SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
OPTIMASI FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN KEMANGI
  (Ocimum sanctum L.) DENGAN CAMPURAN AVICEL PH 101 DAN
       LAKTOSA SECARA SLD ( SIMPLEX LATTICE DESIGN)
  THE OPTIMUM FORMULATION OF TABLET OF KEMANGI LEAVE
 EXTRACT ( Ocimum sanctum L. ) WITH THE MIX OF AVICEL PH 101
       AND LACTOSE BY SLD ( SIMPLEX LATTICE DESIGN)

               Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas
                     Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
                Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127

                                   ABSTRAK

Daun kemangi ( Ocimum sanctum L. ) merupakan tanaman obat tradisional yang
berguna untuk menurunkan panas. Penelitian ini untuk mengetahui proporsi
optimum campuran Avicel PH 101 dan laktosa dalam formulasi tablet ekstrak
daun kemangi dengan metode Simplex Lattice Design. Ekstrak daun kemangi
diperoleh dengan soxhletasi serbuk daun kemangi menggunakan etanol 70 %.
Ekstrak yang diperoleh diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental yang kemudian
dikeringkan dengan aerosil. Formula tablet berdasarkan metode SLD dengan
eksipien Aviciel PH 101(A) dan laktosa (B) yaitu : F1 ( 100% A), F2 (100 % B),
F3 ( 50% A : 50% B). Tablet ekstrak daun kemangi dibuat secara granulasi
basah. Granul diuji kecepatan alir, kompaktibilitas dan daya serap air. Hasilnya
untuk mendapatkan persamaan SLD. Persamaan tersebut digunakan untuk
membuat tablet dengan respon total sifat fisik granul yang paling optimum, data
sifat granul formula optimum hasil perhitungan berdasarkan persamaan SLD
dengan hasil pengujian sesungguhnya dianalisis menggunakan uji t. Tablet
formula optimum diuji sifat fisiknya yang meliputi: keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Hasil penelitian menunjukkan
campuran Avicel PH 101 90% - laktosa 10% memberikan hasil yang optimal
pada sifat fisik granul dan tablet ekstrak daun kemangi yang dihasilkan
memenuhi uji sifat fisik tablet.

Kata kunci: ekstrak daun kemangi ( Ocimum sanctum L. ) , tablet, laktosa,
              avicel PH 101, simplex lattice design.

                                   ABSTRACT

The experiment used basil (Ocimum sanctum L.) leaves, a traditional medical
plant that is used as antipyretic. The study was to find out the optimum proportion
of avicel pH 101 and lactose mixture in tablet making of basil leaves extract by
simplex lattice design method. Basil leaves extract was obtained by soxhletation
of basil leaves powder using ethanol 70%. The obtained extract was evaporated
until thick extract was obtained and then it was dried with aerosil. Tablet formula
was based on SLD method with excipients of Avicel pH 101 (A) and Lactose (B)
i.e.: F1 (100% A), F2 (100% B), F3 (50%A:50%B). Tablets of basil leaves extract
were made by wet granulation. The granules were tested for the fluidity,
compactability, and water absorbability. The result was to obtain SLD equation.



                                                                                12
The equation was used to make tablets with the most optimum total respond of
granules’ physical properties. The data of granules’ physical properties from
optimum formula as the result of calculation based on SLD equation and the
empiric result was analyzed using T-test. Tablets of the optimum formula were
tested for the physical properties including weight uniformity, hardness, friability,
and disintegration time. The result of the experiment showed that optimum
formula was obtained from Avicel PH 101 90% - Lactose 10% mixture at
granules’ physical properties, and the obtained tablets of basil leaves extract
fulfilled tablet physical property test.
Keywords: Basil (Ocimum sanctum L.) leaves, tablet, lactose, Avicel PH 101,
          Simplex Lattice Design

                                PENDAHULUAN

       Tanaman kemangi merupakan tanaman yang sangat dikenal masyarakat
Indonesia, karena biasanya digunakan sebagai lalap. Daun kemangi secara
tradisional banyak digunakan untuk mengurangi bau badan dan bau keringat,
bau mulut, badan lesu, panas dalam, sariawan, peluruh gas perut, peluruh haid,
peluruh ASI, dan ejakulasi prematur (Hambali et al. 1996).
        Kandungan kimia yang terdapat pada daun kemangi adalah saponin,
flavonoida, dan tannin, sedangkan bijinya mengandung saponin, flavonoida, dan
polifenol (Depkes RI 2001).
        Dalam penelitian ini daun kemangi (Ocimum sanctum L.) diperoleh dalam
bentuk ekstrak yang diekstraksi dengan menggunakan etanol 70% dengan cara
soxhletasi. Etanol 70% merupakan pelarut yang serbaguna untuk ekstraksi.
Metode soxhletasi mempunyai keuntungan yaitu pelarut yang digunakan relatif
sedikit dan karena penyarian terjadi berulang-ulang maka zat yang tersari dalam
pelarut lebih banyak (Voigt 1984).
        Tablet merupakan salah satu alternatif bentuk sediaan jamu yang paling
banyak diminati oleh perusahaan farmasi maupun oleh masyarakat. Bentuk
sediaan tablet lebih efisien dan dapat diubah-ubah serta praktis untuk digunakan
dalam pengobatan (King 1984). Tablet ekstrak daun kemangi merupakan salah
satu bentuk sediaaan yang dibuat untuk memudahkan penggunaannya sebagai
obat yang berfungsi sebagai penurun panas. Efek untuk menurunkan panas
diperoleh dari kandungan utamanya yaitu flavonoid.
        Metode granulasi basah banyak digunakan dalam pembuatan tablet.
Metode granulasi basah menggunakan bahan pengikat untuk membuat granulasi
sebagai campuran obat dan bahan tambahan sehingga dapat dikempa menjadi
tablet.    Sistem granulasi basah dapat mencegah deagregasi komponen
penyusun tablet yang telah homogen selama proses pencampuran.
        Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah Avicel
PH 101, laktosa atau campuran keduanya sebagai bahan pengisi. Avicel PH 101
merupakan bahan pengisi yang mempunyai kemampuan mengembang yang
baik sehingga menyebabkan waktu hancur yang singkat pada tablet. Daya
alirnya dihambat oleh pembentukan jembatan hydrogen, kompaktibilitas bagus,
sangat stabil, dan mudah dikempa (Voigt 1984). Laktosa merupakan bahan
pengisi yang paling banyak digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir
semua bahan obat, granulnya cepat kering tapi daya hancurnya rendah (Peak et
al 1980). Laktosa mempunyai sifat alir yang bagus, kombinasi Avicel PH 101 –
Laktosa dalam penelitian ini dipilih agar dapat saling memberi keuntungan untuk



