SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  49
Telaah kurikulum 1
Drs. DARMO
BilaNGaN BulaT
Bilangan Bulat
Bilangan Bulat Positif
Nol
Bilangan Bulat
Negatif
1. Bilangan Bulat Positif
Contoh: 1, 2, 3, 4, 5, 6, ….
2. Nol
3. Bilangan Bulat Negatif
Contoh: -1, -2, -3, -4, -5, -6,
….
Tiga Bagian
Bilangan Bulat
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nol
Bilangan Bulat PositifBilangan Bulat Negatif
Penempatan Bilangan Bulat pada
Garis Bilangan
.
Menghitung dengan garis bilangan
10-1 2-2 3-3 4-4 5-5
Ketentuan:
1. Ayam berjalan maju apabila bilangannya termasuk bilangan bulat positif dan
berjalan mundur apabila bilangannya termasuk bilangan bulat negatif.
2. Ayam berbalik arah apabila operasinya adalah operasi pengurangan dan arahnya
tetap apabila operasinya adalah operasi penjumlahan
Operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian
Apabila a, b dan c adalah bilangan bulat maka diperoleh:
1. a + b = c 9. p x q = pq
2. a + b = b + a. 10. (–p) x q = –(p x q) = –pq
3. a + 0 = 0 + a = a. 11. p x (–q) = –(p x q) = –pq
4. (a + b) + c = a + (b + c). 12. (–p) x (–q) = p x q = pq
5. a + b = a – (-b) 13.
6. -a + b = -a – (-b) 14.
7. a + (-b) = a – b 15.
8. -a + (-b) = -a – b 16.
17.
qpqp
aaxa +
=
qpqp
aaa −
=:
qxpqp
aa =)(
nnn
bxabxa =)(
n
nn
b
a
b
a
=





