1. i
PENGUJIAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PELUNCURAN
INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar Pada Lampiran Surat Pengumuman Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)No.Peng-00097/BEI.PSH/05/2011
Firga Yanti
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
(firgayanti@yahoo.com)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti return tidak normal disekitar hari-hari pengumuman
Indeks Saham Sayriah Indonesia (ISSI). Untuk menganalisis data dilakukan dengan studi peristiwa.
Periode estimasi yang digunakan adalah 15 hari, 10 hari, dan 5 hari sebelum dan sesudah peluncuran
ISSI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar kedalam ISSI. Sedangkan
sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menyimpulkan
adanya abnormal return saham pada periode pengamatan 15 hari sebelum peluncuran ISSI. Sedangkan
untuk periode 10 hari dan 5 hari sebelum peluncuran dan 15 hari, 10 hari, 5 hari sesudah peluncuran ISSI
hasil uji one sample t-test menunjukkan tidak terdapatnya abnormal return. Pada pengujian dengan
menggunakan paired sample t-test dapat dismpulkan terdapat perbedaan abnormal return pada periode
pengamatan 15 hari. Sementara untuk periode pengamatan 10 hari dan 5 hari tidak terdapat perbedaan
abnormal return.
Kata kunci: pengumuman, ISSI, return tidak normal, indeks sayriah, studi peristiwa.
ABSTRACT
The aim of this research are to identify the abnormal return around the announcement day of
Indonesia Sharia Stock Indeks (ISSI). To analize the data were used event study. Estimation period used
is 15 days, 10 days, and 5 days before and after the release of ISSI. The population in this study are listed
company of ISSI. Sample is determined by the method of purposive sampling.The results of this study
concluded there was abnormal returns in the observation period of 15 days before release of ISSI. While
for a period of 10 days and 5 days before the launch of ISSI and 15 days, 10 days, 5 days after the launch
of ISSI test results of one sample t-test showed no presence of abnormal return. In the test using the
paired sample t-test can concluded there are differences in abnormal return on the 15-day observation
period. While for the 10-day observation period and 5 days there was no difference in abnormal return.
Keyword: Annoucement, ISSI, Abnormal Return, Sharia Indeks, Event study.
i
3. 1
LATAR BELAKANG dilakukan oleh Gredia (2007) yang menganalisis
Dalam berinvestasi investor sangat reaksi pasar terhadap perusahaan yang tergabung
memerlukan informasi karena informasi yang dalam Jakarta Islamic Indeks (JII). Hasil statistik
dimiliki dapat mengurangi ketidakpastian yang menunjukkan bahwa adanya perubahan
terjadi sehingga keputusan yang diambil abnormal return (AR) antara periode sebelum,
diharapkan dapat sesuai dengan tujuan yang selama dan sesudah penetapan tergabung dalam
ingin dicapai (Wang, Francisca, dan Soffy, JII. Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian
2000). Pada umumnya, informasi yang yang dilakukan oleh Rizka (2011) saat
dibutuhkan investor dapat berasal dari kondisi diumumkannya kenaikan tarif bahan bakar
internal maupun eksternal perusahaan (emiten). minyak dimana terdapatnya perbedaan AR 10
Dalam pasar modal yang efisien, pasar akan hari sebelum dan sesudah pengumuman.
bereaksi secara cepat terhadap semua informasi Sementara Zulfadli (2010) yang menganalisis
yang relevan yang akan tercermin pada harga return saham sebelum dan sesudah right issue
sekuritas-sekuritasnya (Suad, 2001:269). juga menemukan tidak terdapat perbedaan
Fama (1970) dalam Jogiyanto (2008), average abnormal return (AAR) yang signifikan
menyajikan tiga macam bentuk utama dari sebelum dan sesudah righ issue selama
efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk pengamatan 5, 15, 90 dan 180 hari sementara
dari informasi sebagai berikut:1) Efisiensi pasar pada pengamatan 30 hari terdapat perbedaan
bentuk lemah (weak form) jika harga-harga AAR yang signifikan sebelum dan sesudah right
sekuritas secara penuh mencerminkan (fully issue.
reflect) informasi masa lalu. Untuk menguji Perbedaan reaksi pasar terhadap informasi
pasar jenis ini dipergunakan koofisien korelasi ini dimungkinkan terjadi. Signaling theory
perubahan harga saham untuk time lag tertentu. mengungkapkan bahwa pasar akan bereaksi
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat positif jika informasi yang dipublikasikan
(semistrong form) dimana harga sekuritas secara mengindikasikan sinyal yang menguntungkan.
