3. Cara Masyarakat Masa Aksara Mewariskan
Masa Lalunya Melalui Tutur/Lisan
Cara Masyarakat Masa Aksara Mewariskan
Masa Lalunya Melalui Tulisan
TradisiSejarahMasyarakatPadaMasa
Aksara
Tradisi Sejarah Masyarakat Masa Aksara
Kepulauan Indonesia
5. Prasasti adalah piagam atau dokumen
yang ditulis pada bahan yang keras dan
tahan lama, umumnya adalah batu.
Disamping batu media penulisan lainnya
adalah kayu, dan logam. Istilah lain dari
prasasti adalah inskripsi (bahasa Latin)
atau batu tertulis.
NEXT
6. Wilayah kepulauan Indonesia segera memasuki
zaman sejarahnya ketika sumber tertulis yang
berupa prasasti awal telah dijumpai di wilayah ini.
Prasasti-prasasti pertama itu terdapat di wilayah
Jawa bagian Barat dan Kalimantan Timur. Di Jawa
bagian Barat berkembang kerajaan yang bercorak
kebudayaan India pertama kali, yaitu Tarumanagara
yang salah satu rajanya bernama Purnavarman.
Sementara itu di Kalimantan Timur juga berkembang
sistem kerajaan yang sama, berkat peninggalan-
peninggalan prasasti Yupa yang masih bertahan
hingga kini, diketahui adanya kerajaan kuno di
wilayah Kutai, rajanya yang dikenal dalam prasasti
bernama Aswawarmman.
7. Disamping media batu dan logam, dikenal juga media tulis
yang disebut lontar yang terbuat dari bambu, daun palem atau
daun tal. Lontar adalah daun palem tal atau borassus
flabellifer yang telah dikeringkan yang banyak digunakan
selama berabad-abad lamanya sebagai alas tulis di Jawa,
Bali, Lombok. Bahkan di Bali pemanfaatan lontar sebagai alas
tulis masih banyak dipakai oleh masyarakat tradisional.
Tulisan ditoreh di kedua sisi daun dengan menggunakan pisau
tajam, lalu hurufnya dihitamkan dengan memakai jelaga.
Halaman-halamannya, yaitu antara lontar yang satu dengan
yang lainnya dirangkaikan dengan tali memalui lubang di
tengah dengan dua papan kayu sebagai penutup. Tradisi ini
berkembang di hampir semua wilayah kepulauan Indonesia,
utamanya adalah Jawa.
8. Disamping menggunakan media batu, logam atau lontar
masyarakat masa sejarah Indonesia membuat catatan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan mereka
dengan menggunakan media kulit kayu atau kulit pohon.
Bagian kulit yang dipakai adalah kulit pohon bagian dalam.
Tradisi menulis dengan media kulit pohon ini di kepulauan
Indonesia diantaranya banyak dijumpai di daerah yang
sekarang dikenal dengan Batak. Kulit pohon ini banyak
dipakai oleh para peramal Batak untuk menuliskan mantra-
mantra tentang sihir atau ramalan dan pengobatan. Tulisan
yang berisi bacaan mantra atau sihir dan pengobatan yang
dimuat dalam kulit pohon itu kemudian mereka susun dalam
satu rangkaian naskah buku lipat yang disebut dengan
pustaha.
10. Emas, tembaga dan perak juga dipakai
sebagai alas tulis untuk urusan yang memiliki
makna penting, yang bersifat khusus. Salah
satu contohnya adalah penemuan kipas yang
terbuat dari emas masa kebesaran Kerajaan
Johor, Riau. Dalam kipas emas tersebut
termuat tulisan yang memberikan informasi
tentang prasasti Melayu yang menyatakan
asal usul sultan dari Bukit Siguntang serta
keturunanannya dari Iskandar Agung.
BACK
11. Hampir sama dengan daun palem tetapi
lebih tipis. Tulisan ditorehan dengan
menggunakan tinta atau kuas. Jadi tidak
menggunakan pisau. Diantara naskah
Jawa kuno yang merupakan peninggalan
tradisi tulis abad ke-14, adalah naskah
kuno yang tertulis dalam daun nipah yang
sekarang tersimpan di perpustakaan
Universitas Leiden, Belanda.
BACK
12. Bambu dipakai sebagai alas tulis setelah
sebelumnya dioles dan dikeringkan.
Penggunaan bambu sebagai alas tulis
banyak ditemukan di Sumatra diantara orang-
orang Batak, Lampung dan Rejang. Bambu
dibelah menjadi lembaran-lembaran lalu
dikeringkan dan dirangkaian seperti daun
palem atau dibiarkan dalam bentuk tabung
dan teks atau tulisannya ditoreh dengan
pisau tajam.
BACK
13. Merupakan alas tulis halus dengan
penampilan seperti kayu dan terbuat dari
kulit pohon murbei yang dipukuli.
