SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
            MAKALAH MATA KULIAH GELOMBANG


cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
                “GELOMBANG INTERFERENSI”




wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
                          Disusun oleh:

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
                      1. Berlianti Mandasari (
                        2. Azaliah Meizalla (

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
                         3. Rida Maianti (
                          4. Puspita Sari (

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
                        5. Dwi Agustine A. (
                   6. Revi Celviani (06091011037)


opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
                     7. Fitriyana (06091011039)
                 8. Umar Komarudin (06091011041)
                        9. Fahjri Asrullah (

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
             PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
          FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
                  UNIVERSITAS SRIWIJAYA
                              2011


opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
INTERFERENSI

Pengertian Interferensi

       Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya
adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.




       Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu
dengan lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu
apertur (celah titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik
interferensi, difraksi, maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting
untuk dipahami dalam upaya mengenali beberapa aplikasi gelombang.

       Ketika dua gelombang berinteraksi, prinsip superposisi mengatakan bahwa
fungsi gelombang yang dihasilkan merupakan penjumlahan kedua fungsi
gelombang pembentuk itu masing masing. Fenomena ini umumnya merupakan
penjelasan tentang interferensi. Bayangkan suatu kasus dimana butir butir air
menetes ke dalam sebuah bak berisi air. Bila setiap tetes air menyentuk
permukaan air di bak, maka akan terbentuk gelombang melingkar di permukaan
air tersebut. Bila kita meneteskan air di tempat lain, maka tetesan itupun akan
membentuk suatu gelombang melingkar yang baru. Dan bila kedua kelombang
tersebut saling bertemu, akan terjadi saling tumpang tindih diantara kedua
gelombang tersebut. Pada titik titik dimana kedua gelombang tadi bertemu,
gelombang yang terjadi akan merupakan penjumlahan antara kedua gelombang
asalnya.

       Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan
gelombang cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang
kamu lihat dalam gelembung sabun, spektrum warna opal, dan kilauan warna dari
beberapa bulu burung. Di sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya
berada dalam fase, dengan bukit dan lembah saling menguatkan, membentuk
daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase, dengan bukit dan lembah yang
berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat berbagai variasi cara untuk
memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang maupun daerah
suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang gelombang
cahaya.

   Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik
tertinggi) gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih
besar. Ketika bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang
bertemu, gelombang saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah
disebut fase.



Syarat Kondisi Interferensi



   1. Dua buah gelombang akan menghasilkan pola interferensi yang stabil jika
       memiliki frekuensi yang sama.
   2. Perbedaan frekuensi yang signifikan mengakibatkan beda fasa yang
       bergantung waktu, sehingga I12 = 0.
   3. Jika sumber memancarkan cahaya putih, maka komponen merah
       berinterferensi dengan merah, biru dengan biru dst.
4. Jika sumbernya monokromatik, maka pola interferensi adalah hitam-putih.
   5. Kedua sumber cahaya harus bersifat koheren (Kedua sumber cahaya
       mempunyai beda fase,frekuensi dan amplitude sama)
   6. Pola interferensi akan terlihat jelas, jika sumber memiliki amplitudo yang
       hampir sama atau sama.
   7. Daerah pusat dari pola terang atau gelap menunjukkan interferensi yang
       konstruktif atau destruktif sempurna.
   8. Sumber harus sefasa, atau memiliki beda fasa yang konstan, sehingga
       disebut koheren, baik koheren ruang maupun koheren waktu.
   9. Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi
       lain, termasuk cahaya natural/alami (Hukum Fresnel-Arago)

Interferensi Gelombang

       Jika kedua gelombang memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang
sama memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut
berlawanan fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan
pada setiap seal yang sama memiliki arah simpangan yang berlawanan.

Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah
tangki rink (ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami
interferensi, jika pertemunan kedua gelombang saling menguatkan, disebut
interfreusi maksimum atau interferensi konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada
titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan
gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi
destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.




                    Interferensi konstruktif dua gelombang harmonik
Interferensi destruktif dua gelombang harmonik




       Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa
yang sama sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang
mempunyai beda fasa sebesar p.




Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena
perbedaan jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.
Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan
panjang lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka




                    M adalah bilangan bulat 0,1,2,...


       Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus di suatu
tempat, maka sumber-sumber gelombangnya harus menghasilkan gelombang
yang koheren.




                Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap




Interferensi Cahaya

       Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar
hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya
harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase
tetap. Warna-warni pelangi menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah
gabungan gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan
tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burng merah dan
burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan. Tetapi karna terjadi interferensi
konstruktif dan distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis.
Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu
adalah gelombang.

       Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga
prinsip superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi
(konstruktif dan destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya.
Untuk menghasilkan dua gelombang yang sefasa (koheren), digunakan satu
sumber cahaya monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit.

         Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase 0, 2��� , 4 ��� ,..../ 0,
��� , 2 ��� , 3 ��� ,....) maka yang terjadi adalah interferensi konstruktif9 saling
menguatkan) dan gelombang memiliki amplitudo maksimum. Sedangkan ketika
gelombang yang berpadu berlawanan fase ( beda fase: ��� , 3 ��� , 5 ��� , .../ ½ ��� , 1 ½
��� ,...) maka yang terjadi adalah interferensi destruktif ( saling melemahkan) an
gelombang memiliki amplitudo nol.
                                   Layar         Intensitas cahaya di P adaah resultan
                                                 intensitas cahaya datang dari S1 dan S2.
                                         P
                                             y
                                                        Lintasan S1P lebih pendek
              S1                                        daripada lintasan S2P.
                                     o
          d                                             Selisihnya disebut beda
Sumber        S2   R                                    lintasan.
cahaya        Q                                         Apabila S2P dipotong di titik R
                                                        maka lintasan S1P= RP
                          L                                    S2P- S1P = S2R



         Sudut OQP = sudut S2 S1R karena di depan sudut             adlah 90° (sama)
         sehingga nya juga sama.




         Interferensi maksimum terjadi jika fase sama, karena sefase maka ini
         terjadi pada pita terang ( interferensi konstruktif) sehingga beda
         lintasannya;



                                     n= 0, 1,2,3,...
Interferensi minimum terjadi jika berlawana fase (Destruktif) atau beda
lintasannya ½ , 1 ½ , 2 ½ ,...




                   n = ½ , 1 ½ , 2 ½ ,...


Jarak pita terang dan gelap ke ke-n ke terang pusat


     Untuk pita terang                      Untuk pita gelap

             , sin ≈ tan   ≈

More Related Content

What's hot

2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiRidho Pasopati
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
PPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxPPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxWildanAngelou
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12Nabila Nursafera
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi 240297
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisWaQhyoe Arryee
 
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTSUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTameliarizkap
 

What's hot (20)

2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
PPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxPPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptx
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Bab Relativitas
Bab RelativitasBab Relativitas
Bab Relativitas
 
Fisika TERMODINAMIKA
Fisika TERMODINAMIKAFisika TERMODINAMIKA
Fisika TERMODINAMIKA
 
Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi
 
Radioaktif ppt
Radioaktif pptRadioaktif ppt
Radioaktif ppt
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisis
 
Sudut deviasi
Sudut deviasiSudut deviasi
Sudut deviasi
 
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTSUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
 
sinar x
sinar xsinar x
sinar x
 

Similar to Makalah interferensi

Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiAnnis Kenny
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikfahmi sahab
 
Pemanfaatan Gelombang Cahaya Secara Tradisional
Pemanfaatan Gelombang Cahaya Secara TradisionalPemanfaatan Gelombang Cahaya Secara Tradisional
Pemanfaatan Gelombang Cahaya Secara TradisionalKomarudin Muhamad Zaelani
 
interferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiinterferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiannisnuruli
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahayaprihase
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxssuser286a3e
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaRizka Aprilia
 
Ppt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangPpt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangRini Fakhrunnisa
 
Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2Erni Listyowati
 
Interferensi
InterferensiInterferensi
Interferensifanda_eka
 
pres_5_fis.pptx
pres_5_fis.pptxpres_5_fis.pptx
pres_5_fis.pptxCVLK2
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssadeenurhayati
 

Similar to Makalah interferensi (20)

Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksi
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik
 
Home
HomeHome
Home
 
Pemanfaatan Gelombang Cahaya Secara Tradisional
Pemanfaatan Gelombang Cahaya Secara TradisionalPemanfaatan Gelombang Cahaya Secara Tradisional
Pemanfaatan Gelombang Cahaya Secara Tradisional
 
interferensi cahaya
interferensi cahayainterferensi cahaya
interferensi cahaya
 
interferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiinterferensi dan difraksi
interferensi dan difraksi
 
Gejala Gelombang
Gejala GelombangGejala Gelombang
Gejala Gelombang
 
Bahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyayaBahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyaya
 
Fisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahayaFisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahaya
 
sifat-sifat gelombang
sifat-sifat gelombangsifat-sifat gelombang
sifat-sifat gelombang
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptx
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
 
Ppt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangPpt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombang
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2
 
Interferensi
InterferensiInterferensi
Interferensi
 
pres_5_fis.pptx
pres_5_fis.pptxpres_5_fis.pptx
pres_5_fis.pptx
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 

More from Fitriyana Migumi

konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekasFitriyana Migumi
 
Makalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikMakalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikFitriyana Migumi
 
Proposal pia untuk sponsor
Proposal pia untuk sponsorProposal pia untuk sponsor
Proposal pia untuk sponsorFitriyana Migumi
 
Etika dan keamanan dalam teknologi informasi
Etika dan keamanan dalam teknologi informasiEtika dan keamanan dalam teknologi informasi
Etika dan keamanan dalam teknologi informasiFitriyana Migumi
 
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUS
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUSTRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUS
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUSFitriyana Migumi
 
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisikacontoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisikaFitriyana Migumi
 
desain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolahdesain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolahFitriyana Migumi
 
Pembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruPembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruFitriyana Migumi
 
Pembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruPembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruFitriyana Migumi
 
Gelombang harmonik (makalah)
Gelombang harmonik (makalah)Gelombang harmonik (makalah)
Gelombang harmonik (makalah)Fitriyana Migumi
 

More from Fitriyana Migumi (20)

semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
 
Makalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikMakalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetik
 
Proposal pia untuk sponsor
Proposal pia untuk sponsorProposal pia untuk sponsor
Proposal pia untuk sponsor
 
Proposal pia 2011
Proposal pia 2011Proposal pia 2011
Proposal pia 2011
 
Etika dan keamanan dalam teknologi informasi
Etika dan keamanan dalam teknologi informasiEtika dan keamanan dalam teknologi informasi
Etika dan keamanan dalam teknologi informasi
 
Konsep fasor
Konsep fasorKonsep fasor
Konsep fasor
 
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUS
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUSTRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUS
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT ARUS
 
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisikacontoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
 
desain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolahdesain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolah
 
Sistem banyak partikel
Sistem banyak partikelSistem banyak partikel
Sistem banyak partikel
 
sistem banyak partikel
sistem banyak partikelsistem banyak partikel
sistem banyak partikel
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Pembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruPembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baru
 
Pembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruPembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baru
 
Gelombang harmonik
Gelombang harmonikGelombang harmonik
Gelombang harmonik
 
Gelombang harmonik (makalah)
Gelombang harmonik (makalah)Gelombang harmonik (makalah)
Gelombang harmonik (makalah)
 