Bilangan Pecahan
Definisi :
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p, q
dengan p, q bilangan bulat dan q ≠ 0.Bilangan p disebut pembilang dan
bilangan q disebut penyebut.
Bilangan Pecahan
2
1
4
2
6
3
8
4
b
a
≠Pecahan
mempunyai nilai yang sama. Pecahan tersebut disebut pecahan senilai.
Pecahan senilai dapat diperoleh :
•Jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dikalikan dengan bilangan y
sama.
•Jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dibagi dengan bilangan yang sama
Suatu pecahan
2
1
4
2
6
3
8
4
Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian
bd
ac
d
c
b
a
=⋅ 0≠b 0≠d
dengan
d
ac
d
c
a =⋅
bc
ad
c
d
b
a
d
c
b
a
=×=:
n
ba
n
b
n
a +
=+
n
ba
n
b
n
a −
=−
n
cba
n
c
n
b
n
a −+
=−+
n
cba
n
c
n
b
n
a +−
=+−
0≠n dengan
OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR
BENTUK ALJABAR DAN UNSUR UNSURNYA
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
nilainya dengan jelas.
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan
tidak memuat variabel.
Contoh :
Suku satu : 6a, 6 disebut koefisien, sedangkan a disebut variabel.
Suku dua : 5x – y, suku-sukunya 5x dan (-y)
5 dan (-1) disebut koefisien, x dan y disebut variabel
Suku tiga :2m – 5n -9, suku-sukunya 2m, (-5n), dan (-9)
2 dan (-5) disebut koefisien, m dan n disebut variabel, (-9) disebut konstanta
Koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan
pangkat dari masing-masing variabel yang sama.
Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan
pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama.
Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN
LINEAR SATU VARIABEL
Pernyataan adalah Kalimat yang dapat ditentukan nilai kebenarannya
(bernilai benar atau salah)
Definisi :
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan belum diketahui
nilai kebenarannya.Variabel adalah lambang (simbol) pada
Himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan semua
pengganti dari variabel-variabel pada kalimat terbuka sehingga kalimat
tersebut bernilai benar.
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan
oleh tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel
berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah ax +
b = 0 dengan a ≠ 0.
Sifat Dasar PLSV :
Suatu persamaan tidak berubah himpunan penyelesaiannya, jika kedua ruas
persamaannya :
•Ditambah atau dikurangi bilangan yang sama.
•Dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, asal pembaginya bukan 0 (nol).
PERTIDAKSAMAAN SATU LINEAR
Pertidaksamaan linear dalam variabel x adalah pertidaksamaan yang
memuat variabel x berpangkat atau derajat satu.
Bentuk baku dari pertidaksamaan linear dalam variabel x ada 4 macam
yaitu:
1. a x + b < c
2. ax + b > c
3. a x + b ≤ c
4. a x + b ≥ c
Dengan a ≠ 0, a adalah koefisien dari x dan b adalah
konstanta.
Sifat Dasar PLSV :
 Suatu persamaan tidak berubah himpunan penyelesaiannya, jika kedua ruas
persamaannya :
 Ditambah atau dikurangi bilangan yang sama.
 Dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, asal pembaginya bukan 0
(nol).
Langkah Dasar Penyelesaian
 Semua yang memuat variabel tertulis di ruas kiri persamaan dan semua
konstanta di ruas kanan
 Jika telah terbentuk satu suku pada masing-masing ruas dan koefisien bukan
1, maka nilai variabel pengganti yang memenuhi persamaan diperoleh dengan
mengalikan kedua ruas dengan kebalikan koefisien variabelnya
Sedangkan dalam pertidaksamaan bentuk pecahan ada 4 macam bentuk baku,
yaitu :
Dengan f(x) dan g(x) masing-masing fungsi dalam x dan g(x) ≠ 0
Langkah-langkah menyelesaikan pertidaksamaan berbentuk pecahan yaitu :
1.Carilah nilai-nilai nol bagian pembilang dan bagian penyebut dari bentuk
pecahan f(x) ≠0 dan g(x) ≠ 0.
2. Gambarlah nilai-nilai nol itu pada garis bilangan,sehingga diperoleh
interval-interval.
3.Tentukan tanda-tanda interval dengan cara mensubstitusikan nilai-nilai
uji yang berada dalam masing-masing interval.
4.Berdasarkan tanda-tanda interval yang diperoleh pada langkah 3, kita
dapat menentukan interval yang memenuhi. Dalam menentukan interval
yang memenuhi itu, perlu di ingat adanya syarat bahwa bagian penyebut
tidak boleh sama dengan nol atau g(x) ≠ 0.
.
Persamaan linier dua variabel
Definisi :
Persamaan linier dua variabel adalah persamaan yang memuat dua
variabel dan pangkat tertinggi dari variabel tersebut adalah satu.
Bentuk umum dari sistem persamaan linier dua variabel adalah
ax+by = c
px+qy = r
Keterangan :
x dan y disebut variabel
a, b, p, q disebut koefisien
c, r disebut konstanta
dengan a, b, c, p, q dan r merupakan bilangan-bilangan real.
PERBANDINGAN
DAN ARITMETIKA SOSIAL
Definisi :
 Harga beli adalah harga barang dari pabrik,
