SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
BAB I
                                   PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang Masalah

       Sumberdaya manusia dalam konteks manajemen adalah ”people who are ready,
willing,and able to contribute to organizational goals (Wherther and Davis, 1993:635).
Oleh karena itu Sumberdaya Manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi
pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya
meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan.
Meningkatnya kinerja Sumber Daya Manusia akan berdampak pada semakin baiknya
kinerja organisasi dalam menjalankan perannya di masyarakat.




       Pengertian manajemen sumber daya manusia bila dikaitkan dalam bidang pendidikan
adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pamanfataan sumber daya manusia dalam
institusi pendidikan seperti kepala sekolah, guru dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara optimal. Dengan manajemen
SDM di bidang pendidikan, pencapaian tujuan pendidikan khususnya di sekolah akan
terwujud. Dengan manajemen SDM di bidang pendidikan akan dihasilkan output
pendidikan yang memiliki life skill yang tinggi serta memiliki kompetensi di bidang
akademik maupun non-akademik.
Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam
hal bidang keilmuannya diberengi dengan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan
informasi dalam berbagi hal kehidupan manusia terus menerus berkembang dengan pesatnya,
secara langsung berdampak terhadap dunia pendidikan. Berkembang cepatnya IPTEK dan
informasi dimaksud tidak jarang para ilmuan mengalami kesulitan menghadapi dampak dan
tantangan nyata yang timbul sebagai akibat dari berbagai macam teori dan praktek serta
persepsi yang dikembangkannya. Kendati perbedaan itu timbul, sudah banyak pula dirasakan
manfaatnya bagi dunia pendidikan.   Fungsi dan makna pendidikan pada umumnya bertujuan
untuk membantu individu mengembangkan ilmu pengetahuan dan atau teknologi serta
informasi. Ani M Hasan (2003) menyatakan tantangan yang dihadapi para penyelenggara
pendidikan di sekolah dewasa ini adalah kemampuan dalam memahami, menyerap serta
menerapkan paradigma baru di bidang pendidikan. Jadi dengan demikian perlu
memberdayakan      Musyawarah Kerja Guru sebagai motor penggerak. Perubahan dan
perbaikan mutu pendidikan dituntut untuk memiliki daya mampu dan daya lebih dalam
menjawab tantangan     Sokoguru yang menopang kokoh dan tegak berdirinya satu Unjuk
Kerja/ Kinerja Profesional adalah para penyelia dan penyelenggara pendidikan sekolah .

     Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh mengatakan, Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dalam rancana pembangunan jangka menengah nasional
(RPJMN) 2010-2014, salah satu program prioritas adalah peningkatan kualitas dan
kesejahtaraan pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk itu, Kemdiknas memprogramkan
agar setiap tahun ada 20 ribu pendidikan dan tenaga kependidikan yang diupgrade
kemampuannya. "Upgrade ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru maupun
tenaga kependidikan lainnya sehingga harapan menggapai pendidikan yang berkualitas dan
bermutu dapat terwujud," ungkap M. Nuh dalam sambutannya ketika meluncurkan program
Gerakan Nasional Percepatan Rehabilitasi Gedung SD/SMP Tahun 2011 di Gedung A,
Kemdiknas, Jakarta, Senin (26/9).

      Dari kuota sertifikasi untuk 300.000 guru tahun 2011, hanya satu persen yang dijatah
lulus lewat penilaian portofolio. Umumnya yang lulus merupakan guru-guru berprestasi
menonjol. Sebagian besar guru akan mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG)
selama sepuluh hari di lembaga pendidikan tenaga pendidikan (LPTK) negeri dan swasta
yang ditunjuk pemerintah. Para guru yang disertifikasi lewat jalur PLPG itu akan diuji
kompetensi standar yang disiapkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan
analisis kasus. Berdasarkan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK)
November 2010, ada 2.791.204 guru dan baru 746.700 yang lulus sertifikasi. Program itu
harus selesai tahun 2015. Menurut Unifah, uji kompetensi guru yang terstandar nasional
mulai tahun ini dibutuhkan untuk pemetaan kompetensi guru. Artinya, pendidikan dan
pelatihan bagi guru harus sesuai kebutuhan untuk memperbaiki kompetensi yang masih
kurang. Dian Mahsunah, Ketua Tim Sertifikasi pada Pusat Pengembangan Profesi Pendidik,
menambahkan, penilaian kinerja guru harus dilakukan kepala sekolah dan penilai daerah. Itu
untuk membuat guru terus meningkatkan kualitas dirinya. ―Jika hasil penilaian kinerja guru
belum memuaskan, ada sanksinya, termasuk menahan sementara tunjangan profesi guru atau
mengurangi jam belajar. Namun, guru tetap dalam binaan dalam rangka meningkatkan lagi
kinerjanya,‖ katanya. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab mengatakan,
PLPG memang cara yang lebih baik untuk meningkatkan mutu guru melalui sertifikasi guru.
Namun, perlu direncanakan dengan matang karena perlu juga kesiapan LPTK untuk bisa
melaksanakan dengan baik.

Dari uraian diatas maka judul dalam pembahasan makalah ini adalah ―MODEL
PELATIHAN      DAN     PENGEMBANGAN           SUMBER      DAYA     MANUSIA       DALAM
PENINGKATAN PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK DI
SEKOLAH‖

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalan diatas, maka perumusan permasalahan adalah :

   a. Apakah perbedaan pelatihan dan pengembangan SDM itu?

   b. Bagaimana kompetensi Guru di sekolah pada saat ini?

   c. Profesionalisme SDM Guru seperti apa yang diharapkan pada masa depan?

   d. Bagaimana Strategi pelatihan dan pengembangan SDM guru yang akan dilakukan?

1.3. Tujuan

       Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk penyerapan ilmu mata kuliah
manajemen SDM khususnya dalam hal peranan pelatihan dan pendidikan yang juga berperan
pada pengembangan SDM yang merupakan bagian dari Manajemen SDM itu sendiri. Tujuan
khusus dalam pembuatan malkalah ini adalah melengkapi tugas dalam mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia.




1.4. Kegunaan/Manfaat

a. Kegunaan

Kegunaan yang bersifat teoritis, dimana dalam makalah ini banyak hal yang sangat
bermanfaat tentunya dalam penulisan serta teori – teori yang dimasukkan dan menambah
wawasan kami dalam menyusun makalah ini. Kegunaan praktis yang merupakan sebagai
hasil dari kemampuan yang ada dalam mempelajari teori – teori yang kami dapatkan serta
hasil studi dari riset pustaka.

b. Manfaat

1. Secara akademis sebagai bahan masukan yang didapat dari kajian literatur ilmiah bagi
instansi   terkait   tentang      pentingnya   peranan   Pendidikan   dan   Pelatihan   terhadap
Pengembangan SDM.

2. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh penulis selanjutnya untuk
dikembangkan dalam penulisan makalah ini.

3. Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan sumber daya manusia.
BAB II

                                   LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan

       Wexley dan Yukl (1976 : 282) mengemukakan : “training and development are terms
reffering to planned efforts designed facilitate the acquisiton of relevan skills, knowledge,
and attitudes by organizational members”. Dapat diartikan : Pelatihan dan Pengembangan
adalah kondisi yang tepat untuk berencana upaya mendisain memudahkan acquisiton dari
keterampilan relevan, pengetahuan, dan sikap oleh anggota organisasi.

       Selanjutnya Wexley dan Yukl menjelaskan pula : “development focusses more on
improving the decision making and human relation skills of middle and upper level
management, while training involves lower level employees and the presentation of more
factual and narrow subject matter”. (pengembangan difokuskan untuk meningkatkan
hubungan pembuatan keputusan dan keterampilan manusia dari tingkat tengah dan bagian
atas manajemen, sementara pelatihan melibatkan tingkat karyawan yang lebih rendah dan
perwakilan berdasarkan fakta dan pembahasan objek yang kecil).

       Pendapat Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah pelatihan
dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan
istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk
mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.
Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan
keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas
dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada
tingkat bawah (pelaksana).

       Istilah pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan teknis, sedangkan pengembangan ditujukan pada pegawai tingkat
manajerial untuk meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan
keputusan, dan memperluas human relation.

       Mariot Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai
usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan pegawai.
Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep
yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi,
dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih
ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat
ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan
pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi
dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.

       Pengembangan manajemen merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kinerj
amterial dengan menanamkan pengetahuan, merubah sikap atau meningkatkan keahlian
(Dessler, 2000). Tujuan akhir pengembangan manajemen adalah meningkatkan kinerja
organisasi itu sendiri di masa yang akan datang.




2.2. Kompetensi Guru

Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 28 ayat 3 dicantumkan bahwa
kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Direktorat Jenderal Profesi Pendidik PMPTK (2007: 5-9) menjelaskan bahwa kompetensi
yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap bagian kompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut.

   1. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami
       peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;
       memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
       mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.

   2. Merancang      pembelajaran,    termasuk   memahami     landasan   pendidikan    untuk
       kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan
       kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
       pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai,
       dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
       dipilih.

   3. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)
       pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

   4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:
       merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
       berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan
       hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
       memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
       pembelajaran secara umum.

   5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,
       memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
       berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
       berbagai potensi non-akademik.

   2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Secara rinci bagian kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
       dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru;
       dan memiliki konsistensi bertindak sesuai dengan norma.

   2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian
       dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

   3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang
       didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
       menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

   4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
       berpengaruh positif terhadap siswa dan perilaku yang disegani.

   5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
       dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
       perilaku yang diteladani peserta didik.

   3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Setiap bagian kompetensi tersebut memiliki indikator esensial
sebagai berikut.

   1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator
       esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami
       struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi
       ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
       konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

   2. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai
       langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi
       bidang studi.
4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki bagian kompetensi dengan indikator
esensial sebagai berikut.

   1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki
       indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan siswa didik.

   2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
       kependidikan.

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
     masyarakat sekitar.

Keempat kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan memahaminya. Beberapa ahli
menyatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan ―payung‖, karena telah
mencakup semua kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan
mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content)
atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan
bahwa sebagai guru yang berkompeten memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik
peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, (3)
kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) kemauan dan
kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan.

Spencer and spencer (Hamzah B Uno, 2007: 63) membagi lima karakteristik kompetensi,
yaitu: (a) Motif yaitu sesuatu yang dipikirkan dan diinginkan oleh seseorang yang dapat
menyebabkan sesuatu. (b) Sifat yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi
atau informasi. (c) Konsep diri yaitu sikap, nilai, dan image diri seseorang. (d) Pengatahuan
yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. (e) Keterampilan yaitu
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.

Semua hal yang disebutkan di atas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya
kompetensi profesional guru. Dengan kompetensi profesional tersebut dapat berpengaruh
terhadap proses pengelolaan pendidikan sehingga dapat melahirkan keluaran pendidikan yang
bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa
nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat melalui dampak pengiring, yakni di
masyarakat, sebab di antara yang berpengaruh pada pendidikan adalah komponen input,
proses, dan keluaran pendidikan serta berbagai sistem lain yang berkembang di masyarakat.


2.3. Kualifikasi SDM Guru yang diperlukan masa depan

       Tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan datang ditandai dengan dominasi
teknologi komunikasi, sebagian besar pekerjaan terletak pada sektor jasa dan informasi.
Informasi merupakan kekuatan dan kekuasaan pada zaman pasca modern. Dunia sedang
bergulat dalam masa transisi menuju ekonomi jasa. Teknologi komunikasi menghilangkan
batas ruang dan waktu. Pertukaran informasi di antara penduduk dunia berlangsung dengan
cepat dalam jumlah yang banyak. Manusia harus bereaksi dengan cepat, padahal alternatif
yang tersedia sangat beragam. Karena luasnya perubahan yang terjadi seluruh aspek
kehidupan kita terpengaruh keluarga, pekerjaan, pendidikan, rekreasi, bahkan kehidupan
beragam.

       Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya
sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan
melaksanakan evaluasi pembelajaran (Jamaah Yakub, 2008: 47). Profesionalisme guru
menurut para ahli dapat didefinisikan bermacam-macam. Salah satu pendapat dikemukakan
oleh Fullan, M (1997: 142) sebagai berikut:

       The professionalization reforms at the national and state levels center on teachers’
       demonstrated knowledge base (as reflected in standards for teacher education
       program accreditation and candidate assessment), on conditions surrounding teacher
       certification and licensure, and on the structure of career opportunities in teaching.
       At the local level, professionalization tends to take the form of extended assistance to
       new teachers, and experiments in side-based decision making.

       Profesionalisasi merubah dasar pengetahuan guru pada tingkat nasional dan pusat
sebagai cerminan/refleksi dalam standar akreditasi program pendidikan dan penilaian calon
guru, sertifikasi guru dan lisensi kesempatan karir dalam mengajar. Pada tingkat daerah,
profesionalisasi cenderung untuk meningkatkan bantuan pada guru baru, memberikan
kesempatan berkarir bagi guru yang berpengalaman dan mengadakan percobaan bagi
pembuat kebijakan (pemerintah).
Menurut Sudarwan Danim (2002: 23) menyatakan bahwa profesionalisme berasal dari kata
Bahasa Inggris Professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional. Orang yang
profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional
meskipun dalam pekerjaan yang sama atau katakanlah berada pada satu ruang kerja.
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-
strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya.

       Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para
anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau
perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua
dimensi    utama,   yaitu   peningkatan   status   dan   peningkatan   kemampuan      praktis.
Implementasinya dapat dilakukan melalui penelitian, diskusi antar rekan seprofesi, penelitian
dan pengembangan, membaca karya akademik kekinian, dan sebagainya. Kegiatan belajar
mandiri, mengikuti pelatihan, studi banding, observasi praktikal, dan lain-lain menjadi bagian
integral upaya profesionalisasi itu.

       Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 28 ayat 1, 2, dan 4 menjelaskan
bahwa, pendidik yang mempunyai keahlian harus dibuktikan dengan memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik
merupakan tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijasah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Jika tidak, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

Jabatan guru merupakan jabatan profesional dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya
harus memenuhi kualifikasi tertentu. Oleh karenanya menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi
(1994: 37) menyatakan bahwa:

       Jabatan guru tersebut harus memenuhi kriteria jabatan profesional, antara lain
       bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu
       yang khusus, memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, merupakan
       karier hidup dan keanggotaan yang permanen, mementingkan layanan, mempunyai
       organisasi profesional, dan mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.
Menurut Isjoni (2006: 21) menjelaskan bahwa dalam rangka untuk melaksanakan
tugas-tugasnya, guru profesional haruslah memiliki berbagai kompetensi. Kompetensi-
kompetensi guru profesional antara lain meliputi kemampuan untuk mengembangkan prestasi
peserta didik, khususnya kemampuan intelektual. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut,
seorang guru profesional tentunya harus menguasai falsafah pendidikan nasional, menguasai
pengetahuan yang luas khususnya bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik, serta memiliki kemampuan teknis dalam penyusunan program pengajaran dan
melaksanakannya. Sebagai seorang pendidik, seorang guru profesional adalah seorang
komunikator yang dapat berkomunikasi dengan peserta didiknya dalam upaya untuk
mengembangkan kepribadian peserta didiknya. Selanjutnya, sebagai suatu profesi yang terus
berkembang, seorang guru profesional hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian
yang berkaitan dengan peningkatan profesional seorang pendidik.

       Pengertian di atas menunjukkan bahwa guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, guru
profesional adalah orang yang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang kaya di bidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh
pendidikan formal, tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam
kegiatan belajar mengajar, serta menguasai landasan-landasan kependidikan.
2.4. Strategi     Pelatihan   dan   Pengembangan       Profesionalisme    SDM      Guru




       Konsep pengembangan profesionalisme menurut para ahli dapat didefinisikan
bermacam-macam. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Alba, G.D & Sandberg (2006:
384) sebagai berikut.

       The concept of professional development is not clearly delimited. A profession
         traditionally is defined as being based on systematic, scientific knowledge.
         Preliminary development of professional skill has occurred largely through
         designated higher education programs, with subsequent development taking various
         forms.

       Konsep pengembangan profesional tidaklah dengan jelas dibatasi. Suatu profesi
digambarkan sebagai dasar pengetahuan sistematis dan pengetahuan ilmiah. Pengembangan
ketrampilan profesional telah dirancang luas melalui program-program pendidikan lebih
tinggi dengan berbagai bentuk pengembangan.

       Guru adalah tenaga profesional yang melaksanakan proses pembelajaran. Jika guru
dapat menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama, baik kepala sekolah, guru,
siswa, dan staf, berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan maka
akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman. Sebagai jabatan profesional, guru harus
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara terus-menerus. Di samping guru
harus menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu
dikembangkan.

       Usaha meningkatkan kualitas guru ditingkat yang paling nyata berada di sekolah.
Setiap sekolah seharusnya mengadakan in service training. In service training tidak hanya
pada wilayah prinsip-prinsip pendidikan (pengajaran), melainkan juga pada wilayah teknis
pragmatis dan aktivitas pengajaran sehari-hari. Itu artinya, dalam hal ini adalah guru dituntut
untuk selalu membaca, dan belajar, serta memburu ilmu-ilmu pendidikan yang setiap saat
berkembang untuk kemudian diterapkan dalam pelaksanaan pengajaran sehari-hari.

       Pengembangan profesionalisme guru menurut The State of Queensland (Department
of Education, Training and the Arts) (2006) adalah:

       The Professional Development and Leadership Institute has been established in
       recognition that professional development is fundamental to the professional practice
       of teachers, to ensure that students benefit from dynamic and futures-oriented
       professional development experiences. Support for ongoing teacher professional
       development is central to quality schooling and promoting professionalism and a
       sense of scholarship within the teaching community. Both forms of professional
       development    play important      and independent      roles in    improving    school
       organisational capacity and in enhancing teacher capital. Taken together, study
       findings on professional development and individual teacher capital suggest that a
       systemic focus on increasing individual teacher capital through professional
       development will improve schools' organisational capacity to deliver improved
       student outcomes.

       Pengembangan profesional adalah dasar dari praktek profesional guru untuk
memastikan bahwa para siswa bermanfaat secara dinamis dan berorientasi pada pengalaman
profesionalisasi masa depan. Dukungan pengembangan profesional guru yang berkelanjutan
adalah terpusat pada kualitas sekolah dan mempromosikan profesionalisme serta pemberian
penghargaan dalam lingkungan mengajar. Kedua bentuk pengembangan profesional berperan
penting dalam meningkatkan kapasitas organisasi sekolah dalam meningkatkan kualitas guru.
Studi penemuan pada pengembangan profesional dan peningkatan guru secara individu
menyatakan bahwa sebuah sistem memusat dalam meningkatkan kualitas guru secara
individu melalui pengembangan profesional akan meningkatkan mutu organisasi sekolah
untuk meningkatkan kualitas lulusan siswa.

       Pengembangan profesionalisme adalah usaha profesionalisasi yaitu setiap kegiatan
yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesi mengajar dan mendidik. Usaha
mengembangkan profesi ini bisa timbul dari dua segi, yaitu dari segi eksternal, yaitu
pimpinan yang mendorong guru untuk mengikuti penataran atau kegiatan akademik yang
memberikan kesempatan guru untuk belajar lagi, sedangkan dari segi internal, guru dapat
berusaha belajar sendiri untuk dapat berkembang dalam jabatannya. Dalam kaitan dengan
usaha profesionalisasi jabatan guru ini perlu dikembangkan usaha pemeliharaan dan
perawatan profesi guru. Dengan demikian guru akan lebih efektif dan efisien dalam
melakukan tugas profesi.

       Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan
pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar
mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Macam kegiatan guru yang
termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah: (1) mengadakan penelitian dibidang
pendidikan, (2) Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan, (3) membuat alat
pelajaran/peraga atau bimbingan, (4) menciptakan karya tulis, (5) mengikuti pengembangan
kurikulum (Zainal A & Elham R, 2007: 155).

       Pembinaan guru jika dipandang dari MSDM, secara terminologis sering diartikan
sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan
profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah, dan pengawas, serta
pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Jika yang dimaksudkan
pembinaan guru sesungguhnya adalah supervisi, para pakar yang memberikan pengertian
berbeda dengan inti yang sama. Batasan pembinaan guru merupakan perencanaan program
perbaikan pengajaran (Ali Imron, 1995: 9).

       Supervisi menurut Piet A. Sahertian (2000: 19) adalah usaha memberi layanan kepada
guru-guru, baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan layanan dan
bantuan. Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Supervisi tujuannya tidak hanya untuk
memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru.

       Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Fungsi
supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol melihat apakah segala kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan, tetapi supervisi
dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Supervisi mencakup penentuan kondisi-
kondisi personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar mengajar
yang efektif dan usaha memenuhi syarat-syarat tersebut (M. Ngalim Purwanto, 2003: 76).

       Pembinaan profesional melalui supervisi menurut Trimo (2008) (http://re-
searchengines.com/trimo70708.html) kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang
wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan
kepada guru. Hal tersebut karena proses belajar-mengajar yang dilaksanakan guru merupakan
inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, kegiatan supervisi dipandang perlu
untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

       Penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa pengembangan
profesionalisme guru terdiri dari atas dua bentuk, yaitu pembinaan dan pengembangan.
Pembinaan yang dimaksud adalah berbagai kegiatan yang tidak sebatas pelatihan, tetapi
berbagai kegiatan sebagai upaya yang ditujukan untuk para guru dalam hubungannya dengan
peningkatan kemampuan profesionalisme saat ini, segera dan berjangka pendek. Tujuan
utama kegiatan adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja setiap guru.
Pengembangan adalah usaha yang terus-menerus dalam rangka menyesuaikan kemampuan
guru terhadap pengembangan ilmu dan teknologi serta mengembangkan ilmu dan teknologi
itu sendiri khususnya dalam kegiatan pendidikan.

       Kajian ini tidak memandang secara kategorial pembagian program-program
pengembangan sumber daya manusia dalam bentuk pembinaan dan pengembangan. Apakah
termasuk pembinaan ataukah pengembangan? Berdasarkan survei di lapangan, satu program
pengembangan sumber daya manusia yang ditujukan kepada guru dapat berupa bentuk
pembinaan dan pengembangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka segala kegiatan di
sekolah yang dapat dimasukkan ke dalam pengembangan sumber daya manusia dalam rangka
meningkatkan profesionalisme guru. Untuk itu, ketercapaian pengembangan profesionalisme
guru membutuhkan upaya-upaya manajerial yang terencana secara baik. Artinya, dibutuhkan
manajemen pengembangan sumber daya manusia dimulai dari perencanaan sampai kegiatan
evaluasi pelaksanaan pengembangan profesionalisme guru tersebut dengan baik.

       Menurut Sudarwan Danim (2002: 51) menjelaskan bahwa pengembangan
profesionalisme guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan
sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi serta
melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial. Kedua, kebutuhan untuk
menemukan cara-cara untuk membantu staff pendidikan dalam rangka mengembangkan
pribadinya secara luas. Ketiga, kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong kehidupan
pribadinya, seperti halnya membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan
keyakinan untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya.

       Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut dapat diidentifikasikan fungsi-fungsi pembinaan
guru. Fungsi-fungsi tersebut meliputi memelihara program pengajaran sebaik-baiknya,
menilai, dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar dan memperbaiki
situasi belajar siswa. Oleh karenanya, fungsi pembinaan guru adalah menumbuhkan iklim
bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya pembinaan terhadap guru
dalam wujud layanan profesional.
BAB III STUDY KASUS

3.1. Penetapan Masalah

Berikut ini adalah masalah-masalah pengembangan staff yang berkembang saat ini:
       Mengalokasikan sumber-sumner pengembangan staff tanpa mengetahui anggaran
       yang tersedia/ada
       Menolak konsep pengembangan staff sebagai alat untuk meningkatkan strategi
       pengembangan SDM
       Memandang pengembangan staff sebagai suatu akhir bukannya sebagai alat untuk
       mencapai tujuan akhir
       Melaksanakan program-program pengembangan staff yang tidak terorganisir dan
       tidak terbimbing
       Mengabaikan kebutuhan profesionalisme agen perubahan internal
       Lebih mengutamakan pengembangan individu bukannya menyambungkannnya
       individu, kelompok dan system
       Menggangap pasti bahwa terdapat kecocokan antara program yang dilaksanakan
       dengan kebutuhan grup dan individu
       Gagal menerapkan strategi rekrutmen, seleksi dan induksi dalam usaha untuk
       menemukan, menarik dan mempertahankan calon yang tepat
       Mengurangi pentingnya memfalidasi keterkaitan pekerjaan dari program-program
       pengembangan staff
       Menawarkan program pengantian biaya pendidikan tanpa dihubungkan dengan
       kebutuhan jabatan
       Mengabaikan penilaian kebutuhan ketika memberikan dana untuk perencanaan
       pengembangan yang self-nomination
       Menganggap     bahwa      koreksi   terhadap   masalah   pengembangan   staff   akan
       menyelesaikan masalah-maslah organisasi yang besar
       Kekurangan model untuk menganalisa apakah program-program yang dijalnka
       menciptakan perubahan, apakah program-program tersebut diminati, dan apakah
       perubahan-perubahan dalam kinerja memenuhi kebutuhan yang ditargetkan.
       Menganggap pengembangan staff sebagai liburan/waktu untuk santai, rekreasi.
       Gagal untuk mengarahkan proses pengembangan staf pada tujuan-tujuan prilaku yang
       spesifik diawal program
Lebih menekankan pada aktivitas program dibanding memfasilitasi belajar dan
       prilaku yang dihasilkan dari program itu.
       Menambah ketentuan akan manfaat dari kontrak-kontrak yang dinegoisasikan tanpa
       melakukan review yg serius terhadap tujuan, biaya, hasil atau kaitan dengan maksud
       dari perencanaan sdm yang strategis
       Menghalangi pengawasan dari pusat yang lebih besar terhadap efektivitas biaya dari
       program pengembangan staff


Pertanyaanya adalah :
   1. Apakah system sekolah memiliki keahlian professional yang cukup untuk merancang
       dan menjalankan program pengembangan staff?
   2. Apakah system sekolah menegetahui bagaimana cara mengeluarkan biaya
       pengembangan staff?
   3. Dalam hal apa karyawan berpartisipasi dalam proses perancangan dan pembuatan
       keputusan untuk pengembangan staff?
   4. Sejauh mana perubahan sosial dan politik menganggu atau meningkatkan
       pengembangan program?
   5. Apakah modifikasi prilaku merupakan satu konsep yang terikat dengan struktur
       program pengembangan staff?
   6. Apakah agen perubahan secara kontinyu focus terhadap pemisahan kelelmahan dalam
       perencanaan pengembangan staf/sdm untuk diperbaiki agar efektif sesuai dengan yg
       diharapkan?
   7. Apakah hasil program yang diharapkan terlihat dalam betuk prilaku?


Faktor –faktor Penyebab
       Salah satu tren pengembangan SDM saat ini ialah memandang para pengembang sdm
sebagai ahli pengembangan organisasi, yang menempatkan in-service education dalam
perspektif yang lebih luas. Faktor penyebab yang lainya adalah pendekatan system yang
mengaitkan fungsi sdm pada rencana peningkatan institusi yang comprehensive.


Tabel 6.2
       Setiap individu adalah bagian dari keseluruhan – tindakan individu mengandung
       konsekwensi terhadap system secara keseluruhan.
Untuk merubah outcomes suatu organisasi sistemnya harus dirubah jangan parsial
       Organisasi harus fokus pada akar masalah dan tujuan jangka panjang serta
       konsekwensinya, bukan pada gejala.
       Perubahan yang efektif terjadi dengan cara memahami system dan prilakunya, dan
       bekerja sejalan dengan system, bukannya melawan system.
       Pengembangan SDM yang efektif untuk suatu pendekatan system meliputi:
       Pelatihan dalam konsep, nilai, dan perangkat pemikiran system yang spesifik
        Proses yang berjalan melibatkan semua segmen organisasi dalam sebuah dialog
       sehingga terdapat pengembangan sdm yang kolektif tdk individual.
       Fokus pada penerapan keyakinan/nilai2 dan perangkat system dalam konteks kegiatan
       harian di sekolah dan system sekolah.
       Mempertanyakan da menguji asumsi-asumsi dan keyakinan yang ada




3.2. Alternatif Solusi

       Hal penting /cirri kunci suatu budaya organisasi yang berdasarkan pada philosophy
pengembangan yang berkelanjutan adalah sbb:

       Mengevaluasi secara kontinyu bagaiamana program penegembangan staff yang ada
       dilaksanakan, dengan tujuan untuk peningkatan performa system unit dan individual.
       Mendata aktivitas –aktivitas pengembangan yang tidak efektif dan efisien untuk
       dipertimbangkan mana yang akan dihilangkana
       Merancang program-program pengembangan untuk mencapai tujuan mendapatkan
       sdm yang strategic
       Mendefinisikan tujuan-tujuan pengembangan staff dengan suatu cara yang
       membentuk formasi proses pengembangan
       Mengaitkan berbagai sub proses fungsi –fungsi sdm, seperti: informasi, rekruitmen ,
       seleksi, induksi, dan penilaian kinerja, terhadap proses pengembangan staff.
       Memandang pengembangan staff sebagai kendaraan penting untuk perencanaan
       pengembangan karir
       Mempertimbangkan pentingnya perubahan-perubahan di lingkungan internal dan
       eksternal sebagai suatu hal yang strategis. Misalnya bagaiamana perubahan-
perubahan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kebutuhan pengembangan
       masa depan, program, dan tangung jawab manejemen terhadap pengembangan SDM.
       Menciptakan budaya perencanan yang bersifat mengantisipasi bukannya bereaksi
       terhadap kebutuhan pengembangan
       Membuat program-program pengembangan staff berdasarkan asumsi bahwa
       kebutuhan system sekolah (tersendiri) adalah hal yang terpenting dan kritis dari
       setiap usaha pengembangan.
       Meng-upgrade investasi dalam pengembangan staff di bagian-bagian yang dianggap
       memiliki dampak yang paling besar terhadap peningkatan kinerja
       Membuat master plan yang menghasilkan aktivitas pengembangan yang memiliki
       dampak besar , dan megidentikasi outcome/hasil dan biaya yang dibutuhkan untuk
       mencapai hasil yang optimal.


Tabel 6.3
Perangkat perencanaan yang bisa digunakan untuk mengkondisikan outcomes pegembangan
sdm
       Menandai sumber sumber dana untuk program pengembangan yang disetujui sebagai
       bagian dari integral proses penganggaran tahuna dan jangka panjang.
       Mencantumkan semua karyawan yang ada dalam daftar gaji dalam program
       pengembangan untuk peningkatan kompetensi kinerja
       Menyediakan berbagai kesempatan /peluang pengembangan untuk menjalankan
       tanggung jawab saat ini dan di masa depan secara efektif
       Merencanakan program-program pengembangan sdm yang berbasis teknologi yang
       terus berkembang untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap individu baik siswa
       maupun staff
       Merancang sdm untuk berinisiatif melakukan review terhadap kinerja mereka dan
       kualifikasi untuk jabatan baru atau kososng
       Merancang program-program dan proyek pengembangan untuk mempromosikan
       perkembangan kepribadian, pengembangan profesi, problem solving, tindakan
       perbaikan meningkatkan mobilitas dan mengamnakan posisi.
       Mengharuskan perancang program dan agen perubahan untuk memasukkan format
       persetujuan anggaran termasuk komponen komponen yang berkaiatan seperti: tujuan
       program, isi, setting dan sumber daya2.
Menyusun proses pengembangan sdm dan menyertakan tahapan-tahapan diagnose,
       desain, operasi dan evaluasi.
       Menempatkan evaluasi program pengembangan sdm sebagai suatu langkah untuk
       mengukur     efektivitas    provisi   untuk     kebutuhan   individu,   kelompokdan
       sisitem/organisasi;   efektivitas   kecukupan   mekanisme   operasional;   k   ualitas
       monitoring perkembangan;        dan tingkat umpan balik akan pencapaia outcomes,
       masalah yang muncul, control yang dibtuhkan dan tindakan atau langkah koreksi yang
       harus dilakukan
       Menjadikan perubahan grup dan organisasi yang pertam dan perubahan individu yang
       kedua.
       Menjalankan intervensi sistem dalam hal perubahan dalam hal kebijakan, struktur,
       staf, program, dan tanggung jawab jika dibutuhkan
       Menyelenggarakan training etika bagi karyawan atau staff yang terpilih untuk
       memecahkan dilemma / masalah dalam hal etika yang ada disetiap kultur organisasi.
       Hal ini mencakup: pembuatan keputusan , pertimbangan dan pelaksanaan
       pengembangan sdm yang memenuhi standar prilaku yang benar yang dianut dalam
       kode etik sistem




3.3. Pelaksanaan Program

       Pengkajian ulang tentang model proses pembangunan staff diuraikan pada gambar 6.5
menunjukan bahwa selesainya tahap 2 (desain program mengarah ketahap 3) pelaksanana
kegiatan pengembangan fase 3 terjadi ketika desain program dibentuk menjadi struktur
operasional. Dan ketika keputusan perencanaan diberlakukan itu adalah saat ketika fase dan
fase 2 menyatu untuk menghubungkan individu, unit dan pengembangan organisasi. Karena
program pengembangan individu tidak dapat dipisahkan dan program lebih luas dan
perubahan organisasi dan perbaikan. pada dasarnya kegiatan pembangunan merupakan sarana
untuk mencapai tujuan organisasi dan hasil yang diinginkan. Perkembangan organisasi dan
individu dipandang sebagai saling mendukung, tidak dapat sepenuhnya efektif tanpa adanya
yang lain. Program pengembangan yang dirancang dengan baik untuk meningkatkan
keterampilan konseptual, teknis dan interpersonal akan gagal jika system organisasi tidak
kondusif untuk perbaikan perilaku seperti juga semua proyek dan kegiatan dalam system
sekolah, program-program pengembangan dipantau. Ulasan dan dievaluasi sejauhmana
tujuan yang diinginkan.

       Program pembangunan sebagai istilah yang digunakan disini adalah kumpulan
kegiatan yang terorganisir. Disatukan oleh sebuah rencana yang konfrensif untuk mencapai
tujuan tertentu sesuai dengan kebijakan dan alokasi anggaran. Ini melibatkan penentuan
spesifik tentang bagaimana masing-masing akan dilakukan dalam satuan system sekolah,
pemilihan kegiatan tujuan jangka waktu untuk masing-masing beberapa program, personil
yang terlibat, bagaimana uang tersebut akan digunakan fasilitas fisik yang diperlukan,
prosedur penilaian dan struktur yang diperlukan disetiap unit untuk memberlakukan program.

       Kriteria   yang ditawarkan oleh bishop untuk tahap pelaksanaan                program
pengembangan individu meliputi :

       Administrasi dan dukungan kebijakan harus jelas

       Yang rasional dan tujuan harus jelas

       Anggota staff yang professional harus tau bagaimana berpartisipasi dan berhubungan
       dengan program

       Harus ada kecukupan kualitas dan koordinasi dalam bahan yang akan digunakan

       Relevasnsi dan realisme untuk professional (serta untuk belajar) diperlukan

       Rencana masuk akal untuk mencapai tujuan yang akan dicapai

       Kepemimpinan dan peran tanggung jawab (ekpetasi kerja) untuk semua anggota staff
       harus didefinisikan

       Aliran kominikasi dan umpan balik harus bagian dari program

       Pendukung dan modifikasi harus dapat teramati dalam setiap komponen dalam system

   Focus dalam merencanakan pengembangan dapat dicatat pada unit operasi (garis, staff
atau unit pendukung) ini berarti bahwa meskipun program pengembangan akan diinisiati
pada level atas dari sebuah system. Umumnya bertanggung jawab pada perencanaan dan
implementasi program spesifik. Akan istirahat dengan kepala unit seperti pimpinan, kepala
departemen, supervasior, director, dan coordinator. Hipotesis ini terjaga dengan unit masing-
masing unit yang harus memahami aturan organisasinya, ideal dan actual, dan menjadi jelas
bahwa pengembangan harus ditempatkan pada pribadi-pribadi sebagai untuk meningkatkan
dari keterlambatan kepada kondisi. Secara teoritis banyak bukti perubahan dalam perilaku
individu akan menjadi hasil dari kualitas hubungan antara atasan dan bawahan. Konferensi
yang meringkas kinerja bawahan dan membuat rencananya pertumbuhannya berada diatas
proses.

   Itu adalah sebuah artikel iman diantara eksekutif bahwa pola prilaku personil dapat
dimodifikasi dalam arah yang diinginkan oleh system melalui program pengembangan yang
efektif. Dua akibat wajar ini adalah (a) line, staf, dan unit pendukung dalam system sekolah
memiliki tanggung jawab utama untuk advokasi dan melaksanakan program pembnagunan
dan (b) kepala unit merupakan penentu utama dari efektifitas program.

   Jika kita berpegang pada asumsi bahwa kepala unit adalah tokoh kunci dalam
memodifikasi perilakunya bawahan dalam arah yang diinginkan, maka berikut bahwa sistem
harus memberikan pemikiran yang cukup besar untuk pengembangan semua administrator
dalam system yang langsung kerja orang dewasa lainnya. Itu adalah kepala unit (misalnya
kepala sekolah) yang inducts personel ke dalam system, melakukan tindak lanjut wawancara,
menentukan kekuatan dan kelemahan mereka, belajar untuk memahami perasaan dan
masalah mereka, menyampaikan kepada mereka perlunya pembangunan, set disepakati
bersama tujuan pembangunan, cek kemajuan kea rah pencapaian tujuan berfungsi sebagai
guru dan pelatih, dan mengakui pekerjaan yang dilakukan.

   Dalam penambahan, kepala unit menyarankan administrasi pada pusat pengembangan
kebijakan dan program tertentu dan membuat yang perlu adalah menjadi kegiatan yang
diterapkan dan program sedang dilaksanakan efektif. Implikasi yang dia adalah yang harus
perilaku system program pengembangan untuk administrator, yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang proses pembangunan staf, termasuk cara adalah
kebutuhan diindentifikasi, bagaimana teori yang terkait tujuan pembangunan, dan bagaimana
sukses pembangunan yang upaya ditaksir.
3.4. Evaluasi Program

   Phase 4 : Mengevaluasi Program Pengembangan Staf

   Proses pembangunan, seperti yang diperkenalkan pada gbr. 6.5., termasuk fase 4
(evaluasi) sebagai langkah mencapai pencaknya, karena kegiatan yang berkaitan dengannya
melibatkan pengeluaran usaha manusia dan sumber daya fisik dari system. Dewan
pendidikan, agen, dan masyarakat pada umumnya mengharapkan pengembalian yang adil
pada sumber daya yang diinvestasikan dalam kegiatan ini. Dua jenis pertanyaan yang
biasanya mengangkat tentang operasi dari setiap aktivitas organisai berhubungan dengan
administralive dan rasionalitas. Jenis pertama dari pertanyaan mencari informasi tentang
sejauh mana administrasi tahu bagaimana diterapkan pada proses pembangunan, yaitu cara
yang direncanakan, diorganisir, diarahkan, dan dikendalikan. Pertanyaan kedua mencari
informasi tentang tingkat efektivitas yang pengetahuan teknis yang tersedia diterapkan untuk
proses. Misalnya, system sekolah mungin ingin tahu apakah teori terbaik untuk belajar yang
digunakan untuk memodifikasi perilaku personel dalam program ini dan apakah cara untuk
menentukan kebutuhan pembangunan berlaku.

   Tambahan, pertanyaan final dan jauh lebih sulit adalah apakah program pembangunan
benar-benar membantu adalah organisasi untuk mewujudkan harian, tahunan dan tujuan
jangka panjang. Menentukan apa keuntungan terukur yang telah dibuat oleh apa yang orang
dalam apa kegiatan adalah keterampilan organisasi sebagian besar belum menguasai. Sebagai
pencarian cara-cara ditingkatkan untuk menilai hasil pembangunan berlangsung, system
dapat menilai program pembangunan untuk dampaknya pada pencapaian tujuan perilaku oleh
personel, tanggapan kepala unit untuk hasil dicapai, dan kontribusi program untuk efektivitas
system.

   Upaya pembangunan telah dikritik sering karena mereka tidak focus pada kebutuhan
individu atau organisasi yang signifikan, mereka menyerang masalah yang salah, atau mereka
mencoba untuk memecahkan masalah yang benar dengan teknik instruksional yang tidak
tepat. Dua kekurangan tambahan program-program pembangunan harus diperhatikan : (a)
dalam beberapa system sekolah, evaluasi tidak terjadi sama sekali, dan (b) evaluasi sering
terjadi untuk peencana sebagai renungan.

   Rencana evaluasi harus dikembangkan bersamaan dengan definisi perubahan perilaku,
pilihan isi, dan desain metodologi instruksional. Rencana harus mencakup pengumpulan data
tentang apakah masalah dimana proyek pengembangan difokuskan telah diselesaikan dan
apakah transaksi belajar membawa hasil yang diinginkan dalam kinerja posisi. Jika
pendekatan pembangunan untuk mengarah pada perbaikan yang diinginkan dalam rangka.

   Patut memperkuat titik bahwa program kontet (apa untuk mengajar) dan program metode
(bagaimana harus diajarkan) merupakan keputusan penting untuk desain dan evaluasi
program pengembangan staf. Proses belajar dengan perilaku yang baru (keterampilan,
pengetahuan, kemampuan dan sikap) yang diperoleh melibatkan berlatih perilaku tersebut
dengan tujuan agar mereka menghasilkan perubahan yang relative abadi.

   Ada berbagai atau set ide-ide tentang cara dimana pembelajran berlangsung. Teori belajar
ada sering disebutkan dalam literature adalah perilaku (belajar melalui trial and error), social
(belajar dari orang lain) dan kognitif atau gestalt (belajar dipengaruhi oleh berbagai factor).
Implikasi teori pembelajaran untuk pengembangan personil termasuk identifikasi perilaku
kunci yang akan diperoleh, mendaftar kerjasama pelajar, menunjukan kepada pelajar sifat dan
penting nya perilaku, memberikan kesempatan berlatih, memperkuat perilaku yang benar,
memberikan umpan balik, dan mengkui dan bermanfaat permanen dari yang diinginkan
perubahan.

   Jenis pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi apakah atau tidak dimaksudkan
tujuan dari proyek pembangunan telah dicapai meliputi :

       Peserta dampak-apa yang telah dilakukan proyek untuk mengubah perilaku peserta?

       Posisi dampak-melakukan kinerja peserta meningkatkan dalam pengaturan posisi?

       Dampak-organisasi dengan cara apa dan sampai sejauh mana melakukan upaya
       pembangunan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi?

       Pemeriksaan pertanyaan-pertanyaan ini membawa ke focus kebutuhan untuk hati-hati
menetukan tujuan dari program pengembangan dan kriteria terkait dengan mana mereka akan
diukur. Jika tujuan tidak jelas, kesulitan dalam memilih atau merancang teknik pengukuran
yang sesuai atau dalam menilai apakah hasil yang diharapkan dicapai yang mendatang.
Misalnya, sistem sedang mempertimbangkan apakah akan memberikan sejumlah X dolar
uang sekolah untuk setiap guru menyelesaikan jam X kredit pascasarjana. Jelas bahwa biaya
efektifitas biaya program ini akan sulit untuk mengevaluasi sampai tahu apa hasil yang
spesifik yang diantisipasi oleh pejabat pemerintahan. Demikian, lulusan kursus yang biaya
$1,000 per guru tapi tidak mengandung ketentuan untu tujuan pembangunan tertentu
mungkin dianggap tinggi dalam biaya (dolar-berbaring) dan rendah efektitas (kontribusi
untuk tujuan usaha yang spesifik per dolar dikeluarkan).

       Perimbangan evaluasi yang penting. Setiap sistem sekolah dihadapkan bervariasi kali
dengan keputusan yang berkaitan dengan seleksi, adaptation, dukungan, nilai, kelanjutan dan
remediasi program pengembangan staf. Keputusan yang rasional dapat dibuat dengan
keyakinan besar jika ada beberpa dasar untuk menetukan apakah program peningkatan telah
atau akan efektif dan efisien. Pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan sejauh apa
yang telah terjadi dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku posisi dan dampak
organisasi yang mana-mana. Disamping itu, penyelidikan orang yang berpikiran ingin tahu
apakah perubahan dalam variable yang tercantum dapat dikaitkan dengan program
pengembangan staf.

       Jika tahap evaluasi dihilangkan dari proses pengembangan staf (tahap 4 dari figure
6.5) ada kekurangannya umpan balik untuk memperbaiki cacat program yang sedikit
informasi yang berguna untuk meningkatkan pengambilan keputusan, dan tidak ada fondasi
untuk meningkatkan upaya pembangunan total. Ada banyak kendala yang terlibat dan banyak
hambatan untuk mengatasi dalam evaluasi program pengembangan staf. Selain itu, ada
berbagai sudut pandang tentenag perlunya, pendekatan untuk efek, dan nilai-nilai yang
berasal dari evaluasi. Namun demikian, pendapat kolektif mendukung proposisi bahwa
peningkatan pengembangan staf. Selain itu, ada berbagai sudut pandang tentang perlunya,
pendekatan untuk, efek, dan nilai-nilai yang berasal dari valuasi. Namun demikian, pandapat
kolektif mendukung proposisi bahwa peningkatan pengembangan staf tanpa evaluasi sangat
tidak mungkin. Apalagi, ada kesepakatan yang cukup bahwa kesadaran factor penting dalam
tahap evaluasi dari proses pengembangan staf memungkinkan untuk mengindari evaluasi
berguna dan meningkatkan kemungkinan berasal informasi yang akan membentu dalam
memberikan arah perencanaan pengembangan staf. Itu dalam hubungan ini membawa
pertimbangan kunci yang terlibat dalam evaluasi program pengembangan staf diuraikan
dalam table 6.5.
Table 6.5.,

     Pertimbangan utama dalam evaluasi program pengembangan staf

faktor                        Ilustrasi pertanyaan

Tujuan Evaluasi               Apa      yang          harus    dievaluasi?(tujuan      program
                              metode?program?orang proses?produk?)
Prinsip-prinsip evaluasi
                              Akan evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip? (sistematis?
                              Objektivitas? Relevansi? Verifikasi kelayakan? Spesifisitas?
Tipe Evaluasi                 Efektivitas biaya?)

                              Program evaluasi spesifikasi? Teknik spesifik? Total upaya
                              program? Formatif? Sumatif? )
Kriteria
                              Reaksi kriteria? Kombinasi keduanya?


Kriteria pengukuran
                              Mengukur kriteria apa yang akan dipekerjakan? (teknik
                              observational    tes?     Rating?    Sistem   catatan    kinerja?
Data evaluasi                 Wawancara?)

                              Bagaimana       data     disimpan?    Dianalisis?    Ditafsirkan?
                              Dihargai?
Hasil
                              Apa jenis hasil akan dievaluasi? (kompetensi professional
                              mendapatkan pembelajar? Program perbaikan? validitas
                              pelatihan? Validitas kinerja? Validitas intraorganisasional?
                              Validitas intraorganisasional?)




 Analisis isi dalam table 6.5 membawa mempertimbangkan pengamatan ini :

           Proses evaluasi yang kompleks, luas, dan membutuhkan kompetensi canggih
           untuk memulai, melaksanakan, dan mengkoordinasikan semua aspek tersebut.
Tahap evaluasi dari proses pengembangan staf membutuhkan pengetahuan,
           keterampilan, sikap, dan perilaku posisi yang mewakili konten untuk program
           pengembangan staf untuk meningkatkan kemampuan evaluasi sistem itu

           Tujuan evaluasi merupakan sehingga untuk berbicara, mesin, yang menarik kereta
           evaluasi, metode evaluasi, kriteria, ukuran kriteria, dan pengumpulan dan
           penyempurnaan data berasal dari tujuan evaluasi.

       Kita dapat meringkas ini pada tahap evaluasi pengembangan staf dengan
menyarankan bahwa memelihara sumber dya manusia organisasi merupakan tanggung jawab
kepemimpinan utama. Melekat dalam kewajiban ini adalah investasi organisasi waktu, uang,
dan bakat untuk penyelesaian masalah evaluasi utama. Masalah ini baik dengan desain atau
default telah serius diabaikan dan akan menjadi bahkan lebih kritis dalam terang perubahan
social, perkembangan teknologi, dan erosi dari pandangan public kualitas dan efektivitas
sekolah Negara.




   Tinjauan Pratinjau

   Bab ini maju proposisi bahwa system sekolah yang menganut kebijakan pembangunan
berkelanjutan adalah salah satu yang menyediakan dirinya dengan keuntungan strategis
penting. Fitur kunci dari ini meliputi :

           Perbaikan sekolah meskipun pengembangan personil paling baik dilakukan dalam
           unit kehadiran di sekolah dan system sekolah. Duplikasi praktek-praktek terbaik
           atau tradisional yang kurang memuaskan pendekatan untuk menghasilkan
           program-program pengembangan staf yang efektif

           Proses pengembangan staf mencakup identifikasi kebutuhan, menetapkan tujuan
           program, membuat rencana untuk mencapai tujuan (termasuk metode pengiriman
           instruksional) dan mengevaluasi hasil program

           Pengembangan desain program formal terdiri dari isi program, metode,
           pengaturan, partisipasi, dan sumber daya

           Pengembangan staf mencakup pengembangan anggota individu, kelompok,
           system dan papan
Kriteria untuk mengevaluasi program-program pengembangan staf termasuk
         peserta, posisi, kelompok kerja, dan dampak organisasi

         Factor utama yang harus dipertimbangkan dalam penilaian keburuhan personil
         adalah lingkungan eksternal dan internal, sistem sekolah, posisi, pemegang posisi,
         pertandingan posisi orang, konteks posisi dan kelompok kerja.

         Isyarat untuk merancang program dapat diturunkan dari sistem, kebijakan dan
         praktek, tren nilai, thap karir, dan lingkungan eksternal.

      Dalam bab 7 proses penilaian akan diperlakukan sebagai salah satu yang terkait erat
dengan proses pengembangan staf, dan satu dari mana informasi yang berarti dapat
diturunkan untuk membantu pengambil keputusan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan pelaksanaan, pemilihan, dan evaluasi dari kedua metode
pengembangan dan seluruh upaya pembangunan.
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada sangat jauh dari apa yang
diharapkan. Potret SDM aparatur saat ini yang menunjukkan profesionalisme rendah,
banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur, tingkat gaji yang tidak memadai,
pelayanan kepada masyarakat yang berbelit-belit, kurang kreatif dan inovatif, bekerja
berdasarkan juklak dan juknis.Hal ini dikarenakan dengan sering terjadi perubahan terhadap
pelaksanaan pemerintahan, sehingga terjadi perubahan terhadap aturan – aturan yang
mendasari pelayanan publik

b. Dengan keadaan sekarang dikhawatirkan akan tidak adanya terjadi perubahan, maka di
masa yang akan datang maka SDM aparatur harus ditingkatkan, bermacam cara untuk
meningkatkan aparatur SDM baik di tingkat pusat maupun daerah salah satu cara yang tepat
adalah melalui pendidikan dan pellatihan pada saat memulai kerja, atau sedang dalam masa
kerja tersebut baik terhadap pegawai yang baru bahkan sampai level pegawai yang paling
tinggi guna untuk meningkat kompetensi dan mendukung pengembangan SDM aparatur itu
sendiri

c. Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia, mempunyai posisi yang sangat dibutuhkan
dalam upaya menjembatani perkembangan dunia yang semakin transparan dan global. Untuk
itu perlu ada strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, yang mengarah
pada pembangunan sumber daya manusia yang seutuhnya baik pembangunan dalam bidang
jasmani maupun rohani. Hal itu dilakukan melalui proses pendidikan,pelatihan dan
pembinaan serta menciptakan kondisi yang dibangun oleh setiap manajer dalam suatu
organisasi baik bisnis maupun organisasi publik secara terstruktur dan profesional.

5.2. Saran

   a. oleh karena profesionalisme aparatur SDM yang diharapkan sangat tinggi, maka
          hendaknya pemerintah pusat maupun daerah hendaknya lebih bijak menghadapi
          permasalahan ini karena masyarakat membutuhkan pelayanan yang terbaik, bukan
          hanya sekedar pembangunan yang baik. Dengan cara meningkatkan pembinaan dan
          evaluasi baik terhadap pegawai ditingkat paling rendah maupun pejabat yang
          memegang peranan penting.
b. Para aparatur harus siap dengan kemajuan, baik dengan cara personal maupun
   organisasi harus mendukung kemanjuan tersebut serta menjembatani agar para
   pegawai tidak kaku, canggung terhadap kemajuan teknologi guna pembangunan yang
   lebih baik serta pelayanan masyarakkat yang terbaik. Agar para pegawai menjadi
   pegawai yang tepat diharapkan yang mampu menyesuaiakan diri dalam keadaan
   apapun.

c. Cara yang paling tepat dengan mengadakan kegiatan pembelajaran personal atau
   dengan pendidikan pelatihan yang mendukung kemajuan teknologi global. Pendidikan
   dan pelatihan dimaksud agar dapat disusun sesuai dengan konsep dan teori yang ada
   juga disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sekarang berjalan. Sesuai dengan
   strategi pengembangan yang tentunya melalui pendidikan dan pelatihan terhadap
   aparatur SDM pemerintah pusat maupun daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Dessler, G., Human Resource management. 8thEdition. New jersey: Prentice-Hall.Inc, 2000

———–, Human resource management /gary dessler : alih bahasa, benyamin Molan ;
penyunting, Triyana Iskandarsyah. Ed7, Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997

Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 1, cet. 15. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008

———-, Organisasi, kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: C.V. Haji
Masagung, 1986

Susilo,   Heru,   Mencari    Starategi   Pengembangan      Sumberdaya    manusia     dalam
Organisasi,Malang ,FIA Unibraw dan IKIP Malang, 1995

Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (2000),
Manajemen Pemerintahan Baru, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Jakarta,
2000

———-,Manajemen Sumber Daya A paratur Pemerintah Daerah (Pusat Kajian
Pemerintahan STPDN), Fokus Media kerjasama dengan Pusat kajian Pemerintahan STPDN,
Cetakan Pertama, Bandung, 2002

Usmara, A, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Amara books,
2002

Iswanto, Yun, Materi Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia;1-9;EKMA4214/3sks, cet.6,
Universitas Terbuka, Jakarta, 2009

A. Aziz Sanapiah, Makalah ―STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER
DAYA MANUSIA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN‖

http://www.unidar.ac.id/2011/05/22/sertifikasi-guru-diubah-melalui-pendidikan-dan-
latihan.html didownload 29 september 2011 waktu 9.20 wib

More Related Content

What's hot

PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptxPPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
GGYes
 
Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)
Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)
Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)
Fito Arsena
 
3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx
3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx
3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx
PepenSumpena
 
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Rina Rahmawati
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
Kirenius Wadu
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Septi Ratnasari
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
Nur Arifaizal Basri
 
Eksposisi injil lukas
Eksposisi injil lukasEksposisi injil lukas
Eksposisi injil lukas
alberthjeremy
 

What's hot (20)

PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptxPPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
 
Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)
Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)
Materi BK Di Sekolah Dasar Pertemuan 1 (konsep dasar bk)
 
3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx
3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx
3. Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikultural (1).pptx
 
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
 
grass root
grass root grass root
grass root
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
 
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjadPeraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
PTK penelitian tindakan kelas
PTK penelitian tindakan kelasPTK penelitian tindakan kelas
PTK penelitian tindakan kelas
 
PPT Psikologi Pendidikan.pptx
PPT  Psikologi Pendidikan.pptxPPT  Psikologi Pendidikan.pptx
PPT Psikologi Pendidikan.pptx
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Eksposisi injil lukas
Eksposisi injil lukasEksposisi injil lukas
Eksposisi injil lukas
 
Doa Misi
Doa MisiDoa Misi
Doa Misi
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 

Viewers also liked

Makalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputerMakalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputer
Heri Sucipto
 
Peningkatan proses pembelajaran
Peningkatan proses pembelajaranPeningkatan proses pembelajaran
Peningkatan proses pembelajaran
neviyarni
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
Runy Chaerunnyza
 

Viewers also liked (10)

Makalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusiaMakalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusia
 
Contoh makalah-perencanaan-sdm
Contoh makalah-perencanaan-sdmContoh makalah-perencanaan-sdm
Contoh makalah-perencanaan-sdm
 
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
 
Makalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputerMakalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputer
 
Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs
Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbsEfektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs
Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs
 
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya ManusiaKonsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulum
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Peningkatan proses pembelajaran
Peningkatan proses pembelajaranPeningkatan proses pembelajaran
Peningkatan proses pembelajaran
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
 

Similar to Makalah sdm

Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Ig Fandy Jayanto
 
Pentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalisme
Pentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalismePentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalisme
Pentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalisme
soeh20
 
Makalah buk tutut
Makalah buk tututMakalah buk tutut
Makalah buk tutut
AyuPujia
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
Michant Lhoo
 
Tugasan individu npqel
Tugasan individu npqelTugasan individu npqel
Tugasan individu npqel
hallic
 

Similar to Makalah sdm (20)

Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja
Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerjaPengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja
Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
 
Program supervisi
Program supervisiProgram supervisi
Program supervisi
 
Pentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalisme
Pentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalismePentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalisme
Pentingnya supervisi pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalisme
 
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptxTenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
Makalah buk tutut
Makalah buk tututMakalah buk tutut
Makalah buk tutut
 
Presentasi makalah msdm
Presentasi makalah msdmPresentasi makalah msdm
Presentasi makalah msdm
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
 
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdmPelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
 
Tugasan individu npqel
Tugasan individu npqelTugasan individu npqel
Tugasan individu npqel
 
Anjakan 10
Anjakan 10Anjakan 10
Anjakan 10
 
Anjakan 10
Anjakan 10Anjakan 10
Anjakan 10
 
tugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehatugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zaleha
 
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjaSkripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Assesment Kinerja Manajemen Pendidikan
Assesment Kinerja Manajemen PendidikanAssesment Kinerja Manajemen Pendidikan
Assesment Kinerja Manajemen Pendidikan
 

More from Heldy Eriston

Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolah
Heldy Eriston
 
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Heldy Eriston
 
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Heldy Eriston
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
Heldy Eriston
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
Heldy Eriston
 
Instrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guruInstrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guru
Heldy Eriston
 
Filsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modernFilsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modern
Heldy Eriston
 
Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)
Heldy Eriston
 
Catatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasiCatatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasi
Heldy Eriston
 
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Heldy Eriston
 
1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i
Heldy Eriston
 
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swastaRakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Heldy Eriston
 
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Heldy Eriston
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Heldy Eriston
 

More from Heldy Eriston (20)

Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolah
 
S2 manajbelajmeng 1
S2 manajbelajmeng 1S2 manajbelajmeng 1
S2 manajbelajmeng 1
 
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
 
S2 manajbelajmeng 2
S2 manajbelajmeng 2S2 manajbelajmeng 2
S2 manajbelajmeng 2
 
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
 
Instrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guruInstrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guru
 
Filsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modernFilsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modern
 
Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)
 
Catatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasiCatatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasi
 
Bsc
BscBsc
Bsc
 
Analisis swot
Analisis swotAnalisis swot
Analisis swot
 
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
 
Adpend depkes 2007
Adpend depkes 2007Adpend depkes 2007
Adpend depkes 2007
 
6 strategi pemasran
6 strategi pemasran6 strategi pemasran
6 strategi pemasran
 
1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i
 
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swastaRakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
 
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
 

Recently uploaded

Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke MalangSupplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
gentengcor outdoor
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya Cytotec Asli Di Surabaya
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
b54037163
 
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
b54037163
 

Recently uploaded (20)

ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke MalangSupplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declaremateri sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 

Makalah sdm

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia dalam konteks manajemen adalah ”people who are ready, willing,and able to contribute to organizational goals (Wherther and Davis, 1993:635). Oleh karena itu Sumberdaya Manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Meningkatnya kinerja Sumber Daya Manusia akan berdampak pada semakin baiknya kinerja organisasi dalam menjalankan perannya di masyarakat. Pengertian manajemen sumber daya manusia bila dikaitkan dalam bidang pendidikan adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pamanfataan sumber daya manusia dalam institusi pendidikan seperti kepala sekolah, guru dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara optimal. Dengan manajemen SDM di bidang pendidikan, pencapaian tujuan pendidikan khususnya di sekolah akan terwujud. Dengan manajemen SDM di bidang pendidikan akan dihasilkan output pendidikan yang memiliki life skill yang tinggi serta memiliki kompetensi di bidang akademik maupun non-akademik.
  • 2. Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya diberengi dengan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan informasi dalam berbagi hal kehidupan manusia terus menerus berkembang dengan pesatnya, secara langsung berdampak terhadap dunia pendidikan. Berkembang cepatnya IPTEK dan informasi dimaksud tidak jarang para ilmuan mengalami kesulitan menghadapi dampak dan tantangan nyata yang timbul sebagai akibat dari berbagai macam teori dan praktek serta persepsi yang dikembangkannya. Kendati perbedaan itu timbul, sudah banyak pula dirasakan manfaatnya bagi dunia pendidikan. Fungsi dan makna pendidikan pada umumnya bertujuan untuk membantu individu mengembangkan ilmu pengetahuan dan atau teknologi serta informasi. Ani M Hasan (2003) menyatakan tantangan yang dihadapi para penyelenggara pendidikan di sekolah dewasa ini adalah kemampuan dalam memahami, menyerap serta menerapkan paradigma baru di bidang pendidikan. Jadi dengan demikian perlu memberdayakan Musyawarah Kerja Guru sebagai motor penggerak. Perubahan dan perbaikan mutu pendidikan dituntut untuk memiliki daya mampu dan daya lebih dalam menjawab tantangan Sokoguru yang menopang kokoh dan tegak berdirinya satu Unjuk Kerja/ Kinerja Profesional adalah para penyelia dan penyelenggara pendidikan sekolah . Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh mengatakan, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dalam rancana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010-2014, salah satu program prioritas adalah peningkatan kualitas dan kesejahtaraan pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk itu, Kemdiknas memprogramkan agar setiap tahun ada 20 ribu pendidikan dan tenaga kependidikan yang diupgrade kemampuannya. "Upgrade ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru maupun tenaga kependidikan lainnya sehingga harapan menggapai pendidikan yang berkualitas dan bermutu dapat terwujud," ungkap M. Nuh dalam sambutannya ketika meluncurkan program Gerakan Nasional Percepatan Rehabilitasi Gedung SD/SMP Tahun 2011 di Gedung A, Kemdiknas, Jakarta, Senin (26/9). Dari kuota sertifikasi untuk 300.000 guru tahun 2011, hanya satu persen yang dijatah lulus lewat penilaian portofolio. Umumnya yang lulus merupakan guru-guru berprestasi menonjol. Sebagian besar guru akan mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) selama sepuluh hari di lembaga pendidikan tenaga pendidikan (LPTK) negeri dan swasta yang ditunjuk pemerintah. Para guru yang disertifikasi lewat jalur PLPG itu akan diuji kompetensi standar yang disiapkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan
  • 3. analisis kasus. Berdasarkan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) November 2010, ada 2.791.204 guru dan baru 746.700 yang lulus sertifikasi. Program itu harus selesai tahun 2015. Menurut Unifah, uji kompetensi guru yang terstandar nasional mulai tahun ini dibutuhkan untuk pemetaan kompetensi guru. Artinya, pendidikan dan pelatihan bagi guru harus sesuai kebutuhan untuk memperbaiki kompetensi yang masih kurang. Dian Mahsunah, Ketua Tim Sertifikasi pada Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, menambahkan, penilaian kinerja guru harus dilakukan kepala sekolah dan penilai daerah. Itu untuk membuat guru terus meningkatkan kualitas dirinya. ―Jika hasil penilaian kinerja guru belum memuaskan, ada sanksinya, termasuk menahan sementara tunjangan profesi guru atau mengurangi jam belajar. Namun, guru tetap dalam binaan dalam rangka meningkatkan lagi kinerjanya,‖ katanya. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab mengatakan, PLPG memang cara yang lebih baik untuk meningkatkan mutu guru melalui sertifikasi guru. Namun, perlu direncanakan dengan matang karena perlu juga kesiapan LPTK untuk bisa melaksanakan dengan baik. Dari uraian diatas maka judul dalam pembahasan makalah ini adalah ―MODEL PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK DI SEKOLAH‖ 1.2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalan diatas, maka perumusan permasalahan adalah : a. Apakah perbedaan pelatihan dan pengembangan SDM itu? b. Bagaimana kompetensi Guru di sekolah pada saat ini? c. Profesionalisme SDM Guru seperti apa yang diharapkan pada masa depan? d. Bagaimana Strategi pelatihan dan pengembangan SDM guru yang akan dilakukan? 1.3. Tujuan Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk penyerapan ilmu mata kuliah manajemen SDM khususnya dalam hal peranan pelatihan dan pendidikan yang juga berperan pada pengembangan SDM yang merupakan bagian dari Manajemen SDM itu sendiri. Tujuan
  • 4. khusus dalam pembuatan malkalah ini adalah melengkapi tugas dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. 1.4. Kegunaan/Manfaat a. Kegunaan Kegunaan yang bersifat teoritis, dimana dalam makalah ini banyak hal yang sangat bermanfaat tentunya dalam penulisan serta teori – teori yang dimasukkan dan menambah wawasan kami dalam menyusun makalah ini. Kegunaan praktis yang merupakan sebagai hasil dari kemampuan yang ada dalam mempelajari teori – teori yang kami dapatkan serta hasil studi dari riset pustaka. b. Manfaat 1. Secara akademis sebagai bahan masukan yang didapat dari kajian literatur ilmiah bagi instansi terkait tentang pentingnya peranan Pendidikan dan Pelatihan terhadap Pengembangan SDM. 2. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh penulis selanjutnya untuk dikembangkan dalam penulisan makalah ini. 3. Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan sumber daya manusia.
  • 5. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan Wexley dan Yukl (1976 : 282) mengemukakan : “training and development are terms reffering to planned efforts designed facilitate the acquisiton of relevan skills, knowledge, and attitudes by organizational members”. Dapat diartikan : Pelatihan dan Pengembangan adalah kondisi yang tepat untuk berencana upaya mendisain memudahkan acquisiton dari keterampilan relevan, pengetahuan, dan sikap oleh anggota organisasi. Selanjutnya Wexley dan Yukl menjelaskan pula : “development focusses more on improving the decision making and human relation skills of middle and upper level management, while training involves lower level employees and the presentation of more factual and narrow subject matter”. (pengembangan difokuskan untuk meningkatkan hubungan pembuatan keputusan dan keterampilan manusia dari tingkat tengah dan bagian atas manajemen, sementara pelatihan melibatkan tingkat karyawan yang lebih rendah dan perwakilan berdasarkan fakta dan pembahasan objek yang kecil). Pendapat Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana). Istilah pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, sedangkan pengembangan ditujukan pada pegawai tingkat manajerial untuk meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan memperluas human relation. Mariot Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai.
  • 6. Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. Pengembangan manajemen merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kinerj amterial dengan menanamkan pengetahuan, merubah sikap atau meningkatkan keahlian (Dessler, 2000). Tujuan akhir pengembangan manajemen adalah meningkatkan kinerja organisasi itu sendiri di masa yang akan datang. 2.2. Kompetensi Guru Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 28 ayat 3 dicantumkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Direktorat Jenderal Profesi Pendidik PMPTK (2007: 5-9) menjelaskan bahwa kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
  • 7. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap bagian kompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut. 1. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik. 2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 3. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non-akademik. 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci bagian kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
  • 8. 1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi bertindak sesuai dengan norma. 2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. 3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. 4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan perilaku yang disegani. 5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap bagian kompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut. 1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
  • 9. 4. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki bagian kompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut. 1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan siswa didik. 2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. 3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Keempat kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan memahaminya. Beberapa ahli menyatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan ―payung‖, karena telah mencakup semua kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru yang berkompeten memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, (3) kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan. Spencer and spencer (Hamzah B Uno, 2007: 63) membagi lima karakteristik kompetensi, yaitu: (a) Motif yaitu sesuatu yang dipikirkan dan diinginkan oleh seseorang yang dapat menyebabkan sesuatu. (b) Sifat yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi. (c) Konsep diri yaitu sikap, nilai, dan image diri seseorang. (d) Pengatahuan yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. (e) Keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental. Semua hal yang disebutkan di atas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi profesional guru. Dengan kompetensi profesional tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pengelolaan pendidikan sehingga dapat melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat melalui dampak pengiring, yakni di
  • 10. masyarakat, sebab di antara yang berpengaruh pada pendidikan adalah komponen input, proses, dan keluaran pendidikan serta berbagai sistem lain yang berkembang di masyarakat. 2.3. Kualifikasi SDM Guru yang diperlukan masa depan Tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan datang ditandai dengan dominasi teknologi komunikasi, sebagian besar pekerjaan terletak pada sektor jasa dan informasi. Informasi merupakan kekuatan dan kekuasaan pada zaman pasca modern. Dunia sedang bergulat dalam masa transisi menuju ekonomi jasa. Teknologi komunikasi menghilangkan batas ruang dan waktu. Pertukaran informasi di antara penduduk dunia berlangsung dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Manusia harus bereaksi dengan cepat, padahal alternatif yang tersedia sangat beragam. Karena luasnya perubahan yang terjadi seluruh aspek kehidupan kita terpengaruh keluarga, pekerjaan, pendidikan, rekreasi, bahkan kehidupan beragam. Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran (Jamaah Yakub, 2008: 47). Profesionalisme guru menurut para ahli dapat didefinisikan bermacam-macam. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Fullan, M (1997: 142) sebagai berikut: The professionalization reforms at the national and state levels center on teachers’ demonstrated knowledge base (as reflected in standards for teacher education program accreditation and candidate assessment), on conditions surrounding teacher certification and licensure, and on the structure of career opportunities in teaching. At the local level, professionalization tends to take the form of extended assistance to new teachers, and experiments in side-based decision making. Profesionalisasi merubah dasar pengetahuan guru pada tingkat nasional dan pusat sebagai cerminan/refleksi dalam standar akreditasi program pendidikan dan penilaian calon guru, sertifikasi guru dan lisensi kesempatan karir dalam mengajar. Pada tingkat daerah, profesionalisasi cenderung untuk meningkatkan bantuan pada guru baru, memberikan kesempatan berkarir bagi guru yang berpengalaman dan mengadakan percobaan bagi pembuat kebijakan (pemerintah).
  • 11. Menurut Sudarwan Danim (2002: 23) menyatakan bahwa profesionalisme berasal dari kata Bahasa Inggris Professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional. Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau katakanlah berada pada satu ruang kerja. Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi- strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis. Implementasinya dapat dilakukan melalui penelitian, diskusi antar rekan seprofesi, penelitian dan pengembangan, membaca karya akademik kekinian, dan sebagainya. Kegiatan belajar mandiri, mengikuti pelatihan, studi banding, observasi praktikal, dan lain-lain menjadi bagian integral upaya profesionalisasi itu. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 28 ayat 1, 2, dan 4 menjelaskan bahwa, pendidik yang mempunyai keahlian harus dibuktikan dengan memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijasah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Jika tidak, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. Jabatan guru merupakan jabatan profesional dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Oleh karenanya menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (1994: 37) menyatakan bahwa: Jabatan guru tersebut harus memenuhi kriteria jabatan profesional, antara lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, merupakan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional, dan mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.
  • 12. Menurut Isjoni (2006: 21) menjelaskan bahwa dalam rangka untuk melaksanakan tugas-tugasnya, guru profesional haruslah memiliki berbagai kompetensi. Kompetensi- kompetensi guru profesional antara lain meliputi kemampuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, khususnya kemampuan intelektual. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, seorang guru profesional tentunya harus menguasai falsafah pendidikan nasional, menguasai pengetahuan yang luas khususnya bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, serta memiliki kemampuan teknis dalam penyusunan program pengajaran dan melaksanakannya. Sebagai seorang pendidik, seorang guru profesional adalah seorang komunikator yang dapat berkomunikasi dengan peserta didiknya dalam upaya untuk mengembangkan kepribadian peserta didiknya. Selanjutnya, sebagai suatu profesi yang terus berkembang, seorang guru profesional hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan profesional seorang pendidik. Pengertian di atas menunjukkan bahwa guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar, serta menguasai landasan-landasan kependidikan.
  • 13. 2.4. Strategi Pelatihan dan Pengembangan Profesionalisme SDM Guru Konsep pengembangan profesionalisme menurut para ahli dapat didefinisikan bermacam-macam. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Alba, G.D & Sandberg (2006: 384) sebagai berikut. The concept of professional development is not clearly delimited. A profession traditionally is defined as being based on systematic, scientific knowledge. Preliminary development of professional skill has occurred largely through designated higher education programs, with subsequent development taking various forms. Konsep pengembangan profesional tidaklah dengan jelas dibatasi. Suatu profesi digambarkan sebagai dasar pengetahuan sistematis dan pengetahuan ilmiah. Pengembangan ketrampilan profesional telah dirancang luas melalui program-program pendidikan lebih tinggi dengan berbagai bentuk pengembangan. Guru adalah tenaga profesional yang melaksanakan proses pembelajaran. Jika guru dapat menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama, baik kepala sekolah, guru,
  • 14. siswa, dan staf, berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan maka akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman. Sebagai jabatan profesional, guru harus meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara terus-menerus. Di samping guru harus menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan. Usaha meningkatkan kualitas guru ditingkat yang paling nyata berada di sekolah. Setiap sekolah seharusnya mengadakan in service training. In service training tidak hanya pada wilayah prinsip-prinsip pendidikan (pengajaran), melainkan juga pada wilayah teknis pragmatis dan aktivitas pengajaran sehari-hari. Itu artinya, dalam hal ini adalah guru dituntut untuk selalu membaca, dan belajar, serta memburu ilmu-ilmu pendidikan yang setiap saat berkembang untuk kemudian diterapkan dalam pelaksanaan pengajaran sehari-hari. Pengembangan profesionalisme guru menurut The State of Queensland (Department of Education, Training and the Arts) (2006) adalah: The Professional Development and Leadership Institute has been established in recognition that professional development is fundamental to the professional practice of teachers, to ensure that students benefit from dynamic and futures-oriented professional development experiences. Support for ongoing teacher professional development is central to quality schooling and promoting professionalism and a sense of scholarship within the teaching community. Both forms of professional development play important and independent roles in improving school organisational capacity and in enhancing teacher capital. Taken together, study findings on professional development and individual teacher capital suggest that a systemic focus on increasing individual teacher capital through professional development will improve schools' organisational capacity to deliver improved student outcomes. Pengembangan profesional adalah dasar dari praktek profesional guru untuk memastikan bahwa para siswa bermanfaat secara dinamis dan berorientasi pada pengalaman profesionalisasi masa depan. Dukungan pengembangan profesional guru yang berkelanjutan adalah terpusat pada kualitas sekolah dan mempromosikan profesionalisme serta pemberian penghargaan dalam lingkungan mengajar. Kedua bentuk pengembangan profesional berperan penting dalam meningkatkan kapasitas organisasi sekolah dalam meningkatkan kualitas guru.
  • 15. Studi penemuan pada pengembangan profesional dan peningkatan guru secara individu menyatakan bahwa sebuah sistem memusat dalam meningkatkan kualitas guru secara individu melalui pengembangan profesional akan meningkatkan mutu organisasi sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusan siswa. Pengembangan profesionalisme adalah usaha profesionalisasi yaitu setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesi mengajar dan mendidik. Usaha mengembangkan profesi ini bisa timbul dari dua segi, yaitu dari segi eksternal, yaitu pimpinan yang mendorong guru untuk mengikuti penataran atau kegiatan akademik yang memberikan kesempatan guru untuk belajar lagi, sedangkan dari segi internal, guru dapat berusaha belajar sendiri untuk dapat berkembang dalam jabatannya. Dalam kaitan dengan usaha profesionalisasi jabatan guru ini perlu dikembangkan usaha pemeliharaan dan perawatan profesi guru. Dengan demikian guru akan lebih efektif dan efisien dalam melakukan tugas profesi. Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Macam kegiatan guru yang termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah: (1) mengadakan penelitian dibidang pendidikan, (2) Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan, (3) membuat alat pelajaran/peraga atau bimbingan, (4) menciptakan karya tulis, (5) mengikuti pengembangan kurikulum (Zainal A & Elham R, 2007: 155). Pembinaan guru jika dipandang dari MSDM, secara terminologis sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah, dan pengawas, serta pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Jika yang dimaksudkan pembinaan guru sesungguhnya adalah supervisi, para pakar yang memberikan pengertian berbeda dengan inti yang sama. Batasan pembinaan guru merupakan perencanaan program perbaikan pengajaran (Ali Imron, 1995: 9). Supervisi menurut Piet A. Sahertian (2000: 19) adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru, baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan layanan dan bantuan. Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan
  • 16. bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Supervisi tujuannya tidak hanya untuk memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Fungsi supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan, tetapi supervisi dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Supervisi mencakup penentuan kondisi- kondisi personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar mengajar yang efektif dan usaha memenuhi syarat-syarat tersebut (M. Ngalim Purwanto, 2003: 76). Pembinaan profesional melalui supervisi menurut Trimo (2008) (http://re- searchengines.com/trimo70708.html) kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru. Hal tersebut karena proses belajar-mengajar yang dilaksanakan guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, kegiatan supervisi dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran. Penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa pengembangan profesionalisme guru terdiri dari atas dua bentuk, yaitu pembinaan dan pengembangan. Pembinaan yang dimaksud adalah berbagai kegiatan yang tidak sebatas pelatihan, tetapi berbagai kegiatan sebagai upaya yang ditujukan untuk para guru dalam hubungannya dengan peningkatan kemampuan profesionalisme saat ini, segera dan berjangka pendek. Tujuan utama kegiatan adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja setiap guru. Pengembangan adalah usaha yang terus-menerus dalam rangka menyesuaikan kemampuan guru terhadap pengembangan ilmu dan teknologi serta mengembangkan ilmu dan teknologi itu sendiri khususnya dalam kegiatan pendidikan. Kajian ini tidak memandang secara kategorial pembagian program-program pengembangan sumber daya manusia dalam bentuk pembinaan dan pengembangan. Apakah termasuk pembinaan ataukah pengembangan? Berdasarkan survei di lapangan, satu program
  • 17. pengembangan sumber daya manusia yang ditujukan kepada guru dapat berupa bentuk pembinaan dan pengembangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka segala kegiatan di sekolah yang dapat dimasukkan ke dalam pengembangan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Untuk itu, ketercapaian pengembangan profesionalisme guru membutuhkan upaya-upaya manajerial yang terencana secara baik. Artinya, dibutuhkan manajemen pengembangan sumber daya manusia dimulai dari perencanaan sampai kegiatan evaluasi pelaksanaan pengembangan profesionalisme guru tersebut dengan baik. Menurut Sudarwan Danim (2002: 51) menjelaskan bahwa pengembangan profesionalisme guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi serta melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial. Kedua, kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staff pendidikan dalam rangka mengembangkan pribadinya secara luas. Ketiga, kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong kehidupan pribadinya, seperti halnya membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya. Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut dapat diidentifikasikan fungsi-fungsi pembinaan guru. Fungsi-fungsi tersebut meliputi memelihara program pengajaran sebaik-baiknya, menilai, dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar dan memperbaiki situasi belajar siswa. Oleh karenanya, fungsi pembinaan guru adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya pembinaan terhadap guru dalam wujud layanan profesional.
  • 18. BAB III STUDY KASUS 3.1. Penetapan Masalah Berikut ini adalah masalah-masalah pengembangan staff yang berkembang saat ini: Mengalokasikan sumber-sumner pengembangan staff tanpa mengetahui anggaran yang tersedia/ada Menolak konsep pengembangan staff sebagai alat untuk meningkatkan strategi pengembangan SDM Memandang pengembangan staff sebagai suatu akhir bukannya sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir Melaksanakan program-program pengembangan staff yang tidak terorganisir dan tidak terbimbing Mengabaikan kebutuhan profesionalisme agen perubahan internal Lebih mengutamakan pengembangan individu bukannya menyambungkannnya individu, kelompok dan system Menggangap pasti bahwa terdapat kecocokan antara program yang dilaksanakan dengan kebutuhan grup dan individu Gagal menerapkan strategi rekrutmen, seleksi dan induksi dalam usaha untuk menemukan, menarik dan mempertahankan calon yang tepat Mengurangi pentingnya memfalidasi keterkaitan pekerjaan dari program-program pengembangan staff Menawarkan program pengantian biaya pendidikan tanpa dihubungkan dengan kebutuhan jabatan Mengabaikan penilaian kebutuhan ketika memberikan dana untuk perencanaan pengembangan yang self-nomination Menganggap bahwa koreksi terhadap masalah pengembangan staff akan menyelesaikan masalah-maslah organisasi yang besar Kekurangan model untuk menganalisa apakah program-program yang dijalnka menciptakan perubahan, apakah program-program tersebut diminati, dan apakah perubahan-perubahan dalam kinerja memenuhi kebutuhan yang ditargetkan. Menganggap pengembangan staff sebagai liburan/waktu untuk santai, rekreasi. Gagal untuk mengarahkan proses pengembangan staf pada tujuan-tujuan prilaku yang spesifik diawal program
  • 19. Lebih menekankan pada aktivitas program dibanding memfasilitasi belajar dan prilaku yang dihasilkan dari program itu. Menambah ketentuan akan manfaat dari kontrak-kontrak yang dinegoisasikan tanpa melakukan review yg serius terhadap tujuan, biaya, hasil atau kaitan dengan maksud dari perencanaan sdm yang strategis Menghalangi pengawasan dari pusat yang lebih besar terhadap efektivitas biaya dari program pengembangan staff Pertanyaanya adalah : 1. Apakah system sekolah memiliki keahlian professional yang cukup untuk merancang dan menjalankan program pengembangan staff? 2. Apakah system sekolah menegetahui bagaimana cara mengeluarkan biaya pengembangan staff? 3. Dalam hal apa karyawan berpartisipasi dalam proses perancangan dan pembuatan keputusan untuk pengembangan staff? 4. Sejauh mana perubahan sosial dan politik menganggu atau meningkatkan pengembangan program? 5. Apakah modifikasi prilaku merupakan satu konsep yang terikat dengan struktur program pengembangan staff? 6. Apakah agen perubahan secara kontinyu focus terhadap pemisahan kelelmahan dalam perencanaan pengembangan staf/sdm untuk diperbaiki agar efektif sesuai dengan yg diharapkan? 7. Apakah hasil program yang diharapkan terlihat dalam betuk prilaku? Faktor –faktor Penyebab Salah satu tren pengembangan SDM saat ini ialah memandang para pengembang sdm sebagai ahli pengembangan organisasi, yang menempatkan in-service education dalam perspektif yang lebih luas. Faktor penyebab yang lainya adalah pendekatan system yang mengaitkan fungsi sdm pada rencana peningkatan institusi yang comprehensive. Tabel 6.2 Setiap individu adalah bagian dari keseluruhan – tindakan individu mengandung konsekwensi terhadap system secara keseluruhan.
  • 20. Untuk merubah outcomes suatu organisasi sistemnya harus dirubah jangan parsial Organisasi harus fokus pada akar masalah dan tujuan jangka panjang serta konsekwensinya, bukan pada gejala. Perubahan yang efektif terjadi dengan cara memahami system dan prilakunya, dan bekerja sejalan dengan system, bukannya melawan system. Pengembangan SDM yang efektif untuk suatu pendekatan system meliputi: Pelatihan dalam konsep, nilai, dan perangkat pemikiran system yang spesifik Proses yang berjalan melibatkan semua segmen organisasi dalam sebuah dialog sehingga terdapat pengembangan sdm yang kolektif tdk individual. Fokus pada penerapan keyakinan/nilai2 dan perangkat system dalam konteks kegiatan harian di sekolah dan system sekolah. Mempertanyakan da menguji asumsi-asumsi dan keyakinan yang ada 3.2. Alternatif Solusi Hal penting /cirri kunci suatu budaya organisasi yang berdasarkan pada philosophy pengembangan yang berkelanjutan adalah sbb: Mengevaluasi secara kontinyu bagaiamana program penegembangan staff yang ada dilaksanakan, dengan tujuan untuk peningkatan performa system unit dan individual. Mendata aktivitas –aktivitas pengembangan yang tidak efektif dan efisien untuk dipertimbangkan mana yang akan dihilangkana Merancang program-program pengembangan untuk mencapai tujuan mendapatkan sdm yang strategic Mendefinisikan tujuan-tujuan pengembangan staff dengan suatu cara yang membentuk formasi proses pengembangan Mengaitkan berbagai sub proses fungsi –fungsi sdm, seperti: informasi, rekruitmen , seleksi, induksi, dan penilaian kinerja, terhadap proses pengembangan staff. Memandang pengembangan staff sebagai kendaraan penting untuk perencanaan pengembangan karir Mempertimbangkan pentingnya perubahan-perubahan di lingkungan internal dan eksternal sebagai suatu hal yang strategis. Misalnya bagaiamana perubahan-
  • 21. perubahan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kebutuhan pengembangan masa depan, program, dan tangung jawab manejemen terhadap pengembangan SDM. Menciptakan budaya perencanan yang bersifat mengantisipasi bukannya bereaksi terhadap kebutuhan pengembangan Membuat program-program pengembangan staff berdasarkan asumsi bahwa kebutuhan system sekolah (tersendiri) adalah hal yang terpenting dan kritis dari setiap usaha pengembangan. Meng-upgrade investasi dalam pengembangan staff di bagian-bagian yang dianggap memiliki dampak yang paling besar terhadap peningkatan kinerja Membuat master plan yang menghasilkan aktivitas pengembangan yang memiliki dampak besar , dan megidentikasi outcome/hasil dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal. Tabel 6.3 Perangkat perencanaan yang bisa digunakan untuk mengkondisikan outcomes pegembangan sdm Menandai sumber sumber dana untuk program pengembangan yang disetujui sebagai bagian dari integral proses penganggaran tahuna dan jangka panjang. Mencantumkan semua karyawan yang ada dalam daftar gaji dalam program pengembangan untuk peningkatan kompetensi kinerja Menyediakan berbagai kesempatan /peluang pengembangan untuk menjalankan tanggung jawab saat ini dan di masa depan secara efektif Merencanakan program-program pengembangan sdm yang berbasis teknologi yang terus berkembang untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap individu baik siswa maupun staff Merancang sdm untuk berinisiatif melakukan review terhadap kinerja mereka dan kualifikasi untuk jabatan baru atau kososng Merancang program-program dan proyek pengembangan untuk mempromosikan perkembangan kepribadian, pengembangan profesi, problem solving, tindakan perbaikan meningkatkan mobilitas dan mengamnakan posisi. Mengharuskan perancang program dan agen perubahan untuk memasukkan format persetujuan anggaran termasuk komponen komponen yang berkaiatan seperti: tujuan program, isi, setting dan sumber daya2.
  • 22. Menyusun proses pengembangan sdm dan menyertakan tahapan-tahapan diagnose, desain, operasi dan evaluasi. Menempatkan evaluasi program pengembangan sdm sebagai suatu langkah untuk mengukur efektivitas provisi untuk kebutuhan individu, kelompokdan sisitem/organisasi; efektivitas kecukupan mekanisme operasional; k ualitas monitoring perkembangan; dan tingkat umpan balik akan pencapaia outcomes, masalah yang muncul, control yang dibtuhkan dan tindakan atau langkah koreksi yang harus dilakukan Menjadikan perubahan grup dan organisasi yang pertam dan perubahan individu yang kedua. Menjalankan intervensi sistem dalam hal perubahan dalam hal kebijakan, struktur, staf, program, dan tanggung jawab jika dibutuhkan Menyelenggarakan training etika bagi karyawan atau staff yang terpilih untuk memecahkan dilemma / masalah dalam hal etika yang ada disetiap kultur organisasi. Hal ini mencakup: pembuatan keputusan , pertimbangan dan pelaksanaan pengembangan sdm yang memenuhi standar prilaku yang benar yang dianut dalam kode etik sistem 3.3. Pelaksanaan Program Pengkajian ulang tentang model proses pembangunan staff diuraikan pada gambar 6.5 menunjukan bahwa selesainya tahap 2 (desain program mengarah ketahap 3) pelaksanana kegiatan pengembangan fase 3 terjadi ketika desain program dibentuk menjadi struktur operasional. Dan ketika keputusan perencanaan diberlakukan itu adalah saat ketika fase dan fase 2 menyatu untuk menghubungkan individu, unit dan pengembangan organisasi. Karena program pengembangan individu tidak dapat dipisahkan dan program lebih luas dan perubahan organisasi dan perbaikan. pada dasarnya kegiatan pembangunan merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dan hasil yang diinginkan. Perkembangan organisasi dan individu dipandang sebagai saling mendukung, tidak dapat sepenuhnya efektif tanpa adanya yang lain. Program pengembangan yang dirancang dengan baik untuk meningkatkan keterampilan konseptual, teknis dan interpersonal akan gagal jika system organisasi tidak kondusif untuk perbaikan perilaku seperti juga semua proyek dan kegiatan dalam system
  • 23. sekolah, program-program pengembangan dipantau. Ulasan dan dievaluasi sejauhmana tujuan yang diinginkan. Program pembangunan sebagai istilah yang digunakan disini adalah kumpulan kegiatan yang terorganisir. Disatukan oleh sebuah rencana yang konfrensif untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kebijakan dan alokasi anggaran. Ini melibatkan penentuan spesifik tentang bagaimana masing-masing akan dilakukan dalam satuan system sekolah, pemilihan kegiatan tujuan jangka waktu untuk masing-masing beberapa program, personil yang terlibat, bagaimana uang tersebut akan digunakan fasilitas fisik yang diperlukan, prosedur penilaian dan struktur yang diperlukan disetiap unit untuk memberlakukan program. Kriteria yang ditawarkan oleh bishop untuk tahap pelaksanaan program pengembangan individu meliputi : Administrasi dan dukungan kebijakan harus jelas Yang rasional dan tujuan harus jelas Anggota staff yang professional harus tau bagaimana berpartisipasi dan berhubungan dengan program Harus ada kecukupan kualitas dan koordinasi dalam bahan yang akan digunakan Relevasnsi dan realisme untuk professional (serta untuk belajar) diperlukan Rencana masuk akal untuk mencapai tujuan yang akan dicapai Kepemimpinan dan peran tanggung jawab (ekpetasi kerja) untuk semua anggota staff harus didefinisikan Aliran kominikasi dan umpan balik harus bagian dari program Pendukung dan modifikasi harus dapat teramati dalam setiap komponen dalam system Focus dalam merencanakan pengembangan dapat dicatat pada unit operasi (garis, staff atau unit pendukung) ini berarti bahwa meskipun program pengembangan akan diinisiati pada level atas dari sebuah system. Umumnya bertanggung jawab pada perencanaan dan implementasi program spesifik. Akan istirahat dengan kepala unit seperti pimpinan, kepala departemen, supervasior, director, dan coordinator. Hipotesis ini terjaga dengan unit masing-
  • 24. masing unit yang harus memahami aturan organisasinya, ideal dan actual, dan menjadi jelas bahwa pengembangan harus ditempatkan pada pribadi-pribadi sebagai untuk meningkatkan dari keterlambatan kepada kondisi. Secara teoritis banyak bukti perubahan dalam perilaku individu akan menjadi hasil dari kualitas hubungan antara atasan dan bawahan. Konferensi yang meringkas kinerja bawahan dan membuat rencananya pertumbuhannya berada diatas proses. Itu adalah sebuah artikel iman diantara eksekutif bahwa pola prilaku personil dapat dimodifikasi dalam arah yang diinginkan oleh system melalui program pengembangan yang efektif. Dua akibat wajar ini adalah (a) line, staf, dan unit pendukung dalam system sekolah memiliki tanggung jawab utama untuk advokasi dan melaksanakan program pembnagunan dan (b) kepala unit merupakan penentu utama dari efektifitas program. Jika kita berpegang pada asumsi bahwa kepala unit adalah tokoh kunci dalam memodifikasi perilakunya bawahan dalam arah yang diinginkan, maka berikut bahwa sistem harus memberikan pemikiran yang cukup besar untuk pengembangan semua administrator dalam system yang langsung kerja orang dewasa lainnya. Itu adalah kepala unit (misalnya kepala sekolah) yang inducts personel ke dalam system, melakukan tindak lanjut wawancara, menentukan kekuatan dan kelemahan mereka, belajar untuk memahami perasaan dan masalah mereka, menyampaikan kepada mereka perlunya pembangunan, set disepakati bersama tujuan pembangunan, cek kemajuan kea rah pencapaian tujuan berfungsi sebagai guru dan pelatih, dan mengakui pekerjaan yang dilakukan. Dalam penambahan, kepala unit menyarankan administrasi pada pusat pengembangan kebijakan dan program tertentu dan membuat yang perlu adalah menjadi kegiatan yang diterapkan dan program sedang dilaksanakan efektif. Implikasi yang dia adalah yang harus perilaku system program pengembangan untuk administrator, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang proses pembangunan staf, termasuk cara adalah kebutuhan diindentifikasi, bagaimana teori yang terkait tujuan pembangunan, dan bagaimana sukses pembangunan yang upaya ditaksir.
  • 25. 3.4. Evaluasi Program Phase 4 : Mengevaluasi Program Pengembangan Staf Proses pembangunan, seperti yang diperkenalkan pada gbr. 6.5., termasuk fase 4 (evaluasi) sebagai langkah mencapai pencaknya, karena kegiatan yang berkaitan dengannya melibatkan pengeluaran usaha manusia dan sumber daya fisik dari system. Dewan pendidikan, agen, dan masyarakat pada umumnya mengharapkan pengembalian yang adil pada sumber daya yang diinvestasikan dalam kegiatan ini. Dua jenis pertanyaan yang biasanya mengangkat tentang operasi dari setiap aktivitas organisai berhubungan dengan administralive dan rasionalitas. Jenis pertama dari pertanyaan mencari informasi tentang sejauh mana administrasi tahu bagaimana diterapkan pada proses pembangunan, yaitu cara yang direncanakan, diorganisir, diarahkan, dan dikendalikan. Pertanyaan kedua mencari informasi tentang tingkat efektivitas yang pengetahuan teknis yang tersedia diterapkan untuk proses. Misalnya, system sekolah mungin ingin tahu apakah teori terbaik untuk belajar yang digunakan untuk memodifikasi perilaku personel dalam program ini dan apakah cara untuk menentukan kebutuhan pembangunan berlaku. Tambahan, pertanyaan final dan jauh lebih sulit adalah apakah program pembangunan benar-benar membantu adalah organisasi untuk mewujudkan harian, tahunan dan tujuan jangka panjang. Menentukan apa keuntungan terukur yang telah dibuat oleh apa yang orang dalam apa kegiatan adalah keterampilan organisasi sebagian besar belum menguasai. Sebagai pencarian cara-cara ditingkatkan untuk menilai hasil pembangunan berlangsung, system dapat menilai program pembangunan untuk dampaknya pada pencapaian tujuan perilaku oleh personel, tanggapan kepala unit untuk hasil dicapai, dan kontribusi program untuk efektivitas system. Upaya pembangunan telah dikritik sering karena mereka tidak focus pada kebutuhan individu atau organisasi yang signifikan, mereka menyerang masalah yang salah, atau mereka mencoba untuk memecahkan masalah yang benar dengan teknik instruksional yang tidak tepat. Dua kekurangan tambahan program-program pembangunan harus diperhatikan : (a) dalam beberapa system sekolah, evaluasi tidak terjadi sama sekali, dan (b) evaluasi sering terjadi untuk peencana sebagai renungan. Rencana evaluasi harus dikembangkan bersamaan dengan definisi perubahan perilaku, pilihan isi, dan desain metodologi instruksional. Rencana harus mencakup pengumpulan data
  • 26. tentang apakah masalah dimana proyek pengembangan difokuskan telah diselesaikan dan apakah transaksi belajar membawa hasil yang diinginkan dalam kinerja posisi. Jika pendekatan pembangunan untuk mengarah pada perbaikan yang diinginkan dalam rangka. Patut memperkuat titik bahwa program kontet (apa untuk mengajar) dan program metode (bagaimana harus diajarkan) merupakan keputusan penting untuk desain dan evaluasi program pengembangan staf. Proses belajar dengan perilaku yang baru (keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan sikap) yang diperoleh melibatkan berlatih perilaku tersebut dengan tujuan agar mereka menghasilkan perubahan yang relative abadi. Ada berbagai atau set ide-ide tentang cara dimana pembelajran berlangsung. Teori belajar ada sering disebutkan dalam literature adalah perilaku (belajar melalui trial and error), social (belajar dari orang lain) dan kognitif atau gestalt (belajar dipengaruhi oleh berbagai factor). Implikasi teori pembelajaran untuk pengembangan personil termasuk identifikasi perilaku kunci yang akan diperoleh, mendaftar kerjasama pelajar, menunjukan kepada pelajar sifat dan penting nya perilaku, memberikan kesempatan berlatih, memperkuat perilaku yang benar, memberikan umpan balik, dan mengkui dan bermanfaat permanen dari yang diinginkan perubahan. Jenis pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi apakah atau tidak dimaksudkan tujuan dari proyek pembangunan telah dicapai meliputi : Peserta dampak-apa yang telah dilakukan proyek untuk mengubah perilaku peserta? Posisi dampak-melakukan kinerja peserta meningkatkan dalam pengaturan posisi? Dampak-organisasi dengan cara apa dan sampai sejauh mana melakukan upaya pembangunan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi? Pemeriksaan pertanyaan-pertanyaan ini membawa ke focus kebutuhan untuk hati-hati menetukan tujuan dari program pengembangan dan kriteria terkait dengan mana mereka akan diukur. Jika tujuan tidak jelas, kesulitan dalam memilih atau merancang teknik pengukuran yang sesuai atau dalam menilai apakah hasil yang diharapkan dicapai yang mendatang. Misalnya, sistem sedang mempertimbangkan apakah akan memberikan sejumlah X dolar uang sekolah untuk setiap guru menyelesaikan jam X kredit pascasarjana. Jelas bahwa biaya efektifitas biaya program ini akan sulit untuk mengevaluasi sampai tahu apa hasil yang spesifik yang diantisipasi oleh pejabat pemerintahan. Demikian, lulusan kursus yang biaya
  • 27. $1,000 per guru tapi tidak mengandung ketentuan untu tujuan pembangunan tertentu mungkin dianggap tinggi dalam biaya (dolar-berbaring) dan rendah efektitas (kontribusi untuk tujuan usaha yang spesifik per dolar dikeluarkan). Perimbangan evaluasi yang penting. Setiap sistem sekolah dihadapkan bervariasi kali dengan keputusan yang berkaitan dengan seleksi, adaptation, dukungan, nilai, kelanjutan dan remediasi program pengembangan staf. Keputusan yang rasional dapat dibuat dengan keyakinan besar jika ada beberpa dasar untuk menetukan apakah program peningkatan telah atau akan efektif dan efisien. Pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan sejauh apa yang telah terjadi dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku posisi dan dampak organisasi yang mana-mana. Disamping itu, penyelidikan orang yang berpikiran ingin tahu apakah perubahan dalam variable yang tercantum dapat dikaitkan dengan program pengembangan staf. Jika tahap evaluasi dihilangkan dari proses pengembangan staf (tahap 4 dari figure 6.5) ada kekurangannya umpan balik untuk memperbaiki cacat program yang sedikit informasi yang berguna untuk meningkatkan pengambilan keputusan, dan tidak ada fondasi untuk meningkatkan upaya pembangunan total. Ada banyak kendala yang terlibat dan banyak hambatan untuk mengatasi dalam evaluasi program pengembangan staf. Selain itu, ada berbagai sudut pandang tentenag perlunya, pendekatan untuk efek, dan nilai-nilai yang berasal dari evaluasi. Namun demikian, pendapat kolektif mendukung proposisi bahwa peningkatan pengembangan staf. Selain itu, ada berbagai sudut pandang tentang perlunya, pendekatan untuk, efek, dan nilai-nilai yang berasal dari valuasi. Namun demikian, pandapat kolektif mendukung proposisi bahwa peningkatan pengembangan staf tanpa evaluasi sangat tidak mungkin. Apalagi, ada kesepakatan yang cukup bahwa kesadaran factor penting dalam tahap evaluasi dari proses pengembangan staf memungkinkan untuk mengindari evaluasi berguna dan meningkatkan kemungkinan berasal informasi yang akan membentu dalam memberikan arah perencanaan pengembangan staf. Itu dalam hubungan ini membawa pertimbangan kunci yang terlibat dalam evaluasi program pengembangan staf diuraikan dalam table 6.5.
  • 28. Table 6.5., Pertimbangan utama dalam evaluasi program pengembangan staf faktor Ilustrasi pertanyaan Tujuan Evaluasi Apa yang harus dievaluasi?(tujuan program metode?program?orang proses?produk?) Prinsip-prinsip evaluasi Akan evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip? (sistematis? Objektivitas? Relevansi? Verifikasi kelayakan? Spesifisitas? Tipe Evaluasi Efektivitas biaya?) Program evaluasi spesifikasi? Teknik spesifik? Total upaya program? Formatif? Sumatif? ) Kriteria Reaksi kriteria? Kombinasi keduanya? Kriteria pengukuran Mengukur kriteria apa yang akan dipekerjakan? (teknik observational tes? Rating? Sistem catatan kinerja? Data evaluasi Wawancara?) Bagaimana data disimpan? Dianalisis? Ditafsirkan? Dihargai? Hasil Apa jenis hasil akan dievaluasi? (kompetensi professional mendapatkan pembelajar? Program perbaikan? validitas pelatihan? Validitas kinerja? Validitas intraorganisasional? Validitas intraorganisasional?) Analisis isi dalam table 6.5 membawa mempertimbangkan pengamatan ini : Proses evaluasi yang kompleks, luas, dan membutuhkan kompetensi canggih untuk memulai, melaksanakan, dan mengkoordinasikan semua aspek tersebut.
  • 29. Tahap evaluasi dari proses pengembangan staf membutuhkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku posisi yang mewakili konten untuk program pengembangan staf untuk meningkatkan kemampuan evaluasi sistem itu Tujuan evaluasi merupakan sehingga untuk berbicara, mesin, yang menarik kereta evaluasi, metode evaluasi, kriteria, ukuran kriteria, dan pengumpulan dan penyempurnaan data berasal dari tujuan evaluasi. Kita dapat meringkas ini pada tahap evaluasi pengembangan staf dengan menyarankan bahwa memelihara sumber dya manusia organisasi merupakan tanggung jawab kepemimpinan utama. Melekat dalam kewajiban ini adalah investasi organisasi waktu, uang, dan bakat untuk penyelesaian masalah evaluasi utama. Masalah ini baik dengan desain atau default telah serius diabaikan dan akan menjadi bahkan lebih kritis dalam terang perubahan social, perkembangan teknologi, dan erosi dari pandangan public kualitas dan efektivitas sekolah Negara. Tinjauan Pratinjau Bab ini maju proposisi bahwa system sekolah yang menganut kebijakan pembangunan berkelanjutan adalah salah satu yang menyediakan dirinya dengan keuntungan strategis penting. Fitur kunci dari ini meliputi : Perbaikan sekolah meskipun pengembangan personil paling baik dilakukan dalam unit kehadiran di sekolah dan system sekolah. Duplikasi praktek-praktek terbaik atau tradisional yang kurang memuaskan pendekatan untuk menghasilkan program-program pengembangan staf yang efektif Proses pengembangan staf mencakup identifikasi kebutuhan, menetapkan tujuan program, membuat rencana untuk mencapai tujuan (termasuk metode pengiriman instruksional) dan mengevaluasi hasil program Pengembangan desain program formal terdiri dari isi program, metode, pengaturan, partisipasi, dan sumber daya Pengembangan staf mencakup pengembangan anggota individu, kelompok, system dan papan
  • 30. Kriteria untuk mengevaluasi program-program pengembangan staf termasuk peserta, posisi, kelompok kerja, dan dampak organisasi Factor utama yang harus dipertimbangkan dalam penilaian keburuhan personil adalah lingkungan eksternal dan internal, sistem sekolah, posisi, pemegang posisi, pertandingan posisi orang, konteks posisi dan kelompok kerja. Isyarat untuk merancang program dapat diturunkan dari sistem, kebijakan dan praktek, tren nilai, thap karir, dan lingkungan eksternal. Dalam bab 7 proses penilaian akan diperlakukan sebagai salah satu yang terkait erat dengan proses pengembangan staf, dan satu dari mana informasi yang berarti dapat diturunkan untuk membantu pengambil keputusan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan, pemilihan, dan evaluasi dari kedua metode pengembangan dan seluruh upaya pembangunan.
  • 31. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan a. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada sangat jauh dari apa yang diharapkan. Potret SDM aparatur saat ini yang menunjukkan profesionalisme rendah, banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur, tingkat gaji yang tidak memadai, pelayanan kepada masyarakat yang berbelit-belit, kurang kreatif dan inovatif, bekerja berdasarkan juklak dan juknis.Hal ini dikarenakan dengan sering terjadi perubahan terhadap pelaksanaan pemerintahan, sehingga terjadi perubahan terhadap aturan – aturan yang mendasari pelayanan publik b. Dengan keadaan sekarang dikhawatirkan akan tidak adanya terjadi perubahan, maka di masa yang akan datang maka SDM aparatur harus ditingkatkan, bermacam cara untuk meningkatkan aparatur SDM baik di tingkat pusat maupun daerah salah satu cara yang tepat adalah melalui pendidikan dan pellatihan pada saat memulai kerja, atau sedang dalam masa kerja tersebut baik terhadap pegawai yang baru bahkan sampai level pegawai yang paling tinggi guna untuk meningkat kompetensi dan mendukung pengembangan SDM aparatur itu sendiri c. Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia, mempunyai posisi yang sangat dibutuhkan dalam upaya menjembatani perkembangan dunia yang semakin transparan dan global. Untuk itu perlu ada strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, yang mengarah pada pembangunan sumber daya manusia yang seutuhnya baik pembangunan dalam bidang jasmani maupun rohani. Hal itu dilakukan melalui proses pendidikan,pelatihan dan pembinaan serta menciptakan kondisi yang dibangun oleh setiap manajer dalam suatu organisasi baik bisnis maupun organisasi publik secara terstruktur dan profesional. 5.2. Saran a. oleh karena profesionalisme aparatur SDM yang diharapkan sangat tinggi, maka hendaknya pemerintah pusat maupun daerah hendaknya lebih bijak menghadapi permasalahan ini karena masyarakat membutuhkan pelayanan yang terbaik, bukan hanya sekedar pembangunan yang baik. Dengan cara meningkatkan pembinaan dan evaluasi baik terhadap pegawai ditingkat paling rendah maupun pejabat yang memegang peranan penting.
  • 32. b. Para aparatur harus siap dengan kemajuan, baik dengan cara personal maupun organisasi harus mendukung kemanjuan tersebut serta menjembatani agar para pegawai tidak kaku, canggung terhadap kemajuan teknologi guna pembangunan yang lebih baik serta pelayanan masyarakkat yang terbaik. Agar para pegawai menjadi pegawai yang tepat diharapkan yang mampu menyesuaiakan diri dalam keadaan apapun. c. Cara yang paling tepat dengan mengadakan kegiatan pembelajaran personal atau dengan pendidikan pelatihan yang mendukung kemajuan teknologi global. Pendidikan dan pelatihan dimaksud agar dapat disusun sesuai dengan konsep dan teori yang ada juga disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sekarang berjalan. Sesuai dengan strategi pengembangan yang tentunya melalui pendidikan dan pelatihan terhadap aparatur SDM pemerintah pusat maupun daerah.
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Dessler, G., Human Resource management. 8thEdition. New jersey: Prentice-Hall.Inc, 2000 ———–, Human resource management /gary dessler : alih bahasa, benyamin Molan ; penyunting, Triyana Iskandarsyah. Ed7, Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997 Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 1, cet. 15. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008 ———-, Organisasi, kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: C.V. Haji Masagung, 1986 Susilo, Heru, Mencari Starategi Pengembangan Sumberdaya manusia dalam Organisasi,Malang ,FIA Unibraw dan IKIP Malang, 1995 Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (2000), Manajemen Pemerintahan Baru, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Jakarta, 2000 ———-,Manajemen Sumber Daya A paratur Pemerintah Daerah (Pusat Kajian Pemerintahan STPDN), Fokus Media kerjasama dengan Pusat kajian Pemerintahan STPDN, Cetakan Pertama, Bandung, 2002 Usmara, A, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Amara books, 2002 Iswanto, Yun, Materi Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia;1-9;EKMA4214/3sks, cet.6, Universitas Terbuka, Jakarta, 2009 A. Aziz Sanapiah, Makalah ―STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN‖ http://www.unidar.ac.id/2011/05/22/sertifikasi-guru-diubah-melalui-pendidikan-dan- latihan.html didownload 29 september 2011 waktu 9.20 wib