPERASIONAL TAMBANG Setelah melewati tahapan perencanaan suatu konstruksi sipil, maka suatu saat pasti akan sampai pada tahapan eksekusi atau pelaksanaan proyek. Di dalam operasional perusahaan tambang yang baik, biasanya memiliki suatu departemen / divisi eksekutor atau pelaksana pekerjaan yang terpisah dari operasional pertambangan. Sebagai contoh, di PT. KPC memiliki suatu departemen bernama departemen Mining Service yang bertugas sebagai pelaksana pekerjaan non operasional tambang, seperti pembuatan jalan hauling, pembuatan sediment pond, pembuatan saluran drainase tambang dan lain lain. Sehingga departemen operasional tambang bisa fokus hanya bekerja di bagian produksi saja. Pada bagian ini pun, ilmu yang didapatkan di Teknik Pengairan juga ada yang bisa diaplikasikan, walaupun secara umum ilmu Teknik Sipil umum pun juga dapat diaplikasikan. Beberapa contoh aplikasi keilmuan yang bermanfaat pada tahapan ini adalah sebagai berikut : a) Analisa Penggunaan Alat Berat atau Pemindahan Tanah Mekanis Dari pengamatan yang telah dilakukan, hampir sebagian besar proyek pekerjaan infrastruktur penunjang tambang adalah pekerjaan tanah atau biasa disebuth earth work. Dari sisi efisiensi waktu dan biaya pekerjaan, hampir dapat dipastikan penggunaan alat berat konstruksi seperti excavator, bulldozer, dump truck, roller compactor, motor grader dan lain sebagainya adalah opsi terbaik dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dibandingkan menggunakan tenaga kerja manusia. Oleh karena itu ilmu analisa penggunaan alat berat atau yang lebih populer dengan sebutan pemindahan tanah mekanis sangat diperlukan sehingga kita dapat melakukan estimasi berapa banyak alat dan durasi kebutuhan dari alat berat tersebut, mengingat jika tidak di lakukan analisa, maka biaya yang timbul akibat investasi maupun rental ditambah dengan biaya bahan bakar sangatlah besar, sehingga penggunaan alat berat harus seoptimal mungkin. b) Manajemen Konstruksi Untuk melaksanakan beberapa pekerjaan infrastruktur penunjang tambang, sebagian besar perusahaan tambang memiliki sumber daya (resources) khusus untuk
  • 8. melaksanakan pekerjaan tersebut, meliputi sumber daya manusia (man power) dan sumber daya alat (equipment). Terkadang karena beban pekerjaan yang tinggi, maka sebagian pekerjaan yang dirasa tidak dapat ditangani oleh sumber daya yang ada akan di-pihak ketiga-kan atau istilah umumnya dikontraktorkan. Suatu pekerjaan baik dikerjakan menggunakan sumber daya sendiri maupun dikontraktorkan, harus diatur oleh sebuah manajemen yang baik. Semua tahapan pekerjaan fisik maupun tahapan administrasi harus dapat di kontrol oleh pemilik proyek. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan tentang manajemen proyek yang baik guna mendapatkan hasil akhir proyek yang optimal. Implikasinya jika suatu proyek tidak terkontrol oleh suatu manajemen proyek yang baik, maka akan timbul over cost akibat pemakaian sumber daya yang tidak optimal, maupun akibat ketidak mampuan pemilik proyek dalam mengontrol kontraktornya. III.3. RISET DAN PENGEMBANGAN METODE BARU UNTUK PENGELOLAAN KUALITAS AIR Dengan adanya UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, KepMen LH No. 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Pertambangan Batubara serta Perda No. 02 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air khusus di wilayah Provinsi Kalimantan Timur menuntuk semua pelaku usaha pertambangan untuk menjaga baku mutu air keluaran tambang di sebuah titik penaatan yang disetujui oleh pemerintah sebelum kembali masuk ke sungai. Ada beberapa parameter yang baku mutunya harus selalu dijaga sesuai dengan regulasi pemerintah tersebut seperti yang terdapat pada tabel-1 dan tabel-2 dibawah ini. Jika ada nilai parameter ambang batas yang berbeda, maka akan mengacu kepada nilai yang lebih ketat. Tabel 1. Tabel Baku Mutu Air Limbah Penambangan Batubara yang Dipersyaratkan. Sumber : Perda Kaltim No.02 tahun 2011
  • 9. Tabel 2. Tabel Baku Mutu Air Limbah Penambangan Batubara yang Dipersyaratkan. Sumber : KepMen LH No. 113 tahun 2003 Dengan dasar tersebut, sebuah perusahaan pertambangan batubara yang baik harus memiliki sumber daya untuk melakukan riset dan pengembangan metode baru untuk selalu mengimbangi perkembangan operasional pertambangan dengan kualitas air yang harus selalu terjaga kualitasnya agar selalu memenuhi baku mutu yang disyaratkan oleh pemerintah. Walaupun sebenarnya hal ini adalah lebih banyak masuk ke wilayah keilmuan Teknik Lingkungan, keilmuan Teknik Pengairan juga berkontribusi besar dalam hal tersebut. Salah satu bentuk kontribusi keilmuan Teknik Pengairan adalah dapat memberikan prediksi akan kuantitas air dimana hal ini akan menjadi input bagi rekan dengan keilmuan Teknik Lingkungan untuk melakukan analisa dan rekayasa untuk improvement kualitas air. Semakin tepat prediksi kuantitas air tersebut maka analisa dan rekayasa untuk improvement kualitas air akan semakin tepat dan dapat diaplikasikan di lapangan. IV. KESIMPULAN Dari penjelasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa hal berikut sebagai kesimpulan : 1. Industri pertambangan khususnya dalam pertambangan batubara adalah industri yang menggunakan teknologi tinggi, bersifat padat modal dan memiliki resiko yang besar dalam proses operasionalnya sehingga membutuhkan berbagai disiplin ilmu dalam menunjang operasional pertambangan. 2. Teknik Pengairan sebagai salah satu Jurusan di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang memiliki keilmuan yang spesifik dan sangat diperlukan untuk menunjang operasional pertambangan. 3. Beberapa keilmuan dasar dan terapan yang ada di Jurusan Teknik Pengairan yang diperlukan untuk menunjang operasional pertambangan diantara lain adalah Hidrologi, Hidrolika, Drainase, Konstruksi Bendungan, Konservasi Lahan, Transportasi Sedimen,
  • 10. Analisa Penggunaan Alat Berat / Pemindahan Tanah Mekanis, Manajemen Konstruksi, Pengelolaan Kualitas Air dan lainya yang tidak tersebutkan dalam makalah ini. V. SARAN Diharapkan dengan adanya makalah ini akan dapat membuka dan menambah wawasan para calon sarjana, alumni dan juga dosen serta staf Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tentang masih adanya peluang untuk daya serap alumni Teknik Pengairan diluar apa yang sudah ada saat ini. Selain itu penulis juga menyarankan agar para calon sarjana dan alumni Teknik Pengairan bisa melihat alternatif potensi untuk berkarir di luar Pulau Jawa mengingat hampir semua industri pertambangan khususnya batubara berada di luar Pulau jawa sehingga proses pemerataan keahlian antara sumberdaya manusia di Pulau Jawa dan diluar Pulau Jawa secara tidak langsung bisa terbantu dan dipercepat. VI. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Pertambangan Umum, 1995. Kepmen Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. Jakarta : Direktorat Teknik Mineral dan Batubara. Prodjosumarto, Partanto. 1999. Tambang Terbuka (Surface Mining) – Diktat Kuliah. Bandung : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung. Suryanto dkk, 2003. Good Mining Practice. Semarang : Studi Nusa. _______, Peraturan Pemerintah RI No. 37 tahun 2010 Tentang Bendungan, Jakarta. _______, UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta. _______, KepMen LH No. 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Pertambangan Batubara, Jakarta. _______, Perda No. 02 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Samarinda. C&E Planning Section, Hydraulic Design Guideline, (Sangatta: Arsip Internal [tidak diterbitkan untuk umum], Mei 2005), hlm 3-10.