                                                                                  13
menutupi kekurangan dari masing – masing bahan yaitu Avicel PH 101
mempunyai sifat alir yang kurang baik dapat ditutupi oleh laktosa yang sifat
alirnya lebih baik. Avicel PH 101 mempunyai waktu hancur yang lebih singkat
dibanding laktosa. Hal ini mendorong dilakukannya upaya optimasi terhadap
campuran Avicel PH 101 dan laktosa untuk mendapatkan formula yang optimum
dari campuran kedua pengisi tersebut agar sifat fisik tablet yang baik dapat
dipertahankan.
        Optimasi juga dapat dilakukan dengan secara triall and error yang artinya
bahwa metode trial and error ini menggunakan lebih dari tiga bahan, gambaran
simplex yang lebih sulit. Simplex tersebut umumnya ditunjukan dengan suatu
gambar sama sisi seperti segitiga untuk campuran tiga komponen dan
tetrahedron untuk sistem empat komponen. Tiap puncak menunjukkan suatu
formulasi yang mengandung suatu komponen murni atau presentasi maksimum
komponen itu, dengan tanpa adanya dua komponen lain atau pada konsentrasi
minimumnya. Pilihan dari konsentrasi atas (maksimum) atau konsentrasi bawah
(minimum) dari variabel-variabel bahan-bahan umumnya didasarkan pada
pendapat, pengalaman, atau data dari percobaan sebelumnya dan menunjukkan
konsentrasi dalam mana suatu produk yang aktif akan dibuat. Untuk metode trial
and error pada penelitian ini tidak bisa dilakukan karena hal ini dapat
menghabiskan waktu dan tenaga yang tidak sedikit dan juga menghabiskan
materi banyak. Salah satu metode yang digunakan adalah metode simplex lattice
design, salah satu dari beberapa teknik yang digunakan dalam prosedur optimasi
formulasi yang berguna dalam perencanaan sediaan obat. Prosedur ini dapat
digunakan untuk menentukan proporsi relatif, bahan-bahan yang membuat suatu
formulasi paling baik mengenai variabel atau hasil yang ditentukan. Suatu
masalah umum dalam farmasetika terjadi jika komponen-komponen formulasi
diubah-ubah dalam upaya untuk mengoptimalkan penampilannya mengenai
variabel-variabel seperti kelarutan obat, laju larut (disolusi), dan kekerasan.
Penerapan suatu rancangan simplex lattice design dapat digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah (Lachman et al. 1986).
        Penggunaan metode simplex lattice design diharapkan dapat
memperoleh formula yang optimum dari tablet ekstrak daun kemangi dengan
campuran pengisi Avicel PH 101– laktosa.

                                METODE PENELITIAN

Bahan :
        Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental
daun kemangi yang diperoleh dengan ekstraksi soxhletasi menggunakan pelarut
etanol 70% dan dikeringkan dengan aerosil. Bahan tambahan yang digunakan
dalam pembuatan tablet adalah laktosa, Avicel PH 101, Mg stearat, gelatin, Na
pati glikolat atau Eksplotab®, aerosil, dan aquadestilata. Semua bahan-bahan
yang digunakan merupakan bahan kualitas farmasi.

Alat :
       Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan listrik tipe
mettler teledo, mesin tablet single punch (Rieckermann Korsch Berlin), hardness
tester (Erweka), friabilator tester, stop watch, mortir, stamper, evaporator,
moisture balance EB – 340 MOC (Shimadzu), corong kaca, jangka sorong, dan
alat penunjang lainnya.



                                                                              14
Pembuatan campuran granul berdasarkan simplex lattice design
        Cara pembuatan granul ekstrak daun kemangi dapat dibuat dengan cara
sebagai berikut: Ekstrak daun kemangi yang telah dikeringkan dengan aerosil,
ditambah Avicel PH 101 dan laktosa dengan jumlah konsentrasi yang berbeda,
diaduk hingga homogen. Larutan gelatin 10% (Gelatin dilarutkan dengan
aquadest) ditambahkan sampai terbentuk massa yang siap digranulasi. Massa
granul diayak dengan ayakan no. 16, hasilnya dikeringkan dalam oven dengan
suhu 40° C-50°C. Setelah kering, granul diayak kemb ali dengan ayakan no. 18,
kemudian dilakukan uji sifat fisik meliputi susut pengeringan granul, kecepatan
alir, daya serap air dan kompaktibilitas. Setelah diketahui sifat fisik granul
optimum maka dicetak menjadi tablet dan dilakukan uji sifat fisik meliputi
keragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur.

Tabel 1. Formula Tablet Ekstrak Daun Kemangi campuran Avicel PH 101 -
          Laktosa berdasarkan simplex lattice design


                                                 Formula
 Komponen Formulasi
                             FI(mg)           FII(mg)             FIII(mg)
Ekstrak kental + aerosil      193               193                 193
    Avicel PH 101             424                 0                 212
       Laktosa                  0               424                 212
     Gelatin 10 %              20                20                  20
     Explotab 8%               56                56                  56
    Mg Stearat 1%               7                 7                   7
     Bobot tablet             700               700                 700

Metode Analisis

1. Pendekatan teoritis
   Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam farmakope
   Indonesia dan kepustakaan lainnya.

2. Pendekatan Statistik
   Hasil yang diperoleh dari percobaan dianalisis dengan pendekatan simplex
   lattice design. Data yang diperoleh dari perhitungan simplex lattice design
   (prediksi) dibandingkan dengan data hasil pengujian sesungguhnya dengan
   uji t. Jika data yang didapat terdistribusi normal, analisis data kuantitatif
   dilakukan secara statistik dengan menggunakan metode anava satu jalan
   dengan taraf kepercayaan ( signification level ) 95%, jika ada perbedaan
   bermakna dilanjutkan dengan uji SNK (student Newman Keuls). Jika data
   hasil percobaan tidak terdistribusi normal, dilakukan uji Kruskal –Wallis dan
   dilanjutkan uji Mann-Whitney. Pengujian menggunakan program SPSS 17.