penuh mencerminkan (fully reflect) semua Sebaliknya, pasar akan bereaksi negatif terhadap
informasi yang dipublikasikan (all publicly informasi yang dirasa tidak menguntungkan
available information), termasuk informasi yang (Jogiyanto, 2009:392). Informasi yang direspon
berada dalam laporan-laporan keuangan pasar ini akan berdampak terhadap keputusan
perusahaan emiten. Untuk pengujian setengah pembelian yang dilakukan investor. Jika banyak
kuat dipergunakan event study. 3) Efisiensi pasar investor berpandangan pesimis akibat sinyal
bentuk kuat (strong form) yaitu apabila harga- negatif dari informasi yang diterima, maka ia
harga sekuritas secara penuh (fully reflect) akan mengurangi jumlah pembelian yang terjadi
mencerminkan semua informasi yang tersedia dan akan menambah penawaran di pasar
termasuk informasi privat. Pengujian dilakukan sehingga harga akan terdorong turun. Sebaliknya
dengan menganalisis prestasi berbagai portofolio jika investor memandang optimis akibat sinyal
yang dikelola oleh kelompok-kelompok yang positif dari informasi yang diterima, maka ia
mungkin memiliki informasi khusus. (Suad, akan menambah jumlah pembelian yang terjadi
2001:270-280) dan akan menurunkan penawaran di pasar
Penelitian pasar Efisien yang umum sehingga harga akan terdorong naik (Sharpe,
dilakukan adalah dalam bentuk setengah kuat Alexander dan Bailey, 2005).
dengan melihat dampak dari suatu pengumuman Salah satu informasi yang berasal dari
terhadap harga saham seperti yang pernah eksternal perusahaan adalah pengumuman
4. 2
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). informasi yang relevan”. Sejalan dengan
Pengumuman ISSI ini akan direspon positif oleh pendapat Suad, Eduardus (2001:112)
pasar karena Investor muslim yang dulunya mengungkapkan bahwa konsep pasar efisien
meragukan kehalalan investasinya di pasar lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya
modal, kini tidak perlu khawatir. Karena, seperti pasar yang efisien adalah pasar dimana harga
yang tercantum dalam Fatwa No. 80/DSN- semua sekuritas yang diperdagangkan telah
MUI/III/2011 tanggal 08 Maret 2011 dalam mencerminkan semua informasi yang tersedia.
keputusan pertama mengenai ketentuan umum Fama (1970) dalam Jogiyanto (2008),
pasal ke-3 bahwa Ekuitas yang termasuk ke menyajikan tiga macam bentuk utama dari
dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk
diterbitkan oleh BAPEPAM dan LK telah dari informasi sebagai berikut:
melibatkan DSN-MUI (Dewan Syariah 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form).
Nasional-Majelis Ulama Indonesia) dalam Pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk
penyusunannya. Selain itu informasi ISSI ini lemah jika harga-harga sekuritas secara
bernilai positif karena ISSI mampu memberikan penuh mencerminkan (fully reflect)
pilihan investasi yang luas dengan 214 saham informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
yang tergabung didalamnya. merupakan informasi yang sudah terjadi.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis; 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
1) apakah terdapat abnormal return saham (semistrong form). Pasar dikatakan efisien
sebelum tanggal peluncuran ISSI. 2) apakah dalam bentuk setengah kuat (semistrong
terdapat abnormal return saham setelah tanggal form) jika harga-haga sekuritas secara penuh
peluncuran ISSI, 3) apakah terdapat perbedaan mencerminkan (fully reflect) semua
abnormal return saham sebelum dan sesudah informasi yang dipublikasikan (all publicly
tanggal peluncuran ISSI. available information), termasuk informasi
Apabila pengumuman ISSI memiliki yang berada dalam laporan-laporan
muatan informasi maka pasar akan bereaksi keuangan perusahaan emiten.
terhadap informasi tersebut. Hal ini akan 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form).
ditunjukkan dengan adanya abnormal return Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat
yang diterima oleh investor. Apabila sesudah (strong form), jika harga-harga sekuritas
peluncuran ISSI abnormal return yang diterima secara penuh (fully reflect) mencerminkan
berbeda dengan sebelum peluncuran ISSI, ini semua informasi yang tersedia termasuk
menunjukkan bahwa informasi ISSI diserap oleh informasi privat.
pasar. Diharapkan dengan begitu hasil penelitian Untuk menguji pasar modal efisien dalam
ini akan dapat dimanfaatkan oleh investor bentuk lemah, dipergunakan koofisien korelasi
kedepannya untuk pengambilan keputusan perubahan harga saham untuk time lag tertentu.
