1. akalah Tentang Pertanian Di Indonesia
May 7 undefined
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan
makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam
arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk
membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha
tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar
atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua
vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek
hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat
melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan
keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-
dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode
budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan
pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi
untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).
Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan
kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai
intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering
kali disamakan.
Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik
atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan
pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian
berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub
"ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian
ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan
berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam
volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul
karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan
ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk
pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
BAB II
PEMBAHASAN
2. II.1 PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN
Menurut Kuznets, Sektor pertanian mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi nasional dalam 4 bentuk, yaitu :
a.Kontribusi Produk contohnya : Penyediaan makanan utk pddk, penyediaan Bahan baku untuk
industri manufaktur.
contohnya , seperti industri tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman.
b.Kontribusi Pasar contohnya :Pembentukan pasar domestik untuk barang industri dan konsumsi.
c.Kontribusi Faktor Produksi menyebabkan Penurunan peranan pertanian di pembangunan
ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal dari sector pertanian ke Sektor lain
d.Kontribusi Devisa : Pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI)
melalui ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.
Kontribusi Produk.
Dalam system ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sector pertanian bisa lewat pasar dan
lewat produksi dg sector non pertanian.
Dari sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi oleh produk pertanian dari
LN seperti buah, beras dan sayuran hingga daging.
Dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit & rotan mengalami kesulitan bahan baku
di dalam negeri, karena Bahan baku dijual ke luar negeri dengan harga yang lebih mahal.
Kontribusi Pasar.
Negara agraris merupakan sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian
seperti pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi
(pakaian,mebel, dan lain-lain)
Keberhasilan kontribusi pasar dari sector pertanian ke sector non pertanian tergantung dari
beberapa hal berikut, yaitu :
Pengaruh keterbukaan ekonomi : Membuat pasar sector non pertanian tidak hanya disi dengan
produk domestic, tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang tinggi dari petani
tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi sector non pertanian.
Jenis teknologi sector pertanian : Semakin modern, maka semakin tinggi demand produk
industri non pertanian.
Kontribusi Faktor Produksi.
Faktor produksi yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sektor lain tanpa mengurangi
volume produksi pertanian adalah Tenaga kerja dan Modal.
Di Indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus ditingkatkan agar
ketergantungan Indonesia pada pinjaman Luar negeri menurun. Kondisi yang harus dipenuhi
untuk merealisasi hal tersebut adalah :
Harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya. Market surplus ini
harus tetap dijaga dan hal ini juga tergantung kepada factor penawaran yaitu Teknologi,
infrastruktur dan sumber daya manusia dan factor permintaan seperti nilai tukar produk pertanian
dan non pertanian baik di pasar domestic dan Luar negeri.
Petani harus net savers yaitu Pengeluaran konsumsi oleh petani lebih kecil daripada produksi
Tabungan petani harus lebih besar dari investasi sektor pertanian.
3. Kontribusi Devisa.
Kontribusinya melalui 2 cara , yaitu :
Secara langsung , dengan mengekspor produk pertanian dan mengurangi impor.
Secara tidak langsung , dengan peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk berbasis
pertanian seperti tekstil, makanan dan minuman.
Kontradiksi kontribusi produk dan kontribusi devisa akan meningkatkan ekspor produk
pertanian, dan menyebabkan suplai dalam negeri berkurang dan disuplai dari produk impor.
Peningkatan ekspor produk pertanian berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri.
Untuk menghindari trade off ini 2 hal yang harus dilakukan, yaitu :
Peningkatan kapasitas produksi.
Peningkatan daya saing produk produk pertanian
II.2 SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih
menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai langkah-
langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha
mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga terjadi
pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi kembali sesuai dengan konteks kekinian
dan tantangan perekonomian Indonesia di era globalisasi.
Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu
bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia
mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar
dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama
pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur
perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai
mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor
pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai
permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah
produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena
semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang
semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung
kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian
beririgasi teknis semakin berkurang.
