Laporan praktikum iodometri menjelaskan tentang prinsip dan prosedur analisis titrimetrik untuk menentukan kadar logam atau senyawa oksidator seperti besi dan tembaga dengan mereaksikan larutan sampel dengan larutan iodium dan natrium tiosulfat sebagai titran. Peralatan dan bahan kimia yang digunakan dijabarkan, data pengamatan dan perhitungan kadar zat diuraikan, serta kesimpulan bahwa titrasi iodometri
2. I.
PRINSIP PERCOBAAN: Reaksi Netralisasi
II.
REAKSI:
Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi redoks
banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai
oksidator atau reduktor.
III.
TEORI:
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan
larutan baku tiosulfat.
IV.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
1. NeracaAnalitis
2. LabuUkur 250 ml, 100 ml
3. GelasUkur 100 ml
4. BotolSemprot 500 ml
5. PipetVolumetrik 25 ml, 10 ml
6. PipetUkur 1 ml
7. BatangPengaduk
8. Beaker Glass 100 ml
9. CorongGelas
10. Labu Erlenmeyer 250 ml
11. Pipet Filler
12. Statip Double Clamp
13. BuretKacaBening
3. 14. Pemanas (Heater)
15. BatuDidih
16. Handuk
17. Kertas Saring
V.
BAHAN KIMIA YANG DIBUTUHKAN
1. Na Thio Sulfat
2. K2Cr2O7
3. Aquadest
4. HCL
5. Larutan Sampel Ba2+
6. Larutan Sampel Cu2+
7. Indikator Amylum
8. KI
9. Asam Asetat Glacial
10. Larutan Standar
11. Air Panas
VI.
CARA KERJA
1. Membuat LarutanNa Thio Sulfat
a. Pipet 20 ml Na Thio Sulfat 0,5 N,masukkan kedalam labu ukur 250 ml
b. Tambahkan aquadest sampai tanda batas
c. Aduk campuran sampai homogeny dengan membolak-balikkan labu ukur
2. Membuat Larutan K2Cr2O7
a. Timbang K2Cr2O7 seberat 0,0981 gram
4. b. Larutkan dengan aquadest, jadikan volume 100 ml dalam labu ukur 100 ml
c. Aduk campuran sampai homogeny dengan membolak-balikkan labu ukur
3. Standarisasi Larutan Na ThioSulfat
a. Pipet 10 ml K2Cr2O70,02 N dari buret, masukkankedalamlabu Erlenmeyer
b. Tambahkan 40 ml aquadest
c. Tambahkan 5 ml HCL pekat
d. Tambahkan 2 gram KI
e. Titrasi dengan larutan Na Thio Sulfat sampai warna kuning muda
f. Tambahkan 2 ml larutan amylum
g. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
h. Catat ml titran masukkan ke dalam perhitungan
4. Penentuan Ba2+
a. Pipet 25 ml larutan sampel (dari asisten), masukkan kedalam beaker glass,
tambahkan 25 mlaquadest
b. Tambahkan4 ml Asam asetat glacial
c.
Didihkan
d. TambahkanK2Cr2O7 4% sampai terbentuk endapan
e. Lanjutkan pendidihan selama 4 menit
f. Dinginkan
g. Saring endapan menggunakan kertas saring
h. Cuci endapan dengan air panas atau asam asetat encer panas
i. Larutkan endapan dengan±50 ml HCL encer
j. Tambahkan 2 gram KI, aduk sampai KI larut
k. Tambahkan Amylum
l. Titrasi dengan larutanNa ThioSulfat 0,02 N
5. m. Catat ml titran, masukkan dalam perhitungan
5. Penentuan Cu2+ dalam Contoh
a. Pipet 10 ml larutan sampel (dari asisten) masukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
tambahkan 40 ml aquadest
b. Tambahkan 2 gram KI
c. Tambahkan Amylum 2 ml
d. Titrasi dengan larutan Na Thio Sulfat 0,02 N sampai warna biru tepat hilang
e. Catat ml titran, masukkan dalam perhitungan
6. Mencari Kadar Klor Aktif
a. Pipet 10 ml larutan standar, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
b. Tambahkan aquadest sampai tanda batas
c. Aduk campuran sampai homogen dengan membolak-balikkan labu
d. Pindahkan larutan ke dalam labu erlenmeyer
e. Tambahkan 4 ml asam asetat glacial
f. Tambahkan 1 gram KI
g. Titrasi dengan larutan Na Thio Sulfat 0,02 N sampai warna kuning muda
h. Tambahkan 2 ml indicator amylum
i. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
j. Catat pemakaian ml titran, masukkan ke dalam perhitungan
VII.
DATA PENGAMATAN
1. Data Hasil Penimbangan
a. Penimbangan
Berat kertas + zat
Berat kertas timbang
Berat Zat
= 0,3943 gram
= 0,2962 gram +
= 0,0981 gram
6. b. Data Titrasi
Percobaan
Standarisas
i
K2Cr2O7
Berat
V1 (ml)
(gr)
10
0,0981
10
10
Na Thio Sulfat
V2
Rata(ml)
rata
11,9
11,1
11
10,9
Penentuan
Cu2+
4,8
Penentuan
Ba2+
30
Penentuan
Khlor Aktif
Kaporit
6,9
VIII. PERHITUNGAN
1. Menentukan Volume Larutan Na Thio Sulfat
Volume
=
=
=
250 x N
0,5
250 x 0,02
0,5
10 ml
Sampel (ml)
Cu , V5
Ba2+, V6
(ml)
(ml)
2+
10
25
10
7. 2. Berat K2Cr2O7 Untuk Membuat Larutan
Berat
=
=
=
N x 294,19 x 0,1
6
0,02 x 49,0317 x 0,1
6
0,0981 gram
3. Standarisasi Larutan Na Thio Sulfat 0,025 N
N2
=
=
=
V1 x N1
V2
10 x 0,02
11
0,0182 mol/ltr
4. Penentuan Cu2+
N5
=
=
=
V2 x N2
V5
10 x 0,0182
4,8
0,0379mol/ltr
5. Penentuan Ba2+
N6
=
=
=
V2 x N2
V6
30 x 0,0182
25
0,022 mol/ltr
6. Perhitungan Khlor Aktif dalam Kaporit
a. Kandungan Khlor Aktif dalam Kaporit
=
=
1000 x (A – B) N x Na Thio Sulfat x 35,453
100
1000 x 11 x 0,0182 x 35,453
100
70,98 mg/l Cl2
b. Kadar Khlor Aktif dalam Kaporit
8. Kandungan Khlor Aktif, mg/l
Konsentrasi Larutan Kaporit yang dititrasi,
mg/l
70,98 x 100%
100
=
70,98 %
7. Kesalahan Standarisasi
Ns- Na
100 %
x
Ns
0,02 – 0,0182
0,02
= 9%
IX.
KESIMPULAN
Titrasi iodometri umumnya menggunakan zat/larutan pentitran iodium dan
indikatornya adalah amylum, untuk zat pentitran iodiumharus dilakukan dalam buret
putih, dan dengan pentitran Na2S2O3 biasa menggunakan buret coklat
Berat K2Cr2O7 0,02 N adalah 0,0981 gram
Kandungan Khlor Aktif dalam Kaporit adalah 70,98 mg/l Cl2
Kadar Khlor Aktif dalam Kaporit adalah 70,98 %
Dengan kesalahan standarisasi sebesar 9 %