investasi terutama terkait dengan pengumuman Sementara untuk pengujian setengah kuat
yang dikeluarkan oleh BEI. dipergunakan event study dan untuk pasar dalam
bentuk kuat pengujian dilakukan dengan
TINJAUAN PUSTAKA menganalisis prestasi berbagai portofolio yang
1. Pasar Modal Efisien dikelola oleh kelompok-kelompok yang mungkin
Suad (2001:269) menyatakan pasar modal memiliki informasi khusus. (Suad, 2001:270-
efisien sebagai, “Pasar modal yang harga 280)
sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua
5. 3
2. Signaling Teori (bisa saham maupun surat hutang jangka
Jogiyanto (2009: 392), mengemukakan panjang), yang bisa memberikan
bahwa informasi yang dipublikasikan sebagai keuntungan (kerugian) pada investor.
suatu pengumuman akan memberikan signal Eduardus (2001:6) membedakan return
bagi investor dalam pengambilan keputusan menjadi return yang diharapkan (expected
investasi. Jika pengumuman tersebut return) dan return yang terjadi (ralized return).
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar Jogiyanto (2009:557-569) mengungkapkan ada
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan menghitung expected return yaitu:
dengan adanya perubahan volume perdagangan 1. Model disesuaikan rerata (Mean Adjusted
saham. Pada waktu informasi diumumkan dan Model). Model ini beranggapan bahwa
semua pelaku pasar sudah menerima informasi return ekspektasi bernilai konstan yang
tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu sama dengan rerata return realisasi
menginterpretasikan dan menganalisis informasi sebelumnya selama periode estimasi.
tersebut sebagai signal baik (good news) atau Adapun cara perhitungan return
signal buruk (bad news). Hasil dari interpretasi ekspektasi dengan menggunakan model
informasi inilah nantinya yang akan ini adalah:
mempengaruhi permintaan dan penawaran dari
investor. Jika banyak investor berpandangan
pesimis akibat bad news dari informasi yang (Jogianto, 2009:558)
diterima, maka ia akan mengurangi jumlah Keterangan:
pembelian yang terjadi dan akan menambah E(Ri,t) = Return ekspektasi sekuritas
penawaran di pasar sehingga harga akan ke I pada periode peristiwa
terdorong turun. Sebaliknya jika investor ke-t
memandang optimis akibat good news dari Rit = Return realisasi sekuritas ke
informasi yang diterima, maka ia akan I pada periode estimasi ke t
menambah jumlah pembelian yang terjadi dan T = lamanya periode estimasi,
akan menurunkan penawaran di pasar sehingga yaitu dari t1 sampai dengan t2
harga akan terdorong naik (Sharpe, Alexander 2. Model Pasar (Market Model).
dan Bailey, 2005). Perhitungan dengan model pasar
dilakukan melalui dua tahapan, yaitu:
3. Return a. Membentuk model ekspektasi dengan
Eduardus (2001:6) menyatakan bahwa menggunakan data realisasi selama
return merupakan tingkat keuntungan investasi. periode estimasi return estimasi.
Sumber-sumber utama dari return menurut b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk
Eduardus (2001:48) terdiri dari dua komponen mengestimasi return ekspektasi di
utama, yaitu: periode jendela (window period).
1. Yield merupakan komponen return yang Model ekspektasi dapat dibentuk dengan
mencerminkan aliran kas atau pendapatan teknik regresi OLS (ordinary Least Square)
yang diperoleh secara periodik dari suatu dengan persamaan:
investasi. E(Rit) = αi + βi Rmt + εit
2. Capital Gain (Loss) merupakan kenaikan (Jogianto, 2009:563)
(penurunan) harga suatu surat berharga
6. 4
Keterangan : Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tanggal
E(Rit) = Expected return sekuritas ke-i 08 Maret 2011 dalam keputusan pertama
pada periode estimasi t mengenai ketentuan umum pasal ke-3
αi = intercept, independen terhadap menyebutkan, “ Efek Bersifat Ekuitas Sesuai
Rmt Prinsip Syariah adalah Efek Bersifat Ekuitas
βi = slope, risiko sistematis, yang termasuk kedalam Daftar Efek Syariah
dependen terhadap Rmt (DES) yang diterbitkan oleh BAPEPAM dan
εit = kesalahan residu yang secara LK, yang dalam penyusunannya melibatkan
statistik Σ εit = nol DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis
Rmt = Return pasar, yang dihitung Ulama Indonesia).” Kerjasama antara
dengan rumus : BAPEPAM, LK dan DSN-MUI dimaksudkan
Rmt = agar penggunaan prinsip-prinsip syariah di pasar
modal dalam menyeleksi efek yang memenuhi
3. Model Disesuaikan Pasar (Market- kriteria syariah dapat lebih optimal, mengingat
Adjusted Model). Model ini beranggapan DSN-MUI merupakan satu-satunya lembaga di
bahwa return sekuritas yang diestimasi Indonesia yang mempunyai kewenangan untuk
sama dengan return indeks pasar. mengeluarkan fatwa yang berhubungan dengan
Kelebihan dari return yang sesungguhnya kegiatan ekonomi syariah di Indonesia.
