SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH TRANSPORTASI DI PERKOTAAN
                                 & DAERAH TERPENCIL




A.UMUM

       Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari
suatu tempat ke tempat lain. (Salim, A Abbas 2006 Manajemen Transportasi, Jakarta :
Rajawali pers.)

       Transportasi memiliki lima unsur pokok yang sling berkaitan, yang pertama
‘Manusia’, sebagai yang membutuhkan transportasi, salain itu ada ‘barang’, sebagai
kebutuhan manusia yang akan di pindahkan selain manusia itu sendiri , selanjutnya
‘kendaraan’, sebagai sarana atau alat yang digunakan , dan ‘jalan’ sarana atau alat yang
digunakan. Selanjutnya ‘jalan’, sebagai prasarana transportasi, serta ‘organisasi’,
sebagai pengelola trtansportasi.

       Moda       transportasi   dibagi   menjadi   tiga   macam,     yaitu   transportasi
darat,transportasi udara, dan transportasi laut

B. PEMBAHASAN

1. Permasalahan dan potret transportasi yang muncul pada daerah perkotaan

       Seperti di negara yang sedang berkembang lainnya, berbagai kota besar di
Indonessia berada dalam tahaap pertumbuhan yang sangat pesat, urbanisasi yang tinggi
akibat laju laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk
melakukan pergerakan pun menjadi semakin meningkat .pada tahun 1990 terdapat 8
kota diIndonesia yang berkepundudukan lebih dari 1                  juta jiwa,diantaranya
Jakarta,Medan, Bogor, Semarang,Surabaya, Bandung, Ujung pandang. Dan Palmbang.
Diperkirakan pada tahun 2025 penduduk Indonesia dapat mencapau sbanyak 240 juta
jiwa, dan kemungkinan 144 juta penduduk akan menempati daerah perkotaan .

       Dalam hal ini masalah yang cenderung lebih serinhg muncul adalah dalam
sektor transportasi darat , dan yang paling mencolok yaitu kemacetan , dimana sebuah
kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa berpotensi akan mengalami kemacetan




                                             1
yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi , dimana penduduk perkontaan
cendurung melakukan beberapa aktivitas diantaranya, bekerja, rekreasi,memperoleh
pendidikan ,dan melakukan aktivitas sosial, dapat dikatakan dengan meningkatnya
penggunaan kendaraan pribadi mencerminkan meningkatnya taraf hidup dan kebutuhan
mobilitas penduduk di perkotaan , namun diantaranya terdapat pula beberpa efek negatif
yang tidak dapat dihindari, seperti perusakan kualitas kehidupan di pusat kota,kerusakan
polusi baik udara ataupun suara.Sebagai potret yang terjadi di Jakarta , tercatat sekitar
84% kendaraan pribadi di jalan raya, ternyata 45% nya hanya berisi satu orang saja,
sehingga penggunaan kendaraan pribadi sudah tidak efisien.

  1.1 Pendekatan dengan sistem transportasi dalam menangani masalah

      Terdapat beberapa alternatif pemecah masalah yang terbaik, transportasi dalam
      arti luas harus di kaji dalam bentuk kajian sistem yang terdiri dari beberapa
      komponen yang saling terkait . Sitem tersebut dikenal dengan sistem transportasi
      secara menyeluruh (makro ) yang dapat di perkecil kembali menjadi yang lebih
      komplek (mikro), dimana sistem mikro tersebut adalah,

          •     Sistem kebutuhan akan transpoortasi (KT)
          •     Sistem Prasarana Transportasi (PT)
          •     Sistem Rekayasa dan Manajemen Lalu lintas
          •     Sistem Kelembagaan (KLG)
       1.1.2 Kebutuhan akan transportasi
              Untuk mengatasi tingginya tingkat urbanisasi ke daerah perkotaan dan
       menghindari pergerakan arus bolak-balik yang tertinggi setiap harinya , perlu
       dibangun kota satelit atau pun kota baru mandiri yang salah satu fungsinya
       mengurangi intensitas kegiatan di kota induk serta menahan arus urbanisasi dan
       merupakan filter bagi kota induk. Dalam hal ini perlu dilakukan pelebaran jalan
       yang mengundang masalah pembebasan tanah.
              Ataupun dengan usaha lain yakni dengan mengatur lokasi pusat kegiatan
       utama sebagai pusat bangkitan lalulintas sehingga pergerakan pemenuhan
       kebutuhan trsebut hanya terjadi pada luas wilayah tertentu saja.Pembangunan
       daerah sentra primer barat, utara, selatan ,timur adalah salah satu wujud




                                            2
langsung usaha tersebut, atau dengan usaha lain ,seperti rayonisasi sekolah
dengan mengatur jam mauk dan keluarnya kantor dan sekolah .
1.1.3 Prasarana Transportasi
     Beberapa tindakan yang telah dan akan dilakukan untuk meningkatkan
 luas jalan dan kapsitatas prasarana transportasi antara lain
     a. Pembangunan jalan baru
         Baik jalan lokal, kolektor ataupun arteri, disesuaikan dengan program
         Bina Marga, misalnya jalan Tol di dalam kota ,contohnya jalan tol
         Grogol –cawang, atau pun dengan adanya jalan lingkar luar di Jakarta ,
         dimana prisipnya mengalihkan pergerakan lalulintas menerus agar
         jangn memasuki DKI-Jakarta sehingga kemacetan yang timbul karena
         pembebanannya yang terlalu banyak pada jalan arteri radial dapat
         dihindari. Atau dengan adanya jalan penghubung 2 buah zona yang
         sangat tinggi tingkat lalulintasnya , seperti Jalan arteri Rawamangun –
         Jatinegara , jelas dapat memecahkan masalah kemacetan pada jalan
         radial menuju pusat kota.
     b. Peningkatan kapasitas prasarana
         Peningkatan kapsitas jaringan jalan arteri yang telah ada adalah dengan
         cara melebarkan jalan radial. Harus adanya terobosan yang dilakukan ,
         untuk menghindari penyempitan , misalnya seperti,




             •     Pelebaran dan perbaikan geometrik persimpangan
             • Pembuatan jembatan penybrangan untuk pejalan kaki maupun
                 kendaraan pada daerah tertentu bertujuan mengurangi kecelakaan
                 dan juga membuka isolasi akibat pembangunan jalan bebas
                 hambatan yang memisahkan dua daerah yang terisolasi. Masalah
                 pejalan kaki juga merupakan masalah utama , karena sering
                 terlihat pengalihanfungsi trotoar menjadi tempat kegitan lain,
                 disamping itu , tidak sulit menemukan trotoar yang beralih fungsi
                 sehingga    pejalan       kaki   terpaks   menggunakan     badan




                                       3
jalan,akibatnya kapsitas jalan berkurang begitu juga keselamatan
                      pejalan kaki terpaksa terabaikan.