grosir, atau tempat lainnya. Harga beli sering
disebut modal
 Harga jual adalah harga barang yang
ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli.
 Laba = harga penjualan – harga pembelian
 Rugi = harga pembelian – harga penjualan
 Rabat artinya potongan harga atau lebih
dikenal dengan istilah diskon.
Presentase Untung atau Rugi
GAMBAR BERSKALA
Himpunan
Definisi :
Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang
telah terdefinisi dengan jelas.
Notasi dan Anggota Himpunan
Himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf
besar (kapital) A, B, C, ..., Z. Adapun benda atau objek yang
termasuk dalam himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan
pasangan kurung kurawal {...}.
Himpunan
Menyatakan Suatu Himpunan
a. Dengan kata-kata.
Contoh: P adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40,
ditulis P = {bilangan prima antara 10 dan 40}.
b. Dengan notasi pembentuk himpunan
Contoh: P : {bilangan prima antara 10 dan 40}.
Dengan notasi pembentuk himpunan, ditulis
P = {10 < x < 40, x € bilangan prima}.
c. Dengan mendaftar anggota-anggotanya.
Contoh: P = {11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37}
Himpunan Kosong, Nol, Semesta dan Bagian
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyai anggota, dan dinotasikan dengan { }.
Himpunan nol adalah himpunan yang hanya mempunyai
1anggota, yaitu nol (0).
Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah
himpunan yang memuat semua anggota atau objek
himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta (semesta
pembicaraan) biasanya dilambangkan dengan S.
Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika
setiap anggota A juga menjadi anggota B dan dinotasikan
A 􀂍 B atau B 􀂍 A.
OPERASI HIMPUNAN
 Irisan Dua Himpunan
 Gabungan Dua Himpunan
 Selisih (Difference) Dua Himpunan
 Komplemen Suatu Himpunan
Untuk setiap himpunan A dengan semesta pembicaraan S,
berlaku
a. sifat identitas irisan
A 􀂈 S = A (himpunan S disebut elemen identitas pada irisan)
b. sifat komplemen irisan
A 􀂈 A = 􀂈 .
GARIS DAN SUDUT
GARIS
 Kedudukan Dua Garis
a. Dua garis sejajar
Dua garis atau lebih dikatakan sejajar apabila
garis-garis tersebut terletak pada satu bidang
datar dan tidak akan pernah bertemu atau
berpotongan jika garis tersebut diperpanjang
sampai tak berhingga.
b. Dua garis berpotongan
Dua garis dikatakan saling berpotongan
apabila garis tersebut terletak pada satu
bidang datar dan mempunyai satu titik potong.
c. Dua garis berimpit
Dua garis dikatakan saling berimpit apabila
garis tersebut terletak pada satu garis lurus,
sehingga hanya terlihat sebagai satu garis
lurus saja.
d. Dua garis bersilangan
Dua garis dikatakan bersilangan apabila
garis-garis tersebut tidak terletak pada satu
bidang datar dan tidak akan berpotongan
apabila diperpanjang.
SUDUT
 Definisi :
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh
pertemuan antara dua buah sinar atau
dua buah garis lurus.
 Besar suatu sudut dapat dinyatakan
dalam satuan derajat (o), menit (‘), dan
detik (“).
JENIS-JENIS
SUDUT
Secara umum, ada lima jenis sudut, yaitu
a. sudut siku-siku;
b. sudut lurus;
c. sudut lancip;
d. sudut tumpul;
e. sudut refleks.
HUBUNGAN ANTAR SUDUT
1. Pasangan Sudut yang Saling Berpelurus (Bersuplemen)
Jumlah dua sudut yang saling
berpelurus (bersuplemen)adalah 180.
Sudut yang satu merupakan pelurus dari
sudut yang
lain
A
C
B
2. Pasangan Sudut yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen)
Jumlah dua sudut yang saling
berpenyiku (berkomplemen) adalah 90.
Sudut yang satu merupakan penyiku
dari sudut yang lain.
A
B
C
D
3. Pasangan Sudut yang Saling Bertolak Belakang
Jika dua garis berpotongan maka dua sudut
yang letaknya saling membelakangi titik
potongnya disebut dua sudut yang bertolak
belakang. Dua sudut yang saling bertolak
belakang adalah sama besar. A
DB
C
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Apabila a dan b adalah bilangan bulat maka diperoleh:
1. a + b = a – (-b)
2. -a + b = -a – (-b)
3. a + (-b) = a – b
4. -a + (-b) = -a – b
Segitig
aDefinisi :
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan
membentuk tiga sudut. Segitiga biasanya dilambangkan dengan “∆“.
Jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisinya :
Jenis-jenis segitiga
1. Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan
ketiga sudutnya sama besar
2. Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi sama panjang.
3. Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama
panjang.
Jenis segitiga berdasarkan besar dari sudut-sudutnya,
yaitu.
•Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya 90o
.
•Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya kurang 90o
.
•Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya lebih dari 90o
.
Keliling dan Luas Segitiga
Keliling segitiga adalah jumlah panjang sisi-sisi segitiga.
Keliling ∆ABC = AB + BC + CA
Luas ∆ABC
Cara Melukis Segitiga
Melukis segitiga dapat dilakukan dengan menggunakan jangka, selain busur derajat dan
penggaris.
a. Melukis Segitiga Sama Kaki dan Sama Sisi dengan Menggunakan Jangka dan
Penggaris.
b. Melukis Segitiga jika Diketahui Ketiga Sisinya (s-s-s).
c. Melukis Segitiga jika Diketahui Sisi, Sudut dan Sisi (s-sd-s).
d. Melukis Segitiga jika Diketahui Sudut, Sisi dan Sudut (sd-s-sd).
e. Melukis Segitiga jika Diketahui Sisi, Sisi dan Sudut (s-s-sd).
Melukis Garis-garis Segitiga
Pada segitiga terdapat empat jenis garis yaitu garis tinggi, garis bagi, garis berat dan
garis sumbu.
a. Melukis Garis Tinggi pada Segitiga.
b. Melukis Garis Bagi pada Segitiga.
c. Melukis Garis Berat pada Segitiga.
d. Melukis Garis Sumbu pada Segitiga.
Segi empat
 Persegi Panjang
 Persegi
 Jajargenjang
 Belah Ketupat
 Layang-Layang
Persegi Panjang
Definisi :
Persegi panjang adalah segi empat yang
memiliki dua pasang sisi berhadapan yang
setiap pasangnya sejajar dan sama panjang,
serta keempat sudutnya siku-siku
A B
CD
Sifat-sifat persegi panjang:
• Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sepasang-sepasang
sejajar
• Diagonal-diagonal persegi panjang sama panjang
• Diagonal-diagonal persegi panjang saling membagi dua sama
panjang atau kedua diagonal persegi panjang berpotongan di
tengah
• Semua sudut persegi panjang sama besar dan siku-siku
Luas daerah persegi panjang
A B
CD
Jika panjang persegipanjang ABCD adalah AB yaitu p
satuan dan lebar persegi pajang ABCD adalah BC yaitu l
satuan, maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah
L = AB x BC, dapat dirumuskan
L = p x l
Persegi
Sifat-sifat persegi.
1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
2. Keempat sudutnya siku-siku.
3. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua
sama panjang.
4. Panjang keempat sisinya sama.
5. Setiap sudutnya dibagi dua sama ukuran oleh diagonaldiagonalnya.
6. Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegaklurus
Definisi :
Persegi adalah segi empat yang memiliki empat sisi
sama panjang dan empat sudutnya siku-siku
A B
CD
Keliling dan luas persegi
Misalkan suatu persegi dengan panjang sisi s satuan
panjang. Jika K satuan panjang menyatakan keliling
dan L satuan kuadrat menyatakan luas, maka rumus
keliling dan luas daerah persegi adalah
K = 4s dan L = s x s
Jajargenjan
g
Definisi :
Jajargenjang adalah suatu segi empat yang
sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar
t Jajargenjang
•Pada setiap jajargenjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
• Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar
•Pada setiap jajargenjang, jumlah dua sudut yang berdekatan adalah 180o.
.
•Pada setiap jajargenjang, diagonal-diagonalnya saling membagi dua
sama panjang.
A
B C
D
Keliling Jajargenjang
A B
D C
AB = CD = m dan BC = AD = n
Keliling jajargenjang ABCD = AB+BC+ CD + DA
= m + n + m + n
= m+ m + n + n
= 2 ( m + n)
Luas Jajargenjang
t
a
a
t
Luas jajargenjang = luas persegi panjang
= panjang x lebar
= a x t
Belah Ketupat
Definisi:
Belah ketupat adalah jajargenjang yang dua
sisinya yang berurutan sama panjang
Sifat- Sifat Belah Ketupat
•Pada setiap belah ketupat, diagonal-diagonalnya merupakan
sumbu simetri
•Pada setiap belah ketupat, sudut-sudut yang berhadapan sama
besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
•Pada setiap belah ketupat, kedua diagonalnya saling membagi
dua sama panjang dan saling tegak lurus.
A
B
C
D
1
1
11
2
22 O
2
Keliling Belah
Ketupat
s
s
D
B
A C
s
s
Keliling belah ketupat ABCD = AB+BC+CD+DA
= s + s + s + s
= 4 x s
q
p
Luas Belah Ketupat
p
q
2
1
Luas belah ketupat = luas persegi panjang
= panjang x lebar
= p x l
= p x
= qxpx
2
1
q
2
1
layang-layang
Definisi:
Layang-layang adalah bangun segi empat yang dibentuk oleh
dua segitiga sama kaki yang mempunyai dua alas yang sama,
dengan cara menghimpitkan alasnya
A
B
C
D
O
Sifat-sifat layang-layang adalah:
•Pada setiap layang-layang, dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang.
•Pada setiap layang-layang, sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
•Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya merupakan sumbu
simetri.
•Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya membagi dua sama
panjang diagonal yang lain, dan kedua diagonal itu saling tegak lurus
Keliling layang-layang
y
x
D
A C
B
O
x
y
Keliling layang-layang ABCD = AB + BC + CD + DA
= x + x + y + y
= 2x + 2y
= 2 (x + y)
Luas layang-layang
D
A C
B
O
ADCLuasABCLuas ∆+∆=