Selain berkurangya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif
stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang mengairi
lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu
diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan
4. siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan
air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan
semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi
alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya
produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga
perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana
struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian
Indonesia.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen
(BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan
industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor
pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri
pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan
dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan
konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki
pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak
dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya
paling tinggi.
Data ini juga menunjukkan peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat mayoritas
tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Sesuai dengan permasalahan di
sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat
dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan.
Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan
pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan
sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya,
perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap
mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin
banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih
menarik.
Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain
yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor
yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta industri
pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat
mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.
Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu
bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia
5. mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar
dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama
pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur
perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai
mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor
pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai
permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah
produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena
semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang
semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung
kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian
beririgasi teknis semakin berkurang.
Selain berkurangya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif
stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang mengairi
lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu
diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan
siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan
air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan
semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi
alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya
produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga
perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana
struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian
Indonesia.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen
(BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan
industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor
pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri
pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan
dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan
konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki
pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak
dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya
paling tinggi.
6. Data ini juga menunjukkan peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat mayoritas
tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Sesuai dengan permasalahan di
sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat
dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan.
Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan
pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan
sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya,
perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap
mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin
banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih
menarik.
Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain
yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor
yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta industri
pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat
mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.
Struktur perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah perekonomian yang
dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga telah menunjukkan bahwa sektor
pertanian masih menjadi sektor penting yang membuka banyak lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk
struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi
sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari
kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini.
II.3 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan
sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang
dilakukan dalam program ini meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan
lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan
areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan
peningkatan infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin
keterjangkauan masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan
mesin pertanian untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan
teknologi pertanian untuk menurunkan kehilangan hasil (looses);
7. 4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran,
perekayasaan sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang
semakin meningkat, dan peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan
lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan
kepada keluarga miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan
pengembangan sistem antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.
II.4 PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBINIS
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup
usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya. Kegiatan pokok
yang akan dilakukan dalam program ini meliputi:
1. Pengembangan diversifikasi usahatani, melalui pengembangan usahatani dengan komoditas
bernilai tinggi dan pengembangan kegiatan off-farm untuk meningkatkan pendapatan dan nilai
tambah;
2. Peningkatan nilai tambah produk pertanian dan perikanan melalui peningkatan penanganan
pasca panen, mutu, pengolahan hasil dan pemasaran dan pengembangan agroindustri di
perdesaan;
3. Pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan perdesaan, melalui perbaikan
jaringan irigasi dan jalan usahatani, serta infrastruktur perdesaan lainnya;
4. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif, terutama permodalan;
5. Pengurangan hambatan perdagangan antar wilayah dan perlindungan dari sistem perdagangan
dunia yang tidak adil;
6. Peningkatan iptek pertanian dan pengembangan riset pertanian melalui pengembangan dan
pemanfaatan teknologi tepat dan spesifik lokasi yang ramah lingkungan; dan
7. Pengembangan lembaga keuangan perdesaan dan sistem pendanaan yang layak bagi usaha
pertanian, antara lain melalui pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro/perdesaan,
insentif permodalan dan pengembangan pola-pola pembiayaan yang layak dan sesuai bagi usaha
pertanian.
II.5 PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian,
terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumberdaya usaha pertanian.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam program ini adalah:
1. Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang secara intensif perlu
dikoordinasikan dengan pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten;
2. Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan posisi
tawar petani dan nelayan;
3. Penyederhanaan mekanisme dukungan kepada petani dan pengurangan hambatan usaha
pertanian;
4. Pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia pertanian (a.l. petani, nelayan, penyuluh dan
aparat pembina);
5. Perlindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang
tidak adil; dan
6. Pengembangan upaya pengentasan kemiskinan.
8. II.6 STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN BELAJAR DARI PENGALAMAN
NEGARA LAIN
Setidaknya ada tiga pilar yang perlu dibangun guna mendukung sektor pertanian memiliki
dampak yang positif terhadap kaum miskin sebagaimana yang diungkapkan oleh Prowse dan
Chimhowu (2007) dalam studinya yang bertajuk “Making Agriculture Work for The Poor” yakni
:
• Pertama pentingnya pembangunan infrastruktur yang mendukung perekonomian masyarakat.