Meskipun dekenal sebagai kertas Jawa,
sebanarnya dluwang bukanlah kertas,
karena tidak terbuat dari endapan encer.
Dluwang kebanyakan digunakan di Jawa
untuk menulis naskah-naskah berbahasa
Arab dan Jawa seperti pawukon atau
primbon.
BACK
15. Wayang beber
Merupakan bentuk seni pertunjukan
tradisional wayang, dimana wayangnya
sendiri dilukis pada gulungan kulit kayu, yang
diantaranya menggambarkan ksatria mitis
pada jaman dahulu. Dengan media gulungan
kulit kayu itulah dalang menggambarkan
kisahnya. Adegan-adegan yang tergambar
pada gulungan itu diuangkapkan dalam
penceritaan yang berkesinambungan.
NEXT
16. Wayang beber sebagai seni pertunjukan
pertama kali didokumentasikan oleh dua
orang Cina yang bernama Ma Huan dan Fei
Xin yang sedang mengunjungi Jawa pada
tahun 1416. pada waktu itu keduanya
menyaksikan banyak orang yang berjongkok
di depan pencerita sambil mendengarkan
apa yang sang pencerita ucapkan. Pada
abad ke-19, Raffles menulis hal yang sama
dalam bukunya, History of Java.
NEXT
17. Wayang kulit
Berbeda dengan wayang beber, wayang kulit
dalam menggambarkan suatu kisah atau
peristiwa dengan menggunakan tokoh-tokoh
tertentu yang disimbulkan. Dalang menggelar
pertunjukan di depan layar lebar dan
menghidupkan wayang-wayangnya dengan
menirukan berbagai suara dan bunyi-bunyian.
Cerita dalam wayang ini banyak bersumber
dari legenda dan kisah lisan sastra tulis dari
India dan Jawa sendiri. Miisalnya cerita
tentang Baratayuda, Ramayana, cerita Karna
gugur dan sebagainya.
18. Mak Yong merupakan seni pertunjukan. Tradisi ini berasal dari
Pattani, Thailand bagian Selatan pada abad ke-16. Di
Indonesia, tradisi lisan dalam bentuk pertunjukan Mak Yong ini
berkembang di daerh pesisir barat Sumatra. Pada awalnya
fungsi utama Mak Yong ini adalah sebagai bentuk
penghormatan kepada Yang Maha Kuasa. Tetapi dalam
perkembangannya lebih sarat akan hiburan. Banyak
dimainkan oleh para nelayan dan pedagang. Kisah-kisah
dalam Mak Yong banyak mengkisahkan tentang realitas hidup
masyarakat jaman dulu. Ceritanya dipertunjukkan dalam
bentuk prosa, tanpa naskah. Para pemainnya dapat bebicara
tanpa persiapan khusus, bahkan dapat memperpanjang
pertunjukan.
19. Didong merupakan bentuk kesenian tradisional orang
Gayo di daerah Aceh. Pertunjukan didong sering
berbentuk pertandingan antara dua kelompok yang
saling berkelakar sambil membuat sajak improvisasi
yang disebut syair. Syair-syairnya biasanya berisikan
tentang legenda kisah-kisah tertentu dan asal-usul
suatu wilayah atau tempat. Pada awalnya Didong
diadakan sebagai bagian dari keramaian untuk
merayakan perkawinan, hari-hari libur penting, dan
upacara tradisional lainnya. Dalam perkembangannya
kemudian mengalami pergeseran sebagai cara untuk
menghormati dan menghibur tamu.
20. Tanggomo merupakan bentuk puitis sastra
lisan yang berasal dari Gorontalo,
Sulawesi Utara. Berisikan syair-syair yang
didalamnya mengkisahkan tentang hal-hal
yang sedang hangat atau peristiwa
menarik setempat. Selain menghibur,
Tanggomo juga juga memberi banyak
informasi berupa peristiwa sejarah, mitos,
legenda, kisah keagamaan, dan
pendidikan.
21. Melalui nyanyian inilah masyarakat yang
tinggal di daerah pedalaman Kalimantan
bagian Tengah mewariskan sejarah
kehidupan masyarakat masa lalu.
Misalnya dalam pertunjukan Takna Lawe.
22. Pada Masa Awal Sejarah
Pada Masa Sejarah Klasik
Madya
Pada Masa Sejarah Klasik
Awal
Pada Masa Sejarah Klasik
Akhir
Pada Masa Islam
23. Periode sejarah Indonesia dimulai dengan munculnya prasasti-
prasasti pertama di Indonesia yang berasal dari akhir abad ke-4
atau awal abad ke-5 M. Sejarah atau ilmu yang mempelajari
catatan tertulis, secara teknis dimulai pada saat tersebut.