terjadi terhadap return yang diharapkan oleh Diterbitkannya DES didasarkan pertimbangan
investor (expected return) dinamakan dengan terhadap pertanyaan yang muncul dimasyarakat
abnormal return (Jogiyanto ,2009:557). Jenis- mengenai kesesuaian syariah atas mekanisme
jenis abnormal return dapat diklasifikasikan perdagangan efek bersifat ekuitas yang
menjadi 4 kelompok (Mohamad, 2006:275) : diperdagangkan di pasar modal. Karena itu,
a. Abnormal return (AR) DSN-MUI merasa perlu menetapkan fatwa
Terjadi setiap hari pada setiap jenis mengenai prinsip syariah dalam mekanisme
saham, yaitu selisih antara actual return perdagangan efek (Fatwa DSN No. 80/DSN-
dengan expected return. MUI/III/2011). Abdul (2009:114)
b. Average Abnormal Return (AAR) mengemukakan bahwa, “ Saham-saham yang
Merupakan rerata abnormal return dari masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang
semua jenis saham yang sedang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan
dianalisis. syariah,...”. Perbedaan indeks saham syariah
c. Cummulative Abnormal Return (CAR) dengan nilai indeks saham konvensional terletak
Merupakan kumulatif harian AR dari hari pada kriteria saham emiten yang harus
pertama sampai dengan hari berikutnya memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah
untuk setiap jenis saham. (Ngapon, 2005).
d. Cummulative Average Abnormal Return Beberapa prinsip dasar transaksi menurut
(CAAR) syariah dalam investasi keuangan
Merupakan kumulatif harian AAR mulai (Pontkowinoto, 2003 dalam Nurul dan Mustafa,
dari hari pertama sampai dengan hari-hari 2008:23): a) Transaksi dilakukan atas harta yang
berikutnya. memberikan nilai manfaat dan menghindari
setiap transaksi yang zalim. b) Uang sebagai alat
4. Saham Syariah pertukaran bukan komoditas perdagangan
dimana fungsinya adalah sebagai alat pertukaran
7. 5
nilai yang menggambarkan daya beli suatu Jenis data yang digunakan dalam penelitian
barang atau harta. c) Setiap transaksi harus ini adalah data skunder. Sumber data dalam
transparan, tidak menimbulkan kerugian atau penelitian ini adalah Pojok BEI Universitas
unsur penipuan di salah satu pihak baik secara Negeri Padang dan juga dilakukan pengumpulan
sengaja maupun tidak sengaja. d) Risiko yang data melalui website http://www.finance-
mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak yahoo.com dan http://www.idx.com serta
menimbulkan risiko yang besar atau melebihi sumber-sumber lain yang relevan. Teknik
kemampuan menanggung risiko. e) Dalam Islam pengambilan sampel adalah purposive sampling
setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus yaitu pemilihan dengan menggunakan kriteria
bersedia menanggung risiko. f) Manajemen tertentu. Kriteria yang digunakan dalam
yang diterapkan adalah manajemen Islami yang pemilihan sampel adalah sebagai berikut: (1)
tidak mengandung unsur spekulatif dan Tersedianya data mengenai harga saham selama
menghormati hak asasi manusia serta menjaga periode pengamatan. (2) Perusahaan yang
lestarinya lingkungan hidup. terdaftar aktif melakukan perdagangan di Bursa
selama periode pengamatan. (3) Perusahaan yang
PERUMUSAN HIPOTESIS dijadikan sampel penelitian tidak melakukan
Penelitian ini akan menganalisis mengenai event lain selama periode pengamatan seperti
bagaimana reaksi pasar terhadap sebuah reverse stock, stock split, buy back dan lainnya.
peristiwa. Reaksi pasar ini ditunjukkan dengan (4) Tidak memiliki data ekstrim yang
perubahan harga pada sekuritasnya. Untuk menyebabkan data menjadi tidak terdistribusi
mengukur reaksi pasar dipergunakan abnormal normal.
return (AR) yang di uji dengan menggunakan Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh
event study (studi peristiwa). Apabila sampel berjumlah 80 perusahaan yang tercantum
pengumuman ISSI memiliki muatan informasi dalam Tabel 1 :
maka pasar akan bereaksi terhadap informasi
tersebut. Hal ini akan ditunjukkan dengan Tabel 1. Pemilihan Sampel Penelitian
adanya abnormal return yang diterima oleh Keterangan Jumlah
investor. Apabila sesudah peluncuran ISSI Jumlah populasi 214
abnormal return yang diterima berbeda dengan Data tidak tersedia 6
sebelum peluncuran ISSI, ini menunjukkan Tidak aktif melakukan 107
perdagangan
bahwa informasi ISSI diserap oleh pasar.
