SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
Télécharger pour lire hors ligne
MUAMALAH
PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM
    Ade natasya
     Ayu dinda
  Livia anggraeni
  Nurul angraeni
Hukum Islam tentang
muamalah
            Pengertian
            Muamalah

          Asas Kerja Sama
        Ekonomi Dalam Islam

        Penerapan Sikap dan
              Perilaku
Pengertian Muamalah
Ilmu ekonomi islam memiliki
 makna hukum yang bertalian
 dengan harta, hak milik,
 perjanjian, jual beli, utang
 piutang, sewa-menyewa, pinjam-
 meminjam.
Jual Beli
•Hukum Jual Beli
•Rukun dan Syarat Jual Beli
•Perilaku atau Sikap yang Harus Dimiliki Oleh
 Penjual

Menghindari Riba
•Riba Fadal
•Riba Nasirah
•Riba Qardi
•Riba Yad
Jual Beli
   Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua
    kata yang mengandung makna berlawanan
    yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a
    yang artinya Beli. Menurut istilah hukum Syara,
    jual beli adalah penukaran harta (dalam
    pengertian luas) atas dasar saling rela atau
    tukar menukar suatu benda (barang) yang
    dilakukan antara dua pihak dengan
    kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka
    sama suka (lihat QS Az Zumar : 39, At Taubah :
    103, hud : 93)
1. Hukum Jual Beli
   Orang yang terjun dalam bidang usaha jual beli harus mengetahui hukum
    jual beli agar dalam jual beli tersebut tidak ada yang dirugikan, baik dari
    pihak penjual maupun pihak pembeli. Jual beli hukumnya mubah. Artinya, hal
    tersebut diperbolehkan sepanjang suka sama suka. Allah berfirman. lihat Al-
    qur,an on line di gogle
   Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
    harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
    yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”(QS An Nisa : 29
   Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut.

   Artinya : “Sesungguhnya jual beli itu hanya sah jika suka suka sama suka.” (HR
    Bukhari)

   Artinya : “ Dua orang jual beli boleh memilih akan meneruskan jual beli
    mereka atau tidak, selama keduanya belum berpisah dari tempat akad.” (HR
    Bukhari dan Muslim)
   Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang melakukan
    jual beli dan tawar menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara penjual
    dan pembeli, si pembeli boleh memilih akan meneruskan jual beli tersebut
    atau tidak. Apabila akad (kesepakatan) jual beli telah dilaksanakan dan
    terjadi pembayaran, kemudian salah satu dari mereka atau keduanya telah
    meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh membatalkan jual beli
2. Rukun dan syarat Jual Beli
   Dalam pelaksanaan jual beli, minimal ada tiga rukun yang perlu dipenuhi.
a. Penjual atau pembeli harus dalam keadaan sehat akalnya
Orang gila tidak sah jual belinya. Penjual atau pembeli melakukan jual beli dengan
    kehendak sendiri, tidak ada paksaan kepada keduanya, atau salah satu diantara
    keduanya. Apabila ada paksaan, jual beli tersebut tidak sah.
b. Syarat Ijab dan Kabul
Ijab adalah perkataan untuk menjual atau transaksi menyerahkan, misalnya saya menjual
    mobil ini dengan harga 25 juta rupiah. Kabul adalah ucapan si pembeli sebagai
    jawaban dari perkataan si penjual, misalnya saya membeli mobil ini dengan harga 25
    juta rupiah. Sebelum akad terjadi, biasanya telah terjadi proses tawar menawar terlebih
    dulu.
Pernyataan ijab kabul tidak harus menggunakan kata-kata khusus. Yang diperlukan ijab
    kabul adalah saling rela (ridha) yang direalisasikan dalam bentuk kata-kata. Contohnya,
    aku jual, aku berikan, aku beli, aku ambil, dan aku terima. Ijab kabul jual beli juga sah
    dilakukan dalam bentuk tulisan dengan sarat bahwa kedua belah pihak berjauhan
    tempat, atau orang yang melakukan transaksi itu diwakilkan. Di zaman modern saat ini,
    jual beli dilakukan dengan cara memesan lewat telepon. Jula beli seperti itu sah saja,
    apabila si pemesan sudah tahu pasti kualitas barang pesanannya dan mempunyai
    keyakinan tidak ada unsur penipuan.
c. Benda yang diperjualbelikan
1) Barang yang diperjualbelikan harus memenuhi sarat sebagai berikut.
2) Suci atau bersih dan halal barangnya
3) Barang yang diperjualbelikan harus diteliti lebih dulu
4) Barang yang diperjualbelikan tidak berada dalam proses penawaran dengan orang lain
5) Barang yang diperjualbelikan bukan hasil monopoli yang merugikan
3. Perilaku atau sikap yang harus dimiliki oleh
penjual
   a. Berlaku Benar (Lurus)
   salah satu karakter pedagang yang terpenting dan diridhai Allah adalah berlaku benar.
   Dusta dalam berdagang sangat dicela terlebih jika diiringi sumpah atas nama Allah. “Empat macam manusia yang
    dimurkai Allah, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang miskin yang congkak, orang tua renta yang berzina, dan
    pemimpin yang zalim.”(HR Nasai dan Ibnu Hibban)
   b. Menepati Amanat
   amanat adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya. Orang yang tidak melaksanakan amanat dalam
    islam sangat dicela.
   Hal-hal yang harus disampaikan ketika berdagang adalah penjual atau pedagang menjelaskan ciri-ciri, kualitas, dan
    harga barang dagangannya kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannya. Hal itu dimaksudkan agar pembeli tidak
    merasa tertipu dan dirugikan.
   c. Jujur
   Sikap jujur dalam hal timbangan, ukuran kualitas, dan kuantitas barang yang diperjual belikan adalah perintah Allah
    SWT. Firman Allah Artinya : Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia
    berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang
    kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
    kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
    muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang
    yang beriman.” (QS Al A’raf : 85)
   Sikap jujur pedagang dapat dicontohkan seperti dengan menjelaskan cacat barang dagangan, baik yang diketahui
    maupun yang tidak diketahui. Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya
   “Muslim itu adalah saudara muslim, tidak boleh seorang muslim apabila ia berdagang dengan saudaranya dan
    menemukan cacat, kecuali diterangkannya.”
   d. Khiar
   Khiar artunya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan kesepakatan (akad) jual beli atau mengurungkannya
    (menarik kembali atau tidak jadi melakukan transaksi jual beli). Ada tiga macam khiar yaitu sebagai berikut.
   1) Khiar Majelis
   Khiar majelis adalah si pembeli an penjual boleh memilih antara meneruskan akad jual beli atau mengurungkannya
    selama keduanya masih tetap ditempat jual beli.
   2) Khiar Syarat
   Khiar syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan atau mengurungkan jual beli setelah mempertimbangkan satu
    atau dua hari.
   3) Khiar Aib (cacat)
   Khiar aib (cacat) adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya, apabila barang tersebut diketahui
Menghindari Riba
   Salah satu contoh perolehan harta yang haram adalah
    sesuatu yang berasal dari pekerjaan memungut riba. Hadis
    nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut. Yang
    artinya : “Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah SAW
    bersabda : Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun,
    kecuali ia memakan harta riba. Kalau ia memakannya
    secara langsung ia akan terkena debunya.” (HR Ibnu
    Majah)
   Kata riba (ar riba) menurut bahasa yaitu tambahan (az
    ziyadah) atau kelebihan. Riba menurut istilah syarak ialah
    suatu akad perjanjian yang terjadi dalam tukar menukar
    suatu barang yang tidak diketahui syaraknya. Atau dalam
    tukar menukar itu disyaratkan menerima salah satu dari
    dua barang apabila terlambat. Riba dapat terjadi pada
    hutang piutang, pinjaman, gadai, atau sewa menyewa.
   Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
    melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
    (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
    disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
    sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
    mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
    larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
    baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
    dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
    (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
    mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah : 275)
   “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah Dan Allah tidak
    menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
    dosa.” (QS Al Baqarah : 276)
   “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
    dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah Supaya kamu
    mendapat keberuntungan.” (QS Ali Imran : 130)
   Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari Jabir r.a ia berkata :
    Rasulullah SAW telah melaknati orang-orang yang memakan riba, orang
    yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang
    yang menuliskan, orang yang menyaksikannya, dan (selanjutnya) nabi
    bersabda, mereka itu semua sama saja.” (HR Muslim)
1. Riba fadal
   Riba fadal yaitu tukar menukar dua buah barang
    yang sama jenisnya, namun tidak sama
    ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang
    menukarnya. Contohnya tukar menukar emas
    dengan emas atau beras dengan beras, dan ada
    kelebihan yang disyaratkan oleh yang
    menukarkan. Supaya tukar menukar seperti ini
    tidak termasuk riba harus memenuhi tiga syarat
    sebagai berikut.
   Barang yang ditukarkan harus sama
   Timbangan atau takarannya harus sama
   Serah terima harus pada saat itu juga.
2. Riba nasiah
 Ribanasiah yaitu tukar menukar barang
 yang sejenis maupun yang tidak sejenis
 atau jual beli yang pembayarannya
 disyaratkan lebih oleh penjual dengan
 waktu yang dilambatkan. Contohnya,
 salim membeli arloji seharga Rp 500.000.
 Oleh penjualnya disyaratkan
 membayarnya tahun depan dengan
 harga Rp 525.000
3. Riba Qardi
 Meminjamkansesuatu dengan syarat
 ada keuntungan atau tambahan dari
 orang yang meminjami.
4. Riba yad
 Riba yad yaitu berpisah dari tempat akad
 jual beli sebelum serah terima. Misalnya,
 orang yang membeli suatu barang
 sebelum ia menerima barang tersebut
 dari penjual, penjual dan pembeli
 tersebut telah berpisah sebelum serah
 terima barang itu. Jual beli ini dinamakan
 riba yad
Berikut syarat-syarat jual beli agar tidak
menjadi riba.


