SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Teori Konsumsi

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan
konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Factor-faktor
yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :



   1. Faktor Ekonomi

Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :
Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi.
Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika
tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka
kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi
semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )
Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah,
tanah, dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga).
Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan
disposable.
Tingkat Bunga ( Interest Rate )
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga
yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan
semakin maha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu,
misalnya dengan meminjam dari bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga
semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.
Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan
rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota
keluarga yang telah bekerja.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi
perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang
dijalankan pemerintah.



   2. Faktor Demografi

Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara
menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative
rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk
sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
o    Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
    tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
    yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
 o Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
   makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
   berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
 o Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
   pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
   hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat
   pedesaan.



      3. Faktor-faktor Non Ekonomi

Factor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi
adalah faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan
makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain
yang dianggap lebih hebat/ideal.



Teori Keynes ( Keynesian Consumption Model )

a.   Hubungan Pendapatan Diposable dan Konsumsi
      Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat
dipengaruhi oleh pendapatan diposabel saat ini (current diposable income). Jika
pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja
peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan diposabel.

C = Co + bYd           Ket : C = konsumsi
                              Co = konsumsi otonomus
                              b = marginal propensity to consume (MPC)
                              Yd = pendapatan diposable
                               0<b<1

       b.     Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal
             Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal Propensity to
     Consume, disingkat MPC) adalah konsep yang memberikan gambaran tentang
     berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu
     unit.

    MPC =     C
           Yd
0 < MPC < 1
c.    Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata
        Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to
  Consum, disingkat APC) adalah rasio antara konsumsi total dengan
  pendapatan disposabel total.

APC      =   C
              Yd
Karena besarnya MPC < 1, maka APC < 1



    d.      Hubungan Konsumsi dan Tabungan
          Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar
  digunakan untuk konsums, sedangkan sisanya ditabung. Kita juga dapat
  mengatakan setiap tambahan penghasilan disposabel akan dialokasikan untuk
  menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan
  disposabel yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan
  menabung marginal (Marginal Propensity to Save/MPS). Sedangkan rasio
  antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel disebut kecenderungan
  menabung rata-rata (Avarage Propensity to Save/APS)
Rumus :
Yd       = C + S (saving)
MPS       = 1 – MPC
APS      = 1 – APC




                              Teori Investasi

    Investasi adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian
penghasilan demi meningkatkan kemampuan, menambah/menciptakan nilai hidup
(penghasilan dan kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga
non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia.
   Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan
tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-
pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah
barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.

a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
       Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-
pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi, bangunan/gedung yang
baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali
investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan
modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu
diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.

b. Investasi Persediaan
          Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target
penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja
investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan
barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang
diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga
dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.



Nilai Waktu dari Uang
      1.     Nilai Sekarang ( Present Value )
Nilai nominal dari sejumlah mata uang belum tentu akan lebih berharga dimasa datang.
Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.

      V =     X              Ket : V = Nilai yang akan datang
     (1+r)                   X = Nilai sekarang
                              t = Waktu
                              r = Faktor diskonto

2. Nilai Masa Mendatang ( Future Value )
   Menghintung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai
   sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari
   sudut pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama.

F = A (1+r)         Ket : F = Nilai masa mendatang yang diharapkan
                          A = Investasi awal
                           t = Waktu

Kriteria Investasi

a.  Payback Period
    Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan
dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu
yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun
demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada
investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).

b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
    B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output
yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak
proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal
investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.

c.   Net Present Value (NPV)
      Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai
sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita
dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan
total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan
diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada
nilai sekarang dari biaya total.

d. Internal Rate of Return (IRR)
    Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat
NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan (r).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

a.        Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)

      1. Kondisi Internal Perusahaan
 Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol
 Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi. Sedangkan
 faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli,
 kedekatan denga pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.

      2. Kondisi Eksternal Perusahaan
 Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
 akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
 pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.

b. Biaya Investasi
     Hal yangpaling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat
bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin
menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan
investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor
yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.

     c.     Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal
          Efficiency of Investement (MEI)
1. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga
MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.