××+





××= DOACBOAC
2
1
2
1
( )DOBOAC +××=
2
1
BDAC ××=
2
1
Luas layang-layang ABCD

Contenu connexe

Tendances

Kalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilanganKalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilangan
Gusti Rahman
 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1
pt.ccc
 
Bab 1 operasi bilangan real
Bab 1 operasi bilangan realBab 1 operasi bilangan real
Bab 1 operasi bilangan real
Eko Supriyadi
 
Ringkasan materi matematika
Ringkasan materi matematikaRingkasan materi matematika
Ringkasan materi matematika
Medi Harja
 
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
siskaa
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Febri Ana
 
Bab i sistem bilangan riil
Bab i sistem bilangan riilBab i sistem bilangan riil
Bab i sistem bilangan riil
Adhi99
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
VJ Asenk
 

Tendances (20)

Kalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilanganKalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilangan
 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1
 
Teori bahasa dan otomata 3
Teori bahasa dan otomata 3Teori bahasa dan otomata 3
Teori bahasa dan otomata 3
 
Teori otomata dan bahasa
Teori otomata dan bahasa Teori otomata dan bahasa
Teori otomata dan bahasa
 
Bab 1 operasi bilangan real
Bab 1 operasi bilangan realBab 1 operasi bilangan real
Bab 1 operasi bilangan real
 
Ringkasan materi matematika
Ringkasan materi matematikaRingkasan materi matematika
Ringkasan materi matematika
 
Lambang dalam matematika
Lambang dalam matematika Lambang dalam matematika
Lambang dalam matematika
 