       1.1.4 Rekayasa dan manajemen lalulintas
             Beberapa hal dalam rekayasa manajemen lalulintas dapat melakukan
             berbagai cara seperti
                 •   Pemasangan dan perbaikan lampu lalu lintas
                 •   Perbaikan perencanaaan sistem jaringan jalan yang ada , termasuk
                     jaringan jalan KA, jalan raya , bus , untuk menunjang sitem
                     angkutan umumtransportasi perkotaan terpadu (SAUTPT)


2. Permasalahan dan potret transportasi yang muncul pada daerah terpencil

    Daerah terpencil adalah daerah yang memiliki kondisi sosial, ekonomi dan fisik
relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau sekitarnya, yang dicirikan oleh adanya
permasalahan sebagai berikut : rendahnya tingkat kesejahteraan dan ekonomi
masyarakat, keterbatasan Sumberdaya Alam (rendahnya produktifitas lahan / kritis
minus), rendahnya aksesibilitas dan terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana
kawasan,serta rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia.

       Kawasan Tertinggal secara lokasi pada umumnya berada di kawasan pedalaman,
kawasan kepulauan/gugus pulau terpencil,pesisir pantai, atau kawasan perbatasan
terpencil. Contoh     Kawasan Tertinggal : KAWASAN Kepulauan Sangihe Talaud,
Kawasan Pulau Nias, Kawasan Pedalaman/ Perbatasan Kalimantan dengan Sarawak
(Malaysia), Kawasan kritis minus di Sukabumi bagian selatan, Kawasan Pedalaman
Jaya Wijaya, Kawasan Perbatasan Irian Jaya dengan Papua Nugini, dll.

Pengertian lain tentang Daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf d , Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf d *23736 dan Pasal 11 ayat (15)
dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah
yang memiliki potensi ekonomi berupa sumber daya alam di bidang pertanian,
perhutanan, pertambangan, pariwisata dan perindustrian, tetapi keadaan prasarana dan




                                            4
sarana ekonomi yang tersedia masih terbatas, sehingga untuk mengubah potensi
ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi nyata, penanam modal perlu
membangun atas beban sendiri prasarana dan sarana yang dibutuhkannya seperti jalan,
pelabuhan, tenaga listrik, telekomunikasi, air, perumahan karyawan, pelayanan
kesehatan, sekolah, tempat peribadatan, pasar dan kebutuhan sosial lainnya, yang
memerlukan biaya yang besar. (2)Diberikan perlakuan yang sama dengan daerah
terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah perairan laut yang dasar lautnya
memiliki cadangan mineral dalam kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter (deep sea
deposits).

  Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik itu sumberdaya alamnya
maupun potensi yang lain. Disamping itu pula kebutuhan manusia untuk memenuhi
kehidupannya selalu berubah. Hal inilah yang membuat transportasi sangat penting bagi
manusia karena kebutuhan manusia tidak sama dan belum tentu semua kebutuhan itu
terdapat didaerahnya faktor inilah yang memperngaruhi manusia untuk pindah dari satu
tempat ketempat yang lain.

      Dalam determinan perkembangan wilayah ada enam aspek/faktor penting yang
mendasari maju tidak suatu wilayah. Ke enam faktor penting itu adalah sumberdaya
alam, peralatan manufaktur, pekerja, modal, pasar, dan keahlian teknologi. Determinan
pengembangan wilayah yang terdiri atas enam faktor tersebut sebenarnya tidak bisa
diabaikan begitu saja oleh suatu wilayah, karena jika salah satunya saja tidak terpenuhi
maka akan mengakibatkan wilayah tersebut menjadi kurang maju atau bahkan
tertinggal.

      Yang menjadi masalah adalah tidak semua wilayah memiliki ke enam faktor
penting tersebut. Masing-masing wilayah memang memiliki potensi tersendiri yang bisa
dikembangkan tetapi sangat jarang kita menemui keenam faktor determinan itu dalam
satu wilayah. Misalnya saja kita ambil contoh kota Yogyakarta dengan kabupaten
Sleman. Di kota banyak terdapat modal, peralatan ,pasar dan keahlian teknologi tetapi
sumberdaya alam tidak terdapat dikota, sedangkan sebaliknya Sleman memiliki banyak




                                           5
pekerja dan sumberdaya alam tetapi tidak mempunyai yang lainnya sehingga kedua
wilayah itu pasti akan saling berinteraksi untuk bisa saling memenuhi kebutuhannya
masing-masing. Disini dapat kita lihat arti penting adanya transportasi. Transportasi
dapat menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya untuk tujuan
saling berinteraksi memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah. Transportasi juga
akan mempermudah akses pada semua aspek antar wilayah yang berbeda. Sehingga
dari hal ini sedikit dapat kita simpulkan bahwa baik buruknya sistem transportasi antar
wilayah akan mempengaruhi maju tidaknya wilayah-wilayah tersebut. masih banyak
lagi namun untuk daerah terpencil tidak semua alat transportasi tersebut dapat
digunakan hanya sebagian saja yang dapat digunakan untuk transportasi didaerah
terpencil.

      Beberapa contoh Studi Kasus yang ada kaitannya dengan ketersediaan
transportasi di daerah terpencil/terisolir di Indonesia

    1. Kabupaten Aceh Tengah
               Letak kabupaten yang berada di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh
        Darussalam dengan wilayah yang didominasi pegunungan, menjadikan daerah
        ini masih terisolir. Prasarana transportasi menjadi kendala utama. Takengon dan
        daerah lain di Aceh Tengah bisa dibilang jauh dari keramaian arus lalu lintas.
        Jalur ke Takengon menjadi semacam jalan "buntu". Artinya, angkutan semacam
        bus dan truk tidak dapat melanjutkan perjalanan ke daerah lain, sehingga
        kembali melalui jalan yang sama.

               Akses menuju ke daerah ini sangat bergantung pada jalan Bireun-
        Takengon, serta jalan alternatif Takengon-Blang Kejeren-Kutacane yang kurang
        representatif. Kondisi kedua jalan itu sangat tidak kondusif, baik karena rawan
        longsor maupun gangguan lainnya seperti gangguan keamanan.

               Tak heran bila di daerah yang bergunung-gunung masih terdapat
        kawasan yang tidak memiliki prasarana transportasi seperti kawasan
        Samarkilang, Karang Ampar, Pameu, dan Jamat.Kawasan ini masih terisolasi
        dari berbagai aspek. Sebagian besar produk pertanian yang dihasilkan hanya
        digunakan untuk kebutuhan hidup.




                                           6
Menyadari persoalan itu, salah satu upaya pemerintah kabupaten
   (pemkab) untuk mengatasinya adalah memperbaiki dan membuka ruas jalan
   baru yang bernilai ekonomis, baik antar kecamatan maupun antarkabupaten.
   Terutama jaringan jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah
   pemasaran.

2. Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur
          Setelah berpisah dengan Kabupaten Bulungan tahun 1999, nama daerah
   baru ini belum banyak didengar. Apalagi, tidak ada jalan darat untuk
   mencapainya. Terpaksa harus memanfaatkan jasa angkutan sungai ataupun
   pesawat udara. Setelah jalan Trans Kalimantan selesai dibangun tahun 2000,
   Kabupaten Malinau baru bisa dijangkau dengan sarana transportasi darat.

          Meski pusat pemerintahannya dilintasi jalan raya yang menghubungkan
   titik-titik utama di Pulau Kalimantan, prasarana berstatus jalan kabupaten belum
   menjangkau keseluruhan wilayah. Delapan puluh persen wilayahnya belum juga
   tertembus oleh infrastruktur jalan. Tak heran, sistem transportasi di kabupaten
   yang memiliki 24 sungai ini bertumpu pada angkutan sungai. Bahkan, beberapa
   daerah terpencil hanya bisa dicapai dengan pesawat terbang.

