2. Apa yang Berubah?
Ilmu –Teknologi – Sosial – Budaya –
Ekonomi:
• Kecepatan
• Interaksi
• Variasi
• Kualitas
• ...
Data Informasi Pengetahuan Kearifan
3. Teknologi Pengetahuan
• Teknologi Informasi:
–Hukum Wiener...
• Teknologi Komunikasi:
–Hukum Metcalfe
• Teknologi Komputasi:
–Hukum Moore
• Teknologi Otomasi
–Hukum Ford
4. Pengaruh Terhadap Pembelajaran
• Berpengaruh terhadap pembelajaran:
– Dimana tanpa sekat jarak (supply/demand)
– Kapan tanpa sekat hari/jam
– Siapa tanpa sekat pribadi
– Apa tanpa sekat pengajaran
• Konsep universal pengetahuan:
– Tidak berlaku hukum kekekalan massa
– Tidak berlaku hukum konservasi energi
– Tidak berlaku hukum beda potensial
Guru?
Kelas?
Murid?
Mapel?
5. 5
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamat]
- Questioning [menanya]
- Experimenting [mencoba]
- Associating [menalar]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
5
Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan
hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan
yang berbasis kreativitas (sampai 200%)
6. Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity:
what can we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian,
• memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan
spontan/ekspresif
6
7. TIMSS membagi soal-soalnya menjadi empat katagori:
– Low mengukur kemampuan sampai level knowing
– Intermediate mengukur kemampuan sampai level
applying
– High mengukur kemampuan sampai level reasoning
– Advance mengukur kemampuan sampai level
reasoning with incomplete information
Model Soal TIMSS
7
8. Hanya 5% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan advance
[memerlukan reasoning], sedangkan 71% siswa Korea sanggup. Dalam perspektif lain, 78%
siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah [hanya memerlukan
knowing, atau hafalan] , sedangkan hanya 10% siswa Korea yang hanya dapat mengerjakan soa-
soal semacam itu. Perlunya mengembangkan kurikulum yang menuntut penguatan reasoning
Refleksi dari Hasil TIMSS 2007
Knowing
Applying
Reasoning
9. Hukum Kreativitas
• Kreativitas adalah menular
• Kreativitas adalah benda gas
• Kreativitas tidak dibatasi oleh sumber
daya tetapi oleh imaginasi
• Berlaku hukum universal pengetahuan
10. Pesan Sejalan Dengan Kurikulum 2013
• “Education is what survives when what has been learnt
has been forgotten.” Skinner (pendidikan adalah sesuatu
yang masih teringat ketika apa yang telah dipelajari
terlupakan)
• “Education is what remains after one has forgotten what
one has learned in school.” Einstein (pendidikan adalah
sesuatu yang tertinggal setelah apa yang dipelajari)
• "A man paints with his brains and not with his hands.“
Michelangelo (manusia menggambar dengan pikiran dan
tidak dengan tangan)
• “Scientists are not those who gave the right answers, but
those who raised the right questions” Levi-Strauss
(ilmuwan bukanlah mereka yang memberikan jawaban
betul melainkan mereka yang mengajukan
persoalan/pertanyaan yang benar)
11. Pembentukan Kompetensi Melalui
Pembelajaran dan Pemanfaatannya
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
Keteram-
pilan
Sikap
Pembelajaran K-S-A
Pemanfaatan A-S-K
Belajar
Mengap
a
Belajar Apa
Belajar
Bagaimana
11
12. Perubahan yang Mempengaruhi Pola Pikir
12
No Rumusan Kurikulum 2013
1 Pembelajaran disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan
2 Lintasan yang berbeda untuk proses pembentukan tiap kompetensi
3 Keterampilan ditekankan pada keterampilan berfikir menuju terbentuknya
kreativitas. Kemampuan psikomotorik adalah penunjang keterampilan.
4 Pembelajaran melalui pendekatan saintifik:
-Mengamati
-Menanya
-Mencoba
-Menalar
-Mengkomunikasikan
(berlaku untuk semua mata pelajaran/tema)
5 Model Pembelajaran:
-Discovery learning
-Project based learning
-Collaborative learning
13. Perubahan Pola Pikir Pembelajaran SD/MI
No Rumusan Kurikulum Baru
1 Tidak mengenal mata pelajaran:
-Merujuk kepada kompetensi inti yang bebas mata pelajaran
-Pembelajaran terpadu
2 Diawali dengan mengajak siswa untuk mengamati dan menanya:
-Menahan diri untuk memberitahu
-Menahan diri untuk tidak banyak bertanya, mengajak siswa untuk bertanya
3 Bahasa Indonesia sebagai penghela pengetahuan diawali dan diakhiri dengan
penguatan Bahasa Indonesia
4 Keterampilan berbahasa (semi formal dan formal) harus didahulukan dari
keterampilan lainnya
5 Matematika bukan berhitung: ada pola, bentuk, dll, PJOK-SBK juga bukan
keterampilan psikomotorik, ....