                                                                             15
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Profil Sifat Fisik Granul
      Uji sifat fisik granul akan menghasilkan profil sifat fisik campuran dari
 persamaan dan perhitungan berdasarkan simplex lattice design. Profil ini
 digunakan untuk menentukan formula optimum dilihat dari kualitas granulnya.
 Hasil uji sifat granul yaitu uji kecepatan alir, uji kompaktiilitas, dan uji daya
 serap air digunakan untuk menentukan formula optimum.

                           Tabel 2. Hasil profil sifat fisik granul

     Sifat fisik granul             F1                   F2                F3

 Kecepatan-alir                9,03 ± 0,087        13,55 ± 0,301      11,15 ± 0,393
 (g/detik)
 Kompaktibilitas (kg)          8,10 ± 0,141         4,10 ± 0,100      6,14 ± 0,288
 Daya-serap-air                  143,38 ±          73,64 ± 0,515      128,21 ± 0,026
 (mg/menit)                       0,027

 Keterangan :
 Formula 1 = Avicel PH 101 100% - laktosa 0 %
 Formula 2 = Avicel PH 101 0 % - laktosa 100 %
 Formula 3 = Avicel PH 101 50 % - laktosa 50 %

Uji sifat alir granul ekstrak daun kemangi
        Dari hasil uji terhadap kecepatan alir granul berdasarkan pendekatan
simplex lattice design didapatkan persamaan untuk sifat alir yaitu:

                          Y = 9,03 (A) + 13,55 (B) – 0,6 (A)(B)

       (A) = proporsi avicel PH 101
       (B) = proporsi laktosa

        Persamaan diatas menunjukkan bahwa laktosa memberikan pengaruh
yang lebih besar (nilai koefisien = 13,55) terhadap kecepatan alir dibandingkan
dengan avicel PH 101 (nilai koefisien = 9,03) sebesar 100% memberikan nilai
respon kecepatan alir sebesar 13,55. Berkurangnya kadar laktosa dalam
campuran akan menurunkan respon kecepatan alirnya. Kecepatan alir juga
dipengaruhi oleh interaksinya walaupun relatif kecil (nilai koefisien = 0,6).
        Profil sifat alir granul (kecepatan alir) yang diperoleh dari penelitian
dengan menggunakan persamaan simplex lattice design, digambarkan sebagai
berikut :




                                                                                  16
Kecepatan alir
      Kecepatan alir
        (g/detik)




                                                   Perbandingan Avicel PH 101- Laktosa

    Gambar 1.                                  Profil kecepatan alir granul ekstrak daun kemangi
                                               berdasarkan persamaan simplex lattice design

Uji kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi
       Dari perhitungan diperoleh persamaan profil untuk uji kompaktibilitas yaitu

                             Y = 8,1(A) + 4,1(B) + 0,16 (A)(B)
       (A) = proporsi avicel PH 101
       (B) = proporsi laktosa

Persamaan diatas menunjukkan bahwa avicel PH 101 (nilai koefisien = 8,1)
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kompaktibilitas dibandingkan
dengan laktosa (nilai koefisien = 4,1). Kompaktibilitas granul juga dpengaruhi
oleh interaksinya (nilai koefisien = 0,16) walaupun relatif kecil. Hasil uji
kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi dari campuran laktosa dengan
avicel PH 101 berdasarkan persamaan dan perhitungan menggunakan
pendekatan simplex lattice design dapat digambarkan sebagai berikut :


                                                         Kompaktibilitas
                        Kompaktibilitas (kg)




                                                 Perbandingan Avicel PH 101- Laktosa
Gambar 2.              Profil kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi berdasarkan
                       simplex lattice design



                                                                                                   17
Uji Daya Serap Air
         Hasil uji terhadap daya serap air granul berdasarkan pendekatan simplex
lattice design didapatkan persamaan sebagai berikut :

                    Y = 143,38 (A) + 73,64 (B) + 78,8 (A)(B)

       (A) = proporsi avicel PH 101
       (B) = proporsi laktosa

Persamaan diatas menunjukkan bahwa avicel PH 101 (nilai koefisien = 143,38)
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap daya serap air dibandingkan
dengan laktosa (nilai koefisien = 73,64). Bahkan interaksi campuran bahan
pengisi avicel PH 101 dan laktosa memberikan pengaruh yang besar (nilai
koefisien = 78,8) dibandingkan dengan laktosa.
        Profil daya serap air yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan
persamaan simplex lattice design, digambarkan sebagai berikut :




Gambar 3. Profil daya serap air granul ekstrak daun kemangi berdasarkan
          simplex lattice design

Penentuan Profil Formula Optimum
        Respon masing-masing sifat fisik granul diberi bobot dengan jumlah bobot
 total sama dengan satu.         Kecepatan alir granul dengan bobot 0,4;
 kompaktibilitas dengan bobot 0,3; serta daya serap air dengan bobot 0,3.
        Satuan dari masing-masing respon berbeda maka perlu dicari nilai
 normalitas dari penilaian respon. Nilai X min untuk kecepatan alir adalah 7
 g/detik, dan X max sebesar 15 g/detik; nilai X min untuk kompaktibilitas adalah 3
 kg dan X max sebesar 10 kg; nilai X min untuk daya serap air adalah            70
 mg/menit dan X max sebesar 148 mg/menit.




                                                                               18
Tabel 3. Normalitas sifat fisik granul

     Proporsi         N kecepatan alir      N kompaktibilitas       N daya serap air
                       (X-7) : (15-7)         (X-3) : (10-3)        (X-70) : (148-70)
    100 % A               0,2500                 0,7286                 0,9408
   90 % : 10 %            0,3050                 0,6729                 0,9422
   80 % : 20 %            0,3538                 0,6186                 0,9236
   70 % : 30 %            0,4075                 0,5614                 0,8847
   60 % : 40 %            0,4625                 0,5057                 0,8256
   50 % : 50 %            0,4750                 0,4543                 0,7463
   40 % : 60 %            0,5750                 0,3914                 0,6467
   30 % : 70 %            0,6125                 0,3329                 0,5271
   20 % : 80 %            0,6938                 0,2757                 0,3872
   10 % : 90 %            0,7563                 0,2157                 0,2282
    100 % B               0,8188                 0,1571                 0,0467

Keterangan :
A = Proporsi Avicel PH 101
B = Proporsi laktosa

        R dapat dihitung dengan mengalikan N dengan bobot yang telah
ditentukan. Penentuan formula optimum didapat dari respon total fisik granul
yang paling besar.