   A. Menjual
             sesuatu yang sejenis ada tiga syarat, yaitu:
 1) serupa timbangan dan banyaknya
 2) tunai, dan
 3) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum
  meninggalkan majelis akad.


   b. Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat, yaitu:
   1) tunai dan
   2) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis
    akad.
   Riba diharamkan oleh semua agama samawi. Adapun sebab
    diharamkannya karena memiliki bahaya yang sangat besar antara lain
    sebagai berikut.
   Riba dapat menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis habis
Asas Kerja sama Ekonomi
(Syirkah) dalam Islam
 Saatini umat Islam Indonesia, demikian
 juga belahan dunia Islam (muslim world)
 lainnya telah menerapkan sistem
 perekonomian yang berbasis nilai-nilai
 dan prinsip syariah (Islamic economic
 system) untuk dapat diterapkan dalam
 segenap aspek kehidupan bisnis dan
 transaksi ekonomi umat. Keinginan ini
 didasari oleh kesadaran untuk
 menerapkan Islam secara utuh dan total.
Musyarakah         Mudarabah



  Musaqah,
  muzaraah,      Perbankan Islam
 mukhabarah


                      Lembaga
Asuransi Islam   keuangan nonbank
                     yang islami
1. Musyarakah
 Musyarakah  adalah akad kerjasama antara dua
 pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
 masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
 atau amal (expertise) dengan kesepakatan bahwa
 keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
 sesuai dengan kesepakatan.
a. Dasar Hukum
   Landasan hukum dari musyarakah ini antara lain :