Sayang sekali selama abad-abad pertama setelah bangsa
Indonesia mulai menulis pada batu, kegiatan ini relatif jarang
dilakukan. Topiknya pun terbatas pada pencatatan peristiwa-
peristiwa keagamaan serta doa-doa. Baru menjelang akhir
abad ke-7 dan awal abad ke-8, prasasti di Indonesia mulai
memberi cukup banyak keterangan rinci sehingga tradisi-tradisi
masyarakat yang berkembang pada masa itu dapat diketahui.
Diantara bentuk-bentuk tradisi yang masyarakat kembangkan
pada masa sejarah awal Indonesia adalah:
1. Tradisi dalam Bidang Sosial
2. Tradisi dalam Bidang Agama
3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi
24. Tradisi sosial masyarakat pada masa ini
masih merupakan upaya mempertahankan
kebiasaan masyarakat sebelumnya. Para
penguasa, bangsawan dan orang-orang
kaya berupaya mempertahankan stratifikasi
sosial yang sudah ada. Tujuannya tidak lain
agar rakyat biasa tetap menghormati
mereka.
BACK
25. Berdasarkan sumber prasasti, tradisi kepercayaan
masyarakat kepulauan Indonesia masih bersifat
animisme dan dinamisme. Prasasti-prasasti di Jawa
biasanya berisikan kutukan terhadap siapa saja
yang menggangu keamanan, dengan memanggil roh
penunggu gunung dan makluk gaib lain. Prasasti
Kuti (804 M) berisi upacara pemanggilan terhadap
enam jenis roh. Kepercayaan pada yang gaib
biasanya disimbulkan atau dihubungkan dengan
“lumpang batu” (mirip seperti kebudayaan
masyarakat prasejarah).
BACK
26. Disamping pertanian, bukti linguistik menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia telah melakukan aktivitas perniagaan yang
tidak hanya sebatas antar wilayah kepulauan nusantara saja
tetapi sudah meluas ke luar negeri. Dicontohkan bahwa orang-
orang Indonesia bahkan telah sampai ke Madagaskar pada awal
milinium pertama Masehi. Sejarawan dari Romawi, Plyni
menggambarkan hal ini. Banyak orang-orang yang membawa
kayu manis ke Afrika Timur melewati Samudra Hindia. Dalam
perjalanan pulang mereka membawa serta kaca, perunggu,
pakaian, gelang dan kalung. Sumber berita Yunani dan Cina
menyatakan bahwa para pedagang Indonesia adalah pedagang
Asia Tenggara yang pertama kali mencapai Madagaskar.
Perniagaan dengan Cina pun sudah berkembang. Barang
dagangan Indonesia seperti cengkih mencapai istana dinasti
Han di Cina utara pada sekitar 2000 tahun yang lalu, mencapai
Roma tahun 70 Masehi.
BACK
27. 1. Tradisi dalam Bidang Sosial
2. Tradisi dalam Bidang Agama
3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi
28. Berdirinya kerajaan-kerajaan kuno telah
memunculkan tradisi pemujaan rakyat pada
raja, karena raja dianggap sebagai titisan
dewa di dunia. Kesenjangan sosial dan
stratifikasi sosial dalam masyarakat semakin
besar dan lebar. Spesialisasi atau
pengkhususan pekerjaan semakin nyata.
BACK
29. Pengaruh Hindu dan Budha pada masa ini
mulai menyebar khususnya sepanjang jalur
perdagangan (daerah pesisir pantai). Akan
tetapi sebagian besar masyarakat di banyak
daerah, kebiasaan keagamaan
(kepercayaan) sebelumnya yang berupa
animisme dan dinamisme masih tetap
mereka pertahankan.
BACK
30. Pertanian tetap merupakan tradisi
perekonomian utama masyarakat, disamping
perniagaan dan pelayaran. Dilihat dari jenis
tanamannya, penanaman padi secara intensif
sudah diperkenalkan sejak awal periode
sejarah klasik Indonesia. Banyak perkakas batu
dan logam yang ditemukan dibeberapa tempat
diduga digunakan untuk kegiatan cocok tanam
khususnya tanaman padi.
BACK
31. Pada masa klasik madya ini, tradisi sejarah masyarakat
kepulauan Indonesia tidak mengalami banyak perubahan
dari tradisi-tradisi sebelumnya. Tradisi pertanian dan
perdagangan mengalami perluasan dan peningkatan.
Satu hal yang membedakan adalah bahwa tradisi
masyarakat mulai mendapat pengaruh budaya Islam,
yang diantarnya dibawa oleh para pedagang muslim dari
luar. Anasir-anasir budaya Islam terjalin dalam suatu
hubungan yang rumit dengan adat atau tradisi yang
sudah ada sehingga melahirkan peristiwa-peristiwa
penting pada jaman klasik madya ini.