                   Tabel 4. Nilai respon total sifat fisik granul

Proporsi         R kecepatan       R                   R daya serap     R total
                 alir            kompaktibilitas       air
                 N X 0,4         N X 0,3               N X 0,3

100 % A          0,1000          0,2186                0,2822           0,6008
90 % : 10 %      0,1220          0,2019                0,2827           0,6066
80 % : 20 %      0,1415          0,1856                0,2771           0,6042
70 % : 30 %      0,1630          0,1684                0,2654           0,5968
60 % : 40 %      0,1850          0,1517                0,2477           0,5844
50 % : 50 %      0,1900          0,1363                0,2239           0,5502
40 % : 60 %      0,2300          0,1174                0,1940           0,5414
30 % : 70 %      0,2450          0,0999                0,1581           0,5030
20 % : 80 %      0,2775          0,0827                0,1162           0,4764
10 % : 90 %      0,3025          0,0647                0,0685           0,4357
 100 % B         0,3275          0,0471                0,0140           0,3886

Keterangan :
A = Proporsi Avicel PH 101
B = Proporsi laktosa

      Granul ekstrak daun kemangi dari campuran Avicel PH 101 dan laktosa
dengan perbandingan 90 % : 10 %, mempunyai respon total tertinggi dibanding



                                                                                  19
formula yang lain, sehingga dapat disimpulkan campuran Avicel PH 101 90 %
dan laktosa 10 % merupakan campuran yang optimum pada pembuatan tablet
ekstrak daun kemangi.

Sifat Fisik Granul Ekstrak Daun Kemangi Formula Optimum

   Tabel 5. Hasil uji sifat fisik granul ekstrak daun kemangi formula optimum

           Kecepatan alir (gram/detik)            9,50 ± 0,124
           Kompaktibilitas ( Kg )                 7,62 ± 0,109
           Daya serap air (mg/menit)             143,26 ± 0,434

Kecepatan alir




Gambar 4. Profil kecepatan alir granul formula prediksi berdasarkan persamaan
          simplex lattice design dan formula hasil percobaan

        Dari hasil uji T diperoleh hasil uji kecepatan alir antara formula optimum
dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh
nilai signifikansi 0,283 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan
signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, yaitu rata-
rata kecepatan alir granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda
terhadap rata-rata kecepatan alir prediksi.




                                                                                    20
Kompaktibilitas




Gambar 5. Profil kompaktibilitas granul formula prediksi berdasarkan
          persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan

      Dari hasil uji T diperoleh hasil uji kompaktibilitas antara formula optimum
hasil percobaan dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice
design diperoleh nilai signifikansi 0,104 maka signifikansi ini lebih besar
dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti
Ho diterima, rata-rata kompaktibilitas granul formula optimum hasil percobaan
tidak berbeda terhadap kompaktibilitas hasil prediksi.

Daya Serap Air




Gambar 6. Profil daya serap air granul formula prediksi berdasarkan
          persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan



                                                                               21
Uji daya serap air merupakan parameter yang memegang peranan
penting karena berkaitan langsung dengan kemampuan tablet tersebut untuk
melepaskan zat aktifnya. Dari hasil uji T diperoleh hasil uji daya serap air antara
formula optimum hasil percobaan dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan
simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,098 maka signifikansi ini lebih
besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05
berarti Ho diterima, rata-rata daya serap air granul formula optimum hasil
percobaan tidak berbeda terhadap daya serap air granul hasil prediksi.

Sifat Fisik Tablet Formula Optimum

         Tabel 6. Sifat fisik tablet formula optimum ekstrak daun kemangi

         Sifat fisik tablet                            Formula optimum

         Keseragaman bobot                               697,60 ± 2,74
         Kekerasan (kg)                                   7,78 ± 0,24
         Kerapuhan (%)                                    0,42 ± 0,11
         Waktu hancur (menit)                             5,75 ± 0,50

Keragaman bobot tablet
       Hasil pemeriksaan keragaman bobot tablet ekstrak daun kemangi formula
optimum menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan yaitu tidak ada tablet
ekstrak daun kemangi yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 5% dan 10%
dari bobot rata-ratanya, seperti ketentuan yang ditetapkan Farmakope Indonesia
III.

Kekerasan tablet
       Dari hasil penelitian terhadap kekerasan tablet didapatkan bahwa tablet
ekstrak daun kemangi formula optimum yaitu kombinasi avicel PH 101 laktosa
dan sebesar 90% dan 10 % mampu memberikan kekerasan yang baik. Avicel PH
101 sebagai bagian yang besar dalam kombinasi mampu memberikan kekuatan
antar partikel yang sangat kuat sehingga tablet yang dihasilkan menjadi kompak.

Kerapuhan tablet
       Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet menunjukkan bahwa tablet ekstrak
daun kemangi formula optimum mempunyai nilai kerapuhan yang kecil dibawah
1 %. Ini menunjukkan bahwa tablet formula optimum tersebut memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Parrot (1970) yaitu kerapuhan kurang dari 1 %.

Waktu hancur tablet.
      Hasil pengujian waktu hancur tablet ekstrak daun kemangi formula optimum
didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit untuk
tablet yang tidak bersalut (Anonim, 1979). Waktu hancur tablet yang baik ini
karena kemampuan avicel PH 101 yang sangat baik dalam menyerap air
sehingga perlawanan terhadap kekuatan ikatan antar partikel semakin besar.
Akibatnya tablet akan cepat hancur.




                                                                                  22
KESIMPULAN

     Campuran bahan dengan proporsi Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 %
memberikan hasil optimal pada sifat fisik granul dan menghasilkan tablet ekstrak
daun kemangi yang memenuhi persyaratan uji sifat fisik tablet.

                            DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
       Republik Indonesia. hlm XXXIII, 6, 7, 807.
Depkes. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departemen
          Kesehatan Republik Indonesia. Hlm 247-248.
Hambali E, Nasution MZ, Herlina E. 1996. Membuat Aneka Herbal Tea.
          Jakarta: Penebar Swaday.hlm 39.
King RE. 1984. Dispending of Medication. Ed. Ke-9, Philadelphia: Mack
       Publishing Company. Hlm 52.
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
       Edisi III. Suyatmi S, penerjamah. Jakarta: UI Press. hlm 643-716
Voigt, R., 1984, Lehrburch der Pharmazeutishen Technology, Terjemahan
        Soendani Noerono, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke V, 155-
        215, 342-344, 559-561, Gadjah Mada University Press.