6 Keterampilan dapat berbentuk penyajian dan tindakan
7 Memberi motivasi, membuat siswa menggemari pelajaran dan pembelajarannya
13
14. Perubahan Pola Pikir Pembelajaran SMP/MTs
No Rumusan Kurikulum Baru
1 Penguatan pengetahuan prosedural. Semua mata pelajaran
menekankan pentingnya prosedur: detil, logis, sistematis algoritmis.
Kebenaran prosedur lebih penting dari kebenaran hasil
2 Transisi dari konkret ke abstrak. Semua mata pelajaran berangkat dari
pengamatan terhadap benda/kejadian/kegiatan konkret kemudian
dibahas melalui abstraksinya
3 IPS dan IPA tidak mengenal bidang ilmu turunannya, diajarkan sebagai
satu kesatuan dengan pembahasan yang kontekstual:
-IPS melalui pemilihan tema modal pembangunan: SDL-I, SDA, SDM,
SDS-B...
-IPA melalui pemilihan tema objek IPA: klasifikasi, transformasi,
interaksi,
4 Semua mapel meminta siswa mempraktekkan pengetahuan yang telah
dipelajarinya
14
15.
16. Kerucut Pengalaman Belajar
Mengerjakan Hal yang Nyata
Melakukan Simulasi
Bermain Peran
Menyajikan/Presentasi
Terlibat dalam Diskusi
Lihat Demonstrasi
Lihat Video/Film
Lihat Gambar/
Diagram
Dengarkan
Tingkat keterlibatan
Verbal
Visual
Terlibat
Berbuat
Yang diingat
setelah 2 minggu
10%
20%
30%
50%
70%
90%
Baca
(Edgar Dole, Audio-Visual Methods in Technology, Holt, Rinehart and Winston)
Aktif
Pasif
17. Perubahan Pola Pikir
No Pola Pikir
1 Guru dan Buku Teks bukan satu-satunya sumber belajar
2 Kelas bukan satu-satunya tempat belajar
3 Belajar dapat dari lingkungan sekitar
4 Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu
5 Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering
bertanya
6 Menekankan pentingnya kolaborasi Guru dan siswa adalah
rekan belajar
7 Proses nomer satu, hasil nomer dua
8 Teaching Tutoring
9 Siswa memiliki kekhasan masing-masing
17
18. Ilmu Pengetahuan Sosial – SMP/MTs
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2 Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat
dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3 Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
18
19. Ilmu Pengetahuan Alam – SMP/MTs
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah antara
Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika,
Kimia, Biologi
2 Tidak ada platform, semua kajian
berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait
dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda
tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi
biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk
ikatan yang stabil.
3 Materi ilmu bumi dan anta-riksa
masih belum memadai [sebagian
dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai
dengan standar internasional
4 Materi kurang mendalam dan
cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis
dan analitis sesuai dengan standar internasional
5 Diajarkan oleh guru berbeda (team
teaching) dengan sertifikasi
berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih
mendalam pada jenjang selanjutnya
19
20. Matematika – SMP/MTs
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1 Langsung masuk ke materi abstrak Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke
semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2 Banyak rumus yang harus dihafal
untuk menyelesaikan permasalahan
(hanya bisa menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-
rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan
tetapi juga memahami asal-usulnya)
3 Permasalahan matematika selalu
diasosiasikan dengan [direduksi
menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa
angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4 Tidak membiasakan siswa untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5 Metode penyelesaian masalah yang
tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6 Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan
statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar
internasional
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
20
21. Bahasa Indonesia/Inggris – SMP/MTs
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1 Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2 Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3 Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis,
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4 Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5 Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan
secara spontan
21
22. Pend. Pancasila dan Kewarganegaran-SMP/MTs
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru
1 Materi disajikan berdasarkan
empat pilar dengan
pembahasan yang terpisah-
pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan
menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan
keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter
bangsa
2 Materi disajikan berdasarkan
pasokan yang ada pada
empat pilar kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas,
dan aturan)
3 Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai
warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
4 Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata
dan sikap keseharian.
22
23. Perubahan Perilaku Guru
23
dari ke
Mulut besar banyak
ceramah=memberi tahu
Mulut kecil sedikit
ceramah= siswa lebih
banyak mencari tahu
Mata kecil = tidak
memperhatikan siswa
yang memerlukan
motivasi
Mata besar=
memperhatikan siswa yang
memerlukan motivasi
Telinga kecil = kurang
mendengarkan keluhan
dan kebutuhan siswa
yang masing-masingnya
mempunyai kekhasan
Telinga besar =
mendengarkan keluhan
dan kebutuhan siswa yang
masing-masingnya
mempunyai kekhasan
Telunjuk jentik = sering
mengancam/menekan
siswa jika melakukan
kesalahan sehingga siswa
kurang kreatif
Tangan terbuka =
“Welcome” terhadap
kesalahan siswa sehingga
siswa aktif