          Lokasi daerah ini sangat jauh dari pusat kota, sehingga akses ke dunia
   luar sangat sulit. Daerah ini menjadi sangat terisolir. Untuk tiba di sana, butuh
   tiga sarana transportasi. Pertama, naik pesawat ke Samarinda, lalu disambung
   dengan speed boat. Sekitar tiga jam perjalanan, kemudian naik angkutan umum,
   kemudian berjalan kaki. Jarak dari Malinau ke Balikpapan saja masih sekitar
   700 kilometer, itupun harus menempuh perjalanan dengan kapal laut sehari
   semalam. (Swaramuslim.net, 2006)

          Kabupaten yang dicapai 30 menit dari Tarakan menggunakan pesawat ini
   harus bergantung pada daerah sekelilingnya. Kota Tarakan menjadi penyuplai
   barang-barang kebutuhan pokok penduduk yang dikirim dengan memanfaatkan
   angkutan sungai. Bahkan, ada beberapa barang seperti telur, gula, minuman, dan
   makanan kaleng dikirim dari Malaysia melalui Kabupaten Nunukan.




                                       7
Namun, ketersediaan barang-barang kebutuhan tetap menjadi masalah di
   bagian-bagian Malinau yang terpencil. Keterbatasan sarana transportasi
   menyebabkan kenaikan harga barang. Sebagai contoh, harga BBM Rp 15.000
   per liter karena beratnya medan dan mahalnya ongkos pengangkutan ke daerah
   yang terpencil.

          Di masa mendatang, pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan
   pemerintah kabupaten adalah terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana
   transportasi. Pembangunan hanya akan tetap terkutub di titik-titik tertentu bila
   tak ada dukungan jaringan prasarana yang merata. Saat ini pemerintah daerah
   memulai pembangunan dengan sistem gunting. Maksudnya, pembangunan
   dilakukan dari dua arah bersamaan. Satu arah dari ibu kota menuju daerah-
   daerah terpencil di pinggiran, pada saat yang sama dari daerah terpencil ke pusat
   pemerintahan.

          Bila jaringan jalan tersedia menyeluruh, sektor lain yang berpotensi
   terakselerasi lebih laju, seperti sektor perkebunan dan pariwisata. Selama ini
   berbagai obyek wisata jauh dari pusat kota dan sulit dicapai. (Kompas, 2003)

3. Sintang, Pontianak, Kalimantan Barat
          Infrastruktur jalan dan jembatan sebagai sarana membuka daerah
   terisolasi di pedesaan masih jadi kebutuhan utama. Banyak desa dan dusun di
   pehuluan terisolir lantaran tak tersedianya infrastruktur jalan. Di Kayan Hulu
   misalnya, 9 desa dari 14 desa di kecamatan tersebut relatif tertinggal
   pembangunannya sementara 5 desa lainnya bisa diakses langsung melalui jalan
   darat, dan sisanya masih mengandalkan transportasi sungai.

          Akibat keterisoliran tersebut malah ada warga dari satu desa, yakni Desa
   Nanga Kemangai, yang urbanisasi ke kota kecamatan dan kota kabupaten untuk
   mencari pekerjaan. Ini membuat tingkat keterisolasian masyarakat dari segi
   ekonomi dan budaya jauh tertinggal. Ditambah, sejak diserang hama belalang
   kembara dua tahun terakhir ini, ladang berpindah gagal panen.

          Selain tak tersedianya jalan darat menuju desa dan dusun, tertinggalnya
   masyarakat di daerah pehuluan sungai yang jauh di daerah terpencil juga



                                       8
disebabkan tak meratanya potensi SDA (sumber daya alam). Diperkirakan ada
   16 ribu penduduk yang tinggal di daerah terisolir. Umumnya masyarakat itu
   pekerjaan utamanya ladang berpindah dan masih tergantung alam.

          Kendati masih mengalami keterbatasan, menurut Abdul Sufriyadi,
   masyarakat Kayan Hulu masih punya keyakinan bahwa pemerintahan daerah
   saat ini (Milton-Jarot) bisa membuka keterisolasian di Kayan Hulu serta dapat
   menyediakan program-program padat karya bagi penduduk yang gagal panen
   pasca serangan hama belalang dua tahun terakhir ini. Karena selain ladang
   berpindah, masyarakat petani di Kayan Hulu juga masih bersandar dengan SDA
   yang ada walaupun relatif terbatas. (Pontianak Post Online, 2007)

4. Nusa Tenggara Barat
          Secara geografis, NTB umumnya terisolir dari segi transportasi dan
   komunikasi. Hal ini bisa dilihat, kalau ke Mataram ibu kota Propinsi NTB dari
   Jakarta harus mampir dulu di Surabaya atau daerah lain.

          Semestinya, Mataram sebagai ibu kota propinsi mampu ditempuh dari
   berbagai penjuru di seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, tanpa harus mampir
   atau transit di daerah lain. Kendati sekarang ini, sudah ada maskapai
   penerbangan melayani Mataram-Jakarta dan sebaliknya, itu masih belum cukup
   dan mesti ditambah, sehingga akses transportasi ke NTB tetap lancar.

          Di sisi lain, NTB sebagai daerah yang rawan bencana memerlukan
   sarana telekomunikasi memadai, sehingga mampu mengatasi permasalahan
   ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk itu, adanya kerjasama daerah
   yang tergabung dalam forum regional di daerah ini mampu mempercepat
   pembangunan yang diinginkan.

          Masing-masing daerah yang tergabung dalam forum regional tersebut
   harus saling bahu membahu mengembangkan produk-produk unggulan yang
   dimiliki, sehingga sesuai dengan yang diinginkan bersama. (Suara NTB, 2006)




                                      9
5. Sumbawa Selatan

           Wilayah selatan pulau Sumbawa masih terisolir. Tidak ada lintasan jalan
  sepanjang 400 kilometer. Akibatnya, terjadi hambatan pergerakan ekonomi
  masyarakat di desa-desa selatan daerah Nusa Tenggara Barat. Diperlukan dana
  pembiayaan Rp500an miliar untuk membuka isolasi daerah tersebut.

           Kepala   Badan    Perencanaan        Pembangunan       Daerah   NTB   Lalu
  Fathurahman menjelaskan idealnya dibutuhkan kelancaran transportasi di
  Selatan Sumbawa. "Untuk terbukanya jalan di sana, diperlukan sekitar 50 unit
  jembatan penghubung," ujarnya.

           Selain jalan tersebut, guna meningkatkan kesejahteraan dan sumber daya
  manusianya, NTB juga memerlukan ketersediaan infrastruktur lainnya berupa
  pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 100 megawatt, rumah sakit umum di
  setiap kabupaten, air, perguruan tinggi, pendidikan dasar dan peluang lapangan
  kerja untuk masyarakat. (Tempo Interaktif, 2006)

6. Papua
           Pemekaran daerah baru di Papua sejak tahun 2001 sampai tahun 2006
  mencapai 16 daerah pemekaran. Permasalahan daerah pemekaran di Papua
  terkait minimnya sarana akses di daerah terpencil dan terisolir.