Melakukan event lain 3
Berdasarkan fakta tersebut perumusan hipotesis
Memiliki data ekstrim 18
yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
Jumlah sampel 80
H1 : Terdapat abnormal return saham
Sumber: data diolah
sebelum tanggal peluncuran ISSI.
H2 : Terdapat abnormal return saham sesudah
Untuk menganalisis hipotesis penelitian
tanggal peluncuran ISSI.
dilakukan dengan studi peristiwa (event study).
H3 : Terdapat perbedaan abnormal return
Bodie, Kane dan Marcus (2006:491)
saham yang signifikan antara sebelum
mendefinisikan event study sebagai sebuah
dan sesudah pengumuman ISSI
teknik riset keuangan empiris yang
memungkinkan seorang pengamat untuk melihat
METODOLOGI PENELITIAN
dampak suatu peristiwa terhadap harga saham
1. Data
8. 6
perusahaan. Penelitian ini menggunakan periode Average abnormal return merupakan
pengamatan selama 15 hari, 10 hari dan 5 hari rerata dari abnormal return.
sebelum dan sesudah ISSI. Pemilihan periode 2. Abnormal Return (ARit).
pengamatan ini dikarenakan untuk melihat kapan Abnormal return adalah kelebihan dari
investor mulai merespon informasi ISSI serta return yang sesungguhnya terjadi (actual return)
agar tidak ada event-event lain yang muncul terhadap return yang diharapkan oleh investor
selama periode pengamatan. Selain itu peristiwa (Expected Return). Eduardus (2001:127)
pengumuman ISSI tidak secepat peristiwa memformulasikan rumus untuk menghitung
pengumuman laba diserap oleh pasar sehingga Abnormal return sebagai berikut:
dibutuhkan periode pengamatan yang lebih
panjang. Abnormal Return = ARit = Rit – E(Rit)
Tanggal event date (hari ke-0) ditetapkan
berdasarkan surat pengumuman yang
dikeluarkan oleh Kepala Divisi Pemegang Keterangan :
Saham Bursa Efek Indonesia No. Peng- ARit = Abnormal return sekuritas i
00097/BEI.PSH/05/2011 pada tanggal 11 Mei pada waktu t
2011. Periode estimasi ditetapkan selama 120 Rit = Actual return sekuritas i pada
hari yaitu dari t-135 hingga t-15. Untuk lebih waktu t
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: E(Rit) = Expected return sekuritas i pada
waktu t
Periode Estimasi Event Window 3. Actual Return (Rit)
Return aktual saham merupakan return yang
120 hari sudah terjadi. Return aktual dapat dihitung dari
t-135 t-15 t+15
t=0 harga saham harian dengan membandingkan
Gambar 1
antara harga hari ini dikurangi harga kemarin
Periode Estimasi dan Event Window
pada Peristiwa Peluncuran ISSI dibandingkan dengan harga kemarin (Jogiyanto,
2009:558).
Priode estimasi ini seanjutnya Rit = (Pi,t – Pi,t-1) / Pi,t-1
dipergunakan untuk mengestimasi expected Keterangan :
return dengan menggunakan market model. Rit = Actual return sekuritas i pada
Model ini peneliti pilih karena peneliti waktu t
menganggap bahwa ini adalah model yang Pit = Harga sekuritas i pada waktu t
paling tepat digunakan. Karena, pada dasarnya Pi, t-1 = Harga sekuritas i pada waktu t-1
informasi pengumuman ISSI yang masuk ke 4. Expected Return (E(Rit)).