1. Tradisi dalam Bidang Sosial
2. Tradisi dalam Bidang Agama
3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi
32. Tradisi birokrasi semakin berkembang.
Kedudukan kaum cendekiawan semakin
penting baik dalam kerajaan maupun dalam
kehidupan masyarakat. Campur tangan
pemerintah kerajaan terhadap urusan irigasi
dan angkutan darat semakin menonjol.
BACK
33. Agama Hindu dan Budha semakin
mendapat tempat di masyarakat. Kendati
belum meluas pada semua lapisan
masyarakat (utamanya masyarakat desa)
tradisi penyembahan pada dewa-dewa
dalam kepercayaan dua agama itu mulai
menggantikan pemujaan mereka pada roh
nenek moyang dan benda-benda yang
dianggap memiliki kekuatan gaib.
BACK
34. Budaya pertanian dan perdagangan
semakin berkembang pesat. Masalah
perpajakan menjadi semakin rumit, terutama
ketika pendatang Cina mulai menetap di
Indonesia dan penerapan mata uang Cina
sebagai alat tukar dalam perdagangan
semakin dominan.
BACK
35. Tradisi sejarah masyarakat periode klasik akhir ditandai oleh
munculnya kerajaan-kerajaan kesatuan besar di Indonesia yang
diatur secara tradisional serta munculnya kekuatan-kekuatan
baru yang akhirnya mempengaruhi tatanan yang sudah ada
sebelumnya. Kekuatan-kekuatan itu antara lain kedatangan
budaya Islam dan imperialisme Eropa. Pengungkapan tradisi
masyarakat kepulauan Indonesia pada periode sejarah klasik
akhir diantaranya dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan
selama periode ini berupa karya sastra. Pengungkapan sastra
memungkinkan kita bisa melihat tradisi masyarakat Indonesia
jaman sejarah klasik akhir dari lebih banyak sisi dari pada
sebelumnya.
1. Tradisi dalam Bidang Sosial
2. Tradisi dalam Bidang Agama
3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi
36. Diantara mayarakat banyak yang berprofesi
sebagai penjual jasa untuk mendapatkan
uang. Penduduk pesisir pantai merupakan
campuran majemuk dari berbagai suku dari
berbagai wilayah di kepulauan Indonesia
dan bangsa-bangsa lain. Heterogenitas ini
yang lambat-laun mengikis tradisi pelapisan
sosial yang ada dalam masyarakat.
BACK
37. Keyakinan terhadap aliran Sivashidanta (dalam
agama Hindu) dan Mahayana (dalam agama
Budha) semakin kuat di Jawa dan Bali. Akan
tetapi dalam perkembangan yang terjadi
kemudian kedatangan pengaruh Islam mulai
mengikis tradisi kepercayaan masyarakat
tersebut. Ini terutama terjadi pada masyarakat
yang tinggal di daerah pesisir pantai. Sedang
pada masyarakat pedalaman relatif tetap
mempertahankan tradisi religi mereka.
BACK
38. Tradisi pertanian tetap dominan, terutama
pada masyarakat pedalaman. Tradisi
perdagangan atau perniagaan mengalami
perkembangan yang luar biasa pesat baik
itu perdagangan antar wilayah dan pulau di
Indonesia maupun perdagangan dengan
luar negeri terutama dengan India dan
kerajaan-kerajaan Asia Tenggara.
BACK
39. Masuknya Islam pada satu sisi telah membawa
sejumlah besar perubahan sosial. Tetapi sifat-
sifat tradisi budaya yang terbentuk selama
masa sebelumnya tidak segera berubah atau
hilang. Bentuk-bentuk tradisi dari kehidupan
sosial masyarakat sejak masa prasejarah
hingga Hindu-Budha sekalipun tetap
berkembang.
1. Tradisi dalam Bidang Sosial
2. Tradisi dalam Bidang Agama
3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi
40. Tradisi urbanisasi tumbuh dan berkembang
pada masa ini. Bahkan menurut data
sejarah tingkat urbanisasi di Indonesia sama
seperti yang terjadi di Eropa. Spesialisasi
(pengkhususan) pekerjaan sekali lagi
semakin menunjukkan
kekompleksitasannya.
BACK
41. Dominasi tradisi Islam semakin meluas dan
berkembang pada semua lapisan
masyarakat di Indonesia. Dalam
perkembangannya, proses penyebarannya
telah memunculkan varian-varian baru yang
memasukkan kepercayaan pra-Islam dalam
kesatuan antara manusia dan Tuhan,
diantaranya ada yang dalam bentuk aliran
kebatinan.
BACK
42. Kendati Portugis mendominasi perdagangan
di Malaka, tetapi perdagangan antar wilayah
Indonesia dan perdagangan antara
pedagang-pedagang nusantara dengan
pedagang muslim, India, tetap berlangsung.
Tradisi pasar juga berkembang pada masa
Islam.
BACK