   Artinya : “… maka mereka berserikat pada sepertiga …” (QS An Nisa : 12)
   Bersabda Rasulullah yang artinya : “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
    bersabda : sesungguhnya Allah azza wajalla berfirman : Aku pihak ketiga dari
    dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya.”
    (HR Abu Daud)
   Hadis tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya
    yang melakukan perkongsian atau kerja sama selama pihak-pihak yang
    bekerja sama tersebut saling menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan
    menjauhi pengkhianatan.
   Berdasarkan dalil-dalil diatas, musyarakah (syirkah) dapat diartikan dua orang
    atau lebih yang bersekutu (berserikat) dimana uang yang mereka dapatkan
    dari harta warisan, atau mereka kumpulkan diantara mereka, kemudian
    diinvestasikan dalam perdagangan, industri, atau pertanian dan lain-lain
    sepanjang sesuai dengan kesepakatan bersama dan hal tersebut hukumnya
    boleh.
b. Syarat-syarat musyarakah
   Dalam bersyarikah ada 5 syarat ayng harus
    dipenuhi yaitu sebagai berikut.
   1) Benda (harta dinilai dengan uang)
   2) Harta-harta itu sesuai dalam jenis dan
    macamnya
   3) Harta-harta dicampur
   4) Satu sama lain membolehkan untuk
    membelanjakan harta itu
   5) Untung rugi diterima dengan ukuran harta
    masing-masing.
c. Jenis-jenis musyarakah
   Ada dua jenis musyarakah yakni musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak)
   1) Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang
    mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini,
    kepemilikan dua orang atau lebih, berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula
    keuntungan yang dihasilkan oleh aset tersebut.
   2) Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju
    bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat berbagi
    keuntungan dan kerugian. Musyarakah akad terbagi menjadi ‘inan, mufawadah, a’mal, wujuh,
    dan mudarabah
   a) Syirkah ‘inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu
    porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja, keuntungan dan kerugian yang
    dibagi sesuai dengan kesepakatan diantara mereka
   b) Syirkah mufawadah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
    memberikan dana yang jumlahnya sama dan berpartisipasi dalam kerja, keuntungan dan
    kerugian dibagi secara sama besar
   c) Syirkah a’mal adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan
    secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misal dua orang arsitek
    menggarap sebuah proyek
   d) Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan
    prestise baik dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan
    menjual barang tersebut secara tunai. Keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan jaminan
    yang disediakan masing-masing.
   Pada bidang perbankan misalnya, penerapan musyarakah dapat berwujud hal-hal berikut ini.
   1. Pembiayaan proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan dimana
    nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah
    proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
    disepakati
   2. Modal ventura. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi
    dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura.
    Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan
    divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
2. Mudarabah (bagi hasil)
   Mudarabah adalah akad kerja sama usaha
    antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul
    mal) menyediakan seluruh (100 %) modal,
    sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
    Keuntungan usaha secara mudarabah dibagi
    menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
    kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
    pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
    kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
    diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si
    pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab
    atas kerugian tersebut.
a.Dasar Hukum
   Secara umum landasan dasar syariah mudarabah lebih
    mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak
    dalam ayat dan hadis berikut ini. Allah berfirman dalam surat al-
    Muzammil yang artinya : “… dan dari orang-orang yang berjalan
    dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…” (Al Muzammil
    : 20)
   Adanya kata yadribun pada ayat diatas dianggap sama dengan
    akar kata mudarabah yang berarti melakukan suatu perjalanan
    usaha. Surah tersebut mendorong kaum muslim untuk melakukan
    upaya atau usaha yang telah diperintahkan Allah SWT.
   Hadis nabi Muhammad yang artinya : “Diriwayatkan dari Ibnu
    Abbas bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke
    mitra usahanya secara mudarabah mensyaratkan agar dananya
    tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang
    berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan
    tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
    tersebut. Disampaikan syarat syarat tersebut kepada rasulullah
    SAW. Dan rasulullah pun membolehkannya.”(HR Tabrani).
b.Jenis-jenis mudarabah
   Secara umum, mudarabah terbagi menjadi dua jenis yakni
    mudarabah mutlaqah dan mudarabah muqayyadah.
   a. Mudarabah mutlaqah
   Mudarabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara pemilik
    modal (sahibul mal) dan pengelola (mudarib) yang cakupannya
    sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu,
    dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fikih ulama salafus saleh
    seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukan
    sesukamu) dari sahibul mal ke mudarib yang memberi kekuasaan
    sangat besar.
   b. Mudarabah Muqayyadah
   Mudarabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudarabah
    mutlaqah. Si Mudarib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu,
    atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
    mencerminkan kecenderungan umum si Sahibul Mal dalam
    memasuki jenis dunia usaha.
3. Musaqah, Muzaraah, dan
Mukhabarah
   a. Musaqah (paroan kebun)
   Yang dimaksud musaqah adalah bentuk kerja sama dimana orang
    yang mempunyai kebun memberikan kebunnya kepada orang
    lain (petani) agar dipelihara dan penghasilan yang didapat dari
    kebun itu dibagi berdua menurut perjanjian sewaktu akad
   Musaqah dibolehkan oleh agama karena banyak orang yang
    membutuhkannya. Ada orang yang mempunyai kebun, tapi dia
    tidak dapat memeliharanya. Sebaliknya, ada orang yang tidak
    mempunyai kebun, tapi terampil bekerja. Musaqah memberikan
    keuntungan bagi kedua belah pihak yakni pemilik kebun dan
    pengelola sehingga sama-sama memperoleh hasil dari kerja sama
    tersebut. Hadis menjelaskan sebagai berikut yang artinya : “Dari
    Ibnu Umar: Sesungguhnya nabi Muhammad SAW telah
    memberikan kebun beliau kepada penduduk khaibar agar
    dipelihara oleh mereka dengan perjanjian, mereka akan diberi
    sebagian dari penghasilannya, baik dari buah-buahan atau hasil
    petani (palawija).” (HR Muslim)
b. Muzaraah
   Muzaraah adalah kerjasama dalam pertanian
    berupa paroan sawah atau ladang seperdua
    atau sepertiga atau lebih atau kurang,
    sedangkan benih(bibit tanaman)nya dari pekerja
    (petani). Zakat hasil paroan ini diwajibkan atas
    orang yang punya benih. Oleh karena itu, pada
    muzaraah zakat wajib atas petani yang bekerja
    karena pada hakekatnya dialah (si petani) yang
    bertanam, yang mempunyai tanah seolah-olah
    mengambil sewa tanahnya, sedangkan
    pengantar dari sewaan tidak wajib mengeluarkan
    zakatnya.
c. Mukhabarah
   Mukhabarah kerjasama dalam pertanian berupa
    paroan sawah atau ladang seperdua atau
    sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan
    benihnya dari pemilik sawah/ladang. Adapun
    pada mukhabarah, zakat diwajibkan atas yang
    punya tanah karena pada hakekatnya dialah
    yang bertanam, sedangkan petani hanya
    mengambil upah bekerja. Penghasilan yang
    didapat dari upah tidak wajib dibayar zakatnya.
    Kalau benih dari keduanya, zakat wajib atas
    keduanya yang diambil dari jumlah pendapatan
    sebelum dibagi. Hukum kerja sama tersebut diatas
    diperbolehkan sebagian besar para sahabat,
    tabi’in dan para imam
4. Perbankan Islam
   Lahirnya ekonomi Islam di zaman modern ini cukup unik dalam sejarah perkembangan
    ekonomi. Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi-ekonomi yang lain karena lahir atau
    berasal dari ajaran Islam yang mengharamkan riba dan menganjurkan sedekah.
    Kesadaran tentang larangan riba telah menimbulkan gagasan pembentukan suatu bank
    Islam pada dasawarsa kedua abad ke-20 diantaranya melalui pendirian institusi sebagai
    berikut.
   1. Bank Pedesaan (Rural Bank) dan Bank Mir-Ghammar di Mesir tahun 1963 atas prakarsa
    seorang cendikiawan Mesir DR. Ahmad An Najjar
   2. Dubai Islamic Bank (1973) di kawasan negara-negara Emirat Arab
   3. Islamic Development Bank (1975) di Saudi Arabia
   4. Faisal Islamic Bank (1977) di Mesir
   5. Kuwait House of Finance di Kuwait (1977)
   6. Jordan Islamic Bank di Yordania (1978)
   Bank non Islam yang disebut juga bank konvensional adalah sebuah lembaga keuangan
    yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang memerlukan
    dana, baik perorangan atau badan usaha guna investasi dalam usaha-usaha yang
    produktif dan lain-lain dengan sistem bunga.
   Sedangkan Bank Islam yang dikenal dengan Bank Syariah adalah sebuah lembaga
    keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum (syariat) Islam dan tidak memakai
    sistem bunga karena bunga dianggap riba yang diharamkan oleh Islam. (QS Al Baqarah :
    275-279)
5. Asuransi Islam
   usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melaui investasi
    dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
    tertentu melalu akad (perikatan) yang sesuai Syariah
   Ada beberapa sumber yang dijadikan rujukan bagi berlangsungnya sistem asuransi tersebut,
    diantaranya adalah hadis Nabi Muhammad SAW “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam
    suatu masyarakat ibarat satu bangunan, dimana tiap bangunan saling mengokohkan satu sama
    lain.” (HR Bukhari danMmuslim)
   Secara operasional, asuransi yang sesuai dengan Syariah memiliki sistem yang mengandung hal-hal
    sebagai berikut.
   1. Mempunyai akad takafuli (tolong menolong) untuk memberikan santunan atau perlindungan atas
    musibah yang akan datang
   2. Dana yang terkumpul menjadi amanah pengelola dana. Dana tersebut diinvestasikan sesuai
    dengan instrumen Syariah seperti mudarabah, wakalah, wadi’ah dan murabahah.
   3. Premi memiliki unsur tabaru’ atau mortalita (harapan hidup)
   4. Pembebanan biaya operasional ditanggung pemegang polis, terbatas pada kisaran 30 % dari
    premi sehingga pembentukan pada nilai tunai cepat terbentuk pada tahun pertama yang memiliki
    nilai 70 % dari premi.
   5. dari rekening tabaru’ (dana kebajikan seluruh peserta) sejak awal sudah dikhlaskan oleh peserta
    untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah.
   6. Mekanisme pertanggungan pada asuransi Syariah adalah sharing of risk. Apabila terjadi musibah
    semua peserta ikut (saling) menanggung dan membantu
   7. Keuntungan (profit) dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil
    (mudarabah),atau dalam akad tabarru’ dapat berbentuk hadiah kepada peserta dan ujrah (fee)
    kepada pengelola.
   8. Mempunyai misi akidah, sosial serta mengangkat perekonomian umat Islam atau misi iqtisadi
6. Lembaga Keuangan
Nonbank yang Islami
   1. Koperasi
   Pengertian koperasi dari segi etimologi berasal dari bahasa inggris
    coorporation, yang artinya bekerja sama. Pengertian koperasi dari segi
    etimologi ialah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakn
    orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama denagn penuh
    kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar suka rela
    secara kekeluargaan.
   2. BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
   Merupakan lembaga keuangan mikro yang sanagt sukses. BMT di Indonesia
    tumbuh dari bawah (masyarakat berekonomi lemah) yang didukung oleh
    deposan-deposan kecil. BMT telah menjalankan fungsinya sebagai lembaga
    intermediasi yang mengelola dana dari, untuk dan oleh masyarakat yang
    merupakan perwujudan demokrasi ekonomi. BMT-BMT sebagian besar
    berbadan hukum koperasi yang merupakan badan usaha berdasarkan azas
    kekeluargaan yang sesuai dengan Islam. Sampai tahun 2003, jumlah BMT
    sudah mendekati angka 4000 unit dimana proses operasionalnya tidak jauh
    beda dengan operasional BPRS atau Bank Syariah
Penerapan Sikap dan Perilaku
   Ekonomi Islam di Indonesia hingga saat ini mengalami perkembangan yang
    signifikan. Hal ini ditandai dengan maraknya kajian-kajian ekonomi Syariah,
    banyaknya lembaga keuangan yang berorientasi Syariah serta semakin
    tingginya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menerapkan kerjasama
    ekonomi berdasarkan Syariah. Ada beberapa aspek perilaku yang harus
    mencerminkan kepatuhan terhadap hukum Islam di segala aspek kehidupan,
    khusunya tentang kerja sama ekonomi Islam yaitu sebagai berikut.
   Tanggung Jawab
   Tolong Menolong
   Saling melindungi
   Adil
   Amanah/jujur
   Perilaku lain adalah mempunyai manajemen islami, menghormati hak azazi
    manusia, menjaga lingkungan hidup, melaksanakan good corporate
    governance, tidak spekulatif dan memegang teguh prinsip kehati-hatian.