pasar tidak akan mengurangi ataupun menambah Expected return merupakan return yang
risiko yang telah ada di perusahaan. diharapkan dari investasi yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini, expected return dihitung
2. Defenisi operasional dan pengukuran berdasarkan market model dengan menggunakan
variabel rumus yang dikemukakan oleh Jogiyanto
Variabel yang digunakan dalam penelitian (2009:563) :
ini terdiri dari: E(Rit) = αi + βi Rmt + εit
1. Average Abnormal Return (AAR) Keterangan :
9. 7
E(Rit) = Expected Return sekuritas ke-i AAR periode 10 hari sebelum peluncuran ISSI
pada periode estimasi t (AARmin10) mengalami penurunan dari periode
αi = intercept, independen terhadap 15 hari sebelum peluncuran ISSI (AARmin15)
Rmt dimana rerata AARmin15 yang bernilai 0.0014
βi = slope, risiko sistematis, turun menjadi 0.0005. Penurunan ini terus terjadi
dependen terhadap Rmt pada priode 5 hari sebelum peluncuran ISSI
εit = kesalahan residu yang secara (AARmin5) menjadi 0.0003 dan 5 hari sesudah
statistik Σ εit = nol peluncuran ISSI (AARplus5) yaitu menjadi -
Rmt = Return pasar, yang dihitung 0.0010. pada periode 10 hari dan 15 hari sesudah
dengan rumus : peluncuran ISSI (AARplus10 dan AARplus15)
besarnya AAR kembali naik menjadi -0.0008
Rmt = dan -0.0005.
HASIL
2. Uji Normalitas Data
1. Statistik deskriptif
Sebelum dilakukan uji one sample t-test dan
Data dalam penelitian ini dideskripsikan
paired sample t-test terlebih dahulu akan
dengan cara melihat average abnormal return
dilakukan uji normalitas data. Data yang
(AAR) selama 15 hari, 10 hari dan 5 hari sebelum
terdistribusi normal diharapkan dapat mewakili
dan sesudah peluncuran ISSI. Rerata nilai AAR
nilai populasi sehingga sampel yang dijadikan
untuk:
penaksir dapat mewakili populasi ketika ditarik
AARplus15 = -0.0005
kesimpulan tentang nilai populasi sebenarnya
AARmin15 = 0.0014
(Gujarati, 2007:67). Uji normalitas telah
AARplus10 = -0.0008
dilakukan pada data dengan menggunakan One
AARmin10 = 0.0005
Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk AAR
AARlus5 = -0.0010
sebelum dan AAR sesudah peluncuran ISSI.
AARmin5 = 0.0003
Dasar pengambilan keputusan uji Kolmogorov-
Pergerakan perubahan AAR dapat dilihat
Smirnov bahwa hipotesis nol (H0) ditolak jika
pada gambar 1 berikut.
probabilitas < 0.05 atau Kolmogorov-
Smirnovhitung > Kolmogorov-Smirnovtabel, maka
distribusi data tidak mengikuti distribusi normal
dan sebaliknya. Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa AAR 15 hari, 10 hari dan 5
hari sebelum dan sesudah peluncuran ISSI
adalah mengikuti distribusi normal, dengan nilai
Gambar 1 probabilitas > 0.05.
Grafik Pergerakan AAR Sebelum dan Hasil Perhitungan One Sample
Sesudah peluncuran ISSI Kolmogorov-Smirnov Test adalah:
AARplus 15 = 0.207
Gambar 1 diatas memperlihatkan perubahan AARmin15 = 0.114
AAR pada periode 15 hari, 10 hari dan 5 hari AARplus10 = 0.114
sebelum dan sesudah peluncuran ISSI. Nilai AARmin10 = 0.182
10. 8
AARplus5 = 0.788 sebagai good news oleh investor yang dapat
AARmin5 = 0.066 mengakibatkan meningkatnya jumlah pembelian
Dari hasil perhitungan tersebut saham yang tergabung ke dalam ISSI dan harga
disimpulkan bahwa sampel yang digunakan terdorong naik. Hal ini memperlihatkan bahwa
dalam penelitian ini terdistribusi dengan normal. tidak terdapatnya pasar efisien dalam bentuk
setengah kuat pada periode 15 hari sebelum
3. One Sample T-Tes peluncuran ISSI. Hasil ini mendukung teori yang
Pengujian dengan one sample t-test ini menyatakan jika pasar yang tidak efisien dalam
adalah untuk memperlihatkan apakah terdapat bentuk setengah kuat, maka akan ada lag dalam
AAR sebelum dan sesudah peluncuran ISSI. Jika penyesuaian harga terhadap informasi baru dan
Signifikansi<0.05 maka dapat dikatakan terdapat ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk
abnormal return. Hasil statistik one sample t-test mendapatkan abnormal return (Eduardus
untuk H1 dapat silihat pada Tabel 2 berikut: 2001:115). Sementara untuk periode 5 hari dan
10 hari sebelum dan sesudah ISSI serta 15 hari
sesudah ISSI menunjukkan terdapatnya pasar
Tabel 2 Hasil statistik one sample t-test modal yang efisien. Ini dikarenakan pada waktu
Sebelum Peluncuran ISSI tersebut harga yang terbentuk merupakan harga
Signifikansi Kesimpulan keseimbangan.