           Permasalahan     pemekaran        daerah   baru   di    Papua   merupakan
  ketidakpuasan daerah yang terisolir dan terpencil. Selain itu, daerah pemekaran
  muncul karena tidak ada intervensi pembangunan dan juga minimnya intervensi
  negara dalam hal ini pemerintah pusat. Rencana pemekaran daerah Papua
  kedepan dibutuhkan sarana aksesbilitas untuk jangka panjang. (Okezone, 2007)

           Dalam kunjungan kerja ke Papua, Menkokesra Aburizal Bakrie juga
  menyatakan bahwa diharapkan dalam tiga tahun mendatang tidak ada lagi
  daerah terisolir di Papua. Jalan tembus yang akan menghubungkan daerah di
  kawasan Pegunungan Tengah dengan kawasan pesisir di Kabupaten Timika
  nantinya diharapkan sudah selesai dalam waktu dekat. Dengan adanya jalan ini




                                        10
roda perekonomian bisa berjalan lebih lancar dan harga-harga pun tidak terlalu
  tinggi. (www.menkokesra.go.id, 2006)

7. Kabupaten Seram, Maluku
         Kabupaten Seram Bagian Timur yang dikategorikan kabupaten miskin di
  Indonesia oleh Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, kini masih
  terisolir khusus di bidang transportasi dan komunikasi. Ruas jalan aspal yang
  ada di kabupaten tersebut hanya sepanjang empat kilometer. Untuk menjangkau
  satu desa ke desa lain, maupun ke kota kecamatan dan kota kabupaten hanya
  bisa melewati laut. Itu juga kalau kondisi lautnya mendukung.

         Selain dataran luas, kabupaten yang memiliki banyak pulau dan terpencil
  makin membuat jaringan transportasi antar pulau sangat terbatas. Banyaknya
  pulau-pulau terpencil itu hanya dilayari kapal perintis antara 2 hingga 4 minggu
  sekali di beberapa lokasi saja. Persoalan ini tentu saja berpengaruh, termasuk
  akses pelayanan kesehatan ke masyarakat.

         Akibat kondisi itu pula, saat wabah malaria menyerang Dusun Wawasa
  Kecamatan Kepulauan Gorom pada awal Mei 2005 lalu menewaskan 22 orang
  dan 761 warga di dusun tersebut sakit parah. Warga Wawasa meninggal selain
  krisis pangan di daerahnya, juga akibat lambatnya penanganan kesehatan karena
  keterisolasiannya.

         Pengobatan warga yang terjangkit malaria sulit dilakukan akibat tidak
  adanya fasilitas kesehatan di Wawasa. Puskesmas terdekat berada di desa
  induknya Amarsekaru, yang dapat ditempuh dengan menggunakan perahu
  tradisional ketinting selama 1 hingga 1,5 jam., warga sulit untuk berobat dan
  perawat di puskesmas terdekat juga sulit mengunjungi korban. (Fkmcpr, 2006)




                                     11
C. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

  1. Permasalahan transportasi yang utama adalah kemacetan ,keterlambatan serta
     polusi suara dan udara .Untuk mengatasinya perlu dipikirkan beberapa alternatif
     untuk memecahkannya

  2. Kemacetan pada darnya timbul karena tingkat pertumbuhan akan kebutuhan
     transportasi melebihi tingkat pertumbuhan fasilitas prasarana yang ada , selain
     itu , masalah tersebut juga timbul karena fasilitas prasarana yang tidak berfungsi
     sebagaiman fungsinya

  3. Beberapa alternatif pemecahan

  4. transportasi merupakan sarana penghubung yang sangat penting dalam
     mempengaruhi maju tidaknya suatu wilayah.

  5. kondisi geografis daerah terisolir mengakibatkan sulitnya pembagunan sektor
     transportasitelah diberikan ,ditinjau dai sisi kebutuhan akan transportasi
     ,prasarana transportasi , rekayasa dan manajemen transportasi serta kelembagaan
     ,peran serta pemerintah .

  6. bentuk transportasi di daerah terpencil di dominasi oleh truk, motor trail,
     pesawat terbang, speed boat, dan kapal laut.

  7. kondisi transportasi di daerah terpencil kurang layak baik dari segi sarana
     maupun prasarana dan rendahnya anggaran yang disediakan untuk sektor
     transportasi di daerah terpencil.




                                         12
SARAN

  1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus
     menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,
     pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
     berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur
     tersebut.

  2. sehibungan dengan penyediaan berbagai macam moda saran/prasarana
     transportasi bagi daerah pinggiran terpencil, prioritas perlu ditekankan pada
     pengembangan fasilitas pelayanan transportasi di daerah pedesaan, daerah/pulau
     terpencil, dan daerah transmigrasi, yang diharapkan akan meningkatkan aktifitas
     perekonomian wilayah-wilayah tersebut.

  3. selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu
     untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi
     masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan
     untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan
     ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.

  4. dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib
     menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi yang
     efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap pengoperasia
     kebijakan-kebijakan     tersebut    untuk     meminimalisir    penyimpangan-
     penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau organisasi penyelenggara
     transportasi.

  5. hal terakhir yang paling penting dari pembanaunan sarana/prasaranatransportasi
     adalah pembangunan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia di
     bidang transportasi. Selain itu, diperlukan peran serta segenap pengguna
     transportasi untuk memelihara sarana dan prasarana transportasi, serta turut
     mematuhi berbagai peraturan keselamatan yang ada utuk mengurangi terjadi
     kecelakaan.




                                        13
DAFTAR PUSTAKA




MG Retno Setyowati. 2002. Kabupaten Aceh Tengah.

    http://72.14.235.104/search?
    q=cache:IrWq0SNnbXcJ:bankdata.depkes.go.id/kompas/Kabupaten%2520Aceh
    %2520Tengah.pdf+bentuk+transportasi+di+daerah+terisolir&hl=id&ct=clnk&c
    d=5&client=opera. Download : 4 Maret 2007.

Ratna Sri Widyastuti. 2003. Kabupaten Malinau. http://www.kompas.com/kompas-

Sutarmi. 2007. Pemekaran Papua Terjadi karena Akses ke Daerah Terisolir Minim.

    www.okezone.com/index.php?
    option=com.content&task=view&id=5797&Itemid=67 - 47k –. Download : 4
    Maret 2007.