Pendahuluan dan himpunan
Pendahuluan dan himpunanPendahuluan dan himpunan
Pendahuluan dan himpunan
 
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Bab i sistem bilangan riil
Bab i sistem bilangan riilBab i sistem bilangan riil
Bab i sistem bilangan riil
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
Bab 1. Sistem Bilangan Real
Bab 1. Sistem Bilangan RealBab 1. Sistem Bilangan Real
Bab 1. Sistem Bilangan Real
 
Jenis jenis bilangan
Jenis jenis bilanganJenis jenis bilangan
Jenis jenis bilangan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
PPT by Liza juwita
PPT by Liza juwitaPPT by Liza juwita
PPT by Liza juwita
 

Similaire à Matematika kelas VII

Makalah mtk2
Makalah mtk2Makalah mtk2
Makalah mtk2
VJ Asenk
 
Materi aljabar
Materi aljabarMateri aljabar
Materi aljabar
Sae Pime
 
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
YanuarWahyu1
 

Similaire à Matematika kelas VII (20)

Kalkulus
Kalkulus Kalkulus
Kalkulus
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptxMODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
 
Makalah mtk2
Makalah mtk2Makalah mtk2
Makalah mtk2
 
ekponen dan logaritma
ekponen dan logaritmaekponen dan logaritma
ekponen dan logaritma
 
Materi aljabar
Materi aljabarMateri aljabar
Materi aljabar
 
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
 
Ppt singkat persamaan linier &amp; pertidaksamaan linier
Ppt singkat persamaan linier &amp; pertidaksamaan linierPpt singkat persamaan linier &amp; pertidaksamaan linier
Ppt singkat persamaan linier &amp; pertidaksamaan linier
 
Himpunan dan logika Bab 4
 Himpunan dan logika Bab 4 Himpunan dan logika Bab 4
Himpunan dan logika Bab 4
 
1. barisan-dan-deret.ppt
1. barisan-dan-deret.ppt1. barisan-dan-deret.ppt
1. barisan-dan-deret.ppt
 
00101
0010100101
00101
 
00101
0010100101
00101
 
00101
0010100101
00101
 
persamaan linier dan pertidaksamaan linier
 persamaan linier dan pertidaksamaan linier  persamaan linier dan pertidaksamaan linier
persamaan linier dan pertidaksamaan linier
 
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 &amp; 17 kalkulus
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 &amp; 17 kalkulusMuhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 &amp; 17 kalkulus
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 &amp; 17 kalkulus
 
persamaan linier dan pertidaksamaan linier
persamaan linier dan pertidaksamaan linier persamaan linier dan pertidaksamaan linier
persamaan linier dan pertidaksamaan linier
 
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptxPPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
 
bilangan bulat & pecahan
bilangan bulat & pecahanbilangan bulat & pecahan
bilangan bulat & pecahan
 
Pertidaksamaan pecahan
Pertidaksamaan pecahanPertidaksamaan pecahan
Pertidaksamaan pecahan
 
R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1
 

Plus de Erianaretnoputri (8)

Persentasi plkj
Persentasi plkjPersentasi plkj
Persentasi plkj
 
Bertoleransi
Bertoleransi Bertoleransi
Bertoleransi
 
software
softwaresoftware
software
 
Mempraktikan suatu Program Aplikasi
Mempraktikan suatu Program AplikasiMempraktikan suatu Program Aplikasi
Mempraktikan suatu Program Aplikasi
 
Tentang software
Tentang softwareTentang software
Tentang software
 
Seni budaya
Seni budayaSeni budaya
Seni budaya
 
Ham pkn
Ham pknHam pkn
Ham pkn
 
Kondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaKondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesia
 

Dernier

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Dernier (20)

Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Matematika kelas VII

  • 3. Bilangan Bulat Bilangan Bulat Positif Nol Bilangan Bulat Negatif
  • 4. 1. Bilangan Bulat Positif Contoh: 1, 2, 3, 4, 5, 6, …. 2. Nol 3. Bilangan Bulat Negatif Contoh: -1, -2, -3, -4, -5, -6, …. Tiga Bagian Bilangan Bulat
  • 5. -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nol Bilangan Bulat PositifBilangan Bulat Negatif Penempatan Bilangan Bulat pada Garis Bilangan .
  • 6. Menghitung dengan garis bilangan 10-1 2-2 3-3 4-4 5-5 Ketentuan: 1. Ayam berjalan maju apabila bilangannya termasuk bilangan bulat positif dan berjalan mundur apabila bilangannya termasuk bilangan bulat negatif. 2. Ayam berbalik arah apabila operasinya adalah operasi pengurangan dan arahnya tetap apabila operasinya adalah operasi penjumlahan
  • 7. Operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian Apabila a, b dan c adalah bilangan bulat maka diperoleh: 1. a + b = c 9. p x q = pq 2. a + b = b + a. 10. (–p) x q = –(p x q) = –pq 3. a + 0 = 0 + a = a. 11. p x (–q) = –(p x q) = –pq 4. (a + b) + c = a + (b + c). 12. (–p) x (–q) = p x q = pq 5. a + b = a – (-b) 13. 6. -a + b = -a – (-b) 14. 7. a + (-b) = a – b 15. 8. -a + (-b) = -a – b 16. 17. qpqp aaxa + = qpqp aaa − =: qxpqp aa =)( nnn bxabxa =)( n nn b a b a =     
  • 9. Definisi : Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p, q dengan p, q bilangan bulat dan q ≠ 0.Bilangan p disebut pembilang dan bilangan q disebut penyebut. Bilangan Pecahan 2 1 4 2 6 3 8 4 b a ≠Pecahan mempunyai nilai yang sama. Pecahan tersebut disebut pecahan senilai. Pecahan senilai dapat diperoleh : •Jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dikalikan dengan bilangan y sama. •Jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dibagi dengan bilangan yang sama Suatu pecahan 2 1 4 2 6 3 8 4
  • 10. Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bd ac d c b a =⋅ 0≠b 0≠d dengan d ac d c a =⋅ bc ad c d b a d c b a =×=: n ba n b n a + =+ n ba n b n a − =− n cba n c n b n a −+ =−+ n cba n c n b n a +− =+− 0≠n dengan
  • 12. BENTUK ALJABAR DAN UNSUR UNSURNYA Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Contoh : Suku satu : 6a, 6 disebut koefisien, sedangkan a disebut variabel. Suku dua : 5x – y, suku-sukunya 5x dan (-y) 5 dan (-1) disebut koefisien, x dan y disebut variabel Suku tiga :2m – 5n -9, suku-sukunya 2m, (-5n), dan (-9) 2 dan (-5) disebut koefisien, m dan n disebut variabel, (-9) disebut konstanta Koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar.
  • 13. Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ... Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
  • 15. Pernyataan adalah Kalimat yang dapat ditentukan nilai kebenarannya (bernilai benar atau salah) Definisi : Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan belum diketahui nilai kebenarannya.Variabel adalah lambang (simbol) pada Himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan semua pengganti dari variabel-variabel pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut bernilai benar. Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah ax + b = 0 dengan a ≠ 0. Sifat Dasar PLSV : Suatu persamaan tidak berubah himpunan penyelesaiannya, jika kedua ruas persamaannya : •Ditambah atau dikurangi bilangan yang sama. •Dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, asal pembaginya bukan 0 (nol).
  • 16. PERTIDAKSAMAAN SATU LINEAR Pertidaksamaan linear dalam variabel x adalah pertidaksamaan yang memuat variabel x berpangkat atau derajat satu. Bentuk baku dari pertidaksamaan linear dalam variabel x ada 4 macam yaitu: 1. a x + b < c 2. ax + b > c 3. a x + b ≤ c 4. a x + b ≥ c Dengan a ≠ 0, a adalah koefisien dari x dan b adalah konstanta.
  • 17. Sifat Dasar PLSV :  Suatu persamaan tidak berubah himpunan penyelesaiannya, jika kedua ruas persamaannya :  Ditambah atau dikurangi bilangan yang sama.  Dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, asal pembaginya bukan 0 (nol). Langkah Dasar Penyelesaian  Semua yang memuat variabel tertulis di ruas kiri persamaan dan semua konstanta di ruas kanan  Jika telah terbentuk satu suku pada masing-masing ruas dan koefisien bukan 1, maka nilai variabel pengganti yang memenuhi persamaan diperoleh dengan mengalikan kedua ruas dengan kebalikan koefisien variabelnya
  • 18. Sedangkan dalam pertidaksamaan bentuk pecahan ada 4 macam bentuk baku, yaitu : Dengan f(x) dan g(x) masing-masing fungsi dalam x dan g(x) ≠ 0 Langkah-langkah menyelesaikan pertidaksamaan berbentuk pecahan yaitu : 1.Carilah nilai-nilai nol bagian pembilang dan bagian penyebut dari bentuk pecahan f(x) ≠0 dan g(x) ≠ 0. 2. Gambarlah nilai-nilai nol itu pada garis bilangan,sehingga diperoleh interval-interval. 3.Tentukan tanda-tanda interval dengan cara mensubstitusikan nilai-nilai uji yang berada dalam masing-masing interval. 4.Berdasarkan tanda-tanda interval yang diperoleh pada langkah 3, kita dapat menentukan interval yang memenuhi. Dalam menentukan interval yang memenuhi itu, perlu di ingat adanya syarat bahwa bagian penyebut tidak boleh sama dengan nol atau g(x) ≠ 0. .
  • 19. Persamaan linier dua variabel Definisi : Persamaan linier dua variabel adalah persamaan yang memuat dua variabel dan pangkat tertinggi dari variabel tersebut adalah satu. Bentuk umum dari sistem persamaan linier dua variabel adalah ax+by = c px+qy = r Keterangan : x dan y disebut variabel a, b, p, q disebut koefisien c, r disebut konstanta dengan a, b, c, p, q dan r merupakan bilangan-bilangan real.
  • 21. Definisi :  Harga beli adalah harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya. Harga beli sering disebut modal  Harga jual adalah harga barang yang ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli.  Laba = harga penjualan – harga pembelian  Rugi = harga pembelian – harga penjualan  Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon.
  • 22. Presentase Untung atau Rugi GAMBAR BERSKALA
  • 24. Definisi : Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas. Notasi dan Anggota Himpunan Himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B, C, ..., Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}. Himpunan
  • 25. Menyatakan Suatu Himpunan a. Dengan kata-kata. Contoh: P adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40, ditulis P = {bilangan prima antara 10 dan 40}. b. Dengan notasi pembentuk himpunan Contoh: P : {bilangan prima antara 10 dan 40}. Dengan notasi pembentuk himpunan, ditulis P = {10 < x < 40, x € bilangan prima}. c. Dengan mendaftar anggota-anggotanya. Contoh: P = {11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37}
  • 26. Himpunan Kosong, Nol, Semesta dan Bagian Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota, dan dinotasikan dengan { }. Himpunan nol adalah himpunan yang hanya mempunyai 1anggota, yaitu nol (0). Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta (semesta pembicaraan) biasanya dilambangkan dengan S. Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika setiap anggota A juga menjadi anggota B dan dinotasikan A 􀂍 B atau B 􀂍 A.
  • 27. OPERASI HIMPUNAN  Irisan Dua Himpunan  Gabungan Dua Himpunan  Selisih (Difference) Dua Himpunan  Komplemen Suatu Himpunan Untuk setiap himpunan A dengan semesta pembicaraan S, berlaku a. sifat identitas irisan A 􀂈 S = A (himpunan S disebut elemen identitas pada irisan) b. sifat komplemen irisan A 􀂈 A = 􀂈 .