Infrastruktur merupakan faktor kunci dalam mendukung program pengentasan kemiskinan yang
dalam hal ini petani di pedesaan. Di Vietnam, pesatnya penurunan angka kemiskinan tak lepas
dari tingginya investasi untuk pembangunan irigasi dan jalan yang mencapai 60 persen dari total
anggaran sektor pertanian mereka pada akhir dekade 1990-an. Hal yang sama juga dilakukan di
India yang membangun infrastruktur pedesaan. Bahkan di Ethiopia yang pernah mengalami
krisis pangan dan kelaparan pada pertengahan dekade 1980-an, perbaikan jalan di pedesaan dan
peningkatan akses pasar bagi para petaninya mampu mengangkat tingkat kesejahteraan para
petaninya.
• Kedua, perluasan akses pendidikan.
Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam mengentaskan kemiskinan di pedesaan
melalui tiga saluran yakni dimana tingkat pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan
produktivitas di sektor pertanian itu sendiri. Kemudian, pendidikan juga berhubungan dengan
semakin luasnya pilihan bagi petani untuk bisa bergerak di bidang usaha di samping sektor
pertanian itu sendiri yang pada gilirannya juga akan dapat meningkatkan investasi di sektor
pertanian. Terakhir, pendidikan juga berkontribusi terhadap migrasi pedesaan – perkotaan.
Namun demikian di India, Uganda, dan Ethipia migrasi terjadi antar desa. Buruh tani yang
berpendidikan di Bolivia dan Uganda lebih memiliki posisi tawar yang tinggi dalam hal upah
yang lebih baik (Mosley, 2004).
• Ketiga, penyediaan informasi baik melalui kearifan lokal setempat maupun fasilitasi dari
pemerintah.
(Umumnya petani miskin memiliki kualitas modal sosial yang rendah yang berakibat terhadap
minimnya akses terhadap informasi seperti informasi kesempatan kerja, informasi pasar
mengenai input dan output pertanian, dan informasi mengenai teknik – teknik pertanian terbaru.
Kurangnya informasi ini merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan mengapa petani
kita tetap miskin)
BAB III
KESIMPULAN
Kondisi yang terjadi di Indonesia , saat ini yaitu :
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang
menurun dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan "Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya
pangan, tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah tergantung dari Supply Luar Negeri,
dan ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh produsen pangan luar negri yang tidak
menginginkan Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.
9. Saran untuk meningkatkan Sektor Pertanian di Indonesia, diantaranya :
• Negara perlu merumuskan politik dan kebijakan paertanian yang jelas.
• Meminimalisir dan menghentikan praktek konversi lahan pertanian produktif dan dilakukan
reforma agraria.
• Meningkatkan luas lahan pertanian oleh petani.
• Mengoptimalkan lahn tidur yang di kuasai oleh negara untuk kegiatan pertanian produktif.
• Meningkatkan nilai tukar petani
• Membangun Agro-Industri berbasis masyarakat di tngkat perdesaan.
• Membuat regulasi mengenai upah buruh tani.
• Peningkatkan teknologi pertanian tepat guna.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
• www.google.com
• www.wikipedia.org
• www.blogspot.com
UNSUR – UNSUR DAN CIRI – CIRI PERTANIAN
A. Proses Produksi
Tumbuh – tumbuhan merupakan pabrik pertanian primer. Tumbuh – tumbuhan mengambil CO2
dari udara melalui daun. Tumbuhan juga mengambil air dan unsur hara dari tanah melalui akar.
Tumbuhan menghasilkan biji, buah, serat, minyak, kayu, dan sebagainya. Pertumbuhan tanaman
ditentukan oleh faktor genetik (Q) dan juga faktor lingkungan (X) yang terdiri dari air, energi, radiasi
matahari, susunan atmosfer, kandungan udara dalam tanah, reaksi tanah, bibit, dan kandungan unsur
hara tanaman.