Contenu connexe

Tendances

Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Rahmita Rmdhnty
 
Power Point Mu'amalah Hasil Download
Power Point Mu'amalah Hasil DownloadPower Point Mu'amalah Hasil Download
Power Point Mu'amalah Hasil DownloadLin Hidayati
 
Hukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam IslamHukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam IslamDerina Ellya R
 
1. pengertian f.muamalah
1. pengertian f.muamalah1. pengertian f.muamalah
1. pengertian f.muamalahblogalip
 
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 25. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2alfathir akbar
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Marhamah Saleh
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahMarhamah Saleh
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamArham Gensida
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu KianggehKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggehezz_ally
 
Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)Marhamah Saleh
 

Tendances (20)

Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
 
Power Point Mu'amalah Hasil Download
Power Point Mu'amalah Hasil DownloadPower Point Mu'amalah Hasil Download
Power Point Mu'amalah Hasil Download
 
Hukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam IslamHukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam Islam
 
1. pengertian f.muamalah
1. pengertian f.muamalah1. pengertian f.muamalah
1. pengertian f.muamalah
 
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 25. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
 
Ppt jual beli
Ppt jual beliPpt jual beli
Ppt jual beli
 
Ppt tekpen 2
Ppt tekpen 2Ppt tekpen 2
Ppt tekpen 2
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
Pres agama
Pres agamaPres agama
Pres agama
 
Rangkuman Fiqh Muamalah
Rangkuman Fiqh MuamalahRangkuman Fiqh Muamalah
Rangkuman Fiqh Muamalah
 
Ppt fiqh 2
Ppt fiqh 2Ppt fiqh 2
Ppt fiqh 2
 
Jual beli dalam islam
Jual beli dalam islamJual beli dalam islam
Jual beli dalam islam
 
Presentasi Fiqh 9
Presentasi Fiqh 9Presentasi Fiqh 9
Presentasi Fiqh 9
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islam
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu KianggehKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
 
Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)
 
jual beli dalam islam
jual beli dalam islamjual beli dalam islam
jual beli dalam islam
 
Jenis jual beli
Jenis jual beliJenis jual beli
Jenis jual beli
 

En vedette

En vedette (10)

Islam di Indonesia Dalam Komunikasi Budaya
Islam di Indonesia Dalam Komunikasi BudayaIslam di Indonesia Dalam Komunikasi Budaya
Islam di Indonesia Dalam Komunikasi Budaya
 