2. Marginal Effeciency of Capital (MEC) dan Marginal Efficiency of Investment (MEI

Contenu connexe

Tendances

Makalah nilai waktu uang
Makalah nilai waktu uangMakalah nilai waktu uang
Makalah nilai waktu uang
Ninda Kusuma
 
nilai waktu uang
nilai waktu uangnilai waktu uang
nilai waktu uang
Amrul Rizal
 
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensiNilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Kusuma Zulyanto
 
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Eka Mukarromah
 

Tendances (19)

Makalah nilai waktu uang
Makalah nilai waktu uangMakalah nilai waktu uang
Makalah nilai waktu uang
 
nilai waktu uang
nilai waktu uangnilai waktu uang
nilai waktu uang
 
Resume materi
Resume materiResume materi
Resume materi
 
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
 
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIKONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
 
Nilai waktu uang time value of money
Nilai waktu uang   time value of moneyNilai waktu uang   time value of money
Nilai waktu uang time value of money
 
Mk04 bunga
Mk04 bungaMk04 bunga
Mk04 bunga
 
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensiNilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
 
Risiko Perubahan Tingkat Bunga Dan Risiko Pasar
Risiko  Perubahan  Tingkat  Bunga  Dan Risiko PasarRisiko  Perubahan  Tingkat  Bunga  Dan Risiko Pasar
Risiko Perubahan Tingkat Bunga Dan Risiko Pasar
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1
 
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
 
Jawaban uas manajemen keuangan proses
Jawaban uas manajemen keuangan prosesJawaban uas manajemen keuangan proses
Jawaban uas manajemen keuangan proses
 
Konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensiKonsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318
 
TIME VALUE OF MONEY
TIME VALUE OF MONEYTIME VALUE OF MONEY
TIME VALUE OF MONEY
 
Jawaban uas manajemen keuangan proses
Jawaban uas manajemen keuangan prosesJawaban uas manajemen keuangan proses
Jawaban uas manajemen keuangan proses
 

En vedette

En vedette (6)

Jatim park
Jatim parkJatim park
Jatim park
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Identifikasi s1
Identifikasi  s1Identifikasi  s1
Identifikasi s1
 
Uang
UangUang
Uang
 
Menghidupkan orang mati
Menghidupkan orang matiMenghidupkan orang mati
Menghidupkan orang mati
 
5. skl prlk_mympg
5. skl prlk_mympg5. skl prlk_mympg
5. skl prlk_mympg
 

Similaire à Teori konsumsi investasi

Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Braja Mas
 
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolioInvestasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
itan00771
 
Investasi dan Penanaman
Investasi dan PenanamanInvestasi dan Penanaman
Investasi dan Penanaman
Joe HutaurukJr
 
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro IslamFungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
ade orreo
 

Similaire à Teori konsumsi investasi (20)

tugas makro kelompok 1.pptx
tugas makro kelompok 1.pptxtugas makro kelompok 1.pptx
tugas makro kelompok 1.pptx
 
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
 
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolioInvestasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
 
Bab 9 teori investasi
Bab 9 teori investasiBab 9 teori investasi
Bab 9 teori investasi
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Teori Konsumsi dan Investasi
Teori Konsumsi dan InvestasiTeori Konsumsi dan Investasi
Teori Konsumsi dan Investasi
 
Materi Teori Investasi 1 pada Mata Kuliah MIPM
Materi Teori Investasi 1 pada Mata Kuliah MIPMMateri Teori Investasi 1 pada Mata Kuliah MIPM
Materi Teori Investasi 1 pada Mata Kuliah MIPM
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
TVM 2.ppt
TVM 2.pptTVM 2.ppt
TVM 2.ppt
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptx
 
Definisi dan arti investasi
Definisi dan arti investasiDefinisi dan arti investasi
Definisi dan arti investasi
 
Teori investasi
Teori investasiTeori investasi
Teori investasi
 
Makalah Ekonomi Teknik
Makalah Ekonomi Teknik Makalah Ekonomi Teknik
Makalah Ekonomi Teknik
 
Investasi dan Penanaman
Investasi dan PenanamanInvestasi dan Penanaman
Investasi dan Penanaman
 
1TVOM.pdf
1TVOM.pdf1TVOM.pdf
1TVOM.pdf
 
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptP 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keu
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro IslamFungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
 

Plus de Fathur Marah

Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuanganFungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fathur Marah
 
Surat kuasa pengambilan uang makan
Surat kuasa pengambilan uang makanSurat kuasa pengambilan uang makan
Surat kuasa pengambilan uang makan
Fathur Marah
 
Undang undang no-62_tahun_1958
Undang undang no-62_tahun_1958Undang undang no-62_tahun_1958
Undang undang no-62_tahun_1958
Fathur Marah
 
Undang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Undang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraanUndang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Undang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Fathur Marah
 
Tata cara memperoleh
Tata cara memperolehTata cara memperoleh
Tata cara memperoleh
Fathur Marah
 
Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007
Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007
Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007
Fathur Marah
 
Materi pers dan kewarganegaraan indonesia
Materi pers dan kewarganegaraan indonesiaMateri pers dan kewarganegaraan indonesia
Materi pers dan kewarganegaraan indonesia
Fathur Marah
 
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
Bab 5   hak dan kewajiban warga negaraBab 5   hak dan kewajiban warga negara
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
Fathur Marah
 
Warga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraanWarga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraan
Fathur Marah
 