  • 29. GARIS  Kedudukan Dua Garis a. Dua garis sejajar Dua garis atau lebih dikatakan sejajar apabila garis-garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan tidak akan pernah bertemu atau berpotongan jika garis tersebut diperpanjang sampai tak berhingga. b. Dua garis berpotongan Dua garis dikatakan saling berpotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan mempunyai satu titik potong.
  • 30. c. Dua garis berimpit Dua garis dikatakan saling berimpit apabila garis tersebut terletak pada satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja. d. Dua garis bersilangan Dua garis dikatakan bersilangan apabila garis-garis tersebut tidak terletak pada satu bidang datar dan tidak akan berpotongan apabila diperpanjang.
  • 31. SUDUT  Definisi : Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar atau dua buah garis lurus.  Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat (o), menit (‘), dan detik (“).
  • 32. JENIS-JENIS SUDUT Secara umum, ada lima jenis sudut, yaitu a. sudut siku-siku; b. sudut lurus; c. sudut lancip; d. sudut tumpul; e. sudut refleks.
  • 33. HUBUNGAN ANTAR SUDUT 1. Pasangan Sudut yang Saling Berpelurus (Bersuplemen) Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen)adalah 180. Sudut yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain A C B 2. Pasangan Sudut yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen) Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) adalah 90. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang lain. A B C D
  • 34. 3. Pasangan Sudut yang Saling Bertolak Belakang Jika dua garis berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling membelakangi titik potongnya disebut dua sudut yang bertolak belakang. Dua sudut yang saling bertolak belakang adalah sama besar. A DB C
  • 35. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Apabila a dan b adalah bilangan bulat maka diperoleh: 1. a + b = a – (-b) 2. -a + b = -a – (-b) 3. a + (-b) = a – b 4. -a + (-b) = -a – b
  • 36. Segitig aDefinisi : Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan membentuk tiga sudut. Segitiga biasanya dilambangkan dengan “∆“. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisinya : Jenis-jenis segitiga 1. Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan ketiga sudutnya sama besar 2. Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi sama panjang. 3. Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
  • 37. Jenis segitiga berdasarkan besar dari sudut-sudutnya, yaitu. •Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya 90o . •Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya kurang 90o . •Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya lebih dari 90o . Keliling dan Luas Segitiga Keliling segitiga adalah jumlah panjang sisi-sisi segitiga. Keliling ∆ABC = AB + BC + CA Luas ∆ABC
  • 38. Cara Melukis Segitiga Melukis segitiga dapat dilakukan dengan menggunakan jangka, selain busur derajat dan penggaris. a. Melukis Segitiga Sama Kaki dan Sama Sisi dengan Menggunakan Jangka dan Penggaris. b. Melukis Segitiga jika Diketahui Ketiga Sisinya (s-s-s). c. Melukis Segitiga jika Diketahui Sisi, Sudut dan Sisi (s-sd-s). d. Melukis Segitiga jika Diketahui Sudut, Sisi dan Sudut (sd-s-sd). e. Melukis Segitiga jika Diketahui Sisi, Sisi dan Sudut (s-s-sd). Melukis Garis-garis Segitiga Pada segitiga terdapat empat jenis garis yaitu garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu. a. Melukis Garis Tinggi pada Segitiga. b. Melukis Garis Bagi pada Segitiga. c. Melukis Garis Berat pada Segitiga. d. Melukis Garis Sumbu pada Segitiga.
  • 39. Segi empat  Persegi Panjang  Persegi  Jajargenjang  Belah Ketupat  Layang-Layang
  • 40. Persegi Panjang Definisi : Persegi panjang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi berhadapan yang setiap pasangnya sejajar dan sama panjang, serta keempat sudutnya siku-siku A B CD Sifat-sifat persegi panjang: • Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sepasang-sepasang sejajar • Diagonal-diagonal persegi panjang sama panjang • Diagonal-diagonal persegi panjang saling membagi dua sama panjang atau kedua diagonal persegi panjang berpotongan di tengah • Semua sudut persegi panjang sama besar dan siku-siku
  • 41. Luas daerah persegi panjang A B CD Jika panjang persegipanjang ABCD adalah AB yaitu p satuan dan lebar persegi pajang ABCD adalah BC yaitu l satuan, maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah L = AB x BC, dapat dirumuskan L = p x l
  • 42. Persegi Sifat-sifat persegi. 1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar. 2. Keempat sudutnya siku-siku. 3. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang. 4. Panjang keempat sisinya sama. 5. Setiap sudutnya dibagi dua sama ukuran oleh diagonaldiagonalnya. 6. Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegaklurus Definisi : Persegi adalah segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudutnya siku-siku A B CD
  • 43. Keliling dan luas persegi Misalkan suatu persegi dengan panjang sisi s satuan panjang. Jika K satuan panjang menyatakan keliling dan L satuan kuadrat menyatakan luas, maka rumus keliling dan luas daerah persegi adalah K = 4s dan L = s x s
  • 44. Jajargenjan g Definisi : Jajargenjang adalah suatu segi empat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar t Jajargenjang •Pada setiap jajargenjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang • Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar •Pada setiap jajargenjang, jumlah dua sudut yang berdekatan adalah 180o. . •Pada setiap jajargenjang, diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang. A B C D
  • 45. Keliling Jajargenjang A B D C AB = CD = m dan BC = AD = n Keliling jajargenjang ABCD = AB+BC+ CD + DA = m + n + m + n = m+ m + n + n = 2 ( m + n) Luas Jajargenjang t a a t Luas jajargenjang = luas persegi panjang = panjang x lebar = a x t
  • 46. Belah Ketupat Definisi: Belah ketupat adalah jajargenjang yang dua sisinya yang berurutan sama panjang Sifat- Sifat Belah Ketupat •Pada setiap belah ketupat, diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri •Pada setiap belah ketupat, sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. •Pada setiap belah ketupat, kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus. A B C D 1 1 11 2 22 O 2
  • 47. Keliling Belah Ketupat s s D B A C s s Keliling belah ketupat ABCD = AB+BC+CD+DA = s + s + s + s = 4 x s q p Luas Belah Ketupat p q 2 1 Luas belah ketupat = luas persegi panjang = panjang x lebar = p x l = p x = qxpx 2 1 q 2 1
  • 48. layang-layang Definisi: Layang-layang adalah bangun segi empat yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang mempunyai dua alas yang sama, dengan cara menghimpitkan alasnya A B C D O Sifat-sifat layang-layang adalah: •Pada setiap layang-layang, dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang. •Pada setiap layang-layang, sepasang sudut yang berhadapan sama besar. •Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri. •Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal yang lain, dan kedua diagonal itu saling tegak lurus
  • 49. Keliling layang-layang y x D A C B O x y Keliling layang-layang ABCD = AB + BC + CD + DA = x + x + y + y = 2x + 2y = 2 (x + y) Luas layang-layang D A C B O ADCLuasABCLuas ∆+∆=       ××+      ××= DOACBOAC 2 1 2 1 ( )DOBOAC +××= 2 1 BDAC ××= 2 1 Luas layang-layang ABCD