                                                                             23

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dilla Novita
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinDila Adila
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin CarlosEnvious
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatNur Kasim
 
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docLaporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docaufia w
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 

Tendances (20)

Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docLaporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 

Similaire à Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa

pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...REISA Class
 
46 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-2017012646 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-20170126kukuh agustina
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)evindatoh
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027dwifitriyani7
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxIrenee9
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas Nadiyayoo
 
13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdf13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdfDianPisesa
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiFransiska Puteri
 
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumfisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumIrham Maladi
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfqz6kq22g95
 

Similaire à Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa (20)

Presentation Laktosa
Presentation LaktosaPresentation Laktosa
Presentation Laktosa
 
uji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdfuji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdf
 
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
 
46 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-2017012646 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-20170126
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
Post Interest
Post InterestPost Interest
Post Interest
 
Sertifik Tretum
Sertifik TretumSertifik Tretum
Sertifik Tretum
 
Onter Terafik
Onter TerafikOnter Terafik
Onter Terafik
 
13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdf13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdf
 
Terafik Lirint
Terafik LirintTerafik Lirint
Terafik Lirint
 
Pretermik Interen
Pretermik InterenPretermik Interen
Pretermik Interen
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
 
Prepost Retrum
Prepost RetrumPrepost Retrum
Prepost Retrum
 
PP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptxPP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptx
 
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumfisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
 

Plus de Eva Apriliyana Rizki

Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Eva Apriliyana Rizki
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 

Plus de Eva Apriliyana Rizki (20)

Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
 
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
 
Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1
 
Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2
 
Presentasi Mr Tys
Presentasi Mr TysPresentasi Mr Tys
Presentasi Mr Tys
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
 
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Tabel (laporan) Farmasi Fisika
Tabel (laporan) Farmasi FisikaTabel (laporan) Farmasi Fisika
Tabel (laporan) Farmasi Fisika
 
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab ii kelarutan
Bab ii kelarutanBab ii kelarutan
Bab ii kelarutan
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Presentasi Farmakognosi
Presentasi FarmakognosiPresentasi Farmakognosi
Presentasi Farmakognosi
 
Resume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosaResume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosa
 

Dernier

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Dernier (20)