Identitas peserta didik
Identitas peserta didikIdentitas peserta didik
Identitas peserta didik
Fathur Marah
 
Serial number office 2010 a ktif
Serial number office 2010 a ktifSerial number office 2010 a ktif
Serial number office 2010 a ktif
Fathur Marah
 

Plus de Fathur Marah (20)

Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuanganFungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Antroposfer
AntroposferAntroposfer
Antroposfer
 
Surat kuasa pengambilan uang makan
Surat kuasa pengambilan uang makanSurat kuasa pengambilan uang makan
Surat kuasa pengambilan uang makan
 
Undang undang no-62_tahun_1958
Undang undang no-62_tahun_1958Undang undang no-62_tahun_1958
Undang undang no-62_tahun_1958
 
Undang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Undang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraanUndang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Undang undang no 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan
 
Tata cara memperoleh
Tata cara memperolehTata cara memperoleh
Tata cara memperoleh
 
Pewarganegaraan
PewarganegaraanPewarganegaraan
Pewarganegaraan
 
Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007
Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007
Peraturan pemerintah no. 2 tahun 2007
 
Melani wuwungan
Melani wuwunganMelani wuwungan
Melani wuwungan
 
Materi pers dan kewarganegaraan indonesia
Materi pers dan kewarganegaraan indonesiaMateri pers dan kewarganegaraan indonesia
Materi pers dan kewarganegaraan indonesia
 
Makalah 10
Makalah 10Makalah 10
Makalah 10
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Kewarganegaraa1
Kewarganegaraa1Kewarganegaraa1
Kewarganegaraa1
 
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
Bab 5   hak dan kewajiban warga negaraBab 5   hak dan kewajiban warga negara
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
 
151095766
151095766151095766
151095766
 
Warga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraanWarga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraan
 
Identitas peserta didik
Identitas peserta didikIdentitas peserta didik
Identitas peserta didik
 
Akikah dan kurban
Akikah dan kurbanAkikah dan kurban
Akikah dan kurban
 
Serial number office 2010 a ktif
Serial number office 2010 a ktifSerial number office 2010 a ktif
Serial number office 2010 a ktif
 

Teori konsumsi investasi

  • 1. Teori Konsumsi Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain : 1. Faktor Ekonomi Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu : Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income ) Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth ) Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable. Tingkat Bunga ( Interest Rate ) Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin maha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi. Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future) Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah. 2. Faktor Demografi Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi. Komposisi Penduduk
  • 2. Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain : o Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar. o Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak. o Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat pedesaan. 3. Faktor-faktor Non Ekonomi Factor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal. Teori Keynes ( Keynesian Consumption Model ) a. Hubungan Pendapatan Diposable dan Konsumsi Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan diposabel saat ini (current diposable income). Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan diposabel. C = Co + bYd Ket : C = konsumsi Co = konsumsi otonomus b = marginal propensity to consume (MPC) Yd = pendapatan diposable 0<b<1 b. Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal Propensity to Consume, disingkat MPC) adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu unit. MPC = C Yd 0 < MPC < 1
  • 3. c. Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consum, disingkat APC) adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total. APC = C Yd Karena besarnya MPC < 1, maka APC < 1 d. Hubungan Konsumsi dan Tabungan Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsums, sedangkan sisanya ditabung. Kita juga dapat mengatakan setiap tambahan penghasilan disposabel akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan disposabel yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marginal (Marginal Propensity to Save/MPS). Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel disebut kecenderungan menabung rata-rata (Avarage Propensity to Save/APS) Rumus : Yd = C + S (saving) MPS = 1 – MPC APS = 1 – APC Teori Investasi Investasi adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan, menambah/menciptakan nilai hidup (penghasilan dan kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran- pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu. a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran- pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
  • 4. Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan. b. Investasi Persediaan Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi. Nilai Waktu dari Uang 1. Nilai Sekarang ( Present Value ) Nilai nominal dari sejumlah mata uang belum tentu akan lebih berharga dimasa datang. Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi yang diinginkan. V = X Ket : V = Nilai yang akan datang (1+r) X = Nilai sekarang t = Waktu r = Faktor diskonto 2. Nilai Masa Mendatang ( Future Value ) Menghintung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama. F = A (1+r) Ket : F = Nilai masa mendatang yang diharapkan A = Investasi awal t = Waktu Kriteria Investasi a. Payback Period Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun). b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio) B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output
  • 5. yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. c. Net Present Value (NPV) Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total. d. Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi a. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return) 1. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi. Sedangkan faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi. 2. Kondisi Eksternal Perusahaan Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. b. Biaya Investasi Hal yangpaling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan. c. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Efficiency of Investement (MEI)
  • 6. 1. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal. 2. Marginal Effeciency of Capital (MEC) dan Marginal Efficiency of Investment (MEI