AARplus 15 0.287 > 0.05 H1 diterima Hasil pengamatan pengujian abnormal
AARplus10 0.177 > 0.05 H1 diterima return dengan menggunakan one sample t-test
AARplus5 0.132 > 0.05 H1 diterima ini dapat disimpulkan bahwa pada periode
Sumber: data diolah pangamatan 15 hari sebelum peluncuran ISSI, H1
diterima dan untuk periode pengamatan 10 hari
Sementara untuk H2 hasil secara statistik dan 5 hari sebelum peluncuran ISSI, H1 ditolak.
adalah sebagai berikut: Sementara pada periode pengamatan 15, 10, dan
5 hari sesudah peluncuran ISSI, H2 ditolak.
Tabel 3 Hasil statistik one sample t-test
Sesudah Peluncuran ISSI 4. Paired Sample T-Test
Signifikansi Kesimpulan Pengujian ini dialkukan untuk melihat
AARmin15 0.016 < 0.05 H2 ditolak apakah terdapat perbedaan antara AAR sebelum
AARmin10 0.410 > 0.05 H2 diterima dan sesudah peluncuran ISSI. Jika
AARmin5 0.684 > 0.05 H2 diterima signifikansi<0.05 hal tersebut menunjukkan
memang terdapat perbedaan antar sedelum dan
Sumber: data diolah
sesudah ISSI dan H3 diterima, sebaliknya. Hasil
statistik pengujian paired sample t-test adalah
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut:
investor telah mengantisipasi informasi ISSI
bahkan jauh sebelum ISSI diluncurkan. Adanya
abnormal return yang positif signifikan pada Tabel 4 Hasil statistik Paired sample t-test
periode 15 hari sebelum peluncuran ISSI Sebelum dan Sesudah Peluncuran ISSI
mengindikasikan bahwa investor telah menduga Signifikansi Keputusan
informasi ISSI ini akan direspon positif oleh AARplus15- 0.009 < 0.05 H3 diterima
pasar. Sehingga pengumuman ISSI diterima AARmin15
11. 9
AARplus10- 0.104 > 0.05 H3 ditolak MUI/III/2011 tentang penerapan prinsip syariah
AARmin10 dalam perdagangan efek pada bulan Maret 2011.
AARplus5- 0.159 > 0.05 H3 ditolak Penerbitan fatwa ini direspon sebagai signal
AARmin5 positif oleh investor sehingga informasi
Sumber: data diolah mengenai ISSI direspon lebih awal dan pada
saaat peluncuran informasi tidak lagi
Tidak terdapatnya perbedaan AAR pada berpengaruh karena harga yang terjadi sudah
periode pengamatan 5 hari dan 10 hari bergerak menuju keseimbangan.
peluncuran ISSI menunjukkan bahwa pada
rentang waktu tersebut investor tidak lagi KETERBATASAN
merespon informasi penetapan ISSI. Sementara a. Penelitian ini hanya mengestimasi pada
untuk waktu 15 hari penetapan ISSI periode pengamatan 15 hari, 10 hari dan
menunjukkan reaksi yang berbeda dimana 5 hari sebelum dan sesudah
terdapat perbedaan yang signifikan antara pengumuman ISSI.
sebelum dan sesudah peristiwa ISSI. Perbedaan b. Penelitian ini belum mempertimbangkan
AAR yang terjadi ini dimungkinkan karena pada pergerakan volume perdagangan
periode AARmin15 investor merespon informasi sahamnya dan faktor eksternal lain yang
yang ditunjukkan dengan adanya abnormal dapat berpengaruh.
return sementara pada AARplus15 return yang
terjadi adalah return menuju keseimbangan. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Karena, efisiensi pasar berdasarkan distribusi Abdul Manan. (2009). Aspek Hukum dalam
informasi dimana harga sekuritas terbentuk Penyelenggaraan Investasi di Pasar
setelah setiap orang memiliki informasi yang Modal Syariah Indonesia. rev- ed.
terdistribusi secara merata. Dan pasar akan Jakarta: Kencana.
merespon informasi-informasi yang masuk dan
Anonim. (2011). Fatwa Dewan Syariah
bagaimana informasi tersebut bisa
Nasional No:80/DSN-MUI/III/2011
mempengaruhi pergerakan harga sekuritas
tenteng Penerapan Prinsip Syariah
menuju harga keseimbangan yang baru. (Rizka,
dalam Mekanisme Perdagangan Efek
2011:67). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa
disimpulkan bahwa untuk periode pengamatan
Efek. Jakarta: Dewan Syariah Nasional-
15 hari H3 diterima sedangkan untuk periode
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
pengamatan 10 hari dan 5 hari H3 ditolak.