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa

  • 1. OPTIMASI FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DENGAN CAMPURAN AVICEL PH 101 DAN LAKTOSA SECARA SLD ( SIMPLEX LATTICE DESIGN) THE OPTIMUM FORMULATION OF TABLET OF KEMANGI LEAVE EXTRACT ( Ocimum sanctum L. ) WITH THE MIX OF AVICEL PH 101 AND LACTOSE BY SLD ( SIMPLEX LATTICE DESIGN) Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 ABSTRAK Daun kemangi ( Ocimum sanctum L. ) merupakan tanaman obat tradisional yang berguna untuk menurunkan panas. Penelitian ini untuk mengetahui proporsi optimum campuran Avicel PH 101 dan laktosa dalam formulasi tablet ekstrak daun kemangi dengan metode Simplex Lattice Design. Ekstrak daun kemangi diperoleh dengan soxhletasi serbuk daun kemangi menggunakan etanol 70 %. Ekstrak yang diperoleh diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental yang kemudian dikeringkan dengan aerosil. Formula tablet berdasarkan metode SLD dengan eksipien Aviciel PH 101(A) dan laktosa (B) yaitu : F1 ( 100% A), F2 (100 % B), F3 ( 50% A : 50% B). Tablet ekstrak daun kemangi dibuat secara granulasi basah. Granul diuji kecepatan alir, kompaktibilitas dan daya serap air. Hasilnya untuk mendapatkan persamaan SLD. Persamaan tersebut digunakan untuk membuat tablet dengan respon total sifat fisik granul yang paling optimum, data sifat granul formula optimum hasil perhitungan berdasarkan persamaan SLD dengan hasil pengujian sesungguhnya dianalisis menggunakan uji t. Tablet formula optimum diuji sifat fisiknya yang meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Hasil penelitian menunjukkan campuran Avicel PH 101 90% - laktosa 10% memberikan hasil yang optimal pada sifat fisik granul dan tablet ekstrak daun kemangi yang dihasilkan memenuhi uji sifat fisik tablet. Kata kunci: ekstrak daun kemangi ( Ocimum sanctum L. ) , tablet, laktosa, avicel PH 101, simplex lattice design. ABSTRACT The experiment used basil (Ocimum sanctum L.) leaves, a traditional medical plant that is used as antipyretic. The study was to find out the optimum proportion of avicel pH 101 and lactose mixture in tablet making of basil leaves extract by simplex lattice design method. Basil leaves extract was obtained by soxhletation of basil leaves powder using ethanol 70%. The obtained extract was evaporated until thick extract was obtained and then it was dried with aerosil. Tablet formula was based on SLD method with excipients of Avicel pH 101 (A) and Lactose (B) i.e.: F1 (100% A), F2 (100% B), F3 (50%A:50%B). Tablets of basil leaves extract were made by wet granulation. The granules were tested for the fluidity, compactability, and water absorbability. The result was to obtain SLD equation. 12
  • 2. The equation was used to make tablets with the most optimum total respond of granules’ physical properties. The data of granules’ physical properties from optimum formula as the result of calculation based on SLD equation and the empiric result was analyzed using T-test. Tablets of the optimum formula were tested for the physical properties including weight uniformity, hardness, friability, and disintegration time. The result of the experiment showed that optimum formula was obtained from Avicel PH 101 90% - Lactose 10% mixture at granules’ physical properties, and the obtained tablets of basil leaves extract fulfilled tablet physical property test. Keywords: Basil (Ocimum sanctum L.) leaves, tablet, lactose, Avicel PH 101, Simplex Lattice Design PENDAHULUAN Tanaman kemangi merupakan tanaman yang sangat dikenal masyarakat Indonesia, karena biasanya digunakan sebagai lalap. Daun kemangi secara tradisional banyak digunakan untuk mengurangi bau badan dan bau keringat, bau mulut, badan lesu, panas dalam, sariawan, peluruh gas perut, peluruh haid, peluruh ASI, dan ejakulasi prematur (Hambali et al. 1996). Kandungan kimia yang terdapat pada daun kemangi adalah saponin, flavonoida, dan tannin, sedangkan bijinya mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol (Depkes RI 2001). Dalam penelitian ini daun kemangi (Ocimum sanctum L.) diperoleh dalam bentuk ekstrak yang diekstraksi dengan menggunakan etanol 70% dengan cara soxhletasi. Etanol 70% merupakan pelarut yang serbaguna untuk ekstraksi. Metode soxhletasi mempunyai keuntungan yaitu pelarut yang digunakan relatif sedikit dan karena penyarian terjadi berulang-ulang maka zat yang tersari dalam pelarut lebih banyak (Voigt 1984). Tablet merupakan salah satu alternatif bentuk sediaan jamu yang paling banyak diminati oleh perusahaan farmasi maupun oleh masyarakat. Bentuk sediaan tablet lebih efisien dan dapat diubah-ubah serta praktis untuk digunakan dalam pengobatan (King 1984). Tablet ekstrak daun kemangi merupakan salah satu bentuk sediaaan yang dibuat untuk memudahkan penggunaannya sebagai obat yang berfungsi sebagai penurun panas. Efek untuk menurunkan panas diperoleh dari kandungan utamanya yaitu flavonoid. Metode granulasi basah banyak digunakan dalam pembuatan tablet. Metode granulasi basah menggunakan bahan pengikat untuk membuat granulasi sebagai campuran obat dan bahan tambahan sehingga dapat dikempa menjadi tablet. Sistem granulasi basah dapat mencegah deagregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen selama proses pencampuran. Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah Avicel PH 101, laktosa atau campuran keduanya sebagai bahan pengisi. Avicel PH 101 merupakan bahan pengisi yang mempunyai kemampuan mengembang yang baik sehingga menyebabkan waktu hancur yang singkat pada tablet. Daya alirnya dihambat oleh pembentukan jembatan hydrogen, kompaktibilitas bagus, sangat stabil, dan mudah dikempa (Voigt 1984). Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, granulnya cepat kering tapi daya hancurnya rendah (Peak et al 1980). Laktosa mempunyai sifat alir yang bagus, kombinasi Avicel PH 101 – Laktosa dalam penelitian ini dipilih agar dapat saling memberi keuntungan untuk 13
  • 3. menutupi kekurangan dari masing – masing bahan yaitu Avicel PH 101 mempunyai sifat alir yang kurang baik dapat ditutupi oleh laktosa yang sifat alirnya lebih baik. Avicel PH 101 mempunyai waktu hancur yang lebih singkat dibanding laktosa. Hal ini mendorong dilakukannya upaya optimasi terhadap campuran Avicel PH 101 dan laktosa untuk mendapatkan formula yang optimum dari campuran kedua pengisi tersebut agar sifat fisik tablet yang baik dapat dipertahankan. Optimasi juga dapat dilakukan dengan secara triall and error yang artinya bahwa metode trial and error ini menggunakan lebih dari tiga bahan, gambaran simplex yang lebih sulit. Simplex tersebut umumnya ditunjukan dengan suatu gambar sama sisi seperti segitiga untuk campuran tiga komponen dan tetrahedron untuk sistem empat komponen. Tiap puncak menunjukkan suatu formulasi yang mengandung suatu komponen murni atau presentasi maksimum komponen itu, dengan tanpa adanya dua komponen lain atau pada konsentrasi minimumnya. Pilihan dari konsentrasi atas (maksimum) atau konsentrasi bawah (minimum) dari variabel-variabel bahan-bahan umumnya didasarkan pada pendapat, pengalaman, atau data dari percobaan sebelumnya dan menunjukkan