Ternak dan ikan merupakan pabrik pertanian yang kedua. Pabrik kedua mengubah tumbuh –
tumbuhan menjadi produk lain yang berguna bagi kehidupan manusia misalnya: daging, susu, telur,
kulit, dan wool.
Dalam pertanian primitif dan tradisional, manusia menerima keadaan tanah, air dan varietas
tanaman apa adanya. Dalam pertanian modern, manusia menggunakan otak untuk menguasai faktor –
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Meskipun banyak faktor dalam proses produksi
biologi yang tidak dapat dikuasai oleh manusia, melalui pengembangan ilmu dan teknologi telah banyak
sekali kemajuan yang dicapai manusia dalam usahanya memanfaatkan faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Sifat – sifat proses produksi biologi dalam pertanian mempunyai banyak implikasi, diantaranya:
a. Pertanian memerlukan tempat yang tersebar luas
Sumber energi bagi pertumbuhan setiap individu tumbuhan adalah matahari. Pertanian sangat
memerlukan areal yang luas di atas permukaan bumi ini. Implikasinya yaitu:
10. - Produksi persatuan luas tanah harus diusahakan sebesar-besarnya.
- Diperlukan transpor yang tersebar untuk mengangkut hasil dan menyediakan sarana produksi.
- Lingkungan hidup petani tidak dapat dikonsentrasikan dalam satu tempat seperti kota.
b. Jenis usahatani dan potensi produksi pertanian berbeda dari satu tempat ke lain tempat
Jenis usaha tani (sawah, kebun, hutan, peternakan, dan sebagainya) serta potensi produksi
pertanian ditentukan oleh faktor – faktor lingkungan yang dapat kita kelompokkan kedalam iklim, sifat –
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Faktor – faktor iklim dan sifat – sifat tanah secara keseluruhan
menentukan potensi produksi suatu tanaman. Perbedaan faktor – faktor tersebut di indonesia dari
suatu tempat ke tempat lain cukup banyak.
Implikasi dari pengaruh faktor – faktor tersebut bagi pengembangan pertanian adalah:
- Pengembangan usaha pertanian haruslah didasarkan faktor – faktor tersebut.
- Kegiatan – kegiatan produksi dan jumlah serta jenis input yang diperlukan disesuaikan dengan keadaan
tempat faktor – faktor tersebut.
c. Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman
Proses Produksi pertanian sifatnya dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor – faktor biotik
lainnya seperti musim, dan serangan hama penyakit. Tanaman pertanian mempunyai pola pertumbuhan
musiman mulai dan saat menanam sampai panen. Hanya pada waktu – waktu tertentu, pada masa ini,
tenaga manusia diperlukan. Keadaan tersebut mengharuskan petani dan buruh tani perlu mempunyai
keterampilan yang luas untuk dapat melakukan diversifikasi usaha.
d. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalam hal lain
Penambahan pupuk diperlukan untuk meningkatkan produksi tanaman dengan dosis yang telah
ditentukan.
e. Pertanian modern selalu berubah
Pertanian modern adalah pertanian yang berubah sesuai dengan kebutuhan manusia.
Perubahan tersebut baik dalam volume produksi maupun dalam jenis produksi
B. Petani
Perbedaan utama antara tumbuh – tumbuhan dan binatang liar dengan pertanian adalah
adanya manusia. Manusia mengubah tempat tumbuhan dan hewan serta lingkungannya agar dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Manusia seperti ini disebut petani atau pengusaha pertanian. Dalam
kegiatan usahatani, petani merangkap dua peranan, yaitu:
11. a. Petani sebagai penggarap
Peran pertama petani adalah memelihara tanaman dan hewannya agar mendapatkan hasil yang
diperlukan. Hal yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman adalah penyiapan tempat pembibitan,
pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan tumbuhan penggangu, pengaturan air,
pemberantasan hama dan penyakit serta panen. Dalam pemeliharaan hewan adalah mengembala atau
memberikan makanan sampai dengan perkembangbiakan.
b. Petani sebagai manager
Peranan petani sebagai manager menyangkut kegiatan otak yang didorong oleh keinginan dalam
pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif tanaman atau ternak. Keputusan – keputusan yang
harus diambil oleh petani mencangkup jenis tanaman atau varietas yang akan diterima, menggunakan
pupuk atau tidak, memilih jenis ternak yang akan dipelihara.