                                     14

Contenu connexe

Tendances

Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Dokter Kota
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Lampung University
 
ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)
ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)
ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)Irvan Wahyu
 
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi daratFaiz Isma
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
Powerpoint multimoda resta
Powerpoint multimoda restaPowerpoint multimoda resta
Powerpoint multimoda restarestaaumdita
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Iii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasIii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasgusriantodanr2161
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2Lampung University
 
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptxTUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptxRishaf Salman
 
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.pptSISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.pptlukimnomleni
 
Penerapan intelligent transport system
Penerapan intelligent transport systemPenerapan intelligent transport system
Penerapan intelligent transport systemAlvinPrayoga4
 
sistem transportasi
sistem transportasisistem transportasi
sistem transportasiMOSES HADUN
 
2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijono2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijonoDidik Purwiyanto Vay
 

Tendances (20)

Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
 
ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)
ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)
ATCS ~ SITS (Surabaya Intelligent Transport System)
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
Sistran1
Sistran1Sistran1
Sistran1
 
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi darat
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
Powerpoint multimoda resta
Powerpoint multimoda restaPowerpoint multimoda resta
Powerpoint multimoda resta
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Iii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasIii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintas
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
 
Perencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota SemarangPerencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota Semarang
 
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptxTUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
 
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.pptSISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
 
Penerapan intelligent transport system
Penerapan intelligent transport systemPenerapan intelligent transport system
Penerapan intelligent transport system
 
sistem transportasi
sistem transportasisistem transportasi
sistem transportasi
 
2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijono2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijono
 
Sistem transportasi ppt
Sistem transportasi pptSistem transportasi ppt
Sistem transportasi ppt
 
Tranportasi dan permasalahnnya
Tranportasi dan permasalahnnya Tranportasi dan permasalahnnya
Tranportasi dan permasalahnnya
 

Similaire à Eki Manajemen Transportasi

Bima pelabuhan
Bima pelabuhanBima pelabuhan
Bima pelabuhanAry Ajo
 
pengembangan transportasi
pengembangan transportasipengembangan transportasi
pengembangan transportasiEnchink Qw
 
an Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon Cityan Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon CityArief Budiman
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarCakra Prasatya
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Bab 1 siap asistensi
Bab 1 siap asistensiBab 1 siap asistensi
Bab 1 siap asistensiIlman Landani
 
Bab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEA
Bab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEABab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEA
Bab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEASonny Sakarsono, PhD, DEA
 
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)johan effendi
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaParea Rangan
 
LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...
LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...
LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...NurulHazlieana
 
11 39-1-pb
11 39-1-pb11 39-1-pb
11 39-1-pbdniel6
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaShinigamiJr
 
MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)
MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)
MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)afifsalim12
 

Similaire à Eki Manajemen Transportasi (20)

1. bab 1
1.  bab 11.  bab 1
1. bab 1
 
Tda 4
Tda 4Tda 4
Tda 4
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Bima pelabuhan
Bima pelabuhanBima pelabuhan
Bima pelabuhan
 
no more
no moreno more
no more
 
adi
adiadi
adi
 
pengembangan transportasi
pengembangan transportasipengembangan transportasi
pengembangan transportasi
 
an Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon Cityan Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon City
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Bab 1 siap asistensi
Bab 1 siap asistensiBab 1 siap asistensi
Bab 1 siap asistensi
 
Bab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEA
Bab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEABab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEA
Bab 1. Masalah Kebijakan Transportasi - 2014 by Waluyo Sakarsono, PhD DEA
 
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
 
Jurnal Isyana Yuvita P
Jurnal Isyana Yuvita PJurnal Isyana Yuvita P
Jurnal Isyana Yuvita P
 
Tod
TodTod
Tod
 
LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...
LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...
LMCP 2502 PENGANGKUTAN BANDAR SESI 20222023- PROJEK AKHIR LMCP 2502 PENGANGKU...
 
11 39-1-pb
11 39-1-pb11 39-1-pb
11 39-1-pb
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)
MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)
MRT sebagai solusi kemacetan jakarta (dimas bayu)
 

Dernier

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Dernier (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Eki Manajemen Transportasi

  • 1. UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH TRANSPORTASI DI PERKOTAAN & DAERAH TERPENCIL A.UMUM Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. (Salim, A Abbas 2006 Manajemen Transportasi, Jakarta : Rajawali pers.) Transportasi memiliki lima unsur pokok yang sling berkaitan, yang pertama ‘Manusia’, sebagai yang membutuhkan transportasi, salain itu ada ‘barang’, sebagai kebutuhan manusia yang akan di pindahkan selain manusia itu sendiri , selanjutnya ‘kendaraan’, sebagai sarana atau alat yang digunakan , dan ‘jalan’ sarana atau alat yang digunakan. Selanjutnya ‘jalan’, sebagai prasarana transportasi, serta ‘organisasi’, sebagai pengelola trtansportasi. Moda transportasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu transportasi darat,transportasi udara, dan transportasi laut B. PEMBAHASAN 1. Permasalahan dan potret transportasi yang muncul pada daerah perkotaan Seperti di negara yang sedang berkembang lainnya, berbagai kota besar di Indonessia berada dalam tahaap pertumbuhan yang sangat pesat, urbanisasi yang tinggi akibat laju laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan pergerakan pun menjadi semakin meningkat .pada tahun 1990 terdapat 8 kota diIndonesia yang berkepundudukan lebih dari 1 juta jiwa,diantaranya Jakarta,Medan, Bogor, Semarang,Surabaya, Bandung, Ujung pandang. Dan Palmbang. Diperkirakan pada tahun 2025 penduduk Indonesia dapat mencapau sbanyak 240 juta jiwa, dan kemungkinan 144 juta penduduk akan menempati daerah perkotaan . Dalam hal ini masalah yang cenderung lebih serinhg muncul adalah dalam sektor transportasi darat , dan yang paling mencolok yaitu kemacetan , dimana sebuah kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa berpotensi akan mengalami kemacetan 1
  • 2. yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi , dimana penduduk perkontaan cendurung melakukan beberapa aktivitas diantaranya, bekerja, rekreasi,memperoleh pendidikan ,dan melakukan aktivitas sosial, dapat dikatakan dengan meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi mencerminkan meningkatnya taraf hidup dan kebutuhan mobilitas penduduk di perkotaan , namun diantaranya terdapat pula beberpa efek negatif yang tidak dapat dihindari, seperti perusakan kualitas kehidupan di pusat kota,kerusakan polusi baik udara ataupun suara.Sebagai potret yang terjadi di Jakarta , tercatat sekitar 84% kendaraan pribadi di jalan raya, ternyata 45% nya hanya berisi satu orang saja, sehingga penggunaan kendaraan pribadi sudah tidak efisien. 1.1 Pendekatan dengan sistem transportasi dalam menangani masalah Terdapat beberapa alternatif pemecah masalah yang terbaik, transportasi dalam arti luas harus di kaji dalam bentuk kajian sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait . Sitem tersebut dikenal dengan sistem transportasi secara menyeluruh (makro ) yang dapat di perkecil kembali menjadi yang lebih komplek (mikro), dimana sistem mikro tersebut adalah, • Sistem kebutuhan akan transpoortasi (KT) • Sistem Prasarana Transportasi (PT) • Sistem Rekayasa dan Manajemen Lalu lintas • Sistem Kelembagaan (KLG) 1.1.2 Kebutuhan akan transportasi Untuk mengatasi tingginya tingkat urbanisasi ke daerah perkotaan dan menghindari pergerakan arus bolak-balik yang tertinggi setiap harinya , perlu dibangun kota satelit atau pun kota baru mandiri yang salah satu fungsinya mengurangi intensitas kegiatan di kota induk serta menahan arus urbanisasi dan merupakan filter bagi kota induk. Dalam hal ini perlu dilakukan pelebaran jalan yang mengundang masalah pembebasan tanah. Ataupun dengan usaha lain yakni dengan mengatur lokasi pusat kegiatan utama sebagai pusat bangkitan lalulintas sehingga pergerakan pemenuhan kebutuhan trsebut hanya terjadi pada luas wilayah tertentu saja.Pembangunan daerah sentra primer barat, utara, selatan ,timur adalah salah satu wujud 2
  • 3. langsung usaha tersebut, atau dengan usaha lain ,seperti rayonisasi sekolah dengan mengatur jam mauk dan keluarnya kantor dan sekolah . 1.1.3 Prasarana Transportasi Beberapa tindakan yang telah dan akan dilakukan untuk meningkatkan luas jalan dan kapsitatas prasarana transportasi antara lain a. Pembangunan jalan baru Baik jalan lokal, kolektor ataupun arteri, disesuaikan dengan program Bina Marga, misalnya jalan Tol di dalam kota ,contohnya jalan tol Grogol –cawang, atau pun dengan adanya jalan lingkar luar di Jakarta , dimana prisipnya mengalihkan pergerakan lalulintas menerus agar jangn memasuki DKI-Jakarta sehingga kemacetan yang timbul karena pembebanannya yang terlalu banyak pada jalan arteri radial dapat dihindari. Atau dengan adanya jalan penghubung 2 buah zona yang sangat tinggi tingkat lalulintasnya , seperti Jalan arteri Rawamangun – Jatinegara , jelas dapat memecahkan masalah kemacetan pada jalan radial menuju pusat kota. b. Peningkatan kapasitas prasarana Peningkatan kapsitas jaringan jalan arteri yang telah ada adalah dengan cara melebarkan jalan radial. Harus adanya terobosan yang dilakukan , untuk menghindari penyempitan , misalnya seperti, • Pelebaran dan perbaikan geometrik persimpangan • Pembuatan jembatan penybrangan untuk pejalan kaki maupun kendaraan pada daerah tertentu bertujuan mengurangi kecelakaan dan juga membuka isolasi akibat pembangunan jalan bebas hambatan yang memisahkan dua daerah yang terisolasi. Masalah pejalan kaki juga merupakan masalah utama , karena sering terlihat pengalihanfungsi trotoar menjadi tempat kegitan lain, disamping itu , tidak sulit menemukan trotoar yang beralih fungsi sehingga pejalan kaki terpaks menggunakan badan 3
  • 4. jalan,akibatnya kapsitas jalan berkurang begitu juga keselamatan pejalan kaki terpaksa terabaikan. 1.1.4 Rekayasa dan manajemen lalulintas Beberapa hal dalam rekayasa manajemen lalulintas dapat melakukan berbagai cara seperti • Pemasangan dan perbaikan lampu lalu lintas • Perbaikan perencanaaan sistem jaringan jalan yang ada , termasuk jaringan jalan KA, jalan raya , bus , untuk menunjang sitem angkutan umumtransportasi perkotaan terpadu (SAUTPT) 2. Permasalahan dan potret transportasi yang muncul pada daerah terpencil Daerah terpencil adalah daerah yang memiliki kondisi sosial, ekonomi dan fisik relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau sekitarnya, yang dicirikan oleh adanya permasalahan sebagai berikut : rendahnya tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, keterbatasan Sumberdaya Alam (rendahnya produktifitas lahan / kritis minus), rendahnya aksesibilitas dan terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana kawasan,serta rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia. Kawasan Tertinggal secara lokasi pada umumnya berada di kawasan pedalaman, kawasan kepulauan/gugus pulau terpencil,pesisir pantai, atau kawasan perbatasan terpencil. Contoh Kawasan Tertinggal : KAWASAN Kepulauan Sangihe Talaud, Kawasan Pulau Nias, Kawasan Pedalaman/ Perbatasan Kalimantan dengan Sarawak (Malaysia), Kawasan kritis minus di Sukabumi bagian selatan, Kawasan Pedalaman Jaya Wijaya, Kawasan Perbatasan Irian Jaya dengan Papua Nugini, dll. Pengertian lain tentang Daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d , Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf d *23736 dan Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah yang memiliki potensi ekonomi berupa sumber daya alam di bidang pertanian, perhutanan, pertambangan, pariwisata dan perindustrian, tetapi keadaan prasarana dan 4