GALILEO DAN FISIKA BARU
GALILEO DAN FISIKA BARUGALILEO DAN FISIKA BARU
GALILEO DAN FISIKA BARU
 
Anggota tata surya
Anggota tata suryaAnggota tata surya
Anggota tata surya
 

Makalah interferensi

  • 1. qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx MAKALAH MATA KULIAH GELOMBANG cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq “GELOMBANG INTERFERENSI” wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Disusun oleh: hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc 1. Berlianti Mandasari ( 2. Azaliah Meizalla ( vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq 3. Rida Maianti ( 4. Puspita Sari ( wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui 5. Dwi Agustine A. ( 6. Revi Celviani (06091011037) opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg 7. Fitriyana (06091011039) 8. Umar Komarudin (06091011041) 9. Fahjri Asrullah ( hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011 opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
  • 2. INTERFERENSI Pengertian Interferensi Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan. Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik interferensi, difraksi, maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting untuk dipahami dalam upaya mengenali beberapa aplikasi gelombang. Ketika dua gelombang berinteraksi, prinsip superposisi mengatakan bahwa fungsi gelombang yang dihasilkan merupakan penjumlahan kedua fungsi gelombang pembentuk itu masing masing. Fenomena ini umumnya merupakan penjelasan tentang interferensi. Bayangkan suatu kasus dimana butir butir air menetes ke dalam sebuah bak berisi air. Bila setiap tetes air menyentuk
  • 3. permukaan air di bak, maka akan terbentuk gelombang melingkar di permukaan air tersebut. Bila kita meneteskan air di tempat lain, maka tetesan itupun akan membentuk suatu gelombang melingkar yang baru. Dan bila kedua kelombang tersebut saling bertemu, akan terjadi saling tumpang tindih diantara kedua gelombang tersebut. Pada titik titik dimana kedua gelombang tadi bertemu, gelombang yang terjadi akan merupakan penjumlahan antara kedua gelombang asalnya. Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang kamu lihat dalam gelembung sabun, spektrum warna opal, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan lembah saling menguatkan, membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase, dengan bukit dan lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat berbagai variasi cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang maupun daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang gelombang cahaya. Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi) gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase. Syarat Kondisi Interferensi 1. Dua buah gelombang akan menghasilkan pola interferensi yang stabil jika memiliki frekuensi yang sama. 2. Perbedaan frekuensi yang signifikan mengakibatkan beda fasa yang bergantung waktu, sehingga I12 = 0. 3. Jika sumber memancarkan cahaya putih, maka komponen merah berinterferensi dengan merah, biru dengan biru dst.
  • 4. 4. Jika sumbernya monokromatik, maka pola interferensi adalah hitam-putih. 5. Kedua sumber cahaya harus bersifat koheren (Kedua sumber cahaya mempunyai beda fase,frekuensi dan amplitude sama) 6. Pola interferensi akan terlihat jelas, jika sumber memiliki amplitudo yang hampir sama atau sama. 7. Daerah pusat dari pola terang atau gelap menunjukkan interferensi yang konstruktif atau destruktif sempurna. 8. Sumber harus sefasa, atau memiliki beda fasa yang konstan, sehingga disebut koheren, baik koheren ruang maupun koheren waktu. 9. Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk cahaya natural/alami (Hukum Fresnel-Arago) Interferensi Gelombang Jika kedua gelombang memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama memiliki arah simpangan yang berlawanan. Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink (ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi, jika pertemunan kedua gelombang saling menguatkan, disebut interfreusi maksimum atau interferensi konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya berlawanan fase. Interferensi konstruktif dua gelombang harmonik
  • 5. Interferensi destruktif dua gelombang harmonik Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa sebesar p. Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena perbedaan jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.
  • 6. Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka M adalah bilangan bulat 0,1,2,... Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus di suatu tempat, maka sumber-sumber gelombangnya harus menghasilkan gelombang yang koheren. Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap Interferensi Cahaya Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. Warna-warni pelangi menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan. Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang. Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga prinsip superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi (konstruktif dan destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya.
  • 7. Untuk menghasilkan dua gelombang yang sefasa (koheren), digunakan satu sumber cahaya monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit. Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase 0, 2��� , 4 ��� ,..../ 0, ��� , 2 ��� , 3 ��� ,....) maka yang terjadi adalah interferensi konstruktif9 saling menguatkan) dan gelombang memiliki amplitudo maksimum. Sedangkan ketika gelombang yang berpadu berlawanan fase ( beda fase: ��� , 3 ��� , 5 ��� , .../ ½ ��� , 1 ½ ��� ,...) maka yang terjadi adalah interferensi destruktif ( saling melemahkan) an gelombang memiliki amplitudo nol. Layar Intensitas cahaya di P adaah resultan intensitas cahaya datang dari S1 dan S2. P y Lintasan S1P lebih pendek S1 daripada lintasan S2P. o d Selisihnya disebut beda Sumber S2 R lintasan. cahaya Q Apabila S2P dipotong di titik R maka lintasan S1P= RP L S2P- S1P = S2R Sudut OQP = sudut S2 S1R karena di depan sudut adlah 90° (sama) sehingga nya juga sama. Interferensi maksimum terjadi jika fase sama, karena sefase maka ini terjadi pada pita terang ( interferensi konstruktif) sehingga beda lintasannya; n= 0, 1,2,3,...
  • 8. Interferensi minimum terjadi jika berlawana fase (Destruktif) atau beda lintasannya ½ , 1 ½ , 2 ½ ,... n = ½ , 1 ½ , 2 ½ ,... Jarak pita terang dan gelap ke ke-n ke terang pusat  Untuk pita terang  Untuk pita gelap , sin ≈ tan ≈