Petani harus lebih memusatkan aspek pembelian dan penjualan. Tugas petani sebagai manager
menjadi lebih sulit dengan adanaya perbedaan – perbedaan yang cukup besar, misalnya keadaan tanah
yang berbeda di berbagai tempat. Perbedaan ini juga mempengaruhi harga input dan hasil pertanian.
Sangat penting untuk mengembangkan petani sebagai manager sehingga dapat memanfaatkan
setiap kesempatan yang ada, yang memungkinkan membuat usaha tani yang lebih produktif sehingga
dapat meningkatkan manfaat dan penerimaan dari usaha taninya.
c. Petani sebagai manusia
Petani juga manusia yang merupakan anggota kelompok manusia lainnya, yaitu keluarga dan
masyarakat atau tetangga. Keadaan petani sebagai perorangan banyak ditentukan oleh keanggotaannya
sebagai penggarap dan manager.
C. Ciri – Ciri Pertanian
Kelompok faktor esensiil dan iklim suatu waktu dapat berkorelasi positif dan berkorelasi negatif.
Tingkat tertentu dari suatu faktor yang memberikan pengaruh paling baik terhadap jumlah produk yang
diberikan disebut tingkat optimum, karena pada tingkat tersebut jumlah produknya maksimum.
Pertanian mulai ada bersamaan dengan mulai adanya faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman diatur atau ditangani oleh manusia. Pengaturan faktor – faktor itu dinamakan
teknologi. Dengan penanganan manusia terhadap faktor – faktor itu atau dengan teknologi diharapkan
tanaman yang diusahakan akan memberikan hasil maksimum.
Sebelum ada pertanian, apa yang diberikan tumbuhan sebagai produk kepada manusia,
banyaknya, tergantung pada individu tumbuhan tersebut. Banyaknya produk yang diberikan oleh
tanaman pada pertanian diukur tidak dari tiap individu tanaman yang ditanam, tetapi tiap satuan luas
lahan yang ditanami.
12. Usaha meningkatkan produksi pertanian di suatu wilayah dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu meningkatkan hasil dan meningkatkan luas panen. Meningkatkan hasil dilakukan dengan mengatur
semua faktor sebaik mungkin. Sedangkan meningkatkan luas panen dapat dilakukan dengan
meningkatkan luas tanaman dan menekan kegagalan. Meningkatkan luas tanam dapat dengan jalan
memperluas lahan pertanian yang disebut extensifikasi atau meningkatkan frekuensi tanam pada lahan
yang sama.
Lahan adalah suatu hamparan tanah, sedangkan tanah ialah produk dari pelapukan batuan
bercampur dengan produk dari dekomposis bahan organik. Tanah merupakan media tumbuh tanaman.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang telah diatur dalam pertanian sampai
sekarang masih terbatas pada panca usaha, yaitu:
1. Penggunaan varietas unggul,
2. Pemupukan yang tepat,
3. Pengairan yang baik,
4. Pengendalian gangguan. Dan
5. Pelaksanaan pengolahan tanah dan jarak tanam yang tepat.
D. Sasaran Usaha Pertanian
Sasaran pertanian ada dua, yaitu sasaran sebelum panen atau sasaran prapanen dan sasaran
sesudah panen atau sasaran pascapanen. Sasaran prapanen adalah hasil pertanian yang setinggi –
tingginya. Sasaran itu merupakan sasaran tahap pertama atau sasaran fisis. Sasaran tahap kedua yaitu
sasaran ekonomi yang merupakan pendapatan atau keuntungan yang sebanyak – banyaknya tiap satuan
luas yang diusahakan.
Intensifikasi atau penambahan masukan tiap satuan luas lahan pertanian baik berupa pupuk,
benih, obat – obatan ataupun yang lain bertujuan untuk menaikkan hasil panen maupun pendapatan.
Dengan tindakan yang makin intensif, sasaran fisis maupun ekonomis mula – mula keduanya makin
bertambah, sampai mencapai puncaknya. Kemudian akan menurun apabila intensifikasi tingkat
optimum ekonomis tercapai lebih dulu daripada tingkat optimum fisis walaupun hasil panen masih
bertambah.
Sasaran fisis dan sasaran ekonomis dapat tercapai bersama secara maksimal apabila tingkat
intensifikasi optimum fisis maupun ekonomis juga jatuh bersamaan.
E. Sifat – Sifat Petani
a. Sebagai perorangan petani berbeda satu sama lain
13. Pada umumnya petani merupakan orang yang bekerja keras. Mereka belajar dari tahun ke tahun
dan jarang mengembangkan metode baru. Terkadang terdapat beberapa petani yang secara aktif
mencari metode – metode baru mengenai penanaman supaya hasil yang diperoleh meningkat.
b. Petani hidup dibawah kemampuan
Ada tiga macam kebiasaan mental petani yang penting bagi perkembangan pembangunan
pertanian yaitu sebagai berikut:
1. Kebiasaan mengukur, yaitu berpikir dalam mengukur penggunaan sarana produksi yang akan
dipergunakan termasuk juga jumlah benda – benda.
2. Kebiasaan bertanya
3. Kebiasaan melihat atau mencari alternatif
Banyak kebiasaan yang menjadi pengganggu dan penghambat dalam penerapan metode –
metode baru. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan kesukaran dalam mempelajari cara – cara baru
dari suatu pekerjaan sehingga akan menghambat penerapan metode – metode baru yang lebih baik.
c. Petani merupakan sekelompok konklusi
1. Tidaklah benar bahwa petani mengusahakan usaha tani untuk mendapatkan bagiannya dan
keluargannya, barang – barang dan kepuasan pribadi.
2. Tidaklah benar bahwa petani demikian sadarnya akan ketidaktentuan cuaca dan harga sehingga mereka
mencoba dengan metode baru kecuali jika mereka yakin metode tersebut akan berhasil.
3. Tidaklah benar bahwa petani pada umumnya memberikan nilai yang tinggi terhadap kemauan baik
dalam persetujuan keluarga maupun tetangganya.
4. Tidaklah benar bahwa petani – petani yang paling maju adalah petani yang paling yakin akan
penilaiannya dan yang merasa kurang memerlukan persetujuan dari orang – orang lain.
5. Tidaklah benar bahwa para petani tidak suka didesak – desak dan diinstruksikan untuk melakukan
sesuatu.
d. Pengaruh keluarga
Keputusan dibuat oleh keluarga petani karena berbagai macam kegiatan usaha tani dilakukan
oleh keluarga sehingga berbagai pekerjaan dibagi antara keluarga. Hasrat petani untuk memberikan
kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya merupakan dorongan yang efektif dalam banyak hal untuk
meningkatkan produktivitas usahatani.
e. Pengaruh masyarakat
Keputusan – keputusan yang diambil oleh petani juga dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku
serta hubungan – hubungan dalam masyarakat setempat dimana mereka hidup. Bagi petani, masyarakat
di sekitarnya mempunyai arti yang penting. Masyarakat tersebut adalah sumber keamanan.
Anggota masyarakat pedesaan selalu hidup bergotong royong dalam melakukan pekerjaan –
pekejaan yang sulit atau yang tak mungkin dilakukan oleh satu orang.
f. Tradisi besar dan agama
F. Perusahaan Usaha Tani (farm business)
14. Petani merupakan suatu cara hidup (farming is not a business, it is a way by life). Bertani adalah
kegiatan penyebaran benih dan pemungutan hasil, yang tergantung dari proses alam yang akan
memungkinkan panen.
Diposkan oleh Bram Sembiring di 21.23