Bodie, Zvi, Alex Kane, dan Alan J. Marcus.
IMPLIKASI PENELITIAN (2006). Investmets (Zulaini Dalimunthe
Berdasarkan hasil penelitian secara jelas dan Budi Wibowo. Terjemahan). Ed-6.
tampak bahwa abnormal return hanya terjadi Jakarta: Salemba Empat. Buku asli
pada periode pengamatan 15 hari sebelum ISSI. diterbitkan tahun 2005.
Sedangkan untuk periode setelahnya tidak
tampak adanya abnormal return. Hal tersebut Eduardus Tandelilin. (2001). Analisis Investasi
dimungkinkan terjadi karena rencana untuk dan Manajemen Portofolio.
dibentuknya ISSI ini telah ada sebelumnya yang BPFE:Yogyakarta.
ditandai dengan diterbitkannya fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI) No.80/DSN-
12. 10
Gredia Wanalita. (2007). “Analisis Reaksi Pasar Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha, Soffy
Terhadap Perusahaan yang Tergabung Susilowati. (2000). “Pengaruh Stock
dalam Kelompok Jakarta Islamic Index Split Terhadap Likuiditas dan Return
di Bursa Efek Jakarta Periode 2004- Saham di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal
2005”. Skripsi. FE-UII. Manajemen & Kewirausahaan. Vol .2.
Hal: 1 – 13. http://puslit.petra.ac.id/
Gujarati, Damondar N. (2007). Dasar-dasar journals/management/. Tanggal akses 9
Ekonometrika (Julius A. Mulyadi. Desember 2011.
Terjemahan). Ed-3. Jakarta: Erlangga.
Zulfadhli. (2010). “Analisis Return Sebelum dan
Jogiyanto Hartono. (2009). Teori Portofolio dan Sesudah Righ Issue pada Perusahaan
Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Go Publik di Bursa Efek Indonesia
Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Tahun 2005-2009”. Skripsi. UNP.
Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Ngapon. (2005). “Semarak Pasar Modal
Syariah”. Warta Bapepeam.
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal
/publikasi_pm/info_pm/warta/2005_apri
l/semarak_syariah.pdf . Tanggal akses
15 Desember 2011.
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution.
(2008). Investasi Pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta: Kencana.
Pengumuman oleh Kepala Divisi Pemegang
Saham Bursa Efek Indonesia No. Peng-
00097/ BEI.PSH/05-20.11 tanggal 11
Mei 2011.
Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, dan
Jeffery V. Bailey. (2005). Investasi
(Pristina Hermastuti dan Doddy
Prastuti. Terjemahan). Ed-6. Jakarta:
Indeks. Buku asli diterbitkan tahun
1995.
Suad Husnan. (2001). Dasar-Dasar Teoti
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed-3.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
13. 11
Lampiran 1. Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Saham
1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk.
2 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
3 ASIA PT Asia Natural Resources Tbk.
4 ASII PT Astra International Tbk.
5 ASRI PT Alam Sutera Reality Tbk.
6 AUTO PT Astra Otoparts Tbk.
7 BAYU PT Bayu Buana Tbk.
8 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk.
9 BISI PT BISI International Tbk.
10 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk.
11 BMTR PT Global Mediacom Tbk.
12 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk.
13 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk.
14 BWPT PT BW Plantation Tbk.
15 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk.
16 COWL PT Cowell Development Tbk.
17 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
18 DGIK PT Duta Graha Indah Tbk.
19 DILD PT Intiland Development Tbk.
20 ELSA PT Elnusa Tbk.
21 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk.
22 EPMT PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
23 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk.
24 GDST PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
25 GOLD PT Golden Retailindo Tbk.
26 GREN PT Evergreen Invesco Tbk.
27 GZCO PT Gozco Plantations Tbk.
28 HRUM PT Harum Energy Tbk.
29 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
30 INAF PT Indofarma Tbk.
31 INCO PT International Nickel Indonesia Tbk.
32 INDR PT Indo-Rama Synthetics Tbk.
33 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
34 INVS PT Inovisi Infracom Tbk.
35 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
36 KAEF PT Kimia Farma Tbk.
37 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk.
38 KBRI PT Kertas Basucki Rachmat Indonesia Tbk.
39 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk.
40 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk.
41 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.
42 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk.