Dokumen ini membahas tentang analisis sinyal kecil, termasuk jenis-jenis penguat transistor dan titik kerjanya. Ada tiga jenis penguat transistor berdasarkan titik kerjanya, yaitu penguat kelas A yang bekerja pada setengah tegangan VCC, penguat kelas B yang hanya bekerja bila ada sinyal input diatas 0.6 Volt, dan penguat kelas C yang hanya menguatkan puncak sinyal.
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
ANALISIS PENDEK
1. ANALISIS SINYAL KECIL
Nama : Gyani Ubaydillah
Nim : 1410502055
Prodi : Teknik Mesin S1
Dosen Penggajar : R.Suryoto Edy Raharjo,S.T.,M.Eng
Fakultas Teknik
Universitas Tidar
2. Daftar Isi
• Daftar Isi
• Kata Pengantar
• Macam-Macam Transistor Penguat Sinyal
• Titik Kerjanya Penguat Transistor
• Penutup
3. Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenan-
NYA tugas tentang “karakteristik Transistor “ dapat
diselesaikan.Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk
memberikan gambaran mengenai kerja transistor, beberapa
simbol dari transstor, dan tipe-tipe transistor.
Harapan saya semoga silde ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi slide ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Slide ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan slide
ini.
4. 1. Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat Common Base
Penguat Common Base adalah penguat yang
kaki basis transistor di groundkan, lalu input di masukkan
ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat
Common Base mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
Penguat Common base mempunyai karakter
sebagai berikut :
1. Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input
sehingga meminimalkan efek umpan balik.
2. Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi
sehingga cocok untuk penguat sinyal kecil (pre amplifier).
3 Sering dipakai pada penguat frekuensi tinggi pada
jalur VHF dan UHF. Bisa juga dipakai sebagai buffer atau
penyangga
5. 2. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki
emitor transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai
karakter sebagai penguat tegangan
Penguat Common Emitor mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
a) Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat
terhadap sinyal input.
b) Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya
umpan balik positif, sehingga sering dipasang umpan
balik negatif untuk mencegahnya.
c) Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah
(terutama pada sinyal audio).
d) Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah
karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias
transistor.
6. 3. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki
kolektor transistor di groundkan, lalu input di masukkan
ke basis dan output diambil pada kaki emitor. Penguat
Common Collector juga mempunyai karakter sebagai
penguat arus .
Penguat Common Collector mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
@Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input (jadi
tidak membalik fasa seperti Common Emitor)
@Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1.
@Mempunyai penguatan arus samadengan HFE
transistor.
@Cocok dipakai untuk penguat penyangga (buffer)
karena mempunyai impedansi input tinggi dan
mempunyai impedansi output yang rendah.
7. Berdasarkan titik kerjanya penguat
transistor ada tiga jenis, yaitu:
1. Penguat Kelas A
Penguat kelas A adalah penguat yang titik kerja
efektifnya setengah dari tagangan VCC penguat. Untuk
bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang
menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk
menerima sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A
menjadi penguat dengan efisiensi terendah namun
dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil.
Sistem bias penguat kelas A yang populer adalah sistem
bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan balik
kolektor. Melalui perhitungan tegangan bias yang tepat
maka kita akan mendapatkan titik kerja transistor tepat
pada setengah dari tegangan VCC penguat. Penguat
kelas A cocok dipakai pada penguat awal (pre amplifier)
karena mempunyai distorsi yang kecil.
8. 2. Penguat Kelas B
Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja
berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk.
Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.
Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B
berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal
input dengan level diatas 0.6Volt (batas tegangan bias
transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi
karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena
ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak
bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini
menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi
cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus
bagian atas dan bagian bawah.
9. 3. Penguat kelas C
Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B, yaitu
titik kerjanya berada di daerah cut-off transistor.
Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu
transistor untuk bekerja normal tidak seperti kelas B
yang harus menggunakan dua transistor (sistem push-
pull). Hal ini karena penguat kelas C khusus dipakai
untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan
hanya puncak-puncak sinyal saja.
Penguat kelas C tidak memerlukan fidelitas, yang
dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal sehingga
tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C
dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Pada penguat
kelas C sering ditambahkan sebuah rangkaian
resonator LC untuk membantu kerja penguat. Penguat
kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 %
namun dengan fidelitas yang rendah.