Jual beli (wina)
Jual beli (wina)Jual beli (wina)
Jual beli (wina)
 
Distribusi kekayaan
Distribusi kekayaanDistribusi kekayaan
Distribusi kekayaan
 
Syirkah devi novitasari
Syirkah devi novitasariSyirkah devi novitasari
Syirkah devi novitasari
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
H u ku m s y i r k a h
H u ku m  s y i r k a hH u ku m  s y i r k a h
H u ku m s y i r k a h
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
power poin syirkah
power poin syirkahpower poin syirkah
power poin syirkah
 
Presentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabahPresentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabah
 

Similaire à Hukum islam tentang muamalah

Jual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiJual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiIsma Jihan
 
mengetahui tentang jual beli dalam islam .pptx
mengetahui tentang jual beli dalam islam .pptxmengetahui tentang jual beli dalam islam .pptx
mengetahui tentang jual beli dalam islam .pptxsafaMarwa35
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamKirana Pratiwi
 
Transaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamTransaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamLataniadzikri
 
Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah Irma Amalia
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaezz_ally
 
ruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahFauziah azzahra
 
Transaksi jual beli
Transaksi jual beliTransaksi jual beli
Transaksi jual belidediromli
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliTaufik Rahman
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggehezz_ally
 
Presentasi PAI Farel.pptx
Presentasi PAI Farel.pptxPresentasi PAI Farel.pptx
Presentasi PAI Farel.pptxYufaChemistry
 

Similaire à Hukum islam tentang muamalah (20)

Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
Jual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiJual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadai
 
muamalah
muamalahmuamalah
muamalah
 
mengetahui tentang jual beli dalam islam .pptx
mengetahui tentang jual beli dalam islam .pptxmengetahui tentang jual beli dalam islam .pptx
mengetahui tentang jual beli dalam islam .pptx
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
 
Transaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamTransaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islam
 
Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah
 
Bay jual beli
Bay jual beliBay jual beli
Bay jual beli
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
 
Hukum jual beli dalam islam
Hukum jual beli dalam islamHukum jual beli dalam islam
Hukum jual beli dalam islam
 
Hukum jual beli dalam islam
Hukum jual beli dalam islamHukum jual beli dalam islam
Hukum jual beli dalam islam
 
Hukum Jual Beli Islam
Hukum Jual Beli IslamHukum Jual Beli Islam
Hukum Jual Beli Islam
 
ruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiah
 
Transaksi jual beli
Transaksi jual beliTransaksi jual beli
Transaksi jual beli
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beli
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
Ppt akad murabahah
Ppt akad murabahahPpt akad murabahah
Ppt akad murabahah
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggeh
 
Presentasi PAI Farel.pptx
Presentasi PAI Farel.pptxPresentasi PAI Farel.pptx
Presentasi PAI Farel.pptx
 

Plus de ADHP

Penelitian Kualitatif
Penelitian KualitatifPenelitian Kualitatif
Penelitian KualitatifADHP
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravenaADHP
 
Gangguan pada tulang dan sendi
Gangguan pada tulang dan sendiGangguan pada tulang dan sendi
Gangguan pada tulang dan sendiADHP
 
Pendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidupPendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidupADHP
 
Paragraf deduktif dan induktif
Paragraf deduktif dan induktifParagraf deduktif dan induktif
Paragraf deduktif dan induktifADHP
 
Kerajaan kalingga
Kerajaan kalinggaKerajaan kalingga
Kerajaan kalinggaADHP
 
Hortatory eksposition
Hortatory ekspositionHortatory eksposition
Hortatory ekspositionADHP
 
Gerund song
Gerund songGerund song
Gerund songADHP
 
Presentasi Biologi
Presentasi BiologiPresentasi Biologi
Presentasi BiologiADHP
 
Presentasi Paragraf
Presentasi ParagrafPresentasi Paragraf
Presentasi ParagrafADHP
 
Analytical exposition
Analytical expositionAnalytical exposition
Analytical expositionADHP
 
Belajar Matematika
Belajar MatematikaBelajar Matematika
Belajar MatematikaADHP
 
Lembar kerja ilmiah Sosiologi
Lembar kerja ilmiah SosiologiLembar kerja ilmiah Sosiologi
Lembar kerja ilmiah SosiologiADHP
 
Presentation Procedure
Presentation ProcedurePresentation Procedure
Presentation ProcedureADHP
 
Narrative
NarrativeNarrative
NarrativeADHP
 
Soal Biologi
Soal BiologiSoal Biologi
Soal BiologiADHP
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi PresentationADHP
 
Presentasi Bahasa Perancis
Presentasi Bahasa PerancisPresentasi Bahasa Perancis
Presentasi Bahasa PerancisADHP
 
Presentasi Model dan Teori atom
Presentasi Model dan Teori atomPresentasi Model dan Teori atom
Presentasi Model dan Teori atomADHP
 
Hidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumiHidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumiADHP
 

Plus de ADHP (20)

Penelitian Kualitatif
Penelitian KualitatifPenelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 
Gangguan pada tulang dan sendi
Gangguan pada tulang dan sendiGangguan pada tulang dan sendi
Gangguan pada tulang dan sendi
 
Pendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidupPendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidup
 
Paragraf deduktif dan induktif
Paragraf deduktif dan induktifParagraf deduktif dan induktif
Paragraf deduktif dan induktif
 
Kerajaan kalingga
Kerajaan kalinggaKerajaan kalingga
Kerajaan kalingga
 
Hortatory eksposition
Hortatory ekspositionHortatory eksposition
Hortatory eksposition
 
Gerund song
Gerund songGerund song
Gerund song
 
Presentasi Biologi
Presentasi BiologiPresentasi Biologi
Presentasi Biologi
 
Presentasi Paragraf
Presentasi ParagrafPresentasi Paragraf
Presentasi Paragraf
 
Analytical exposition
Analytical expositionAnalytical exposition
Analytical exposition
 
Belajar Matematika
Belajar MatematikaBelajar Matematika
Belajar Matematika
 
Lembar kerja ilmiah Sosiologi
Lembar kerja ilmiah SosiologiLembar kerja ilmiah Sosiologi
Lembar kerja ilmiah Sosiologi
 
Presentation Procedure
Presentation ProcedurePresentation Procedure
Presentation Procedure
 
Narrative
NarrativeNarrative
Narrative
 
Soal Biologi
Soal BiologiSoal Biologi
Soal Biologi
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi Presentation
 
Presentasi Bahasa Perancis
Presentasi Bahasa PerancisPresentasi Bahasa Perancis
Presentasi Bahasa Perancis
 
Presentasi Model dan Teori atom
Presentasi Model dan Teori atomPresentasi Model dan Teori atom
Presentasi Model dan Teori atom
 
Hidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumiHidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumi
 

Hukum islam tentang muamalah

  • 1. MUAMALAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Ade natasya Ayu dinda Livia anggraeni Nurul angraeni
  • 2. Hukum Islam tentang muamalah Pengertian Muamalah Asas Kerja Sama Ekonomi Dalam Islam Penerapan Sikap dan Perilaku
  • 3. Pengertian Muamalah Ilmu ekonomi islam memiliki makna hukum yang bertalian dengan harta, hak milik, perjanjian, jual beli, utang piutang, sewa-menyewa, pinjam- meminjam.
  • 4. Jual Beli •Hukum Jual Beli •Rukun dan Syarat Jual Beli •Perilaku atau Sikap yang Harus Dimiliki Oleh Penjual Menghindari Riba •Riba Fadal •Riba Nasirah •Riba Qardi •Riba Yad
  • 5. Jual Beli  Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna berlawanan yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a yang artinya Beli. Menurut istilah hukum Syara, jual beli adalah penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama suka (lihat QS Az Zumar : 39, At Taubah : 103, hud : 93)
  • 6. 1. Hukum Jual Beli  Orang yang terjun dalam bidang usaha jual beli harus mengetahui hukum jual beli agar dalam jual beli tersebut tidak ada yang dirugikan, baik dari pihak penjual maupun pihak pembeli. Jual beli hukumnya mubah. Artinya, hal tersebut diperbolehkan sepanjang suka sama suka. Allah berfirman. lihat Al- qur,an on line di gogle  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”(QS An Nisa : 29  Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut.   Artinya : “Sesungguhnya jual beli itu hanya sah jika suka suka sama suka.” (HR Bukhari)   Artinya : “ Dua orang jual beli boleh memilih akan meneruskan jual beli mereka atau tidak, selama keduanya belum berpisah dari tempat akad.” (HR Bukhari dan Muslim)  Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang melakukan jual beli dan tawar menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara penjual dan pembeli, si pembeli boleh memilih akan meneruskan jual beli tersebut atau tidak. Apabila akad (kesepakatan) jual beli telah dilaksanakan dan terjadi pembayaran, kemudian salah satu dari mereka atau keduanya telah meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh membatalkan jual beli
  • 7. 2. Rukun dan syarat Jual Beli  Dalam pelaksanaan jual beli, minimal ada tiga rukun yang perlu dipenuhi. a. Penjual atau pembeli harus dalam keadaan sehat akalnya Orang gila tidak sah jual belinya. Penjual atau pembeli melakukan jual beli dengan kehendak sendiri, tidak ada paksaan kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya. Apabila ada paksaan, jual beli tersebut tidak sah. b. Syarat Ijab dan Kabul Ijab adalah perkataan untuk menjual atau transaksi menyerahkan, misalnya saya menjual mobil ini dengan harga 25 juta rupiah. Kabul adalah ucapan si pembeli sebagai jawaban dari perkataan si penjual, misalnya saya membeli mobil ini dengan harga 25 juta rupiah. Sebelum akad terjadi, biasanya telah terjadi proses tawar menawar terlebih dulu. Pernyataan ijab kabul tidak harus menggunakan kata-kata khusus. Yang diperlukan ijab kabul adalah saling rela (ridha) yang direalisasikan dalam bentuk kata-kata. Contohnya, aku jual, aku berikan, aku beli, aku ambil, dan aku terima. Ijab kabul jual beli juga sah dilakukan dalam bentuk tulisan dengan sarat bahwa kedua belah pihak berjauhan tempat, atau orang yang melakukan transaksi itu diwakilkan. Di zaman modern saat ini, jual beli dilakukan dengan cara memesan lewat telepon. Jula beli seperti itu sah saja, apabila si pemesan sudah tahu pasti kualitas barang pesanannya dan mempunyai keyakinan tidak ada unsur penipuan. c. Benda yang diperjualbelikan 1) Barang yang diperjualbelikan harus memenuhi sarat sebagai berikut. 2) Suci atau bersih dan halal barangnya 3) Barang yang diperjualbelikan harus diteliti lebih dulu 4) Barang yang diperjualbelikan tidak berada dalam proses penawaran dengan orang lain 5) Barang yang diperjualbelikan bukan hasil monopoli yang merugikan
  • 8. 3. Perilaku atau sikap yang harus dimiliki oleh penjual  a. Berlaku Benar (Lurus)  salah satu karakter pedagang yang terpenting dan diridhai Allah adalah berlaku benar.  Dusta dalam berdagang sangat dicela terlebih jika diiringi sumpah atas nama Allah. “Empat macam manusia yang dimurkai Allah, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang miskin yang congkak, orang tua renta yang berzina, dan pemimpin yang zalim.”(HR Nasai dan Ibnu Hibban)  b. Menepati Amanat  amanat adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya. Orang yang tidak melaksanakan amanat dalam islam sangat dicela.  Hal-hal yang harus disampaikan ketika berdagang adalah penjual atau pedagang menjelaskan ciri-ciri, kualitas, dan harga barang dagangannya kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannya. Hal itu dimaksudkan agar pembeli tidak merasa tertipu dan dirugikan.  c. Jujur  Sikap jujur dalam hal timbangan, ukuran kualitas, dan kuantitas barang yang diperjual belikan adalah perintah Allah SWT. Firman Allah Artinya : Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf : 85)  Sikap jujur pedagang dapat dicontohkan seperti dengan menjelaskan cacat barang dagangan, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya  “Muslim itu adalah saudara muslim, tidak boleh seorang muslim apabila ia berdagang dengan saudaranya dan menemukan cacat, kecuali diterangkannya.”  d. Khiar  Khiar artunya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan kesepakatan (akad) jual beli atau mengurungkannya (menarik kembali atau tidak jadi melakukan transaksi jual beli). Ada tiga macam khiar yaitu sebagai berikut.  1) Khiar Majelis  Khiar majelis adalah si pembeli an penjual boleh memilih antara meneruskan akad jual beli atau mengurungkannya selama keduanya masih tetap ditempat jual beli.  2) Khiar Syarat  Khiar syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan atau mengurungkan jual beli setelah mempertimbangkan satu atau dua hari.  3) Khiar Aib (cacat)  Khiar aib (cacat) adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya, apabila barang tersebut diketahui
  • 9. Menghindari Riba  Salah satu contoh perolehan harta yang haram adalah sesuatu yang berasal dari pekerjaan memungut riba. Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut. Yang artinya : “Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun, kecuali ia memakan harta riba. Kalau ia memakannya secara langsung ia akan terkena debunya.” (HR Ibnu Majah)  Kata riba (ar riba) menurut bahasa yaitu tambahan (az ziyadah) atau kelebihan. Riba menurut istilah syarak ialah suatu akad perjanjian yang terjadi dalam tukar menukar suatu barang yang tidak diketahui syaraknya. Atau dalam tukar menukar itu disyaratkan menerima salah satu dari dua barang apabila terlambat. Riba dapat terjadi pada hutang piutang, pinjaman, gadai, atau sewa menyewa.
  • 10. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah : 275)  “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS Al Baqarah : 276)  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah Supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS Ali Imran : 130)  Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari Jabir r.a ia berkata : Rasulullah SAW telah melaknati orang-orang yang memakan riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang yang menuliskan, orang yang menyaksikannya, dan (selanjutnya) nabi bersabda, mereka itu semua sama saja.” (HR Muslim)
  • 11. 1. Riba fadal  Riba fadal yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya. Contohnya tukar menukar emas dengan emas atau beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarkan. Supaya tukar menukar seperti ini tidak termasuk riba harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut.  Barang yang ditukarkan harus sama  Timbangan atau takarannya harus sama  Serah terima harus pada saat itu juga.
  • 12. 2. Riba nasiah  Ribanasiah yaitu tukar menukar barang yang sejenis maupun yang tidak sejenis atau jual beli yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan waktu yang dilambatkan. Contohnya, salim membeli arloji seharga Rp 500.000. Oleh penjualnya disyaratkan membayarnya tahun depan dengan harga Rp 525.000
  • 13. 3. Riba Qardi  Meminjamkansesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjami.
  • 14. 4. Riba yad  Riba yad yaitu berpisah dari tempat akad jual beli sebelum serah terima. Misalnya, orang yang membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan pembeli tersebut telah berpisah sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini dinamakan riba yad
  • 15. Berikut syarat-syarat jual beli agar tidak menjadi riba.  A. Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat, yaitu:  1) serupa timbangan dan banyaknya  2) tunai, dan  3) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.  b. Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat, yaitu:  1) tunai dan  2) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.  Riba diharamkan oleh semua agama samawi. Adapun sebab diharamkannya karena memiliki bahaya yang sangat besar antara lain sebagai berikut.  Riba dapat menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis habis
  • 16. Asas Kerja sama Ekonomi (Syirkah) dalam Islam  Saatini umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam (muslim world) lainnya telah menerapkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah (Islamic economic system) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi ekonomi umat. Keinginan ini didasari oleh kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh dan total.
  • 17. Musyarakah Mudarabah Musaqah, muzaraah, Perbankan Islam mukhabarah Lembaga Asuransi Islam keuangan nonbank yang islami
  • 18. 1. Musyarakah  Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau amal (expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
  • 19. a. Dasar Hukum  Landasan hukum dari musyarakah ini antara lain :   Artinya : “… maka mereka berserikat pada sepertiga …” (QS An Nisa : 12)  Bersabda Rasulullah yang artinya : “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya Allah azza wajalla berfirman : Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya.” (HR Abu Daud)  Hadis tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya yang melakukan perkongsian atau kerja sama selama pihak-pihak yang bekerja sama tersebut saling menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan.  Berdasarkan dalil-dalil diatas, musyarakah (syirkah) dapat diartikan dua orang atau lebih yang bersekutu (berserikat) dimana uang yang mereka dapatkan dari harta warisan, atau mereka kumpulkan diantara mereka, kemudian diinvestasikan dalam perdagangan, industri, atau pertanian dan lain-lain sepanjang sesuai dengan kesepakatan bersama dan hal tersebut hukumnya boleh.
  • 20. b. Syarat-syarat musyarakah  Dalam bersyarikah ada 5 syarat ayng harus dipenuhi yaitu sebagai berikut.  1) Benda (harta dinilai dengan uang)  2) Harta-harta itu sesuai dalam jenis dan macamnya  3) Harta-harta dicampur  4) Satu sama lain membolehkan untuk membelanjakan harta itu  5) Untung rugi diterima dengan ukuran harta masing-masing.
  • 21. c. Jenis-jenis musyarakah  Ada dua jenis musyarakah yakni musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak)  1) Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih, berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula keuntungan yang dihasilkan oleh aset tersebut.  2) Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. Musyarakah akad terbagi menjadi ‘inan, mufawadah, a’mal, wujuh, dan mudarabah  a) Syirkah ‘inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja, keuntungan dan kerugian yang dibagi sesuai dengan kesepakatan diantara mereka  b) Syirkah mufawadah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan dana yang jumlahnya sama dan berpartisipasi dalam kerja, keuntungan dan kerugian dibagi secara sama besar  c) Syirkah a’mal adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misal dua orang arsitek menggarap sebuah proyek  d) Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan jaminan yang disediakan masing-masing.  Pada bidang perbankan misalnya, penerapan musyarakah dapat berwujud hal-hal berikut ini.  1. Pembiayaan proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati  2. Modal ventura. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
  • 22. 2. Mudarabah (bagi hasil)  Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul mal) menyediakan seluruh (100 %) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudarabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
  • 23. a.Dasar Hukum  Secara umum landasan dasar syariah mudarabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat dan hadis berikut ini. Allah berfirman dalam surat al- Muzammil yang artinya : “… dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…” (Al Muzammil : 20)  Adanya kata yadribun pada ayat diatas dianggap sama dengan akar kata mudarabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha. Surah tersebut mendorong kaum muslim untuk melakukan upaya atau usaha yang telah diperintahkan Allah SWT.  Hadis nabi Muhammad yang artinya : “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudarabah mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan syarat syarat tersebut kepada rasulullah SAW. Dan rasulullah pun membolehkannya.”(HR Tabrani).
  • 24. b.Jenis-jenis mudarabah  Secara umum, mudarabah terbagi menjadi dua jenis yakni mudarabah mutlaqah dan mudarabah muqayyadah.  a. Mudarabah mutlaqah  Mudarabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara pemilik modal (sahibul mal) dan pengelola (mudarib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fikih ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukan sesukamu) dari sahibul mal ke mudarib yang memberi kekuasaan sangat besar.  b. Mudarabah Muqayyadah  Mudarabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudarabah mutlaqah. Si Mudarib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si Sahibul Mal dalam memasuki jenis dunia usaha.