  • 5. sarana ekonomi yang tersedia masih terbatas, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi nyata, penanam modal perlu membangun atas beban sendiri prasarana dan sarana yang dibutuhkannya seperti jalan, pelabuhan, tenaga listrik, telekomunikasi, air, perumahan karyawan, pelayanan kesehatan, sekolah, tempat peribadatan, pasar dan kebutuhan sosial lainnya, yang memerlukan biaya yang besar. (2)Diberikan perlakuan yang sama dengan daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah perairan laut yang dasar lautnya memiliki cadangan mineral dalam kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter (deep sea deposits). Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik itu sumberdaya alamnya maupun potensi yang lain. Disamping itu pula kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupannya selalu berubah. Hal inilah yang membuat transportasi sangat penting bagi manusia karena kebutuhan manusia tidak sama dan belum tentu semua kebutuhan itu terdapat didaerahnya faktor inilah yang memperngaruhi manusia untuk pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Dalam determinan perkembangan wilayah ada enam aspek/faktor penting yang mendasari maju tidak suatu wilayah. Ke enam faktor penting itu adalah sumberdaya alam, peralatan manufaktur, pekerja, modal, pasar, dan keahlian teknologi. Determinan pengembangan wilayah yang terdiri atas enam faktor tersebut sebenarnya tidak bisa diabaikan begitu saja oleh suatu wilayah, karena jika salah satunya saja tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan wilayah tersebut menjadi kurang maju atau bahkan tertinggal. Yang menjadi masalah adalah tidak semua wilayah memiliki ke enam faktor penting tersebut. Masing-masing wilayah memang memiliki potensi tersendiri yang bisa dikembangkan tetapi sangat jarang kita menemui keenam faktor determinan itu dalam satu wilayah. Misalnya saja kita ambil contoh kota Yogyakarta dengan kabupaten Sleman. Di kota banyak terdapat modal, peralatan ,pasar dan keahlian teknologi tetapi sumberdaya alam tidak terdapat dikota, sedangkan sebaliknya Sleman memiliki banyak 5
  • 6. pekerja dan sumberdaya alam tetapi tidak mempunyai yang lainnya sehingga kedua wilayah itu pasti akan saling berinteraksi untuk bisa saling memenuhi kebutuhannya masing-masing. Disini dapat kita lihat arti penting adanya transportasi. Transportasi dapat menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya untuk tujuan saling berinteraksi memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah. Transportasi juga akan mempermudah akses pada semua aspek antar wilayah yang berbeda. Sehingga dari hal ini sedikit dapat kita simpulkan bahwa baik buruknya sistem transportasi antar wilayah akan mempengaruhi maju tidaknya wilayah-wilayah tersebut. masih banyak lagi namun untuk daerah terpencil tidak semua alat transportasi tersebut dapat digunakan hanya sebagian saja yang dapat digunakan untuk transportasi didaerah terpencil. Beberapa contoh Studi Kasus yang ada kaitannya dengan ketersediaan transportasi di daerah terpencil/terisolir di Indonesia 1. Kabupaten Aceh Tengah Letak kabupaten yang berada di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan wilayah yang didominasi pegunungan, menjadikan daerah ini masih terisolir. Prasarana transportasi menjadi kendala utama. Takengon dan daerah lain di Aceh Tengah bisa dibilang jauh dari keramaian arus lalu lintas. Jalur ke Takengon menjadi semacam jalan "buntu". Artinya, angkutan semacam bus dan truk tidak dapat melanjutkan perjalanan ke daerah lain, sehingga kembali melalui jalan yang sama. Akses menuju ke daerah ini sangat bergantung pada jalan Bireun- Takengon, serta jalan alternatif Takengon-Blang Kejeren-Kutacane yang kurang representatif. Kondisi kedua jalan itu sangat tidak kondusif, baik karena rawan longsor maupun gangguan lainnya seperti gangguan keamanan. Tak heran bila di daerah yang bergunung-gunung masih terdapat kawasan yang tidak memiliki prasarana transportasi seperti kawasan Samarkilang, Karang Ampar, Pameu, dan Jamat.Kawasan ini masih terisolasi dari berbagai aspek. Sebagian besar produk pertanian yang dihasilkan hanya digunakan untuk kebutuhan hidup. 6
  • 7. Menyadari persoalan itu, salah satu upaya pemerintah kabupaten (pemkab) untuk mengatasinya adalah memperbaiki dan membuka ruas jalan baru yang bernilai ekonomis, baik antar kecamatan maupun antarkabupaten. Terutama jaringan jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaran. 2. Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur Setelah berpisah dengan Kabupaten Bulungan tahun 1999, nama daerah baru ini belum banyak didengar. Apalagi, tidak ada jalan darat untuk mencapainya. Terpaksa harus memanfaatkan jasa angkutan sungai ataupun pesawat udara. Setelah jalan Trans Kalimantan selesai dibangun tahun 2000, Kabupaten Malinau baru bisa dijangkau dengan sarana transportasi darat. Meski pusat pemerintahannya dilintasi jalan raya yang menghubungkan titik-titik utama di Pulau Kalimantan, prasarana berstatus jalan kabupaten belum menjangkau keseluruhan wilayah. Delapan puluh persen wilayahnya belum juga tertembus oleh infrastruktur jalan. Tak heran, sistem transportasi di kabupaten yang memiliki 24 sungai ini bertumpu pada angkutan sungai. Bahkan, beberapa daerah terpencil hanya bisa dicapai dengan pesawat terbang. Lokasi daerah ini sangat jauh dari pusat kota, sehingga akses ke dunia luar sangat sulit. Daerah ini menjadi sangat terisolir. Untuk tiba di sana, butuh tiga sarana transportasi. Pertama, naik pesawat ke Samarinda, lalu disambung dengan speed boat. Sekitar tiga jam perjalanan, kemudian naik angkutan umum, kemudian berjalan kaki. Jarak dari Malinau ke Balikpapan saja masih sekitar 700 kilometer, itupun harus menempuh perjalanan dengan kapal laut sehari semalam. (Swaramuslim.net, 2006) Kabupaten yang dicapai 30 menit dari Tarakan menggunakan pesawat ini harus bergantung pada daerah sekelilingnya. Kota Tarakan menjadi penyuplai barang-barang kebutuhan pokok penduduk yang dikirim dengan memanfaatkan angkutan sungai. Bahkan, ada beberapa barang seperti telur, gula, minuman, dan makanan kaleng dikirim dari Malaysia melalui Kabupaten Nunukan. 7
  • 8. Namun, ketersediaan barang-barang kebutuhan tetap menjadi masalah di bagian-bagian Malinau yang terpencil. Keterbatasan sarana transportasi menyebabkan kenaikan harga barang. Sebagai contoh, harga BBM Rp 15.000 per liter karena beratnya medan dan mahalnya ongkos pengangkutan ke daerah yang terpencil. Di masa mendatang, pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan pemerintah kabupaten adalah terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Pembangunan hanya akan tetap terkutub di titik-titik tertentu bila tak ada dukungan jaringan prasarana yang merata. Saat ini pemerintah daerah memulai pembangunan dengan sistem gunting. Maksudnya, pembangunan dilakukan dari dua arah bersamaan. Satu arah dari ibu kota menuju daerah- daerah terpencil di pinggiran, pada saat yang sama dari daerah terpencil ke pusat pemerintahan. Bila jaringan jalan tersedia menyeluruh, sektor lain yang berpotensi terakselerasi lebih laju, seperti sektor perkebunan dan pariwisata. Selama ini berbagai obyek wisata jauh dari pusat kota dan sulit dicapai. (Kompas, 2003) 3. Sintang, Pontianak, Kalimantan Barat Infrastruktur jalan dan jembatan sebagai sarana membuka daerah terisolasi di pedesaan masih jadi kebutuhan utama. Banyak desa dan dusun di pehuluan terisolir lantaran tak tersedianya infrastruktur jalan. Di Kayan Hulu misalnya, 9 desa dari 14 desa di kecamatan tersebut relatif tertinggal pembangunannya sementara 5 desa lainnya bisa diakses langsung melalui jalan darat, dan sisanya masih mengandalkan transportasi sungai. Akibat keterisoliran tersebut malah ada warga dari satu desa, yakni Desa Nanga Kemangai, yang urbanisasi ke kota kecamatan dan kota kabupaten untuk mencari pekerjaan. Ini membuat tingkat keterisolasian masyarakat dari segi ekonomi dan budaya jauh tertinggal. Ditambah, sejak diserang hama belalang kembara dua tahun terakhir ini, ladang berpindah gagal panen. Selain tak tersedianya jalan darat menuju desa dan dusun, tertinggalnya masyarakat di daerah pehuluan sungai yang jauh di daerah terpencil juga 8
  • 9. disebabkan tak meratanya potensi SDA (sumber daya alam). Diperkirakan ada 16 ribu penduduk yang tinggal di daerah terisolir. Umumnya masyarakat itu pekerjaan utamanya ladang berpindah dan masih tergantung alam. Kendati masih mengalami keterbatasan, menurut Abdul Sufriyadi, masyarakat Kayan Hulu masih punya keyakinan bahwa pemerintahan daerah saat ini (Milton-Jarot) bisa membuka keterisolasian di Kayan Hulu serta dapat menyediakan program-program padat karya bagi penduduk yang gagal panen pasca serangan hama belalang dua tahun terakhir ini. Karena selain ladang berpindah, masyarakat petani di Kayan Hulu juga masih bersandar dengan SDA yang ada walaupun relatif terbatas. (Pontianak Post Online, 2007) 4. Nusa Tenggara Barat Secara geografis, NTB umumnya terisolir dari segi transportasi dan komunikasi. Hal ini bisa dilihat, kalau ke Mataram ibu kota Propinsi NTB dari Jakarta harus mampir dulu di Surabaya atau daerah lain. Semestinya, Mataram sebagai ibu kota propinsi mampu ditempuh dari berbagai penjuru di seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, tanpa harus mampir atau transit di daerah lain. Kendati sekarang ini, sudah ada maskapai penerbangan melayani Mataram-Jakarta dan sebaliknya, itu masih belum cukup dan mesti ditambah, sehingga akses transportasi ke NTB tetap lancar. Di sisi lain, NTB sebagai daerah yang rawan bencana memerlukan sarana telekomunikasi memadai, sehingga mampu mengatasi permasalahan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk itu, adanya kerjasama daerah yang tergabung dalam forum regional di daerah ini mampu mempercepat pembangunan yang diinginkan. Masing-masing daerah yang tergabung dalam forum regional tersebut harus saling bahu membahu mengembangkan produk-produk unggulan yang dimiliki, sehingga sesuai dengan yang diinginkan bersama. (Suara NTB, 2006) 9
  • 10. 5. Sumbawa Selatan Wilayah selatan pulau Sumbawa masih terisolir. Tidak ada lintasan jalan sepanjang 400 kilometer. Akibatnya, terjadi hambatan pergerakan ekonomi masyarakat di desa-desa selatan daerah Nusa Tenggara Barat. Diperlukan dana pembiayaan Rp500an miliar untuk membuka isolasi daerah tersebut. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah NTB Lalu Fathurahman menjelaskan idealnya dibutuhkan kelancaran transportasi di Selatan Sumbawa. "Untuk terbukanya jalan di sana, diperlukan sekitar 50 unit jembatan penghubung," ujarnya. Selain jalan tersebut, guna meningkatkan kesejahteraan dan sumber daya manusianya, NTB juga memerlukan ketersediaan infrastruktur lainnya berupa pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 100 megawatt, rumah sakit umum di setiap kabupaten, air, perguruan tinggi, pendidikan dasar dan peluang lapangan kerja untuk masyarakat. (Tempo Interaktif, 2006) 6. Papua Pemekaran daerah baru di Papua sejak tahun 2001 sampai tahun 2006 mencapai 16 daerah pemekaran. Permasalahan daerah pemekaran di Papua terkait minimnya sarana akses di daerah terpencil dan terisolir. Permasalahan pemekaran daerah baru di Papua merupakan ketidakpuasan daerah yang terisolir dan terpencil. Selain itu, daerah pemekaran muncul karena tidak ada intervensi pembangunan dan juga minimnya intervensi negara dalam hal ini pemerintah pusat. Rencana pemekaran daerah Papua kedepan dibutuhkan sarana aksesbilitas untuk jangka panjang. (Okezone, 2007) Dalam kunjungan kerja ke Papua, Menkokesra Aburizal Bakrie juga menyatakan bahwa diharapkan dalam tiga tahun mendatang tidak ada lagi daerah terisolir di Papua. Jalan tembus yang akan menghubungkan daerah di kawasan Pegunungan Tengah dengan kawasan pesisir di Kabupaten Timika nantinya diharapkan sudah selesai dalam waktu dekat. Dengan adanya jalan ini 10
  • 11. roda perekonomian bisa berjalan lebih lancar dan harga-harga pun tidak terlalu tinggi. (www.menkokesra.go.id, 2006) 7. Kabupaten Seram, Maluku Kabupaten Seram Bagian Timur yang dikategorikan kabupaten miskin di Indonesia oleh Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, kini masih terisolir khusus di bidang transportasi dan komunikasi. Ruas jalan aspal yang ada di kabupaten tersebut hanya sepanjang empat kilometer. Untuk menjangkau satu desa ke desa lain, maupun ke kota kecamatan dan kota kabupaten hanya bisa melewati laut. Itu juga kalau kondisi lautnya mendukung. Selain dataran luas, kabupaten yang memiliki banyak pulau dan terpencil makin membuat jaringan transportasi antar pulau sangat terbatas. Banyaknya pulau-pulau terpencil itu hanya dilayari kapal perintis antara 2 hingga 4 minggu sekali di beberapa lokasi saja. Persoalan ini tentu saja berpengaruh, termasuk akses pelayanan kesehatan ke masyarakat. Akibat kondisi itu pula, saat wabah malaria menyerang Dusun Wawasa Kecamatan Kepulauan Gorom pada awal Mei 2005 lalu menewaskan 22 orang dan 761 warga di dusun tersebut sakit parah. Warga Wawasa meninggal selain krisis pangan di daerahnya, juga akibat lambatnya penanganan kesehatan karena keterisolasiannya. Pengobatan warga yang terjangkit malaria sulit dilakukan akibat tidak adanya fasilitas kesehatan di Wawasa. Puskesmas terdekat berada di desa induknya Amarsekaru, yang dapat ditempuh dengan menggunakan perahu tradisional ketinting selama 1 hingga 1,5 jam., warga sulit untuk berobat dan perawat di puskesmas terdekat juga sulit mengunjungi korban. (Fkmcpr, 2006) 11
  • 12. C. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Permasalahan transportasi yang utama adalah kemacetan ,keterlambatan serta polusi suara dan udara .Untuk mengatasinya perlu dipikirkan beberapa alternatif untuk memecahkannya 2. Kemacetan pada darnya timbul karena tingkat pertumbuhan akan kebutuhan transportasi melebihi tingkat pertumbuhan fasilitas prasarana yang ada , selain itu , masalah tersebut juga timbul karena fasilitas prasarana yang tidak berfungsi sebagaiman fungsinya 3. Beberapa alternatif pemecahan 4. transportasi merupakan sarana penghubung yang sangat penting dalam mempengaruhi maju tidaknya suatu wilayah. 5. kondisi geografis daerah terisolir mengakibatkan sulitnya pembagunan sektor transportasitelah diberikan ,ditinjau dai sisi kebutuhan akan transportasi ,prasarana transportasi , rekayasa dan manajemen transportasi serta kelembagaan ,peran serta pemerintah . 6. bentuk transportasi di daerah terpencil di dominasi oleh truk, motor trail, pesawat terbang, speed boat, dan kapal laut. 7. kondisi transportasi di daerah terpencil kurang layak baik dari segi sarana maupun prasarana dan rendahnya anggaran yang disediakan untuk sektor transportasi di daerah terpencil. 12
  • 13. SARAN 1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut. 2. sehibungan dengan penyediaan berbagai macam moda saran/prasarana transportasi bagi daerah pinggiran terpencil, prioritas perlu ditekankan pada pengembangan fasilitas pelayanan transportasi di daerah pedesaan, daerah/pulau terpencil, dan daerah transmigrasi, yang diharapkan akan meningkatkan aktifitas perekonomian wilayah-wilayah tersebut. 3. selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya. 4. dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi yang efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap pengoperasia kebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyimpangan- penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau organisasi penyelenggara transportasi. 5. hal terakhir yang paling penting dari pembanaunan sarana/prasaranatransportasi adalah pembangunan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia di bidang transportasi. Selain itu, diperlukan peran serta segenap pengguna transportasi untuk memelihara sarana dan prasarana transportasi, serta turut mematuhi berbagai peraturan keselamatan yang ada utuk mengurangi terjadi kecelakaan. 13
  • 14. DAFTAR PUSTAKA MG Retno Setyowati. 2002. Kabupaten Aceh Tengah. http://72.14.235.104/search? q=cache:IrWq0SNnbXcJ:bankdata.depkes.go.id/kompas/Kabupaten%2520Aceh %2520Tengah.pdf+bentuk+transportasi+di+daerah+terisolir&hl=id&ct=clnk&c d=5&client=opera. Download : 4 Maret 2007. Ratna Sri Widyastuti. 2003. Kabupaten Malinau. http://www.kompas.com/kompas- Sutarmi. 2007. Pemekaran Papua Terjadi karena Akses ke Daerah Terisolir Minim. www.okezone.com/index.php? option=com.content&task=view&id=5797&Itemid=67 - 47k –. Download : 4 Maret 2007. 14