konsentrasi dalam mana suatu produk yang aktif akan dibuat. Untuk metode trial and error pada penelitian ini tidak bisa dilakukan karena hal ini dapat menghabiskan waktu dan tenaga yang tidak sedikit dan juga menghabiskan materi banyak. Salah satu metode yang digunakan adalah metode simplex lattice design, salah satu dari beberapa teknik yang digunakan dalam prosedur optimasi formulasi yang berguna dalam perencanaan sediaan obat. Prosedur ini dapat digunakan untuk menentukan proporsi relatif, bahan-bahan yang membuat suatu formulasi paling baik mengenai variabel atau hasil yang ditentukan. Suatu masalah umum dalam farmasetika terjadi jika komponen-komponen formulasi diubah-ubah dalam upaya untuk mengoptimalkan penampilannya mengenai variabel-variabel seperti kelarutan obat, laju larut (disolusi), dan kekerasan. Penerapan suatu rancangan simplex lattice design dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah (Lachman et al. 1986). Penggunaan metode simplex lattice design diharapkan dapat memperoleh formula yang optimum dari tablet ekstrak daun kemangi dengan campuran pengisi Avicel PH 101– laktosa. METODE PENELITIAN Bahan : Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental daun kemangi yang diperoleh dengan ekstraksi soxhletasi menggunakan pelarut etanol 70% dan dikeringkan dengan aerosil. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah laktosa, Avicel PH 101, Mg stearat, gelatin, Na pati glikolat atau Eksplotab®, aerosil, dan aquadestilata. Semua bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan kualitas farmasi. Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan listrik tipe mettler teledo, mesin tablet single punch (Rieckermann Korsch Berlin), hardness tester (Erweka), friabilator tester, stop watch, mortir, stamper, evaporator, moisture balance EB – 340 MOC (Shimadzu), corong kaca, jangka sorong, dan alat penunjang lainnya. 14
  • 4. Pembuatan campuran granul berdasarkan simplex lattice design Cara pembuatan granul ekstrak daun kemangi dapat dibuat dengan cara sebagai berikut: Ekstrak daun kemangi yang telah dikeringkan dengan aerosil, ditambah Avicel PH 101 dan laktosa dengan jumlah konsentrasi yang berbeda, diaduk hingga homogen. Larutan gelatin 10% (Gelatin dilarutkan dengan aquadest) ditambahkan sampai terbentuk massa yang siap digranulasi. Massa granul diayak dengan ayakan no. 16, hasilnya dikeringkan dalam oven dengan suhu 40° C-50°C. Setelah kering, granul diayak kemb ali dengan ayakan no. 18, kemudian dilakukan uji sifat fisik meliputi susut pengeringan granul, kecepatan alir, daya serap air dan kompaktibilitas. Setelah diketahui sifat fisik granul optimum maka dicetak menjadi tablet dan dilakukan uji sifat fisik meliputi keragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Tabel 1. Formula Tablet Ekstrak Daun Kemangi campuran Avicel PH 101 - Laktosa berdasarkan simplex lattice design Formula Komponen Formulasi FI(mg) FII(mg) FIII(mg) Ekstrak kental + aerosil 193 193 193 Avicel PH 101 424 0 212 Laktosa 0 424 212 Gelatin 10 % 20 20 20 Explotab 8% 56 56 56 Mg Stearat 1% 7 7 7 Bobot tablet 700 700 700 Metode Analisis 1. Pendekatan teoritis Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya. 2. Pendekatan Statistik Hasil yang diperoleh dari percobaan dianalisis dengan pendekatan simplex lattice design. Data yang diperoleh dari perhitungan simplex lattice design (prediksi) dibandingkan dengan data hasil pengujian sesungguhnya dengan uji t. Jika data yang didapat terdistribusi normal, analisis data kuantitatif dilakukan secara statistik dengan menggunakan metode anava satu jalan dengan taraf kepercayaan ( signification level ) 95%, jika ada perbedaan bermakna dilanjutkan dengan uji SNK (student Newman Keuls). Jika data hasil percobaan tidak terdistribusi normal, dilakukan uji Kruskal –Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Pengujian menggunakan program SPSS 17. 15
  • 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Profil Sifat Fisik Granul Uji sifat fisik granul akan menghasilkan profil sifat fisik campuran dari persamaan dan perhitungan berdasarkan simplex lattice design. Profil ini digunakan untuk menentukan formula optimum dilihat dari kualitas granulnya. Hasil uji sifat granul yaitu uji kecepatan alir, uji kompaktiilitas, dan uji daya serap air digunakan untuk menentukan formula optimum. Tabel 2. Hasil profil sifat fisik granul Sifat fisik granul F1 F2 F3 Kecepatan-alir 9,03 ± 0,087 13,55 ± 0,301 11,15 ± 0,393 (g/detik) Kompaktibilitas (kg) 8,10 ± 0,141 4,10 ± 0,100 6,14 ± 0,288 Daya-serap-air 143,38 ± 73,64 ± 0,515 128,21 ± 0,026 (mg/menit) 0,027 Keterangan : Formula 1 = Avicel PH 101 100% - laktosa 0 % Formula 2 = Avicel PH 101 0 % - laktosa 100 % Formula 3 = Avicel PH 101 50 % - laktosa 50 % Uji sifat alir granul ekstrak daun kemangi Dari hasil uji terhadap kecepatan alir granul berdasarkan pendekatan simplex lattice design didapatkan persamaan untuk sifat alir yaitu: Y = 9,03 (A) + 13,55 (B) – 0,6 (A)(B) (A) = proporsi avicel PH 101 (B) = proporsi laktosa Persamaan diatas menunjukkan bahwa laktosa memberikan pengaruh yang lebih besar (nilai koefisien = 13,55) terhadap kecepatan alir dibandingkan dengan avicel PH 101 (nilai koefisien = 9,03) sebesar 100% memberikan nilai respon kecepatan alir sebesar 13,55. Berkurangnya kadar laktosa dalam campuran akan menurunkan respon kecepatan alirnya. Kecepatan alir juga dipengaruhi oleh interaksinya walaupun relatif kecil (nilai koefisien = 0,6). Profil sifat alir granul (kecepatan alir) yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan persamaan simplex lattice design, digambarkan sebagai berikut : 16
  • 6. Kecepatan alir Kecepatan alir (g/detik) Perbandingan Avicel PH 101- Laktosa Gambar 1. Profil kecepatan alir granul ekstrak daun kemangi berdasarkan persamaan simplex lattice design Uji kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi Dari perhitungan diperoleh persamaan profil untuk uji kompaktibilitas yaitu Y = 8,1(A) + 4,1(B) + 0,16 (A)(B) (A) = proporsi avicel PH 101 (B) = proporsi laktosa Persamaan diatas menunjukkan bahwa avicel PH 101 (nilai koefisien = 8,1) memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kompaktibilitas dibandingkan dengan laktosa (nilai koefisien = 4,1). Kompaktibilitas granul juga dpengaruhi oleh interaksinya (nilai koefisien = 0,16) walaupun relatif kecil. Hasil uji kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi dari campuran laktosa dengan avicel PH 101 berdasarkan persamaan dan perhitungan menggunakan pendekatan simplex lattice design dapat digambarkan sebagai berikut : Kompaktibilitas Kompaktibilitas (kg) Perbandingan Avicel PH 101- Laktosa Gambar 2. Profil kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi berdasarkan simplex lattice design 17