  • 25. 3. Musaqah, Muzaraah, dan Mukhabarah  a. Musaqah (paroan kebun)  Yang dimaksud musaqah adalah bentuk kerja sama dimana orang yang mempunyai kebun memberikan kebunnya kepada orang lain (petani) agar dipelihara dan penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi berdua menurut perjanjian sewaktu akad  Musaqah dibolehkan oleh agama karena banyak orang yang membutuhkannya. Ada orang yang mempunyai kebun, tapi dia tidak dapat memeliharanya. Sebaliknya, ada orang yang tidak mempunyai kebun, tapi terampil bekerja. Musaqah memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak yakni pemilik kebun dan pengelola sehingga sama-sama memperoleh hasil dari kerja sama tersebut. Hadis menjelaskan sebagai berikut yang artinya : “Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya nabi Muhammad SAW telah memberikan kebun beliau kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian, mereka akan diberi sebagian dari penghasilannya, baik dari buah-buahan atau hasil petani (palawija).” (HR Muslim)
  • 26. b. Muzaraah  Muzaraah adalah kerjasama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang seperdua atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benih(bibit tanaman)nya dari pekerja (petani). Zakat hasil paroan ini diwajibkan atas orang yang punya benih. Oleh karena itu, pada muzaraah zakat wajib atas petani yang bekerja karena pada hakekatnya dialah (si petani) yang bertanam, yang mempunyai tanah seolah-olah mengambil sewa tanahnya, sedangkan pengantar dari sewaan tidak wajib mengeluarkan zakatnya.
  • 27. c. Mukhabarah  Mukhabarah kerjasama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang seperdua atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benihnya dari pemilik sawah/ladang. Adapun pada mukhabarah, zakat diwajibkan atas yang punya tanah karena pada hakekatnya dialah yang bertanam, sedangkan petani hanya mengambil upah bekerja. Penghasilan yang didapat dari upah tidak wajib dibayar zakatnya. Kalau benih dari keduanya, zakat wajib atas keduanya yang diambil dari jumlah pendapatan sebelum dibagi. Hukum kerja sama tersebut diatas diperbolehkan sebagian besar para sahabat, tabi’in dan para imam
  • 28. 4. Perbankan Islam  Lahirnya ekonomi Islam di zaman modern ini cukup unik dalam sejarah perkembangan ekonomi. Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi-ekonomi yang lain karena lahir atau berasal dari ajaran Islam yang mengharamkan riba dan menganjurkan sedekah. Kesadaran tentang larangan riba telah menimbulkan gagasan pembentukan suatu bank Islam pada dasawarsa kedua abad ke-20 diantaranya melalui pendirian institusi sebagai berikut.  1. Bank Pedesaan (Rural Bank) dan Bank Mir-Ghammar di Mesir tahun 1963 atas prakarsa seorang cendikiawan Mesir DR. Ahmad An Najjar  2. Dubai Islamic Bank (1973) di kawasan negara-negara Emirat Arab  3. Islamic Development Bank (1975) di Saudi Arabia  4. Faisal Islamic Bank (1977) di Mesir  5. Kuwait House of Finance di Kuwait (1977)  6. Jordan Islamic Bank di Yordania (1978)  Bank non Islam yang disebut juga bank konvensional adalah sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana, baik perorangan atau badan usaha guna investasi dalam usaha-usaha yang produktif dan lain-lain dengan sistem bunga.  Sedangkan Bank Islam yang dikenal dengan Bank Syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum (syariat) Islam dan tidak memakai sistem bunga karena bunga dianggap riba yang diharamkan oleh Islam. (QS Al Baqarah : 275-279)
  • 29. 5. Asuransi Islam  usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melaui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalu akad (perikatan) yang sesuai Syariah  Ada beberapa sumber yang dijadikan rujukan bagi berlangsungnya sistem asuransi tersebut, diantaranya adalah hadis Nabi Muhammad SAW “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam suatu masyarakat ibarat satu bangunan, dimana tiap bangunan saling mengokohkan satu sama lain.” (HR Bukhari danMmuslim)  Secara operasional, asuransi yang sesuai dengan Syariah memiliki sistem yang mengandung hal-hal sebagai berikut.  1. Mempunyai akad takafuli (tolong menolong) untuk memberikan santunan atau perlindungan atas musibah yang akan datang  2. Dana yang terkumpul menjadi amanah pengelola dana. Dana tersebut diinvestasikan sesuai dengan instrumen Syariah seperti mudarabah, wakalah, wadi’ah dan murabahah.  3. Premi memiliki unsur tabaru’ atau mortalita (harapan hidup)  4. Pembebanan biaya operasional ditanggung pemegang polis, terbatas pada kisaran 30 % dari premi sehingga pembentukan pada nilai tunai cepat terbentuk pada tahun pertama yang memiliki nilai 70 % dari premi.  5. dari rekening tabaru’ (dana kebajikan seluruh peserta) sejak awal sudah dikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah.  6. Mekanisme pertanggungan pada asuransi Syariah adalah sharing of risk. Apabila terjadi musibah semua peserta ikut (saling) menanggung dan membantu  7. Keuntungan (profit) dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil (mudarabah),atau dalam akad tabarru’ dapat berbentuk hadiah kepada peserta dan ujrah (fee) kepada pengelola.  8. Mempunyai misi akidah, sosial serta mengangkat perekonomian umat Islam atau misi iqtisadi
  • 30. 6. Lembaga Keuangan Nonbank yang Islami  1. Koperasi  Pengertian koperasi dari segi etimologi berasal dari bahasa inggris coorporation, yang artinya bekerja sama. Pengertian koperasi dari segi etimologi ialah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakn orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama denagn penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar suka rela secara kekeluargaan.  2. BMT (Baitul Mal wat Tamwil)  Merupakan lembaga keuangan mikro yang sanagt sukses. BMT di Indonesia tumbuh dari bawah (masyarakat berekonomi lemah) yang didukung oleh deposan-deposan kecil. BMT telah menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi yang mengelola dana dari, untuk dan oleh masyarakat yang merupakan perwujudan demokrasi ekonomi. BMT-BMT sebagian besar berbadan hukum koperasi yang merupakan badan usaha berdasarkan azas kekeluargaan yang sesuai dengan Islam. Sampai tahun 2003, jumlah BMT sudah mendekati angka 4000 unit dimana proses operasionalnya tidak jauh beda dengan operasional BPRS atau Bank Syariah
  • 31. Penerapan Sikap dan Perilaku  Ekonomi Islam di Indonesia hingga saat ini mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan maraknya kajian-kajian ekonomi Syariah, banyaknya lembaga keuangan yang berorientasi Syariah serta semakin tingginya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menerapkan kerjasama ekonomi berdasarkan Syariah. Ada beberapa aspek perilaku yang harus mencerminkan kepatuhan terhadap hukum Islam di segala aspek kehidupan, khusunya tentang kerja sama ekonomi Islam yaitu sebagai berikut.  Tanggung Jawab  Tolong Menolong  Saling melindungi  Adil  Amanah/jujur  Perilaku lain adalah mempunyai manajemen islami, menghormati hak azazi manusia, menjaga lingkungan hidup, melaksanakan good corporate governance, tidak spekulatif dan memegang teguh prinsip kehati-hatian.