  • 7. Uji Daya Serap Air Hasil uji terhadap daya serap air granul berdasarkan pendekatan simplex lattice design didapatkan persamaan sebagai berikut : Y = 143,38 (A) + 73,64 (B) + 78,8 (A)(B) (A) = proporsi avicel PH 101 (B) = proporsi laktosa Persamaan diatas menunjukkan bahwa avicel PH 101 (nilai koefisien = 143,38) memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap daya serap air dibandingkan dengan laktosa (nilai koefisien = 73,64). Bahkan interaksi campuran bahan pengisi avicel PH 101 dan laktosa memberikan pengaruh yang besar (nilai koefisien = 78,8) dibandingkan dengan laktosa. Profil daya serap air yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan persamaan simplex lattice design, digambarkan sebagai berikut : Gambar 3. Profil daya serap air granul ekstrak daun kemangi berdasarkan simplex lattice design Penentuan Profil Formula Optimum Respon masing-masing sifat fisik granul diberi bobot dengan jumlah bobot total sama dengan satu. Kecepatan alir granul dengan bobot 0,4; kompaktibilitas dengan bobot 0,3; serta daya serap air dengan bobot 0,3. Satuan dari masing-masing respon berbeda maka perlu dicari nilai normalitas dari penilaian respon. Nilai X min untuk kecepatan alir adalah 7 g/detik, dan X max sebesar 15 g/detik; nilai X min untuk kompaktibilitas adalah 3 kg dan X max sebesar 10 kg; nilai X min untuk daya serap air adalah 70 mg/menit dan X max sebesar 148 mg/menit. 18
  • 8. Tabel 3. Normalitas sifat fisik granul Proporsi N kecepatan alir N kompaktibilitas N daya serap air (X-7) : (15-7) (X-3) : (10-3) (X-70) : (148-70) 100 % A 0,2500 0,7286 0,9408 90 % : 10 % 0,3050 0,6729 0,9422 80 % : 20 % 0,3538 0,6186 0,9236 70 % : 30 % 0,4075 0,5614 0,8847 60 % : 40 % 0,4625 0,5057 0,8256 50 % : 50 % 0,4750 0,4543 0,7463 40 % : 60 % 0,5750 0,3914 0,6467 30 % : 70 % 0,6125 0,3329 0,5271 20 % : 80 % 0,6938 0,2757 0,3872 10 % : 90 % 0,7563 0,2157 0,2282 100 % B 0,8188 0,1571 0,0467 Keterangan : A = Proporsi Avicel PH 101 B = Proporsi laktosa R dapat dihitung dengan mengalikan N dengan bobot yang telah ditentukan. Penentuan formula optimum didapat dari respon total fisik granul yang paling besar. Tabel 4. Nilai respon total sifat fisik granul Proporsi R kecepatan R R daya serap R total alir kompaktibilitas air N X 0,4 N X 0,3 N X 0,3 100 % A 0,1000 0,2186 0,2822 0,6008 90 % : 10 % 0,1220 0,2019 0,2827 0,6066 80 % : 20 % 0,1415 0,1856 0,2771 0,6042 70 % : 30 % 0,1630 0,1684 0,2654 0,5968 60 % : 40 % 0,1850 0,1517 0,2477 0,5844 50 % : 50 % 0,1900 0,1363 0,2239 0,5502 40 % : 60 % 0,2300 0,1174 0,1940 0,5414 30 % : 70 % 0,2450 0,0999 0,1581 0,5030 20 % : 80 % 0,2775 0,0827 0,1162 0,4764 10 % : 90 % 0,3025 0,0647 0,0685 0,4357 100 % B 0,3275 0,0471 0,0140 0,3886 Keterangan : A = Proporsi Avicel PH 101 B = Proporsi laktosa Granul ekstrak daun kemangi dari campuran Avicel PH 101 dan laktosa dengan perbandingan 90 % : 10 %, mempunyai respon total tertinggi dibanding 19
  • 9. formula yang lain, sehingga dapat disimpulkan campuran Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 % merupakan campuran yang optimum pada pembuatan tablet ekstrak daun kemangi. Sifat Fisik Granul Ekstrak Daun Kemangi Formula Optimum Tabel 5. Hasil uji sifat fisik granul ekstrak daun kemangi formula optimum Kecepatan alir (gram/detik) 9,50 ± 0,124 Kompaktibilitas ( Kg ) 7,62 ± 0,109 Daya serap air (mg/menit) 143,26 ± 0,434 Kecepatan alir Gambar 4. Profil kecepatan alir granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan Dari hasil uji T diperoleh hasil uji kecepatan alir antara formula optimum dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,283 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, yaitu rata- rata kecepatan alir granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda terhadap rata-rata kecepatan alir prediksi. 20
  • 10. Kompaktibilitas Gambar 5. Profil kompaktibilitas granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan Dari hasil uji T diperoleh hasil uji kompaktibilitas antara formula optimum hasil percobaan dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,104 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, rata-rata kompaktibilitas granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda terhadap kompaktibilitas hasil prediksi. Daya Serap Air Gambar 6. Profil daya serap air granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan 21
  • 11. Uji daya serap air merupakan parameter yang memegang peranan penting karena berkaitan langsung dengan kemampuan tablet tersebut untuk melepaskan zat aktifnya. Dari hasil uji T diperoleh hasil uji daya serap air antara formula optimum hasil percobaan dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,098 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, rata-rata daya serap air granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda terhadap daya serap air granul hasil prediksi. Sifat Fisik Tablet Formula Optimum Tabel 6. Sifat fisik tablet formula optimum ekstrak daun kemangi Sifat fisik tablet Formula optimum Keseragaman bobot 697,60 ± 2,74 Kekerasan (kg) 7,78 ± 0,24 Kerapuhan (%) 0,42 ± 0,11 Waktu hancur (menit) 5,75 ± 0,50 Keragaman bobot tablet Hasil pemeriksaan keragaman bobot tablet ekstrak daun kemangi formula optimum menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan yaitu tidak ada tablet ekstrak daun kemangi yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 5% dan 10% dari bobot rata-ratanya, seperti ketentuan yang ditetapkan Farmakope Indonesia III. Kekerasan tablet Dari hasil penelitian terhadap kekerasan tablet didapatkan bahwa tablet ekstrak daun kemangi formula optimum yaitu kombinasi avicel PH 101 laktosa dan sebesar 90% dan 10 % mampu memberikan kekerasan yang baik. Avicel PH 101 sebagai bagian yang besar dalam kombinasi mampu memberikan kekuatan antar partikel yang sangat kuat sehingga tablet yang dihasilkan menjadi kompak. Kerapuhan tablet Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet menunjukkan bahwa tablet ekstrak daun kemangi formula optimum mempunyai nilai kerapuhan yang kecil dibawah 1 %. Ini menunjukkan bahwa tablet formula optimum tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Parrot (1970) yaitu kerapuhan kurang dari 1 %. Waktu hancur tablet. Hasil pengujian waktu hancur tablet ekstrak daun kemangi formula optimum didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut (Anonim, 1979). Waktu hancur tablet yang baik ini karena kemampuan avicel PH 101 yang sangat baik dalam menyerap air sehingga perlawanan terhadap kekuatan ikatan antar partikel semakin besar. Akibatnya tablet akan cepat hancur. 22
  • 12. KESIMPULAN Campuran bahan dengan proporsi Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 % memberikan hasil optimal pada sifat fisik granul dan menghasilkan tablet ekstrak daun kemangi yang memenuhi persyaratan uji sifat fisik tablet. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hlm XXXIII, 6, 7, 807. Depkes. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm 247-248. Hambali E, Nasution MZ, Herlina E. 1996. Membuat Aneka Herbal Tea. Jakarta: Penebar Swaday.hlm 39. King RE. 1984. Dispending of Medication. Ed. Ke-9, Philadelphia: Mack Publishing Company. Hlm 52. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Suyatmi S, penerjamah. Jakarta: UI Press. hlm 643-716 Voigt, R., 1984, Lehrburch der Pharmazeutishen Technology, Terjemahan Soendani Noerono, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke V, 155- 215, 342-344, 559-561, Gadjah Mada University Press. 23